Post on 09-May-2020
67
BAB VI
RINGKASAN
Manggis merupakan tanaman buah yang berasal dari hutan tropis di
kawasan Asia Tenggara. Komponen terbesar pada seluruh buah manggis yaitu
kulitnya, kulit buah manggis dipercaya memiliki khasiat anti-inflamasi, analgesik,
aktivitas antiviral, efek kardioprotektif, antijamur, antialergi, antibakteri,
antituberkulosis, dan imunomodulasi.
Kemampuan kulit manggis dalam memberikan efek farmakologi ini
diduga karena banyaknya kandungan antioksidan berupa tanin dan xanton. Xanton
memiliki banyak derivat yaitu diantaranya mangostin, -mangostin, -mangostin,
γ-mangostin, methoxy--mangostin, gartanin, 8-disoxygartanin, dan
normangostin. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan membuktikan bahwa
ekstrak etanol kulit manggis memiliki aktivitas hipoglikemik dengan
meningkatkan sel β pankreas. Banyaknya kandungan metabolit sekunder pada
kulit buah manggis ini diharapkan juga mamput memberikan pengaruh pada
peningkatan kadar insulin.
Insulin merupakan hormon yang dihasilkan oleh pankreas. Pada pankreas
insulin dibentuk oleh sel Langerhans, sehingga produksi dan sekresi insulin
dipengaruhi oleh sel tersebut. Insulin bekerja pada pengaturan metabolisme
glukosa melalui mekanisme penurunan kadar glukosa darah tubuh. Selain itu
insulin juga mempengaruhi metabolisme karbohidrat, protein dan lemak.
Peranannya yang kompleks pada regulasi metabolisme zat-zat penting ini dapat
terjadi jika terbentuk ikatan antara insulin dan reseptornya. Apabila terjadi
gangguan sekresi insulin oleh sel beta Langerhans atau sensitivitas insulin
terhadap reseptornya berkurang dan bahkan keduanya, maka menyebabkan suatu
keadaan hiperglikemi serta gangguan metabolisme karbohidrat, lemak dan protein
yang memicu terjadinya penyakit DM beserta komplikasinya.
Diabetes melitus (DM) merupakan penyakit metabolik dengan
karakteristik hiperglikemia yang terjadi akibat kelainan sekresi insulin, gangguan
kerja insulin atau keduanya, yang berpotensi menimbulkan komplikasi kronik
68
pada mata, ginjal, saraf dan pembuluh darah. Pada keadaan DM kadar HbA1c
atau hemoglobin terglikosilasi di atas 6,5%, glukosa darah saat puasa (GDP) di
atas 126 mg/dL dan saat 2 jam setelah makan di atas 200 mg/dL. Gejala penyakit
DM yaitu poliuria (sering berkemih dengan jumlah banyak), polidipsi (sering
haus), polifagia (sering merasa lapar) dan berat badan menurun.
DM merupakan penyakit kronis dengan prevalensi yang tinggi dan
berpotensi menimbulkan peningkatan kejadian komplikasi dan konsekuensi
peningkatan biaya kesehatan. Permasalahan lain yang timbul yaitu efek samping
pemakaian antihiperglikemi oral berupa hipoglikemi, gangguan pada organ hati,
ginjal, saluran cerna, atau saluran nafas biasanya muncul pada penggunaan jangka
panjang obat-obat tersebut mengingat DM merupakan penyakit kronis.
Banyaknya efek samping dari pengobatan tersebut, maka diperlukan penelitian
terhadap tanaman obat dengan efek samping yang lebih rendah.
Penelitian sebelumnya membuktikan bahwa ekstrak etanol kulit manggis
mampu menurunkan kadar glukosa darah pada hewan uji yang dikondisikan DM
dengan dosis 50, 100, and 200 mg/kg dapat menurunkan kadar glukosa darah.
Sehingga diharapkan metabolit sekunder pada kulit manggis juga dapat
mempengaruhi insulin yang diekpresikan oleh pankreas dan berperan pada DM.
Penelitian ini dilakukan pengujian terhadap ekstrak dan kandungan
metabolit sekunder dari kulit manggis yaitu turunan xanton berupa senyawa -
mangostin, yang diujikan terhadap tikus uji dengan dosis kelompok ekstrak 25 mg
/200gr BB tikus, 50 mg /200gr BB tikus, 100 mg /200gr BB tikus, dan dosis
kelompok -mangostin 0,032 mg /200gr BB tikus, 0,064 mg /200gr BB tikus,
0,12 mg /200gr BB tikus, yang dibandingkan terhadap kelompok kontrol normal,
kontrol negatif dan kelompok kontrol positif yang diberi glibenklamid.
Pengujian aktivitas ekstrak kulit manggis dan senyawa -mangostin, tikus
uji dikelompokkan dengan jumlah tiap kelompok yaitu 5 tikus uji tiap kelompok.
Kemudian tikus uji diadaptasikan di kandang perlakuan dan untuk tikus kelompok
perlakuan dikondisikan hiperglikemik. Kondisi hiperglikemik diperoleh dengan
pemberian induksi STZ – Na. Induksi STZ – Na diberikan setelah dilakukan
pengukuran kadar glukosa dan kadar insulin pra perlakuan (keadaan normal).
69
Kemuadian setelah 3 hari diinduksi dilakukan pengukuran kadar glukosa dan
insulin untuk diketahui apakah telah terjadi keadaan hiperglikemi. Setelah terjadi
kondisi hiperglikemi, tikus kelompok perlakuan diberi sediaan uji ekstrak,
senyawa -mangostin dan glibenklamid pada kelompok kontrol positif. Senyawa
uji diberikan secara oral dan diberikan sampai hari ke 28. Kemudian seluruh tikus
uji dilakukan pengukuran kadar glukosa dan kadar insulin post perlakuan untuk
diketahui pengaruhnya terhadap kadar glukosa dan kadar insulin.
Pengukuran kadar glukosa dan insulin pada tikus uji yang dikondisikan
hiperglikemi setelah diberi sediaan uji ekstrak dan -mangostin diperoleh hasil
memberikan pengaruh terhadap penurunan kadar glukosa darah dan peningkatan
kadar insulin tikus uji yang berbeda nyata terhadap kelompok kontrol negatif
(p<0,05). Kemampuan ekstrak kulit manggis dan -mangostin dalam
meningkatan kadar insulin dan penurunan kadar glukosa darah ini dikaitkan
dengan adanya antioksidan berupa xanton yang bekerja mencegah penyerapan
glukosa melalui penghambatan enzim hidrolis karbohidrat, α-amilase, α-
glukosidase pada pencernaan, serta meregenerasi protein matriks ekstraselular
yang rusak dan pertumbuhan sel akibat ROS melalui glikasi protein nonenzimatik
dan auto oksidasi. Sehingga xanton melindungi dan memperbaiki sel beta
pankreas yang mengalami kerusakan akibat radikal bebas dan memicu
peningkatan sekresi insulin.
