Post on 29-Jul-2015
Berdasarkan arahan pengembangan kawasan prioritas pada rencana tata
ruang wilayah kota Denpasar, kawasan Desa Kesiman Petilan memilki
fungsi sebagai pusat perdagangan kota, pusat perdagangan wilayah / sub
kota, pusat pemerintahan Tk. I dan Tk. II, pusat pendidikan tinggi dan
kebudayaan, kawasan Permukiman dengan kepadatan 300 – 400 jiwa / ha,
kawasan ryuang terbuka hijau, taman kota, budaya dan bangunan kuno. Tata
bangunan pada tapak adalah sebagai berikut :
a. KDB : Maksimum 50%
b. KLB : Maksimum 3 x KDB
c. Pada ruas jalan yang lebarnya 12 meter kebawah, jarak bangunan
dengan
Pagar pekarangan depan : 6 meter
Pagar Pekarangan samping : 2 meter
Pagar pekarangan samping yang berbatasan dengan jalan = pagar
pekarangan depan untuk kavling di sudut jalan
d. Pada ruas jalan yang lebarnya 12 meter ke atas, jarak bangunan :
Pagar pekarangan depan = 0, 5 DMJ + T + H
Pagar Pekarangan samping = 2 m
Pagar pekarangan samping yang berbatasan dengan jalan = pagar
pekrangan depan untuk kavling di sudut jalan
e. Tempat Parkir minimal 20 % dari total luas lantai bangunan
Gambar 4. 1 Lokasi Tapak yaitu di Desa Kesiman
Petilan, Kecamatan Denpasar Timur
Implikasi dari karakteristik master plan antara lain jenis dan fungsi
bangunan, tata guna lahan, KDB dan KLB serta kepadatan dan jumlah lantai
bangunan.
A. Lokasi
Gambar 4. 2 Akses menuju tapak
Lokasi tapak berada di Jalan Waribang dimana akses menuju lokasi dapat
dicapai melalui Jalan Bypass Ngurah Rai dan Jalan WR. Supratman.
B. Tata Guna Lahan dan BUA
Jenis penggunaan lahan pada tapak dan diluar tapak adalah sebagai berikut :
Eksisting tapak merupakan lahan pertanian yang ditanami tumbuhan padi
oleh masyarakat sekitar. Sedangkan tata guna lahan di sekitar tapak
dipergunakan sebagai perumahan penduduk, gedung pertunjukkan, lahan
persawahan, stasiun radio swasta dan taman kanak-kanak.
Implikasi dari karakteristik tata guna lahan dan BUA antara lain organisasi
ruang pada tapak, bukaan dan tutupan ruang luar serta bukaan dan tutupan
masa bangunan.
C. Aspek Alam
1. Iklim
Kondisi iklim pada tapak berupa iklim tropis dengan masalah terbesar pada
kondisi curah hujan yang tinggi, sinar matahari, kelembaban dan temperatur
udara yang tinggi sehingga berpengaruh pada rancangan bangunan.
A
C
B
C
Sempadan depan diambil
10 m dari as jalan.
Sempadan belakang
diambil 6 m.
Sempadan samping
diambil 5 m.
Sempadan samping
diambil 5 m.
Keterangan :
1. Penyinaran matahari, dimana penyinaran matahari rata-rata pada tapak
mencapai 77 % dimana periode matahari bersinar antara pukul 08.00-
16.00 WITA.
2. Curah hujan pada tapak rata-rata mencapai 159,8 mm/tahun dengan
curah hujan tertinggi terjadi pada bulan Januari dan Desember.
3. Aliran angin pada tapak memiliki kecepatan antara 4-6 knots dengan
arah angin dari tenggara (April-Oktober) dan barat laut (November-
Maret)
4. Tekanan udara rata-rata mencapai 1.0098 milibar/bulan dan kelembaban
udara rata-rata mencapai 81,6 % perbulan.
5. Temperatur maksimum rata-rata mencapai 31,4˚C dan temperatur
minimum mencapai 20,7˚C per bulan.
