Post on 30-Mar-2019
52
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Pelaksanaan Tindakan
Pada bab ini akan menguraikan tiga sub judul yaitu deskripsi prasiklus,
deskripsi siklus I, dan deskripsi siklus II. Deskripsi Prasiklus membahas mengenai
kondisi awal peserta didik termasuk di dalamnya minat belajar dan hasil belajar
pembelajaran matematika sebelum dilaksanakannya tindakan penelitian.
Selanjutnya pada deskripsi siklus I menjelaskan tentang pelaksanaan tindakan
penelitian siklus I meliputi tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, kegiatan
observasi, dan kegiatan refleksi dari pelaksanaan tindakan siklus I dengan
menggunakan pendekatan Realistic Mathematic Education. Selanjutnya pada
bagian deskripsi siklus II menguraikan tentang tahap perencanaan, tahap
pelaksanaan, kegiatan observasi, dan kegiatan refleksi dari pelaksanaan tindakan
siklus II dengan menggunakan pendekatan Realistic Mathematic Education.
4.1.1. Deskripsi Prasiklus
Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Tlogo Kecamatan Tuntang
Kabupaten Semarang pada semester II tahun pelajaran 2015/2016. Subjek
penelitian ini adalah peserta didik kelas III B dengan jumlah 21 peserta didik pada
pembelajaran matematika dengan standar kompetensi 5. menghitung keliling dan
luas persegi dan persegi panjang, serta penggunaannya dalam pemecahan masalah
dan kompetensi dasar 5.1 menghitung keliling persegi dan persegi panjang dan
5.2 menghitung luas persegi dan persegi panjang. Mata pelajaran matematika
diampu oleh wali kelas III B yaitu Ibu Enix Haryadi, S.Pd. Beliau mengampu
semua mata pelajaran di kelas III B kecuali mata pelajaran muatan lokal yang
diajarkan oleh guru lain, antara lain bahasa inggris, olahraga, dan agama. Ibu Enix
merupakan Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar, beliau menempuh
pendidikan sebagai seorang guru SD sehingga dalam hal kinerjanya sebagai
seorang guru beliau cukup berkompeten dalam bidangnya tersebut.
53
Sebelum dilaksanakannya tindakan penelitian, terlebih dahulu peneliti
melakukan kegiatan observasi. Observasi dilaksanakan pada tanggal 15 maret
2016 yang dilakukan di kelas III B. Berdasarkan pengamatan ditemukan
permasalahan yang muncul dalam pembelajaran. Permasalahan ini muncul karena
dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu dari guru dan peserta didik sendiri. Salah
satu masalah yang muncul yaitu kurangnya minat belajar peserta didik dalam
proses pembelajaran matematika yang dapat dilihat dari antusiasme peserta didik
dalam pembelajaran yang terlihat dari karekteristik peserta didik yang bicara
sendiri ketika pembelajaran, tidak memperhatikan pembelajaran dan melamun.
Selain itu, guru juga masih menggunakan pendekatan kontekstual dengan metode
ceramah, sehingga hasil belajar peserta didik kurang maksimal. Dengan kata lain,
rendahnya hasil belajar disebabkan karena guru masih banyak melaksanakan
pembelajaran matematika yang kurang memberikan keterlibatan peserta didik
dalam melakukan proses pembelajaran, serta kurangnya media bagi peserta didik
untuk menemukan secara mandiri pengetahuannya dalam proses berpikirnya.
Pembelajaran yang diterapkan guru masih berpusat pada guru atau lebih
memposisikan guru sebagai subjek dalam pembelajaran dan peserta didik sebagai
objek pasif yang hanya menerima penjelasan guru dalam pembelajaran.
Hambatan-hambatan dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran di kelas III
B SDN Tlogo Kabupaten Semarang yang terjadi menyebabkan pembelajaran yang
berlangsung menjadi kurang efektif sehingga peserta didik merasa kesulitan
dalam memahami dan menyerap materi pelajaran matematika, peserta didik
cenderung bosan dalam mengikuti pembelajaran matematika sehingga minat
belajar matematika peserta didik pun menjadi kurang atau rendah. Kondisi yang
demikian berdampak pada perolehan hasil belajar mata pelajaran matematika yang
masih kurang dari Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM ≥ 65). Batas nilai KKM ≥
65 merupakan KKM dari SDN Tlogo Kabupaten Semarang yang telah ditentukan
oleh guru kelas.
Minat Belajar Matematika peserta didik kelas III B SDN Tlogo Kabupaten
Semarang sebelum pelaksanaan tindakan diperoleh dari data prasiklus yang
54
dilakukan oleh guru. Data minat belajar matematika tabel 4.1 dan gambar 4.1
sebagai berikut.
Tabel 4.1
Distribusi Frekuensi Kategori Minat Belajar Matematika
Prasiklus
No Kategori Interval Frekuensi Persentase
1 Sangat Rendah 25 – 49 0 0%
2 Rendah 50 – 69 14 66,7%
3 Tinggi 70 – 79 5 23,8%
4 Sangat Tinggi 80 – 100 2 9,5%
Jumlah 21 100%
Berdasarkan tabel 4.1 distribusi frekuensi kategori minat belajar
matematika dapat dikatakan bahwa minat peserta didik pada mata pelajaran
matematika masih rendah. Hal tersebut dapat dilihat dari banyaknya peserta didik
yang masih mendapat kategori rendah. Sebanyak 14 peserta didik dari total
keseluruhan 21 peserta didik memiliki minat belajar pada kategori rendah dalam
mata pelajaran matematika, hanya ada 5 peserta didik yang memiliki minat belajar
matematika pada kategori tinggi dan 2 peserta didik yang memiliki minat belajar
matematika pada kategori sangat tinggi. Dari tabel tersebut diketahui perolehan
persentase minat belajar peserta didik pada matematika yang berkategori sangat
rendah sebesar 0% dari jumlah keseluruhan peserta didik, kategori rendah sebesar
66,7% dari jumlah keseluruhan peserta didik, kategori tinggi sebesar 23,8% dari
jumlah keseluruhan peserta didik, dan kategori sangat tinggi sebesar 9,5% dari
jumlah keseluruhan peserta didik. Berdasarkan tabel 4.1 dapat digambarkan dalam
gambar 4.1 sebagai berikut:
55
Gambar 4.1
Diagram Batang Kategori Minat Belajar Matematika
Prasiklus
Sedangkan hasil belajar mata pelajaran matematika peserta didik kelas III
B SDN Tlogo Kabupaten Semarang sebelum pelaksanaan tindakan diperoleh dari
data ulangan tengah semester II mata pelajaran matematika kelas III B SDN Tlogo
Kabupaten Semarang tahun pelajaran 2015/2016. Data hasil belajar dapat dilihat
pada tabel 4.2 berikut ini.
Tabel 4.2
Distribusi Frekuensi Nilai Mata Pelajaran Matematika
Prasiklus
No Skor Frekuensi Persentase
1 30-39 3 14,3%
2 40-49 2 9,5%
3 50-59 5 23,8%
4 60-69 5 23,8%
5 70-79 1 4,8%
6 80-89 2 9,5%
7 ≥ 90 3 14,3%
Jumlah 21 100%
0%
66,7%
23,8%
9,5%0
2
4
6
8
10
12
14
16
Sangat Rendah Rendah Tinggi Sangat Tinggi
Jum
lah
Pe
sert
a D
idik
Kategori Minat Belajar
56
Berdasarkan tabel 4.2 distribusi frekuensi nilai prasiklus mata pelajaran
matematika dapat dikatakan hasil belajar yang diperoleh peserta didik pada mata
pelajaran matematika masih rendah. Hal tersebut dapat dilihat dari banyaknya
peserta didik yang belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM ≥ 65),
sebagian besar peserta didik masih memperoleh nilai di bawah KKM 65.
Sebanyak 13 peserta didik dari total keseluruhan 21 peserta didik masih belum
tuntas dalam mata pelajaran matematika, hanya ada 8 peserta didik yang berhasil
tuntas dengan perolehan nilai melebihi KKM 65. Dari tabel tersebut diketahui
perolehan nilai peserta didik pada rentang nilai antara 30-39 sejumlah 3 peserta
didik dengan persentase 14,3% dari jumlah keseluruhan peserta didik, rentang
nilai antara 40-49 sejumlah 2 peserta didik dengan persentase 9,5% dari jumlah
keseluruhan peserta didik, rentang nilai antara 50-59 sejumlah 5 peserta didik
dengan persentase 23,8% dari jumlah keseluruhan peserta didik, rentang nilai
antara 60-69 sejumlah 5 peserta didik dengan persentase 23,8% dari jumlah
keseluruhan peserta didik, rentang nilai antara 70-79 sejumlah 1 peserta didik
dengan persentase 4,8%, rentang nilai antara 80-89 sejumlah 2 peserta didik
dengan persentase 9,5% dari jumlah keseluruhan peserta didik, dan rentang nilai
di atas 90 sejumlah 3 peserta didik dengan persentase 14,3% dari jumlah
keseluruhan peserta didik dari jumlah keseluruhan peserta didik. Berdasarkan
tabel 4.2 dapat digambarkan dalam gambar 4.2 sebagai berikut:
57
Gambar 4.2
Diagram Batang Nilai Mata Pelajaran Matematika
Prasiklus
Berdasarkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM ≥ 65) data nilai hasil
belajar pada kondisi sebelum tindakan dapat disajikan dalam bentuk tabel 4.3
sebagai berikut.
Tabel 4.3
Ketuntasan Hasil Belajar Prasiklus
No Ketuntasan Frekuensi Persentase
1 Tuntas ≥ 65 8 38,1%
2 Tidak Tuntas < 65 13 61,9%
Jumlah 21 100%
Nilai Rata-Rata 62,1
Nilai Tertinggi 95
Nilai Terendah 31
Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa Kriteria Ketuntasan Minimal
(KKM) ≥ 65. Perolehan hasil belajar matematika sebelum adanya
tindakan/prasiklus yang didapat oleh peserta didik masih banyak yang di bawah
dari KKM. Ini artinya bahwa hasil belajar peserta didik masih rendah. Hal ini
14,3%
9,5%
23,8% 23,8%
4,8%
9,5%
14,3%
0
1
2
3
4
5
6
30-39 40-49 50-59 60-69 70-79 80-89 90-100
Jum
lah
Pe
sert
a D
idik
Rentang Nilai
58
dapat terlihat bahwa hanya 8 peserta didik dari 21 peserta didik yang telah tuntas
atau hanya 38,1% dari keseluruhan peserta didik. Sedangkan untuk peserta didik
yang belum tuntas mencapai 13 peserta didik atau 61,9% dari keseluruhan peserta
didik. Dari daftar nilai pada prasiklus nilai tertinggi yang diperoleh peserta didik
adalah 95 dan nilai terendah 31 dengan nilai rata-rata hanya 62,1. Ketuntasan hasil
belajar prasiklus dapat dilihat dalam gambar 4.3 sebagai berikut.
Gambar 4.3
Diagram Lingkaran Ketuntasan Hasil Belajar Prasiklus
Berdasarkan minat dan hasil belajar metematika yang masih rendah,
dibuktikan dengan angket minat belajar dan nilai prasiklus mata pelajaran
matematika semester II peserta didik kelas III SD N Tlogo Kabupaten Semarang
maka peneliti merasa perlu mengadakan perbaikan pembelajaran matematika
dengan mengimplementasikan pendekatan Realistic Mathematic Education
berbantu Media Geoboard dan benda manipulatif, sebagai upaya untuk
meningkatkan minat dan hasil belajar matematika melalui penelitian tindakan
kelas yang dilaksanakan sebanyak dua siklus yaitu siklus I dan siklus II.
4.1.2. Deskripsi Siklus I
Pada deskripsi siklus I ini akan membahas tentang perencanaan (planning),
tindakan (acting), pengamatan (observing), dan hasil tindakan yang telah
dilakukan serta refleksi (reflecting) pada siklus I.
38,1%
61,9%Tuntas
Belum Tuntas
59
Kegiatan pembelajaran pada siklus I dibagi menjadi tiga kali pertemuan,
dimana setiap pertemuan berlangsung selama 2 x 35 menit.
4.1.2.1. Tahap Perencanaan
Pada tahap perencanaan peneliti berkolaborasi dengan guru sebelum
melakukan tindakan kepada peserta didik kelas III B SDN Tlogo Kabupaten
Semarang. Kegiatan yang meliputi tahap perencanaan yaitu penyusunan RPP,
menyiapkan media pembelajaran yang akan digunakan pada siklus I dan segala
sesuatu yang dapat menunjang pelaksanaan pembelajaran termasuk tes evaluasi
siklus I yang akan dilakukan setiap pertemuan pada akhir siklus. Adapun tindakan
yang dilakukan dalam pertemuan pertama, kedua dan ketiga diuraikan sebagai
berikut.
a. Pertemuan Pertama
Pertemuan pertama siklus I dilaksanakan pada hari Senin, tanggal 21 maret
2016. Sebelum melakukan tindakan pada pembelajaran siklus I pertemuan
pertama, peneliti melakukan perencanaan tindakan dengan guru. Peneliti
menyiapkan media serta segala sesuatu yang dapat mendukung pembelajaran
seperti membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) menggunakan
pendekatan Realistic mathematic Education berbantu media geoboard dan benda
manipulatif dengan Kompetensi Dasar 5.1. menghitung keliling persegi dan
persegi panjang. Penyusunan RPP didiskusikan dengan Ibu Enix Haryadi, S.Pd
selaku guru kelas III B dan sebagai guru kolaborator dalam pelaksanaan tindakan
penelitian.
Diskusi yang dilakukan peneliti dan guru terkait tentang penentuan waktu
penelitian, penyusunan indikator dan tujuan pembelajaran. Indikator pada
pertemuan pertama antara lain (1) Menentukan cara menghitung keliling persegi
dan persegi panjang (2) Menghitung keliling daerah persegi dan persegi panjang
(3) menggambar dan membuat persegi dan persegi panjang dengan keliling
tertentu. Setelah indikator dirumuskan kemudian peneliti bersama dengan guru
kolaborator menyusun tujuan pembelajaran yang hendak dicapai pada pertemuan
pertama. Adapun tujuan pembelajaran yang hendak dicapai pada pertemuan
pertama ialah: (1) melalui diskusi kelompok dan penemuan terbimbing tentang
60
keliling persegi dan persegi panjang dengan tanggung jawab, peserta didik dapat
menentukan cara menghitung keliling persegi dan persegi panjang (2) melalui
diskusi kelompok tentang keliling persegi dan persegi panjang dengan teliti,
peserta didik dapat menghitung keliling persegi dan persegi panjang, (3) melalui
penugasan dan penjelasan tentang keliling persegi dan persegi panjang dengan
penuh perhatian, peserta didik dapat menggambar persegi dan persegi panjang
dengan keliling tertentu.
