BAB III Genset

27
BAB III PEMELIHARAAN DAN PENGOPRASIAN GENERATOR PADA KERETA API KELAS ESEKUTIF 3.1 Generator 3.1.1 Pengertian Generator Genset atau Generator-set adalah seperangkat pesawat pembangkit tenaga listrik adalah seperangkat peesawat pembangkit tenaga listrik yang merupakan gabunggan atau pasangan antara mesin penggerak dengan mesin kerja (generator). Generator adalah salah satu jenis mesin listrik yang apabila digerak/diputar dapat menghasilkan gaya gerak listrik. Adapun untuk menggerakan generator perlu mesin penggerak yaitu sebuah mesin yang dapat menghasilkan gaya gerak pada poros daya. Antara mesin penggerak dengan generator dipasang atau terdapat sebuah penghubung yang biasa disebut coopling .dalam hal menghubungkan (mengkopel) antara kedua mesin tersebut dapat dilakukan secara langsung dan tidak langsung. Dikatakan pengkopelan secara langsung jika poros daya mesin penggerak langsung dihubungkan dengan poros generato (rotor generator) dalam

description

genset

Transcript of BAB III Genset

Page 1: BAB III Genset

BAB III

PEMELIHARAAN DAN PENGOPRASIAN GENERATOR PADA KERETA API

KELAS ESEKUTIF

3.1 Generator

3.1.1 Pengertian Generator

Genset atau Generator-set adalah seperangkat pesawat pembangkit

tenaga listrik adalah seperangkat peesawat pembangkit tenaga listrik yang

merupakan gabunggan atau pasangan antara mesin penggerak dengan

mesin kerja (generator).

Generator adalah salah satu jenis mesin listrik yang apabila

digerak/diputar dapat menghasilkan gaya gerak listrik. Adapun untuk

menggerakan generator perlu mesin penggerak yaitu sebuah mesin yang

dapat menghasilkan gaya gerak pada poros daya. Antara mesin penggerak

dengan generator dipasang atau terdapat sebuah penghubung yang biasa

disebut coopling .dalam hal menghubungkan (mengkopel) antara kedua

mesin tersebut dapat dilakukan secara langsung dan tidak langsung.

Dikatakan pengkopelan secara langsung jika poros daya mesin penggerak

langsung dihubungkan dengan poros generato (rotor generator) dalam

halinidikopel dengan bantuan coupling gesek. Dandikatakan secara tidak

langsung jika poros daya mesin penggerak dan poros generator masing-

masing dipasang sebuah pulley yang berbeda diameternya kemudian

kedua pulley tersebut dihubungkan sabuk (belt).

Pesawat genset yang digunakan pada rankaian KA berbeda dengan

pesawat genset yangdigunakan pada PLTU PLTG maupun PLTA sifat

perbedaanya terletak pada pengoprasianya jika pada PLN maka genset

yang digunakan adalah stasioner, dimana mesin penggeraknya dipilih :

mesin turbin, sedangkan pada rangkaian KA karna sifat operasinya yang

Page 2: BAB III Genset

selalu berpindah maka mesin penggerak genset dipilih ,motor disel,

Genset yang dipasang pada kereta pembangkit dipakai untukmelayani

beban listrik rangkaian kereta api dengan kapasitas bermacam-macam

diantaranya: 15 KVA, 17 KVA, 37 KVA, 50 KVA, 80 KVA, 100 KVA,

150 KVA, 250 KVA 300 KVA, 500 KVA. Penggunaannya disesuaikan

dengan beban listrik yang dilayanui pemakaian generator pada kereta api

juga mempunyai keuntungan dan kerugian sendiri untuk pemakaiannya.

3.1.2. Motor Disel

Motor disel sebagai mesin penggerak generator yang dipasang pada kereta

: BP, KP3 P maupun pada KM 3 P secara sederhana dapat dijelaskan

sebagai berikut :

1. jenis langkah : 4takt, artinya motor yang proses kerjanya terdiri 4

langkah torak atau 2x putaran poros engkol menghasilkan 1x proses usaha,

merk yang digunakan pada motor disel biasanya YANMAR type TS/TSC

Daya maksimum 25Pk putaran 2200ppm.

