Post on 20-Feb-2021
LAPORAN KINERJA 2019 Page 1
KATA PENGANTAR
Atas berkat Rahmat Tuhan Yang Maha Esa “ Laporan Kinerja Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas
III Bitung Tahun 2019 Telah tersusun dengan baik.
Penyusunan Laporan Kinerja perlu dilaksanakan oleh seluruh penanggungjawab para pelaksana
tugas pokok dan fungsi pada unit pelaksana teknis dilingkungan Kementerian Kesehatan, sesuai dengan
Permenkes Nomor : 2348/Menkes/Per/XI/2011 tentang Perubahan Atas Permenkes Nomor :
356/Menkes/Per/2008 tanggal 14 April 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Kesehatan
Pelabuhan dan amanat dari IHR Tahun 2005 berdasarkan Permenpan Nomor 53 Tahun 2014 tentang
Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja,
Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah , kementerian
teknis diamanahkan mengatur penyampaian dokumen penetepan kinerja untuk unit pelaksana teknis/unit
kerja mandiri lain di lingkungannya. Sebagai salah satu Unit Pelaksana Teknis di bawah Direktorat
Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (Ditjen PP dan PL) maka Kantor Kesehatan
Pelabuhan (KKP) berkewajiban menyusun Perjanjian Kinerja yang bertujuan untuk memberikan gambaran
pencapaian secara menyeluruh tentang pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Kantor Kesehatan
Pelabuhan.
Laporan Kinerja KKP Kelas III Bitung disusun sebagai Laporan tingkat pencapaian kinerja
selama tahun 2019 sesuai dengan Perjanjian Kinerja pada awal tahun 2019, Merupakan sasaran Kegiatan
dalam Rencana Aksi Kegiatan dengan merujuk pada sasaran yang ditetapkan dalam Rencana Aksi
Program Ditjen P2P Kemenkes RI serta memperhatikan tugas pokok dan fungsi Ditjen P2P.
Sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 1277 Tahun 2001 tentang Organisasi dan
Tata Kerja Kementerian Kesehatan, Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Bitung wajib melaporkan
pertanggung jawaban kinerja kepada Menteri Kesehatan.
LAPORAN KINERJA 2019 Page 2
Semoga laporan ini dapat memberikan informasi tentang penyelenggarakan program di lingkungan
Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Bitung, diharapkan masukan dan kritik yang membangun dari
semua pihak,khususnya para pengambil kebijakan.dibidang terkait dalam rangka peningkatan kinerja
pada tahun-tahun berikutnya.
Bitung, 25 Januari 2020 Kepala, dr.Pingkan M. Pijoh MPHM NIP 197102082001122003
LAPORAN KINERJA 2019 Page 3
RINGKASAN EKSEKUTIF
Perjanjian Kinerja Kantor Kesehatan Pelabuhan kelas III merupakan laporan pertanggung
jawaban kinerja Kantror Kesehatan Pelabuhan Kelas III Bitung dalam melaksanakan Program
Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan sebagaimana telah ditetapkan dalam
Rencana Aksi Kegiatan Tahun 2015-2019.
Pada Program Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan,Kantor Kesehatan
Pelabuhan Bitung melaksanakan Kegiatan sbb :
1. Pembinaan Surveilans,Imunisasi,Karantina dan Kesehatan Matra
2. Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik
3. Pencegahan dan Pengendalian Penyakit menular langsung
4. Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya pada Program
Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Sebagai Indikator keberhasilan sasaran pelaksanaan Program Pengendalian Penyakit dan
Penyehatan Lingkungan telah ditetapkan 10 indikator kinerja sasaran program yang memlikl
target pertahun selama 5 tahun (2015-2019).
Pada dokumen Peneteapan kinerja Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Bitung telah
ditetapkan target dari 12 indikator kinerja Program PP dan PL.
Kinerja Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Bitung tahun 2019 dalam melaksanakan
Program Pengendalian dan Penyehatan Lingkungan dapat dilihat dari hasil pengukuran
indikator sasaran dari 12 indikator sasaran yang di ukur.
Pencapaian kinerja output pelaksanaan kegiatan pada Program Pengendalian Penyakit dan
Penyehatan Lingkungan pada Tahun 2019 adalah sbb :
1. Jumlah alat angkut sesuai dengan standar kekarantinaan kesehatan sebanyak 16.500
setifikat
2. Persentase respon sinyal kewaspadaan dini(SKD), KLB dan bencana di wilayah layanan
KKP sebesar 100%
3. Jumlah deteksi dini dalam rangka cegah tangkal masuk dan keluarnya penyakit
sebanyak 192 sertifikat
4. Jumlah pelayanan kesehatan pada situasi khusus sebanyak 2 layanan
5. Junlah pelabuhan/bandara/PLBD yang mempunyai kebijakan kesiapsiagaan dalam
penanggulangan kedaruratan kesehatan masyarakat yang berpotensi wabah sebanyak
1 pelabuhan
6. Jumlah sertifikat/surat ijin layanan kesehatan lintas wiliayah yang diterbitkan sebanyak
168 sertifikat
LAPORAN KINERJA 2019 Page 4
7. Jumlah pelabuhan/bandara/PLBD yang memenuhi syarat-syarat sanitasi sebanyak 7
pelabuhan
8. Jumlah pelabuhan/bandara/PLBD bebas vektor pada wilayah perimeter dan buffer area
sebanyak 7 pelabuhan
9. Jumlah orang yang melakukan skrining penyakit menular langsung sebanyak 500 orang
10. Jumlah dokumen dukungan manajemen dan tugas teknis lainnya sebanyak 46
Dokumen
11. Jumlah peningkatan kapasitas SDM bidang P2P sebanyak 2 Jenis
12. Jumlah pengadaan sarana prasarana sebanyak 8 unit
Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Bitung dalam melaksanakan tugas pokok dan
fungsinya juga melaksanakan kegiatan pendukung indikator kinerja kegiatan antara lain
:
1. Meningkatkan jejarig kerja,kemitraan dan kerjasama yang baik dengan Stakeholder
terkait secara lintas program,lintas sektor, organisasi masyarakat, LSM maupun pihak
swasta.
2. Meningkatkan kemampuan manajemen dan profesionalisme pengelolaan sumber daya
meliputi sumber daya manusia,anggaran dan sarana/prasarana.
3. Meningkatkan pengelolaan Aset Kantor
4. Meningkatkan Advokasi dan sosialisasi kepada masyarakat di wilayah kerja dan kantor
Induk.
Dalam pelaksanaan indikator Kinerja terdapat beberapa masalah –masalah yang terjadi antara
lain :
1. Terbatasnya SDM kesehatan secara kuantitas dan kualitas yang dimiliki terutama di
wilayah kerja
2. Masih terbatasnya sarana dan prasarana yang ada terutama untuk Kantor Wilker
Untuk mengatasi masalah-masalah tersenut di atas Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III
Bitung melakukan :
1. Penambahan CPNS untuk tenaga Kesehatan
Untuk dapat memperbaiki dan meningkatkan capaian kinerja Kantor Kesehatan Pelabuhan
Kelas III Bitung pada RPJM Berikutnya (2015-2019) , Ada beberapa hal yang perlu
dilaksanakan antara lain :
LAPORAN KINERJA 2019 Page 5
1. Peningkatan mutu perencanaan, melakukan monitoring dan evaluasi kegiatan secara
berkala terutama pada pengusulan anggaran Tahun 2020
2. Peningkatkan komunikasi dan koordinasi antar unit pada tahun 2019
3. Peningkatkan jejaring kerja dengan lintas program dan lintas sektor pada tahun 2019
4. Peningkatkan pelaksanaan kegiatan yang terarah dan berkesinambungan sepanjang
tahun berjalan.
LAPORAN KINERJA 2019 Page 6
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ...................................................................... 1 Ringkasan Eksekutif ........................................................................ 3 Daftar isi ............................................................................................ 6 Daftar Tabel ...................................................................................... 7 Daftar Grafik .................................................................................... 8 BAB I PENDAHULUAN………………………………….. 10 A.. Latar Belakang.............................................................................. 1 B. Visi dan Misi................................................................................... 1 C. Tugas Pokok dan Fungsi................................................................ 2 D. Struktur Organisasi....................................................................... 4 E. Sumber daya Manusia.................................................................... F. Maksud dan Tujuan........................................................................ G. Sistematika Penulisan BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KERJA .... 8 A.. PERENCANAAN KINERJA 1. Perencanaan Kinerja 2. Perjanjian Kinerja BAB III AKUNTABILITAS KINERJA……………………. 14 A.. Capaian Kinerja…………….………………………………… 14 B. Realisasi Anggran ……………………………………………. 80
BAB IV Penutup…….…………………………………………. 47 LAMPIRAN
LAPORAN KINERJA 2019 Page 7
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1 : Sasaran,Indikator dan target Pelaksanaan Tahun 2015-2019 .................................................... .............. 10
Tabel 2 : Perjanjian Kinerja ........................................................... 12 Tabel 3 : Pengukuran Kinerja ............................................................ 14
LAPORAN KINERJA 2019 Page 8
DAFTAR GRAFIK
Grafik 1 : Distribusi Pegawai .................................................... 6 Grafik 2 : Perbandingan Penerbitan Dokumen PHC Menurut Bulan
pada Tahun 2016 Sampai dengan 2019............. .................. 17 Grafik 3 : Perbandingan Penerbitan SSCEC dan SSCC Menurut
Bulan pada Tahun 2016 Sampai dengan Tahun 2019............. 18
Grafik 4 : Perbandingan Penerbitan Sertifikat Pengawasan Obat/P3K Kapal Menurut Bulan pada Tahun 2016 sampai dengan Tahun
2019………………………........................................................... 19
Grafik 5 : Perbandingan Penerbitan Buku Kesehatan Kapal pada Tahun 2016 sampai dengan Tahun 2019..................... .............. 20
Grafik 6 : Perbandingan Penerbitan COP Menurut Bulan pada
Tahun 2016 sampai dengan Tahun 2019.................... .......... 21
Grafik 7 : Jumlah Kapal Sesuai Kekarantinaan Kesehatan pada Tahun 2016 sampai dengan 2019................................. ........... 32
Grafik 8 : Distribusi Penyakit Potensial Wabah Menurut Bulan
pada Tahun 2016 sampai dengan 2019............................................ 24 Grafik 9 : Perbandingan Kegiatan Deteksi Dini Masuk Keluarnya
Penyakit pada Kapal........................................ ................... 27 Grafik 10 : Indikator capaian kegiatan pada tahun 2019................................... 29 . Grafik 10 : Indikator capaian kegiatan pada tahun 2016 S/D 2019.. ................. 29 Grafik 11 : Distribusi Pemberian Sertifikat/surat ijin Layanan
Kesehatan Lintas Wilayah....................................... .......... 33 Grafik 12 : Pengawasan Air Limbah................................................. 34
LAPORAN KINERJA 2019 Page 9
Grafik 13 : Pemeriksaan Kualitas Fisik Air............................... 35
LAPORAN KINERJA 2019 Page 10
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Saat ini indonesia sedang menghadapi tantangan besar yakni masalah kesehatan triple burden
yaitu tingginya penyakit infeksi meningkatnya penyakit menular dan muncul kembali penyakit-
penyakit yang seharusnya sudah teratasi. Menurut global Burden of disease 2010 dan health
sector reviev 2014, kematian yang disebabkan penyakit tidak menular yaitu stroke menduduki
peringkat pertama
Menurutnya untuk mengatasi hal tersebut harus dilakukan pendekatan promotif dan preventif
yang sangat efektif. Karena masalah kesehatan ini akan menjadi ancaman bagi produktifitas
bangsa.