Setelah berdiskusi tentang RPP, selanjutnya peneliti menyiapkan media yang
akan digunakan pada pelaksanaan pembelajarannya. Media pembelajaran yang
digunakan adalah media geoboard atau papan berpaku, karet, serta benda
manipulatif yang ada di dalam kelas. Selain itu peneliti menyiapkan perangkat
pembelajaran yaitu lembar observasi aktivitas guru dan peserta didik.
b. Pertemuan Kedua
Perencanaan pembelajaran pada pertemuan kedua merupakan tindak lanjut dari
pertemuan pertama. Jika pertemuan pertama membahas tentang cara menghitung
keliling persegi dan persegi panjang, menghitung persegi dan persegi panjang,
serta membuat bangun persegi dan persegi panjang, maka dalam pembelajaran
pada pertemuan kedua adalah materi tentang membandingkan keliling persegi dari
yang terkecil ke yang terbesar ataupun sebaliknya dengan cara menghitung
terlebih dahulu keliling masing-masing bangun.
Sebelum melakukan tindakan pada pembelajaran siklus I pertemuan kedua,
peneliti melakukan perencanaan tindakan dengan guru. Peneliti menyiapkan
media serta segala sesuatu yang dapat mendukung pembelajaran seperti membuat
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) menggunakan pendekatan Realistic
mathematic Education berbantu media geoboard dan benda manipulatif dengan
Kompetensi Dasar 5.1. menghitung keliling persegi dan persegi panjang.
Penyusunan RPP didiskusikan dengan Ibu Enix Haryadi, S.Pd selaku guru kelas
III B dan sebagai guru kolaborator dalam pelaksanaan tindakan penelitian.
Diskusi yang dilakukan peneliti dan guru terkait tentang penentuan waktu
penelitian, penyusunan indikator dan tujuan pembelajaran. Indikator pada
pertemuan pertama adalah membandingkan dan mengurutkan keliling persegi dan
61
persegi panjang. Setelah indikator dirumuskan kemudian peneliti bersama dengan
guru kolaborator menyusun tujuan pembelajaran yang hendak dicapai pada
pertemuan kedua. Adapun tujuan pembelajaran yang hendak dicapai pada
pertemuan kedua adalah melalui penugasan tentang keliling persegi dan persegi
panjang dengan tekun, peserta didik dapat membandingkan dan mengurutkan
keliling persegi dan persegi panjang. Setelah berdiskusi tentang RPP, selanjutnya
peneliti menyiapkan media yang akan digunakan pada pelaksanaan
pembelajarannya. Media pembelajaran yang digunakan adalah media geoboard
atau papan berpaku, karet, serta benda manipulatif berupa kertas lipat berbentuk
persegi dan persegi panjang yang telah disiapka. Selain itu peneliti menyiapkan
perangkat pembelajaran yaitu lembar observasi aktivitas guru dan peserta didik.
c. Pertemuan Ketiga
Perencanaan pembelajaran pada siklus I pertemuan ketiga merupakan tindak
lanjut dari pertemuan sebelumnya. Pertemuan ketiga dilaksanakan pada tanggal
23 maret 2016. Pada pembelajaran siklus I pertemuan ketiga ini digunakan untuk
pelaksanaan tes. Tes berupa angket mengenai minat belajar matematika yang telah
dilakukan peserta didik dengan mengimplementasikan pendekatan Realistic
Mathematic Education berbantu media geoboard dan benda manipulatif serta
berupa tes evaluasi siklus I, kegiatan ini dimaksudkan untuk mengetahui
peningkatan minat dan hasil belajar matematika peserta didik kelas III B SDN
Tlogo Kabupaten Semarang. Materi yang diteskan ialah materi yang telah
dipelajari oleh peserta didik pada pertemuan pertama sampai pertemuan kedua
mengenai keliling persegi dan persegi panjang. Penyusunan angket minat dan soal
evaluasi juga telah didiskusikan sebelumnya bersama dengan Ibu Enix Haryadi.
Adapun soal minat belajar berjumlah 25 berupa skala likert dan soal evaluasi
yang diujikan pada siklus I berjumlah 15 soal berbentuk pilihan ganda. Sebelum
pelaksanaan kegiatan pembelajaran, peneliti menyiapkan hal-hal yang diperlukan
untuk proses pembelajaran, diantaranya Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP), lembar angket minat belajar matematika yang terdiri dari 25 pernyataan
dan lembar soal evaluasi yang terdiri dari 15 soal berbentuk pilihan ganda untuk
21 peserta didik kelas III B yang akan mengikuti tes. Sebelum mengadakan tes
62
evaluasi guru mengulang materi tentang keliling persegi dan persegi panjang yang
telah dipelajari pada pertemuan pertama dan kedua. Setelah itu guru mengadakan
tes minat belajar dan tes evaluasi selama 60 menit.
4.1.2.2. Tahap Tindakan dan Hasil Tindakan
Pada Sub bab ini akan mendeskripsikan tentang pelaksanaan tindakan
penelitian yaitu proses pembelajaran dan hasil tindakan siklus I. Rincian
pelaksanaan tindakan siklus I sebagai berikut :
a. Proses Tindakan
Proses tindakan siklus I dilakukan sebanyak tiga kali pertemuan, masing-
masing pertemuan berlangsung selama 2 x 35 menit. Uraian proses pelaksanaan
tindakan sebagai berikut :
1. Pertemuan Pertama
Pelaksanaan tindakan pada siklus I pertemuan pertama dilaksanakan pada hari
Senin tanggal 21 maret 2016 pukul 09.30 - 11.00 WIB oleh guru kolaborator yaitu
Ibu Enix Haryadi, S.Pd selaku guru kelas III B SDN Tlogo Kabupaten Semarang.
Guru yang di tunjuk sebagai observer untuk mengamati berlangsungnya kegiatan
pembelajaran meliputi pengamatan terhadap aktivitas guru dan peserta didik
adalah Bapak Sugito. Kegiatan awal pembelajaran pada pertemuan pertama
diawali dengan mengucapkan salam, kemudian guru melakukan presensi.
Sebelum kegiatan pembelajaran berlangsung guru mengkondisikan peserta didik
agar siap untuk mengikuti pembelajaran dengan menyanyikan lagu berjudul “Aku
Tahu Aku Siap” dan menyiapkan alat tulis masing-masing. Selanjutnya guru
melakukan kegiatan apersepsi dan motivasi dengan melakukan tanya jawab. Guru
bertanya jawab dengan peserta didik tentang benda-benda yang ada di kelas yang
berbentuk persegi dan persegi panjang. Guru memberikan pertanyaan “disekitar
kita banyak sekali benda. Coba sebutkan benda-benda yang ada di kelasmu!”.
Dari berbagai jawaban peserta didik, guru kemudian mengajukan pertanyaan
selanjutnya, misalnya “papan tulis ini bentuknya apa?”, “Ubin bentuknya apa?”.
Selanjutnya guru menuliskan judul pembelajaran yang akan peserta didik pelajari
yaitu keliling persegi dan persegi panjang. Setelah itu guru menyampaikan tujuan
63
pembelajaran keliling persegi dan persegi panjang yaitu menemukan cara
menghitung keliling persegi dan persegi panjang, peserta didik dapat menghitung
keliling persegi dan persegi panjang, dan peserta didik dapat menggambarkan dan
membuat persegi dan persegi panjang dengan keliling tertentu.
Setelah kegiatan awal telah disampaikan, maka guru melanjutkan pada
kegiatan inti yang terdiri dari eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi. Pada kegiatan
eksplorasi, guru memberikan pertanyaan secara klasikal kepada peserta didik
kelas III B dengan menunjukkan kertas lipat yang berbentuk persegi dan persegi
panjang “Apa ciri-ciri bangun persegi, apa ciri-ciri bangun persegi panjang?”.
Guru kemudian meminta peserta didik untuk menjawab pertanyaan. Peserta didik
menjawab bahwa bangun persegi memiliki 4 sisi yang sama panjang, sedangkan
persegi panjang memiliki 4 sisi tetapi hanya sisi yang berhadapan yang sama
panjang. Setelah pertanyaan dijawab, guru memberikan pertanyaan lagi “Keliling
itu apa?”. Beberapa peserta didik menjawab bahwa keliling adalah putaran, ada
juga yang menjawab bahwa keliling adalah jumlah semua sisinya. Setelah itu
perwakilan peserta didik maju untuk menunjukkan yang mana keliling sebuah
papan tulis.
Pada kegiatan elaborasi, peserta didik dibagi menjadi 6 kelompok kecil
yang setiap kelompoknya beranggotakan 3-4 peserta didik. Setiap kelompok
mendapatkan media geoboard atau papan berpaku dan karet warna warni. Peserta
didik kemudian diberi penjelasan tentang bagaimana cara menggunakan media
geoboard. Setelah peserta didik mencoba menggunakannya, peserta didik diajak
untuk melakukan permainan membuat sebuah persegi dan persegi panjang dengan
ukuran tertentu. Pertama guru mendikte peserta didik untuk membuat persegi
dengan ukuran 6 x 6 satuan. Setelah itu, guru mendikte peserta didik untuk
membuat persegi panjang dengan ukuran 8 x 3 satuan. Selanjutnya peserta didik
dalam kelompok mencoba membuat persegi dan persegi panjang bersama-sama.
Guru kemudian membagikan LKK pada setiap kelompok yang di dalamnya
terdapat permasalahan kontekstual. Permasalahan kontekstual yang pertama
misalnya “Adel ingin membuat vigura foto yang berbentuk persegi dari kardus.
Jika panjang sisi vigura adalah 7 cm, maka berapa keliling vigura tersebut?”, dan
64
permasalahan kontekstual yang kedua misalnya “Pak Jarwo memiliki sebidang
tanah yang panjangnya 8 meter dan lebar 3 meter. Tanah tersebut akan dipagari
secara mengeliling dengan menggunakan bambu. Berapa panjang bambu yang
harus disediakan Pak Jarwo untuk memagari tanahnya?”. Peserta didik kemudian
diberi waktu untuk membaca dan memahami permasalahan kontekstual satu per
satu bersama kelompoknya. Setelah itu guru menjelaskan kepada peserta didik
yang belum memahami masalah kontekstual. Guru memberikan pertanyaan
penggiring mengenai permasalahan kontekstual “apa yang ingin Adel buat?”,
“berapa panjang sisi vigura?”, “yang ditanyakan apa?”. Untuk mengerjakannya
peserta didik diingatkan oleh guru bahwa keliling adalah jumlah semua sisi
bangun datar. Setelah semua peserta didik mengerti permasalahan kontekstual
yang telah diberikan, peserta didik bersama kelompoknya diberi kesempatan
untuk menyelesaikan masalah kontekstual dengan cara peserta didik sendiri.
Disini guru hanya membimbing dan mendampingi serta memfasilitasi diskusi
kelompok. Dan ketika setiap kelompok telah selesai menyelesaikan masalah,
perwakilan setiap kelompok maju kedepan untuk mempresentasikan hasil diskusi
kelompok dengan membandingkan dan mendiskusikannya dengan kelompok lain.
Peserta didik dibantu guru membuat kesepakatan kelas penyelesaian
permasalahan kontekstual LKK bagaimana cara menghitung keliling persegi dan
persegi panjang. Pada kegiatan konfirmasi, guru memberikan kesempatan kepada
peserta didik bertanya tentang materi yang belum dipahami dan dimengerti.
Pada kegiatan akhir pembelajaran peserta didik dibantu guru menyimpulkan
materi pembelajaran. Peserta didik kemudian merangkum materi pembelajaran.
Selanjutnya guru melakukan refleksi bersama dengan peserta didik tentang proses
pembelajaran dengan menggunakan pendekatan Realistic Mathematic Education
berbantu media geoboard dan benda manipulatif. Setelah itu guru menyampaikan
materi yang akan dipelajari peserta didik di rumah yaitu mempelajari keliling
persegi dan persegi panjang. Guru juga mengingatkan peserta didik untuk
membawa lem untuk pertemuan selanjutnya dan pembelajaran diakhiri dengan
salam.
65
2. Pertemuan Kedua
Pelaksanaan tindakan pada siklus I pertemuan kedua dilaksanakan pada hari
Selasa tanggal 22 maret 2016 pukul 09.30 - 11.00 WIB oleh guru kolaborator
yaitu Ibu Enix Haryadi, S.Pd selaku guru kelas III B SDN Tlogo Kabupaten
Semarang. Guru yang di tunjuk sebagai observer untuk mengamati
berlangsungnya kegiatan pembelajaran meliputi pengamatan terhadap aktivitas
guru dan peserta didik adalah Bapak Sugito. Kegiatan awal pembelajaran pada
pertemuan kedua diawali dengan mengucapkan salam, kemudian guru melakukan
presensi. Sebelum kegiatan pembelajaran berlangsung guru mengkondisikan
peserta didik agar siap untuk mengikuti pembelajaran dengan menyanyikan lagu
berjudul “Keliling Persegi dan Persegi Panjang” dan menyiapkan alat tulis
masing-masing. Selanjutnya guru melakukan kegiatan apersepsi dan motivasi
dengan melakukan tanya jawab. Guru bertanya jawab dengan peserta didik
tentang pembelajaran sebelumnya. Guru bertanya “pertemuan kemarin belajar
tentang apa?”, Peserta didik menjawab keliling persegi dan persegi panjang. Guru
memberi pertanyaan berikutnya “bagaimana cara menghitung keliling persegi?,
bagaimana cara menghitung keliling persegi panjang?”, kemudian peserta didik
menjawab “keliling persegi sama dengan empat dikali sisi (4 x s), sedangkan
keliling persegi panjang = 2 x ( p + l )”. Guru kemudian menuliskan judul bahwa
pembelajaran pertemuan kedua masih membahas tentang keliling persegi dan
persegi panjang. Tujuannya mempelajari materi tersebut pada pertemuan kedua
adalah agar peserta didik dapat membandingkan dan mengurutkan keliling persegi
dan persegi panjang dari yang kecil ke yang lebih besar atau sebalinya.
