Post on 20-Mar-2021
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Demam Berdarah Dengue (DBD)
1. Pengertian
Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan salah satu
masalah kesehatan masyarakat penting di Indonesia dan sering
menimbulkan suatu kejadian luar biasa (KLB) dengan kematian yang
besar. Menurut Lestari (2007) mendefinisikan Penyakit Demam
Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit infeksi virus akut yang
disebabkan oleh virus dengue dan terutama menyerang anak-anak
dengan ciri-ciri demam tinggi mendadak dengan manifestasi
perdarahan dan bertendensi menimbulkan shock dan kematian.
Menurut Riyadi & Suharsono (2010), Demam Berdarah Dengue
Adalah penyakit yang terdapat pada anak-anak dan orang dewasa.
Endemis merupakan suatu keadaan dimana suatu penyakit,
frekuensi/jumlah pada suatu wilayah tertentu menetap dalam waktu
yang lama, endemisitas merupakan salah satu indikator pengukuran
epidemiologi kaitanya dengan frekuensi penyakit.
2. Penyebab
Penyebab penyakit Demam Bedarah Dengue adalah virus Dengue.
Sampai saat ini dikenal ada 4 serotype virus yaitu :
Gambaran Pengendalian Vektor..., Lia Nurnandiyah, S1 Keperawatan UMP, 2015
10
a. Dengue 1 (DEN 1)
b. Dengue 2 (DEN 2)
c. Dengue 3 (DEN 3)
d. Dengue 4 (DEN 4)
Virus tersebut termasuk dalam dalam group B Arthropod borne
viruses (arboviruses). Keempat type virus tersebut telah ditemukan
diberbagai daerah di Indonesia dan yang terbanyak adalah type 2 dan
type 3. Penelitian di Indonesia menunjukan Dengue type 3 merupakan
serotype virus yang dominan menyebabkan kasus yang berat (Lestari,
2007).
3. Tanda dan Gejala
Penyakit demam berdarah itu penyakit orang kota. Namun
sekarang, orang yang tinggal didaerah pedesaanpun dapat terkena
juga. Penyakit ini biasanya hanya menyerang anak-anak. Jarang
menyerang orang dewasa. Namun sekarang, mulai banyak orang
dewasa terserang demam berdarah. Serangan demam berdarah pada
orang dewasa lebih berat dibandingkan pada anak-anak. Penyakit
demam berdarah sering ditakuti karena sering merenggut nyawa. Jika
terlambat ditolong sebagai penderita demam berdarah meninggal
dunia. Memang belum ada obat pembunuh virus demam berdarah.
Namun, penderita demam berdarah masih dapat ditolong dengan cara
lain (Nadesul, 1996).
Gambaran Pengendalian Vektor..., Lia Nurnandiyah, S1 Keperawatan UMP, 2015
11
Tanda dan gejala awal perjalanan penyakit DBD yaitu panas
tinggi tanpa sebab jelas yang timbul mendadak dan terus menerus,
badan lemah atau lesu, jujung jari kaki dan tangan teraba dingin atau
lembab. Selanjutnya demam yang akut, selama 2-7 hari, dengan 2 atau
lebih gejala sebagai berikut : nyeri kepala, nyeri otot, nyeri
persendian, bintik-bintik pada kulit sebagai manifestasi perdarahan
dan leukopenia (Misnadiarly, 2009).
Sedangkan menurut Mansjoer (2000) adapun tanda dan gejala
dari demam berdarah dengue (DBD) adalah :
1) Pembesaran hati
2) Perdarahan seperti uji turnikuet positif, munculnya bintik-bintik
merah pada kulit, memar, keluar darah dari hidung, perdarahan
gusi, muntah darah dan keluar darah pada saat buang air besar.
