Post on 30-Jan-2021
35
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Metode Pengembangan
Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan. Penelitian pengembangan
ini menggunakan model pengembangan ADDIE (Analysis, Design, Development,
Implementation, Evaluation). Dipilihnya model ADDIE dalam penelitian
pengembangan ini karena memiliki keunggulan dan tahapan yang sistematis, karena
setiap tahapan model ini terdapat revisi sehingga memudahkan pendesain agar tidak
mengulang dari tahapan awal. Model pengembangan ADDIE dapat dilihat pada
gambar berikut ini:
Gambar 3.1 Model Pengembangan ADDIE (Lee & Owens, 2004:3)
Penelitian dan pengembangan bertujuan untuk menemukan, mengembangkan
dan mevalidasi suatu produk, jadi penelitian serta pengembangan bersifat
longitudinal. Produk yang ditemukan bisa berupa model, pola, prosedur, sistem. Pada
model pengembangan ADDIE ini terdiri dari lima tahap komponen yang saling
berkaitan dan berstruktur sehingga dari awal tahapan harus secara berurutan sampai
IMPLEMENTATION
EVALUATION
ANALYSIS
DESIGN
DEVELOPMENT
36
pada tahap akhir begitu pula pada saat proses pengaplikasiannya. Jadi, tidak bisa
apabila dilakukan secara acak atau memilih yang ingin didahulukan.
3.2 Prosedur Pengembangan
Tahap-tahap dari model ADDIE dalam pengembangan buku populer yang
dilengkapi dengan gambar proses dan cara pembuatan briket dari kompos daun nanas
adalah sebagai berikut:
1. Analyze (Analisis)
Tahap analisis ini peneliti melakukan analisis kebutuhan, analisis siswa dan
analisis materi.
a. Pada kegiatan analisis ini peneliti mengidentifikasi kebutuhan yang perlu dipenuhi
oleh narapidana anak dalam masalah pendidikan. Peneliti melakukan observasi
untuk menganalisis kebutuhan narapidana anak di LPKA dengan mewawancarai
kepala LPKA Provinsi Jambi. Melihat fakta tersebut, narapidana anak
membutuhkan sumber belajar yang. Narapidana anak belum memiliki sumber
belajar yang dapat menyalurkan keterampilan mereka, maka perlu ditunjang
dengan penggunaan media seperti buku ilmiah populer yang berisi tentang
kewirausahaan tepatnya berwirausaha briket dari kompos daun nanas sehingga
dapat menarik perhatian dan meningkatkan pemahaman tentang entrepreneurship
secara langsung saat proses pembelajaran. Analisis ini dilakukan untuk
meningkatkan jiwa entrepreneurship narapidana anak di LPKA, dimana dengan
pengembangan buku ini dapat mengatasi masalah yang akan dialami oleh anak
narapidana setelah keluar dari lembaga pembinaan.
37
b. Tahap analisis siswa, kegiatan yang dilakukan adalah menganalisis karakteristik
dari narapidana anak di LPKA. Dari hasil observasi ditemukan bahwa tidak adanya
panduan atau sumber belajar yang dapat menyalurkan keterampilan narapidana
anak.
c. Pada tahap analisis materi, kegiatan yang dilakukan adalah menganalisis materi
yang berhubungan dengan kegiatan yang dapat membangun jiwa entrepreneur
narapidana anak di LPKA, materi membuat briket dari kompos daun nanas dapat
menjadi alternatif yang pas bagi narapidana anak di LPKA.
2. Design (Perancangan)
Produk buku populer yang dihasilkan adalah buku populer tentang berwirausaha
limbah daun nanas untuk narapidana anak di Lembaga Pembinaan Khusus Anak
Provinsi Jambi. Menyajikan tampilan warna buku semenarik mungkin. Menyusun isi
bacaan dan informasi yang akan disajikan di buku semenarik mungkin dengan bahasa
yang komunikatif dan mudah dipahami oleh pembaca.
Susunan isi buku populer dilengkapi dengan gambar-gambar alat dan bahan.
