Post on 15-Feb-2016
description
BAB III
PEMELIHARAAN DAN PENGOPRASIAN GENERATOR PADA KERETA API
KELAS ESEKUTIF
3.1 Generator
3.1.1 Pengertian Generator
Genset atau Generator-set adalah seperangkat pesawat pembangkit
tenaga listrik adalah seperangkat peesawat pembangkit tenaga listrik yang
merupakan gabunggan atau pasangan antara mesin penggerak dengan
mesin kerja (generator).
Generator adalah salah satu jenis mesin listrik yang apabila
digerak/diputar dapat menghasilkan gaya gerak listrik. Adapun untuk
menggerakan generator perlu mesin penggerak yaitu sebuah mesin yang
dapat menghasilkan gaya gerak pada poros daya. Antara mesin penggerak
dengan generator dipasang atau terdapat sebuah penghubung yang biasa
disebut coopling .dalam hal menghubungkan (mengkopel) antara kedua
mesin tersebut dapat dilakukan secara langsung dan tidak langsung.
Dikatakan pengkopelan secara langsung jika poros daya mesin penggerak
langsung dihubungkan dengan poros generato (rotor generator) dalam
halinidikopel dengan bantuan coupling gesek. Dandikatakan secara tidak
langsung jika poros daya mesin penggerak dan poros generator masing-
masing dipasang sebuah pulley yang berbeda diameternya kemudian
kedua pulley tersebut dihubungkan sabuk (belt).
Pesawat genset yang digunakan pada rankaian KA berbeda dengan
pesawat genset yangdigunakan pada PLTU PLTG maupun PLTA sifat
perbedaanya terletak pada pengoprasianya jika pada PLN maka genset
yang digunakan adalah stasioner, dimana mesin penggeraknya dipilih :
mesin turbin, sedangkan pada rangkaian KA karna sifat operasinya yang
selalu berpindah maka mesin penggerak genset dipilih ,motor disel,
Genset yang dipasang pada kereta pembangkit dipakai untukmelayani
beban listrik rangkaian kereta api dengan kapasitas bermacam-macam
diantaranya: 15 KVA, 17 KVA, 37 KVA, 50 KVA, 80 KVA, 100 KVA,
150 KVA, 250 KVA 300 KVA, 500 KVA. Penggunaannya disesuaikan
dengan beban listrik yang dilayanui pemakaian generator pada kereta api
juga mempunyai keuntungan dan kerugian sendiri untuk pemakaiannya.
3.1.2. Motor Disel
Motor disel sebagai mesin penggerak generator yang dipasang pada kereta
: BP, KP3 P maupun pada KM 3 P secara sederhana dapat dijelaskan
sebagai berikut :
1. jenis langkah : 4takt, artinya motor yang proses kerjanya terdiri 4
langkah torak atau 2x putaran poros engkol menghasilkan 1x proses usaha,
merk yang digunakan pada motor disel biasanya YANMAR type TS/TSC
Daya maksimum 25Pk putaran 2200ppm.
2 . bahan bakar : minyak disel solar jenis HSD (High Speed disel oil)
3. pemasukan bahan bakar : menggunakan pompa injeksi dikabutkan oleh
nozzle
4. Pengatur putaran/ beban mesin: menggunakan governor mekanik
5. Sistem pelumasnan : Minyak pelumas didistribusikan kebagian mesin
dengan bantuan pompa pelumas jenis trokoida.
6. Pendinginan mesin : ada yang menggunakan radiator ada yang
menggunnakan tangki.
Untuk menstart awal motor diselpada genset yang berada di KP 3 maupun
di KM 3 P menggunakan engkol starter akan tetapi untuk menstart awal
motor disel pada genset yang berada di BP (untuk rangkaian KA
Esekutif) menggunakan motor starter dimana motor starter ini mendapat
arus dari batrey.
3.1.3. Keuntungan Penggunaan Generator
Penggunaan genset sebagai sumber tenaga listrik pada rangkaian kereta
mempunyai beberapa keuntungan antara lain :
1. pemeliharaan instalasi maupun perawatan listrik sederhana karna di setiap
kereta tidak memerlukan battrey, alternator, invertor, reftifier.