Berdasarkan hasil pengujian dalam penelitian ni kelompok uji α-
mangostin dengan dosis 0,13 mg/200gr BB tikus memberikan hasil paling baik
dalam meningkatkan kadar insulin dan menurunkan kadar glukosa darah, dengan
hasil analisa statistik yang tidak berbeda bermakna (p>0,05) dengan kelompok
kontrol positif yang diberi glibenklamid pada pengukuran kadar insulin, dan
memberikan hasil penurunan kadar glukosa darah lebih baik, dengan hasil statistik
berbeda bermakna terhadap kelompok kontrol positif (p<0,05). Hal ini
menunjukkan bahwa senyawa metabolit sekunder kulit manggis (α-mangostin)
cenderung memiliki aktivitas hipoglikemi yang dominan dibandingkan dengan
ekstrak kulit manggis.
70
DAFTAR PUSTAKA
[ADA] American Diabetes Association. 2012. Standards of Medical Care in
Dibetes 2012. Diabetes Care 35: S11.
[ADA] American Diabetes Association. 2015. Standards of Medical Care in
Diabetes-2015. The Journal of Clinical and Applied Research and
Education. Vol.38.
[Depkes] Departemen Kesehatan. 1979. Farmakope Indonesia. Edisi III. Jakarta:
Departemen Kesehatan Repulik Indonesia. hlm XXX, 12.
[Depkes] Departemen Kesehatan. 1986. Sediaan Galenik. Jakarta: Departemen
Kesehatan Republik Indonesia.
[Depkes] Departemen Kesehatan. 1995. Materia Medika Indonesia Jilid VI.
Jakarta: Departemen Kesehatan Repulik Indonesia. hlm X.
[Depkes] Departemen Kesehatan. 2005. Pharmaceutical Care untuk Pasien
Penyakit Diabetes Mellitus. Direktorat Bina Farmasi Komunitas dan
Klinik Ditjen Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan Departemen
Kesehatan. Jakarta.
[Kemenkes RI] Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2014. Situasi dan
Analisis Diabetes. InfoDATIN (Pusat Data dan Informasi Kementerian
Kesehatan RI). Jakarta Selatan.
[PERMENKES] Peraturan Menteri Kesehatan. 2016. Peraturan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia No 6 Th 2016 Tentang Formularium Obat
Herbal Asli Indonesia. Departemen Kesehatan Repulik Indonesia.
[WHO] World Health Organization. 2006. Definition and Diagnosis of Diabetes
Mellitus and Intermediate Hyperglycaemia. Switzerland: WHO Press.
Adnan M, Mulyati T, Isworo JT. Hubungan indeks masa tubuh dengan kadar gula
darah penderita diabetes mellitus tipe 2 rawat jalan di RS tugu rejo
Semarang. Jurnal Gizi Universitas Muhammadyah Semarang; 2013. 2 (1):
18-24.
Alenzi, F.Q. 2009. Effect of Nicotinamide on Experimental Induced Diabetes.
Iran J Allergy Asthma Immunol 8(1): 11-18.
Anief.1997. Ilmu Meracik Obat Teori dan Praktik. Fakultas Farmasi Universitas
Gadjah Mada. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Hlm 169-171.
Ansel HC. 1985. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi. Edisi ke-4. Jakarta:
Indonesia University Press. hlm 605-606.
71
Apriyadi, T.E. 2017. Potensi Kombucha Salak Suwaru sebagai Agen Terapi
Hiperglikemia pada Model Tikus Wistar Diabetes Mellitus. Tesis.
Universitas Brawijaya. Malang.
Babu, PVA, Liu, dan Gilbertc. 2013. Recent Avances in Understanding The Anti-
Diabetic Actions of Dietary Flavonoids. Journal of Nutritional
Biochemistry 24:11, 1777-1789.
Barbosa, DS. 2007. Green tea Polyphenolic Compounds and Human Health.
Journal fur Verbraucherschutz und Lebensmittelsicherheit. 2, 407-413
Bhushan, M. S., Rao C. H., Ojha, S. K., Vijayakumar, M., & Verma, A. 2010. An
analytical review of plants for anti diabetic activity with their
phytocontstituen & mechanism od action. LIPJR, Issue 1. Vol.1.
Dalimartha S, Adrian F. 2012. Makanan & Herbal Untuk Penderita Diabetes
Mellitus. Jakarta: Penebar Swadaya. hlm 9-10.
Dewi et al. 2013. Identifikasi Kandungan Kimia Ekstrak Kulit Buah Manggis
(Garcinia mangostana L.).
Dipiro JT, Talbert RL, Yee GC, Matzke GR, Wells BG, Posey LM. 2008.
Pharmacotherapy: A Pathophysiologic Approach. Edisi ke-7. McGraw-
Hill. 1205.
DiPiro JT et al. 2011. Pharmacotherapy: A Pathophysiologic Approach.
8th Edition. New York: McGraw-Hill.
Dipiro JT et al. 2015. Pharmacotherapy: A Pathophysiologic Approach. Ninth
Edition. McGraw-Hill. New York.
Elmalí E, Altan N, Bukan N. 2004. Effect of the sulphonylurea glibenclamide on
liver and kidney antioxidant enzymes in streptozocin-induced diabetic rats.
Drugs R D. 203–8.
Felicia, 2009. Efek Neuroterapi Ekstrak Tanaman Anting-Anting (Acalypha
indica L.) Terhadap Saraf M Gastroknemius Katak. Jakarta. Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia.
Ghasemi A, Khalifi S, Jedi S. 2014. Streptozotocin-nicotinamide-induced rat
model of type 2 diabetes (Review). Acta Physiologica Hungaria, Vol.101
(4), pp. doi: 10.1556/APhysiol.101.2014.4.2, 408-420.
Goodman & Gilman. 2008. Dasar Farmakologi Terapi. Editor; Joel GH & Lee
EL, Konsultan editor; Alfred GG, Ahli bahasa; Tim alih bahasa Sekolah
Farmasi ITB, Editor bahasa Indonesia; Amalia Hanif et al. Edisi 10, Vol.2.
Jakarta: Buku Kedokteran EGC. Terjemahan dari: Goodman & Gilmans
The Pharmacological Basis of Therapeutics.
72
Harborne, J.B. 1987. Metode Fitokimia Penuntun Cara Modern Menganalisis
Tumbuhan. Terjemahan Kosasih Padmawinata dan Iwang Soediro.
Bandung: Penerbit ITB
Harborne JB. 1987. Metode Fitokimia. Padmawinata K, Soediro I, Penerjemah;
Niksolihin S, editor. Bandung: ITB. Terjemahan dari Phytochemical
Methode.
Harmita, Radji M. 2004. Analisis Hayati. Jakarta: Departemen Farmasi FMIPA
Universitas Indonesia.
Harmita dan Radji M. 2005. Buku Ajar Analisis Hayati. Edisi ke III. Jakarta. EGC
Harvey RA & Pamela CC. 2013. Farmakologi, Ulasan Bergambar. Ahli bahasa:
Dian R, Husny M, Linda D & Luqman YR, Editor bahasa Indonesia: Adhy
T & Carolina S. Edisi 4. Jakarta: Buku Kedokteran EGC. Terjemahan dari:
Lippincott’s illustrated reviews: pharmacology.
Hermawan IP. 2016. Pengaruh Pemberian Ekstrak Kulit Manggis (Garcinia
mangostana L.) Terhadap Nekrosis Glomerulus Dan Tubulus Ginjal
Mencit Jantan (Mus musculus) Yang Di Papar Asap Rokok [SKRIPSI].
