Post on 15-Oct-2021
Perencanaan Jalan Lingkar Selatan Purworejo 47
BAB IV
PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN DAN TEBAL PERKERASAN
4.1 Data Perencanaan Geometrik Jalan
Data perencanaan Ruas Jalan Lingkar Selatan Purworejo memakai perencanaan
jalan arteri dengan muatan sumbu terberat 10 ton.
Tabel 4.1 Daftar Nilai EMP Jenis Kendaraan :
No Jenis Kendaraan Nilai EMP
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
Sepeda Motor
Mobil Penumpang
Pick Up
Mikro Truck
Bus Kecil
Bus Besar
Truck 2 As
Truck 3 As
Truck Gandeng
Truck Semi Trailer
Kendaraan Tak Bermotor
7.397
3.401
201
995
19
810
1.439
428
51
148
131
Sumber : Analisis Perhitungan Sendiri
Tabel 4.2 Daftar Klasifikasi Jalan :
Klasifikasi Kelas LHR rata-rata
Utama
Sekunder
1
2A
2B
2C
>20.000
8.000 – 20.000
1500 – 8.000
< 2000
Sumber : TPGJAK No 038/T/BM/1997
Catatan : Dari tabel diatas maka jalan tersebut termasuk jalan raya utama kelas 1.
4.2 Perhitungan LHR dengan MBT
a. Data Lalu Lintas
1. Sepeda Motor = 7.397 Kendaraan / hari
2. Mobil Penumpang 2 ton = 3.401 Kendaraan / hari
3. Pick Up 6 ton = 201 Kendaraan / hari
48
Perencanaan Jalan Lingkar Selatan Purworejo
4. Mikro Truck 8 ton = 995 Kendaraan / hari
5. Bus Kecil 8 ton = 19 Kendaraan / hari
6. Bus Besar 8 ton = 810 Kendaraan / hari
7. Truck 2 As 13 ton = 1.439 Kendaraan / hari
8. Truck 3 As 31 ton = 428 Kendaraan / hari
9. Truck Gandeng 31 ton = 51 Kendaraan / hari
10. Truck Semi Trailler 31 ton = 148 Kendaraan / hari
11. Kendaraan Tak Bermotor = 131 Kendaraan / hari
LHR 1 = Massa Perencanaan 1 tahun i = 2%
= LHR0 x ( 1 + i )n
LHR 2 = Massa Pelaksanaan 5 tahun i = 3%
= LHR1 x ( 1 + i )n
LHR 3 = Massa Umur Rencana 10 tahun i = 5%
= LHR2 x ( 1 + i )n
Tabel 4.3 Daftar Nilai LHR Jenis Kendaraan :
No Data LHR0 LHR1 LHR2 LHR3
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
Sepeda Motor
Mobil Penumpang
Pick Up
Mikro Truck
Bus Kecil
Bus Besar
Truck 2 As
Truck 3 As
Truck Gandeng
Truck Semi Trailer
Kendaraan Tak
Bermotor
7.397
3.401
201
995
19
810
1.439
428
51
148
131
7.544,94
3.469,42
205,02
1.014,9
19,38
826,2
1.467,78
436,56
52,02
150,96
133,62
8.746,653
4.021,545
237,674
1.176,547
22,467
957,792
1.701,559
506,093
60,305
175,004
154,902
14.247,376
6.550,673
387,146
1.916,471
36,596
1.560,142
2.771,660
824,372
98,230
285,063
252,319
Ʃ 15.020 15.320,4 17.760,541 28.930,048
Sumber : Analisis Perhitungan Sendiri
49
Perencanaan Jalan Lingkar Selatan Purworejo
Perhitungan LHR rata-rata
LHR rata-tara =
=
= 21.975,024
b. Koefisien Distribusi ( C )
Tabel 4.4 Daftar Pembagian Lajur :
Jumlah Jalur Kendaraan Ringan Kendaraan Berat
1 Arah 2 Arah 1 Arah 2 Arah
1 Lajur
2 Lajur
3 Lajur
4 Lajur
5 Lajur
6 Lajur
1,00
0,60
0,40
-
-
-
1,00
0,50
0,40
0,30
0,25
0,20
1,00
0,70
0,50
-
-
-
1,000
0,500
0,475
0,450
0,425
0,400 Sumber : Analisis Perhitungan Sendiri
Jalur Rencana = 4 Lajur 2 Arah
Daftar Tabel 4.2 dipakai C = 0,50
c. Menentukan Ekivalen (E)
Tabel 4.5 Daftar Pembagian Beban Sumbu :
Beban Sumbu Angka Ekivalen
Kg Lb Sumbu Tunggal Sumbu Ganda
1000
2000
3000
4000
5000
6000
7000
8000
8160
9000
10000
11000
12000
13000
14000
15000
16000
2205
4409
6614
8818
11023
13228
15432
17637
18000
19841
22046
24251
26455
28660
30864
33069
35276
0,0002
0,0036
0,0183
0,0577
0,1410
0,2923
0,5415
0,9238
1,0000
1,4798
2,2555
3,3022
4,6770
6,4419
8,6647
11,4184
14,7815
-
0,0003
0,0016
0,0050
0,0121
0,0251
0,0466
0,0794
0,0860
0,1273
0,1940
0,2840
0,4022
0,5540
0,7452
0,9820
1,2712
Sumber : Petunjuk Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur Jalan Raya dengan
Metode Analisa Komponen SKBI 2.3.26.1987. Gambar Koefisien Distribusi
Kendaraan, Halaman 7.