2. voltage dan arus yang ditimbulkan oleh genset hanya satu macam voltage
dan arus bolak balik sehingga tidak mungkin terjadi kesalahan terhadap
tegangan.
3. jika terjadi gangguan listrik akan segera mudah diatasi karna instalasinya
memang cukup sederhana
Kerugian penggunaan genset
Kerugiaan penggunaan genset sebagai sumber gerak listrik yang memusat
diantaranya adalah :
1. Bila salah satu kabel coupler antara kereta ada yang putus maka kereta
yang terpisah akan padam.
2. jika terjadi gangguan mekanik kereta BP/KP 3/ KM 3 P yang mana
kereta tersebut harus ditahan untuk perbaikan (contoh kerusakan
mekanik adalah : roda los, rem macet) maka walupun pesawat genset
tiad gangguan maka rangkaian kereta akan menjadi padam.
3.2 Komponen Generator
Kereta bagasi dan pembangkit listrik dilengkapi dengan 2 set pembangkit
tenaga listrik (genset) yang masing-masing mempunyai kapasitas
500KVA dengan tegangan 380V, 3phasa serta frekuensi 50Hz.
Pembangkit tenaga listrik tersebut merupakan satu unit antara motor disel
dan alternator yang dihubungkan melalui kopling otomatis. Berikut adalah
gambar dari generator yang digunakan pada kereta api
Gambar 1.1 Generator pada kereta api
3.2.1 Komponen generator tiga fasa
Secara umum generator tiga fasa mempunyai komponen sebagai berikut :
1. Rangka Strator : Merupakan rumah dari semua bagian generator dibuat dari
besi tuang
Gambar Rangka Stator
2. Startor : Dibuat dari plat-plat besi yang disekeliling bagian dalamnya
ditempatkan lilitan kawat, sebagai lilitan startor untuk aliran arus bolak balik
Gambar Stator
1. Rotor : Bagian yang berputar dimana terdapat kutub-kutub magnet dengan
lilitan kawat untuk dialiri arus searah
Gambar Rotor
2. Sleepring : Dibuat dari kuningan atau tembaga yang dipasang pada poros
dengan diisolasi sleepring ini turut berputar dengan poros dan sebagai tempat
sikat arang tergeser.
Gambar Sleepring
3. Dinamo penguat : Untuk dinamo penguat biasanya dipakai dinamo arus searah
dan biasanya dinamo penguat tersebut dipasang menjadi satu poros generator
maksud dipasangkanya dinamo penguat ini yaitu untuk penguatan kutub-
kutub magnet generator. Arus searah yang ditimbulkan oleh dinamo penguat
ini mengalir ke kutub-kutub magnet generator lewat borstel dan slepring untuk
menimbulkan medan magnet yang lebih kuat pada magnet tersebut.
Gambar dinamo penguat
3.2.2. Prinsip generator kutub dalam ( tiga fasa)
1. Gambar 1 menunjukan skematik generator dengan 4 buah kutub dalam
2. Pada stator diberikan tiga kumpulan belitan kawat yang masing-masing
belitan kawat tersebut dapat menampung GGL
3. Biasanya pada generator tiga fasa juga diberikan penguat lapang magnet
yang berasal dari dinamo penguat
4. Jika rotor diputar maka timbul GGL.GGL yang timbulini dialirkan lilitan
kawat pada stator
5. Gambar 2 menunjukan batangan (UITSLAG)
6. Uitslag tersebut merupakan cara lilitan yang terdiri 3 kumpulan dengan 2
jalan.
3.2.1. Sistem pendukung generator
Dalam pengoprasianya suatu instalasi genset memerlukan sistem pendukung agar pendukung agar dapat bekerja dengan baik dan tanpa mengalami gangguan.
Secara umum sistem-sistem pendukung tersebut dibagi menjadi 3 bagian, yaitu:
1. Sistem Pelumasan
2. Sistem Bahan Bakar
3. Sistem Pendinginan
3.3.2. Sistem Pelumasan
Untuk mengurangi getaran antara bagian-bagian yang bergerak dan untuk
membuang panas, maka semua bearing dan dinding dalam dari tabung-tabung
silinder diberi minyak pelumas.