Setelah kegiatan awal telah disampaikan, maka guru melanjutkan pada
kegiatan inti yang terdiri dari eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi. Pada kegiatan
eksplorasi, peserta didik dibagi menjadi beberapa kelompok menjadi 6 kelompok
kecil yang setiap kelompoknya terdiri dari 3-4 peserta didik. Setelah semua
peserta didik berkumpul dengan kelompoknya masing-masing dan duduk dengan
rapi, guru bertanya jawab dengan peserta didik menggunakan gambar rumah /
gedung dari kertas lipat yang telah dibuat guru. Guru bertanya “ gambar apa ini?”,
66
Dari gambar ini ada bangun apa saja?”. Peserta didik menjawab bangun persegi,
persegi panjang, dan bangun segitiga.
Pada kegiatan elaborasi, setiap kelompok dibagikan beberapa kertas lipat
yang berbentuk bangun datar dan menyiapkan lem yang telah dibawa dari rumah.
Setiap kelompok mendapatkan lembar kerja kelompok yang didalamnya terdapat
permasalahan kontekstual yaitu “Nobita, Sizuka, Giant, Suneo akan membuat
rumah, mereka meminta tolong kepada doraemon, tetapi ternyata kantong ajaib
Doraemon sedang diperbaiki karena rusak. Oleh karena itu Doraemon meminta
anak-anak kelas III B SDN Tlogo Kabupaten Semarang untuk membuat sebuah
rumah”. Setiap peserta didik memhami masalah kontekstual dengan membaca
LKK. Kemudian guru menjelaskan masalah kontekstual yang tidak di mengerti
peserta didik. Guru menjelaskan bahwa anak-anak diminta untuk membuat sebuah
rumah dari kertas lipat yang telah dibagikan dengan cara menempelkannya pada
kertas yang telah disediakan guru. Setelah selesai menempelkan semua bangun
datar, peserta didik diminta untuk mengukur bangun datar dengan menggunakan
penggaris dan menuliskan berapa ukuran persegi dan persegi panjang. Peserta
didik juga diminta untuk mengukur keliling persegi dan persegi panjang yang ada
pada gambar rumah. Setelah peserta didik dalam kelompok bekerja sama dalam
menyelesaikan masalah kontekstual, perwakilan peserta didik dari masing-masing
kelompok diminta untuk mempresentasikan hasil diskusinya dan membandingkan
dengan hasil kerja kelompok yang lain. Peserta didik kemudian dibantu oleh guru
membuat kesepakatan cara penyelesaian masalah yang mudah dan tepat.
Selanjutnya pada kegiatan konfirmasi, guru memberikan kesempatan kepada
peserta didik bertanya tentang materi yang belum dipahami dan dimengerti.
Pada kegiatan akhir pembelajaran peserta didik dibantu guru menyimpulkan
materi pembelajaran. Peserta didik kemudian merangkum materi pembelajaran.
Peserta didik diminta utuk mengerjakan soal di ada di buku pelajaran matematika.
Selanjutnya guru melakukan refleksi bersama dengan peserta didik tentang proses
pembelajaran dengan menggunakan pendekatan Realistic Mathematic Education
berbantu media geoboard dan benda manipulatif. Setelah itu guru memberikan
67
tugas rumah yaitu mempelajari keliling persegi dan persegi panjang. Pembelajaran
kemudian diakhiri dengan salam.
3. Pertemuan Ketiga
Pelaksanaan tindakan siklus I pertemuan ketiga dilaksanakan pada hari Rabu,
23 Maret 2016 pukul 07.00-08.00 WIB oleh guru kolaborator yaitu Ibu Enix
Haryadi, S.Pd selaku guru kelas III B SDN Tlogo Kabupaten Semarang. Kegiatan
pembelajaran pertemuan ketiga ini guru melaksanakan kegiatan tes minat belajar
dan tes evaluasi siklus I. Kegiatan pembelajaran pada pertemuan ketiga diawali
dengan berdoa, presensi, dan dilanjutkan dengan tanya jawab antara guru dan
peserta didik mengingatkan kembali materi yang telah dipelajari sebelumnya
tentang keliling persegi dan persegi panjang “bagaimana rumus keliling persegi
dan persegi panjang?”. Selanjutnya guru memberikan kesempatan kepada peserta
didik untuk bertanya tentang materi yang belum dipahami oleh peserta didik.
Setelah semua peserta didik sudah paham tentang materi yang diajarkan guru,
mengadakan tes evaluasi selama 35 menit. Peserta didik mengerjakan soal tes
evaluasi dengan tertib dan lancar. Peserta didik kemudian mengumpulkan hasil
pekerjaannya di depan dan kembali ketempat duduk masing-masing. Setelah itu
guru membagikan lembar angket minat belajar, tetapi sebelum peserta didik
mengerjakannya guru memberikan penjelasan bahwa angket minat ini digunakan
untuk mengukur minat belajar peserta didik pada mata pelajaran matematika yang
mengimplementasikan pendekatan Realistic Mathematic Education berbantu
media geoboard dan benda manipulatif. Selanjutnya peserta didik mengumpulkan
hasil pekerjaannya kembali di meja guru. Setelah itu guru menyampaikan materi
yang akan dipelajari pada pertemuan selanjutnya yaitu tentang luas persegi dan
persegi panjang. Guru menutup kegiatan pembelajaran dengan mengucapkan
salam penutup.
68
b. Hasil Tindakan
Hasil tindakan penelitian siklus I berupa kategori minat belajar peserta didik
dan nilai hasil belajar peserta didik pada pembelajaran matematika dengan
mengimplementasikan pendekatan Realistic Mathematic Education berbantu
media geoboard dan benda manipulatif. Nilai minat belajar peserta didik kelas III
B SDN Tlogo Kabupaten Semarang didapat dari lembar angket minat belajar
matematika setelah dilakukan tindakan pada siklus I. Pengambilan kategori
dilakukan melalui tes minat belajar yang dikerjakan peserta didik pada pertemuan
ketiga siklus I. Berikut disajikan tabel 4.4 yaitu tabel distribusi frekuensi kategori
minat belajar matematika siklus I peserta didik semester II di kelas III B SDN
Tlogo Kabupaten Semarang sebagai berikut:
Tabel 4.4
Distribusi Frekuensi Kategori Minat Belajar Matematika
Siklus I
No Kategori Interval Frekuensi Persentase
1 Sangat Rendah 25 – 49 0 0%
2 Rendah 50 – 69 6 28,6%
3 Tinggi 70 – 79 10 47,6%
4 Sangat Tinggi 80 – 100 5 23,8%
Jumlah 21 100%
Berdasarkan tabel 4.4 distribusi frekuensi kategori minat belajar
matematika peserta didik kelas III B SDN Tlogo semester II tahun pelajaran
2015/2016 siklus I, dapat dikatakan bahwa minat peserta didik pada mata
pelajaran matematika sudah mulai membaik dari sebelumnya. Hal tersebut dapat
dilihat dari banyaknya peserta didik yang kategori minat belajarnya meningkat.
Terlihat dari tidak adanya peserta didik yang memiliki minat belajar pada kategori
sangat rendah dalam mata pelajaran matematika dan hanya 6 peserta didik dari
total keseluruhan 21 peserta didik yang memiliki minat belajar matematika pada
kategori rendah. Sebanyak 10 peserta didik yang memiliki minat belajar
69
matematika pada kategori tinggi dan 5 peserta didik yang memiliki minat belajar
sangat tinggi. Dari tabel tersebut diketahui perolehan kategori minat belajar
peserta didik pada kategori sangat rendah sejumlah 0% peserta didik, kategori
rendah sejumlah 28,6% dari jumlah keseluruhan peserta didik, kategori tinggi
sejumlah 47,6% dari jumlah keseluruhan peserta didik, dan kategori sangat tinggi
sejumlah 23,8% dari jumlah keseluruhan peserta didik. Persentase minat belajar
peserta didik pada mata pelajaran matematika kategori tinggi dan sangat tinggi
(interval ≥ 70) mencapai 71,4%. Berdasarkan tabel 4.4 dapat digambarkan dalam
gambar 4.4 sebagai berikut:
Gambar 4.4
Diagram Batang Kategori Minat Belajar Matematika
Siklus I
Sedangkan hasil belajar mata pelajaran matematika peserta didik kelas III
B SDN Tlogo Kabupaten Semarang setelah siklus I diperoleh dari data tes siklus I
yang dilakukan peserta didik kelas III B SDN Tlogo Kabupaten Semarang
semester II tahun pelajaran 2015/2016. Data hasil belajar dapat dilihat pada tabel
4.5 dan gambar 4.5 berikut ini.
0%
28,6%
47,6%
23,8%
0
2
4
6
8
10
12
Sangat Rendah Rendah Tinggi Sangat Tinggi
Jum
lah
Pe
sert
a D
idik
Kategori Minat Belajar
70
Tabel 4.5
Distribusi Frekuensi Nilai Mata Pelajaran Matematika
Siklus I
No Skor Frekuensi Persentase
1 30-39 1 4,8%
2 40-49 1 4,8%
3 50-59 1 4,8%
4 60-69 6 28,5%
5 70-79 3 14,3%
6 80-89 7 33,3%
7 ≥ 90 2 9,5%
Jumlah 21 100%
Berdasarkan tabel 4.5 distribusi frekuensi nilai mata pelajaran matematika,
dapat dikatakan bahwa hasil belajar matematika peserta diidk kelas III B
mengalami peningkatan dari kondisi sebelum tindakan. Hal ini ditandai dengan
meningkatnya perolehan nilai rata-rata peserta didik. Hasil belajar matematika
pada siklus I peserta didik kelas III B SDN Tlogo Kabupaten Semarang pada
rentang nilai 30-39 sejumlah 1 peserta didik dengan persentase 4,8% dari jumlah
keseluruhan peserta didik, rentang nilai 40-49 sejumlah 1 peserta didik dengan
persentase 4,8% dari jumlah keseluruhan peserta didik, rentang nilai 50-59
sejumlah 1 peserta didik dengan persentase 4,8% dari jumlah keseluruhan peserta
didik, rentang nilai 60-69 sejumlah 6 peserta didik dengan persentase 28,5% dari
jumlah keseluruhan peserta didik, rentang nilai 70-79 sejumlah 3 peserta didik
dengan persentase 14,3% dari jumlah keseluruhan peserta didik, rentang nilai 80-
89 sejumlah 7 peserta didik dengan persentase 33,3% dari jumlah keseluruhan
peserta didik, rentang nilai 90-100 sejumlah 2 peserta didik dengan persentase
9,5% dari jumlah keseluruhan peserta didik.
71
Gambar 4.5
Diagram Batang Hasil Nilai Mata Pelajaran Matematika
Siklus I
Berdasarkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM ≥ 65) data nilai hasil
belajar pada kondisi sebelum tindakan dapat disajikan dalam bentuk tabel 4.6
sebagai berikut.
Tabel 4.6
Ketuntasan Hasil Belajar Siklus I
No Ketuntasan Frekuensi Persentase
1 Tuntas ≥ 65 12 57,1%
2 Tidak Tuntas < 65 9 42,9%
Jumlah 21 100%
Nilai Rata-Rata 71,7
Nilai Tertinggi 93
Nilai Terendah 33
Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa Kriteria Ketuntasan Minimal
(KKM) ≥ 65 diketahui nilai tertinggi yang diperoleh peserta didik setelah
pelaksanaan tindakan siklus I dengan menggunakan pendekatan Realistic
Mathematic Education berbantu media geoboard dan benda manipulatif yaitu 93,
4,8% 4,8% 4,8%
28,5%
14,3%
33,3%
9,5%
0
1
2
3
4
5
6
7
8
30-39 40-49 50-59 60-69 70-79 80-89 90-100
Jum
lah
Pe
sert
a D
idik
Rentang Nilai
Persentase
72
sementara nilai terendah yang diperoleh peserta didik adalah 33 yang semula pada
kondisi sebelum tindakan hanya 31. Nilai rata-rata peserta didik mencapai 71,7
(daftar nilai peserta didik terlampir).
Perolehan hasil belajar matematika siklus I yang didapat oleh peserta
didik sudah mulai meningkat. Hal ini dapat terlihat bahwa hanya 9 peserta didik
dari 21 peserta didik yang tidak tuntas atau hanya 42,9% dari keseluruhan peserta
didik yang sebelumnya sebanyak 13 peserta didik yang tidak tuntas. Sedangkan
untuk peserta didik yang tuntas mencapai 12 peserta didik atau 57,1% dari
keseluruhan peserta didik yang sebelumnya hanya sebanyak 8 peserta didik yang
tuntas. Ketuntasan hasil belajar siklus I dapat dilihat dalam gambar 4.6 sebagai
berikut.
Gambar 4.6
Diagram Lingkaran Ketuntasan Hasil Belajar
Siklus I
Berdasarkan hasil pembelajaran dari siklus I mata pelajaran matematika
semester II peserta didik SDN Tlogo Kabupaten Semarang maka peneliti
merasa perlu melakukan siklus II dengan mengimplementasikan pendekatan
Realistic Mathematic Education berbantu Media Geoboard dan benda
manipulatif, sebagai upaya untuk meningkatkan minat dan hasil belajar
matematika sehingga 90% minat belajar peserta didik mencapai kategori
tinggi secara individual, tingkat ketuntasan hasil belajar mencapai 90% dan
nilai rata-rata hasil belajar mencapai ≥ 80.
57,1%
42,9%Tuntas
Belum Tuntas
73
4.1.2.3. Tahap Observasi/Pengamatan
Hasil pengamatan pembelajaran pada siklus I berupa hasil lembar
observasi aktivitas guru dan lembar observasi aktivitas peserta didik. Untuk
mengukur keberhasilan pengimplementasian peendekatan Realistic Mathematic
Education berbantu media geoboard dan benda manipulatif dalam kegiatan
pembelajaran, peneliti menggunakan lembar observasi. Lembar observasi guru
maupun peserta didik diisi oleh Bapak Sugito pada siklus I pertemuan pertama
dan kedua.
a. Hasil Observasi Pertemuan 1
Hasil pengamatan pembelajaran dengan mengimplementasikan pendekatan
Realistic Mathematic Education berbantu media geoboard dan benda manipulatif
pada siklus I pertemuan 1 yang diterapkan oleh guru dan peserta didik belum
terlaksana dengan baik. Hal ini terlihat dari tabel 4.7 lembar observasi guru dan
tabel 4.8 lembar observasi peserta didik siklus I pertemuan 1 sebagai berikut.
