Post on 14-Mar-2019
25 Yuyun Desfrita Azura, 2016 MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYUSUN DAN MENGUJI KONJEKTUR MATEMATIS DAN SELF-CONFIDENCE SISWA MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan studi kuasi eksperimen. Menurut Ruseffendi
(2005) pada penelitian kuasi eksperimen subjek (siswa) tidak dikelompokkan
secara acak, tetapi peneliti menerima keadaan subjek apa adanya. Pemilihan
sampel secara tidak acak dilakukan dengan pertimbangan bahwa kelas telah
terbentuk sebelumnya sehingga tidak dilakukan pengelompokan secara acak,
karena pembentukan kelas baru akan menyebabkan kekacauan jadwal pelajaran
yang telah ada di sekolah.
Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain
kelompok kontrol non-ekuivalen (the nonequivalent control group design),
dimana pada desain penelitian ini melibatkan dua kelompok yang tidak dipilih
secara acak. Kelompok pertama memperoleh perlakuan yaitu pembelajaran
berbasis masalah sedangkan kelompok lainnya memperoleh pembelajaran
konvensional. Masing-masing kelompok diberi tes sebanyak dua kali, yaitu
sebelum perlakuan (pretes) dan sesudah perlakuan (posttes). Kemudian dilihat
perbedaan peningkatan kemampuan menyusun dan menguji konjektur matematis
dan Self-Confidence siswa antara kedua kelompok. Dengan demikian maka desain
penelitiannya (Ruseffendi, 2005) adalah sebagai berikut:
O X O
O O
Keterangan:
O :pretes atau posttes
X :perlakuan berupa pembelajaran dengan menggunakan
pembelajaran berbasis masalah
26
Yuyun Desfrita Azura, 2016 MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYUSUN DAN MENGUJI KONJEKTUR MATEMATIS DAN SELF-CONFIDENCE SISWA MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
3.2 Populasi dan Sampel Penelitian
Pengambilan data dalam penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1
Sungai Apit, Kabupaten Siak, Riau. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh
siswa kelas VII di SMP Negeri 1 Sungai Apit sebanyak 157 siswa yang terbagi ke
dalam 5 kelas. Pertimbangan yang diambil yaitu pola pikir siswa sudah masuk
pada tahap operasi formal. Sedangkan sampel dari penelitian ini adalah siswa
kelas tujuh SMP yang didasarkan pada pertimbangan pengambilan subjek dalam
penelitian ini sesuai dengan Lasmanawati (2011) yang menyebutkan bahwa siswa
SMP merupakan siswa yang sudah dapat menyesuaikan diri dengan kondisi di
lingkungan sekolahnya, dan telah memiliki dasar matematika yang relatif sama.
Siswa SMP berusia sekitar 13-15 tahun, dan dalam rentang usia tersebut siswa
sudah dianggap matang untuk menerima pembaharuan dalam penggunaan model
maupun pendekatan pembelajaran.
Dari beberapa kelas tujuh yang ada di sekolah tersebut yang setiap
kelompok kelasnya memiliki karakteristik yang sama, dipilih dua kelas untuk
dijadikan sampel penelitian. Satu kelas digunakan sebagai kelas eksperimen dan
satu kelas lagi digunakan sebagai kelas kontrol. Dalam penelitian ini kelas VII-
1 sebagai kelas Ekserimen dan kelas VII-2 sebagai kelas kontrol.
3.3 Variabel Penelitian
Menurut Sugiyono (2010) jika dilihat berdasarkan hubungan antar satu
variabel dengan variabel yang lain, maka jenis-jenis variabel dapat dibedakan
menjadi dua jenis yaitu variabel bebas (independent variable) dan variabel terikat
(dependent variable).
A. Variabel Bebas
Sugiyono (2008) berpendapat bahwa variabel bebas merupakan variabel
yang akan mempengaruhi dan dapat dikatakan sebagai sebab timbulnya variabel
terikat. Berdasarkan pengertian tersebut, maka yang menjadi variabel bebas dalam
penelitian ini adalah pembelajaran berbasis masalah.
27
Yuyun Desfrita Azura, 2016 MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYUSUN DAN MENGUJI KONJEKTUR MATEMATIS DAN SELF-CONFIDENCE SISWA MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
B. Variabel Terikat
Sugiyono (2008) berpendapat bahwa variabel terikat merupakan variabel
yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat dari variabel bebas. Berdasarkan
pengertian tersebut, maka yang menjadi variabel terikat dalam penelitian ini
adalah kemampuan menyusun dan menguji konjektur matematis dan Self-
Confidence siswa.
3.4 Pengembangan Perangkat Pembelajaran dan Instrumen Penelitian
Dalam penelitian ini, perangkat pembelajaran yang akan dikembangkan
berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Lembar Kegiatan Siswa
(LKS) sedangkan instrumen penelitian berupa instrumen tes dan non tes.
A. Perangkat Pembelajaran
1) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) merupakan rencana
pembelajaran yang dikembangkan secara rinci mengacu pada silabus, buku teks
pelajaran, dan buku panduan guru. RPP mencakup: identitas sekolah/madrasah,
mata pelajaran, dan kelas/semester; alokasi waktu; SK, KD, indikator pencapaian
kompetensi; tujuan pembelajaran; materi pembelajaran; strategi pembelajaran;
kegiatan pembelajaran; penilaian; dan media/alat, bahan, dan sumber belajar.
Dalam penelitian ini, RPP untuk kelas kontrol disesuaikan dengan langkah-
langkah pembelajaran konvensional. Sedangkan RPP untuk kelas eksperimen
disesuaikan dengan langkah-langkah pembelajaran berbasis masalah.
2) Lembar Kerja Kelompok (LKK)
Lembar Kerja Kelompok (LKK) dalam pembelajaran mempunyai peran
untuk mengonstruksi pemahaman konsep siswa. Untuk membuat Lembar Kerja
Kelompok yang baik haruslah mengacu kepada tujuan pembelajaran yang ingin
dicapai dan dapat membimbing siswa untuk mendapatkan suatu pemahaman yang
baru. LKK yang digunakan berisi tentang permasalahan dan petunjuk yang harus
28
Yuyun Desfrita Azura, 2016 MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYUSUN DAN MENGUJI KONJEKTUR MATEMATIS DAN SELF-CONFIDENCE SISWA MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
diselesaikan siswa. Petunjuk ini menuntun siswa untuk menyelesaikan
permasalahan dan mengarahkan pada konsep matematika.
B. Instrumen Penelitian
Instrumen tes adalah suatu alat pengumpulan data untuk mengevaluasi
kemampuan kognitif, afektif, dan psikmotor siswa. Instrumen tes yang digunakan
berupa tes kemampuan menyusun dan menguji konjektur matematis. Dalam
penelitian ini akan dilaksanakan dua kali tes, yaitu pretes untuk mengetahui
kemampuan awal siswa dalam memahami konsep suatu materi matematika yang
dipelajarinya sebelum mendapatkan perlakuan dan posttes untuk mengetahui
sejauh mana variabel bebas berpengaruh terhadap peningkatan kemampuan
menyusun dan menguji konjektur matematis dan Self-Confidence siswa setelah
mendapatkan perlakuan.