Fungsi dari system pelumasan :
1. memperkecil gaya gesek akibat hubungan bagian-bagian mesin yang bergerak.
2. memperkecil keausan.
3. mencegah karat.
4. sebagai pembersih
5. mencegah merembesnya sel pembakaran.
6. sebagai pendingin bagian-bagian mesin sebelah dalam supaya mesin tetap awet
Cara Kerja Sistem Pelumasan
Minyak tersebut dihisap dari bak minyak 1 oleh pompa minyak 2 dan disalurkan dengan
tekanan ke saluran-saluran pembagi setelah terlebih dahulu melewati sistem pendingin
dan saringan minyak pelumas. Dari saluran-saluran pembagi ini, minyak pelumas
tersebut disalurkan sampai pada tempat kedudukan bearing-bearing dari poros engkol,
poros jungkat dan ayunan-ayunan. Saluran yang lain memberi minyak pelumas kepada
sprayer atau nozzle penyemperot yang menyemprotkannya ke dinding dalam dari piston
sebagai pendingin. Minyak pelumas yang memercik dari bearing utama dan bearing
ujung besar (bearing putar) melumasi dinding dalam dari tabung- tabung silinder.
Minyak pelumas yang mengalir dari tempat-tempat pelumasan kemudian kembali
kedalam bak minyak lagi melalui saluran kembali dan kemudian dihisap oleh pompa
minyak untuk disalurkan kembali dan begitu seterusnya.
Gambar 3.3 Sistem Pelumasan
Keterangan
1.Bak minyak2. Pompa pelumas3. Pompa minyak pendingin4. Pipa hisap5. Pendingin minyak pelumas6. Bypass-untuk pendingin7. Saringan minyak pelumas8. Katup by-pass untuk saringan9. Pipa pembagi
10. Bearing poros engkol (lager duduk)11. Bearing ujung besar (lager putar)12. Bearing poros-bubungan13. Sprayer atau nozzle penyemprot untuk pendinginan piston14. Piston15. Pengetuk tangkai 16. Tangkai penolak17. Ayunan18. Pemadat udara (sistem Turbine gas)19. Pipa ke pipa penyemprot20. Saluran pengembalian
3.3.3 Sistem Bahan Bakar
Masuknya air kedalam bahan bakar mungkin terjadi selama transpotasi
penyimpanan atau pada saat dalam tangki kususnya dalam kelemababan tinggi
fluktuasi temperature yang mencolok. Kandungan air yang tinggi menyebabkan
korosi yang menumpuk jika dikombinasi dengan produk korosi dan
sediment.dengan demikian mengarah pada masalah-masalah berbahaya dalam
filter bahan bakar dan system injeksi. Pembentukan uap dan fluktasi tekanan
dalam system tekanan rendah mungkin juga dibutuhkan. Dalam hal air laut
terhadap tambahan pengaruh berbahaya dari garam yang tidak dapat dibuang
dengan sempurna.
Cara Kerja Sistem Bahan Bakar
Ketika keran bahan bakar diputar ke posisi membuka maka bahan bakar akan mengalir
ke pompa injeksi dengan melalui saringan bahan bakar terlebih dahulu. Saat mesin
mulai berputar, pompa injeksi juga turut bekerja atau memompakan bahan bakar ke
injector melalui pipa tekanan tinggi.
Tekanan bahan bahan bakar yang tinggi mengakibatkan pegas penahan katup nozzle di
dalam injector terdesak (membuka nozzle) dan bahan bakar terinjeksikan ke dalam
ruang bakar . Setelah proses injeksi bahan bakar selesai, maka katup nozzle akan
menutup kembali karena adanya tekanan pegas pengembali.
