Post on 19-Feb-2016
description
BAB IV
ANALISIS DAN SINTESIS
4.1 Potensi Chrysin dalam Madu sebagai Antioksidan dalam Mencegah Penyakit
Kanker Prostat
Antioksidan adalah suatu zat yang memiliki kemampuan untuk mencegah terjadinya oksidasi
oleh oksigen dan dapat berikatan dengan radikal bebas. Radikal bebas merupakan kelompok
atom yang bersifat tidak stabil sehingga dapat berpindah-pindah dan berikatan dengan
senyawa lain. Antioksidan terdapat di alam maupun pada zat aditif makanan. Madu adalah
sebuah produk rumah tangga yang sering digunakan sebagai obat tradisional yang memiliki
sifat antioksidan. Beberapa kandungan kecil dari madu dipercaya mempunyai antioksidan,
termasuk flavonoid dan asam fenol, enzim tertentu seperti glucose oxidase, katalase, asam
askorbat, asam amino, dan protein. Oleh karena itu, tidak menutup kemungkinan sifat anti-
tumor berhubungan dengan polyphenol.
Polyphenol adalah kumpulan senyawa yang penting terdapat pada tumbuhan dan setidaknya
terdiri dari 8.000 struktur yang berbeda. Mereka juga diproduksi oleh tumbuhan sebagai
metabolit sekunder dan ditemukan dalam madu. Polyphenol dapat dibagi menjadi 10
berdasarkan strukturnya : simple phenols, phenolic acids, coumarins, isocoumarins,
naphthoquinones, xanthones, stilbenes, anthaquinones, flavonoids, dan lignins.
Flavonoid merupakan bagian yang terpenting dari polyphenol yang terdiri dari 5.000
kandungan yang telah ditemukan. Flavonoid adalah antioksidan alami yang menunjukkan
berbagai efek biologis, termasuk antibakteri, anti-inflamasi, antialergi, antitrombosis, dan
vasodilatasi. Chrysin (5,7-dihydroxyflavone) adalah flavon alami dan biologis aktif yang
diekstrak dari madu, tanaman, dan propolis serta memiliki sifat anti-inflamasi dan
antioksidan yang kuat dan meningkatkan kematian sel dengan cara mengganggu siklus sel.
(http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3129972/ diakses 19/07/15 8:39:00 am)
4.2 Potensi Chrysin sebagai Suppressor Ekspresi HIF-1 α pada Sel Tumor In Vitro dan
Inhibitor Tumor-cell Induced Angiogenesis In Vivo dalam Mencegah/Mengobati
Penyakit Kanker Prostat
Chrysin menghambat ekspresi insulin-induced HIF-1α dengan cara mengurangi stabilitas.
Chrysin meningkatkan ubiquitination, dan degradasi HIF-1α dengan meningkatkan
hidroksilasi prolyl nya. Selain itu, chrysin mengganggu interaksi antara HIF-1α dan heat
shock protein 90. Chrysin juga ditemukan untuk menghambat ekspresi HIF-1α melalui AKT
signaling. Penghambatan HIF-1α oleh chrysin mengakibatkan penggagalan ekspresi faktor
pertumbuhan endotel vaskular. Dalam suatu penelitian, menunjukkan bahwa chrysin
menghambat DU145 xenograft-induced angiogenesis pada tikus telanjang. Hasil ini
menunjukkan bahwa chrysin adalah inhibitor poten pada HIF-1α dan memberikan gambaran
baru ke dalam mekanisme chrysin melawan kanker.
(http://mct.aacrjournals.org/content/6/1/220.long diakses 19/07/15 11:17:00 am)
4.3 Potensi Chrysin sebagai Pengendali Gen Inflamatori pada Sel Tumor
Chrysin adalah flavonoid yang berpotensi merangsang p38, dan aktivasi NF-kB/p65 dalam
HeLa cells. HeLa cells diperlakukan selama 24 jam dengan 30µm Chrysin (5,7-
dihydroxyflavone) dilarutkan dalam DMSO atau N-acetyl cysteine (NAC), suatu inhibitor
p65. Chrysin merangsang sinyal yang signifikan untuk NF-kB versus control oleh EMSA,
yang telah diturunkan secara signifikan oleh SB203580, sebuah inhibitor spesifik dari p38 α
dan β, atau oleh NAC pre-treatment yang dapat dijadikan sebagai tambahan terapeutik untuk
mengendalikan ekspresi gen inflamatori pada sel tumor
(http://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S0167488908001250?via%3Dihub
12:44:00 pm 19/07/15)