Post on 27-Jun-2015
BEBERAPA BENTUK INSTRUMEN TES
YANG DIGUNAKAN• 1. PILIHAN GANDA.
Bentuk ini bisa mencakup banyak materi pelajaran, penskorannya objektif, dan bisa dikoreksi dengan mudah. Tingkat berpikir yang terlibat bisa dari tingkat pengetahuan sampai tingkat sintetis dan analisis.
2. BENTUK URAIAN OBJEKTIF (BUO).
• Jawaban uraian objektif sudah pasti. Uraian objetif lebih tepat digunakan untuk mata pelajaran Matematika dan IPA (Fisika, Kimia dan Biologi). Agar hasil penskoran-nya objektif, diperlukan pedoman penskor-an sehingga hasil penilaian terhadap suatu lembar jawaban akan sama walaupun dipe-riksa oleh orang yang berbeda.
• Tingkat berpikir yang diukur bisa sampai pada tingkat yang paling tinggi.
3. BENTUK URAIAN NON-OBJEKTIF (BUNO) / URAIAN BEBAS.
• Uraian bebas dicirikan dengan adanya jawaban yang bebas.
Namun demikian, sebaiknya dibuatkan kriteria penskoran yang jelas agar penilaiannya objektif. Tingkat berpikir yang diukur bisa tinggi.
4. JAWABAN SINGKAT ATAU ISIAN SINGKAT.
• Bentuk ini digunakan untuk mengeta-hui tingkat pengetahuan dan pema-haman siswa. Materi yang diuji bisa banyak, namun tingkat berpikir yang diukur cenderung rendah.
5. MENJODOHKAN.
• Bentuk ini cocok untuk mengetahui pemahaman atas fakta dan konsep. Cakupan materi bisa banyak, namun tingkat berpikir yang terlibat cenderung rendah.
6. UNJUK KERJA/PERFORMANS. • Penilaian unjuk kerja sering disebut peni-
laian autentik atau penilaian alternatif yang mertujuan untuk mengetahui tingkat kemam-puan pesertan didik dalam menyelesaikan masalah-masalah dalam kehidupan nyata.
• Bentuk ini cocok untuk mengukur kompeten-si siswa dalam melakukan tugas tertentu, seperti praktik ibadah atau perilaku yang lain.
7. PORTOFOLIO.
• Bentuk ini cocok untuk mengetahui perkembangan unjuk kerja siswa, dengan menilai kumpulan karya-karya dan tugas-tugas yang dikerjakan oleh siswa.
• Karya-karya ini dipilih dan kemudian dinilai, sehingga dapat dilihat perkem-bangan kemampuan siswa.
KOMPONEN PENYUSUSNAN TES
• I. TUJUAN TES.TUJUAN TES YANG PENTING
ADALAH UNTUK MENGATAHUI APAKAH SISWA TELAH ATAU BELUM MENGUASAI KOMPETENSI TERTENTU:
1. MENGETAHUI TNGKAT KEMAMPUAN PESERTA DIDIK.2. MENGUKUR PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK.3. MENDIAGNOSIS KESULITAN BELAJAR PESERTA DIDIK.4. MENGETAHUI HASIL PENGAJARAN.5. MENGETAHUI HASIL BELAJAR6. MENGETAHUI PENCAPAIAN
KURIKULUM.7. MENDORONG PESERTA DIDIK BELAJAR.8. MENDORONG GURU AGAR MENGAJAR
LEBIH BAIK.
DITINJAU DARI TUJUAN ADA EMPAT MACAM TES
YANG BANYAK DIGUNAKAN DALAM
LEMBAGA PENDIDIKAN.1. TES PENEMPATAN
2. TES DIAGNOSTIK
3. TES FORMATIF
4. TES SUMATIF
II. LANGKAH PENGEMBANGAN TES
1. MENYUSUN SPESIFIKASI TES1.1 MENENTUKAN TUJUAN TES1.2 MENYUSUN KISI-KISI1.3 MEMILIH BENTUK TES1.4 MENENTUKAN PANJANG
TES/WAKTU2. MENULIS SOAL TES3. MENELAAH SOAL TES4. MELAKUKAN UJU COBA5. MENGANALISIS BUTIR SOAL TES6. MEMPERBAIKI SOAL TES7. MARAKIT TES8. MELAKSANAKAN TES9. MENAFSIRKAN TES.
PEDOMAN PENSKORAN KETIGA TES DIATAS
1. TES KOGNITIF. UNTUK MEMPERKECIL SUBJEKTIVITAS KOREKTOR KITA HARUS MEMBERIKAN PODOMAN TENTANG BATASAN-BATASAN ATAU KATA-KATA KUNCI UNTUK MELAKUKAN PENSKORAN TERHADAP SOAL, BAIK BENTUK PILIHAN GANDA MAUPUN BUO DAN BUNO.
