Post on 05-Oct-2021
51
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Kondisi umum Madrasah ibtidaiyah pesantren anak sholeh baitul
Qur’an
1. Visi dan Misi Madrasah Ibtidaiyah Pesantren Anak Sholeh Baitul Quran
Gontor Ponorogo
Pondok Modern Darussalam Gontor didirikann pada tahun 1926,
lembaga yang didirikan pertama kali adalah Tarbiyatul Atfal, 10 tahun
kemudian, pada tahun 1936 di didirikanlah KMI (Kulliyatul Mu‟allimin
Al- Islamiyah). Sejak KMI berdiri, TA dikelola oleh masyarakat desa
Gontordengan bimbingan Kyai, disaat itu K.H. Imam Zarkasyi
mendirikan tempat ibadah yaitu beberapa mushola dan masjid,tidak lupa
didirikan juga tempat belajar mengaji Al-Qur‟an di berbagai desa. Setelah
beliau almarhum, perjuangan beliau di lanjutkan oleh putra pertamanya
yaitu Dr. K.H. Abdullah Syukri Zarkasyi, M.A.
Hingga sampai saat ini, upaya dalam pembinaan masyarakat yang
didirikan oleh Dr. K.H. Abdullah Syukri Zarkasyi, M.A terus berlanjut,
yaitu dengan mendirikan serta membina Pondok pesantren, masjid dan
musholla, serta sekolah-sekolah seperti SMP, MTs, SMA serta pembinaan
kepala desa, upaya selanjutnya yaitu memberikan pembinaan dan
paguyuban dalam komunitas warok sekabupaten Ponorogo.
Perjuangan beliau yang selanjutnya yaitu membina pendidikan bagi
anak usia dini yaitu play group dan taman kanak-kanak serta sekolah usia
52
dasar yaitu MI PAS Baitul Qur‟an Gontor Ponorogo, lembaga yang
didirikan ini telah tercatat dalam akta notaries: Setya Budhi, S.H no. 80
tahun 2009. Pengambilan langkah besar ini didasari pada kenyataan yang
terjadi, bahwa pendidikan anak di usia dini dan dasar sangat berperan
penting dalam tumbuh dan berkembangnya karakter, sikap, mental dan
perilaku seseorang dimasa yang akan datang.
Untuk terlaksananya program inovasi dalam bidang pendidikan pada
anak usia dini dan usia dasar tersebut, diperlukan suatu upaya yang
terarah, terencana, terpadu serta berkesinambungan. Salah satu penunjang
dari inovasi pendidikan yang bertujuan meningkatkan kualitas dari hasil
pendidikan yaitu tersedianya sarana dan prasarana yang termasuk di
dalamnya upaya dalam mengembangkan serta meningkatkan potensi
sumber daya manusia, dengan harapan daya guna dan hasil guna dari
proses belajar mengajar, pengalaman dan pemanfaatan ilmu yang
diperoleh dan dapat lebih ditingkatkan.
a. Visi sekolah
Sebagai lembaga pendidikan yang mengemban amanah umat untuk
mencapai dan mendukung Visi dan Misi Pendidikan Nasional serta
pendidikan di daerah masing – masing. Maka Madrasah Ibtidaiyah
Pesantren Anak Sholeh Baitul Quran Gontor perlu memiliki Visi dan
Misi sebagai berikut ”Menjadi Madrasah Ibtidaiyah Unggulan dalam
Pendidikan Dasar, Pengajaran Alquran dan Hadits. Berjiwa
pesantren bernafas “Gontory” Berdiri di atas dan untuk semua
golongan”
53
b. Misi Sekolah
1) Menyiapkan generasi islami yang unggul dan berkwalitas menuju
terbentuknya khoiru ummah
2) Menyiapkan mukmin muslim yang berbudi tinggi berbadan sehat dan
mempunyai pengetahuan dasar islami yang mantapserta berkhidmat
kepada masyarakat.
