Post on 14-Jul-2019
54
BAB IV
PAPARAN DATA DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
4.1 Paparan Data Hasil Penelitian
4.1.1 Profil Bank Persero BUMN
a. PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk merupakan salah satu
bank terbesar dan tertua di Indonesia yang berdiri sejak 16 Desember
1895. BRI menjadi Perseroan Terbuka pada 10 November 2003 dan
mancatatkan 30% sahamnya di Bursa Efek Jakarta, kini Bursa Efek
Indonesia (BEI), dengan kode saham BRI. Saat ini saham Perseroan
tergabung dalam indeks saham LQ45 dan termasuk salah satu saham
blue chip di BEI. BRI tumbuh pesat baik dari segi asset, jumlah kredit
yang dilkucurkan, dana pihak ketiga (DPK) yang berhasil dihimpun,
laba yang dihasilkan, dan kualitas asset yang terjaga. Sampai dengan
31 Desember 2009, BRI memiliki lebih dari 32 juta rekening yang
terdiri dari nasabah perorangan, pelaku usaha miko dan kecil,
perusahaan menengah dan besar, baik lembaga swasta maupun
pemerintahan. Pertumbuhan kredit mancapai 27,62% pada tahun
2009, sedangkan pertumbuhan DPK mancapai 26,12%. Hingga akhir
tahun 2009, BRI memiliki lebih dari 6.300 unit kerja yang terdiri dari
Kantor Wilayah, Kantor Cabang, Kantor Cabang Pembantu, Kantor
55
Kas, BRI Unit maupun Teras BRI. Selain memiliki jaringan kerja
yang luas BRI juga memberikan layanan BRI prioritas bagi nasabah
pilihan di beberapa Kantor Cabang. Sedangkan untuk mendekatkan
diri dengan nasabah, hingga 31 Desember 2009 BRI memiliki 3.778
Anjungan Tunai Mandiri (ATM), 60 Kiosk, 20 Cash Deposit Machine
(CDM), 6.398 Electronic Data Capture (EDC) dan terintegrasi ke
lebih dari 25.000 jaringan ATM link, ATM Bersama, dan ATM
Prima. Selain jaringan ATM, layanan elektronok BRI juga dilengkapi
oleh fasilitas phone banking 24-jam, SMS Banking dan Internet
Banking. Pada pemghujung 2009, Pemerintah Republik Indonesia
memiliki 56,77% saham dan sisanya dimiliki oleh masyarakat
pemodal. Nilai kapitalisasi pasar saham BRI pada akhir tahun 2009
mencapai Rp 94,37 triliun atau sekitar 4,82% dari total kapitalisasi
pasar Bursa Efek Indonesia.
b. PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk
PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk atau Bank BTN
didirikan pada 1897 dengan nama Postspaarbank. Pada 1950,
namanya berubah menjadi Bank Tabungan Pos, dan kemudian
berganti nama menjadi Bank Tabungan Negara pada 1963. Bank BTN
mencatat saham perdana pada 17 Desember 2009 di Bursa Efek
Indonesia.Dan menjadi bank pertama di Indonesia yang melakukan
sekuritisasi asset melalui pencatatan transaksi Kontrak Investasi
Kolektif Efek Beragun Aset (KIK-EBAI).
56
Sebagai Bank yang berfokus pada pembiayaan perumahan.Bank
BTN berkeinginan untuk membantu masyarakat Indonesia dalam
mewujudkan impian mereka untuk memiliki rumah idaman.Keinginan
ini ditunjukkan dengan konsistensi selama lebih dari enam decade.
Dalam menyediakan beragam produk dan layanan di bidang
perumahan terutama melalui Kredit Pemilikan Rumah (KPR), baik
KPR bersubsidi untuk segmen menengah kebawah maupun KPR Non
Subsidi untuk segmen menengah ke atas.
Bercita-cita menjadi the world class company dengan tujuan
member hasil terbaik kepada para pemangku kepentingan, Bank BTN
senantiasa konsisten dalam menekankan fokusnya sebagai pemimpin
pembiayaan perumahan. Saat ini, focus bisnis Bank BTN
dinonsentrasikan pada tiga sector, yakni KPR dan Perbankan
Konsumer, Perumahan dan Perbankan Komersial, serta Perbankan
Syari’ah. Setiap bidang menjalankan bisnis lewat pembiayaan,
pendanaan, serta jasa yang terkait dengan ruang lingkupnya.
c. PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNI) didirikan pada
tahun 1946 oleh Republik Indonesia. Saat ini BNI adalah Bank
terbesar ke-4 di Indonesia berdasarkan total asset, total kredit maupun
total dana pihak ketiga. Kapabilitas BNI untuk menyediakan layanan
jasa keuangan secara menyeluruh didukung oleh perusahaan anak di
bidang perbankan syari’ah (Bank BNI Syariah), pembiayaan (BNI
57
Multi Finance), pasar modal (BNI Securities), dan asuransi (BNI Life
Insurance).
Dengan total asset senilai Rp 299.1 triliun dan lebih dari 23.639
karyawan pada akhir tahun 2011, BNI mengoperasikan jaringan
pelayanan yang luas mancakup 1.364 Outlet domestic dan 5 cabang
luar negeri di New York, London, Tokyo, Hong Kong dan Singapura,
6.227 unit ATM milik sendiri, serta fasilitas internet banking dan SMS
banking yang memberikan kemudahan akses bagi nasabah.
d. PT Bank Mandiri (Persero) Tbk
Bank Mandiri didirikan pada tanggal 2 oktober 1998 sebagai
bagian dari program restrukturisasi perbankan yang dilaksanakan oleh
Pemerintah Indonesia.Pada bulan juli 1999. Empat Bank Milik
Pemerintah yaitu Bank Bumi Daya, Bank Dagang Negara, Bank
Ekspor Impor Indonesia dan Bank Pembangunan Indonesia,
digabungkan ke dalam Bank Mandiri. Keempat Bank tersebut telah
turut membentuk riwayat perkembangan perbankan di Indonesia
dimana sejarahnya berawal pada lebih dari 140 tahun yang lalu.pada
tanggal 14 Juli 2003 akhirnya Bank mandiri melaksanakan pencatatan
saham perdana dengan kode saham BMRI di Bursa Efek Jakarta dan
Bursa Efek Surabaya. Pada penawaran saham perdana tersebut, saham
Bank mandiri mengalami oversubscribed sebesar lebih dari 7 kali.