4. Pencegahan penyakit DBD
Menurut Misnadiarly (2009), pencegahan penyakit demam
berdarah dengue mencakup :
a. Terhadap nyamuk perantara
1) Pemberantasan nyamuk Aedes aegypti telur dan induknya
yaitu dengan cara 3 M yaitu menguras, menutup dan
mengubur. Kuras bak mandi seminggu sekali (menguras),
tutup penyimpanan air rapat – rapat (menutup), dan kubur
kaleng, ban bekas dan lain – lain (mengubur). Menaburkan
bubuk abate (abatisasi) pada kolam atau tempat
Gambaran Pengendalian Vektor..., Lia Nurnandiyah, S1 Keperawatan UMP, 2015
12
penampungan bak airyang sulit dikuras untuk membunuh
jentik nyamuk.
2) Memberantas nyamuk dewasa, yaitu membersihkan tempat –
tempat yang disukai nyamuk untuk beristirahat, anatara lain :
tidak menggantung baju bekas pakai (nyamuk sangat suka
bau manusia), memasang kasa nyamuk pada ventilasi dan
jendela rumah, melindungi bayi ketika tidur dipagi dan siang
hari dengan kelambu, menyemprot obat nyamuk rumah
dipagi hari dan sore hari (jam 08.00 dan 18.00). perhatikan
kebersihan sekolah, apabila kelas gelap dan lembab semprot
dengan obat nyamuk terlebuh dahulu sebelum pelajaran
dimulai. Pengasapan atau fogging dilakukan apabila dijumpai
penderita yang dirawat atau meninggal.
b. Terhadap diri kita
1) Memperkuat daya tahan tubuh dan melindungi dari gigitan
nyamuk.
2) Menghindari gigitan nyamuk di sepanjang siang hari (pagi
sampai sore) karena nyamuk Aedes Aegypti aktif disiang hari
(bukan dimalam hari).
3) Jika berada lokasi – lokasi yang banyak nyamuk disiang hari,
terutama daerah yang ada penderita DBD. Kenakan pakaian
yang lebih tertutup, celana panajang dan kemeja panajang,
Gambaran Pengendalian Vektor..., Lia Nurnandiyah, S1 Keperawatan UMP, 2015
13
Gunakan cairan atau cream anti nyamuk (mosquito
reppellant) pada bagian badan yang tidak tertutup.
c. Terhadap Lingkungan
1) Mengubah perilaku hidup yang sehat terutama kesehatan
lingkungan.
2) Awasi lingkungan di dalam dan di halaman rumah.
3) Buang atau timbun benda – benda yang tidak beguna yang
dapat menampung air atau simpan sedemikian rupa sehingga
tidak menampung air.
4) Tabur serbuk abate pada bak mandi dan tempat penampungan
air lainnya, pada parit atau selokan didialam dan disekitar
rumah terutama apabila selokan itu airnya tidak mengalir atau
kurang mengalir.
5) Kolam atau aquarium jangan di biarkan kosong tanpa ikan,
isilah dengan ikan pemakan jentik nyamuk.Semprot sudut –
sudut rumah dan halaman yang merupakan tempat
berkeliaran nyamuk dengan obat semprot nyamuk apabila
tampak nyamuk berkeliaran dipagi, siang atau sore hari.
6) Apabila ada salah satu orang penghuni rumah yang positif
atau diduga menderita DBD, segera semprot seluruh bagian
rumah dan halaman dengan obat semprot nyamuk dipagi,
siang, sore hari sekalipun penderita tersebut sudah di rawat di
Rumah sakit.
Gambaran Pengendalian Vektor..., Lia Nurnandiyah, S1 Keperawatan UMP, 2015
14
Menurut Kementrian Kesehatan Republik Indonesia (2011), cara
pencegahan DBD yaitu dengan PSN DBD melalui 3M Plus.
a. Menguras tempat penampungan air sekurangnya seminggu sekali.
b. Menutup rapat – rapat tempat penampungan air.
c. Mengubur, mengumpulkan, memanfaatkan atau menyingkirkan
barang – barang bekas yang dapat menampung air hujan seperti
kaleng bekas, plastik bekas, dll.
d. Plus
1) Ganti air vas bunga, tempat minuman barang dan tempat
lainnya seminggu sekali.
