Post on 11-Mar-2021
23
BAB III
PEMBAHASAN
3.1. Tinjauan Umum KSP Usaha Mandiri
3.1.1. Sejarah Dan Perkembangan KSP Usaha Mandiri
Koperasi Simpan Pinjam (KSP) Usaha Mandiri didirikan oleh
Bpk.Khayub Muhammad Lutfi bersama 21 anggota pendiri yang lain di kebumen
pada tanggal 18 Juni 2011. Koperasi ini disahkan oleh Kementrian Negara
Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia melalui Keputusan
Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Nomor
518.08/96/BH/XIV.12/VIII/2012 tanggal 1 agustus 2011, sebagai koperasi primer
tingkat kabupaten. Walaupun koperasi ini masih berusia muda, tetapi bagi
Bpk.Khayub Muhammad Lutfi beserta ibu Rhani Rosika Okta,ST,MM selaku
pengelola lembaga keuangan mikro bukan merupakan hal yang baru. Dilandasi
pengalaman serta keinginan untuk mengembangkan usaha di bidang keuangan
mikro yang lebih modern dan lebih professional dengan jaringan yang lebih luas,
maka didirikanlah koperasi usaha mandiri.
Dasar pendirian koperasi simpan pinjam karena koperasi sebagai wadah
ekonomi rakyat sampai sekarang masih dapat bertahan bahkan jumlah koperasi
terus mengalami peningkatan. Gerakan koperasi sebagai pelaku bisnis lebih lentur
dan tahan uji terhadap dampak yang diakibatkan krisis ekonomi global serta
mampu bersaing dengan bidang usaha lainnya.
Koperasi Simpan Pinjam Usaha Mandiri bisa kuat karena dukungan penuh
anggota dan jalinan kerjasama yang mempunyai satu visi ingin menjadikan
24
koperasi simpan pinjam yang sehat, terdepan, dan berkualitas dalam pelayanan
usaha mikro dan kecil sehingga menjadi koperasi yang terpercaya, dan berdaya
saing dan didukung pengelola yang amanah dengan mengedepankan prinsip-
prinsip koperasi secara professional. KSP Usaha Mandiri telah mendapat
kepercayaan dari anggota dan calon anggota, sehingga menjadi pijakan awal
menuju sukses yang ingin diraih bersama anggota yaitu sejahtera bersama.
Kepercayaan inilah yang menjadi modal utama, yang membuat KSP Usaha
Mandiri akan tumbuh secara signifikan baik di bidang usaha, jaringan maupun
kelembagaan serta dapat lebih berperan dalam tumbuh kembangnya UMKM di
Indonesia. Dengan didukung sumber daya manusia yang berpengalaman di
koperasi simpan pinjam dan lembaga keuangan sektor mikro lainnya, KSP Usaha
Mandiri menjalankan kinerja organisasi dan manajemen secara professional,
struktur pengendalian internal, fungsi internal kontrol yang dilakukan pengurus,
pengawas terhadap manajer, manajer kepada karyawan dan cukup aktifnya
anggota memberikan saran bagi kemajuan koperasi.
Visi Dan Misi KSP Usaha Mandiri
Visi
Menjadi koperasi simpan pinjam terbaik, berkualitas dan terpercaya dalam
pelayanan dan kinerja.
Misi
1. Memberikan pelayanan yang melampaui harapan anggota dan calon anggota.
2. Mengembangkan sumber daya manusia yang profesional dan menciptakan
kebanggaan karyawan sebagai tempat berkarya dan berprestasi.
3. Menjaga tingkat kesehatan koperasi dengan sehat setiap tahunnya.
25
4. Memperluas hubungan kemitraan antar koperasi dan usaha lain.
5. Memberikan manfaat yang optimal dan berkesinambungan kepada anggota
selaku pemilik, pengelola dan karyawan, serta masyarakat.