Proses diinvestasi saham pemerintah pada Bank Mandiri tersebut
didasarkan pada Peraturan pemerintah No.27 tahun 2003 tentang
58
penjualan saham Negara RI pada Bank Mandiri. Dalam peraturan
pemerintah tersebut dijelaskan bahwa penjualan saham Bank Mandiri
akan dilakukan melalui pasar modal dan atau kepada mitra strategi
dengan jumlah maksimal 3% dari jumlah saham yang telah
dikeluarkan dan disetor. Dengan kinerja yang semakin membaik dan
keberhasilan program transformasi bisnis dalam beberapa tahun
terakhir, Bank Mandiri bertekad mamasuki tahapan strategis yaitu
menjadi salah satu bank terkemuka di kawasan Regional Asia
Tenggara.
4.1.2 Analisis Cost Of Fund
Untuk mengetahui besarnya Cost Of Fund Giro, Tabungan, dan
Deposito masing-masing bank Persero BUMN, adalah sebagai berikut :
a. Analisis Cost Of Fund Giro
Biaya dana(cost of fund) giro adalah biaya dana yang harus
dikeluarkan oleh bank atas tiap rupiah dana yang dihimpunya dalam
bentuk giro. Giro merupakan sumber dana murah karena bunga yang
harus dikeluarkan oleh bank relative rendah kepada setiap nasabah
penyimpan dana berupa giro. Tingkat suku bunga giro itu lebih rendah
dibandingkan dengan tingkat suku bunga tabungan dan deposito.
Perkembangan dana giro selama 7 tahun yaitu tahun 2005-2011
pada Bank Persero BUMN dapat dilihat pada grafik berikut.
59
Grafik 4.1
Perkembangan Dana Giro Bank BUMN Persero Tahun 2005-2011
Sumber : Annual Report
Dilihat pada grafik 4.1 bahwa perkembangan dana giro selama
5 tahun terakhir mulai tahun 2005 sampai tahun 2011 mengalami
peningkatan. dari keempat bank, kontribusi dana giro tertinggi yaitu
pada bank Mandiri rata-rata 23,63% dan tertinggi kedua yaitu BRI rata-
rata 21,14%.
Sedangkan untuk menghitung biaya dana dari giro yang
dihimpun oleh perbankan persero terlebih dahulu harus dikurangi
dengan GWM (giro wajib minimum) yaitu jumlah dana minimum yang
wajib dipelihara oleh bank yang besarnya ditetapkan oleh bank
Indonesia sebesar presentase tertentu dari DPK. Berdasarkan peraturan
Bank Indonesia PBI No 13/10/PBI/2011 tentang Giro wajib minimum
dalam rupiah dan valuta asing adalah sebesar 8% dari DPK.
Dalam penelitian ini GWM (giro wajib minimum) yang menjadi
patokan adalah 8%.Dana bank dikurangi dengan GWM sebesar 8%
0
10000000
20000000
30000000
40000000
50000000
60000000
70000000
80000000
90000000
100000000
2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011
Tahun
BRI
BTN
BNI
Mandiri
60
disebut loanabel fund. Untuk mengetahui jumlah biaya dana giro yang
harus ditanggung oleh bank maka loanabel fund harus dikalikan dengan
tingkat suku bunga giro yang berlaku. Tingkat suku bunga giro yang
berlaku untuk masing-masing bank berbeda-beda. Berikut pemaparan
tingkat suku bunga giro pada Bank BUMN Persero tahun 2005-2011 :
Tabel 4.1
Tingkat Suku Bunga Giro
Tahun BRI BTN BNI MANDIRI
2005 2.30% 4.22% 3.07% 3.05%
2006 2.42% 3.82% 3.17% 3.26%
2007 2.62% 3.73% 3.00% 2.65%
2008 3.07% 3.22% 3.05% 2.85%
2009 3.88% 2.76% 3.42% 2.78%
2010 3.60% 3.04% 3.18% 2.89%
2011 3.61% 2.02% 3.32% 2.32%
Sumber : Bank Indonesia
Grafik 4.2
Tingkat Suku Bunga Giro
Berdasarkan data diatas maka hasil dari perhitungan cost of fund
Giro dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
0,00%
1,00%
2,00%
3,00%
4,00%
5,00%
2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011
Tingkat Suku Bunga Giro
BRI
BTN
BNI
MANDIRI
61
Tabel 4.2
Biaya Dana Giro Pada Bank Persero BUMN di Indonesia
Periode 2005-2011
Bank Tahun
Dana
Giro Komposisi
Tkt
Suku
Suku
Bunga Kontribusi
Dana (%)
Bunga
(%)
Efektif
(%)
Biaya Dana
(%)
2005 17,383,641 17.91% 2.30% 2.50% 0.45%
2006 27,864,092 22.39% 2.42% 2.63% 0.59%
2007 37,145,735 22.45% 2.62% 2.85% 0.64%
BRI 2008 39,912,228 19.81% 3.07% 3.34% 0.66%
2009 50,009,013 19.68% 3.88% 4.22% 0.83%
2010 77,051,519 23.44% 3.60% 3.91% 0.92%
2011 75,573,729 20.31% 3.61% 3.92% 0.80%
2005 1,244,080 6.39% 4.22% 4.59% 0.29%
2006 1,638,259 7.59% 3.82% 4.15% 0.31%
2007 2,245,192 9.28% 3.73% 4.05% 0.38%
BTN 2008 2,853,248 9.06% 3.22% 3.50% 0.32%
2009 7,364,281 18.31% 2.76% 3.00% 0.55%
2010 5,137,241 11.33% 3.04% 3.30% 0.37%
2011 13,070,124 22.29% 2.02% 2.20% 0.49%
2005 30,749,597 26.62% 3.07% 3.34% 0.89%
2006 36,050,997 26.46% 3.17% 3.45% 0.91%
2007 43,101,048 29.44% 3.00% 3.26% 0.96%
BNI 2008 42,175,269 25.82% 3.05% 3.32% 0.86%
2009 44,527,314 23.35% 3.42% 3.72% 0.87%
2010 48,421,894 25.42% 3.18% 3.46% 0.88%
2011 64,999,223 28.90% 3.32% 3.61% 1.04%
2005 45,016,132 22.62% 3.05% 3.32% 0.75%
2006 46,796,396 23.70% 3.26% 3.54% 0.84%
2007 64,909,506 27.53% 2.65% 2.88% 0.79%
MANDIRI 2008 66,907,749 24.46% 2.85% 3.10% 0.76%
2009 69,862,562 23.31% 2.78% 3.02% 0.70%
2010 64,519,886 19.39% 2.89% 3.14% 0.61%
2011 89,152,870 23.45% 2.32% 2.52% 0.59%
Sumber : Data Diolah Peneliti
62
Berdasarkan tabel 4.2 dari hasil perhitungan diatas jumlah cost of
fund giro terbanyak adalah ditanggung oleh BNI karena jumlah dana giro
yang dihimpun BNI lebih tinggi dengan tingkat suku bunga relatif tinggi
sehingga biaya dana yang dikeluarkan bank juga besar. Sedangkan Jumlah
cost of fund giro yang terendah ditanggung oleh BTN karena kontribusi
dana giro pada BTN sangat rendah dengan tingkat suku bunga rendah
sehingga biaya dana yang dikeluarkan untuk menghimpun dana giro juga
semakin rendah.
