Post on 28-Apr-2019
36
BAB III
METODE PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN
A. MODEL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN
Penelitian pendidikan dan pengembangan, yang lebih di kenal dengan istilah
Research & Development (R&D) adalah metode penelitian yang digunakan untuk
menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan produk tersebut. (Sugiyono,
2009:407). Menghasilkan produk tertentu digunakan penelitian yang bersifat analisis
kebutuhan dan untuk menguji keefektifan produk tersebut supaya berfungsi di dunia
pendidikan, maka diperlukan penelitian untuk menguji keefektifan produk tersebut.
Peneliti mengembangkan sebuah media Dadu Bangun Ruang yang akan digunakan
dalam pembelajaran tematik tema Hidup Bersih dan Sehat kelas II SD, dimana media
Dadu Bangun Ruang tersebut belum pernah dikembangkan dan digunakan di SDN
Mojolangu 1 Malang.
B. PROSEDUR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN
Prosedur penelitian pengembangan menjelaskan langkah-langkah yang
ditempuh dalam membuat media dadu bangun ruang. Prosedur pengembangan media
ini adalah mengacu pada model Research and Development (R&D) yang terdapat 10
langkah. Akan tetapi, dalam penelitian pengembangan media ini berhenti pada
langkah ke 9 yaitu revisi produk dikarenakan keterbatasan bahan, peralatan, waktu,
dana dan tenaga. Langkah-langkah pengembangan media pembelajaran dapat dilihat
pada gambar berikut ini:
37
Gambar 3.1 Langkah-langkah Penggunaan Metode Research and Development (R&D) dari Borg and
Gall (Sugiyono, 2003:409)
Penjelasan langkah-langkah mengenai gambar di atas:
1. Potensi dan Masalah
Potensi yang terdapat di SDN Mojolangu 1 Malang dapat dijadikan sasaran
penerapan media Dadu Bangun Ruang. Dalam penelitian ini peneliti berangkat dari
masalah kurangnya media pembelajaran dan guru masih jarang menggunakan media
dalam pembelajaran tematik Hidup Bersih dan Sehat kelas II di SDN Mojolangu 1
Malang.
2. Mengumpulkan Informasi
Berbagai informasi yang dapat digunakan sebagai bahan untuk perencanaan
produk tertentu yang diharapkan dapat mengatasi masalah yang ada di SDN
Mojolangu 1 Malang. Di sini peneliti melakukan observasi awal dan memperoleh
informasi bahwa sekolah masih membutuhkan banyak sumber belajar dalam
melaksanakan kegiatan pembelajaran di dalam kelas.
Potensi dan
Masalah
Pengumpulan
Data Desain Produk Validasi Desain
Revisi Desain Uji Coba
Produk Revisi Produk
Uji Coba
Pemakaian
Revisi Produk Produksi Masal
38
3. Desain Produk
Produk yang dihasilkan dalam penelitian Research and Development
bermacam-macam. Dalam bidang pendidikan, produk-produk yang dihasilkan
melalui penelitian R&D diharapkan dapat meningkatkan produktivitas pendidikan.
Media Dadu Bangun Ruang diwujudkan dalam bentuk sebuah kotak dengan gambar
dan dapat digunakan untuk permainan.
4. Validasi Desain
Validasi desain merupakan proses kegiatan untuk menilai apakah media Dadu
Bangun Ruang secara rasional akan lebif efektif. Validasi produk dilakukan dengan
cara menghadirkan para pakar atau tenaga ahli untuk menilai apakah produk yang
dikembangkan secara rasional akan lebih efektif atau tidak. Validasi desain media
dadu bangun ruang terdiri dari ahli media pembelajaran, ahli materi dan ahli
pembelajaran tematik. Berikut tabel validasi desain media dadu bangun ruang,
sebagai beriku:
Tabel 3.1 Validasi Desain Media Pembelajaran
No Bidang Keahlian Kriteria Nama
1 Ahli media Tingkat Akademik S2 Arina Restian., M.Pd
2 Ahli materi Tingkat Akademik S2 Dyah Worowirastri Ekowati, M.Pd
2 Ahli pembelajaran Tingkat Akademik S1 Ike Rodyana, S.Pd
Keterangan:
Ahli media adalah dosen media pembelajaran yang telah memiliki
pengalaman mengajar di bidang kegiatan media pembelajaran
Ahli materi adalah dosen belajar dan pembelajaran yang memiliki pengalaman
mengajar di bidang kegiatan belajar di kelas khususnya sekolah dasar.