Surabaya: Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas Airlangga.
Hernani & Rahardjo M. 2005. Tanaman Berkhasiat Antioksidan. Jakarta: Penebar
Swadaya.
Heroes, Beauty. 2016. The ‘Queen Of The Fruits’ Mangosteen.
https://www.beauty-heroes.com/topic/ingredient-intel-mangosteen-fruit/
Hong et al. 2009. Interleukin-10 prevents diet-induced insulin resistance by
attenuating macrophage and cytokine response in skeletal muscle.
Diabetes. diabetesjournals.org, Vol. 58.
Iswari, K dan Sudaryono. 2007. Empat Jenis Olahan Manggis, Si Ratu Buah
Dunia dari Sumbar. Tabloid Sinar Tani. BPTP Sumatera Barat.
Iswari, K. 2011. Kulit Manggis Berkhasiat Tinggi. Madya Centradifa. Jakarta.
Katzung BG, Susan BM, Anthony JT. 2015. Basic & Clinical Pharmacology. 13th
Edition. New York: McGraw-Hill.
Kahn et al, 2005. The metabolic syndrome: time for a critical appraisal: joint
statement from the American Diabetes Association and the European
Association for the Study of Diabetes.
King AJ. 2012. The use of animal models in diabetes research. British Journal of
Pharmacology, doi: 10.1111/j.1476-5381.2012.01911.x, 166, 877-894.
Kolesar J & Lee V. 2015. 2016/2017 Top 300 Pharmacy Drug Cards. New York:
McGraw-Hill.
73
Kumari M, Jain S. 2012. Tannins: An antinutrient with positive effect to manage diabetes. Res J Recent Sci. 1:70–3.
Lazenby RB. 2011. Handbook of Pathophysiology. Fourth Edition. USA:
Lippincott Williams & Wilkins.
Lenzen S, Drinkgern J, Tiedge M. 1996. Low antioxidant enzyme gene expression
in pancreatic islets compared with various other mouse tissues. Free Rad
Biol Med.:463–6.
Longnecker D, MD. 2014. Anatomy and Histology of the Pancreas. The
Pancreapedia: Current Concepts Of Health and Disease, doi:
10.3998/panc.2014.3.
Magallanes. B. O., Perez, D. E., Chaverri, J. P. 2017. Medicinal Properties of
Mangosteen (Garcinia mangostana L.): A Comprehensive Update. Food and
Chemical Toxicology 109, 102-122
Maligan, J.M, Chairunnisa Fitri, Wulan, S.M. 2018. Peran Xanthon Kulit Buah
Manggis (Garcinia mangostana L.) Sebagai Agen Antihiperglikemik.
Jurnal Ilmu Pangan dan Hasil Pertanian. Teknologi Pertainian,
Universitas Brawijaya. Vol. 2 No. 2. DOI:
http://doi.org/10.26877/jiphp.v2i2.2813
Marek R, Lenka G, Jiri D. 2007. Quaternary protoberberine alkaloids.
Phytochemistry 68: 150-175.
Merck. 1987. Buku Pedoman Kerja Kimia Klinik. Jakarta: EGC.
Neal MJ. 2006. At a Glance Farmakologi Medis. Edisi Kelima. Jakarta: Erlangga.
hlm 79.
Ndraha S. 2014. Diabetes melitus tipe 2 dan tatalaksana terkini. Medicinus, Vol.
27, No.2.
Nugroho AE. 2006. Review Hewan Percobaan Diabetes Mellitus: Patologi dan
Mekanisme Aksi Diabetogenik. Biodiversitas, Vol.7, ISSN: 1412-033X,
378-382.
Pasaribu F, Sitorus P, Bahri S. 2012. Uji Ekstrak Etanol Kulit Buah Manggis
(Garcinia mangostana .L) Terhadap Penurunan Kadar Glukosa Darah.
Journal of Pharmaceutics and Pharmacology. 1(1) : 1-8.
Patel DK, Kumar R, Laloo D, Hemalatha S. 2012. Diabetes mellitus: An overview
on its pharmacology aspects and reported medicinal plants having
antidiabetic activity. Asia Pacific Journal of Tropical Biomedicine, 411-
420.
Pradeep Kumar S.V, S. B. Puranik dan Nandini B. N. 2017. Evaluation of Alpha-
Mangostin, Isolated and Purified from the Crude Extract of Garcinia
mangostana for the Anti-Diabetic, Anti-Inflammatory and Antioxidant
74
Activity. International Journal of Pharmacy and Pharmaceutical Care
(IJPPR). Vol 8 : 2.
Price SA & Lorraine MC. 2005. Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses
Penyakit. Ahli bahasa; Bram UP et al. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.
Terjemahan dari: Pathophysiology; Clinical Concepts of Disease
Processes.
Putri DKSC, Bambang H, Tjitra W. 2014. Pengaruh Pemberian Infusum Daun
Salam (Eugenia polyantha) Terhadap Kadar Glukosa Darah Tikus (Rattus
norwegicus) yang Diinduksi Alloksan. Veterinaria Medika, Vol.7.
Rahadani A.A.D. 2017. Pola Terapi Insulin Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2 di
RSUD DR. Soetomo Surabaya pada Periode Februari 2015 – Maret 2015.
Surabaya. Profram Study Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran
Universitas Airlangga.
Robinson T. 1995. Kandungan Organik Tumbuhan Tinggi. Bandung: ITB.
Ryu a H.W, Cho a J.Kn, Marcus J. Curtis-Long b, Yuk a H.J, Kim a Y.S, Jung a
S, Kim a Y.S, Lee c B.W, Park K.H. 2011. -Glucosidase inhibition and
antihyperglycemic activity of prenylated xanthones from Garcinia
mangostana. ELSEVIER. Phytochemistry 72 : 2148–2154
Sacher RA & Richard AM. 2004. Tinjauan Klinis Hasil Pemeriksaan
Laboratorium. Ahli bahasa; Bram UP & Dewi W; Editor: Huriawati H.
Jakarta: Buku Kedokteran EGC. Terjemahan dari: Widmann’s clinical
interpretation of laboratory tests.
Savage DB, Kitt FP, Gerald IS. 2005. Mechanisms of insulin resistance in humans
and possible links with inflammation. Hypertension, doi:
10.1161/01.HYP.0000163475.04421.e4,
Simbala, Herny EI. 2009. Analisis Senyawa Alkaloid Beberapa Jenis Tumbuhan
Obat Sebagai Bahan aktif Fitofarmaka. Universitas Sam Ratulangi.
Manado. Pacific Journal. Vol 1 (4) ; 489-494
Soewondo P, Alessandra F, Dicky LT. 2013. Challenges in diabetes management
in Indonesia: a literatur review. Globalization and Health, 9:63.
Sugiyanto. 1995. Petunjuk Praktikum Farmakologi. Edisi IV. Yogyakarta.
Fakultas Farmasi UGM. Laboratorium Farmakologi & Toksikologi.
Szkudelski T. 2012. Streptozotocin-nicotinamide-induced diabetes in the rat.
Characteristics of the experimental model. Experimental Biology and
Medicine, doi: 10.1258/ebm. 2012.011372, 237: 481-490.