Jenis tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes tertulis dengan
bentuk uraian. Tes uraian dipilih karena dengan tes uraian akan terlihat sejauh
mana siswa dapat mencapai setiap indikator kemampuan menyusun dan menguji
konjektur matematis. Menurut Suherman (2003) penyajian soal tipe subjektif
dalam bentuk uraian ini mempunyai beberapa kelebihan, yaitu: 1) pembuatan soal
bentuk uraian relatif lebih mudah dan bisa dibuat dalam kurun waktu yang tidak
terlalu lama; 2) hasil evaluasi lebih dapat mencerminkan kemampuan siswa
sebenarnya; dan 3) proses pengerjaan tes akan menimbulkan kreativitas dan
aktivitas positif siswa, karena tes tersebut menuntut siswa agar berpikir secara
sistematik, menyampaikan pendapat dan argumentasi, mengaitkan fakta-fakta
yang relevan.
Ruseffendi (2005) mengatakan bahwa suatu instrumen dikatakan valid
bila instrumen itu mampu mengukur apa yang semestinya diukur. Oleh sebab itu,
sebelum digunakan dalam penelitian, instrumen tes kemampuan menyusun dan
menguji konjektur matematis diujicobakan terlebih dahulu kepada subjek lain
diluar sampel yang telah mempelajari materi yang terdapat pada instrumen
29
Yuyun Desfrita Azura, 2016 MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYUSUN DAN MENGUJI KONJEKTUR MATEMATIS DAN SELF-CONFIDENCE SISWA MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
tersebut. Pengujian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui validitas,
reliabilitas, daya pembeda, dan indeks kesukaran dari tiap soal pada instrumen
tersebut. Kriteria perhitungannya adalah sebagai berikut:
1) Validitas
Suatu alat evaluasi dapat dikatakan valid apabila alat tersebut mampu
mengevaluasi apa yang seharusnya dievaluasi. Pada penelitian ini digunakan
korelasi produk moment memakai angka kasar (raw score) dalam menentukan
koefisien validitas soal. Untuk validitas soal, dilakukan pengujian validitas tiap
butir dan validitas banding. Dalam penelitian ini untuk mengetahui validitas
instrumen dengan menggunakan rumus korelasi Product Moment Pearson (dalam
Suherman, 2003) sebagai berikut:
∑ (∑ )(∑ )
√( ∑ (∑ ) )( ∑ (∑ ) )
Keterangan:
menyatakan koefisien korelasi antara variabel X dengan variabel Y,
menyatakan skor testi pada tiap butir soal,
menyatakan skor total tiap testi,
menyatakan banyak testi.
Kriteria koefisien validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah
interpretasi kriteria koefisien validitas menurut Gulford yang diadaptasi oleh
Suherman (2003) sebagai berikut:
Tabel 3.1
Kriteria Koefisien Validitas
Koefisien Validitas ( ) Keterangan
0,90 1,00 Validitas sangat tinggi
30
Yuyun Desfrita Azura, 2016 MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYUSUN DAN MENGUJI KONJEKTUR MATEMATIS DAN SELF-CONFIDENCE SISWA MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
0,70 < 0,90 Validitas tinggi
0,40 < 0,70 Validitas sedang
0,20 < 0,40 Validitas rendah
0,00 < 0,20 Validitas sangat rendah
< 0,00 Tidak valid
Hasil pengujian validitas instrumen tes kemampuan menyusun konjektur
matematis yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 3.2.
Tabel 3.2
Data Hasil Uji Validitas Kemampuan Menyusun Konjektur Matematis
No Soal Koefisien (rxy) Kategori Kriteria
1 0,747 Tinggi Valid
2 0,768 Tinggi Valid
3 0,745 Tinggi Valid
4 0,743 Tinggi Valid
5 0,645 Sedang Valid
Berdasarkan data dari Tabel 3.2 diperoleh informasi bahwa hasil uji
validitas kemampuan menyusun konjektur matematis untuk butir soal nomor 1
dengan koefisien validitas sebesar 0,747 termasuk pada kategori tinggi dengan
kriteria valid. Koefisien validitas kemampuan menyusun konjektur matematis
untuk butir soal nomor 2 sebesar 0,768 termasuk pada kategori tinggi dengan
kriteria valid. Koefisien validitas kemampuan menyusun konjektur matematis
untuk butir soal nomor 3 sebesar 0,745 termasuk pada kategori tinggi dengan
kriteria valid. Koefisien validitas kemampuan menyusun konjektur matematis
untuk butir soal nomor 4 sebesar 0,743 termasuk pada kategori tinggi dengan
31
Yuyun Desfrita Azura, 2016 MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYUSUN DAN MENGUJI KONJEKTUR MATEMATIS DAN SELF-CONFIDENCE SISWA MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
kriteria valid. Koefisien validitas kemampuan menyusun konjektur matematis
untuk butir soal nomor 5 sebesar 0,645 termasuk pada kategori sedang dengan
kriteria valid.
Hasil pengujian validitas instrumen tes kemampuan menguji konjektur
matematis yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 3.3.
Tabel 3.3
Data Hasil Uji Validitas Kemampuan Menguji Konjektur Matematis
No Soal Koefisien (rxy) Kategori Kriteria
1 0,705 Tinggi Valid
2 0,780 Tinggi Valid
3 0,803 Tinggi Valid
4 0,914 Sangat Tinggi Valid
5 0,900 Tinggi Valid
Berdasarkan data dari Tabel 3.3 diperoleh informasi bahwa hasil uji
validitas kemampuan menguji konjektur matematis untuk butir soal nomor 1
dengan koefisien validitas sebesar 0,705 termasuk pada kategori tinggi dengan
kriteria valid. Koefisien validitas kemampuan menguji konjektur matematis untuk
butir soal nomor 2 sebesar 0,780 termasuk pada kategori tinggi dengan kriteria
valid. Koefisien validitas kemampuan menguji konjektur matematis untuk butir
soal nomor 3 sebesar 0,803 termasuk pada kategori tinggi dengan kriteria valid.
Koefisien validitas kemampuan menyusun konjektur matematis untuk butir soal
nomor 4 sebesar 0,914 termasuk pada kategori sangat tinggi dengan kriteria valid.
Koefisien validitas kemampuan menyusun konjektur matematis untuk butir soal
nomor 5 sebesar 0,900 termasuk pada kategori tinggi dengan kriteria valid.
2) Reliabilitas
32
Yuyun Desfrita Azura, 2016 MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYUSUN DAN MENGUJI KONJEKTUR MATEMATIS DAN SELF-CONFIDENCE SISWA MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
Reliabilitas suatu alat ukur atau alat evaluasi dimaksudkan sebagai suatu
alat yang memberikan hasil yang tetap sama (konsisten/ajeg). Hasil pengukuran
itu harus tetap sama (relatif sama) jika pengukurannya diberikan pada subjek yang
sama meskipun dilakukan oleh orang yang berbeda, waktu yang berbeda, dan
tempat yang berbeda pula (Suherman, 2003). Alat ukur yang reliabel adalah alat
ukur yang reliabilitasnya tinggi.
Teknik yang digunakan dalam menentukan koefisien realibilitas bentuk
uraian adalah dengan menggunakan formula Alpa-Cronbach’s (dalam Suherman,
2003) yaitu:
(
)(
∑
)
Keterangan:
menyatakan koefisien reliabilitas,
menyatakan banyak butir soal (item),
∑ menyatakan jumlah varians skor setiap item,
menyatakan varians skor total.
