Post on 01-Feb-2018
BAB VII � Spesifikasi Teknis
Erika Herliana (15303020) VII - 1
BAB VII
SPESIFIKASI TEKNIS
VII.1. Umum
Yang dimaksud dengan spesifikasi teknis penyaluran dan pengolahan air buangan
adalah :
o Pengadaan bahan utama.
o Pengadaan bahan pendukung.
o Pemasangan peralatan-peralatan.
Ketiganya menunjang pelaksanaan kerja sistem penyaluran air buangan yang
lengkap dan baik serta telah diuji sehingga siap digunakan. Yang termasuk dalam
lingkup pekerjaan ini adalah :
o Pekerjaan perpipaan.
o Pekerjaan bangunan pelengkap penyaluran air buangan.
o Pekerjaan bangunan unit pengolahan air buangan.
o Operasi dan pemeliharaan.
VII.2. Persyaratan Umum dan Spesifikasi
Syarat-syarat umum dan spesifikasi teknis meliputi :
1. Penetapan spesifikasi standar.
Dalam pelaksanaan pekerjaan, kontraktor harus menggunakan persyaratan standar
yang ditetapkan oleh pemberi tugas. Jika pemberi tugas menghendaki untuk hal
tersebut, kontraktor harus menyerahkan contoh bahan kepada pemberi tugas dengan
kualitas yang sesuai dengan yang telah ditetapkan pada pelanggan.
2. Bangunan sementara
Yang dimaksud dengan bangunan sementara adalah los pemberi tugas, los kerja,
gudang bahan-bahan, dan lain-lain. Bangunan sementara harus dibuat di lokasi
proyek. Besar kecilnya ukuran bangunan sementara disesuaikan dengan kebutuhan.
Los pemberi tugas dan los kerja harus dilengkapi dengan dua buah meja tulis, lengkap
dengan fasilitas penerangan kerja, dua kursi, ruangan untuk buang air dan cuci tangan,
perlengkapan dan penyediaan obat-obatan (P3K), peti untuk menyimpan barang,
lemari, dan fasilitas penunjang lainnya untuk digunakan oleh pemberi tugas-pemberi
BAB VII � Spesifikasi Teknis
Erika Herliana (15303020) VII - 2
tugas lapangan sesuai dengan yang telah ditentukan. Semua bangunan sementara
harus dibongkar setelah pekerjaan selesai, dan bekas bongkarannya menjadi milik
pemberi tugas.
3. Pengukuran dan pengetesan bahan dan alat.
Semua ketentuan bahan yang harus disediakan oleh pemborong harus memenuhi
Standar Normalisasi Indonesia, dan Standar Pemeriksaan Umum Bahan-bahan
(PUBB). Sedangkan untuk beton berlaku Peraturan Umum Beton Bertulang Indonesia
(PBBI).
Bahan-bahan yang digunakan pada pekerjaan ini harus sesuai dengan peraturan
yang berlaku 42 hari sebelum pelelangan, kecuali ditentukan lain dalam kontrak.
Pemborong diwajibkan mengirim contoh-contoh bahan yang diberikan kepada
pemberi tugas, bahan yang kualitasnya diragukan akan dikirim ke kantor Penyelidikan
Bahan-Bahan Bangunan atas biaya pemborong.
Jika kemudian dibutuhkan perubahan peralatan yang diperlukan, maka kontraktor
harus menyediakan jenis peralatan yang ditentukan dengan biaya kontraktor. Pemberi
tugas harus menentukan peralatan yang tidak dapat digunakan karena faktor
keamanan, kebisingan, dan sebagainya.
Apabila ternyata terdapat bahan-bahan yang dinyatakan tidak baik oleh pemberi
tugas di lapangan pekerjaan, maka pemborong harus segera mengangkut bahan-bahan
tersebut keluar lapangan dalam jangka waktu tiga hari.
Pemborong wajib menyediakan barang-barang antara lain :
Concrete mixture
Concrete internal
Concrete external vibrator
Vibrator
Pompa air
Water pass
Theodolite
Peralatan pengetesan pasir dan tanah urug
Dan lain-lain
4. Keamanan hasil pekerjaan
Kontraktor harus bertanggung jawab atas keamanan dan hasil kerja dari berbagai
faktor, seperti cuaca, dan hal-hal lain selama masa kerja.
BAB VII � Spesifikasi Teknis
Erika Herliana (15303020) VII - 3
5. Rencana metode dan urutan kerja
Kontraktor harus menyerahkan rencana kerja, dua minggu setelah keluar Surat
Perintah Kerja. Setelah itu, kontraktor harus mempersiapkan hal-hal sebagai berikut :
Daftar peralatan kerja, termasuk bentuk dan kapasitasnya.
Daftar tenaga kerja.
Daftar tenaga ahli dan tenaga ahli khusus yang akan dipekerjakan.
Detail desain rencana penurapan.
6. Gambar � gambar
Gambar-gambar kerja untuk seluruh pekerjaan harus selalu ada di lapangan setiap
waktu. Gambar-gambar kerja harus dalam keadaan jelas, dapat dibaca dan
menunjukkan perubahan-perubahan terakhir.
7. Rencana kerja
Sebelum dimulai dengan pelaksanaan pekerjaan pemborong harus membuat
rencana kerja yang disetujui pemberi tugas dan diajukan selambat-lambatnya satu
minggu setelah pelulusan pekerjaan. Dalam rencana kerja harus dilampirkan Network
Planning, daftar staf ahli di lapangan, dan daftar peralatan.
8. Peraturan
Tata cara pelaksanaan dan lain-lain yang berhubungan dengan peraturan
pembangunan yang sah berlaku di Republik Indonesia selama pelaksanaan kontrak ini
harus betul-betul ditaati. Peraturan-peraturan tersebut adalah :
Peraturan umum untuk pemeriksaan bahan-bahan bangunan NI-3 (PUBB)
1965, NI-3 1963, PUBB 1969.
Peraturan-peraturan Beton Bertulang Indonesia (PBI-1971)
Peraturan Muatan Indonesia (PMI-NI 18/1969)
Peraturan Perburuhan Indonesia (tentang penggunaan tenaga harian,
mingguan, bulanan, dan borongan).
Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia (PKKI-NI 5 1961)
Peraturan Perusahaan Listrik Negara tentang instalasi listrik dan tenaga
(POL.L-NI 6).
Peraturan Perusahaan Air Minum Negara
Kontraktor harus menyelesaikan pekerjaan pemasangan bagian-bagian pipa
sebelum melaksanakan :
Pemasangan pipa.
BAB VII � Spesifikasi Teknis
Erika Herliana (15303020) VII - 4
Perurugan tanah.
Pengembalian pada keadaan semula.
Penyelesaian pekerjaan dan pemasangan dop pada ujung pipa.
Pembersihan dan penggelontoran.
Pengujian akhir.
Dua minggu sebelum mulai melaksanakan pekerjaan, kontraktor harus
memberitahukan terlebih dahulu kepada pemberi tugas dan ketua RW setempat untuk
menentukan lokasi pekerjaan yang akan dilaksanakan. Untuk pekerjaan jalan umum,
sebelumnya harus mendapat persetujuan terlebih dahulu dari pihak pemberi tugas.
9. Papan proyek dan rambu-rambu
Kontraktor harus membuat papan proyek dan rambu-rambu sesuai dengan
permintaan pemberi tugas.