"Pada dasarnya pencegahan penyakit menular maupun tidak menular sangat tergantung pada
perilaku individu. Tentu itu juga harus didukung kualitas lingkungan, ketersediaan sarana dan
prasarana, peningkatan pelayanan kesehatan dan menciptakan sumber daya kesehatan yang
berkualitas. Tantangan penyakit menular di beberapa negara termasuk Indonesia masih terpusat
pada penyakit HIV AIDS, Tuberkulosis dan Malaria.
Melihat tantangan, isu dan perubahan lingkungan strategis diatas serta amanat Undang-Undang
nomor 25 tahun 2004 tentang sistem perencanaan Pembangunan Nasional(SPPN) Kementerian
Kesehatan telah menyusun Rencana Strategis KementerianKesehatan tahun 2015-2019 yang
berisi upaya-upaya pembangunan bidang kesehatanyang disusun dan dijabarkan dalam bentuk
program, kegiatan, target, indikator termasuk kerangka regulasi dan kerangka pendanaannya.
Pembangunan kesehatan pada periode 2015-2019 adalah Program Indonesia Sehat dengan
sasaran meningkatkan derajat kesehatan dan status gizi masyarakat melalui upaya kesehatan dan
pemberdayaan masyarakat yang didukung dengan perlindungan finansial dan pemeratan
pelayanan kesehatan. Sasaran yang akan dicapai dalam Program Indonesia Sehat pada Rencana
Pembangunan Jangka Menengah 2015-2019 (RPJMN 2015-2019) adalah meningkatkan derajat
kesehatan dan status gizi masyarakat melalui upaya kesehatan dan pemberdayaan masyarakat
yang didukung dengan perlindungan finansial dan pemerataan pelayanan kesehatan melalui
strategi pembangunan nasional. Dalam Undang Undang No. 36 tahun 2009 disebutkan bahwa
LAPORAN KINERJA 2019 Page 11
untuk mewujudkan derajat kesehatan yang setinggi-tingginya bagi masyarakat, diselenggarakan
upaya kesehatan yang terpadu, menyeluruh dan berkesinambungan dalam bentuk kegiatan
dengan strategi pendekatan pelayanan kesehatan promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif.
Dengan telah ditetapkannya RPJMN 2015-2019 melalui Peraturan Presiden nomor 2 tahun 2015
dan Renstra Kementerian Kesehatan 2015-2019 melalui Keputusan Menteri Kesehatan nomor
HK.02.02/2015, Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) telah
menyusun Rencana Aksi Program PP dan PL tahun 2015 – 2019 yang merupakan jabaran
kebijakan Kementerian Kesehatan dalam Pencegahan dan Pengendalian Penyakit sesuai dengan
tugas pokok dan fungsi Ditjen PP dan PL termasuk langkah-langkah antisipasi tantangan
program selama lima tahun mendatang. Tahun 2015, Menteri Kesehatan telah menetapkan
Permenkes no 64 tahun 2015 tentang Struktur Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan
yang efektif dilaksanakan tahun 2016 dengan adanya SOTK baru maka telah dilakukan revisi
pada Rencana Aksi Kegiatan KKP Bitung Tahun 2015-2019. Perubahan ini juga untuk
mendukung pelaksanaan program Indonesia sehat (PIS-PK) dan Gerakan Mayarakat Sehat
(GERMAS).
B.VISI DAN MISI
Visi dan Misi Kantor Kesehatan Pelabuhan Tahun 2015 -2019 mengikuti Visi dan Misi
Presiden RI Yaitu:
VISI
“Terwujudnya Indonesia yang Berdaulat, Mandiri dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong
Royong”
MISI
1. Mewujudkan keamanan nasional yang mampu menjaga kedaulatan wilayah, menopang
kemandirian
ekonomi dengan mengamankan sumberdaya maritim, dan mencerminkan kepribadian
Indonesia
sebagai negara kepulauan.
2. Mewujudkan masyarakat maju, berkesinambungan dan demokratis berlandaskan negara
hukum.
3 .Mewujudkan politik luar negeri bebas-aktif dan memperkuat jati diri sebagai negara maritim.
4. Mewujudkan kualitas hidup manusia Indonesia yang tinggi, maju dan sejahtera.
5..Mewujudkan bangsa yang berdaya saing.
LAPORAN KINERJA 2019 Page 12
6. Mewujudkan Indonesia menjadi negara maritim yang mandiri, maju, kuat dan berbasiskan
kepentingan
nasional.
7. Mewujudkan masyarakat yang berkepribadian dalam kebudayaan.
Terdapat 9 agenda prioritas yang dikenal dengan NAWA CITA yang ingin diwujudkan pada
Kabinet kerja yakni :
1. Kami akan menghadirkan kembali negara untuk melindungi segenap bangsa dan
memberikan rasa aman pada seluruh warga negara.
2. Kami akan membuat pemerintahan tidak absen dengan membangun tata kelola
pemerintahan yang bersih, efektif, demokratis, dan terpercaya.
3. Kami akan membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan
desa dalam kerangka negara kesatuan
4. Kami akan menolak negara lemah dengan melakukan reformasi sIstem dan penegakan
hukum yang bebas korupsi, bermartabat dan terpercaya.
5. Kami akan meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia.
6. Kami akan meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar internasional
sehingga bangsa Indonesia bisa maju dan bangkit bersama bangsa-bangsa Asia lainnya.
7. Kami akan mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor
strategis ekonomi domestik.
C. TUGAS POKOK DAN FUNGSI
Dalam melaksanakan kegiatannya Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Bitung mengemban
tugas pokok dan fungsi sebagai berikut :
I. Tugas Pokok.
Melaksanakan pencegahan masuk dan keluarnya penyakit karantina dan penyakit
potensial wabah,Surveilans epidemiologi,Kekarantinaan,Pengendalian dampak
Kesehatan Lingkungan,Pelayaanan Kesehatan,Pengawasan OMKABA serta pengamanan
terhadap penyakit baru dan penyakit yang muncul kembali,Bioteroris,unsur
Biologi,Kimia dan Pengmananan radiasi di wilayah kerja bandara, Pelabuhan, dan Lintas
Batas batas darat dan Negara
II. Fungsi
Dalam melaksanakan Tugas Pokok tersebut maka Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III
Bitung menyelenggarakan fungsinya sebagai berikut :
LAPORAN KINERJA 2019 Page 13
a. Pelaksanaan Kekarantinaan,
b. Pelaksanaan Pelayanan Kesehatan,
c. Pelaksanaan Pengendalian Risiko Lingkungan di Bandara,Pelabuhan,dan
Lintas Batas darat Negara;
d. Pelaksanaan Pengamatan penyakit,Penyakit Potensial wabah,penyakit baru
dan penyakit yang muncul kembali;
e. Pelaksanaan Pengamanan radiasi pengion dan non pengion,biologi dan kimia;
f. Pelaksanaan sentra/simpul jejaring surveilens epidemiologi sesuai penyakit
yang berkaitan dengan lalulintas nasional dan internasional;
g. Pelaksanaan fasilitasi dan advokasi kesiapsiagaan dan penanggulangan
Kejadian Luar Biasa (KLB) dan bencana bidang Kesehatan serta kesehaatan
matra termasuk penyelenggaraan kesehatan haji dan perpindahan penduduk;
h. Pelaksanaan,fasilitasi dan advokasi kesehatan kerja di lingkungan
bandara,Pelabuhan, dan Lintas batas darat negara;
i. Pelaksanaan pemberian sertifikat kesehatan obat,makanan,kosmetik dan alat
kesehatan serta bahan adiktif (OMKABA) ekspor dan mengawasi persyaratan
dokumen kesehatan OMKABA impor;
j. Pelaksanaan pengawasan kesehatan alat angkut dan muatannya;
k. Pelaksanaan pemberian pelayanan kesehatan di wilayah kerja
bandara,pelabuhan dan lintas batas darat negara;
l. Pelaksanaan jejaring informasi dan teknologi bidang kesehatan
bandara,Pelabuhan, dan Lintas batas darat negara;
m. Pelaksaanaan jejaring kerja dan kemitraan bidang kesehatan
bandara,Pelabuhan, dan Lintas batas darat negara;
n. Pelaksanaan kajian kekarantinaan,pengendalian risiko lingkungan,dan
surveilans Kesehatan Pelabuhan;
o. Pelaksanaan pelatihan teknis bidang kesehatan bandara,Pelabuhan, dan Lintas
batas darat negara;
p. Pelaksanaan Ketatausahaan dan Kerumahtanggaan KKP;
LAPORAN KINERJA 2019 Page 14
D. STRUKTUR ORGANISASI
Sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 356/
/Menkes/SK/IV/2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Kesehatan Pelabuhan, struktur
organisasi Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Bitung adalah sebagai berikut:
Kepala Kantor
dr.Pingkan M. Pijoh.MPHM
Seksi Pengendalian Karantina dan Surveilans
Epidemiologi
Rundstony J.D Rundengan
Sub. Bagian Tata Usaha
Kasubag TU Martijane Mondoringin S.SOS
Seksi Pengendalian Risiko Lingkungan dan
Kesehatan Lintas Wilayah
Dian Dwirana M, SE
. M.Kes
Instalasi Wilayah Kerja
Kelompok Jabatan Fungsional
LAPORAN KINERJA 2019 Page 15
E. Sumber Daya Manusia
Jumlah pegawai Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Bitung sampai dengan akhir Desember
2019 adalah 43 orang yang terdiri dari 18 orang laki-laki dan 25 orang wanita.
Berdasarkan jabatan, pegawai KKP Kelas III Bitung terdiri dari 4 pejabat structural, 8 orang
pegawai dengan jabatan fungsional tertentu dan 34 orang pegawai dengan jabatan fungsional
umum. Disamping itu terdapat 2 orang pramu kantor, 4 orang satpam dan 2 orang sopir
Grafik.1.1
Distribusi Pegawai KKP Kelas III Bitung Berdasarkan Tingkat Pendidikan dan Jenis Tenaga Tahun 2019
S2
DOKTER
S1
D3
D1
SMA
Slice 7
F. MAKSUD DAN TUJUAN
Penyusun Laporan Kinerja merupakan pelaksanaan Perpres 29 Tahun 2014 tentang system
Akintabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan Permenpan dan RB Nomor 53 Tahun 2014 tentang
petunjuk teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tatacara Reviu atas Laporan Kinerja
instansi Pemerintah.
Tujuan penyusunan Laporan Kinerja KKP Kelas III Bitung adalah untuk:
1. Memberikan informasi kinerja KKP Kelas III Bitung selama tahun 2019 yang telah
ditetapkan dalam dokumen perjanjian kinerja.
2. Sebagai bentuk pertanggung jawaban KKP Kelas III Bitung dalam mencapai sasaran/tujuan
strategis instansi.
3. Sebagai upaya perbaikan berkesinambungan bagi KKP Kelas III Bitung untuk meningkatkan
kinerjanya.
4. Sebagai salah satu upaya mewujudkan manajemen pemerintah yang efektif, transparan dan
akuntabel serta berorientasi pada hasil yang merupakan salah satu agenda penting dalam
reformasi pemerintah
LAPORAN KINERJA 2019 Page 16
E.. SISTEMATIKA PENULISAN
Sistimatika penyajian laporan akuntabilitas kinerja Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Bitung
sebagai berikut.
1. Kata Pengantar
2. Daftar Isi
3. Bab I. Pendahuluan
A. Latar Belakang
B. Visi dan Misi
C. Tugas Pokok dan Fungsi
D. Struktur Organisasi
E. Sumber Daya Manusia
F. Maksud dan Tujuan
G. Sistematika Penulisan
4. Bab II. Perencanaan Kinerja Pada bab ini diuraikan ringkasan/ikhtisar perencanaan kinerja dan
perjanjian kinerja tahun yang bersangkutan.