3.1.2. Struktur Dan Tata Kerja KSP Usaha Mandiri
Struktur organisasi dalam suatu badan usaha atau suatu perusahaan dapat
dianggap sebagai kerangka dasar menyeluruh yang mempersatukan fungsi-fungsi
sesuatu dalam perusahaan dan dapat menetapkan hubungan antara personil yang
melaksanakan masing-masing fungsinya. Istilah organisasi dan struktur organisasi
sering digunakan secara bergantian karena organisasi merupakan proses berjalan
secara dinamis. Maka dasar penyusunan organisasi harus dipertimbangkan bahwa
organisasi fleksibel dalam memungkinkan adanya penyesuaian-penyesuaian tanpa
harus mengadakan perubahan total. Penyusunan organisasi harus dapat
menunjukkan garis-garis wewenang dan tanggung jawab yang jelas, dalam arti
jangan sampai terjadi adanya campur tangan atau saling menutupi dari masing-
masing bagian.
Berikut ini merupakan struktur organisasi pada Koperasi Simpan Pinjam
(KSP) Usaha Mandiri
26
Sumber:Www.Koperasiusahamandiri.com
Gambar III.1.Struktur Organisasi
KSP Usaha Mandiri
Tata Kerja Koperasi Simpan Pinjam Usaha Mandiri
Koperasi dipimpin oleh seorang ketua, dimana ketua koperasi ini dibawah
pengurus dan pengawas. Berikut uraian tata kerja pada koperasi simpan pinjam
usaha mandiri adalah sebagai berikut:
1. Rapat Anggota
Rapat Anggota
Dewan Pengurus
Ketua
Sekretaris
Bendahara
Badan Pengawas
Manager Cabang
Wakil Manager
Cabang
Divisi
Administrasi Divisi Keuangan Divisi Marketing
27
Sebagai pemegang kekuasaan tertinggi dalam koperasi, yang membicarakan
rencana strategis koperasi dalam kepengurusan berikutnya. Hal-hal yang
dibicarakan adalah sebagai berikut:
a. Menetapkan anggaran dasar dan anggaran rumah tangga dalam koperasi.
b. Menetapkan kebijakan dalam koperasi.
c. Memilih, mengangkat, dan memberhentikan pengurus, badan pemeriksaan.
d. Menetapkan dan mengesahkan kebajikan pengurus dalam bidang organisasi
maupun bidang usaha.
e. Mengesahkan laporan pertanggungjawaban pengawas koperasi.
2. Tugas dan Kewajiban Pengurus
a. Memimpin organisasi dan usaha koperasi serta mewakilinya dimuka dan
diluar pengadilan sesuai dengan keputusan-keputusan rapat anggota.
b. Menyelenggarakan Rapat Anggota Tahunan (RAT) menurut ketentuan yang
tercantum dalam anggaran dasar.
c. Melaporkan kepada rapat anggota segala sesuatu yang menyangkut tata
kehidupan koperasi dan segala laporan pemeriksaan atas tata kehidupan
koperasi khususnya mengenai laporan tertulis dari badan pemeriksa serta
menyampaikan pula salinannya kepada pejabat.
d. Memberikan bantuan kepada pejabat yang melakukan tugasnya dengan
memberikan keterangan yang diminta pejabat dan memperlihatkan segala
pembukuan, perbendaharaan, persediaan dan harta-harta lainnya yang
menjadi dan merupakan kekayaan koperasi.
e. Mengadakan atau menyelenggarakan buku-buku organisasi dan administrasi
usaha sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh pejabat.
28
f. Menjaga kerukunan anggota dan melayaninya sebaik-baiknya antara lain
dalam hal menerima pendapat atas saran anggota diluar rapat.
3. Tugas dan Wewenang Pengawas
a. Mengawasi lalu lintas kegiatan yang dikerjakan oleh pengurus koperasi.
b. Membantu dalam memberikan saran pendapat kepada pengurus inti
koperasi.
4. Tugas dan Wewenang Ketua
Bertanggung jawab penuh dalam segala yang dikerjakan oleh anggota dimana
pertanggungjawaban itu harus ditunjukkan kepada pengawas dan pengurus
koperasi.