50
Perencanaan Jalan Lingkar Selatan Purworejo
1. Sepeda Motor = 0,0002
2. Mobil Penumpang 2 ton (1 + 1) = 0,0002 + 0,0002 = 0,0004
3. Pick Up 6 ton (2 + 4) = 0,0003 + 0,0577 = 0,0613
4. Mikro Truck 8 ton (3 + 5) = 0,0183 + 0,1410 = 0,1593
5. Bus Kecil 8 ton (3 + 5) = 0,0183 + 0,1410 = 0,1593
6. Bus Besar 8 ton (3 + 5) = 0,0183 + 0,1410 = 0,1593
7. Truck 2 As 13 ton (5 + 8) = 0,1410 + 0,9238 = 1,0648
8. Truck 3 As 31 ton (5 + 10 + 8 + 8)= 0,1410 + 0,1940 + 0,9238 +
0,9238 = 2,1826
9. Truck Gandeng 31 ton (5 + 10 + 8 + 8) = 0,1410 + 0,1940 + 0,9238 +
0,9238 = 2,1826
10. Truck Semi Trailler 31 ton (5 + 10 + 8 + 8) = 0,1410 + 0,1940 + 0,9238 +
0,9238 = 2,1826
11. Kendaraan Tak Bermotor = 0,0002
LEP ( Lintasan Ekivalen Permukaan) =LHR2 x C x E
LEA ( Lintasan Ekivalen Akhir) =LHR3 x C x E
Tabel 4.6 Daftar Nilai LHR Jenis Kendaraan :
No Data C E LHR2 LHR3 LEP LEA
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
Sepeda Motor
Mobil Penumpang
Pick Up
Mikro Truck
Bus Kecil
Bus Besar
Truck 2 As
Truck 3 As
Truck Gandeng
Truck Semi Trailer
Kendaraan Tak
Bermotor
0.5
0.5
0.5
0.5
0.5
0.5
0.5
0.5
0.5
0.5
0.5
0,0002
0,0004
0,0613
0,1593
0,1593
0,1593
1,0648
2,1826
2,1826
2,1826
0,0002
8746,653
4021,545
273,674
1176,547
22,467
957,792
1701,559
506,093
60,305
175,004
154,902
14.247,376
6.550,673
387,146
1.916,471
36,596
1.560,142
2.771,660
824,372
98,230
285,063
252,319
0,8747
0,8043
7,2847
93,7120
1,7895
76,2881
905,9100
552,2993
65,8108
190,9819
0,0155
1,4247
1,3101
11,8660
152,6469
2,9149
124,2653
1475,6318
899,6372
107,1984
311,0892
0,0252
Ʃ 1895,7708 3088,0097
Sumber : Analisis Perhitungan Sendiri
51
Perencanaan Jalan Lingkar Selatan Purworejo
Perhitungan LET ( Lintas Ekiuvalen Tengah )
LET =
=
= 2491,8902
LER = LET x UR
= LET x UR / 10
= 2491,8902x 10/10
= 2491,8902
4.2.1. Penentuan CBR Desain Tanah Dasar
Km 0 + 100 = 4,65%
Km 1 + 500 = 3,50%
Km 2 + 000 = 4,50%
Km 2 + 800 = 4,15%
Km 3 + 500 = 3,85%
Km 4 + 100 = 3,85%
Tabel 4.7 CBR tanah dasar
CBR Jumlah yang sama atau lebih % yang sama atau lebih
3,5 6 6/6 x 100 = 100%
3,85 4 4/6 x 100 = 66,70%
4,15 3 3/6 x 100 = 50%
4,50 2 2/6 x 100 = 33,30%
4,65 1 1/6 x 100 = 16,70%
Sumber : Analisis Perhitungan Sendiri
52
Perencanaan Jalan Lingkar Selatan Purworejo
Gambar 4.1 Grafik Penentuan Nilai CBR
Sumber : Analisis Perhitungan Sendiri
4.2.2 Penentuan Daya Dukung Tanah (DDT)
53
Perencanaan Jalan Lingkar Selatan Purworejo
Gambar 4.2 Kolerasi DDT dan CBR
Sumber : Analisis Perhitungan Sendiri
Dari gambar korelasi hubungan nilai CBR dengan garis mendatar kesebelah kiri diperoleh
nilai DDT = 4,1
Sumber : Petunjuk Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur Jalan Raya dengan Metode
Analisa Komponen SKBI 2.3.26.1987. Gambar korelasi DDT dan CBR halaman 14
4.2.3. Perhitungan Kelandaian
x =
× 100%
1. Daerah A – DI1
x =
× 100% = - 0,167 %
2. Daerah DI1 – DI2
x =
× 100% = 0,065 %
3. Daerah DI2 – DI3
x =
× 100% = 0,042 %
4. Daerah DI3 – B
x =
× 100% = 0,043 %
Jadi kelandaian maksimum didapat = 0,065 %
4.2.4 Mencari ITP (Indeks Tebal Perkerasan)
1. Berdasarkan grafik korelasi DDT dan CBR diperoleh nilai DDT = 4,1
2. Penentuan nilai Faktor Regional (FR)
Kendaraan Berat >10 ton
% kelandaian berat =
× 100%
=
× 100%
= 25,899% 30%
Curah hujan berkisar 100 - 400 mm / tahun
Sehingga dikategorikan < 900 mm/ tahun, termasuk pada iklim I
Kelandaian = Kelandaian memanjang rata – rata
= 0,065<6%
Sehingga dikategorikan kelandaian 1
Dengan mencocokan hasil perhitungan tersebut pada SKBI 2.3.26.1987 maka
diperoleh nilai FR = 0,5
Sumber : Petunjuk Perencanaan Tebal Perkarasan Lentur Jalan Raya DenganMetode
Analisa Komponen SKBI 2.3.26.1987. Daftar IV FaktorRegional (FR) hal. 14
54
Perencanaan Jalan Lingkar Selatan Purworejo
3. Indeks Permukaan Awal (IPO)
Direncanakan jenis LASTON dengan Roughness >1000 mm / tahun, Maka
berdasarkan Buku Petunjuk Perencanaan Tebal perkerasan lentur jalan raya dengan
Metode Analisa Komponen SKBI 2.3.26..1987. Daftar VI Indeks Permukaan Pada Awal
Umur Rencana (Ipo) maka diperoleh Ipo = 3,9 – 3,5
4. Indeks Permukaan Akhir (IPt).
Dari data klasifikasi manfaat jalan arteri dan hasil perhitungan LER yaitu didapat nilai
LER =2491,8902 maka berdasarkan Buku Petunjuk Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur
jalan raya dengan Metode Analisa Komponen SKBI 2.3.26.1987.Daftar VIndeks
Permukaan Pada Akhir Umur Rencana (IPt) maka diperoleh IPt = 2,5
4.2.5. Mencari harga Indeks tebal pekerasan (ITP)
Ipo = 3,9 – 3,5
IPt = 2,5
LER = 2491,8902
DDT = 4,1
FR = 0,5
ITP = 13,5 (nomogram 2)
ITP = 12,1 (nomogram 2)
55
Perencanaan Jalan Lingkar Selatan Purworejo
Gambar 4.3 Gambar Nomogram 2
Sumber : Petunjuk Perencanaan Tebal Perkarasan Lentur Jalan Raya DenganMetode Analisa
Komponen SKBI 2.3.26.1987. Gambar Nomogram 2.
Direncanakan susunan lapisan perkersan sebagai berikut :
- Lapisan Permukaan ( Surface Course ),D1 = 10 cm, a1 = 0,30 ( LASTON )
- Lapisan Pondasi Atas ( Base Course ),D2 = 25 cm, a2 = 0,13( Batu Pecah kelas B CBR
80%)
- Lapis Pondasi Bawah ( Sub Base Course ), D3 = ....; a3 = 0,12 ( Sirtu Kelas B CBR
50%)
Dimana :
a1, a2, a3 = Koefisien kekuatan relatif bahan perkerasan (SKBI 2.3.26.1987)
D1, D2, D3 = Tebal masing-masing lapis permukaan
- ITP = (a1 x D1) + ( a2 x D2 ) + ( a3 x D3 )
- 12,1 = ( 0,30 x 10) + ( 0,13 x 25) + (0,12 x D3)
- 12,1 = 3 + 3,25 + 0,12 D3
- D3 =
- D3 = 48,75 cm
56
Perencanaan Jalan Lingkar Selatan Purworejo
Susunan Perkersan
Gambar 4.4 Susunan Perkerasan
Sumber : Analisis Perhitungan Sendiri
4.3 Perhitungan Trase Jalan
Trase perencanaan geometrik jalan dibuat sesuai trase tanah yang ada (tanah asli),
dikarenakan belum ada perencanaan sebelumnya. Trase jalan dilakukan dengan
perhitungan – perhitungan azimuth, sudut tikungan, dan jarak antar DI.