2) Perbaiki saluran dan talang air yang tidak lancar atau rusak.
3) Tutup lubang pada potongan bambu, pohon, dan lainya
misalnya dengan pasir.
4) Menaburi racun pembasmi jentik (larvasidasi) khususnya bagi
tempat penampungan air yang sulit dikuras atau daerah sulit
air.
5) Menebar ikan pemakan jentik seperti kepala timah, gepi,
ditempat penampungan air yang ada disekitar rumah.
6) Tidur memakai kelambu.
7) Memakai obat nyamuk.
8) Memasang kawat kasa pada lubang angin dirumah.
Gambaran Pengendalian Vektor..., Lia Nurnandiyah, S1 Keperawatan UMP, 2015
15
5. Penularan Demam Berdarah Dengue (DBD)
Terdapat tiga faktor yang memegang peranan pada penularan
infeksi Virus Dengue yaitu manusia, virus dan vektor perantara. Virus
Dengue yang ditularkan dari orang melalui gigitan nyamuk Aedes
aegypti dari sub genus Stegomyia. Aedes aegypti betina merupakan
faktor epidemik yang paling utama. Nyamuk Aedes tersebut dapat
menularkan Virus Dengue kepada manusia baik secara langsung yaitu
setelah menggigit orang yang mengalami viremia atau tidak secara
langsung yaitu setelah mengalami masa inkubasi dalam tubuhnya
selama 8 – 10 hari. Pada manusia diperlukan waktu 4 – 6 hari
(intrinsic incubation period) sebelum menjadi sakit setelah virus
masuk kedalam tubuhnya. Pada nyamuk, sekali virus dapat masuk ke
dalam tubuhnya, maka nyamuk tersebut dapat menularkan virus
selama hidupnya (infektif). Penularan dari manusia kepada nyamuk
hanya dapat terjadi bila nyamuk menggigit manusia yang sedang
mengalami viremia, yaitu 2 hari sebelum panas sampai 5 hari setelah
demam timbul (Hadinegoro dalam Ganie, 2009).
B. Pengendalian Vektor
Menurut WHO (1999) Cara paling efektif dari pengendalian vektor
adalah penatalaksanaan lingkungan, yang termasuk perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan dan pemantauan aktifitas untuk
modifikasi atau manipulasi faktor – faktor lingkungan dengan suatu
Gambaran Pengendalian Vektor..., Lia Nurnandiyah, S1 Keperawatan UMP, 2015
16
pandangan untuk mencegah atau mengurangi perkembangan vektor
dan kontak manusia – vektor – patogen. Di Asia dan di Amerika,
Ae.aegypti berkembang biak terutama pada wadah yang dibuat
manusia, sementara di Afrika, mereka berkembang biak baik pada
wadah alamia, seperti lubang pohon dan lipatan daun, dan pada wadah
buatan.
Pada tahun 1980, the WHO expert Committe on Vector Biology
and Control mendefinisikan tiga tipe penatalaksanaan lingkungan :
a. Modifikasi Lingkungan – transformasi fisik jangka panjang dari
habitat vektor.
b. Manipulasi lingkungan – perubahan temporer pada habitat vektor
sebagai hasil dari aktivitas yang direncanakan untuk
menghasilkan kondisi yang tidak disukai dalam perkembang
biakan vektor.
c. Perubahan pada habitat atau perilaku mausia – upaya untuk
menurangi kontak manusia – vektor – patogen.
Metode untuk penatalaksanaan lingkungan, Metode
penatalaksanaan lingkungan untuk mengontrol Ae aegypti dan Ae.