39
Untuk ahli pembelajaan tematik yaitu guru kelas 2 SDN Mojolangu 1 Malang,
dikarenakan guru kelas lebih mengetahui karakter peserta didiknya.
5. Perbaikan Desain
Setelah desain media Dadu Bangun Ruang divalidasi melalui diskusi dengan
para ahli, maka akan dapat diketahui kelemahannya. Kelemahan tersebut selanjutnya
dicoba untuk dikurangi dengan cara memperbaiki desain. Peneliti memperbaiki
desain produk supaya dapat menghasilkan produk yang efektif dalam pembelajaran.
6. Uji Coba Produk
Media Dadu Bangun Ruang yang telah dibuat tidak dapat langsung di uji coba
tetapi harus melakukan pebaikan atau revisi yang sudah di validasi oleh ahli media,
baru setelah itu media bisa di uji coba. Peneliti menyiapkan media yang sudah jadi
supaya dapat direvisi oleh para ahli media. Pengujian dilakukan dengan tujuan untuk
mendapatkan informasi apakah media tersebut sudah efisien dan layak digunakan
dalam penelitian yang dilakukan di SDN Mojolangu 1 Malang.
7. Revisi Produk
Tahap ini melakukan revisi dari ahli media karena pengujian efektivitas media
Dadu Bangun Ruang akan lebih efektif dari pada menggunakan metode mengajar
yang lama dikarenakan hasil dari revisi produk media lebih dapat memberikan
inovasi baru dalam pembelajaran, sehingga dapat meningkatkan minat siswa kelas II
dalam belajar khususnya dalam pembelajaran tematik dengan tema Hidup Bersih dan
Sehat di Rumah.
40
8. Uji Coba Pemakaian
Setelah pengujian terhadap produk berhasil, maka selanjutnya media Dadu
Bangun Ruang tersebut dapat diterapkan dalam kegiatan pembelajaran siswa SD
kelas II. Dalam operasinya, media tersebut tetap harus dinilai kekurangan atau
hambatan yang ada guna untuk perbaikan lanjutan yang akan dilakukan di SDN
Mojolangu 1 Malang.
9. Revisi Produk
Revisi media Dadu Bangun Ruang dilakukan apabila dalam penerapannya di
SDN Mojolangu 1 Malang terdapat kekurangan dan kelemahan. Dalam uji pemakaian
sebaiknya media selalu dievaluasi dengan adanya instrumen penelitian yang telah
dibuat, sehingga dapat digunakan untuk penyempurnaan dan pembuatan media yang
lebih menarik lagi.
C. JENIS DATA
Jenis data yang akan digunakan dalam pengembangan media Dadu Bangun
Ruang dengan menggunakan data kualitatif dan data kuantitatif, berikut
penjelasannya:
a. Data kuantitatif diperoleh dari observasi, wawancara, dan kuesioner serta
penilaian kelayakan penggunaan media Dadu Bangun Ruang.
b. Data kualitatif digunakan untuk memperkuat dan mengecek validitas data hasil
kuesioner tersebut, maka dapat dilengkapi dengan observasi dan wawancara
kepada responden (guru kelas II, siswa kelas II, para ahli media, para ahli materi
41
dan pihak-pihak yang terkait) yang telah memberikan masukan terhadap media
Dadu Bangun Ruang.
D. UJI COBA PRODUK MEDIA DADU BANGUN RUANG
Pada desain uji coba produk media Dadu Bangun Ruang ini dibagi menjadi
tiga tahap, yaitu evaluasi ahli, uji coba tahap pertama (kelompok kecil), dan uji coba
kedua (kelompok besar). Berikut penjelasannya :
1. Evaluasi ahli
Tahap evaluasi ahli yang dilakukan peneliti dengan mengambil data kuesioner
dari para pakar atau ahli dalam pembelajaran media yang terdiri dari ahli media,
ahli materi dan ahli pembelajaran ematik. Selanjutnya hasil akan dianalisis untuk
dijadikan dasar dan pertimbangan dalam melakukan revisi media Dadu Bangun
Ruang
2. Uji coba kelompok kecil
Uji coba kelompok kecil akan dilakukan pada siswa kelas II yang berjumlah
26 siswa, tetapi peneliti mengambil sampel hanya 8 siswa saja yang digunakan
dalam uji coba kelompok kecil. Pada tahap ini bisa saja uji coba berubah,
tergantung dari kesiapan dari wali kelas dan siswa.
3. Uji coba kelompok besar
Uji coba kelompok besar akan dilakukan pada siswa kelas II berjumlah 18 diambil
dari jumlah sisa siswa yang belum mengikuti uji coba pada kelompok kecil
sebelumnya, sehinga siswa yang telah mengikuti uji coba sebelumnya tidak diberikan
kesempatan untuk mengikuti uji coba selanjutnya yaitu sebanyak 8 siswa.