5. Bab III Akuntabilitas Kinerja
A. Capaian Kinerja Organisasi Pada sub bab ini disajikan capaian kinerja organisasi untuk
setiap
pernyataan perjanjian kinerja sasaran strategis organisasi sesuai dengan hasil pengukuran
kinerja organisasi.
B. Realisasi Anggaran Pada sub bab ini diuraikan realisasi anggaran yang digunakan untuk
mewujudkan kinerja organisasi sesuai dengan dokumen Perjanjian Kinerja termasuk efisiensi
penggunaan sumber daya.
6. Bab IV. Penutup Pada bab ini diuraikan kesimpulan umum atas capaian kinerja organisasi
serta tindak lanjut di masa mendatang yang akan dilakukan organisasi untuk meningkatkan
kinerjanya.
7. Lampiran
LAPORAN KINERJA 2019 Page 17
BAB II
PERENCANAAN KINERJA
A. PERENCANAAN KINERJA
Sesuai dengan amanat Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional, Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Bitung sebagai salah satu pelaku
pembangunan nasional telah menyusun Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2015-
2019 yang merupakan dokumen perencanaan yang bersifat indikatif memuat program-program
pembangunan kesehatan yang akan dilaksanakan oleh Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III
Bitung maupun dengan mendorong peran aktif masyarakat untuk kurun waktu tahun
2019.Rencana Strategis Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Bitung Tahun 2019 menetapkan 1
program teknis yaitu Program Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan.
Menindaklanjuti Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2019, sebagai bentuk
perencanaan strategis yang lebih operasional maka Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Bitung
telah menyusun Rencana Aksi Program Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan
Tahun 2019 yang memuat visi, misi, tujuan, dan sasaran serta arah kebijakan dan strategi yang
menjadi pedoman Kantor kesehatan Pelabuhan Kelas III Bitung dalam menetapkan Rencana
Kinerja Tahunan (RKT) pada tahun 2019 hingga tahun 2019. Penjabaran visi, misi, tujuan, dan
sasaran, serta arah kebijakan dan strategi Ditjen PP dan PL adalah sebagai berikut :
RENCANA AKSI KEGIATAN KKP KELAS III BITUNG Tahun 2015-2019
Rencana Aksi Kegiatan Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Bitung Tahun 2015-2019 Dalam
RAK 2015-2019 telah ditetapkan sasaran pokok untuk pembangunan kesehatan yaitu:
meningkatnya pengendalian penyakit menular dan tidak menular; Sasaran pokok dalam
pengendalian penyakit menular dan tidak menular meliputi menurunnya prevalensi TB,
prevalensi HIV, prevalensi tekanan darah tinggi,. Sasaran pokok ini kemudian diturunkan dalam
sasaran strategis Renstra Kementerian Kesehatan tahun 2015-2019. Sasaran strategis untuk
meningkatnya Pengendalian Penyakit adalah:
a. Penurunan kasus Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I) tertentu sebesar
40%.
b. Kab/Kota yang mampu melaksanakan kesiapsiagaan dalam penanggulangan kedaruratan
kesehatan masyarakat yang berpotensi wabah sebesar 100%.
LAPORAN KINERJA 2019 Page 18
c. Menurunnya prevalensi merokok pada pada usia ≤ 18 tahun sebesar 5,4%.
Sasaran strategis Renstra Kementerian Kesehatan tersebut kemudian diturunkan dalam RAP
tahun 2015-2019 dengan penyesuaian pada tugas pokok dan fungsi Ditjen P2P. Sasaran tersebut
adalah menurunnya penyakit menular dan tidak menular serta meningkatnya kualitas kesehatan
lingkungan, yang ditandai dengan:
a. Persentase kabupaten/kota yang mencapai 80 persen imunisasi dasar lengkap pada bayi
sebesar 95 %.
b. Jumlah kabupaten/kota dengan eliminasi malaria sebanyak 300 kabupaten/kota
c. Jumlah kabupaten/kota endemis filariasis berhasil menurunkan angka mikrofilaria
d. Jumlah provinsi dengan eliminasi kusta sebanyak 34 provinsi.
e. Menurunnya Prevalensi TB menjadi 245 per 100.000 penduduk
f. Menurunnya Prevalensi HIV menjadi
g. Penurunan kasus Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I) tertentu sebesar
40%.
h. Meningkatnya jumlah Kab/Kota yang mempunyai kebijakan kesiapsiagaan dalam
penanggulangan kedaruratan kesehatan masyarakat yang berpotensi wabah sebesar
100%.
i. Menurunnya prevalensi merokok pada pada usia ≤ 18 tahun sebesar 5,4%
j. Meningkatnya Surveilans berbasis laboratorium sebesar 50 %
k. Persentase pelabuhan/bandara/PLBD yang melaksanakan kesiapsiagaan dalam
penanggulangan kedaruratan kesehatan masyarakat yang berpotensi wabah sebesar
100%.
RAP Ditjen P2P Kemudian di turunkan pada RAK Kantor Kesehatan Pelabuhan Bitung 2015-
2019 dengan penyesuaian pada tugas pokok dan fungsi. Sasaran tersebut adalah menurunnya
penyakit menular dan tidak menular serta meningkatnya kualitas kesehatan lingkungan, yang
ditandai dengan:
1. Jumlah alat angkut sesuai dengan standar kekarantinaan kesehatan
2. Persentase respon Sinyal Kewaspadaan Dini (SKD), KLB dan bencana di wilayah
layanan KKP
3. Jumlah deteksi dini dalam rangka cegah tangkal masuk dan keluarnya penyakit
4. Jumlah pelayanan kesehatan pada situasi khusus
5. Jumlah pelabuhan/bandara/PLBD yang mempunyai kebijakan kesiapsiagaan dalam
penanggulangan kedaruratan kesehatan masyarakat yang berpotensi wabah
LAPORAN KINERJA 2019 Page 19
6. Jumlah sertifikat/surat ijin layanan kesehatan lintas wilayah yang diterbitkan
7. Jumlah pelabuhan/bandara/PLBD yang memenuhi syarat-syarat sanitasi
8. Jumlah pelabuhan/bandara/PLBD bebas vektor pada wilayah perimeter dan buffer area
9. Jumlah orang yang melakukan skrining penyakit menular langsung
10. Jumlah dokumen dukungan manajemen dan tugas teknis lainnya
11. Jumlah peningkatan kapasitas SDM bidang P2P
12. Jumlah pengadaan sarana prasarana
Sedangkan Indikator dan sasaran KKP Kelas III Bitung adalah sebagai berikut
Tabel .1
Sasaran, Indikator dan target pelaksanaan
Tahun 2015-2019
NO SASARAN
STRATEGIS INDIKATOR
KINERJA
2015
2016
2019
2019 2019
(1) (2) (3) (4) 1 Kabupaten/kota
yang melakukan pemantauan kasus penyakit berpotensi kejadian luar biasa (KLB) dan melakukan respon penanggulangan terhadap sinyal KLB untuk mencegah terjadinya KLB
1. Jumlah alat angkut sesuai dengan standar kekarantinaan kesehatan
11.200
sertifikat
12.350
sertifikat l
13.650
sertifikat
15.000
sertifikat
16.500
sertifikat
2. Persentase respon Sinyal Kewaspadaan Dini (SKD), KLB dan bencana di wilayah layanan KKP
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
3. Jumlah deteksi dini dalam rangka cegah tangkal masuk dan keluarnya penyakit
170 sertifikat
180 sertifikat
190 sertifikat
196 sertifikat
200 sertifikat
4. Jumlah pelayanan kesehatan pada situasi khusus
4 Layanan
4 Layanan
4 Layanan
4 Layanan
2 Layanan
5. Jumlah pelabuhan/bandara/PLBD yang mempunyai kebijakan kesiapsiagaan dalam penanggulangan kedaruratan kesehatan masyarakat yang berpotensi wabah
1
Pelabuhan
1
Pelabuhan
1 Pelabuha
n
1 Pelabuhan
1
Pelabuhan
LAPORAN KINERJA 2019 Page 20
6. Jumlah sertifikat/surat ijin layanan kesehatan lintas wilayah yang diterbitkan
170
sertifikat
170
sertifikat
170
sertifikat
177
sertifikat
185
sertifikat
7. Jumlah pelabuhan/bandara/PLBD yang memenuhi syarat-syarat sanitasi
7
Pelabuhan
7
Pelabuhan
7
Pelabuhan
7
Pelabuhan
7
Pelabuhan
2 Meningkatnya pencegahan dan pengendalian penyakit tular vector dan zoonotic
8. Jumlah pelabuhan/bandara/PLBD bebas vektor pada wilayah perimeter dan buffer area
7
Pelabuhan
7
Pelabuhan
7
Pelabuhan
7
Pelabuhan
7
Pelabuhan
3 Menurunnya penyakit menular langsung
9. Jumlah orang yang melakukan skrining penyakit menular langsung
1181
Orang
1181
Orang
1181
Orang
1181
Orang
500
Orang
4 Meningkatnya Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Pada Program Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
10. Jumlah dokumen dukungan manajemen dan tugas teknis lainnya
46
Dokumen
46
Dokumen
46
Dokumen
46
Dokumen
40
Dokumen
11. Jumlah peningkatan kapasitas SDM bidang P2P
2 jenis
2 jenis
2 jenis
2 jenis
3 jenis
12. Jumlah pengadaan sarana prasarana
19 unit
20 unit
19 unit
19 unit
8 unit
B. PERJANJIAN KINERJA
Perjanjian kinerja KKP Kelas III Bitung merupakan dokumen pernyataan dan kesepakatan
kinerja antara Kepala Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Bitungb dengan Direktur Jenderal
Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan Republik. Perjanjian Kinerja
Ditjen KKP Kelas III Bitung disusun berdasarkan pada indikator yang tertuang dalam Rencana
Rencana Aksi Kegiatan Tahun 2015-2019. Perjanjian Kinerja merupakan Rencana Kinerja
Tahunan (RKT) dan telah mendapat persetujuan anggaran. Perjanjian Kinerja KKP Kelas III
Bitung Tahun 2019 telah ditandatangani, didokumentasikan dan ditetapkan setelah turunnya
DIPA dan RKA-KL Tahun 2019 pada tanggal 5 Desember 2019. Target-target kinerja sasaran
kegiatan yang ingin dicapai KKP Kelas III Bitung dalam dokumen Perjanjian Kinerja Tahun
2019 adalah sebagai berikut:
LAPORAN KINERJA 2019 Page 21
Tabel 2
PERJANJIAN KINERJA
TAHUN 2019
NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET
(1) (2) (3) (4) 1 Kabupaten/kota yang
melakukan pemantauan kasus penyakit berpotensi kejadian luar biasa (KLB) dan melakukan respon penanggulangan terhadap sinyal KLB untuk mencegah terjadinya KLB
1. Jumlah alat angkut sesuai dengan standar kekarantinaan kesehatan
16.500 sertifikat
2. Persentase respon Sinyal Kewaspadaan Dini (SKD), KLB dan bencana di wilayah layanan KKP
100 %
3. Jumlah deteksi dini dalam rangka cegah tangkal masuk dan keluarnya penyakit
200 sertifikat
4. Jumlah pelayanan kesehatan pada situasi khusus
4 Layanan
5. Jumlah pelabuhan/bandara/PLBD yang mempunyai kebijakan kesiapsiagaan dalam penanggulangan kedaruratan kesehatan masyarakat yang berpotensi wabah
1 Pelabuhan
6. Jumlah sertifikat/surat ijin layanan kesehatan lintas wilayah yang diterbitkan
177 sertifikat
7. Jumlah pelabuhan/bandara/PLBD yang memenuhi syarat-syarat sanitasi
7 Pelabuhan
2 Meningkatnya pencegahan dan pengendalian penyakit tular vector dan zoonotic
8. Jumlah pelabuhan/bandara/PLBD bebas vektor pada wilayah perimeter dan buffer area