Albopictus dan mengurangi kontak vektor – manusia termasuk
perbaikan suplai dan penyimpanan air, penanganan sampah padat dan
modifikasi habitat larva yang dibuat manusia. Penatalaksanaan
lingkungan harus difokuskan pada penghancuran, perubahan,
pembuangan atau daur ulang wadah dan habitat larva almiah yang
Gambaran Pengendalian Vektor..., Lia Nurnandiyah, S1 Keperawatan UMP, 2015
17
menghasilkan jumlah terbesar nyamukAedes dewasa pada setiap
komunitas. Program ini harus dilakukan secara bersamaan dengan
program pendidikan kesehatan dan komunikasi yang mendorong
partisipasi komunitas dalam perencanaan, pelaksanan dan
pengevaluasian program penanganan (misalnya sanitasi rumah tangga
reguler atau kampanye kebersihan).
Upaya pengendalian vektor dalam Pencegahan Penyakit
DBDMenurut WHO (2004) Untuk mencegah penyakit DBD, nyamuk
penularannya (Aedes aegypti) harus diberantas sebab vaksin untuk
mencegahnya belum ada. Cara tepat untuk pemberantasan nyamuk
tersebut yaitu memberantas jentik – jentiknya ditempat
perkembangbiakannya. Cara ini dikenal dengan pemberantasan sarang
nyamuk DBD ( PSN DBD). Oleh karena tempat – tempat
perkembangbiakannya terdapat di rumah – rumah dan tempat – tempat
umum maka setiap keluarga harus melaksanakan PSN – DBD secara
teratur sekurang kurangnya seminggu sekali.
PSN – DBD tersebut dapat digambarkan pada bagan sebagai
berikut :
Bagan diatas dapat dijelaskan sebagai berikut :
NYAMUK
DEWASA
JENTIK
NYAMUK
dengan insektisida
(fogging)
dengan PSN
KIMIA
FISIK
BIOLOGI
Gambaran Pengendalian Vektor..., Lia Nurnandiyah, S1 Keperawatan UMP, 2015
18
a. Dengan Insektisida
Adapun yang dimaksud dengan pencegahan dengan
menggunakan insektisida adalah dengan cara fogging. Sistem ini
menghasilkan fog dengan cara memecahkan tetesan larutan racun
serangga oleh dorongan atau hantaman gas panas, sehingga
menjadi butiran (droplet) larutan serangga yang kecil dan
terkumpul merupakan fog kabut. Insektisida yang digunakan dalam
sistem termal fogging biasanya dilarutkan dalam minyak solar atau
minyak tanah biasa. Sasaran fogging yaitu rumah atau bangunan
dan halaman atau pekarangan sekitarnya. Waktu operasi pagi hari
atau sore hari karena puncak aktifitas nyamuk umtuk menggigit.
Namun pemakaian insektisisda tidak mungkin dilakukan terus –
menerus, sebab selain mahal, dapat mencemari lingkungan dan
menyebabkan munculnya generasi nyamuk yang resisten terhadap
insektisida yang bersangkutan (Anonim, 2006).
b. Tanpa Insektisida
Cara yang paling penting dalam pengendalian vektor adalah
penatalaksanaan lingkungan dengan suatu pandangan untuk
mencegah atau mengurangi perkembangan vektor dan kontak
manusia – vektor – patogen. Pemberantasan terhadap jentik atau
larva Aedes Aegypti yang dikenal dengan istilah Pemberantasa
Sarang Nyamuk (PSN), yaitu dilakukan dengan cara :
Gambaran Pengendalian Vektor..., Lia Nurnandiyah, S1 Keperawatan UMP, 2015
19
1) Kimia
Cara memberantas jentik (larva) Aedes Aegypti dengan
menggunakan insektisida pembasmi jentik (larva sida) ini
dikenal dengan istilah abatesasi.