42
E. Instrumen Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian adalah sebagai
berikut:
1. Observasi
Observasi yang dilakukan adalah observasi sistematis, yakni observasi yang
dilakukan oleh peneliti dengan menggunakan pedoman sebagai instrumen
pengamatan. Observasi dilakukan di SDN Mojolangu 1 Malang khususnya di kelas
II. Pengamatan yang dilakukan untuk mengetahui kegiatan pembelajaran di kelas
serta keefektifitasan dengan menggunakan media Dadu Bangun Ruang serta angket
data dari kepala sekolah atau guru wali.
2. Wawancara
Peneliti melakukan wawancara dengan tatap muka langsung dengan guru
kelas II SDN Mojolangu 1 Malang. Dalam penelitian ini peneliti melakukan
wawancara untuk mengetahui penggunaan media pembelajaran di dalam kelas.
Wawancara merupakan pertanyaan-pertanyaan yang diajukan secara verbal kepada
guru kelas II yang dianggap dapat memberikan informasi atau penjelasan hal-hal
yang dipandang perlu dalam media Dadu Bangun Ruang.
3. Dokumentasi
Dokumentasi dalam penelitian ini, merupakan sesuatu yang sangat penting
sebagai pelengkap dari metode observasi dan wawancara berupa catatan lapang.
Adapun studi dokumenter yang dibutuhkan peneliti dalam penelitian ini adalah
berbagai referensi buku-buku, tulisan-tulisan, gambar-gambar, cerita-cerita tentang
berbagai hal yang berkaitan materi “Hidup Bersih dan Sehat di Rumah”. Selain itu
43
peneliti juga menggunakan alat dokumentasi berupa kamera guna mengambil foto-
foto kegiatan ketika proses pengujian media Dadu Bangun Ruang kelas II di SDN
Mojolangu 1 Malang.
4. Kuesioner (Angket)
Kuesioner digunakan untuk memperoleh informasi yang berkaitan dengan
respon siswa terhadap media Dadu Bangun Ruang di kelas II SDN Mojolangu 1
Malang.
F. TEKNIK ANALISIS DATA
Data yang telah terkumpul perlu diolah dan dianalisis, maka peneliti perlu
menyeleksi tingkat reliabilitas dan validitas. Data yang memiliki reliabilitas dan
validitas rendah digugurkan. Peneliti harus cermat dalam menentukan pola analisis
bagi data penelitiannya. Berikut ada dua metode analisis yang dipakai dalam
menganalisis data.
1. Analisis Deskriptif Kualitatif
Data yang diperoleh dari berbagai sumber dalam penelitian kualitatif dapat
menggunakan teknik pengumpulan data yang bermacam-macam (triangulasi) dan
dilakukan secara terus-menerus sampai datanya jenuh (dapat disimpulkan).
Pengamatan yang terus-menerus menghasilkan variasi data yang tinggi. Oleh karena
itu sering mengalami kesulitan dalam proses menganalisanya. Analisis data kualitatif
adalah bersifat induktif, yaitu suatu analisis berdasarkan data yang diperoleh
selanjutnya dikembangkan pola hubungan tertentu atau menjadi hipotesis
(Sugiyono,2010:335). Berdasarkan hipotesis yang telah dirumuskan maka selanjutnya
mencari data lagi secara terus-menerus agar dapat digeneralisasikan apakah hipotesis
44
diterima atau ditolak berdasarkan data valid yang telah terkumpul. Ketika hipotesis
diterima berdasarkan data yang terkumpul maka hipotesis dapat berkembang menjadi
teori.
Proses analisis data dalam penelitian kualitatif pada teorinya dilakukan sejak
sebelum memasuki lapangan, selama di lapangan dan setelah selesai di lapangan.
Analisis data kualitatif seringkali berlangsung selama proses pengumpulan data dari
pada setelah selesai pengumpulan data. Peneliti menggunakan 4 langkah dalam
proses penelitian pengembangan media Dadu Bangun Ruang yaitu:
1) Pengumpulan data
Pengumpulan data penelitian dilakukan di SDN Mojolangu 1 Malang khususnya
kelas II dan lingkungan sekolah apabila diperlukan. Pengumpulan data digunakan
untuk menentukan fokus penelitian yang akan dilakukan nanti.
2) Reduksi data
Data yang diperoleh di SDN Mojolangu 1 Malang khususnya kelas II perlu
dicatat secara teliti dan rinci, supaya data yang tadinya banyak akan dijadikan
semakin kompleks. Untuk itu diperlukan analisis data melalui reduksi data.