Disertai langkah prosedur kerja mengenai proses cara pembuatan kompos dan proses
pembuatan briket dari kompos daun nanas. Pada tahapan ini peneliti mendesain realisasi
buku populer yang dikembangkan. Tahapan yang dilakukan dalam pengembangan media
buku populer yaitu:
a. Pembuatan produk buku populer ini diperkirakan dalam waktu ± 2 bulan mulai dari
Maret – April 2019.
b. Mempersiapkan materi yang telah disusun
38
c. Tahap desain menggunakan aplikasi Microsoft Office Word 2007
1. Membuat desain cover semenarik mungkin.
2. Judul buku populer yang akan dibuat lebih spesifik.
Gambar 3.2 Desain Cover Buku Populer Berwirausaha Limbah Daun Nanas
3. Menambahkan gambar alat dan bahan, kemudian penjelasan materi
entrepreneurship, langkah prosedur kerja proses pembuatan kompos daun nanas
dan pembuatan briket dari kompos daun nanas.
4. Mengedit tampilan isi dan warna buku agar lebih menarik.
5. Menambahkan profil penulis dalam buku.
6. Mencetak desain yang telah dibuat dalam bentuk buku.
Storyboard pada buku populer yang dikembangkan dengan judul berwirausaha
limbah daun nanas yang disajikan pada gambar berikut:
21 cm
\
14,8cm
Keterangan :
1. Logo 2. Judul 3. Gambar 4. Nama
Penulis
3
4
2
1
39
No Buku Populer Story line
1.
Tampilan Awal
1. Logo 2. Judul 3. Gambar 4. Nama Penulis
2.
Tampilan Menu
Utama
1. Gambar 2. BAB 1
3.
Tampilan Materi
1. Kutipan“siapakah entrepreneur?”
2. Gambar 3. Penjelasan materi 4. Background
1
3
2
4
2
1
1 2
3
4
40
4.
1. Penjelasan ciri entrepreneurship
2. Penjelasan tujuan kewirausahaan
3. Gambar 4. Background
5.
1. Penjelasan langkah dalam
berwirausaha
2. Kolom kutipan 3. Background
6.
1. Penjelasan unsur pokok
wirausahawan
2. Kolom kutipan 3. Background
1
2
4
3
3
2
1
3
1
2 3
41
7.
1. Gambar 2. BAB 2
8.
1. Penjelasan tanaman nanas
2. Gambar 3. Background
9.
1. Tabel data produksi
2. Background
2
1
1 2
3
1
2
42
10.
1. Penjelasan pembuatan kompos
dari limbah daun
nanas
2. Kolom kutipan 3. Background
11.
1. Keterangan alat 2. Keterangan bahan 3. Gambar 4. Background
12.
1. Penjelasan langkah pembuatan kompos
daun nanas
2. Gambar 3. Background
1 2
3
1 2
4 3
1
2
3
43
13.
1. Gambar 2. BAB 3
14.
1. Penjelasan mengolah kompos
daun nanas
menjadi briket
2. Gambar 3. Kolom kutipan 4. Background
15.
1. Penjelasan proses pembuatan briket
2. Gambar 3. Background
2
1
1
2
3
4
1
2 3
44
16.
1. Keterangan alat 2. Keterangan bahan 3. langkah pembuatan
briket
4. Gambar 5. Background
17.
1. Tulisan pengemasan briket
dalam wadah
kemasan
2. Gambar 3. Background
18.
1. Rincian kalkulasi harga
2. Background
1 2
3 4
5
1
2 3
1
2
45
19.
1. Penjelasan langkah penggunaan briket
2. Gambar 3. Background
20.
1. Daftar pustaka 2. Background
21.
1. Data penulis 2. Profil penulis 3. Profil pembimbing
I
4. Profil pembimbing II
5. Background
Gambar 3.3 Storyboard Media Buku Populer Berwirausaha Limbah Daun Nanas
1 2
3
1
2
1
2
3
4 5
46
3. Development (Pengembangan)
Tahap pengembangan merupakan tahapan kegiatan menerjemahkan spesifikasi
desain dalam bentuk fisik sehingga menghasilkan prototype produk pengembangan.
