Post on 03-Mar-2019
31
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Keadaan Umum Harian Pagi Radar Bogor
4.1.1 Sejarah Pendirian
Harian Pagi Radar Bogor merupakan surat kabar lokal yang hadir di tengah
perkembangan dan reformasi yang terjadi di negara ini. Jatuhnya pemerintahan
Soeharto membuat begitu banyak institusi maupun organisasi yang berlomba-lomba
untuk menerbitkan surat kabarnya sendiri, Muhammad Yunus Yosfiah yang pada
saat itu menjabat sebagai Menteri Penerangan, menerapkan kebijakan pers yang
lebih liberal dengan memberikan kemudahan bagi siapa pun untuk bisa
memperoleh Surat Izin Usaha Penerbitan Pers (SIUPP). Disaat itu SIUPP dapat
diperoleh hanya dalam waktu satu minggu, tanpa harus membayar.
Kondisi itulah yang membuat Alfian Mujani bersama dengan Wahyudi
Diani, Dahlan Iskan dan H. Margiono untuk mendirikan Harian Pagi Radar Bogor
pada 7 Oktober 1998. Kebutuhan masyarakat akan sebuah informasi juga menjadi
alasan utama mengapa Harian Pagi Radar Bogor didirikan. Sebagai media massa
nasional yang tidak memberitakan setiap daerah, membuat Harian Pagi Radar
Bogor mendapatkan tempat tersendiri di hati masyarakat Bogor. Hal ini disebabkan
harian ini fokus dalam memberitakan setiap detil masalah dan peristiwa yang
berhubungan dengan daerah Bogor.
Harian Pagi Radar Bogor lahir di tengah masyarakat Bogor khususnya dan
rakyat Indonesia umumnya untuk menyampaikan informasi yang aktual sesuai
dengan motto Radar Bogor “KORAN NASIONAL DARI BOGOR”. Sebagai
anggota baru dalam dunia Pers, Harian Pagi Radar Bogor hadir menawarkan
sesuatu yang berbeda untuk pembacanya dengan lebih menekankan kepada berita-
berita aktual yang terjadi di sekitar masyarakat, khususnya masyarakat Kota Bogor
dan sekitarnya. Sebesar 75 persen halamannya berisi berita lokal
Harian Pagi Radar Bogor berlokasi di Jl. Abdullah Bin Nuh No 30 Taman
Yasmin Bogor. Menempati gedung Graha Pena dengan luas tanah 1956 m2 dan
luas bangunan sekitar lebih dari 5000 m2. Koran tersebut terbit pertama kali
tanggal 2 November 1998, dengan Surat Izin Penerbitan Pers (SIUPP) dari
Departemen Penerangan (Deppen) No. 651 / MENPEN/SIUP/28 Oktober 1998, dan
diterbitkan oleh PT. BOGOR EXPRESS MEDIA. Pada mulanya Harian Pagi Radar
32
Bogor bernama Harian Radar Bogor Express, karena memberi kesan seperti
perusahaan transportasi maka nama Harian Radar Bogor Express diubah menjadi
Radar Bogor. Radar Bogor sendiri merupakan singkatan bahasa inggris yaitu Radio
Detected and Range yang memiliki pengertian penyelidikan dan penelusuran.
Disamping itu Harian Pagi Radar Bogor dapat diartikan juga: sebagai sebuah koran
yang membuat berita-berita kejadian atau peristiwa terkini, cepat, mendalam, dan
eksklusif.
Pada awal terbitnya tahun 1998 Harian Pagi Radar Bogor hanya
menghasilkan oplah koran 2000-4000 eksemplar yang tersebar kota, kabupaten
Bogor dan Sukabumi. Pada era perintisan tersebut dengan jumlah wartawan dan
redaktur yang terbatas sekitar 10 orang. Fasilitas kantor seperti peralatan dalam
peliputan dalam menulis berita juga sangat terbatas. Gaji yang diterima oleh
wartawan pun berkisar Rp. 350.000 tanpa ada tunjangan dan insentif.
Pengembangan karir belum tertata dengan baik hal ini mengakibatkan banyak
wartawan yang keluar atau pindah kerja ke tempat lain. Karena belum terbentuk
sistem manajemen yang baik, pihak pengelola media hanya kuat di bagian redaksi
tetapi lemah dalam manajemen sehingga membuat perusahaan untuk biaya
operasional wartawan dan percetakan kesulitan.
Pada akhir tahun 2001 pihak Jawa Pos mengirimkan tim untuk pembenahan
manajemen. Pembenahan tersebut meliputi bagian keuangan, iklan, pemasaran dan
keredaksian. Akhirnya dalam waktu satu tahun Harian Pagi Radar Bogor bisa
menyewa ruko Mega M di Jl. Soleh Iskandar Bogor, yang sebelumnya menempati
kantor di kawasan Dadali Bogor. Dengan pembenahan tersebut secara bertahap bisa
membayar hutang percetakan. Sudah bisa untuk memberikan gaji wartawan dan
karyawan.
Pada tahun 2002, Harian Pagi Radar Bogor masuk ke dalam kelompok 10
besar perusahaan penerbitan pers di bawah bendera Jawa Pos Group. Pada Tahun
2003, koran kebanggaan masyarakat Bogor dan sekitarnya, mencapai urutan ketiga
perusahaan dengan kinerja manajemen terbaik dengan nilai AA. Rating Jawa Pos
Group, Harian Pagi Radar Bogor meraih posisi sebagai perusahaan unggulan
terbaik dari hampir 100 perusahaan yang ada di Jawa Pos Group
Pada tanggal 14 April 2003, Radar Bogor telah membuka koran baru di
Bandung dengan nama Radar Bandung, dan tanggal 1 April 2006, akhirnya Harian
33
Pagi Radar Bogor telah menempati gedung sendiri yang diresmikan oleh Wakil
Presiden RI, M. Jusuf Kalla dengan nama Graha Pena Bogor.
Harian Pagi Radar Bogor merupakan koran anak perusahaan Jawa Pos yang
pertumbuhannya pesat. Pada enam bulan pertama terbit, Radar Bogor meraih oplah
yang cukup besar yaitu antara 15.000 – 20.000 eksemplar perhari. Atas kemajuan
itu pada tahun 1999, Pimpinan Jawa Pos Group mengadakan rapat evaluasi tahunan
seluruh perusahaan dibawah naungan Jawa Pos Group yang jumlahnya ketika itu
diatas 70 perusahaan di Bogor. Nama Radar kemudian menjadi semacam “maskot”
untuk perusahaan Jawa Pos di daerah lain. Beberapa nama koran seperti Radar
Lampung, Radar Cirebon, Radar Malang dan Radar Sulteng, muncul setelah Radar
Bogor. Radar Bogor saat ini menjadi koran terbesar di Bogor dan sekitarnya, koran
ini bahkan masuk hitungan budget iklan secara nasional di biro iklan Jakarta
maupun di daerah propinsi Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur.
Berkat kerja keras semua pihak, kepercayaan masyarakat serta mitra bisnis,
manajemen Harian Pagi Radar Bogor terus berkembang dan memiliki gedung milik
sendiri dengan lokasi yang strategis di kota Bogor. Pada tahun 2011 menginjak
usianya yang ke 13 Harian Pagi Radar Bogor telah mencapai oplah lebih dari
60.000 eksemplar. Secara bertahap pengembangan bisnis media diperluas ke daerah
lain diantaranya Radar Sukabumi, Radar Depok, Radar Bandung, Radar Bekasi dan
Radar Sumedang. Untuk mengakomodir keinginan dan kebutuhan masyarakat
Jawa barat (sunda), Harian Pagi Radar Bogor membuat tabloid Sunda Urang
dengan karakter khas budaya Sunda. Dari aspek penggunaan bahasa yang
digunakan dalam tabloid tersebut sepenuhnya menggunakan bahasa sunda.
4.1.2 Logo, Fungsi, Visi/ Misi dan Fokus Pemberitaan
Radar Bogor memiliki logo perusahaan sebagaimana disajikan pada
Gambar 5:
Gambar 5 . Logo Harian Pagi Radar Bogor
34
Motto dari Harian Pagi Radar Bogor adalah ”Besar karena tersebar”,
sedangkan visi dan misi dari Radar Bogor adalah “Radar Bogor adalah memberi
informasi sebagai fungsi edukasi (mendidik), fungsi kontrol sosial dan fungsi
menghibur.” Radar Bogor “Maju dalam kebersamaan”.
Harian Pagi Radar Bogor dalam menyajikan isi beritanya sangat beragam.
Mayoritas isi beritanya berasal dari berita lokal, khusunya Bogor dengan persentase
75 persen. Selain berita lokal, berita nasional dan berita internasional juga terdapat
di Harian Pagi Radar Bogor. Ketiga kategori tersebut, menyajikan berita-berita
aktual dan faktual yang terjadi saat ini mulai berita (news), olahraga (sport) hingga
gaya hidup masyarakat metropolis (lifestyle). Muatan isi berita Harian Pagi Radar
Bogor dapat dilihat di Tabel 4
Tabel 4. Muatan Isi Berita Harian Pagi Radar Bogor
No. Isi Berita Presentase (%)
1. Internasional 5
2. Nasional 20
3. Lokal 75
Jumlah 100
Sumber: Harian Pagi Radar Bogor, 2011
4.1.3 Distribusi Harian Pagi Radar Bogor
Oplah yang dimiliki Harian Pagi Radar Bogor dari hari ke hari terus
bertambah dan volume iklannya terus berkembang lebih baik. Setiap hari banyak
surat tamu antara lain dari Jakarta, Tangerang, Bekasi, Sukabumi, Bandung dan
daerah lain di Jawa Barat. Pada akhir April 2003, Radar Bogor telah membuka
jaringan redaksional dan pemasaran di Cibinong, Sukabumi, Cianjur dan Bandung,
di kota-kota tersebut pun telah ada kantor Biro. Harian Pagi Radar Bogor juga terus
melakukan ekspansi hingga Depok, Bekasi, dan Sumedang Radar Bogor grup kini
membangun jaringan terbesar di Jawa Barat.
Harian Pagi Radar Bogor telah melakukan pendistribusian secara meluas ke
berbagai daerah di Bogor, sehingga surat kabar harian lokal ini mengalami
peningkatan setiap tahunnya. Penyebaran Koran ini terbukti telah meluas ke
berbagai wilayah di Kota Bogor, Kabupaten Bogor, Sukabumi, Cianjur dan Depok.
Pendistribusian terbesar Harian Pagi Radar Bogor berada di wilayah Kota Bogor.
Hal tersebut disebabkan Bogor sebagai pusat aktivitas masyarakat dari sekolah
35
hingga perkantoran, sehingga kebutuhan akan pentingnya informasi sangat
dibutuhkan. Pendistribusian Harian Pagi Radar Bogor seperti pada Tabel 5
Tabel 5. Distribusi Harian Pagi Radar Bogor 2011
No. Wilayah Eksemplar
1. Kota Bogor 33.500
2. Kabupaten Bogor 15.400
3. Kota Sukabumi 6.200
4. Kabupaten sukabumi 3.600
5. Cianjur 2.650
6. Cipanas 1.625
Jumlah 60.975
Sumber: Harian Pagi Radar Bogor, 2011
4.1.4 Struktur Organisasi Harian Pagi Radar Bogor
Organisasi Harian Pagi Radar Bogor dipimpin oleh Direktur dan sehari-
hari kepemimpinannya dijalankan oleh seorang Direktur Pelaksana. Direktur
Pelaksana membawahi Pemimpin Redaksi, Manajer Percetakan, Manajer
Personalia/ Umum, Manajer Pemasaran, Manajer Keuangan dan Manajer
Accounting (Lampiran 1).