A. BENTUK PILIHAN GANDA
1) PENSKORAN TANPA KOREKSI TERHADAP JAWABAN TEBAKAN (Bobot dan skor sama)
SKOR =
B = BANYAKNYA BUTIR SOAL YANG DIJAWAB BENAR
N = BANYAKNYA BUTIR SOAL
100XN
B
CONTOH:
BANYAK SOAL TES 40 BUTIR
BANYAKNYA JAWABAN YANG BENAR 20
SKOR = = 50 10040
20X
2) PENSKORAN DENGAN KOREKSI TERHADAP JAWABAN TEBAKAN.
SKOR =
B = BANYAKNYA BUTIR SOAL YANG DIJAWAB
BENAR
S = BANYAKNYA BUTIR YANG DIJAWAB SALAH
P = BANYAKNYA PILIHAN JAWABAN TIAP BUTIR
N = BANYAKNYA BUTIR SOAL
1001
1X
NX
P
SB
CONTOH: BANYAK SOAL TES 40 BUTIR
BANYAKNYA JAWABAN YANG BENAR 20BANYAK SOAL YANG DIJAWAB SALAH 6PILIHAN BUTIR SOAL 5 PILIHAN
SKOR =
=
= 46,24
1001
1X
NX
P
SB
10040
1
15
620 XX
APABILA SOAL BENTUK PILIHAN GANDA,BOBOTNYA DIBEDAKAN BERDASARKANTINGKAT KESULITAN SOAL, MAKA DILAKUKAN PERHITUNGAN DENGAN MENGGUNAKAN RUMUS SEBAGAI BERIKUT:
SKOR = cxb
a
CONTOH:
Banyak soal tes 25 soal terdiri dari:
1. 5 soal bentuk ingatan dengan bobot 10
2. 8 soal bentuk pemahaman dengan bobot 24
3. 8 soal bentuk penerapan dengan bobot 32
4. 2 soal bentuk analisa dengan bobot 12
5. 1 soal bentuk sintesa dengan bobot 10
6. 1 soal bentuk evaluasi dengan bobot 12
Jumlah bobot 100
Seorang siswa peserta tes menjawab benar:
1. 5 soal ingatan = 10
2. 5 soal pemahaman = 15
3. 7 soal pemahaman = 28
4. 1 soal analisa = 6
5. 0 soal sintesa = 0
6. 0 soal evaluasi = 0
Jumlah 59
105
5x
248
5x
328
7x
122
1x
101
0x
101
0x
A. BENTUK URAIAN
1. BENTUK URAIAN
INDIKATOR.
SISWA DAPAT MENGHITUNG ISI BANGUN RUANG (BALOK) YANG DIKETAHUI UKURANNYA DAN DAPAT MENGUBAH SATUAN UKURANYA.
SEBUAH BAK MANDI YANG BERUKURAN PANJANG 150 cm , LEBAR 75 cm DAN TINGGI
80 cm.
BERAPA LITERKAH ISI BAK MANDI TERSEBUT ?
PEDOMAN PENSKORAN:
ISI BALOK = PANJANG X LEBAR X TINGGI 1
= (150 X 75 X 80) cm3 1
= 900.000 cm3
= 2
= 900 liter 1
skor maksimum 5
literxx
1000
8075150
• UNTUK NILAI DIBOBOT
SKOR =
a = banyak skor yang benar
b = skor maksimum
c = bobot
cxb
a
TABEL SKOR BOBOT SOAL
No. Skor yang Skor Bobot Skor Bobot Soal diperoleh siswa Mak Soal Soal
a b c SBS 1 2
5
Jumlah
3) PENSKORAN SOAL BENTUK CAMPURAN
YANG DIBOBOT
Misal:
Suatu ulangan terdiri dari N1 soal pilihan
ganda dan N2 soal bentuk uraian objektif.
Bobot untuk soal pilihan ganda W1 dan soal
uraian objektis W2.
Peserta didik menjawab n1 pilihan ganda
dan n2 soal uraian.
Skor =
CONTOH:
Banyak soal objektif 30 butir, dengan bobot 60
Banyak soal Bentuk uraian objektif (BUO) 2 butir,
dengan bobot 40
Pilihan ganda betul 20, skor maksimum 30
BUO skor betul 6, skor maksimum 12
SKOR = = 40 + 20 = 60
2
2
21
1
1 WXN
nWX
N
n
4012
660
30
20XX
BILA SKOR DAN BOBOT TIDAK SAMA
GUNAKAN PERHITUNGAN DENGAN
MENGGUNAKAN RUMUS YANG DITENTUKAN
SEPERTI DI ATAS.
2. PENYUSUNAN TES AFEKTIF DAN TEKNIK PENSKORANNYA.
a. PENYUSUNAN INSTRUMEN AFEKTIF. KOMPONEN AFEKTIF IKUT MENENTUKAN KEBERHASILAN BELAJAR PESERTA DIDIK.
ADA DUA KOMPONEN AFEKTIF YANG PENTING UNTUK DIUKUR YAITU SIKAP DAN MINAT.
Langkah pembuatan instrument afektif termasuk sikap dan minat
1) Pilih ranah afektif yang akan dinilai misalnya sikap dan minat.