5. Tugas dan Wewenang Sekretaris
Mengatur lalu lintas kegiatan semua bidang, surat masuk atau keluar, keluar
masuk berkas tagihan, surat perjanjian dan pemeliharaan arsip koperasi.
6. Tugas dan Wewenang Bendahara
Mengatur keuangan dalam pemberian pinjaman dan penyimpanan anggota
koperasi. Dimana perhitungan pemberian pinjaman ini dilakukan sesuai dengan
kemampuan anggota dan perhitungan pinjamannya melalui potongan di seksi
kepegawaian.
7. Tugas dan Wewenang Manager Cabang
Tugas Manager adalah mengkoordinasikan seluruh kegiatan usaha,
administrasi, organisasi, dan pelaksanaan serta memberikan pelayanan
administratif kepada pengurus dan pengawas. Berwenang mengambil langkah
tindak lanjut atas kebijaksanaan yang telah ditetapkan oleh pengurus.
8. Tugas dan Wewenang Wakil Manager Cabang
29
tugas dan wewenang wakil manager cabang yaitu hampir sama dengan
manager cabang dimana bersama-sama bertanggung jawab terhadap rapat
anggota. Selain itu wakil manager cabang juga bisa menggantikan manager
cabang apabila manager cabang berhalangan untuk hadir.
9. Tugas dan Wewenang Divisi Administrasi
a. Mengatur surat-menyurat yang ada di koperasi.
b. Mengarsipkan dokumen-dokumen penting koperasi.
c. Memonitor kebutuhan rumah tangga dan ATK koperasi.
d. Mempersiapkan rapat-rapat koperasi.
e. Menjadwalkan kegiatan-kegiatan yang dilakukan di koperasi.
10. Tugas dan Wewenang Divisi Marketing
Tugas dari general marketing adalah memberikan melayani seluruh
kebutuhan calon anggota atau anggota koperasi mengenai permohonan
menjadi anggota, pinjaman maupun simpanan.
11. Tugas dan Wewenang Divisi Keuangan
a. Mengkoordinir dan membawahi kasir, unit jasa, serta unit simpan pinjam.
b. Melakukan transaksi terhadap para anggota yang ingin melakukan simpan
pinjam.
c. Menyusun data perkembangan keuangan usaha dan bidangnya secara
berkala.
d. Bersama staf dan pengurus menyiapkan surat-surat pengurus dan bahan-
bahan rapat anggota.
3.1.3. Kegiatan Usaha
30
Koperasi Simpan Pinjam Usaha Mandiri dikelola dengan cara yang sama
dengan koperasi pada umumnya hanya saja ada beberapa bagian teknis yang
berbeda. Secara umum ruang lingkup kegiatan usaha koperasi simpan pinjam
usaha mandiri adalah penghimpunan dan penyaluran dana yang berbentuk
penyaluran pinjaman terutama untuk anggota. Pada perkembangan KSP Usaha
Mandiri tidak hanya melayani anggota koperasi, tetapi juga melayani masyarakat
luas. Kegiatan usaha dari aspek passiva yaitu melakukan kegiatan penghimpunan
dana baik dari anggota maupun masyarakat.kegiatan usaha dari aspek aktiva
merupakan upaya dari koperasi simpan pinjam untuk memperoleh laba dengan
cara mengalokasikan dari hasil penghimpunan yang disalurkan kepada anggota
dalam bentuk pinjaman. KSP Usaha Mandiri dituntut untuk mampu melayani
penyimpanan dan juga penarikan dana oleh anggota sesuai dengan kesepakatan
dan ketentuan, serta dapat menyalurkan dana yang terkumpul kepada anggota
dimasa datang akan diterima secara bertahap.