3) Mempersiapkan warga negara yang berkepribadian, beriman, dan
bertaqwa kepada Allah SWT.
c. Tujuan Sekolah
Mencetak generasi yang menjunjung tinggi dan mengamalkan
ajaran agama Islam, membentuk kepribadian umat yang berbudi tinggi
berbadan sehat perpengaruh luas, berpikiran bebas dan berkhidmad
kepada masyarakat.
d. Struktur organisasi
Tabel 4.1
Struktur Organisasi Sekolah
No BAGIAN NAMA
1 Kepala Madrasah Tulus Setiyono, S.Pd
2 Sekretaris
Dona Bahtiar, S.Pd
3 Mubayinatu Yafina, S.Pd.I
4
Bendahara
Uatun Hasanah, S.Pd.I
5 Fadhliya, S.H.I
6 Wakhid Yuli Amrullah, SE
7
Waka
Kurikulum
Al-Ustadz
Berxy
Diarko, S.Pd
Kurikulum Berxy Diarko, S.Pd
8 Rida Munfarikhah, S.Pd. I
9
KBM
Puput Wahyu Nurmasanti,
S.Pd
10 Annisa Tahallia Al Aabidah,
S.Pd
11 Effa Yulitasari, S.Pd
12 Tahfidz &
Ummi
Siti Khabibah, S.Ag
13 Fiina Rahmawati, S.Pd
14 Abdi Arisandi
54
15 Anis Fahrida
16 Perpus
Dra. Anis Wahyuningrum
17 Siti Nuryana
18
Waka
Kesiswaan
Al-Ustadz
Saifudin
Zuhri, S.Pd
Ekstrakurikuler
Ariska Nupita Yuniana
19 Siti Nur Aini, S.Pd
20 Wulan Dewi Purnama Sari,
S.Pd
21 Prasetyo Gunawan Afandi
22 Arif Budiwibowo, S.Pd
23 Ita Rokhaniah, S.Pd
24
Pengasuhan
Darmawan, S.Pd.I
25 Saifudin Zuhri, S.Pd.I
26 Binti Mufidah, S.Pd
27 Puji Avianto, S.Pd
28 Azmi Abdul Aziz, SE
29
Ta'mir
Akhmad Rizki Ramadhan
30 Muhammad Fas'alil Addin
31 Ana Lu'luatul Maknunah,
S.Pd
32
Bina Prestasi
Subita Kurniasari, S.Pd
33 Aprisia Septiyanto, S.Pd
34 Iputia Angraisti
35 Santi Noor Fawziah, S.Pd
36 Ibnu Dzakir RB Dahyar
37
Waka
Sarpras Al-
Ustadz Nur
Achmadi,
S.Pd.I
Gizi
Azizatul 'Aidah, S.Pd.I
38 Puput Amarta
39 Erlinia Megawati, S.Pd
40
Sarana Umum
Riza Sandi Riyanto
41 Muhammad Dzikky Firman
Syah
42 Luthfi Sigit Wibisono
43
Lab Komputer
Astri Khoirul Anas
44 Robi Awaludin Fajar
45 Putri Rizqi Amalia
46 UKS
Rema Ulfa Febriana, S.Pd
47 Endah Mahligaiyani, S.Pd
48 Waka
Humas Al-
Ustadz Edi
Prayitno,
S.Pd.I
Eksternal Rita Purnamawati, S.Pd
49 Elga Febryana, S.Pd
50 Internal
Edi Prayitno, S.Pd.I
51 Nur Afifah Handayani
52 Keamanan
Madrasah
Wahyu Hari Wicaksono
53 Tamam Ahyari
54 Koperasi
Sekolah
Ustadzah
Dita Retna
Safitri, S.Pd
Koperasi
Dita Retna Safitri, S.Pd
55 Maya Nafiatul Imama, S.Pd
56 Fiyanna Muahhadah
55
B. Deskripsi Data
Pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti yaitu metode angket,
angket akan dijawab dan isi oleh responden yaitu siswa kelas IV yang sudah
ditentukan oleh peneliti, objek yang dijadikan target dalam penelitian ini adalah
siswa kelas IV dengan jumlah 20 anak. Selanjutnya peneliti akan menjelaskan
variabel X dan Y dalam penelitian yaitu Pola Asuh dan Perilaku Sosial di MI
PAS Baitul Qur‟an Ponorogo. Dari data yang terkumpul selanjutnya peneliti
sajikan secara deskriptif sebagai berikut:
1. Data tentang pola Asuh di MI PAS Baitul Qur’an Ponorogo tahun ajaran
2021-2021
Untuk mendapatkan hasil data dari pola asuh, peneliti menggunakan
cara atau teknik pengumpulan data angket secara langsung, yaitu angket
dijawab dan diisi oleh responden yang telah ditentukan oleh peneliti yaitu
siswa kelas IV dengan jawaban yang sebenar-benarnya.