4.3.1 Perhitungan Azimuth
A = ( 390030,5333 ; 9143728,879 )
DI-1 = ( 389098,3614 ; 9144361,5527)
DI-2 = ( 388145,5017; 9144749,8191 )
DI-3 = ( 387210,8725 ; 9145124,9662 )
B = ( 3888805,3955 ; 9145432,2858 )
α A -1 = ArcTg( 1 A
) + 180˚
= ArcTg(
) + 180˚
= 129˚9’54”
α 1 -2 = ArcTg( 2 1
) + 180˚
57
Perencanaan Jalan Lingkar Selatan Purworejo
= ArcTg(
) + 180˚
= 112˚10’10”
α 2 - 3 = ArcTg( 3 2
) + 180˚
= ArcTg(
) + 180˚
= 96˚52’11”
α 3 - B = ArcTg( 3
) + 180˚
= ArcTg(
) + 180˚
= 259˚5’27”
4.3.2 Perhitungan Sudut PI
ΔDI1 = α A-1 – α 1-2
= 129˚9’54”- 112˚10’10”
= 16˚59’44”
ΔDI2 = α 1-2 – α 2-3
= 112˚10’10” - 96˚52’11”
= 15˚17’59”
ΔDI3 = α 2-3 – α 3-B
= 96˚52’11” - 259˚5’27”
= -162˚13’16”
4.3.3. Penghitungan jarak antar PI
- Menggunakan rumus Phytagoras
d A-1 = √ 2
= √ 2
` = 1126,597 m
d 1-2 = √ 2
= √ 2
` = 1028,937 m
d 2-3 = √ 2
= √ 2
` = 1006,749m
d 3-B = √ 2
= √ 2
` = 1564,627m
Σd = d A-1 + d 1-2 + d 2-3 + d 3-B
58
Perencanaan Jalan Lingkar Selatan Purworejo
=1126,597+ 1028,937+ 1006,749+1564,627
= 4726,91 m
4.3.4. Perhitungan Kelandaian Melintang
Untuk menentukan jenis medan dalam perencaan jalan raya, perlu diketahui jenis
kelandaian melintang pada medan dengn ketentuan :
1. Kelandaian dihitung tiap 100 m
2. Potongan melintang 100 m dihitung dari as jalan samping kanan dan kiri
Tabel4.8. Tabel Kelandaian Melintang
Titik STA Elevasi Lebar Pot
Melintang (L)
Kelandaian Melintang
(
) × 100%
Klasifikasi
Medan
1 0+000 59,600 m 100 0,00 Datar
2 0+100 58,159 m 100 0,00 Datar
3 0+200 60,896 m 100 0,00 Datar
4 0+300 62,315 m 100 0,00 Datar
5 0+400 62,293 m 100 0,00 Datar
6 0+500 62,623 m 100 0,00 Datar
7 0+600 63,033 m 100 0,00 Datar
8 0+700 61,446 m 100 0,00 Datar
9 0+800 62,906 m 100 1,50 Datar
10 0+900 64,705 m 100 1,20 Datar
11 1+000 65,629 m 100 0,00 Datar
12 1+100 66,261 m 100 0,00 Datar
13 1+200 66,740 m 100 0,00 Datar
14 1+300 66,910 m 100 0,00 Datar
15 1+400 67,301 m 100 0,00 Datar
16 1+500 67,521 m 100 0,00 Datar
17 1+600 67,528 m 100 0,00 Datar
18 1+700 68,263 m 100 0,00 Datar
19 1+800 67,383 m 100 -3,75 Datar
20 1+900 67,203 m 100 2,97 Datar
21 2+000 67,898 m 100 0,00 Datar
22 2+100 68,593 m 100 0,00 Datar
23 2+200 69,289 m 100 -19,00 Datar
59
Perencanaan Jalan Lingkar Selatan Purworejo
24 2+300 69,833 m 100 0,00 Datar
25 2+400 69,840 m 100 19,60 Datar
26 2+500 69,972 m 100 0,00 Datar
27 2+600 69,270 m 100 0,00 Datar
28 2+700 68,117 m 100 0,00 Datar
29 2+800 67,345 m 100 0,00 Datar
30 2+900 67,448 m 100 7,80 Datar
31 3+000 67,957 m 100 1,50 Datar
32 3+100 68,195 m 100 0,00 Datar
33 3+200 66,284 m 100 0,00 Datar
34 3+300 64,302 m 100 -13,94 Datar
35 3+400 63,250 m 100 0,00 Datar
36 3+500 59,851 m 100 0,00 Datar
37 3+600 59,414 m 100 0,00 Datar
38 3+700 58,683 m 100 0,00 Datar
39 3+800 55,649 m 100 -1,88 Datar
40 3+900 58,119 m 100 -19,60 Datar
41 4+000 58,787 m 100 0,00 Datar
42 4+100 58,170 m 100 0,00 Datar
Sumber : Analisis Perhitungan Sendiri
Dari perhitungan kelandaian melintang, didapat:
Medan datar : 13 titik
Dari data diatas diketahui kelandaian rata – rata adalah :
=
=
= 1,5 % ≈ 1,3 %
Menurut PPGJAK 1997 halaman 5 hasil perhitungan kelandaian rata – rata yang
didapat adalah 1,54 % ≈ 1,5 % maka medan jalan tersebut diklasifikasikan termasuk jenis
medan datar.
4.4 Perhitungan Alinemen Horisontal
Data dan klasifikasi desain:
Vr = 70 km/jam fmax = - 0,00125Vr + 0,24
emax = 10 % = - 0,00125 × 70 + 0,24
en = 2 % = 0,1525
60
Perencanaan Jalan Lingkar Selatan Purworejo
Lebar perkerasan = 2 × 7,5 m
(sumber buku TPGJAK tahun 1997)
4.4.1 Tikungan DI 1
Diketahui :
ΔDI1 = 16˚59’44”
Vr = 70 km/jam ( Berdasarkan TPJGK 1997, Tabel II.18)
Direncanakan Rd = 300 m
fmax = -0,00125 × Vr + 0,24
= -0,00125 × 70 + 0,24
= 0,1525
Rmin =
m
= 0
127 0 10 0 1
= 152,80 m
Dmax = m
=
= 9,37
1. Menentukan superelevasi desain:
Dtjd =
etjd =
m
+
=
=
+
= 4,77 = 0,076
= 7,6 %
2. Penghitungan lengkung peralihan (Ls)
a. Berdasarkan waktu tempuh maximum (3 detik) untuk melintasi lengkung
peralihan, maka panjang lengkung:
Ls =
× T
=
× 3
= 58,33 m ≈ 58 m.
b. Berdasarkan rumus modifikasi Shortt:
Ls = 0,022 ×
- 2,727 ×
61
Perencanaan Jalan Lingkar Selatan Purworejo
= 0,022 ×
- 2,727×
= 26,614 m
c. Berdasarkan tingkat pencapaian perubahan kelandaian:
Ls =
× Vr
dimana re = tingkat pencapaian perubahan kelandaian melintang jalan, untuk
Vr = ≤ 70 km/j m, re m = 0,035 m/m/det
Ls =
× 70
= 44,4 m
Dipakai nilai Ls yang memenuhi dan efisien yaitu 58,33 m ≈ 58 m.
d) Penghitung n Өs, Δc, dan Lc ( Menggungkan S – C – S )
Өs =
Δc = ΔDI1 – (2×θs)
=
=16˚59’44” – (2×5˚32’29”)
= 5˚32’29” = 5˚54’46”
Lc =
=
= 30,943 m
Syarat tikungan jenis S-C-S
Δc > 0° = 5˚54’46”> 0°…………………….(ok)
Lc > 20 m = 30,943 m > 20 m……….....……(ok)
Karena Lc > 20 sehingga dipakai jenis tikungan S – C – S.
e) Perhitungan tikungan DI1
Xs = Ls – (
) Ys =
= 58 – (
) =
= 57 m = 1,87 m
p = Ys – Rd(1-cosθs) K = Ls -
- Rd×sinθs
= 1,87 – 300(1-cos 5˚32’29”) = 58 -
-300×sin 5˚32’29”
= 0,43 m = 4,846 m
Tt = (Rd + P)× tan
ΔDI1 + K Et = (
) - Rd
62
Perencanaan Jalan Lingkar Selatan Purworejo
= (300 + 0,43)× tan
16˚59’44”+ 4,846 = (
) - 300
= 49,61 m = 3,77 m
Ltotal = Lc + (2 ×Ls)
= 30,943 + (2 ×58)
= 146,943m
Kontrol Perhitungan :
(2Tt) > Ltot
2 ×49,61 = 99,22 >146,943 OK
Tikungan S-C-S dapat digunakan
f). Perhitungan pelebaran perkerasan pada tikungan DI1
Rumus:
B = n(b' + c)+ (n -1)Td + Z
Dengan:
- Td = Lebar melintang akibat tonjolan depan
- Z = Lebar tambahan akibat kelainan dalam mengemudi
Jalan rencana kelas Idengan muatan sumbu terberat >10 ton
makakendaraan rencananya menggunakan kendaraan sedang.