Tahara A, Akiko MY, Ryosuke N, Yuka S, Masayuki S. 2008. Hypoglycaemic
effects of antidiabetic drugs in streptozotocin-nicotinamide-induced mildly
diabetic and streptozotocin-induced severely diabetic rats. Journal
75
compilation-Basic & Clinical Pharmacology & Toxicology, doi:
10.1111/j.1742-7843.2008.00321.x, 103, 560-568.
Taher, Muhammad, Tg Muhamad Faris Syafiq Tg Zakaria, Deny Susanti dan
Zainul Amiruddin Zakaria. (2016). Hypoglycaemic activity of ethanolic
extract of Garcinia mangostana Linn. in normoglycaemic and
streptozotocin-induced diabetic rats. Biomed 16:135.
Tjay TH, K Rahardja. 2007. Obat-Obat Penting, Khasiat, Penggunaan dan Efek-
efek Sampingnya. Edisi keenam. Jakarta: Penerbit PT. Elex Media
Komputindo Kelompok Gramedia.
Tyas M.R. 2016. Uji Efektivitas Ekstrak Kulit Buah Manggis (Garcinia
mangostana L) Dalam Menghambat Pertumbuhan Neisseria Gonorrhoeae
Secara In Vitro [SKRIPSI]. Semarang: Fakultas Kedokteran, Universitas
Diponegoro.
Voigt R. 1994. Buku Pelajaran Teknologi Farmasi. Edisi V, diterjemahkan oleh
Soedani Noerono. Yogyakarta: Gadjahmada University Press.
Widyati. 2014. Praktik Farmasi Klinik, Fokus pada Pharmaceutical Care.
Surabaya: Brillian Internasional.
Williams L & Wilkins. 2009. Clinical Pharmacology Made Incredibly Easy!.
Edisi 3. Philadelphia
Yatman, E. 2011. Kulit Buah Manggis Mengandung Xanton Yang Berkhasiat
Tinggi.
76
LAMPIRAN
L A M P I R A N
77
Lampiran 1. Surat keterangan identifikasi tanaman buah manggis
78
Lampiran 2. Ethical Clearance
79
Lampiran 3. Hasil penetapan kadar air serbuk kulit manggis
80
Lampiran 4. Hasil perhitungan rendemen ekstrak etanol kulit manggis
Rendemen ekstrak etanol kulit manggis:
No Berat serbuk (g) Berat ekstrak (g) Rendemen ekstrak (%)
1 2.000 95.24 4.76 %
2 1.600 71.63 4.48 %
3 1.400 63.13 4.51 %
Rata-rata 4,58 ± 0,16
Rumus perhitungan rendemen ekstrak (%):
Rendemen ekstrak = Berat ekstrak
Berat serbuk
Rendemen 1 = ,
,
Rendemen 2 = ,
,
Rendemen 3 = ,
,
Rata – rata = , , ,
,
- Jadi, presentase rata-rata rendemen ekstrak etanol kulit buah manggis yaitu
sebesar 4,58%.
81
Lampiran 5. Hasil perhitungan rendemen isolat (-mangostin) dari ekstrak
etanol kulit manggis
Rendemen isolat dari ekstrak etanol kulit manggis:
Bobot ekstrak (g) Bobot isolat (g) Rendemen isolat (%)
110,00 0,80 0,72 %
120,00 0,70 0,58%
Rata-rata 0,65 %
Presentase rata-rata rendemen ekstrak etanol kulit buah manggis
Rendemen isolat = Berat isolat
Berat ekstrak kental x 100%
Rendemen 1 = ,
, ,
Rendemen 2 = ,
, ,
Rata – rata = , ,
,
- Jadi presentase rata-rata rendemen isolat dari ekstrak etanol kulit buah manggis
yaitu sebesar 0,65 %
82
Lampiran 6. Gambar hasil identifikasi kandungan kimia ekstrak etanol
kulit buah manggis
a) b) c) d) e) f)
Keterangan
a) Flavonoid (lapisan merah)
b) Tanin (berwarna hijau kebiruan)
c) Kuinon (warna tidak berubah / tidak terbentuk warna merah)
d) Saponin (terbentuknya busa)
e) Alkaloid Mayer (warna tidak berubah / tidak terbentuk endapan putih)
f) Alkaloid Dragendrof (warna tidak berubah / tidak terbentuk endapan
coklat)
83
Lampiran 7. Hasil identifikasi kandungan kimia ekstrak etanol kulit buah
manggis
84
Lampiran 8. Identifikasi kandungan ekstrak etanol kulit manggis
85
Lampiran 9. Spektrum FTIR isolat dari ekstrak etanol kulit manggis
C=C
C-C
O-H
C-H
C-O
34
19.9
4
32
59.8
4
30
60.2
0
29
59.9
0
29
20.3
5
28
59.5
9
27
24.5
7
17
22.5
1
16
43.4
2
16
11.5
9
15
83.6
3
14
55.3
5
13
76.2
7
12
80.7
9
12
32.5
7
11
92.0
6
10
75.3
6
10
49.3
2
10
07.8
5
98
5.6
7
94
2.2
7
90
0.8
0
85
2.5
7 80
8.2
1
78
0.2
4 6
86.6
9
65
7.7
5
62
3.0
3
58
4.4
6
53
1.4
1
45
2.3
3
105
%T
97.5
90
82.5
75
67.5
4000 HSR 2
3500
3000
2500
2000
1500
1000
500 1/cm
Peak Intensity Corr. Intensity Base (H) Base (L) Area Corr. Area 1 452.33 97.02 0.834 468.72 447.5 0.154 0.024 2 531.41 95.797 4.228 555.52 500.55 0.508 0.496 3 584.46 94.711 5.588 601.82 562.27 0.41 0.466 4 623.03 96.495 3.776 643.29 601.82 0.317 0.365 5 657.75 98.396 2.053 672.22 643.29 0.099 0.155 6 686.69 99.143 1.447 719.48 672.22 0.007 0.146 7 780.24 96.364 2.694 795.67 759.99 0.345 0.204 8 808.21 96.126 3.009 825.57 795.67 0.325 0.22 9 852.57 94.077 6.09 879.58 825.57 0.8 0.838 10 900.8 97.689 2.189 916.23 879.58 0.186 0.185 11 942.27 96.002 2.68 962.52 916.23 0.542 0.288 12 985.67 94.695 1.5 995.31 962.52 0.566 0.101 13 1007.85 93.936 2.07 1028.1 995.31 0.717 0.167 14 1049.32 90.009 4.549 1062.82 1028.1 1.106 0.331 15 1075.36 88.541 4.214 1092.72 1062.82 1.279 0.297 16 1192.06 83.269 3.131 1212.31 1182.41 2.052 0.233 17 1232.57 85.019 3.045 1251.86 1213.28 2.438 0.311 18 1280.79 72.125 17.806 1351.19 1252.82 7.208 3.512 19 1376.27 90.25 6.763 1407.13 1352.16 1.455 0.755 20 1455.35 75.52 22.495 1527.69 1407.13 6.954 5.915 21 1583.63 81.526 4.422 1594.23 1528.65 2.693 0.332 22 1611.59 78.246 5.935 1627.99 1595.2 2.954 0.501 23 1643.42 79.177 8.717 1697.43 1627.99 3.211 0.829 24 1722.51 97.905 1.683 1823.77 1698.4 -0.509 -0.101 25 2724.57 96.742 0.421 2742.89 2623.3 1.376 0.032 26 2859.59 92.227 1.535 2886.6 2768.93 2.815 0.246 27 2920.35 88.865 4.252 2944.46 2887.56 2.383 0.607 28 2959.9 90.786 3.565 2980.15 2945.43 1.145 0.299 29 3060.2 97.711 0.675 3094.92 3015.83 0.652 0.105 30 3259.84 89.974 4.211 3347.6 3095.88 7.447 1.947 31 3419.94 85.701 8.621 3606.08 3348.57 6.284 2.278
86
Lampiran 10. Spektrum C-NMR isolat dari ekstrak etanol kulit manggis
abun
danc
e
0
182.