KSP Usaha Mandiri sangat menyadari bahwa pertumbuhan usaha tidak
lepas dari kondisi sosial dan lingkungan masyarakat. Agar kegiatan perkoperasian
memberikan dampak sosial dan positif, setiap tahun KSP Usaha Mandiri
menjalankan tanggung jawab Corporate Social Responbility (CSR) dimana suatu
kegiatan usaha yang bermakna sosial untuk membantu masyarakat. KSP Usaha
Mandiri telah menjalankan program CSR yang diharapkan mampu memberikan
nilai tambah bagi masyarakat dan lingkungan. Diharapkan seiring dengan
perkembangan KSP Usaha Mandiri, kegiatan usaha CSR ini diharapkan dapat
lebih bermanfaat kepada masyarakat. Hal ini sesuai dengan misi serta nilai-nilai
dari KSP Usaha Mandiri yaitu memberikan manfaat yang optimal dan
31
berkesinambungan kepada anggota selaku pemilik, pengelola dan karyawan serta
masyarakat.
3.2. Hasil Penelitian
3.2.1. Peranan Sisa Hasil Usaha Terhadap Laporan Keuangan
Sisa hasil usaha merupakan surplus hasil usaha atau defisit hasil usaha yang
diperoleh dari hasil usaha atau pendapatan koperasi dalam satu tahun buku setelah
dikurangi dengan pengeluaran atas berbagai beban usaha. Salah satu bentuk
keberhasilan koperasi dapat dilihat dari perolehan sisa hasil usaha yang lebih baik
setiap tahunnya karena koperasi sebagai lembaga yang bergerak dalam bidang
ekonomi tidak terlepas dari pendapatan yang diperoleh selama satu tahun SHU.
Berdasarkan catatan laporan observasi bahwa dalam perolehan pendapatan
ada faktor-faktor yang dapat mempengaruhi besar kecilnya dalam perolehan
pendapatan dari sisa hasil usaha diantaranya adalah modal yang terdiri dari modal
sumbangan sukarela dan modal penyertaan anggota, simpanan yang terdiri dari
simpanan pokok dan simpanan wajib, dan partisipasi anggota dalam pembagian
sisa hasil usaha koperasi simpan pinjam usaha mandiri. Maka perolehan sisa hasil
usaha bagi koperasi setiap tahunnya menjadi sangat penting. Melalui sisa hasil
usaha koperasi dapat memupuk modal sendiri yaitu dengan dana cadangan yang
disisihkan setiap akhir periode tutup buku, sehingga akan memperkuat struktur
modalnya. Sisa hasil usaha yang dibagikan kepada anggota adalah sisa hasil
usaha yang berasal dari atau yang dihasilkan oleh anggota dan non anggota
koperasi simpan pinjam usaha mandiri. Jika sifat bukan berasal dari kegiatan
ekonomi anggota koperasi maka sisa hasil usaha tidak akan dibagikan tetapi akan
dijadikan sebagai cadangan. Kemudian dalam pembagiannya harus dilakukan
32
secara transparan dalam arti transparan adalah secara terbuka dalam
pembagiannya. Pada dasarnya setiap usaha yang dijalankan oleh koperasi simpan
pinjam bertujuan untuk memperoleh Sisa Hasil Usaha (SHU) yang layak untuk
setiap anggotanya.
Secara umum laporan keuangan telah disajikan sesuai dengan standar yang
telah ditentukan, namun tetap saja sebuah laporan keuangan memiliki sifat dan
keterbatasan tersendiri. Hal ini dapat ditemui baik dalam laporan keuangan
perusahaan umum seperti jasa dan manufaktur maupun dalam laporan keuangan
koperasi. Sifat dan keterbatasan laporan keuangan koperasi sama dengan laporan
keuangan lainnya, dan salah satunya adalah adanya laporan keuangan bersifat
konservatif dalam menghadapi ketidakpastian di masa mendatang. Alasan
konservatisme akuntansi dilakukan karena kecenderungan untuk bersikap pesimis
dianggap perlu untuk mengimbangi optimisme yang mungkin berlebihan dari para
manager dan pemilik sehingga dapat mengurangi tindakan manajemen laba.