Tabel 4.7
Analisis Data Observasi Guru Siklus I Pertemuan 1
No Aspek Rata-Rata
Skor
1
a. Mempersiapkan sarana dan prasarana serta media
pembelajaran. 2.0
b. Memberikan apersepsi dan tujuan pembelajaran. 2.0
2 a. Memberikan masalah kontekstual 2.5
b. Menjelaskan masalah yang belum dipahami peserta didik. 4.0
c. Memberikan kesempatan peserta didik menyelesaikan
masalah kontekstual sesuai dengan cara peserta didik
sendiri.
2.3
d. Memfasilitasi peserta didik untuk berdiskusi. 3.0
3 a. Membimbing membuat kesimpulan. 2.7
b. Tindak lanjut 2,7
Rata-Rata Keseluruhan 2,7
74
Berdasarkan hasil tabel 4.7 akan dijelaskan mengenai hasil observasi guru
pada siklus I pertemuan 1. Dari lembar observasi guru dapat diuraikan beberapa
kekurangan yang dilakukan guru dalam mengimplementasikan pendekatan
pendekatan Realistic Mathematic Education berbantu media geoboard. Pada
lembar observasi guru masih ada 6 aspek yang masih rata-rata skor dibawah 3.0
yang artinya guru melakukan aspek dengan tidak baik, diantaranya adalah
aktivitas guru dalam menyiapkan sarana dan prasarana serta media pembelajaran
dengan rata-rata skor 2.0, memberikan apersepsi dan tujuan pembelajaran dengan
rata-rata skor 2.0, memberikan masalah kontekstual dengan rata-rata skor 2.5,
memberikan kesempatan peserta didik menyelesaikan masalah kontekstual sesuai
dengan cara peserta didik sendiri dengan rata-rata skor 2.3, dan membimbing
membuat kesimpulan serta melakukan tindak lanjut dengan rata-rata skor masing-
masing 2.7. Hal ini disebabkan guru masih canggung dalam
mengimplementasikan pendekatan yang baru. Sedangkan untuk aspek yang rata-
rata skornya mencapai angka 3.0 atau aspek yang dilakukan guru dengan baik
hanya 2 aspek, diantaranya adalah aktivitas guru dalam menjelaskan masalah yang
belum dipahami peserta didik dengan rata-rata skor mencapai 4.0 dan aktivitas
guru dalam memfasilitasi peserta didik untuk berdiskusi dengan rata-rata skor 3.0.
Dari jumlah rata-rata skor tersebut maka dapat diperoleh rata-rata keseluruhan
aktivitas guru yaitu 2.7 yang artinya guru belum melakukan aktivitas secara baik
dalam mengimplementasikan pendekatan Realistic Mathematic Education
berbantu media geoboard. Pengamatan observer pada aktivitas peserta didik
dalam mengimplementasikan pendekatan Realistic Mathematic Education
berbantu media geoboard dan benda manipulatif pada siklus I pertemuan 1 juga
belum terlihat baik. Hal ini terlihat pada tabel 4.8 sebagai berikut.
75
Tabel 4.8
Analisis Data Observasi Peserta Didik Siklus I Pertemuan 1
No Aspek Rata-Rata
Skor
1 a. Siap untuk mengikuti pembelajaran. 2.0
2 a. Memahami masalah kontekstual. 3.0
b. Menyelesaikan permasalahan kontekstual. 1.7
c. Melaksanakan diskusi dan membandingkan jawaban dari
soal dalam kelompok atau kelas. 2.3
3 a. Membuat kesimpulan. 2.0
b. Membuat rangkuman. 1.0
c. Melakukan refleksi. 1.0
Rata-Rata Keseluruhan 1.9
Berdasarkan tabel 4.8 terlihat bahwa banyak aspek yang tidak dilakukan
peserta didik dengan baik yang terlihat pada lembar observasi peserta didik.
Hampir semua aspek yang peserta didik memiliki rata-rata skor dibawah 3.0
diantaranya adalah kesiapan peserta didik dalam mengikuti pelajaran dengan rata-
rata skor skor 2.0. Ini disebabkan karena guru juga belum mempersiapkan dengan
baik peserta didiknya ketika akan mengikuti pembelajaran. Selain itu pesderta
didik juga belum menyelesaikan permasalahan kontekstual dengan baik. Terlihat
dari rata-rata skor yang hanya 1.7. Ini disebabkan masih ada peserta didik yang
belum menyelesaikan masalah dengan cara mereka sendiri dan masih banyak
yang melihat pekerjaan kelompok lain. Beberapa aspek lainnya yang belum
dilakukan peserta didik dengan baik yaitu aktivitas peserta didik dalam
melaksanakan diskusi dan membandingkan jawaban dari dalam kelompok atau
kelas dengan skor 2.3, membuat kesimpulan dengan rata-rata skor 2.0, membuat
rangkuman dan melakukan refleksi dengan masing-masing rata-rata skor hanya
1.0. Ini disebabkan karena peserta didik belum berani mengemukakan ide/gagasan
untuk menyelesaikan masalah di dalam kelompok maupun kelompok lain dan
juga. Dalam siklus I pertemuan 1 ini, peserta didik belum melakukan aktivitas
76
pembelajaran sesuai dengan yang diharapkan, terlihat dari rata-rata aktivitas
peserta didik yaitu 1.9.
Proses pembelajaran dengan mengimplementasikan pendekatan Realistic
Mathematic Education berbantu media geoboard dan benda manipulatif pada
siklus I pertemuan 1 belum dilakukan secara maksimal karena guru dan peserta
didik masih baru atau belum terbiasa dalam menggunakan pendekatan Realistic
Mathematic Education berbantu media geoboard dan benda manipulatif sehingga
dalam kegiatan pembelajarannya masih merasa kesulitan
b. Hasil Observasi Pertemuan 2
Hasil pengamatan dalam mengimplementasikan pendekatan Realistic
Mathematic Education berbantu media geoboard dan benda manipulatif pada
siklus I pertemuan 2 merupakan perbaikan dari siklus I pertemuan 1.
Tabel 4.9
Analisis Data Observasi Guru Siklus I Pertemuan 2
No Aspek Rata-Rata
Skor
1
a. Mempersiapkan sarana dan prasarana serta media
pembelajaran. 3.0
b. Memberikan apersepsi dan tujuan pembelajaran. 2.5
2 a. Memberikan masalah kontekstual 2.5
b. Menjelaskan masalah yang belum dipahami peserta didik. 4.0
c. Memberikan kesempatan peserta didik menyelesaikan
masalah kontekstual sesuai dengan cara peserta didik
sendiri.
3.0
d. Memfasilitasi peserta didik untuk berdiskusi. 3.6
3 a. Membimbing membuat kesimpulan. 3.3
b. Tindak lanjut 3.0
Rata-Rata Keseluruhan 3.5
77
Berdasarkan tabel 4.9 lembar observasi guru siklus I pertemuan II dapat
dilihat bahwa aktivitas guru mulai membaik meskipun belum sepenuhnya.
Terlihat masih ada 2 aspek yang rata-rata skornya 2.5 diantaranya aktivitas guru
dalam menyampaikan apersepsi dan tujuan pembelajaran serta aktivitas guru
dalam memberikan masalah kontekstual. Hal ini dikarenakan guru terlalu terburu-
buru melakukan pembukaan pembelajaran. Selain 2 aspek itu, ada 5 aspek yang
rata-rata skornya ≥ 3.0 yang artinya guru melakukan aktivitas pembelajaran
dengan baik. Adapun aspek tersebut adalah aktivitas guru dalam menyiapkan
sarana dan prasarana serta media pembelajaran dengan rata-rata skor 3.0,
menjelaskan masalah yang belum dipahami peserta didik dengan rata-rata skor
4.0, memberikan kesempatan peserta didik menyelesaikan masalah kontekstual
sesuai dengan cara peserta didik sendiri dengan rata-rata skor 3.0, memfasilitasi
peserta didik untuk berdiskusi dengan rata-rata skor 3.6, aktivitas guru dalam
membimbing membuat kesimpulan dengan rata-rata skor 3.3, dan aktivitas guru
dalam melakukan tindak lanjut dengan rata-rata skor 3.0.
Dari perolehan rata-rata skor tiap aspeknya, maka dapat diperoleh skor dari
aktivitas guru secara keseluruhan pada siklus I pertemuan 2 yaitu 3.5. Aktivitas
guru siklus I pertemuan 2 mengalami kemajuan dari aktivitas guru siklus I
pertemuan 1 sebelumnya.
Pengamatan observer pada aktivitas peserta didik dalam
mengimplementasikan pendekatan Realistic Mathematic Education berbantu
media geoboard dan benda manipulatif pada siklus I pertemuan 2 juga sudah
mulai terlihat baik yang terlihat pada tabel 4.10 berikut ini.
78
Tabel 4.10
Analisis Data Observasi Peserta Didik Siklus I Pertemuan 2
No Aspek Rata-Rata
Skor
1 a. Siap untuk mengikuti pembelajaran. 3.0
2 a. Memahami masalah kontekstual. 3.0
b. Menyelesaikan permasalahan kontekstual. 2.7
c. Melaksanakan diskusi dan membandingkan jawaban dari
soal dalam kelompok atau kelas. 2.8
3 a. Membuat kesimpulan. 3.0
b. Membuat rangkuman. 2.0
c. Melakukan refleksi. 3.0
Rata-Rata Keseluruhan 2.8
Berdasarkan tabel 4.10 terlihat bahwa ada 4 aspek yang dilakukan peserta
didik dengan baik diantaranya adalah kesiapan peserta didik dalam mengikuti
pambelajaran dan dalam memahami masalah kontekstual, aktivitas peserta didik
dalam membuat kesimpulan, membuat rangkuman dengan rata-rata skor masing-
masing 3. Namun dalam siklus I pertemuan 2 ini, masih ada kekurangan aktivitas
peserta didik dalam mengikuti pembelajaran ditandai dengan masih rendahnya
rata-rata skor aspek, diantaranya adalah aktivitas peserta didik dalam
menyelesaikan masalah kontekstual dengan rata-rata skor adalah 2.7. Hal ini
terjadi karena peserta didik belum terbiasa untuk menyelesaikan masalah dengan
cara mereka sendiri. Peserta didik cenderung untuk melihat pekerjaan kelompok
ynng lainnya. Aktivitas peserta didik dalam melakukan diskusi dan
membandingkan jawaban dari soal dengan rata-rata skor 2.8 dan membuat
rangkuman dengan rata-rata skor 2.0. Ini disebabkan karena peserta didik belum
berani dalam menyampaikan ide atau gagasannya baik di dalam kelompok
maupun di kelas.
Berdasarkan tabel diatas maka dapat diketahui rata-rata keseluruhan aspek
aktivitas peserta didik masih belum baik, yaitun 2.8.
79
4.1.2.4.Refleksi
Setelah melaksanakan kegiatan siklus I pertemuan 1,2, dan 3 maka
selanjutnya dilaksanakan kegiatan refleksi semua kegiatan dalam proses
pembelajaran siklus I. Hasil refleksi diambil dari hasil observasi, lembar angket
minat belajar, dan soal evaluasi yang dilaksanakan pada siklus I. Refleksi ini
digunakan sebagai bahan perbaikan dengan membandingkan hasil tindakan
selama proses pembelajaran dengan indikator aktivitas yang telah ditetapkan.
Selain itu kegiatan refleksi juga dilakukan untuk mengetahui manfaat dari
tindakan pembelajaran menggunakan pendekatan Realistic Mathematic Education
berbantu media geoboard dan benda manipulatif, kegiatan refleksi juga
dimaksudkan untuk mengetahui kekurangan dan kelebihan dari pelaksanaan
tindakan pembelajaran yang dilakukan.
Berdasarkan hasil analisis data yang diperoleh melalui hasil observasi
aktivitas guru pada siklus I pertemuan 1 rata-rata skor secara keseluruhan adalah
2.6. Pada siklus I pertemuan 2, aktivitas guru yang mendapat rata-rata skor 3.5.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 4.7 peningkatan rata-rata
hasil observasi aktivitas guru siklus I pertemuan 1 dan 2 sebagai berikut:
Gambar 4.7
Diagram Batang Peningkatan Rata-Rata Hasil Observasi Guru
Siklus I
2,6
3,5
0
0,5
1
1,5
2
2,5
3
3,5
4
Pertemuan 1 Pertemuan 2
80
Berdasarkan hasil analisis data yang diperoleh melalui hasil observasi
aktivitas peserta didik pada siklus I pertemuan 1, rata-rata skor aktivitas peserta
didik yang diperoleh adalah 1.9. Pada siklus I pertemuan kedua aspek aktivitas
peserta didik yang mendapat rata-rata skor 2.8.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 4.8 peningkatan persentase
hasil observasi aktivitas peserta didik siklus I pertemuan 1 dan 2 sebagai berikut:
Gambar 4.8
Diagram Batang Peningkatan Rata-Rata Hasil Observasi Peserta Didik
Siklus I
Pada pembelajaran siklus I pertemuan 1 dan pertemuan 2 diperoleh hasil
minat belajar bahwa hanya 71,4% peserta didik mencapai minat dengan kategori
tinggi dan sangat tinggi. Rata-rata minat belajar yang diperoleh peserta didik kelas
III B SDN Tlogo Kabupaten Semarang pada pelaksanaan tindakan siklus I
mencapai kategori tinggi. Artinya hasil tersebut belum memenuhi indikator
keberhasilan yang peneliti tentukan yaitu 90% minat belajar peserta didik secara
individual mencapai kategori tinggi dan sangat tinggi (interval ≥ 70).