- b’ = Lebar lintasan kendaraan truck pada tikungan
- c = Kebebasan Samping
- n = Jumlah Lajur Lintasan.
- Perhitungan Secara Analisis
Vr = 70 ⁄
R = 300 m
- A = 1,2 m (tonjolan depan sampai bumper)
- Bn = 4m Lebar perkerasan pada tikungan
- n = 2 Jumlah jalur Lintasan
- c = 0,5 m Kebebasan samping
- b = 2,40 m (lebar lintasan kendaraan truck pada jalur lurus)
- p = 6,20 m (jarak as roda depan dan belakang)
Perhitungan :
63
Perencanaan Jalan Lingkar Selatan Purworejo
b’ = b + ( R - √ )
= 2,40 + ( 100 - √ )
= 2,592m
Td = √ - Z = 0,105 ×
√
= √ = 0,105 ×
√
= 0,082 m = 0,42 m
ΔB ={ n(b’+c) + (n-1) Td + Z}
={ 2(2,592 + 0,5) + (2-1) 0,082 + 0,42}
= 6,7 m
Lebar pekerasan pada jalan lurus 2 x 2 = 4 m
B > 4 = 6,7> 4
6,7 m – 4m = 2,7m ~3m
Sehingga dibuat pelebaran perkerasan sebesar : 3m
Maka perlu dilakukan pelebaran jalan
Jh minimum, menurut TPGJAK 1997 hal 21 = 40 m
Jd menurut TPGJAK 1997 hal 22 = 200 m
- Penghitungan kebebasan samping pada DI 1
Data-data:
Vr = 70 km/jam
Rd = 300 m
W = 2 x 3,5m = 7 m
Lc = 30,943 m
Perhitungan :
R = Rd -
W
= 300 -
7
= 296,5 m
Lt = Lc + (2 × Ls)
= 30,943 + (2 ×58)
= 146,943 m
- Jarak pandang henti berdasarkan TPGJAK 1997:
64
Perencanaan Jalan Lingkar Selatan Purworejo
Jh = 0,694 Vr + 0,004 *
+
= 0,694. 70+ 0,004 *
+
= 104,58 m ~105 m
- Kebebasan samping yang tersedia (Eo):
Eo = 0,5 (lebar daerah pengawasan – lebar perkerasan)
= 0,5 (20 – 7)
= 6,5 m
- Kebebasan samping yang diperlukan (E).
E = R ×(
)
= 300 ×(
)
= 4,59 m
Nilai E < Eo (4,59 m <6,5 m)
Kesimpulan :
Karena nilai E < Eo maka daerah kebebasan samping yang tersedia mencukupi.
- Berdasarkan jarak pandang menyiap
Dengan rumusan :
Jd = d1 + d2 + d3 + d4
d1 = 0,278 × T1 × (
)
d2 = 0,278 × Vr × T2
d3 = antara 30-100 m
d4 = ⁄ × d2
Dimana : T1 = Waktu dalam (detik)
T2 = Waktu kendaraan berada dijalur lawan, (detik)
a = Percepatan rata-rata km/jm/dtk, (km/jm/dtk)
m = perbedaan kecepatan dari kendaraan yang menyiap dan kendaraan
yang disiap, (biasanya diambil 10-15 km/jam)
T1 = 2.12 + 0,026 × Vr
= 2.12 + 0,026 × 70 = 3,94dtk
T2 = 6,56 + 0,048 × Vr
= 6,56 + 0,048 × 70 = 9,92dtk
a = 2,052 + 0,0036 × Vr
65
Perencanaan Jalan Lingkar Selatan Purworejo
= 2,052 + 0,0036 × 70 = 2,304km/jam/dtk
d1 = 0,278 × T1×(
)
= 0,278 × 3,94×(
)
= 65,21 m
d2 = 0,278 × Vr × T2
= 0,278 ×70 ×9,92
= 193,04 m
d3 = 30 m
d4 = ⁄ × d2
= ⁄ × 193,04
= 128,69 m
Jd = d1 + d2 + d3 + d4
= 65,21 + 193,04 + 30 + 128,69
= 416,94 m
- Hasil perhitungan
Tikungan PI1 menggunakan tipe Spiral – Circle – Spiral dengan hasilpenghitungan sebagai
berikut:
Δ1 = 16˚59’44”
Vr = 70 km/jam
= 10%
= 2%
= 7,6 %
Rmin = 50 m
Rd = 300 m
Ls = 58 m
θs = 5˚32’29”
Δc = 5˚54’46”
Lc =30,943 m
Xs = 57 m
Ys = 1,87 m
P = 0,43 m
K = 4,846 m
66
Perencanaan Jalan Lingkar Selatan Purworejo
Tt = 49,61 m
Et = 3,771 m
Gambar 4.5. Gambar tikungan Spiral-Circle-Spiral
Sumber : Petunjuk Perencanaan Tebal Perkarasan Lentur Jalan Raya DenganMetode Analisa
Komponen SKBI 2.3.26.1987
4.4.2. Tikungan DI 2
Diketahui :
ΔDI2 = 15˚17’59”
Vr = 70 km/jam
Direncanakan Rd = 300 m
fmax = -0,00125 × Vr + 0,24
= -0,00125 × 70 + 0,24
= 0,1525
67
Perencanaan Jalan Lingkar Selatan Purworejo
Rmin =
m
=
127 0 10 0 1
= 152,80 m
Dmax = m
=
= 9,37
1. Menentukan superelevasi desain:
Dtjd =
etjd =
m
+
=
=
+
= 4,77 = 0,076
= 7,6 %
2. Penghitungan lengkung peralihan (Ls)
a. Berdasarkan waktu tempuh maximum (3 detik) untuk melintasi lengkung
peralihan, maka panjang lengkung:
Ls =
× T
=
× 3
= 58,33 m
b. Berdasarkan rumus modifikasi Shortt:
Ls = 0,022 ×
- 2,727 ×
= 0,022 ×
- 2,727×
= 26,614 m
c. Berdasarkan tingkat pencapaian perubahan kelandaian:
Ls =
× Vr
dimana re = tingkat pencapaian perubahan kelandaian melintang jalan, untuk
Vr = ≤ 70 km/jam, re max = 0,035 m/m/det
Ls =
× 70
= 44,4 m
Dipakai nilai Ls yang memenuhi dan efisien yaitu 58,33 m ≈ 58 m.
68
Perencanaan Jalan Lingkar Selatan Purworejo
d) Penghitung n Өs, Δc, dan Lc
Өs =
Δc = ΔDI2 – (2×θs)
=
= 15˚17’59”– (2 ×5˚32’29”)
= 5˚32’29” = 4˚13’11”
Lc =
=
= 22,083 m
Syarat tikungan jenis S-C-S
Δc > 0° = 4˚13’11” > 0°…………………….(ok)
Lc > 20 m = 22,083 m > 20 m……….....……(ok)
Karena Lc > 20 sehingga dipakai jenis tikungan S – C – S.
e) Perhitungan tikungan DI2
Xs = Ls – (
) Ys =
= 58 – (
) =
= 57 m = 1,87 m
p = Ys – Rd(1-cosθs) K = Ls -
- Rd×sinθs
= 1,87 – 300(1-cos 5˚32’29” ) = 58 -
- 300×sin 5˚32’29”
= 0,43m = 4,846 m
Tt = (Rd + P)× tan
ΔDI2 + K Et = (
) - Rd
= (300 + 0,043)× tan
15˚17’59”+ 4,846 = (
) - 300
= 45,104 m
= 3,158 m
Ltotal = Lc + (2 ×Ls)
= 22,083+ (2 ×58)
= 138,083 m
(2Tt) > Ltot
2 ×45,104 = 90,208>138,083 OK
Tikungan S-C-S dapat digunakan.