b. Analisis Cost OF Fund Tabungan
Perkembangan dana tabungan selama 7 tahun yaitu tahun 2005-
2011 pada Bank Persero BUMN dapat dilihat pada grafik berikut :
Grafik 4.3
Perkembangan Dana Tabungan Bank Persero BUMN Tahun 2005-2011
Sumber : Annual Report
Dapat dilihat pada grafik 4.3 bahwa perkembangan dana
Tabungan selama 7 tahun terakhir mulai tahun 2005 sampai tahun 2011
0
20000000
40000000
60000000
80000000
100000000
120000000
140000000
160000000
180000000
2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011
Tahun
BRI
BTN
BNI
Mandiri
63
mengalami peningkatan. Kontribusi dana tabungan terbesar adalah pada
Bank BRI.
Sedangkan untuk menghitung biaya dana dari tabungan yang
dihimpun oleh perbankan persero terlebih dahulu harus dikurangi
dengan GWM (giro wajib minimum) yaitu jumlah dana minimum yang
wajib di dipelihara oleh bank yang besarnya ditetapkan oleh bank
Indonesia sebesar presentase tertentu dari DPK. Berdasarkan peraturan
Bank Indonesia PBI No 13/10/PBI/2011 tentang Giro wajib minimum
dalam rupiah dan valuta asing adalah sebesar 8% dari DPK.
Dalam penelitian ini GWM (giro wajib minimum) yang menjadi
patokan adalah 8%.Dana bank dikurangi dengan GWM sebesar 8%
disebut loanabel fund. Untuk mengetahui jumlah biaya dana tabungan
yang harus ditanggung oleh bank maka loanabel fund harus dikalikan
dengan tingkat suku bunga tabungan yang berlaku. Tingkat suku bunga
tabungan yang berlaku untuk masing-masing bank berbeda-beda.
Berikut pemaparan tingkat suku bunga tabungan pada Bank BUMN
Persero tahun 2005-2011 :
Tabel 4.3
Tingkat Suku Bunga Tabungan
Tahun BRI BTN BNI MANDIRI
2005 4.00% 5.30% 4.35% 4.25%
2006 4.23% 5.49% 4.90% 4.53%
2007 4.35% 4.41% 3.53% 3.68%
2008 4.38% 4.36% 3.29% 3.12%
2009 4.68% 3.36% 3.02% 2.78%
2010 4.88% 3.68% 3.96% 2.39%
2011 5.00% 3.11% 3.75% 2.25%
Sumber : Bank Indonesia
64
Grafik 4.3
Tingkat Suku Bunga Tabungan
Berdasarkan data diatas maka hasil dari perhitungan cost of fund
tabungan dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 4.4
Biaya Dana Tabungan Pada Bank Persero BUMN di Indonesia
Periode 2005-2011
Bank Tahun
Dana
Tabungan Komposisi Tkt Suku
Suku
Bunga Kontribusi
Dana (%)
Bunga
(%)
Efektif
(%)
Biaya
Dana (%)
2005 49,372,027 50.88% 4.00% 4.35% 2.21%
2006 58,307,624 46.85% 4.23% 4.60% 2.15%
2007 72,268,811 43.67% 4.35% 4.73% 2.06%
BRI 2008 88,063,237 43.70% 4.38% 4.76% 2.08%
2009 104,118,731 40.96% 4.68% 5.09% 2.08%
2010 125,197,489 38.08% 4.88% 5.30% 2.02%
2011 152,474,078 40.98% 5.00% 5.43% 2.23%
2005 5,513,290 28.32% 5.30% 5.76% 1.63%
2006 6,056,996 28.05% 5.49% 5.97% 1.67%
2007 7,156,134 29.59% 4.41% 4.79% 1.42%
BTN 2008 7,375,199 23.41% 4.36% 4.74% 1.11%
2009 8,940,964 22.23% 3.36% 3.65% 0.81%
2010 10,677,073 23.55% 3.68% 4.00% 0.94%
2011 14,547,926 24.80% 3.11% 3.38% 0.84%
2005 36,459,308 31.56% 4.35% 4.73% 1.49%
2006 38,518,978 28.28% 4.90% 5.33% 1.51%
0,00%
2,00%
4,00%
6,00%
2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011
Tingkat Suku Bunga Tabungan
BRI
BTN
BNI
MANDIRI
65
2007 48,148,282 32.88% 3.53% 3.84% 1.26%
BNI 2008 52,361,079 32.06% 3.29% 3.58% 1.15%
2009 58,788,764 30.82% 3.02% 3.28% 1.01%
2010 64,235,149 33.73% 3.96% 4.30% 1.45%
2011 78,932,446 35.10% 3.75% 4.08% 1.43%
2005 45,016,132 22.69% 4.25% 4.62% 1.05%
2006 46,796,396 29.18% 4.53% 4.92% 1.44%
2007 64,909,506 34.58% 3.68% 4.00% 1.38%
MANDIRI 2008 66,907,749 32.76% 3.12% 3.39% 1.11%
2009 69,862,562 35.52% 2.78% 3.02% 1.07%
2010 64,519,886 37.12% 2.39% 2.60% 0.96%
2011 89,152,870 39.21% 2.25% 2.45% 0.96%
Sumber : Data Diolah Peneliti
Hasil perhitungan cost of fund tabungan dapat dilihat pada tabel
4.4, cost of fund tabungan terbesar ditanggung oleh BRI karena BRI
memiliki kontribusi dana tabungan besar dengan tingkat bunga tabungan
yang relatif tinggi dibandingkan bank persero lainnya sehingga biaya
dana yang dikeluarkan untuk menghimpun dana tabungan semakin
tinggi. Sedangkan cost of fund terendah ditanggung oleh bank BTN
karena BTN memiliki kontribusi dana tabungan yang sangat rendah
dibandingkan bank persero lainnya dengan tingkat suku bunga tabungan
yang relative rendah sehingga biaya dana yang dikeluarkan bank untuk
menghimpun dana tabungan semakin rendah. Mengingat bahwa bunga
giro dan bunga tabungan lebih murah dibandingkan dengan bunga
deposito.