112
161.
698
160.
659
155.
844
155.
119
154.
652
142.
629
137.
128
135.
717
132.
255
123.
236
121.
567
112.
242
108.
619
103.
680
101.
678
93.3
64
---- PROCESSING PARAMETERS ---- dc_balance( 0, FALSE ) sexp( 2.0[Hz], 0.0[s] )
trapezoid( 0[%], 0[%], 80[%], 100[%] ) zerofill( 1 ) fft( 1, TRUE, TRUE ) machinephase ppm
Derived from: HSR-2_HASRIYANI UHO_25JAN2019_c
200.0 190.0 180.0 170.0 160.0 150.0 140.0 130.0 120.0 110.0 100.0 90.0 80.0 70.0 60.0 50.0 40.0 30.0 20.0 10.0 0
X : parts per Million : Carbon13
Filename = HSR-2_HASRIYANI UHO_25JAN2
Author = delta
Experiment = carbon.jxp
Sample_Id = HSR-2_HASRIYANI UHO_25JAN2
Solvent = CHLOROFORM-D
Creation_Time = 25-JAN-2019 11:41:25
Revision_Time = 28-JAN-2019 09:51:43
Current_Time = 28-JAN-2019 10:01:53
Comment = single pulse decoupled gat
Data_Format = 1D COMPLEX
Dim_Size = 26214
Dim_Title = Carbon13
Dim_Units = [ppm]
Dimensions = X
Site = JNM-ECS400
Spectrometer = DELTA2_NMR
Field_Strength = 9.389766[T] (400[MHz])
X_Acq_Duration = 1.04333312[s]
X_Domain = 13C
X_Freq = 100.52530333[MHz]
X_Offset = 100[ppm]
X_Points = 32768
X_Prescans = 4 X_Resolution = 0.95846665[Hz]
X_Sweep = 31.40703518[kHz]
X_Sweep_Clipped = 25.12562814[kHz]
Irr_Domain = Proton
Irr_Freq = 399.78219838[MHz]
Irr_Offset = 5[ppm]
Clipped = FALSE
Scans = 1500
Total_Scans = 1500
Relaxation_Delay = 2[s]
Recvr_Gain = 50
Temp_Get = 21.2[dC]
X_90_Width = 10.21[us]
X_Acq_Time = 1.04333312[s]
X_Angle = 30[deg]
X_Atn = 4.2[dB]
X_Pulse = 3.40333333[us]
Irr_Atn_Dec = 25.84[dB]
Irr_Atn_Noe = 25.84[dB]
Irr_Noise = WALTZ
Irr_Pwidth = 0.115[ms]
Decoupling = TRUE
0.1
0.2
0.3
77.4
32
77.1
17
76.7
93
62.1
29
26.6
50
25.9
54
25.9
26
21.5
30
18.3
17
18.0
12
87
Lampiran 11. Perhitungan dosis ekstrak etanol kulit manggis
Dosis ekstrak yang digunakan 25 mg/kg BB tikus, 50 mg/kg BB tikus dan
100 mg/kg BB tikus. Pemberian ekstrak diberikan secara peroral, dengan volume
maksimum larutan yang dapat diberikan pada tikus sebesar 5,0 mL. Pada
pengujian ini digunakan volume larutan 2 mL, berikut perhitungan dosis yang
diberikan:
dosis mg kg gr BB tikus
gr mg mg
gr
gr mL ml
dosis mg kg gr BB tikus
gr mg mg
gr
gr mL ml
dosis mg kg gr BB tikus
gr mg mg
gr
gr mL ml
88
Lampiran 12. Perhitungan dosis -mangostin berdasarkan rendemen isolat
Diperoleh :
Berat isolat = 1.500 mg
= 1,5 gram /230 gr Ekstrak etanol kulit manggis
Rendemen isolat = Berat isolat
Berat ekstrak x 100%
Rendemen isolat = , gram
gram x 100% = 0,65%
Dosis isolat = Dosis ekstrak 25 mg /kgBB x 0,65% = 0,16 mg /kgBB
= 0,16 mg /1000 gr
= 0,032 mg /200 gr BB tikus
Dosis isolat = Dosis ekstrak 50 mg /kgBB x 0,65% = 0,32 mg /kgBB
= 0,32 mg /1000 gr
= 0,064 mg /200 gr BB tikus
Dosis isolat = Dosis ekstrak 100mg /kgBB x 0,65% = 0,649 mg /kgBB
= 0,649 mg /1000 gr
= 0,13 mg /200 gr BB tikus
Syarat volume maksimal larutan sediaan uji yang diberikan pada hewan uji tikus
dengan berat 200g secara peroral adalah 5,0 ml.
Pembuatan sediaan uji untuk 100ml =
x 0,13 mg = 6,5 mg. Ditimbang 6,5
mg serbuk isolat dan disuspensikan dengan CMC 1% hingga 100ml.
89
Lampiran 13. Pembuatan suspensi Glibenklamid, ekstrak etanol kulit buah
manggis dan isolat dari ekstrak etanol kulit buah manggis
1. Pembuatan suspensi glibenklamid
Konversi dosis manusia dengan berat 70kg ke dosis untuk hewan uji Tikus
yakni 0,018. Syarat volume maksimal larutan sediaan uji yang diberikan
pada hewan uji tikus dengan berat 200g secara peroral adalah 5,0 ml.
Dosis glibenklamid untuk tikus dengan berat 200g, 5mg x 0,018 = 0,09mg
Pembuatan sediaan uji untuk 100ml =
Ditimbang 9 mg serbuk glibenklamid dan disuspensikan dengan CMC 1%
hingga 100ml.
Volume pemberian untuk tikus dengan berat 200g = 2ml.
Apabila berat tikus 250g maka
2. Pembuatan suspensi ekstrak etanol kulit buah manggis dan senyawa isolat
Dosis ekstrak etanol kulit buah manggis yang akan dibuat yakni 25mg/kgBB,
50mg/kgBB dan 100mg/kgBB.
Pembuatan suspensi ekstrak kulit buah manggis dosis 25mg/kgBB
Dosis untuk tikus 200g= 6,25 mg/kgBB, volume oral 2ml. Pembuatan
sediaan uji untuk 100ml =
Ditimbang 2500
mg ekstrak, disuspesikan dengan CMC 1% sampai 100ml.