2 . bahan bakar : minyak disel solar jenis HSD (High Speed disel oil)

3. pemasukan bahan bakar : menggunakan pompa injeksi dikabutkan oleh

nozzle

4. Pengatur putaran/ beban mesin: menggunakan governor mekanik

5. Sistem pelumasnan : Minyak pelumas didistribusikan kebagian mesin

dengan bantuan pompa pelumas jenis trokoida.

6. Pendinginan mesin : ada yang menggunakan radiator ada yang

menggunnakan tangki.

Untuk menstart awal motor diselpada genset yang berada di KP 3 maupun

di KM 3 P menggunakan engkol starter akan tetapi untuk menstart awal

motor disel pada genset yang berada di BP (untuk rangkaian KA

Esekutif) menggunakan motor starter dimana motor starter ini mendapat

arus dari batrey.

3.1.3. Keuntungan Penggunaan Generator

Penggunaan genset sebagai sumber tenaga listrik pada rangkaian kereta

mempunyai beberapa keuntungan antara lain :

Page 3: BAB III Genset

1. pemeliharaan instalasi maupun perawatan listrik sederhana karna di setiap

kereta tidak memerlukan battrey, alternator, invertor, reftifier.

2. voltage dan arus yang ditimbulkan oleh genset hanya satu macam voltage

dan arus bolak balik sehingga tidak mungkin terjadi kesalahan terhadap

tegangan.

3. jika terjadi gangguan listrik akan segera mudah diatasi karna instalasinya

memang cukup sederhana

Kerugian penggunaan genset

Kerugiaan penggunaan genset sebagai sumber gerak listrik yang memusat

diantaranya adalah :

1. Bila salah satu kabel coupler antara kereta ada yang putus maka kereta

yang terpisah akan padam.

2. jika terjadi gangguan mekanik kereta BP/KP 3/ KM 3 P yang mana

kereta tersebut harus ditahan untuk perbaikan (contoh kerusakan

mekanik adalah : roda los, rem macet) maka walupun pesawat genset

tiad gangguan maka rangkaian kereta akan menjadi padam.

3.2 Komponen Generator

Kereta bagasi dan pembangkit listrik dilengkapi dengan 2 set pembangkit

tenaga listrik (genset) yang masing-masing mempunyai kapasitas

500KVA dengan tegangan 380V, 3phasa serta frekuensi 50Hz.

Pembangkit tenaga listrik tersebut merupakan satu unit antara motor disel

dan alternator yang dihubungkan melalui kopling otomatis. Berikut adalah

gambar dari generator yang digunakan pada kereta api

Page 4: BAB III Genset

Gambar 1.1 Generator pada kereta api

3.2.1 Komponen generator tiga fasa

Secara umum generator tiga fasa mempunyai komponen sebagai berikut :

1. Rangka Strator : Merupakan rumah dari semua bagian generator dibuat dari

besi tuang

Gambar Rangka Stator

Page 5: BAB III Genset

2. Startor : Dibuat dari plat-plat besi yang disekeliling bagian dalamnya

ditempatkan lilitan kawat, sebagai lilitan startor untuk aliran arus bolak balik

Gambar Stator

1. Rotor : Bagian yang berputar dimana terdapat kutub-kutub magnet dengan

lilitan kawat untuk dialiri arus searah

Gambar Rotor

2. Sleepring : Dibuat dari kuningan atau tembaga yang dipasang pada poros

dengan diisolasi sleepring ini turut berputar dengan poros dan sebagai tempat

sikat arang tergeser.

Page 6: BAB III Genset

Gambar Sleepring

3. Dinamo penguat : Untuk dinamo penguat biasanya dipakai dinamo arus searah

dan biasanya dinamo penguat tersebut dipasang menjadi satu poros generator

maksud dipasangkanya dinamo penguat ini yaitu untuk penguatan kutub-

kutub magnet generator. Arus searah yang ditimbulkan oleh dinamo penguat

ini mengalir ke kutub-kutub magnet generator lewat borstel dan slepring untuk

menimbulkan medan magnet yang lebih kuat pada magnet tersebut.

Gambar dinamo penguat

3.2.2. Prinsip generator kutub dalam ( tiga fasa)

Page 7: BAB III Genset

1. Gambar 1 menunjukan skematik generator dengan 4 buah kutub dalam

2. Pada stator diberikan tiga kumpulan belitan kawat yang masing-masing

belitan kawat tersebut dapat menampung GGL

3. Biasanya pada generator tiga fasa juga diberikan penguat lapang magnet

yang berasal dari dinamo penguat

4. Jika rotor diputar maka timbul GGL.GGL yang timbulini dialirkan lilitan

kawat pada stator

5. Gambar 2 menunjukan batangan (UITSLAG)

6. Uitslag tersebut merupakan cara lilitan yang terdiri 3 kumpulan dengan 2

jalan.