69
Perencanaan Jalan Lingkar Selatan Purworejo
f). Perhitungan pelebaran perkerasan pada tikungan DI2
Rumus:
B = n(b' + c)+ (n -1)Td + Z
- Td = Lebar melintang akibat tonjolan depan
- Z = Lebar tambahan akibat kelainan dalam mengemudi
Jalan rencana kelas III C(Lokal) dengan muatan sumbu terberat
10 ton makakendaraan rencananya menggunakan kendaraan
sedang.
- b’ = Lebar lintasan kendaraan truck pada tikungan
- c = Kebebasan Samping
- n = Jumlah Lajur Lintasan.
- Perhitungan Secara Analisis
Vr = 70 ⁄
R = 300 m
- A = 1,2 m (tonjolan depan sampai bumper)
- Bn = 4m Lebar perkerasan pada tikungan
- n = 2 Jumlah jalur Lintasan
- c = 0,5 m Kebebasan samping
- b = 2,40 m (lebar lintasan kendaraan truck pada jalur lurus)
- p = 6,20 m (jarak as roda depan dan belakang)
- Perhitungan Secara Analisis
b’ = b + ( R - √ )
= 2,40 + ( 100 - √ )
= 2,592 m
Td = √ - Z = 0,105 ×
√
= √ = 0,105 ×
√
= 0,082 m = 0,42 m
70
Perencanaan Jalan Lingkar Selatan Purworejo
B = n(b’+c) + (n-1) Td + Z
= 2(2,592 + 0,5) + (2-1) 0,082 + 0,42
= 6,7 m
Lebar pekerasan pada jalan lurus 2 x 2 = 4 m
B > 4 = 6,7 > 4
6,7m – 4m = 2,7 m ~ 3 m
Sehingga dibuat pelebaran perkerasan sebesar: 3m
Jh minimum, menurut TPGJAK 1997 hal 21 = 40 m
Jd menurut TPGJAK 1997 hal 22 = 200 m
- Penghitungan kebebasan samping pada DI 2
Data-data:
Vr = 70 km/jam
Rd = 300 m
W = 2 x 3,5m = 7 m
Lc = 22,083 m
Perhitungan :
R = Rd -
W
= 300 -
7
= 296,5 m
Lt = Lc + (2 × Ls)
= 22,083 + (2 ×58)
= 138,083 m
- Jarak pandang henti berdasarkan TPGJAK 1997:
Jh = 0,694 Vr + 0,004 *
+
= 0,694. 70+ 0,004 *
+
= 104,58 m ~105 m
- Kebebasan samping yang tersedia (Eo):
Eo = 0,5 (lebar daerah pengawasan – lebar perkerasan)
= 0,5 (20-7)
= 6,5 m
71
Perencanaan Jalan Lingkar Selatan Purworejo
- Kebebasan samping yang diperlukan (E).
E = R ×(
)
= 300 ×(
)
= 4,59 m
Nilai E < Eo (4,59 m <6,5 m)
Kesimpulan :
Karena nilai E < Eo maka daerah kebebasan samping yang tersedia mencukupi.
- Berdasarkan jarak pandang menyiap
Dengan rumusan :
Jd = d1 + d2 + d3 + d4
d1 = 0,278 × T1 × (
)
d2 = 0,278 × Vr × T2
d3 = antara 30-100 m
d4 = ⁄ × d2
Dimana : T1 = Waktu dalam (detik)
T2 = Waktu kendaraan berada dijalur lawan, (detik)
a = Percepatan rata-rata km/jm/dtk, (km/jm/dtk)
m = perbedaan kecepatan dari kendaraan yang menyiap dan kendaraan
yang disiap, (biasanya diambil 10-15 km/jam)
T1 = 2.12 + 0,026 × Vr
= 2.12 + 0,026 × 70 = 3,94dtk
T2 = 6,56 + 0,048 × Vr
= 6,56 + 0,048 × 70 = 9,92dtk
a = 2,052 + 0,0036 × Vr
= 2,052 + 0,0036 × 70 = 2,304km/jam/dtk
d1 = 0,278 × T1×(
)
= 0,278 × 3,94×(
)
= 65,21 m
72
Perencanaan Jalan Lingkar Selatan Purworejo
d2 = 0,278 × Vr × T2
= 0,278 ×70 ×9,92
= 193,04 m
d3 = 30 m
d4 = ⁄ × d2
= ⁄ × 193,04
= 128,69 m
Jd = d1 + d2 + d3 + d4
= 65,21 + 193,04 + 30 + 128,69
= 416,94 m
- Hasil perhitungan
Tikungan PI2 menggunakan tipe Spiral – Circle – Spiral dengan hasilpenghitungan
sebagai berikut:
Δ2 = 15˚17’59”
Vr = 70 km/jam
= 10%
= 2%
= 7,6 %
Rmin = 50 m
Rd = 100 m
Ls = 58 m
θs = 5˚32’29”
Δc = 4˚13’11”
Lc = 22,083 m
Xs = 57 m
Ys = 1,87 m
P = 0,43m
K = 4,846 m
Tt = 45,104m
Et = 3,158m
73
Perencanaan Jalan Lingkar Selatan Purworejo
Gambar 4.6. Gambar tikungan Spiral-Circle-Spiral
Sumber : Petunjuk Perencanaan Tebal Perkarasan Lentur Jalan Raya DenganMetode Analisa
Komponen SKBI 2.3.26.1987
4.4.3. Tikungan DI 3
Diketahui :
ΔDI3 = 34˚44’59”
Vr = 40 km/jam
Direncanakan Rd = 300 m
fmax = -0,00125 × Vr + 0,24
= -0,00125 × 40 + 0,24
P2
74
Perencanaan Jalan Lingkar Selatan Purworejo
= 0,1525
Rmin =
m
=40
127 0 10 0 1
= 152,80 m
Dmax = m
=
= 9,37
1. Menentukan superelevasi desain:
Dtjd =
etjd =
m
+
=
=
+
= 4,77 m = 0,076
= 7,6 %
2. Penghitungan lengkung peralihan (Ls)
a. Berdasarkan waktu tempuh maximum (3 detik) untuk melintasi lengkung
peralihan, maka panjang lengkung:
Ls =
× T
=
× 3
= 58,33 m
b. Berdasarkan rumus modifikasi Shortt:
Ls = 0,022 ×
- 2,727 ×
= 0,022 ×
- 2,727×
= 26,614m
c. Berdasarkan tingkat pencapaian perubahan kelandaian:
Ls =
× Vr
dimana re = tingkat pencapaian perubahan kelandaian melintang jalan, untuk
Vr = ≤ 70 km/j m, re m = 0,035 m/m/det
Ls =
× 70
= 44,4 m
75
Perencanaan Jalan Lingkar Selatan Purworejo
Dip k i nil i Ls y ng memenuhi d n efisien y itu 33,33 m ≈ 34 m.
d) Penghitung n Өs, Δc, dan Lc
Өs =
Δc = ΔDI3 – (2×θs)
=
= 162˚13’16” – (2× 5˚32’29”)
= 5˚32’29” = 151˚8’18”
Lc =
=
= 790,957 m
Syarat tikungan jenis S-C-S
Δc > 0° = 151˚8’18”> 0°………......…….(ok)
Lc > 20 m = 790,957 m > 20 m………......…(ok)
Karena Lc > 20 sehingga dipakai jenis tikungan S – C – S.
e) Perhitungan tikungan DI3
Xs = Ls – (
) Ys =
= 58 – (
) =
= 57 m = 1,87 m
p = Ys – Rd(1-cosθs) K = Ls -
- Rd×sinθs
= 1,87 – 300(1-cos 5˚32’29”) = 58 –
-300×sin 5˚32’29”
= 0,43 m = 4,846 m
Tt = (Rd + P)× tan
ΔDI3 + K Et = (
) - Rd
= (300 + 0,43)× tan
162˚13’16” + 4,846 = (
) - 300
= 1925,495 m = 163,258 m
Ltotal = Lc + (2 ×Ls)
=790,957 + (2 ×58)
= 906,957 m
(2Tt) > Ltot
2 ×1925,495 = 3850,99>906,957 OK
Tikungan S-C-S dapat digunakan
f). Perhitungan pelebaran perkerasan pada tikungan DI3
76
Perencanaan Jalan Lingkar Selatan Purworejo
Rumus:
B = n(b' + c)+ (n -1)Td + Z
Dengan:
- Td = Lebar melintang akibat tonjolan depan
- Z = Lebar tambahan akibat kelainan dalam mengemudi
Jalan rencana kelas I dengan muatan sumbu terberat >10 ton
makakendaraan rencananya menggunakan kendaraan sedang.