Dari struktur organisasi terlihat bahwa organisasi Harian Pagi Radar
Bogor bersifat flat karena di bawah manajer, pada umumnya hanya ada staf yang
membantu tugas manajer. Kondisi ini berbeda untuk jabatan Pemimpin Redaksi
yang posisinya sejajar dengan para manajer dan berada langsung di bawah Direktur.
Pelaksana. Hal ini disebabkan Pemimpin Redaksi dan Redaktur Pelaksana
membawahi Koordinator Liputan dan Sekretaris Redaksi. Selanjutnya Koordinator
Liputan membawahi Redaktur, sedangkan Redaktur membawahi para Wartawan/
Reporter. Dengan demikian, struktur organisasi cukup banyak stratanya.
Organisasi yang flat memudahkan dalam koordinasi karena memiliki
rentang koordinasi dan kendali yang lebih pendek. Sehinggga memudahkan dalam
komunikasi dan pertukaran informasi diantara orang-orang yang menduduki posisi
dalam struktur tersebut. Hal ini berbeda apabila perusahaan menggunakan stuktur
organisasi yang bersifat vertical, dimana membutuhkan jenjang koordinasi atau
kendali lebih panjang. Padahal sistem kerja perusahaan media harian selalu berada
pada tekanan deadline yang membutuhkan kerja tim dalam jangka waktu yang
relatif singkat.
36
Uraian tugas dari pejabat dalam organisasi untuk Direktur Pelaksana,
Pemimpin Redaksi dan Manajer seperti pada Tabel 6.
Tabel 6. Uraian Tugas Pelaksana Direktur, Pemimpin Redaksi dan Para Manajer
Harian Pagi Radar Bogor.
Jabatan Uraian Tugas
Direktur Pelaksana Mengelola dan mengendalikan di bidang keredaksian,
percetakan, personalia, bisnis, dan keuangan.
Pemimpin Redaksi Bertanggung jawab untuk mengatur dan mengawasi
setiap pekerjaan dari bagian-bagian dibawahnya.
Menyusun peta berita untuk mengarahkan kebijakan
redaksi, melakukan evaluasi pemberitaan.
Manajer Percetakan Sebagai penanggung jawab terhadap percetakan,
penerbitan, kerja operator dan mekanik.
Manajer Personalia dan
Umum
Melakukan rekrutmen dan seleksi karyawan, mengatur
tenaga kerja (karyawan dan wartawan), kesejahteraan
karyawan, pertimbangan kenaikan jabatan dan
pemeliharaan gedung.
Manajer Pemasaran Melakukan pemasaran produk penerbitan koran dan
tabloid, mengawasi alur pemasaran produk dari keluar
percetakan sampai kepada pelanggan atau pembaca
Manajer Iklan Menentukan harga iklan, mengkoordinasikan sales
dalam mencari iklan, mengatur pemuatan, mengontrol
jumlah iklan yang masuk dan menjalin kerjasama
dengan biro-brio iklan.
Manajer Keuangan Mengendalikan keuangan perusahaan yang meliputi
menghitung pemasukan dan pengeluaran uang,
menyimpan dan membayarkan ke karyawan. Selain itu
membayar pajak, membayar kebutuhan operasional
perusahaan.
Manajer Accounting Melakukan pembukuan keuangan, memberikan analisis
kondisi keuangan perusahaan untuk pengambilan
kebijakan manajemen
37
Tata kerja Harian Pagi Radar Bogor belum ada dalam bentuk tertulis.
Hubungan kerja, bagian personalia dengan bagian redaksi adalah dalam hal
mengontrol kehadiran (absensi), penegakan disiplin dan penerbitan surat peringatan
(SP). Penilaian kinerja dan prestasi karyawan dilakukan masing-masing bagian.
Bagian personalia hanya memberikan bahan pertimbangan dalam hal penilaian
kinerja/ prestasi, pengembangan karir serta kenaikan jabatan.
Wartawan di Harian Pagi Radar Bogor gaji pokoknya langsung ditransfer
oleh Bagian Keuangan melalui rekening masing-masing. Adapun untuk tunjangan
prestasi (berita), pada setiap akhir bulan Sekretaris Redaksi (Sekred) melakukan
rekapitulasi jumlah berita wartawan yang dimuat. Sekred mengkategorikan berita-
berita mana saja yang dimuat di halaman satu, halaman dalam dan Box (feature).
Setelah dikategorisasi diberikan pembobotan sesuai dengan kategori halaman.
Halaman satu memiliki bobot 5, halaman dalam memiliki bobot 1 dan box (feature)
bobotnya 3. Semakin banyak berita yang dibuat wartawan dimuat di halaman satu
bobotnya semakin besar, begitu juga sebaliknya. Total bobot tersebut akan
berpengaruh terhadap jumlah tunjangan yang diterima. Setelah dilakukan
pembobotan dan dikonversikan ke nilai nominal, Pemimpin Redaksi atau Redaktur
Pelaksana melakukan validasi. Hasil validasi diserahkan ke Manajer Keuangan
untuk selanjutnya didisposisikan ke bagian Kasir. Wartawan setiap akhir bulan
mengambil tunjangan prestasi (berita) tersebut ke Kasir.
4.2 Karakteristik Responden
Pada penelitian ini, responden adalah seluruh wartawan Harian Pagi Radar
Bogor yang terbagi atas beberapa bagian, setiap bagian bertanggung jawab terhadap
bidang masing-masing. Bagian redaksi merupakan bagian penting dalam harian ini,
karena bagian ini bertanggung jawab setiap pemberitaan dibuat. Bagian redaksi
terdiri dari Pemimpin Redaksi, Redaktur Pelaksana, Sekretaris Redaksi, Redaktur,
Koordinator Liputan dan Wartawan. Harian Pagi Radar Bogor membagi setiap
bagian redaksi dalam beberapa kategori. Kategori ini bertujuan untuk menentukan
posisi bagi setiap staf redaksi tersebut. Tabel 7 merupakan Jumlah dan Persentase
Wartawan Harian Pagi Radar Bogor berdasarkan golongan umur.
38
Tabel 7. Jumlah dan Persentase Wartawan Harian Pagi Radar Bogor Berdasarkan
Golongan Umur.
No. Usia Jumlah (Orang) Presentase (%)
1. 22 th - <25 th 19 55
2. 25 th<28 th 11 30
3. 28 th<30 th 3 10
4. >30 th keatas 2 5
Jumlah 35 100
Sumber: Harian Pagi Radar Bogor, 2011
Berdasarkan hasil persentase pada Tabel 7 tersebut jumlah wartawan
dengan usia 22-28 tahun sebesar 85 persen. Persentase terbesar wartawan dengan
usia 22-28 tahun, ini menunjukkan bahwa sebagian besar wartawan Harian Pagi
Radar Bogor berada pada usia relatif muda. Hal tersebut mengindikasikan bahwa
85 persen wartawan Harian Pagi Radar Bogor fresh graduate sehingga belum
banyak memiliki pengalaman dalam bekerja. Banyak wartawan dengan usia
tersebut memiliki tingkat emosional yang tinggi dalam menerima penugasan dari
Redaktur sehingga Redaktur kesulitan dalam melakukan pembinaan. Selain itu
wartawan dengan usia muda belum bisa membangun jaringan informasi sehingga
mobilitas kerjanya tinggi sementara gaji yang diterima tidak sesuai dengan beban
kerja. Hal itulah yang menyebabkan banyak wartawan yang keluar kerja pindah ke
tempat lain, karena tidak kuat dengan ritme kerja di Harian Pagi Radar Bogor.
Selain dikategorikan berdasarkan usia, wartawan Harian Pagi Radar Bogor
juga dikategorikan berdasarkan tingkat pendidikan seperti yang terlihat pada Tabel
8.
Tabel 8. Jumlah dan Persentase Wartawan Harian Pagi Radar Bogor Berdasarkan
Tingkat Pendidikan
No. Pendidikan Jumlah (Orang) Persentase (%)
1. SMA 1 2,86
2. D3 (ahli madya) 3 8,57
3. S1 (sarjana) 31 88,57
Jumlah 35 100
Sumber: Harian Pagi Radar Bogor, 2011
Pada Tabel 8 ini Harian Pagi Radar Bogor mengkategorikan wartawan
berdasarkan tingkat pendidikan mereka, ini bertujuan untuk bisa menempatkan
39
mereka pada wilayah atau rubrik yang sesuai. Tingkat pendidikan SMA dan D3
dengan persentase 2,86 persen dan sebesar 8,57 persen adalah wartawan dengan
status tidak tetap atau magang sebagai fotografer. Sebesar 88,57 persen wartawan
memiliki tingkat pendidikan S1. Tingkat pendidikan S1 ini merupakan standar
yang harus dimiliki oleh setiap wartawan di harian ini, supaya bisa
mengembangkan setiap isu yang ada dengan lebih dalam dan luas. Jenis kelamin
wartawan di Harian Pagi Radar Bogor didominasi pria seperti yang terlihat pada
Tabel 9.
Tabel 9. Jumlah dan Persentase Wartawan Harian Pagi Radar Bogor Berdasarkan
Jenis Kelamin
No. Jenis Kelamin Jumlah (Orang) Persentase (%)
1. Pria 31 88
2. Wanita 4 12
Jumlah 35 100
Sumber : Harian Pagi Radar Bogor, 2011
Tabel 9 menjelaskan kategori jenis kelamin wartawan. Jumlah wartawan
pria sebesar 88 persen atau 31 orang, jauh melampaui jumlah wartawan wanita
yang hanya 12 persen atau empat orang. Hal itu menunjukkan bahwa pria masih
mendominasi pekerjaan ini, karena pria dianggap lebih mampu menghadapi
tekanan dan lebih rasional dalam menyelesaikan atau menuliskan pemberitaan.
Jumlah dan persentase wartawan Harian Pagi Radar Bogor juga dikategorikan
berdasarkan lama bekerja masing-masing wartawan yang ditunjukkan pada Tabel
10.
Tabel 10. Jumlah dan Persentase Wartawan Harian Pagi Radar Bogor Berdasarkan
Lama Bekerja
No. Lama Kerja Jumlah (orang) Persentase %
1. < 1 tahun 2 6
2. 1- 2 tahun 15 43
3. >2-3 tahun 12 34
4. > 3 tahun 6 17
Jumlah 35 100
Sumber: Harian Pagi Radar Bogor, 2011
Pada Tabel 10 dapat dilihat bahwa sebagian besar wartawan memiliki masa
kerja dibawah atau sama dengan tiga tahun (83%). Hal ini menunjukkan
kecenderungan tingkat turn over relatif tinggi karena Harian Pagi Radar Bogor
40
telah berumur 13 tahun (didirikan pada tahun 1998). Ada kemungkinan banyak
wartawan yang telah memiliki masa kerja lebih tiga tahun, jika karirnya tidak
meningkat menjadi wartawan madya (Redaktur) atau diatasnya mereka akan keluar
atau pindah ke perusahaan lain. Hal ini dikarenakan Harian Pagi Radar Bogor
belum memiliki Standar Operasional Prosedur (SOP) untuk jenjang karir wartawan
dan redaktur. Tidak adanya SOP tersebut mengakibatkan wartawan mengalami
frustasi, semangat kerja menurun karena tidak ada karir planning yang jelas di
Harian Pagi Radar Bogor. Sehingga karir wartawan dan Redaktur lebih banyak
ditentukan oleh Pemimpin Redaksi.