c. Analisis Cost Of Fund Deposito
Biaya dana (cost of fund) deposito adalah biaya dana yang harus
dikeluarkan oleh bank atas tiap rupiah dana yang dihimpunya dalam
66
bentuk deposito. Tingkat suku bunga deposito itu lebih besar
dibandingkan tingkat suku bunga giro dan tabungan.
Adapun perkembangan deposito dalam 5 tahun terakhir yaitu tahun
2005-2011 pada Perbankan Persero BUMN di Indonesia, dapat dilihat
pada grafik berikut ini :
Grafik 4.4
Perkembangan Dana Deposito Bank Persero BUMN Tahun 2005-2011
Sumber : Annual Report
Dapat dilihat pada grafik 4.4 bahwa perkembangan dana
Deposito selama 5 tahun terakhir mulai tahun 2005 sampai tahun 2011
mengalami peningkatan. Kontribusi dana deposito tertinggi pada bank
Mandiri.
Sedangkan untuk menghitung biaya dana dari Deposito yang
dihimpun oleh perbankan persero terlebih dahulu harus dikurangi
dengan GWM (giro wajib minimum) yaitu jumlah dana minimum yang
wajib di dipelihara oleh bank yang besarnya ditetapkan oleh bank
0
20000000
40000000
60000000
80000000
100000000
120000000
140000000
160000000
2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011
Tahun
BRI
BTN
BNI
Mandiri
67
Indonesia sebesar presentase tertentu dari DPK. Berdasarkan peraturan
Bank Indonesia PBI No 13/10/PBI/2011 tentang Giro wajib minimum
dalam rupiah dan valuta asing adalah sebesar 8% dari DPK.
Dalam penelitian ini GWM (giro wajib minimum) yang menjadi
patokan adalah 8%.Dana bank dikurangi dengan GWM sebesar 8%
disebut loanabel fund. Untuk mengetahui jumlah biaya dana deposito
yang harus ditanggung oleh bank maka loanabel fund harus dikalikan
dengan tingkat suku bunga deposito yang berlaku. Tingkat suku bunga
deposito yang berlaku untuk masing-masing bank berbeda-beda.
Berikut pemaparan tingkat suku bunga deposito pada Bank BUMN
Persero tahun 2005-2011 :
Tabel 4.5
Tingkat Suku Bunga Deposito
Tahun BRI BTN BNI MANDIRI
2005 8.20% 7.53% 7.89% 8.73%
2006 8.41% 9.61% 8.73% 9.67%
2007 8.17% 7.07% 7.51% 7.39%
2008 8.29% 6.68% 7.47% 7.56%
2009 9.71% 6.81% 7.26% 8.36%
2010 7.00% 6.58% 6.46% 6.47%
2011 6.87% 6.17% 7.05% 6.37%
Sumber : Bank Indonesia
68
Grafik 4.5
Tingkat Suku Bunga Deposito
Berdasarkan data diatas maka hasil dari perhitungan cost of fund
deposito dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 4.6
Biaya Dana Deposito Pada Bank Persero BUMN di Indonesia
Periode 2005-2011
Bank Tahun
Dana
Deposito Komposisi Tkt Suku
Suku
Bunga Kontribusi
Dana (%)
Bunga
(%) Efektif (%)
Biaya Dana
(%)
2005 30,289,801 31.21% 8.20% 8.91% 2.78%
2006 38,294,731 30.77% 8.41% 9.14% 2.81%
2007 56,060,710 33.88% 8.17% 8.88% 3.01%
BRI 2008 73,519,757 36.49% 8.29% 9.01% 3.29%
2009 100,040,869 39.36% 9.71% 10.55% 4.15%
2010 126,529,810 38.48% 7.00% 7.61% 2.93%
2011 144,035,929 38.71% 6.87% 7.47% 2.89%
2005 12,711,411 65.29% 7.53% 8.18% 5.34%
2006 13,899,957 64.37% 9.61% 10.45% 6.72%
2007 14,785,769 61.13% 7.07% 7.68% 4.70%
BTN 2008 21,278,993 67.54% 6.68% 7.26% 4.90%
2009 23,910,826 59.46% 6.81% 7.40% 4.40%
2010 29,518,336 65.11% 6.58% 7.15% 4.66%
2011 31,031,554 52.91% 6.17% 6.71% 3.55%
2005 48,315,968 41.82% 7.89% 8.58% 3.59%
0,00%
2,00%
4,00%
6,00%
8,00%
10,00%
12,00%
2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011
Tingkat Suku Bunga Deposito
BRI
BTN
BNI
MANDIRI
69
2006 61,658,900 45.26% 8.73% 9.49% 4.29%
2007 55,174,916 37.68% 7.51% 8.16% 3.08%
BNI 2008 68,789,053 42.12% 7.47% 8.12% 3.42%
2009 87,418,637 45.83% 7.26% 7.89% 3.62%
2010 77,798,079 40.85% 6.46% 7.02% 2.87%
2011 80,970,305 36.00% 7.05% 7.66% 2.76%
2005 108,856,263 54.69% 8.73% 9.49% 5.19%
2006 93,028,263 47.12% 9.67% 10.51% 4.95%
2007 89,358,187 37.90% 7.39% 8.03% 3.04%
MANDIRI 2008 117,047,354 42.79% 7.56% 8.22% 3.52%
2009 123,409,519 41.17% 8.36% 9.09% 3.74%
2010 144,710,102 43.49% 6.47% 7.03% 3.06%
2011 141,994,836 37.34% 6.37% 6.92% 2.59%
Sumber : Data Diolah Peneliti
Berdasarkan tabel 4.6, biaya dana deposito terbesar ditanggung
oleh BRI karena BRI memiliki kontribusi dana lebih tinggi dengan
tingkat bunga deposito yang relatif tinggi sehingga BRI mengeluarkan
biaya dana tinggi untuk menghimpun dana deposito. Sedangkan biaya
dana terendah ditanggung oleh BTN karena BTN memiliki kontribusi
dana yang relative rendah dengan tingkat suku bunga deposito yang
relative tinggi sehingga biaya dana yang dikeluarkan bank terhadap
nasabah lebih rendah. Mengingat bahwa tingkat suku bunga deposito
itu lebih besar dibandingkan dengan tingkat suku bunga giro dan
tabungan.
