Post on 01-Oct-2018
Cucu Kurnia,2013 PENERAPAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA DI SEKOLAH DASAR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini bersifat melakukan perbaikan pembelajaran, oleh karena itu
metode yang dianggap tepat adalah metode Penelitian Tindakan Kelas (Action
Research Class Room). Penelitian Tindakan Kelas merupakan sebuah bentuk refleksi
diri yang melibatkan para guru sebagai partisipan atas proses pendidikan yang mereka
lakukan ( Mulyasa, 2009: 3). Sedangkan pendekatannya, digunakan kualitatif, yaitu
suatu penelitian yang mendasar untuk mengadakan generalisasi empirik, Reasearch
Class Room, yang dilaksanakan di SD bersifat perbaikan pembelajaran.
Perbaikan pembelajaran yang dimaksudkan adalah perbaikan dalam mata
pelajaran IPA di kelas V tentang alat pencernaan pada manusia. Karena bersifat
perbaikan, tentu saja pelaksanaan pembelajarannya tidak hanya cukup satu kali saja,
melainkan diperlukan berulang-ulang dari siklus yang satu ke siklus berikutnya,
sehingga hasil pembelajaran tersebut dapat optimal, menetapkan konsep-konsep.
Membuktikan teori dan mengembangkannya, serta pengumpulan data dan analisis
datanya berjalan pada waktu bersamaan (Nazir, 1999: 68)
Metode Penelitian Tindakan Kelas dalam bahasa aslinya Action Research
Class Room, yang di laksanakan di SD bersifat perbaikan. Perbaikan pembelajaran
yang dimaksud adalah perbaikan dalam mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di
Cucu Kurnia,2013 PENERAPAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA DI SEKOLAH DASAR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
kelas V tentang alat pencernaan pada manusia. Karena bersifat perbaikan, maka
pelaksanaan pembelajarannya tidak hanya cukup satu kali saja, melainkan diperlukan
berulang-ulang dari siklus pertama sampai siklus berikutnya, sehingga hasil
pembelajaran tersebut dapat optimal.
Suharsimi (2002) menjelaskan PTK melalui paparan gabungan definisi dari
tiga kata, Penelitian + Tindakan + Kelas, sebagai berikut :
1. Penelitian adalah kegiatan mencermati suatu objek, menggunakan cara dan
aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang
bermanfaat untuk meningkatkan mutu suatu hal yang menarik minat dan penting
bagi peneliti.
2. Tindakan adalah suatu gerakan kegiatan sengaja dilakukan dengan tujuan
tertentu, yang dalam penelitian berbentuk rangkaian siklus kegiatan untuk siswa.
3. Kelas adalah sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama menerima
pelajaran yang sama dari seorang guru.
Dengan menggabungkan batasan pengertian tiga kata inti, yaitu (1) penelitian,
(2) tindakan, (3) kelas, dapat disimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas merupakan
suatu pembelajaran yang berupa tindakan, yang sengaja di kumpulkan dan terjadi di
dalam kelas secara bersama. Tindakan tersebut di berikan oleh guru atau dengan
arahan dari guru yang dilakukan oleh siswa. Tujuan utama PTK adalah untuk
memecahkan permasalahan yang terjadi di dalam kelas. Kegiatan penelitian ini tidak
hanya berujuan untuk memecahkan masalah, tetapi PTK juga bertujuan untuk
menguatkan guru dalam pengembangan profesionalnya dalam pembelajaran di kelas.
Cucu Kurnia,2013 PENERAPAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA DI SEKOLAH DASAR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
B. Definisi Operasional
Untuk memudahkan pemahaman dan permasalahan penelitian maka di
jelaskan secara spesifik beberapa istilah yang di anggap penting.
1. Model Cooperative Contextual Teaching and Learning
Pembelajaran Contextual Teaching and Learning adalah konsep belajar yang
membantu guru mengaitkan antara materi pembelajaran dengan situasi dunia nyata
siswa, dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang
dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari.
2. Hasil belajar
Merupakan suatu cara untuk mencapai tujuan sebgai akibat dari belajar IPA
yaitu mengadakan perubahan kemampuan dan perubahan tingkah laku secara efektif
dan psikomotor pada keadaan yang lebih baik keadaan sebelumnya.