- b’ = Lebar lintasan kendaraan truck pada tikungan
- c = Kebebasan Samping
- n = Jumlah Lajur Lintasan.
- Perhitungan Secara Analisis
Vr = 70 ⁄
R = 300 m
- A = 1,2 m (tonjolan depan sampai bumper)
- Bn = 4m Lebar perkerasan pada tikungan
- n = 2 Jumlah jalur Lintasan
- c = 0,5 m Kebebasan samping
- b = 2,40 m (lebar lintasan kendaraan truck pada jalur lurus)
- p = 6,20 m (jarak as roda depan dan belakang)
- Perhitungan Secara Analisis
b’ = b + ( R - √ )
= 2,40 + ( 300 - √ )
= 2,464 m
Td = √ - Z = 0,105 ×
√
= √ = 0,105 ×
√
= 0,027 m = 0,42 m
B = n(b’+c) + (n-1) Td + Z
= 2(2,464 + 0,5) + (2-1) 0,027 + 0,24
= 6,196 m
77
Perencanaan Jalan Lingkar Selatan Purworejo
Lebar pekerasan pada jalan lurus 2 x 2 = 4 m
B > 4 = 6,196 > 4
6,196m – 4m = 2,196 m ~ 3 m
Sehingga dibuat pelebaran perkerasan sebesar: 3m
Jh minimum, menurut TPGJAK 1997 hal 21 = 40 m
Jd menurut TPGJAK 1997 hal 22 = 200 m
- Penghitungan kebebasan samping pada DI 3
Data-data:
Vr = 70 km/jam
Rd = 300 m
W = 2 x 3,5m = 7 m
Lc = 790,957 m
Perhitungan :
R = Rd -
W
= 300 -
7
= 296,5 m
Lt = Lc + (2 × Ls)
= 790,957 + (2 ×58)
= 906,957 m
- Jarak pandang henti berdasarkan TPGJAK 1997:
Jh = 0,694 Vr + 0,004 *
+
= 0,694. 70+ 0,004 *
+
= 104,58 m ~105 m
- Kebebasan samping yang tersedia (Eo):
Eo = 0,5 (lebar daerah pengawasan – lebar perkerasan)
= 0,5 (20-7)
= 6,5 m
- Kebebasan samping yang diperlukan (E).
E = R ×(
)
= 300 ×(
)
= 4,95 m
78
Perencanaan Jalan Lingkar Selatan Purworejo
Nilai E < Eo (4,95 m <6,5 m)
Kesimpulan :
Karena nilai E < Eo maka daerah kebebasan samping yang tersedia mencukupi.
- Berdasarkan jarak pandang menyiap
Dengan rumusan :
Jd = d1 + d2 + d3 + d4
d1 = 0,278 × T1 × (
)
d2 = 0,278 × Vr × T2
d3 = antara 30-100 m
d4 = ⁄ × d2
Dimana: T1 = Waktu dalam (detik)
T2 = Waktu kendaraan berada dijalur lawan, (detik)
a = Percepatan rata-rata km/jm/dtk, (km/jm/dtk)
m = perbedaan kecepatan dari kendaraan yang menyiap dan kendaraan
yang disiap, (biasanya diambil 10-15 km/jam)
T1 = 2.12 + 0,026 × Vr
= 2.12 + 0,026 × 70 = 3,94dtk
T2 = 6,56 + 0,048 × Vr
= 6,56 + 0,048 × 70 = 9,92dtk
a = 2,052 + 0,0036 × Vr
= 2,052 + 0,036 × 70 = 2,304km/jam/dtk
d1 = 0,278 × T1×(
)
= 0,278 × 3,94×(
)
= 65,21 m
d2 = 0,278 × Vr × T2
= 0,278 ×70 × 8,48
= 193,04 m
d3 = 30 m
d4 = ⁄ × d2
= ⁄ × 193,04
= 128,69 m
79
Perencanaan Jalan Lingkar Selatan Purworejo
Jd = d1 + d2 + d3 + d4
= 65,21 + 193,04 + 30 + 128,69
=416,94 m
- Hasil perhitungan
Tikungan PI3 menggunakan tipe Spiral – Circle – Spiral dengan hasilpenghitungan
sebagai berikut:
Δ3 = 162˚13’16”
Vr = 70 km/jam
= 10%
= 2%
= 7,6 %
Rmin = 50 m
Rd = 300 m
Ls = 58 m
θs = 5˚32’29”
Δc = 151˚8’18”
Lc = 750,957 m
Xs = 57 m
Ys = 1,87 m
P = 0,43 m
K = 4,846 m
Tt = 1925,495 m
Et = 1638,258 m
80
Perencanaan Jalan Lingkar Selatan Purworejo
Gambar 4.7. Gambar tikungan Spiral-Circle-Spira
Sumber : Petunjuk Perencanaan Tebal Perkarasan Lentur Jalan Raya DenganMetode Analisa
Komponen SKBI 2.3.26.1987
4.4.5. Perhitungan Stationing
Data – data :
dA-1 = 1126,597 m
d1-2 = 1028,937m
d2-3 = 1006,749m
d3-B = 1564,627 m +
Σd = 4726,910 m
-2 % -2 %
-2 %
-2 %
0 %
+2 %
-2,7 %
+2,7 %
I
II
III
e max
I
I
II
II
III
III
-2,7 %
+2,7 %
e max
-2 %+2 %
III
-2 %0 %
II
-2 % -2 %
I
I
I
II
II
III
III
SC
TS
CS
ST
sisi dalam tikungan
e max = 10,6 %
e = 0 %
Ls Lc Ls
Rd Rd
TSST
K
Xs
Ts
Sc Cs
Es
P3
Ys
81
Perencanaan Jalan Lingkar Selatan Purworejo
Perhitungan :
1. Sta A = 0+000 m
2. Sta DI1 = Sta A + dA-1
= (0+000) + 1126,597 m
= 1 +1126,597 m
3. Sta Ts DI1 = Sta DI1 – Tt DI1
= (1+1126,597) – 49,61 m
= 1 +076,987m
4. Sta Sc DI1 = Sta TS DI1 + Ls DI1
= (1+076,987) + 58,0 m
= 1 +134,987 m
5. Sta Cs DI1 = Sta Sc DI1 + Lc DI1
= (1+134,987) + 30,943m
= 1 +165,93m
6. Sta St DI1 = Sta Cs DI1 + Ls DI1
= (1+165,93) + 58,0m
= 1 +223,93 m
7. Sta DI2 = Sta St DI1 + d1-2
= (1 +223,93) + 1028,937m
= 2+252,867 m
8. Sta Ts DI2 = Sta DI2 – Tt DI2
= (2+252,867) – 45,104 m
= 2+207,7636 m
9. Sta Sc DI2 = Sta TS DI2 + Ls DI2
= (2+207,763) + 58,0 m
= 2+265,763 m
10. Sta Cs DI2 = Sta Sc DI2 + Lc DI2
= (2+265,763) + 22,083 m
= 2+287,846 m
11. Sta St DI2 = Sta Cs DI2 + Ls DI2
= (2+287,846) + 58,0m
= 2+345,846 m
82
Perencanaan Jalan Lingkar Selatan Purworejo
12. Sta DI3 = Sta St DI2 + d2-3
= (2+345,846) + 1006,749 m
= 3+352,595 m
13. Sta Ts DI3 = Sta DI3 – Tt DI3
= (3+352,595) – 1925,495 m
= 1+427,1 m
14 Sta Sc DI3 = Sta TS DI3 + Ls DI3
= (1+427,1) + 58,0 m
= 1+485,1 m
15. Sta Cs DI3 = Sta Sc DI3 + Lc DI3
= (5+633,713) + 147,324 m
= 5+781,037 m
16. Sta St DI3 = Sta Cs DI3 + Ls DI3
= (2+276,057) + 58,0m
= 2+334,057 m
17. Sta B = Sta St DI3 + d3-B - Tt DI3
= (2+334,057) + 1564,627m – 1925,495 m
= 1+973,189 m
Kontrol : St B < Σd
Sta B = 1973,189<4726,910Σd = m “OK”
4.4.6. Kontrol Overlapping
Diketahui :
Vren = 70 km
/jam
=
= 19,44m
/det
Syarat Overlapping
a = 3Vren
= 3 × 19,44
= 58,32 m
d > a1. Kontrol Overlapping A - DI1
d1 = d1 - Tt1
=1126,597– 49,61
= 1076,987 m d > a = 58,32 m . . .OK!