4.3 Kepuasan Kerja Wartawan Harian Pagi Radar Bogor
Kepuasan kerja wartawan merupakan sikap emosional yang menyenangkan
dan mencintai pekerjaannya. Sikap ini dicerminkan oleh moral kerja, kedisiplinan,
dan prestasi kerja. Kepuasan kerja dapat dinikmati dalam pekerjaan, luar pekerjaan,
dan kombinasi dalam dan luar pekerjaan. Kepuasan dalam pekerjaan adalah
kepuasan kerja yang dinikmati dalam pekerjaan dengan memperoleh pujian hasil
kerja, penempatan, perlakuan, peralatan, dan suasana lingkungan kerja yang baik.
Wartawan yang lebih suka menikmati kepuasan kerja dalam pekerjaan akan lebih
mengutamakan pekerjaannya daripada balas jasa meskipun balas jasa itu penting.
Secara historis, wartawan yang mendapatkan kepuasan kerja akan
melaksanakan pekerjaan dengan baik. Masalahnya adalah terdapat wartawan yang
kepuasan kerjanya tinggi tidak menjadi wartawan yang produktivitasnya tinggi.
Banyak pendapat mengemukakan bahwa kepuasan kerja yang lebih tinggi, terutama
dihasilkan oleh prestasi kerja. Prestasi kerja lebih baik mengakibatkan penghargaan
lebih tinggi. Apabila penghargaan tersebut dirasakan adil dan memadai, maka
kepuasan kerja wartawan akan meningkat karena mereka menerima penghargaan
dalam proporsi yang sesuai dengan prestasi kerja mereka.
Kondisi kepuasan atau ketidakpuasan kerja tersebut menjadi umpan balik
yang akan mempengaruhi prestasi kerja di waktu yang akan datang. Jadi, hubungan
prestasi dan kepuasan kerja menjadi suatu sistem yang berlanjut. Menurut Strauss
dan Sayles (1980) kepuasan kerja juga penting untuk aktualisasi diri. Wartawan
yang tidak memperoleh kepuasan kerja tidak akan pernah mencapai kematangan
psikologis dan pada gilirannya akan menjadi frustasi. Wartawan seperti ini akan
41
sering melamun, semangat untuk bekerja rendah, cepat lelah dan bosan, emosinya
tidak stabil, sering absen dan tidak melakukan kesibukan yang tidak ada hubungan
dengan pekerjaan yang harus dilakukan.
Dalam rangka penilaian kepuasan kerja wartawan Harian Pagi Radar Bogor,
langkah awal yang dilakukan adalah penentuan bobot kriteria menggunakan teknik
pembandingan berpasangan dari AHP. Pada penelitian ini digunakan tiga orang
tenaga ahli (berpengalaman) dalam hal kewartawanan, untuk menilai bobot kriteria
dan sub kriteria sesuai skala penilaian perbandingan. Hasil teknik pembandingan
berpasangan terhadap kriteria adalah seperti Tabel 11.
Tabel 11. Bobot Kriteria Kepuasan Kerja Wartawan
Kriteria Bobot Kriteria
Kepuasan Psikologi 0.099
Kepuasan Sosial 0.055
Kepuasan Fisik 0.185
Kepuasan Finansial 0.661
Jumlah 1.000
Dari Tabel 11 terlihat bahwa kepuasan finansial memiliki bobot kriteria
tertinggi, yaitu sebesar 0.661, sedangkan kepuasan psikologi, sosial dan fisik relatif
sangat jauh bedanya, yaitu masing-masing 0.099, 0,055 dan 0,185. Fakta ini
menunjukkan bahwa kondisi finansial yang berkaitan dengan gaji, tunjangan,
jaminan sosial, insentif dan sebagainya perlu mendapat perhatian yang serius dari
perusahaan.
Gaji yang diterima oleh wartawan honorer (CR) didasarkan pada jumlah
berita yang mereka buat dimuat dalam surat kabar tersebut. Hal tersebut dirasakan
sangat kurang terlebih gaji yang mereka peroleh digunakan untuk memenuhi
kebutuhan mereka sehari-hari. Mereka berharap mendapat gaji pokok yang akan
mereka terima disamping gaji yang dihitung berdasarkan jumlah berita yang
mereka buat dimuat dalam surat kabar tersebut.
Tunjangan, jaminan sosial dan insentif dari perusahaan juga dirasakan
kurang bagi para wartawan, hal ini sangat mempengaruhi kepuasan finansial para
wartawan Harian Pagi Radar Bogor. Disamping itu sistem promosi jabatan
dianggap kurang memuaskan bagi para wartawan. Wartawan Harian Pagi Radar
42
Bogor sebelum diangkat menjadi wartawan muda (tetap) harus menjadi wartawan
honorer (CR) terlebih dahulu selama satu-dua tahun dengan gaji hanya didasarkan
pada berita yang dibuat dimuat oleh surat kabar tersebut. Jangka waktu selama satu-
dua tahun ini dirasakan relatif lama dengan gaji maupun insentif yang diberlakukan
di Harian Pagi Radar Bogor.
Selain permasalahan pada gaji wartawan honorer, masalah jenjang karir
pada wartawan tetap juga dirasa perlu dikaji ulang. Selama ini sistem jenjang karir
yang berlaku relatif lebih ke arah horizontal, artinya wartawan hanya dipindahkan
ke rubrik atau dipindahkan ke bidang tugas lain, dengan tingkatan jabatan yang
sama. Jangka waktu pemindahan relatif pendek, seringnya terjadi perpindahan ini
juga menyebakan pegawai merasa kurang nyaman dalam melaksanakan pekerjaan.
Wartawan Harian Pagi Radar Bogor dalam menjalankan tugas sehari-
harinya memerlukan pula dukungan fasilitas fisik, seperti kalau di kantor jumlah
komputer yang dapat digunakan wartawan harus memadai. Pada saat liputan
dibutuhkan pula peralatan reportase, antara lain kamera, alat perekam dan fasilitas
internet seperti penyediaaan modem.
Ruang kerja wartawan yang memenuhi standar kerja yang baik dibutuhkan
pula untuk dapat melaksanakan tugas-tugas kewartawanan secara optimum.
Wartawan juga menginginkan pemanfaatan waktu kerja yang lebih tertata dan
efisien, seperti wartawan lebih menyukai menggunaan teknologi informasi dan
komunikasi dalam pengiriman berita ke kantor. Penggunaan waktu yang lebih
efisien akan sangat membantu wartawan untuk memanfaatkannya dalam
meningkatkan kuantitas dan kualitas pemberitaan.
Wartawan membutuhkan pula hal-hal yang bersifat kemanusiaan, seperti
sosialisasi dengan lingkungannya. Komunikasi dan kerjasama tim yang lancar, akan
menimbulkan rasa yang menyenangkan bagi wartawan. Oleh karena itu, perlu
diciptakan suasana yang lebih harmonis diantara pimpinan dan kelompok
wartawan.
Tabel 12 memperlihatkan bobot subkriteria kepuasan kerja wartawan. Dari
Tabel 12, terlihat bahwa untuk kriteria kepuasan psikologi, sub kriteria tertinggi
bobotnya adalah minat (0.688), untuk kriteria kepuasan sosial, sub kriteria tertinggi
bobotnya adalah hubungan dengan pemimpin redaksi (0.737), untuk kepuasan fisik
adalah fasilitas (0.534) dan kepuasan finansial adalah insentif (0.393). Akan tetapi
43
jika dinilai hubungan secara terpisah maka subkriteria yang paling tinggi bobotnya
adalah berturut-turut insentif (0,260), promosi jabatan (0,183), gaji (0,122), fasilitas
(0,099) dan Minat (0,068).
Tabel 12. Bobot Subkriteria Kepuasan Kerja Wartawan
Kriteria dan Sub-Kriteria Bobot
Bobot Sub Kriteria terhadap
Kriteria Kepuasan Kerja
Wartawan
Kepuasan Psikologi (0.099)
Minat
0.688 0.068
Kenyamanan
0.073 0.007
Keterampilan
0.239 0.024
Sub total Kepuasan Psikologi 1.000 0.099
Kepuasan Sosial (0.055)
Hubungan dengan wartawan
lain 0.197 0.011
Hubungan dengan pimpinan
redaksi 0.737 0.041
Hubungan dengan unit lain
0.066 0.004
Sub total Kepuasan Sosial 1.000 0.055
Kepuasan Fisik (0.185)
Pekerjaan
0.299 0.055
Waktu kerja
0.118 0.022
Ruang kerja
0.049 0.009
Fasilitas
0.534 0.099
Sub total Kepuasan Sosial 1.000 0.185
Kepuasan Finansial (0.661)
Gaji
0.185 0.122
Tunjangan
0.092 0.061
Jaminan sosial
0.052 0.034
Insentif
0.393 0.260
Promosi Jabatan
0.277 0.183
Sub total Kepuasan Finansial 1.000 0.661
Total Kepuasan Kerja
1.000
Dapat dilihat hasil survei kepuasan kerja terhadap 35 orang wartawan
Harian Pagi Radar Bogor dapat dilihat pada Tabel 13.
Dari Tabel 13 di bawah memperlihatkan bahwa kepuasan kerja wartawan
Harian Pagi Radar Bogor rata-rata ditinjau dari aspek kepuasan psikologi dan
kepuasan sosial berada pada skala likert antara 3-4 (puas-sangat puas) yaitu
masing-masing dengan nilai rata-rata 3,234 dan 3,211. Adapun kepuasan fisik
aspek yang relatif rendah adalah fasilitas (2,876) mendesak untuk diperbaiki. untuk
44
kepuasan finansial, semua aspek memiliki nilai rata-rata dibawah 3, padahal bobot
cukup besar terhadap kepuasan kerja secara keseluruhan.
Tabel 13. Tingkat Kepuasan Kerja Wartawan Harian Pagi Radar Bogor menurut
Kriteria/Subkriteria Kepuasan Kerja
Kriteria dan Sub-Kriteria Tingkat
Kepuasan Bobot
Tingkat
Kepuasan
Terbobot
Kepuasan Psikologi (0.099)
Minat
3.286 0.688 2.262
Kenyamanan 3.143 0.073 0.228
Keterampilan 3.114 0.239 0.744
Sub total Kepuasan Psikologi
1.000 3.234
Kepuasan Sosial (0.055)
Hubungan dengan wartawan lain 3.257 0.197 0.641
Hubungan dengan pemimpin redaksi 3.200 0.737 2.359
Hubungan dengan unit lain 3.200 0.066 0.211
Sub total Kepuasan Sosial
1.000 3.211
Kepuasan Fisik (0.185)
Pekerjaan 3.057 0.299 0.913
Waktu kerja 3.086 0.118 0.365
Ruang kerja 3.029 0.049 0.149
Fasilitas
2.876 0.534 1.536
Sub total Kepuasan Sosial
1.000 2.962
Kepuasan Finansial (0.661)
Gaji
2.514 0.185 0.465
Tunjangan 2.486 0.092 0.229
Jaminan sosial 2.600 0.052 0.135
Insentif
2.571 0.393 1.011
Promosi Jabatan 2.743 0.277 0.761
Sub total Kepuasan Finansial
1.000 2.602
Minat
Minat adalah kecenderungan tingkah laku umum seseorang untuk tertarik
kepada kelompok bidang kegiatan, aktivitas, atau pekerjaan tertentu sebagai hasil
proses belajar. Berdasarkan Tabel 13 kriteria kepuasan psikologi didapatkan bahwa
sub kriteria minat wartawan untuk bekerja sebagai jurnalis di Harian Pagi Radar
Bogor memiliki peringkat tertinggi. Hal ini dikarenakan beberapa faktor
diantaranya; keinginan wartawan segera menerapkan ilmu yang didapat selama
kuliah, ingin mendapatkan penghasilan sendiri, untuk mendapatkan pengalaman
45
kerja sebagai wartawan media cetak dan berusaha untuk mencari jaringan kerja.