Pada tahap pengembangan hal yang dikembangkan dari buku populer berbasis
entrepreneurship adalah, sebagai berikut:
1. Dari segi spesifikasi desain, media buku populer berbasis entrepreneurship akan
dikembangkan dengan tampilan yang menarik. Kertas yang digunakan penulis adalah
jenis kertas Art Paper. Gambar yang akan digunakan adalah gambar dari hasil
dokumentasi pribadi maupun internet. Diantaranya objek kajian limbah daun nanas
dan cara mengolah limbah tersebut menjadi kompos kemudian diproses hingga
menjadi bahan bakar briket. Desain huruf yang digunakan dibuat semenarik mungkin
sehingga pembaca dapat menikmati dan ingin membaca lalu mempraktekkan
langkah-langkah yang ada didalam buku populer yang dikembangkan.
2. Dari segi isi, media buku populer berisi tentang materi entrepreneurship, ciri-ciri
entrepreneurship, membahas limbah daun nanas, prosedur pembuatan kompos, dan
langkah-langkah pengolahan kompos daun nanas menjadi bahan briket.
3. Media buku populer yang dikembangkan dilengkapi cover, kata pengentar, daftar isi,
daftar pustaka dan profil penulis.
Dalam tahap pengembangan terdapat satu langkah penting yaitu uji coba sebelum
melakukan tahap implementasi. Ujicoba merupakan salah satu dari langkah-langkah
pengolahan limbah daun nanas dan juga tahapan ADDIE yaitu evaluasi. Setelah
didapatkan hasil evaluasi, ini dijadikan sebagai pedoman perbaikan buku populer yang
47
dikembangkan. Ada tiga langkah dalam tahapan ini, yakni: (1) validasi produk (2) revisi
produk (3) produk akhir.
Adapun langkah-langkah pengolahan limbah daun nanas menjadi kompos
kemudian di proses menjadi bahan bakar briket yaitu:
a. Persiapan alat dan bahan. Alat: erlenmeyer, rotary shaker, inkubator, autoclave,
gunting, grinder, jarum ose steril, tabung reaksi. Bahan: daun nanas, media nutrient
agar (na), media nutrient broth (nb), isolat bakteri micromonospora sp., dan
aquades steril.
b. Daun nanas yang digunakan adalah daun yang dibagian atas (mahkota), jumlah
daun nanas yang akan dijadikan kompos sebanyak 5 kg.
c. Daun nanas selanjutnya dipilih yang bagus dan dibersihkan dari kotoran yang
melekat lalu dicacah menggunakan gunting, selanjutnya dicuci dengan air bersih.
d. Kemudian daun nanas yang telah bersih, dijemur sampai kering dibawah sinar
matahari.
e. Setelah daun nanas benar-benar kering, selanjutnya daun nanas di grinder
(dihaluskan) menggunakan mesin grinder atau alat penggiling untuk menghaluskan
bahan menjadi bentuk serbuk halus.
f. Setelah proses penggilingan selesai, daun nanas yang telah dihaluskan menjadi
halus dan ditimbang menjadi 1 kg.
g. Daun nanas yang telah halus lalu disimpan dalam keadaan tertutup, kemudian
langkah selanjutnya pembuatan media NA sebagai media untuk peremajaan bakteri
Micromonospora.
48
h. Medium NA (Nutrient Agar) dibuat dengan cara mencampurkan NA sintetis
sebanyak 4 g dengan aquades sebanyak 500 ml, lalu dipanaskan dan diaduk sampai
homogen . Kemudian disterilisasi menggunakan autoclave pada suhu 1210C dan
tekanan 15 lbs selama 1 jam.
i. Selanjutnya medium NB (Nutrient Broth) dibuat dengan cara mencampurkan NB
sintetis sebanyak 4 g dengan aquades sebanyak 500 ml, lalu dipanaskan dan diaduk
sampai homogen. Kemudian disterilisasi menggunakan autoclave pada suhu 1210C
dan tekanan 15 lbs selama 1 jam.
j. Lalu medium NB (Nutrient Broth) ditambahkan daun nanas yang telah halus dibuat
dengan cara mencampurkan 500 ml NB (Nutrient Broth) pada 25 g daun nanas
tersebut. Medium diaduk hingga homogen dan panaskan hingga mendidih. Medium
dimasukan ke dalam tiap tabung reaksi sebanyak 5 ml dan tutup dengan sumbat.
k. Kemudian tahap peremajaan bakteri, isolat bakteri yang diremajakan yaitu bakteri
Micromonospora. Peremajaan bakteri dilakukan dengan cara menumbuhkan
kembali isolat bakteri yang telah diperoleh dari peneliti sebelumnya ke media NA
yang baru, kemudian diinkubasi selama 24-48 jam pada suhu 300C.