Sedangkan untuk menghitung varians (Suherman, 2003) digunakan
rumus:
∑
(∑ )
∑ menyatakan jumlah kuadrat skor tiap item
(∑ ) menyatakan jumlah skor tiap item dikuadratkan
menyatakan jumlah responden
Kriteria koefisien reliabilitas alat evaluasi yang digunakan dalam
penelitian ini adalah interpretasi kriteria koefisien reliabilitas menurut Guilford
(dalam Suherman, 2003) sebagai berikut:
Tabel 3.4
33
Yuyun Desfrita Azura, 2016 MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYUSUN DAN MENGUJI KONJEKTUR MATEMATIS DAN SELF-CONFIDENCE SISWA MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
Kriteria Koefisien Reliabilitas
Koefisien Reliabilitas ( ) Keterangan
0,90 1,00 Derajat Reliabilitas sangat tinggi
0,70 < 0,90 Derajat Reliabilitas tinggi
0,40 < 0,70 Derajat Reliabilitas sedang
0,20 0,40 Derajat Reliabilitas rendah
< 0,20 Derajat Reliabilitas sangat rendah
Adapun koefisien reliabilitas kemampuan menyusun konjektur matematis
yang diperoleh melalui hasil uji Anates secara keseluruhan adalah 0,78, sehingga
dapat diinterpretasikan bahwa soal tes kemampuan menyusun konjektur
matematis mempunyai reliabilitas yang tinggi. Sedangkan koefisien reliabilitas
kemampuan menguji konjektur matematis yang diperoleh melalui hasil uji coba
reliabilitas butir soal secara keseluruhan adalah 0,86, hal ini menunjukkan bahwa
soal tes kemampuan menguji konjektur matematis juga mempunyai reliabilitas
yang tinggi.
3) Daya Pembeda
Daya pembeda (DP) dari sebuah butir soal menyatakan seberapa jauh
kemampuan butir soal tersebut mampu membedakan antara testi yang mengetahui
jawabannya dengan benar dengan testi yang tidak dapat menjawab soal tersebut
(atau testi yang menjawab salah) (Suherman, 2003). Daya pembeda dihitung
dengan menggunakan rumus sebagai berikut.
Keterangan:
menyatakan daya pembeda,
menyatakan rata-rata skor kelompok atas,
menyatakan rata-rata skor kelompok bawah,
menyatakan skor maksimal ideal (bobot).
34
Yuyun Desfrita Azura, 2016 MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYUSUN DAN MENGUJI KONJEKTUR MATEMATIS DAN SELF-CONFIDENCE SISWA MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
Klasifikasi daya pembeda yang digunakan adalah sebagai berikut:
Tabel 3.5
Klasifikasi Daya Pembeda
Daya Pembeda (DP) Keterangan
0,70 < DP 1,00 Sangat baik
0,40 < DP 0,70 Baik
0,20 < DP 0,40 Cukup
0,00 < DP 0,20 Jelek
DP 0,00 Sangat jelek
Hasil pengujian daya pembeda instrumen tes kemampuan menyusun
konjektur matematis yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel
3.6.
Tabel 3.6
Data Hasil Uji Daya Pembeda Kemampuan Menyusun Konjektur Matematis
No Soal Indeks Daya Pembeda Keterangan
1 0,35 Cukup
2 0,35 Cukup
3 0,46 Baik
4 0,32 Cukup
5 0,21 Cukup
Berdasarkan Tabel 3.6 diperoleh informasi , dapat dikatakan bahwa butir
soal nomor 1 dengan indeks daya pembeda sebesar 0,35 dengan kriteria cukup, ini
berarti soal diterima namun diperbaiki. Butir soal nomor 2 dengan indeks daya
pembeda sebesar 0,35 dengan kriteria cukup, ini berarti soal diterima dan
diperbaiki. Butir soal nomor 3 dengan indeks daya pembeda sebesar 0,46 dengan
35
Yuyun Desfrita Azura, 2016 MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYUSUN DAN MENGUJI KONJEKTUR MATEMATIS DAN SELF-CONFIDENCE SISWA MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
kriteria baik, ini berarti soal diterima. Butir soal nomor 4 dengan indeks daya
pembeda sebesar 0,32 dengan kriteria cukup, ini berarti soal diterima dan
diperbaiki. Butir soal nomor 5 dengan indeks daya pembeda sebesar 0,21 dengan
kriteria cukup, ini berarti soal diterima dan diperbaiki.
Sedangkan hasil pengujian daya pembeda instrumen tes kemampuan
menguji konjektur matematis yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat
pada Tabel 3.7.
Tabel 3.7
Data Hasil Uji Daya Pembeda Kemampuan Menguji Konjektur Matematis
No Soal Indeks Daya Pembeda Keterangan
1 0,39 Cukup
2 0,57 Baik
3 0,53 Baik
4 0,67 Baik
5 0,67 Baik
Berdasarkan Tabel 3.7 diperoleh informasi bahwa butir soal nomor 1
dengan indeks daya pembeda sebesar 0,39 dengan kriteria cukup, ini berarti soal
diterima namun diperbaiki. Butir soal nomor 2 dengan indeks daya pembeda
sebesar 0,57 dengan kriteria baik, ini berarti soal diterima. Butir soal nomor 3
dengan indeks daya pembeda sebesar 0,53 dengan kriteria baik, ini berarti soal
diterima. Butir soal nomor 4 dengan indeks daya pembeda sebesar 0,67 dengan
kriteria baik, ini berarti soal diterima. Butir soal nomor 5 dengan indeks daya
pembeda sebesar 0,67 dengan kriteria baik, ini berarti soal diterima.
4) Indek Kesukaran
Derajat kesukaran suatu butir soal dinyatakan dengan bilangan yang
disebut indeks kesukaran. Bilangan tersebut adalah bilangan real pada interval
36
Yuyun Desfrita Azura, 2016 MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYUSUN DAN MENGUJI KONJEKTUR MATEMATIS DAN SELF-CONFIDENCE SISWA MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
0,00 sampai dengan 1,00. Soal dengan indeks kesukaran mendekati 0,00 berarti
butir soal tersebut terlalu sukar, sebaliknya soal dengan indeks kesukaran 1,00
berarti soal tersebut terlalu mudah. Indeks kesukaran dihitung dengan
menggunakan rumus sebagai berikut.
Keterangan:
menyatakan indeks kesukaran,
menyatakan rata-rata,
menyatakan skor maksimal ideal.
Klasifikasi indeks kesukaran yang digunakan adalah sebagai berikut
(Suherman, 2003):
Tabel 3.8
Klasifikasi Indeks Kesukaran
Indeks Kesukaran (IK) Keterangan
IK 0,00 Soal terlalu sukar
0,00 < IK < 0,30 Soal sukar
0,30 IK < 0,70 Soal sedang
0,70 IK 1,00 Soal mudah
IK 1,00 Soal terlalu mudah
Adapun hasil pengujian indeks kesukaran instrumen tes kemampuan
menyusun konjektur matematis dapat dilihat pada Tabel 3.9.
