BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Keadaan Umum Harian … · melakukan ekspansi hingga Depok, Bekasi,...

38
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Keadaan Umum Harian Pagi Radar Bogor 4.1.1 Sejarah Pendirian Harian Pagi Radar Bogor merupakan surat kabar lokal yang hadir di tengah perkembangan dan reformasi yang terjadi di negara ini. Jatuhnya pemerintahan Soeharto membuat begitu banyak institusi maupun organisasi yang berlomba-lomba untuk menerbitkan surat kabarnya sendiri, Muhammad Yunus Yosfiah yang pada saat itu menjabat sebagai Menteri Penerangan, menerapkan kebijakan pers yang lebih liberal dengan memberikan kemudahan bagi siapa pun untuk bisa memperoleh Surat Izin Usaha Penerbitan Pers (SIUPP). Disaat itu SIUPP dapat diperoleh hanya dalam waktu satu minggu, tanpa harus membayar. Kondisi itulah yang membuat Alfian Mujani bersama dengan Wahyudi Diani, Dahlan Iskan dan H. Margiono untuk mendirikan Harian Pagi Radar Bogor pada 7 Oktober 1998. Kebutuhan masyarakat akan sebuah informasi juga menjadi alasan utama mengapa Harian Pagi Radar Bogor didirikan. Sebagai media massa nasional yang tidak memberitakan setiap daerah, membuat Harian Pagi Radar Bogor mendapatkan tempat tersendiri di hati masyarakat Bogor. Hal ini disebabkan harian ini fokus dalam memberitakan setiap detil masalah dan peristiwa yang berhubungan dengan daerah Bogor. Harian Pagi Radar Bogor lahir di tengah masyarakat Bogor khususnya dan rakyat Indonesia umumnya untuk menyampaikan informasi yang aktual sesuai dengan motto Radar Bogor “KORAN NASIONAL DARI BOGOR”. Sebagai anggota baru dalam dunia Pers, Harian Pagi Radar Bogor hadir menawarkan sesuatu yang berbeda untuk pembacanya dengan lebih menekankan kepada berita- berita aktual yang terjadi di sekitar masyarakat, khususnya masyarakat Kota Bogor dan sekitarnya. Sebesar 75 persen halamannya berisi berita lokal Harian Pagi Radar Bogor berlokasi di Jl. Abdullah Bin Nuh No 30 Taman Yasmin Bogor. Menempati gedung Graha Pena dengan luas tanah 1956 m2 dan luas bangunan sekitar lebih dari 5000 m2. Koran tersebut terbit pertama kali tanggal 2 November 1998, dengan Surat Izin Penerbitan Pers (SIUPP) dari Departemen Penerangan (Deppen) No. 651 / MENPEN/SIUP/28 Oktober 1998, dan diterbitkan oleh PT. BOGOR EXPRESS MEDIA. Pada mulanya Harian Pagi Radar

Transcript of BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Keadaan Umum Harian … · melakukan ekspansi hingga Depok, Bekasi,...

31

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Keadaan Umum Harian Pagi Radar Bogor

4.1.1 Sejarah Pendirian

Harian Pagi Radar Bogor merupakan surat kabar lokal yang hadir di tengah

perkembangan dan reformasi yang terjadi di negara ini. Jatuhnya pemerintahan

Soeharto membuat begitu banyak institusi maupun organisasi yang berlomba-lomba

untuk menerbitkan surat kabarnya sendiri, Muhammad Yunus Yosfiah yang pada

saat itu menjabat sebagai Menteri Penerangan, menerapkan kebijakan pers yang

lebih liberal dengan memberikan kemudahan bagi siapa pun untuk bisa

memperoleh Surat Izin Usaha Penerbitan Pers (SIUPP). Disaat itu SIUPP dapat

diperoleh hanya dalam waktu satu minggu, tanpa harus membayar.

Kondisi itulah yang membuat Alfian Mujani bersama dengan Wahyudi

Diani, Dahlan Iskan dan H. Margiono untuk mendirikan Harian Pagi Radar Bogor

pada 7 Oktober 1998. Kebutuhan masyarakat akan sebuah informasi juga menjadi

alasan utama mengapa Harian Pagi Radar Bogor didirikan. Sebagai media massa

nasional yang tidak memberitakan setiap daerah, membuat Harian Pagi Radar

Bogor mendapatkan tempat tersendiri di hati masyarakat Bogor. Hal ini disebabkan

harian ini fokus dalam memberitakan setiap detil masalah dan peristiwa yang

berhubungan dengan daerah Bogor.

Harian Pagi Radar Bogor lahir di tengah masyarakat Bogor khususnya dan

rakyat Indonesia umumnya untuk menyampaikan informasi yang aktual sesuai

dengan motto Radar Bogor “KORAN NASIONAL DARI BOGOR”. Sebagai

anggota baru dalam dunia Pers, Harian Pagi Radar Bogor hadir menawarkan

sesuatu yang berbeda untuk pembacanya dengan lebih menekankan kepada berita-

berita aktual yang terjadi di sekitar masyarakat, khususnya masyarakat Kota Bogor

dan sekitarnya. Sebesar 75 persen halamannya berisi berita lokal

Harian Pagi Radar Bogor berlokasi di Jl. Abdullah Bin Nuh No 30 Taman

Yasmin Bogor. Menempati gedung Graha Pena dengan luas tanah 1956 m2 dan

luas bangunan sekitar lebih dari 5000 m2. Koran tersebut terbit pertama kali

tanggal 2 November 1998, dengan Surat Izin Penerbitan Pers (SIUPP) dari

Departemen Penerangan (Deppen) No. 651 / MENPEN/SIUP/28 Oktober 1998, dan

diterbitkan oleh PT. BOGOR EXPRESS MEDIA. Pada mulanya Harian Pagi Radar

32

Bogor bernama Harian Radar Bogor Express, karena memberi kesan seperti

perusahaan transportasi maka nama Harian Radar Bogor Express diubah menjadi

Radar Bogor. Radar Bogor sendiri merupakan singkatan bahasa inggris yaitu Radio

Detected and Range yang memiliki pengertian penyelidikan dan penelusuran.

Disamping itu Harian Pagi Radar Bogor dapat diartikan juga: sebagai sebuah koran

yang membuat berita-berita kejadian atau peristiwa terkini, cepat, mendalam, dan

eksklusif.

Pada awal terbitnya tahun 1998 Harian Pagi Radar Bogor hanya

menghasilkan oplah koran 2000-4000 eksemplar yang tersebar kota, kabupaten

Bogor dan Sukabumi. Pada era perintisan tersebut dengan jumlah wartawan dan

redaktur yang terbatas sekitar 10 orang. Fasilitas kantor seperti peralatan dalam

peliputan dalam menulis berita juga sangat terbatas. Gaji yang diterima oleh

wartawan pun berkisar Rp. 350.000 tanpa ada tunjangan dan insentif.

Pengembangan karir belum tertata dengan baik hal ini mengakibatkan banyak

wartawan yang keluar atau pindah kerja ke tempat lain. Karena belum terbentuk

sistem manajemen yang baik, pihak pengelola media hanya kuat di bagian redaksi

tetapi lemah dalam manajemen sehingga membuat perusahaan untuk biaya

operasional wartawan dan percetakan kesulitan.

Pada akhir tahun 2001 pihak Jawa Pos mengirimkan tim untuk pembenahan

manajemen. Pembenahan tersebut meliputi bagian keuangan, iklan, pemasaran dan

keredaksian. Akhirnya dalam waktu satu tahun Harian Pagi Radar Bogor bisa

menyewa ruko Mega M di Jl. Soleh Iskandar Bogor, yang sebelumnya menempati

kantor di kawasan Dadali Bogor. Dengan pembenahan tersebut secara bertahap bisa

membayar hutang percetakan. Sudah bisa untuk memberikan gaji wartawan dan

karyawan.

Pada tahun 2002, Harian Pagi Radar Bogor masuk ke dalam kelompok 10

besar perusahaan penerbitan pers di bawah bendera Jawa Pos Group. Pada Tahun

2003, koran kebanggaan masyarakat Bogor dan sekitarnya, mencapai urutan ketiga

perusahaan dengan kinerja manajemen terbaik dengan nilai AA. Rating Jawa Pos

Group, Harian Pagi Radar Bogor meraih posisi sebagai perusahaan unggulan

terbaik dari hampir 100 perusahaan yang ada di Jawa Pos Group

Pada tanggal 14 April 2003, Radar Bogor telah membuka koran baru di

Bandung dengan nama Radar Bandung, dan tanggal 1 April 2006, akhirnya Harian

33

Pagi Radar Bogor telah menempati gedung sendiri yang diresmikan oleh Wakil

Presiden RI, M. Jusuf Kalla dengan nama Graha Pena Bogor.

Harian Pagi Radar Bogor merupakan koran anak perusahaan Jawa Pos yang

pertumbuhannya pesat. Pada enam bulan pertama terbit, Radar Bogor meraih oplah

yang cukup besar yaitu antara 15.000 – 20.000 eksemplar perhari. Atas kemajuan

itu pada tahun 1999, Pimpinan Jawa Pos Group mengadakan rapat evaluasi tahunan

seluruh perusahaan dibawah naungan Jawa Pos Group yang jumlahnya ketika itu

diatas 70 perusahaan di Bogor. Nama Radar kemudian menjadi semacam “maskot”

untuk perusahaan Jawa Pos di daerah lain. Beberapa nama koran seperti Radar

Lampung, Radar Cirebon, Radar Malang dan Radar Sulteng, muncul setelah Radar

Bogor. Radar Bogor saat ini menjadi koran terbesar di Bogor dan sekitarnya, koran

ini bahkan masuk hitungan budget iklan secara nasional di biro iklan Jakarta

maupun di daerah propinsi Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur.

Berkat kerja keras semua pihak, kepercayaan masyarakat serta mitra bisnis,

manajemen Harian Pagi Radar Bogor terus berkembang dan memiliki gedung milik

sendiri dengan lokasi yang strategis di kota Bogor. Pada tahun 2011 menginjak

usianya yang ke 13 Harian Pagi Radar Bogor telah mencapai oplah lebih dari

60.000 eksemplar. Secara bertahap pengembangan bisnis media diperluas ke daerah

lain diantaranya Radar Sukabumi, Radar Depok, Radar Bandung, Radar Bekasi dan

Radar Sumedang. Untuk mengakomodir keinginan dan kebutuhan masyarakat

Jawa barat (sunda), Harian Pagi Radar Bogor membuat tabloid Sunda Urang

dengan karakter khas budaya Sunda. Dari aspek penggunaan bahasa yang

digunakan dalam tabloid tersebut sepenuhnya menggunakan bahasa sunda.

4.1.2 Logo, Fungsi, Visi/ Misi dan Fokus Pemberitaan

Radar Bogor memiliki logo perusahaan sebagaimana disajikan pada

Gambar 5:

Gambar 5 . Logo Harian Pagi Radar Bogor

34

Motto dari Harian Pagi Radar Bogor adalah ”Besar karena tersebar”,

sedangkan visi dan misi dari Radar Bogor adalah “Radar Bogor adalah memberi

informasi sebagai fungsi edukasi (mendidik), fungsi kontrol sosial dan fungsi

menghibur.” Radar Bogor “Maju dalam kebersamaan”.

Harian Pagi Radar Bogor dalam menyajikan isi beritanya sangat beragam.