10. Keamanan, kesehatan dan kesejahteraan
Kontraktor harus menaati segala peraturan atau perundang-undangan pelaksanaan
pekerjaan yang berlaku di Indonesia mengenai kondisi kerja, keamanan, dan
kesejahteraan pekerja dan pemberi tugas lapangan. Kontraktor harus menaati
peraturan mengenai keselamatan tenaga kerja yang bekerja berbatasan dengan lalu
lintas kendaraan.
11. Faktor bahaya pada pekerja air kotor
Seluruh tenaga kerja yang akan dipekerjakan terlebih dahulu harus mengetahui
faktor-faktor bahaya pada pekerjaan saluran dan unit pengolahan air kotor khususnya
mengenai resiko kecelakaan, infeksi karena bakteri akibat air kotor, dan faktor bahaya
dari gas-gas beracun yang dihasilkan air kotor.
Apabila pekerja terpaksa harus masuk ke dalam manhole, stasiun pompa, atau
bangunan air kotor lainnya yang mungkin terdapat gas berbahaya, maka harus
memperhatikan hal-hal di bawah ini :
1. Peralatan yang diperlukan sebelum masuk ke dalam bangunan air kotor adalah
sebagai berikut :
a. Gas detector.
b. Tambang.
c. Helm dan pakaian khusus yang dilengkapi dengan lampu untuk setiap
orang yang masuk ke bangunan air kotor.
BAB VII � Spesifikasi Teknis
Erika Herliana (15303020) VII - 5
d. Dua set tabung oksigen berkapasitas 1800 liter dan pipa karet kualitas
baik, minimal sepanjang 70 m untuk pemakaian selama kurang lebih 45
menit.
e. Pengesetan peralatan tabung oksigen darurat lengkap dengan masker dan
alat bernafas dengan kapasitas 800 liter.
2. Ventilasi dibuat dengan cara membuka tutup manhole yang terletak di bagian
hulu dan hilir bangunan air kotor yang akan dimasuki atau dengan cara lain
yang diperlukan.
3. Gas detector harus dimasukkan ke dalam bangunan air kotor yang akan
dimasuki selama pekerja berada di dalam bangunan. Apabila terdeteksi ada
gas beracun dan berbahaya, maka pekerja harus menggunakan tabung oksigen.
4. Tidak diperkenankan menggunakan api terbuka dan merokok di dalam
bangunan air kotor.
5. Paling sedikit dua orang harus siap siaga di lubang masuk yang siap setiap
terjadi keadaan darurat.
6. Setiap peralatan kerja harus selalu diperiksa kondisinya secara teratur.
VII.3. Persyaratan Teknis Pekerjaan Sipil / Konstruksi
Ruang lingkup pekerjaan sipil meliputi: pekerjaan persiapan, pekerjaan
pematangan tanah, pekerjaan pondasi, pekerjaan beton, pekerjaan bata dan plesteran,
pekerjaan kayu, pekerjaan atap, pekerjaan kaca, serta pekerjaan sarana jalan.
VII.3.1. Perkerjaan Persiapan
Pekerjaan persiapan merupakan awal dari kegiatan pembangunan. Lokasi tempat
pembangunan harus dibersihkan dari hal-hal yang dapat mengganggu kelancaran
kerja, misalnya: pohon, akar-akar tanaman, dan semak-semak di lokasi tersebut. Pada
tahap ini juga dibuat sarana penunjang lain seperti pembuatan kantor kontraktor dan
konsultan, pemasangan genset, dan lain-lain.
VII.3.2. Pekerjaan Tanah
Pada tahap pekerjaan ini dilakukan persiapan lokasi pembangunan instalasi agar
mencapai elevasi yang telah direncanakan dalam gambar rencana penempatan unit-
unit pengolahan.
Pekerjaan tanah tersebut meliputi:
BAB VII � Spesifikasi Teknis
Erika Herliana (15303020) VII - 6
a. Pekerjaan pengukuran dan pematokan.
b. Pekerjaan pembersihan lokasi.
c. Pekerjaan penggalian.
d. Pekerjaan pengurugan
Pekerjaan penggalian tanah dilakukan sesuai dengan pematokan yang telah
dilakukan. Klasifikasi jenis galian menurut tingkat kesulitannya untuk menentukan
pembiayaan adalah sebagai berikut:
Galian tanah biasa.
Galian tanah keras/cadas merupakan tanah berbatu, umumnya untuk
menggali tanah ini digunakan bor atau dengan bahan peledak atau alat
khusus lainnya.
Galian tanah yang selalu berair akan menimbulkan masalah air tanah setelah
mencapai kedalaman gali lebih dari 0.2 dari permukaan air konstan. Bila perlu saat
dilakukan penggalian, galian harus diberi penguat dan dibuat agak miring sehingga
tidak terjadi longsor yang dapat mengganggu bangunan yang telah dibuat dan
menjaga para pekerja untuk bekerja dengan aman.
Daerah penggalian harus mempunyai saluran pembuangan air yang baik dan bebas
dari genangan air atau dapat juga digunakan pompa air, karena seluruh pekerjaan
sedapat mungkin dikerjakan dalam keadaan kering. Galian harus dibuat dengan lebar
berlebih untuk memasukkan unit-unit penyangga, penguat galian, peralatan
pembangunan sipil dan harus cukup untuk meletakkan dan menyambungkan pipa
dengan baik.
Harus dilakukan persiapan-persiapan tersendiri untuk menampung sementara
bahan galian, yang diperlukan untuk pengurugan kembali. Bahan galian yang tidak
dapat digunakan sebagai bahan urugan atau keperluan lain, diangkut dari lapangan
untuk dibuang ke tempat pembuangan akhir yang telah disepakati. Pengurugan harus
dilakukan sesuai dengan gambar rencana dan spesifikasinya serta disebutkan dalam
�Pekerjaan Tanah�. Pengurugan harus memenuhi ketentuan-ketentuan bahwa tanah
yang digunakan bukan termasuk tanah lempung asli ( kadar clay <20%).
Pengurugan dilakukan secara berlapis dengan tebal lapisan 20 cm, kemudian
dipadatkan dengan menggunakan alat berat. Bahan urugan harus bebas dari akar-
akaran, bahan organik, sampah, dan batuan yang lebih besar dari 10 cm.
Bahan urugan:
BAB VII � Spesifikasi Teknis
Erika Herliana (15303020) VII - 7
a. Bahan dari galian tanah.
Pengurugan dapat menggunakan bahan galian, meliputi bahan-bahan yang
menggandung lempung, pasir, kerikil, atau bahan lain yang bebas dari kotoran.
b. Bahan dari pasir dan kerikil.
Semua pasir yang digunakan dalam pengurugan harus berasal dari pasir alam,
dengan butiran dari halus sampai kasar, bebas dari kotoran, debu, atau bahan-
bahan lain yang tidak sesuai. Lempung yang terdapat pada pasir tidak boleh
lebih dari 10% berat keseluruhan. Pada pekerjaan sipil pembangunan unit-unit
pengolahan maupun pekerjaan pengurugan di bawaah pipa harus diberi dasar
pasir setebal 10 cm, dasar pasir ini dipadatkan dengan pemadat dan dibasahi
serta harus memiliki permukaan yang rata, urugan pasir ini harus disebar
merata ke seluruh lokasi pengurugan.
VII.3.3. Pekerjaan Pondasi
Konstruksi pondasi dibuat berdasarkan gambar hasil perhitungan sipil.
Galian tanah atau pemancangan untuk pondasi harus sampai pada tanah asli
dengan daya dukung tertentu. Jika daya dukung tanah kurang, maka dilakukan
perbaikan tanah sesuai dengan ketentuan yang ada.