3) Penyajian data
Setelah data direduksi maka langkah selanjutnya adalah menyajikan data. Dalam
penelitian media Dadu Bangun Ruang di SDN Mojolangu 1 Malang ini peneliti
menyajikan data dalam bentuk tabel. Penyajian data akan tersusun dan semakin
dipahami, jika sudah dalam bentuk tabel.
45
4) Kesimpulan
Dalam pengembangan media Dadu Bangun Ruang di SDN Mojolangu 1 Malang
peneliti akan menarik kesimpulan di lapangan dan didukung oleh bukti-bukti
yang valid dan konsisten saat peneliti kembali ke lapangan mengumpulkan data,
maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang baik.
2. Analisis Data Kuantitatif
Analisis data kuantitatif yaitu analisis data dengan mengadakan perhitungan-
perhitungan yang relevan dengan masalah yang dianalisis. Analisis kuantitatif
digunakan untuk menganlisis data yang terkumpul dari angket, maka akan digunakan
analisis kuantitatif. Data dari angket dianalisis untuk mendapatkan gambaran tentang
media pembelajaran.
a. Validitas angket ahli
Validitas merupakan suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan atau
keahlian instrumen. Data yang dihasilkan dari sebuah instrumen yang valid maka
dapat dikatakan bahwa instrumen tersebut valid, karena dapat memberikan gambaran
tentang data secara benar sesuai dengan kenyataan atau keadaan sesungguhnya
(Arikunto, 2013:73). Menurut pendapat ahli di atas dapat disimpulkan bahwa jika
data yang dihasilkan oleh instrumen benar atau valid. Sesuai kenyataan maka
instrumen yang digunakan tersebut juga valid.
Dalam pengembangan media Dadu Bangun Ruang ini maka validitas
dimaksudkan untuk menguji kelayakan media pembelajaran yang dikembangkan
dalam Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD), apabila media
pembelajaran tersebut dapat digunakan sebagai salah satu media pembelajaran yang
46
layak atau tidak, sehingga dapat diketahui tingkat kebenaran dan ketepatan
penggunaan media tersebut. Jawaban angket validasi ahli menggunakan skala Likert,
variabel yang diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Skala Likert yang
digunakan terdiri dari lima kategori yang dijadikan pada tabel 3.2 (Sugiyono,
2013:135), yaitu:
Tabel 3.2 Kategori Penilaian Skala Likert
No Skor Keterangan
1. 5 Sangat setuju/selalu/sangat positif/sangat layak/sangat baik/sangat
bermanfaat/sangat memotivasi
2. 4 Setuju/baik/sering/positif/sesuai/mudah/layak/bermanfaat/memotivasi
3. 3 Ragu-ragu/kadang-kadang/netral/cukup setuju/cukup baik/cukup sesuai/cukup
mudah/cukup menarik/cukup layak/cukup bermanfaat/cukup memotivasi
4. 2 Tidak setuju/hampir tidak pernah/negatif/kurang setuju/kurang baik/kurang
sesuai/kurang menarik/kurang paham/kurang layak/kurang bermanfaat/kurang
memotivasi
5. 1 Sangat tidak setuju/sangat kurang baik/sangat kurang sesuai/sangat kurang
menarik/sangat kurang paham/sangat kurang layak/sangat kurang bermanfaat
Dari tabel kategori penilaian skala likert diatas maka akan dihitung persentase
rata-rata tiap komponen dengan menggunakan rumus menurut (Arikunto, 2008:35)
sebagai berikut:
Ρ =∑𝑥
∑𝑥𝑖× 100%
47
Keterangan:
P = Presentase skor (dibulatkan)
∑ χ = Jumlah nilai jawaban responden dalam satu item
∑ χ i = Jumlah skor ideal dalam satu item
Pemberian makna dan pengambilan keputusan tentang kualitas produk media
Dadu Bangun Ruang akan menggunakan konversi tingkat pencapaian dengan skala 5
seperti tabel 3.3, yaitu:
Tabel 3.3 Kriteria kevalidan data angket penilaian validator media dan materi
No Tingkat Pencapaian Kualifikasi Keterangan
1 81 – 100 % Sangat baik Sangat layak/sangat valid/tidak perlu
direvisi
2 61 – 80 % Baik Layak/valid/tidak perlu revisi
3 41 – 60 % Cukup baik Kurang layak/kurang valid/perlu
direvisi
4 21 – 40 % Kurang baik Tidak layak/tidak valid/perlu revisi
5 < 20 % Sangat kurang baik Sangat tidak layak/sangat tidak
valid/perlu revisi
Kriteria Kevalidan:
1) Apabila hasil analisis memperoleh kriteria A (81-100%) maka media tersebut
kualifikasinya sangat baik untuk digunakan dalam pembelajaran.