Implikasi dari iklim pada tapak antara lain orientasi masa, bukaan dan
tutupan masa, bentuk bangunan, sistem penghawaan dan penerangan pada
bangunan, bahan bangunan, susunan masa dan ruang luar serta tata hijau.
2. Topografi
Gambar 4. 3 Kondisi iklim tapak
Potongan A-A
Potongan B-B
A
B A
B
Gambar 4. 4 Keadaan topografi tapak
Persentase kemiringan tapak didapat dari perhitungan :
Perbedaan ketinggian = 6 m
Jarak tegak lurus arah kemiringan = 123 m
Jadi kemiringan tapak = 6 / 123 x 100 % = 5 %
Persentase kemiringan tapak 5%, dengan arah kemiringan kearah timur laut
yaitu kearah Tukad Ayung. Yang perlu diperhatikan adalah masalah drainase
karena aliran air akan menuju kearah belakang tapak sehingga dibutuhkan
saluran drainase menuju ke belakang tapak.
Implikasi dari topografi tapak antara lain KDB dan non KDB, orientasi
masa, susunan masa, pola ruang, pola fisik bangunan, pola jaringan jalan
atau sirkulasi dalam tapak dan pola pembuangan air huj
3. Geologi
Gambar 4. 5 Keadaan topografi tapak
Daya dukung tanah pada tapak baik, dimana kedalaman tanah keras sekitar
12 m dan kedalaman air tanah antara 15 m.
Implikasi dari geologi tapak antara lain KDB dan non KDB, jenis pondasi
dan kedalaman, teknik penggalian pondasi, tata hijau dan penyediaan air
bersih.
4. Hidrografi
Sumber air di dalam tapak :
1. Dalam tanah
Berupa air tanah yang dapat diperoleh pada kedalaman ± 15 meter.
2. Diatas permukaan tanah
A
A7.00
5.00
0.10
Lapisan tanah keras
Lapisan tanah pasir
Lapisan tanah liat
Lapisan tanah humus
POTONGAN A - A
Sumber air diatas permukaan berupa air sungai yang berada di bagian
timur tapak.
Sumber air di luar tapak
Sumber air di luar tapak berupa air sungai Ayung dan berasal dari jaringan
PDAM.
Permasalahan yang paling penting untuk hidrologi pada tapak adalah aliran
air yang menuju ke belakang tapak sehingga arah aliran buangan khususnya
air hujan kearah timur tapak (Tukad Ayung) dengan pengolahan air terlebih
dahulu.
Gambar 4. 6 Keadaan hidrografi pada tapak
Implikasi dari hidrografi tapak antara lain penyediaan air bersih dalam tapak
dan KDB dan non KDB.
5. Vegetasi dan Satwa
Tabel 4. 1 Vegetasi di luar tapak
Sumber air dari luar tapak yaitu
Tukad Ayung
Parit sebagai aliran air kotor
pada bagian depan tapak
Area genangan air
pada saat hujan
JENIS DIMENSI KET.
TINGGI LEBAR
Pohon Mangga
Pohon Kelapa
Pohon Pepaya
Pohon Belimbing
Pohon Enau
Pohon Angsana
Pohon Pisang
Pohon Bambu
8 meter
15 meter
3 meter
5 meter
12 meter
4 meter
3 meter
6 meter
10 meter
3 meter
2 meter
2,5 meter
3 meter
2,5 meter
2 meter
3 meter
Berbuah
Berbuah
Berbuah
Berbuah
Berbuah
-
Berbuah
Indah
Vegetasi di dalam tapak hanya terdapat beberapa tanaman seperti pohon
akasia dan angsana. Selebihnya berupa lahan pertanian yang lebih banyak
terdapat rumput dan tanaman perdu. Sementara itu pada bagian timur tapak
terdapat deretan pepohonan yang merupakan tempat hidupnya beberapa
satwa seperti burung dan lain-lain. Pepohonan tersebut berfungsi sebagai
penopang tanah sehingga tidak terjadi erosi ke arah aliran sungai dan sebagai
barier kebisingan dari kendaraan yang berasal dari Jalan Bypass Ngurah Rai
yang berjarak sekitar 30 meter di sebelah timur tapak.