7 Pelabuhan
3 Menurunnya penyakit menular langsung
9. Jumlah orang yang melakukan skrining penyakit menular langsung
500 Orang
4 Meningkatnya Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Pada Program Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
10. Jumlah dokumen dukungan manajemen dan tugas teknis lainnya
40 Dokumen
11. Jumlah peningkatan kapasitas SDM bidang P2P
3 jenis
12. Jumlah pengadaan sarana prasarana 8 unit
LAPORAN KINERJA 2019 Page 22
BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA A. CAPAIAN KINERJA
Dalam mengukur kinerja program pencegahan dan pengendalian penyakit di tahun 2019 terdapat
beberapa sasaran strategis yang tertuang dalam dokumen Rencana Aksi Program P2P tahun
2019. Berikut adalah target dan capaian indikator program pencegahan dan pengendalian
penyakit tahun 2019:
Tabel 4 Pengukuran Kinerja Kegiatan
Tahun 2019 NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA
TARGET REAL Persentase
(%)
(1) (2) (3) (4) 1 Kabupaten/kota yang
melakukan pemantauan kasus penyakit berpotensi kejadian luar biasa (KLB) dan melakukan respon penanggulangan terhadap sinyal KLB untuk mencegah terjadinya KLB
1. Jumlah alat angkut sesuai dengan standar kekarantinaan kesehatan
16.500 sertifikat
27.244 sertifikat
165
2. Persentase respon Sinyal Kewaspadaan Dini (SKD), KLB dan bencana di wilayah layanan KKP
100 % 100 % 100
3. Jumlah deteksi dini dalam rangka cegah tangkal masuk dan keluarnya penyakit
200 sertifikat
391 sertifikat
178,06
4. Jumlah pelayanan kesehatan pada situasi khusus
2 Layanan 2 Layanan 100
5. Jumlah pelabuhan/bandara/PLBD yang mempunyai kebijakan kesiapsiagaan dalam penanggulangan kedaruratan kesehatan masyarakat yang berpotensi wabah
1 Pelabuhan
1 Pelabuhan
100
6. Jumlah sertifikat/surat ijin layanan kesehatan lintas wilayah yang diterbitkan
177
sertifikat
315
sertifikat
187,5
7. Jumlah pelabuhan/bandara/PLBD yang memenuhi syarat-syarat sanitasi
7 Pelabuhan
7 Pelabuhan
100
2 Meningkatnya pencegahan dan pengendalian penyakit tular vector dan zoonotic
8. Jumlah pelabuhan/bandara/PLBD bebas vektor pada wilayah perimeter dan buffer area
7 Pelabuhan
7 Pelabuhan
100
3 Menurunnya penyakit menular langsung
9. Jumlah orang yang melakukan skrining penyakit
500 Orang
591 Orang
118
LAPORAN KINERJA 2019 Page 23
menular langsung 4 Meningkatnya
Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Pada Program Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
10. Jumlah dokumen dukungan manajemen dan tugas teknis lainnya
40 Dokumen
40 Dokumen
100
11. Jumlah peningkatan kapasitas SDM bidang P2P
3 jenis
3 jenis
100
12. Jumlah pengadaan sarana prasarana
8 Unit
8 Unit
100
Rata rata pencapaian Indikator Kinerja 119,30
Gambaran atas keberhasilan upaya peningkatan pengendalian penyakit sepanjang tahun 2019
digambarkan melalui beberapa indikator yang terkait sasaran strategis di bawah ini:
1. Jumlah alat angkut sesuai dengan standar kekarantinaan kesehatan
a. Pengertian
Sarana transportasi yang dianggap sebagai lingkungan tempat tinggal sementara yang
memiliki waktu menetap relatif lama adalah kapal laut. Sesuai dengan keadaan tersebut,
serta amanat Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1962 tentang Karantina Laut, maka sanitasi
di kapal merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam mendukung pengawasan
kesehatan khususnya manusia di dalamnya maupun masyarakat pada umumnya.
Menurut Permenkes RI No.2348/Menkes/XI/2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kantor Kesehatan Pelabuhan, sanitasi kapal adalah segala usaha yang ditujukan terhadap
faktor lingkungan di kapal untuk memutuskan mata rantai penularan penyakit guna
memelihara dan mempertinggi derajat kesehatan. Sanitasi kapal berlaku untuk semua jenis
kapal baik kapal penumpang, maupun kapal barang. Pemeriksaan sanitasi kapal
dimaksudkan untuk pengeluaran sertifikat sanitasi guna memperoleh Surat Izin Kesehatan
Berlayar (SIKB). Hasil pemeriksaan dinyatakan berisiko tinggi atau risiko rendah, jika kapal
yang diperiksa dinyatakan risiko tinggi maka diterbitkan Ship Sanitation Control Certificate
(SSCC) setelah dilakukan tindakan sanitasi dan apabila faktor risiko rendah diterbitkan Ship
Sanitation Exemption Control Certificate (SSCEC), dan pemeriksaan dilakukan dalam masa
waktu enam bulan sekali (WHO, 2007).
Setiap alat angkut yang sesuai dengan standar kekarantinaan kesehatan adalah alat
angkut yang telah melalui proses pemeriksaan dan dinyatakan memenuhi standar untuk
diterbitkannya dokumen-dokumen kesehatan yang ada. Dokumen-dokumen kesehatan yang
dimaksud yaitu berupa Port Health Quarantine Clearance (PHQC), SSCEC ( Ship
Sanitation Control Exemption Certificate) atau SSCC (Ship Sanitasion Control Certificate),
LAPORAN KINERJA 2019 Page 24
sertifikat obat dan peralatan P3K Kapal, Buku Kesehatan Kapal, serta Certificate of
Pratique (COP) untuk alat angkut atau kapal yang berasal dari luar negeri.
Adapun institusi yang memiliki kewenangan untuk melakukan pemeriksaan adalah
Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP). Menurut Permenkes RI No.2348/Menkes/XI/2011,
bahwa KKP mempunyai tugas melaksanakan pencegahan masuk dan keluarnya penyakit
karantina dan penyakit menular potensial wabah, kekarantinaan, pelayanan kesehatan
terbatas di wilayah kerja Pelabuhan / Bandara dan Lintas Batas, serta pengendalian dampak
kesehatan lingkungan.
Upaya sanitasi kapal merupakan tanggung jawab pemilik kapal melalui nakhoda kapal
dan anak buah kapal. ABK bertanggung jawab terhadap kebersihan kapal dan sarana lainnya
yang mendukung sanitasi kapal. Peningkatan sanitasi kapal adalah usaha merubah keadaan
lingkungan alat angkut yang dapat berlayar menjadi lebih baik sebagai usaha pencegahan
penyakit dengan memutuskan mata rantai penularan penyakit. Tujuan peningkatan sanitasi
kapal menurut permenkes No. 530/Menkes/Per/VII/1987 adalah:
1. Meniadakan / menghilangkan sumber penularan penyakit di dalam kapal.
2. Agar kapal tetap bersih sewaktu mau berangkat maupun sedang berlayar.
3. Supaya penumpang maupun ABK senang/nyaman berada didalamnya.
b. Definisi Operasional
Setiap alat angkut yang sesuai dengan standar kekarantinaan kesehatan adalah alat
angkut yang telah melalui proses pemeriksaan dan dinyatakan memenuhi standar untuk
diterbitkannya dokumen-dokumen kesehatan yang ada. Dokumen-dokumen kesehatan yang
dimaksud yaitu berupa Port Health Quarantine Clearance (PHQC), SSCEC ( Ship
Sanitation Control Exemption Certificate) atau SSCC (Ship Sanitasion Control Certificate).
c. Rumus/cara perhitungan
X= Jumlah seluruh sertifikat (PHQC dan SSCEC/SSCC) pada tahun yang dimaksudkan
d. Capaian Indikator
Jumlah alat angkut yang sesuai standar kekarantinaan kesehatan pada tahun 2019 di KKP
Kelas III Bitung berjumlah 28.487 sertifikat, pencapaian tersebut melebihi target sebanyak
16.500 sertifikat yang ditetapkan, dimana mencapai 189,9 %. Jika dibandingkan dengan
LAPORAN KINERJA 2019 Page 25
tahun 2019 mengalami peningkatan 104 %. (15.772), berikut perbandingan pada beberapa
tahun terakhir:
Diagram. Jumlah Kapal Sesuai Kekarantinaan Kesehatan pada Tahun 2019 sampai
dengan 2019
e. Analisis Capaian Keberhasilan
Penetapan Bitung sebagai Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) oleh pemerintah dalam
PP No. 32 Tahun 2014 serta berdasarkan pengertian dari KEK menurut UU No. 39 Tahun
2009 dimana KEK merupakan kawasan dengan batas tertentu yang memiliki letak yang
strategis dalam wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia yang ditetapkan untuk
menyelenggarakan fungsi perekonomian menjadi factor peningkatan jumlah kunjungan alat
transportasi ke daerah Bitung dalam hal ini jumlah kunjungan kapal. Adapun kapal-kapal
nelayan yang dahulu belum terjangkau dalam pelayanan, telah di data dan dilakukan
pemeriksaan dan dilakukan penerbitan dokumen bagi yang memenuhi persyaratan
f. Upaya yang dilakukan untuk mencapai indikator
Pemeriksaan kapal yang sesuai dengan standar kekarantinaan kesehatan dilakukan
berdasarkan surat permohonan yang diajukan oleh perusahan pelayaran/agen yang meliputi
pemeriksaan kondisi sanitasi kapal, kualitas air bersih, kondisi kesehatan ABK dan
penumpang, kelengkapan dokomen, daftar obat P3K dan lain-lain. Kegiatan ini dilaksanakan
LAPORAN KINERJA 2019 Page 26
secara rutin setiap bulan dengan melibatkan seluruh tenaga di seksi Pengendalian Karantina
dan Surveilans Epidemiologi berkerja sama dengan seksi Pengendalian PRL dan Kesehatan
Lintas Wilayah
g. Permasalahan
1. Kurangnya tenaga ahli dalam melakukan pemeriksaan
2. Keterbatasan alat bantu untuk melakukan pemeriksaan.
3. Keterbatasan pegawai yang melakukan pemeriksaan.
h. Pemecahan Masalah
1. Melakukan pelatihan kepada petugas agar terampil
2. Melakukan kordinasi terkait pengadaan pegawai untuk keperluan dalam melakukan
kegiatan penerbitan dokumen buku kesehatan
3. Berkoordinasi dalam mengajukan penambahan pegawai dan tenaga kontrak.
i. Analisa Perbandingan Kinerja
Adapun analisa perbandingan dilakukan dengan KKP sejenis, dimana KKP Bitung
melakukan perbandingan dengan KKP Kelas III Bitung. Pencapaian indikator yang
dimaksudkan oleh KKP Bitung mencapai 189,9% sedangkan KKP Kelas III Bitung
sebesar 96,5%.
j. Analisa Efisiensi Penggunaan Sumber Daya
Efisiensi penggunaan sumber daya yang dilakukan yakni dengan orientas pada outcome
(manfaat) yang ingin dicapai tanpa mengurangi target. Beberapa kebijakan yang
dilakukan dalam rangka efisiensi penggunaan sumber daya di lingkungan Kantor
Kesehatan Pelabuhan Kelas III Bitung tahun 2019 diantaranya :
1. Melakukan pengelolaan anggaran kegiatan secara efektif dan akuntabel.
2. Melakukan verifikasi dan pemeriksaan data dukung pembayaran translok
3. Mengurangi kesalahan dan pencetakan laporan, penggunaan formulir serta
pengiriman laporan bulanan secara elektronik.