l. Selanjutnya proses pengaktifan bakteri melalui dua tahap, yang pertama adaptasi
pertumbuhan bakteri. Adaptasi dilakukan dengan cara mengisolasi isolat bakteri
yang telah diremajakan sebelumnya kedalam media NB yang ditambahkan daun
nanas kedalam erlemeyer. Kemudian di inkubasi menggunakan rotary shaker
dengan kecepatan 150 rpm selama 2 x 24 jam.
49
m. Pembiakan bakteri dilakukan pada media NA miring yang telah ditambah daun
nanas untuk masing-masing isolat bakteri dalam keadaan yang sudah steril.
Kemudian diinkubasi selama 24-48 jam pada suhu 300C.
n. Tahap pembuatan inokulum Isolat bakteri Micromonospora sp. yang telah
dikembangbiakkan, masing-masing dibuat suspensi dengan cara: biakkan agar
miring dari masing-masing isolat tersebut dituangi dengan NaCl 0,85% sebanyak 5
ml, kemudian bakteri dilepas dari permukaan agar dengan jarum ose steril, lalu
tabung reaksi diaduk menggunakan jarum ose dan dikocok dengan memutar tabung
reaksi menggunakan tangan. Suspensi yang telah dibuat dimasukkan kedalam labu
erlenmeyer kemudian ditambah dengan aquades steril.
o. Kemudian langkah terakhir pengomposan daun nanas dilakukan dengan cara
mencampurkan substrat daun nanas steril sebanyak 1 kg dengan inokulum bakteri
sebanyak 2,3 liter ke dalam wadah, kemudian diinkubasikan selama 6 minggu.
p. Setelah 6 minggu di inkubasi limbah daun nanas menjadi kompos.
Setelah limbah daun nanas diolah menjadi kompos tahapan selanjutnya mengolah
kompos menjadi bahan bakar briket yaitu:
a. Persiapan alat dan bahan. Alat: korek api, ember, media pencetak briket dari pipa,
timbangan, pengaduk, kompor, wajan, lesung/penumbuk arang, tungku, kaleng,
palu, saringan. Bahan: 1 kg kompos daun nanas, air, tepung kanji.
b. Kompos daun nanas yang telah di ambil kemudian dijemur pada terik matahari
untuk menghilangkan kadar air kemudian masukkan kompos daun nanas kedalam
kaleng yang telah dibolongi bagian bawahnya hingga penuh.
50
c. Kemudian letakkan kaleng yang berisi kompos daun nanas ke dalam tungku yang
telah dinyalakan api sebelumnya, lalu tutup menggunakan penutup seng.
d. Tunggu hingga kompos daun nanas menjadi arang dengan rata sekitar 1-2 jam
pembakaran. Setelah itu siram dengan air dan pindahkan ketempat yang disediakan.
e. Arang yang masih basah sebaiknya di jemur hingga kering untuk menghilangkan
kadar air, kemudian lanjutkan dengan proses penghalusan. Arang sekam kemudian
ditumbuk hingga halus dengan lesung lalu disaring dengan alat penyaring lalu buat
adonan perekat.
f. Proses penghalusan diawali dengan penumbukan menggunakan lesung, kemudian
disaring menggunakan saringan tepung.
g. Limbah kompos daun nanas yang sudah halus akan tampak pada gambar di bawah.
Proses selanjutnya yakni pembuatan bahan perekat dengan menggunakan tepung
kanji/sagu.
h. Langkah pertama timbang dengan perbandingan 5:1:1 untuk bahan kompos daun
nanas yang telah halus dengan tepung kanji yakni 500 gr bahan berbanding 52,5 gr
tepung kanji dan 525 ml air.
i. Selanjutnya pembuatan bahan perekat dengan melarutkan 55,6 gr tepung kanji
dengan 556 ml air kemudian diaduk sambil dipanaskan.
j. Tuangkan bahan perekat kedalam arang sekam yang telah halus kemudian diaduk
hingga tercampur rata.
k. Setelah dicampur dan diaduk hingga merata kemudian dilaukan proses percetakan
briket kompos daun nanas menggunakan pipa paralon.