3. Pembelajaran IPA
Mata pelajaran IPA merupakan cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari
gejala-gejala alam, lingkungan, makhluk hidup. Melalui mata pelajaran IPA, siswa
diarahkan untuk menjadi warga Negara yang bertanggung jawab dalam melestarikan
lingkungan sekitarnya, serta menjadi warga dunia yang cinta terhadap lingkungannya.
IPA juga merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan mulai dari tingkat
dasar sampai menengah atas, sesuai dengan jenjang dan tingkat yang diterapkan
dalam kurikulum yang berlaku.
Cucu Kurnia,2013 PENERAPAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA DI SEKOLAH DASAR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
C. Desain Penelitian
Kemmis dan Tegart (Kasbolah, 1999 : 70) menjelaskan tahap-tahap penelitian
tindakan yang dilakukan, penelitian ini difokuskan kepada strategi bertanya kepada
siswa dalam pembelajaran Sains. Maka dirancanglah strategi bertanya untuk
mendorong siswa dalam menjawab pertanyaan sendiri. Semua kegiatan ini dilakukan
pada tahap perencanaan (planning).
Cucu Kurnia,2013 PENERAPAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA DI SEKOLAH DASAR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Gambar 3.1 Alur Pelaksanaan Tindakan dalam Penelitan Tindakan Kelas
Kemmis dan Taggart (Kasbolah, 1999 : 70)
Dalam penelitian tindakan kelas ini digunakan model spiral : Kemmis dan
Tegart (1988) yang dimulai dengan rencana, tindakan, pengamatan, refleksi, dan
perencanaan kembali sebagai ancang-ancang terhadap pemecahan masalah.
a. Perencanaan (planning)
Perencanaan (planning) yaitu tindakan yang akan dilakukan untuk
memperbaiki, meningkatkan atau perubahan perilaku dan sikap sebagai solusi.
Dalam tahap ini peneliti menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, dimana,
oleh siapa, dan bagaimana tindakan tersebut dilakukan. Penelitian tindakana yang
ideal sebetulnya dilakukan secara berpasangan antara pihak yang melakukan tindakan
dan pihak yang mengamati proses jalannya tindakan (apabila dilaksanakan secara
kolaboratif).
Cara ini dikatakan ideal karena adanya upaya untuk mengurangi unsur
subjektivitas pengamat serta mutu kecermatan amatan yang dilakukan. Bila
dilaksanakan sendiri oleh guru sebagai penelitian maka instrumen pengamatan harus
disiapkan disertai lembar catatan lapangan. Yang perlu diingat bahwa pengamatan
yang diarahkan pada diri sendiri biasanya kurang teliti dibanding dengan pengamatan
yang dilakukan terhadap hal-hal yang berada di luar diri, karena adanya unsur
subjektivitas yang berpengaruh, yaitu cenderung mengunggulkan dirinya. Dalam
pelaksanaan pembelajaran rencana tindakan dalam rangka penelitian dituangkan
dalam bentuk Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
Cucu Kurnia,2013 PENERAPAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA DI SEKOLAH DASAR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
b. Tindakan (Action)
Tindakan (Action) yaitu apa yang dilakukan peneliti sebagai upaya perbaikan,
peningkatan atau perubahan yang diinginkan. Pelaksanaan tersebut yaitu
implementasi atau penerapan isi rencana tindakan di kelas yang diteliti. Hal yang
perlu diingat adalah bahwa dalam tahap ini pelaksana atau dengan kata lain guru
harus ingat dan berusaha mentaati apa yang sudah dirumuskan dalam rencana
tindakan, guru juga harus berlaku wajar, tidak kaku dan tidak dibuat-buat. Dalam
refleksi, keterkaitan antara pelaksanaan dengan perencanaan perlu diperhatikan.
c. Pengamatan (Observation)
Pengamatan (Observation) adalah pengamatan atas hasil atau dampak dari
tindakan-tindakan yang dilaksanakan oleh peneliti terhadap kinerja siswa.
