Post on 28-Dec-2020
BAB III
PERANCANGAN SISTEM
Langkah awal mencari gambaran umum rancangan animasi
yang akan dibuat, dan mengambar alurnya dalam storyboard,
selanjutnya dipindahkan dalam bentuk grafis yang baik dengan
software pendukung hingga menjadi sebuah animasi iklan
layanan masyarakat yang baik, software yang dibutuhkan antara
lain ;
3.1 Software Perancangan
a. Corel Draw X4
Digunakan untuk membuat bentuk, animasi berupa
karakter, vector ataupun grafis yang berhubungan
dengan design. Karena dalam hal ini ketentuan yang
mengharuskan penulis membuat hasil karya dengan
ciptaan sendiri, maka segala bentuk vector, karakter, dan
grafis dikerjakan oleh penulis sesuai dengan kemampuan.
b. Corel Photo Paint
Digunakan untuk editing vector maupun
memadukapadankan warna.
c. Adobe Flash CS4 Profesional
Digunakan untuk mengatur berjalannya animasi
frame per frame sesuai dengan timing dan komposisi
yang tepat.
d. Adobe Audition
Digunakan untuk mengolah, edit , dan merekam
suara (voice over), ataupun backsound yang dibuat
sendiri oleh penulis.
3.2 Storyboard
Storyboard sendiri digunakan penulis untuk
merancang gambaran alur cerita dalam bentuk gambar
sederhana guna membatasi pengerjaan agar sesai dengan
sudut pandang sebelum menuangkan bentuk gambaran
tangan kedalam bentuk grafis.
3.3 Implementasi
Tahapan pengambaran objek dari storyboard
kedalam bentuk grafis yang lebih baik, dibantu dengan
Software Corel Draw X4, gambar 3.3.1 adalah tampilan
Software Corel Draw X4. Sebelum pembuatan bentuk objek
dimulai, Penulis menjelaskan fungsi dan kegunaan tools
yang ada di Software Corel Draw X4.
a) Penggunan Software Corel Draw.
Gambar 3.3.1 Tampilan awal Softaware CorelDraw.
Dengan tampilan yang sederhana dan mudah
dimengerti penulis memilih software ini untuk membantu
dalam tugas perancangan grafis secara keseluruhan.Seri X4
ini penulis nilai cukup lengkap, hadir dengan tool yang
sangat memadai diharapkan penulis dapat menghadirkan
bentuk grafis yang baik, sesuai dengan kemampuan dari
penulis sendiri, tingkat kreatifitas user akan diuji ketika
mengunakan software ini.
Berikut adalah penjelasan tools dan fungsinya.
Warna box Nama Kegunaanya
Merah Menu Bar Barisan menu yang menampilkan
perintah – perintah untuk mengatur dan
mengolah objek.
Kuning Toolbar Barisan berisi tombol untuk menjalankan
perintah, dan mengolah objek lebih
lanjut.
Hijau Ruler Penggaris untuk mengukur lebar panjang
objek.
Biru Toolbox Kumpulan tombol untuk membuat dan
modifikasi objek
Ungu Document
Navigator
Informasi/petunjuk halaman kerja yang
sedang aktif
Merahmuda Docker Berisi perangkat tool khusus atau untuk
menjalankan pengaturan.
Orange Color Pallete Palet warna
Hitam DrawingBoard Sebagai kanvas untuk menggambar
sebuah bentuk grafis.
Gambar 3.3.2 Pembuatan bentuk grafis .(frame pertama)
Frame pertama (gambar 3.3.2) hadir dengan gambaran
tema yang childish, dengan awan – awan, dan bentuk grafis yang
lucu ini, diharapkan dapat menumbuhkan minat penonton
terutama anak – anak untuk meyaksikannya.
Gambar 3.3.3 Pembuatan bentuk grafis .(frame kedua)
Tidak berbeda jauh dengan frame pertama, terdapat
penambahan tema dengan pengimajinasian penulis tentang
suasana daerah perkotaan. Daerah perkotaan sendiri identik
dengan gedung – gedung tinggi, serta kurangnya pepohonan
disekitar semakin menambah gambaran dari hiruk pikuknya
perkotaan itu sendiri.
