Post on 06-Feb-2018
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penelitian ini memberikan pengetahuan bahwa film Warkop sebagai
film komedi yang mampu menjadi media untuk menyalurkan kritikan terhadap
kehidupan sosial masa itu, di mana kritikan yang memuat nilai intelektualitas
baik secara eksplisit maupun implisist. Intelektualitas secara eksplisit dapat
ditemukan melalui dialog dan didukung oleh aspek mise en scene (akting dan
kostum serta tata rias). Intelektualitas secara implisit dapat dipahami dari
metafora-metafora yang harus dimaknai secara mendalam. Teori semiotika
Roland Barthes yang memiliki dua tingkatan yaitu denotasi, konotasi yang
kemudian memunculkan mitos ini mampu membongkar tanda yang ada dalam
film Setan Kredit.
Film Setan Kredit ini bergenre drama komedi horor. Komedi dalam
Setan Kredit lebih banyak tentang komedi satir, terlihat dari dialog dan
didukung oleh mise en scene. Komedi satir ini menunjukkan intelektualitas
ketiga tokoh dalam melakukan lawakannya.Intelektualitas pada film Setan
Kredit ini bukan karena tokoh memakai baju formal khas kaum eksekutif,
mengendarai mobil mahal ataupun tinggal di rumah mewah. Intelektualitas
terlihat dari kemampuan menangkap ide-ide dari peristiwa-peristiwa yang
terjadi di sekitar dan merespon ide-ide tersebut menjadi tindakan yang
berfungsi secara sosial.Topik-topik sensitif dikemas dalam sebuah cerita yang
disatirkan menjadi sesuatu lawakan lucu namun serat akan makna.
Dialog yang bagus terlihat dari pilihan diksi memberikan teka teki makna
dibaliknya. Kontrol ketat yang dilakukan Orde Baru terhadap semua budaya
popular tidak menyurutkan Warkop untuk tetap menungankan aspirasinya
kedalam setiap karyanya.Warkop DKI memahami bahwa film merupakan
media perubahan (agent of change). Film Setan Kredit digunakan sebagai
media untuk mengubah dan menginformasikan kepada penonton terhadap
UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta
128
realitas yang ditangkap oleh Dono, Kasino dan Indro di masa Orde Baru.
Makna intelektualitas yang diperoleh dari penelitian ini antara lain :
1. Kemampuan anggota masyarakat yang mengabdikan diri kepada
pengembangan gagasan orisinal dan terlibat dalam usaha-usaha
intelektual kreatif.
2. Menalar dan menilai
3. Menyeluruh
4. Mencipta dan merumuskan arah berfikir spesifik
5. Menyesuaikan fikiran pada pencapaian hasil akhir
6. Memiliki kemampuan mengeritik
7. Potensi intelektual yang memiliki fungsi sosial.
B. Saran
Semoga kedepannya semakin banyak penelitian mengenai film Indonesia
khususnya genre komedi, karena Indonesia memiliki banyak komedian yang
berbakat dan sangat layak untuk diteliti. Kedepanya peneliti dapat melihat dari
perspektif yang berbeda tidak hanya melalui teori semiotika. Bagi calon
peneliti lainnya dapat menangkap fenomena dan perkembangan budaya yang
lain sebagai objek penelitian agar fenomena dan budaya tersebut tidak ditulis
oleh bangsa luar. Keterbatasan materi dalam penelitian seperti rekaman film
dengan resolusi tinggi menjadi hambatan bagi peneliti, oleh karena itu
banyaknya literatur sangat membantu dalam proses analisis.
UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta
DAFTAR PUSTAKA
Dari Buku
Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktek.
Jakarta:RinekaCipta, 1997.
Badil. Rudy, Warkop. Indro, Shambazy. Budiarto, Sakrie, Denny, Suhardy. Eddy.
Main-Main JadiBukan Main. Jakarta: GramediaPustaka, 2016.
Barthes, Roland. Image, Music, Text.New York: Hill and Wang, 1984.
Bordwell, David & Thompson, Kristin. Film Art An Introduction. New
York:McGraw Hill Companies, 2008.
Budiman, Kris. Semiotika Visual. Yogyakarta: Penerbit Buku Baik, 2003
Gramsci, Antonio. Selections from The Prison Notebooks. London:The Electric
Book Company Ltd, 1999.
Harrop, John & Epstein, R. Sabin.Acting with Style. New Jersey:Prentice Hall Inc,
1990.