Misal volume oral untuk tikus 300g = maka
Pembuatan suspensi ekstrak kulit buah manggis dosis 50 mg/kgBB
Dosis untuk tikus 200g= 10 mg/kgBB, volume oral 2ml. Pembuatan
sediaan uji untuk 100ml =
Ditimbang 500
mg ekstrak, disuspesikan dengan CMC 1% sampai 100ml.
Misal volume oral untuk tikus 300g = maka
Pembuatan suspensi ekstrak kulit buah manggis dosis 100 mg/kgBB.
90
Dosis untuk tikus 200g= 20 mg/kgBB, volume oral 2ml. Pembuatan
sediaan uji untuk 100ml =
Ditimbang 500
mg ekstrak, disuspesikan dengan CMC 1% sampai 100ml.
Misal volume oral untuk tikus 300g = maka
Pembuatan suspensi senyawa -mangosten dosis 0,064 mg/200gBB
Pembuatan sediaan uji untuk 100ml =
Ditimbang
3,2mg ekstrak, disuspesikan dengan CMC 1% sampai 100ml.
Misal volume oral untuk tikus 300g = maka
Pembuatan suspensi senyawa -mangosten dosis 0,032 mg/200gBB
Pembuatan sediaan uji untuk 100ml =
Ditimbang 1,6 mg ekstrak, disuspesikan dengan CMC 1% sampai
100ml.
Misal volume oral untuk tikus 300g = maka
Pembuatan suspensi senyawa -mangosten dosis 0,13 mg/200gBB
Pembuatan sediaan uji untuk 100ml =
Ditimbang 6,5 mg ekstrak, disuspesikan dengan CMC 1% sampai
100ml.
Misal volume oral untuk tikus 300g = maka
91
Lampiran 14. Dokumentasi alat dan bahan penelitian
Simplisia kering kulit manggis Serbuk halus kulit manggis
Alat Rotary evaporator Ekstrak kental kulit manggis
Alat Sentrifugasi Spektrofotometer
92
Lampiran 15. Dokumentasi perlakuan pada tikus
Zat penginduksi STZ-NA Kandang hewan uji
Tikus dioral sediaan uji Pengambilan darah tikus
93
Lampiran 16. Penentuan persen penurunan kadar glukosa darah
Kelompok Kadar glukosa (mg/dl) ± SD
Hari ke-0 (T0) Hari ke-3 (T1) Hari ke-28 (T2)
Kontrol normal 71,42 ± 6,22 72,78 ± 5,48 73,45 ± 5,28
Kontrol negatif 71,89 ± 4,51 258,87 ± 2,42 259,50 ± 2,39
Kontrol positif 73,45 ± 1,23 268,57 ± 6,64 101,07 ± 2,56
GME 25 mg/200gr BB Tikus 67,57 ± 3,06 265,94 ± 4,30 168,12 ± 5,12
GME 50 mg/200gr BB Tikus 71,92 ± 2,80 262,11 ± 4,27 132,10 ± 5,61
GME 100 mg/200gr BB Tikus 72,16 ± 2,30 262,18 ± 4,07 110,53 ± 2,94
-mangostin 0,032 mg 67,42 ± 1,02 264,93 ± 4,45 132,98 ± 3,18
-mangostin 0,064 mg 68,99 ± 1,86 260,36 ± 4,30 111,61 ± 2,27
-mangostin 0,13 mg 69,21 ± 2,07 259,50 ± 4,25 90,56 ± 2,35
Rumus perhitungan persentase penurunan kadar glukosa :
Rumus perhitungan = kadar glukosa T -kadar hari ke-n
kadar glukosa T -kadar glukosa T
Berdasarkan rumus diatas, diperoleh hasil perhitungan persentase penurunan
kadar glukosa sebagai berikut :
Kelompok perlakuan Rata-rata prosentase
penurunan glukosa darah
Kontrol normal 0,00 ± 0,00
Kontrol negatif -0,34 ± 0,09
Kontrol positif 85,84 ± 1,40
GME 25 mg/200gr BB Tikus 49,31 ± 2,79
GME 50 mg/200gr BB Tikus 68,37 ± 2,80
GME 100 mg/200gr BB Tikus 79,81 ± 2,18
-mangostin 0,032 mg/200gr BB Tikus 66,80 ± 1,56
-mangostin 0,064 mg/200gr BB Tikus 77,73 ± 0,19
-mangostin 0,13 mg/200gr BB Tikus 88,78 ± 2,08
94
Lampiran 17. Hasil pengukuran kadar glukosa darah pada T=0
Kelompok Kode hewan Standar Absorbansi Kadar Rata-rata ± SD
Kontrol
Normal
I.1
0.296
0.212 71.62
71.418 ± 6,22
I.2 0.180 60.81
I.3 0.223 75.34
I.4 0.226 76.35
I.5 0.216 72.97
Kontrol
Negatif
II.1
0.296
0.205 69.26
71.89 ± 4,51
II.2 0.195 65.88
II.3 0.213 71.96
II.4 0.228 77.03
II.5 0.223 75.34
Kontrol
Positif
III.1
0.296
0.222 75.00
73.44 ± 1,23
III.2 0.220 74.32
III.3 0.213 71.96
III.4 0.217 73.31
III.5 0.215 72.64
GME 25 mg
/200gr BB
Tikus
IV.1
0.296
0.193 65.20
67.568 ± 3,06
IV.2 0.215 72.64
IV.3 0.193 65.20
IV.4 0.198 66.89
IV.5 0.201 67.91
GME 50 mg
/200gr BB
Tikus
V.1
0.296
0.220 74.32
71.960 ± 2,8
V.2 0.214 72.30
V.3 0.222 75.00
V.4 0.204 68.92
V.5 0.205 69.26
GME 100
mg /200gr
BB Tikus
VI.1
0.296
0.223 75.34
72.16 ± 2,30
VI.2 0.218 73.65
VI.3 0.210 70.95
VI.4 0.206 69.59
VI.5 0.211 71.28
Mangostin
0,032 mg
/200gr BB
Tikus
VII.1
0,267
0.178 66.67
67,42 ± 1,02
VII.2 0.181 67.79
VII.3 0.184 68.91
VII.4 0.180 67.42
VII.5 0.177 66.29
Mangostin
0,064 mg
/200gr BB
Tikus
VIII.1
0,267
0.185 69.29
68,99 ± 1,86
VIII.2 0.187 70.04
VIII.3 0.189 70.79
VIII.4 0.176 65.92
VIII.5 0.184 68.91
Mangostin
0,13 mg
/200gr BB
Tikus
IX.1
0,267
0.182 68.16
69,21 ± 2,07
IX.2 0.188 70.41
IX.3 0.193 72.28
IX.4 0.181 67.79
IX.5 0.180 67.42
95
Lampiran 18. Hasil pengukuran kadar glukosa darah pada T=1
Kelompok Kode hewan Standar Absorbansi Kadar Rata-rata ± SD
Kontrol
Normal
I.1
0.266
0.192 72.18
72,78 ± 5,48
I.2 0.170 63.91
I.3 0.204 76.69
I.4 0.207 77.82
I.5 0.195 73.31
Kontrol
Negatif
II.1
0.266
0.684 257.14
258,87 ± 2,42
II.2 0.690 259.40
II.3 0.683 256.77
II.4 0.699 262.78
II.5 0.687 258.27
Kontrol
Positif
III.1
0.266