Tabel 3.9
Data Hasil Uji Indeks Kesukaran Kemampuan Menyusun Konjektur
Matematis
No Soal Indeks Kesukaran (IK) Keterangan
37
Yuyun Desfrita Azura, 2016 MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYUSUN DAN MENGUJI KONJEKTUR MATEMATIS DAN SELF-CONFIDENCE SISWA MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
1 0,75 Mudah
2 0,78 Mudah
3 0,73 Mudah
4 0,83 Mudah
5 0,78 Mudah
Berdasarkan Tabel 3.9 diperoleh informasi bahwa indeks kesukaran
untuk butir soal nomer 1 sebesar 0,75 dengan kriteria mudah. Indeks kesukaran
butir soal nomer 2 sebesar 0,78 dengan keriteria mudah. Indeks kesukaran butir
soal nomer 3 sebesar 0,73 dengan kriteria mudah. Indeks kesukaran butir soal
nomer 4 sebesar 0,83 dengan kriteria mudah. Dan indeks kesukaran butir soal
nomer 5 sebesar 0,78 dengan kriteria mudah. Karena secara keseluruhan indeks
kesukaran instrumen tes kemampuan menyusun konjektur matematis memiliki
kriteria mudah, maka instrumen tersebut diperbaiki.
Sedangkan hasil pengujian indeks kesukaran instrumen tes kemampuan
menguji konjektur matematis dapat dilihat pada Tabel 3.10.
Tabel 3.10
Data Hasil Uji Indeks Kesukaran Kemampuan Menguji Konjektur
Matematis
No Soal Indeks Kesukaran (IK) Keterangan
1 0,51 Sedang
2 0,46 Sedang
3 0,48 Sedang
4 0,51 Sedang
5 0,48 Sedang
38
Yuyun Desfrita Azura, 2016 MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYUSUN DAN MENGUJI KONJEKTUR MATEMATIS DAN SELF-CONFIDENCE SISWA MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
Berdasarkan Tabel 3.10 diperoleh informasi bahwa indeks kesukaran
yang diperoleh untuk butir soal nomer 1 sebesar 0,51 berada pada kategori
sedang. Indeks kesukaran butir soal nomer 2 sebesar 0,46 berada pada katgori
sedang. Indeks kesukaran butir soal nomer 3 sebesar 0,48 berada pada kategori
sedang. Indeks kesukaran butir soal nomer 4 sebesar 0,51 berada pada kategori
sedang. Dan indeks kesukaran butir soal nomer 5 sebesar 0,48 berada pada
kategori sedang. Karena secara keseluruhan indeks kesukaran instrumen tes
kemampuan menguji konjektur matematis berada pada kategori sedang maka
instrumen tersebut diperbaiki.
Selain instrumen tes, instrumen non-tes juga digunakan dalam penelitian
ini, yaitu angket, lembar observasi, dan wawancara. Definisi angket menurut
Suherman (2003) adalah sebuah daftar pertanyaan atau pernyataan yang harus
dijawab oleh responden yang berfungsi sebagai alat pengumpul data. Angket
berfungsi sebagai alat pengumpul data yang berupa keadaan atau data diri,
pengalaman, pengetahuan, sikap dan pendapat mengenai suatu hal. Pada
penelitian ini, angket digunakan sebagai alat pengukur skala Self-Confidence
siswa. Untuk menjawab angket ini siswa diminta untuk menjawab dengan
memberi tanda centang pada jawaban yang telah tersedia yang terdiri dari lima
pilihan, yaitu Sangat Sering (SS), Sering (S), Jarang (J ), Jarang Sekali (JS), dan
Tidak Pernah . Lima pilihan ini digunakan untuk menghindari pilihan ragu-ragu
siswa terhadap pertanyaan yang diberikan.
Selanjutnya, untuk mengukur Self-Confidence siswa perlu dilakukan uji
validitas dan reliabilitas terhadap angket yang akan diberikan agar layak dijadikan
instrumen penelitian. Validitas muka dan validitas isi dilakukan oleh dosen
pembimbing. Kemudian untuk mengukur validitas muka instrumen juga diberikan
kepada beberapa siswa di SMP Negeri 14 Bandung. Berdasarkan hasil yang
deperoleh baik dari dosen pembimbing maupun siswa, instrumen diperbaiki dalam
hal susunan kalimat dan redaksi kata yang digunakan. Selanjutnya dilakukan uji
coba di lapangan untuk uji validitas dan reliabilitas angket tersebut. Selain
39
Yuyun Desfrita Azura, 2016 MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYUSUN DAN MENGUJI KONJEKTUR MATEMATIS DAN SELF-CONFIDENCE SISWA MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
menggunakan angket untuk mengukur Self-Confidence siswa dalam pembelajaran
matematika, guru juga menggunakan lembar observasi dan melakukan wawancara
terhadap beberapa siswa.
Lembar observasi adalah lembar aktivitas guru dan aktivitas siswa
selama proses pembelajaran berlangsung. Lembar observasi aktivitas guru
bertujuan untuk mengetahui kesesuaian penggunaan pembelajaran berbasis
masalah di dalam kelas. Selain itu, lembar observasi ini juga digunakan sebagai
bahan evaluasi bagi guru dengan melihat apakah pembelajaran berlangsung sesuai
dengan langkah pelaksanaan model pembelajaran yang digunakan atau tidak.
Lembar observasi aktivitas siswa digunakan untuk mengamati sikap siswa
terhadap pembelajaran. Lembar observasi ini diisi oleh observer selama proses
pembelajaran berlangsung pada setiap pertemuan pembelajaran. Adapun hasil uji
instrumen angket Self-Confidence menunjukkan bahwa 22 dari jumlah
keseluruhan butir angket sebanyak 20 butir menunjukkan hasil yang valid,
sedangkan 2 butir lainnya tidak valid. Hal ini dilihat dari nilai Pearson
Correlation sebesar 0,219 <0,5 dan 0,151<0,5.
Tabel 3.11
Data Hasil Uji Validitas Self-Confidence
No
Pernyataan
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) Keterangan
1. 0,550 0,003 Valid
2. 0,646 0,000 Valid
3. 0,471 0,013 Valid
4. 0,568 0,002 Valid
5. 0,646 0,000 Valid
6. 0,423 0,028 Valid
7. 0,399 0,039 Valid
8. 0,683 0,000 Valid
9. 0,396 0,041 Valid
40
Yuyun Desfrita Azura, 2016 MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYUSUN DAN MENGUJI KONJEKTUR MATEMATIS DAN SELF-CONFIDENCE SISWA MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
10. 0,403 0,037 Valid
11. 0,554 0,003 Valid
12. 0,683 0,000 Valid
13. 0,539 0,004 Valid
14. 0,506 0,007 Valid
15. 0,705 0,000 Valid
16. 0,683 0,000 Valid
17. 0,470 0,013 Valid
18. 0,219 0,273 Tidak Valid
19. 0,151 0,454 Tidak Valid
20. 0,683 0,000 Valid
21. 0,680 0,000 Valid
22. 0,554 0,003 Valid
Berdasarkan Tabel 3.11 diperoleh informasi bahwa instrumen pada
pernyataan ke-18 dan ke-19 tidak valid maka kedua pernyataan tersebut dibuang
dengan kata lain pernyataan tersebut tidak digunakan dalam instrumen penelitian
ini, dengan pertimbangan bahwa instrumen tersebut tidak merubah kisi-kisi dari
indikator yang akan diukur.
Hasil pengujian reliabilitas Self-Confidence yang dilakukan
menggunakan SPSS 20 dapat dilihat pada Tabel 3.12.
Tabel 3.12
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
N of Items
.868 22
41
Yuyun Desfrita Azura, 2016 MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYUSUN DAN MENGUJI KONJEKTUR MATEMATIS DAN SELF-CONFIDENCE SISWA MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
Berdasarkan Tabel 3.12 diperoleh informasi bahwa indeks reliabilitas
data Self-Confidence yang dihasilkan sebesar 0,868. Hal ini menunjukkan bahwa
reliabilitas data Self-Confidence berada pada kategori tinggi.
3.5 Prosedur Penelitian
A. Tahap awal penelitian
Dalam tahap awal penelitian dilakukan kegiatan sebagai berikut:
1. Pengkajian masalah beserta latar belakangnya dan studi literatur.
2. Pencarian lokasi penelitian untuk dijadikan populasi dalam penelitian.
3. Pembuatan proposal penelitian.
B. Tahap Pengambilan data
Dalam tahap pengambilan data dilakukan kegiatan sebagai berikut:
1. Merancang desain bahan ajar yang menggunakan pembelajaran berbasis
masalah.
2. Membuat instrumen yang diperlukan, yaitu tes kemampuan menyusun dan
menguji konjektur matematis, angket, lembar observasi dan pedoman
wawancara untuk kemudian dihitung validitas, reliabilitas, daya pembeda dan
indeks kesukaran.
3. Pemilihan sampel penelitian, yaitu kelompok eksperimen dan kelompok
kontrol.
4. Pemberian pretes pada kedua kelompok untuk mengetahui kemampuan
menyusun dan menguji konjektur matematis siswa.
5. Memberikan perlakuan (pembelajaran) kepada kelompok pertama dengan
menggunakan pembelajaran berbasis masalah, sedangkan kelompok yang
kedua menggunakan pembelajaran konvensional.
6. Selama pembelajaran, peneliti menggunakan lembar observasi.
7. Pemberian posttes pada kedua kelompok untuk mengetahui peningkatan
kemampuan menyusun dan menguji konjektur matematis setelah diberikan
perlakuan.
42
Yuyun Desfrita Azura, 2016 MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYUSUN DAN MENGUJI KONJEKTUR MATEMATIS DAN SELF-CONFIDENCE SISWA MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
8. Pemberian angket skala Self-Confidence siswa untuk mengetahui tingkat Self-
Confidence siswa pada kedua kelompok.
C. Tahap Pengolahan data
Dalam tahap penyelesaian dilakukan kegiatan sebagai berikut:
1. Pengumpulan data hasil penelitian.
2. Pengolahan data hasil penelitian.
3. Analisis data hasil penelitian.
4. Penyimpulan data hasil penelitian.
5. Penulisan laporan hasil penelitian.
D. Teknik Pengolahan Data
Data yang diperoleh dari hasil penelitian terbagi menjadi dua, yaitu data
kuantitatif dan data kualitatif. Adapun prosedur analisis data adalah sebagai
berikut:
1. Analisis Data Kemampuan Menyusun Konjektur Matematis
Data kemampuan menyusun konjektur matematis merupakan data
kuantitatif meliputi data hasil pretes, posttes, dan data N-gain.
a) Analisis Data Tes Awal (pretes)
Pretes dilakukan untuk melihat kemampuan awal dari kedua kelas apakah
sama atau berbeda. Hal ini dapat dilihat melalui uji kesamaan rata-rata terhadap
data hasil pretes kedua kelas. Uji dilakukan dengan bantuan software IBM SPSS
Statistics 20 for Windows, yaitu dengan menggunakan Independent Sample T-
Test. Jika hasil pengujian menunjukkan hasil yang signifikan, artinya tidak ada
perbedaan rata-rata yang berarti dari kedua kelas, maka dapat dikatakan bahwa
kemampuan awal kelas eksperimen dan kelas kontrol adalah sama.
Asumsi yang harus dipenuhi sebelum melakukan uji-t adalah normalitas
dan homogenitas data. Oleh karena itu, sebelum pengujian Independent Sample T-
43
Yuyun Desfrita Azura, 2016 MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYUSUN DAN MENGUJI KONJEKTUR MATEMATIS DAN SELF-CONFIDENCE SISWA MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
Test terhadap data pretes dilakukan, maka terlebih dahulu dilakukan langkah-
langkah berikut:
1) Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data kedua kelas
berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak. Karena sampel
jumlahnya lebih dari 30, uji normalitas yang digunakan adalah uji Shapiro-Wilk.
Hipotesis dalam pengujian normalitas data pretes sebagai berikut:
i. H0 : Data pretes berasal dari populasi yang berdistribusi normal.
ii. H1 : Data pretes berasal dari populasi yang berdistribusi tidak normal.
Taraf signifikan yang digunakan adalah 5% dengan kriteria pengujiannya
sebagai berikut:
i. Jika nilai signifikansi (Sig) < 0,05 maka H0 ditolak.
ii. Jika nilai signifikansi (Sig) 0,05 maka H0 diterima.
2) Uji Homogenitas
Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah data yang diperoleh
memiliki varians yang homogen atau tidak. Pengujian homogenitas data pretes
menggunakan uji Levene dengan perumusan hipotesis sebagai berikut:
i. H0 :
: Varians data pretes homogen.
ii. H1 :
: Varians data pretes tidak homogen.
Taraf signifikan yang digunakan adalah 5% dengan kriteria pengujiannya
sebagai berikut:
i. Jika nilai signifikansi (Sig) < 0,05 maka H0 ditolak.
ii. Jika nilai signifikansi (Sig) 0,05 maka H0 diterima.
3) Uji Kesamaan Dua Rata-Rata
Uji kesamaan dua rata-rata bertujuan untuk mengetahui kesamaan dua
rata-rata dari data pretes yang diperoleh. Hipotesis dirumuskan dalam bentuk
hipotesis statistik (uji dua pihak) sebagai berikut:
44
Yuyun Desfrita Azura, 2016 MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYUSUN DAN MENGUJI KONJEKTUR MATEMATIS DAN SELF-CONFIDENCE SISWA MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
i. H0 : : Tidak terdapat perbedaan rata-rata kemampuan awal
yang signifikan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol.
ii. H1 : : Terdapat perbedaan rata-rata kemampuan awal yang
signifikan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol.
Jika kedua data berdistribusi normal dan homogen, maka dilakukan uji-t
(uji independent sample t-test). Jika kedua data berdistribusi normal tetapi tidak
homogen, maka dilakukan uji-t dengan asumsi varians tidak sama (uji
independent sample t-test dengan equal variances not assumed). Jika salah satu
atau kedua data berdistribusi tidak normal, maka dilakukan uji Mann-Whitney.