Setelah mengetahui jawaban dari angket tersebut, langkah selanjutnya
yaitu menjadikan jawaban angket menjadi skor atau angka. Dalam setiap item
pertanyaan terdapat empat pilihan jawaban yaitu sangat setuju, setuju, tidak
setuju serta sangat tidak setuju, yang mengacu pada Skala Likert. Jumlah dari
skor jawaban angket Pola Asuh dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 4.2
Skor Jawaban Angket Pola Asuh Orang tua
No Nilai Frekuensi
1 27 2
2 28 3
3 29 3
4 30 7
5 31 3
56
6 32 2
Jumlah 20
Hasil jawaban dari data yang sudah diketauhi bahwa secara umum
pola asuh orang tua yang diterapkan pada anak di MI PAS Baitul Qur‟an
Gontor yaitu pola asuh demokratis, karena hasil dari jawaban para responden
mengacu pada ciri-ciri pola asuh demokratis diantaranya:
a. Orang tua mendorong anak untuk saling berkomunikasi sehingga orang tua
mengerti apa yang dilakukan dan diinginkan anak.
b. Adanya bimbingan langsung dari orang tua dalam mendidik anak.
c. Adanya pengontrolan dan pengawalan dari orang tua sehingga anak menjadi
lebih mandiri dan percaya diri.
Secara terperinci dalam bentuk nilai atau skor dari angket seluruh
siswa sebagai responden tentang pola asuh bisa dilihat pada lampiran 2.
2. Data tentang Perilaku Sosial di MI PAS Baitul Qur’an Ponorogo tahun
ajaran 2021-2021
Untuk mendapatkan hasil dari perilaku sosial, peneliti menggunakan
cara atau teknik pengumpulan data angket secara langsung, yaitu angket
dijawab dan di isi oleh responden yang telah ditentukan oleh peneliti yaitu
siswa kelas IV dengan jawaban yang sebenar-benarnya.
Setelah mengetahui jawaban dari angket tersebut, langkah selanjutnya
nya yaitu menjadikan jawaban angket menjadi skor atau angka. Dalam setiap
item pertanyaan terdapat empat pilihan jawaban yaitu sangat setuju, setuju,
tidak setuju serta sangat tidak setuju, yang mengacu pada Skala Likert. Jumlah
skor jawaban angket Perilaku Sosial dapat dilihat pada tabel berikut ini:
57
Tabel 4.3
Skor Jawaban Angket Perilaku Sosial
No Nilai Frekuensi
1 28 3
2 29 3
3 30 4
4 31 3
5 32 7
Jumlah 20
Hasil jawaban dari data yang sudah diketahui bahwa secara umum
perilaku sosial pada anak MI PAS Baitul Qur‟an Gontor yaitu jujur, kerja
sama, saling menghormati, menghargai pendapat orang lain dan tolong
menolong.
Secara terperinci dalam bentuk nilai atau skor dari angket seluruh
siswa sebagai responden bisa dilihat pada lampiran 2.