1,9
2,8
0
0,5
1
1,5
2
2,5
3
Pertemuan 1 Pertemuan 2
81
Hasil belajar siklus I yang diperoleh peserta didik dengan Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM ≥ 65) pada pelaksanaan tindakan siklus I mencapai
43% peserta didik tuntas. Artinya hasil tersebut belum memenuhi indikator
keberhasilan yang peneliti tentukan sebesar 90%. Masih ada 9 siswa yang
perolehan nilainya masih berada di bawah KKM 65. Namun rata-rata hasil belajar
mata pelajaran matematika kelas III B SDN Tlogo Kabupaten Semarang sudah
mengalami peningkatan dari prasiklus 62,1 menjadi 71,7 setelah pelaksanaan
tindakan siklus I. Persentase ketuntasan belajar peserta didik meningkat dari
kondisi awal 38,0% menjadi 57,1% .
Dari hasil observasi yang dilakukan pada pelaksanaan tindakan siklus I
dapat diketahui beberapa kelebihan dan kekurangan dalam pelaksanaan tindakan
pembelajaran dengan mengimplementasikan pendekatan Realistic Mathematic
Education berbantu media geoboard dan benda manipulatif. Adapun kekurangan
yang ditemui selama tindakan pembelajaran menjadikan proses pembelajaran dan
indikator keberhasilan yang berlangsung menjadi kurang maksimal. Kelebihan
dan kekurangan tersebut diantaranya adalah sebagai berikut.
a. Kelebihan
1) Rancangan pembelajaran sudah tersusun dengan baik.
2) Peserta didik lebih tertarik dengan pembelajaran yang
mengimplementasikan pendekatan Realistic Mathematic education
berbantu media geoboard dan benda manipulatif, terlihat dari peningkatan
antusias peserta didik, keberanian peserta didik dalam bertanya dan
perhatian peserta didik.
3) Kegiatan pembelajaran dengan mengimplementasikan pendekatan
Realistic Mathematic education berbantu media geoboard dan benda
manipulatif membuat peserta didik dapat menggunakan cara penyelesaian
mereka sendiri yang dianggap lebih mudah.
4) Penggunaan media pembelajaran membuat peserta didik lebih memahami
materi pembelajaran dilihat dari hasil belajar matematika yang meningkat
dari sebelumnya.
82
5) Peserta didik dengan kemampuan yang rendah dapat terbantu dengan
teman di dalam kelompoknya.
6) Kondisi pembelajaran menjadi lebih baik karena dominasi aktivitas
peserta didik menyelesaikan masalah dengan media pembelajaran
bersama kelompok sehingga guru sudah tidak mendominasi pembelajaran
dengan ceramah secara terus menerus.
b. Kekurangan
1) Penerapan pendekatan Realistic Mathematic Education berbantu media
geoboard dan benda manipulatif belum terbiasa dilaksanakan oleh guru
dan peserta didik, peserta didik pada awal proses pembelajaran
berlangsung masih kebingungan dan merasa canggung di dalam proses
pembelajaran sehingga hasil pembelajaran kurang maksimal diketahui
dari penilaian aktivitas guru yang masih mendapat nilai 1 dan 2 dari
observer dalam pelaksanaan tindakan siklus I pertemuan pertama.
2) Ada beberapa peserta didik yang belum bekerjasama secara optimal
dalam kegiatan diskusi. Sehingga kegiatan mengungkapkan ide/gagasan
belum berjalan dengan efektif diketahui dari pada penilaian aktivitas
peserta didik masih belum memperoleh skor maksimal.
3) Kegiatan kelompok berjalan terlalu lama, sehingga pemberian contoh soal
kurang.
Dari beberapa kekurangan yang ditemui di atas, maka peneliti melakukan
analisis dan berkonsultasi dengan Ibu Enix guru kelas III B tentang kondisi
peserta didik serta pelaksanaan tindakan pembelajaran yang telah dilangsungkan,
sehingga didapatkan rencana perbaikan dari kekurangan tersebut yang akan
diterapkan pada siklus II sebagai berikut:
1) Sebelum proses tindakan pembelajaran dilangsungkan sebaiknya dilakukan
pengarahan dan diskusi bersama antara peneliti dan guru kolaborator tentang
langkah-langkah dari pendekatan Realistic Mathematic Education berbantu
media geoboard dan benda manipulatif sehingga antara rencana dan
pelaksanaan pembelajaran berjalan dengan baik.
83
2) Guru koloborator harus selalu memberikan motivasi kepada peserta didik
agar peserta didik berani dalam menyampaikan setiap ide/gagasan. Salah satu
contoh pemberian motivasi bisa dilakukan guru adalah dengan memberikan
semangat atau point kepada peserta didik pada saat kegiatan pembelajaran
berlangsung.
3) Guru kolaborator sebaiknya membimbing peserta didik dalam setiap kegiatan
agar kegiatan pembelajaran menjadi efektif sehingga pembelajaran dengan
menerapkan pendekatan Realistic Mathematic Education berbantu media
geoboard dan benda manipulatif dapat berjalan dengan tepat waktu.
4.1.3. Deskripsi Siklus II
Pada deskripsi siklus II ini akan membahas tentang perencanaan
(planning), tindakan (acting), pengamatan (observing), dan hasil tindakan yang
telah dilakukan serta refleksi (reflecting) pada siklus II. Kegiatan pembelajaran
siklus II ini merupakan upaya perbaikan pembelajaran pada siklus I. Kegiatan
pembelajaran pada siklus II dibagi menjadi tiga kali pertemuan, dimana setiap
pertemuan berlangsung selama 2 x 35 menit.
4.1.3.1. Tahap Perencanaan
Pada tahap perencanaan peneliti berkolaborasi dengan guru sebelum
melakukan tindakan kepada peserta didik kelas III B SDN Tlogo Kabupaten
Semarang. Kegiatan yang meliputi tahap perencanaan yaitu penyusunan RPP,
menyiapkan media pembelajaran yang akan digunakan pada siklus II dan segala
sesuatu yang dapat menunjang pelaksanaan pembelajaran termasuk tes evaluasi
siklus II yang akan dilakukan setiap pertemuan pada akhir siklus. Tindakan
pembelajaran pada siklus II merupakan hasil tindak lanjut dan upaya perbaikan
dari pelaksanaan tindakan pada siklus I. Adapun tindakan yang dilakukan dalam
pertemuan pertama, kedua dan ketiga diuraikan sebagai berikut.
a. Pertemuan Pertama
Pertemuan pertama siklus II dilaksanakan pada hari Senin, tanggal 28 maret
2016. Sebelum melakukan tindakan pada pembelajaran siklus II pertemuan
pertama, peneliti melakukan perencanaan tindakan dengan guru. Peneliti
84
menyiapkan media serta segala sesuatu yang dapat mendukung pembelajaran
seperti membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) menggunakan
pendekatan Realistic mathematic Education berbantu media geoboard dan benda
manipulatif dengan Kompetensi Dasar 5.2. menghitung luas persegi dan persegi
panjang. Penyusunan RPP didiskusikan dengan Ibu Enix Haryadi, S.Pd selaku
guru kelas III B dan sebagai guru kolaborator dalam pelaksanaan tindakan
penelitian.
Diskusi yang dilakukan peneliti dan guru terkait tentang penentuan waktu
penelitian, penyusunan indikator dan tujuan pembelajaran. Indikator pada
pertemuan pertama antara lain (1) Menentukan cara menghitung luas persegi dan
persegi panjang (2) Menghitung luas daerah persegi dan persegi panjang Setelah
indikator dirumuskan kemudian peneliti bersama dengan guru kolaborator
menyusun tujuan pembelajaran yang hendak dicapai pada pertemuan pertama.
Adapun tujuan pembelajaran yang hendak dicapai pada pertemuan pertama ialah:
(1) melalui penemuan terbimbing tentang luas persegi dan persegi panjang dengan
tanggung jawab, peserta didik dapat menentukan cara menghitung luas persegi
dan persegi panjang (2) melalui pengamatan diluar kelas tentang luas persegi dan
persegi panjang dengan teliti, peserta didik dapat menghitung luas persegi dan
persegi panjang.
Setelah berdiskusi tentang RPP, selanjutnya peneliti menyiapkan media yang
akan digunakan pada pelaksanaan pembelajarannya. Media pembelajaran yang
digunakan adalah media geoboard atau papan berpaku, karet, kertas mika
transparan, kertas berpetak, serta benda manipulatif yang ada di dalam kelas.
Selain itu peneliti menyiapkan perangkat pembelajaran yaitu lembar observasi
aktivitas guru dan peserta didik. Selanjutnya peneliti dan guru kolaborator
mempelajari materi pembelajaran sehingga pelaksanaan bisa berjalan sesuai
dengan perencanaan yang sebelumnya telah disusun.
b. Pertemuan Kedua
Perencanaan pembelajaran pada pertemuan kedua merupakan tindak lanjut dari
pertemuan pertama. Pertemuan kedua akan dilaksanakan pada hari selasa tanggal
29 maret 2016. Jika pertemuan pertama membahas tentang cara menghitung luas
85
persegi dan persegi panjang dan menghitung persegi dan persegi panjang, maka
dalam pembelajaran pada pertemuan kedua adalah materi tentang membuat
bangun persegi dan persegi panjang dengan luas tertentu dan membandingkan
luas persegi dari yang terkecil ke yang terbesar ataupun sebaliknya dengan cara
menghitung terlebih dahulu luas masing-masing bangun.
Sebelum melakukan tindakan pada pembelajaran siklus II pertemuan kedua,
peneliti melakukan perencanaan tindakan dengan guru. Peneliti menyiapkan
media serta segala sesuatu yang dapat mendukung pembelajaran seperti membuat
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) menggunakan pendekatan Realistic
mathematic Education berbantu media geoboard dan benda manipulatif dengan
Kompetensi Dasar 5.2. menghitung luas persegi dan persegi panjang. Penyusunan
RPP didiskusikan dengan Ibu Enix Haryadi, S.Pd selaku guru kelas III B dan
sebagai guru kolaborator dalam pelaksanaan tindakan penelitian.
Diskusi yang dilakukan peneliti dan guru terkait tentang penentuan waktu
penelitian, penyusunan indikator dan tujuan pembelajaran. Indikator pada
pertemuan pertama adalah (3) menggambar dan membuat persegi dan persegi
panjang dengan luas tertentu, dan (4) membandingkan dan mengurutkan keliling
persegi dan persegi panjang. Setelah indikator dirumuskan kemudian peneliti
bersama dengan guru kolaborator menyusun tujuan pembelajaran yang hendak
dicapai pada pertemuan kedua. Adapun tujuan pembelajaran yang hendak dicapai
pada pertemuan kedua adalah (3) melalui tanya jawab tentang luas persegi dan
persegi panjang dengan penuh perhatian, peserta didik dapat menggambar persegi
dan persegi panjang dengan luas tertentu, dan (4) melalui penugasan tentang
keliling persegi dan persegi panjang dengan tekun, peserta didik dapat
membandingkan dan mengurutkan luas persegi dan persegi panjang. Setelah
berdiskusi tentang RPP, selanjutnya peneliti menyiapkan media yang akan
digunakan pada pelaksanaan pembelajarannya. Media pembelajaran yang
digunakan adalah media benda manipulatif berbentuk persegi dan persegi
panjang yang telah disiapkan. Selain itu peneliti menyiapkan perangkat
pembelajaran yaitu lembar observasi aktivitas guru dan peserta didik. Selanjutnya
peneliti dan guru kolaborator mempelajari materi pembelajaran sehingga
86
pelaksanaan bisa berjalan sesuai dengan perencanaan yang sebelumnya telah
disusun.
c. Pertemuan Ketiga
Perencanaan pembelajaran pada siklus II pertemuan ketiga merupakan tindak
lanjut dari pertemuan sebelumnya. Pertemuan ketiga dilaksanakan pada tanggal
30 maret 2016. Pada pembelajaran siklus II pertemuan ketiga ini digunakan untuk
pelaksanaan tes. Tes berupa angket mengenai minat belajar matematika yang telah
dilakukan peserta didik dengan mengimplementasikan pendekatan Realistic
Mathematic Education berbantu media geoboard dan benda manipulatif serta
berupa tes evaluasi siklus II, kegiatan ini dimaksudkan untuk mengetahui
peningkatan minat dan hasil belajar matematika peserta didik kelas III B SDN
Tlogo Kabupaten Semarang. Materi yang diteskan ialah materi yang telah
dipelajari oleh peserta didik pada pertemuan pertama sampai pertemuan kedua
siklus II mengenai luas persegi dan persegi panjang. Penyusunan angket minat
dan soal evaluasi juga telah didiskusikan sebelumnya bersama dengan Ibu Enix
Haryadi.
Adapun soal minat belajar berjumlah 25 berupa skala likert dan soal evaluasi
yang diujikan pada siklus II berjumlah 15 soal berbentuk pilihan ganda. Sebelum
pelaksanaan kegiatan pembelajaran, peneliti menyiapkan hal-hal yang diperlukan
untuk proses pembelajaran, diantaranya Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP), lembar angket minat belajar matematika yang terdiri dari 25 pernyataan
dan lembar soal evaluasi yang terdiri dari 15 soal berbentuk pilihan ganda untuk
21 peserta didik kelas III B yang akan mengikuti tes. Sebelum mengadakan tes
evaluasi guru mengulang materi tentang luas persegi dan persegi panjang yang
telah dipelajari pada pertemuan pertama dan kedua. Setelah itu guru mengadakan
tes minat belajar dan tes evaluasi selama 60 menit.
4.1.3.2. Tahap Tindakan dan Hasil Tindakan
Pada sub bab ini akan mendeskripsikan tentang pelaksanaan tindakan
penelitian yaitu proses pembelajaran dan hasil tindakan siklus II. Rincian
pelaksanaan tindakan siklus II sebagai berikut :
87
a. Proses Tindakan
Proses tindakan siklus II dilakukan sebanyak tiga kali pertemuan, masing-
masing pertemuan berlangsung selama 2 x 35 menit. Uraian proses pelaksanaan
tindakan sebagai berikut :
1. Pertemuan Pertama
Pelaksanaan tindakan pada siklus I pertemuan pertama dilaksanakan pada hari
Senin tanggal 28 maret 2016 pukul 09.30 - 11.00 WIB oleh guru kolaborator yaitu
Ibu Enix Haryadi, S.Pd selaku guru kelas III B SDN Tlogo Kabupaten Semarang.
Guru yang di tunjuk sebagai observer untuk mengamati berlangsungnya kegiatan
pembelajaran meliputi pengamatan terhadap aktivitas guru dan peserta didik
adalah Bapak Sugito. Kegiatan awal pembelajaran pada pertemuan pertama
diawali dengan mengucapkan salam, kemudian guru melakukan presensi.