0.703 264.29
268,57 ± 6,64
III.2 0.710 266.92
III.3 0.698 262.41
III.4 0.743 279.32
III.5 0.718 269.92
GME 25 mg
/200gr BB
Tikus
IV.1
0.266
0.699 262.78
265,94 ± 4,30
IV.2 0.715 268.80
IV.3 0.709 266.54
IV.4 0.721 271.05
IV.5 0.693 260.53
GME 50 mg
/200gr BB
Tikus
V.1
0.266
0.690 259.40
262,11 ± 4,27
V.2 0.714 268.42
V.3 0.688 258.65
V.4 0.690 259.40
V.5 0.704 264.66
GME 100
mg /200gr
BB Tikus
VI.1
0.266
0.708 266.17
262,18 ± 4,07
VI.2 0.710 266.92
VI.3 0.693 260.53
VI.4 0.689 259.02
VI.5 0.687 258.27
Mangostin
0,032 mg
/200gr BB
Tikus
VII.1
0,280
0.722 257.86
264,93 ± 4,45
VII.2 0.754 269.29
VII.3 0.744 265.71
VII.4 0.739 263.93
VII.5 0.750 267.86
Mangostin
0,064 mg
/200gr BB
Tikus
VIII.1
0,280
0.718 256.43
260,36 ± 4,30
VIII.2 0.749 267.50
VIII.3 0.726 259.29
VIII.4 0.722 257.86
VIII.5 0.730 260.71
Mangostin
0,13 mg
/200gr BB
Tikus
IX.1
0,280
0.713 254.64
259,50 ± 4,25
IX.2 0.724 258.57
IX.3 0.720 257.14
IX.4 0.732 261.43
IX.5 0.744 265.71
96
Lampiran 19. Hasil pengukuran kadar glukosa darah pada T=2
Kelompok Kode hewan Standar Absorbansi Kadar Rata-rata ± SD
Kontrol
Normal
I.1
0.281
0.205 72.95
73,45 ± 5,28
I.2 0.182 64.77
I.3 0.216 76.87
I.4 0.220 78.29
I.5 0.209 74.38
Kontrol
Negatif
II.1
0.281
0.725 258.01
259,50 ± 2,39
II.2 0.731 260.14
II.3 0.723 257.30
II.4 0.740 263.35
II.5 0.727 258.72
Kontrol
Positif
III.1
0.281
0.287 102.14
101,07 ± 2,56
III.2 0.282 100.36
III.3 0.277 98.58
III.4 0.279 99.29
III.5 0.295 104.98
GME 25 mg
/200gr BB
Tikus
IV.1
0.281
0.462 164.41
168,12 ± 5,12
IV.2 0.476 169.40
IV.3 0.454 161.57
IV.4 0.480 170.82
IV.5 0.490 174.38
GME 50 mg
/200gr BB
Tikus
V.1
0.281
0.374 133.10
132,10 ± 5,61
V.2 0.391 139.15
V.3 0.350 124.56
V.4 0.362 128.83
V.5 0.379 134.88
GME 100
mg /200gr
BB Tikus
VI.1
0.281
0.301 107.12
110,53 ± 2,94
VI.2 0.322 114.59
VI.3 0.310 110.32
VI.4 0.315 112.10
VI.5 0.305 108.54
Mangostin
0,032 mg
/200gr BB
Tikus
VII.1
0.248
0.330 133.06
132,98 ± 3,18
VII.2 0.332 133.87
VII.3 0.340 137.10
VII.4 0.318 128.23
VII.5 0.329 132.66
Mangostin
0,064 mg
/200gr BB
Tikus
VIII.1
0.248
0.276 111.29
111,61 ± 2,27
VIII.2 0.283 114.11
VIII.3 0.280 112.90
VIII.4 0.268 108.06
VIII.5 0.277 111.69
Mangostin
0,13 mg
/200gr BB
Tikus
IX.1
0.248
0.231 93.15
90,56 ± 2,35
IX.2 0.220 88.71
IX.3 0.218 87.90
IX.4 0.224 90.32
IX.5 0.230 92.74
97
Lampiran 20. Hasil pengukuran kadar insulin pada T=0
Kelompok Kode
hewan Standar Absorbansi Kadar
Kadar rata-rata ±
SD
Kontrol
Normal
I.1
0,098
0,548 560,87
563,54 ± 7,68
I.2 0,539 551,66
I.3 0,556 569,07
I.4 0,561 574,19
I.5 0,549 561,90
Kontrol
Negatif
II.1
0,098
0,530 542,44
550,63 ± 13,33
II.2 0,521 533,22
II.3 0,538 550,63
II.4 0,553 566,00
II.5 0,548 560,87
Kontrol
Positif
III.1
0,098
0,547 559,85
555,14 ± 3,29
III.2 0,544 556,78
III.3 0,539 551,66
III.4 0,542 554,73
III.5 0,540 552,68
GME 25 mg
/200gr BB
Tikus
IV.1
0,098
0,528 540,39
543,05 ± 7,30
IV.2 0,540 552,68
IV.3 0,526 538,34
IV.4 0,523 535,27
IV.5 0,536 548,58
GME 50 mg
/200gr BB
Tikus
V.1
0,098
0,545 557,80
549,81 ± 7,47
V.2 0,537 549,61
V.3 0,544 556,78
V.4 0,529 541,41
V.5 0,531 543,46
GME 100
mg /200gr
BB Tikus
VI.1
0,098
0,548 560,87
549,60 ± 6,64
VI.2 0,534 546,53
VI.3 0,536 548,58
VI.4 0,531 543,46
VI.5 0,536 548,58
Mangostin
0,032 mg
/200gr BB
Tikus
VII.1
0,096
0.538 563,33
562,91 ± 3,67
VII.2 0.540 565,42
VII.3 0.532 557,04
VII.4 0.537 562,28
VII.5 0.541 566,47
Mangostin
0,064 mg
/200gr BB
Tikus
VIII.1
0,096
0.536 561,23
561,65 ± 2,41
VIII.2 0.537 562,28
VIII.3 0.535 560,18
VIII.4 0.540 565,42
VIII.5 0.534 559,13
Mangostin
0,13 mg
/200gr BB
Tikus
IX.1
0,096
0.535 560,18
561,65 ± 3,20
IX.2 0.538 563,33
IX.3 0.540 565,42
IX.4 0.532 557,04
IX.5 0.537 562,28
98
Lampiran 21. Hasil pengukuran kadar insulin pada T=1
Kelompok Kode hewan Standar Absorbansi Kadar Rata-rata ± SD
Kontrol
Normal
I.1
0,098
0,533 545,51
557,80 ± 8,27
I.2 0,551 563,95
I.3 0,554 567,02
I.4 0,549 561,90
I.5 0,538 550,63
Kontrol
Negatif
II.1
0,098
0,421 430,80
424,24 ± 8,22
II.2 0,424 433,87
II.3 0,413 422,60
II.4 0,404 413,38
II.5 0,411 420,55
Kontrol
Positif
III.1
0,098
0,410 419,53
422,81 ± 6,21
III.2 0,419 428,75
III.3 0,420 429,77
III.4 0,406 415,43
III.5 0,411 420,55
GME 25 mg
/200gr BB
Tikus
IV.1
0,098
0,420 429,77
423,42 ± 10,15
IV.2 0,422 431,82
IV.3 0,421 430,80
IV.4 0,402 411,33
IV.5 0,404 413,38
GME 50 mg
/200gr BB
Tikus
V.1
0,098
0,423 432,84
430,18 ± 2,77
V.2 0,420 429,77
V.3 0,422 431,82
V.4 0,416 425,67
V.5 0,421 430,80
GME 100
mg /200gr
BB Tikus
VI.1
0,098
0,419 428,75
425,67 ± 5,07
VI.2 0,422 431,82
VI.3 0,416 425,67
VI.4 0,414 423,63
VI.5 0,409 418,50
Mangostin