Kegiatan pengamatan yang dilakukan oleh pengamat (baik oleh orang lain
maupun guru sendiri) seperti sudah dijelaskan sebelumnya bahwa kegiatan
pengamatan ini tidak akan terpisah dengan pelaksanaan tindakan karena pengamatan
dilakukan pada waktu tindakan berlangsung. Jadi keduanya berlangsung dalam waktu
yang sama. Sebutan tahap 2 dan 3 dimaksudkan untuk memberikan peluang kepada
guru pelaksana yang berstatus juga sebagai pengamat, yang mana ketika guru tersebut
sedang melakukan tindakan tertentu tidak dapat menganalisis peristiwanya ketika
sedang terjadi. Oleh karena itu kepada guru pelaksanaan yang berstatus sebagai
pengamat ini untuk melakukan “pengamatan balik” terhadap apa yang terjadi ketika
Cucu Kurnia,2013 PENERAPAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA DI SEKOLAH DASAR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
tindakan berlangsung. Sambil melakukan pengamatan balik ini guru pelaksana
mencatat sedikit demi sedikit apa yang terjadi.
d. Perenungan (Reflektion)
Perenungan (Reflektion) yaitu tahap pengkajian, melihat dan
mempertimbangkan atas hasil dan proses dari setiap tindakan dan selanjutnya
menyusun perencanaan selanjutnya. Kegiatan ini merupakan kegiatan untuk
mengumukakan kembali apa yang sudah dilakukan. Istilah “refleksi” yang berasal
dari bahasa Inggris yaitu reflektion yang diterjemahkan dalam bahasa Indonesia yaitu
pemantulan. Kegiatan refleksi ini sebetulnya lebih tepat digunakan ketika guru
pelaksana sudah selesai melakukan tindakan, kemudian berhadapan dengan peneliti
untuk mendiskusikan implementasi rencana tindakan. Inilah inti dari penelitian
tindakan, yaitu ketika guru pelaku tindakan mengatakan kepada peneliti pengamat
tentang hal-hal yang dirasakan sudah berjalan baik dan bagian mana yang kurang
baik.
Apabila guru pelaksana berstatus sebagai pengamat, maka refleksi dilakukan
terhadap diri sendiri. Dengan kata lain guru tersebut melihat dirinya kembali,
melakukan “dialog” untuk menemukan hal-hal yang sudah dirasakan memuaskan hati
karena sudah sesuai dengan rancangan dan mengenali hal-hal yang masih perlu
diperbaiki. Dalam hal seperti ini maka guru melakukan “self evaluation” yang
diharapkan dilakukan secara objektif. Untuk menjaga objektifitas tersebut seringkali
hasil refleksi diperiksa ulang atau divalidasi oleh orang lain, misalnya guru atau
teman sejawat yang diminta untuk mengamati, ketua jurusan, kepala sekolah atau
Cucu Kurnia,2013 PENERAPAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA DI SEKOLAH DASAR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
narasumber yang menguasai bidang tersebut. Jadi, pada intinya kegiatan refleksi
adalah kegiatan evaluasi, pemaknaan, penjelasan, penyimpulan dan identifikasi tindak
lanjut dalam perencanaan siklus selanjutnya.
Keempat tahap dalam penelitian tindakan tersebut adalah unsur untuk
membentuk sebuah siklus, yaitu satu putaran kegiatan beruntun, dari tahap
penyusunan rancangan sampai dengan refleksi atau dengan kata lain evaluasi.
Apabila dikaitkan dengan “bentuk tindakan” sebagaimana disebutkan dalam uraian
ini, maka yang dimaksud dengan bentuk tindakan adalah siklus tersebut. Jadi bentuk
penelitian tindakan tidak pernah merupakan kegiatan tunggal tetapi selalu berupa
rangkaian kegiatan yang akan kembali ke asal, yaitu dalam bentuk siklus.
D. Prosedur Penelitian
Prosedur yang digunakan dalam penelitian ini berbentuk siklus. Metode
siklus yang digunakan dalam penelitian ini berbentuk spriral seperti yang
dikembangkan oleh Kemmis dan Mc. Taggart, yang mengemukakan bahwa penelitian
dibagi menjadi empat tahap, yaitu : (1) tahap perencanaan, (2) tahap pelaksanaan, (3)
tahap observasi dan (4) tahap refleksi.