Gambar 3.4 sistem bahan bakar Keterangan :1. Pompa penyemperot bahan bakar
2. Pompa bahan bakar3. Pompa tangan untuk bahan bakar4. Saringan bahar/bakar penyarinnan pendahuluan5. Saringan bahan bakar/penyaringan akhir6. Penutup bahan bakar otomatis7. Injektor8. Tanki9. Pipa pengembalian bahan bakar10. Pipa bahan bakar tekanan tinggi11. Pipa peluap.
3.3.4 Sistem Pendingin
Hanya sebagian dari energi yang terkandung dalam bahan bakar yang diberikan pada
mesin dapat diubah menjadi tenaga mekanik sedang sebagian lagi tersisa sebagai panas.
Panas yang tersisa tersebut akan diserap oleh bahan pendingin yang ada pada dinding-
dinding bagian tabung silinder yang membentuk ruang pembakaran, demikian pula
bagian-bagian dari kepala silinder didinginkan dengan air. Sedangkan untuk piston
didinginkan dengan minyak pelumas dan panas yang diresap oleh minyak pendingin itu
kemudian disalurkan melewati alat pendingin minyak, dimana panas tersebut diresap oleh
pendingin.
Pada mesin diesel dengan pemadat udara tekanan tinggi, udara yang telah dipadatken
oleh turbocharger tersebut kemudian didinginkan oleh air didalam pendingin udara
(intercooler), Pendinginan sirkulasi dengan radiator bersirip dan kipas (pendinginan
sirkuit)
Cara Kerja Sistem Pendingin
Pompa-pompa air 1 dan 2 memompa air kebagian-bagian mesin yarg memerlukan
pendinginan dan kealat pendingin udara (intercooler) 3. Dari situ air pendingin kemudian
melewati radiator dan kembali kepada pompa-pompa 1 dan 2. Didalam radiator terjadi
pemindahan panas dari air pendingin ke udara yang melewati celah-celah radiator oleh
dorongan kipas angin. Pada saat Genset baru dijalankan dan suhu dari bahan pendingin
masih terlalu rendah, maka oleh thermostat 5, air pendingin tersebut dipaksa melalui jalan
potong atau bypass 6 kembali kepompa. Dengan demikian maka air akan lebih cepat
mencapai suhu yang diperlukan untuk operasi. Bila suhu tersebut telah tercapai maka air
pendingin akan melalui jalan sirkulasi yang sebenarnya secara otomatis.
Gambar 3.5 Sistem Pendingin Keterangan
1. Pompa air untuk pendingin mesin
2. Pompa air untuk pendinginan intercooler
3. Inter cooler (Alat pendingin udara yang telah dipanaskan)
4. Radiator
5. Thermostat
6. Bypass (jalan potong)
7. Saluran pengembalian lewat radiator
8. Kipas.
3.3 Perawatan pada Generator
3.3.1. Sistem Pengamanan Mesin.
Sistem pengamanan mesin akan bekerja secara otomatis mematikan mesin
apabila terjadi hal seperti berikut :
1. Tekanan pelumas kurang dari 1,5bar
2. Suhu pendingin mencapai 105C
3. Air dari radiator kurang dari batas minimum
4. fan radiator tidak bekerja
5. tegangan alternator terlalu tinggi
6. suhu ruang genset terlalu tinggi
Pada saat terjadi mesin mati dengan sendirinya perhatikan lampu indikator yang
menyalapada panel kontrolmesin maupun panel genset. Hal ini untuk memudahkan
penyebab gangguan mesin.
3.3.2 Pemeliharaan Mesin
Pemeriksaan awal / inspeksi :
1. Ganti minyak pelumas dan saringanya.
2. Periksa koreksi ketinggian air pendinginpada radiator.
3. Periksa, koreksi kadaranti karat pada air pendingin.
4. Stel klep pada tiap-tiap silinder.
5. Periksa kondisi V-Belt kencangkan kembali.
6. Periksa ketinggian minyak pelumas pada oil bath filter
7. Periksa kekedapan dan kondisi dari saluran bahan bakar dan mnyak peluma,
saluran masuk antara saringan udara dan mesin.