2) Biologi
Intervensi yang didasarkan pada pengenalan organisme
pemangsa, parasit, yang bersaing dengan atau cara penurunan
jumlah aedes aegypti masih menjadi percobaan, dan informasi
tentang kemampuannya didasarkan pada hasil operasi lapangan
yang berskala kecil. Cara yang bisa digunakan adalah dengan
memelihara :
a) Gambusia affinis dan poicilia reti culate sebagai predator
atau pemakan larva nyamuk
b) Mesocyclop aspericornis sebagai predator larva setadium 1
c) Larva toxsorhynchites sp. Sebagai predator larva stadium
instar 1,2,3 larva aedes.
d) Endotoksin bacillus thuringienis far.israelensis serotip h – 14
sebagai biolarva terhadap aedes dan anopheles
e) Hormon yang dapat menghambat perkembangan nyamuk
atau insectgrowth regulator atau IGR seperti pyriproxyfen.
Pyriproxyfen ini dapat menghambat perkembangan nyamuk
aedes.Kerugian dari tindakan biologis mencakup mahalnya
pemeliharaan organisme, kesulitan dalam penerapan dan
Gambaran Pengendalian Vektor..., Lia Nurnandiyah, S1 Keperawatan UMP, 2015
20
produksinya serta keterbatasan penggunaanya pada tempat
tempat yang mengandung air dimana suhu, ph dan polusi
organik dapat melebihi kebutuhan sempit agen, juga fakta
bahwa pengendalian biologis ini hanya efektif terhadap tahap
imatur dari nyamuk vektor.
3) Fisik
Menejemen lingkungan mencakup semua yang dapat
mencegah atau meminimalkan perkembangbiakan vektor
sehingga kontak antara manusia dan vektor berkurang, badan
kesehatan dunia (WHO) telah menetapkan tiga jenis manajemen
lingkungan yakni :
a) Modifikasi Lingkungan : pengubahan fisik habitat larva yang
tahan lama
b) Manipulasi lingkungan : pengubahan sementara habitat
vektor yang memerlukan pengaturan wadah yang “penting”
dan yang “tidak penting” : serta menejemen atau pemusnahan
tempat perkembangbiakan alami nyamuk.
c) Perubahan habitasi atau perilaku manusia : upaya untuk
mengurangi kontak antara manusia dan vektor.
Di Indonesia metode ini lebih dikenal sebagai metode
Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah Dengue (PSN –
DBD) atau 3M (menutup tempat penampungan air, mengubur barang
– barang bekas, menguras bak mandi), (WHO, 2004).
Gambaran Pengendalian Vektor..., Lia Nurnandiyah, S1 Keperawatan UMP, 2015
21
Adapun titik fokus dalam manajemen lingkungan adalah :
1. Modifikasi lingkungan
a. Perbaikan persediaan air
b. Tanki atau reservoir diatas atau bawah tanah harus anti
nyamuk
2. Manipulasi lingkungan
a. Drainase instalasi persediaan air
Tumpah atau bocornya air dalam bangunan pelindung, dari
pipa distribusi dan sumber air lainnya menyebabkan air
tergenang dan dapat menjadi habitat yang penting untuk larva
aedes aegypti jika tindakan pencegahan tidak dilakukan.
b. Penyimpanan air rumah tangga
Sumber utama perkembangbiakan aedes aegypti adalah
wadah penyimpanan air untuk kebutuhan rumah tangga yang
mencakup gentong air dari tanah liat, keramik dan wadah
yang berukuran kecil untuk menampung air bersih atau air
hujan. Wadah penyimpanan harus ditutup dengan tutup yang
pas dan rapat yang harus ditempatkan kembali dengan benar
setelah mengambil air.