Jika tanah mengandung lumpur atau humus yang cukup dalam, maka tanah
tersebut harus dibuang atau dikupas dan diadakan perbaikan struktur tanah.
Pondasi yang akan dipasang adalah pondasi batu kali dengan memakai bahan
material:
Batu kapur setebal 25-30 cm, dipadatkan.
Pasir urug untuk alas pondasi dengan ketebalan 5-10 cm dan dipadatkan.
Adukan campuran 1 pc : 2 ps : 3 krl.
VII.3.4. Pekerjaan Beton
Kualitas beton yang digunakan adalah K-275 untuk lantai dan dinding unit-
unit pengolahan, dan beton 1 : 3 : 5 untuk lantai kerja.
Persyaratan bahan dan pelaksanaan pekerjaan pondasi harus sesuai dengan
gambar rencana dan spesifikasi teknis untuk pekerjaan sipil. Secara umum
spesifikasi bahan-bahan konstruksi dalam pekerjaan ini adalah sebagai berikut:
Semen.
BAB VII � Spesifikasi Teknis
Erika Herliana (15303020) VII - 8
Semua semen yang digunakan adalah jenis semen portland biasa dengan
mutu terbaik. Semen harus disimpan dengan baik untuk mencegah
kelembaban atau pencemaran oleh bahan-bahan lain.
Pasir dan Kerikil/batu pecah.
Pasir dan kerikil/batu pecahan harus diangkut, ditangani, dan ditimbun
sedemikian rupa sehingga yang berukuran nominal terpisah dari yang
berukuran lain dan tidak bercampur dengan benda-benda lain. Kerikil dan batu
pecahan harus keras, tahan lama, bersih, serta bebas dari bahan organik yang
mengganggu konstuksi beton, lapisan yang menempel dan dari debu.
Beton
Perbandingan campuran beton harus 1 : 2 : 3 kecuali ada ketentuan lain,
untuk mendapatkan mutu beton yang baik perbandingan kerikil dan pecahan
batu yang harus digunakan harus diubah-ubah (dapat dipadatkan dengan baik
tanpa penggunaan terlalu banyak air).
Untuk pencampuran semen harus digunakan air bersih, tidak berwarna, tidak
mengandung bahan organik, minyak, asam, alkali, atau campuran lain yang
dapat merusak beton atau dapat mempengaruhi daya lekat semen.
Pengadukan beton dilakukan dengan mesin pengaduk sampai susunan warna
dan kekentalannya harus sama.
Sebelum dilakukan pengecoran bekisting harus dipasang dengan kokoh sesuai
dengan bentukannya.
Bekisting dibuat dari kayu bermutu baik dengan ketebalan minimal 2.5
cm.
Dipasang sekokoh mungkin, kaku, dan kuat menahan getaran alat
pemadat.
Beton harus dicor dan dipadatkan tidak kurang dari 30 menit setelah dicampur
dan dibiarkan dalam keadaan basah dan terlindung dari sinar matahari selama
minimal 7 hari.
Cetakan dan penyempurnaan
Cetakan untuk cor beton harus dibuat rapi dan diperkuat secukupnya sesuai
dengan gambar rencana. Semua sambungan-sambungan harus rapat untuk
menjamin agar tidak terdapat kebocoran yang menyebabkan beton menjadi
BAB VII � Spesifikasi Teknis
Erika Herliana (15303020) VII - 9
basah pada cetakannya. Cetakan tidak boleh dibongkar selama 24 jam setelah
pengecoran.
Permukaan beton yang horizontal dan yang terlihat harus diratakan sampai
halus dengan sendok baja setelah pengerasan pertama terjadi.
Pekerjaan beton meliputi:
Pekerjaan struktur, pondasi, kolom, sloof, balok, pelat lantai, pelat atap, bak
air.
Pekerjaan beton tumbuk, dudukan piapa, pompa, mesin.
Campuran
Macam campuran (adukan) menggunakan agregat kasar dan halus untuk tiap 50
kg semen portland dan ukuran nominal, ditunjukkan pada Tabel 7.1 berikut:
Tabel 7.1 Jenis Beton dan Spesifikasinya (PBI 1997)
Jenis Beton Campuran
Agregat Halus (m3)
Agregat Kasar (m3)
Ukuran Nominal (mm)
B1 1 : 1,5 : 2,5 0,06 0,10 10 B2 1: 2: 3 0,08 0,12 20 B3 1 : 2,5 : 5 0,10 0,20 38 B4 1: 3: 6 0,12 0,24 38 B5 1: 2: 3 0,06 0,12 30
Penjelasan pemakaian jenis beton adalah sebagai berikut:
B1 = beton yang memerlukan kekedapan air, pelat-pelat atap, reservoir, balok
yang bersangkutan dengan atap dan reservoir.
B2 = semua beton bertulang, kolom, sloof, balok-balok, pondasi diluar
ketentuan pada B1
B3 = jalan setapak sekitar bangunan
B4 = semua beton bertulang kecuali jenis B2
VII.3.5. Pekerjaan Bata dan Plesteran
Bata yang digunakan adalah bata merah berukuran 6 cm x 12 cm x 24 cm,
bersudut runcing, rata dan keras.
Siar-siar dibuat rapi setebal 1 cm dan dikorek sedalam 0,5 cm. Siar-siar
vertikal tidak boleh bertemu dalam satu garis lurus.
BAB VII � Spesifikasi Teknis
Erika Herliana (15303020) VII - 10
Perbandingan adukan untuk plesteran dinding pasangan bata adalah 1 kp : 1 pc
: 2 ps . Sedangkan untuk plesteran beton digunakan campuran 1 pc : 2 ps.
VII.3.6. Pekerjaan Kayu, Atap, Kaca dan Cat
Semua kusen pintu dan jendela terbuat dari kayu kamper yang kering,
sedangkan untuk kuda-kuda atap dan langit-langit dari kayu borneo.
Semua pekerjaan kayu harus diketam halus dan digosok dengan kertas pasir
sebelum dicat.
Atap ditutup dengan genteng, sedangkan nok ditutup dengan genteng
bubungan.
Kaca untuk jendela, ventilasi, digunakan kaca 3 mm.
VII.4. Spesifikasi Teknis Material
VII.4.1. Umum
Seluruh material yang ditawarkan pemborong harus memenuhi persyaratan teknis
baik kualitas maupun ukurannya. Untuk material eks pabrik yang ditawarkan
pemborong, harus ada data-data pokok yang dilampiri dengan brosurnya. Bagi
kontraktor yang memenangkan pelelangan harus menunjukkan contoh setiap material
yang ditawarkan untuk mendapatkan persetujuan pemberi tugas.
VII.4.2. Semen Portland
Semen Portland yang dipakai harus memenuhi syarat-syarat dalam standar NIS.
Semen dapat diterima berdasarkan hasil penyelidikan selama 7 hari, disertai riwayat
kualitas dari penghasil semen selama 12 bulan terakhir.
Pemborong harus menyediakan gudang penyimpanan semen pada tempat-tempat
yang baik dan memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
Semen senantiasa terlindung dari kelembaban atau keadaan cuaca lain yang
merusak.
Lantai gudang harus kuat dan minimal berjarak 30 cm dari atas tanah.
Gudang harus cukup untuk memuat semen dalam jumlah besar sehingga tidak
menimbulkan kemacetan dalam penerimaan atau pengeluaran semen.
Semen dalam sak-sak tidak boleh ditumpuk lebih dari 2 m.