Mayoritas isi beritanya berasal dari berita lokal, khusunya Bogor dengan persentase

75 persen. Selain berita lokal, berita nasional dan berita internasional juga terdapat

di Harian Pagi Radar Bogor. Ketiga kategori tersebut, menyajikan berita-berita

aktual dan faktual yang terjadi saat ini mulai berita (news), olahraga (sport) hingga

gaya hidup masyarakat metropolis (lifestyle). Muatan isi berita Harian Pagi Radar

Bogor dapat dilihat di Tabel 4

Tabel 4. Muatan Isi Berita Harian Pagi Radar Bogor

No. Isi Berita Presentase (%)

1. Internasional 5

2. Nasional 20

3. Lokal 75

Jumlah 100

Sumber: Harian Pagi Radar Bogor, 2011

4.1.3 Distribusi Harian Pagi Radar Bogor

Oplah yang dimiliki Harian Pagi Radar Bogor dari hari ke hari terus

bertambah dan volume iklannya terus berkembang lebih baik. Setiap hari banyak

surat tamu antara lain dari Jakarta, Tangerang, Bekasi, Sukabumi, Bandung dan

daerah lain di Jawa Barat. Pada akhir April 2003, Radar Bogor telah membuka

jaringan redaksional dan pemasaran di Cibinong, Sukabumi, Cianjur dan Bandung,

di kota-kota tersebut pun telah ada kantor Biro. Harian Pagi Radar Bogor juga terus

melakukan ekspansi hingga Depok, Bekasi, dan Sumedang Radar Bogor grup kini

membangun jaringan terbesar di Jawa Barat.

Harian Pagi Radar Bogor telah melakukan pendistribusian secara meluas ke

berbagai daerah di Bogor, sehingga surat kabar harian lokal ini mengalami

peningkatan setiap tahunnya. Penyebaran Koran ini terbukti telah meluas ke

berbagai wilayah di Kota Bogor, Kabupaten Bogor, Sukabumi, Cianjur dan Depok.

Pendistribusian terbesar Harian Pagi Radar Bogor berada di wilayah Kota Bogor.

Hal tersebut disebabkan Bogor sebagai pusat aktivitas masyarakat dari sekolah

35

hingga perkantoran, sehingga kebutuhan akan pentingnya informasi sangat

dibutuhkan. Pendistribusian Harian Pagi Radar Bogor seperti pada Tabel 5

Tabel 5. Distribusi Harian Pagi Radar Bogor 2011

No. Wilayah Eksemplar

1. Kota Bogor 33.500

2. Kabupaten Bogor 15.400

3. Kota Sukabumi 6.200

4. Kabupaten sukabumi 3.600

5. Cianjur 2.650

6. Cipanas 1.625

Jumlah 60.975

Sumber: Harian Pagi Radar Bogor, 2011

4.1.4 Struktur Organisasi Harian Pagi Radar Bogor

Organisasi Harian Pagi Radar Bogor dipimpin oleh Direktur dan sehari-

hari kepemimpinannya dijalankan oleh seorang Direktur Pelaksana. Direktur

Pelaksana membawahi Pemimpin Redaksi, Manajer Percetakan, Manajer

Personalia/ Umum, Manajer Pemasaran, Manajer Keuangan dan Manajer

Accounting (Lampiran 1).

Dari struktur organisasi terlihat bahwa organisasi Harian Pagi Radar

Bogor bersifat flat karena di bawah manajer, pada umumnya hanya ada staf yang

membantu tugas manajer. Kondisi ini berbeda untuk jabatan Pemimpin Redaksi

yang posisinya sejajar dengan para manajer dan berada langsung di bawah Direktur.

Pelaksana. Hal ini disebabkan Pemimpin Redaksi dan Redaktur Pelaksana

membawahi Koordinator Liputan dan Sekretaris Redaksi. Selanjutnya Koordinator

Liputan membawahi Redaktur, sedangkan Redaktur membawahi para Wartawan/

Reporter. Dengan demikian, struktur organisasi cukup banyak stratanya.

Organisasi yang flat memudahkan dalam koordinasi karena memiliki

rentang koordinasi dan kendali yang lebih pendek. Sehinggga memudahkan dalam

komunikasi dan pertukaran informasi diantara orang-orang yang menduduki posisi

dalam struktur tersebut. Hal ini berbeda apabila perusahaan menggunakan stuktur

organisasi yang bersifat vertical, dimana membutuhkan jenjang koordinasi atau

kendali lebih panjang. Padahal sistem kerja perusahaan media harian selalu berada

pada tekanan deadline yang membutuhkan kerja tim dalam jangka waktu yang

relatif singkat.

36

Uraian tugas dari pejabat dalam organisasi untuk Direktur Pelaksana,

Pemimpin Redaksi dan Manajer seperti pada Tabel 6.

Tabel 6. Uraian Tugas Pelaksana Direktur, Pemimpin Redaksi dan Para Manajer

Harian Pagi Radar Bogor.

Jabatan Uraian Tugas

Direktur Pelaksana Mengelola dan mengendalikan di bidang keredaksian,

percetakan, personalia, bisnis, dan keuangan.

Pemimpin Redaksi Bertanggung jawab untuk mengatur dan mengawasi

setiap pekerjaan dari bagian-bagian dibawahnya.

Menyusun peta berita untuk mengarahkan kebijakan

redaksi, melakukan evaluasi pemberitaan.

Manajer Percetakan Sebagai penanggung jawab terhadap percetakan,

penerbitan, kerja operator dan mekanik.

Manajer Personalia dan

Umum

Melakukan rekrutmen dan seleksi karyawan, mengatur

tenaga kerja (karyawan dan wartawan), kesejahteraan

karyawan, pertimbangan kenaikan jabatan dan

pemeliharaan gedung.

Manajer Pemasaran Melakukan pemasaran produk penerbitan koran dan

tabloid, mengawasi alur pemasaran produk dari keluar

percetakan sampai kepada pelanggan atau pembaca

Manajer Iklan Menentukan harga iklan, mengkoordinasikan sales

dalam mencari iklan, mengatur pemuatan, mengontrol

jumlah iklan yang masuk dan menjalin kerjasama

dengan biro-brio iklan.

Manajer Keuangan Mengendalikan keuangan perusahaan yang meliputi

menghitung pemasukan dan pengeluaran uang,

menyimpan dan membayarkan ke karyawan. Selain itu

membayar pajak, membayar kebutuhan operasional

perusahaan.

Manajer Accounting Melakukan pembukuan keuangan, memberikan analisis

kondisi keuangan perusahaan untuk pengambilan

kebijakan manajemen

37

Tata kerja Harian Pagi Radar Bogor belum ada dalam bentuk tertulis.

Hubungan kerja, bagian personalia dengan bagian redaksi adalah dalam hal

mengontrol kehadiran (absensi), penegakan disiplin dan penerbitan surat peringatan

(SP). Penilaian kinerja dan prestasi karyawan dilakukan masing-masing bagian.

Bagian personalia hanya memberikan bahan pertimbangan dalam hal penilaian

kinerja/ prestasi, pengembangan karir serta kenaikan jabatan.

Wartawan di Harian Pagi Radar Bogor gaji pokoknya langsung ditransfer

oleh Bagian Keuangan melalui rekening masing-masing. Adapun untuk tunjangan

prestasi (berita), pada setiap akhir bulan Sekretaris Redaksi (Sekred) melakukan

rekapitulasi jumlah berita wartawan yang dimuat. Sekred mengkategorikan berita-

berita mana saja yang dimuat di halaman satu, halaman dalam dan Box (feature).

Setelah dikategorisasi diberikan pembobotan sesuai dengan kategori halaman.

Halaman satu memiliki bobot 5, halaman dalam memiliki bobot 1 dan box (feature)

bobotnya 3. Semakin banyak berita yang dibuat wartawan dimuat di halaman satu

bobotnya semakin besar, begitu juga sebaliknya. Total bobot tersebut akan

berpengaruh terhadap jumlah tunjangan yang diterima. Setelah dilakukan

pembobotan dan dikonversikan ke nilai nominal, Pemimpin Redaksi atau Redaktur

Pelaksana melakukan validasi. Hasil validasi diserahkan ke Manajer Keuangan

untuk selanjutnya didisposisikan ke bagian Kasir. Wartawan setiap akhir bulan

mengambil tunjangan prestasi (berita) tersebut ke Kasir.

4.2 Karakteristik Responden

Pada penelitian ini, responden adalah seluruh wartawan Harian Pagi Radar

Bogor yang terbagi atas beberapa bagian, setiap bagian bertanggung jawab terhadap

bidang masing-masing. Bagian redaksi merupakan bagian penting dalam harian ini,

karena bagian ini bertanggung jawab setiap pemberitaan dibuat. Bagian redaksi

terdiri dari Pemimpin Redaksi, Redaktur Pelaksana, Sekretaris Redaksi, Redaktur,

Koordinator Liputan dan Wartawan. Harian Pagi Radar Bogor membagi setiap

bagian redaksi dalam beberapa kategori. Kategori ini bertujuan untuk menentukan

posisi bagi setiap staf redaksi tersebut. Tabel 7 merupakan Jumlah dan Persentase

Wartawan Harian Pagi Radar Bogor berdasarkan golongan umur.

38

Tabel 7. Jumlah dan Persentase Wartawan Harian Pagi Radar Bogor Berdasarkan

Golongan Umur.

No. Usia Jumlah (Orang) Presentase (%)

1. 22 th - <25 th 19 55

2. 25 th<28 th 11 30

3. 28 th<30 th 3 10

4. >30 th keatas 2 5

Jumlah 35 100

Sumber: Harian Pagi Radar Bogor, 2011

Berdasarkan hasil persentase pada Tabel 7 tersebut jumlah wartawan

dengan usia 22-28 tahun sebesar 85 persen. Persentase terbesar wartawan dengan

usia 22-28 tahun, ini menunjukkan bahwa sebagian besar wartawan Harian Pagi

Radar Bogor berada pada usia relatif muda. Hal tersebut mengindikasikan bahwa

85 persen wartawan Harian Pagi Radar Bogor fresh graduate sehingga belum

banyak memiliki pengalaman dalam bekerja. Banyak wartawan dengan usia

tersebut memiliki tingkat emosional yang tinggi dalam menerima penugasan dari

Redaktur sehingga Redaktur kesulitan dalam melakukan pembinaan. Selain itu

wartawan dengan usia muda belum bisa membangun jaringan informasi sehingga

mobilitas kerjanya tinggi sementara gaji yang diterima tidak sesuai dengan beban

kerja. Hal itulah yang menyebabkan banyak wartawan yang keluar kerja pindah ke

tempat lain, karena tidak kuat dengan ritme kerja di Harian Pagi Radar Bogor.

Selain dikategorikan berdasarkan usia, wartawan Harian Pagi Radar Bogor

juga dikategorikan berdasarkan tingkat pendidikan seperti yang terlihat pada Tabel

8.

Tabel 8. Jumlah dan Persentase Wartawan Harian Pagi Radar Bogor Berdasarkan

Tingkat Pendidikan

No. Pendidikan Jumlah (Orang) Persentase (%)

1. SMA 1 2,86

2. D3 (ahli madya) 3 8,57

3. S1 (sarjana) 31 88,57

Jumlah 35 100

Sumber: Harian Pagi Radar Bogor, 2011

Pada Tabel 8 ini Harian Pagi Radar Bogor mengkategorikan wartawan

berdasarkan tingkat pendidikan mereka, ini bertujuan untuk bisa menempatkan

39

mereka pada wilayah atau rubrik yang sesuai. Tingkat pendidikan SMA dan D3

dengan persentase 2,86 persen dan sebesar 8,57 persen adalah wartawan dengan

status tidak tetap atau magang sebagai fotografer. Sebesar 88,57 persen wartawan

memiliki tingkat pendidikan S1. Tingkat pendidikan S1 ini merupakan standar

yang harus dimiliki oleh setiap wartawan di harian ini, supaya bisa

mengembangkan setiap isu yang ada dengan lebih dalam dan luas. Jenis kelamin

wartawan di Harian Pagi Radar Bogor didominasi pria seperti yang terlihat pada

Tabel 9.

Tabel 9. Jumlah dan Persentase Wartawan Harian Pagi Radar Bogor Berdasarkan

Jenis Kelamin

No. Jenis Kelamin Jumlah (Orang) Persentase (%)

1. Pria 31 88

2. Wanita 4 12

Jumlah 35 100

Sumber : Harian Pagi Radar Bogor, 2011

Tabel 9 menjelaskan kategori jenis kelamin wartawan. Jumlah wartawan

pria sebesar 88 persen atau 31 orang, jauh melampaui jumlah wartawan wanita

yang hanya 12 persen atau empat orang. Hal itu menunjukkan bahwa pria masih

mendominasi pekerjaan ini, karena pria dianggap lebih mampu menghadapi

tekanan dan lebih rasional dalam menyelesaikan atau menuliskan pemberitaan.