3.2.1. Sistem pendukung generator

Dalam pengoprasianya suatu instalasi genset memerlukan sistem pendukung agar pendukung agar dapat bekerja dengan baik dan tanpa mengalami gangguan.

Secara umum sistem-sistem pendukung tersebut dibagi menjadi 3 bagian, yaitu:

1. Sistem Pelumasan

2. Sistem Bahan Bakar

3. Sistem Pendinginan

3.3.2. Sistem Pelumasan

Untuk mengurangi getaran antara bagian-bagian yang bergerak dan untuk

membuang panas, maka semua bearing dan dinding dalam dari tabung-tabung

silinder diberi minyak pelumas.

Fungsi dari system pelumasan :

1. memperkecil gaya gesek akibat hubungan bagian-bagian mesin yang bergerak.

2. memperkecil keausan.

3. mencegah karat.

4. sebagai pembersih

5. mencegah merembesnya sel pembakaran.

6. sebagai pendingin bagian-bagian mesin sebelah dalam supaya mesin tetap awet

Page 8: BAB III Genset

Cara Kerja Sistem Pelumasan

Minyak tersebut dihisap dari bak minyak 1 oleh pompa minyak 2 dan disalurkan dengan

tekanan ke saluran-saluran pembagi setelah terlebih dahulu melewati sistem pendingin

dan saringan minyak pelumas. Dari saluran-saluran pembagi ini, minyak pelumas

tersebut disalurkan sampai pada tempat kedudukan bearing-bearing dari poros engkol,

poros jungkat dan ayunan-ayunan. Saluran yang lain memberi minyak pelumas kepada

sprayer atau nozzle penyemperot yang menyemprotkannya ke dinding dalam dari piston

sebagai pendingin. Minyak pelumas yang memercik dari bearing utama dan bearing

ujung besar (bearing putar) melumasi dinding dalam dari tabung- tabung silinder.

Minyak pelumas yang mengalir dari tempat-tempat pelumasan kemudian kembali

kedalam bak minyak lagi melalui saluran kembali dan kemudian dihisap oleh pompa

minyak untuk disalurkan kembali dan begitu seterusnya.

Gambar 3.3 Sistem Pelumasan

Keterangan

1.Bak minyak2. Pompa pelumas3. Pompa minyak pendingin4. Pipa hisap5. Pendingin minyak pelumas6. Bypass-untuk pendingin7. Saringan minyak pelumas8. Katup by-pass untuk saringan9. Pipa pembagi

Page 9: BAB III Genset

10. Bearing poros engkol (lager duduk)11. Bearing ujung besar (lager putar)12. Bearing poros-bubungan13. Sprayer atau nozzle penyemprot untuk pendinginan piston14. Piston15. Pengetuk tangkai 16. Tangkai penolak17. Ayunan18. Pemadat udara (sistem Turbine gas)19. Pipa ke pipa penyemprot20. Saluran pengembalian

3.3.3 Sistem Bahan Bakar

Masuknya air kedalam bahan bakar mungkin terjadi selama transpotasi

penyimpanan atau pada saat dalam tangki kususnya dalam kelemababan tinggi

fluktuasi temperature yang mencolok. Kandungan air yang tinggi menyebabkan

korosi yang menumpuk jika dikombinasi dengan produk korosi dan

sediment.dengan demikian mengarah pada masalah-masalah berbahaya dalam

filter bahan bakar dan system injeksi. Pembentukan uap dan fluktasi tekanan

dalam system tekanan rendah mungkin juga dibutuhkan. Dalam hal air laut

terhadap tambahan pengaruh berbahaya dari garam yang tidak dapat dibuang

dengan sempurna.

Cara Kerja Sistem Bahan Bakar

Ketika keran bahan bakar diputar ke posisi membuka maka bahan bakar akan mengalir

ke pompa injeksi dengan melalui saringan bahan bakar terlebih dahulu. Saat mesin

mulai berputar, pompa injeksi    juga turut bekerja atau memompakan bahan bakar ke

injector melalui pipa tekanan tinggi.

