Post on 06-Feb-2018
49
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini termasuk jenis penelitian korelasional. Penelitian
korelasional merupakan penelitian untuk mengetahui ada atau tidak adanya
hubungan antara dua variabel atau lebih variabel (Arikunto,1998). Dengan teknik
korelasional peneliti dapat mengetahui hubungan sebuah variabel dengan variabel
lain. Besar atau tingginya hubungan tersebut dinyatakan dalam koefisien korelasi.
Dalam penelitian ini diupayakan memastikan signifikansi hubungan antara intensitas
menonton tayangan kekerasan pada televisi dengan perilaku agresif. Penelitian ini
dilakukan di SMP Mardi Rahayu Ungaran.
3.2 Populasi dan Sampel
3.2.1 Populasi
Menurut Arikunto (1998) populasi adalah keseluruhan subyek
penelitian. Sedangkan menurut Slameto (2003) populasi adalah keseluruhan
elemen yang hendak dijelaskan oleh peneliti melalui penelitiannya. Populasi
dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Mardi Rahayu Ungaran
berjumlah 134 siswa.
3.2.2 Sampel
50
Sugiyono (2010) menyatakan bahwa sampel adalah bagian dari jumlah
yang dimiliki oleh populasi. Sejalan dengan Sugiyono, Slameto (2003)
menyebutkan bahwa sampel adalah wakil dari populasi yang diteliti. Untuk
itu sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul representatif
(mewakili). Yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah seluruh siswa
kelas VIII SMP Mardi Rahayu Ungaran yang berjumlah 134 siswa orang yang
merupakan sampel total.
3.3 Variabel Penelitian
Penelitian ini menggunakan dua variabel yaitu variabel bebas (X) dan variabel
terikat (Y). Variabel bebas (X) adalah himpunan sejumlah gejala yang
mempunyai berbagai aspek atau unsur yang mengetahui atau menentukan
munculnya variabel lain yang disebut sebagai variabel terikat. Variabel terikat
(Y) adalah himpunan sejumlah gajala yang memiliki sejumlah aspek atau unsur
di dalamnya yang berfungsi untuk menerima atau menyesuaikan diri dengan
kondisi variabel yang lain yang disebut variabel bebas (Azwar, 2004). Dalam
penelitian ini yang menjadi variabel bebas (X) adalah intensitas menonton
tayangan kekerasan pada televisi dan yang menjadi variabel terikat (Y) adalah
perilaku agresif.
3.4 Definisi Operasional
1. Intensitas Menonton Tayangan Televisi Berisi Kekerasan
51
Intensitas menonton tayangan televisi berisi kekerasan adalah
banyaknya kegiatan menonton tayangan yang berisi kekerasan dalam televisi
yang dilakukan oleh remaja. Untuk mengetahui intensitas atau banyaknya
kegiatan menonton tayangan yang berisi kekerasan yang dilakukan oleh
remaja diukur melalui aspek frekuensi atau keseringan menonton tayangan
yang berisi kekerasan dalam televisi serta tingkat adegan kekerasan yang
muncul pada tayangan. Makin tinggi skor yang diperoleh subyek berarti
semakin tinggi intensitas subyek menonton tayangan televisi berisi kekerasan,
dan sebaliknya, semakin rendah skor yang diperoleh subyek berarti semakin
rendah pula intensitas subyek menonton tayangan televisi berisi kekerasan.
2. Perilaku Agresif
Menurut Buss & Perry (1992) perilaku agresif adalah perilaku atau
kecenderungan perilaku yang niatnya untuk menyakiti orang lain, baik
secara fisik maupun psikologis. Perilaku agresif diukur berdasarkan skor
yang diperoleh dari hasil pengisian kuesioner perilaku agresif yang
dilakukan oleh sampel penelitian (30 siswa), dengan ketentuan semakin
tinggi skor yang diperoleh berarti semakin tinggi tingkat perilaku agresif
siswa, dan sebaliknya semakin rendah skor yang diperoleh berarti semakin
rendah tingkat perilaku agresif siswa. Pengukuran perilaku agresif dapat
diidentifikasi melalui aspek agresi verbal, agresi fisik, kemarahan, dan
52
permusuhan. Pengukuran dilakukan dengan menggunakan kuesioner
perilaku agresif yang disusun oleh Buss dan Perry (1992).