BAB VII � Spesifikasi Teknis
Erika Herliana (15303020) VII - 11
VII.4.3. Agregat Kasar, Pasir, dan Batu
Segala cara yang dilaksanakan pemborong untuk pengangkutan, pembongkaran,
pengerjaan dan penimbunan agregat kasar, pasir, dan batu harus mendapat persetujuan
pemberi tugas.
Tempat penimbunan harus dibersihkan, diatur sedemikian rupa sehingga pasir
atau agregat kasar tersebut tidak berceceran, dan tidak terkena kotoran lain pada
waktu hujan atau kena air rembesan.
Pemborong atas biaya sendiri harus mengolah kembali pasir atau agregat kasar
yang kotor atau tercecer karena penimbunan yang tidak sempurna. Tinggi timbunan
maksimum adalah 1,23 m dan tidak boleh dipindahkan tempatnya kecuali atas
instruksi pemberi tugas.
VII.4.3.1. Pasir
Semua pasir yang diperlukan harus diperoleh pemborong dari sumber yang
disetujui pemberi tugas. Pemborong menanggung semua masalah dan biaya yang
dibutuhkan untuk memperoleh pasir tersebut.
Pemborong harus memberikan contoh pasir yang akan dipakai dalam jumlah yang
cukup sebelum pemakaian. Pasir harus bersih dan terbebas dari gumpalan-gumpalan
tanah, alkalis, bahan-bahan yang mengandung organik, dan kotoran-kotoran lainnya
yang dapat merusak.
Pasir beton harus mempunyai modulus kehalusan antara 2 sampai 32, atau sesuai
dengan PBI 1972, atau sesuai dengan ketentuan seperti tersaji dalam Tabel 7.2
Tabel 7.2 Kehalusan Pasir Beton (PBI, 1972)
No. Saringan % Satuan Timbangan Tertinggal di Saringan 4 0-15 8 6-15
16 10-25 30 10-30 50 10-30
100 12-30 PAN 3-7
Jika presentase yang tertinggal di saringan nomor 16 adalah 20% maka batas
maksimum untuk yang tertinggal di saringan nomor 8 dapat naik sampai 20%. Pasir
pasang harus memenuhi gradasi seperti tersaji pada Tabel 6.2 berikut ini.
BAB VII � Spesifikasi Teknis
Erika Herliana (15303020) VII - 12
Tabel 7.3 Kehalusan Pasir Pasangan (PBI, 1972) No Saringan % Timbangan Melalui Saringan
8 100 100 15 (maksimum)
VII.4.3.2. Agregat Kasar
Agregat kasar yang diperoleh pemborong harus berasal dari sumber yang disetujui
oleh pemberi tugas. Pemborong harus menanggung semua permasalahan dan biaya
yang diperlukan untuk memperoleh agregat kasar tersebut. Agregat kasar harus bersih
dan bebas dari bagian-bagian yang halus, mudah pecah, tipis atau panjang-panjang,
bahan alkalis, atau organis dan substansi lain yang merusak. Berat substansi yang
merusak tidak boleh lebih dari 3 %.
Agregat kasar harus terdegradasi baik dengan ukuran 5 � 50 mm. Modulus
kehalusan butir harus berada antara 6,0 � 7,5 atau memenuhi standar PBI-1971.
Agregat kasar yang tidak memenuhi ketentuan tersebut harus disaring kembali atas
biaya pemborong.
VII.4.3.3. Batu
Batu yang digunakan adalah batu kali atau batu pecah dari gunung atau batu-batu
besar yang bermutu granit, kwasit, dan trap yang mempunyai berat jenis minimum
2,40 gr/cm3 dan kekuatan tekan tidak kurang dari 40 kg/cm2, keras, kekar, bersih,
penuh, bebas pori-pori, dan bebas cacat belah-belah.
VII.4.4. Air
Air yang digunakan untuk pengadukan beton atau pembuatan spesi harus
menggunakan air tawar yang bersih dan memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
Tidak mengandung minyak dan bagian-bagian terapung/melayang.
Harus netral atau sedikit alkalis.
Kadar sulfat maksimum adalah 0,5 % atau 5 gr/l, kadar klor maksimum adalah
1,5 % atau 15 gr/l.
Banyaknya KMnO4 maksimum yang dipakai untuk mengoreksi air kotor
organik didalam air adalah 1000 mg/l.
Apabila contoh air tidak dapat dilakukan, maka dalam hal keragu-raguan
mengenai air harus dilakukan percobaan perbandingan antara kekuatan tekanan mortal
semen-pasir dengan memakai air suling. Air tersebut dianggap dapat dipakai apabila
BAB VII � Spesifikasi Teknis
Erika Herliana (15303020) VII - 13
kekuatan tekanan mortal dengan pemakaian air tersebut pada umur 7 dan 28 hari
paling sedikit adalah 90 % kekuatan mortal dengan memakai air suling pada umur
yang sama.
VII.4.5. Baja Tulangan
Baja tulangan harus dari baja yang lunak dengan tegangan leleh 2400 kg/cm2 dan
tegangan maksimum 5000 kg/cm2. Bahan-bahan tersebut dalam segala hal harus
memenuhi ketentuan PBI-1971 atau Jepang kelas 5.R.24 atau 4.24.
Baja tulangan harus disimpan dengan tidak menyentuh tanah dan tidak boleh
disimpan di tempat tebuka dalam waktu lama.
VII.4.6. Baja Struktur Profil
Penyediaan bahan harus lengkap dengan peralatannya dan disesuaikan dengan
mutu kelas I. Mutu baja profil, pelat-pelat simpul, baut, mur, dan paku keling harus
memenuhi persyaratan minimal yang mempunyai kekuatan normal 3700 kg/cm2.
Bahan-bahan yang dipakai untuk pekerjaan-pekerjaan baja harus diperoleh dari
suplier yang disetujui oleh pemberi tugas. Pasangan-pasangan yang tepat, bentuk,
tebal ukuran, berat, dan detail-detail konstruksi yang ditunjukkan pada gambar harus
disediakan. Bahan baja kecuali ditentukan lain oleh pemberi tugas harus sesuai
dengan PUBB-56.
Baut dan paku keling yang digunakan untuk konstruksi harus mempunyai ukuran
yang sesuai dengan yang tercantum pada gambar. Kekuatan baut atau paku keling
minimal harus sama dengan kekuatan baja profil dan pelat simpul. Pemasangan baut
dan paku keling harus benar-benar kokoh.
VII.4.7. Standar Pipa
Jenis-jenis pipa yang dipergunakan dalam pengerjaan ini adalah pipa dari jenis
Ductile Cast Iron Pipe (DCIP). Pipa galvanis yang didatangkan dari suplier harus
dalam keadaan utuh/baru dan semua dalam keadaan terlindung, dan sesuai dengan
kelas yang disyaratkan dan memenuhi ketentuan-ketentuan sebagai berikut:
Pipa besi yang dimaksud disini adalah lengkap dengan soket dan
perlengkapan-perlengkapan sambungan
Penyambungan dilakukan dengan mengikuti ketentuan pabrik
BAB VII � Spesifikasi Teknis
Erika Herliana (15303020) VII - 14
Minimum hidrostatic test pressure harus mencapai 10 atm
Pipa yang digunakan harus dari jenis kelas 1
Pipa yang ditawarkan harus baru dan dijamin keutuhannya
VII.4.8 Perlengkapan Pipa
Perlengkapan pipa yang dimaksud adalah perlengkapan yang sesuai untuk macam
pipa yang digunakan. Sambungan dilakukan dengan Union Socket. Minimum
hidrostatic test pressure yang harus dicapai sesuai dengan yang berlaku untuk
pipanya.