Gambar 3.3.4 Pembuatan bentuk grafis .(frame ketiga)
Berbeda dengan frame sebelumnya, frame ketiga ini
(Gambar 3.3.4) adalah gambaran dari kondisi di desa yang
dulunya sejuk dan asri, kini terkontaminasi oleh perilaku
buruk orang – orang di perkotaan. Dibantu dengan objek
pendukung berupa pepohonan dan tumbuhan semakin
meperjelas gambaran pedesaan yang ingin penulis hadirkan.
Gambar 3.3.5 Pembuatan bentuk grafis .(frame keempat)
Masih hadir dengan tema yang lucu dan childish,
frame keempat (gambar 3.3.5) digambarkan penulis dengan
konsep texting, penulis berusaha menjelasan jumlah
presentasi sampah yang dihasilkan setiap harinya dikota –
kota besar yang sangat menyedihkan jumahnya, dibantu
dengan objek pendukung berupa sampah dan tong sampah,
diharapkan nantinya animasi ini dapat mewakili narasi
secara bentuk grafis.
Gambar 3.3.6 Pembuatan bentuk grafis .(frame kelima)
Hampir memiliki persamaan dengan frame
sebelumnya, frame kelima (Gambar 3.3.6) hadir dengan
tema grafis. Pada frame ini penulis berusaha menjelaskan
bahaya yang timbul jika sampah yang dibuang tidak dipilah
terlebih dahulu, penjelasan presentase kandungan sampah
ini dipercantik dengan animasi berbentuk bulatan yang lucu
serta tumpukan yang membuat animasi tampak lebih hidup.
Gambar 3.3.7 Pembuatan bentuk grafis .(frame keenam)
Pembuatan grafis (Gambar 3.3.7) selanjutanya
adalah mengangkat tema yang berhubungan dengan Tempat
Akhir Pembuangan Sampah.Penulis berusaha menampilkan
kondisi keadaan Tempat Akhir Pembuangan Sampah jika
tidak digunakan dan dirawat dengan baik, penumpukan
yang terjadi akan berdampak vital terhadap lingkungan
disekitar TPS, dibantu dengan narasi semakin memperjelas
keadaan grafis yang digambarkan.
Gambar 3.3.8 Pembuatan bentuk grafis .(frame ketujuh)
Gambar 3.3.9 Pembuatan bentuk grafis .(frame kedelapan)
Frame ketujuh dan kedelapan hadir dengan konsep
sederhana, degan kombinasi 2 warna orange dan putih
(Gambar 3.3.8, dan 3.3.9) penulis mencoba mneghadirkan
penekanan dari narasi dengan media grafis, “Bagaimana
Solusinya” adalah kata – kata yang dijadikan jembatan
untuk menuju frame – frame selanjutnya, dimana
penangulangan dan cara meminimalisir dampak sampah
terhadap lingkungan akan dibahas.
Gambar 3.3.10 Pembuatan bentuk grafis .(frame kesembilan)
Pada frame kesembilan, penangulangan sampah
akan dibahas dengan konsep sederhana, dengan
mengumpulkan orang – orang (masyarakat) dalam satu
meja, memperjelas metode penanggulangan yang pertama,
yaitu “mendiskusikan dengan masyarakat cara
penangulangan sampah di lingkungan sekitar”, dengan latar
belakang warna objek yang dominan hijau, diharapkan
penikmat dapat mengerti pesan yang disampaikan.
Gambar 3.3.11 Pembuatan bentuk grafis .(frame kesepuluh)
Sama dengan frame sebelumnya, pada frame
kesepuluh (Gambar 3.3.11) menampilkan cara
penanggulangan sampah yaitu dengan melakukan gerakan
punggut sampah, terdapat satu objek orang yang berperan
utama dalam frame ini, digambarkan objek orang sedang
memunggut sampah yang berserakan.