Alasan lainnya adalah sulitnya lapangan pekerjaan, hal tersebut membuat wartawan
berusaha mempertahankan pekerjaanya. Diharapkan apabila dari segi minatnya
tinggi maka hasil kinerja wartawan akan semakin baik. Namun kenyataanya sub
kriteria minat saja belum cukup adanya faktor lain seperti kondisi pekerjaan,
beratnya tekanan dari Redaktur dan kenyamanan kerja di Harian Pagi Radar Bogor.
Minat wartawan untuk bekerja di Harian Pagi Radar Bogor tidak hanya
bersumber dari diri sendiri, namun terbentuk berdasarkan kondisi lingkungan
kerjanya. Di Harian Pagi Radar Bogor untuk membangun kesesuaian antara minat
dan hasil kerjanya memerlukan waktu yang bersifat relatif, artinya tergantung
kepada seberapa jauh kekuatan lingkungan pekerjaan dapat mempengaruhi minat
wartawan dan seberapa kuat resistensi wartawan terhadap minatnya untuk bekerja
di Harian Pagi Radar Bogor. Hal tersebut dapat disimpulkan untuk mempercepat
terjadinya adaptasi kesesuaian kerja, maka aspek lingkungan seperti rekan
wartawan, organisasi pekerja, Pemimpin Redaksi, Redaktur, merupakan kekuatan-
kekuatan yang dapat dimanfaatkan secara optimal.
Hubungan dengan Pemimpin Redaksi
Dari Tabel 13 sub kriteria tertinggi untuk kriteria kepuasan sosial adalah
Hubungan wartawan di Harian Pagi Radar Bogor dengan Pemimpin Redaksi
(Pemred). Hal tersebut dinilai paling penting karena berpengaruh terhadap
kepuasan kerja wartawan Harian Pagi Radar Bogor. Bagi para wartawan di Harian
Pagi Radar Bogor, Pemimpin Redaksi dianggap sebagai figur ayah dan sekaligus
atasannya sehingga harus memiliki komunikasi yang lancar dengan wartawan.
Pemred juga berperan sebagai supervisor bagi pekerjaan wartawan dengan
memberikan saran dan contoh. Selain itu Pemred berperan sebagai orang tua yang
membantu penyelesaian masalah para wartawan, apalagi banyak wartawan yang
baru bekerja umumnya masih fresh graduate belum banyak memiliki pengalaman.
Pemred dalam menempatkan wartawan di beberapa lokasi dan rubrikasi
bukan pada persoalan administratif tetapi pada pemberian arahan, pengalaman baru,
memberikan pengawasan atas hasil kerja wartawan, memberikan pendapat dan
pertimbangan tentang suatu masalah maupun memberikan kepercayaan untuk
penugasan yang diberikan kepada wartawan. Hubungan yang baik dengan Pemred
sering dipakai para wartawan Harian Pagi Radar Bogor sebagai alasan untuk
46
menyukai pekerjaanya. Untuk itu adanya kesediaan Pemred mau mendengar,
memahami dan mengakui pendapat ataupun prestasi wartawan sangat berperan
dalam menimbulkan rasa puas terhadap pekerjaanya. Selain itu Pemred tidak hanya
berperan sebagai atasan tetapi juga sebagai sahabat untuk bisa berdiskusi dan
bertukar pikiran.
Pemred Harian Pagi Radar Bogor hendaknya harus mewaspadai setiap
usaha yang dilakukan wartawannya. Karena bukan tidak mungkin wartawan yang
hanya menunjukkan inisiatif tetapi berharap untuk mendapatkan pujian dari
Pemred. Kinerja yang ditunjukkan dengan adanya inisiatif kerja lebih baik dan
seharusnya lebih dihargai Pemred dibandingkan dengan kinerja yang ditampilkan
tanpa melakukan inisiatif kerja. Untuk itu Pemred harus mampu menunjukkan
kepada wartawannya bahwa Pemred lebih menghargai kinerja wartawan yang
ditunjukkan dengan adanya usaha inisiatif kerja daripada kinerja wartawan yang
ditunjukkan tanpa usaha inisiatif kerja. Pemred harus mampu mendorong wartawan
Harian Pagi Radar Bogor dalam membangkitkan kreatifitas kerja sehingga akan
meningkatkan produktifitas kerja.
Wartawan Harian Pagi Radar Bogor harus dibiasakan untuk ikut
bertanggung jawab atas hasil kerjanya seperti hasil tulisan berita yang berimbang,
tidak ada keberpihakan sehingga tidak ada pihak-pihak yang merasa dirugikan.
Bentuk tanggung jawab yang lain, Pemred Harian Pagi Radar Bogor adalah dengan
Memberikan penghargaan kepada wartawan. Dengan demikian wartawan Harian
Pagi Radar Bogor diharapkan mau dan memiliki inisiatif dalam kinerja sehingga
produktivitas kerja dapat dicapai secara optimal.
Fasilitas Kerja
Fasilitas atau peralatan kerja merupakan suatu unsur perusahaan untuk
mencapai suatu tujuan. Fasilitas diperlukan agar dapat mendukung pekerjaan
wartawan yang nantinya untuk meningkatkan kinerja sehingga kepuasan kerja
dapat tercapai.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai pada sub kriteria fasilitas
tertinggi jika dibandingkan dengan nilai sub kriteria kepuasan fisik lainnya. Hal ini
menunjukkan bahwa sub kriteria yang paling besar menentukan tingkat kepuasan
fisik wartawan adalah fasilitas yang diberikan perusahaan kepada mereka, guna
menunjang kerja dari wartawan itu sendiri.
47
Fasilitas peliput berita seperti kamera di Harian Pagi Radar Bogor dirasakan
masih terbatas yaitu hanya berjumlah tiga unit dengan spesifikasi semi profesional.
Kamera tersebut diperuntukkan hanya fotografer. Apabila wartawan dalam
peliputan memerlukan dokumentasi foto di lapangan harus berkoordinasi dengan
fotografer. Hal tersebut secara tidak langsung akan menghambat kerja wartawan
karena terkait dengan jarak dan kondisi lokasi liputan. Selain itu wartawan yang
melakukan liputan tidak diberikan fasilitas kendaraan operasioanl seperti sepeda
motor. Kendaraan operasional hanya diberikan untuk Pemimpin Redaksi dan para
manajer. Namun Harian Pagi Radar Bogor telah memfasilitasi ruang kerja yang
representasif, komputer dengan program linux untuk memudahkan wartawan dalam
mengolah dan menulis berita.
Kondisi ruangan kerja di Harian Pagi Radar Bogor sudah baik untuk
memberikan kenyamanan serta membangkitkan semangat kerja wartawan.
Sehingga wartawan dapat mengerjakan tugas-tugas dengan baik. Disamping itu
wartawan Harian Pagi Radar Bogor akan lebih senang dan nyaman dalam bekerja
apabila fasilitas yang ada dalam keadaan bersih, tidak bising, pertukaran udara (Air
conditioner) yang cukup baik dan peralatan yang memadai serta relatif modern.
Fasilitas lain alat komunikasi seperti telepon juga diberikan oleh Harian
Pagi Radar Bogor namun jumlahnya terbatas. Telepon tersebut digunakan untuk
mengembangkan wawancara narasumber yang belum lengkap pada saat wawancara
di lapangan.
Insentif
Sub kriteria Insentif memiliki prioritas pertama pada kepuasan finansial
yang berpengaruh dalam tingkat kepuasan kerja. Ada hubungan antara insentif
terhadap kepuasan kerja. Insentif merupakan pemberian penghargaan dalam bentuk
materi kepada seorang wartawan sesuai dengan prestasi kerjanya. Berdasarkan
definisi ini, maka dimungkinkan wartawan Harian Pagi Radar Bogor mendapatkan
insentif berbeda antara satu orang dengan orang lain, karena seorang mempunyai
prestasi kerja yang berbeda. Ketika wartawan sudah dipenuhi haknya oleh pihak
Harian Pagi Radar Bogor dalam mendapatkan insentif maka akan mendorong
wartawan lainnya untuk merasakan kepuasan atas apa yang dirasakannya.
48
Promosi kerja
Ada hubungan antara promosi kerja (pengembangan diri) terhadap kepuasan
kerja. Pengembangan diri bagi wartawan di Harian Pagi Radar Bogor merupakan
aspek penting dalam menjalankan kegiatan dalam memberikan pelayanan kepada
masyarakat terkait dengan kebutuhan masyarakat mengenai informasi–informasi
yang ada disekitarnya. Kesempatan untuk pengembangan diri secara adil sesuai
potensi dan kemampuan wartawan. Penghambatan pengembangan diri akan
mengurangi kepuasan kerja wartawan yang akan berakibat pada penurunan kinerja
wartawan. Pengembangan diri bertujuan meningkatkan produktifitas kerja,
meningkatkan efisiensi, mengurangi kerusakan, mengurangi kecelakaan,
meningkatkan pelayanan, meningkatkan moral, meningkatkan karir, meningkatkan
kemampuan konseptual dan kepemimpinan.
Wartawan Harian Pagi Radar Bogor mendapatkan kesempatan untuk
dipromosikan karena pengalaman kerjanya atau senioritas yang telah dimiliki.
Dengan demikian kepuasan akan lebih besar bagi individu yang mendapat promosi
untuk menduduki suatu jabatan, dibandingkan wartawan Harian Pagi Radar Bogor
yang dipromosikan karena senioritasnya sehingga memperoleh kenaikan imbalan.
Hasil penelitian menunjukkan sub kriteria promosi kerja menduduki prioritas
kedua, sehingga dapat disimpulkan bahwa wartawan Harian Pagi Radar Bogor
membutuhkan sarana untuk pengembangan diri guna meningkatkan kepuasan
kerjanya.
Berdasarkan indikator yang menimbulkan kepuasan kerja tersebut di atas
akan dapat dipahami sikap individu wartawan Harian Pagi Radar Bogor terhadap
pekerjaan yang dilakukan. Karena setiap wartawan akan memiliki tingkat kepuasan
kerja yang berbeda-beda sesuai dengan sistem nilai yang berlaku pada dirinya. Ini
disebabkan adanya perbedaan persepsi pada masing-masing wartawan. Semakin
banyak aspek dalam pekerjaan yang sesuai dengan keinginan wartawan tersebut
maka semakin tinggi tingkat kepuasan yang dirasakannya. Oleh karenanya sumber
kepuasan kerja wartawan Harian Pagi Radar Bogor secara subyektif menentukan
bagaimana pekerjaan yang dilakukan memuaskan. Meskipun untuk batasan
kepuasan kerja ini belum ada keseragaman tetapi yang jelas dapat dikatakan bahwa
tidak ada prinsip-prinsip ketetapan kepuasan kerja yang mengikat dari padanya.
49
Tingkat kepuasan kerja wartawan Harian Pagi Radar Bogor secara
keseluruhan dapat dilihat pada Tabel 14.
Tabel 14. Kepuasan Kerja Wartawan Radar Bogor Secara keseluruhan
Kriteria Tingkat Kepuasan
Rata – Rata Bobot Kriteria
Tingkat
Kepuasan
Terbobot
Kepuasan Psikologi 3.18 0.099 0.32
Kepuasan Sosial 3.21 0.055 0.18
Kepuasan Fisik
3.01 0.185 0.56
Kepuasan Finansial 2.58 0.661 1.70
Total
1.000 2.76
Berdasarkan Tabel 14 terlihat bahwa tingkat kepuasan kerja wartawan
Harian Pagi Radar Bogor secara keseluruhan rata-rata adalah 2.76, berada pada
skala likert antara 2-3 (tidak puas sampai puas). Nilai ini sebenarnya lebih
mengarah ketingkat puas namun masih perlu diperbaiki di masa mendatang.