3.5 Alat Ukur Penelitian
Data yang dikumpulkan meliputi data yang terkait dengan variabel
perilaku agresif dan intensitas menonton tayangan kekerasan pada televisi.
1. Intensitas Menonton Tayangan Kekerasan pada Televisi
Pengukuran intensitas menonton tayangan kekerasan pada televisi
disusun oleh penulis berdasarkan teori Bandura mengenai kekerasan.
Kuesioner ini untuk mengetahui intensitas atau banyaknya kegiatan menonton
tayangan yang berisi kekerasan yang dilakukan subyek melalui aspek
frekuensi atau keseringan menonton tayangan yang berisi kekerasan dalam
televisi dan tingkat kekerasan pada tayangan serta. Kuesioner terdiri dari dua
aspek yaitu tingkat keseringan atau frekuensi dan tingkat kekerasan pada
adegan tayangan yang diterima oleh subyek. Masing-masing aspek dinilai
dengan skala Likert dari 1 hingga 5. Untuk pertanyaan pertama, angka 1
mewakili tidak pernah (0%), angka 2 mewakili jarang (25%), angka 3
mewakili mewakili kadang-kadang (50%), angka 4 mewakili sering (75%),
dan angka 5 mewakili sangat sering (100%). Untuk pertanyaan kedua, angka
1 mewakili sangat tidak keras (0%), angka 2 mewakili tidak keras (25%),
angka 3 mewakili sedang (50%), angka 4 mewakili keras (75%), dan angka 5
mewakili sangat keras (100%). Rating tersebut kemudian dijumlahkan dari
53
masing-masing pertanyaan yang berisi 15 judul tayangan televisi, hasil
tersebut kemudian dijumlahkan dari kedua pertanyaan. Selanjutnya, jumlah
yang telah dihitung adalah sebagai nilai intensitas menonton tayangan
kekerasan pada televisi.
Tabel 3.1
Indikator Empirik Intensitas Menonton Tayangan Kekerasan pada Televisi
Sub Konsep Indikator Judul Tayangan No Item
F Un F
Frekuensi
diterima oleh
subjek dari
tayangan
kekerasan
pada televisi
Lama
menonton
tayangan ....
1. Tom and Jerry
2. Crayon Shinchan
3. Doraemon
4.Scooby Doo Where Are
You
5. Box Office Movie RCTI
6. Bioskop TransTV
7. Tutur Tinular
8. Dragon Ball Z Kai
9. Spongebob
Squarepants
10. Reportase Sore TransTV
11. Ultraman Mebius
12. Naruto Shippuden
13. Fathiyah
14. Tendangan Si Madun
15. Ben 10 Ultimate Alien 1
1 - 15
Intensitas
adegan
kekerasan
yang diterima
oleh subjek
dari tayangan
kekerasan
pada televisi
Menurut
saya
tayangan ....
yang biasa
saya tonton
menunjukka
n adegan-
adegan yang
keras
1. Tom and Jerry
2. Crayon Shinchan
3. Doraemon
4.Scooby Doo Where Are
You
5. Box Office Movie RCTI
6. Bioskop TransTV
7. Tutur Tinular
8. Dragon Ball Z Kai
1 - 15
54
9. Spongebob
Squarepants
10. Reportase Sore TransTV
11. Ultraman Mebius
12. Naruto Shippuden
13. Fathiyah
14. Tendangan Si Madun
15. Ben 10 Ultimate
Alien 1
2. Kuesioner Perilaku Agresif
Data tentang perilaku agresif subjek diperoleh dengan
menggunakan laporan diri tentang perilaku (Behavioral Self-report).
Subjek diminta untuk mengisi kuesioner perilaku agresif ( agression
questionnaire ) yang disusun oleh Buss dan Perry (1992). Kuesioner ini
adalah perangkat yang umum digunakan untuk mengukur perilaku agresif
(Krahe, 2005). Kuesioner ini juga telah digunakan oleh Anderson & Dill
(2000) dalam penelitian mengenai perilaku agresif. Kuesioner disadur
dalam bahasa Inggris ke bahasa Indonesia dengan beberapa penyesuaian
bahasa. Perilaku agresif diukur melalui 4 aspek, yakni: agresi fisik, agresi
verbal, kemarahan dan permusuhan. Indikator empirik pengukuran konsep
perilaku agresif dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 3.2
Indikator Empirik Kuesioner Perilaku Agresif
Konsep Sub Konsep Indikator Item No Item
F Un F
Perilaku
agresif
Agresi Fisik,
Yakni Memukul Terkadang saya
merasa begitu ingin 1
55
adalah
kecender
ungan
perilaku
atau
perilaku
yang
niatnya
untuk
menyakit
i orang
lain, baik
secara
fisik
maupun
psikolo-
gis
tindakan
agresi yang
menyakiti
individu lain
secara fisik
memukul teman.