Tekanan bahan bahan bakar yang tinggi mengakibatkan pegas penahan katup nozzle di

dalam injector terdesak (membuka nozzle) dan bahan bakar terinjeksikan ke dalam

ruang bakar . Setelah proses injeksi bahan bakar selesai, maka katup nozzle akan

menutup kembali karena adanya tekanan pegas pengembali.

Page 10: BAB III Genset

Gambar 3.4 sistem bahan bakar Keterangan :1. Pompa penyemperot bahan bakar

2. Pompa bahan bakar3. Pompa tangan untuk bahan bakar4. Saringan bahar/bakar penyarinnan pendahuluan5. Saringan bahan bakar/penyaringan akhir6. Penutup bahan bakar otomatis7. Injektor8. Tanki9. Pipa pengembalian bahan bakar10. Pipa bahan bakar tekanan tinggi11. Pipa peluap.

3.3.4 Sistem Pendingin

Hanya sebagian dari energi yang terkandung dalam bahan bakar yang diberikan pada

mesin dapat diubah menjadi tenaga mekanik sedang sebagian lagi tersisa sebagai panas.

Panas yang tersisa tersebut akan diserap oleh bahan pendingin yang ada pada dinding-

dinding bagian tabung silinder yang membentuk ruang pembakaran, demikian pula

bagian-bagian dari kepala silinder didinginkan dengan air. Sedangkan untuk piston

didinginkan dengan minyak pelumas dan panas yang diresap oleh minyak pendingin itu

kemudian disalurkan melewati alat pendingin minyak, dimana panas tersebut diresap oleh

pendingin.

Pada mesin diesel dengan pemadat udara tekanan tinggi, udara yang telah dipadatken

oleh turbocharger tersebut kemudian didinginkan oleh air didalam pendingin udara

(intercooler), Pendinginan sirkulasi dengan radiator bersirip dan kipas (pendinginan

Page 11: BAB III Genset

sirkuit)

Cara Kerja Sistem Pendingin

Pompa-pompa air 1 dan 2 memompa air kebagian-bagian mesin yarg memerlukan

pendinginan dan kealat pendingin udara (intercooler) 3. Dari situ air pendingin kemudian

melewati radiator dan kembali kepada pompa-pompa 1 dan 2. Didalam radiator terjadi

pemindahan panas dari air pendingin ke udara yang melewati celah-celah radiator oleh

dorongan kipas angin. Pada saat Genset baru dijalankan dan suhu dari bahan pendingin

masih terlalu rendah, maka oleh thermostat 5, air pendingin tersebut dipaksa melalui jalan

potong atau bypass 6 kembali kepompa. Dengan demikian maka air akan lebih cepat

mencapai suhu yang diperlukan untuk operasi. Bila suhu tersebut telah tercapai maka air

pendingin akan melalui jalan sirkulasi yang sebenarnya secara otomatis.

Gambar 3.5 Sistem Pendingin Keterangan

1. Pompa air untuk pendingin mesin

2. Pompa air untuk pendinginan intercooler

3. Inter cooler (Alat pendingin udara yang telah dipanaskan)

4. Radiator

5. Thermostat

6. Bypass (jalan potong)

Page 12: BAB III Genset

7. Saluran pengembalian lewat radiator

8. Kipas.

3.3 Perawatan pada Generator

3.3.1. Sistem Pengamanan Mesin.

Sistem pengamanan mesin akan bekerja secara otomatis mematikan mesin

apabila terjadi hal seperti berikut :

1. Tekanan pelumas kurang dari 1,5bar

2. Suhu pendingin mencapai 105C

3. Air dari radiator kurang dari batas minimum

4. fan radiator tidak bekerja

5. tegangan alternator terlalu tinggi

6. suhu ruang genset terlalu tinggi

Pada saat terjadi mesin mati dengan sendirinya perhatikan lampu indikator yang

menyalapada panel kontrolmesin maupun panel genset. Hal ini untuk memudahkan

penyebab gangguan mesin.