Setelah menemukan instrumen penelitian dalam pengumpulan data, maka
disusun suatu rencana proses pengumpulan data. Jika yang diperoleh adalah data
kualitatif, maka teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis kualitatif.
Adapun proses pengumpulan data sesuai dengan tujuan penelitian, proses
pengumpulan data diperoleh melalui : (a) observasi yang dilakukan peneliti selama
Cucu Kurnia,2013 PENERAPAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA DI SEKOLAH DASAR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
menggunakan Contextual Teaching and Learning, (b) observasi yang dilakukan
untuk memperoleh data tentang tanggapan guru dan siswa terhadap manfaat
pembelajaran IPA dengan menggunakan pendekatan Contextual Teaching and
Learning.
E. Lokasi dan Subjek Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Sekolah yang menjadi tempat penelitian adalah SDN Salamjaya, yang
didirikan pada tahun 1982 dengan nomor statistik sekolah 101022005031 Kecamatan
Pondoksalam Kabupaten Purwakarta. Lokasi sekolah ini dekat dengan rumah
penduduk sehingga mudah dijangkau oleh siswa. Sekolah ini berada di atas tanah
seluas 1500 m², bentuk bangunan sekolah biasa dan konvensional, dengan status
negeri dan kegiatan pembelajarannya pada pagi hari.
2. Subjek Penelitian
Siswa SDN Salamjaya Kecamatan Pondoksalam Kabupaten Purwakarta
Tahun Pelajaran 2012/2013 berjumlah 240 orang. Sedangkan jumlah siswa kelas V
SDN Salamjaya yang dijadikan subjek penelitian berjumlah 29 orang, yang terdiri
dari 9 orang siswa laki-laki dan 20 orang siswa perempuan. Dan semua siswanya
beragama Islam.
Cucu Kurnia,2013 PENERAPAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA DI SEKOLAH DASAR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
F. Instrumen Penelitian
Untuk mendapatkan data yang sesuai dengan fokus dan tujuan penelitian,
instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket, observasi, lembar soal,
dan wawancara. Menurut Arikunto (1995: 177) “Instrumen penelitian adalah suatu
yang penting dan strategis kedudukannya di dalam pelaksanaan penelitian”.
Proses analisis data berlangsung dari awal sampai akhir pelaksanaan program
tindakan, data dalam penelitian dianalisis dengan mengikuti pola mulai dari tahap
orientasi sampai pada tahap berakhirnya seluruh tindakan sesuai dengan program,
karakteristik, fokus permasalahan dan tujuan penelitian.
Secara rinci pengolahan data dalam penelitian ini peneliti mengumpulkan
seluruh data yang diperoleh berdasarkan instrumen penelitian. Pengumpulan data
dapat diperoleh melalui : (1) observasi, dan (2) lembar soal.
1. Observasi
Observasi atau pengamatan sebagai alat penilaian banyak digunakan untuk
mengukur tingkah laku individu ataupun terjadinya suatu kegiatan yang diamati, baik
dalam situasi yang sebenarnya maupun dalam situasi buatan. Dengan kata lain,
observasi dapat mengukur atau ,menilaim hasil dan proses belajar misalnya, tingkah
laku siswa pada saat belajar, tingkah laku guru pada saat mengajar, kegiatan diskusi
siswa, partisipasi siswa dalam simulasi, dan penggunaan alat peraga pada saat
mengajar.
Observasi yang dilakukan dalam penelitian ini, yaitu untuk mengamati
aktivitas siswa pada saat proses pembelajaran berlangsung. Observasi yang diamati
meliputi : a) mengerjakan tugas, b) mengemukakan pendapat, c) menyimak, d)
Cucu Kurnia,2013 PENERAPAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA DI SEKOLAH DASAR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
kerjasama dalam mengerjakan tugas. Selain itu, adapula observasi yang dilakukan
observer terhadap guru pada saat proses pembelajaran yang didalamnya meliputi
keterampilan guru dalam mengajar. Adapun lembar observasi siswa dan lembar
observasi guru datanya terlampir
2. Lembar Soal
Lembar soal berguna untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dengan
program pembelajaran yang telah dilakukan. Pemberian soal ini biasa dilakukan
dalam kegiatan atau evaluasi. Dengan demikian jelas bahwa kegiatan penilaian sangat
diperlukan dalam kegiatan penelitian.