B. Penyajian Data Hasil Penelitian
1. Uji Normalitas
Uji normalitas adalah salah satu bagian uji yang menjadiopersyaratan
analisis data atau uji asumsi. Oleh karena itu pengujiannya dilakukan sebelum
menguji data analisis regresi linier sederhana, data yang dihasilkan dalam
penelitian harus diuji kenormalan distribusinya terlebih dahulu sebelum diuji
ke uji regresi sederhana. Lihat tabel output hasil uji normalitas di SPSS 26
berikut ini:
58
Tabel 4.4
Hasil Dari Uji Normalitas
One - Sample Kolmogorov - Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 2
Normal Parametersa Mean .0000000
Std. Deviation 1.155074060
Most Extreme Differences Absolute .121
Positive .121
Negative -.086
Kolmogorov-Smirnov Z .121
Asymp. Sig. (2-tailed) .200
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
Hasil dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa hasil dari uji
normalitas pola asuh orang tua dan perilaku sosial menggunakan
Kolmogorov-SmirnovTest mendapat nilai signifikan yaitu 0,200 lebih besar
dari alpha 0,05 maka dinyatakan bahwa data distribusi normal, Dengan
demikan model regresi sudah memenuhi asumsi normalitas dan layak dipakai
dan selanjutnya bisa dipakai dalam tahapan uji selanjutnya. Oleh karena itu,
asumsi (persyaratan) normalitas menggunakan model regresi bisa terpenuhi.
2. Uji Linieritas
Setelah uji normalitas syarat uji model regresi selanjutnya adalah uji
normalitas, berikut ini adalah table uji normalitas:
59
Tabel 4.5
Uji Linieritas
ANOVA Table
Sum of
Squares Df
Mean
Square F Sig.
Pola
asuh *
Perilak
u sosial
Betwe
en
Group
s
(Combined
) 34.883 6 5.814 4.006
.01
7
Linearity 28.590 1 28.590
19.70
0
.00
1
Deviation
from
Linearity 6.293 5 1.259 .867
.62
9
Within Groups 18.867 13 1.541
Total 53.750 19
Perolehan dari hasil output SPSS, dapat dilihat nilai sig. pada Anova
Table untuk pola asuh dan perilaku sosial sebesar 0,629. Dimana 0,629 >
0,05 artinya mengakibatkan Ho ditolak dan Ha diterima, atau dapat
disimpulkan bahwa Pengaruh Pola Asuh Orangtua Terhadap Perilaku sosial
bersifat linier.
3. Data Hasil Angket Pengaruh Pola Asuh Orang Tua Terhadap Perilaku Sosial
Data dari hasil kuesioner yang di bagikan ke responden tentang
Pengaruh Pola Asuh Orang Tua Terhadap Perilaku sosial didapat dari hasil
penyebaran kuesioner yang dilakukan saat penelitian. Dibawah in hasil
Kuesioner Pengaruh Pola Asuh Orang Tua Terhadap Perilaku Sosial.
60
Tabel 4.6
Nama Responden
Nama Responden Kelas Nilai Kuesioner
Afif Maulana Trisdiansyah 4 58
Ahmad Subhan Jalil 4 55
Azhar Munadhilul Khoir 4 58
Cahya Gilang Ramadhan 4 55
Cikalazka Pradhopo Andesta 4 63
Dimas Khoirul Azam 4 64
Excel Alkhalifi 4 61
Hafizh Fahmy Arrayyan 4 54
Imanez Alif Hidayatullah 4 57
Kayyisa Akhdan Nujjiya Zain 4 61
M. Muchtar Fauzi Zovan Fahlevi 4 64
M. Widdad Zaidan Al-Khasim Rosyda 4 61
Muhammad Abil Mawahib 4 61
Muhammad Fathur Rahman 4 63
Muhammad Sayid Kholifatul Akbar 4 60
Muhammad Zahril Ahsani 4 60
Mumtaz Nadhif Muzakki 4 62
Qiandra Nathan Mahesa Sina 4 62
Ridho Fahrul Aziz 4 58
Satria Zivano Nayaka Akbar 4 58
4. Analisis Data dan Uji Hipotesis
Analisis data selanjutnya yaitu menggunakan teknik statistik
bertujuan untuk mencari ada tidaknya pengaruh signifikan antara variabel
X dan Y. Untuk mempermudah peneliti dalam menganalisis data yang
akan diuji maka peneliti menggunakan program statistik SPSS 26.