Bila teman saya
mencari masalah
dengan saya, saya
dapat saja
memukulnya.
5
Saya akan balas
memukul bila
dipukul. 9
Menurut saya
memukul orang lain
adalah tindakan yang
salah, apapun
alasannya.
24
Saya sering ringan
tangan. 19
Perkelahian
Saya pernah terlibat
perkelahian fisik. 13
Bila ada teman yang
menyakiti atau
mengancam saya,
maka saya akan
berkelahi dengannya.
21
Melakukan
kekerasan
Bila saya harus
menggunakan
kekerasan untuk
mendapatkan hak-hak
saya, maka saya akan
melakukan kekerasan.
17
Mengancam
Saya pernah
mengancam teman
saya untuk
mendapatkan apa
yang saya inginkan.
26
Merusak
barang
Saya pernah merusak
barang yang ada
disekitar saya ketika
saya marah.
28
56
Agresi verbal,
yakni respon
vokal yang
menyampaika
n stimulus
yang
menyakiti
mental dalam
bentuk
penolakan dan
ancaman
Membantah
Bila saya tidak setuju
dengan teman saya,
saya akan langsung
membantahnya.
2
Menurut teman-
teman, saya senang
membantah.
18
Bertengkar
mulut
Saya sering
bertengkar mulut
dengan teman saya
(misal : mengejek,
membantah)
6
Berterus
terang
apabila
jengkel
Ketika saya jengkel
pada seseorang, saya
akan mengatakannya
dengan terus terang.
10
Pendapat
harus
diterima
Saya membantah
teman-teman yang
tidak setuju dengan
saya. (Pendapat saya
harus diterima).
14
Kemarahan,
yakni emosi
negatif yang
disebabkan
oleh harapan
yang tidak
terpenuhi dan
bentuk
ekspresinya
dapat
menyakiti
orang lain
serta diri
sendiri
Marah
Saya mudah marah,
tetapi mudah pula
melupakan
kemarahan saya.
3
Menurut beberapa
teman, saya mudah
marah.
15
Saya heran karena
sering kali merasakan
kepahitan ( marah )
atas hal-hal tertentu.
16
Kadang saya merasa
begitu marah
sehingga saya
merasa akan
meledak.
11
Saya sering tidak
dapat mengendalikan
kemarahan saya. 22
57
Menunjuk-
kan
perasaan
terpukul
Saat saya terpukul
(sedih, kecewa), saya
menunjukkan
perasaan saya kepada
teman-teman saya.
7
Tidak
mudah
marah
Saya adalah orang
yang tenang (tidak
mudah marah). 29
Permusuhan,
yakni tindakan
yang
mengekspresik
an kebencian,
permusuhan,
antagonisme,
ataupun
kemarahan
yang sangat
kepada pihak
lain
Merasa iri Saya sering merasa iri. 4
Merasa
hidup tak
adil
Saya merasa hidup
saya tidak adil. 8
Teman tidak
mau
bermain
bersama
Teman-teman tidak
mau bermain dengan
saya.
12
Merasa
dibicarakan
kejelekanny
a
Saya tahu, teman-
teman sering
membicarakan
kejelekan saya tanpa
sepengetahuan saya.
20
Merasa
curiga
Saya curiga bila ada
orang asing yang
sangat ramah.
23
Kalau teman saya
berbuat baik pada
saya, pasti mereka
punya maksud
tertentu.
27
Merasa
ditertawa-
kan
Terkadang saya
merasa teman – teman
mentertawakan saya
tanpa sepengetahuan
saya.
25
58
3.6 Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen
Sebelum penelitian dilaksanakan, terlebih dahulu penulis melakukan
uji coba instrument untuk mengetahui validitas item dan reliabilitas
instrument yang digunakan sehingga hasil penelitian yang diperoleh dapat
dipertanggungjawabkan. Uji coba dilaksanakan di SMP Mardi Rahayu pada
kelas VIII D pada hari Sabtu, 28 April 2012.