Sebelum kegiatan pembelajaran berlangsung guru mengkondisikan peserta didik
agar siap untuk mengikuti pembelajaran dengan menyanyikan lagu berjudul “Luas
Persegi dan Persegi Panjang” dan menyiapkan alat tulis masing-masing.
Selanjutnya guru melakukan kegiatan apersepsi dan motivasi dengan melakukan
tanya jawab. Guru bertanya jawab dengan peserta didik tentang lagu yang
dinyanyikan bersama. Guru memberikan pertanyaan “lagu tadi berisi tentang
apa?”. Peserta didik kemudian menjawab “luas bu”. Guru kemudian memberi
pertanyaan lanjutan “luas apa anak-anak?” Dari jawaban peserta didik,
selanjutnya guru menuliskan judul pembelajaran yang akan peserta didik pelajari
yaitu luas persegi dan persegi panjang. Setelah itu guru menyampaikan tujuan
pembelajaran luas persegi dan persegi panjang yaitu menemukan cara menghitung
luas persegi dan persegi panjang dan peserta didik dapat menghitung luas persegi
dan persegi panjang.
Setelah kegiatan awal telah disampaikan, maka guru melanjutkan pada
kegiatan inti yang terdiri dari eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi. Pada kegiatan
eksplorasi, guru memberikan pertanyaan secara klasikal kepada peserta didik
kelas III B dengan memperlihatkan sebuah gabus yang bisa menunjukkan
perbedaan keliling dan luas. Guru memberikan pertanyaan “benda apa ini?”. Guru
kemudian membagi gabus menjadi dua bagian dan meminta peserta didik untuk
88
mendengarkan penjelasan “Coba perhatikan gabus yang bu guru pegang, jika
gabus di buka seperti ini, tepiannya dinamakan keliling dan jika buguru pasang
kembali seperti ini dinamakan luas (daerah)”. Guru mengulangi sekali lagi
penjelasannya dan memberi pertanyaan kepada peserta didik “Kemarin keliling itu
apa?”Peserta didik menjawab bahwa keliling adalah memiliki jumlah semua sisi
bangun datar. Setelah pertanyaan dijawab, guru memberikan pertanyaan lagi
“Luas itu apa?”. Beberapa peserta didik menjawab bahwa luas adalah suatu
daerah tertentu. Setelah itu perwakilan peserta didik maju untuk menunjukkan
yang mana luas sebuah papan tulis.
Pada kegiatan elaborasi, peserta didik bekerja secara individual. Setiap
individu mendapatkan media mika transparan dan kertas berpetak.. Guru
kemudian membagikan LKS pada setiap peserta didik yang di dalamnya terdapat
permasalahan kontekstual. Permasalahan kontekstual berisi tentang bagaimana
menghitung luas mika transparan yang telah di sediakan guru. Peserta didik
kemudian diberi waktu untuk membaca dan memahami permasalahan kontekstual
satu per satu dan melakukan langkah-langkah yang ada di dalam LKS. Setelah itu
guru menjelaskan kepada peserta didik yang belum memahami masalah
kontekstual. Guru memberikan pertanyaan penggiring mengenai permasalahan
kontekstual “apa yang harus kalian cari?”, “dengan cara apa kalian menghitung
luasnya?”. Untuk mengerjakannya peserta didik diingatkan oleh guru bahwa luas
adalah jumlah seluruh petak satuan luas pada suatu bangun. Setelah semua peserta
didik mengerti permasalahan kontekstual yang telah diberikan, peserta didik
diberi kesempatan untuk menyelesaikan masalah kontekstual dengan cara peserta
didik sendiri. Disini guru hanya membimbing dan mendampingi serta
memfasilitasi peserta didik dalam menyelesaikan masalah. Dan ketika semua
peserta didik telah selesai menyelesaikan masalah, beberapa peserta didik maju
kedepan untuk mempresentasikan hasil kerjanya dengan membandingkan dan
mendiskusikannya dengan peserta didik lain. Peserta didik dibantu guru membuat
kesepakatan kelas penyelesaian permasalahan kontekstual LKS bagaimana cara
menghitung luas persegi dan persegi panjang.
89
Setelah peserta didik menyelesaikan masalah kontekstual yang diberikan,
guru membagi peserta didik menjadi 6 kelompok yang terdiri dari 3-4 peserta
didik untuk melakukan permainan membuat sebuah persegi dan persegi panjang
dengan ukuran tertentu. Pertama guru mendikte peserta didik untuk membuat
persegi dengan ukuran 7 x 7 satuan. Setelah itu, guru mendikte peserta didik
untuk membuat persegi panjang dengan ukuran 10 x 4 satuan. Selanjutnya peserta
didik dalam kelompok mencoba membuat persegi dan persegi panjang bersama-
sama dan menghitung masing-masing luas bangunnya. Peserta didik membuat
persegi dan persegi panjang beberapa kali sesuai dengan ukuran yang ditentukan
guru. Peserta didik dalam kelompok menjawab pertanyaan guru secara lisan. Pada
kegiatan konfirmasi, guru memberikan kesempatan kepada peserta didik bertanya
tentang materi yang belum dipahami dan dimengerti.
Pada kegiatan akhir pembelajaran peserta didik dibantu guru menyimpulkan
materi pembelajaran. Peserta didik kemudian merangkum materi pembelajaran.
Selanjutnya guru melakukan refleksi bersama dengan peserta didik tentang proses
pembelajaran dengan menggunakan pendekatan Realistic Mathematic Education
berbantu media geoboard dan benda manipulatif. Setelah itu guru menyampaikan
materi yang akan dipelajari peserta didik di rumah yaitu mempelajari luas persegi
dan persegi panjang. Guru juga mengingatkan peserta didik untuk membawa
penggaris panjang untuk pertemuan selanjutnya dan pembelajaran diakhiri
dengan salam.
2. Pertemuan Kedua
Pelaksanaan tindakan pada siklus I pertemuan kedua dilaksanakan pada hari
Selasa tanggal 29 maret 2016 pukul 09.30 - 11.00 WIB oleh guru kolaborator
yaitu Ibu Enix Haryadi, S.Pd selaku guru kelas III B SDN Tlogo Kabupaten
Semarang. Guru yang di tunjuk sebagai observer untuk mengamati
berlangsungnya kegiatan pembelajaran meliputi pengamatan terhadap aktivitas
guru dan peserta didik adalah Bapak Sugito. Kegiatan awal pembelajaran pada
pertemuan kedua diawali dengan mengucapkan salam, kemudian guru melakukan
presensi. Sebelum kegiatan pembelajaran berlangsung guru mengkondisikan
peserta didik agar siap untuk mengikuti pembelajaran dengan menyanyikan lagu
90
berjudul “Luas Persegi dan Persegi Panjang” dan menyiapkan alat tulis masing-
masing. Selanjutnya guru melakukan kegiatan apersepsi dan motivasi dengan
melakukan tanya jawab. Guru bertanya jawab dengan peserta didik tentang
pembelajaran sebelumnya. Guru bertanya “pertemuan kemarin belajar tentang
apa?”, Peserta didik menjawab luas persegi dan persegi panjang. Guru menuliskan
judul pembelajaran “ Luas Persegi dan Persegi Panjang”. Tujuannya mempelajari
materi tersebut pada pertemuan kedua adalah agar peserta didik dapat membuat
atau menggambar persegi dan persegi panjang dengan luas tertentu dan dapat
membandingkan dan mengurutkan luas persegi dan persegi panjang dari yang
sempit ke yang lebih luas atau sebaliknya.
Setelah kegiatan awal telah disampaikan, maka guru melanjutkan pada
kegiatan inti yang terdiri dari eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi. Pada kegiatan
eksplorasi, Guru memberi pertanyaan berikutnya “bagaimana cara menghitung
luas persegi?, bagaimana cara menghitung luas persegi panjang?”, kemudian
peserta didik menjawab “luas persegi sama dengan sisi dikali sisi (s x s),
sedangkan luas persegi panjang sama dengan panjang dikali lebar (p x l)”.
Pada kegiatan elaborasi, semua peserta didik dibagikan beberapa LKS yang
berbentuk bangun datar dan menyiapkan penggaris yang telah dibawa dari rumah.
Setiap peserta didik mendapat LKS yang didalamnya terdapat permasalahan
kontekstual yaitu mengukur luas benda-benda yang ada di sekolah. Setiap peserta
didik memhami masalah kontekstual dengan membaca LKS. Kemudian guru
menjelaskan masalah kontekstual yang tidak dimengerti peserta didik. Guru
menjelaskan bahwa anak-anak diminta untuk mengukur teras kelas III A, teras III
B dengan cara menghitung petaknya sedangkan untuk mengukur ubin dan buku,
peserta didik menggunakan penggarisnya masing-masing. Setelah selesai
mengukur, peserta didik diminta untuk menuliskan berapa ukuran persegi dan
persegi panjang. Peserta didik juga diminta untuk menghitung luas persegi dan
persegi panjang. Setelah peserta didik menyelesaikan masalah kontekstual,
perwakilan peserta didik diminta untuk mempresentasikan hasil kerjanya dan
membandingkan dengan hasil kerja kelompok yang lain. Peserta didik kemudian
dibantu oleh guru membuat kesepakatan cara penyelesaian masalah yang mudah
91
dan tepat. Selanjutnya pada kegiatan konfirmasi, guru memberikan kesempatan
kepada peserta didik bertanya tentang materi yang belum dipahami dan
dimengerti.
Pada kegiatan akhir pembelajaran peserta didik dibantu guru menyimpulkan
materi pembelajaran. Peserta didik kemudian merangkum materi pembelajaran.
Peserta didik diminta utuk mengerjakan soal di ada di buku pelajaran matematika.
Selanjutnya guru melakukan refleksi bersama dengan peserta didik tentang proses
pembelajaran dengan menggunakan pendekatan Realistic Mathematic Education
berbantu media geoboard dan benda manipulatif. Setelah itu guru memberikan
tugas rumah yaitu mempelajari luas persegi dan persegi panjang. Pembelajaran
kemudian diakhiri dengan salam.
3. Pertemuan Ketiga
Pelaksanaan tindakan siklus II pertemuan ketiga dilaksanakan pada hari
Rabu, 30 Maret 2016 pukul 07.00-08.00 WIB oleh guru kolaborator yaitu Ibu
Enix Haryadi, S.Pd selaku guru kelas III B SDN Tlogo Kabupaten Semarang.
Kegiatan pembelajaran pertemuan ketiga ini guru melaksanakan kegiatan tes
minat belajar dan tes evaluasi siklus II. Kegiatan pembelajaran pada pertemuan
ketiga diawali dengan berdoa, presensi, dan dilanjutkan dengan tanya jawab
antara guru dan peserta didik mengingatkan kembali materi yang telah dipelajari
sebelumnya tentang luas persegi dan persegi panjang “bagaimana rumus luas
persegi dan persegi panjang?”. Selanjutnya guru memberikan kesempatan kepada
peserta didik untuk bertanya tentang materi yang belum dipahami oleh peserta
didik. Setelah semua peserta didik sudah paham tentang materi yang diajarkan
guru, mengadakan tes evaluasi selama 35 menit. Peserta didik mengerjakan soal
tes evaluasi dengan tertib dan lancar. Peserta didik kemudian mengumpulkan hasil
pekerjaannya di depan dan kembali ketempat duduk masing-masing. Setelah itu
guru membagikan lembar angket minat belajar, tetapi sebelum peserta didik
mengerjakannya guru memberikan penjelasan bahwa angket minat ini digunakan
untuk mengukur minat belajar peserta didik pada mata pelajaran matematika yang
mengimplementasikan pendekatan Realistic Mathematic Education berbantu
media geoboard dan benda manipulatif. Selanjutnya peserta didik mengumpulkan
92
hasil pekerjaannya kembali di meja guru. Setelah itu guru meminta peserta didik
untuk mempelajari materi selanjutnya dirumah. Guru menutup kegiatan
pembelajaran dengan mengucapkan salam penutup.
b. Hasil Tindakan
Hasil tindakan penelitian siklus II berupa kategori minat belajar peserta didik
dan nilai hasil belajar peserta didik pada pembelajaran matematika dengan
mengimplementasikan pendekatan Realistic Mathematic Education berbantu
media geoboard dan benda manipulatif. Kategori minat belajar peserta didik kelas
III B SDN Tlogo Kabupaten Semarang didapat dari lembar angket minat belajar
matematika setelah dilakukan tindakan pada siklus II. Pengambilan kategori
dilakukan melalui tes minat belajar yang dikerjakan peserta didik pada pertemuan
ketiga siklus II. Berikut disajikan tabel 4.11 yaitu tabel distribusi frekuensi
kategori minat belajar matematika siklus II sebagai berikut:
Tabel 4.11
Distribusi Frekuensi Kategori Minat Belajar Matematika
Siklus II
No Kategori Interval Frekuensi Persentase
1 Sangat Rendah 25 – 49 0 0%
2 Rendah 50 - 69 0 0%
3 Tinggi 70 – 79 4 19,1%
4 Sangat Tinggi 80 – 100 17 80,9%
Jumlah 21 100%
Kategori Sangat Tinggi
Berdasarkan tabel 4.11 distribusi frekuensi kategori angket belajar
matematika peserta didik kelas III B SDN Tlogo semester II tahun pelajaran
2015/2016 siklus II, dapat dikatakan bahwa minat peserta didik pada mata
pelajaran matematika sudah membaik. Hal tersebut dapat dilihat dari banyaknya
peserta didik yang skor minat belajarnya meningkat. Terlihat dari tidak adanya
peserta didik yang memiliki minat belajar pada kategori sangat rendah dan
kategori rendah dalam mata pelajaran matematika dari total keseluruhan 21
93
peserta didik. Sebanyak 4 peserta didik yang memiliki minat belajar matematika
pada kategori tinggi dan 17 peserta didik dengan kategori minat sangat tinggi.