VII.4.9. Gate Valve
Gate valve yang digunakan adalah Round Flange Valve dengan Direct Drive Non
Rising Stem. Kriteria lain yang harus dipenuhi :
Minimun leakage pressure adalah 8 atm
Spendel terbuat dari brause
VII.5. Pekerjaan Mekanikal dan Elektrikal
Pekerjaan mekanikal dan elektrikal meliputi pekerjaan pengukuran, pengetesan
lubang, pekerjaan penggalian pipa, pekerjaan pemasangan pipa dan bedding,
pekerjaan perpipaan untuk aliran bertekanan dan tidak bertekanan, pekerjaan urugan
tanah dan perataan, penyimpanan pipa, bangunan pelengkap ,dan instalasi listrik.
Persyaratan yang harus dipenuhi dalam pekerjaan pipa :
1. Pekerjaan pipa harus memenuhi pedoman pekerjaan Plumbing Indonesia dan
instansi lain yang berwenang.
2. Bahan yang digunakan berkualitas baik dan telah disetujui lembaga yang
berwenang.
3. Gambar denah peletakan perpipaan secara garis besar menunjukkan letak
peralatan instansi dan jalur pipa harus mengikuti kondisi setempat.
4. Setelah semua pekerjaan perpipaan selesai, maka perlu dilakukan pengujian
atas seluruh bagian pekerjaan ini.
5. Semua kekurangan dan kebocoran dalam sistem perpipaan harus diperbaiki.
Pekerjaan perpipaan meliputi :
BAB VII � Spesifikasi Teknis
Erika Herliana (15303020) VII - 15
VII.5.1. Pekerjaan Pengukuran
Yang dimaksud pekerjaan pengukuran adalah pengukuran arah memanjang dari
pekerjaan perpipaan. Penentuan ketinggian dan sudut-sudut dilakukan dengan bantuan
water pass dan theodolit. Pekerjaan pengukuran ini sepenuhnya diawasi dan atau
dilakukan bersama-sama pemberi tugas pekerjaan, dan kebenaran dari hasil
pengukuran tetap menjadi tanggung jawab kontraktor. Pengukuran galian parit pada
pekerjaan pemasangan pipa harus dilaksanakan dengan �ukuran lari� yaitu sesuai
dengan jalur pemasangan pipa dan permukaan pipa.
Berdasarkan hasil pengukuran tersebut kontraktor harus membuat rencana kerja
yang berisi :
1. Nomor patok dan arah.
2. Evaluasi muka tanah yang ada.
3. Evaluasi invert saluran.
4. Evaluasi muka tanah atau jalan setelah selesai pekerjaan urugan dan
pembuatan jalan.
5. Letak patok ukuran dan kilometer.
6. Letak posisi perpipaan yang lurus, belokan pipa, thrust block, dan letak
manhole.
7. Dan lain-lain sesuai kondisi nyata di lapangan dan atau atas petunjuk pemberi
tugas pekerjaan.
8. Patok ukur dibuat dari kayu ukuran 75 x 10 x 10 cm, ditanam kokoh di tanah
sedalam 40 cm setiap jarak 50 cm. Patok tersebut berisi tulisan nomor patok,
ketinggian dasar galian dan tanah asli.
VII.5.2. Pengetesan Lubang
Lubang galian pekerjaan dibuat dengan menggunakan metode konvensional
(digali dengan tangan), dengan ukuran panjang 100 cm, lebar 40 cm, dan kedalaman
ditentukan berdasarkan pekerjaan adanya pipa-pipa selain pipa air buangan yang
tertanam pada rencana jaringan pipa air buangan. Lubang percobaan dilakukan untuk
keperluan pengecekkan jaringan instalasi lain yang tertanam pada tempat-tempat
dimana informasi tentang kondisi tanah tersebut tidak diperoleh, hal ini pun dilakukan
agar dapat diambil alternatif pergesaran jaringan pipa pada posisi yang tepat apabila
terjadi persilangan dengan jaringan pipa yang ada, pengetesan lubang dilakukan hanya
BAB VII � Spesifikasi Teknis
Erika Herliana (15303020) VII - 16
untuk rencana jaringan pipa air buangan (sewer) di tepi jalan atau lokasi-lokasi
tertentu yang diperkirakan adanya pipa non- sewer.
VII.5.3. Pekerjaan Penggalian Pipa
Pipa harus dipasang lurus pada kedalaman yang tepat sesuai dengan gambar
rencana. Sebelum penggalian pipa dimulai, data lapangan secara detail disiapkan
sesuai dengan rencana penyelidikan data ulang kondisi daerah pelayanan. Panjang
pelaksanaan pekerjaan penggalian pipa disesuaikan dengan kemampuan pipa yang
akan dipasang agar tidak meninggalkan galian pipa yang terbuka. Lebar galian harus
dibuat lebih agar dapat memasukan penyangga, penguat galian, peralatan, meletakan
pipa, dan menyambungkannya dengan baik. Lebar galian yang akan dibuat harus
memenuhi ketentuan yaitu, lebar maksimum = [(1.5 x diameter) + 300 mm]. Lebar
galian tergantung pada kedalaman pipa dan diameter pipa yang akan dipasang, seperti
terlihat pada Tabel 7.4.
Tabel 7.4 Lebar Galian Berdasarkan Kedalaman (Pedoman Perencanaan dan Pelaksanaan Kerja Konstruksi Sewerage, PDAM, 1999)
Kedalaman (m) Lebar Galian (m) 0.6 � 1.00 0.50
1.00 � 2.00 0.60 2.00 � 3.50 0.80 3.50 � 7.00 1.00
Lebar galian-galian untuk setiap sambungan pipa harus dapat memberikan ruang
gerak bagi pekerja, sehingga memungkinkan pengerjaan pipa dapat dilakukan dengan
baik. Untuk galian pipa di atas diameter 300 mm, harus disediakan balok-balok dan
baji yang cukup memadai baik ukuran maupun kekuatan dan dapat diatur agar pipa-
pipa dapat diletakkan pada posisi yang benar.
Dasar parit harus dibentuk sedemikian rupa agar memberi penopangan keliling
yang merata dan kuat bagi bagian bawah dari setiap pipa. Galian harus dibuat sampai
kedalaman yang ditentukan untuk membuat dasar pipa yang rata dan seragam, parit-
parit galian harus diberi dasar pasir setebal 10 cm lebih dahulu, atau sesuai gambar
rencana sebelum pipa dipasang didalamnya. Dasar pasir ini harus dipadatkan dengan
pemadat dan dibasahi serta harus mempunyai permukaan yang rata. Setiap dasar pasir
pada ujung pipa harus 5 cm lebih rendah agar pipa terjamin kedudukannya pada
keseluruhan panjangnya dan bukan ditahan oleh sambungan-sambungannya. Setelah
BAB VII � Spesifikasi Teknis
Erika Herliana (15303020) VII - 17
pipa dipasang di dalam parit kemudian ditimbun dengan pasir dan kerikil halus mulai
dari dasar sampai atas pipa. Bahan urugan harus tersebar merata. Bila kedalaman
galian lebih dari 1.5 m, galian harus dipasangi turap agar tidak terjadi longsoran dan
dilengkapi dengan barikade pengaman serta rambu-rambu lalu lintas. Kedalaman
galian hendaknya disisakan ± 10 cm agar dasar galian tidak lembek tergenang air saat
pipa terpasang, dasar galian harus bebas genangan air sehingga perlu dibuat alur air di
tepi galian kemudian dibuat sumuran dam dipompa agar air tidak menggenang dan
dasar galian tetap kering. Bagian tepi galian harus dijaga sedemikian rupa agar
terjamin stabilitas dan tidak terjadi longsoran. Tanah dan bahan galian yang tidak
diperlukan dan tidak digunakan sebagai bahan timbunan diangkut dari lokasi ke
tempat pembuangan akhir. Penggalian dilaksanakan tepat, sesuai dengan jadwal
waktu dan persyaratan-persyaratan teknis yang tercantum dalam rencana.
