Post on 10-Mar-2019
55
BAB III
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Penulis dalam bab ini akan menguraikan mengenai hasil penelitian dari
Putusan Mahkamah Agung Nomor 1405 K/Pid.Sus/2013. Berdasarkan putusan
tersebut dapat diketahui beberapa hal penting untuk disajikan dalam hasil
penelitian ini. Hasil penelitian ini sebagai berikut:
1. Identitas Terdakwa
Nama : PT Karawang Prima Sejahtera Steel (PT
KPSS), yang dalam hal ini diwakili oleh Wang
Dong Bing
Tempat Lahir : Jingsu China
Umur/Tanggal Lahir : 41 tahun/ 4 Januari 1970
Jenis Kelamin : Laki-laki
Kebangsaan : WNA (China)
Tempat Tinggal : Kampung Kereteg RT 01 RW 02, Desa Taman
Mekar, Kecamatan Pangkalan, Kabupaten
Karawang
Agama : Budha
Pekerjaan : Kepala Bagian Umum PT Karawang Prima
Sejahtera Steel (PT KPSS)
56
2. Uraian Singkat Fakta Peristiwa
PT Karawang Prima Sejahtera Steel (PT KPSS) merupakan
perusahaan yang bergerak dalam bidang industri logam, baja dan alumunium,
ekspor impor dan perdagangan hasil produksi. Perusahaan ini berdiri di
Karawang berdasarkan Akta Pendirian Perseroan Terbatas Nomor 1 tanggal 2
November 2007 di hadapan Notaris Ida Rasida Suryana, S.H., M.H. yang
disahkan oleh Dirketur Jendral Administrasi Hukum Umum atas nama
Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia No.C-06377
HT.01.01 tahun 2007 tanggal 13 Desember 2007. Direktur Utama maupun
Pemilik Modal perusahaan ini berada di Negara China, sehingga yang
memimpin PT Karawang Prima Sejahtera Steel adalah Wang Dong Bing
selaku Kepala Bagian Umum.
Bahan bakar yang digunakan dalam proses produksi PT Karawang
Prima Sejahtera Steel adalah batu bara. Hasil pembakarannya menyisakan
atau menghasilkan limba aero slag dari peleburan besi dan baja, serta limbah
bottom ash dan fly ash yang di dapat dari hasil pembakaran batu bara di
power plan (pembangkit listrik). Limbah-limbah tersebut oleh PT Karawang
Prima Sejahtera Steel tidak dikelola sesuai dengan Peraturan Pemerintah
Nomor 18 Tahun 1999 jo Nomor 85 Tahun 1999 tentang Limbah Bahan
Beracun dan Berbahaya dan Keputusan Bapedal Nomor 04/Bapedal/09/1995.
Berdasarkan hasil analisa laboratorium yang dilakukan oleh PT Als
Indonesia, terhadap limbah aero slag, bottom ash, dan fly ash memiliki
parameter cromium (Cr) 2900 mg/dry kg, seharusnya ditimbun di tempat
penimbunan khusus limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) secara land
fill dengan kategori I yaitu memiliki lapisan pengaman kedap air hingga
rangkap dua, copper (Cu) 72 mg/dry kg dan zinc (Zn) 1500 mg/dry kg
seharusnya ditimbun di landi fill kategori II yaitu lapisan kedap air
geomembrane lapis I, sedangkan parameter arsenic (As) 3.0 mg/dry kg,
cadmium (Cd) 0 mg/dry kg, selenium (Se) 0,2 mg/dry kg, mercury (Hg) 0,2
57
mg/dry kg dan silver (Ag) 0,4 mg/dry kg ditimbun dalam land fill kategori III
yaitu lapisan kedap air.
Sebenarnya PT Karawang Prima Sejahtera Steel telah membuat
penampungan limbah sementara namun berukuran kecil, sehingga sebagian
limbah masuk ke aliran Sungai Kretek. Akibat limbah yang masuk ke aliran
sungai menyebabkan masyarakat sekitar takut mandi dan memanfaatkan air
sungai tersebut. Air sungai yang tercemar oleh limbah PT Karawang Prima
Sejahtera Steel memang tidak berdampak langsung, namun dalam waktu lama
akan menimbulkan penyakit bagi masyarakat yang menggunakannya.
Persoalan lain adalah asap dari hasil pembakaran jatuh ke bawah yang
mencemari udara dan mengganggu masyarakat sekitar pabrik. Berdasarkan
hal tersebut, PT Karawang Prima Sejahtera Steel diajukan ke persidangan
karena diduga melakukan Tindak Pidana Tanpa Izin Melakukan Dumping
Limbah ke Media Lingkungan.
3. Dakwaan
Primair:
Bahwa Terdakwa PT Karawang Prima Sejahtera Steel (PT KPSS)
yang beridiri di Karawang berdasarkan Akta Pendirian Perseroan Terbatas
Nomor 1 tanggal 2 November 2007 di hadapan Notaris Ida Rasida Suryana,
S.H., M.H. yang disahkan oleh Direktur Jendral Administrasi Hukum Umum
atas nama Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia No.
C-06377 HT.01.01 tahun 2007 tanggal 13 Desember 2007, yang dalam hal ini
diwakili oleh Wang Dong Bing Direktur/Kepala Bagian Umum pada tanggal
25 November 2010 atau setidak-tidaknya pada waktu lain dalam tahun 2010,
di Kampung Kretek RT 01 RW 02, Desa Taman Mekar Kecamatan
Pangkalan Kabupaten Karawang atau setidak-tidaknya di suatu tempat yang
masih termasuk daerah hukum Pengadilan Negeri Karawang telah
menghasilkan
58
limbah Bahan Berbahaya dan Beracum (B3) dan tidak melakukan
pengelolaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 59 Undang-Undang Nomor
32 Tahun 2009, perbuatan Terdakwa tersebut dilakukan dengan cara antara
lain sebagai berikut:
a. Bahwa PT KPSS yang bergerak dalam industri logam, baja dan
alumunium, ekspor impor dan perdagangan hasil produksi, dalam
produksinya PT KPSS menggunakan bahan bakar batu bara dan dalam
produksinya menyisakan atau mengasilkan limbah aero slag dari
peleburan besi dan baja, limbah bottom ash dan fly ash yang di dapat dari
hasil pembakaran batu bara di power plan (pembangkit listrik):
b. Limbah aero slag, bottom ash, dan fly ash (limbah abu dan batu bara)
tersebut oleh PT KPSS tidak dikelola sebagaimana mestinya yaitu sesuai
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 1999 jo Nomor 85 Tahun
1999 tentang Limbah Bahan Beracun dan Berbahaya dan Keputusan
Bapedal Nomor 04/Bapedal/09/1995;
c. Berdasarkan sertifikat analisa No. A.116 09 tangga; 16 Desember 2010
yang dibuat oleh PT Als Indonesia yang merupakan hasil analisa
laboratorium terhadap limbah aero slag, bottom ash, dan fly ash (limbah
abu batu bara), dengan hasil sebagai berikut:
Analisis
Description Unit DL
Sample Identification
Slag PT
KPSS
Limbah
Batu Bara
PT KPSS
Total Metals
Arsenic (As) mg/dry kg 0.2 3.0 7.1
Barium (Ba) mg/dry kg 0.2 1540 175
Boron (B) mg/dry kg 0.4 1080 199
Cadmium (Cd) mg/dry kg 0.4 4.2 <0.4
Chromium (Cr) mg/dry kg 0.4 2900 92.3
Copper (Cu) mg/dry kg 0.2 721 47.7
59
Lead (Pb) mg/dry kg 1 74 17
Mercury (Hg) mg/dry kg 0.0001 0.026 0.027
Selenium (Se) mg/dry kg 0.2 <0.2 <0.2
Silver (Ag) mg/dry kg 0.4 7.0 <0.4
Zinc (Zn) mg/dry kg 0.2 1500 166
Berdasarkan hasil analisa tersebut di atas, limbah PT KPSS memiliki
parameter:
Cromium (Cr) 2900 mg/dry kg, seharusnya ditimbun di tempat
penimbunan khusus limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) secara
land fill dengan kategori I yaitu memiliki lapisan pengaman kedap air
hingga rangkap dua, copper (Cu) 72 mg/dry kg dan zinc (Zn) 1500
mg/dry kg seharusnya ditimbun di landi fill kategori II yaitu lapisan
kedap air geomembrane lapis I, sedangkan parameter arsenic (As) 3.0
mg/dry kg, cadmium (Cd) 0 mg/dry kg, selenium (Se) 0,2 mg/dry kg,
mercury (Hg) 0,2 mg/dry kg dan silver (Ag) 0,4 mg/dry kg ditimbun
dalam land fill kategori III yaitu lapisan kedap air, tetapi hanya disimpan
atau dibuang di tempat terbuka (open dumping) di sekeliling areal pabrik.
d. Bahwa sebagian limbah B3 bottom ash dan fly ash dikelola menjadi
batako yang digunakan untuk kepentingan sendiri, dalam pemanfaatan
limbah tersebut PT KPSS tidak ada ijin dari Menteri Lingkungan Hidup,
Gubernur atau Bupati.
Sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam Pasal 103 jo Pasal 116
ayat (1) huruf a Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan
dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.
60
Subsidair:
Bahwa Terdakwa PT Karawang Prima Sejahtera Steel (PT KPSS)
yang berdiri di Karawang berdasarkan Akta Pendiri Perseroan Terbatas
Nomor 1 tanggal 2 November 2007 di hadapan Notaris Ida Rasida Suryana,
S.H., M.H. yang disahkan oleh Direktur Jendral Administrasi Hukum Umum
atas nama Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia No.