Dari Tabel 14 juga terlihat, bahwa kepuasan fisik dan kepuasan finansial
yang bobot relatif lebih tinggi, justru memiliki tingkat kepuasan kerja terendah.
dengan demikian, kedua aspek kepuasan kerja ini di masa mendatang perlu
diperbaiki dengan prioritas utama kepada kepuasan kerja finansial kedua bobot
kepentingannya tertinggi (0,661) sedangkan tingkat kepuasannya terendah (2,58).
4.4 Analisis Faktor yang Berpengaruh terhadap Kepuasan Kerja Wartawan
Harian Pagi Radar Bogor
Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi tingkat kepuasan kerja
Wartawan Harian Pagi Radar Bogor adalah analisis regresi berganda. Pemilihan
penggunaan analisis regresi berganda ini disesuaikan dengan tujuan penelitiannya
yaitu untuk melihat pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen.
Penelitian ini mengkaji secara empiris pengaruh kepuasan psikologi, sosial, fisik
dan finansial terhadap tingkat kepuasan kerja wartawan Harian Pagi Radar Bogor.
Model yang digunakan adalah model regresi berganda. Data diperoleh dari hasil
penyebaran kuesioner terhadap 35 wartawan harian tersebut. Pengolahan data
dilakukan dengan menggunakan program SPSS 13.0.
Hasil analisis regresi Berganda menunjukkan bahwa semua variabel
independen berpengaruh nyata terhadap tingkat kepuasan kerja wartawan Harian
Pagi Radar Bogor seperti yang ditunjukkan pada Tabel 15.
50
Tabel 15. Hasil Analisis Regresi Berganda Tingkat Kepuasan Kerja Wartawan
Harian Pagi Radar Bogor.
Variabel
Bebas
Koefisien
Regresi
( a )
Koefisien
Regresi
Standar
thitung Sig.
Konstanta - 0,004 -0,660 0,514
X1 0,250 0,143 18,168 0,000
X2 0,275 0,067 7,783 0,000
X3 0,245 0,200 20,624 0,000
X4 0,251 0,786 95,582 0,000
Variabel terikat = Y
N = 35
R = 0.999; R²adj = 0.998; Fhitung= 174,517; Sig. =0,000
Statistik Durbin-Watson, Dw = 2,078
Berdasarkan hasil analisis regresi berganda yang disajikan dalam Tabel 15
di atas, maka dapat ditulis model regresi sebagai berikut;
Y = - 0,004 + 0,250X1 + 0,275X2 + 0,245X3 + 0,251X4
Keterangan:
Y = Kepuasan Kerja
a0 = Intersep
X1 = Kepuasan Psikologi
X2 = Kepuasan Sosial
X3 = Kepuasan Fisik
X4 = Kepuasan Finansial
Sebelum digunakan untuk menguji hipotesis atau mengambil keputusan,
maka model regresi tersebut secara ekonometri harus dikenai uji asumsi klasik. Uji
asumsi klasik yang dikenakan terhadap model regresi meliputi uji multikolinieritas,
uji autokorelasi, uji heteroskedastisitas dan uji normalitas residu. Pengujian model
terhadap asumsi klasik dapat ditunjukkan sebagai berikut.
1. Uji Multikolinieritas
Menurut pendapat Gujarati (2003), uji multikolinieritas dapat dilakukan
dengan menggunakan uji VIF. Kriterianya untuk mengetahui suatu variabel bebas
mengalami multikol dengan variabel bebas yang lainnya adalah dengan
membandingkan nilai VIF nya dengan angkat 10. Jika VIF<10 disimpulkan tidak
terjadi multikolinieritas yang berarti.
51
Variabel X1 memiliki nilai VIF=1,292. Oleh karena nilai VIF tersebut <10,
maka dapat disimpulkan bahwa variabel bebas X1 (kepuasan psikologi) tidak
mengalami multikolinieritas dengan variabel bebas yang lain. Variabel X2 memiliki
nilai VIF=1,535. Oleh karena nilai VIF tersebut <10, maka dapat disimpulkan
bahwa variabel bebas X2 (kepuasan sosial) tidak mengalami multikolinieritas
dengan variabel bebas yang lain.
Variabel X3 memiliki nilai VIF=1,946. Oleh karena nilai VIF tersebut <10,
maka dapat disimpulkan bahwa variabel bebas variabel X3 (kepuasan fisik) tidak
mengalami multikolinieritas dengan variabel bebas yang lain. Variabel X4 memiliki
nilai VIF=1,495. Oleh karena nilai VIF tersebut <10, maka dapat disimpulkan
bahwa variabel bebas variabel X4 (kepuasan financial) tidak mengalami
multikolinieritas dengan variabel bebas yang lain.
Berdasarkan hasil uji multikolinieritas dengan metode VIF di atas, maka
dapat disimpulkan bahwa seluruh variabel bebas dalam model terbebas masalah
multikolinieritas sehingga memenuhi asumsi klasik.
2. Uji Autokorelasi
Pengujian terhadap adanya fenomena autokorelasi dilakukan dengan
menggunakan melihat statistika Durbin Watson seperti yang ditunjukkan pada
Tabel 16.
Tabel 16. Kriteria Uji Autokorelasi Durbin-Watson
Hipotesis Nol (Ho) Keputusan Jika
Tidak terjadi autokorelasi + Tolak 0<d<dL
Tidak terjadi autokorelasi + Tidak ada keputusan dL≤d≤dU
Tidak terjadi autokorelasi - Tolak 4-dL<d<4
Tidak terjadi autokorelasi - Tidak ada keputusan 4-dU≤d≤4-dL
Tidak terjadi autokorelasi + atau –f Terima dU<d<4-dU
Sumber: Gujarati (2003)
Pengujian tersebut memerlukan nilai dL dan dU, yang dapat diperoleh dari
Tabel 16 dL dan dU (Gujarati, 2003). Pada tingkat signifikansi α=5%, jumlah data
n=35, dan jumlah variabel bebas k'=4, maka diperoleh nilai dL=1,222 dU=1,726.
Dengan demikian diperoleh nilai-nilai sebagai berikut;
d = 2,078 (hasil olahan SPSS 15.0 lihat Tabel 4.6)
52
dL=1,222
dU=1,726
4-dU = 4-1,726 = 2,274
Jadi d terletak pada interval: dU<d<4-dU atau 1,726<2,078<2,274; sehingga dapat
disimpulkan bahwa, pernyataan "tidak terjadi autokorelasi positif (+) atau negatif (-
) diterima"; artinya, model regresi tidak mengalami fenomena autokorelasi.
Berdasarkan hasil uji autokorelasi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa seluruh
variabel bebas dalam model tidak mengalami autokorelasi sehingga memenuhi
asumsi klasik.
3. Uji Heteroskedastisitas
Menurut pendapat Gujarati (2003), uji heteroskedastisitas dapat dilakukan
dengan menggunakan uji korelasi rank Spearman antara variabel bebas dengan
nilai mutlak/absolut residu; disimbolkan dengan rs. Kriterianya untuk mengetahui
suatu variabel bebas mengalami heteroskedastisitas adalah menguji signifikansi
korelasi rank tersebut. Jika korelasi rank tersebut tidak signifikan, yang ditunjukkan
oleh nilai Sig.2 tailed > 0,05; maka variabel bebas yang diuji tidak mengalami
heteroskedastisitas.
Variabel X1 (kepuasan psikologi) memiliki nilai korelasi rank Spearman rs=
-0,051 dengan Sig. = 0,771. Oleh karena nilai Sig. (0,771)>0,05, maka dapat
korelasi rank Spearman tersebut tidak signifikan; sehingga dapat disimpulkan
bahwa variabel X1 tidak mengalami heteroskedastisitas. Variabel X2 (kepuasan
sosial) memiliki nilai korelasi rank Spearman rs=-0,178 dengan Sig. = 0,305. Oleh
karena nilai Sig. (0,305) > 0,05, maka dapat korelasi rank Spearman tersebut tidak
signifikan; sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel X2 tidak mengalami
heteroskedastisitas.
Variabel X3 (kepuasan fisik) memiliki nilai korelasi rank Spearman rs=-
0,084 dengan Sig. = 0,633. Oleh karena nilai Sig. (0,633) > 0,05, maka dapat
korelasi rank Spearman tersebut tidak signifikan; sehingga dapat disimpulkan
bahwa variabel X3 tidak mengalami heteroskedastisitas. Variabel X4 (kepuasan
finansial) memiliki nilai korelasi rank Spearman rs=-0,040 dengan Sig. = 0,817.
Oleh karena nilai p (0,817)>0,05, maka dapat korelasi rank Spearman tersebut tidak
53
signifikan; sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel X4 tidak mengalami
heteroskedastisitas.
Berdasarkan hasil uji heteroskedastisitas yang telah dilakukan tersebut,
maka dapat disimpulkan bahwa seluruh variabel bebas dalam model tidak
mengalami heteroskedastisitas sehingga memenuhi asumsi klasik.
4. Uji Normalitas Residu
Uji normalitas residu ini bukan merupakan uji asumsi klasik, tetapi uji
persyaratan regresi; di mana dalam setiap model regresi, nilai residunya harus
memliki distribusi normal (Gujarati, 2003). Dalam penelitian ini, pengujian
normalitas dilakukan dengan metode Kolmogorov-Smirnov, tidak menggunakan
metode grafis karena metode grafis tidak luput bahkan cenderung banyak
terpengaruh oleh pandangan mata peneliti, sehingga subyektivitasnya lebih tinggi
dibanding metode Kolmogorov-Smirnov. Kriterianya adalah jika statistik
Kolmogorov-Smirnov (KS) tidak signifikan yang ditunjukkan oleh p>0,05; maka
data yang diuji memiliki distribusi normal. Berdasarkan hasil uji normalitas dengan
metode Kolmogorov-Smirnov yang dilakukan dengan program SPSS, diperoleh:
KS = 0,139
p = 0,085
Oleh karena nilai Sig. (0,085) > 0,05 maka KS tidak signifikan sehingga
dapat disimpulkan bahwa residu (disturbance error) model regresi penelitian ini
memiliki distribusi normal.
5. Uji Signifikansi Model
Faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja karyawan dalam rangka
peningkatan kinerjanya antara lain: (a) faktor psikologi, merupakan faktor yang
berhubungan dengan kejiwaan karyawan yang meliputi minat, ketenteraman dalam
kerja, sikap terhadap kerja, bakat, dan keterampilan; (b) faktor sosial, merupakan
faktor yang berhubungan dengan interaksi sosial baik sesama karyawan, dengan
atasannya, maupun karyawan yang berbeda jenis pekerjaannya; (c) faktor fisik,
merupakan faktor yang berhubungan dengan kondisi fisik lingkungan kerja dan
kondisi fisik karyawan, meliputi. Jenis pekerjaan, pengaturan waktu kerja dan
waktu istirahat, perlengkapan kerja, keadaan ruangan, suhu penerangan, pertukaran
udara, kondisi kesehatan karyawan, umur, dan sebagainya; (d) faktor finansial,
54
merupakan faktor yang berhubungan dengan jaminan serta kesejahteraan karyawan
yang meliputi sistem dan besarnya gaji, jaminan sosial, macam-macam tunjangan,
fasilitas yang diberikan, promosi, dan sebagainya.
Pengujian terhadap koefisien regresi bertujuan untuk mengetahui apakah
variabel independen berpengaruh signifikan terhadap kepuasan kerja wartawan
secara keseluruhan yang nantinya akan mempengaruhi kinerja dari wartawan
tersebut. Berdasarkan hasil pengolahan diperoleh bahwa nilai P value model
sebesar 0.000. Menurut uji F apabilai nilai Sig. < alpha (0,05 persen) maka
variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian secara bersama-sama
berpengaruh terhadap tingkat kepuasan wartawan Harian Pagi Radar Bogor.