LAPORAN KINERJA 2019 Page 27
2. Persentase Respon Sinyal Kewaspadaan Dini (SKD), KLB dan Bencana di Wilayah
Layanan KKP
a. Pengertian
Sistem kewaspadaan dini penyakit potensial wabah merupakan kewaspadaan terhadap
penyakit-penyakit potensial wabah beserta faktor-faktor yang mempengaruhinya dengan
menerapkan teknologi surveilans epidemiologi dan dimanfaatkan untuk meningkatkan
sikap tanggap kesiapsiagaan, upaya-upaya pencegahan dan tindakan penanggulangan
yang cepat dan tepat.
b. Definisi operasional
Sistem Kewaspadaa Dini penyakit potensial wabah yang dimaksudkan yakni kegiatan
yang dilaksanakan dengan cara pengumpulan data kasus penyakit potensial wabah dari
sarana pelayanan kesehatan di wilayah kerja KKP kelas III Bitung yang meliputi 6
Wilker dan Kantor Induk, yang ada di Wilayah Kerja Pelabuhan Bitung. Berdasarkan
dengan pelaporan yang dilakukan di puskesmas daerah wilayah kerja dan kantor induk,
maka data yang diambil mengacu mengacu pada pengambilan laporan wabah pada
wilayah kerja setempat.
c. Rumus/ cara perhitungan
d. Capaian Indikator
Pada tahun 2019 tidak terdapatnya laporan terkait Kejadian Luar Biasa, namun adanya
laporan kasus flu burung (H5N1) di wilayah kerja dari KKP Bitung yakni di kecamatan
Belang kabupaten Minahasa Tenggara, namun setelah di investigasi benar adanya kasus
tersebut tapi sebatas pada hewan sebagai tempat berdiamnya virus tersebut atau belum
terdapat suspect yaitu tertular pada manusia. Sehingga hal-hal sebagai bentuk pencegahan
dilakukan diantaranya penyuluhan berupa edukasi kepada masyarakat sekitar.
System kewaspadaan dini terhadap penyakit potensial wabah dilakukan pada
setiap bulan dengan melakukan pengumpulan data bulanan laporan wabah pada
puskesmas wilayah kerja KKP Kelas III Bitung. Berdasarkan informasi yang didapati,
pada tahun 2019 tidak ditemukan adanya penyakit karantina. Jumlah kasus penyakit
LAPORAN KINERJA 2019 Page 28
potensial wabah yang dilaporkan meliputi ISPA, Diare, Malaria dan Demam Berdarah
Dengue dengan terdapat total 318 kasus. Berikut grafik jumlah kasus yang dilaporkan:
Diagram. Distribusi Penyakit Potensial Wabah Menurut Bulan pada Tahun 2016 sampai dengan 2019
Berdasarkan data di atas, dari seluruh data yang ada KKP Bitung merespon 100%
sesuai dengan target yang ditetapkan yakni 100%.
e. Analisis Capaian Keberhasilan
Perubahan Iklim berpengaruh pada penyebaran penyakit dimana degradasi lahan dan
ekosistem dapat berpengaruh pada penyebaran vector penyakit.
f. Upaya yang dilakukan untuk mencapai indikator
Kebijakan dan upaya yang dilaksanakan yakni melakukan kordinasi lintas sektoral
dengan dinas setempat
g. Masalah
- Kurangnya koordinasi jejaring surveilans
- Pengetahuan dan ketrampilan petugas masih kurang
- Alat dan bahan pendukung kegiatan masih terbatas
- Kurang koperatifnya petugas di instansi terkait dalam memberikan data
LAPORAN KINERJA 2019 Page 29
h. Usul pemecahan masalah
Penambahan sumber daya manusia dan peningkatan pengetahuan petugas serta kendaraan
operasional.
i. Anallisa Perbandingan Kinerja
Berdasarkan RPJMN yang menargetkan 100% dalam respon sinyal kewaspadaan dini,
KLB dan bencana maka KKP Bitung juga telah mencapai target 100% yangmenjadi
target tahunan dalam perjanjian kinerja. Jika dibandingkan dengan KKP Kelas III Bitung
terdapat kesamaan dalam pencapaian kinerja yang dimaksudkan
j. Analisa Efisiensi Sumber Daya
Dalam pelaksanaan efisiensi yang dimaksudkan, KKP Bitung selalu mengutamakan asas
manfaat, dimana target yang telah ditetapkan selalu berusaha untuk dicapai. Adapun
kebijakan yang diambil:
1. Melakukan pengelolaan anggaran kegiatan secara efektif dan akuntabel.
2. Melakukan verifikasi dan pemeriksaan data dukung pembayaran translok
3. Mengurangi kesalahan dan pencetakan laporan, penggunaan formulir serta
pengiriman laporan bulanan secara elektronik
4. Kegiatan verifikasi rumor KLB yang dilakukan tidak selalu dengan kunjungan,
namun dapat dilakukan melalui konformasi pesan elektronik.
3. Jumlah Deteksi Dini Dalam Rangka Cegah Tangkal Masuk dan Keluarnya
a. Pengertian
Deteksi dini penyakit karantina dan penyakit potensial wabah adalah upaya
identifikasi sedini mungkin terhadap kemungkinan adanya penderita/tersangka
menderita penyakit karantina maupun penyakit menular potensial wabah pada
penumpang/crew yang datang dari luar dan dalam negeri.
b. Defenisi Operasional
Secara Operasional penyelenggaraan deteksi dini meliputi Alat Angkut,
Manusia dan Barang yang berpotensi menyebabkan penyakit karantina dan penyakit
potensia wabah yang dilakukan pemeriksaan sesuai dengan standar prosedur yang
berlaku.
LAPORAN KINERJA 2019 Page 30
c. Rumus / Cara perhitungan
Rumus Capaian Indikator yang digunakan adalah semua kapal yang datang dari
negara/daerah tidak terjangkit (sehat) yang dilakukan deteksi dini (pemeriksaan
dalam karantina).
Jumlah Kapal yang dilakukan Deteksi dini dalam rangka cegah tangkal
d. Capaian Indikator
Pada tahun 2019 jumlah kapal yang dilakukan deteksi dini dalam rangka cegah
tangkal masuk dan keluarnya penyakit adalah 349 sertifikat
Dengan Rincian :
1) Kegiatan Pemeriksaan Kedatangan (COP) kapal Total 183
2) Kegiatan Pemeriksaan Keberangkatan (PHQC) kapal Total 166
Apabila dibandingkan dengan tahun 2019, kegiatan deteksi dini terjadi
peningktan hal ini disebabkan karena jumlah kedatangan dan keberangkatan kapal
yang juga mengalami peningkatan, dengan rincian :
1) Kegiatan Pemeriksaan Kedatangan (COP) kapal Total 346 sertifikat
2) Kegiatan Pemeriksaan Keberangkatan (PHQC) kapal Total 346 sertifikat
Berikut data kegiatan deteksi dini dalam rangka cegah tangkal masuk dan
keluarnya penyakit:
Diagram. Perbandingan Kegiatan Deteksi Dini Masuk Keluarnya Penyakit pada Kapal
LAPORAN KINERJA 2019 Page 31
Berdasarkan penjelasan di atas dapat dilihat bahwa KKP Bitung telah melampaui
target yang telah ditetapkan sebesar 196 sertifikat, dimana KKP Bitung mencapai
178,06%.
e. Analisis Capaian Keberhasilan
Bitung sebagai Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) dalam PP No. 32 Tahun
2014 menjadi faktor yang menyebabkan peningkatan jumlah kunjungan alat
transportasi ke daerah Bitung dalam hal ini jumlah kunjungan kapal.
f. Upaya yang dilakukan untuk mencapai indikator
Setiap kedatangan dan keberangkatan kapal wajib dilakukan deteksi dini oleh
Kantor Kesehatan Pelabuhan dalam rangka cegah tangkal masuk keluarnya penyakit.
Kapal tidak diperkenankan melakukan aktivitas apapun sebelum petugas Kantor
Kesehatan Pelabuhan melakukan pemeriksaan dan diterbitkan sertifikat yang
menyatakan kapal tersebut layak untuk masuk maupun keluar.
g. Masalah
Permasalahan yang sering dijumpai pada saat kegiatan deteksi dini
pemeriksaan kapal dalam rangka cegah tangkal masuk keluarnya penyakit adalah
sebagai berikut :
1. Minimnya peralatan yang ada untuk melakukan deteksi dini
2. Masalah komunikasi atau penguasaan bahasa
3. Sarana penunjang yang ada belum memadai
h. Pemecahan Masalah
Berdasarkan masalah yang timbul tersebut, maka KKP Kelas III Bitung
melakukan hal-hal sebagai berikut:
a) Asanya peralatan untuk membantu petugas daam rangka deteksi dini penyakit
b) Melaksanakan koordinasi dengan pihak keagenan kapal
i. Analisa Perbandingan Kinerja
Perbandingan capaian indikator kinerja dilakukan dengan melihat capaian dari KKP
Bitung, dikarenakan KKP Bitung merupakan KKP Kelas III yang sama dengan KKP
LAPORAN KINERJA 2019 Page 32
Bitung. Adapun pencapaian kinerja KKP Bitung sejumlah 105,5% dari target
sedangkan KKP Bitung sebesar 178,06% yang lebih tinggi pencapaiannya.
j. Analisa Efisiensi Sumber Daya
Pencapaian kinerja dari KKP Bitung, telah menunjukan terjadinya efisiensi dalam
pelaksanaan tersebut. Dalam taerget ditetapkan sejumah 196 sertifikat, namun dalam
pelaksaan KKP Bitung telah mencapai 349 sertifikat atau sebanyak 178,06%
sehingga dalam pelaksanaan sudah terjadi efisiensi jika dilihat dari penggunaan
anggaran dan SDM yang ada. Kebijakan yang diambil:
1. Melakukan pengelolaan anggaran kegiatan secara efektif dan akuntabel.
2. Melakukan verifikasi dan pemeriksaan data dukung pembayaran translok
4. Indikator Jumlah Pelayanan Kesehatan pada Situasi Khusus
a. Pengertian
Kementerian Kesehatan dalam hal ini Ditjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
(P2P) melalui Kantor Kesehatan Pelabuhan berperan dalam meningkatkan pelayanan
kesehatan situasi khusus pada fasilitas kesehatan yang ada pada bandar udara,
pelabuhan dan pos lintas batas negara yang diperlukan pada jalur angkutan perayaan
Lebaran juga Natal dan Tahun Baru. Selain itu, Kantor Kesehatan Pelabuhan sebagai
unit pelaksana khusus di Pelabuhan Laut maupun Bandar Udara bertanggung jawab
untuk melakukan penyelenggaraan kesehatan haji. Berkaitan dengan pelayanan
penyelenggaraan kesehatan haji, Menteri kesehatan berkewajiban melakukan
pembinaan dan pelayanan kesehatan ibadah haji dan kewaspadaan terhadap
penularan penyakit yang terbawa oleh jamaah haji/umroh.
b. Definisi operasional
Pelayanan Kesehatan pada Situasi Khusus terdiri dari Pelayanan Kesehatan pada
Situasi Khusus Mudik Lebaran, Perayaan Natal dan Tahun Baru, Embarkasi Haji,
dan Debarkasi Haji.
c. Rumus/ cara perhitungan
Jumlah semua layanan Kesehatan pada situasi khusus Tahun Berjalan
LAPORAN KINERJA 2019 Page 33
d. Capaian Indikator
Indikator capaian Jumlah Pelayanan Kesehatan pada Situasi Khusus adalah 4 layanan
yang terdiri dari Layanan Situasi Khusus Posko Mudik Lebaran 2019, Posko
Perayaan Nataru 2019, Embarkasi Haji 2019, dan Debarkasi Haji 2019 mencapai 100
% dari target yang diharapkan sebesar 2 layanan.