Implikasi dari vegetasi dan satwa pada tapak antara lain KDB dan non KDB,
orientasi masa, sususnan masa, bukaan dan tutupan masa, tata hijau dan
pemilihan bahan bangunan.
D. Aspek Kultur
1. Jaringan Jalan dan Sirkulasi
Gambar 4. 8 Keadaan jaringan Jalan Waribang
Jalan Waribang termasuk jalan arteri sekunder, yang menghubungkan antara
jalan WR.Supratman dengan By Pass Ngurah Rai. Jalan ini merupakan jalan
dua jalur dengan lebar jalan adalah enam meter. Volume kendaraan cukup
Gambar 4. 7 Kondisi vegetasi di dalam dan di luar tapak
TAPAK
Tiang telepon
Tiang listrikTiang listrik
1,5 16
POTONGAN A-A
tinggi yaitu ± 20 kendaraan permenitnya dan jenis kendaraan yang melintas
di jalan ini antara lain :
6. Sepeda motor : 25% per menit
7. Kendaraan (mobil) : 45% per menit
8. Bus Pariwisata : 25% per menit
9. Truk : 5% per menit
Implikasi dari jaringan jalan dan sirkulasi antara lain letak main enterance
dan side enterance, sistem sirkulasi, area bukaan dan tutupan pada tapak,
orientasi dan susunan masa, bukaan dan tutupan masa serta tata hijau
2. Kebisingan
Kebisingan pada tapak pada umumnya terjadi akibat dari sirkulasi jalan raya
di depan tapak, kegiatan gedung pertunjukkan dan kegiatan penduduk dari
perumahan.
Gambar 4. 9 Keadaan kebisingan
Keterangan :
1. A. Kebisingan berasal dari aktivitas kendaraan pada Jalan Waribang
tepat di sebelah barat daya tapak sehingga menimbulkan kebisingan yang
cukup tinggi dengan tingkat kebisingan 70 dB.
2. B. Kebisingan berasal dari aktivitas perumahan penduduk dan galeri di
sebelah selatan tapak dengan tingkat kebisingan 45 dB (tidak rutin).
3. C. Kebisingan berasal dari air Tukad Ayung dan, dengan tingkat
kebisingan 30 dB.
A
B
C
D
Zone bising
Zone
semi bising
Zone tenang
4. D. Kebisingan berasal dari kegiatan pertanian yang berada di sebelah
utara tapak dengan tingkat kebisingan 30 dB.
Jadi kebisingan terbesar berasal dari Jalan Waribang Implikasi dari
kebisingan pada tapak antara lain tata guna lahan (organisasi ruang pada
tapak) dan tata hijau.
3. Utilitas
Gambar 4. 10 Keadaan jaringan Utilitas
Gambar 4. 11 Kondisi jaringan utilitas pada tapak seperti pembuangan air kotor, jaringan listrik,
telepon dan lampu penerangan jalan
Utilitas yang terdapat di sekitar tapak dalam kondisi baik dan lengkap yaitu
terdapat jaringan listrik, telepon, air bersih (PDAM), air kotor, dan lampu
penerangan jalan.
Tiang telepon
Tiang listrikTiang listrik
1,5 16
POTONGAN A-A
....
...
.
....
A
A
..
.
KETERANGAN :
Jaringan listrik
Jaringan telpon
Saluran buangan air kotor/got
Jaringan air bersih ( PDAM )
Tiang Listrik
Tiang Telepon
Tiang Listrik dengan Lampu
Jalan
Implikasi dari utilitas tapak antara lain sistem penyediaan air bersih, listrik
dan telepon pada tapak, sistem pembuangan air kotor/hujan serta sistem
pembuangan sampah.