Apabila dalam galian parit terdapat pasangan batu, bongkahan-bongkahan, atau
rintangan lain, maka rintangan tersebut harus digali sampai 20 cm di bawah dasar
parit serta disetiap sisi pipa dan perlengkapannya, kemudian mengisinya kembali
dengan pasir dan memadatkannya sampai ketinggian yang diperlukan.
VII.5.4. Pekerjaan Pemasangan Pipa dan Bedding
Pipa tidak boleh diturunkan ke dalam lubang sebelum lubang mempunyai
kedalaman yang telah ditentukan. Panjang parit yang harus digali harus disesuaikan
dengan pipa dan harus dipasang sesuai dengan gambar rencana. Pelaksanaan
pekerjaan tidak boleh dimulai sebelum alat-alat bantu yang diperlukan tersedia di
lokasi, pipa-pipa yang akan dipasang diperiksa terlebih dahulu dengan seksama,
susunan pemasangan alat-alat bantu sementara untuk penopang kedudukan pipa
dipergunakan dengan hati-hati dan benar agar tidak terjadi kerusakan pada pipa.
Permukaan alas pipa (bedding) harus rata, tidak ada pengosongan dan tidak
bergelombang terutama pada bagian sambungan pipa. Sebelum pipa terpasang, dasar
galian harus memanjang mangikuti garis kemiringan (slope) yang dikehendaki dan
galian bersih bebas dari benda-benda asing. Bentang pipa-pipa yang dipasang
ditempatkan sedekat mungkin pada lokasi akhir jalur jaringan pipa dengan
memperhitungkan keamanan dan tidak mengganggu lalu lintas.
Pemasangan tipe bedding harus memenuhi syarat spesifikasi secara menyeluruh
dengan diameter butiran yang sama disamping sebagai alas pipa juga dapat memberi
perlindungan pada pipa maupun pengamanan bagian permukaan pipa akibat
BAB VII � Spesifikasi Teknis
Erika Herliana (15303020) VII - 18
pengaruh-pengaruh dari luar yang dapat mengakibatkan perubahan posisi atau
kerugian kerusakan pipa. Bagian sambungan socket, spigot, flexible joint, dan lainnya
pada pipa yang telah dipasang tidak boleh ditimbun sebelum dilakukan pengetesan,
sedangkan ujung-ujung pipa ditutup untuk mencegah masuknya unsur-unsur yang
merusak ke dalam pasangan pipa, semua pekerjaan pipa-pipa cadangan untuk
penyambungan maupun sambungan rumah di masa yang akan datang, harus ditutup.
VII.5.5. Pengetesan Pipa
Kemampuan kekuatan pipa air buangan diuji dengan air atau udara yang
berprinsip sama dengan air bersih.
Pengujian dengan air
Pengujian dengan air ditekankan dengan pengujian pada tekanan air setinggi 1.2
m di atas lengkungan (punggung) pipa awal / pangkal yang tinggi, dan tidak lebih dari
6 m pada kemiringan yang curam, maka pengujian dilakukan bertahap per bagian
panjang pipa. Tiga puluh menit setelah pengisian air, dilakukan pengukuran
kehilangan air dengan penambahan air yang diukur dengan tong-tong pada setiap
interval 10 menit akan dicatat air yang ditambahkan, untuk menjaga muka air yang
konstan pada tong-tong pengukur.
Penambahan rata-rata banyaknya air pada pipa berdiameter 480 mm diharapkan
tidak melebihi 1.0 liter/jam per panjang pipa per 1000 diameter nominal. Besar
turunnya muka air pada tong-tong pengukuran pada setiap 100 m panjang pipa selama
10 menit pengujian tidak melampaui : L = 25 x 10/d mm
Dimana : L = tinggi turunnya muka air pada tong-tong pengukuran
D = diameter pipa (mm)
Pengujian dengan udara
Cara ini dilakukan sebelum penimbunan pipa, atau tidak dilakukan bila parit
penuh dengan air. Panjang pipa yang diuji secara efektif diisi dengan pemompa udara
hingga tekanan air mencapai 100 mm pada tabung gelas U yang dihubungkan ke
sistem pengujian pipa. Tekanan udara yang terjadi tidak boleh kurang dari 75 mm
selama 5 menit tanpa pemompaan dan pada temperatur udara yang stabil.
Setiap pengetesan dari pipa harus dihadiri oleh petugas atau wakilnya.
Perlengkapan pengetesan harus disiapkan oleh kontraktor. Jika hasil pengujian tidak
memenuhi persyaratan yang dikehendaki oleh pemberi tugas, maka kontraktor harus
BAB VII � Spesifikasi Teknis
Erika Herliana (15303020) VII - 19
memperbaiki kebocoran kerusakan pipa dengan biaya sendiri. Pengujian pipa diulangi
sampai memenuhi persyaratan.
VII.5.6. Pekerjaan Urugan Tanah dan Perataan
Perurugan galian tanah atau penimbunan dilakukan setelah pipa-pipa terpasang
dengan sambungannya dan tes udara telah dilakukan. Jika dasar galian ternyata tidak
stabil atau mengandung bahan-bahan yang tidak stabil, seperti debu, sampah, dan
sebagainya maka harus dilakukan penggalian dan menyingkirkan bahan-bahan tidak
stabil tersebut. Jika elevasi dasar galian telah tercapai dan jenis tanah baik maka tahap
pelaksanaan pekerjaan berikutnya adalah :
1. Pemadatan permukaan galian tanah tersebut.
2. Lapisan pertama adalah pasir urugan. Bahan yang digunakan untuk bedding
pipa harus kering, bersih dan bergradasi sesuai ketentuan.
Untuk pipa PVC, penanaman adalah modifikasi tipe BO dengan tebal minimal
material penimbun 300 mm di atas pipa dan sisanya material granular.
Tabel 7.5 Diameter Material Penimbun (Pedoman Perencanaan dan Pelaksanaan Kerja Konstruksi Sewerage, PDAM, 1999)
Diameter Pipa (inchi) Diameter Material Granular (inchi) 6 0.375
8 � 15 0.625 18 - 36 1.5
3. Setelah pipa dipasang sebaik-baiknya dalam lubang galian, maka pekerjaan
urugan dilaksanakan secara berlapis setiap 30 � 40 cm dipadatkan dengan alat
pemadat sampai selesai dan mencapai ketinggian yang dikehendaki menurut
rencana.
Jika lapisan dasar, yang telah disebutkan di atas tidak memenuhi syarat sebagai
lapisan peletakan pipa, misalnya karena tanahnya jelek, ada air tanah yang bisa
merusak pekerjaan perpipaan, maka kontraktor harus segera melaporkan keadaan
tersebut kepada pemberi tugas pekerja dan bersama-sama mengatasi keadaan tersebut
sehingga lapisan dasar tersebut dapat diperbaiki dan kuat berfungsi sebagai lapis
sehingga memenuhi petunjuk pemberi tugas pekerjaan. Hasil pekerjaan tersebut
menjadi tanggung jawab kontraktor sepenuhnya.