83
Perencanaan Jalan Lingkar Selatan Purworejo
2. Kontrol Overlapping DI1 - DI2
d2 = Sta TS DI2 - Sta ST DI1
=2+207,763 –1 + 223,93
= 983,833 m d > a = 58 m . . .OK!
3. Kontrol Overlapping DI2 – DI3
d3 = Sta TS DI3 - Sta ST DI2
=2+334,057– 2+207,763
= 126,294 m d > a = 58 m . . .OK!
4.5. Perhitungan Alinemen Vertikal
Untuk merencanakan alinemen vertikal pada perencanaan ini trace jalan digunakan sesuai
dengan elevasi tanah asli.
Tabel4.9. Tabel Alinyemen Vertikal
Titik STA Elevasi Lebar Pot
Melintang (L)
Kelandaian Melintang
(
) × 100%
Klasifikasi
Medan
1 1 0+000 59,600 m 100 0,00
2 2 0+100 58,159 m 100 0,00
3 3 0+200 60,896 m 100 0,00
4 4 0+300 62,315 m 100 0,00
5 5 0+400 62,293 m 100 0,00
6 6 0+500 62,623 m 100 0,00
7 7 0+600 63,033 m 100 0,00
8 8 0+700 61,446 m 100 0,00
9 9 0+800 62,906 m 100 1,50
10 10 0+900 64,705 m 100 1,20
11 11 1+000 65,629 m 100 0,00
12 12 1+100 66,261 m 100 0,00
13 13 1+200 66,740 m 100 0,00
14 14 1+300 66,910 m 100 0,00
15 15 1+400 67,301 m 100 0,00
16 16 1+500 67,521 m 100 0,00
17 17 1+600 67,528 m 100 0,00
18 18 1+700 68,263 m 100 0,00
19 19 1+800 67,383 m 100 -3,75
84
Perencanaan Jalan Lingkar Selatan Purworejo
20 20 1+900 67,203 m 100 2,97
21 21 2+000 67,898 m 100 0,00
22 22 2+100 68,593 m 100 0,00
23 23 2+200 69,289 m 100 -19,00
24 24 2+300 69,833 m 100 0,00
25 25 2+400 69,840 m 100 19,60
26 26 2+500 69,972 m 100 0,00
27 27 2+600 69,270 m 100 0,00
28 28 2+700 68,117 m 100 0,00
29 29 2+800 67,345 m 100 0,00
30 30 2+900 67,448 m 100 7,80
31 31 3+000 67,957 m 100 1,50
32 32 3+100 68,195 m 100 0,00
33 33 3+200 66,284 m 100 0,00
34 34 3+300 64,302 m 100 -13,94
35 35 3+400 63,250 m 100 0,00
36 36 3+500 59,851 m 100 0,00
37 37 3+600 59,414 m 100 0,00
38 38 3+700 58,683 m 100 0,00
39 39 3+800 55,649 m 100 -1,88
40 40 3+900 58,119 m 100 -19,60
41 41 4+000 58,787 m 100 0,00
42 42 4+100 58,170 m 100 0,00
Sumber : Analisis Perhitungan Sendiri
4.5.1. Perhitungan Kelandaian Memanjang
Contoh perhitungan Kelandaian g(A-PVI1)
Elevasi A = 219,82 m STA A = 0+000
Elevasi PV1 = 217,00 m STA PVI1 = 0+500
g1 =
=
= -0,0282
= -2,82%
85
Perencanaan Jalan Lingkar Selatan Purworejo
Tabel4.10. Tabel Kelandaian Memanjang
No. Titik STA Elevasi (m) Jarak Datar (m) Kelandaian Memanjang (%)
1 A 0+000 m 59,60
2500
1900
2200
1000
g1 = 0,004%
g2 = 0,029%
g3 = -0,007 %
g4 = 0 %
2 DI1 2+500 m 69,60
3 DI2 2+600 m 62,69
4 DI3 2+800 m 66,90
5 B 3+800 m 55,36
Sumber : Analisis Perhitungan Sendiri
4.5.2. Penghitungan lengkung vertikal
a) DVI 1
Gambar 4.8. Lengkung DVI1
Sumber : Analisis Perhitungan Sendiri
Data – data :
Stationing DVI 1 = 1+126,957 m
Elevasi DVI 1 = 59,60 m
Vr = 70 km/jam
g 1 = 0,004 %
g 2 = 0,029 %
A = [g2 – g1]
= [0,004% - 0,029%]
g1=0,004%
g2=0,029%
DDV 1
DTV 1
DLV 1
86
Perencanaan Jalan Lingkar Selatan Purworejo
= 0,025 % (Lv cekung)
Jh = 0,694 × Vr + 0,004 ×(
)
= 0,694 × 70 + 0,004 × (
)
= 3968,58 m ~ 3969 m
a. Mencari panjang lengkung vertikal
1.) Berdasarkan syarat kenyamanan pengemudi
Lv = V × t
= 70 km/jam × 3 detik
= 58,33 m
2.) Berdasarkan syarat drainase
Lv = 40 × A
= 40 × (-0,025%)
= -1 m
3.) Berdasarkan syarat keluwesan bentuk
Lv = 0,6 × Vr
= 0,6 ×70 km/jam
= 42 m
4.) Berdasarkan pengurangan goncangan
Lv = Vr2 ×
= 70² ×
= -0,340 m
Diambil nilai Lv : 58,33 m ~ 58 m
b. Perhitungan Ev
Ev =
=
= 0,0018 m
Y =
× x²
=
× 3²
= 0,000019 m
c. Perhitungan Stationing
STA a = STA DI1 – ½ Lv
87
Perencanaan Jalan Lingkar Selatan Purworejo
= (1+126,957) – (½ x 58)
= 1+097,957
STA b = STA DI1 – ¼ Lv
= (1+126,957) – (¼ x 58)
= 1+112,457
STA c = STA DI1
= 1+126,957
STA d = STA DI1 + ¼ Lv
= (1+126,957) + (¼ x 58)
= 1+141,457
STA e = STA DI1 + ½ Lv
= (1+126,957) + (½ x 58)
= 1+155,957
d. Perhitungan Elevasi
Elevasi A = Elevasi DI1 + ( ½Lv x g1 )
= 69,60 + (½ 58 x 0,004 %)
= 81,20 m
Elevasi B = Elevasi DI1 + ( ¼ Lv x g1) + y
= 69,60 + ( ¼ 58 x 0,004 % ) + 0,000019
= 75,40002 m
Elevasi C = Elevasi DI1+ Ev
= 69,60 + 0,0014
= 69,6014 m
Elevasi D = Elevasi DI1 + ( ¼ Lv x g2) + y
= 69,60 + ( ¼ 58 x 0,029 %) + 0,000019