0,032 mg
/200gr BB
Tikus
VII.1
0,095
0,390 408,24
406,99 ± 4,28
VII.2 0,388 406,15
VII.3 0,384 401,96
VII.4 0,395 413,48
VII.5 0,387 405,10
Mangostin
0,064 mg
/200gr BB
Tikus
VIII.1
0,095
0,401 419,77
417,05 ± 7,05
VIII.2 0,398 416,63
VIII.3 0,404 422,91
VIII.4 0,402 420,82
VIII.5 0,387 405,10
Mangostin
0,13 mg
/200gr BB
Tikus
IX.1
0,095
0,399 417,67
410,55 ± 4,41
IX.2 0,391 409,29
IX.3 0.390 408,24
IX.4 0,393 411.39
IX.5 0,388 406,15
99
Lampiran 22. Hasil pengukuran kadar insulin pada T=2
Kelompok Kode hewan Standar Absorbansi Kadar Rata-rata ± SD
Kontrol
Normal
I.1
0,098
0,520 532,20
532,09 ± 3,65
I.2 0,529 531,41
I.3 0,515 527,07
I.4 0,525 537,32
I.5 0,530 532,44
Kontrol
Negatif
II.1
0,098
0,399 402,26
403,06 ± 2,10
II.2 0,402 401,33
II.3 0,396 405,19
II.4 0,392 401,09
II.5 0,406 405,43
Kontrol
Positif
III.1
0,098
0,496 514,61
513,69 ± 2,54
III.2 0,500 511,71
III.3 0,492 510,52
III.4 0,505 516,83
III.5 0,503 514,78
GME 25 mg
/200gr BB
Tikus
IV.1
0,098
0,421 430,80
433,27 ± 3,46
IV.2 0,427 436,94
IV.3 0,430 436,01
IV.4 0,419 428,75
IV.5 0,424 433,87
GME 50 mg
/200gr BB
Tikus
V.1
0,098
0,456 466,64
468,49 ± 2,45
V.2 0,458 468,69
V.3 0,461 471,77
V.4 0,459 469,72
V.5 0,455 465,62
GME 100
mg /200gr
BB Tikus
VI.1
0,098
0,490 501,47
501,67 ± 5,19
VI.2 0,489 500,44
VI.3 0,497 508,64
VI.4 0,492 503,52
VI.5 0,483 494,30
Mangostin
0,032 mg
/200gr BB
Tikus
VII.1
0,096
0,431 451,21
443,45 ± 11,23
VII.2 0,419 438,63
VII.3 0,407 426,06
VII.4 0,433 453,30
VII.5 0,428 448,06
Mangostin
0,064 mg
/200gr BB
Tikus
VIII.1
0,096
0.445 465,87
474,67 ± 9,27
VIII.2 0.450 471,11
VIII.3 0,466 487,88
VIII.4 0,459 480,54
VIII.5 0,447 467,97
Mangostin
0,13 mg
/200gr BB
Tikus
IX.1
0,096
0,480 502,55
502,76 ± 4,99
IX.2 0,473 495,21
IX.3 0,484 506,74
IX.4 0,479 501,50
IX.5 0,485 507,79
100
Lampiran 23. Hasil uji statistik kadar glukosa darah tikus
Descriptive Statistics
N Mean Std. Deviation Minimum Maximum
Kadar Glukosa Darah 45 131.1042 52.90993 64.77 263.35
Kelompok 45 5.0000 2.61116 1.00 9.00
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Kadar Glukosa Darah Kelompok
N 45 45
Normal Parametersa,,b Mean 131.1042 5.0000
Std. Deviation 52.90993 2.61116
Most Extreme Differences Absolute .217 .111
Positive .217 .111
Negative -.114 -.111
Kolmogorov-Smirnov Z 1.458 .748
Asymp. Sig. (2-tailed) .028 .631
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Nilai Sig. (2-tailed). = .631 (> 0,05). Data terdistribusi normal
Test of Homogeneity of Variances
Kadar Glukosa Darah
Levene Statistic df1 df2 Sig.
1.397 8 36 .231
Nilai Sig. = .231 (> 0,05). Data homogen
Kadar Glukosa Darah
Tukey HSDa
Kelompok N
Subset for alpha = 0.05
1 2 3 4 5 6 7
Kontrol Normal 5 73.4520
alfa mangostin 0.13 5 90.5640
Kontrol Positif 5 101.0700
GME 100 mg 5 110.5340
alfa mangostin 0.064 5 111.6100
GME 50 mg 5 132.1040
alfa mangostin 0.032 5 132.9840
GME 25 mg 5 168.1160
Kontrol Negatif 5 259.5040
Sig. 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.
a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 5.000.
101
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 161.853 16.569 9.769 .000
Kelompok -6.150 2.944 -.303 -2.089 .043
a. Dependent Variable: Kadar Glukosa Darah
102
Lampiran 24. Hasil uji statistik kadar insulin
Descriptive Statistics
N Mean Std. Deviation Minimum Maximum
Kadar Insulin 45 474.7953 40.50344 401.09 537.32
Kelompok 45 5.0000 2.61116 1.00 9.00
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Kadar Insulin Kelompok
N 45 45
Normal Parametersa,,b Mean 474.7953 5.0000
Std. Deviation 40.50344 2.61116
Most Extreme Differences Absolute .137 .111
Positive .081 .111
Negative -.137 -.111
Kolmogorov-Smirnov Z .917 .748
Asymp. Sig. (2-tailed) .370 .631
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Nilai Sig. (2-tailed). = .631 (> 0,05). Data terdistribusi normal
Test of Homogeneity of Variances
Kadar Insulin
Levene Statistic df1 df2 Sig.
3.224 8 36 .091
Nilai Sig. = .091 (> 0,05). Data homogen
Kadar Insulin
Tukey HSDa
Kelompok N
Subset for alpha = 0.05
1 2 3 4 5
Kontrol Negatif 5 403.0600
GME 25 mg 5 433.2740
alfa mangostin 0.032 mg 5 443.4520
GME 50 mg 5 468.4880
alfa mangostin 0.064 mg 5 474.6740
GME 100 mg 5 501.6740
alfa mangostin 0.13 mg 5 502.7580
Kontrol Positif 5 513.6900
Kontrol Normal 5 532.0880
Sig. 1.000 .163 .756 .055 1.000
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.
a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 5.000.
103
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 472.675 13.306 35.522 .000
Kelompok .424 2.365 .027 .179 .859
a. Dependent Variable: Kadar Insulin