Menurut Arikunto (1998) validitas adalah suatu ukuran yang
menunjukan tingkat kevalidan dan kesahihan suatu instrumen. Alat ukur
dikatakan valid bila mengukur apa yang seharusnya diukur dengan cermat.
Suatu alat tes atau instrumen dapat dikatakan mempunyai validitas yang tinggi
apabila instrumen tersebut menjalankan fungsi ukurnya, atau memberikan
hasil ukur yang sesuai dengan maksud dilakukan pengukuran tersebut,
(Azwar, 2004). Selain valid syarat alat ukur yang baik adalah reliabel.
Reliabilitas (Azwar, 2004) adalah sejauh mana hasil suatu pengukuran dapat
dipercaya. Pernyataan ini mengandung arti bahwa hasil pengukuran dapat
dipercaya apabila dalam beberapa kali pelaksanaan pengukuran terhadap
kelompok subjek yang sama diperoleh hasil relatif sama dalam diri subjek
yang diukur memang belum berubah.
Uji validitas dan reliabilitas kuesioner intensitas menonton tayangan
kekerasan dan kuesioner perilaku agresif menggunakan alat ukur SPSS for
windows versi 16.0 dengan menggunakan corrected item to total correlation.
59
Kriteria untuk menentukan validitas instrumen digunakan pedoman dari Ali
(1995) yang menyatakan bahwa suatu item instrumen penelitian dianggap
valid jika memilki coefisien corrected item to total correlation 0,20 dengan
kategori sebagai berikut:
0,00 – 0,20 : tidak valid
0,21 – 0,40 : validitas rendah
0,41 – 0,60 : validitas sedang
0,61 – 0,80 : validitas tinggi
0,81 – 1,00 : validitas sangat tinggi
Sedangkan untuk menentukan tingkat reabilitas instrumen
menggunakan kriteria yang dikemukakan oleh Goerge & Mallery (1995)
sebagai berikut :
α 0,7 : tidak adapat diterima ( unacceptable)
0,7 α 0,8 : dapat diterima (acceptable)
0,8 α 0,9 : dikatakan bagus ( good)
α 0,9 : sangat bagus ( excellent)
Uji coba kuesioner intensitas menonton tayangan kekerasan pada
televisi dan kuesioner perilaku agresif dilakukan terhadap 30 siswa kelas VIII
SMP Mardi Rahayu Ungaran. Pemilihan responden uji coba instrumen
didasarkan pada pertimbangan bahwa peneliti ingin mengetahui lebih lanjut
mengenai ada tidaknya permasalahan siswa kelas VIII SMP Mardi Rahayu
60
Ungaran terkait dengan hubungan intensitas menonton tayangan kekerasan
pada televisi dengan perilaku agresif siswa. Setelah diujikan terhadap 30
siswa, kemudian dilakukan rekapitulasi selanjutnya dilakukan uji validitas dan
reabilitas dengan bantuan SPSS for windows versi 16.0 yang hasilnya
terlampir pada lampiran.
1. Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner Intensitas Menonton
Tayangan Kekerasan pada Televisi
Item-item kuesioner perilaku agresif mempunyai koefisien
corrected item to total correlation terendah 0,301 dan tertinggi 0,740
yang kemudian hasil rekapitulasi uji coba angket karakteristik
dirangkum dalam tabel 3.3 berikut ini.
Tabel 3.3
Rekapitulasi uji validitas item intensitas menonton tayangan
kekerasan pada televisi dengan 30 item
Item Corrected item to
total correlation Keterangan
1 0,679 Valid
2 0,534 Valid
3 0,533 Valid
4 0,407 Valid
5 0,352 Valid
6 0,301 Valid
7 0,475 Valid
8 0,585 Valid
9 0,494 Valid
10 0,399 Valid
11 0,307 Valid
12 0,456 Valid
61
13 0,446 Valid
14 0,352 Valid
15 0,533 Valid
16 0,566 Valid
17 0,576 Valid
18 0,502 Valid
19 0,316 Valid
20 0,588 Valid
21 0,436 Valid
22 0,493 Valid
23 0,577 Valid
24 0,503 Valid
25 0,480 Valid
26 0,646 Valid
27 0,560 Valid
28 0,323 Valid
29 0,445 Valid
30 0,740 Valid
Dari tabel 3.3 di atas terlihat dari 30 item pada kuesioner
intensitas menonton tayangan kekerasan pada televisi yang telah diuji
dengan koefisien validitas yang ditunjukkan oleh Corrected item to
total correlation (besarnya nilai r) 0,2. Dikemukakan oleh Ali
(1995) yang menyatakan bahwa suatu item instrumen penelitian
dianggap valid jika memiliki koefisien corrected item to total
correlation 0,2.