3.3.2 Pemeliharaan Mesin

Pemeriksaan awal / inspeksi :

1. Ganti minyak pelumas dan saringanya.

2. Periksa koreksi ketinggian air pendinginpada radiator.

3. Periksa, koreksi kadaranti karat pada air pendingin.

4. Stel klep pada tiap-tiap silinder.

5. Periksa kondisi V-Belt kencangkan kembali.

6. Periksa ketinggian minyak pelumas pada oil bath filter

7. Periksa kekedapan dan kondisi dari saluran bahan bakar dan mnyak peluma,

saluran masuk antara saringan udara dan mesin.

8. Periksa kekerasan ikatan mur dan baut exhaust flange dan manifold

9. Stelpemasangan karet mesin.

Page 13: BAB III Genset

Pemeliharan setiap 300 jam operasi :

1. Ganti baru minyak lumas dan saringannya.

Pemeliharaan setiap 900 jam operasi :

1. Ganti baru minyak lumas dan saringannya

2. Periksa ketinggian air pendingin pada radiator

3. Periksa kadar anti karat pada air pendingin

4. periksa kondisi v-belt dan kencangkan kembali

5. Ganti baru minyak pelumas oil bath air filter bersihkan saringanya

6. Periksa kekedapan dan kondisi dari radiator, pipa dan slang air prndingin saluran

bahan bakar dan minyak pelumas saluran masukantara saringan udara dan mesin

7. Periksa batre dan hubungan-hubungan kabelnya

8. Bersihkan elemen pada saringan pendahuluan bahan bakar

9. Ganti baru saringan bahan bakar

Pekerjaan tambahan setiap tahun :

1. Beri gemuk pelumas pada roda gigi

2. Ganti baru pendingin.

Pekerjaan tambahan setiap 1800 jam operasi :

1. Stel kleep pada tiap silinder

3.3.3. Penggantian Minyak pelumas

Pada setiap penggantian pelumas motorbersihkan saringan pelumas ganti baru

elemen saringan dan sealing ring karet antara filter housing dan rumah kepala

saringan.

Tahap-tahapyang harus dilakukan :

1. Keluarkan pelumas dari bak pelumas dan rumah saringan dengan melepas

baut penyumbat pada bak pelumas dan drain.

2. Lepas baut pengikat (1) lepas rumah saringan (2) dan bersihkan

3. ganti baru elemen saringan (5)

4. Ganti baru perapat karet (4) dan cincin perapat pada baut penyumbat

Page 14: BAB III Genset

5. Periksa sealing ring (2) gantilah bila perlu

6. Pasang elemen saringan pada rumah saringan denganper menghadap ke

bawah

7. Pasang rumah saringan

8. Pasang kembali baut-baut penyumbat pada bak

9. Tuang pelumas kedalam mesin

10. Gerakan stop selenoid pada kedudukan ’stop’ agar motor tidakhidup dengan

cara menekan tombol stop darurat

11. Putar motor dengan stater sampai indikator tekanan pelumas menunjukan

suatu nilai

3.3.4. Penggantian Air Radiator

Dalam membuka tutup radiator ini tunggulah suhu air dibawah 90c sebelum

membuka tutu pradiator

Perhatikan langkah dibawah ini :

1. Putar tutup radiator sampai stop yang pertama dan biarkan beberapa saat

untuk membuang tekanan

2. Lepas tutup radiator

3. Periksa ketinggianair radiator sampai tanda yang ada pada pipa pengisi

4. Periksa kadar anti korosi dengan alat pemeriksa

5. Tambahkan air apabila ketinggian air dalam radiator kurang

3.3.5. Penggantian Air Pendingin

Perhatikan langkah penggantian air pendingin berikut ini :

1. Lepas baut-baut penyumbat

2. Kosongkan air sama sekali dari sistem pendinginan motor

3. Bersihkan lubang-lubang cerat yang tersumbat oleh kotoran

4. Periksa prepat-prepat pada baut penyumbat ganti bila perlu

Page 15: BAB III Genset

5. Pasang kembali baut-baut penyumbat

6. Siapkan air pendingin yang memenuhi syarat tuang sampaitanda pada lubang

pengisian

7. Tutup kembali radiator

8. Jalankan motor kira-kira 1 menit

9. Matikan motor danperiksa kembali ketinggian air didalam radiator bila perlu

air yang kurang ditambah sampai ketinggian air nya cukup

3.3.6. Pemeriksaan Dan Penyetelan Kelonggaran Klep

Perhatikan tahapan pemeriksaan dan penyetelan kelonggaran klep berikut :