Dari tabel tersebut diketahui perolehan kategori minat belajar peserta didik pada
kategori sangat rendah jumlah 0% dari jumlah keseluruhan peserta didik, kategori
rendah sejumlah 19,1% dari jumlah keseluruhan peserta didik, kategori tinggi
sejumlah 80,9% dari jumlah keseluruhan peserta didik. Berdasarkan tabel 4.11
maka dapat digambarkan dalam gambar 4.9 sebagai berikut:
Gambar 4.9
Diagram Batang Kategori Minat Belajar Matematika
Siklus II
Sedangkan hasil belajar mata pelajaran matematika peserta didik kelas III
B SDN Tlogo Kabupaten Semarang setelah siklus II diperoleh dari data tes siklus
II yang dilakukan peserta didik kelas III B SDN Tlogo Kabupaten Semarang
semester II tahun pelajaran 2015/2016. Data hasil belajar dapat dilihat pada tabel
4.12 dan gambar 4.10 berikut ini.
0% 0%
19,1%
80,9%
0
2
4
6
8
10
12
14
16
18
Sangat Rendah Rendah Tinggi Sangat Tinggi
Jum
lah
Pe
sert
a D
idik
Kategori Minat Belajar
94
Tabel 4.12
Distribusi Frekuensi Nilai Mata Pelajaran Matematika
Siklus II
No Skor Frekuensi Persentase
1 30-39 0 0%
2 40-49 0 0%
3 50-59 0 0%
4 60-69 3 14,2%
5 70-79 4 19,1%
6 80-89 6 28,6%
7 ≥ 90 8 38,1%
Jumlah 21 100%
Berdasarkan tabel 4.12 distribusi frekuensi nilai mata pelajaran
matematika, dapat dikatakan bahwa hasil belajar matematika peserta didik kelas
III B mengalami peningkatan dari siklus I. Hasil belajar matematika pada siklus II
peserta didik kelas III B SDN Tlogo Kabupaten Semarang pada rentang nilai 30-
39 sejumlah 0 peserta didik dengan persentase 0% dari jumlah keseluruhan
peserta didik, rentang nilai 40-49 sejumlah 0 peserta didik dengan persentase 0%
dari jumlah keseluruhan peserta didik, rentang nilai 50-59 sejumlah 0 peserta
didik dengan persentase 0% dari jumlah keseluruhan peserta didik, rentang nilai
60-69 sejumlah 3 peserta didik dengan persentase 14,2% dari jumlah keseluruhan
peserta didik, rentang nilai 70-79 sejumlah 4 peserta didik dengan persentase
19,1% dari jumlah keseluruhan peserta didik, rentang nilai 80-89 sejumlah 6
peserta didik dengan persentase 28,6% dari jumlah keseluruhan peserta didik,
rentang nilai 90-100 sejumlah 8 peserta didik dengan persentase 38,1% dari
jumlah keseluruhan peserta didik.
95
Gambar 4.10
Diagram Batang Hasil Nilai Mata Pelajaran Matematika
Siklus II
Berdasarkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM ≥ 65) data nilai hasil
belajar pada kondisi sebelum tindakan dapat disajikan dalam bentuk tabel 4.6
sebagai berikut.
Tabel 4.13
Ketuntasan Hasil Belajar Siklus II
No Ketuntasan Frekuensi Persentase
1 Tuntas ≥ 65 21 100%
2 Tidak Tuntas < 65 0 0%
Jumlah 21 100%
Nilai Rata-Rata 84,4
Nilai Tertinggi 100
Nilai Terendah 67
Dari data tersebut diketahui nilai tertinggi yang diperoleh peserta didik
setelah pelaksanaan tindakan siklus II dengan menggunakan pendekatan Realistic
Mathematic Education berbantu media geoboard dan benda manipulatif yaitu
100, sementara nilai terendah yang diperoleh peserta didik adalah 67 yang semula
0% 0% 0%
14.2%19.1%
28.6%
38.1%
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
30-39 40-49 50-59 60-69 70-79 80-89 90-100
Jum
lah
Pe
sert
a D
idik
Rentang Nilai
96
pada kondisi sebelum tindakan hanya 33. Peningkatan hasil belajar setiap individu
juga menyebabkan meningkatnya perolehan nilai rata-rata peserta didik menjadi
84,4 (daftar nilai peserta didik terlampir).
Dengan melihat tabel diatas diketahui Kriteria Ketuntasan Minimal
(KKM) ≥ 65. Perolehan hasil belajar matematika siklus II yang didapat oleh
peserta didik sudah meningkat. Hal ini dapat terlihat bahwa 21 peserta didik telah
mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) ≥ 65 dan dinyatakan tuntas dalam
mengikuti pembelajaran dengan persentase 100%. Hasil tersebut menunjukkan
bahwa ada peningkatan hasil belajar matematika, hasil yang diperoleh tersebut
sudah memenuhi indikator keberhasilan yang telah ditentukan peneliti sebesar
90% dan mengalami ketuntasan belajar secara klasikal dengan nilai rata-rata hasil
belajar matematika meningkat minimal ≥ 80. Ketuntasan hasil belajar siklus II
dapat dilihat dalam gambar 4.11 sebagai berikut.
Gambar 4.11
Diagram Lingkaran Ketuntasan Belajar Siklus II
4.1.3.3.Tahap Observasi/Pengamatan
Hasil pengamatan pembelajaran pada siklus II berupa hasil lembar
observasi aktivitas guru dan lembar observasi aktivitas peserta didik. Untuk
mengukur keberhasilan pengimplementasian pendekatan Realistic Mathematic
Education berbantu media geoboard dan benda manipulatif dalam kegiatan
pembelajaran, peneliti menggunakan lembar observasi. Lembar observasi guru
100%Tuntas
Belum Tuntas
97
maupun peserta didik diisi oleh Bapak Sugito pada siklus II pertemuan pertama
dan kedua.
a. Hasil Observasi Pertemuan 1
Hasil pengamatan pembelajaran dengan mengimplementasikan pendekatan
Realistic Mathematic Education berbantu media geoboard dan benda manipulatif
pada siklus II pertemuan 1 yang diterapkan oleh guru dan peserta didik sudah
terlaksana dengan baik. Hal ini terlihat dari tabel lembar observasi guru dan
peserta didik siklus II pertemuan 1.
Tabel 4.14
Analisis Data Observasi Guru Siklus II Pertemuan 1
No Aspek Rata-Rata
Skor
1
a. Mempersiapkan sarana dan prasarana serta media
pembelajaran. 4.0
b. Memberikan apersepsi dan tujuan pembelajaran. 3.5
2 a. Memberikan masalah kontekstual 3.0
b. Menjelaskan masalah yang belum dipahami peserta didik. 4.0
c. Memberikan kesempatan peserta didik menyelesaikan
masalah kontekstual sesuai dengan cara peserta didik
sendiri.
3.0
d. Memfasilitasi peserta didik untuk berdiskusi. 3.6
3 a. Membimbing membuat kesimpulan. 3.3
b. Tindak lanjut 3.7
Rata-Rata Keseluruhan 3.5
Dari lembar observasi guru dapat dilihat bahwa tidak ada aspek yang masih
mendapat rata-rata skor dibawah 3.0, ini artinya guru melakukan aspek dengan
baik. Adapun aspek yang dilakukan dengan sangat baik dengan rata-rata skor 4.0
adalah aktivitas guru dalam menyiapkan sarana dan prasarana serta media
pembelajaran, dan aktivitas guru dalam menjelaskan masalah yang belum
dipahami peserta didik. Dari tabel analisis data observasi aktivitas guru diperoleh
rata-rata skor keseluruhan yaitu 3.5.
98
Berikut adalah tabel 4.15 analisis data observasi peserta didik.
Tabel 4.15
Analisis Data Observasi Peserta Didik Siklus II Pertemuan 1
No Aspek Rata-Rata
Skor
1 a. Siap untuk mengikuti pembelajaran. 3.5
2 a. Memahami masalah kontekstual. 4.0
b. Menyelesaikan permasalahan kontekstual. 3.3
c. Melaksanakan diskusi dan membandingkan jawaban dari
soal dalam kelompok atau kelas. 3.8
3 a. Membuat kesimpulan. 4.0
b. Membuat rangkuman. 3.0
c. Melakukan refleksi. 3.0
Rata-Rata Keseluruhan 3.5
Pengamatan aktivitas peserta didik oleh observer dalam
mengimplementasikan pendekatan Realistic Mathematic Education berbantu
media geoboard dan benda manipulatif pada siklus II pertemuan 1 juga dinilai
dilaksanakan dengan baik dibuktikan dengan rata-rata skor keseluruhan yang
mencapai 3.5.
Jadi proses pembelajaran dengan mengimplementasikan pendekatan Realistic
Mathematic Education berbantu media geoboard dan benda manipulatif pada
siklus II pertemuan 1 sudah cukup maksimal. Hal ini karena guru dan peserta
didik sudah mulai terbiasa dalam menggunakan pendekatan Realistic Mathematic
Education berbantu media geoboard dan benda manipulatif dan guru telah
mengetahui langkah-langkah pendekatan Realistic Mathematic Education
berbantu media geoboard dan benda manipulatif.
99
c. Hasil Observasi Pertemuan 2
Hasil pengamatan dalam mengimplementasikan pendekatan Realistic
Mathematic Education berbantu media geoboard dan benda manipulatif pada
siklus II pertemuan 2 merupakan perbaikan dari siklus II pertemuan 1.
Berdasarkan lembar observasi guru siklus II pertemuan 2 dapat dilihat bahwa
aktivitas guru sudah baik. Terlihat semua aspek memperoleh rata-rata skor diatas
3.0. Dari tabel dibawah ini juga terlihat bahwa rata-rata skor secara keseluruhan
mencapai 3.8. Hasil ini menunjukkan bahwa pada siklus II, aktivitas pembelajaran
yang dilakukan guru terus meningkat. Berikut adalah tabel 4.16 dan tabel 4.17
tentang lembar observasi guru dan peserta didik pada siklus II pertemuan 2.
Tabel 4.16
Analisis Data Observasi Guru Siklus II Pertemuan 2
No Aspek Rata-Rata
Skor
1
a. Mempersiapkan sarana dan prasarana serta media
pembelajaran. 4.0
b. Memberikan apersepsi dan tujuan pembelajaran. 3.5
2 a. Memberikan masalah kontekstual 4.0
b. Menjelaskan masalah yang belum dipahami peserta didik. 4.0
c. Memberikan kesempatan peserta didik menyelesaikan
masalah kontekstual sesuai dengan cara peserta didik
sendiri.
3.3
d. Memfasilitasi peserta didik untuk berdiskusi. 4.0
3 a. Membimbing membuat kesimpulan. 3.7
b. Tindak lanjut 3.7
Rata-Rata Keseluruhan 3.8
100
Tabel 4.17
Analisis Data Observasi Peserta Didik Siklus II Pertemuan 2
No Aspek Rata-Rata
Skor
1 a. Siap untuk mengikuti pembelajaran. 3.8
2 a. Memahami masalah kontekstual. 4.0
b. Menyelesaikan permasalahan kontekstual. 4.0
c. Melaksanakan diskusi dan membandingkan jawaban dari
soal dalam kelompok atau kelas. 3.8
3 a. Membuat kesimpulan. 4.0
b. Membuat rangkuman. 4.0
c. Melakukan refleksi. 3.0
Rata-Rata Keseluruhan 3.8
Dalam mengimplementasikan pendekatan Realistic Mathematic Education
berbantu media geoboard dan benda manipulatif pada siklus II pertemuan 2
aktivitas yang dilakukan peserta didik sudah terlihat baik. Banyak aspek
dilakukan peserta didik dengan baik yang terlihat pada lembar observasi peserta
didik (terlampir). Pada pembelajaran siklus II pertemuan kedua, rata-rata skor
yang diperoleh setiap aspek mencapai 3.8. Ini artinya aktivitas peserta didik
meningkat dari pertemuan-pertemuan sebelumnya.
4.1.3.4.Refleksi
Setelah melaksanakan kegiatan siklus II pertemuan 1, 2, dan 3 maka
selanjutnya dilaksanakan kegiatan refleksi semua kegiatan dalam proses
pembelajaran siklus II. Hasil refleksi diambil dari hasil observasi, lembar angket,
dan soal evaluasi yang dilaksanakan pada siklus II. Kegiatan refleksi dilakukan
dalam bentuk diskusi untuk mengevaluasi berlangsungnya kegiatan pembelajaran
selama pelaksanaan tindakan siklus II. Pada pelaksanaan tindakan siklus II, guru
kolaborator telah melakukan berbagai upaya perbaikan tindakan yang telah
direncanakan sesuai dengan hasil refleksi pada siklus I.
101
Dari refleksi yang telah dilakukan diketahui bahwa guru kelas III B SDN
Tlogo Kabupaten Semarang sudah dapat menerapkan pembelajaran menggunakan
pendekatan Realistic Mathematic Education berbantu media geoboard dan benda
manipulatif dengan sangat baik, hal tersebut juga berdampak kepada peserta didik.
Bagi peserta didik sendiri belajar menggunakan pendekatan Realistic Mathematic
Education berbantu media geoboard dan benda manipulatif menjadikan materi
yang dipelajari lebih mudah dipahami dan suasana di dalam kelas menjadi
menyenangkan karena peserta didik sendiri melakukan kegiatan menemukan
pengetahuannya. Kegiatan peserta didik dalam mengemukakan ide/gagasan untuk
menyelesaikan masalah dapat membuat peserta didik lebih aktif dalam
berpendapat. Selain itu penggunaan media pembelajaran seperti media geoboard
dan benda manipulatif juga dapat membuat peserta didik lebih tertarik dan
antusias dalam belajar menemukan pengetahuannya sendiri. Pendekatan Realistic
Mathematic Education berbantu media geoboard dan benda manipulatif dan
penggunaan media pembelajaran juga membuat peserta didik lebih bersemangat
sehingga minat belajar dan hasil belajar matematika yang diperoleh peserta didik
meningkat.