C-06377 HT.01.01 tahun 2007 tanggal 13 Desember 2007, yang dalam hal ini
diwakili oleh Wang Dong Bing Direktur/Kepala Bagian Umum pada waktu
dan tempat sebagaimana disebutkan dalam dakwaan Primair di atas telah
melakukan dumping limbah dan atau bahan ke media ke lingkungan hidup
tanpa ijin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 60 Undang-Undang Nomor 32
Tahun 2009, perbuatan Terdakwa tersebut dilakukan dengan cara antara lain
sebagai berikut:
a. Bahwa PT KPSS yang bergerak dalam industri logam, baja dan
alumunium, ekspor impor dan perdagangan hasil produksi, dalam
produksinya PT KPSS menggunakan bahan bakar batu bara dan dalam
produksinya menyisakan atau menghasilkan limbah aero slag dari
peleburan besi dan baja, limbah bottom ash dan fly ash yang di dapat dari
hasil pembakaran batu bara di power plan (pembangkit listrik);
b. Limbah aero slag, bottom ash, dan fly ash (limbah abu batu bara)
tersebut oleh PT KPSS tidak dikelola sebagaimana mestinya yaitu sesuai
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 1999 jo Nomor 85 Tahun
1999 tentang Limbah Bahan Beracum dan Berbahaya dan Keputusan
Bapedal Nomor 04/Bapedal/09/1995;
c. Berdasarkan Sertifikat Analisa Nomor A.116 09 tanggal 16 Desember
2010 yang dibuat oleh PT Als Indonesia yang merupakan hasil analisa
laboratorium terhadap limbah aero slag, bottom ash, dan fly ash (limbah
abu batu bara), dengan hasil sebagai berikut:
61
Analisis
Description Unit DL
Sample Identification
Slag PT
KPSS
Limbah
Batu Bara
PT KPSS
Total Metals
Arsenic (As) mg/dry kg 0.2 3.0 7.1
Barium (Ba) mg/dry kg 0.2 1540 175
Boron (B) mg/dry kg 0.4 1080 199
Cadmium (Cd) mg/dry kg 0.4 4.2 <0.4
Chromium (Cr) mg/dry kg 0.4 2900 92.3
Copper (Cu) mg/dry kg 0.2 721 47.7
Lead (Pb) mg/dry kg 1 74 17
Mercury (Hg) mg/dry kg 0.0001 0.026 0.027
Selenium (Se) mg/dry kg 0.2 <0.2 <0.2
Silver (Ag) mg/dry kg 0.4 7.0 <0.4
Zinc (Zn) mg/dry kg 0.2 1500 166
Berdasarkan hasil analisa tersebut di atas, limbah PT KPSS memiliki
parameter:
Cromium (Cr) 2900 mg/dry kg, seharusnya ditimbun di tempat
penimbunan khusus limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) secara
land fill dengan kategori I yaitu memiliki lapisan pengaman kedap air
hingga rangkap dua, copper (Cu) 72 mg/dry kg dan zinc (Zn) 1500
mg/dry kg seharusnya ditimbun di landi fill kategori II yaitu lapisan
kedap air geomembrane lapis I, sedangkan parameter arsenic (As) 3.0
mg/dry kg, cadmium (Cd) 0 mg/dry kg, selenium (Se) 0,2 mg/dry kg,
mercury (Hg) 0,2 mg/dry kg dan silver (Ag) 0,4 mg/dry kg ditimbun
dalam land fill kategori III yaitu lapisan kedap air,
62
tetapi hanya disimpan atau dibuang di tempat terbuka (open dumping) di
sekeliling areal pabrik.
Sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam Pasal 104 jo Pasal 116
ayat (1) huruf a Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan
dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.
4. Tuntutan
Tuntutan pidana Penuntut Umum pada Kejaksaan Negeri Karawang
tanggal 10 Januari 2011 isinya sebagai berikut:
a. Membebaskan Terdakwa PT Karawang Prima Sejahtera Steel (PT KPSS)
dalam hal ini diwakili oleh Wang Dong Bing dari dakwaan primair;
b. Menyatakan Terdakwa PT Karawang Prima Sejahtera Steel (PT KPSS)
dalam hal ini diwakili oleh Wang Dong Bing secara sah dan meyakinkan
bersalah melakukan Tindak Pidana Dumping Limbah Tanpa Ijin
sebagaimana diatur dan diancam dalam Pasal 104 jo Pasal 116 ayat (1)
huruf a Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan
dan Pengelolaan Lingkungan Hidup dalam dakwaan subsidair;
c. Menjatuhkan pidana terhadap Terdakwa PT Karawang Prima Sejahtera
Steel (PT KPSS) dalam hal ini diwakili oleh Wang Dong Bing dengan
pidana penjara selama 5 (lima) bulan dan pidana denda
Rp1.000.000.000,00 (satu milyar rupiah) subsidair 6 (enam) bulan
kurungan;
d. Menjatuhkan pidana tambahan berupa perbaikan akibat tindak pidana
yang dalam pelaksanaannya di bawah pengawasan Badan Lingkungan
Hidup Kabupaten Karawang;
e. Menyatakan barang bukti berupa:
1) 5 (lima ) jerigen air buangan pendingin volume masing-masing ± 5
(lima) liter;
63
2) 4 (empat) jerigen air rembesan timbunan B3 volume masing-masing
± 4 (empat) liter:
3) Air sungai sebelum industri (up stream) ± 5 (lima) liter:
4) Air sungai sesudah industri (down stream) ± 5 (lima) liter
5) Fly ash dan bottom ash sebanyak 3 (tiga) kantong plastik masing-
masing volume ± 4 (empat) kg;
6) Limbah slag dari produksi industri baja sebanyak 3 (tiga) kantong
plastik masing-masing volume ± 4 (empat) kg;
(Dirampas untuk dimusnahkan)
7) 4 (empat) bundel photocopy Surat No. 503/05/Tamben, tanggal 23
Agustus 2010;
8) 4 (empat) lembar photocopy Surat Perjanjian Kerjasama
Pemanfaatan Limbah B3, No. 001/05/BKS/ENVT-
DEPT/KJS/VIII/2010, tanggal 08 Mei 2010;
9) 2 (dua) lembar photocopy Surat No. 01/KPSS/VIII/2010 bulan
Agustus 2010 tentang Permohonan Surat Keterangan TPS;
10) 1 (satu) bundel photocopy Sertifikat Pengolahan Limbah;
11) 3 (tiga) lembar photocopy Keputusan Bupati Karawang No.
503/Kep.105-BPLH/2010;
12) 2 (lembar) photocopy Report of Analysis;
13) 1 (satu) bundel photocopy Sertifikat Hasil Uji Udara Bebas PT
KPSS;
14) 1 (satu) bundel photocopy Sertifikat Hasil Uji Limbah Cari PT
KPSS;
15) 1 (satu) bundel photocopy Surat Keterangan No. 141/59/Ds; dan
16) 1 (satu) bundel photocopy foto Penghisap Asap PT KPSS.
(Terlampir dalam berkas)
f. Menetapkan supaya Terdakwa dibebani biaya perkara sebesar
Rp10.000,00 (sepuluh ribu rupiah).
64
5. Amar Putusan Pengadilan Negeri
Putusan Pengadilan Negeri Karawang Nomor
434/Pid.B/2011/PN.Krw tanggal 9 Februari 2012 yang amar lengkapnya
sebagai berikut:
a. Menyatakan Terdakwa PT Karawang Prima Sejahtera Steel (PT KPSS)
yang dalam hal ini diwakili oleh Wang Dong Bing tidak terbukti secara
sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana yang didakwakan
dalam dakwaan primair;
b. Membebaskan Terdakwa PT Karawang Prima Sejahtera Steel (PT KPSS)
yang dalam hal ini diwakili oleh Wang Dong Bing oleh karena itu dari
dakwaan tersebut;
c. Menyatakan Terdakwa PT Karawang Prima Sejahtera Steel (PT KPSS)
tersebut terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan Tindak
Pidana Tanpa Ijin Melakukan Dumping Limbah ke Media Lingkungan;
d. Menjatuhkan pidana kepada Terdakwa PT Karawang Prima Sejahtera
Steel (PT KPSS) tersebut oleh karena itu dengan pidana denda sebesar
Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah);
e. Menyatakan Terdakwa Wang Dong Bing sebagai yang mewakili PT
Karawang Prima Sejahtera Steel (PT KPSS) tidak terbukti sebagai yang
bertanggung jawab atas kesalahan Terdakwa PT Karawang Prima
Sejahtera Steel (PT KPSS) tersebut diatas (error in persona);
f. Membebaskan Terdakwa Wang Dong Big sebagai yang mewakili PT
Karawang Prima Sejahtera Steel (PT KPSS) dari semua dakwaan
Penuntut Umum;
g. Memulihkan hak Terdakwa Wang Dong Bing sebagai yang mewakili
Terdakwa PT Karawang Prima Sejahtera Steel (PT KPSS) dalam
kemampuan, kedudukan, harkat serta martabatnya;
h. Menetapkan barang bukti berupa:
65
1) 5 (lima) jerigen air buangan pendingin volume masing-masing ± 5
(lima) liter;
2) 4 (empat) jerigen air rembesan timbunan B3 volume masing-masing
± 4 (empat) liter;
3) Air sungai sebelum industri (up stream) ± 5 (lima) liter;
4) Air sungai sesudah industri (down stream) ± 5 (lima) liter;
5) Fly ash dan bottom ash sebanyak 3 (tiga) kantong plastik masing-
masing volume ± 4 (empat) kg;
6) Limbah slag dari produksi industri baja sebanyak 3 (tiga) kantong
plastik masing-masing volume ± 4 (empat) kg;
(Dirampas untuk dimusnahkan)
7) 4 (empat) bundel photocopy Surat No. 503/05/Tamben, tanggal 23
Agustus 2010;
8) 4 (empat) lembar photocopy Surat Perjanjian Kerjasama
Pemanfaatan Limbah B3, No. 001/05/BKS/ENVT-
DEPT/KJS/VIII/2010, tanggal 08 Mei 2010;
9) 2 (dua) lembar photocopy Surat No. 01/KPSS/VIII/2010 bulan
Agustus 2010 tentang Permohonan Surat Keterangan TPS;
10) 1 (satu) bundel photocopy Sertifikat Pengolahan Limbah;
11) 3 (tiga) lembar photocopy Keputusan Bupati Karawang No.