Pengaruh secara simultan atau bersama dari seluruh variabel bebas terhadap
variabel terikat juga dapat dilihat pada nilai R²adj = 0.998 atau 99.8 persen. Hal ini
menunjukkan bahwa, tinggi rendahnya tingkat kepuasan kerja wartawan sebesar
99,8 persen dipengaruhi variabel kepuasan psikologi, sosial, fisik dan finansial.
Secara individual, tingkat signifikansi masing–masing kepuasan psikologi,
kepuasan sosial, kepuasan fisik dan kepuasan finansial adalah sama yaitu sebasar
0,000 lebih kecil dari α (0,05). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
kepuasan psikologi, sosial, fisik dan finansial secara sendiri – sendiri berpengaruh
nyata terhadap kepuasan kerja wartawan.
Dalam kasus kepuasan kerja wartawan Harian Pagi Radar Bogor ini
meskipun bobot kriterianya bervariasi antara 0.099 sampai dengan 0.661, akan
tetapi tingkat kepuasan masing–masing sebelum dibobot variasianya tidak terlalu
besar yaitu antara 2.583–3.181 dan justru yang bobot kriterianya lebih besar,
tingkat kepuasan rata-ratanya terendah. Oleh karena itu, meskipun semua faktor
perlu diperhatikan, tetapi perbaikan yang bertujuan untuk meningkatkan kepuasan
finansial perlu diprioritaskan, terutama yang tingkat kepuasan relatif rendah yaitu
gaji, tunjangan, dan insentif yang tingkat kepuasan kerja masing-masing 2.51, 2.49
dan 2.57.
4.5 Sistem Manajemen Sumber Daya Manusia Harian Pagi Radar Bogor
Secara umum, sistem manajemen Sumber Daya Manusia (SDM) Harian
Pagi Radar Bogor masih sederhana dan bersifat konvensional. Hal ini terlihat dari
struktur organisasi dimana SDM masih ditangani oleh seorang Manajer yang
55
menangani personalia dan masalah Umum (Manajer Personalia dan Umum).
Manajer Personalia dan Umum ini, untuk urusan personalia hanya dibantu oleh dua
orang staf yang lebih ditekankan kepada penilaian berkas lamaran calon karyawan
(terutama wartawan), pengecekan absensi dan pembuatan draft surat peringatan dan
rekomendasi kenaikan jabatan. Manajer Personalia dan Umum juga melaksanakan
pengadaan karyawan selain wartawan (rekrutmen dan seleksi serta penilaian kerja
dan kenaikan jabatannya. Pengadaan, pelatihan dan pengembangan serta penilaian
kinerja wartawan, dilakukan oleh pemimpin Redaksi atau tim yang dibentuknya.
Penentuan jenis dan besarnya kompensasi, baik kompensasi keuangan
(gaji, honorarium dll) dan kompensasi non keuangan (asuransi), ditetapkan oleh
Direktur dan Pelaksana Direktur. Pada pembahasan berikutnya, akan dititikberatkan
pada pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen SDM terhadap wartawan Harian Pagi
Radar Bogor, karena wartawan merupakan karyawan inti yang menjalankan usaha
suatu media cetak.
Manajemen di Bagian Personalia Harian Pagi Radar Bogor saat ini
merupakan faktor yang sangat penting dalam mengelola SDM (wartawan). Namun
kenyataanya peran tersebut belum dilaksanakan secara maksimal oleh Manajer
Personalia. Keterlibatan manajer personalia seharusnya tidak hanya terbatas
mengecek kehadiran wartawan dan pegawai. Tetapi lebih memahami profesi
pekerjaan wartawan (pengembangan karir) serta memberikan penilaian
kemampuan, minat dan potensi wartawan.
4.5.1 Sistem Rekrutmen Wartawan
Proses rekrutmen wartawan di Harian Pagi Radar Bogor selama ini
dilakukan dengan tiga cara yaitu, (1) melalui iklan di koran, (2) jalur rekomendasi
dan (3) jalur mahasiswa magang.
Rekrutmen melalui iklan dilaksanakan dengan membuat iklan lowongan
kerja di Harian Pagi Radar Bogor sendiri. Iklan ini dimuat setiap hari selama satu
bulan penuh. Draft naskah iklan dibuat oleh staf personalia, kemudian dikoreksi
oleh Pemimpin Redaksi. Pada naskah iklan, calon pelamar diminta menyampaikan
surat lamaran disertai biodata dan fotocopi ijazah, transkrip nilai dan surat
pengalaman kerja. Dengan rekrutmen ini diterima sekitar 300 surat lamaran kerja.
56
Pada tahun 2008 Harian Pagi Radar Bogor menerima lamaran kerja 310,
tahun 2009 mengalami penurunan menjadi 307 pelamar. Tahun 2010 jumlah
pelamar wartawan menurun 300 orang pelamar. Tahun 2011 menurun hingga 280
pelamar. Dari data tersebut terlihat bahwa meskipun ada kecenderungan penurunan
jumlah pelamar, cara open rekrutmen melalui iklan koran cukup efektif dan minat
masyarakat menjadi wartawan relatif cukup tinggi.
Sistem rekrutmen tertutup yakni melalui rekomendasi di Harian Pagi Radar
Bogor dilakukan berdasarkan usulan dari wartawan senior. Calon wartawan yang
direkomendasikan bisa berasal dari Harian Radar dari daerah lain (Jawa Pos
Group), harian lokal lain atau dari harian di Jakarta. Hal ini dimungkinkan karena
wartawan tersebut memiliki jaringan pribadi dan tergabung dalam Forum
Wartawan Harian Bogor (FWHB). Calon wartawan yang direkrut dengan cara ini
tidak mengikuti seleksi secara penuh, hanya mengikuti wawancara yang dilakukan
oleh Pemimpin Redaksi, Redaktur Pelaksana dan Manajer Personalia dan Umum.
Penerimaan wartawan baru dengan cara seperti ini berjumlah 4-6 orang pertahun.
Menurut Mathis dan Jackson (2000), rekrutmen yang dilakukan Harian
Pagi Radar Bogor melalui rekomendasi ini merupakan cara rekrutmen melalui
“karyawan lama”. Cara ini pada intinya menerima pelamar eksternal melalui
informasi internal.
Cara rekrutmen tertutup berikutnya adalah melalui mahasiswa magang di
Harian Pagi Radar Bogor dimungkinkan karena setiap tahun harian ini menerima
sekitar 10 orang mahasiswa magang selama 2-4 bulan dari berbagai perguruan
tinggi di kawasan Jabodetabek. Mahasiswa magang tersebut umumnya adalah
mahasiswa yang mengambil program studi jurnalistik, komunikasi, statistik dan
pertanian. Pada saat proses magang berlangsung, Pemimpin Redaksi dan Redaktur
Pelaksana selama proses dan magang tersebut telah mengamati berbagai hal tentang
mahasiswa magang dan PKL tersebut meliputi pengetahuan, keterampilan,
kemampuan dan sikap. Berdasarkan pengamatan ini, Pemimpin Redaksi dan
Redaktur Pelaksana telah melakukan “penilaian dan seleksi” secara diam-diam dan
menawarkan untuk bekerja sebagai wartawan di Harian Pagi Radar Bogor kepada
sekitar 6-8 orang mahasiswa. Dengan cara ini, diperoleh wartawan baru sebanyak
4-6 orang pertahun. Sebagai gambaran, dari 35 orang wartawan Harian Pagi Radar
Bogor saat ini, 21 orang diterima melalui open rekrutmen melalui iklan, 7 orang
57
melalui jalur rekomendasi (tertutup) dan 6 orang melalui mahasiswa magang
(tertutup).
Sistem rekrutmen melalui iklan di Koran merupakan upaya untuk
menghasilkan wartawan melalui sumber eksternal. Rekrutmen tersebut diupayakan
untuk memenuhi kebutuhan perusahaan Harian Pagi Radar Bogor dalam produksi
berita surat kabar. Sistem rekrutmen melalui iklan yang dilakukan Harian Pagi
Radar Bogor hendaknya mempertimbangkan pelamar yang benar-benar memiliki
minat, bakat serta potensi yang unggul. Dengan potensi yang unggul tersebut
diharapkan kriteria pelamar sesuai dengan apa yang diharapkan Harian Pagi Radar
Bogor. Sehingga orang yang terpilih nantinya benar-benar sesuai dengan kebutuhan
perusahaan.
Kondisi Harian Pagi Radar Bogor yang tergolong industri kecil dengan
sistem pengelolaan sumber daya manusia masih sederhana ini perlu
mempertimbangkan dengan cermat sistem open rekrutmen melalui iklan di koran.
Karena untuk efisiensi biaya perekrutan. Selain itu sistem open rekrutmen yang
dilakukan Harian Pagi Radar Bogor harus dikaji ulang karena wartawan pada tahap
pelatihan banyak yang keluar (turn over) dengan berbagai alasan seperti kondisi
kerja yang kurang sesuai dengan harapan, gaji yang diterima tergolong kecil
sehingga kurang sesuai dengan kebutuhan operasional.
Sistem rekrutmen melalui jalur rekomendasi Harian Pagi Radar Bogor
menerima calon berdasarkan rekomendasi Wartawan madya (Redaktur). Secara
umum orang yang direkomendasikan tersebut telah mempunyai hubungan baik
dengan sumber internal (redaktur). Sistem rekrutmen melalui jalur rekomendasi ini
memiliki beberapa keuntungan diantaranya, Redaktur yang telah
merokemendasikan secara otomatis telah melakukan seleksi awal terlebih dahulu
meskipun dalam bentuk informal.
Harian Pagi Radar Bogor mendapatkan informasi secara lengkap tentang
kondite pelamar tersebut dari redaktur. Bagi pelamar, telah memahami
karakteristik, budaya organisasi Harian Pagi Radar Bogor.
Dengan sistem seperti ini Harian Pagi Radar Bogor lebih berhati-hati
karena ada kecenderungan redaktur yang merekomendasikan berdasarkan
kesamaan suku, keluarga dan alumni. Redaktur diharapkan merekomendasikan
kepada orang yang benar-benar memiliki minat, bakat dan kualifikasi yang
58
dibutuhkan Harian Pagi Radar Bogor. Redaktur hendaknya harus terus memantau
kinerja yang direkomendasikan.
4.5.2 Sistem Seleksi Wartawan
Harian Pagi Radar Bogor menerapkan sistem seleksi wartawan dengan
empat tahapan yaitu, (1) Tes seleksi berdasarkan berkas lamaran, (2) Tes
pengetahuan umum, (3) Tes keterampilan menulis berita, dan (4) Wawancara.
Tahap 1 dilakukan oleh staf personalia dibawah supervisi Manajer Personalia dan
Umum, tahap (2) dan tahap (3) dilaksanakan oleh suatu tim yang dibentuk oleh
Pemimpin Redaksi dan tahap (4) dilakukan oleh Pemimpin Redaksi, Redaktur
Pelaksana dan Manajer Personalia dan Umum.
Seleksi berdasarkan berkas lamaran dilakukan secara manual oleh dua
orang staf personalia. Proses seleksi dilakukan berdasarkan kriteria sebagai berikut:
ijazah sarjana, transkrip nilai, nilai IPK minimal 2,75 dan diutamakan pelamar yang
berasal dari perguruan tinggi negeri. Seleksi tahap (1) ini biasanya menghasilkan
sekitar 200 pelamar yang lolos untuk mengikuti seleksi tahap berikutnya.