3.2.2. Perhitungan Pembagian SHU Terhadap Laporan Keuangan
Berdasarkan catatan laporan observasi bahwa dalam perhitungan pembagian
sisa hasil usaha memiliki persentase dalam setiap masing-masing dana pada
koperasi simpan pinjam usaha mandiri. Berdasarkan RAT koperasi simpan pinjam
usaha mandiri menetapkan bahwa persentase masing-masing dana terdiri dari
cadangan koperasi 40%, jasa anggota 25%, jasa modal 20%, dan jasa lain-lain
15%. Sebagian dana dari hasil perhitungan sisa hasil usaha akan dialokasikan ke
dalam berbagai dana diantaranya adalah dana pendidikan, dana sosial, dana
pembangunan. Pembagian laba sisa hasil usaha harus sebanding dengan jasa usaha
yang dilakukan oleh masing-masing anggota dengan koperasi simpan pinjam
33
usaha mandiri. Untuk menghitung pembagian SHU, sebelumnya dibutuhkan
beberapa informasi dasar, diantaranya:
1. SHU Total, SHU yang terdapat pada neraca atau laporan laba-rugi koperasi
setelah pajak.
2. Transaksi anggota, kegiatan ekonomi antara anggota terhadap koperasinya.
3. Partisipasi modal, kontribusi anggota dalam memberi modal koperasinya, yaitu
bentuk simpanan pokok, simpanan wajib, simpanan usaha, dan simpanan
lainnya.
4. Omzet atau Volume Usaha, total nilai penjualan atau penerimaan dari barang
atau jasa pada suatu periode waktu atau tahun buku yang bersangkutan.
5. Bagian (persentase) SHU untuk simpanan anggota, SHU yang diambil dari
SHU bagian anggota, yang ditujukan untuk jasa modal anggota.
6. Bagian (persentase) SHU untuk transaksi usaha anggota, SHU yang diambil
dari SHU bagian anggota, yang ditujukan untuk jasa transaksi anggota.
Setelah kita dapatkan beberapa informasi, adapun ketentuan-ketentuan
dalam pembagian SHU antara lain:
1. Menurut UU No.25/1992 pasal 5 ayat 1 mengatakan bahwa pembagian SHU
kepada anggota dilakukan tidak semata-mata berdasarkan modal yang
dimiliki seseorang dalam koperasi, tetapi juga berdasarkan perimbangan jasa
usaha anggota terhadap koperasi. Ketentuan ini merupakan perwujudan
kekeluargaan dan keadilan.
2. Di dalam AD/ART koperasi telah ditentukan dalam pembagian SHU
diantaranya: cadangan koperasi 40%, jasa anggota 40%, dana pengurus 5%,
dana karyawan, dana pendidikan 5%, dana sosial 5%, dana pembangunan 5%.
34
3. Tidak semua komponen diatas harus diadopsi dalam membagi sisa hasil usaha.
Hal ini tergantung dari keputusan anggota yang ditetapkan dalam rapat
anggota.
SHU Per Anggota
SHUA = JUA + JMA
Keterangan:
SHUA = Sisa Hasil Usaha Anggota
JUA = Jasa Usaha Anggota
JMA = Jasa Modal Anggota
Dengan model matematika
SHUpa = Va x JUA + Sa x JMA
VUK TMS
Sumber: Aprilia: Praktik Pembagian SHU etheses.uin-malang.ac.id (17 februari 2014)
Keterangan:
SHUpa = Sisa Hasil Usaha Per Anggota
JUA = Jasa Usaha Anggota
JMA = Jasa Modal Anggota
VUA = Volume Usaha Anggota (total transaksi anggota)
VUK = Volume Usaha Total Koperasi (total transaksi koperasi)
sa = Jumlah Simpanan Anggota
TMS = Total Modal Sendiri (simpanan anggota total)
35
Berikut ini hasil dari perhitungan sisa hasil usaha (SHU) periode tahun
2014-2016.