8. Periksa kekerasan ikatan mur dan baut exhaust flange dan manifold
9. Stelpemasangan karet mesin.
Pemeliharan setiap 300 jam operasi :
1. Ganti baru minyak lumas dan saringannya.
Pemeliharaan setiap 900 jam operasi :
1. Ganti baru minyak lumas dan saringannya
2. Periksa ketinggian air pendingin pada radiator
3. Periksa kadar anti karat pada air pendingin
4. periksa kondisi v-belt dan kencangkan kembali
5. Ganti baru minyak pelumas oil bath air filter bersihkan saringanya
6. Periksa kekedapan dan kondisi dari radiator, pipa dan slang air prndingin saluran
bahan bakar dan minyak pelumas saluran masukantara saringan udara dan mesin
7. Periksa batre dan hubungan-hubungan kabelnya
8. Bersihkan elemen pada saringan pendahuluan bahan bakar
9. Ganti baru saringan bahan bakar
Pekerjaan tambahan setiap tahun :
1. Beri gemuk pelumas pada roda gigi
2. Ganti baru pendingin.
Pekerjaan tambahan setiap 1800 jam operasi :
1. Stel kleep pada tiap silinder
3.3.3. Penggantian Minyak pelumas
Pada setiap penggantian pelumas motorbersihkan saringan pelumas ganti baru
elemen saringan dan sealing ring karet antara filter housing dan rumah kepala
saringan.
Tahap-tahapyang harus dilakukan :
1. Keluarkan pelumas dari bak pelumas dan rumah saringan dengan melepas
baut penyumbat pada bak pelumas dan drain.
2. Lepas baut pengikat (1) lepas rumah saringan (2) dan bersihkan
3. ganti baru elemen saringan (5)
4. Ganti baru perapat karet (4) dan cincin perapat pada baut penyumbat
5. Periksa sealing ring (2) gantilah bila perlu
6. Pasang elemen saringan pada rumah saringan denganper menghadap ke
bawah
7. Pasang rumah saringan
8. Pasang kembali baut-baut penyumbat pada bak
9. Tuang pelumas kedalam mesin
10. Gerakan stop selenoid pada kedudukan ’stop’ agar motor tidakhidup dengan
cara menekan tombol stop darurat
11. Putar motor dengan stater sampai indikator tekanan pelumas menunjukan
suatu nilai
3.3.4. Penggantian Air Radiator
Dalam membuka tutup radiator ini tunggulah suhu air dibawah 90c sebelum
membuka tutu pradiator
Perhatikan langkah dibawah ini :
1. Putar tutup radiator sampai stop yang pertama dan biarkan beberapa saat
untuk membuang tekanan
2. Lepas tutup radiator
3. Periksa ketinggianair radiator sampai tanda yang ada pada pipa pengisi
4. Periksa kadar anti korosi dengan alat pemeriksa
5. Tambahkan air apabila ketinggian air dalam radiator kurang
3.3.5. Penggantian Air Pendingin
Perhatikan langkah penggantian air pendingin berikut ini :
1. Lepas baut-baut penyumbat
2. Kosongkan air sama sekali dari sistem pendinginan motor
3. Bersihkan lubang-lubang cerat yang tersumbat oleh kotoran
4. Periksa prepat-prepat pada baut penyumbat ganti bila perlu
5. Pasang kembali baut-baut penyumbat
6. Siapkan air pendingin yang memenuhi syarat tuang sampaitanda pada lubang
pengisian
7. Tutup kembali radiator
8. Jalankan motor kira-kira 1 menit
9. Matikan motor danperiksa kembali ketinggian air didalam radiator bila perlu
air yang kurang ditambah sampai ketinggian air nya cukup
3.3.6. Pemeriksaan Dan Penyetelan Kelonggaran Klep
Perhatikan tahapan pemeriksaan dan penyetelan kelonggaran klep berikut :
Pemeriksaan dan penyetelan kelonggaran klep yang dilakukan pada saat motor
dalam keadaan dingin (paling cepat 20 menit setelah motor dimatikan )
1. Buka penutup cylinder head dan bersihkan
2. Pasang alat pemutar motor pada timing case