Berdasarkan hasil analisis data yang diperoleh melalui rata-rata keseluruhan
hasil observasi aktivitas guru pada siklus II pertemuan 1 adalah 3.5. Pada siklus II
pertemuan 2 rata-rata keseluruhan aspek aktivitas guru adalah 3.8. Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada gambar 4.12 peningkatan rata-rata hasil observasi
aktivitas guru siklus II pertemuan 1 dan 2 sebagai berikut:
102
Gambar 4.12
Diagram Batang Peningkatan Rata-Rata Hasil Observasi Guru
Siklus II
Berdasarkan hasil analisis data yang diperoleh melalui rata-rata keseluruhan
hasil observasi aktivitas peserta didik pada siklus II pertemuan 1 adalah 3.5. Pada
siklus II pertemuan kedua, rata-rata aspek aktivitas peserta didik adalah 3.8.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 4.13 peningkatan rata-rata hasil
observasi aktivitas peserta didik siklus II pertemuan 1 dan 2 sebagai berikut:
Gambar 4.13
Diagram Batang Peningkatan Rata-Rata Hasil Observasi Peserta Didik
Siklus II
3,5
3,8
3,35
3,4
3,45
3,5
3,55
3,6
3,65
3,7
3,75
3,8
3,85
Pertemuan 1 Pertemuan 2
3,5
3,8
3,35
3,4
3,45
3,5
3,55
3,6
3,65
3,7
3,75
3,8
3,85
Pertemuan 1 Pertemuan 2
103
Pada pembelajaran siklus II pertemuan 1 dan pertemuan 2 diperoleh hasil
minat belajar peserta didik mengalami peningkatan bahwa 100% peserta didik
kelas III B SDN Tlogo Kabupaten Semarang pada pelaksanaan tindakan siklus II
mencapai kategori tinggi dan sangat tinggi. Artinya hasil tersebut sudah
memenuhi indikator keberhasilan yang peneliti tentukan yaitu 90% minat belajar
peserta didik secara individual mencapai kategori tinggi dan sangat tinggi
(interval ≥ 70).
Sedangkan hasil belajar siklus II yang diperoleh peserta didik dengan
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) ≥ 65 pada pelaksanaan tindakan siklus II
mencapai 100% peserta didik tuntas. Artinya hasil tersebut telah memenuhi
indikator keberhasilan yang peneliti tentukan sebesar 90%. Rata-rata hasil belajar
mata pelajaran matematika kelas III B SDN Tlogo Kabupaten Semarang sudah
mengalami peningkatan dari prasiklus 62,1 menjadi 71,7 setelah pelaksanaan
tindakan siklus I dan menjadi 84,4 setelah pelaksanaan siklus II. Artinya hasil
rata-rata belajar siklus II ketuntasan belajar secara klasikal telah memenuhi
indikator keberhasilan yang peneliti tentukan dengan nilai rata-rata hasil belajar
matematika meningkat minimal ≥ 80.
Dari analisis data di atas dapat disimpulkan bahwa permasalahan-
permasalahan yang muncul pada pelaksanaan tindakan siklus I sudah dapat diatasi
dengan baik melalui upaya-upaya yang telah direncanakan pada kegiatan refleksi
siklus I yang kemudian diterapkan oleh guru pada pelaksanaan tindakan
pembelajaran siklus II. Hal ini terlihat pada kenaikan perolehan skor pada aspek
tertentu. Masalah-masalah yang telah terselesaikan yaitu :
1) Penerapan pendekatan Realistic Mathematic Education berbantu media
geoboard dan benda manipulatif sudah terbiasa dilaksanakan oleh guru dan
peserta didik, peserta didik pada awal proses pembelajaran berlangsung sudah
tidak kebingungan dan tidak merasa canggung di dalam proses pembelajaran
sehingga hasil pembelajaran maksimal diketahui dari penilaian aktivitas guru
yang masih mendapat skor 3 dan 4 dari observer dalam pelaksanaan tindakan
siklus II pertemuan 1 dan 2.
104
2) Semua peserta didik yang bekerjasama secara optimal dalam kegiatan diskusi,
sehingga kegiatan mengungkapkan ide/gagasan berjalan dengan efektif
diketahui dari pada penilaian aktivitas peserta didik sudah mendapat rata-rata
skor diatas 3.
3) Kegiatan berjalan sesuai dengan waktu yang ditentukan, sehingga pemberian
contoh soal sudah cukup bagi peserta didik.
4.2. Analisis Komparatif
Pada analisis komparatif ini, akan membahas tentang perbandingan minat
belajar, hasil belajar, dan ketuntasan belajar matematika peserta didik kelas III B
SDN Tlogo Kabupaten Semarang pada prasiklus, siklus I, dan siklus II sehingga
dapat diketahui peningkatan minat belajar, hasil belajar, dan ketuntasan belajar
matematika yang diperoleh peserta didik pada prasiklus/sebelum pelaksanaan
tindakan dan setelah pelaksanaan tindakan yaitu pada siklus I dan siklus II.
Peningkatan minat belajar matematika ditunjukkan pada tabel 4.18 sebagai
berikut:
Tabel 4.18
Perbandingan Persentase Minat Belajar Matematika
Prasiklus, Siklus I dan Siklus II
Kategori Minat Prasiklus Siklus I Siklus II
Sangat Rendah 0% 0% 0%
Rendah 66,7% 28,6% 0%
Tinggi 23,8% 47,6% 19,1%
Sangat Tinggi 9,5% 23,8% 80,9%
Berdasarkan tabel 4.18 tentang perbandingan persentase minat belajar,
diketahui pada pelaksanaan prasiklus, minat belajar dengan kategori tinggi dan
sangat tinggi hanya mencapai 33,3% atau hanya 7 peserta didik dan pada
pelaksanaan tindakan siklus I minat belajar peserta didik dengan kategori tinggi
dan sangat tinggi meningkat mencapai 71,4% atau 15 peserta didik. Dari
perolehan data hasil tindakan penelitian tersebut dapat dinyatakan bahwa tindakan
105
pembelajaran yang dilaksanakan pada siklus I sudah menunjukkan peningkatan
minat belajar pada mata pelajaran matematika, namun hasil yang diperoleh belum
memenuhi indikator keberhasilan yang telah ditentukan oleh peneliti yaitu
minimal 90% minat peserta didik mencapai kategori tinggi dan sangat tinggi
(interval ≥ 70) sehingga masih diupayakan untuk meningkatkan minat belajar.
Pada pelaksanaan tindakan pada siklus II, diketahui minat belajar
matematika semakin menunjukkan peningkatan yang signifikan. Persentase minat
belajar dengan kategori tinggi dan sangat tinggi mencapai 100% atau 21 peserta
didik. Persentase minat belajar peserta didik pada mata pelajaran matematika
menunjukkan bahwa hasil pelaksanaan tindakan pada siklus II telah memenuhi
indikator keberhasilan tindakan penelitian yang telah ditetapkan oleh peneliti
yaitu minimal 90% minat peserta didik mencapai kategori tinggi dan sangat tinggi
(interval ≥ 70). Sedangkan peningkatan nilai rata-rata dan ketuntasan hasil belajar
peserta didik dapat dilihat pada tabel 4.19 sebagai berikut.
Tabel 4.19
Perbandingan Nilai Rata-Rata dan Ketuntasan Belajar Matematika
Prasiklus, Siklus I dan Siklus II
Ketuntasan
Belajar
Prasiklus Siklus I Siklus II
Jumlah (%) Jumlah (%) Jumlah (%)
Tuntas ≥ 65 8 38,1 12 57,1 21 100
Belum Tuntas < 65 13 61,9 9 42,9 0 0
Jumlah 21 100 21 100 21 100
Nilai Rata-Rata 62,1 71,7 84,4
Berdasarkan tabel 4.19 tentang perbandingan ketuntasan belajar
matematika, dapat diketahui bahwa terdapat peningkatan hasil belajar dari
prasiklus, siklus I, dan siklus II. Pada prasiklus atau sebelum pelaksanaan
tindakan, peserta didik yang tuntas atau telah mencapai Kriteria Ketuntasan
Minimal (KKM) ≥ 65 hanya berjumlah 8 peserta diidk dengan persentase 38,1%
sementara peserta didik yang belum tuntas berjumlah 13 peserta didik dengan
106
persentase 61,9%, pada prasiklus rata-rata hasil belajar matematika 62,1 dengan
kategori kurang. Selanjutnya setelah pelaksanaan tindakan siklus I terlihat
peningkatan jumlah peserta didik yang tuntas 12 peserta didik dengan persentase
57,1% dan belum tuntas sebanyak 9 dengan persentase 42,9%. Pada siklus I rata-
rata hasil belajar matematika 71,7, persentase ketuntasan belajar peserta didik
belum mampu mencapai indikator keberhasilan tindakan penelitian yang telah
ditentukan sehingga masih diperlukan perbaikan pada siklus II. Kemudian
tindakan dilanjutkan dengan pelaksanaan tindakan siklus II agar ketuntasan
belajar matematika peserta didik bisa mencapai indikator keberhasilan yang
diharapkan yaitu sejumlah 90% dari total keseluruhan peserta didik.
Dari pelaksanaan tindakan pembelajaran pada siklus II jumlah peserta didik
yang mencapai KKM ≥ 65 yaitu sebanyak 21 peserta didik dengan persentase
100%, nilai rata-rata hasil belajar matematika siklus II mencapai 84,4 dengan
kategori baik. Dari hasil belajar matematika dan ketuntasan belajar peserta didik
siklus II tersebut dapat diketahui bahwa indikator keberhasilan tindakan penelitian
menggunakan pendekatan Realistic Mathematic Education berbantu media
geoboard dan benda manipulatif yang telah ditentukan oleh peneliti sudah
tercapai (ketuntasan belajar peserta didik ≥ 90%). Perbandingan nilai rata-rata
hasil belajar dan ketuntasan belajar prasiklus, siklus I, dan siklus II dapat dilihat
pada gambar 4.15 dan 4.16 sebagai berikut:
Gambar 4.14
Diagram Perbandingan Nilai Rata-Rata Hasil Belajar Matematika
Prasiklus, Siklus I dan Siklus II
62,171,7
84,4
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
Prasiklus Siklus I Siklus II
107
Gambar 4.15
Diagram Batang Perbandingan Ketuntasan Hasil Belajar
Prasiklus, Siklus I dan Siklus II
1.2 Pembahasan
Hasil pengamatan awal menunjukkan minat dan hasil belajar peserta didik
masih rendah dan masih banyak yang ada di bawah Kriteria Ketuntasan Minimum
(KKM ≥ 65). Solusi permasalahan yang terjadi yaitu diperlukan pendekatan
pembelajaran dan media pembelajaran yang efektif dalam pembelajaran
matematika.
Melalui kegiatan pembelajaran dengan pendekatan RME berbantu media
geoboard dan benda manipulatif, peserta didik kelas III B SD N Tlogo Kabupaten
Semarang menjadi terlibat secara langsung dengan dunia nyata benda yang ada di
lingkungan sekitar dilihat dari adanya aktivitas belajar dan interaksi antara peserta
didik dengan peserta didik, peserta didik dengan guru maupun peserta didik
dengan media pembelajaran. Peserta didik menjadi aktif dalam pembelajaran dan
berani mengungkapkan pendapatnya serta mampu menggunakan media
pembelajaran sehingga meningkatkan minat belajar pada mata pelajaran
matematika. Hal ini sesuai dengan pendapat Susanto, 2013: 58 bahwa minat
merupakan dorongan dalam diri seseorang atau faktor yang menimbulkan
ketertarikan yang menyebabkan dipilihnya suatu kegiatan yang menyenangkan
8
12
21
13
9
00
5
10
15
20
25
Prasiklus Siklus I Siklus II
Tuntas
Belum Tuntas
108
dan akan memberikan kepuasan dalam diri seseorang. Artinya sebuah minat itu
timbul akibat kegiatan atau aktivitas, baik dari partisipasi, pengalaman, kebiasaan
pada waktu belajar sehingga peserta didik merasa senang, antusias dan gembira
dalam mengikuti pembelajaran.
Peningkatan minat belajar inilah yang menjadi salah satu faktor
meningkatnya hasil belajar peserta didik. Sesuai dengan pendapat Djamarah,
2002: 132 bahwa minat belajar berpengaruh besar terhadap aktivitas belajar.
Peserta didik yang berminat terhadap salah satu mata pelajaran akan
mempelajarinya dengan sungguh-sungguh sehingga peserta didik akan berhasil
dengan baik dalam mempelajari hal tersebut. Faktor peningkatan hasil belajar juga
disebabkan karena peserta didik kelas III B SDN Tlogo melaksanakan
pembelajaran yang bermakna dengan mengimplementasikan pendekatan Realistic
Mathematic Education. Peserta didik melakukan kegiatan seperti memahami
masalah kontekstual yang ada di kehidupan sehari-hari yang membuat peserta
didik lebih memperhatikan pembelajaran. Kegiatan yang lainnya seperti
menyelesaikan masalah kontekstual juga dilakukan peserta didik dengan bantuan
media geoboard dan benda manipulatif sehingga peserta didik antusias dalam
belajar. Hal ini yang memudahkan peserta didik dalam memahami dan mengingat
materi serta mampu untuk menemukan suatu konsep dengan memanfaatkan
pengetahuan dan pengalaman dari kehidupan sehari-hari.
Berdasarkan hasil observasi dapat diketahui bahwa minat dan hasil belajar
peserta didik meningkat karena perubahan perilaku guru dan peserta didik pada
saat mengimplementasikan pendekatan Realistic Mathematic Education berbantu
media geoboard dan benda manipulatif. Peningkatan minat dan hasil belajar
melalui pembelajaran matematika dengan mengimplementasikan pendekatan
Realistic Mathematic Education berbantu media geoboard dan benda manipulatif
dalam penelitian ini dikatakan berhasil. Hal ini karena minat dan hasil belajar
sudah mencapai indikator keberhasilan yang ditentukan peneliti setelah
dilaksanakannya tindakan.
Pada akhirnya hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan
oleh Febrina (2013) yang menunjukkan bahwa melalui Pembelajaran Matematika
109
Realistik (PMR) dapat meningkatkan minat dan hasil belajar pada mata pelajaran
matematika di SD Negeri Ledok 04 Kecamatan Argomulyo Kota Salatiga
Semester II Tahun Pelajaran 2012/2013, penelitian yang dilakukan oleh Ariyanti
(2013) yang menunjukkan bahwa pendekatan pembelajaran Realistic Mathematic
Education (RME) dapat meningkatkan minat dan hasil belajar siswa kelas 5 SD
Negeri Lajer 03 dan penelitian yang dilakukan oleh Sri Riwayanti bahwa melalui
model Pembelajaran Matematika Realistik (PMR) dapat meningkatkan minat dan
hasil belajar matematika siswa Kelas V SD N Polobogo 02, Kecamatan Getasan,
Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2011/2012.