Seleksi tahap (2) adalah tes tertulis tentang pengetahuan umum. Termasuk
isu-isu yang saat itu berkembang. Materi tes terdiri dari 100 soal pilihan ganda yang
dikerjakan dalam waktu 90 menit. Pelamar yang lolos dari seleksi ini harus
memiliki nilai minimum 70 (skala 1-100). Jumlah pelamar yang lolos dari seleksi
ini umumnya sekitar 70 orang.
Seleksi tahap (3) adalah tes keterampilan menulis berita. Setiap peserta
harus menulis dua jenis berita yaitu straight news dan feature news dalam waktu 30
menit. Seleksi tahap (3) ini pada umumnya menghasilkan 20-30 orang pelamar
yang lolos memasuki seleksi tahap akhir (wawancara).
Seleksi tahap (4) atau seleksi tahap akhir dilakukan dalam suatu wawancara.
Wawancara dilakukan oleh Pemimpin Redaksi, Redaktur Pelaksana dan Manajer
personalia dan Umum. Tahapan wawancara dimaksudkan sebagai langkah yang
cukup penting untuk melihat karakter pribadi calon wartawan. Wawancara
bertujuan mengetahui secara pasti kesiapan calon wartawan dalam melaksanakan
pekerjaan yang dipercayakan kepadanya, memberikan kesempatan bagi calon
wartawan untuk lebih mengenal budaya organisasi dalam perusahaan tersebut.
Budaya organisasi tersebut sesuai dengan pendapat Robbins (1996) yang
59
menjelaskan budaya organisasi sebagai suatu "persepsi bersama yang dianut oleh
anggota-anggota organisasi itu dan menjadi suatu sistem dari makna bersama."
Seleksi tahap akhir ini menghasilkan 15 orang wartawan baru yang akan mengikuti
pelatihan orientasi (orientation training) selama dua minggu. Biasanya selama
orientasi, ada 2-3 orang yang mengundurkan diri karena tidak sesuai dengan
kondisi kerja yang diharapkan.
Pengumuman seleksi mulai dari tahap 1 sampai dengan tahap 4 dilakukan
melalui telepon. Pada kenyataanya, tidak ada arsip tertulis tentang daftar pelamar
yang lolos pada setiap tahapan. Akan tetapi semua lamaran disimpan selama lima
tahun.
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa tingkat selektifitas calon
wartawan Harian Pagi Radar Bogor relatif cukup tinggi yaitu 15 per 300 pelamar
(1:20). Demikian pula dengan proses seleksi yang relatif cukup ketat (empat tahap),
memungkinkan bahwa wartawan yang diterima memiliki pengetahuan, ketrampilan
dan kemampuan yang relatif tinggi. Sebagai konsekuensi dari hasil seleksi ini,
Harian Pagi Radar Bogor harus siap melakukan pembinaan dan pengembangan
sehingga memenuhi kepuasan kerja wartawan. Pada kenyataanya kepuasan kerja
menyeluruh baru mencapai rata-rata 2,76 (skala 1-4).
Melihat kepuasan kerja wartawan Harian Pagi Radar Bogor yang rata-rata
2,76 perlu dilakukan evaluasi sistem seleksi wartawan. Karena pada dasaranya
sistem seleksi wartawan yang tepat adalah mendapatkan wartawan yang memenuhi
syarat, mempunyai minat yang tinggi dan memiliki kualifikasi sesuai dengan
deskripsi profesi pekerjaan sebagai wartawan. Oleh karena itu, Harian Pagi Radar
Bogor dapat memfokuskan sistem seleksi tes keterampilan menulis berita. Karena
Setiap peserta harus menulis dua jenis berita yaitu straight news dan feature news
serta kemampuan wartawan dalam melakukan peliputan di lapangan. Harian Pagi
Radar Bogor diharapkan dapat merancang kompetensi yang ingin didapatkan dari
peserta. Kompetensi tersebut meliputi kemampuan komunikasi yang baik, daya
tahan terhadap kondisi kerja, komitmen dan tanggung jawab terhadap perusahaan.
Selain itu pada seleksi wawancara pelamar dengan Pemimpin Redaksi dan
manajer personalia teknik wawancara lebih dikembangkan dengan mengumpulkan
empat atau lima calon wartawan sekaligus dalam satu ruangan dan mewawancarai
mereka secara bersamaan. Hal tersebut dianggap efektif karena untuk melihat siapa
60
yang terbaik diantara empat hingga lima kandidat tersebut. Sehingga akan
didapatkan wartawan yang memenuhi kriteria dari perusahaan.
4.5.3 Pelatihan dan Pengembangan
Pelatihan utama yang diikuti wartawan Harian Pagi Radar Bogor adalah
pelatihan yang dilaksanakan terhadap setiap wartawan baru yang lolos seleksi.
Materi pelatihan meliputi keterampilan menulis berita, teknik wawancara terhadap
narasumber dan pelatihan menulis berita. Pelatihan dilaksanakan selama dua
minggu yang terdiri dari dua hari di kantor Harian Pagi Radar Bogor dan 12 hari
sisanya di lapangan. Pemberi materi ceramah direkrut dari dalam Harian Pagi Radar
Bogor sendiri dan dari Jawa Pos Group (Surabaya). Untuk pelatihan di lapangan,
narasumber yang akan diwawancarai ditentukan terlebih dahulu. Dari pelatihan ini
pada kenyataanya 2-3 orang wartawan yang baru diterima mengundurkan diri.
Pengunduran diri ini pada umumnya karena tidak sesuai terhadap kondisi kerja. Hal
ini disebabkan lokasi liputan hingga pelosok-pelosok desa, misalnya kecamatan-
kecamatan yang jauh jaraknya dari kota Bogor seperti kecamatan Jasinga,
Sukamakmur dan Jonggol (40-50 km). Jarak yang jauh ini sering diperparah oleh
kondisi cuaca Bogor yang curah hujannya tinggi.
Menurut Hellriegel, Jackson dan Slocum (2002), meskipun suatu
perusahaan telah menerima karyawan dengan kualifikasi terbaik, pelatihan masih
dibutuhkan untuk meningkatkan kemanfaatannya sesuai budaya organisasi
perusahaan tersebut. Berbagai jenis pelatihan diperlukan tergantung keperluannya,
seperti orientation training, basic skill training, neus technology training dan team
training. Berdasarkan jenis pelatihan ini, pelatihan awal selama dua minggu yang
dilaksanakan di Harian Pagi Radar Bogor menggabungkan orientation training, dan
basic skill training.
Pelatihan lain yang dilakukan Harian Pagi Radar Bogor bersifat (refreshing
training) dilakukan di Jawa Pos, Surabaya. Materi training meliputi teknik
fotografi, penulisan berita, penggunaan bahasa jurnalistik, manajerial/ leadership
(untuk calon Redaktur Pelaksana atau Pemimpin Redaksi) dan teknologi baru
(teknologi informasi). Harian Pagi Radar Bogor setiap tahunnya mengirim 2-3
orang untuk setiap pelatihan. Pelatihan tersebut biasanya dilakukan dua kali dalam
61
setahun dengan peserta wartawan-wartawan dari group Jawa Pos di seluruh
Indonesia.
Pengembangan karir wartawan di Harian Pagi Radar Bogor telah dirancang
dan diterapkan dengan jenjang karir seperti pada Tabel 17
Tabel 17. Jenjang Karir Wartawan Harian Pagi Radar Bogor
No. Tingkatan Lama (Th) Jumlah (orang)
1 Calon Reporter 1-2 tahun 2
2 Wartawan Muda 2-3 tahun 21
3 Wartawan Madya (Red) - 10
4 Wartawan Madya (Redpel) - 1
5 Wartawan Utama (Pemred)) - 1
Sumber: Harian Pagi Radar Bogor, 2011
Ket: CR:Calon Reporter; Red: Redaktur, Redpel:Redaktur Pelaksana; Pemred: Pemimpin
Redaksi
Calon reporter (CR) bekerja 1-2 tahun tergantung prestasinya yang dinilai
oleh Pemimpin Redaksi untuk dapat diangkat menjadi wartawan muda. Wartawan
muda bekerja selama 2-3 tahun tergantung prestasinya, sebelum diangkat menjadi
wartawan madya.
Wartawan madya akan terus memiliki status tersebut jika tidak diangkat
menjadi Redaktur Pelaksana. Apabila jabatan Redaktur Pelaksana kosong karena
yang bersangkutan mengundurkan diri, sakit atau dipindahkan ke harian radar lain
dalam grup Jawa Pos baik sebagai Redaktur Pelaksana, atau Pemimpin Redaksi,
maka diantara wartawan madya memiliki peluang menjadi Redaktur Pelaksana.
Penetapan wartawan madya menjadi Redaktur Pelaksana berdasarkan masa kerja
dan prestasi. Penetapan ini dilakukan oleh Pemimpin Redaksi atas persetujuan
Pelaksana Direktur.
Jenjang karir tertinggi pada Harian Pagi Radar Bogor adalah wartawan
utama, yaitu Pemimpin Redaksi. Dengan demikian wartawan utama, hanya satu
orang. Penggantian Pemimpin Redaksi pada umumnya berasal dari Redaktur
Pelaksana yang ditetapkan oleh Direktur.
Dari uraian di atas terlihat bahwa jenjang karir wartawan madya, praktis
menjadi puncak baru sebagian terbesar wartawan Harian Pagi Radar Bogor karena
62
Redaktur Pelaksana dan Pemimpin Redaksi, masing-masing hanya satu orang. Hal
ini menyebabkan 83 % wartawan Harian Pagi Radar Bogor memiliki masa kerja
lebih kecil atau sama dengan tiga tahun. Hanya 6 orang wartawan (17%) termasuk
Redaktur dan Pemimpin Redaksi yang memiliki masa kerja lebih dari tiga tahun.
Dapat diduga bahwa selama 13 tahun umur Harian Pagi Radar Bogor, banyak
wartawan muda dan atau wartawan madya yang mengundurkan diri dengan alasan
terjadinya stagnasi karir.
4.5.4 Sistem Pengaturan Kerja
Wartawan merupakan orang yang bekerja dan mendapat nafkah sepenuhnya
dari media massa. Oleh karena itu seorang wartawan memiliki tugas dan tanggung
jawab dalam memproses sebuah berita, tugas dan kewajiban wartawan adalah
menyampaikan serta meneruskan informasi atau kebenaran fakta kepada publik
tentang apa saja yang perlu diketahui publik/ masyarakat. Secara umum tugas
wartawan adalah dapat dibagi menjadi empat antara lain : 1) Mencari berita, 2)
Mengolah berita, 3)Menyimpan berita dan 4)Menyampaikan informasi kepada
masyarakat.
Pada bidang jurnalistik karyawan inti (wartawan) tidak memiliki batasan
waktu kerja yang pasti, sangat berbeda dengan jenis pekerjaan di bidang lain yang
sifatnya rutin (monoton) dan memiliki batasan baik dari segi waktu kerja maupun
beban kerjanya. Adanya waktu kerja yang tidak menentu memiliki kelebihan dan
kekurangan sendiri dalam suatu pekerjaan. Kelebihan yang didapat dari cara kerja
yang fleksibel adalah wartawan dapat mencari berita dengan komprehensif
sehingga informasi yang diperoleh dapat dipercaya. Kekurangan yang didapat
adalah tidak adanya waktu kerja yang pasti akan menyebabkan wartawan
mengalami kesulitan dalam pengaturan waktu dapat mengakibatkan kerugian tidak
hanya bagi perusahaan tetapi juga bagi wartawan itu sendiri.