3. Putar motor dan tepatkan tanda titikmati yang ada di flywheel
4. Periksa apakah silinder no 1 pada posisi overlap kedua klep tertutup pada
posisi titik mati atas pembakaran
5. Periksa kelonggaran klep antara rocker arm dan batang klep penyetelan klep
yang benar bila feeler gauge dapat lewat dengan sedikit tahanan
6. Untuk penyetelan kendorkan mur pengunci
7. Stel klepnya dengan baut pengunci
8. Kencangkan mur pengunci
9. Lepas alat pemutar motor dari timming case dan pasang kembali tutupnya
3.3.7. Pemeriksaan kondisi V-Belt, tegangan
Pemeriksaan kondisi V-Belt (Retak,aus,dan sebagainya)
Pemeriksaan tegangan V-Belt yaitu dengan cara :
1. Turunkan indicating arm pada alat pengukur tegangan V-BELT
2. Letakan alat ukur pada V-Belt ditengah-tengah antara dua pull sehingga
duduk dengan benar pada pull
3. Tekan tombolsecara merata dan tegaklurus sampai terdengar bunyi
4. Lepaskan alat ukur dengan hati-hati agar posisiindikator tidak berubah
5. Nilai yang terbaca pada titik potong antara skala ”KG’ dan indicating am
adalah nilai tegangan dari V-Belt
Apbila nilai tegangan tidak memenuhi standart tegangan V-Belt dibetulkan
Mengatur Tegangan V-Belt :
1. Kendorkan baut penjepit (1)
2. Kendorkan mur pengunci (3)
3. Atur tegangan V-Belt dengan mur pengatur (2)
4. Ikat kembali semua mur dan baut
3.4 Cara Mengoperasikan Generator
3.4.1. Cek Sebelum Generator dijalankan
Sebelum genset dijalankan banyak halyang perlu diperhatikan pada mesin disel
sebagai penggerak alternator maupun rangkaian listriknya guna mencegah kerusakan
akibat dari kelalaian atau kurang mengertinya operator generator yang bersangkutan.
Setidaknya operator perlu ditraining untuk pengenalan mengenai karakteristik generator
tersebut walaupu sebenarnya prinsip kerjanya pada umumnya semua generator hampir
sama.
Bagian-bagian yang perlu dikontrol dan diperhatikan antara lain :
1. Lihat permukaan air radiator, melalui gelas ukur dimana permukaanya harus
diatas letak water level switch tambahkan air bila kurang
2. Cek isi minyak pelumas melalui batang ukur apakah sudah pada batas yang
diinginkan. Tambahkan minyak pelumas bila kurang
3. Cek isi minyak pelumas pada filter udara pada batas yang diinginkan
4. Salurkan bahan bakar, minyak pelumas dan pastikan minyak pelumas tidak
mengalami kebocoran terutama pada sambungan-sambunganya
5. Air aki(battrey) apakah masi pada batas yang diijinkan
6. Rangkaian kelistrikan pastikan kebenaranya
3.4.2. Menghidupkan Generator
Setelah diadakan pengecekan pada cara sebelum menjalankan generator untuk
selanjutnya kita menjalankangenerator sesuai dengan aturan yang dianjurkan :
1. Masukan semua MCB yang ada di panel kontrol diset kearah ON
2. Masukan toggle switch keatas “alarm normal”
3. Dan pastikan push button nya emergency stop pada posisi semula
(menutup)
4. Putar kunci pada posisi ON dan terlihat lampu tekanan minyak pelumas,
Lampu suplai aki “DC ON” (L1) dan lampu “Water High Level” (L2)
menyala
5. Putar kunci starter pada posisi “START” setelah mesin disel hidup
lepaskan pegangan tangan pada kunci akan kembali pada posisi ‘ON”
6. Setelah mesin disel hidup dan stabil putaranya pada 1500rpm maka lampu
tekanan minyak pelumas akan mati dan lampu “Radiator Fun Run” (L4)
akan menyala
7. Pastikan bahwa genset hidup tidak ada gangguan dan kipas radiator sudah
berputar
8. Apabila COS belum di switch/dimasukan ke posisi genset yang hidup (G1