2) Tentukan indicator minat: misalnya kehadiran dikelas, banyak bertanya, tepat waktu meng-umpulkan tugas, catatan rapi, dan sebagainya. 3) Pilih tipe skala yang digunakan, misalnya Likert dengan 5 skala atau yang lain yaitu 4 skala.4) Telaah instrument oleh sejawat.5) Perbaiki instrument (bila ada yang salah)6) Siapkan kuesioner atau inventori laporan diri7) Skor inventori8) Analisis hasil inventori.
b) Teknik Penskoran Tes Afektif
Misalnya:
Instrumen untuk mengukur minat peserta
didik yang telah berhasil dibuat ada 10 butir.
Jika rentangan yang dipakai 1 – 5 atau 5 – 1,
maka skor terendah seorang peserta didik
adalah 10 x 1 = 10 dan skor tertinggi adalah
10 x 5 = 50.
Jika dibagi dalam 5 katagori, maka skalanya:
10 – 17 = sangat tidak berminat = E = 1
18 – 25 = tidak berminat = D = 2
26 – 33 = kurang berminat = C = 3
34 – 41 = berminat = B = 4
42 – 50 = samngat berminat = A = 5
Jika dibagi dalam 4 katagori, maka skalanya:
10 – 20 = tidak berminat = D = 1
21 – 30 = kurang berminat = C = 2
31 – 40 = berminat = B = 3
41 – 50 = samngat berminat = A = 4
Jika rentangannya 1 – 4 atau 4 – 1, maka skor
terendah adalah 10 x 1 = 10 dan skor tertinggi
10 x 4 = 40
Jika dibagi dalam 4 katagori, maka skalanya:
10 – 16 = tidak berminat = D = 1
17 – 24 = kurang berminat = C = 2
25 – 32 = berminat = B = 3
33 – 40 = sangat berminat = A = 4
Penilaian Minat Siswa Terhadap Pelajaran
No Pernyataan SL Sr Jr TP
1 Saya senang mengikuti pelajaran ini V
2 Saya rugi bila tidak mengikuti pelajaran ini V
3 Saya merasa pelajaran ini bermanfaat V
4 Saya berusaha menyerahkan tugas tepat waktu V
5 Saya berusaha memahami pelajaran ini V
6 Saya bertanya pada guru bila ada yang tidak jelas V
7 Saya mengerjakan soal-soal latihan di rumah V
8 Saya mendiskusikan materi pelajaran dengan teman V
9 Saya berusaha memiliki buku pelajaran ini V
10 Saya berusaha mencari bahan diperpustakaan V
Jumlah 4 4 2 0
Jumlah skor = (4x4) + (3x4) + (2x2) + (1x0)
= 16 + 12 + 4 = 32
Kita lihat pada skala penilaian teletak
pada kelas ke 3 = berminat.
Kesimpulan nilai = B
3. PENYUSUNAN TES PSIKOMOTORDAN TEKNIK PENSKORANNYA.
A. PENYUSUNAN TES PSIKOMOTOR 1) Bentuk Tes Psikomotor a) Tes Paper and Pensil:
Sasaran penilaian adalah kemampuan peserta didik dalam menampilkan karya, missal disain alat, disain
grafis dan sebagainya. b) Tes Identifikasi:
Sasaran penilaian adalah kemampuan peserta didik mengidentifikasi
susuatu hal. Misalmenemukan bagian yang rusak dan sebagainya.
a) Tes Simulasi:
Tes ini dilakukan bila tidak ada alat yang sesungguhnya.
Sasarannya adalah memperagakan penampilan peserta didik, sehingga dengan simulasi tetap dapat dinilai apakah seseorang sidah menguasai ketrampilan dengan bantuan peralatan tiruan atau berperaga seolah-olah menguasai suatu alat.
a) Tes Unjuk Kerja:
Sasarannya penilaian adalah dapat menguasai/ trampil menggunakan
alat sesungguhnya.
Penilaian Psikomotor juga harus ada indikatornya supaya penilaiannya terukur.
Untuk memperoleh datanya yaitu dengan menggunakan daftar check list atau skala penilaian (rating scale) yang dibuat skala 1 – 5.
1 paling tidak sempurna dan 5 paling sempurna.
Cara perhitungannya seperti di atas.
Catatan:Menurut David Krathwohl (1964) dan kawan-kawan,tujuan pendidikan afektif adalah system klasifikasiberurutan dari minat, appresiasi, sikap, nilai danpenyesuaian.Taksonomi ini terdiri dari 5 katagori tujuan afektif pokokdengan masing masing katagori terdiri dari 2 atau 3 subkatagori atau level afektif.Katagori dan sub katagori tersebut adalah:1. Penerimaan (Receiving)
a. Kesadaranb. Kemauan menerimac. Perhatian yang dikontrol dan yang dipilih
2. Penjawaban (Responding)a. Persetujuan dalam penjawabanb. Kemauan menjawabc. Kepuasan dalam penjawaban
3. Penilaian (Valuing)a. Penerimaan penilaianb. Preferensi terhadap suatu nilaic. Komitmen dengan nilai
4. Organisasi(Organization)a. Pembentukan konsep nilaib. Orgaisasi system nilai
5. Karakterisasi oleh nilaia. Generalisasib. Karaterisasi