Jumlah dan persentase wartawan Harian Pagi Radar Bogor juga dikategorikan

berdasarkan lama bekerja masing-masing wartawan yang ditunjukkan pada Tabel

10.

Tabel 10. Jumlah dan Persentase Wartawan Harian Pagi Radar Bogor Berdasarkan

Lama Bekerja

No. Lama Kerja Jumlah (orang) Persentase %

1. < 1 tahun 2 6

2. 1- 2 tahun 15 43

3. >2-3 tahun 12 34

4. > 3 tahun 6 17

Jumlah 35 100

Sumber: Harian Pagi Radar Bogor, 2011

Pada Tabel 10 dapat dilihat bahwa sebagian besar wartawan memiliki masa

kerja dibawah atau sama dengan tiga tahun (83%). Hal ini menunjukkan

kecenderungan tingkat turn over relatif tinggi karena Harian Pagi Radar Bogor

40

telah berumur 13 tahun (didirikan pada tahun 1998). Ada kemungkinan banyak

wartawan yang telah memiliki masa kerja lebih tiga tahun, jika karirnya tidak

meningkat menjadi wartawan madya (Redaktur) atau diatasnya mereka akan keluar

atau pindah ke perusahaan lain. Hal ini dikarenakan Harian Pagi Radar Bogor

belum memiliki Standar Operasional Prosedur (SOP) untuk jenjang karir wartawan

dan redaktur. Tidak adanya SOP tersebut mengakibatkan wartawan mengalami

frustasi, semangat kerja menurun karena tidak ada karir planning yang jelas di

Harian Pagi Radar Bogor. Sehingga karir wartawan dan Redaktur lebih banyak

ditentukan oleh Pemimpin Redaksi.

4.3 Kepuasan Kerja Wartawan Harian Pagi Radar Bogor

Kepuasan kerja wartawan merupakan sikap emosional yang menyenangkan

dan mencintai pekerjaannya. Sikap ini dicerminkan oleh moral kerja, kedisiplinan,

dan prestasi kerja. Kepuasan kerja dapat dinikmati dalam pekerjaan, luar pekerjaan,

dan kombinasi dalam dan luar pekerjaan. Kepuasan dalam pekerjaan adalah

kepuasan kerja yang dinikmati dalam pekerjaan dengan memperoleh pujian hasil

kerja, penempatan, perlakuan, peralatan, dan suasana lingkungan kerja yang baik.

Wartawan yang lebih suka menikmati kepuasan kerja dalam pekerjaan akan lebih

mengutamakan pekerjaannya daripada balas jasa meskipun balas jasa itu penting.

Secara historis, wartawan yang mendapatkan kepuasan kerja akan

melaksanakan pekerjaan dengan baik. Masalahnya adalah terdapat wartawan yang

kepuasan kerjanya tinggi tidak menjadi wartawan yang produktivitasnya tinggi.

Banyak pendapat mengemukakan bahwa kepuasan kerja yang lebih tinggi, terutama

dihasilkan oleh prestasi kerja. Prestasi kerja lebih baik mengakibatkan penghargaan

lebih tinggi. Apabila penghargaan tersebut dirasakan adil dan memadai, maka

kepuasan kerja wartawan akan meningkat karena mereka menerima penghargaan

dalam proporsi yang sesuai dengan prestasi kerja mereka.

Kondisi kepuasan atau ketidakpuasan kerja tersebut menjadi umpan balik

yang akan mempengaruhi prestasi kerja di waktu yang akan datang. Jadi, hubungan

prestasi dan kepuasan kerja menjadi suatu sistem yang berlanjut. Menurut Strauss

dan Sayles (1980) kepuasan kerja juga penting untuk aktualisasi diri. Wartawan

yang tidak memperoleh kepuasan kerja tidak akan pernah mencapai kematangan

psikologis dan pada gilirannya akan menjadi frustasi. Wartawan seperti ini akan

41

sering melamun, semangat untuk bekerja rendah, cepat lelah dan bosan, emosinya

tidak stabil, sering absen dan tidak melakukan kesibukan yang tidak ada hubungan

dengan pekerjaan yang harus dilakukan.

Dalam rangka penilaian kepuasan kerja wartawan Harian Pagi Radar Bogor,

langkah awal yang dilakukan adalah penentuan bobot kriteria menggunakan teknik

pembandingan berpasangan dari AHP. Pada penelitian ini digunakan tiga orang

tenaga ahli (berpengalaman) dalam hal kewartawanan, untuk menilai bobot kriteria

dan sub kriteria sesuai skala penilaian perbandingan. Hasil teknik pembandingan

berpasangan terhadap kriteria adalah seperti Tabel 11.

Tabel 11. Bobot Kriteria Kepuasan Kerja Wartawan

Kriteria Bobot Kriteria

Kepuasan Psikologi 0.099

Kepuasan Sosial 0.055

Kepuasan Fisik 0.185

Kepuasan Finansial 0.661

Jumlah 1.000

Dari Tabel 11 terlihat bahwa kepuasan finansial memiliki bobot kriteria

tertinggi, yaitu sebesar 0.661, sedangkan kepuasan psikologi, sosial dan fisik relatif

sangat jauh bedanya, yaitu masing-masing 0.099, 0,055 dan 0,185. Fakta ini

menunjukkan bahwa kondisi finansial yang berkaitan dengan gaji, tunjangan,

jaminan sosial, insentif dan sebagainya perlu mendapat perhatian yang serius dari

perusahaan.

Gaji yang diterima oleh wartawan honorer (CR) didasarkan pada jumlah

berita yang mereka buat dimuat dalam surat kabar tersebut. Hal tersebut dirasakan

sangat kurang terlebih gaji yang mereka peroleh digunakan untuk memenuhi

kebutuhan mereka sehari-hari. Mereka berharap mendapat gaji pokok yang akan

mereka terima disamping gaji yang dihitung berdasarkan jumlah berita yang

mereka buat dimuat dalam surat kabar tersebut.

Tunjangan, jaminan sosial dan insentif dari perusahaan juga dirasakan

kurang bagi para wartawan, hal ini sangat mempengaruhi kepuasan finansial para

wartawan Harian Pagi Radar Bogor. Disamping itu sistem promosi jabatan

dianggap kurang memuaskan bagi para wartawan. Wartawan Harian Pagi Radar

42

Bogor sebelum diangkat menjadi wartawan muda (tetap) harus menjadi wartawan

honorer (CR) terlebih dahulu selama satu-dua tahun dengan gaji hanya didasarkan

pada berita yang dibuat dimuat oleh surat kabar tersebut. Jangka waktu selama satu-

dua tahun ini dirasakan relatif lama dengan gaji maupun insentif yang diberlakukan

di Harian Pagi Radar Bogor.

Selain permasalahan pada gaji wartawan honorer, masalah jenjang karir

pada wartawan tetap juga dirasa perlu dikaji ulang. Selama ini sistem jenjang karir

yang berlaku relatif lebih ke arah horizontal, artinya wartawan hanya dipindahkan

ke rubrik atau dipindahkan ke bidang tugas lain, dengan tingkatan jabatan yang

sama. Jangka waktu pemindahan relatif pendek, seringnya terjadi perpindahan ini

juga menyebakan pegawai merasa kurang nyaman dalam melaksanakan pekerjaan.

Wartawan Harian Pagi Radar Bogor dalam menjalankan tugas sehari-

harinya memerlukan pula dukungan fasilitas fisik, seperti kalau di kantor jumlah

komputer yang dapat digunakan wartawan harus memadai. Pada saat liputan

dibutuhkan pula peralatan reportase, antara lain kamera, alat perekam dan fasilitas

internet seperti penyediaaan modem.

Ruang kerja wartawan yang memenuhi standar kerja yang baik dibutuhkan

pula untuk dapat melaksanakan tugas-tugas kewartawanan secara optimum.

Wartawan juga menginginkan pemanfaatan waktu kerja yang lebih tertata dan

efisien, seperti wartawan lebih menyukai menggunaan teknologi informasi dan

komunikasi dalam pengiriman berita ke kantor. Penggunaan waktu yang lebih

efisien akan sangat membantu wartawan untuk memanfaatkannya dalam

meningkatkan kuantitas dan kualitas pemberitaan.

Wartawan membutuhkan pula hal-hal yang bersifat kemanusiaan, seperti

sosialisasi dengan lingkungannya. Komunikasi dan kerjasama tim yang lancar, akan

menimbulkan rasa yang menyenangkan bagi wartawan. Oleh karena itu, perlu

diciptakan suasana yang lebih harmonis diantara pimpinan dan kelompok

wartawan.

Tabel 12 memperlihatkan bobot subkriteria kepuasan kerja wartawan. Dari

Tabel 12, terlihat bahwa untuk kriteria kepuasan psikologi, sub kriteria tertinggi

bobotnya adalah minat (0.688), untuk kriteria kepuasan sosial, sub kriteria tertinggi

bobotnya adalah hubungan dengan pemimpin redaksi (0.737), untuk kepuasan fisik

adalah fasilitas (0.534) dan kepuasan finansial adalah insentif (0.393). Akan tetapi

43

jika dinilai hubungan secara terpisah maka subkriteria yang paling tinggi bobotnya

adalah berturut-turut insentif (0,260), promosi jabatan (0,183), gaji (0,122), fasilitas

(0,099) dan Minat (0,068).

Tabel 12. Bobot Subkriteria Kepuasan Kerja Wartawan

Kriteria dan Sub-Kriteria Bobot

Bobot Sub Kriteria terhadap

Kriteria Kepuasan Kerja

Wartawan

Kepuasan Psikologi (0.099)

Minat

0.688 0.068

Kenyamanan

0.073 0.007

Keterampilan

0.239 0.024

Sub total Kepuasan Psikologi 1.000 0.099

Kepuasan Sosial (0.055)

Hubungan dengan wartawan

lain 0.197 0.011

Hubungan dengan pimpinan

redaksi 0.737 0.041

Hubungan dengan unit lain

0.066 0.004

Sub total Kepuasan Sosial 1.000 0.055

Kepuasan Fisik (0.185)

Pekerjaan

0.299 0.055

Waktu kerja

0.118 0.022

Ruang kerja

0.049 0.009

Fasilitas

0.534 0.099

Sub total Kepuasan Sosial 1.000 0.185

Kepuasan Finansial (0.661)

Gaji

0.185 0.122

Tunjangan

0.092 0.061

Jaminan sosial

0.052 0.034

Insentif

0.393 0.260

Promosi Jabatan

0.277 0.183

Sub total Kepuasan Finansial 1.000 0.661

Total Kepuasan Kerja

1.000

Dapat dilihat hasil survei kepuasan kerja terhadap 35 orang wartawan

Harian Pagi Radar Bogor dapat dilihat pada Tabel 13.

Dari Tabel 13 di bawah memperlihatkan bahwa kepuasan kerja wartawan

Harian Pagi Radar Bogor rata-rata ditinjau dari aspek kepuasan psikologi dan

kepuasan sosial berada pada skala likert antara 3-4 (puas-sangat puas) yaitu

masing-masing dengan nilai rata-rata 3,234 dan 3,211. Adapun kepuasan fisik

aspek yang relatif rendah adalah fasilitas (2,876) mendesak untuk diperbaiki. untuk

44

kepuasan finansial, semua aspek memiliki nilai rata-rata dibawah 3, padahal bobot

cukup besar terhadap kepuasan kerja secara keseluruhan.