a. Hipotesis Penelitian
61
Ha : Ada pengaruh yang signifikan antara pola asuh orangtua
terhadap perilaku sosial anak MI PAS Baitul Qur‟an Gontor
Ho : Tidak ada pengaruh yang signifikan antara pola asuh orangtua
terhadap perilaku sosial anak MI PAS Baitul Qur‟an Gontor
b. Definisi Variabel Penelitian
Variabel Independen ( variabel X) : Pola Asuh Orang tua
Variabel Dependen (variabel Y) : Perilaku Sosial
c. Teknik Analisis Data dan Uji Hipotesis
Berikut adalah hasil olahan data dari uji hipotesis menggunakan SPSS
26.0
Tabel 4.7
Model Summary
Model R R Square
Adjusted R
Square Std. Error of the Estimate
1 .729a .532 .506 1.182
a. Predictors: (Constant), Pola asuh
Tabel tersebut menunjukkan besarnya korelasi atau hubungan
(R) koefisien korelasi yakni sebesar 0,729. Dari hasil diatas dapat
diketahui pula koefisien determinasi ( R2 ) atau besarnya pengaruh
dari variabel bebas terhadap variabel terikat yakni sebesar 0,532 yang
memiliki arti bahwa pengaruh variabel bebas (Pola asuh orang tua)
terhadap variabel terikat (perilaku sosial) yaitu 53,2 %, sedangkan
sisanya dipengaruhi oleh variabel lainnya.
62
Uji Regresi menggunakan SPSS 26.0
Tabel 4.8
ANOVAb
Model
Sum of
Squares Df
Mean
Square F Sig.
1 Regression 28.590 1 28.590 20.454 .000b
Residual 25.160 18 1.398
Total 53.750 19
a. Predictors: (Constant), perilaku
sosial
b. Dependent Variable: Pola asuh
Output tersebut diketauhi bahwa nilai Fhitung ialah 20.454 dengan
tingkat signifikansi 0,00 < 0,05, maka model regresi dapat dipakai
untuk memprediksi variabel pola asuh atau dengan kata lain ada
pengaruh Antara variable x ( pola asuh orang tua) terhadap variable y
( perilaku sosial)
Uji Regresi menggunakan SPSS 26.0
Tabel 4.9
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardiz
ed
Coefficient
s
T Sig. B
Std.
Error Beta
1 (Constant) 12.73
7 3.881 3281 .004
Pola asuh .599 .132 .729
4.52
3 .000
a. Dependent Variable: perilaku sosial
63
Tabel koefisien tersebut menjelaskan tentang koefisien arah
regresi dan menyatakan perubahan rata-rata variabel Y untuk setiap
perubahan variabel X. Dapat disimpulkan bahwa garis persamaan
regresi yaitu:
Y = a + bX
Y = 12.737 + 0,599 X
Keterangan:
Y : Perilaku sosial
X : pola asuh orang tua
Konstanta yang didapat sebesar 12.737 artinya jika tidak ada
nilai Pola asuh, maka nilai perilaku sosial sebesar 12.737 Sedangkan
dapat dilihat koefisien regresi variabel X (Pola asuh orang tua) sebesar
0,599 artinya adalah setiap penambahan 1 nilai pola asuh orangtua ,
maka nilai perilaku sosial bertambah sebesar 0,599.