Gambar 3.3.12 Pembuatan bentuk grafis .(frame kesebelas)
Pada frame kesebelas penulis berusaha menampilkan pesan
moral yaitu, penonton diajak untuk memilah sampah berdasarkan
jenisnya, dibantu dengan media grafis, penulis menghadirkan animasi
yang interaktif , termasuk adanya objek tong sampah, beserta
pengelompokan sampah, mulai dari sampah plastik, kertas, kaca, dan
besi.Didukung dengan effect montion, animasi ini diharapkan membuat
para penonton tidak bosan.
Gambar 3.3.13 Pembuatan bentuk grafis .(frame keduabelas)
Masih dalam pembahasan penanggulangan sampah,
frame kesebelas (Gambar 3.3.13) menampilkan cara
meminimalisir penumpukan sampah dengan cara
mengolahnya menjadi barang yang lebih berguna, tanpa
disadari sampah pun dapat dijadikan penghasilan, tentunya
memalalui proses dan tahapan.
Gambar 3.3.14 Pembuatan bentuk grafis .(frame ketigabelas)
Pada tahapan ini dijadikan penutupan dalam cara
penanggulangan sampah, penulis mengajak para penonton
untuk melakukan kegiatan pungut sampah secara
berkelompok agar lebih efisien, dengan latar background
sederhana, dan menapilkan tiga orang objek orang, dirasa
cukup mewakili narasi dalam bentuk grafis (Gambar 3.3.14).
Gambar 3.3.15 Pembuatan bentuk grafis .(frame keempatbelas)
Dalam pembahasan frame ke empatbelas ini, penulis
mencoba menumbuhkan hasrat penonton untuk bangga
dengan kegiatan positif yang dilakukan, salah satunya
adalah selfie, pada era saat ini selfie menjadi bagian dari
masyarakat, bukan hanya sekedar untuk bergaya, namun
penulis ingin mengajak bahwa tindakan positif patut
didokumentasikan agar yang melihat dapat ikut tertarik
dengan kegiatan positif yang dilakukan. Dengan
menghadirkan objek orang setengah badan, dua orang
berekspresi saat kegiatan pungut sampah, dan satu orang
membawa handphone, digambarkan objek orang ini
melakukan selfie. Penegasan keadaan ini dibantu dengan
blitz, yang menunjukan bahwa ketiga objek orang sedang
melakukan selfie.
Gambar 3.3.16 Pembuatan bentuk grafis .(frame kelimabelas)
Pada frame ke limabelas, penulis menghadirkan
bentuk grafis yang lucu, yaitu dengan sebuah tangan yang
sedang memegang sebuah handphone, terlihat pula didalam
layar handphone, foto dari tiga objek orang diunggah
kedalam jejaring sosial.
Gambar 3.3.17 Pembuatan bentuk grafis .(frame keenambelas)
Sebagai penutup frame akhir didesign dengan menampilkan pesan
moral yang menjadi penekanan perancangan animasi ini, dengan
mengabungkan ketiga objek orang, dengan objek tong sampah, serta teks
perduli lingkungan (Gambar 3.3.17), diharapkan animasi ini dapat mewakili
pesan moral yang ingin disampaikan penulis, tidak dikhususkan bagi anak –
anak namun dapat dinikmati dan dipahami oleh segala usia tanpa batasan.
Gambar 3.3.18 Pengelompokan karakter, background, dan objek lain dan
disimpan dengan format Adobe Illustrator.