70
4.1.3 Analisis Rentabilitas
a. Return On Asset (ROA)
Tabel 4.7
Tingkat ROA Bank Persero BUMN
Periode 2005-2011
Bank Tahun EBT Total Asset ROA
2005 3,808,587 122,775,579 3.10%
2006 4,257,572 154,725,486 2.75%
2007 4,838,001 203,734,938 2.37%
BRI 2008 5,958,368 246,076,896 2.42%
2009 7,308,292 316,947,029 2.31%
2010 11,472,385 404,285,602 2.84%
2011 15,087,996 469,899,284 3.21%
2005 436,698 29,083,149 1.50%
2006 364,674 32,575,797 1.12%
2007 402,020 36,693,247 1.10%
BTN 2008 430,474 44,992,171 0.96%
2009 490,453 58,447,667 0.84%
2010 915,938 68,385,539 1.34%
2011 1,118,661 89,121,459 1.26%
2005 1,414,739 147,812,206 0.96%
2006 1,925,830 169,415,573 1.14%
2007 897,928 183,341,611 0.49%
BNI 2008 1,222,485 200,390,507 0.61%
2009 2,483,995 227,496,967 1.09%
2010 4,103,198 248,580,529 1.65%
2011 5,808,218 299,058,161 1.94%
2005 603,369 254,289,279 0.24%
2006 2,421,405 256,211,217 0.95%
2007 4,346,224 303,435,870 1.43%
MANDIRI 2008 5,315,316 358,438,678 1.48%
2009 7,198,488 394,616,604 1.82%
2010 9,369,226 449,774,551 2.08%
2011 12,695,885 551,891,704 2.30%
Sumber : Data Diolah Peneliti
Berdasarkan tabel 4.7 tingkat return on asset tertinggi tiap tahunnya
diperoleh oleh bank BRI presentase ROA tertinggi sebesar 3.21 % pada
71
tahun 2011 sementara nilai ROA terendah diperoleh bank MANDIRI
dengan presentase terendah sebesar 0.24 % pada tahun 2005.
b. Income to Cash Operating Ratio (ICR)
Tabel 4.8
Tingkat ICR Bank Persero BUMN
Periode 2005-2011
Bank Tahun B. Operasional Pdpt.Operasional ICR
2005 7,448,418 5,312,309 140.21%
2006 7,646,050 5,784,619 132.18%
2007 9,019,611 7,556,003 119.37%
BRI 2008 10,996,546 8,346,113 131.76%
2009 11,959,515 8,560,659 139.70%
2010 16,113,692 14,402,001 111.89%
2011 17,085,627 17,584,230 97.16%
2005 1,055,580 452,306 233.38%
2006 1,176,085 538,984 218.20%
BTN 2007 1,342,466 590,831 227.22%
2008 1,502,590 669,825 224.33%
2009 1,763,409 739,438 238.48%
2010 2,247,211 1,263,717 177.83%
2011 2,720,117 1,525,749 178.28%
2005 6,974,531 2,265,620 307.84%
2006 6,258,208 2,660,845 235.20%
BNI 2007 7,625,927 1,267,648 601.58%
2008 6,334,612 1,892,014 334.81%
2009 7,991,230 3,386,114 236.00%
2010 9,643,357 5,509,018 175.05%
2011 11,134,002 7,242,583 153.73%
2005 6,346,480 1,109,162 572.19%
2006 6,243,454 2,736,300 228.17%
MANDIRI 2007 7,033,597 6,175,711 113.89%
2008 8,894,781 7,910,442 112.44%
2009 10,009,867 10,434,478 95.93%
2010 12,074,973 13,742,020 87.87%
2011 16,312,021 16,348,933 99.77%
Sumber : Data Diolah Peneliti
72
Berdasarkan tabel 4.8 tingkat income to cash ratio tertinggi tiap
tahunnya diperoleh oleh bank BNI presentase ICR tertinggi sebesar
601.58 % pada tahun 2007 sementara nilai ICR terendah diperoleh bank
MANDIRI dengan presentase terendah sebesar 87.87 % pada tahun 2010.
c. Net Present Margin (NPM)
Tabel 4.9
Tingkat NPM Bank Persero BUMN
Periode 2005-2011
Bank Tahun EBT Pdpt.Operasional NPM
2005 3,808,587 5,312,309 71.69%
2006 4,257,572 5,784,619 73.60%
2007 4,838,001 7,556,003 64.03%
BRI 2008 5,958,368 8,346,113 71.39%
2009 7,308,292 8,560,659 85.37%
2010 11,472,385 14,402,001 79.66%
2011 15,087,996 17,584,230 85.80%
2005 436,698 449,014 97.26%
2006 364,674 538,984 67.66%
2007 402,020 590,831 68.04%
BTN 2008 430,474 669,825 64.27%
2009 490,453 739,438 66.33%
2010 915,938 1,263,717 72.48%
2011 1,118,661 1,525,749 73.32%
2005 1,414,739 2,265,531 62.45%
2006 1,925,830 2,660,845 72.38%
2007 897,928 1,267,648 70.83%
BNI 2008 1,222,485 1,892,014 64.61%
2009 2,483,995 3,386,114 73.36%
2010 4,103,198 5,509,018 74.48%
2011 5,808,218 7,242,583 80.20%
2005 603,369 1,109,162 54.40%
2006 2,421,405 2,736,300 88.49%
2007 4,346,224 6,175,711 70.38%
MANDIRI 2008 5,315,316 7,910,442 67.19%
2009 7,198,488 10,434,478 68.99%
73
2010 9,369,226 13,742,020 68.18%
2011 12,695,885 16,348,933 77.66%
Sumber : Data Dioleh Peneliti
Berdasarkan tabel 4.9 tingkat Net Profit Margin tertinggi tiap
tahunnya diperoleh oleh bank BTN presentase NPM tertinggi sebesar
97.26 % pada tahun 2005 sementara nilai NPM terendah diperoleh bank
MANDIRI dengan presentase terendah sebesar 54.40 % pada tahun 2005.