Tabel 13. Tingkat Kepuasan Kerja Wartawan Harian Pagi Radar Bogor menurut

Kriteria/Subkriteria Kepuasan Kerja

Kriteria dan Sub-Kriteria Tingkat

Kepuasan Bobot

Tingkat

Kepuasan

Terbobot

Kepuasan Psikologi (0.099)

Minat

3.286 0.688 2.262

Kenyamanan 3.143 0.073 0.228

Keterampilan 3.114 0.239 0.744

Sub total Kepuasan Psikologi

1.000 3.234

Kepuasan Sosial (0.055)

Hubungan dengan wartawan lain 3.257 0.197 0.641

Hubungan dengan pemimpin redaksi 3.200 0.737 2.359

Hubungan dengan unit lain 3.200 0.066 0.211

Sub total Kepuasan Sosial

1.000 3.211

Kepuasan Fisik (0.185)

Pekerjaan 3.057 0.299 0.913

Waktu kerja 3.086 0.118 0.365

Ruang kerja 3.029 0.049 0.149

Fasilitas

2.876 0.534 1.536

Sub total Kepuasan Sosial

1.000 2.962

Kepuasan Finansial (0.661)

Gaji

2.514 0.185 0.465

Tunjangan 2.486 0.092 0.229

Jaminan sosial 2.600 0.052 0.135

Insentif

2.571 0.393 1.011

Promosi Jabatan 2.743 0.277 0.761

Sub total Kepuasan Finansial

1.000 2.602

Minat

Minat adalah kecenderungan tingkah laku umum seseorang untuk tertarik

kepada kelompok bidang kegiatan, aktivitas, atau pekerjaan tertentu sebagai hasil

proses belajar. Berdasarkan Tabel 13 kriteria kepuasan psikologi didapatkan bahwa

sub kriteria minat wartawan untuk bekerja sebagai jurnalis di Harian Pagi Radar

Bogor memiliki peringkat tertinggi. Hal ini dikarenakan beberapa faktor

diantaranya; keinginan wartawan segera menerapkan ilmu yang didapat selama

kuliah, ingin mendapatkan penghasilan sendiri, untuk mendapatkan pengalaman

45

kerja sebagai wartawan media cetak dan berusaha untuk mencari jaringan kerja.

Alasan lainnya adalah sulitnya lapangan pekerjaan, hal tersebut membuat wartawan

berusaha mempertahankan pekerjaanya. Diharapkan apabila dari segi minatnya

tinggi maka hasil kinerja wartawan akan semakin baik. Namun kenyataanya sub

kriteria minat saja belum cukup adanya faktor lain seperti kondisi pekerjaan,

beratnya tekanan dari Redaktur dan kenyamanan kerja di Harian Pagi Radar Bogor.

Minat wartawan untuk bekerja di Harian Pagi Radar Bogor tidak hanya

bersumber dari diri sendiri, namun terbentuk berdasarkan kondisi lingkungan

kerjanya. Di Harian Pagi Radar Bogor untuk membangun kesesuaian antara minat

dan hasil kerjanya memerlukan waktu yang bersifat relatif, artinya tergantung

kepada seberapa jauh kekuatan lingkungan pekerjaan dapat mempengaruhi minat

wartawan dan seberapa kuat resistensi wartawan terhadap minatnya untuk bekerja

di Harian Pagi Radar Bogor. Hal tersebut dapat disimpulkan untuk mempercepat

terjadinya adaptasi kesesuaian kerja, maka aspek lingkungan seperti rekan

wartawan, organisasi pekerja, Pemimpin Redaksi, Redaktur, merupakan kekuatan-

kekuatan yang dapat dimanfaatkan secara optimal.

Hubungan dengan Pemimpin Redaksi

Dari Tabel 13 sub kriteria tertinggi untuk kriteria kepuasan sosial adalah

Hubungan wartawan di Harian Pagi Radar Bogor dengan Pemimpin Redaksi

(Pemred). Hal tersebut dinilai paling penting karena berpengaruh terhadap

kepuasan kerja wartawan Harian Pagi Radar Bogor. Bagi para wartawan di Harian

Pagi Radar Bogor, Pemimpin Redaksi dianggap sebagai figur ayah dan sekaligus

atasannya sehingga harus memiliki komunikasi yang lancar dengan wartawan.

Pemred juga berperan sebagai supervisor bagi pekerjaan wartawan dengan

memberikan saran dan contoh. Selain itu Pemred berperan sebagai orang tua yang

membantu penyelesaian masalah para wartawan, apalagi banyak wartawan yang

baru bekerja umumnya masih fresh graduate belum banyak memiliki pengalaman.

Pemred dalam menempatkan wartawan di beberapa lokasi dan rubrikasi

bukan pada persoalan administratif tetapi pada pemberian arahan, pengalaman baru,

memberikan pengawasan atas hasil kerja wartawan, memberikan pendapat dan

pertimbangan tentang suatu masalah maupun memberikan kepercayaan untuk

penugasan yang diberikan kepada wartawan. Hubungan yang baik dengan Pemred

sering dipakai para wartawan Harian Pagi Radar Bogor sebagai alasan untuk

46

menyukai pekerjaanya. Untuk itu adanya kesediaan Pemred mau mendengar,

memahami dan mengakui pendapat ataupun prestasi wartawan sangat berperan

dalam menimbulkan rasa puas terhadap pekerjaanya. Selain itu Pemred tidak hanya

berperan sebagai atasan tetapi juga sebagai sahabat untuk bisa berdiskusi dan

bertukar pikiran.

Pemred Harian Pagi Radar Bogor hendaknya harus mewaspadai setiap

usaha yang dilakukan wartawannya. Karena bukan tidak mungkin wartawan yang

hanya menunjukkan inisiatif tetapi berharap untuk mendapatkan pujian dari

Pemred. Kinerja yang ditunjukkan dengan adanya inisiatif kerja lebih baik dan

seharusnya lebih dihargai Pemred dibandingkan dengan kinerja yang ditampilkan

tanpa melakukan inisiatif kerja. Untuk itu Pemred harus mampu menunjukkan

kepada wartawannya bahwa Pemred lebih menghargai kinerja wartawan yang

ditunjukkan dengan adanya usaha inisiatif kerja daripada kinerja wartawan yang

ditunjukkan tanpa usaha inisiatif kerja. Pemred harus mampu mendorong wartawan

Harian Pagi Radar Bogor dalam membangkitkan kreatifitas kerja sehingga akan

meningkatkan produktifitas kerja.

Wartawan Harian Pagi Radar Bogor harus dibiasakan untuk ikut

bertanggung jawab atas hasil kerjanya seperti hasil tulisan berita yang berimbang,

tidak ada keberpihakan sehingga tidak ada pihak-pihak yang merasa dirugikan.

Bentuk tanggung jawab yang lain, Pemred Harian Pagi Radar Bogor adalah dengan

Memberikan penghargaan kepada wartawan. Dengan demikian wartawan Harian

Pagi Radar Bogor diharapkan mau dan memiliki inisiatif dalam kinerja sehingga

produktivitas kerja dapat dicapai secara optimal.

Fasilitas Kerja

Fasilitas atau peralatan kerja merupakan suatu unsur perusahaan untuk

mencapai suatu tujuan. Fasilitas diperlukan agar dapat mendukung pekerjaan

wartawan yang nantinya untuk meningkatkan kinerja sehingga kepuasan kerja

dapat tercapai.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai pada sub kriteria fasilitas

tertinggi jika dibandingkan dengan nilai sub kriteria kepuasan fisik lainnya. Hal ini

menunjukkan bahwa sub kriteria yang paling besar menentukan tingkat kepuasan

fisik wartawan adalah fasilitas yang diberikan perusahaan kepada mereka, guna

menunjang kerja dari wartawan itu sendiri.

47

Fasilitas peliput berita seperti kamera di Harian Pagi Radar Bogor dirasakan

masih terbatas yaitu hanya berjumlah tiga unit dengan spesifikasi semi profesional.

Kamera tersebut diperuntukkan hanya fotografer. Apabila wartawan dalam

peliputan memerlukan dokumentasi foto di lapangan harus berkoordinasi dengan

fotografer. Hal tersebut secara tidak langsung akan menghambat kerja wartawan

karena terkait dengan jarak dan kondisi lokasi liputan. Selain itu wartawan yang

melakukan liputan tidak diberikan fasilitas kendaraan operasioanl seperti sepeda

motor. Kendaraan operasional hanya diberikan untuk Pemimpin Redaksi dan para

manajer. Namun Harian Pagi Radar Bogor telah memfasilitasi ruang kerja yang

representasif, komputer dengan program linux untuk memudahkan wartawan dalam

mengolah dan menulis berita.

Kondisi ruangan kerja di Harian Pagi Radar Bogor sudah baik untuk

memberikan kenyamanan serta membangkitkan semangat kerja wartawan.

Sehingga wartawan dapat mengerjakan tugas-tugas dengan baik. Disamping itu

wartawan Harian Pagi Radar Bogor akan lebih senang dan nyaman dalam bekerja

apabila fasilitas yang ada dalam keadaan bersih, tidak bising, pertukaran udara (Air

conditioner) yang cukup baik dan peralatan yang memadai serta relatif modern.

Fasilitas lain alat komunikasi seperti telepon juga diberikan oleh Harian

Pagi Radar Bogor namun jumlahnya terbatas. Telepon tersebut digunakan untuk

mengembangkan wawancara narasumber yang belum lengkap pada saat wawancara

di lapangan.

Insentif

Sub kriteria Insentif memiliki prioritas pertama pada kepuasan finansial

yang berpengaruh dalam tingkat kepuasan kerja. Ada hubungan antara insentif

terhadap kepuasan kerja. Insentif merupakan pemberian penghargaan dalam bentuk

materi kepada seorang wartawan sesuai dengan prestasi kerjanya. Berdasarkan

definisi ini, maka dimungkinkan wartawan Harian Pagi Radar Bogor mendapatkan

insentif berbeda antara satu orang dengan orang lain, karena seorang mempunyai

prestasi kerja yang berbeda. Ketika wartawan sudah dipenuhi haknya oleh pihak

Harian Pagi Radar Bogor dalam mendapatkan insentif maka akan mendorong

wartawan lainnya untuk merasakan kepuasan atas apa yang dirasakannya.

48

Promosi kerja

Ada hubungan antara promosi kerja (pengembangan diri) terhadap kepuasan

kerja. Pengembangan diri bagi wartawan di Harian Pagi Radar Bogor merupakan

aspek penting dalam menjalankan kegiatan dalam memberikan pelayanan kepada

masyarakat terkait dengan kebutuhan masyarakat mengenai informasi–informasi

yang ada disekitarnya. Kesempatan untuk pengembangan diri secara adil sesuai

potensi dan kemampuan wartawan. Penghambatan pengembangan diri akan

mengurangi kepuasan kerja wartawan yang akan berakibat pada penurunan kinerja

wartawan. Pengembangan diri bertujuan meningkatkan produktifitas kerja,

meningkatkan efisiensi, mengurangi kerusakan, mengurangi kecelakaan,

meningkatkan pelayanan, meningkatkan moral, meningkatkan karir, meningkatkan

kemampuan konseptual dan kepemimpinan.

Wartawan Harian Pagi Radar Bogor mendapatkan kesempatan untuk

dipromosikan karena pengalaman kerjanya atau senioritas yang telah dimiliki.

Dengan demikian kepuasan akan lebih besar bagi individu yang mendapat promosi

untuk menduduki suatu jabatan, dibandingkan wartawan Harian Pagi Radar Bogor

yang dipromosikan karena senioritasnya sehingga memperoleh kenaikan imbalan.

Hasil penelitian menunjukkan sub kriteria promosi kerja menduduki prioritas

kedua, sehingga dapat disimpulkan bahwa wartawan Harian Pagi Radar Bogor

membutuhkan sarana untuk pengembangan diri guna meningkatkan kepuasan

kerjanya.

Berdasarkan indikator yang menimbulkan kepuasan kerja tersebut di atas

akan dapat dipahami sikap individu wartawan Harian Pagi Radar Bogor terhadap

pekerjaan yang dilakukan. Karena setiap wartawan akan memiliki tingkat kepuasan

kerja yang berbeda-beda sesuai dengan sistem nilai yang berlaku pada dirinya. Ini

disebabkan adanya perbedaan persepsi pada masing-masing wartawan. Semakin

banyak aspek dalam pekerjaan yang sesuai dengan keinginan wartawan tersebut

maka semakin tinggi tingkat kepuasan yang dirasakannya. Oleh karenanya sumber

kepuasan kerja wartawan Harian Pagi Radar Bogor secara subyektif menentukan

bagaimana pekerjaan yang dilakukan memuaskan. Meskipun untuk batasan

kepuasan kerja ini belum ada keseragaman tetapi yang jelas dapat dikatakan bahwa

tidak ada prinsip-prinsip ketetapan kepuasan kerja yang mengikat dari padanya.