Untuk tanah penimbun atau urugan dapat menggunakan tanah bekas galian, jika
bahan-bahan bekas galian dari jenis tanah yang baik dan untuk bahan bekas galian
BAB VII � Spesifikasi Teknis
Erika Herliana (15303020) VII - 20
yang tidak baik harus segera disingkirkan dari lokasi proyek dan jika masih
diperlukan tanah penimbun maka kontraktor harus mendatangkan jenis tanah yang
baik dari luar.
Penimbunan kembali ini dilakukan lapisan demi lapisan, kemudian dipadatkan
sekeliling dan di atas pipa dengan cara yang tidak merusak pipa. Dari kedalaman 10
cm di atas pipa hingga ke permukaan, galian harus ditimbun dengan tangan atau
metode mekanis yang disetujui dan dipadatkan dengan alat pemadat, untuk mencegah
menurunnya permukaan setelah selesai pekerjaan penimbunan.
VII.5.7. Pekerjaan Perpipaan Untuk Aliran Tidak Bertekanan
Pipa yang dipergunakan untuk aliran tidak bertekanan adalah pipa PVC. Untuk
pipa PVC, pengaliran secara gravitasi harus memenuhi standar yang ada yaitu SII
1246-85 dan fitting memenuhi SII 1448. Penyambungan pipa PVC menggunakan
rubber gasket ring. Bagian pipa yang akan disambung, dibersihkan dan diberi
pelumas yang dibenarkan cincin karet harus dari jenis yang sesuai dengan standar
pabrik.
Perubahan arah pada penempatan pemasangan pipa untuk aliran tidak bertekanan
harus menggunakan elbow atau bend penyaluran air buangan, untuk nilai sudut
belokan kurang dari 22.50 maka diperlukan manhole.
VII.5.8. Pekerjaan Perpipaan Untuk Aliran Bertekanan
Pipa yang digunakan untuk aliran bertekanan seperti pada stasiun pemompaan
adalah pipa PVC. Jenis sambungan yang dianjurkan adalah rubber gasket ring.
Penyambungan harus sesuai dengan standar yang telah ditetapkan, penyambungan
dengan bahan standar lain harus menggunakan fitting adaptor.
VII.5.9. Penyimpanan Pipa
Penyimpanan pipa di gudang atau di lapangan harus terlindung dari sinar matahari
terutama pada jenis pipa PVC, untuk menghindari terjadinya lendutan pada pipa
sehingga kualitas pipa tetap terjaga. Penyimpanan pipa diatur sedemikian rupa dan
untuk fitting disimpan secara terpisah. Tumpukan pipa-pipa diberi sanggahan
sedemikian rupa sehingga lendutan yang besar pada pipa dapat dihindari. Tumpukan
pipa maksimal enam. Untuk pipa PVC penyimpanan harus terjaga dari getaran, pipa-
BAB VII � Spesifikasi Teknis
Erika Herliana (15303020) VII - 21
pipa disimpan pada daerah yang datar, dipatok pada kedua sisi untuk mencegah
terjadinya pergeseran, atau ditempatkan pada rak-rak tertentu.
VII.5.10. Pekerjaan Bangunan Pelengkap
VII.5.10.1. Manhole
Manhole terbuat dari beton bertulang dengan ketebalan dinding dan konstruksi
seperti pada gambar (lampiran). Saluran setengah pipa harus dipasang pada pada
manhole dan harus dengan material dan spesifikasi yang sama dengan jalur pipanya.
Jika kontraktor tidak berhasil mendapatkannya, maka harus mengusulkan alternatif
lainnya.Pekerjaan manhole meliputi :
1. Pekerjaan pengukuran.
Persyaratannya sama dengan pengukuran yang telah dilakukan sebelumnya.
2. Pekerjaan galian tanah.
Untuk melaksanakan pekerjaan galian tanah, dalam pekerjaan manhole berlaku :
- Lubang galian harus secukupnya untuk pelaksanaan pekerjaan konstruksi
beton.
- Lubang galian harus dibuat miring dan dilindungi konstruksi pelindung
galian yang memuaskan pemberi tugas pekerjaan.
3. Pekerjaan urugan tanah dan pemadatan.
Untuk melaksanakan pekerjaan ini sama dengan pekerjaan urugan dan pemadatan
yang telah dibuat sebelum ini.
4. Pekerjaan konstruksi beton bertulang.
Bila dasar galian telah memenuhi kedalaman pemadatan serta mampu sebagai
tanah pondasi kontruksi manhole dan disetujui oleh pemberi tugas pekerjaan, maka
kontraktor baru diperkenankan melakukan pekerjaan selanjutnya dengan urugan
sebagai berikut :
- Lapisan pasir urug dengan tebal 10 cm padat.
- Lapisan lantai kerja dari beton tumpuk 1 : 2 : 3
- Konstruksi beton bertulang ditetapkan adukan 1 : 2 : 3 dari besi beton
dengan kualitas U-24. Syarat bahan dan pelaksanaan pekerjaan
pembetonan sepenuhnya mengikuti PBI 1970.
- Besi tangga dibuat dari logam anti karat.
- Perurugan hanya diperkenankan setelah konstruksi berumur 14 hari atau
lebih.
BAB VII � Spesifikasi Teknis
Erika Herliana (15303020) VII - 22
- Bila pekerjaan manhole terdapat di jalan maka kontraktor harus
melaksanakan sesuai ketentuan terdahulu
Sedangkan tutup manhole terbuat dari cast iron pipe, dengan karakteristik :
- Tahan karat.
- Kuat aman.
- Memiliki kunci agar tidak mudah dicuri.
- Memiliki lubang ventilasi.
- Mudah dioperasikan oleh petugas.
- Frame dilengkapi dengan gelang polyethilene untuk menghindari kontak
metal dengan metal.
- Ukuran tergantung dari tipe manhole yang digunakan.
- Frame memiliki lubang-lubang pembautan.
VII.5.10.2. Terminal Clean Out
Terminal clean out berupa pipa tegak, sejenis saluran air buangan yang
dihubungkan. Terminal clean out merupakan pengganti manhole awal yang dipasang
pada awal saluran. Pada pipa berdiameter kecil kecil juga dibangun terminal clenaot
dengan lokasi 50 m di hulu manhole. Terminal clean out dilengkapi dengan :
1. Dop yang terbuat bahan sejenis pipa yang dihubungkan.
2. Cover dan frame terbuat dari ductile cast iron.
3. Untuk terminal clean out yang terletak di tangah jalan, maka tebal cover dua
kali lebih tebal daripada cover di tepi jalan.
VII.5.10.3. Stasiun Pompa
Pompa
Pompa yang digunakan adalah jenis submersible pump, dan dipasang satu buah
pompa sebagai cadangan. Pemasangan pompa harus sesuai standar dari pabrik.
Stasiun pompa (lift station)
Konstruksi sumur pengumpul terubat dari beton yang dilapisi waterproof layer
untuk menghindari rembesan air buangan ke dinding sump well, dan untuk material
tangga digunakan bahan logam anti karat.
Pemasangan pompa dilakukan dengan ketentuan-ketentuan sebagai berikut:
Pompa dan motor harus diletakkan datar dengan bantuan water pass.
BAB VII � Spesifikasi Teknis
Erika Herliana (15303020) VII - 23
Pondasi tempat meletakkan pompa harus mampu menyerap getaran pompa
dan penggeraknya dan mampu menahannya. Berat pondasi sekurang-
kurangnya 3 kali berat pompa (dan motornya).