4.1.4Analisis Asumsi Klasik
Untuk mengetahui hubungan antar variable bebas yang digunakan
dalam penelitian, langkah yang harus dilakukan adalah menguji data-data
penelitian dengan pengujian terhadap asumsi klasik keseluruhan, penguji ini
akan menyimpulkan apakah antar variable bebas memiliki korelasi atau tidak
dengan sesama variabel bebas. Penguji asumsi klasik yang digunakan dalam
penelitian ini terdiri dari uji normalitas, uji multikolinearitas, uji
heteroskedastisitas dan uji linieritas
a. Deteksi Multikolinieritas
Tabel 4.10
Hasil Uji Multikolinieritas untuk Variabel Y1 (ROA)
Untuk Variabel Y1 (ROA)
Variabel Bebas Tolerance VIF Keterangan
X1 0.746 1.341 < 10 Tidak terkena Multikolinieritas
X2 0.972 1.029 < 10 Tidak terkena Multikolinieritas
X3 0.730 1.369 < 10 Tidak terkena Multikolinieritas
74
Tabel 4.11
Hasil Uji Multikolinieritas untuk Variabel Y2 (ICR)
Untuk Variabel Y2(ICR)
Variabel Bebas Tolerance VIF Keterangan
X1 0.746 1.341 < 10 Tidak terkena Multikolinieritas
X2 0.972 1.029 < 10 Tidak terkena Multikolinieritas
X3 0.730 1.369 < 10 Tidak terkena Multikolinieritas
Tabel 4.12
Hasil Uji Multikolinieritas untuk Variabel Y3 (NPM)
Untuk Variabel Y3(NPM)
Variabel Bebas Tolerance VIF Keterangan
X1 0.746 1.341 < 10 Tidak terkena Multikolinieritas
X2 0.972 1.029 < 10 Tidak terkena Multikolinieritas
X3 0.730 1.369 < 10 Tidak terkena Multikolinieritas
b. Deteksi Homokedastisitas
Tabel 4.13
Hasil Uji Heteroskedastisitas
Variabel bebas R Sig. Keterangan
COF Giro (X1) 0.268 0.168 Homokedastisitas
COF Tabungan (X2) 0.001 0.996 Homokedastisitas
COF Deposito (X3) -0.321 0.095 Homokedastisitas
75
c. Deteksi Normalitas
Tabel 4.14
Hasil Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardize
d Residual
N 28
Normal Parameters(a,b) Mean .0000000
Std. Deviation .39672607
Most Extreme
Differences
Absolute .089
Positive .086
Negative -.089
Kolmogorov-Smirnov Z .470
Asymp. Sig. (2-tailed) .980
a Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Berdasarkan data output SPSS diatas diperoleh nilai signifikansi
sebesar 0,980 > 0,05. Dengan demikian asumsi normalitas terpenuhi.
d. Deteksi Linieritas
Tabel 4.15
Hasil Uji Linieritas untuk Variabel X1 (COF Giro)
Untuk Variabel Independen X1(COF Giro)
Variabel Bebas R2 Signifikansi Keterangan
Y1 0.000 0.940 > 0.05 Tidak linier
Y2 0.032 0.365 > 0.05 Tidak Linier
Y3 0.002 0.807 > 0.05 Tidak Linier
76
Tabel 4.16
Hasil Uji Linieritas untuk Variabel X2 (COF Tabungan)
Untuk Variabel Independen X2(COF Tabungan)
Variabel Bebas R2 Signifikansi Keterangan
Y1 0.433 0.000 < 0.05 Linier
Y2 0.068 0.179 > 0.05 Tidak linier
Y3 0.105 0.093 > 0.05 Tidak liniaer
Tabel 4.17
Hasil Uji Linieritas untuk Variabel X3 (COF Deposito)
Untuk Variabel Independen X3(COF Deposito)
Variabel Bebas R2 Signifikansi Keterangan
Y1 0.310 0.002 < 0.05 Linier
Y2 0.105 0.093 > 0.05 Tidak linier
Y3 0.002 0.844 > 0.05 Tidak linier
4.1.5 Analisis Korelasi Kanonikal
Banyaknya fungsi kanonikal yang terbentuk mengikuti minimal
banyak variabel dalam setiap variat. Langkah pertama analisis korelasi
kanonikal adalah mendapatkan satu atau lebih fungsi kanonikal adalah
mendapatkan satu atau lebih fungsi kanonikal. Setiap fungsi kanonikal terdiri
dari sepasang variate, yang satu menggambarkan variabel independen dan
lainnya menggambarkan variabel dependen. Jumlah maksimum fungsi
kanonikal (variate) yang dapat diturunkan dari suatu set variabel sama dengan
jumlah variabel dalam data set terkecil, independen atau dependen. Sebagai
missal dalam penelitian melibatkan lima variabel independen dan tiga
variabel dependen, maka jumlah maksimum fungsi kanonikal adalah tiga.
Dalam penelitian ini, variat kelompok pertama terdiri dari tiga
variabel independen yaitu cost of fund giro, cost of fund tabungan dan cost of
77
fund deposito sedangkan kelompok kedua terdiri dari tiga variabel dependen
yaitu ROA, ICR dan NPM, maka akan terbentuk 3 fungsi kanonikal. Fokus
analisis korelasi kanonikal terletak pada korelasi antara kombinasi linier satu
set variabel dengan kombinasi linier set variabel yang lain. Langkah pertama
adalah mencari kombinasi linier dengan nilai korelasi terbesar diantara semua
pasangan lain yang tidak berkorelasi. Proses terjadinya secara berulang,
hingga korelasi maksimum teridentifikasi. Pasangan kombinasi linier disebut
sebagai variat kanonikal sedangkan hubungan diantara pasangan tersebut
disebut korelasi kanonikal.