49

Tingkat kepuasan kerja wartawan Harian Pagi Radar Bogor secara

keseluruhan dapat dilihat pada Tabel 14.

Tabel 14. Kepuasan Kerja Wartawan Radar Bogor Secara keseluruhan

Kriteria Tingkat Kepuasan

Rata – Rata Bobot Kriteria

Tingkat

Kepuasan

Terbobot

Kepuasan Psikologi 3.18 0.099 0.32

Kepuasan Sosial 3.21 0.055 0.18

Kepuasan Fisik

3.01 0.185 0.56

Kepuasan Finansial 2.58 0.661 1.70

Total

1.000 2.76

Berdasarkan Tabel 14 terlihat bahwa tingkat kepuasan kerja wartawan

Harian Pagi Radar Bogor secara keseluruhan rata-rata adalah 2.76, berada pada

skala likert antara 2-3 (tidak puas sampai puas). Nilai ini sebenarnya lebih

mengarah ketingkat puas namun masih perlu diperbaiki di masa mendatang.

Dari Tabel 14 juga terlihat, bahwa kepuasan fisik dan kepuasan finansial

yang bobot relatif lebih tinggi, justru memiliki tingkat kepuasan kerja terendah.

dengan demikian, kedua aspek kepuasan kerja ini di masa mendatang perlu

diperbaiki dengan prioritas utama kepada kepuasan kerja finansial kedua bobot

kepentingannya tertinggi (0,661) sedangkan tingkat kepuasannya terendah (2,58).

4.4 Analisis Faktor yang Berpengaruh terhadap Kepuasan Kerja Wartawan

Harian Pagi Radar Bogor

Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi tingkat kepuasan kerja

Wartawan Harian Pagi Radar Bogor adalah analisis regresi berganda. Pemilihan

penggunaan analisis regresi berganda ini disesuaikan dengan tujuan penelitiannya

yaitu untuk melihat pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen.

Penelitian ini mengkaji secara empiris pengaruh kepuasan psikologi, sosial, fisik

dan finansial terhadap tingkat kepuasan kerja wartawan Harian Pagi Radar Bogor.

Model yang digunakan adalah model regresi berganda. Data diperoleh dari hasil

penyebaran kuesioner terhadap 35 wartawan harian tersebut. Pengolahan data

dilakukan dengan menggunakan program SPSS 13.0.

Hasil analisis regresi Berganda menunjukkan bahwa semua variabel

independen berpengaruh nyata terhadap tingkat kepuasan kerja wartawan Harian

Pagi Radar Bogor seperti yang ditunjukkan pada Tabel 15.

50

Tabel 15. Hasil Analisis Regresi Berganda Tingkat Kepuasan Kerja Wartawan

Harian Pagi Radar Bogor.

Variabel

Bebas

Koefisien

Regresi

( a )

Koefisien

Regresi

Standar

thitung Sig.

Konstanta - 0,004 -0,660 0,514

X1 0,250 0,143 18,168 0,000

X2 0,275 0,067 7,783 0,000

X3 0,245 0,200 20,624 0,000

X4 0,251 0,786 95,582 0,000

Variabel terikat = Y

N = 35

R = 0.999; R²adj = 0.998; Fhitung= 174,517; Sig. =0,000

Statistik Durbin-Watson, Dw = 2,078

Berdasarkan hasil analisis regresi berganda yang disajikan dalam Tabel 15

di atas, maka dapat ditulis model regresi sebagai berikut;

Y = - 0,004 + 0,250X1 + 0,275X2 + 0,245X3 + 0,251X4

Keterangan:

Y = Kepuasan Kerja

a0 = Intersep

X1 = Kepuasan Psikologi

X2 = Kepuasan Sosial

X3 = Kepuasan Fisik

X4 = Kepuasan Finansial

Sebelum digunakan untuk menguji hipotesis atau mengambil keputusan,

maka model regresi tersebut secara ekonometri harus dikenai uji asumsi klasik. Uji

asumsi klasik yang dikenakan terhadap model regresi meliputi uji multikolinieritas,

uji autokorelasi, uji heteroskedastisitas dan uji normalitas residu. Pengujian model

terhadap asumsi klasik dapat ditunjukkan sebagai berikut.

1. Uji Multikolinieritas

Menurut pendapat Gujarati (2003), uji multikolinieritas dapat dilakukan

dengan menggunakan uji VIF. Kriterianya untuk mengetahui suatu variabel bebas

mengalami multikol dengan variabel bebas yang lainnya adalah dengan

membandingkan nilai VIF nya dengan angkat 10. Jika VIF<10 disimpulkan tidak

terjadi multikolinieritas yang berarti.

51

Variabel X1 memiliki nilai VIF=1,292. Oleh karena nilai VIF tersebut <10,

maka dapat disimpulkan bahwa variabel bebas X1 (kepuasan psikologi) tidak

mengalami multikolinieritas dengan variabel bebas yang lain. Variabel X2 memiliki

nilai VIF=1,535. Oleh karena nilai VIF tersebut <10, maka dapat disimpulkan

bahwa variabel bebas X2 (kepuasan sosial) tidak mengalami multikolinieritas

dengan variabel bebas yang lain.

Variabel X3 memiliki nilai VIF=1,946. Oleh karena nilai VIF tersebut <10,

maka dapat disimpulkan bahwa variabel bebas variabel X3 (kepuasan fisik) tidak

mengalami multikolinieritas dengan variabel bebas yang lain. Variabel X4 memiliki

nilai VIF=1,495. Oleh karena nilai VIF tersebut <10, maka dapat disimpulkan

bahwa variabel bebas variabel X4 (kepuasan financial) tidak mengalami

multikolinieritas dengan variabel bebas yang lain.

Berdasarkan hasil uji multikolinieritas dengan metode VIF di atas, maka

dapat disimpulkan bahwa seluruh variabel bebas dalam model terbebas masalah

multikolinieritas sehingga memenuhi asumsi klasik.

2. Uji Autokorelasi

Pengujian terhadap adanya fenomena autokorelasi dilakukan dengan

menggunakan melihat statistika Durbin Watson seperti yang ditunjukkan pada

Tabel 16.

Tabel 16. Kriteria Uji Autokorelasi Durbin-Watson

Hipotesis Nol (Ho) Keputusan Jika

Tidak terjadi autokorelasi + Tolak 0<d<dL

Tidak terjadi autokorelasi + Tidak ada keputusan dL≤d≤dU

Tidak terjadi autokorelasi - Tolak 4-dL<d<4

Tidak terjadi autokorelasi - Tidak ada keputusan 4-dU≤d≤4-dL

Tidak terjadi autokorelasi + atau –f Terima dU<d<4-dU

Sumber: Gujarati (2003)

Pengujian tersebut memerlukan nilai dL dan dU, yang dapat diperoleh dari

Tabel 16 dL dan dU (Gujarati, 2003). Pada tingkat signifikansi α=5%, jumlah data

n=35, dan jumlah variabel bebas k'=4, maka diperoleh nilai dL=1,222 dU=1,726.

Dengan demikian diperoleh nilai-nilai sebagai berikut;

d = 2,078 (hasil olahan SPSS 15.0 lihat Tabel 4.6)

52

dL=1,222

dU=1,726

4-dU = 4-1,726 = 2,274

Jadi d terletak pada interval: dU<d<4-dU atau 1,726<2,078<2,274; sehingga dapat

disimpulkan bahwa, pernyataan "tidak terjadi autokorelasi positif (+) atau negatif (-

) diterima"; artinya, model regresi tidak mengalami fenomena autokorelasi.

Berdasarkan hasil uji autokorelasi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa seluruh

variabel bebas dalam model tidak mengalami autokorelasi sehingga memenuhi

asumsi klasik.

3. Uji Heteroskedastisitas

Menurut pendapat Gujarati (2003), uji heteroskedastisitas dapat dilakukan

dengan menggunakan uji korelasi rank Spearman antara variabel bebas dengan

nilai mutlak/absolut residu; disimbolkan dengan rs. Kriterianya untuk mengetahui

suatu variabel bebas mengalami heteroskedastisitas adalah menguji signifikansi

korelasi rank tersebut. Jika korelasi rank tersebut tidak signifikan, yang ditunjukkan

oleh nilai Sig.2 tailed > 0,05; maka variabel bebas yang diuji tidak mengalami

heteroskedastisitas.

Variabel X1 (kepuasan psikologi) memiliki nilai korelasi rank Spearman rs=

-0,051 dengan Sig. = 0,771. Oleh karena nilai Sig. (0,771)>0,05, maka dapat

korelasi rank Spearman tersebut tidak signifikan; sehingga dapat disimpulkan

bahwa variabel X1 tidak mengalami heteroskedastisitas. Variabel X2 (kepuasan

sosial) memiliki nilai korelasi rank Spearman rs=-0,178 dengan Sig. = 0,305. Oleh

karena nilai Sig. (0,305) > 0,05, maka dapat korelasi rank Spearman tersebut tidak

signifikan; sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel X2 tidak mengalami

heteroskedastisitas.

Variabel X3 (kepuasan fisik) memiliki nilai korelasi rank Spearman rs=-

0,084 dengan Sig. = 0,633. Oleh karena nilai Sig. (0,633) > 0,05, maka dapat

korelasi rank Spearman tersebut tidak signifikan; sehingga dapat disimpulkan

bahwa variabel X3 tidak mengalami heteroskedastisitas. Variabel X4 (kepuasan

finansial) memiliki nilai korelasi rank Spearman rs=-0,040 dengan Sig. = 0,817.

Oleh karena nilai p (0,817)>0,05, maka dapat korelasi rank Spearman tersebut tidak

53

signifikan; sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel X4 tidak mengalami

heteroskedastisitas.

Berdasarkan hasil uji heteroskedastisitas yang telah dilakukan tersebut,

maka dapat disimpulkan bahwa seluruh variabel bebas dalam model tidak

mengalami heteroskedastisitas sehingga memenuhi asumsi klasik.

4. Uji Normalitas Residu

Uji normalitas residu ini bukan merupakan uji asumsi klasik, tetapi uji

persyaratan regresi; di mana dalam setiap model regresi, nilai residunya harus

memliki distribusi normal (Gujarati, 2003). Dalam penelitian ini, pengujian

normalitas dilakukan dengan metode Kolmogorov-Smirnov, tidak menggunakan

metode grafis karena metode grafis tidak luput bahkan cenderung banyak

terpengaruh oleh pandangan mata peneliti, sehingga subyektivitasnya lebih tinggi

dibanding metode Kolmogorov-Smirnov. Kriterianya adalah jika statistik

Kolmogorov-Smirnov (KS) tidak signifikan yang ditunjukkan oleh p>0,05; maka

data yang diuji memiliki distribusi normal. Berdasarkan hasil uji normalitas dengan

metode Kolmogorov-Smirnov yang dilakukan dengan program SPSS, diperoleh:

KS = 0,139

p = 0,085

Oleh karena nilai Sig. (0,085) > 0,05 maka KS tidak signifikan sehingga

dapat disimpulkan bahwa residu (disturbance error) model regresi penelitian ini

memiliki distribusi normal.

5. Uji Signifikansi Model

Faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja karyawan dalam rangka

peningkatan kinerjanya antara lain: (a) faktor psikologi, merupakan faktor yang

berhubungan dengan kejiwaan karyawan yang meliputi minat, ketenteraman dalam

kerja, sikap terhadap kerja, bakat, dan keterampilan; (b) faktor sosial, merupakan

faktor yang berhubungan dengan interaksi sosial baik sesama karyawan, dengan

atasannya, maupun karyawan yang berbeda jenis pekerjaannya; (c) faktor fisik,

merupakan faktor yang berhubungan dengan kondisi fisik lingkungan kerja dan

kondisi fisik karyawan, meliputi. Jenis pekerjaan, pengaturan waktu kerja dan

waktu istirahat, perlengkapan kerja, keadaan ruangan, suhu penerangan, pertukaran

udara, kondisi kesehatan karyawan, umur, dan sebagainya; (d) faktor finansial,

54

merupakan faktor yang berhubungan dengan jaminan serta kesejahteraan karyawan

yang meliputi sistem dan besarnya gaji, jaminan sosial, macam-macam tunjangan,

fasilitas yang diberikan, promosi, dan sebagainya.