4. View (Pemandangan)
Gambar 4. 12 Kondisi view sekitar tapak
View yang baik terdapat di sebelah timur tapak karena merupakan Tukad
Ayung, perkebunan dan pertanian. Tetapi orientasi utama tetap kearah Jalan
Waribang sebagai akses utama ke dalam tapak.
Berdasarkan pada tata guna lahan di sekitar tapak maka diproyeksikan adanya
perubahan view pada masing-masing sisi yaitu :
a. Pada sisi timur tapak yang merupakan zone perdagangan yang
diproyeksikan akan dibangun pertokoan dan bangunan komersial lainnya.
b. Pada sisi utara tapak merupakan zone permukiman penduduk dan daerah
pengembangan pariwisata dan diproyeksikan berupa bangunan
pertokoan, galeri, penginapan maupun perumahan penduduk.
c. Pada sisi barat tapak merupakan zone Ruang Terbuka Hijau Kota
(RTHK) dengan KDB bangunan 30 % dan diproyeksikan akan dibangun
perumahan penduduk dengan berbagai fasilitas pendukungnya.
A. View sebelah timur tapak berupa Tukad Ayung dan area persawahan
B. View sebelah selatan tapak berupa area persawahan,
perumahan dan galeri
C. View sebelah barat tapak berupa lahan kosong,
persawahan, perumahan dan stasiun radio Top FM.D. View sebelah barat tapak berupa area persawahan
A
BC
D
Implikasi dari view atau pemandangan pada tapak antara lain bukaan dan
tutupan pada tapak atau ruang luar, orientasi masa, bukaan dan tutupan masa,
susunan masa serta tata guna atau organisasi ruang pada tapak.
E. Bentuk, Luas dan Batas-batas Tapak
Gambar 4. 13 Bentuk, luas dan batas-batas tapak
Bentuk tapak pada umumnya berbentuk segi empat panjang, yang
memanjang kearah timur laut dengan luas tapak 15.880 m2 atau 1,588 ha dan
dimensi tapak panjang 123 meter dan lebar 115 meter.
Adapun batas tapak adalah :
1. Utara : Perumahan, dan area persawahan.
2. Timur : Tukad Ayung dan area persawahan.
3. Selatan : Area persawahan, perumahan dan galeri.
4. Barat : Perumahan, stasiun radio Top FM, lahan kosong dan
persawahan.
Implikasi dari bentuk, luas dan batas-batas tapak antara lain kepadatan dan
jumlah lantai bangunan, bentuk masa, susunan masa dan besaran masa
bangunan.
4.5.1 Karakteristik Tapak
u80
3010
0
123,59
139,81
132,84
115,56
+13,5+14,5
+15,5
TAPAKLuas = 15.880 m2
+7,5
+9,5+10,5+11,5+12,5
Tukat Ayung
Iklim pada tapak adalah tropis, penyinaran matahari sepanjang tahun, curah hujan merata setiap musim hujan, dan angin bertiup sepanjang musim dan pengaru angin darat dan laut.
akses dan bangunan tidak diletakan pada daerah paling rendah, daerah tersebut dapat dirancang sebagai areal taman atau kolam,
Gambar 4. 14 Karakteristik Tapak
Sumber kebisingan yang berasal dari jalan raya utama dapat diminimalisir dengan menggunakan tanaman sebagai barrier, penggunaan tanaman sebagai barrier tersebut dapat memberikan kesan privat namun tidak menimbulkan kesan tertutup pada bangunan di dalam tapak.
Arah drainase pada tapak adalah menuju arah timur tapak, yaitu mengarah pada Sungai Ayung
Orientasi bangunan mengarah kearah jalan dan itu juga membuat orientasi bangunan menghadap arah timur barat. Diperlukan suatu solusi untuk meredam pengaruh cuaca yang nantinya akan mempengaruhi koleksi
jaringan utilitas pada tapak berupa jaringan listrik, lampu penerangan jalan, dan saluran PDAM
Jalur Sirkulasi pada tapak, berupa Jl. Waribang, yang merupakan jalan 2 arah yang dapat dilalui oleh kendaraan roda 2 dan roda 4,. Lebar jalan