503/Kep.105-BPLH/2010;
12) 2 (lembar) photocopy Report of Analysis;
13) 1 (satu) bundel photocopy Sertifikat Hasil Uji Udara Bebas PT
KPSS;
14) 1 (satu) bundel photocopy Sertifikat Hasil Uji Limbah Cari PT
KPSS;
15) 1 (satu) bundel photocopy Surat Keterangan No. 141/59/Ds;
16) 1 (satu) bundel photocopy foto Penghisap Asap PT KPSS.
(Terlampir dalam berkas)
66
i. Membebankan Terdakwa PT Karawang Prima Sejahtera Steel (PT
KPSS) untuk membayar biaya perkara ini sebesar Rp10.000,00 (sepuluh
ribu rupiah).
6. Amar Putusan Pengadilan Tinggi
Putusan Pengadilan Tinggi Bandung Nomor
170/Pid.Sus/2012/PT.Bdg tanggal 28 Mei 2012 yang amar lengkapnya
sebagai berikut:
a. Menerima permintaan banding dari Penuntut Umum dan Terdakwa;
b. Membatalkan putusan Pengadilan Negeri Karawang tanggal 9 Februari
2012 Nomor 434/Pid.B/2011/PN.Krw yang dimintakan banding tersebut;
c. Menyatakan dakwaan Penuntut Umum tidak dapat diterima;
d. Membebaskan Terdakwa Wang Dong Bing dari dakwaan Penuntut
Umum;
e. Memulihkan hak Terdakwa Wang Dong Bing dalam kemampuan,
kedudukan dan harkat serta martabatnya;
f. Menetapkan barang bukti berupa:
1) 5 (lima) jerigen air buangan pendingin volume masing-masing ± 5
(lima) liter;
2) 4 (empat) jerigen air rembesan timbunan B3 volume masing-masing
± 4 (empat) liter;
3) Air sungai sebelum industri (up stream) ± 5 (lima) liter;
4) Air sungai sesudah industri (down stream) ± 5 (lima) liter;
5) Fly ash dan bottom ash sebanyak 3 (tiga) kantong plastik masing-
masing volume ± 4 (empat) kg;
6) Limbah slag dari produksi industri baja sebanyak 3 (tiga) kantong
plastik masing-masing volume ± 4 (empat) kg;
7) 4 (empat) bandel photocopy Surat No. 503/05/Tamben, tanggal 23
Agustus 2010;
67
8) 4 (empat) bandel photocopy Surat Perjanjian Kerjasama
Pemanfaatan Limbah B3, No. 001/05/BKS/ENVT-
DEPT/KJS/VIII/2010, tanggal 8 Mei 2010;
9) 2 (dua) lembar photocopy Surat No. 01/KPSS/VIII/2010 bulan
Agustus 2010 tentang Permohonan Surat Keterangan TPS;
10) 1 (satu) bendel photocopy Sertifikat Pengolahan Limbah;
11) 3 (tiga) lembar photocopy Keputusan Bupati Karawang No.
503/Kep.105-BPLH/2010;
12) 2 (dua) lembar photocopy Report of Analysis;
13) 1 (satu) bendel photocopy Sertifikat Hasil Uji Udara Bebas PT
KPSS;
14) 1 (satu) bendel photocopy Sertifikat Hasil Uji Limbah Cair PT
KPSS;
15) 1 (satu) bendel photocopy Surat Keterangan No. 141/59/Ds;
16) 1 (satu) bendel photocopy foto penghisap asap PT KPSS.
7. Amar Putusan Mahkamah Agung
Putusan Mahkamah Agung Nomor 1405 K/Pid.Sus/2013 dengan amar
sebagai berikut:
a. Mengabulkan permohonan Kasasi dari Pemohon Kasasi: Penuntut Umum
pada Kejaksaan Negeri Karawang tersebut;
b. Membatalkan putusan Pengadilan Tinggi Bandung Nomor
170/Pid.Sus/2012/PT.Bdg tanggal 28 Mei 2012 yang telah membatalkan
putusan Pengadilan Negeri Karawang Nomor 434/Pid.B/2011/PN.Krw
tanggal 9 Februari 2012;
c. Menyatakan Terdakwa PT Karawang Prima Sejahtera Steel yang dalam
hal ini diwakili oleh Wang Dong Bing tidak terbukti secara sah dan
meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana yang didakwakan dalam
dakwaan primair;
68
d. Membebaskan Terdakwa PT Karawang Prima Sejahtera Steel yang
dalam hal ini diwakili oleh Wang Dong Bing oleh karena itu dari
dakwaan tersebut;
e. Menyatakan Terdakwa PT Karawang Prima Sejahtera Steel yang dalam
hal ini diwakili oleh Wang Dong Bing terbukti secara sah dan
meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana “Tanpa ijin melakukan
dumping limbah ke media lingkungan”;
f. Menghukum Terdakwa Wang Dong Bing PT Karawang Prima Sejahtera
Steel oleh karena itu dengan pidana penjara selama 10 (sepuluh) bulan;
g. Menghukum Terdakwa PT Karawang Prima Sejahtera Steel tersebut oleh
karena itu dengan pidana denda sebesar Rp500.000.000,00 (lima ratus
juta rupiah);
h. Memerintahkan agar Terdakwa Wang Dong Bing ditahan;
i. Menetapkan barang bukti berupa:
1) 5 (lima) jerigen air buangan pendingin volume masing- masing ± 5
(lima) liter;
2) 4 (empat) jerigen air rembesan timbunan B3 volume masing-masing
± 4 (empat) liter;
3) Air sungai sebelum industri (up stream) ± 5 (lima) liter;
4) Air sungai sesudah industri (down stream) ± 5 (lima) liter;
5) Fly ash dan bottom ash sebanyak 3 (tiga) kantong plastik masing-
masing volume ± 4 (empat) kg;
6) Limbah slag dari produksi industri baja sebanyak 3 (tiga) kantong
plastik masing-masing volume ± 4 (empat) kg;
(Dirampas untuk dimusnahkan)
7) 4 (empat) bandel photocopy Surat No. 503/05/Tamben, tanggal 23
Agustus 2010;
69
8) 4 (empat) bandel photocopy Surat Perjanjian Kerjasama
Pemanfaatan Limbah B3, No. 001/05/BKS/ENVT-
DEPT/KJS/VIII/2010, tanggal 8 Mei 2010;
9) 2 (dua) lembar photocopy Surat No. 01/KPSS/VIII/2010 bulan
Agustus 2010 tentang Permohonan Surat Keterangan TPS;
10) 1 (satu) bendel photocopy Sertifikat Pengolahan Limbah;
11) 3 (tiga) lembar photocopy Keputusan Bupati Karawang No.
503/Kep.105-BPLH/2010;
12) 2 (dua) lembar photocopy Report of Analysis;
13) 1 (satu) bendel photocopy Sertifikat Hasil Uji Udara Bebas PT
KPSS;
14) 1 (satu) bendel photocopy Sertifikat Hasil Uji Limbah Cair PT
KPSS;
15) 1 (satu) bendel photocopy Surat Keterangan No. 141/59/Ds;
16) 1 (satu) bendel photocopy foto penghisap asap PT KPSS.
(Tetap terlampir dalam berkas)
j. Menghukum Terdakwa tersebut untuk membayar biaya perkara dalam
semua tingkat peradilan dan dalam tingkat kasasi ini ditetapkan sebesar
Rp2.500,00 (dua ribu lima ratus rupiah).
B. PEMBAHASAN
1. Kesesuaian Alasan Pengajuan Kasasi oleh Penuntut Umum, Judex Factie
Salah Menerapkan Hukum terhadap Korporasi Pelaku Tindak Pidana
Lingkungan Hidup dengan Pasal 253 ayat (1) huruf a KUHAP jo Pasal
116 ayat (1) huruf a Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
70
Menurut Oemar Seno Adji (dalam Leden Marpaung, 2011: 170),
kasasi ditujukan untuk menciptakan kesatuan hukum dan oleh karenanya
menimbulkan kepastian hukum. Kasasi bertujuan untuk menciptakan
kesatuan hukum di samping hendak menjamin keamanan dalam peradilan.
Kasasi menjadi salah satu upaya hukum yang diberikan kepada
Terdakwa dan Penuntut Umum bila berkeberatan terhadap putusan
pengadilan yang dijatuhkan kepadanya. Terkait mengenai siapa saja yang
berhak untuk mengajukan permohonan kasasi, Pasal 244 KUHAP telah
menegaskan bahwa yang berhak adalah Terdakwa dan/ atau Penuntut Umum.
Pemohon kasasi berhak mengajukan permohonan kasasi baik sendiri-sendiri
maupun secara bersamaan. Terdakwa saja secara sendirian dapat mengajukan
kasasi, demikian juga Penuntut Umum, serta tidak mengurangi kemungkinan
keduanya sama-sama mengajukan kasasi (M. Yahya Harahap, 2012: 548).