Melihat cara kerja wartawan yang tak kenal waktu maka dibutuhkan
kemampuan manajemen waktu yang baik untuk dapat meningkatkan hasil kerjanya
(Stanley, 2008). Wartawan yang tidak memiliki kemampuan manajemen waktu
yang baik, akan memiliki hambatan dalam menjalankan setiap pekerjaan yang
dilakukannya sehingga produktivitasnya menurun.
63
Disamping dari sisi wartawan, pengaturan kerja perusahaan media massa
juga berpengaruh pada tingkat produktivitas wartawan. Apabila pekerjaan tidak
diatur dengan baik akan menyebabkan pekerjaan tersebut terbengkalai yang
akhirnya akan menimbulkan kerugian bagi perusahaan. Harian Pagi Radar Bogor
melakukan pekerjaaan kerjanya berdasarkan pengaturan kerja sesuai dengan
struktur sebagai berikut :
1. Penentuan rubrik liputan
2. Penentuan lokasi liputan
3. Penentuan jumlah berita
4. Penentuan deadline berita
Pengaturan kerja ini dilakukan agar para wartawan dapat mengatur waktu
kerjanya dan menghasilkan berita yang cermat dan akurat. Penulisan berita harus
lengkap dan utuh sehingga dapat mengungkapkan fakta dan informasi dengan
benar. Berita yang ditulis berdasarkan waktu peristiwa agar urutannya jelas dan
rasional. Penulisan berita juga mempertimbangkan daya tarik berita tersebut, serta
berimbang tidak ada keberpihakan.
Calon wartawan yang diterima bekerja di Harian Pagi Radar Bogor setelah
mengikuti masa training dua minggu akan diangkat menjadi wartawan kontrak
(honorer) dengan status sebagai calon reporter (CR) termasuk dalam hasil
tulisannya yang telah dimuat di koran menggunakan kode CR, belum menggunakan
kode nama wartawan yang bersangkutan. Wartawan kontrak ini akan ditentukan
wilayah/ lokasi peliputan dan rubrik/ desk halamannya.
Wartawan dalam melakukan peliputan di lapangan diwajibkan menyerahkan
minimal lima berita setiap harinya ke redaktur halaman yang untuk selanjutnya
akan diseleksi dan dilakukan pengeditan oleh redaktur. Rata-rata dari lima berita
yang dihasilkan wartawan akan naik cetak 3-4 berita. Hal ini dinilai dari bobot
berita, dampak dan seberapa penting untuk diketahui masyarakat.
Wartawan Harian Pagi Radar Bogor dalam bekerja wajib mematuhi waktu
deadline berita yang sudah ditentukan yaitu jam 21.00 setiap hari, kecuali untuk
halaman satu deadline sampai jam 24.00. Wartawan setelah melakukan liputan di
lapangan melakukan rapat redaksi setiap jam 16.00 yang dipimpin oleh Koordinator
Liputan atau Redaktur Pelaksana. Materi dalam rapat tersebut meliputi listing berita
64
selama 24 jam, pengembangan isu, kejadian seputar Bogor dan folow up berita
aktual. Rapat ini wajib diikuti seluruh wartawan dan redaktur.
Struktur organisasi dari Harian Pagi Radar Bogor untuk pengaturan kerja
wartawan dapat dilihat pada Gambar 6.
Gambar 6. Struktur Organisasi Redaksi Harian Pagi Radar Bogor Sumber: Harian pagi Radar Bogor, 2011
Berdasarkan struktur di atas setiap jabatan memiliki tanggung jawabnya
masing–masing. Setiap bagian memiliki fungsi dan tugas masing-masing sehingga
tidak terjadi tumpang tindih dalam pekerjaannya.
Pemimpin redaksi adalah kepala atau pimpinan dalam sebuah redaksi,
fungsinya adalah untuk mengatur dan mengawasi setiap pekerjaan dari bagian-
bagian dibawahnya. Pemimpin redaksi bertanggung jawab terhadap setiap
pemberitaan yang dimuat atau dipublikasikan.
Redaktur pelaksana adalah bagian yang menjalankan setiap tugas yang
diberikan oleh pemimpin redaksi. Redaktur pelaksana adalah bagian yang
melaksanakan setiap kebijakan yang dibuat dan pelaksana kebijakan khusus yang
diberikan pemimpin redaksi.
Redaktur adalah orang yang bertanggung jawab terhadap isi halaman dari
sebuah media cetak, melakukan editing dan penyuntingan berita dari wartawan.
Redaktur bertanggung jawab setiap halaman atau rubrik yang menjadi
wewenangnya.
Pemimpin Redaksi
Redaktur
Redaktur
Pelaksana
Sekretaris
Redaksi
Koordinator Liputan
Reporter (Wartawan) dan
Calon Reporter (Calon Wartawan)
65
Koordinator liputan memiliki posisi yang sejajar dengan redaktur.
Koordinator Liputan secara langsung berhubungan dengan apa dan bagaimana
seorang wartawan mendapatkan berita. Bagian inilah yang menentukan tugas
peliputan bagi setiap wartawan dan menentukan isu apa yang menarik untuk
diangkat dan dimasukan dalam headline di halaman depan sebuah koran.
Wartawan adalah bagian terpenting dari sebuah media massa, khususnya
media cetak. Wartawan adalah ujung tombak dari sebuah pemberitaan di media,
tugasnya tidak hanya meliput sebuah berita dan mengejar sebuah peristiwa, tapi
harus bisa memahami apa isi dari berita yang mereka liput, serta harus menentukan
bagaimana berita tersebut disampaikan dan sudut pandang mana yang akan
diangkat dalam pemberitaan tersebut. Selain itu wartawan juga harus memiliki
kemampuan untuk bisa menarik isu yang sedang hangat di masyarakat, meskipun
sebelumnya seorang wartawan sudah mendapat instruksi dari koordinator liputan
tetapi di lapangan wartawan dituntut untuk kreatif melihat kondisi dan keadaan
daerah yang menjadi wilayah liputan mereka.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pengaturan kerja wartawan di
Harian Pagi Radar Bogor telah sesuai dengan UU No. 40/ 1999 pasal 15 yang
menjelaskan bahwa pengaturan kerja di media merupakan bentuk pernyataan yang
menggambarkan proses kerja pada setiap elemen kompetensi. Elemen kompetensi
tersebut disertai dengan kriteria pengaturan kerja harus mencerminkan aktivitas
aspek pengetahuan, keterampilan, dan sikap kerja.
Uraian pekerjaan yang dilakukan di Harian Pagi Radar Bogor sesuai dengan
pendapat (Mangkuprawira, 2004) yang menjelaskan bahwa uraian pekerjaan
menggambarkan tugas-tugas, tanggung jawab, syarat-syarat kerja dan kegiatan
pekerjaan utama sedangkan spesifikasi pekerjaan menggambarkan kualifikasi
karyawan, seperti pengalaman, pengetahuan, keahlian atau kemampuan yang
disyaratkan untuk melaksanakan pekerjaan.
4.5.5 Sistem Kompensasi
Tingkatan gaji dan kompensasi lain, wartawan Harian Pagi Radar Bogor
dapat dilihat pada Tabel 18.
66
Tabel 18. Tingkatan Gaji dan Kompensasi Lain Wartawan Harian Pagi Radar
Bogor (dalam ribuan rupiah)
Tingkatan
Jabatan
Gaji Pokok
(perbulan)
Tunjangan
Prestasi
(perbulan)
Uang
Makan
(perbulan)
Asuransi
Jamsostek
Uang
Dinas *)
Wartawan
Kontrak 700-900 - 330 √ *)
Wartawan 1100-1700 350-400 330 √
Redaktur 1700-2000 400-600 330 √
Sumber: Harian pagi Radar Bogor, 2011
*) Rp. 20 000/ hari dengan radius minimal 20 km dari kantor berlaku untuk semua
tingkatan jabatan.
Dari Tabel 18 terlihat bahwa untuk wartawan kontrak (Calon Reporter-CR),
jumlah penerimaan sebulan termasuk uang makan (diluar asuransi dan uang dinas)
mencapai Rp. 1 030 000 - Rp. 1 230 000 jumlah ini sudah berada di atas Upah Mi-
nimum Kota (UMK) yang nilai Rp. 1 100 000/ bulan. Adapun penerimaan seorang
Redaktur, yang merupakan karir tertinggi wartawan Harian Pagi Radar Bogor (di
luar Redaktur Pelaksana dan Pemimpin Redaksi) maksimum Rp. 2 930 000/ bulan.
Angka ini relatif kecil untuk seorang sarjana yang telah memiliki masa kerja sama
atau dengan tiga tahun. Apabila tidak ada tambahan lain, mungkin kondisi ini dapat
memicu sorang wartawan dengan masa kerja tiga tahun atau lebih berpaling ke
pekerjaan di perusahaan lain yang lebih menjanjikan. Kondisi gaji dan kompensasi
lain ini, juga yang mungkin menyebabkan tingkat kepuasan kerja finansial pada
uraian sebelumnya relatif rendah, yaitu 2.58 (skala 1-4).
Beberapa bentuk kompensasi lain yang diterima wartawan Harian Pagi
Radar Bogor antara lain seperti tunjangan kelahiran anak (semua tingkatan), mobil
dinas (Pemimpin Redaksi dan Manajer lainnya), bonus setiap tahun (bervariasi
tergantung tingkatan jabatan). Selain itu, sejak dua tahun terakhir dan reward yang
diberikan kepada wartawan yang berprestasi tinggi. Reward tersebut berupa wisata
ke luar negeri (China, Thailand, Singapura dan Kuala Lumpur). Harian Pagi Radar
Bogor membuat sistem rangking wartawannya berdasarkan bobot berita. Sampai
saat ini telah ada delapan wartawan yang memperoleh reward bentuk wisata ini.
Kompensasi non keuangan lainnya yang didukung (didanai) oleh Harian Pagi Radar
Bogor antara lain family gathering (setahun sekali) dan olahraga (tentative).
67
Menurut Hellriegel, Jackson dan Slocum (2002), kompensasi terdiri atas
kompensasi keuangan dan non keuangan (keselamatan karyawan, status
persahabatan, pengaturan kerja yang fleksibel, pengakuan dan peluang
pengembangan). Kompensasi keuangan terdiri atas keuangan tidak langsung
(asuransi, liburan, biaya pendidikan, perhatian terhadap keluarga, program
kesehatan). Dan keuangan langsung (gaji, honor lembur/ kerja khusus, bonus dan
insentif, pembayaran berdasarkan keahlian).
Pada Tabel 19 terlihat perbandingan antara penerapan di Harian Pagi Radar
Bogoir dengan penyataan Hellriegel et al tersebut.
Tabel 19. Penerapan Sistem Kompensasi Harian Pagi Radar Bogor dibandingkan
Pernyataan Hellriegel et al (2002)
Bentuk Kompensasi Menurut
Hellriegel et al
Penerapan Pada
Radar Bogor Bentuk Penerapan
Kompensasi keuangan
1. Tidak langsung
Asuransi v Asuransi Jamsostek
Liburan v Yang berprestasi ke LN
Biaya Pendidikan - -
Perhatian Thd Keluarga v Tunjangan Kelahiran
Program Kesehatan - -
2. Langsung
Gaji v Gaji Pokok
Honor lembur v Liputan> 20 km
Bonus dan Insentif v setiap awal tahun
Pembayaran berdasar Tunjangan Prestasi
Ketrampilan v sesuai Bobot Berita
Kompensasi non keuangan
Keselamatan v Asuransi Jmasostek
Status v Jenjang Karir
Persahabatan v Family gathering, olahraga
Pengaturan kerja
Fleksibel v -
Pengakuan v Penempatan Peringkat
Wartawan di papan
Pengumuman
Peluang Pengembangan v Jenjang karir