C. Pembahasan
Melihat kesimpulan dari analisis data yang diperoleh peneliti, maka
peneliti akan menjabarkan poin-poin atau tahapan yang sudah dilakukan oleh
peneliti sehingga menghasilkan data yang akurat.
Penelitian ini menggunakan aplikasi SPSS 26 dalam melakukan
pengolahan data, Dari hasil olah data diketahui nilai thitun yaitu 4.523 dengan
nilai signifikansi 0,00 < 0,05, dengan demikian disimpulkan bahwa H0 ditolak
dan H1 diterima. Oleh karena itu penelitian tentang Pengaruh Pola Asuh
Orang Tua terhadap perilaku sosial memiliki pengaruh yang signifikan atau
64
nyata, sehingga hasil perolehan tersebut sudah menjawab rumusan hipotesis
pada rumusan masalah.
Hasil prosentase dari Pengaruh Pola Asuh Orang Tua Terhadap Perilaku
Sosial anak MI PAS Baitul Qur‟an Gontor Ponorogo yakni sebesar 53,2%.
Persentase yang dihasilkan ini menunjukkan bahwa adanya pengaruh dari
pola asuh orang tua terhadap perilaku sosial anak MI PAS Baitul Qur‟an
Gontor Ponorogo.
Pernyataan tersebut dinyatakan sesuai dengan perolehan hasil dari
beberapa penelitian terdahulu yaitu terdapat pengaruh yang signifikan Antara
Pengaruh dari pola asuh orang tua terhadap perilaku sosial, Diketauhi dari
Fhitung 20.454 dan tingkat signifikansi/probabilitas 0,00 < 0,05, dengan
pernyataan lain bahwa apabila semakin tinggi pola asuh orang tua yang
diterapkan terhadap anaknya maka akan semakin tinggi pula perilaku
sosialnya, dalam penelitian ini menunjukkan bahwa pengaruh pola asuh orang
tua terhadap perilaku sosial anak di MI PAS Baitul Qur‟an dinyatakan cukup
baik.
Penelitian terdahulu juga menyatakan bahwa Pola asuh yang
diterapkan kepada anak merupakan faktor penting dan harus benar-benar
diperhatikan penerapannya dalam membentuk sikap, karakter dan perilaku
sosial pada anak. Sesorang anak yang dididik dalam keluarga yang harmonis,
terbuka, saling memaafkan, mempunyai rasa empati dan simpati, maka akan
tumbuh dan berkembang menjadi generasi yang berbudi luhur dan berakhlak
mulia, tapi sebaliknya apabila seorang anak berada dalam pengasuhan yang
mementingkan kedisiplinan tinggi dengan tidak selingi dengan toleransi dan
65
kasih sayang, maka anak akan menjadi generasi tidak memiliki visi dan misi
pada masa depan serta menjadi ketergantungan terhadap orang tua sehingga
kemandiriannya sangat kurang.
Selanjutnya dari pengamatan dan uji data yang dikaji oleh peneliti maka
diperoleh kesimpulan yang baik terkait pengaruh pola asuh orang tua
terhadap perilaku anak di Madrasah Ibtidaiyah Pesantren Anak Sholeh Baitul
Qur‟an gontor tahun ajaran 2020/2021. Adapun tehnik pengumpulan datanya
melalui observasi, wawancara, kuesioner terhadap kepala sekolah dan guru
serta responden yaitu siswa kelas IV, Merujuk pada pebuktian diatas
memperkuat dugaan pola asuh orang tua yang dalam mendidik dan mengasuh
anak-anaknya, sangat berpengaruh terhadap perilaku sosial anak di masa yang
akan datang. Gaya pengasuhan orang tua yang tidak peduli sangat merugikan
anak. Anak akan menjadi mudah frustasi dan setelah dewasa mereka tidak
memiliki rasa tanggung jawab dan tidak mau memimpin. Sebaliknya, orang
tua yang otoritatif cenderung mempunyai anak yang bertanggung jawab,
percaya diri dan ramah. Adapun orang tua yang otoriter cenderung
mempunyai anak yang kurang bertanggung jawab, karena anak merasa bahwa
pengawasan yang ketat dari orang tua. Pada prinsipnya pengasuhan yang
tepat adalah authoritativ atau demokratis dimana orang tua mendorong anak
untuk menjadi mandiri, tetapi tetap memberikan batasan atau atauran serta
mengontrol prilaku anak, orang tua bersikap hangat penuh kasih sayang serta
penuh perhatian. Pola asuh yang baik akan menjadikan anak berkepribadian
baik. Sebaliknya pola asuh yang salah menjadikan anak rentang terhadap
stress dan mudah terjerumus hal-hal yang negatif. Mengasuh anak melibatkan
66
seluruh aspek kepribadian anak, seperti jasmani, intelektual, emosional,
keterampilan, norma dan nilai-nilai. Hakikat mengasuh anak meliputi
pemberian kasih sayang, dan rasa aman serta disiplin dan contoh yang baik,
oleh karena itu diperlukan suasana kehidupan keluarga yang stabil dan
bahagia.