51
l. Kemudian dilakukan proses pengeringan dengan cara dijemur dibawah sinar
matahari selama 3 hari pengeringan.
4. Implementation (Penerapan)
Tahapan implementation merupakan tahap penerapan produk yang
dikembangkan telah valid oleh tim ahli media dan ahli materi melalui tahapan
berdasarkan saran dan komentar validator sebanyak dua kali revisi, kemudian setelah
media yang dikembangkan layak akan di uji coba langsung terhadap guru Lembaga
Pembinaan Khusus Anak dan narapidana anak melalui uji coba dalam kelompok kecil
dan kelompok besar. Pada tahap ini produk yang telah dikembangkan diperlihatkan
kepada narapidana anak di Lembaga Pembinaan Khusus Anak kemudian diberi
kuisioner atau angket penilaian terhadap produk buku populer yang dikembangkan
sehingga diperoleh data. Data yang terkumpul digunakan sebagai acuan untuk
memperbaiki dan menyempurnakan produk yang dikembangkan.
5. Evaluation (Evaluasi)
Evaluasi adalah tahapan untuk melihat keberhasilan dari pengembangan produk
yang telah dilakukan. Tahap ini bertujuan untuk memperbaiki media buku populer yang
dikembangkan dan melihat kelayakan berdasarkan saran-saran dari tim validasi ahli
media dan ahli materi pada media yang telah dibuat oleh peneliti. Berdasarkan hasil
penilaian responden terhadap buku populer melalui kategori yang terdapat pada angket,
kemudian dilakukan proses perhitungan persentase tanggapan responden. Nilai
persentase yang di dapatkan digunakan sebagai acuan untuk meng evaluasi buku populer
yang dikembangkan.
52
3.3 Subjek Uji Coba
Subjek uji coba pada penelitian ini adalah narapidana anak usia sekolah di
Lembaga Pembinaan Khusus Anak Provinsi Jambi. Jumlah seluruh narapidana anak
LPKA berjumlah 44 orang anak dengan jenis kelamin laki-laki. Terdiri dari
pendidikan sekolah paket A, B, dan C. Subjek uji coba yang dipilih oleh peneliti yaitu
narapidana anak paket C berdasarkan usia sekolah menengah sebanyak 8 orang
sebagai kelompok kecil dan 15 orang sebagai kelompok besar.
3.4 Jenis Data dan Sumber Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data
kualitatif dan data kuantitatif. Data kualitatif diperoleh dari saran tim validator yang
terdiri dari ahli media dan ahli materi yang telah mengadakan validasi. Lembar validasi
berupa angket yang berisi saran- saran untuk perbaikan pada media. Data kuantitatif
diperoleh dari hasil respon tim validator, respon guru, dan respon narapidana anak
mengenai media buku populer yang telah dibuat dan di ujicobakan.
3.5 Instrumen Pengumpul Data
Instrumen pengumpulan data dalam penelitian pengembangan ini berupa angket
(kuesioner). Menurut Sudaryono (2013:30) angket atau kuesioner merupakan cara atau
teknik untuk mengumpulkan data secara tidak langsung, peneliti tidak langsung
melakukan tanya jawab kepada reponden. Instrumen pengumpulan data dengan angket
berisi sejumlah pertanyaan yang akan dijawab responden. Penyebaran menggunakan
angket bertujuan mencari informasi lengkap mengenai suatu masalah dari responden
tanpa harus khawatir jika reponden memberikan jawaban yang tidak sesuai dengan
53
kenyataan dalam pengisian daftar pertanyaan. Instrumen angket dibedakan menjadi dua
jenis, yaitu: angket terbuka dan angket tertutup. Dengan demikian dalam penelitian
pengembangan ini pengumpulan datanya menggunakan angket tertutup. Berikut kisi-kisi
instrumen pengumpul data:
Tabel 3.1 Kisi-Kisi Instrumen Validasi Desain Ahli Media
Variabel Indikator Deskriptor Nomor
Butir
Tampilan buku
Populer berwirausaha