atau G2) maka masukan COS pada genset yang hidup
9. Masukan MCCB yang berada di panel kontrol genset maka lampu ”CB
ON” akan menyala dan lampu ”G1/G2’’ juga menyala
10. Genset siap untuk dibebani
3.4.3 Mematikan Generator
Yang perlu diperhatikan janganlah menghentikan/mematikan genset secara
mendadak saat beban penuh kurangilah beban sedikit demi sedikit sehingga tanpa
beban biarkanlah genset hidup tanpa beban beberapa saat agar suhu yang tinggi
karana adanya beban berangsur turun perlahan lahan.hal ini mengurangi
rengangan pada konstruksi mesidiselkarna adanya beban dan panas
3.5 Pemeliharaan
3.5.1. Saat Genset Beroprasi
1. Cek tekanan minyak pelumas pada kondisi antara 4-6kg/cm cek batas
ketinggian minyak pelumas didalam bak minyak pelumas apakah masih pada
posisi yang diijinkan. Apabila tekanan sampai mencapai minimum
1,5kg/cm2genset akan mati secara otomatis
2. Cek temperatur air pendingin kondisi kerja antara 75-85C apabila temperatur
naik terus maximum pada 96C genset akan mati secara otomatis
3. Amati secara berkala apakah ada kebocoran-kebocoran air pendingin,bahan
bakar, dan minyak pelumas
4. Cek ketingian air radiator terdapat pengaman apabila air radiator turun dari
batas yang ditentukan maka genset akan mati
5. Amati apakah ada gas buang yang bocor gas buang yang bocor
mengakibatkan ruang genset menjadi panas
6. Amati apakah udara pembakaran yang menuju ke saringan udara murni
mengambil dari luar, apabila bercampur dengan gas buang atau udara panas
akan menyebabkan daya mesin disel akan turun
3.5.2. Penggantian/Kontrol Setiap 250 Jam
1. Ganti minyak pelumas mesin disel
2. Bersihkan saringan udara dari debu, ganti minyak pelumas apabila filter udara
tersebut jenis basah
3. Buka tutup bak minyak pelumas dan bersihkan endapan kotoran minyak
pelumas
4. Cek semua sambungan karet untuk pemipaan. Ganti apabila sudah cacat
5. Ganti saringan oli
6. Cek sambungan kopling pada pompa injeksi
7. Cek V-Belt dan lumasibus pompa air
8. Cek dan set kembali kelonggaran klep masuk dan klep buang pada 0.2 mm,
saat mesin disel keadaan kering
9. Cek governor pompa injeksi, akuator dan mag netik pick up,pastikan
komponen tersebut berfungsi dengan baik
10. Cek keadaan battery,tambahkan aki apabila permukaanya turun dari batas
minimum
11. Ceksemua muur dan baut pengikat, kencangkan kembali apabila longgar
3.5.3. Penggantian/Kontrol setiap 2000 Jam
1. Cek bus pompa dan roda pully.ganti V-Belt dengan yang baru
2. Cek “Flexibel Coupling” dan karet peredam getaran yang ada di genset
3. Cek semua Injektor dan bersihkan
4. Cek ventilasi/lubang udara pada bak engkol dan bersihkan
5. Cek dan bersihkan saluran udara masuk
6. Lepas dan bersihkan saluran udara masuk
7. Cek thermostar yang berada di pipa air pendingin
8. Bersihkan Radiator
9. Cek fungsi monitoring untuk pengaman genset
10. Bersihkan pipa saluran air yang menuju dan dari radiator
11. Cek tekanan kompresi
12. Cek dan servis mesin stater,ganti sikat arang dan pinionya apabila rusak
13. Cek semua muur dan baut untuk pengikat komponen yang bergerak
14. Cek dan servis alternator berilah pelumas pada bearingnya
15. Bersihkan Genset
3.5.4. Penggantian/Kontrol setiap 8000 Jam
Sudah waktunya untuk diadakan Top Overhaul pada mesin disel. Diadakanya top
overhaul ini karna dimungkinkan adanya penurunan performance kerja pada
genset tersebut yaitu dapat disebutkan seperti dibawah ini