Pengujian terhadap koefisien regresi bertujuan untuk mengetahui apakah

variabel independen berpengaruh signifikan terhadap kepuasan kerja wartawan

secara keseluruhan yang nantinya akan mempengaruhi kinerja dari wartawan

tersebut. Berdasarkan hasil pengolahan diperoleh bahwa nilai P value model

sebesar 0.000. Menurut uji F apabilai nilai Sig. < alpha (0,05 persen) maka

variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian secara bersama-sama

berpengaruh terhadap tingkat kepuasan wartawan Harian Pagi Radar Bogor.

Pengaruh secara simultan atau bersama dari seluruh variabel bebas terhadap

variabel terikat juga dapat dilihat pada nilai R²adj = 0.998 atau 99.8 persen. Hal ini

menunjukkan bahwa, tinggi rendahnya tingkat kepuasan kerja wartawan sebesar

99,8 persen dipengaruhi variabel kepuasan psikologi, sosial, fisik dan finansial.

Secara individual, tingkat signifikansi masing–masing kepuasan psikologi,

kepuasan sosial, kepuasan fisik dan kepuasan finansial adalah sama yaitu sebasar

0,000 lebih kecil dari α (0,05). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa

kepuasan psikologi, sosial, fisik dan finansial secara sendiri – sendiri berpengaruh

nyata terhadap kepuasan kerja wartawan.

Dalam kasus kepuasan kerja wartawan Harian Pagi Radar Bogor ini

meskipun bobot kriterianya bervariasi antara 0.099 sampai dengan 0.661, akan

tetapi tingkat kepuasan masing–masing sebelum dibobot variasianya tidak terlalu

besar yaitu antara 2.583–3.181 dan justru yang bobot kriterianya lebih besar,

tingkat kepuasan rata-ratanya terendah. Oleh karena itu, meskipun semua faktor

perlu diperhatikan, tetapi perbaikan yang bertujuan untuk meningkatkan kepuasan

finansial perlu diprioritaskan, terutama yang tingkat kepuasan relatif rendah yaitu

gaji, tunjangan, dan insentif yang tingkat kepuasan kerja masing-masing 2.51, 2.49

dan 2.57.

4.5 Sistem Manajemen Sumber Daya Manusia Harian Pagi Radar Bogor

Secara umum, sistem manajemen Sumber Daya Manusia (SDM) Harian

Pagi Radar Bogor masih sederhana dan bersifat konvensional. Hal ini terlihat dari

struktur organisasi dimana SDM masih ditangani oleh seorang Manajer yang

55

menangani personalia dan masalah Umum (Manajer Personalia dan Umum).

Manajer Personalia dan Umum ini, untuk urusan personalia hanya dibantu oleh dua

orang staf yang lebih ditekankan kepada penilaian berkas lamaran calon karyawan

(terutama wartawan), pengecekan absensi dan pembuatan draft surat peringatan dan

rekomendasi kenaikan jabatan. Manajer Personalia dan Umum juga melaksanakan

pengadaan karyawan selain wartawan (rekrutmen dan seleksi serta penilaian kerja

dan kenaikan jabatannya. Pengadaan, pelatihan dan pengembangan serta penilaian

kinerja wartawan, dilakukan oleh pemimpin Redaksi atau tim yang dibentuknya.

Penentuan jenis dan besarnya kompensasi, baik kompensasi keuangan

(gaji, honorarium dll) dan kompensasi non keuangan (asuransi), ditetapkan oleh

Direktur dan Pelaksana Direktur. Pada pembahasan berikutnya, akan dititikberatkan

pada pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen SDM terhadap wartawan Harian Pagi

Radar Bogor, karena wartawan merupakan karyawan inti yang menjalankan usaha

suatu media cetak.

Manajemen di Bagian Personalia Harian Pagi Radar Bogor saat ini

merupakan faktor yang sangat penting dalam mengelola SDM (wartawan). Namun

kenyataanya peran tersebut belum dilaksanakan secara maksimal oleh Manajer

Personalia. Keterlibatan manajer personalia seharusnya tidak hanya terbatas

mengecek kehadiran wartawan dan pegawai. Tetapi lebih memahami profesi

pekerjaan wartawan (pengembangan karir) serta memberikan penilaian

kemampuan, minat dan potensi wartawan.

4.5.1 Sistem Rekrutmen Wartawan

Proses rekrutmen wartawan di Harian Pagi Radar Bogor selama ini

dilakukan dengan tiga cara yaitu, (1) melalui iklan di koran, (2) jalur rekomendasi

dan (3) jalur mahasiswa magang.

Rekrutmen melalui iklan dilaksanakan dengan membuat iklan lowongan

kerja di Harian Pagi Radar Bogor sendiri. Iklan ini dimuat setiap hari selama satu

bulan penuh. Draft naskah iklan dibuat oleh staf personalia, kemudian dikoreksi

oleh Pemimpin Redaksi. Pada naskah iklan, calon pelamar diminta menyampaikan

surat lamaran disertai biodata dan fotocopi ijazah, transkrip nilai dan surat

pengalaman kerja. Dengan rekrutmen ini diterima sekitar 300 surat lamaran kerja.

56

Pada tahun 2008 Harian Pagi Radar Bogor menerima lamaran kerja 310,

tahun 2009 mengalami penurunan menjadi 307 pelamar. Tahun 2010 jumlah

pelamar wartawan menurun 300 orang pelamar. Tahun 2011 menurun hingga 280

pelamar. Dari data tersebut terlihat bahwa meskipun ada kecenderungan penurunan

jumlah pelamar, cara open rekrutmen melalui iklan koran cukup efektif dan minat

masyarakat menjadi wartawan relatif cukup tinggi.

Sistem rekrutmen tertutup yakni melalui rekomendasi di Harian Pagi Radar

Bogor dilakukan berdasarkan usulan dari wartawan senior. Calon wartawan yang

direkomendasikan bisa berasal dari Harian Radar dari daerah lain (Jawa Pos

Group), harian lokal lain atau dari harian di Jakarta. Hal ini dimungkinkan karena

wartawan tersebut memiliki jaringan pribadi dan tergabung dalam Forum

Wartawan Harian Bogor (FWHB). Calon wartawan yang direkrut dengan cara ini

tidak mengikuti seleksi secara penuh, hanya mengikuti wawancara yang dilakukan

oleh Pemimpin Redaksi, Redaktur Pelaksana dan Manajer Personalia dan Umum.

Penerimaan wartawan baru dengan cara seperti ini berjumlah 4-6 orang pertahun.

Menurut Mathis dan Jackson (2000), rekrutmen yang dilakukan Harian

Pagi Radar Bogor melalui rekomendasi ini merupakan cara rekrutmen melalui

“karyawan lama”. Cara ini pada intinya menerima pelamar eksternal melalui

informasi internal.

Cara rekrutmen tertutup berikutnya adalah melalui mahasiswa magang di

Harian Pagi Radar Bogor dimungkinkan karena setiap tahun harian ini menerima

sekitar 10 orang mahasiswa magang selama 2-4 bulan dari berbagai perguruan

tinggi di kawasan Jabodetabek. Mahasiswa magang tersebut umumnya adalah

mahasiswa yang mengambil program studi jurnalistik, komunikasi, statistik dan

pertanian. Pada saat proses magang berlangsung, Pemimpin Redaksi dan Redaktur

Pelaksana selama proses dan magang tersebut telah mengamati berbagai hal tentang

mahasiswa magang dan PKL tersebut meliputi pengetahuan, keterampilan,

kemampuan dan sikap. Berdasarkan pengamatan ini, Pemimpin Redaksi dan

Redaktur Pelaksana telah melakukan “penilaian dan seleksi” secara diam-diam dan

menawarkan untuk bekerja sebagai wartawan di Harian Pagi Radar Bogor kepada

sekitar 6-8 orang mahasiswa. Dengan cara ini, diperoleh wartawan baru sebanyak

4-6 orang pertahun. Sebagai gambaran, dari 35 orang wartawan Harian Pagi Radar

Bogor saat ini, 21 orang diterima melalui open rekrutmen melalui iklan, 7 orang

57

melalui jalur rekomendasi (tertutup) dan 6 orang melalui mahasiswa magang

(tertutup).

Sistem rekrutmen melalui iklan di Koran merupakan upaya untuk

menghasilkan wartawan melalui sumber eksternal. Rekrutmen tersebut diupayakan

untuk memenuhi kebutuhan perusahaan Harian Pagi Radar Bogor dalam produksi

berita surat kabar. Sistem rekrutmen melalui iklan yang dilakukan Harian Pagi

Radar Bogor hendaknya mempertimbangkan pelamar yang benar-benar memiliki

minat, bakat serta potensi yang unggul. Dengan potensi yang unggul tersebut

diharapkan kriteria pelamar sesuai dengan apa yang diharapkan Harian Pagi Radar

Bogor. Sehingga orang yang terpilih nantinya benar-benar sesuai dengan kebutuhan

perusahaan.

Kondisi Harian Pagi Radar Bogor yang tergolong industri kecil dengan

sistem pengelolaan sumber daya manusia masih sederhana ini perlu

mempertimbangkan dengan cermat sistem open rekrutmen melalui iklan di koran.

Karena untuk efisiensi biaya perekrutan. Selain itu sistem open rekrutmen yang

dilakukan Harian Pagi Radar Bogor harus dikaji ulang karena wartawan pada tahap

pelatihan banyak yang keluar (turn over) dengan berbagai alasan seperti kondisi

kerja yang kurang sesuai dengan harapan, gaji yang diterima tergolong kecil

sehingga kurang sesuai dengan kebutuhan operasional.

Sistem rekrutmen melalui jalur rekomendasi Harian Pagi Radar Bogor

menerima calon berdasarkan rekomendasi Wartawan madya (Redaktur). Secara

umum orang yang direkomendasikan tersebut telah mempunyai hubungan baik

dengan sumber internal (redaktur). Sistem rekrutmen melalui jalur rekomendasi ini

memiliki beberapa keuntungan diantaranya, Redaktur yang telah

merokemendasikan secara otomatis telah melakukan seleksi awal terlebih dahulu

meskipun dalam bentuk informal.

Harian Pagi Radar Bogor mendapatkan informasi secara lengkap tentang

kondite pelamar tersebut dari redaktur. Bagi pelamar, telah memahami

karakteristik, budaya organisasi Harian Pagi Radar Bogor.

Dengan sistem seperti ini Harian Pagi Radar Bogor lebih berhati-hati

karena ada kecenderungan redaktur yang merekomendasikan berdasarkan

kesamaan suku, keluarga dan alumni. Redaktur diharapkan merekomendasikan

kepada orang yang benar-benar memiliki minat, bakat dan kualifikasi yang

58

dibutuhkan Harian Pagi Radar Bogor. Redaktur hendaknya harus terus memantau

kinerja yang direkomendasikan.

4.5.2 Sistem Seleksi Wartawan

Harian Pagi Radar Bogor menerapkan sistem seleksi wartawan dengan

empat tahapan yaitu, (1) Tes seleksi berdasarkan berkas lamaran, (2) Tes

pengetahuan umum, (3) Tes keterampilan menulis berita, dan (4) Wawancara.

Tahap 1 dilakukan oleh staf personalia dibawah supervisi Manajer Personalia dan

Umum, tahap (2) dan tahap (3) dilaksanakan oleh suatu tim yang dibentuk oleh

Pemimpin Redaksi dan tahap (4) dilakukan oleh Pemimpin Redaksi, Redaktur

Pelaksana dan Manajer Personalia dan Umum.