Pemeriksaan dan penyetelan kelonggaran klep yang dilakukan pada saat motor

dalam keadaan dingin (paling cepat 20 menit setelah motor dimatikan )

1. Buka penutup cylinder head dan bersihkan

2. Pasang alat pemutar motor pada timing case

3. Putar motor dan tepatkan tanda titikmati yang ada di flywheel

4. Periksa apakah silinder no 1 pada posisi overlap kedua klep tertutup pada

posisi titik mati atas pembakaran

5. Periksa kelonggaran klep antara rocker arm dan batang klep penyetelan klep

yang benar bila feeler gauge dapat lewat dengan sedikit tahanan

6. Untuk penyetelan kendorkan mur pengunci

7. Stel klepnya dengan baut pengunci

8. Kencangkan mur pengunci

9. Lepas alat pemutar motor dari timming case dan pasang kembali tutupnya

3.3.7. Pemeriksaan kondisi V-Belt, tegangan

Pemeriksaan kondisi V-Belt (Retak,aus,dan sebagainya)

Pemeriksaan tegangan V-Belt yaitu dengan cara :

1. Turunkan indicating arm pada alat pengukur tegangan V-BELT

Page 16: BAB III Genset

2. Letakan alat ukur pada V-Belt ditengah-tengah antara dua pull sehingga

duduk dengan benar pada pull

3. Tekan tombolsecara merata dan tegaklurus sampai terdengar bunyi

4. Lepaskan alat ukur dengan hati-hati agar posisiindikator tidak berubah

5. Nilai yang terbaca pada titik potong antara skala ”KG’ dan indicating am

adalah nilai tegangan dari V-Belt

Apbila nilai tegangan tidak memenuhi standart tegangan V-Belt dibetulkan

Mengatur Tegangan V-Belt :

1. Kendorkan baut penjepit (1)

2. Kendorkan mur pengunci (3)

3. Atur tegangan V-Belt dengan mur pengatur (2)

4. Ikat kembali semua mur dan baut

3.4 Cara Mengoperasikan Generator

3.4.1. Cek Sebelum Generator dijalankan

Sebelum genset dijalankan banyak halyang perlu diperhatikan pada mesin disel

sebagai penggerak alternator maupun rangkaian listriknya guna mencegah kerusakan

akibat dari kelalaian atau kurang mengertinya operator generator yang bersangkutan.

Setidaknya operator perlu ditraining untuk pengenalan mengenai karakteristik generator

tersebut walaupu sebenarnya prinsip kerjanya pada umumnya semua generator hampir

sama.

Bagian-bagian yang perlu dikontrol dan diperhatikan antara lain :

1. Lihat permukaan air radiator, melalui gelas ukur dimana permukaanya harus

diatas letak water level switch tambahkan air bila kurang

2. Cek isi minyak pelumas melalui batang ukur apakah sudah pada batas yang

diinginkan. Tambahkan minyak pelumas bila kurang

3. Cek isi minyak pelumas pada filter udara pada batas yang diinginkan

4. Salurkan bahan bakar, minyak pelumas dan pastikan minyak pelumas tidak

mengalami kebocoran terutama pada sambungan-sambunganya

5. Air aki(battrey) apakah masi pada batas yang diijinkan

6. Rangkaian kelistrikan pastikan kebenaranya

Page 17: BAB III Genset

3.4.2. Menghidupkan Generator

Setelah diadakan pengecekan pada cara sebelum menjalankan generator untuk

selanjutnya kita menjalankangenerator sesuai dengan aturan yang dianjurkan :

1. Masukan semua MCB yang ada di panel kontrol diset kearah ON

2. Masukan toggle switch keatas “alarm normal”

3. Dan pastikan push button nya emergency stop pada posisi semula

(menutup)

4. Putar kunci pada posisi ON dan terlihat lampu tekanan minyak pelumas,

Lampu suplai aki “DC ON” (L1) dan lampu “Water High Level” (L2)

menyala

5. Putar kunci starter pada posisi “START” setelah mesin disel hidup

lepaskan pegangan tangan pada kunci akan kembali pada posisi ‘ON”