Berdasarkan uji validitas yang dilakukan, didapat hasil
sebagai berikut: Tidak ada item yang memiliki koefisien corrected
item to total correlation antara 0,0 – 0,2. Ada 8 item yang memiliki
koefisien corrected item to total correlation antara 0,2 – 0,4. Ada 19
62
item yang memiliki koefisien corrected item to total correlation antara
0,41 – 0,6. Ada 3 item yang memiliki koefisien corrected item to total
correlation antara 0,61 – 0,8. Dan tidak ada item yang memiliki
koefisien corrected item to total correlation antara 0,81 – 1,00.
Dengan demikian semua item dapat dikatakan valid.
Untuk reliabilitas kuesioner intensitas menonton tayangan
kekerasan pada televisi dinyatakan dalam tabel berikut ini:
Tabel 3.4
Reliabilitas kuesioner Intensitas Menonton Tayangan
Kekerasan pada Televisi
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.904 30
Tabel 3.4 di atas diperoleh angka koefisien Alpha = 0,904.
Menurut George dan Mallery (1995) termasuk memiliki tingkat
reabilibilitas yang sangat bagus ( excellent ). Untuk itu, kuesioner
intensitas menonton tayangan kekerasan pada televisi yang disusun
oleh penulis dapat digunakan.
2. Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner Perilaku Agresif
Item-item kuesioner perilaku agresif mempunyai koefisien
corrected item to total correlation terendah 0,236 dan tertinggi 0,726
63
yang kemudian hasil rekapitulasi uji coba angket karakteristik
dirangkum dalam tabel 3.5 berikut ini.
Tabel 3.5
Rekapitulasi uji validitas item perilaku agresif dengan 29 item
Item Corrected item to
total correlation Keterangan
1 0,534 Valid
2 0,710 Valid
3 0,327 Valid
4 0,316 Valid
5 0,418 Valid
6 0,350 Valid
7 0,493 Valid
8 0,362 Valid
9 0,461 Valid
10 0,337 Valid
11 0,610 Valid
12 0,527 Valid
13 0,563 Valid
14 0,623 Valid
15 0,348 Valid
16 0,618 Valid
17 0,569 Valid
18 0,236 Valid
19 0,284 Valid
20 0,471 Valid
21 0,462 Valid
22 0,726 Valid
23 0,448 Valid
24 0,511 Valid
25 0,508 Valid
26 0,709 Valid
27 0,464 Valid
28 0,535 Valid
29 0,237 Valid
64
Berdasarkan uji validitas yang dilakukan, didapat hasil sebagai
berikut: Tidak ada item yang memiliki koefisien corrected item to total
correlation antara 0,0 – 0,2. Ada 9 item yang memiliki koefisien corrected
item to total correlation antara 0,2 – 0,4. Ada 14 item yang memiliki koefisien
corrected item to total correlation antara 0,41 – 0,6. Ada 6 item yang
memiliki koefisien corrected item to total correlation antara 0,61 – 0,8. Dan
tidak ada item yang memiliki koefisien corrected item to total correlation
antara 0,81 – 1,00. Dengan demikian semua item dapat dikatakan valid.
Untuk reliabilitas kuesioner perilaku agresif dinyatakan dalam tabel
berikut ini:
Tabel 3.6
Reliabilitas kuesioner perilaku agresif
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.903 29
Tabel 3.6 di atas diperoleh angka koefisien Alpha = 0,903. Menurut
George dan Mallery (1995) termasuk memiliki tingkat reabilibilitas yang
sangat bagus ( excellent ). Untuk itu, kuesioner intensitas menonton tayangan
kekerasan pada televisi yang disusun oleh penulis dapat digunakan.
3.7 Teknik Analisis Data
Analisis data yang digunakan untuk melihat analisis deskriptif dan
analisis korelasi hubungan antara intensitas menonton tayangan kekerasan
65
pada televisi dengan perilaku agresif dengan menggunakan teknik korelasi
Kendall's tau_b, karena skala datanya adalah ordinal dan ordinal dari populasi
yang bebas distribusi jadi tidak harus normal. Cara penghitungannya dibantu
dengan menggunakan program SPSS 16.0 for windows.