Indikator capaian kegiatan pada tahun 2019:
e. Analisa Capaian Keberhasilan
Pencapaian kinerja dapat dilakukan dengan kordinasi aktif dengan lintas sector
dalam melaksanakan kegiatan tersebut, namun yang terutama adalah kerjasama
internal kantor dalam hal ini kerjasama seksi dalam melaksanakan kegiatan tersebut.
f. Upaya yang dilakukan untuk mencapai indikator
Kebijakan dan upaya yang dilaksanakan yaitu ;
Persiapan berupa ;
- alat dan bahan
- tenaga medis
- Ambulance
Pelaksanaan ;
- Melakukan pengawasan lalu lintas penumpang pada Posko Lebaran dan
- Posko Nataru.
- Pelayanan kesehatan dan rujukan pada Posko Lebaran dan Posko Nataru.
- Pengawasan Embarkasi Haji dan Debarkasi Haji
Pelaporan ;
- Pencatatan
- Evaluasi
- Rencana tindak lanjut / follow up
Kebijakan dan upaya yang dilaksanakan
- Persiapan alat dan bahan
- Membangun komitmen dengan dinas kesehatan, otoritas pelabuhan/bandara dan
Instansi terkait
LAPORAN KINERJA 2019 Page 34
- Sosialisasi
- Monitoring secara berkala.
g. Masalah
Tenaga dan sarana prasarana dalam melakukan layanan situasi khusus yang masih
perlu ditingkatkan. Juga koordinasi dan kerjasama dengan pihak-pihak terkait yang
belum maksimal.
h. Usul pemecahan masalah
Perencanaan yang tepat dan berkelanjutan dan dukungan dari semua pihak yang
terkait.
i. Analisa Perbandingan Kinerja
Pencapaian kinerja pada indikator yang dimaksudkan oleh KKP Bitung dan KKP
Bitung yakni mencapai 100% namun dengan jumlah target yang berbeda, dimana
KKP Bitung menargetkan 14 Layanan sementara Bitung 4 Layanan.
j. Analisa Efisiensi Sumber Daya
KKP Kelas III Bitung selalu mengutamakan akan asas manfaat dalam melakukan
efisiensi sumber daya. Adapun pelaksanaan kegiatan tersebut telah dilakukan
dengan memperhatikan beberapa hal:
1. Melakukan pengelolaan anggaran kegiatan secara efektif dan akuntabel.
2. Mengurangi kesalahan dan pencetakan laporan, penggunaan formulir serta
pengiriman laporan bulanan secara elektronik.
5. Jumlah Pelabuhan/Bandara/PLBD yang mempunyai kebijakan kesiapsiagaan dalam
penanggulangan kedaruratan kesehatan masyarakat yang berpotensi wabah
a. Pengertian
Kebijakan dalam penanggulangan kedaruratan kesehatan masyarakat yang berpotensi
wabah merupakan suatu langkah yang dilakukan untuk menanggulangi kejadian
KKM yang terjadi serta mencegah untuk tidak meluasnya kejadian tersebut.
LAPORAN KINERJA 2019 Page 35
b. Definisi Operasional
Secara operasional kegiatan yang dimaksudkan berupa penanggulangan apabila
terjadinya suatu kejadian kkm di pelabuhan induk sehingga kegiatan tersebut dapat
ditanggulangi dan tidak meluas ke daerah-daerah yang lain.
c. Rumus / cara perhitungan
X= Jumlah Pelabuhan yang mempunyai kebijakan kesiapsiagaan dalam penanggulangan
kedaruratan kesehatan masyarakat yang berpotensi wabah
d. Capaian Indikator
Pada tahun 2019 di KKP Kelas III Bitung terdapat 1 kegiatan yang dilaksanakan
dalam rangka untuk kebijakan terhadap penanggulangan KKM yakni kegiatan
Rencana Kontijensi Wilker Amurang (1 Kegiatan).
e. Analisis Capaian Keberhasilan
Kerjasama antar lintas sektor sangat berperan penting demi terciptanya kegiatan
tersebut. Dalam penanggulangan kejadian KKM, sangat diperlukan peran instansi
terkait, terutama yang terlibat aktif. Dalam pelaksanaan rencana kontijensi, telah
berjalan sesuai dengan yang direncanakan dikarenakan peran serta semua pihak baik
internal kantor maupun antar sector terlibat.
f. Upaya yang dilakukan untuk mencapai indikator
adapun kebijakan yang dihasilkan dari kegiatan ini bertujuan untuk Pelabuhan
Bitung yang sehat dalam rangka mencegah menanggulangi terjadinya kkm serta
mencegahnya segala potensi penyebaran penyakit, gangguan keamanan dan
ketertiban masyarakat. Kebijakan yang dihasilkan teruang dalam bentuk tim gerak
cepat.
g. Permasalahan
Pada umumnya sumber daya manusia yang terampil dalam pembentukan tim masih
kurang.
LAPORAN KINERJA 2019 Page 36
h. Pemecahan Masalah
Pelatihan dapat meningkatkan keterampilan dari SDM yang dimaksudkan
i. Analisa Perbandingan Kinerja
Pencapaian indikator tersebut jika dibandingkan dengan KKP Bitung, mengalami
persentasi capaian yang sama yakni sebanyak 100%
j. Analisa Efisiensi Sumber Daya
Adapun dalam pelaksanaan kegiatan tersebut, KKP Bitung selalu memperhatikan
akan efisiensi penggunaan sumber daya dengan tidak mengurangi akan manfaat dari
kegiatan tersebut, dimana penggunaan anggaran secara efektif dan akuntabel menjadi
hal yang diprioritaskan.
6. Jumlah Sertifikat/surat ijin layanan kesehatan lintas wilayah
a. Pengertian
Sertifikat/surat ijin layanan kesehatan lintas wilayah merupakan ijin yang diberikan
terhadap suatu keadaan yang melalui proses pemeriksaan petugas terkait.
b. Definisi Operasional
Kegiatan pemeriksaan yang dilakukan terhadap objek maupun subjek melalui
prosedur yang ada sampai dinyatakan layak untuk diterbitkannya sertifikat yang
dimaksudkan. Adapun dokumen-dokumen yang dimaksudkan terdiri dari:
1. ICV
2. Orang Sakit
3. Ijin Angkut Jenazah
4. Surat Keterangan Berbadan Sehat
c. Rumus Capaian
Ket:
X= Sertifikat/ijin layanan kesehatan lintas wilayah
LAPORAN KINERJA 2019 Page 37
d. Capaian Indikator
Pada tahun 2019 terdapat total 334 Sertifikat yang diterbitkan dari layanan kesehatan
lintas wilayah. Berikut distribusi:
Diagram. Distribusi Pemberian Sertifikat/surat ijin Layanan Kesehatan Lintas
Wilayah
Berdasarkan diagram di atas dapat dilihat dimana ICV menjadi persentasi
terbanyak dari total keseluruhan sertifikat. Berdasarkan target pada perjanjian
kinerja, sertifikat/surat ijin Layanan Kesehatan Lintas Wilayah ditargetkan sejumlah
177 sertifikat. Pada realisasi selama tahun 2019, total sudah melebihi target yang
ditetapkan.
e. Analisis Capaian Keberhasilan
Perhitungan yang tepat dalam penetapan target menjadi salah satu factor
keberhasilan dalam pencapaian kinerja tersebut di tunjang dengan pelaksanaan
kegiatan penerbitan dokumen dimana sebelumnya telah dilakukan pemeriksaan oleh
petugas dari Sie. PRL dan KLW.
f. Upaya yang dilakukan untuk mencapai indikator
Dalam rangka penerbitan sertifikat/ijin layanan kesehatan lintas wilayah, pemohon
atau subjek dilakukan kegiatan pemeriksaan maupun tidakan fisik serta melihat hasil
dari tindakan tersebut dan menerbitkan sertifikat/ijin yang dimaksud.
LAPORAN KINERJA 2019 Page 38
g. Permasalahan
Dalam pelaksanaan kegiatan tersebut seringkali menemui kendala terhadap SDM
pada bidang kesehatan lintas wilayah yang melakukan pemeriksaan, dimana
terkadang yang datang bermohon dalam jumlah yang banyak sementara SDM yang
ada terbatas
h. Pemecahan Masalah
Melakukan kordinasi dengan bagian kepegawaian terkait penambahan jumlah SDM.
i. Analisa Perbandingan Kinerja
KKP Bitung dalam pencapaian kinerja pada indikator tersebut yakni mencapai
188,7% jika dibandingkan dengan KKP Bitung yang mencapai 120,7%, namun
dengan jumlah target yang berbeda, dimana KKP Bitung menargetkan 177 Sertifikat
sementara Bitung 4.495 Sertifikat.
j. Analisa Efisiensi Sumber Daya
Pelaksanaan kegiatan tersebut telah melebihi target yang ditetapkan, dimana target
yang ditetapkan sebanyak 177 sertifikat sedangkan capaian sebesar 334 sertifikat.
Secara penganggaran dapat kita lihat bahwa dalam perencanaan penganggaran, KKP
Bitung hanya menganggarkan untuk pelaksanaan kegiatan sesuai target, namun
pelaksanaan terdapat efisiensi dimana realisasi penganggaran untuk pelaksanaan 177
sertifikat dilaksanakan untuk 334 sertifikat.
7. Jumlah Pelabuhan / bandara / PLBD yang memenuhi syarat-syarat sanitasi
A. Pengertian
Sanitasi Pelabuhan / Bandara adalah segala upaya yang dilakukan untuk menjamin terwujudnya
kondisi yang memenuhi pesyaratan melalui upaya sanitasi di pintu masuk Pelabuhan / Bandara /
PLBD guna mencegah terjadinya penularan penyakit, melindungi, memelihara dan meningkatkan
derajat kesehatan penumpang, pengantar dan pengunjung, ABK/Crew kapal
dan pesawat serta pekerja di Pelabuhan dan Bandara.
Secara umum sanitasi merupakan suatu upaya yang dilakukan oleh manusia atau kelompok untuk
mewujudkan dan menjamin kondisi lingkungan (terutama lingkungan fisik, yaitu tanah, air, dan
udara) yang memenuhi syarat-syarat kesehatan.
LAPORAN KINERJA 2019 Page 39
Sanitasi juga bisa diartikan sebagai suatu kondisi yang berkaitan dengan kesehatan masyarakat,
terutama penyediaan air minum bersih dan pembuangan limbah yang memadai. Sanitasi dapat
membantu mencegah timbulnya penyakit dengan cara pengendalian faktor-faktor lingkungan fisik
yang berhubungan dengan rantai penularan penyakit.
Dengan kata lain, sanitasi adalah perilaku manusia yang disengaja untuk membudayakan kebiasaan
hidup bersih dan sehat untuk mencegah manusia terkontaminasi langsung dengan bahan-bahan
kotor dan berbahaya dengan harapan bisa menjaga dan memperbaiki tingkat kesehatan manusia.
B. Definisi Operasional
Sanitasi yang dilaksanakan oleh KKP merupakan usaha untuk mengawasi kegiatan yang
berlangsung di tempat-tempat yang erat hubungannya dengan timbulnya atau menularnya suatu
penyakit.