Pemeriksaan tingkat kasasi dapat dikatakan bahwa meminta kepada
Mahkamah Agung untuk melakukan pemeriksaan hukumnya terhadap
putusan perkara pidana yang diberikan pengadilan tingkat bawahnya.
Permintaan ini merupakan hak, oleh karena itu bergantung kepada mereka
untuk mempergunakan hak tersebut atau tidak. Sekiranya Terdakwa atau
Penuntut Umum menerima putusan yang dijatuhkan, mereka dapat
mengesampingkan hak itu. Sebaliknya, apabila mereka merasa keberatan
akan putusan yang dijatuhkan, mereka dapat mempergunakan hak
mengajukan pemeriksaan kasasi ke Mahkamah Agung. Timbulnya hak
tersebut, maka timbul juga kewajiban bagi pejabat pengadilan untuk
menerima permintaan kasasi yang dimohonkan tersebut (Rusli Muhammad,
2007: 266).
Langkah pertama Mahkamah Agung untuk memeriksa permohonan
kasasi adalah yang bersangkutan dengan syarat-syarat formil pengajuan
kasasi. Apabila syarat-syarat formil telah sah dan terpenuhi, baru dapat
diperiksa materi perkara. Syarat formil pengajuan kasasi diatur dalam Pasal
245, Pasal 246, dan
71
Pasal 247 KUHAP, namun menurut M. Yahya Harahap (2012: 583-584)
syarat formil pengajuan Kasasi adalah Pasal 244, Pasal 245, dan Pasal 248
KUHAP. Terkait dengan kedua pendapat tersebut syarat-syarat formil kasasi
rinciannya sebagai berikut:
a. Permohonan kasasi diajukan oleh orang yang berhak, dalam hal ini
Terdakwa atau kuasanya dan/ atau Penuntut Umum (Pasal 244 KUHAP);
b. Permohonan kasasi disampaikan kepada panitera pengadilan yang
memutus pada tingkat pertama, dalam waktu 14 (empat belas) hari
sesudah putusan pengadilan yang dimintakan kasasi itu diberitahukan
kepada Terdakwa (Pasal 245 ayat (1) KUHAP);
c. Apabila pemohon kasasi terlambat mengajukan permohonan kasasi
dalam waktu 14 (empat belas) hari tersebut, maka hak untuk mengajukan
kasasi itu gugur (Pasal 246)
d. Permohonan kasasi hanya dapat diajukan satu kali (Pasal 247 ayat (4)
KUHAP);
e. Pemohon kasasi wajib mengajukan memori kasasi yang memuat alasan-
alasan kasasi (Pasal 248 KUHAP).
Permohonan kasasi yang benar-benar telah memenuhi syarat formil,
maka permohonan kasasi dianggap sah, berarti dari segi formil permohonan
kasasi dapat diterima. Terkait dengan permohonan kasasi Penuntut Umum
pada Kejaksaan Negeri Karawang atas Tindak Pidana Lingkungan Hidup
yang dilakukan oleh Terdakwa PT Karawang Prima Sejahtera Steel yang
dalam hal ini diwakili oleh Wang Dong Bing telah memenuhi syarat-syarat
formil pengajuan kasasi, sebagaimana terdapat dalam memori Kasasinya yang
berbunyi:
Menimbang, bahwa putusan Pengadilan Tinggi tersebut telah
diberitahukan kepada Penuntut Umum pada Kejaksaan Negeri
Karawang pada tanggal 19 Juni 2012 dan Pemohon Kasasi/ Penuntut
Umum mengajukan permohonan kasasi pada tanggal 25 Juni 2012
dengan demikian permohonan kasasi beserta alasan-alasannya telah
72
diajukan dalam tenggang waktu dan dengan cara menurut undang-
undang, oleh karena itu permohonan kasasi tersebut secara formil
dapat diterima.
Langkah selanjutnya, apakah permohonan kasasi tersebut ditolak atau
dikabulkan dan mengenai dasar pertimbangan secara material terdapat dalam
Pasal 253 ayat (1) KUHAP yang berbunyi:
Pemeriksaan dalam tingkat kasasi dilakukan Mahkamah Agung atas
permintaan para pihak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 244 dan
Pasal 249 KUHAP guna menentukan:
a. Apakah benar suatu peraturan hukum tidak diterapkan atau
diterapkan tidak sebagaimana mestinya;
b. Apakah benar cara mengadili tidak dilaksanakan menurut
ketentuan undang-undang; dan
c. Apakah benar pengadilan telah melampaui batas wewenangnya.
Ketiga hal tersebut keberatan kasasi yang dibenarkan undang-undang
sebagai alasan kasasi. Selain dari ketiga alasan tersebut, keberatan kasasi
ditolak karena tidak dibenarkan undang-undang (M. Yahya Harahap, 2012:
565). Pemohon kasasi dalam memori kasasinya harus memperhatikan alasan
kasasi yang diajukan dengan mengandung minimal satu unsur dari ketiga
unsur berikut:
a. Adanya suatu peraturan hukum yang tidak diterapkan sebagaimana
mestinya atau adanya kesalahan dalam penerapan hukum;
b. Pengadilan dalam hal mengadili tidak melaksanakannya menurut
ketentuan undang-undang yang berlaku; dan
c. Pengadilan dalam hal mengadili telah melampaui batas wewenangnya baik
yang menyangkut kompetensi secara absolut maupun kompetensi secara
relatif.
Terkait dengan 3 (tiga) alasan pengajuan kasasi tersebut, bahwa Pasal
253 ayat (1) huruf a KUHAP mengenai peraturan hukum tidak diterapkan
atau diterapkan tidak sebagaimana mestinya, menjadi landasan yuridis bagi
Penuntut Umum pada Kejaksaan Negeri Karawang untuk mengajukan kasasi
ke Mahkamah Agung, yang selengkapnya sebagai berikut:
73
a. Bahwa Judex Factie (Pengadilan Tinggi) telah keliru dan salah
menerapkan hukum atau menerapkan peraturan hukum tidak sebagaimana
mestinya
Alasan tersebut dikarenakan Judex Factie (Pengadilan Tinggi)
hanya mempertimbangkan Pasal 98 ayat (1) Undang-Undang Nomor 40
Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas saja. Seharusnya Judex Factie
(Pengadilan Tinggi) juga mempertimbangkan Pasal 103 Undang-Undang
Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. Pasal 98 ayat (1)
menyatakan bahwa “Direksi mewakili Perseroan baik di dalam maupun di
luar Pengadilan”, sedangkan Pasal 103 menyatakan bahwa “Direksi dapat
menguasakan kepada karyawan perseroan untuk dan atas nama Perseroan
melakukan perbuatan hukum”. Berdasarkan Akta Pendirian dalam perkara
ini, baik Direktur Utama dan Pemilik Modal berada di Negara China dan
di persidangan telah terbukti secara lisan memberikan kuasa kepada Wang
Dong Bing (Kepala Bagian Umum) untuk memimpin dan mengelola
perusahaan tersebut, secara materiil Wang Dong Bing telah bertindak atau
melaksanakan tugas-tugas selayaknya Direktur, diantaranya:
1) Melakukan perjanjian-perjanjian dengan pihak ketiga dan
menandatangani surat ke luar atas nama Direktur/ Wakil Direktur,
sebagai berikut:
a) Perjanjian dengan Unit Pelaksanaan Teknis Daerah (UPTD)
Puskesmas Pangkalan tentang Pemberian Pelayanan Kesehatan
Cuma-Cuma kepada masyarakat Desa Taman Mekar yang
terdapat di sekitar lingkungan pabrik PT Karawang Prima
Sejahtera Steel;
b) Perjanjian kerjasama dengan PT Bata Kuo Shin tentang
Kerjasama Pemanfaatan Limbah B3;
c) Perjanjian kerjasama dengan CV Hasanah Jaya Abadi tentang
Kerjasama Pemanfaatan Limbah B3;
74
d) Surat Pernyataan Penyimpanan Sementara ditandatangani oleh
Wang Dong Bing sebagai Wakil Direktur; dan
e) Surat No. 01/KPSS/VIII/2010 bulan Agustus tahun 2010 perihal
Permohonan Keterangan TPE (penyimpanan/ pengumpulan
limbah B3) dari PT Karawang Prima Sejahtera Steel kepada
Bupati Karawang ditandatangani oleh Wang Dong Bing sebagai
Wakil Direktur.
2) Berdasarkan Surat dari Badan Pengelola Lingkungan Hidup
Kabupaten Karawang Nomor 062 tanggal 4 Mei 2011 yang ditujukan
kepada Kepala Badan Pengelola Lingkungan Hidup Daerah (BPLHD)
Provinsi Jawa Barat yang isinya mengenai data penanggung jawab PT
Karawang Prima Sejahtera Steel adalah pemilik Wang Yuanzheng,
Direktur Wang Dong Bing dan Personalia All Lukman. Data-data
tersebut terdaftar di Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi, dan Dinas
Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Karawang
pada tanggal 27 April 2011 yang diperoleh secara kala berdasarkan
laporan PT Karawang Prima Sejahtera Steel.
Berdasarkan hal tersebut diatas Penuntut Umum berpendapat
bahwa Wang Dong Bing secara hukum bisa mewakili Direktur PT
Karawang Prima Sejahtera Steel baik di dalam maupun di luar Pengadilan.