Taraf signifikan yang digunakan adalah 5% dengan kriteria
pengujiannya:
i. Jika nilai signifikansi (Sig) < 0,05 maka H0 ditolak.
ii. Jika nilai signifikansi (Sig) 0,05 maka H0 diterima.
b) Analisis Data Tes Akhir (Posttes)
Posttes dilakukan untuk melihat perbedaan pencapaian pada kedua kelas
setelah diberi perlakuan apabila rata-rata pretes tidak terdapat perbedaan dari hasil
uji statistik sebelumnya. Uji dilakukan dengan bantuan software IBM SPSS
Statistics 20 for Windows, yaitu dengan menggunakan Independent Sample T-
Test. Jika hasil pengujian menunjukkan hasil yang signifikan, artinya tidak ada
perbedaan rata-rata yang berarti dari kedua kelas. Asumsi yang harus dipenuhi
sebelum melakukan uji-t adalah normalitas dan homogenitas data. Langkah-
langkah yang dilakukan adalah:
1) Uji Normalitas
Hipotesis yang digunakan adalah sebagai berikut:
i. H0 : Data posttes berasal dari populasi yang berdistribusi normal.
45
Yuyun Desfrita Azura, 2016 MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYUSUN DAN MENGUJI KONJEKTUR MATEMATIS DAN SELF-CONFIDENCE SISWA MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
ii. H1 : Data posttes berasal dari populasi yang berdistribusi tidak normal.
Taraf signifikan yang digunakan adalah 5% dengan kriteria pengujiannya
sebagai berikut:
i. Jika nilai signifikansi (Sig) < 0,05 maka H0 ditolak.
ii. Jika nilai signifikansi (Sig) 0,05 maka H0 diterima.
2) Uji Homogenitas
Pengujian homogenitas data posttes menggunakan uji Levene dengan
perumusan hipotesis sebagai berikut:
i. H0 :
Varians data posttes homogen.
ii. H1 :
Varians data posttes tidak homogen.
Taraf signifikan yang digunakan adalah 5% dengan kriteria pengujiannya
sebagai berikut:
i. Jika nilai signifikansi (Sig) < 0,05 maka H0 ditolak.
ii. Jika nilai signifikansi (Sig) 0,05 maka H0 diterima.
3) Uji Perbedaan Dua Rata-Rata
Hipotesis dirumuskan dalam bentuk hipotesis statistik (uji dua pihak)
sebagai berikut:
i. H0 : : Tidak terdapat perbedaan rata-rata kemampuan akhir
yang signifikan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol.
ii. H1 : : Terdapat perbedaan rata-rata kemampuan akhir yang
signifikan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol.
Jika kedua data berdistribusi normal dan homogen, maka dilakukan uji-t
(uji independent sample t-test). Jika kedua data berdistribusi normal tetapi tidak
homogen, maka dilakukan uji-t dengan asumsi varians tidak sama (uji
independent sample t-test dengan equal variances not assumed). Jika salah satu
46
Yuyun Desfrita Azura, 2016 MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYUSUN DAN MENGUJI KONJEKTUR MATEMATIS DAN SELF-CONFIDENCE SISWA MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
atau kedua data berdistribusi tidak normal, maka dilakukan uji Mann-Whitney.
Taraf signifikan yang digunakan adalah 5% dengan kriteria pengujiannya:
i. Jika nilai signifikansi (Sig) < 0,05 maka H0 ditolak.
ii. Jika nilai signifikansi (Sig) 0,05 maka H0 diterima.
c) Analisis Data Gain Ternomalisasi (N-Gain)
Perhitungan gain ternomalisasi atau N-gain bertujuan untuk mengetahui
peningkatan kemampuan menyusun konjektur matematis siswa. Perhitungan
tersebut diperoleh dari nilai pretes dan posttes masing-masing kelas yaitu kelas
eksperimen dan kelas kontrol.
Pengolahan gain ternomalisasi (dalam Hake, 1999) dihitung dengan
rumus:
N-gain
Keterangan:
N-gain menyatakan gain ternomalisasi
Spre menyatakan skor pretes
Spos menyatakan skor posttes
SMI menyatakan skor maksimal ideal
Analisis data N-gain sama dengan analisis data pretes, dengan asumsi
yang harus dipenuhi sebelum uji perbedaan dua rata-rata, adalah normalitas dan
homogenitas data N-gain. Menurut Hake (1999), peningkatan yang terjadi pada
kedua kelas dapat dilihat menggunakan rumus N-gain dan ditaksir menggunakan
kriteria N-gain yang ada pada Tabel berikut.
47
Yuyun Desfrita Azura, 2016 MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYUSUN DAN MENGUJI KONJEKTUR MATEMATIS DAN SELF-CONFIDENCE SISWA MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.13
Kriteria Tingkat N-Gain
N-gain Keterangan
N-gain > 0,7 Tinggi
0,3 < N-gain 0,7 Sedang
N-gain 0,3 Rendah
2. Pengolahan Kemampuan Menguji Konjektur Matemati
Data kemampuan menguji konjektur matematis merupakan data
kuantitatif meliputi data hasil pretes, posttes, dan data N-gain.
a) Analisis Data Tes Awal (pretes)
Pretes dilakukan untuk melihat kemampuan awal dari kedua kelas apakah
sama atau berbeda. Hal ini dapat dilihat melalui uji kesamaan rata-rata terhadap
data hasil pretes kedua kelas. Uji dilakukan dengan bantuan software IBM SPSS
Statistics 20 for Windows, yaitu dengan menggunakan Independent Sample T-
Test. Jika hasil pengujian menunjukkan hasil yang signifikan, artinya tidak ada
perbedaan rata-rata yang berarti dari kedua kelas, maka dapat dikatakan bahwa
kemampuan awal kelas eksperimen dan kelas kontrol adalah sama.
Asumsi yang harus dipenuhi sebelum melakukan uji-t adalah normalitas
dan homogenitas data. Oleh karena itu, sebelum pengujian Independent Sample T-
Test terhadap data pretes dilakukan, maka terlebih dahulu dilakukan langkah-
langkah berikut:
48
Yuyun Desfrita Azura, 2016 MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYUSUN DAN MENGUJI KONJEKTUR MATEMATIS DAN SELF-CONFIDENCE SISWA MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
1) Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data kedua kelas
berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak. Karena sampel
jumlahnya lebih dari 30, uji normalitas yang digunakan adalah uji Shapiro-Wilk.
Hipotesis dalam pengujian normalitas data pretes sebagai berikut:
i. H0 : Data pretes berasal dari populasi yang berdistribusi normal.
ii. H1 : Data pretes berasal dari populasi yang berdistribusi tidak normal.
Taraf signifikan yang digunakan adalah 5% dengan kriteria pengujiannya
sebagai berikut:
i. Jika nilai signifikansi (Sig) < 0,05 maka H0 ditolak.
ii. Jika nilai signifikansi (Sig) 0,05 maka H0 diterima.
2) Uji Homogenitas
Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah data yang diperoleh
memiliki varians yang homogen atau tidak. Pengujian homogenitas data pretes
menggunakan uji Levene dengan perumusan hipotesis sebagai berikut:
i. H0 :
Varians data pretes homogen.
ii. H1 :
Varians data pretes tidak homogen.
Taraf signifikan yang digunakan adalah 5% dengan kriteria pengujiannya
sebagai berikut:
i. Jika nilai signifikansi (Sig) < 0,05 maka H0 ditolak.
ii. Jika nilai signifikansi (Sig) 0,05 maka H0 diterima.