Ambang pada bagian outlet terbuat dari baja untuk mencegah aliran balik dan
agar tidak mudah rusak.
Bearing pada bagian outlet diberi minyak pelumas agar pompa dapat berputar
dengan lancar dan dirancang agar kedap air untuk menghindari kerusakan
yang dapat terjadi akibat lumpur yang dialirkan.
Baut dan mur yang digunakan untuk menyatukan pompa dengan peletakan
harus cukup kuat agar getaran yang ditimbulkan dapat diperkecil.
VII.5.10.4. Tangki Interseptor
Tangki harus dibuat dari pasangan yang tahan terhadap korosi, kedap air, dan
tahan lama. Konstruksi tangki harus cukup kuat menahan beton dan gaya-gaya yang
timbul akibat tekanan air dan tanah. Bahan yang dapat digunakan adalah :
Dinding dan dasar bak
Batu bata merah dan beton sedangkan untuk plesteran digunakan mortar dari
semen dan pasir.
Plat penutup tangki
Beton bertulang, kayu, dan plat besi.
Saluran air buangan
Pipa PVC.
VII.6. Operasi dan Pemeliharaan
VII.6.1. Umum
Program pemeliharaan bertujuan untuk memanfaatkan biaya investasi yang telah
ditanamkan dalam pembangunan dan melindungi fasilitas dari gangguan dan
kerusakan sehingga dapat dioperasikan dengan efisiensi dan kinerja yang optimum.
Program pemeliharaan terdiri dari :
1. Pemeliharaan pencegahan
Program yang menjadwalkan perencanaan operasi sehingga gangguan-gangguan
pada sistem dapat diperkecil, dan bertujuan pula untuk mengoreksi hal-hal yang
kurang efisien. Oleh karena itu diperlukan penempatan tenaga terampil yang teliti
BAB VII � Spesifikasi Teknis
Erika Herliana (15303020) VII - 24
sehingga kerusakan-kerusakan kecil dapat segera terdeteksi sebelum berubah menjadi
kerusakan besar yang bisa berakibat fatal. Pemeliharaan pencegahan dimulai dengan
pengawasan awal (pre-inspection), kemudian dapat diperoleh metode dan jenis
pemeliharaan pencegahan berikutnya, sehingga dapat diketahui peralatan yang
diperlukan.
2. Pemeliharaan perbaikan
Program untuk mereparasi atau mengganti bagian-bagian yang sudah rusak atau
jelek. Program pemeliharaan perbaikan meliputi normalisasi saluran, perbaikan
mesin-mesin pompa, penggelontoran dan pembersihan saluran, pengecatan agar tidak
cepat keropos akibat korosi, pengangkatan endapan, pembersihan akar tumbuhan,
perbaikan dan pemeliharaan konstruksi.
3. Program pemeliharaan keindahan
Salah satu kegiatan dari program ini adalah pemeliharaan estetika pada
sambungan rumah, gedung-gedung, stasiun pompa dan instalasi lainnya agar terjaga
keindahannya.
4. Pendataan dan pelaporan
Pendataan dan pelaporan yang dilakukan dengan benar dan kontinu dapat menjaga
sifat, keadaan dan karakteristik saluran dan unit-unit agar selalu terjaga dengan baik.
Data-data yang diperoleh dari kegiatan pendataan ini dapat dipakai untuk perencanaan
sistem selanjutnya, sehingga dapat diperoleh efisiensi operasional yang optimal.
Pendataan dan pelaporan meliputi laporan bulanan tentang saluran rumah yang buntu,
laporan harian, mingguan, dan bulanan dari seluruh sistem saluran dan instalasi
pengolahan. Terdapat dua pengelompokkan dalam pendataan dan pelaporan, yaitu
data intern dan ekstern. Data intern yaitu data sistem organisasi, desain dan
pelaksanaan pembangunan, investasi, pelaksanaan dan pembiayaan operasi dan
pemeliharaan. Sedangkan data ekstern adalah data mengenai dampak terhadap
lingkungan sekitarnya.
VII.6.2. Permasalahan Operasional dan Penanganannya
Permasalahan yang sering terjadi pada penyaluran dan instalasi air buangan
meliputi :
Masalah endapan dan sampah
Endapan pada saluran air buangan tidak hanya terdiri dari bahan tinja atau padatan
yang terbawa keluar dari efluen tangki interseptor, melainkan mungkin pasir dan
BAB VII � Spesifikasi Teknis
Erika Herliana (15303020) VII - 25
lumpur tanah yang terbawa bersama limpasan air hujan, memasuki lubang-lubang
manhole. Tidak hanya lumpur tanah dan pasir yang masuk, tetapi juga berbagai jenis
sampah, apalagi jika tutup manhole terbuka, sehingga sering masyarakat membuang
sampah ke dalam manhole. Penanganan untuk masalah ini adalah :
a. Drainase pada daerah jalur saluran harus diperbaiki
b. Tutup manhole tidak boleh tergenang air limpasan hujan.
c. Tutup manhole dijaga jangan sampai terbuka.
d. Penyuluhan ke masyarakat agar tidak membuangan sampah sembarangan.
e. Sering diadakan inspeksi pada setiap manhole dan dalam salurannya agar
gangguan yang terjadi sedini mungkin dapat ditangani.
Tutup manhole
Sering sekali tutup manhole dicuri karena terbuat dari besi / baja yang memiliki
bahan ekonomis yang cukup tinggi. Hal ini sangat berbahaya. Penanganan untuk
masalah ini adalah :
a. Konstruksi tutup manhole diberi gembok atau kunci
b. Bahan tutup manhole karena terletak di pertengahan jalan dipilih dari
bahan yang kekuatannya memadai sehingga tidak mudah diangkat bila
ingin dicuri dan mampu menahan beban bergerak.
c. Penyuluhan pada masyarakat
Permasalahan akar pohon
Sering akar pohon melalui bawah saluran sehingga kadang-kadang mengangkat
saluran sehingga aliran terganggu. Demikian juga dengan akar-akar yang menerobos
menembus bahan saluran sehingga menyebabkan pipa retak, dan mengakibatkan
kebocoran pada pipa. Penanganannya adalah :
a. Dilarang menanam pohon dekat jalur lintasan pipa, terutama jenis pohon
yang berakar panjang dan berserabut.
b. Untuk yang sudah masuk, segera dibersihkan dengan root cutting dan
pohonnya ditebang.
VII.6.3. Pengembangan Prosedur Pengoperasian Dan Pemeliharaan
Untuk mengembangkan prosedur pengoperasian dan pemeliharaan maka perlu
dipelajari permasalahan-permasalahan dari proyek sejenis di Indonesia dan yang
terpenting adalah tersedianya data-data pendukung yang menunjang program
pemeliharaan. Hal-hal yang dapat dijadikan bahan pembelajaran seperti :
BAB VII � Spesifikasi Teknis
Erika Herliana (15303020) VII - 26
- Metode pemecahan masalah yang diterapkan.
- Petunjuk pengoperasian dan pemeliharaan.
- Pendataan gambar sewer eksisting kepemilikan sambungan.
- Petunjuk penggunaan peralatan kendaraan.
- Kriteria perencanaan untuk sambungan kepemilikan.
- Metode untuk mengkoordinasikan dan mengintegrasikan program
penyambungan sewer dengan program lain seperti penyediaan air bersih,
persetujuan izin mendirikan bangunan, dan lain-lain.
Dengan terlaksananya program-program pemeliharaan dengan baik, maka
diharapkan sistem utilitas perumahan, berupa penyaluran dan pengolahan air buangan
dapat berfungsi dengan optimal.