6. Setelah mesin disel hidup dan stabil putaranya pada 1500rpm maka lampu

tekanan minyak pelumas akan mati dan lampu “Radiator Fun Run” (L4)

akan menyala

7. Pastikan bahwa genset hidup tidak ada gangguan dan kipas radiator sudah

berputar

8. Apabila COS belum di switch/dimasukan ke posisi genset yang hidup (G1

atau G2) maka masukan COS pada genset yang hidup

9. Masukan MCCB yang berada di panel kontrol genset maka lampu ”CB

ON” akan menyala dan lampu ”G1/G2’’ juga menyala

10. Genset siap untuk dibebani

3.4.3 Mematikan Generator

Yang perlu diperhatikan janganlah menghentikan/mematikan genset secara

mendadak saat beban penuh kurangilah beban sedikit demi sedikit sehingga tanpa

beban biarkanlah genset hidup tanpa beban beberapa saat agar suhu yang tinggi

karana adanya beban berangsur turun perlahan lahan.hal ini mengurangi

rengangan pada konstruksi mesidiselkarna adanya beban dan panas

Page 18: BAB III Genset

3.5 Pemeliharaan

3.5.1. Saat Genset Beroprasi

1. Cek tekanan minyak pelumas pada kondisi antara 4-6kg/cm cek batas

ketinggian minyak pelumas didalam bak minyak pelumas apakah masih pada

posisi yang diijinkan. Apabila tekanan sampai mencapai minimum

1,5kg/cm2genset akan mati secara otomatis

2. Cek temperatur air pendingin kondisi kerja antara 75-85C apabila temperatur

naik terus maximum pada 96C genset akan mati secara otomatis

3. Amati secara berkala apakah ada kebocoran-kebocoran air pendingin,bahan

bakar, dan minyak pelumas

4. Cek ketingian air radiator terdapat pengaman apabila air radiator turun dari

batas yang ditentukan maka genset akan mati

5. Amati apakah ada gas buang yang bocor gas buang yang bocor

mengakibatkan ruang genset menjadi panas

6. Amati apakah udara pembakaran yang menuju ke saringan udara murni

mengambil dari luar, apabila bercampur dengan gas buang atau udara panas

akan menyebabkan daya mesin disel akan turun

3.5.2. Penggantian/Kontrol Setiap 250 Jam

1. Ganti minyak pelumas mesin disel

2. Bersihkan saringan udara dari debu, ganti minyak pelumas apabila filter udara

tersebut jenis basah

3. Buka tutup bak minyak pelumas dan bersihkan endapan kotoran minyak

pelumas

4. Cek semua sambungan karet untuk pemipaan. Ganti apabila sudah cacat

5. Ganti saringan oli

6. Cek sambungan kopling pada pompa injeksi

7. Cek V-Belt dan lumasibus pompa air

8. Cek dan set kembali kelonggaran klep masuk dan klep buang pada 0.2 mm,

saat mesin disel keadaan kering

Page 19: BAB III Genset

9. Cek governor pompa injeksi, akuator dan mag netik pick up,pastikan

komponen tersebut berfungsi dengan baik

10. Cek keadaan battery,tambahkan aki apabila permukaanya turun dari batas

minimum

11. Ceksemua muur dan baut pengikat, kencangkan kembali apabila longgar

3.5.3. Penggantian/Kontrol setiap 2000 Jam

1. Cek bus pompa dan roda pully.ganti V-Belt dengan yang baru

2. Cek “Flexibel Coupling” dan karet peredam getaran yang ada di genset

3. Cek semua Injektor dan bersihkan

4. Cek ventilasi/lubang udara pada bak engkol dan bersihkan

5. Cek dan bersihkan saluran udara masuk

6. Lepas dan bersihkan saluran udara masuk

7. Cek thermostar yang berada di pipa air pendingin

8. Bersihkan Radiator

9. Cek fungsi monitoring untuk pengaman genset

10. Bersihkan pipa saluran air yang menuju dan dari radiator

11. Cek tekanan kompresi

12. Cek dan servis mesin stater,ganti sikat arang dan pinionya apabila rusak

13. Cek semua muur dan baut untuk pengikat komponen yang bergerak

14. Cek dan servis alternator berilah pelumas pada bearingnya

15. Bersihkan Genset

3.5.4. Penggantian/Kontrol setiap 8000 Jam

Sudah waktunya untuk diadakan Top Overhaul pada mesin disel. Diadakanya top

overhaul ini karna dimungkinkan adanya penurunan performance kerja pada

genset tersebut yaitu dapat disebutkan seperti dibawah ini