Seleksi berdasarkan berkas lamaran dilakukan secara manual oleh dua

orang staf personalia. Proses seleksi dilakukan berdasarkan kriteria sebagai berikut:

ijazah sarjana, transkrip nilai, nilai IPK minimal 2,75 dan diutamakan pelamar yang

berasal dari perguruan tinggi negeri. Seleksi tahap (1) ini biasanya menghasilkan

sekitar 200 pelamar yang lolos untuk mengikuti seleksi tahap berikutnya.

Seleksi tahap (2) adalah tes tertulis tentang pengetahuan umum. Termasuk

isu-isu yang saat itu berkembang. Materi tes terdiri dari 100 soal pilihan ganda yang

dikerjakan dalam waktu 90 menit. Pelamar yang lolos dari seleksi ini harus

memiliki nilai minimum 70 (skala 1-100). Jumlah pelamar yang lolos dari seleksi

ini umumnya sekitar 70 orang.

Seleksi tahap (3) adalah tes keterampilan menulis berita. Setiap peserta

harus menulis dua jenis berita yaitu straight news dan feature news dalam waktu 30

menit. Seleksi tahap (3) ini pada umumnya menghasilkan 20-30 orang pelamar

yang lolos memasuki seleksi tahap akhir (wawancara).

Seleksi tahap (4) atau seleksi tahap akhir dilakukan dalam suatu wawancara.

Wawancara dilakukan oleh Pemimpin Redaksi, Redaktur Pelaksana dan Manajer

personalia dan Umum. Tahapan wawancara dimaksudkan sebagai langkah yang

cukup penting untuk melihat karakter pribadi calon wartawan. Wawancara

bertujuan mengetahui secara pasti kesiapan calon wartawan dalam melaksanakan

pekerjaan yang dipercayakan kepadanya, memberikan kesempatan bagi calon

wartawan untuk lebih mengenal budaya organisasi dalam perusahaan tersebut.

Budaya organisasi tersebut sesuai dengan pendapat Robbins (1996) yang

59

menjelaskan budaya organisasi sebagai suatu "persepsi bersama yang dianut oleh

anggota-anggota organisasi itu dan menjadi suatu sistem dari makna bersama."

Seleksi tahap akhir ini menghasilkan 15 orang wartawan baru yang akan mengikuti

pelatihan orientasi (orientation training) selama dua minggu. Biasanya selama

orientasi, ada 2-3 orang yang mengundurkan diri karena tidak sesuai dengan

kondisi kerja yang diharapkan.

Pengumuman seleksi mulai dari tahap 1 sampai dengan tahap 4 dilakukan

melalui telepon. Pada kenyataanya, tidak ada arsip tertulis tentang daftar pelamar

yang lolos pada setiap tahapan. Akan tetapi semua lamaran disimpan selama lima

tahun.

Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa tingkat selektifitas calon

wartawan Harian Pagi Radar Bogor relatif cukup tinggi yaitu 15 per 300 pelamar

(1:20). Demikian pula dengan proses seleksi yang relatif cukup ketat (empat tahap),

memungkinkan bahwa wartawan yang diterima memiliki pengetahuan, ketrampilan

dan kemampuan yang relatif tinggi. Sebagai konsekuensi dari hasil seleksi ini,

Harian Pagi Radar Bogor harus siap melakukan pembinaan dan pengembangan

sehingga memenuhi kepuasan kerja wartawan. Pada kenyataanya kepuasan kerja

menyeluruh baru mencapai rata-rata 2,76 (skala 1-4).

Melihat kepuasan kerja wartawan Harian Pagi Radar Bogor yang rata-rata

2,76 perlu dilakukan evaluasi sistem seleksi wartawan. Karena pada dasaranya

sistem seleksi wartawan yang tepat adalah mendapatkan wartawan yang memenuhi

syarat, mempunyai minat yang tinggi dan memiliki kualifikasi sesuai dengan

deskripsi profesi pekerjaan sebagai wartawan. Oleh karena itu, Harian Pagi Radar

Bogor dapat memfokuskan sistem seleksi tes keterampilan menulis berita. Karena

Setiap peserta harus menulis dua jenis berita yaitu straight news dan feature news

serta kemampuan wartawan dalam melakukan peliputan di lapangan. Harian Pagi

Radar Bogor diharapkan dapat merancang kompetensi yang ingin didapatkan dari

peserta. Kompetensi tersebut meliputi kemampuan komunikasi yang baik, daya

tahan terhadap kondisi kerja, komitmen dan tanggung jawab terhadap perusahaan.

Selain itu pada seleksi wawancara pelamar dengan Pemimpin Redaksi dan

manajer personalia teknik wawancara lebih dikembangkan dengan mengumpulkan

empat atau lima calon wartawan sekaligus dalam satu ruangan dan mewawancarai

mereka secara bersamaan. Hal tersebut dianggap efektif karena untuk melihat siapa

60

yang terbaik diantara empat hingga lima kandidat tersebut. Sehingga akan

didapatkan wartawan yang memenuhi kriteria dari perusahaan.

4.5.3 Pelatihan dan Pengembangan

Pelatihan utama yang diikuti wartawan Harian Pagi Radar Bogor adalah

pelatihan yang dilaksanakan terhadap setiap wartawan baru yang lolos seleksi.

Materi pelatihan meliputi keterampilan menulis berita, teknik wawancara terhadap

narasumber dan pelatihan menulis berita. Pelatihan dilaksanakan selama dua

minggu yang terdiri dari dua hari di kantor Harian Pagi Radar Bogor dan 12 hari

sisanya di lapangan. Pemberi materi ceramah direkrut dari dalam Harian Pagi Radar

Bogor sendiri dan dari Jawa Pos Group (Surabaya). Untuk pelatihan di lapangan,

narasumber yang akan diwawancarai ditentukan terlebih dahulu. Dari pelatihan ini

pada kenyataanya 2-3 orang wartawan yang baru diterima mengundurkan diri.

Pengunduran diri ini pada umumnya karena tidak sesuai terhadap kondisi kerja. Hal

ini disebabkan lokasi liputan hingga pelosok-pelosok desa, misalnya kecamatan-

kecamatan yang jauh jaraknya dari kota Bogor seperti kecamatan Jasinga,

Sukamakmur dan Jonggol (40-50 km). Jarak yang jauh ini sering diperparah oleh

kondisi cuaca Bogor yang curah hujannya tinggi.

Menurut Hellriegel, Jackson dan Slocum (2002), meskipun suatu

perusahaan telah menerima karyawan dengan kualifikasi terbaik, pelatihan masih

dibutuhkan untuk meningkatkan kemanfaatannya sesuai budaya organisasi

perusahaan tersebut. Berbagai jenis pelatihan diperlukan tergantung keperluannya,

seperti orientation training, basic skill training, neus technology training dan team

training. Berdasarkan jenis pelatihan ini, pelatihan awal selama dua minggu yang

dilaksanakan di Harian Pagi Radar Bogor menggabungkan orientation training, dan

basic skill training.

Pelatihan lain yang dilakukan Harian Pagi Radar Bogor bersifat (refreshing

training) dilakukan di Jawa Pos, Surabaya. Materi training meliputi teknik

fotografi, penulisan berita, penggunaan bahasa jurnalistik, manajerial/ leadership

(untuk calon Redaktur Pelaksana atau Pemimpin Redaksi) dan teknologi baru

(teknologi informasi). Harian Pagi Radar Bogor setiap tahunnya mengirim 2-3

orang untuk setiap pelatihan. Pelatihan tersebut biasanya dilakukan dua kali dalam

61

setahun dengan peserta wartawan-wartawan dari group Jawa Pos di seluruh

Indonesia.

Pengembangan karir wartawan di Harian Pagi Radar Bogor telah dirancang

dan diterapkan dengan jenjang karir seperti pada Tabel 17

Tabel 17. Jenjang Karir Wartawan Harian Pagi Radar Bogor

No. Tingkatan Lama (Th) Jumlah (orang)

1 Calon Reporter 1-2 tahun 2

2 Wartawan Muda 2-3 tahun 21

3 Wartawan Madya (Red) - 10

4 Wartawan Madya (Redpel) - 1

5 Wartawan Utama (Pemred)) - 1

Sumber: Harian Pagi Radar Bogor, 2011

Ket: CR:Calon Reporter; Red: Redaktur, Redpel:Redaktur Pelaksana; Pemred: Pemimpin

Redaksi

Calon reporter (CR) bekerja 1-2 tahun tergantung prestasinya yang dinilai

oleh Pemimpin Redaksi untuk dapat diangkat menjadi wartawan muda. Wartawan

muda bekerja selama 2-3 tahun tergantung prestasinya, sebelum diangkat menjadi

wartawan madya.

Wartawan madya akan terus memiliki status tersebut jika tidak diangkat

menjadi Redaktur Pelaksana. Apabila jabatan Redaktur Pelaksana kosong karena

yang bersangkutan mengundurkan diri, sakit atau dipindahkan ke harian radar lain

dalam grup Jawa Pos baik sebagai Redaktur Pelaksana, atau Pemimpin Redaksi,

maka diantara wartawan madya memiliki peluang menjadi Redaktur Pelaksana.

Penetapan wartawan madya menjadi Redaktur Pelaksana berdasarkan masa kerja

dan prestasi. Penetapan ini dilakukan oleh Pemimpin Redaksi atas persetujuan

Pelaksana Direktur.

Jenjang karir tertinggi pada Harian Pagi Radar Bogor adalah wartawan

utama, yaitu Pemimpin Redaksi. Dengan demikian wartawan utama, hanya satu

orang. Penggantian Pemimpin Redaksi pada umumnya berasal dari Redaktur

Pelaksana yang ditetapkan oleh Direktur.

Dari uraian di atas terlihat bahwa jenjang karir wartawan madya, praktis

menjadi puncak baru sebagian terbesar wartawan Harian Pagi Radar Bogor karena

62

Redaktur Pelaksana dan Pemimpin Redaksi, masing-masing hanya satu orang. Hal

ini menyebabkan 83 % wartawan Harian Pagi Radar Bogor memiliki masa kerja

lebih kecil atau sama dengan tiga tahun. Hanya 6 orang wartawan (17%) termasuk

Redaktur dan Pemimpin Redaksi yang memiliki masa kerja lebih dari tiga tahun.

Dapat diduga bahwa selama 13 tahun umur Harian Pagi Radar Bogor, banyak

wartawan muda dan atau wartawan madya yang mengundurkan diri dengan alasan

terjadinya stagnasi karir.

4.5.4 Sistem Pengaturan Kerja

Wartawan merupakan orang yang bekerja dan mendapat nafkah sepenuhnya

dari media massa. Oleh karena itu seorang wartawan memiliki tugas dan tanggung

jawab dalam memproses sebuah berita, tugas dan kewajiban wartawan adalah

menyampaikan serta meneruskan informasi atau kebenaran fakta kepada publik

tentang apa saja yang perlu diketahui publik/ masyarakat. Secara umum tugas

wartawan adalah dapat dibagi menjadi empat antara lain : 1) Mencari berita, 2)

Mengolah berita, 3)Menyimpan berita dan 4)Menyampaikan informasi kepada

masyarakat.

Pada bidang jurnalistik karyawan inti (wartawan) tidak memiliki batasan

waktu kerja yang pasti, sangat berbeda dengan jenis pekerjaan di bidang lain yang

sifatnya rutin (monoton) dan memiliki batasan baik dari segi waktu kerja maupun

beban kerjanya. Adanya waktu kerja yang tidak menentu memiliki kelebihan dan

kekurangan sendiri dalam suatu pekerjaan. Kelebihan yang didapat dari cara kerja

yang fleksibel adalah wartawan dapat mencari berita dengan komprehensif

sehingga informasi yang diperoleh dapat dipercaya. Kekurangan yang didapat

adalah tidak adanya waktu kerja yang pasti akan menyebabkan wartawan

mengalami kesulitan dalam pengaturan waktu dapat mengakibatkan kerugian tidak

hanya bagi perusahaan tetapi juga bagi wartawan itu sendiri.