c. Pot atau vas bunga dan jebakan semut
Benda – benda tersebut harus dilubangi untuk saluran air
keluar. Tindakan lainnya, bunga harus ditempatkan diatas
wadah yang berisi pasir dan air. Bunga tersebut harus diganti
Gambaran Pengendalian Vektor..., Lia Nurnandiyah, S1 Keperawatan UMP, 2015
22
dan dibuang setiap minggu dan vas digosok serta dibersihkan
sebelum pakai kembali. Jebakan semut untuk melindungi rak
penyimpanana makanan dapat ditambahkan garam dapur atau
minyak.
d. Pembuangan sampah padat
Sampah padat seperti kaleng, botol, ember atau benda yang
tak terpakai lainnya yang beserakan disekeliling rumah harus
dibuang dan dikubur ditempat penimbunan sampah. Barang –
barang pabrik dan gudang yang tak terpakai harus disimpan
dengan benar sampai saatnya dibuang. Peralatan rumah
tangga dan kebun harus disimpan dalam kondisi terbalik
untuk menghindari tertampungnya air hujan. Sampah
tanaman (batok kelapa, pelepah kakao) harus dibuang dengan
benar tanpa menunda –nunda.
e. Manajemen ban
Ban bekas kendaraan merupakan lokasi utama
perkembangbiakan nyamuk aedes sehingga menimbulkan
suatu masalah kesehatan masyarakat yang penting. Depot ban
bekas harus tertutup untuk mencegah tergenangnya air hujan
dalam ban. Ban bekas juga bisa kita daur ulang untuk
menghindari ban menjadi sarang nyamuk.
Gambaran Pengendalian Vektor..., Lia Nurnandiyah, S1 Keperawatan UMP, 2015
23
3. Perubahan habitasi manusia untuk mengurangi kontak dengan
vektor
a. Pakaian pelindung
Pakaian mengurangi risiko tergigit nyamuk jika pakaian itu
cukup tebal atau longgar. Baju lengan panjang dan celana
panjang dengan kaus kaki dapat melindungi tangan dan kaki.
Yang merupakan tempat yang paling sering terkena gigitan
nyamuk. Menambahkan zat kimia pada pakaian, misalnya
dengan pementrin, merupakan tindakan yang sangat efektif
untuk mencegah gigitan nyamuk.
b. Tikar, obat nyamuk bakar, dan Aerosol
c. Penolak serangga
d. Insektisida untuk kelambu dan korden
Kelambu yang diberi insektisida. Kegunaannya sangat
terbatas dalam program pengendalian penyakit dengue karena
spesies vektor menggigit pada siang hari.
Dari semua cara pengendalian tersebut diatas tidak ada satupun
yang paling unggul. Untuk menghasilkan cara yang efektif maka
dilakukan kombinasi dari beberapa cara tersebut. Tapi yang paling
penting di atas semua cara tersebut adalah menggugah dan
meningkatkan kesadaran masyarakat agar mau memperhatikan
kebersihan lingkungannya dan memahami tentang mekanisme
Gambaran Pengendalian Vektor..., Lia Nurnandiyah, S1 Keperawatan UMP, 2015
24
terjadinya penularan penyakit DBD,sehingga dapat berperan secara
aktif menanggulangi penyakit DBD (WHO, 2004).
Penyuluhan kesehatan sangat penting dalam meningkatkan
partisipasi masyarakat. Sementara itu perilaku manusia memerlukan
proses yang panjang berkelanjutan. Penyuluhan perorangan maupun
kelompok untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat harus
diprioritaskan, terutama didaerah endemis dan wilayah resiko tinggi
terjangkit DBD. Penyuluhan kesehatan dilaksanakan melalui saluran
komunikasi personal, kegiatan kelompok, dan berhagai media massa
(Depkes RI, 2004).
C. Perilaku
Perilaku dari pandangan biologis adalah merupakan suatu kegiatan
atau aktivitas organisme yang bersangkutan. Jadi perilaku manusia pada
hakikatnya adalah suatu aktivitas daripada manusia itu sendiri. Menurut
Notoatmodjo (2003) menyatakan bahwa perilaku adalah tindakan atau
perbuatan suatu organisme yang dapat diamati dan bahkan dapat dipelajari.