2) Apabila hasil analisis memperoleh kriteria B (61-80%) maka media tersebut
kualifikasinya baik untuk digunakan dalam pembelajaran.
3) Apabila hasil analisis memperoleh kriteria C (41-600%) maka media tersebut
kualifikasinya cukup baik untuk digunakan dalam pembelajaran.
48
4) Apabila hasil analisis memperoleh kriteria D (21-40%) maka media tersebut
kualifikasinya kurang baik untuk digunakan dalam pembelajaran.
5) Apabila hasil analisis memperoleh kriteria E (<20%) maka media tersebut
kualifikasinya sangat kurang baik untuk digunakan dalam pembelajaran.
Sebuah media pembelajaran yang dikembangkan peneliti akan dikatakan
layak untuk digunakan jika konversi tingkat pencapaiannya lebih dari 61%. Jika
media Dadu Bangun Ruang pencapaiannya lebih dari 61 %, maka media layak atau
dapat digunakan untuk siswa kelas II SDN Mojolangu 1 Malang.
b. Analisis angket respon peserta didik.
Data yang diperoleh dari hasil angket respon peserta didik kemudian di
analisis menggunakan data kuantitatif untuk menguji keefektifan produk berdasarkan
respon peserta didik dan kelayakan tentang bahan media pembelajaran yang sedang
dikembangkan. Jawaban angket respon peserta didik diukur menggunakan skala
Guttman. Variabel yang diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Skala Guttman
yang digunakan terdiri dari dua kategori yang mana masing-masing kategori tersebut
memiliki nilai atau skor berbeda yang dibuat dalam bentuk pilihan ganda atau bentuk
checklist (√) yang disajikan dalam tabel 3.4 sebagai berikut:
Tabel 3.4 Skala Guttman
No Skor Keterangan
1 Skor 1 Ya
2 Skor 2 Tidak
49
Dari tabel kategori penilaian skala Guttman di atas maka akan dihitung
persentase rata-rata tiap komponen dengan menggunakan rumus menurut
(Arikunto, 2008:35) sebagai berikut:
Keterangan :
P = Presentase skor (dibulatkan)
∑ χ = Jumlah nilai jawaban responden dalam satu item
∑ χ i = Jumlah skor ideal dalam satu item
Pemberian makna dan pengambilan keputusan tentang respons siswa terhadap
media Dadu Bangun Ruang akan menggunakan konversi tingkat pencapaian dengan
skala 5 seperti tabel 3.5, yaitu:
Tabel 3.5 Kriteria kevalidan data angket respons guru dan siswa
No Tingkat Pencapaian Kualifikasi Keterangan
1 81 – 100 % Sangat baik Sangat layak/sangat valid/tidak perlu
direvisi
2 61 – 80 % Baik Layak/valid/tidak perlu revisi
3 41 – 60 % Cukup baik Kurang layak/kurang valid/perlu
direvisi
4 21 – 40 % Kurang baik Tidak layak/tidak valid/perlu revisi
5 < 20 % Sangat kurang baik Sangat tidak layak/sangat tidak
valid/perlu revisi
Ρ =∑𝑥
∑𝑥𝑖× 100%
50
Kriteria Kevalidan:
1) Apabila hasil analisis memperoleh kriteria A (81-100%) maka media tersebut
kualifikasinya sangat baik untuk digunakan dalam pembelajaran.
2) Apabila hasil analisis memperoleh kriteria B (61-80%) maka media tersebut
kualifikasinya baik untuk digunakan dalam pembelajaran.
3) Apabila hasil analisis memperoleh kriteria C (41-60%) maka media tersebut
kualifikasinya cukup baik untuk digunakan dalam pembelajaran.
4) Apabila hasil analisis memperoleh kriteria D (21-40%) maka media tersebut
kualifikasinya kurang baik untuk digunakan dalam pembelajaran.
5) Apabila hasil analisis memperoleh kriteria E (<20%) maka media tersebut
kualifikasinya sangat kurang baik untuk digunakan dalam pembelajaran.
Media pembelajaran yang sedang dikembangkan mendapat respons positif
dari siswa apabila persentase yang diperoleh kriteria A (81-100%) maka media Dadu
Bangun Ruang kualifikasinya sangat baik untuk digunakan dalam pembelajaran.