= 111,650019 m
88
Perencanaan Jalan Lingkar Selatan Purworejo
Elevasi E = Elevasi DI1 + ( ½Lv x g2)
= 69,60 + ( ½ 58 x 0,029 % )
= 153,70 m
2. Lengkung Vertikal DVI2
Gambar 4.9. Lengkung PVI2
Sumber : Analisis Perhitungan Sendiri
Data – data :
Stationing DVI 2 = 2+252,867 m
Elevasi DVI 2 = 62,69 m
Vr = 70 km/jam
g 2 = 0,029 %
g 3 = -0,007 %
A = [g3 – g2]
= [0,007% - (0,029%)]
= 0,036 % (Lv cekung)
Jh = 0,694 × Vr + 0,004 ×(
)
= 0,694 × 70 + 0,004 × (
)
= 3968,58 m ~ 3969 m
a. Mencari panjang lengkung vertikal
1.) Berdasarkan syarat kenyamanan pengemudi
Lv = V × t
= 70 km/jam × 3 detik
= 58,33 m
g2 = 0,029%
g3 =- 0,007%
DTV 2
DDV 2
DLV 2
1
89
Perencanaan Jalan Lingkar Selatan Purworejo
2.) Berdasarkan syarat drainase
Lv = 40 × A
= 40 ×(0,036%)
= 1,44 m
3.) Berdasarkan syarat keluwesan bentuk
Lv = 0,6 × Vr
= 0,6 ×70 km/jam
= 42 m
4.) Berdasarkan pengurangan goncangan
Lv = Vr2 ×
= 70² ×
= -0,3364 m
Diambil nilai Lv : 58,33 m ~ 58 m
b. Perhitungan Ev
Ev =
=
= 0,0032 m
Y =
× x²
=
× 3²
= 0,000023 m
c. Perhitungan Stationing
STA a = STA DI2 – ½ Lv
= (2+252,867) – (½ x 58)
= 1+223,867
STA b = STA DI2 – ¼ Lv
= (1+252,867) – (¼ x 58)
= 1+238,367
STA c = STA DI2
= (1+252,867)
STA d = STA DI2 + ¼ Lv
= (1+252,867) + (¼ x 58)
= 1+267,367
STA e = STA DI2 + ½ Lv
90
Perencanaan Jalan Lingkar Selatan Purworejo
= (1+252,867) + (½ x 58)
= 2+281,867
d. Perhitungan Elevasi
Elevasi A = Elevasi DI2 + ( ½Lv x g2 )
= 62,69+ (½ 58 x 0,029 %)
= 146,79 m
Elevasi B = Elevasi DI2 + ( ¼ Lv x g2) + y
= 62,69+ ( ¼ 58 x 0,029 %) + 0,000023
= 104,740023 m
Elevasi C = Elevasi DI2+ Ev
= 62,69 + 0,0032
= 62,6932 m
Elevasi D = Elevasi DI2 + ( ¼ Lv x g3) + y
= 62,69 + ( ¼ 58 x 0,007 %) + 0,000023
= 72,840023 m
Elevasi E = Elevasi DI2 + ( ½Lv x g3)
= 62,69 + ( ½ 58 x 0,007 %)
= 89,9 m
3. Lengkung Vertikal DVI3
Gambar 4.10 Lengkung PVI3
Sumber : Analisis Perhitungan Sendiri
Data – data :
Stationing DVI 3 = 3+352,595 m
Elevasi PVI 3 = 66,90 m
g3 = 0,007%
g4 = 0,000%
DLV3
DDV3
DTV3
91
Perencanaan Jalan Lingkar Selatan Purworejo
Vr = 70 km/jam
g3 = 0,007 %
g4 = 0,000 %
A = [g4 – g3]
= [0,000% - (0,007%)]
= 0,7 % (Lv cekung)
Jh = 0,694 × Vr + 0,004 ×(
)
= 0,694 × 70 + 0,004 × (
)
= 3968,58 m ~ 3969 m
a. Mencari panjang lengkung vertikal
1.) Berdasarkan syarat kenyamanan pengemudi
Lv = V × t
= 70 km/jam × 3 detik
= 58,33 m
2.) Berdasarkan syarat drainase
Lv = 40 × A
= 40 × 0,007%
= 0,28 m
3.) Berdasarkan syarat keluwesan bentuk
Lv = 0,6 × Vr
= 0,6 ×70 km/jam
= 42 m
4.) Berdasarkan pengurangan goncangan
Lv = Vr2 ×
= 70² ×
= 0,095 m
Diambil nilai Lv : 33,34 m ~ 40 m
b. Perhitungan Ev
Ev =
=
= 0,0005 m
92
Perencanaan Jalan Lingkar Selatan Purworejo
Y =
× x²
=
× 3²
= 0,000005 m
c. Perhitungan Stationing
STA a = STA DI3 – ½ Lv
= (3+352,595) – (½ x 58)
= 3+323,595
STA b = STA DI3– ¼ Lv
= (3+352,595) – (¼ x 58)
= 3+338,095
STA c = STA DI3
= (3+352,595)
STA d = STA PI3 + ¼ Lv
=(3+352,595)+ (¼ x 58)
= 3+367,095
STA e = STA PI3 + ½ Lv
= (3+352,595)+ (½ x 58)
= 3+381,595
d. Perhitungan Elevasi
Elevasi A = Elevasi DI3 + ( ½Lv x g3 )
= 66,90+ (½ 58 x 0,007 %)
= 87,2 m
Elevasi B = Elevasi DI3 + ( ¼ Lv x g3) + y
= 66,90+ ( ¼ 58 x 0,007 %) + 0,000005
= 77,050005 m
Elevasi C = Elevasi DI3+ Ev
= 66,90+ 0,0004
= 66,904 m
Elevasi D = Elevasi DI3 + ( ¼ Lv x g4) + y
= 66,90 + ( ¼ 58 x 0,000 %+ 0,000005
= 66,900005 m
Elevasi E = Elevasi DI3 + ( ½Lv x g4)
93
Perencanaan Jalan Lingkar Selatan Purworejo
= 66,90 + ( ½ 58 x 0,000 %)
= 66,90 m
Tabel 4.11. Hasil Perhitungan Alinemen Vertikal
DVI1 DVI2 DVI3
A(%) 0,025
(Lv cekung)
0,036
(Lv cekung)
0,7
(Lv cekung)
Lv (m) 58 58 58
Ev (m) 0,0018 0,0032 0,0005
Y (m) 0,000019 0,000023 0,000005
Sta (m)
a
b
c
d
e
1+097,957 1+112,457 1+126,957 1+141,457 1+155,957
2+223,867 2+238,367 2+252,867 2+267,367 2+281,867
3+323,595 3+338,095 3+352,595 3+367,095 3+381,595
Elevasi (m)
a
b
c
d
e
81,2 75,40002 69,6014
111,650019 153,7
146,79 104,740023
62,6923 72,840023
89,9
87,2 77,05005 66,904
66,90005 66,90
Sumber : Analisis Perhitungan Sendiri