limbah daun nanas
Kualitas Tampilan
Tampilan desain cover buku populer 1
Kombinasi warna dan ukuran huruf 2
Kesesuaian antara judul dan isi buku 3
Keterbacaan
Kesesuaian ukuran huruf antara judul
dan isi buku
4
Kesesuaian bentuk huruf 5
Kesesuaian ukuran huruf antara
penempatan judul dan isi materi
6
Kesesuaian ukuran huruf dan jarak
antar huruf
7
Kesesuaian warna objek 8,9
Kesesuaian tata letak gambar dan
bagian isi materi
10,11
Kesesuaian ukuran objek 12
Modifikasi dari Sugiyono (2017:150-1)
Tabel 3.2 Kisi-Kisi Instrumen Validasi Desain Ahli Materi
Variabel Indikator Deskriptor Nomor
Butir
Materi buku populer
berwirausaha limbah
daun nanas
Kesesuaian
Ketepatan penggunaan materi 1
Kesesuaian materi 2
Kemudahan materi 3
Kesesuaian urutan deskripsi 4
Kesesuaian info 5
Kesesuaian foto 6
Ketepatan
Ketepatan penggunaan istilah 7
Urutan materi terorganisir 8
Kelengkapan informasi 9
Kemudahan Bahasa yang digunakan 10
Kemenarikan
materi
Kemenarikan informasi 11
Ketepatan konsep Hubungan konsep materi dengan
gambar
12
Modifikasi dari Sugiyono (2017:150-152)
54
Tabel 3.3 Kisi-Kisi Instrumen Respon Guru
Variabel Indikator Deskriptor Nomor
Butir
Buku populer
berwirausaha limbah
daun nanas
Tampilan buku
populer
Tampilan desain cover buku populer 1
Ukuran buku sesuai 2
Ukuran huruf sesuai 5
Kesesuaian kombinasi warna 3
Manfaat Bahasa yang digunakan mudah
dipahami
4
Kemudahan dalam pembelajaran 6
Peningkatan minat belajar 7
Memotivasi pembaca 8
Membantu daya ingat 9
Kelengkapan dan
kesesuaian isi buku
Kesesuaian kebutuhan isi materi 10
Kelengkapan informasi buku populer 11
Kejelasan gambar dalam buku
populer
12
Modifikasi dari Sugiyono (2017:150-152)
Tabel 3.4 Kisi- Kisi Instrumen Respon Narapidana Anak
Variabel Indikator Deskriptor Nomor
Butir
Buku populer
berwirausaha limbah
daun nanas
Kemenarikan buku
populer
Kemenarikan tampilan desain buku
populer
1
Kemenarikan tampilan tulisan dan
gambar
5
Bahasa yang digunakan mudah
dimengerti
2
Motivasi terhadap
entrepreneurship
Kemudahan memahami isi buku 3
Menumbuhkan semangat dan
motivasi pembaca
4
Menumbuhkan motivasi untuk
memaham ilmu entrepreneurship
6
Modifikasi dari Sugiyono (2017:150-152)
3.6 Teknik Analisis Data
Langkah selanjutnya setelah data terkumpul yang dilakukan adalah analisis data.
Adapun data yang akan dianalisis adalah data kualitatif dan data kuantitatif. Data
kualitatif diolah dari saran validator media. Sedangkan data yang dianalisis secara
55
kuantitatif didapat dari skor penilaian terhadap kelayakan media yang dikembangkan.
Apabila persentase media memenuhi 60% atau lebih media tersebut dianggap layak atau
mencapai kriteria kelayakan.
1. Analisis angket oleh ahli media dan ahli materi
Angket yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan skala likert. Menurut
Sudaryono (2013:49) skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan
persepsi seseorang atau sekelompok mengenai suatu kejadian atau adanya gejala sosial.
Karena pada penelitian ini peneliti melihat respon dari narapidana anak terhadap buku
populer yang dikembangkan, maka interval jawaban angketnya sebagai berikut:
Tabel 3.5 Bobot Skor Untuk Setiap Instrumen Jawaban
Skala Nilai Instrumen Jawaban
4 Sangat baik
3 Baik
2 Tidak Baik
1 Sangat tidak baik
Modifikasi dari Riduwan dan Akdon (2015:18)
Menghitung presentase dari tiap-tiap indikator, dengan menggunakan rumus:
Keterangan :
Jumlah skor yang diperoleh: Jumlah item × bobot penilaian untuk kriteria yang dipilih.