Banyak hal negatif yang akan timbul pada diri anak akibat sikap otoriter
yang diterapkan orang tua, seperti takut, kurang memiliki kenyakinan diri,
menjadi pembangkang, penetang ataupun kurang aktif. Peran tua seperti itu
selalu memberikan pengawasan berlebih pada anak sehingga hal-hal yang
kecil pun harus terlaksana sesuai keinginannya. Disisi lain, orang tua tersebut
lebih seperti polisi yang selalu memberi pengawasan dan aturan-aturan tanpa
mau mengerti anak. Dalam pendidikan sekolah, pola asuh permisif yang
diterapkan orang tua akan memberi dampak kurangnya prestasi belajar, anak
bisa saja menjadi malas, dan tidak peduli dengan hasil belajar yang diraih
dikarenakan tidak adanya perhatian dari orang tua. Orang tua merasa tidak
mampu memberikan pendidikan kepada sekolah. Mereka melupakan peran
penting dalam keluarga sebagai pendidik, pengasuh, pembimbing, pemberi
motivasi, kasih sayang dan perhatian. Sedangkan pola asuh demokrasi sangat
memberi dampak positif pada perkembangan anak. Orang tua dapat
mencurahkan kasih sayang dan perhatianya kepada anak secara baik dan
sepenuhnya tanpa menggunakan cara-cara pemaksaan dan kekerasan. Dalam
hal ini orang tua harus menguasai komunikasi yang tepat dalam melakukan
pendekatan agar proses pengasuhan dapat berjalan dengan baik dan tidak
mempengaruhi mental maupun perkembanganya. Sebaiknya orang tua
67
menerapkan pola pengasuhan dengan melakukan komunikasi dengan anak
dan menghindari cara-cara mengatur, memerintah, menyindir, mencela, dan
membandingkan anak karena hal tersebut dapat mempengaruhi
perkembangan anak saat dewasa kelak.
Penerapan pola asuh yang lebih banyak dilakukan oleh orang tua MI
PAS Baitul Qur‟an Gontor untuk mendidik dan mengembangkan perilaku
sosial terhadap anak yaitu pola asuh demokrasi.
Berdasarkan hasil pengamatan peneliti siswa kelas IV MI PAS Baitul
Qur‟an memiliki perilaku sosial yang sangat baik, diantarnya anak memiliki
sopan dan santun yang baik, memiliki rasa empati, tolong menolong terhadap
sesama teman, menghargai pendapat orang lain, pandai bergaul, sangat
menghormati guru atau orang yang lebih tua, disiplin waktu serta mampu
menjaga kasih sayang antar sesama teman, perilaku perilaku tersebut selain
dipengaruhi oleh pola asuh orang tua yang diketauhi dari hasil penelitian
sebesar 53,2 persen sisanya dipengaruhi oleh faktor lain, contohnya teman
sebaya dan lingkungan sekitar.