Setelah terselesainya perancangan grafis, penulis
melakukan tahapan penyimpanan, dengan format Adobe
Illustrator (Gambar 3.3.18), penulis menuntaskan
perancangan grafis yang nantinya akan dipindahkan dan
disusun menjadi animasi berjalan.
b) Pengunaan Software Adobe Audition
Adalah multitrack digital audio recording, editor
dan mixer yang udah digunakan dan memiliki berbagai
fasilitas pengolahan suara. Dengan Adobe udition Anda
dapat merekam suara, memperbaiki kualitas suara,
menambahkan berbagai efek suara, dan menggabungkan
dengan berbagai track suara menjadi satu track, dan
menyimpannya dalam berbagai format. Adobe Audition
banyak digunakan oleh musician recording master, demo
cd, produser atau programing stasiun radio. Secara umum
Adobe Audition memiliki dua lingkungan yaitu Edit View
and Multitrack View. Edit View sesuai namanya ditujukan
terutama untuk menangani editing satu waveform saja pada
satu saat. Sementara Multitrack View dapat menangani
beberapa waveform sekaligus pada beberapa track. Anda
dapat menggunakan kedua lingkungan ini secara bergantian
pada tampilan terpisah. Gambar 3.3.19 merupakan tampilan
awal Adobe Audition.
Gambar 3.3.19 Tampilan awal Software Adobe Audition.
Dengaan tampilan yang sederhana, diharapkan
penulis dapat menggunakan software ini, meskipun dengan
dibantu oleh rekan, sedikit banyak penulis belajar
menggunakan software adobe audition, dan mengerti cara
penggunaan tools yang disediakan. Untuk proses perekaman
dan pemberian effect penulis menggunakan tampilan edit
view.
Berikut adalah penjelasan tools dan fungsinya.
Warna box Nama Kegunaanya
Merah Menu Bar Barisan menu yang menampilkan
perintah – perintah untuk mengatur dan
mengolah suara.
Kuning Toolbar Barisan berisi tombol untuk menjalankan
perintah, dan mengolah suara
Biru Organizer Pengelompokan daftar file, dan efek
suara.
Hijau Transport
control
Didalamnya terdapat banyak perintah
aantarmuka yang hubungannya dengan
pemakai, contohnya; play, loop, forward,
rewaind, pause, stop, record, dll.
Orange Level Meter Indikator input, dan output dari suara atau
file.
Ungu EditViewBox Media anatrmuka unutk mengolah bentuk
file atau suara dalam bentuk grafik.
Gambar 3.3.20 Proses perekaman suara, dan editing backsound dibantu
dengan Software Adobe Audition 1.5
Dapat dilihat dari gambar 3.3.20, tampilan edit
view berbeda dengan multitrack view, penulis menuju
halaman multitrack view untuk mengabungkan suara yang
telah direkam dengan backsound. Penggunaan yang
simple sangat memudahkan penulis dalam menyelesaikan
tahapan ini.
Pengaturan dan pembentukan animasi agar sesuai
dengan timing dan penempatan framenya, dibantu dengan
Software Software Adobe Flash CS4, berikut penjelasan
langkah – langkah pengerjaannya.
Gambar 3.2.21 Tampilan awal dan pemilihan Action Script animasi.
Gambar 3.2.21 merupakan tampilan awal dari
Software Adobe Flash CS4. Pilih salah satu action script
yang tersedia di tampilan pertama.
Gambar 3.2.22. Pengambilan file dot Ai kedalam library.
Dilanjutakan dengan gambar 3.2.22, bentuk grafis
dan objek yang sudah disave dalam format dot AI,
diimport kedalam library.
Gambar 3.2.23. Penggabungan dan pengolahan frame per frame
Dijelaskan pada gambar 3.2.23 diatas penulis
melakukan tahap penggabungan dan pengolahan frame
per frame, sesuai timing, dengan menambah layer, dan
memberikan perintah montion agar animasi berjalan
dengan baik.
Gambar 3.2.24. Tahap akhir, file diexport kedalam format dot SWF
Setelah animasi berjalan dengan baik, sesuai
dengan timingnya (Gambar 3.2.21), maka tahapan
pembuatan animasi berakhir disini, agar animasi dapat
dinikmati dan dapat dilihat, maka keseluruhan file
disimpan dengan cara memilih menu file – export – export
movie, format yang penulis pilih adalah dot SWF (Gambar
3.2.24)