Jumlah Pelabuhan / Bandara / PLBD yang memenuhi syarat sanitasi adalah jumlah Pelabuhan /
Bandara / PLBD di lingkungan kerja Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Bitung yang dilakukan
upaya sanitasi dan memenuhi syarat sanitasi selama kurun waktu tahun 2019 meliputi :
1. Pelabuhan Bitung (Kantor Induk)
2. Wilker Kema
3. Wilker Amurang
4. Wilker Belang
5. Wilker Kotabunan
6. Wilker Labuan Uki
7. Wilker Molibagu
Pelabuhan yang berada pada ruang lingkup KKP Bitung harus memenuhi syarat-syarat sanitasi
seperti :
- Pengawasan penyediaan air
- Pengamanan makanan dan minuman
- Hygiene dan sanitasi gedung, bangunan, perusahaan dan lingkungan
- Pengawasan pencemaran udara, air dan tanah
- Hygiene sanitasi alat angkut
C. Rumus/ Cara Perhitungan
Jumlah Pelabuhan yang memenuhi syarat sanitasi dalam kurung waktu tertentu
-------------------------------------------------------- x 100% Jumlah Pelabuhan yang memenuhi syarat sanitasi
dalam kurung waktu yang sama
LAPORAN KINERJA 2019 Page 40
D. Capaian Indikator
Capaian indikator jumlah pelabuhan/ bandara/ PLBD yang memenuhi syarat sanitasi tahun
2019 adalah sebesar 7 pelabuhan (100%). Capaian indikator dapat dilihat pada grafik
dibawah ini :
Capaian Indikator Jumlah Pelabuhan/ Bandara/ PLBD
yang Memenuhi Syarat Sanitasi Tahun 2015 - 2019
E. Perbandingan Capaian Indikator
Perbandingan capaian jumlah pelabuhan / bandara / PLBD yang memenuhi syarat sanitasi
tahun 2019 dengan Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Bitung, perbandingan capaian
indikator dengan instansi sejenis dapat dilihat pada tabel dan uraian di bawah ini :
Sedangkan bila dibandingkan dengan instansi sejenis, sesuai dengan jumlah wilayah kerja
(Wilker) Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Bitung yang berjumlah 7 Pelabuhan, maka
capaian kinerja Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Bitung sebesar 100%.
F. Analisa Keberhasilan
Capaian indikator indikator jumlah Pelabuhan / Bandara / PLBD yang memenuhi syarat
sanitasi tahun 2019 sebesar 100%. Keberhasilan capaian kegiatan ini dipengaruhi oleh
beberapa faktor diantaranya :
1) Adanya dukungan semua stakeholder di Pelabuhan/ Bandara khususnya pengelola
tempat pengolahan makanan (TPM)
2) Adanya dukungan semua stakeholder di Pelabuhan / Bandara khususnya pengelola
penyediaan air bersih (PAB)
3) Tersedianya sarana dan prasarana pengawasan TPM dan PAB
4) Tersedianya anggaran penunjang kegiatan.
LAPORAN KINERJA 2019 Page 41
G. Analisa Efisiensi Sumber Daya
Prinsip efisiensi penggunaan sumber daya (sumber daya manusia, anggaran, sarana dan
prasarana) dilingkungan Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Bitung tetap di laksanakan
dengan berorientasi pada outcome (manfaat) yang ingin dicapai dari kegiatan ini tanpa
mengurangi jumlah output yang di targetkan.
Jumlah efisiensi anggaran pada indikator ini sebesar Rp.11.876.719,- (Sebelas Juta
Delapan Ratus Tujuh Puluh Enam Ribu Tujuh Ratus Sembilan Belas Rupiah) yang
diperoleh dari selisih jumlah pagu anggaran dikurangi jumlah realisasi anggaran tahun
2019 yaitu : Rp.170.688.000 – Rp.158.991.251 = Rp. 11.876.719,-. Beberapa kebijakan
yang dilakukan dalam rangka efisiensi penggunaan sumber daya di lingkungan Kantor
Kesehatan Pelabuhan Kelas III Bitung diantaranya :
1) Penggunaan anggaran pertemuan dan rapat secara efektif dan efisien.
2) Pengadaan alat dan bahan secara efektif dan efisien dengan mengacu pada harga
penawaran terendah.
H. Masalah
Untuk para petugas pengambil sampel air limbah, air minum dan makanan minuman harus
hadir tepat waktu, agar kegiatan pengambilan sampel bisa mendapatkan hasil yang
maksimal.
Untuk petugas yang bertugas dalam pengawasan hygiene sanitasi alat angkut diharapkan
untuk melaksanakan sesuai jadwal yang telah dibuat, agar pelaksanaan kegiatan
pengawasan hygiene sanitasi alat angkut dapat berjalan dengan baik.
Dilihat dari capaian Semester satu tidak terlihat masalah yang terlalu serius, akan tetapi
terdapat masalah saat dalam melaksanakan kegiatan pengawasan, area yang diawasi
tidak sebanding dengan jumlah petugas yang ada dan juga pengetahuan petugas harus
ditingkatkan melalui pelatihan pelatihan yang berkaitan mengenai teknis pengawasan
sanitasi lingkungan.
Selain itu tidak adanya kendaraan operasional untuk mendukung kegiatan pengawasan
sanitasi, sehingga kegiatan pengawasan memakan waktu yang cukup lama.
I. Pemecahan Masalah
Saat pelaksanaan pengambilan sampel diharapkan seluruh staf PRL dan KLW untuk dapat
hadir lebih awal, mengingat lamanya proses pengambilan sampel dan jauhnya jarak tempat
merujuk sampel. Untuk petugas pengantar sampel agar tidak mengantar sampel terlalu
siang sehingga tidak mempengaruhi hasil dari pemeriksaan sampel tersebut.
LAPORAN KINERJA 2019 Page 42
Untuk petugas pemeriksa kapal pada hari Sabtu, Minggu dan hari libur boleh tidak berada
dikantor, tetapi harus siap dan stand by apabila petugas PC menghubungi ada kapal luar
negeri yang ingin diperiksa atau ada kapal emergency yang harus diperiksa.
Untuk pemeriksaan sampel makanan KKP Bitung bekerjasama dengan BTKL PP Kelas I
Manado, sehingga untuk hasil lab pemeriksaan sampel makanan KKP Bitung menunggu
diberikan oleh pihak BTKL PP Kelas I Manado, untuk itu KKP Bitung akan selalu
berkoordinasi dengan petugas BTKL PP Kelas I Manado agar hasil lab pemeriksaan
sampel makanan bisa cepat keluar. Apabila hasil lab pemeriksaan sampel makanan sudah
diterima KKP Bitung maka akan secepatnya hasil lab pemeriksaan sampel makanan akan
diserahkan kepada pihak rumah makan yang dijadikan sampel tempat pengambilan sampel
makanan.
Harus dilakukan perencanaan untuk menambahkan sumber daya manusia yang memiliki
latar belakang sanitarian serta sumber daya manusia yang ada harus mengikuti pelatihan
pelatihan yang berkaitan mengenai pengawasan sanitasi agar dalam menganalisa masalah
bisa secara objektif sehingga hasil pengawasan sanitasi bisa maksimal.
Dan juga harus melakukan perencanaan untuk pengadaan kendaraan operasional. Agar
proses survey pengawasan sanitasi dapat terlaksana sepenuhnya dan dapat terlaksana
secara optimal.
8. Jumlah Pelabuhan / bandara / PLBD bebas vektor pada wilayah perimeter dan
buffer area
1. Pengendalian vektor pes
a. Pengertian
Pengendalian vektor adalah semua kegiatan atau tindakan yang ditujukan untuk
menurunkan populasi vektor serendah mungkin sehingga keberadaannya tidak lagi
beresiko untuk terjadinya penularan penyakit tular vektor di suatu wilayah serta
upaya menghindari kontak masyarakat dengan vektor sehingga penularan penyakit
tular vektor dapat dicegah. Adapun vektor penyakit Pes adalah tikus sebagai host dan
pinjal tikus Xenopsylla cheopis. Tujuan pengendalian tikus adalah menjamin
bebasnya masyarakat dilingkungan pelabuhan dari ganggunan kehidupan tikus dalam
rangka upaya pencegahan penyakit menular dan kerugian - kerugian lain yang
ditimbulkan oleh tikus.
b. Definisi operasional
LAPORAN KINERJA 2019 Page 43
Tikus adalah binatang pengerat yang merugikan manusia dari perilaku dan
keberadaannya kotor, dapat pula menyebabkan berbagai jenis penyakit seperti Pes,
Salmonelosis, Leptospirosis dan Murin typhus. Ditinjau dari nilai estetika,
keberadaan tikus akan menggambarkan lingkungan yang tidak terawat, kotor, kumuh
dan lembab. Keberadaan tikus dan pinjal di perimeter area dalam wilayah pelabuhan
di tentukan oleh bila Indeks pinjal = 0 dan wilayah buffer area Indeks pinjal < 1
menyatakan bahwa daerah tersebut bebas dari vektor Pes.Tetapi apabila dalam
kegiatan identifikasi tikus terdapat Indeks Pinjal > 1 maka segera dilakukan
pemberantasan.
c. Rumus/ cara perhitungan
Indeks Pinjal = Jumlah Pinjal Yang ditemukan__ jumlah pinjal yang ditangkap
d. Capaian Indikator
. Indikator capaian kegiatan selama bulan Januari sampai dengan bulan
Desember pada tahun 2019.
Pengendalian tikus yang dilaksanakan pada bulan Januari sampai dengan
bulan Desember yaitu dengan cara mekanik. Jumlah perangkap yang
dipasang sebanyak 9.600 perangkap atau rata-rata 800 per bulan dan total
tikus tertangkap selama bulan Januari sampai dengan bulan Desember
sebanyak 29 ekor atau rata-rata 2,5 ekor tikus tertangkap setiap bulannya.
Diperoleh indeks pinjal pada tahun 2019 sebesar 0 artinya masih memenuhi
syarat dan belum diperlukan tindak lanjut/ pemberantasan.
Kegiatan Pengendalian Tikus di Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Bitung
dilaksanakan dalam upaya pencegahan penyebaran penyakit pes yang bisa
masuk melalui lalu lintas laut baik antar daerah yang berada di Indonesia
maupun antar negara. Adapun uraian kegiatan dapat digambarkan sebagai
berikut.
Pemberantasan Tikus
LAPORAN KINERJA 2019 Page 44
KKP Kelas III Bitung TA.2019
Indeks Pinjal
KKP Kelas III Bitung Tahun 2019
e. Analisa pencapaian
Pada dasarnya indeks pinjal pada tahun 2019 masih memenuhi syarat dan belum
diperlukan tindak lanjut atau pemberantasan. Umumnya spesies tikus yang tertangkap
seperti Rattus norvegicus (tikus got), Ratus ratus (tikus rumah) dan Rattus
argentiventer (tikus sawah).
LAPORAN KINERJA 2019 Page 45
Hal ini disebabkan karena faktor teknis seperti suhu dan kelembaban, suhu dan
kelembaban pada area perimeter dan buffer tidak mendukung pinjal untuk
berkembang Bitung sehingga siklus hidup pinjal tidak berjalan dengan baik.
Selain itu hygiene sanitasi pada area perimeter dan buffer pada pelabuhan sudah
mengalami peningkatan yang baik sehingga indeks pinjal menjadi stabil selama tahun
2019.
Selain itu sudah adanya koordinasi antara petugas KKP dan pihak pengelola
pelabuhan untuk menjaga kebersihan pada area pelabuhan.
Dari capaian diatas bahwa kegiatan pemberantasan tikus sudah melebihi target,
artinya kegiatan ini dianggap berhasil karena adanya kerjasama yang baik antar
sesama pegawai khususnya pegawai yang berada pada seksi PRL dan KLW.
f. Kebijakan dan upaya yang dilaksanakan
Kebijakan dan upaya yang dilaksanakan yaitu dimulai dari pemetaan, pemasangan
perangkap, pemeriksaan tikus, identifikasi pinjal dan pemberantasan tikus.
g. Masalah
Luas wilayah pengawasan tidak sebanding dengan jumlah Petugas Vektor dan
kendaraan operasional yang ada sehingga membuat cakupan wilayah yang dilakukan
pengamatan tidak terlaksana sepenuhnya
h. Usul pemecahan masalah
Penambahan sumber daya manusia dan peningkatan pengetahuan petugas serta
kendaraan operasional.