Irfan, Sobani, Partosuwido, Sri Rahayu, Nuryoto, Sartini, Peranan konsep diri
dan perkembangan psikososial anak remaja yang kurang berprestasi di
DIY.Yogyakarta: Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada, 1984.
Kristanto, JB. Katalog Film Indonesia 1926-1995. Jakarta: PT.
GrafiasriMukti,1995.
Lexy J, Moelong. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT.
RemajaRosdakarya, 1998
Lutters, Elizabeth. KunciSuksesMenulisSkenario. Jakarta :Grasindo, 2010.
M. Boggs. Joseph, dan Petrie, Dennis W.The Art of Watching Films.New
York:McGraw HillCompanies, 2008
Nugroho, Garin&Herlina, Dyna.KrisisdanParadoks Film Indonesia.
Jakarta:InstitutKesenian Jakarta (FFTV-IKJ Press), 2013.
Nusim, Roberta. Costumes and Make up. New York:Academy of Motion Pictures
and Sciences, 2008
Pratista.Himawan.Memahami Film. Yogyakarta: HomerianPustaka, 2008.
Pandergast, Sara danPandergast, Tom.Fashion, Costume and Culture.Farmington
Hills:The Gale Group, Inc, 2004.
UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta
130
Riantarno, N.KitabTeater Tanya JawabSeputarSeniPertunjukan. Jakarta
:Grasindo, 2011.
Ricklefs, M.C. Sejarah Indonesia Modern 1200-200. Jakarta:Serambi, 2008.
Sani, Asrul. Cara MenilaiSebuah Film terj.The Art of Watching Film
olehBoggs.Joseph.Jakarta: Yayasan Citra, 1986.
Sen, Krishna. Sinema Indonesia
MembingkaiOrdeBaru.Yogyakarta:RumahSinema, 2013.
Sobur, Alex. SemiotikaKomunikasi. Bandung:PT RemajaRosdakarya, 2004.
Stott, Andrew.Comedy. New York: Routlegde Taylor &Francais Group, 2005.
Suwardi, Harun. KritikSosialDalam Film KomediStudiKhususTujuh Film Nya
Abbas Akup.Jakarta:FFTV-IKJ Press, 2006.
Tim Penulis Program StudiDesainKomunikasi Visual FSR ISI Yogyakarta dan
Studio Diskom, Irama Visual. Yogyakarta: Jalasutra, 2009.
Tinarbuko, Sumbo. SemiotikaKomunikasi Visual.Yogyakarta:Jalasutra, 2009.
YusaBiran, Misbach. Sejarah Film 1900-1950 Bikin Film di Jawa.
Jakarta:KomunitasBambu, 2009.
Dari Penelitian
A’anSaputra, Bayu. “RepresentasiNasionalismedalam Film GieKaryaRiriRiza
denganAnalisisSemiotika Roland Barthes” Skripsi S-1, Universitas
Mulawarman, 2015
Arisona, Nanang “Gaya PenyajianSandiwaraKomediSrimulat” Skripsi S-1,
InstitutSeni Indonesia Yogyakarta, 1994
Ari Novitasari“AnalisisSemiotikaRepresentasiAnak-Anakdalam Film Denias
Senandungdi AtasAwandanLaskarPelangi” Skripsi S-1, InstitutSeni
Indonesia Yogyakarta, 2013
NastityaDiestaWhiwanda “AnalisisFungsi Monolog SebagaiPendukung
DramatikCeritaPada Program Cerita Seri MalamMingguMiko 2” Skripsi
S-1, InstitutSeni Indonesia Yogyakarta, 2015
Dari Koran Online
Arifin,Syafrial. “Film Warkop DKI Akan DibuatUlang, Siapa Para
Pemerannya?.” Tempo.Com10 Maret2016
Rezamonda, Jessica. “KetikaFaktadanFiksiLebur di "GambarIdoep"-Film Bisu
BernuansaMonokromatikadalahSejarahPertamaKedatanganSinema di
Indonesia.”SinarHarapan, 22 Agustus 2015
UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta
131
Dari Website danBlog
https://bestofthe80s.wordpress.com (diaksespadatanggal 18 Agustus 2016)
https://m.tempo.co/read/news/2016/03/10/111752397/film-warkop-dki-akan-
dibuat-ulang-siapa-para-pemerannya (diakses padatanggal 10 April 2016)
http://www.atobasahona.com/2015/05/kebijakan-kehutanan-era-orde-baru.html
(diaksespadatanggal 18 Agustus 2016)
https://bambangmoe.wordpress.com/2014/04/23/hubungan-bilateral-filipina