Hasil belajar diperoleh dari tes yang dilaksanakan setiap akhir siklus. Tes
berguna untuk mengetahui sejauh mana tingkat pemahaman konsep siswa terhadap
materi yang diajarkan setelah berlangsungnya proses tindakan.
3. Lembar Kerja Siswa
Lembar keraja siswa merupakan hasil kegiatan siswa selama proses
pembelajaran berlangsung yang dilakukan setiap siswa dalam kerja kelompok. LKS
berisi soal-soal yang harus dikerjakan oleh setiap kelompok, jawaban soal diberikan
untuk memperdalam pemahaman bahan materi.
G. Teknik Pengumpulan Data
Menurut Arikunto (1995: 256) pengumpulan data dalam penelitian tindakan
kelas ada dua jenis data yang dapat dikumpulkan, yaitu : (1) data kuantitatif, (2) data
kualitatif.
Cucu Kurnia,2013 PENERAPAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA DI SEKOLAH DASAR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1. Data Kualitatif adalah nilai siswa yang dapat di analisis secara deskriptif dengan
menggunakan statistik deskriptif. Misalnya : mencari data tertinggi, persentase
keberhasilan belajar, dan lebih penting lagi statistik dapat digunakan untuk
memaknai data statistik kelas.
2. Data Kuantitatif adalah data yang berupa informasi berbentuk kalimat yang
memberikan gambaran tentang ekspresi siswa. Mengenai tingkat pemahaman
terhadap suatu pelajaran (kognitif), pandangan atau sikap terhadap metode belajar
yang baru (afektif), aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran, keaktifann,
antusias dalam belajar, kepercayaan diri, motivasi belajar, keterampilan-
keterampilan sikap dan sejenisnya dapat di analisis secara kualitatif.
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan penelitian
kualitatif. Paradigma penelitian kualitatif, dilakukan melalui proses induktif, yaitu
berawal dari konsep khusus ke konsep umum, konsetualisasi, keterorganisasi, dan
deskripsi dikembangkan atas dasar masalah yang terjadi dilapangan. Maka dalam
penelitian kualitatif pengumpulan data terlaksana secara simultan dengan analisis data
selama penelitian berlangsung. Tujuan dari penelitian kualitatif yaitu agar peneliti
memahami fenomena-fenomena seting sosial yang terjadi di lapangan adalah bersifat
melingkar (siklus).
H. Teknik Pengolahan Data
Pengolahan data merupakan proses mencari dan menyusun secara sistematis
data yang diperoleh dari hasil observasi maupun wawancara, dengan cara
Cucu Kurnia,2013 PENERAPAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA DI SEKOLAH DASAR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit,
melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang
akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri
maupun orang lain.
Analisis data dilakukan dari awal sampai akhir pelaksanaan tindakan setiap
siklus. Data tentang aktivitas siswa, interaksi proses pembelajaran dan persepsi siswa
terhadap penggunaan keterampilan proses. Prosedur pengolahan data dalam
penelitian ini dapat diuraikan sebagai berikut :
1. Triangulasi data, yaitu teknik pemeriksaan keabsahan (validasi) data yang
memanfaatkan data lain sebagai perbandingan terhadap data itu, melalui data dari
guru, kepala sekolah, siswa dan arahan dari pembimbing dengan data yang
diperoleh melalui hasil observasi.
2. Audit trail, yaitu pengecekan keabsahan temuan penelitian dan prosedur
penelitian yang telah diperiksa dengan mengkonfirmasikan kepada teman sejawat
dan dosen. Ini dilakukan untuk memperoleh validitas yang tinggi.
3. Member chek, yaitu mengecek kebenaran hasil tiap siklus, refleksi sampai akhir
keseluruhan tindakan. Sehingga mendapatkan data yang lengkap dan memiliki
validitas dan reliabilitas yang tinggi. Jadi tujuan member chek adalah agar
memperoleh informasi yang akan digunakan dalam penulisan laporan sesuai
dengan apa yang dimaksud sumber data atau informan.