Seharusnya Judex Factie (Pengadilan Tinggi) dalam memeriksa dan
mengadili perkara ini tidak memutus yang amarnya berbunyi “dakwaan
Penuntut Umum tidak dapat diterima”.
b. Bahwa Judex Factie (Pengadilan Tinggi) telah keliru dan salah
menerapkan hukum karena fakta-fakta hukum dalam putusannya halaman
11 adalah sebagai berikut:
1) Bahwa PT Karawang Prima Sejahtera Steel adalah perusahaan yang
bergerak dalam industri logam baja dan alumunium yang didirikan
75
2) pada tahun 2007 dan dalam melaksanakan peleburan besi baja
menggunakan bahan bakar batu bara;
3) Bahwa PT Karawang Prima Sejahtera Steel telah membuat
penampungan limbah sementara akan tetapi berukuran kecil, sehingga
sebagian limbah masuk ke aliran sungai;
4) Bahwa akibat limbah yang masuk ke aliran sungai menyebabkan
masyarakat takut mandi di sungai dan memancing ikan di sungai;
5) Bahwa selain limbah yang masuk ke aliran sungai juga PT Karawang
Prima Sejahtera Steel menyimpan pembakaran batu bara secara
terbuka (open dumping) di area pabrik;
6) Bahwa apabila limbah terkontaminasi dan kena air hujan akan terjadi
pencemaran lingkungan;
7) Bahwa limbah yang dihasilkan oleh PT Karawang Prima Sejahtera
Steel kandungan crom sangat tinggi diatas 2500 (dua ribu lima ratus)
termasuk golongan I dan hal ini termasuk pelanggaran;
8) Bahwa PT Karawang Prima Sejahtera Steel selain menghasilkan
limbah batu bara, juga menghasilkan asap yang mengganggu
masyarakat sekitarnya; dan
9) Bahwa PT Karawang Prima Sejahtera Steel adalah suatu badan hukum
atau korporasi, maka hukuman pidana dapat dikenakan baik badan
hukumnya maupun terhadap pemberi perintah atau keduanya.
Fakta-fakta hukum yang didapatkan oleh Judex Factie (Pengadilan Tinggi)
tersebut di atas tersirat Judex Factie (Pengadilan Tinggi) menilai bahwa
PT Karawang Prima Sejahtera Steel terbukti bersalah melakukan Tindak
Pidana Dumping Limbah ke Media Lingkungan. Seharusnya Judex Factie
(Pengadilan Tinggi) dalam memeriksa dan mengadili perkara ini
menyatakan PT Karawang Prima Sejahtera Steel bersalah melakukan
Tindak Pidana Dumping Limbah ke Media Lingkungan. Fakta hukum
yang lain yaitu PT
76
Karawang Prima Sejahtera Steel sebagai badan hukum atau korporasi yang
didakwa dalam dakwaan Penuntut Umum bukan Wang Dong Bing sebagai
person, maka yang bertanggung jawab seharusnya PT Karawang Prima
Sejahtera Steel bukan Wang Dong Bing sebagai person.
Alasan kasasi pertama yang diajukan Penuntut Umum dalam memori
kasasinya, Penuntut Umum menganggap bahwa Judex Factie (Pengadilan
Tinggi) dalam memeriksa dan mengadili perkara Tindak Pidana Lingkungan
Hidup dengan Terdakwa PT Karawang Prima Sejahtera Steel yang dalam hal
ini diwakili oleh Wang Dong Bing selaku Kepala Bagian Umum telah keliru
dan salah menerapkan hukum. Berdasarkan Pasal 98 ayat (1) dan Pasal 103
Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseoran Terbatas, maka
secara formil Wang Dong Bing dapat diajukan ke pengadilan untuk mewakili
PT Karawang Prima Sejahtera Steel atas tindak pidana yang dilakukan.
Terlepas dari segi formil, secara materiil Wang Dong Bing telah bertindak
atau melaksanakan tugas-tugas selayaknya seorang Direktur. Terbukti dalam
alasan-alasan Kasasi Penuntut Umum, Wang Dong Bing telah melakukan
perjanjian-perjanjian dengan pihak ketiga dan menandatangani surat ke luar
atas nama Direktur atau Wakil Direktur, sebagaimana terdapat dalam alasan-
alsaan kasasi di atas.
Bukti secara materiil selanjutnya adalah berdasarkan Surat dari Badan
Pengelola Lingkungan Hidup Kabupaten Karawang Nomor 062 tanggal 4
Mei 2011 yang ditujukan kepada Kepala Badan Pengelola Lingkungan Hidup
Daerah (BPLHD) Provinsi Jawa Barat yang isinya mengenai data
penanggung jawab PT Karawang Prima Sejahtera Steel adalah pemilik Wang
Yuanzheng, Direktur Wang Dong Bing dan Personalia All Lukman. Data-
data tersebut terdaftar di Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi, dan Dinas
Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Karawang pada
tanggal 27 April 2011 yang diperoleh secara kala berdasarkan laporan PT
Karawang Prima Sejahtera Steel.
77
Menurut Muladi (dalam Syahrul Machmud, 2012: 145), apabila
diidentifikasikan bahwa Tindak Pidana Lingkungan Hidup dilakukan dalam
bentuk organisasi, maka orang alamiah (managers, agents, employess) dan
korporasi dapat dipidana baik sendiri-sendiri maupun bersama-sama (be
punishment provision). Korporasi tidak mempunyai wujud badan secara
lahiriah, maka sanksi pidana yang bisa diberikan kepadanya adalah sanksi
pidana denda dan hukuman tambahan, seperti pencabutan ijin sementara
waktu atau pelarangan melakukan kegiatan usaha tertentu dalam waktu
tertentu (Hasbullah F. Sjawie, 2015: 91-92). Pertanggungjawaban pidana
yang dilakukan oleh korporasi tidak berhenti pada korporasi yang melakukan
tindak pidana tersebut saja, tetapi pertanggungjawaban pidana tersebut juga
dibebankan kepada orang yang directing mind and will-nya dianggap sebagai
directing mind and will korporasinya, yaitu direksi atau orang lain dalam
tingkat manajemen korporasi yang secara lahiriah melakukan perbuatan
dimaksud (Hasbullah F. Sjawie, 2015: 95). Lebih tegasnya sanksi pidana
penjara yang diberikan kepada direksi atau orang lain dalam tingkat
manajemen korporasi tersebut bukan karena perbuatan fisik atau nyatanya,
akan tetapi berdasarkan fungsi yang diembannya di dalam suatu perusahaan.
Amar putusan Pengadilan Tinggi Bandung, Judex Factie (Pengadilan
Tinggi) menyatakan membebaskan Terdakwa Wang Dong Bing dari dakwaan
Penuntut Umum, namun sebenarnya yang didakwa oleh Penuntut Umum
adalah PT Karawang Prima Sejahtera Steel sebagai badan hukum, bukan
Wang Dong Bing sebagai person. Hal tersebut menjadi dasar alasan Kasasi
Penuntut Umum yang kedua yakni Judex Factie (Pengadilan Tinggi) telah
keliru dan salah menerapkan hukum karena fakta-fakta hukum dalam
putusannya tidak sesuai dengan amar putusan Pengadilan Tinggi Bandung
tersebut.
Menurut penulis, Judex Factie (Pengadilan Tinggi) tidak
memperhatikan fakta-fakta hukum di atas, sehingga terdapat 2 (dua)
kesalahan dan kekeliruan
78
dalam penerapan hukum diputusannya. Pertama, Judex Factie (Pengadilan
Tinggi) telah keliru dan salah menerapkan hukum atau menerapkan peraturan
hukum tidak sebagaimana mestinya. Pertimbangan Judex Factie hanya
berdasar pada Pasal 98 ayat (1) Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007
tentang Perseroan Terbatas yang berbunyi “Direksi mewakili perseroan baik
di dalam maupun di luar pengadilan”, tanpa mempertimbangkan Pasal 103
Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas yang
berbunyi “Direksi dapat menguasakan kepada karyawan perseroan untuk dan
atas nama perseroan melakukan perbuatan hukum”. Berdasarkan hal tersebut
seharusnya Judex Factie (Pengadilan Tinggi) dalam amarnya tidak memutus
“dakwaan Penuntut Umum tidak dapat diterima” karena Wang Dong Bing
secara hukum bisa mewakili Direktur PT Karawang Prima Sejahtera Steel
baik di dalam maupn di luar Pengadilan. Kedua, sudah jalas yang di dakwa
dalam dakwaan Penuntut Umum adalah Terdakwa PT Karawang Prima
Sejahtera Steel sebagai badan hukum atau korporasi bukan Wang Dong Bing
sebagai person.
Perkara ini, Wang Dong Bing sebagai Kepada Bagian Umum PT
Karawang Prima Sejahtera Steel memang orang yang mewakili badan hukum
atau korporasi, namun yang menjadi Terdakwa tetap badan hukum atau
korporasi tersebut. Pandangan klasik berpendapat bahwa subjek tindak pidana
adalah orang pribadi, meskipun ia berkedudukan sebagai pengurus, komisaris,
atau orang yang mewakili suatu badan hukum. Seiring dengan perkembangan
zaman subjek tindak pidana diperluas dengan memasukkan korporasi atau
badan hukum. Bentuk pidana terhadap pribadi tidak dapat diterapkan pada
badan hukum atau korporasi, kecuali jika yang harus dipidana adalah pribadi
pengurus, komisaris atau orang yang mewakilinya (Teguh Prasetyo, 2013:
55). Sebagaimana dikutip dalam sebuah jurnal internasional bahwa suatu
perusahaan atau korporasi berbeda dengan seorang individu, maka kejahatan
korporasi berbeda pula dengan kejahatan biasa.
79
An enterprise is distinct from an individual (and thus corporate crime
is distinct from “ordinary” crime) in that an enterprise is a
hierarchical group of individuals, with low-level employees acting
under the direction of a manager (or possibly a tier of managers) who
in turn works for the firm’s directors and owners (Wallace P. Mullin
and Christopher M. Synder, 2007: 1).