dengan-amerika-serikat/ (diaksespadatanggal 10 Agustus 2016)
http://www.indoprogress.com/2013/12/sejarah-ekonomi-tata-kelola-hutan-di-
indonesia/ (diaksespadatanggal5 September 2016)
http://www.isi-dps.ac.id/artikel/jeans-jadi-high-fashion-yang-tak-pernah-mati/
(diaksespadatanggal 10 Agustus 2016)
Ahmad RifaiBlogspot.http://ahmad-rifai-
uin.blogspot.co.id/2013/04/kebijakanindonesia-terhadap-konflik.html
(diaksespadatanggal 8 Agustus 2016)
http://jogja.tribunnews.com/2016/09/10/lahir-dari-obrolan-malam-jumat-anggota-
warkop-ternyata-tak-hanya-dono-kasino-indro (diaksespadatanggal12
September 2016)
http://indoprogress.com/2016/06/orde-baru-dan-budaya-anti-intelektual/(diakses
padatanggal5 September 2016)
http://www.kompasiana.com/filsufkampung/pelaksanaan-ham-pada-masa-orde-
baru-dan-orde-reformasi_550d8383a33311231e2e3be0(diakses padatanggal
15 Agustus 2016)
http://www.kajianpustaka.com/2012/10/pengertian-sejarah-dan-unsur-unsur
film.html (diaksespadatanggal 8 Mei 2016 pukul 14.07)
https://hadiwahyun.wordpress.com/2015/07/09/perekonomian-indonesia-zaman-
soeharto/ (diaksespadatanggal 10 Agustus 2016)
http://riski-gastroid.blogspot.co.id/2015/05/prekonomian-indonesia-pada-masa-
orde.html (diaksespadatanggal 18 Agustus 2016)
https://prezi.com/wfvqumwgfx4p/perumahan-rakyat-pada-masa-orde-baru/
(diaksespadatanggal 8 Agustus 2016)
UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta
132
http://www.astalog.com/819/program-penyelamatan-ekonomi-nasional-di-masa-
orde-baru.htm (diakses 12 Agustus 2016)
http://keuanganlsm.com/program-penanggulangan-kemiskinan-di-masa-orde-
baru/ (diakses padatanggal 18 Agustus 2016)
http://indonesiaindonesia.com/f/83928-sejarah-tugu-monas-monumen-nasional-
jakarta/ (diakses padatanggal 12 Agustus 2016.
http://www.indonesianfilmcenter.com/film/setan-kredit.html(diakses
padatanggal10 April 2016)
http://rakabudiarsana.blogspot.co.id/2015/03/sistem-perpajakan-indonesia-masa-
orde.html (diakses padatanggal10 Agustus 2016)
http://www.kompasiana.com/nisarangkuti/swasembada-beras-pada-masa-orde-
baru-sebuah-perspektif-dari-sisi-
enforcementnegara_5500ae248133116619fa7b90 (diaksespadatanggal 12
Agustus 2016)
UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta
133
BIODATA NARASUMBER SEMINAR
BUDI IRAWANTO, M.A., Ph.D.
Ia merampungkan studi doktoralnya pada Department of Southeast Asian
Studies di National University of Singapore dan studi masternya pada Department
of Media and Information di Curtin University of Technology (Western
Australia). Ia telah menulis dua buku tentang sinema Indonesia dan menyumbang
tulisan di jurnal Asian Cinema dan buku kumpulan tulisan Asian Documentary
Today (2012) yang diterbitkan oleh Asian Network Documentary (AND) dan
Busan International Film Festival. Sejak 2006, ia berkidmad sebagai direktur
Jogja-NETPAC Asian Film Festival (JAFF), festival film Asia terpenting di
Indonesia. Ia juga menjadi presiden juri NETPAC di Berlin International Film
Festival dan Cinemalaya (Philippines Independent Film Festival), presiden juri
Festival Film Dokumenter (FFD) dan anggota juri pada ChopShot Southeast
Asia Documentary Film Festival serta DMZ Documentary Film Festival (Korea).
Bisa dihubungi melalui email : budiirawanto@yahoo.com
UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta