Post on 20-Jul-2020
185
BAB IV
PROGRAM ARSITEKTUR
4.1. Konsep Program
4.1.1 Aspek Citra
Dari segi aspek segi citra arsitektural bangunan gelanggang remaja ini
memiliki konsep dengan pendekatan arsitektur modern.
4.1.2 Aspek Fungsi
Dari segi aspek fungsi bangunan gelanggang remaja ini difungsikan
sebagai tempat untuk menampung dan mewadahi kegiatan remaja Semarang baik
dibidang olahraga ataupun seni untuk mengembangkan bakat, minat dan
kreatifitas remaja Kota Semarang
4.1.3 Aspek Teknologi
Dari segi teknologi bangunan gelanggang remaja ini menggunakan sistem
teknologi yang ramah lingkungan sehingga menciptakan kenyamanan dan
nyaman bangunan dan pengguna, dengan penggunaan aspek teknologi juga
dapat menunjang kegiatan dan aktiftas pengguna, misalnya sistem teknologi yang
diterapkan pada bangunan gelanggang remaja ini yaitu menggunakan glassfloor
yaitu sistem lantai kaca yang dilengkapi dengan lampu LED, penggunaan sistem
teknologi untuk keamanan untuk bangunan, penggunaan sistem teknologi
bangunan untuk sistem struktur dan estetika bangunan.
186
4.2. Tujuan Perancangan, Faktor Penentu Perancangan, Faktor Persyaratan
Perancangan
4.2.1 Tujuan Perancangan
Tujuan perancangan bangunan gelanggang remaja di Semarang yaitu
sebagai berikut:
a. Menambah fasilitas publik baru bagi Kota Semarang untuk remaja Kota
Semarang melakukan kegiatan dibidang seni, olahraga ataupun
rekreasi
b. Sebagai tempat fasilitas baru di Kota Semarang yang dapat
memberikan kemudahan remaja Kota Semarang untuk
mengembangkan, melatih bakat, minat dan kreatifitasnya
c. Menyediakan fasilitas baru yang dapat menampung kegiatan remaja
diberbagai bidang olahraga, seni dan rekreasi yang menjadi satu tempat
d. Meningkatkan perkembangan kreatifitas remaja Kota Semarang
dibidang olahraga dan seni
e. Dapat menjadi objek rekreasi dan edukasi bagi remaja Semarang atau
masyarakat umum dalam mengembangkan minat dan bakatnya
4.2.2 Faktor Penentu Perancangan
a. Pelaku
Pelaku merupakan pengguna bangunan yang melakukan berbagai
kegiatan yang sesuai dengan kegiatan yang dilakukan. Dengan adanya
pelaku maka dapat menentukan berbagai fasilitas yang akan tersedia
dibangunan gelanggang remaja. Dalam gelanggang remaja ini terdapat
187
beberapa pelaku yaitu pengunjung, pemain, dan staff diberbagai bidangnya
masing-masing.
b. Aktifitas
Aktifitas merupakan kegiatan yang dilakukan oleh pengguna bangunan
gelanggang remaja. Aktifitas juga dilakukan sesuai dengan kegiatannya
masing-masing. Aktifitas yang dilakukan berkaitan dengan jenis dan pola
kegiatan dibangunan gelanggang sehingga terciptanya suatu fungsi dalam
sebuah bangunan.
c. Fasilitas
Fasilitas merupakan ruang yang mendukung berbagai aktifitas yang
dilakukan oleh pelaku kegiatan di gelanggang remaja.
4.2.3 Faktor Persyaratan Perancangan
a. Persyaratan Arsitetur
Memperhatikan pola tata ruang agar tercipta sirkulasi pergerakan
nyaman bagi penggunan bangunan gelanggang
Memperhatikan penataan massa bangunan terhadap fungsi ruang
bangunan dan lingkungan sekitar
Memperhatikan tingkat standar kenyamanan bagi pengguna
bangunan saat melakukan kegiatan
b. Persyaratan Bangunan
Memperhatikan pemilihan dan penggunaan struktur bangunan
yang sesuai demi kenyamanan dan keselamatan pengguna
bangunan
188
Memanfaatkan penggunaan sistem penghawaan dan
pencahayaan alami sebagai bentuk penghematan energi dalam
sebuah bangunan
Memperhatikan sistem utilitas, keamanan bangunan yang dapat
mendukung semua kegiatan di dalam bangunan
Memperhatikan penggunaan bahan material bangunan yang
sesuai dengan kondisi iklim pada lokasi tapak
Tersedianya fasilitas untuk pencegahan bahaya bangunan
sebagai tingkat keselamatan pengguna bangunan
c. Persyaratan Konteks Lingkungan
Memperhatikan sirkulasi dalam tapak agar tidak menimbulkan
kemacetan
Memanfaatkan potensi yang tersedia di lokasi tapak atau
dilingkungan sekitar tapak
Memperhatikan aksesibilitas sirkulasi dilokasi tapak agar tidak
membingungkan pengguna
Memperhatikan sistem parkir yang dapat memenuhi kebutuhan
Memperhatikan penataan landscape pada tapak yang berfungsi
sebagai penghijauan tapak dan petunjuk arah sirkulasi tapak
189
4.3 Program Arsitektur
4.3.1 Progam Kegiatan
a. Program Ruang
Tabel 4.1 Program Ruang Sumber : Analisis Pribadi
Kelompok
kegiatan
Pelaku Kegiatan Nama ruang Sifat
Kegiatan
Kegiatan
utama
Pemain
Pengunjung
Pelatih
Bertanding futsal
Berlatih futsal
Lapangan
futsal
Publik
Bertanding
bulutangkis
Berlatih bulutangkis
Lapangan
bulutangkis
Publik
Bertanding voli
Berlatih voli
Lapangan voli Publik
Bertanding basket
Berlatih basket
Lapangan
basket
Publik
Berenang Kolam renang Publik
Berlatih panjat dinding Panjat dinding Publik
Treatmill R. Fitness Publik
Berlatih seni beladiri Hall
Serbaguna
Publik
Menonton
pertandingan
Tribun
penonton
Publik
Berlatih tennis meja R.Tennis meja Publik
190
Pengunjung
Komunitas
Berlatih skateboard Skate Park Publik
Pengunjung
Komunitas
Berlatih track sepeda BMX Arena Publik
Pengunjung
Mencari informasi R.Resepsionis Publik
Pemain Ganti pakaian dan
meletakkan barang
R.Ganti
Pemain wanita
dan pria
Semi
Private
Pelatih Ganti pakaian dan
meletakkan barang
R.Ganti
Pelatih
Semi
Private
Pemain Area Bilas Area bilas
pemain
Semi
publik
Pemain
Pelatih
Persiapan sebelum
pertandingan
Evaluasi pemain
R. Persiapan Semi
publik
Pemain
Pengunjung
Berlatih drama Studio drama Publik
Berlatih menari Studio tari Publik
Berlatih musik Studio musik Publik
Pengunjung Menonton
pertunjukkan
Theater Publik
191
Pelatih Ganti pakaian dan
meletakkan barang
R.Ganti
Pelatih
Semi
private
Pemain Ganti pakaian R.Ganti
Pelaku seni
Semi
private
Pemain
Pelatih
Persiapan sebelum
pertunjukan
Evaluasi
R.Persiapan Semi
publik
Pemain
Staff
Merias
Fitting pakaian
R. Tatarias Semi
publik
Pemain
Pelatih
Persiapan akan tampil R.Backstage Semi
private
Kegiatan
pengelola
Staff Admin Mengelola seluruh
kegiatan yang
berhubungan dengan
keuangan atau
administrasi
Ruang Admin Semi
Publik
Direktur Bertanggung-jawab
memimpin dan
mengelola seluruh
kegiatan gelanggang
remaja
Ruang
Direktur
Private
192
Manager Bertanggungjawab
atas pengelolaan
gelanggang remaja
Ruang
Manager
Private
Direktur
Manager
Pelatih
Staff
Karyawan
Mengadakan rapat
penting
Mengadakan evaluasi
penting
Ruang Rapat Semi
publik
Pelatih Mengajar dan melatih
pemain dibidang
olahraga
Ruang Pelatih
Olahraga
Semi
private
Staff tiket Melayani pengunjung
membeli tiket
R.Tiketing Semi
private
Staff
informasi
Melayani pengunjung
untuk memberi
informasi
R.Resepsionis Publik
Pelatih Mengajar dan melatih
pemain dibidang seni
Ruang Pelatih
Seni
Semi
private
Staff
Keamanan
Mengawasi seluruh
gelanggang remaja
Ruang CCTV
Semi
private
Staff
penyewa
Yang mengatur
dibagian penyewaan
R. Penyewa semi
Publik
193
Staff
Operasional
Mengoperasikan
jalannya bangunan
gelanggang remaja
Ruang
Operasional
Semi
private
Staff
lapangan
Mengelola peralatan
olahraga
Menyiapankan
peralatan olahraga
saat pertandingan
atau latihan
R.Staff
Lapangan
Semi
private
Security Mengecek dan
berkeliling untuk
mengawasi kegiatan
bangunan gelanggang
R. Security Semi
private
Service Petugas ME
(Mekanikal
Elektrikal)
Mengecek ME
bangunan jika terjadi
kerusakan
Ruang ME Service
Petugas
Kebersihan
Mengurus dan
mengelola alat
kebersihan
Ruang Janitor Service
Petugas
Kebersihan
Meletakkan barang Ruang OB Service
Pengunjung BAK
BAB
Lavatory
Wanita
Service
194
Lavatory Pria
Pengunjung
Difabel
BAK
BAB
Lavatory
Wanita
Lavatory Pria
Service
Pengunjung
Staff
karyawan
Manager
Direktur
Untuk beribadah Mushola Publik
Petugas
R.AHU
Mengontrol AHU R.AHU Service
Karyawan
dapur
Memasak
Mencuci piring
Menyiapkan hidangan
R. Pantry Service
Petugas
R.Genset
Meletakkan dan
mengontrol Genset
R.Genset Service
Satpam Menjaga dan
mengawasi area luar
bangunan
Pos Satpam Service
Petugas
Gudang
Meletakkan barang
atau peralatan
Ruang
Gudang
Service
Penunjang Pengunjung Makan
Minum
Café Publik
195
Staff
karyawan
Bersantai
Mengobrol
Pengunjung
Staff retail
Membaca buku
Membeli buku
Melayani pembeli/
pengunjung
Toko buku Publik
Pengunjung
Pemain
Staff
Kesehatan
Mengelola klinik dan
mengecek kesehatan
para pemain/atlet saat
cidera
Klinik Semi
publik
Pengunjung
Staff retail
Berbelanja makan
Berbelanja minum
Melayani pembeli/
pengunjung
Mini market Publik
Pengunjung
Security
Staff
karyawan
Resepsionis
Berkeliling
Melihat-lihat
Berkunjung
Mengobrol
Mengawasi kegiatan
galeri
Memberi informasi
pengunjung
Galeri musik Publik
196
b. Pola Alur Ruang Keseluruhan
Dia
gra
m 4
.1 P
ola
Ta
ta R
ua
ng K
ese
luru
ha
n
Su
mb
er:
Do
ku
me
nta
si P
rib
ad
i
197
c. Program Besaran Ruang
Besaran Ruang
Tabel 4.2 Besaran Ruang Sumber : Analisis Pribadi
No Nama Ruang Kebutuhan Ruang
Luasan(m2) Total(m2)
Fasilitas Olaharaga
1 Lapangan basket 1 704 704
2 Lapangan voli 1 476 476
3 Lapangan bulutangkis 1 334.8 334.8
4 Lapangan futsal 1 375 375
5 Kolam renang 1 1.875 1.875
6 Tennis meja 1 54 54
7 R. Fitness 1 40 40
8 Hall serbaguna 1 181 181
9 Tribun penonton 2 270 540
10 Ruang ganti pemain 1 45 45
11 Ruang ganti pelatih 1 45 45
12 Ruang tiket 1 6 6
13 Area bilas 1 48 48
14 Ruang persiapan 1 27 27
Fasilitas Seni
15 Theater 1 656 656
16 Studio drama 1 47 47
198
17 Studio tari 1 47 47
18 Studio musik 4 17 x 4 68
19 Ruang persiapan 1 27 27
20 Ruang tiket 1 6 6
21 Ruang backstage 1 90 90
22 Ruang tatarias 1 27 27
Fasilitas Pengelola
23 Ruang admin 2 9 x 2 18
24 Ruang direktur 1 10.62 10.62
25 Ruang manager 1 10.62 10.62
26 Ruang rapat 1 55.5 55.5
27 Ruang resepsionis 1 5.46 5.46
28 Ruang CCTV 1 52.65 52.65
29 Ruang operasional 1 31 31
30 Ruang staff 2 5 x2 10
31 Ruang penyewa 2 8 x 2 16
32 Ruang OB 1 17 17
33 Ruang security 2 7.5 x 2 15
34 Klinik 1 23 23
Fasilitas Service
35 ME 1 5 5
36 Lavatory 2 20 x 2 40
37 Lavatory difabel 2 10 x 2 20
199
38 Gudang 2 12 x 2 24
39 Ruang panel 1 4 4
40 Genset 1 45 45
41 Mushola 1 18 18
42 Pos satpam 2 2.4 x 2 4.8
43 Pantry 1 16 16
44 Lobby 2 13 26
45 Tangga 4 14 56
46 Tangga darurat 4 16 64
47 Lift penumpang 2 5.5 11
Fasilitas Penunjang
48 Toko buku 1 163.35 163.35
49 Galeri musik 1 251.25 251.25
50 Mini market 1 228.075 228.075
51 Cafe 1 217.74 217.74
Total 7.177.9
Asumsi
sirkulasi 30%
2.153.3
Total 9.331
200
Kebutuhan Luas Ruang Luar
Tabel 4.3 Asumsi penggunaan transportasi Sumber : Analisis Pribadi
No Nama Ruang Kebutuhan Ruang
Luasan(m2) Total(m2)
1 Lapangan basket 1 704 704
2 Lapangan voli 1 476 476
3 Lapangan bulutangkis 1 334.8 334.8
4 Lapangan futsal 1 375 375
5 Panjat dinding 1 491.4 491.4
6 Skate park 1 200 200
7 Bmx arena 1 270 270
Total 2.851,2
Kebutuhan parkir
Asumsi penggunaan transportasi :
Tabel 4.4 Asumsi penggunaan transportasi Sumber : Analisis Pribadi
Nama transportasi Asumsi penggunaan Kapasitas
Bus 10% 40 orang
Mobil 30% 6 orang
Motor 50% 2 orang
Pejalan kaki 10% -
201
Asumsi penyediaan lahan untuk parkir 60% dari total keseluruhan pelaku
60% x 1.313 orang = 788 kendaraan
Perhitungan :
Bus = 10% x 788 = 79 orang
= 79 orang : 40 = 2 bus
Mobil = 30% x 788 = 236 orang
= 236 orang : 6 = 39 mobil
Motor = 50% x 788 = 394 orang
= 394 orang : 2 = 197 motor
Pejalan kaki = 10% x 788 = 788 orang
Luas lahan parkir :
Bus = 2 bus x (3mx15m)= 90m2
Asumsi sirkulasi 200%= 90m2 x 200%= 180 m2
Total = 90m2 + 180 m2 = 270m2
Mobil = 39 mobil x (2.5m x 5m)= 488 m2
Asumsi sirkulasi 200%= 488 m2 x 200%= 975 m2
Total = 488m2 + 975m2= 1.463m2
Motor = 197 motor x (1.5m x 3m)= 887 m2
Asumsi sirkulasi 200%= 887 m2 x 200%= 1.773 m2
Total = 887m2 + 1.773m2= 2.660m2
Pejalan kaki = 788 orang
Total luas parkir yang dibutuhkan = 270m2 + 1.463m2 + 2.660m2 = 4.393m2
202
Kebutuhan luas lahan
Berdasarkan lokasi pemilihan tapak, tapak berada di wilayah BWK V
Kota Semarang yang memiliki ketentuan bangunan olahraga dibagian
KDB 40%, KLB maks. 2 lantai atau KLB 0.8, GSB 32 meter.
Total luas lahan = total luas bangunan + lahan parkir
= 9.331m2 + 4.393m2
= 13.724m2
= 13.724: KLB
= 13.724: 0.8 = 17.155m2
Luas lantai dasar = KDB X luas lahan
= 40% x 17.155m2
= 6.862m2
Luas open space = luas lahan – luas lantai dasar
= 17.155m2 – 6.862m2
= 10.293m2
Luas RTH = luas open space – luas parkir
= 10.293m2- 4.393m2
= 5.900m2
Total Kebutuhan Lahan = luas lantai dasar + luas parkir + luas
open space
= 6.862m2 + 4.393m2 + 10.293m2
= 21.548m2 atau 2.1 ha
203
4.3.2 Program sistem struktur
a. Pondasi
Tabel 4.5 Penggunaan Jenis Pondasi Sumber:
http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/55252/Chapter%20II.pdf;jsessionid=E0C5483912444E5E95FC332ADBFFFA2A?sequence
Jenis pondasi Keterangan
Kelebihan Kekurangan
Pondasi Tiang Pancang
Minipile
Gambar 4.1 Pondasi Tiang
Pancang dan Plat Lajur
Penggunaan
pondasi tiang
pancang dapat
digunakan dengan
berbagai jenis
tanah.
Apabila saat
pelaksanaan tidak
benar dapat
mengurangi daya
dukung secara
signifikan.
Galian tanah pada
pondasi plat lajur
lebih sedikit hanya
sampai titik kolom
struktur.
Membutuhkan
waktu cukup lama
karena menunggu
cor beton sampai
kering.
204
b. Atap
Penggunaan material atap
Dalam bangunan gelanggang remaja akan menggunakan dua
sistem struktur yaitu sistem struktur rangka dan sistem struktur bentang
lebar. Penggunaan sistem struktur bentang lebar akan digunakan untuk
bangunan olahraga, sedangkan untuk bangunan gedung seni
pertunjukan akan menggunakan sistem struktur rangka.
Jenis struktur bentanf lebar yang akan digunakan untuk bangunan
gedung olahraga yaitu menggunakan sistem struktur cangkang dan
space frame.
Sistem Struktur Cangkang (shell)
Dalam buku KBK PTSB VI hal. 33 , Sistem struktur cangkang
(shell) adalah suatu shell yang tidak boleh merupakan bidang datar
tetapi harus memiliki kelengkungan yang terbuat dari bahan yang
tipis dibandingkan luas permukaan yang dilingkupi serta memiliki
kekuatan bahan yang mampu menahan tarikan dan tekanan.
Gambar 4.2 Struktur Cangkang Sumber : Data Arsitek Jilid 1 hal. 40
205
Sistem Struktur Space Frame
Dalam buku KBK PTSB VI hal. 109 sistem struktur space frame
yaitu suatu konfigurasi batang-batang tarik dan tekan yang
dikonstruksikan sedemikian rupa sehingga membentuk bidang yang
dapat menutup suatu permukaan yang luas.
Gambar 4.3 Struktur Space Frame
Sumber : KBK PTSB VI hal. 109
c. Lantai
Tabel 4.6 Penggunaan Lantai Sumber : http://scdc.binus.ac.id/himdi/2016/07/28/interior-101-jenis-material-lantai/
Nama Material Lantai Keterangan
Keramik
Gambar 4.4 Lantai Keramik
Memiliki beragam tekstur
Memiliki sifat keras, tahan api, dan
tahan gores
Parquet Memiliki sifat kedap suara
Membutuhkan perawatan khusus
Rentan terhadap zat kimia
206
Gambar 4.5 Lantai Parquet
Terraso
Gambar 4.6 Lantai Terraso
Memiliki sifat keras, tahan api, dan
kuat
Memiliki beragam motif dan warna
Epoxy
Gambar 4.7 Lantai Epoxy
Memiliki sifat kedap air dan tidak
licin
Memiliki beragam warna dan motif
Memiliki kesan mengkilap pada
permukaan lantai
Karpet
Gambar 4.8 Lantai Karpet
Memiliki beragam warna
Glass floor
Gambar 4.9 Glass Floor
Memiliki sifat kuat, tahan lama dan
anti goresan
Walaupun berbahan material kaca,
tetapi dapat menahan beban berat
dari pemain karena kaca didesain
secara khusus.
207
d. Dinding
Tabel 4.7 Penggunaan Dinding Sumber : E-jornal undip.ac.id
Jenis dinding Keterangan
Kelebihan Kekurangan
Dinding Partisi
Sumber:
www.scribd.com/dinding
Memiliki sifat lebih
praktis dan ringan
dibandingkan
dengan bahan
material dinding
lainnya.
Tidak bisa
digunakan untuk
eksterior.
Dinding ACP
Sumber :
https://www.scribd.com/ACP-
Instalasi
Dinding ACP
bersifat tahan
terhadap cuaca.
Kualitas ACP
tahan lama.
Dari segi biaya ACP
tergolong cukup
mahal.
Dinding ACP
kurang efektif
apabila diterapkan
di dinding yang
melengkung.
Dinding Kaca
Sumber :
https://www.arsitag.com/articl
e/kaca-sebagai-bahan-
bangunan
Dinding kaca
memberikan
kesan luas pada
sebuah ruangan.
Dapat
menghemat
energi bangunan
karena adanya
cahaya masuk
Jika kualitas kaca
kurang bagus,
maka akan mudah
pecah.
208
kedalam
bangunan.
Dinding Bernafas
Sumber:
https://www.arsitag.com/articl
e/dinding-rooster
Dinding bernafas
dapat Menghemat
energi pada
bangunan.
Dinding bernafas
memiliki beragam
motif.
Tidak dapat
dijadikan dinding
utama karena
dinding bernafas
tidak dapat
menahan beban
struktur.
209
e. Utilitas
Sistem Jaringan Air Bersih
Sistem jaringan air bersih merupakan suatu kebutuhan dalam
sebuah bangunan. Kebutuhan sumber air bersih bisa didapatkan
melalui air permukaan (sungai, air hujan, danau), air tanah
dangkal (sumur dangkal), air tanah dalam (sumur artesis) dan
industri pengolahan air bersih (PDAM).
Sistem pendistribusian air bersih dapat dilakukan dengan 2
sistem yaitu downfeed system dan upfeed system. Pengertian
downfeed system yaitu pendistribusian air bersih dengan cara
menampung air bersih dari sumbernya ke reservoir air bawah,
memompanya ke reservoir atas dan mendistribusikan air ke
bawah melalui jaringan pemipaan ke setiap lantai dan outlet
dengan mengandalkan gaya gravitasi. Sedangkan sistem upfeed
system yaitu pendistribusian air bersih dengan cara menampung
air bersih dari sumbernya ke reservoir bawah dan
mendistribusikan air langsung atas melalui jaringan pemipaan
setiap lantai dan outlet dengan mengandalkan pompa.
210
Gambar 4.10 Instalasi Air Bersih
Sumber : Buku KBK PTSB IV hal. 148
Sistem Jaringan Air Kotor
Sistem jaringan air kotor adalah sistem air buangan yang
berasal dari kamar mandi, wastafel, pantry, tempat wudhu, dan
air yang mengandung bahan polutan sederhana (air sabun,
kotoran tinja, dan lain-lain yang harus dilakukan pembersihan
terlebih dahulu sebelum dialirkan ke saluran
lingkungan/perkotaan). Rangkaian air kotor dari setiap inlet
terhubung pada pipa horizontal setiap lantai, mengarah ke pipa
vertikal yang diletakkan pada shaft. Dari setiap lantai
dihubungkan pula pipa menuju ke atas untuk memperlancar
aliran air dan kotoran yang menuju ke septik tank dan resapan.
211
Gambar 4.11 Instalasi Sawage Disposal System
Sumber : Buku KBK PTSB IV hal. 151
Pencahayaan
Sistem pencahayaan dalam sebuah bangunan sangat
diperlukan. Sistem pencahayaan dapat dibedakan menjadi dua
yaitu dengan sistem pencahayaan alami dan buatan.
Pencahayaan alami sangat berpengaruh terhadap sebuah
ruangan atau bangunan karena dengan adanya pengcahayaan
alami sebuah bangunan dapat menghemat energi yang
digunakan. Sedangkan pencahayaan buatan seperti
penggunaan lampu akan digunakan sebagai penerangan
dimalam hari.
Gambar 4.12 Sistem Pencahayaan Bangunan
Sumber : Data Arsitek Jilid 1 hal. 102&131
212
Penghawaan
Sistem penghawaan dalam sebuah bangunan sangat
diperlukan karena demi kenyamanan baik pengguna atau
bangunan itu sendiri. Sistem penghawaan dalam sebuah
bangunan dibedakan menjadi dua yaitu sistem penghawaan
alami dan buatan. Sistem penghawaan alami berupa dengan
adanya bukaan seperti jendela atau dinding bernafas, sedangkan
penghawaan buatan seperti menggunakan pendingin ruangan.
Sistem penghwaan pada bangunan gelanggang remaja akan
menerapkan kedua sistem penghawaan alami atau buatan.
Gambar 4.13 Sistem Penghawaan Bangunan
Sumber : Data Arsitek Jilid 1 hal. 102
Gambar 4.14 Sistem Penghawaan AC Central
Sumber : https://reader001.docslide.net/reader001/html5/20170729/55cf8ebe55
0346703b952681/bge.png
213
Sistem Jaringan Listrik
Dalam sebuah bangunan memerlukan energi listrik untuk
memfungsikan semua peralatan agar bangunan dapat berfungsi
dengan maksimal. Sumber energi listrik berasal dari PLN atau
sumber energi listrik mandiri yaitu berupa generator, solar
photovoltaic, dan lain-lain.
Gambar 4.15 Sistem Main Distribution Panel Sumber : KBK PTSB IV hal. 161
Sistem Keamanan
Sistem keamanan dalam sebuah bangunan terbagi menjadi
sistem keamanan dari segi pencegahan kebakaran dan dari segi
pencurian. Jika dari ksegi pencegahan kebakaran, ada beberapa
yang biasa diterapkan dalam sebuah bangunan yaitu hydran box
indoor dan outdoor, sprinkler, atau tabung portable fire
extinguisher, dan tangga darurat. Sedangkan dari segi pencurian
yang biasa diterapkan yaitu dengan menggunakan CCTV baik
indoor ataupun indoor dan pos security indoor atau outdoor.
214
Gambar 4.16 Skema Sistem Hydran dan Sprinkler
Sumber :
Gambar 4.17 Skema Sistem CCTV
Sumber :
http://4.bp.blogspot.com/- WwqaiMQix7c/U3u0WVjBB4I/AAAAAAAAAEc/NOfUrhRaNB0/s1600/hy
dran+sprinkler+gbr+btg.jpg
http://3.bp.blogspot.com/-tFD8E-vZXeQ/U3y-
Ym00dYI/AAAAAAAAAG4/_H2XemAA6NY/s1600/skematik+cctv+btg.jpg
215
Penangkal Petir
Penangkal petir pada sebuah bangunan merupakan suatu
rangkaian instalasi yang terdiri atas konduktor penangkap petir,
konduktor penyalur energi listrik dari petir dan elektroda yang
mengalirkan muatan listrik dari udara ke tanah. Sistem konstruksi
yang diterapkan pada rangkaian instalasi penangkal petir harus
aman dan terlindungi terhadap bangunan dan penghuni/pemakai
bangunan. Menghindari terjadinya distribusi arus listrik yang
salah, menghindari bahaya yang timbul karena kebakaran akibat
kalor energi listrik.
Gambar 4.18 Sistem Penangkal Petir Bangunan
Sumber : KBK PTSB IV hal 120
4.3.3 Program Lokasi dan Tapak
a. Lokasi
Pemilihan lokasi bangunan gelanggang remaja berada di Kota
Semarang yang terletak di BWK V. Dalam BWK V terbagi menjadi dua
kecamatan yaitu (Kecamatan gayamsari dan Kecamatan pedurungan).
216
Batas wilayah BWK V kecamatan gayamsari dan pedurungan yaitu
meliputi:
a. Sebelah Utara : Kecamatan Genuk.
b. Sebelah Selatan : Kecamatan Semarag Selatan dan Kecamatan
Tembalang.
c. Sebelah Timur : Kecamatan Mranggen Kabupaten Demak.
d. Sebelah Barat : Kecamatan Semarang Timur
Gambar 4.19 Peta Kecamatan BWK V Kota Semarang Sumber: http://docplayer.info/docs-images/74/69725049/images/36-0.jpg
b. Tapak terpilih
Tapak terpilih yaitu tapak alternatif I yang berada di lokasi jalan brigadir
jenderal sudiarto. Lokasi tapak alternatif ini masuk diwilayah kecamatan
gayamsari. Dengan luas tapak sebesar 4 ha dan ketentuan KDB 40%, KLB
maks. 2 lantai atau KLB 0.8, GSB 32 meter.
217
Batas-batas Tapak:
Utara : Permukiman Warga dan Ruko
Timur : Balai Kesehatan Hewan dan RS. Bayangkara
Barat : Toko buku dan Ruko
Selatan: SDN Pandan lamper 01 dan Ruko
Gambar 4.20 Peta Lokasi Tapak Alternatif I Sumber: analisis pribadi
Gambar 4.21 Peta Digital Lokasi Tapak Sumber: analisis pribadi
Gambar 4.22 Toko buku dan
Ruko
Gambar 4.23 SDN Pandean
Lamper dan Ruko
Gambar 4.24 Permukiman dan
Ruko
Gambar 4.25 Balai hewan dan RS.Bayangkara