Pada penelitian tindakan kelas ini, digunakan analisis deskripsi kualitatif,
yaitu suatu metode penelitian yang bersifat menggambarkan kenyataan atau fakta
Cucu Kurnia,2013 PENERAPAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA DI SEKOLAH DASAR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
sesuai dengan data yang diperoleh dengan tujuan untuk mengetahui hasil belajara
yang telah dicapai siswa, juga untuk mengetahui respon siswa terhadap kegiatan
pembelajaran serta aktivitas siswa selama proses pembelajaran.
Untuk menganalisis tingkatan keberhasilan atau presentasi ketuntasan belajar
siswa setelah proses pembelajaran berlangsung pada setiap siklusnya, dilakukan
dengan cara melakukan evaluasi pada setiap akhir siklus. Analisis ini dapat dihitung
dengan menggunakan statistik sederhana sebagai berikut :
1. Penilaian Tugas dan Tes
Peneliti menjumlahkan nilai yang diperoleh siswa, selanjutnya dibagi dengan
jumlah siswa kelas tersebut sehingga dapat diperoleh nilai rata-rata. Nilai rata-rata
didapat dengan menggunakan rumus :
𝑥 =ƹX
ƹN
Keterangan : x = nilai rata-rata
ƹX = jumlah nilai semua siswa
ƹN = jumlah siswa
2. Penilaian untuk Ketuntasan Belajar
Ada dua kategori ketuntasan belajar, yaitu secara perorangan dan secara
klasikal. Untuk menghitung presentase ketuntasan belajar, digunakan rumus sebgai
berikut :
Ƹ siswa yang tuntas belajar
P = x 100%
ƹsiswa
Cucu Kurnia,2013 PENERAPAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA DI SEKOLAH DASAR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Analisis ini dilakukan pada saat tahapan refleksi. Hasil analisis ini digunakan
sebagai bahan refleksi untuk melakukan perencanaan lanjut dalam siklus selanjutnya.
Hasil analisis ini juga dijadikan sebagai bahan refleksi dalam memperbaiki rancangan
pembelajaran atau bahkan mungkin sebagai bahan pertimbangan dalam penentuan
model pembelajaran yang tepat.
Tabel 3.1
Kriteria Tingkat Keberhasilan Belajar Siswa (%)
Tingkat keberhasilan (%) Arti
˃ 80 %
60 – 70
40 – 59
20 – 39
˂20 %
Sangat tinggi
Tinggi
Sedang
Rendah
Sangat rendah
Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan pada saat pengumpulan
data berlangsung, dan selesai pengumpulan data dalam periode tertentu. Aktivitas
dalam analisis data yaitu :
a. Reduksi Data
Reduksi data merupakan proses pengumpulan data penelitian, seorang peneliti
dapat menemukan kapan saja waktu untuk mendapatkan data yang banyak, apabila
peneliti mampu menerapkan metode observasi, wawancara atau dari berbagai
dokumen yang berhubungan dengan subjek yang diteliti.
Reduksi data merupakan analisis yang menajamkan untuk mengorganisasikan
data, dengan demikian kesimpulannya dapat diverifikasi untuk dijadikan temuan
penelitian terhadap masalah yang diteliti.
b. Penyajian Data
Cucu Kurnia,2013 PENERAPAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA DI SEKOLAH DASAR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Dalam penelitian kualitatif, penyajian data biasanya digunakan berbentuk
naratif. Untuk itu dalam penyajian data peneliti dapat di analisis oleh peneliti untuk
disusun secara sistematis, simultan, sehingga data yang diperoleh dapat menjelaskan
atau menjawab masalah yang diteliti.
c. Verifikasi dan Kesimpulan
Mengambil kesimpulan merupakan analisis dari reduksi data, dan display data
sehingga data dapat disimpulkan, dan peneliti masih berpeluang untuk menerima
masukan. Kesimpulan dalam penelitian ini masih bersifat sementara dan akan
berkembang setelah peneliti berada dilapangan.