Tabel III.1
Hasil perhitungan sisa hasil usaha (SHU) dan Pembagian SHU Anggota
Periode Tahun 2014-2016
2014 2015 2016
SHU Rp. 51.309.000,- Rp. 82.416.200,-
Rp. 158.489.200,-
Cadangan Koperasi Rp. 20.523.600,- Rp. 32.966.480,-
Rp. 63.395.680,-
Jasa Anggota
Rp. 12.827.250,- Rp. 20.604.050,- Rp. 39.622.300,-
Jasa Modal
Rp. 10.261.800,- Rp. 16.483.240,- Rp. 31.697.840,-
Jasa Lain-lain
Rp. 7.696.350,- Rp. 12.362.430,- Rp. 23.773.380,-
Persentase Jasa
Anggota
2,4% 2,9% 5,5%
Persentase Jasa
Modal
14% 16% 16%
Hasil Pembagian
SHU Per Anggota
Rp. 337.752,- Rp. 669.467,- Rp. 718.093,-
Koperasi simpan pinjam usaha mandiri memiliki jumlah simpanan pokok
dan simpanan wajib sebesar Rp. 70.533.000,- , pada 31 Desember 2014. Koperasi
simpan pinjam “Usaha Mandiri” menyajikan perhitungan laba-rugi singkat
sebagai berikut:
*hanya untuk anggota
Pendapatan Rp. 277.248.000,-
Biaya simpan pinjam Rp. 81.912.000,-
Biaya operasional Rp. 144.027.000 +
36
Laba kotor Rp. 225.939.000,-
Laba bersih Rp. 51.309.000,-
Berdasarkan Rapat Anggota Tahunan (RAT), SHU dibagi sebagai berikut:
Cadangan koperasi 40%
Jasa anggota 25%
Jasa modal 20%
Jasa lain-lain 15%
1. Perhitungan Pembagian SHU
Keterangan SHU Rp. 51.309.000,-
Cadangan koperasi 51.309.000 x 40% = Rp. 20.523.600,-
Jasa anggota 51.309.000 x 25% = Rp. 12.827.250,-
Jasa modal 51.309.000 x 20% = Rp. 10.261.800,-
Jasa lain-lain 51.309.000 x 100% = Rp. 51.309.000,-
2. Jurnal
SHU Rp. 51.309.000,-
Cadangan koperasi Rp. 20.523.600,-
Jasa anggota Rp. 12.827.250,-
Jasa modal Rp. 10.261.800,-
Jasa lain-lain Rp. 7.696.350,-
3. Persentase jasa anggota
(Bagian SHU untuk jasa anggota : total pinjaman) x 100%
(Rp. 12.827.250,- : Rp.562.186.000,-) x 100%
= 2,4%
37
4. Persentase jasa modal
( Bagian SHU untuk jasa modal : total modal ) x 100%
( Rp. 10.261.800,- : Rp. 70.533.000,- ) x 100%
= 14%
Keterangan:
* Modal koperasi terdiri dari simpanan pokok dan simpanan wajib.
5. Pembagian SHU Per Anggota
Sumber SHU:
1. Transaksi anggota : Rp. 51.000.000,-
2. Transaksi non anggota : Rp. 309.000,-
a. Cadangan : 40% x 51.000.000 = Rp. 20.400.000,-
b. Jasa Anggota : 25% x 51.000.000 = Rp. 12.750.000,-
c. Dana Pengurus : 10% x 51.000.000 = Rp. 5.100.000,-
d. Dana Sosial : 5% x 51.000.000 = Rp. 2.550.000,-
e. Dana Pendidikan : 5% x 51.000.000 = Rp. 2.550.000,-
f. Dana Karyawan : 5% x 51.000.000 = Rp. 2.550.000,-
Rapat Anggota menetapkan bahwa SHU bagian anggota dibagi menjadi:
1. Jasa usaha : 70% x 309.000 = 216.300
2. Jasa modal : 30% x 309.000 = 92.700
Jumlah anggota : 20
Total transaksi usaha : Rp. 135.600.000,-
Total simpanan anggota : Rp. 70.533.000,-
38
SHU Per Anggota
1. SHU usaha rio
Va x JUA
VUK
4.500.000 x 216.300
135.600.000
= Rp.7.178.000,-
2. SHU modal rio
Sa x JMA
TMS
900.000 x 92.700
70.533.000
= Rp. 1.182.000,-
*Simpanan anggota berdasarkan dari simpanan pokok ditambah dengan simpanan
wajib anggota.