Melihat cara kerja wartawan yang tak kenal waktu maka dibutuhkan

kemampuan manajemen waktu yang baik untuk dapat meningkatkan hasil kerjanya

(Stanley, 2008). Wartawan yang tidak memiliki kemampuan manajemen waktu

yang baik, akan memiliki hambatan dalam menjalankan setiap pekerjaan yang

dilakukannya sehingga produktivitasnya menurun.

63

Disamping dari sisi wartawan, pengaturan kerja perusahaan media massa

juga berpengaruh pada tingkat produktivitas wartawan. Apabila pekerjaan tidak

diatur dengan baik akan menyebabkan pekerjaan tersebut terbengkalai yang

akhirnya akan menimbulkan kerugian bagi perusahaan. Harian Pagi Radar Bogor

melakukan pekerjaaan kerjanya berdasarkan pengaturan kerja sesuai dengan

struktur sebagai berikut :

1. Penentuan rubrik liputan

2. Penentuan lokasi liputan

3. Penentuan jumlah berita

4. Penentuan deadline berita

Pengaturan kerja ini dilakukan agar para wartawan dapat mengatur waktu

kerjanya dan menghasilkan berita yang cermat dan akurat. Penulisan berita harus

lengkap dan utuh sehingga dapat mengungkapkan fakta dan informasi dengan

benar. Berita yang ditulis berdasarkan waktu peristiwa agar urutannya jelas dan

rasional. Penulisan berita juga mempertimbangkan daya tarik berita tersebut, serta

berimbang tidak ada keberpihakan.

Calon wartawan yang diterima bekerja di Harian Pagi Radar Bogor setelah

mengikuti masa training dua minggu akan diangkat menjadi wartawan kontrak

(honorer) dengan status sebagai calon reporter (CR) termasuk dalam hasil

tulisannya yang telah dimuat di koran menggunakan kode CR, belum menggunakan

kode nama wartawan yang bersangkutan. Wartawan kontrak ini akan ditentukan

wilayah/ lokasi peliputan dan rubrik/ desk halamannya.

Wartawan dalam melakukan peliputan di lapangan diwajibkan menyerahkan

minimal lima berita setiap harinya ke redaktur halaman yang untuk selanjutnya

akan diseleksi dan dilakukan pengeditan oleh redaktur. Rata-rata dari lima berita

yang dihasilkan wartawan akan naik cetak 3-4 berita. Hal ini dinilai dari bobot

berita, dampak dan seberapa penting untuk diketahui masyarakat.

Wartawan Harian Pagi Radar Bogor dalam bekerja wajib mematuhi waktu

deadline berita yang sudah ditentukan yaitu jam 21.00 setiap hari, kecuali untuk

halaman satu deadline sampai jam 24.00. Wartawan setelah melakukan liputan di

lapangan melakukan rapat redaksi setiap jam 16.00 yang dipimpin oleh Koordinator

Liputan atau Redaktur Pelaksana. Materi dalam rapat tersebut meliputi listing berita

64

selama 24 jam, pengembangan isu, kejadian seputar Bogor dan folow up berita

aktual. Rapat ini wajib diikuti seluruh wartawan dan redaktur.

Struktur organisasi dari Harian Pagi Radar Bogor untuk pengaturan kerja

wartawan dapat dilihat pada Gambar 6.

Gambar 6. Struktur Organisasi Redaksi Harian Pagi Radar Bogor Sumber: Harian pagi Radar Bogor, 2011

Berdasarkan struktur di atas setiap jabatan memiliki tanggung jawabnya

masing–masing. Setiap bagian memiliki fungsi dan tugas masing-masing sehingga

tidak terjadi tumpang tindih dalam pekerjaannya.

Pemimpin redaksi adalah kepala atau pimpinan dalam sebuah redaksi,

fungsinya adalah untuk mengatur dan mengawasi setiap pekerjaan dari bagian-

bagian dibawahnya. Pemimpin redaksi bertanggung jawab terhadap setiap

pemberitaan yang dimuat atau dipublikasikan.

Redaktur pelaksana adalah bagian yang menjalankan setiap tugas yang

diberikan oleh pemimpin redaksi. Redaktur pelaksana adalah bagian yang

melaksanakan setiap kebijakan yang dibuat dan pelaksana kebijakan khusus yang

diberikan pemimpin redaksi.

Redaktur adalah orang yang bertanggung jawab terhadap isi halaman dari

sebuah media cetak, melakukan editing dan penyuntingan berita dari wartawan.

Redaktur bertanggung jawab setiap halaman atau rubrik yang menjadi

wewenangnya.

Pemimpin Redaksi

Redaktur

Redaktur

Pelaksana

Sekretaris

Redaksi

Koordinator Liputan

Reporter (Wartawan) dan

Calon Reporter (Calon Wartawan)

65

Koordinator liputan memiliki posisi yang sejajar dengan redaktur.

Koordinator Liputan secara langsung berhubungan dengan apa dan bagaimana

seorang wartawan mendapatkan berita. Bagian inilah yang menentukan tugas

peliputan bagi setiap wartawan dan menentukan isu apa yang menarik untuk

diangkat dan dimasukan dalam headline di halaman depan sebuah koran.

Wartawan adalah bagian terpenting dari sebuah media massa, khususnya

media cetak. Wartawan adalah ujung tombak dari sebuah pemberitaan di media,

tugasnya tidak hanya meliput sebuah berita dan mengejar sebuah peristiwa, tapi

harus bisa memahami apa isi dari berita yang mereka liput, serta harus menentukan

bagaimana berita tersebut disampaikan dan sudut pandang mana yang akan

diangkat dalam pemberitaan tersebut. Selain itu wartawan juga harus memiliki

kemampuan untuk bisa menarik isu yang sedang hangat di masyarakat, meskipun

sebelumnya seorang wartawan sudah mendapat instruksi dari koordinator liputan

tetapi di lapangan wartawan dituntut untuk kreatif melihat kondisi dan keadaan

daerah yang menjadi wilayah liputan mereka.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pengaturan kerja wartawan di

Harian Pagi Radar Bogor telah sesuai dengan UU No. 40/ 1999 pasal 15 yang

menjelaskan bahwa pengaturan kerja di media merupakan bentuk pernyataan yang

menggambarkan proses kerja pada setiap elemen kompetensi. Elemen kompetensi

tersebut disertai dengan kriteria pengaturan kerja harus mencerminkan aktivitas

aspek pengetahuan, keterampilan, dan sikap kerja.

Uraian pekerjaan yang dilakukan di Harian Pagi Radar Bogor sesuai dengan

pendapat (Mangkuprawira, 2004) yang menjelaskan bahwa uraian pekerjaan

menggambarkan tugas-tugas, tanggung jawab, syarat-syarat kerja dan kegiatan

pekerjaan utama sedangkan spesifikasi pekerjaan menggambarkan kualifikasi

karyawan, seperti pengalaman, pengetahuan, keahlian atau kemampuan yang

disyaratkan untuk melaksanakan pekerjaan.

4.5.5 Sistem Kompensasi

Tingkatan gaji dan kompensasi lain, wartawan Harian Pagi Radar Bogor

dapat dilihat pada Tabel 18.

66

Tabel 18. Tingkatan Gaji dan Kompensasi Lain Wartawan Harian Pagi Radar

Bogor (dalam ribuan rupiah)

Tingkatan

Jabatan

Gaji Pokok

(perbulan)

Tunjangan

Prestasi

(perbulan)

Uang

Makan

(perbulan)

Asuransi

Jamsostek

Uang

Dinas *)

Wartawan

Kontrak 700-900 - 330 √ *)

Wartawan 1100-1700 350-400 330 √

Redaktur 1700-2000 400-600 330 √

Sumber: Harian pagi Radar Bogor, 2011

*) Rp. 20 000/ hari dengan radius minimal 20 km dari kantor berlaku untuk semua

tingkatan jabatan.

Dari Tabel 18 terlihat bahwa untuk wartawan kontrak (Calon Reporter-CR),

jumlah penerimaan sebulan termasuk uang makan (diluar asuransi dan uang dinas)

mencapai Rp. 1 030 000 - Rp. 1 230 000 jumlah ini sudah berada di atas Upah Mi-

nimum Kota (UMK) yang nilai Rp. 1 100 000/ bulan. Adapun penerimaan seorang

Redaktur, yang merupakan karir tertinggi wartawan Harian Pagi Radar Bogor (di

luar Redaktur Pelaksana dan Pemimpin Redaksi) maksimum Rp. 2 930 000/ bulan.

Angka ini relatif kecil untuk seorang sarjana yang telah memiliki masa kerja sama

atau dengan tiga tahun. Apabila tidak ada tambahan lain, mungkin kondisi ini dapat

memicu sorang wartawan dengan masa kerja tiga tahun atau lebih berpaling ke

pekerjaan di perusahaan lain yang lebih menjanjikan. Kondisi gaji dan kompensasi

lain ini, juga yang mungkin menyebabkan tingkat kepuasan kerja finansial pada

uraian sebelumnya relatif rendah, yaitu 2.58 (skala 1-4).

Beberapa bentuk kompensasi lain yang diterima wartawan Harian Pagi

Radar Bogor antara lain seperti tunjangan kelahiran anak (semua tingkatan), mobil

dinas (Pemimpin Redaksi dan Manajer lainnya), bonus setiap tahun (bervariasi

tergantung tingkatan jabatan). Selain itu, sejak dua tahun terakhir dan reward yang

diberikan kepada wartawan yang berprestasi tinggi. Reward tersebut berupa wisata

ke luar negeri (China, Thailand, Singapura dan Kuala Lumpur). Harian Pagi Radar

Bogor membuat sistem rangking wartawannya berdasarkan bobot berita. Sampai

saat ini telah ada delapan wartawan yang memperoleh reward bentuk wisata ini.

Kompensasi non keuangan lainnya yang didukung (didanai) oleh Harian Pagi Radar

Bogor antara lain family gathering (setahun sekali) dan olahraga (tentative).

67

Menurut Hellriegel, Jackson dan Slocum (2002), kompensasi terdiri atas

kompensasi keuangan dan non keuangan (keselamatan karyawan, status

persahabatan, pengaturan kerja yang fleksibel, pengakuan dan peluang

pengembangan). Kompensasi keuangan terdiri atas keuangan tidak langsung

(asuransi, liburan, biaya pendidikan, perhatian terhadap keluarga, program

kesehatan). Dan keuangan langsung (gaji, honor lembur/ kerja khusus, bonus dan

insentif, pembayaran berdasarkan keahlian).

Pada Tabel 19 terlihat perbandingan antara penerapan di Harian Pagi Radar

Bogoir dengan penyataan Hellriegel et al tersebut.

Tabel 19. Penerapan Sistem Kompensasi Harian Pagi Radar Bogor dibandingkan

Pernyataan Hellriegel et al (2002)

Bentuk Kompensasi Menurut

Hellriegel et al

Penerapan Pada

Radar Bogor Bentuk Penerapan

Kompensasi keuangan

1. Tidak langsung

Asuransi v Asuransi Jamsostek

Liburan v Yang berprestasi ke LN

Biaya Pendidikan - -

Perhatian Thd Keluarga v Tunjangan Kelahiran

Program Kesehatan - -

2. Langsung

Gaji v Gaji Pokok

Honor lembur v Liputan> 20 km

Bonus dan Insentif v setiap awal tahun

Pembayaran berdasar Tunjangan Prestasi

Ketrampilan v sesuai Bobot Berita

Kompensasi non keuangan

Keselamatan v Asuransi Jmasostek

Status v Jenjang Karir

Persahabatan v Family gathering, olahraga

Pengaturan kerja

Fleksibel v -

Pengakuan v Penempatan Peringkat

Wartawan di papan

Pengumuman

Peluang Pengembangan v Jenjang karir

68

Dari Tabel 19 di atas terlihat bahwa meskipun Harian Pagi Radar Bogor

merupakan usaha relatif kecil (jumlah karyawan 130 orang) bentuk-bentuk

kompensasi yang diberikan relatif lengkap. Akan tetapi total penerimaan take home

pay wartawan di masa mendatang perlu ditingkatkan secara bertahap.