Perilaku tidak sama dengan sikap. Sikap adalah hanya suatu
kecenderungan untuk mengadakan tindakan terhadap suatu objek, dengan
suatu cara yang menyatakan adanya tanda – tanda untuk menyenangi atau
tidak menyenangi objek tersebut. Sikap hanyalah sebagian dari perilaku.
Menurut becker dalam ganie (2009) mengajuka klasifikasi perilaku
yang berhubungan dengan kesehatan sebagai berikut :
Gambaran Pengendalian Vektor..., Lia Nurnandiyah, S1 Keperawatan UMP, 2015
25
1. Perilaku kesehatan (health behaviour), yaitu hal – hal yang berkaitan
dengan tindakan atau kegiatan seseorang dalam memelihara dan
meningkatkan kesehatannya. Termasuk juga tindakan – tindakan
untuk mencegah penyakit, kebersihan perorangan, memilih makanan,
sanitasi dan sebagainya.
2. Perilaku sakit (illnes behavior), yaitu segala tindakan atau kegiatan
yang dilakukan oleh seseorang individu yang merasa sakit, untuk
merasakan dan mengenal keadaan kesehatannya atau rasa sakit.
Termasuk disini juga kemampuan atau pengetahuan individu untuk
mengidentifikasi penyakit, penyebab penyakit, serta usaha –usaha
mencegah penyakit tersebut.
3. Perilaku peran sakit (the sick role behavior), yakni segala tindakan
atau kegiatan yang dilakukan oleh individu yang sedang sakit untuk
memeperoleh kesembuhan. Perilaku ini disamping berpengaruh
terhadap kesehatan atau kesakitannya sendiri, juga berpengaruh
terhadap orang lain, terutama kepada anak – anak yang belum
mempunyai kesadaran dan tanggung jawab terhadap kesehatannya.
Dalam perkembangan selanjutnya oleh para ahli pendidikan dan untuk
kepentingan pengukuran hasil pendidikan, ketiga domain ini di ukur dari :
a. pengetahuan peserta didik terhadap materi pendidikan yang diberikan
(knowledge)
b. sikap atau tanggapan peserta didik terhadap materi pendidikan yang
diberikan (attitude)
Gambaran Pengendalian Vektor..., Lia Nurnandiyah, S1 Keperawatan UMP, 2015
26
c. praktek atau tindakan yang dilakukan oleh peserta didik sehubungan
dengan materi pendidikan yang telah diberikan (practice).
Terbentuknya suatu perilaku baru, terutama pada orang dewasa
dimulai pada domain kognitif, dalam arti subjek tahu terlebih dahulu
terhadap stimulus yang berupa materi atau objek diluarnaya.
1) Pengetahuan (knowledge)
Pengetahuan adalah kesan didalam pikiran manusia sebagai hasil
penggunaanpancainderanya Tingkat pengetahuan yang tercakup dalam
domain kognitif mempunyai 6tingkatan yaitu (Notoatmodjo, 2003) :
a) Tahu (know)
Yang termasuk dalam tingkatan ini adalah mengingat kembali
(recall)sesuatu tentang speifik seluruh bahan yang dipelajari atau
merangsang yang diterima,oleh sebab itu tahu merupakan tingkatan
pengetahuan yang paling rendah.
b) Memahami (Comprehension)
Orang yang telah paham objek atau materi harus
dapatmenjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan,
meramalkan dan sebagainyaterhadap objek yang dipelajari
c) Aplikasi
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi
yang telahdipelajari pada kondisi atau situasi sebenarnya
d) Analysis
Gambaran Pengendalian Vektor..., Lia Nurnandiyah, S1 Keperawatan UMP, 2015
27
merupakan suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau
suatu objekkedalam komponen-komponen, tetapi masih dalam satu
struktur dan masih ada kaitansatu sama lain.
e) Sintesis
suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari
formulasi-formulasi yang lama.
f) Evaluasi
yaitu berkaitan untuk melakukan penilaian terhadap suatu materi
atau objek.Penilaian ini berdasarkan pada suatu cerita yang
ditentukan sendiri menggunakan ceritayang telah ada.