Jumlah skor maksimum: Bobot skor penilaian maksimum tiap item × Jumlah item deskriptor × jumlah responden
Butir pertanyaan yang terdapat di dalam angket terdiri atas 12 item pertanyaan,
sehingga secara teoritik akan memperoleh skor minimal 12. Interpretasi jumlah skor
tersebut adalah sebagai berikut:
Kategori Penilaian : 4
Responden : 1
Skor terendah : 1 x 12 (deskriptor yang dinilai) x 1 = 12
56
Skor tertinggi : 4 x 12 (deskriptor yang dinilai) x 1 = 48
Rentang Nilai =
Tabel 3.6 Kategori Pilihan Jawaban Validasi Mediadan Ahli Materi Untuk Media Buku Populer
No. Kriteria Nilai Skor Tingkat Validasi
1 4 39,00 – 48,00 Sangat Baik
2 3 30,00 – 38,99 Baik
3 2 21,00 – 29,99 Tidak Baik
4 1 12,00 – 20,99 Sangat Tidak Baik
Modifikasi dari Riduwan dan Akdon (2015:18)
2. Analisis Respon Guru
Butir pernyataan untuk menentukan hasil yang diperoleh angket respon guru
terdiri atas 12 item. Terdiri atas 1 responden, dan 4 kriteria skor tertinggi. Analisis
perhitungan persentasenya adalah 4 x 12 x 1 = 48.
Teknik analisis skor menggunakan rumus
Keterangan :
P = Persentase
F = Jumlah skor kriterium
N = Jumlah skor maksimum
Tabel 3.7 Rentang Persentase dan Kriteria Kualitatif Pada Guru.
No Nilai Rentang Persentase
(%) Kriteria
1 4 75 < skor ≤ 100 Sangat Baik
2 3 50 < skor ≤ 74 Baik
3 2 25 < skor ≤ 49 Tidak Baik
4 1 0 < skor ≤ 24 Sangat Tidak Baik
Modifikasi dari Riduwan dan Akdon (2015:18)
P =
57
3. Analisis Respon Narapidana Anak
Penelitian pengembangan ini dilakukan ujicoba untuk pengambilan data persepsi
atau respon dari narapidana anak pada ujicoba kelompok kecil tentang media dengan
bantuan angket yang juga diolah dengan skala pengukuran likert dengan 4 interval
jawaban. Jumlah soal untuk angket persepsi atau respon untuk ujicoba kelompok kecil
adalah sebanyak 6 soal. Analisis perhitungan adalah sebagai berikut:
Kategori penilaian : 4
Responden : 8
Skor terendah : 1 x 6 (deskriptor yang dinilai) x 8 = 48
Skor tertinggi : 4 x 6 (deskriptor yang dinilai) x 8 = 192
Rentang Nilai =
Tabel 3.8 Kriteria Ujicoba Narapidana Anak di LPKA Kelompok Kecil
No. Kriteria Nilai Skor Tingkat Validasi
1 4 156 – 192 Sangat Baik
2 3 120 – 155 Baik
3 2 84 – 119 Tidak Baik
4 1 48 – 83 Sangat Tidak Baik
Modifikasi dari Riduwan dan Akdon (2015:18)
Pada pengambilan data persepsi atau respon narapidana anak pada ujicoba
kelompok besar tentang media buku populer dengan bantuan angket yang juga diolah
menggunakan skala pengukuran likert dengan 4 interval jawaban. Jumlah soal untuk
angket persepsi atau respon untuk ujicoba kelompok besar adalah sebanyak 6. Analisis
perhitungan adalah sebagai berikut:
Kategori penilaian : 4
Responden : 15
Skor terendah : 1 x 6 (deskriptor yang dinilai) x 15 = 90
Skor tertinggi : 4 x 6 (deskriptor yang dinilai) x 15 = 360
Rentang Nilai =
58
Tabel 3.9 Kriteria Ujicoba Narapidana Anak di LPKA Kelompok Besar
No. Kriteria Nilai Skor Tingkat Validasi
1 4 312 – 384 Sangat Baik
2 3 240 – 311 Baik
3 2 168 – 239 Tidak Baik
4 1 96 – 167 Sangat Tidak Baik
Modifikasi dari Riduwan dan Akdon (2015:18)