Seperti dalam teknik statistic lainnya, maka fungsi kanonikal yang
akan dianalisis adalah fungsi yang memberikan koefisien korelasi kanonikal
yang signifikan secara statistic. Jika fungsi kanonikal lainnya tidak signifikan,
maka hubungan antara variabel tidak akan diinterpretasikan. Fungsi kanonikal
mana yang akan diinterpretasikan dilihat dari tiga kreteria : (1) tingkat
signifikansi dari fungsi kanonikal, (2) besaran nilai korelasi kanonikal dan (3)
redundancy ukuran untuk prosentase variance yang dijelaskan oleh dua data
set.
Jenis data dalam variat kanonikal yang digunakan dalam analisis
kanonikal dapat bersifat metric maupun nonmetrik. Bentuk umum fungsi
kanonikal adalah sebagai berikut :
Y1 + Y2 + Y3 + ….+ Yq = X1 + X2 + X3 +….+ Xp
Dari persamaan korelasi kanonikal diatas maka hasil perhitungan
(output SPSS) adalah sebagai berikut :
78
a. Pengujian Secara Individual
Tabel 4.18
Eigenvalues and Canonical Correlations
Root No. Eigenvalue Pct. Cum. Pct. Canon Cor. Sq. Cor
1 4.373 94.989 94.989 .902 .814
2 .218 4.726 99.715 .423 .179
3 .013 .285 100.000 .114 .013
- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
Dimension Reduction Analysis
Roots Wilks L. F Hypoth. DF Error DF Sig. of F
1 TO 3 .15089 7.01052 9.00 53.69 .000
2 TO 3 .81067 1.27249 4.00 46.00 .295
3 TO 3 .98703 .31526 1.00 24.00 .580
- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
Pada tabel 4.18 terbentuk tiga fungsi kanonikal dapat dilihat pada
bagian root no dengan angka kanonikal (canon cor) untuk fungsi 1 korelasi
kanonik 0,902 dengan signifikansi 0,000, fungsi 2 korelasi kanonik 0,423
dengan signifikansi 0,295, dan fungsi 3 korelasi kanonik 0,114 dengan
signifikansi 0,580. Dari hasil tersebut terlihat fungsi 1 < 0,05 signifikan
secara individual. Sedangkan fungsi 2 dan 3 > 0,05 maka tidak signifikansi
secara individual. Oleh karena itu fungsi 1 dapat diproses lebih lanjut.
Sedangkan fungsi 2 dan fungsi 3 secara individual tidak dapat diproses lebih
lanjut.
79
b. Pengujian Secara Kelompok
Perhitungan secara bersama-sama tampak pada tabel 4.20 dibawah ini :
Tabel 4.19
Hasil perhitungan secara bersama-sama dengan empat prosedur
Multivariate Tests of Significance (S = 3, M = -1/2, N = 10 )
EFFECT .. WITHIN CELLS Regression
Test Name Value Approx. F Hypoth. DF Error DF Sig. of F
Pillais 1.00552 4.03318 9.00 72.00 .000
Hotellings 4.60327 10.57047 9.00 62.00 .000
Wilks .15089 7.01052 9.00 53.69 .000
Roys .81387
- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
Dengan menggunakan empat prosedur dari Pillais, Hotellings,
Wilks, dan Roys, semuanya signifikan karena 0,000 < 0,05. Berdasarkan
nilai kekuatan korelasi dapat digunakan fungsi 1 karena memiliki nilai
korelasi paling tinggi yaitu sebesar 0,902 dan signifikansi < 0,05 sehingga
diutamakan dalam pembahasan penelitian.
c. Interpretasi konanikal variates
Analisis ini merupakan kelanjutan dari pengujian sebelumnya yang
menetapkan kanonik fungi 1, oleh karena itu dalam analisis ini hanya
memperhatikan kanonikal fungsi 1. Dalam penelitian ini ada dua kanonik
variates yaitu dependen kanonik variates yang berisi ROA, ICR dan NPM
sedangkan kanonik independen variates yang berisi cost of fund giro, cost of
fund tabungan dan cost of fund deposito. Analisis ini berfungsi untuk
mengetahui apakah semua variabel independen variates berhubungan
dengan dependen variates, yang diukur dengan besaran korelasi masing-
80
masing independen variabel dengan variatnya. Pengukuran dilakukan
dengan dua cara yaitu kanonikal Weights dan kanonikal loadings.
1) Konanikal Weights
Variabel yang memiliki nilai weights lebih besar artinya memiliki
kontribusi lebih besar pada variate dan sebaliknya. Variabel yang memiliki
tanda yang sama pada weights maka memiliki hubungan yang sama
sedangkan variabel yang memiliki tanda yang berbeda maka memiliki
hubungan yang berlawanan.
Table 4.20
Hasil perhitungan kanonikal weights untuk dependen variat
Standardized canonical coefficients for DEPENDENT variables
Function No.
Variable 1 2 3
y1 1.270 .476 .675
y2 .346 1.185 .809
y3 -.134 .706 -.826
- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
Pada tabel 4.20. canonical weight untuk dependent variate, angka
weight lebih dari 0,5 (batas kekuatan korelasi) pada fungsi 1 dimiliki oleh
Y1 ROA (1,270), fungsi 2 dimiliki oleh Y2 ICR (1,185) dan Y3 NPM
(0,706) sedangkan fungsi ke 3 dimiliki oleh ketiga variabel dependen Y1
ROA (0,675), Y2 ICR (0,809), dan Y3 NPM ( -0,826).
81
Dengan memperhatikan fungsi 1, terlihat deretan angka korelasi
antara masing-masing variabelnya dengan variatnya. untuk variabel
dependen ada satu angka korelasi yang tinggi yaitu Y1 ROA (1,270).
Tabel 4.21
Hasil perhitungan kanonikal weights untuk independen variat
Standardized canonical coefficients for COVARIATES
CAN. VAR.
COVARIATE 1 2 3
x1 -.391 .898 .618
x2 .688 .600 -.443
x3 -.735 .768 -.489
- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
Pada tabel 4.21. canonical weight untuk independent variate, angka
weight lebih dari 0,5 (batas kekuatan korelasi) pada fungsi 1 dimiliki oleh
X2 cost of fund tabungan (0,688), X3 cost of fund deposito (-0,735). Pada
fungsi 2 dimiliki oleh ketiga variabel independen X1 cost of fund giro (
0,898), X2 cost of fund tabungan (0,600) dan X3 cost of fund deposito
(0,768) sedangkan pada fungsi ke 3 dimiliki oleh X1 cost of fund giro
(0,618).