2) Sikap (Atitude)
Sikap adalah merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup
dari seseorangterhadap suatu stimulus atau objek. Berapa batasan lain
tentang sikap antara lain: sikapsesorang terhadap objek adalah
perasaan mendukung atau memihak (favorable) maupunperasaan tidak
mendukung atau tidak memihak (unfavorable) pada objek tersebut.
Sikapadalah keteraturan tertentu dalam perasaan (afeksi), pemikiran
(kognisi), dan predisposisitindakan (konasi) seseorang terhadap suatu
aspek lingkungan sekitarnya. Dari batasanbatasandiatas dapat ditarik
kesimpulan bahwa sikap adalah merupakan penilaian tentangkeadaan
sekitar yang ditunjukkan dengan perasaan. Sikap mempunyai 3
komponen pokokyaitu: Kepercayaan (keyakinan) ide dan konsep
terhadap suatu objek, Kehidupanemosional atau evaluasi emosional
Gambaran Pengendalian Vektor..., Lia Nurnandiyah, S1 Keperawatan UMP, 2015
28
terhadap suatu objek, Kecenderungan untuk bertindak(trend to
behave).Tingkatan sikap pada seseorang terdiri dari :
1. Menerima: diartikan bahwa orang (subjek), mau memperhatikan
stimulus yang diberikan(objek).
2. Merespon (responding): memberikan jawaban apabila ditanya,
mengerjakan danmenyelesaikan tugas yang diberikan adalah
indikasi dari sikap, terlepas dari benar atau salah adalah berarti
orang menerima ide tersebut.
3. Menghargai (valuing): mengajak orang lain untuk mengerjakan
atau mendiskusikandengan orang lain terhadap suatu masalah.
4. Bertanggungjawab (responsible): bertanggung jawab atas segala
sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala resiko adalah
merupakan sikap yang paling tinggi.
3) Tindakan
Suatu sikap belum otomatis terwujud dalam suatu tindakan (overt
behaviour). Untuk mewujudkan sikap menjadi suatu perbuatan nyata
deperlukan faktor pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan.
Tindakan dibedakan atas beberapa tingkatan :
(a) Persepsi (perception)
Mengenal dan memilih berbagai objek sehubungan dengan
tindakan yang akan diambil adalah merupkan praktek tingkat pertama.
Gambaran Pengendalian Vektor..., Lia Nurnandiyah, S1 Keperawatan UMP, 2015
29
(b) Respon terpimpin (guided response)
Dapat melakukan sesuatu sesuai dengan urutan yang benar dan
sesuai.
(c) Mekanisme (mechanism)
Apabila seseorang telah dapat melakukan sesuatu dengan benar
secara otomatis, atau sesuatu itu sudah merupakan kebiasaan, maka
sudah mencapai praktek tingkat tiga.
(d) Adopsi (adoption)
Adopsi adalah suatu praktek atau tindakan yang sudah berkembang
dengan baik.
E. Kerangka konsep penelitian
Daerah endemis DBD
Gambar 2.2 Konsep penelitian gambaran pengendalian vektor pada masyarakat
didaerah endemis DBD diwilayah desa Bojongsari
Gambaran karateristik
responden :
Umur
Pendidikan
Kejadian DBD
Gambaran pengendalian
vektor :
Kimia
Fisik
Biologi
Gambaran
pembersihan sarang
nyamuk (PSN) :
Pengetahuan
Praktek
Gambaran Pengendalian Vektor..., Lia Nurnandiyah, S1 Keperawatan UMP, 2015