(Suatu perusahaan berbeda dari seorang individu (dan kejahatan
korporasi berbeda dengan kejahatan biasa) bahwa suatu perusahaan
adalah sebuah kelompok yang mempunyai hierarki dari individu-
individu, dengan karyawan rendahan bekerja di bawah arahan manajer
(atau mungkin tingkat manajer) yang bekerja untuk direksi dan
pemilik perusahaan).
Lebih diperkuat lagi dengan ketentuan Pasal 116 ayat (1) huruf a
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 yang menyatakan bahwa “apabila
Tindak Pidana Lingkungan Hidup dilakukan oleh, untuk, atau atas nama
badan usaha, tuntutan pidana dan sanksi pidana dijatuhkan kepada badan
usaha”. Suatu Korporasi dapat dikatakan telah melakukan tindak pidana
apabila tindak pidana itu dilakukan oleh pengurus atau pegawai korporasi
yang masih dalam ruang lingkup kewenangannya, dan intra vires, dalam
artian masih dalam bagian maksud dan tujuan korporasi itu, serta perbuatan
itu dilakukan untuk kepentingan korporasinya (Hasbullah F. Sjawie, 2015:
66).
Terkait dengan alasan-alasan Kasasi yang diajukan oleh Penuntut
Umum, Judex Juris dalam pertimbangannya membenarkan alasan-alasan
tersebut karena Judex Factie (Pengadilan Tinggi) salah menerapkan hukum,
dengan pertimbangan sebagai berikut:
a. Bahwa yang dapat dipidana dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun
2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup adalah
setiap orang yaitu orang pribadi dan/ atau korporasi, yang dimaksud
korporasi adalah kumpulan orang dan/ atau kekayaan yang terorganisir
baik berbadan hukum atau tidak, dengan demikian penekanan di dalam
undang-undang ini adalah bukan tergantung siapa yang duduk sebagai
pengurus korporasi itu, tetapi terletak kepada siapa yang mengendalikan
80
aktivitas dari korporasi tersebut sehingga mengakibatkan timbulnya
kerusakan atau pencemaran lingkungan hidup;
b. Bahwa peran Terdakwa menurut fakta dialah yang mengendalikan dan
mengatur aktivitas PT Karawang Prima Sejahtera Steel karena baik
Direktur Utama, Direktur, maupun Komisaris berada di Negara China,
maka pengelolaan PT Karawang Prima Sejahtera Steel dikuasakan
kepada Terdakwa. Terbukti dari Terdakwa yang telah membuat dan
menandatangani perjanjian dengan UPTD Puskesmas untuk pengobatan
gratis bagi masyarakat Desa Taman Mekar yang ada di sekitar
lingkungan pabrik, kerjasama dengan PT Batu Bara Shin tentang
pemanfaatan limbah B3, kerjasama dengan CV Chasanah Jaya Abadi
tentang Pemanfaatan limbah B3. Sesuai pernyataan penyimpanan
sementara, Terdakwa sebagai Wakil Direktur, dan banyak surat-surat ke
luar dari PT Karawang Prima Sejahtera Steel ditandatangani Terdakwa;
c. Bahwa berdasarkan uraian di atas telah terbukti Terdakwa sebagai
pengendali dan pengatur aktivitas PT Karawang Prima Sejahtera Steel
yang bertanggung jawab atas kerusakan atau pencemaran lingkungan
hidup yang dilakukan oleh PT Karawang Prima Sejahtera Steel;
Berdasarkan alasan-alasan kasasi yang diajukan Penuntut Umum
memenuhi alasan kasasi yang terdapat dalam Pasal 253 ayat (1) huruf a
KUHAP yaitu Judex Factie (Pengadilan Tinggi) tidak menerapkan peraturan
hukum atau peraturan hukum diterapkan tidak sebagaimana mestinya. Alasan
kasasi Penuntut Umum juga telah sesuai dengan ketentuan Pasal 116 ayat (1)
huruf a Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup yaitu menjadikan badan usaha sebagai
Terdakwa di dalam persidangan atas Tindak Pidana Lingkungan Hidup yang
dilakukannya. Menurut penulis, alasan-alasan kasasi yang diajukan oleh
Penuntut Umum pada Kejaksaan Negeri Karawang dalam memori kasasinya
terdapat sinkronisasi atau
81
telah sesuai dengan Pasal 253 ayat (1) huruf a KUHAP dan Pasal 116 ayat (1)
huruf a Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup.
2. Kesesuaian Pertimbangan Hukum Judex Juris Menjatuhkan Sanksi
Pidana Penjara dan Denda terhadap Korporasi Pelaku Tindak Pidana
Lingkungan Hidup dengan Pasal 256 KUHAP jo Pasal 104 jo Pasal 116
ayat (1) huruf a Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
Tujuan dari adanya Hukum Acara Pidana adalah untuk mencari dan
mendapatkan atau setidak-tidaknya mendekati kebenaran materiil. Kebenaran
materiil adalah kebenaran yang selengkap-lengkapnya dari suatu perkara
pidana dengan menerapkan ketentuan Hukum Acara Pidana secara jujur dan
tepat guna mencari siapakah pelaku yang dapat didakwa melakukan suatu
pelanggaran hukum, dan selanjutnya meminta pemeriksaan dan putusan dari
pengadilan guna menentukan apakah suatu tindak pidana itu terbukti telah
dilakukan dan apakah orang yang didakwa itu dapat dipersalahkan (Andi
Hamzah, 2011: 7-8).
Putusan Hakim ditinjau dari optik Hakim yang mengadili perkara
pidana merupakan mahkota sekaligus puncak pencerminan nilai-nilai
kebenaran, kebanaran hakiki, hak asasi, penguasaan hukum atau fakta, secara
mapan dan faktual serta visualisasi etika beserta moral dari Hakim yang
bersangkutan (Lilik Mulyadi, 2007: 201). Majelis Hakim dalam menjatuhkan
putusan tidak terlepas dari pertimbangan-pertimbangan hukum yang sudah
disusunnya berdasarkan fakta-fakta dipersidangan. Terkait dengan kasasi,
Hakim-hakim Mahkamah Agung tidak lagi memeriksa fakta-fakta yang
terungkap dalam persidangan, oleh karena itu disebut dengan Judex Juris.
Pengertian Judex Juris adalah Hakim yang berwenang memeriksa penerapan
hukum (Saur Oloan Hamonangan Situngkir, 2014: 13).
82
Mahkamah Agung sendiri merupakan pemegang kekuasaan
kehakiman yang merdeka, artinya terlepas dari pengaruh kekuasaan
pemerintah. Mahkamah Agung adalah peradilan tertinggi yang berarti segala
putusan yang diberikan pada tingkat terakhir oleh badan peradilan lain, dapat
dimintakan kasasinya kepada Mahkamah Agung. Hal ini sesuai dengan
ketentuan sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 48 Tahun 2009
tentang Kekuasaan Kehakiman.
Berdasarkan Pasal 20 ayat (2) Undang-Undang Nomor 48 Tahun 2009
tentang Kekuasaan Kehakiman, adapun kewenangan Mahkamah Agung
antara lain:
a. mengadili pada tingkat kasasi terhadap putusan yang diberikan pada
tingkat terakhir oleh pengadilan di semua lingkungan peradilan yang
berada di bawah Mahkamah Agung, kecuali undang-undang menentukan
lain;
b. menguji peraturan perundang-undangan di bawah undang-undang terhadap
undang-undang; dan
c. kewenangan lainnya yang diberikan undang-undang.
Sebelum masuk ke pemeriksaan pokok perkara, dalam hal ini
memeriksa penerapan hukum, Judex Juris terlebih dahulu memeriksa syarat-
syarat formil pengajuan kasasi. Syarat formil pengajukan kasasi oleh
Penuntut Umum pada Kejaksaan Negeri Karawang telah memenuhi syarat
formil sebagaimana diuraikan pada pembahasan sebelumnya. Langkah
selanjutnya atas permohonan kasasi yang secara formil dapat diterima adalah
pemeriksaan pokok perkara atau mengenai hukum yang bersangkutan dengan
perkara kasasi. Pasal 254 KUHAP menyatakan bahwa “dalam hal Mahkamah
Agung memeriksa permohonan kasasi karena telah memenuhi ketentuan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 245, Pasal 246, dan Pasal 247, mengenai
hukumnya Mahkamah Agung dapat memutus menolak atau mengabulkan
permohonan kasasi”. Penolakan atau
83
pengabulan permohonan kasasi tersebut tidak terlepas dari syarat materiil
pengajuan kasasi yang didasari oleh alasan pengajuan kasasi dalam Pasal 253
ayat (1) KUHAP, yangmana dalam perkara Tindak Pidana Lingkungan Hidup
ini Penuntut Umum menjadikan Pasal 253 ayat (1) huruf a KUHAP sebagai
alasan pengajuan kasasinya.
Putusan kasasi yang berisi menolak atau mengabulkan permohonan
kasasi mempunyai dampak yuridis, sebagaimana terdapat dalam Pasal 256
KUHAP dan Pasal 255 ayat (1) KUHAP. Pasal 256 KUHAP yang
menyatakan bahwa “jika Mahkamah Agung mengabulkan permohonan kasasi
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 254, Mahkamah Agung membatalkan
putusan pengadilan yang dimintakan kasasi dan dalam hal itu berlaku
ketentuan Pasal 255”. Pasal 255 ayat (1) KUHAP selanjutnya menyatakan
bahwa “dalam hal suatu putusan dibatalkan karena peraturan hukum tidak
sebagaimana mestinya, Mahkamah Agung mengadili sendiri perkara
tersebut”.