3. Persentase jasa anggota
(persentase jasa anggota x pinjaman bapak rio)
2,4% x 7.178.000
= Rp. 172.272,-
4. Persentase jasa modal
(persentase jasa modal x modal bapak rio)
14% x 1.182.000,-
= Rp. 165.480,-
39
Jadi SHU yang diterima oleh bapak rio
JUA + JMA
172.272 + 165.480
= Rp.337.752,-
3.2.3. Kinerja KSP Usaha Mandiri Kantor Cabang Jakarta Susukan
Kinerja KSP Usaha Mandiri akan menjadi ukuran prestasi yang disesuaikan
dengan tingkat kemampuan yang dapat dilakukan. Kinerja dapat digambarkan
sebagai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan dalam mewujudkan
sasaran, tujuan, visi, misi koperasi. Berdasarkan catatan observasi bahwa sisa
hasil usaha yang dibagikan kepada anggota koperasi harus dibayarkan secara tunai
kepada anggota karena dengan demikian koperasi simpan pinjam usaha mandiri
dapat membuktikan dirinya sebagai sebuah badan usaha yang sehat kepada
anggota dan masyarakat mitra bisnisnya. Kegiatan usaha simpan pinjam yang
dilakukan oleh koperasi simpan pinjam usaha mandiri memperlihatkan kinerja
yang cukup baik.
Perkembangan koperasi simpan pinjam usaha mandiri pada dasarnya dapat
dilihat dari beberapa indikator diantaranya jumlah anggota, volume usaha, dan
modal. Selain itu, kinerja pengurus dalam KSP Usaha Mandiri sangat diperlukan
dalam semua kegiatan yang dilakukan oleh koperasi, dan sangat erat kaitannya
dengan kejelian para pengurus KSP Usaha Mandiri dalam memberikan pinjaman
kepada nasabah. Dengan adanya kinerja yang baik dan sesuai persyaratan dalam
Anggaran Dasar UU perkoperasian, maka hasil yang dicapai pun juga akan baik.
Selanjutnya, kinerja manager pada KSP Usaha Mandiri erat kaitannya dengan
peran seorang leader di dalam menjalankan tugas yang dapat memberikan inovasi-
40
inovasi baru serta kebijakan yang mampu meningkatkan dalam perolehan sisa
hasil usaha. Kinerja dari manager juga sangat menentukan jalannya semua
kegiatan yang dilakukan oleh koperasi dan memiliki wewenang atas semua hal-
hal yang bersifat intern. Kemudian, kinerja karyawan dalam KSP Usaha Mandiri
merupakan kemampuan dimana seorang karyawan dalam menjadi anggota
koperasi.
Eksistensi koperasi simpan pinjam usaha mandiri akan terjamin apabila
kinerja usaha yang ditunjukkan oleh koperasi simpan pinjam usaha mandiri
adanya pertumbuhan usaha yang signifikan dan didukung kuat oleh adanya aturan
dan kebijakan yang baik dan praktik-praktik yang sehat untuk meningkatkan
kemampuan ekonomi dan usaha serta pendapatan anggota. Kelemahan dari
koperasi simpan pinjam usaha mandiri adalah tidak adanya jaminan dalam proses
pinjaman dan modal kepercayaan dari anggota tersebut. Oleh karena itu,
diperlukan kerjasama antar pihak yang terkait dalam memperbaiki kelemahan
yang ada dalam mengembangkan koperasi simpan pinjam usaha mandiri agar
nantinya dapat menjadi lembaga keuangan mikro bukan bank yang baik dan sehat
serta dipercaya oleh masyarakat banyak.