49
Yuyun Desfrita Azura, 2016 MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYUSUN DAN MENGUJI KONJEKTUR MATEMATIS DAN SELF-CONFIDENCE SISWA MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
3) Uji Kesamaan Dua Rata-Rata
Uji kesamaan dua rata-rata bertujuan untuk mengetahui kesamaan dua
rata-rata dari data pretes yang diperoleh. Hipotesis dirumuskan dalam bentuk
hipotesis statistik (uji dua pihak) sebagai berikut:
i. H0 : : Tidak terdapat perbedaan rata-rata kemampuan awal
yang signifikan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol.
ii. H1 : : Terdapat perbedaan rata-rata kemampuan awal yang
signifikan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol.
Jika kedua data berdistribusi normal dan homogen, maka dilakukan uji-t
(uji independent sample t-test). Jika kedua data berdistribusi normal tetapi tidak
homogen, maka dilakukan uji-t dengan asumsi varians tidak sama (uji
independent sample t-test dengan equal variances not assumed). Jika salah satu
atau kedua data berdistribusi tidak normal, maka dilakukan uji Mann-Whitney.
Taraf signifikan yang digunakan adalah 5% dengan kriteria
pengujiannya:
i. Jika nilai signifikansi (Sig) < 0,05 maka H0 ditolak.
ii. Jika nilai signifikansi (Sig) 0,05 maka H0 diterima.
b) Analisis Data Tes Akhir (Posttes)
Posttes dilakukan untuk melihat perbedaan pencapaian pada kedua kelas
setelah diberi perlakuan apabila rata-rata pretes tidak terdapat perbedaan dari hasil
uji statistik sebelumnya. Uji dilakukan dengan bantuan software IBM SPSS
Statistics 20 for Windows, yaitu dengan menggunakan Independent Sample T-
Test. Jika hasil pengujian menunjukkan hasil yang signifikan, artinya tidak ada
perbedaan rata-rata yang berarti dari kedua kelas. Asumsi yang harus dipenuhi
50
Yuyun Desfrita Azura, 2016 MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYUSUN DAN MENGUJI KONJEKTUR MATEMATIS DAN SELF-CONFIDENCE SISWA MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
sebelum melakukan uji-t adalah normalitas dan homogenitas data. Langkah-
langkah yang dilakukan adalah:
1) Uji Normalitas
Hipotesis yang digunakan adalah sebagai berikut:
i. H0 : Data posttes berasal dari populasi yang berdistribusi normal.
ii. H1 : Data posttes berasal dari populasi yang berdistribusi tidak
normal.
Taraf signifikan yang digunakan adalah 5% dengan kriteria pengujiannya
sebagai berikut:
i. Jika nilai signifikansi (Sig) 0,05 maka H0 diterima.
ii. Jika nilai signifikansi (Sig) < 0,05 maka H0 ditolak.
2) Uji Homogenitas
Pengujian homogenitas data posttes menggunakan uji Levene dengan
perumusan hipotesis sebagai berikut:
i. H0 :
Varians data posttes homogen.
ii. H1 :
Varians data posttes tidak homogen.
Taraf signifikan yang digunakan adalah 5% dengan kriteria pengujiannya
sebagai berikut:
i. Jika nilai signifikansi (Sig) < 0,05 maka H0 ditolak.
ii. Jika nilai signifikansi (Sig) 0,05 maka H0 diterima.
3) Uji Perbedaan Dua Rata-Rata
Hipotesis dirumuskan dalam bentuk hipotesis statistik (uji dua pihak)
sebagai berikut:
i. H0 : : Tidak terdapat perbedaan rata-rata kemampuan akhir
yang signifikan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol.
ii. H1 : : Terdapat perbedaan rata-rata kemampuan akhir yang
signifikan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol.
51
Yuyun Desfrita Azura, 2016 MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYUSUN DAN MENGUJI KONJEKTUR MATEMATIS DAN SELF-CONFIDENCE SISWA MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
Jika kedua data berdistribusi normal dan homogen, maka dilakukan uji-t
(uji independent sample t-test). Jika kedua data berdistribusi normal tetapi tidak
homogen, maka dilakukan uji-t dengan asumsi varians tidak sama (uji
independent sample t-test dengan equal variances not assumed). Jika salah satu
atau kedua data berdistribusi tidak normal, maka dilakukan uji Mann-Whitney.
Taraf signifikan yang digunakan adalah 5% dengan kriteria
pengujiannya:
i. Jika nilai signifikansi (Sig) < 0,05 maka H0 ditolak.
ii. Jika nilai signifikansi (Sig) 0,05 maka H0 diterima.
c) Analisis Data Gain Ternomalisasi (N-Gain)
Perhitungan gain ternomalisasi atau N-gain bertujuan untuk mengetahui
peningkatan kemampuan menguji konjektur matematis siswa. Perhitungan
tersebut diperoleh dari nilai pretes dan posttes masing-masing kelas yaitu kelas
eksperimen dan kelas kontrol.
Pengolahan gain ternomalisasi (dalam Hake, 1999) dihitung dengan
rumus:
N-gain
Keterangan:
N-gain menyatakan gain ternomalisasi
Spre menyatakan skor pretes
Spos menyatakan skor posttes
SMI menyatakan skor maksimal ideal
52
Yuyun Desfrita Azura, 2016 MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYUSUN DAN MENGUJI KONJEKTUR MATEMATIS DAN SELF-CONFIDENCE SISWA MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
Analisis data N-gain sama dengan analisis data pretes, dengan asumsi
yang harus dipenuhi sebelum uji perbedaan dua rata-rata, adalah normalitas dan
homogenitas data N-gain. Menurut Hake (1999), peningkatan yang terjadi pada
kedua kelas dapat dilihat menggunakan rumus N-gain dan ditaksir menggunakan
kriteria N-gain yang ada pada Tabel berikut.
Tabel 3.13
Kriteria Tingkat N-Gain
N-gain Keterangan
N-gain > 0,7 Tinggi
0,3 < N-gain 0,7 Sedang
N-gain 0,3 Rendah
3 Pengolahan Data Self-Confidence
Data Self-Confidence merupakan kualitatif diperoleh dari angket dan
lembar observasi. Prosedur pengolahan data kualitatif adalah sebagai berikut:
a. Pengolahan Data Angket
Pengolahan data angket dilakukan dengan menggunakan Skala Likert.
Data yang diperoleh dari angket dikelompokkan berdasarkan jawaban Sangat
Sering (SS), Sering (S), Jarang (J ), Jarang Sekali (JS), dan Tidak Pernah (T)
untuk tiap pernyataan. Setiap jawaban memiliki bobot tertentu. Untuk pernyataan
bersifat positif (favorable), jawaban Sangat Sering (SS) diberi skor 5; Sering (S)
diberi skor 4; dan Jarang (J) diberi skor 3, Jarang Sekali (JS) diberi skor 2, dan
Tidak Pernah (TP) diberi skor 1.