Dengan memperhatikan fungsi 1, terlihat deretan angka korelasi
antara masing-masing variabelnya dengan variatnya. untuk variabel
independen ada satu angka korelasi yang tinggi yaitu X3 cost of fund
deposito (-0.735). Selain dengan kanonikal weight, interpretasi dilakukan
dengan melihat besaran kanonikal loadings.
82
2) Konanikal Loadings
Tabel 4.22
Hasil perhitungan kanonikal loading untuk dependen variat
Correlations between DEPENDENT and canonical variables
Function No.
Variable 1 2 3
y1 .962 -.110 -.250
y2 -.540 .594 .596
y3 .258 .492 -.831
- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
Tabel 4.23
Hasil perhitungan kanonikal loading untuk independen variat
Correlations between COVARIATES and canonical variables
CAN. VAR.
Covariate 1 2 3
x1 .040 .563 .825
x2 .777 .549 -.307
x3 -.654 .214 -.725
- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
Pada tabel 4.22 dengan batas kekuatan korelasi 0,5 maka kanonikal
loading untuk dependent variate, angka canonical loading lebih dari 0,5
pada fungsi 1 dimiliki oleh Y1 ROA (0,962), Y2 ICR (-0,540). Pada
fungsi ke 2 angka canonical loading lebih dari 0,5 yaitu Y2 ICR (0,594)
sedangkan angka canonical loading lebih dari 0,5 pada fungsi ke 3 dimiliki
oleh Y2 ICR (0,596) dan Y3 NPM (-0,831).
Pada tabel 4.23 dengan batas kekuatan korelasi 0,5 maka kanonikal
loading untuk independent variate, angka canonical loading lebih dari 0,5
83
pada fungsi 1 dimiliki oleh X2 cost of fund tabungan (0,777), X3 cost of
fund deposito (-0,654). Pada fungsi ke 2 angka canonical loading lebih
dari 0,5 dimiliki oleh X1 cost of fund giro (0,563), X2 cost of fund
tabungan (0,549) sedangkan angka canonical loading lebih dari 0,5 pada
fungsi ke 3 dimiliki oleh X1 cost of fund giro (0,825) dan X3 cost of fund
deposito (-0,725).
Hasil perhitungan canonical loading dengan hanya melihat fungsi 1
maka terlihat deretan angka korelasi loading masing-masing variabel
dengan variabel variatnya. Untuk dependen variabel, ada satu angka
kanonikal loading yang tinggi yaitu 0,962 (ROA). Sedangkan pada
variabel independen ada satu kanonikal loading yang tinggi yaitu X3 0,777
(cost of fund tabungan).
4.2 Pembahasan Hasil Penelitian
4.2.1 Pengaruh secara parsial Cost Of Fund terhadap Rentabilitas
Berdasarkan hasil pengolahan data secara parsial tidak semua variabel
cost of fund giro, cost of fund tabungan, cost of fund deposito berpengaruhi
terhadap rentabilitas ROA, ICR dan NPM. Dari ke tiga variabel dependen
maka ada satu yang memiliki hubungan signifikan yaitu ROA dan ada yang
menunjukkan hubungan berlawanan pada rentabilitas ROA dengan cost of
fund deposito, artinya semakin rendah biaya dana deposito maka semakin
tinggi ROA yang dicapai bank.
Beberapa teori yang telah dikemukaan pada kajian teori bahwa menurut
pendapat Ismail “apabila bank memiliki dana deposito yang paling banyak,
84
dan bunga deposito merupakan bunga yang paling tinggi dibandingkan bunga
giro dan tabungan, maka bank juga akan menetapkan bunga yang lebih besar
sehingga berpengaruh pada tingkat kemampuan bank dalam memperoleh
keuntungan.”.Mengingat bahwa ROA (return on asset) merupakan
kemampuan manajemen bank dalam memperoleh keuntungan (laba).
4.2.2 Pengaruh secara simultan Cost Of Fund terhadap Rentabilitas
Berdasarkan hasil pengolahan data secara bersama-sama ternyata
menunjukkan hasil ada hubungan yang signifikan antara cost of fund giro,
cost of fund tabungan, dan cost of fund deposito dengan rentabilitas ROA,
ICR dan NPM.
Apabila diperhatikan hubungan kelompok antara variabel independen
dengan kelompok variabel dependen menunjukkan adanya keterkaitan yang
dapat dibuktikan melalui perhitungan empat prosedur dari Pillais, Hotellings,
Wilks, dan Roys, diperoleh angka singnifikansi 0,000 < 0,05. Berdasarkan
hasil Penelitian terdahulu Hardiansyah Pahlawan menggunakan analisis
regresi berganda dengan hasil bahwa seluruh variabel independen cost of fund
giro, cost of fund tabungan, cost of fund deposito secara simultan memiliki
pengaruh yang kuat terhadap perubahan Rentabilitas ROA.
4.2.3 Variabel yang paling dominan mempengaruhi rentabilitas
Dengan hanya melihat fungsi ke 1. Berdasarkan hasil pengolahan data
dengan canonical weight dan canonical loading, maka ditemukan angka
weight terbesar pada fungsi ke 1 variabel independen ada satu angka korelasi
85
yang tinggi yaitu X3 cost of fund deposito (-0.735) dengan dependen korelasi
tertinggi yaitu Y1 ROA (1,270). Tanda yang berlawanan pada variabel cost of
fund deposito dengan variabel ROA menunjukkan hubungan yang
berlawanan, dalam arti semakin rendah kontribusi cost of fund deposito maka
semakin tinggi nilai ROA, mengingat bahwa deposito memiliki bunga yang
paling besar dibandingkan giro dan tabungan.
Sedangkan pada canonical loading untuk variabel independen ada satu
angka canonical loading yang tinggi yaitu X3 cost of fund tabungan (0,777)
dengan dependen angka canonical loading tertinggi yaitu Y1 ROA (0,962).
Tanda positif pada variabel cost of fund tabungan berarti semakin tinggi biaya
dana (COF) tabungan maka semakin tinggi ROA. Dibuktikan dengan angka
canonical loading lebih dari 0.5 (batas kekuatan korelasi) pada fungsi 1
dimiliki oleh X2 (Cost Of Fund Tabungan) sebesar 0.777.