Sebelum menjatuhkan putusan, Hakim harus mempertimbangkan apa
yang menjadi putusannya nanti. Pertimbangan Hakim dapat dikategorikan
menjadi 2 (dua) macam, yaitu pertimbangan yang bersifat yuridis dan
pertimbangan yang bersifat non yuridis. Pertimbangan Judex Juris yang
bersifat yuridis dalam putusan Mahkamah Agung Nomor 1405
K/Pid.Sus/2013 sehingga menjatuhkan sanksi pidana penjara dan denda
terhadap PT Karawang Prima Sejahtera Steel yang dalam hal ini diwakili oleh
Wang Dong Bing adalah sebagai berikut:
a. Bahwa Judex Factie (Pengadilan Tinggi) telah salah dalam menerapkan
hukum telah membebaskan Terdakwa dari seluruh dakwaan Penuntut
Umum padahal jika Judex Factie (Pengadilan Tinggi)
mempertimbangkan dengan baik berdasarkan fakta yang terungkap di
persidangan Terdakwa tidak akan bebas dari seluruh dakwaan Penuntut
Umum;
84
b. Bahwa perkara a quo sebagai Terdakwa adalah PT Karawang Prima
Sejahtera Steel yang diwakili oleh Wang Dong Bing salah seorang
pegawainya yang didakwa melakukan tindak pidana menghasilkan limbah
B3 yang tidak melakukan pengelolaan sebagaimana dimaksud dalam
undang-undang dan/ atau melakukan dumping limbah ke media
lingkungan tanpa ijin;
c. Bahwa menurut fakta hukum yang terungkap di persidangan bahwa PT
Karawang Prima Sejahtera Steel melakukan kegiatan yang bergerak dalam
industri logam, baja, dan alumunium, dalam menghasilkan produknya
menggunakan bahan bakar batu bara yang menghasilkan/ menyisakan
limbah aero slag dan peleburan besi dan baja, limbah bottom ash dan fly
ash yang didapat dari hasil pembakaran batu bara di power plan
(pembangkit tenaga listrik). Limbah-limbah tersebut termasuk limbah B3
yang pengolahannya harus ditimbun di tempat penimbun khusus limbah
B3 (secara land fill) sesuai ketentuan yang berlaku;
d. Bahwa PT Karawang Prima Sejahtera Steel yang memproduksi peleburan
besi baja dan alumunium telah membuang limbahnya ke Sungai Kretek
dan juga dalam pembakaran telah mengeluarkan asap hitam hingga jatuh
ke bawah karena cerobong yang kurang tinggi serta tidak efektif yang
mengganggu masyarakat sekitarnya;
e. Bahwa PT Karawang Prima Sejahtera Steel menaruh sisa pembakaran batu
bara di alam atau ruang terbuka pada sekitar area pabrik, sehingga apabila
turun hujan mengakibatkan pencemaran lingkungan;
f. Bahwa dari hasil penelitian limbah di pabrik PT Karawang Prima
Sejahtera Steel mengandung chrom yang tinggi yaitu diatas 2500 (dua ribu
lima ratus) yang termasuk golongan I dan merupakan pelanggaran;
g. Bahwa berdasarkan bukti Surat berupa Sertifikat Analisa No. A.11609
tanggal 16 Desember 2010 yang dibuat oleh PT Als Indonesia yang
merupakan Analisis Laboratorium terhadap limbah aero slag, bottom ash,
85
dan fly ash (limbah abu batu bara) yang ditimbulkan oleh PT Karawang
Prima Sejahtera Steel memiliki parameter cromium (Cr) 2900 mg/dry kg
seharusnya ditimbun di tepat penimbunan khusus limbah B3, sehingga
tidak dikelola sebagai mestinya dan tidak jarang dibuang langsung ke
sungai;
h. Bahwa PT Karawang Prima Sejahtera Steel telah mendapat ijin
mengelola limbah tetapi mempunyai daya tampung berukuran kecil tidak
sesuai dengan produk limbah yang dihasilkan, sehingga limba B3
tersebut ke Sungai Kretek. Akibatnya air Sungai Kretek menjadi
tercemar warnanya berubah, apabila digunakan untuk mandi pemakainya
akan gatal-gatal. Menurut ahli, limbah air sungai Kretek meskipun tidak
berdampak langsung kepada masyarat akan tetapi dalam waktu lama
akan menimbulkan penyakit bagi masyarakat yang menggunakan air
sungai tersebut; dan
i. Bahwa dengan demikian berdasarkan pertimbangan tersebut, PT
Karawang Prima Sejahtera Steel yang diwakili oleh Wang Dong Bing
melakukan tindak pidana melanggar Pasal 104 jo 116 ayat (1) Undang-
Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup.
Pertimbangan Hakim selanjutnya adalah pertimbangan yang bersifat
non yuridis yang berupa hal-hal yang memberatkan dan hal-hal yang
meringankan. Pertimbangan non yuridis Judex Juris pada putusan Mahkamah
Agung Nomor 1405 K/Pid.Sus/2013, antara lain:
a. Hal-hal yang memberatkan:
1) Perbuatan PT Karawang Prima Sejahtera Steel mengakibatkan
pencemaran lingkungan;
b. Hal-hal yang meringankan:
1) PT Karawang Prima Sejahtera Steel telah mengurus ijin tempat
penyimpanan sementara dan surat ijin penyimpanan sementara tersebut
sudah keluar pada saat proses penyidikan dilakukan;
86
2) PT Karawang Prima Sejahtera Steel telah melakukan clean up
(pengangkutan limbah) oleh pihak ketiga yang mempunyai ijin;
3) PT Karawang Prima Sejahtera Steel secara berkala telah membantu
masyarakat sekitar pabrik untuk melakukan cek kesehatan;
4) PT Karawang Prima Sejahtera Steel membantu masyarakat sekitarnya
berupa sembako dan memberikan bantuan qurban setiap hari raya
qurban;
5) Perbuatan Terdakwa PT Karawang Prima Sejahtera Steel tidak terlepas
dari kurangnya pengawasan dan pembinaan dari pihak yang berwenang.
Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut di atas, maka
Mahkamah Agung berpendapat permohonan kasasi dari Penuntut Umum
telah memenuhi ketentuan Pasal 253 ayat (1) huruf a KUHAP. Selanjutnya
berdasarkan Pasal 254 KUHAP terdapat cukup alasan untuk mengabulkan
permohonan kasasi dari Penuntut Umum dan membatalkan putusan
Pengadilan Tinggi Bandung Nomor 170/Pid.Sus/2012/PT.Bdg tanggal 28
Mei 2012 yang telah membatalkan putusan Pengadilan Negeri Karawang
Nomor 434/Pid.B/2011/PN.Krw tanggal 9 Februari 2012, sebagaimana
terdapat dalam amar putusan Mahkamah Agung Nomor 1405 K/Pid.Sus/2013
sebagai berikut:
a. Mengabulkan permohonan Kasasi dari Pemohon Kasasi Penuntut Umum
pada Kejaksaan Negeri Karawang tersebut; dan
b. Membatalkan putusan Pengadilan Tinggi Bandung Nomor
170/Pid.Sus/2012/PT.Bdg tanggal 28 Mei 2012 yang telah membatalkan
putusan Pengadilan Negeri Karawang Nomor 434/Pid.B/2011/PN.Krw
tanggal 9 Februari 2012;
Atas dikabulkannya permohonan kasasi Penuntut Umum dan
dibatalkannya putusan Pengadilan Negeri Bandung berarti perbuatan
Terdakwa telah terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan
Tindak Pidana Tanpa Ijin Melakukan Dumping Limbah ke Media
Lingkungan sebagaimana dalam dakwaan subsidair Penuntut Umum Pasal
104 jo Pasal 116 ayat (1) huruf
87
a Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup, oleh sebab itu Terdakwa harus dijatuhi
pidana. Selanjutnya berlaku pula ketentuan Pasal 255 ayat (1) KUHAP karena
putusan dibatalkan dengan alasan peraturan hukum tidak diterapkan atau
diterapkan tidak sebagaimana mestinya, sehingga Mahkamah Agung
mengadili sendiri perkara tersebut sebagai berikut:
a. Menyatakan Terdakwa PT Karawang Prima Sejahtera Steel yang dalam
hal ini diwakili oleh Wang Dong Bing tidak terbukti secara sah dan
meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana yang didakwakan dalam
dakwaan primair;
b. Membebaskan Terdakwa PT Karawang Prima Sejahtera Steel yang
dalam hal ini diwakili oleh Wang Dong Bing oleh karena itu dari
dakwaan tersebut;
c. Menyatakan Terdakwa PT Karawang Prima Sejahtera Steel yang dalam
hal ini diwakili oleh Wang Dong Bing terbukti secara sah dan
meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana “Tanpa Ijin Melakukan
Dumping Limbah ke Media Lingkungan”;
d. Menghukum Terdakwa Wang Dong Bing PT Karawang Prima Sejahtera
Steel oleh karena itu dengan pidana penjara selama 10 (sepuluh) bulan;
e. Menghukum Terdakwa PT Karawang Prima Sejahtera Steel tersebut oleh
karena itu dengan pidana denda sebesar Rp500.000.000,00 (lima ratus
juta rupiah);
f. Memerintahkan agar Terdakwa Wang Dong Bing ditahan;
g. Menetapkan barang bukti berupa:
1) 5 (lima) jerigen air buangan pendingin volume masing- masing ± 5
(lima) liter;
2) 4 (empat) jerigen air rembesan timbunan B3 volume masing-masing
± 4 (empat) liter;
3) Air sungai sebelum industri (up stream) ± 5 (lima) liter;
88
4) Air sungai sesudah industri (down stream) ± 5 (lima) liter;
5) Fly ash dan bottom ash sebanyak 3 (tiga) kantong plastik masing-
masing volume ± 4 (empat) kg;
6) Limbah slag dari produksi industri baja sebanyak 3 (tiga) kantong
plastik masing-masing volume ± 4 (empat) kg;
(Dirampas untuk dimusnahkan)
7) 4 (empat) bandel photocopy Surat No. 503/05/Tamben, tanggal 23
Agustus 2010;
8) 4 (empat) bandel photocopy Surat Perjanjian Kerjasama
Pemanfaatan Limbah B3, No. 001/05/BKS/ENVT-
DEPT/KJS/VIII/2010, tanggal 8 Mei 2010;
9) 2 (dua) lembar photocopy Surat No. 01/KPSS/VIII/2010 bulan
Agustus 2010 tentang Permohonan Surat Keterangan TPS;
10) 1 (satu) bendel photocopy Sertifikat Pengolahan Limbah;
11) 3 (tiga) lembar photocopy Keputusan Bupati Karawang No.