2. Pengendalian vektor DBD
a. Pengertian
Pengendalian vektor adalah semua kegiatan atau tindakan yang ditujukan untuk
menurunkan populasi vektor serendah mungkin sehingga keberadaannya tidak lagi
beresiko untuk terjadinya penularan penyakit tular vektor di suatu wilayah serta
upaya menghindari kontak masyarakat dengan vektor sehingga penularan penyakit
melalui vektor dapat dicegah.Adapun vektor penyakit Demam Berdarah Dengue
(DBD) adalah nyamuk Aedes aegypthy. Populasi nyamuk Aedes Aegypti, baik
stadium larva maupun stadium dewasa dapat diketahui melalui kegiatan pemetaan
LAPORAN KINERJA 2019 Page 46
termasuk perhitungan indeks, pengamatan dan apabila ditemukan House Indeks (HI)
perimeter area > 0% dan buffer area > 1% maka akan dilakukan pemberantasan.
b. Definisi operasional
Menghitung HI dan CI dan BI selanjutnya dituangkan ke dalam laporan.
Apabila indeks larva >0% untuk daerah perimeter dan >1% untuk daerah buffer,
maka direkomendasikan untuk dilakukan pengendalian.
c. Rumus/ cara perhitungan
- House Indeks
- Container Indeks
d. Capaian Indikator
Indikator capaian kegiatan pada bulan Januari sampai dengan bulan Desember
tahun 2019
- HI daerah perimeter 1,23 % (HI = 0%)
- HI daerah buffer 2,9 % (HI < 1%)
- CI daerah perimeter 1,28 % (CI =0% )
- CI daerah buffer 2,6 % (CI
LAPORAN KINERJA 2019 Page 47
Jumlah Bangunan Diperiksa KKP Kelas III Bitung
Berdasarkan diagram diatas, jumlah bangunan yang diperiksa pada area perimeter
selama bulan Januari sampai dengan bulan Desember tahun 2019 sebanyak 774
bangunan atau rata-rata pemeriksaan setiap bulannya sebanyak 64,5 bangunan.
Untuk area buffer bangunan diperiksa sebanyak 1.534 bangunan atau rata-rata
pemeriksaan setiap bulannya sebanyak 127,8 bangunan. Pada saat pemetaan telah
dilakukan pengurangan bangunan yang akan disurvey pada area perimeter dan
buffer, karena pada tahun lalu dinilai terlalu luas bangunan yang disurvey pada area
perimeter dan buffer.
Jumlah Kontainer Diperiksa
KKP Kelas III Bitung Tahun 2019
LAPORAN KINERJA 2019 Page 48
Jumlah kontainer yang diperiksa pada area perimeter pada tahun 2019 sebanyak
942 kontainer atau rata-rata kontainer yang diperiksa sebanyak 78,5 per bulan.
Untuk area buffer kontainer yang diperiksa sebanyak 1.051 kontainer atau rata-rata
kontainer yang diperiksa sebanyak 87,6 per bulan. Untuk pemeriksaan kontainer
terdapat banyak kontainer yang berada diluar ruangan atau bangunan. Pada saat
pemetaan telah dilakukan pengurangan bangunan yang disurvey pada area
perimeter dan buffer, sehingga jumlah kontainer yang diperiksapun menjadi
berkurang atau lebih sedikit mengingat pada tahun lalu dinilai terlalu luas bangunan
yang disurvey pada area perimeter dan buffer.
House Index
KKP Kelas III Bitung Tahun 2019
Survey jentik yang dilakukan pada bulan Januari sampai dengan bulan Desember
tahun 2019 menunjukkan populasi nyamuk Aedes aegypti sebagai indikator penyakit
demam berdarah dalam status waspada, karena rata-rata House Index (HI) pada
daerah perimeter 1,23%. Dan untuk daerah buffer 2,97%. Dari data diatas
menunjukkan bahwa capaian pada bulan Januari sampai dengan bulan Desember
tahun 2019 sudah melebihi nilai ambang batas yang ditentukan yaitu 0 untuk area
perimeter dan 1 untuk area buffer.
.
LAPORAN KINERJA 2019 Page 49
Container Index
KKP Kelas III Bitung Tahun 2019
Untuk pemeriksaan kontainer index pada bulan Januari sampai dengan bulan
Desember tahun 2019 pada daerah perimeter rata-rata yang didapat sebesar 1,27%.
Dan untuk daerah buffer rata-rata yang didapat sebesar 2,69%. Dari data diatas
menunjukkan bahwa capaian pada bulan Januari sampai dengan bulan Desember
tahun 2019 sudah melebihi nilai ambang batas yang ditentukan yaitu 0 untuk area
perimeter dan 1 untuk area buffer.
e. Analisia capaian
Dari data diatas nilai House Index dan Container Index sudah melebihi nilai ambang
batas hal ini disebabkan karena tingkat curah hujan yang tinggi dan banyak
menimbulkan genangan air sehingga mempermudah perkembangBitungan nyamuk
dan mendukung siklus kehidupan nyamuk.
Selain itu untuk kegiatan pengamatan dan pemberantasan nyamuk sudah berjalan
baik, hal ini dapat dilihat dengan adanya koordinasi dan komunikasi yang baik
dengan masyarakat setempat masyarakat sudah membentuk tim pemantau jentik
yang menjadi ujung tombak dalam pemberantasan sarang nyamuk. Hal yang baik ini
perlu diapresiasi dan dipertahankan.
f. Kebijakan dan upaya yang dilaksanakan
Kebijakan dan upaya yang dilaksanakan yaitu :
Pemetaan
LAPORAN KINERJA 2019 Page 50
Pengamatan
o Survey Aedes Aegypti Stadium Larva
Identifikasi Jentik/ Larva
Perhitungan Index (HI, CI dan BI)
o Pengamatan Aedes Aegypti Stadium Telur
o Pengamatan Aedes Aegypti Stadium Dewasa
Pemberantasan
o Peran Serta Masyarakat
o Larvasidasi
o Thermal Fogging
Karena nilai House Index dan Container Index sudah melebihi nilai ambang batas
maka petugas langsung mengambil tindakan dengan melaksanakan kegiatan
larvasidasi yaitu dengan cara membubuhkan bubuk abate pada genangan air yang
berpotensi menjadi tempat perkembangBitungan nyamuk. Dan petugas juga
langsung memberikan edukasi pada orang tersebut agar dapat menjalankan
kegiatan 3M plus agar nyamuk tidak memiliki tempat untuk berkembangBitung.
Selain itu petugas juga sudah terjadwal dalam melaksanakan pemantauan jentik
pada area perimeter dan area buffer.
g. Masalah
Luas wilayah pengawasan tidak sebanding dengan jumlah Petugas Vektor dan
kendaraan operasional yang ada sehingga membuat cakupan wilayah yang
dilakukan pengamatan tidak terlaksana sepenuhnya.
h. Usul pemecahan masalah
Penambahan Sumber Daya Manusia (SDM) dan peningkatan pengetahuan SDM
dengan mengikuti pelatihan/ diklat vektor dan binatang pembawa penyakit lainnya.
Selain itu juga perlu adanya kendaraan operasional khusus vektor dan binatang
pembawa penyakit lainnya.
3. Pengendalian vektor malaria
a. Pengertian
Kegiatan pengawasan terhadap upaya pengamatan dan pengendalian yang dilakukan
untuk menurunkan populasi atau melenyapkan vektor penular penyakit dengan
maksud mencegah atau memberantas penyakit yang ditularkan oleh vektor penular
LAPORAN KINERJA 2019 Page 51
penyakit. Adapun yang merupakan vector pembawa penyakit Malaria adalah nyamuk
Anopheles
Kegiatan yang dilaksanakan dalam kegiatan ini adalah Survey Anopheles stadium
larva, Pengamatan Anopheles stadium dewasa dengan umpan orang, Pengamatan
Anopheles stadium dewasa bukan dengan umpan orang dan Pemberantasan.
b. Definisi operasional
Menghitung MBR dan MHD selanjutnya tulis ke dalam laporan.
Apabila Dipper Indeks >1% untuk daerah perimeter dan untuk daerah buffer, maka
direkomendasikan untuk dilakukan pengendalian.
c. Rumus/ cara perhitungan
- Man Bitting Rate( Nyamuk hinggap mengigit tertangkap )
MBR = jumlah tiap jenis nyamuk tertangkap__ jumlah jam kerja x jumlah kolektor
- Man Hour Dencity( Nyamuk hinggap tertangkap )
MHD = jumlah tiap jenis nyamuk tertangkap__ jumlah jam kerja x jumlah kolektor
d. Capaian Indikator
Indikator capaian kegiatan pada bulan Januari sampai dengan bulan Desember tahun
2019
- MBR nyamuk anopheles indeks larva/density figur
LAPORAN KINERJA 2019 Page 52
Dipper Index
KKP Kelas III Bitung Tahun 2019
Dari gambar diatas dapat disimpulkan bahwa selalu ditemukan jentik nyamuk
Anopheles di area pelabuhan. Untuk area perimeter rata rata Dipper Index selama
bulan Januari sampai dengan bulan Desember tahun 2019 sebesar 0,13 dan untuk
area buffer nilai rata-rata Dipper Index sebesar 0,1.
Kegiatan pengendalian nyamuk Anopheles stadium dewasa dilakukan melalui
pengamatan dengan umpan orang (human bait), yaitu : di dalam rumah (Man Bitting
Rate/ MBR) dan di luar rumah (Man Hour Density/ MHD). Adapun hasil kegiatan
Man Hour Density ini dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
.
LAPORAN KINERJA 2019 Page 53
Man Hour Density
KKP Kelas III Bitung Tahun 2019
Gambar diatas menunjukkan bahwa dari bulan Januari sampai dengan bulan
Desember tahun 2019 ditemukan nyamuk Anopheles yang senang mengigit di luar
rumah (Exophilic), dengan rata-rata MHD untuk area perimeter 0,13 dan rata-rata
MHD untuk area buffer 0,08. Artinya selalu didapatkan nyamuk pada saat
pemeriksaan dan ditemukan potensi penyakit Malaria untuk KKP Bitung. Mengingat
nilai ambang batas yang ditentukan 1 artinya capaian yang dicapai pada bulan
Januari sampai dengan bulan Desember tahun 2019 belum melebihi nilai ambang
batas dan masih di bawah standar yang ada.
LAPORAN KINERJA 2019 Page 54
Man Bitting Rate
KKP Kelas III Bitung Tahun 2019
Gambar di atas menunjukkan bahwa keberadaan penyakit malaria bisa ditemukan di KKP
Bitung dalam transmisi kecil. Hal ini ditunjukkan dengan rata-rata MBR di area perimeter
sebesar 0,05 dan rata-rata MBR di area buffer sebesar 0,06. Artinya selalu didapatkan
nyamuk pada saat pemeriksaan dan dapat ditemukan potensi penyakit Malaria untuk KKP
Bitung. Capaian yang dicapai pada bulan Januari sampai dengan bulan Desember tahun 2019
masih dalam kategori rendah.
e. Analaisis capaian
Kegiatan pengamatan dan pemberantasan nyamuk sudah berjalan baik, hal ini dapat
dilihat dengan adanya koordinasi dan komunikasi yang baik dengan masyarakat
setempat, masyarakat sudah membentuk tim pemantau jentik yang menjadi ujung
tombak dalam pemberantasan sarang nyamuk. Hal yang baik ini perlu diapresiasi dan
dipertahankan.
f. Kebijakan dan upaya yang dilaksanakan
Kebijakan dan upaya yang dilaksanakan yaitu dimulai dari pemetaan, pengamatan
(survey jentik dan nyamuk dewasa) dan pemberantasan (abatisasi, Indoor residual
spraying dan fogging).
Untuk itu upaya pengendalian populasi nyamuk ditujukan pada lokasi perindukan
dengan cara Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan membuka saluran air
LAPORAN KINERJA 2019 Page 55
yang tersumbat sehingga tidak terjadi genangan, penyuluhan