Adapun selanjutnya untuk mengukur skala Self-Confidence siswa
dilakukan langkah- langkah berikut:
53
Yuyun Desfrita Azura, 2016 MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYUSUN DAN MENGUJI KONJEKTUR MATEMATIS DAN SELF-CONFIDENCE SISWA MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
1) Transformasikan data ordinal skala Self-Confidence ke data interval
menggunakan Method of Successive Interval (MSI). Adapun langkah-langkah
yang digunakan dalam melakukan transformasi tersebut adalah:
i. Menghitung banyak frekuensi setiap pilihan jawaban pada masing-masing
item pernyataan dalam skala ordinal.
ii. Menentukan proporsi untuk setiap frekuensi jawaban.
iii. Mejumlahkan proporsi secara berurutan untuk setiap respon, sehingga
diperoleh nilai proporsi kumulatif.
iv. Menentukan nilai Z untuk setiap kategori, dengan asumsi bahwa proporsi
kumulatif dianggap mengikuti distribusi normal baku.
v. Menghitung nilai densitas dari nilai Z (nilai f(z)) yang dihitung dengan rumus:
( )
√ (
)
vi. Menghitung SV (Scale Value) dengan rumus:
vii. Mentransformasikan nilai skala dengan menggunakan rumus:
( | |)
b. Melakukan uji asumsi statistik, yaitu uji normalitas dan uji homogenitas
varians. Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data skor Self-
Confidence siswa setelah pembelajaran berdistribusi normal. Hipotesis yang
diuji adalah sebagai berikut:
H0 : Data berdistribusi normal
H1 : Data berdistribusi tidak normal
Taraf signifikasi yang digunakan yaitu 5% atau α = 0,05. Uji statistik
yang digunakan adalah uji Shapiro-Wilk. Kriteria pengujiannya adalah sebagai
54
Yuyun Desfrita Azura, 2016 MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYUSUN DAN MENGUJI KONJEKTUR MATEMATIS DAN SELF-CONFIDENCE SISWA MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
berikut: jika nilai signifikasi kurang dari 0,05 maka H0 ditolak dan jika nilai
signifikasi lebih dari atau sama dengan 0,05 maka H0 diterima.
Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah variansi kedua
kelas homogen atau tidak homogen. Hipotesis yang diuji adalah sebagai berikut:
H0 : Variansi skor Self-Confidence kedua kelas homogen.
H1 : Variansi skor Self-Confidence kedua kelas tidak homogen.
Taraf signifikasi yang digunakan yaitu 5% atau α = 0,05. Uji
statistik yang digunakan adalah uji statistik Levene (Levene Statistic).
Kriteria pengujiannya adalah sebagai berikut: jika nilai signifikasi kurang
dari 0,05 maka H0 ditolak dan jika nilai sginifikasi lebih dari atau sama dengan
0,05 maka H0 diterima.
Selanjutnya, dilakukan uji coba perbedaan dua rata-rata terhadap data
Self-Confidence siswa untuk melihat apakah Self-Confidence siswa yang
memperoleh pembelajaran berbasis masalah lebih baik daripada siswa yang
memperoleh pembelajaran secara konvensional. Hipotesis yang diuji adalah
sebagai berikut:
H0 : Self-Confidence siswa yang memperoleh pembelajaran berbasis
masalah tidak lebih baik secara signifikan dibandingkan
dengan siswa yang memperoleh pembelajaran konvensional
H1 : Self-Confidence siswa yang memperoleh pembelajaran berbasis
masalah lebih baik secara signifikan dibandingkan dengan
siswa yang memperoleh pembelajaran konvensional
Taraf signifikasi yang digunakan yaitu 5% atau α = 0,05. Jika data
berdistribusi normal dan homogen maka uji statisitik yang digunakan adalah uji-t
sampel independen. Jika data berdistribusi normal tetapi tidak homogen maka uji
statistik yang digunakan adalah uji-t’. Sedangkan jika data berdistribusi tidak
normal, maka uji statisik yang digunakan adalah uji non parametik, yaitu uji
Mann-Whitney. Kriteria pengujiannya adalah sebagai berikut: jika nilai signifikasi
55
Yuyun Desfrita Azura, 2016 MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYUSUN DAN MENGUJI KONJEKTUR MATEMATIS DAN SELF-CONFIDENCE SISWA MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
kurang dari 0,05 maka H0 ditolak dan jika nilai siginifikasi lebih dari atau sama
dengan 0,05 maka H0 diterima.
4 Pengolahan Data Hasil Observasi
Lembar observasi aktivitas guru dan siswa memberikan gambaran
mengenai aktivitas pembelajaran menggunakan pembelajaran berbasis masalah.
Lembar observasi aktivitas pembelajaran memberikan gambaran aktivitas guru
dan siswa selama pembelajaran berlangsung. Data yang diperoleh dari lembar
observasi tersebut diolah dan dianalisis secara deskriptif.
Selain lembar aktivitas guru dan siswa, guru menggunakan lembar
observasi Self-Confidence siswa dalam pembelajaran. Data ini digunakan sebagai
penunjang terhadap angket yang diberikan kepada siswa.
5 Pengolahan Data Hasil Wawancara
Wawancara yang dilakukan oleh guru terhadap siswa digunakan sebagai
penunjang untuk mengukur Self-Confidence yang dialami siswa selama
pembelajaran. Data ini diolah dan dianalisis secara diskriptif bersama dengan
angket dan lembar observasi Self-Confidence siswa.
56
Yuyun Desfrita Azura, 2016 MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYUSUN DAN MENGUJI KONJEKTUR MATEMATIS DAN SELF-CONFIDENCE SISWA MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
E. Tahapan Penelitian
1. Prosedur Pengolahan Data Kemampuan Menyusun Konjektur Matematis
Tidak
Ya Tidak
Ya
2. Prosedur Pengolahan Data Kemampuan Menguji Konjektur Matematis
Tidak
Ya Tidak
Ya
Data Penelitian
Normal? Uji Mann Whitney
Homogen?
Uji t
Hasil
Uji t’
Data Penelitian
Normal? Uji Mann Whitney
Homogen?
Uji t
Hasil
Uji t’
57
Yuyun Desfrita Azura, 2016 MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYUSUN DAN MENGUJI KONJEKTUR MATEMATIS DAN SELF-CONFIDENCE SISWA MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
3. Pengolahan data Self-Confidence
Tidak
Ya Tidak
Ya
Data Penelitian yang ditransformasikan
Normal? Uji Mann Whitney
Homogen?
Uji t
Hasil
Uji t’
58
Yuyun Desfrita Azura, 2016 MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYUSUN DAN MENGUJI KONJEKTUR MATEMATIS DAN SELF-CONFIDENCE SISWA MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
No. Keterangan
Waktu
Feb Mar Apr Mei Jun Juli Ags Sep Okt
1. Penyusunan
Proposal
Penelitian
2. Seminar Proposal
Penelitian
3. Pembuatan
Instrumen
Penelitian
4. Pelaksanaan
Penelitian
5. Penyusunan Hasil
Penelitian dan
Pembahasan
6. Ujian Sidang
59
Yuyun Desfrita Azura, 2016 MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYUSUN DAN MENGUJI KONJEKTUR MATEMATIS DAN SELF-CONFIDENCE SISWA MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
4. Prosedur Penelitian
F. Jadwal Penelitian
egiatan Penelitian
Identifikasi Masalah, Rumusan Masalah, Studi Literatur
Penyusunan Bahan Ajar dan Instrumen Penelitian
Validasi Bahan Ajar dan Instrumen Penelitian
Revisi Bahan Ajar dan Istrumen Penelitian
Uji Coba Instrumen
Analisis Hasil Uji Coba Instrumen
Revisi Instrumen
Pemilihan Subjek Penelitian
Pretes
Pembelajaran Konvensional
pada Kelas Kontrol
Pembelajaran Berbasis Masalah pada Kelas
Eksperimen
Posttes
Laporan
Analisis Data
Observasi + Angket + Wawancara