503/Kep.105-BPLH/2010;
12) 2 (dua) lembar photocopy Report of Analysis;
13) 1 (satu) bendel photocopy Sertifikat Hasil Uji Udara Bebas PT
KPSS;
14) 1 (satu) bendel photocopy Sertifikat Hasil Uji Limbah Cair PT
KPSS;
15) 1 (satu) bendel photocopy Surat Keterangan No. 141/59/Ds;
16) 1 (satu) bendel photocopy foto penghisap asap PT KPSS.
(Tetap terlampir dalam berkas)
h. Menghukum Terdakwa tersebut untuk membayar biaya perkara dalam
semua tingkat peradilan dan dalam tingkat kasasi ini ditetapkan sebesar
Rp2.500,00 (dua ribu lima ratus rupiah).
Berdasarkan pertimbangan hukum Judex Juris tersebut penjatuhan
sanksi pidana penjara dan denda terhadap korporasi dalam hal ini PT
Karawang Prima Sejahtera Steel sebagai pelaku Tindak Pidana Lingkungan
Hidup sudah sesuai
89
dengan Pasal 256 KUHAP, yang berbunyi “jika Mahkamah Agung
mengabulkan permohonan Kasasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 254,
Mahkamah Agung membatalkan putusan pengadilan yang dimintakan Kasasi
dan dalam hal ini berlaku ketentuan Pasal 255”.
Pasal 50 ayat (1) Undang-Undang Nomor 48 Tahun 2009 tentang
Kekuasaan Kehakiman menyebutkan bahwa “putusan pengadilan selain harus
memuat alasan dan dasar putusan, juga memuat pasal tertentu dari peraturan
perundang-undangan yang bersangkutan atau sumber hukum tidak tertulis
yang dijadikan dasar untuk mengadili”. Putusan Mahkamah Agung Nomor
1405 K/Pid.Sus/2013 telah memuat alasan dan dasar putusan, selain itu juga
telah memuat peraturan hukum tertentu dalam hal ini Undang-Undang Nomor
32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
sebagai lex specialis karena dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana
sendiri tidak mengatur mengenai jenis-jenis Tindak Pidana Lingkungan
Hidup dan Tindak Pidana Lingkungan Hidup dilakukan oleh Badan Usaha
atau Korporasi. Perkara ini berlaku asas hukum pidana yaitu lex specialis
derogat legi generali, yaitu ketentuan hukum yang bersifat khusus (Undang-
Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup) mengenyampingkan ketentuan hukum yang bersifat
umum (KUHP). Tindak Pidana Lingkungan Hidup memang sebagai lex
specialis, namun proses beracaranya tetap mengacu pada ketentuan Undang-
Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Kitab Undang-Undang Hukum Acara
Pidana (KUHAP). Menurut penulis, putusan yang dijatuhkan oleh Mahkamah
Agung dalam perkara lingkungan hidup dengan Terdakwa PT Karawang
Prima Sejahtera Steel ini telah memuat pertimbangan hukum hakim yang
didasarkan pada alasan dan dasar hukum tepat dan benar sebagaimana
terdapat dalam Pasal 53 ayat (2) Undang-Undang Nomor 48 Tahun 2009
tentang Kekuasaan Kehakiman.
90
Tindak Pidana Lingkungan Hidup yang dilakukan oleh PT Karawang
Prima Sejahtera Steel adalah Tanpa Ijin Melakukan Dumping Limbah ke
Media Lingkungan, sedangkan Pasal 60 Undang-Undang Nomor 32 Tahun
2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup menyebutkan
bahwa “setiap orang dilarang melakukan dumping limbah dan/ atau bahan ke
media lingkungan tanpa ijin”. Berdasarkan ketentuan tersebut dan
pertimbangan-pertimbangan hukum yang bersifat yuridis dan non yuridis,
maka sudah sewajarnya Judex Juris dalam Putusan Mahkamah Agung Nomor
1405 K/Pid.Sus/2013 menyatakan PT Karawang Prima Sejahtera Steel
memenuhi ketentuan pidana Pasal 104 jo Pasal 116 ayat (1) huruf a Undang-
Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup. Judex Juris menjatuhkan sanksi pidana penjara selama 10
(sepuluh) bulan kepada Wang Dong Bing selaku Kepala Bagian Umum yang
mengendalikan aktivitas PT Karawang Prima Sejahtera Steel dan
menjatuhkan sanksi pidana denda sebesar Rp500.000.000,00 (lima ratus juta
rupiah) terhadap PT Karawang Prima Sejahtera Steel sebagai korporasi yang
melakukan tindak pidana. Penjatuhan pidana penjara dan denda terhadap
korporasi pelaku Tindak Pidana “Tanpa Ijin Melakukan Dumping Limbah ke
Media Lingkungan” ini sesuai dengan ketentuan Pasal 104 Undang-Undang
Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan
Hidup yang menyatakan bahwa “setiap orang yang melakukan dumping
limbah dan/ atau bahan ke media lingkungan hidup tanpa ijin sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 60, dipidana dengan pidana penjara paling lama 3
(tiga) tahun dan denda paling banyak Rp3.000.000.000,00 (tiga milyar
rupiah)”. Menurut penulis, telah terdapat kesesuaian pertimbangan hukum
Judex Juris menjatuhkan sanksi pidana penjara dan denda terhadap korporasi
pelaku Tindak Pidana Lingkungan Hidup dengan ketentuan Pasal 104 jo
Pasal 116 ayat (1) huruf a Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.
91
Atas Pertimbangan Judex Juris, menurut pendapat penulis telah
tercapainya tujuan kasasi itu sendiri, yaitu (M. Yahya Harahap, 2012: 539-
542):
a. Koreksi terhadap Kesalahan Putusan Pengadilan Bawahan
Salah satu tujuan kasasi adalah memperbaiki dan meluruskan
kesalahan penerapan hukum, agar hukum benar-benar diterapkan
sebagaimana mestinya serta apakah cara mengadili perkara benar-benar
dilakukan menurut ketentuan undang-undang.
b. Menciptakan dan Membentuk Hukum Baru
Selain tindakan koreksi yang dilakukan Mahkamah Agung dalam
tingkat kasasi, adakalanya tindakan koreksi tersebut sekaligus
menciptakan hukum baru dalam bentuk yurisprudensi. Berdasarkan
jabatan dan wewenang yang ada padanya bentuk judge making law,
sering Mahkamah Agung menciptakan hukum baru yang disebut hukum
kasus atau case law, guna mengisi kekosongan hukum, maupun dalam
rangka menyejajarkan makna dan jiwa ketentuan undang-undang sesuai
dengan elastisitas pertumbuhan kebutuhan lajunya perkembangan nilai
dan kesadaran masyarakat. Putusan Kasasi baik yang berupa koreksi atas
kesalahan penerapan hukum maupun yang bersifat penciptaan hukum
baru telah mantap dan dijadikan pedoman bagi pengadilan dalam
mengambil keputusan, maka putusan Mahkamah Agung akan menjadi
yurisprudensi tetap.
c. Pengawasan Terciptanya Keseragaman Penerapan Hukum
Tujuan lain pemeriksaan kasasi adalah mewujudkan kesadaran
keseragaman penerapan hukum atau unified legal frame work dan unified
legal opinion. Adanya putusan kasasi yang menciptakan yurisprudensi
akan mengarahkan keseragaman pandangan dan titik tolak penerapan
hukum, serta dapat terhindar dari kesewenangan dan penyalahgunaan
jabatan oleh para hakim dalam memanfaatkan kebebasan kedudukan
yang dimilikinya.
92
Salah satu tujuan kasasi yang tercapai dalam Putusan Mahkamah
Agung Nomor 1405 K/Pid.Sus/2013 adalah tercapainya koreksi terhadap
kesalahan putusan pengadilan bawahan. Putusan Mahkamah Agung yang
membatalkan Putusan Pengadilan Tinggi Bandung Nomor 170/Pid.Sus/2013
berarti putusan tersebut mengandung pelanggaran ketentuan Pasal 253 ayat
(1) huruf a KUHAP yakni suatu peraturan hukum tidak diterapkan atau
diterapkan tidak sebagaimana mestinya. Koreksi Mahkamah Agung terhadap
putusan Pengadilan Tinggi Bandung terdapat pada amar mengadilinya
tersebut. Atas segala pertimbangan hukum, maka Judex Juris menjatuhkan
sanksi pidana penjara dan denda terhadap PT Karawang Prima Sejahtera Steel
yang dalam hal ini diwakili oleh Wang Dong Bing sebagai pelaku Tindak
Pidana Tanpa Ijin Melakukan Dumping Limbah ke Media Lingkungan.