Post on 06-Feb-2020
10
BAB II
TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS
A. Tinjauan Pustaka
Penelitian-penelitian terdahulu digunakan sebagai dasar dalam rangka
penyusunan penelitian ini. Penelitian yang relevan dapat digunakan sebagai acuan
terhadap hasil yang telah dilakukan oleh peneliti terdahulu terkait mengenai
variabel kepercayaan, kemudahan dan kualitas informasi terhadap keputusan
pembelian sebagai berikut:Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
No Peneliti Variabel Metode Hasil penelitian1 Pudjiharjo
dan Wijaya
(2015)
Variabel terikat :
Keputusan
pembelian
Variabel Bebas :
kepercayaan,
Kemudahan,
Kualitas Informasi,
Tampilan Produk
Alat analisis:
Regresi linear
berganda.
Populasi:
konsumen
onlineshop
Shaperwave di
media sosial
instagram, sampel:
memiliki
karakteristik
responden berusia
minimal 17 tahun.
Dimana para
responden
Dari beberapa
variabel bebas
yang diteliti
(kepercayaan,
kemudahan,
kualitas informasi
dan tampilan
produk),
Menunjukan
bahwa ke empat
variabel tersebut
berpengaruh
positif terhadap
variabel terikat
(keputusan
pembelian)
11
Tabel 2.1 Lanjutan
No Peneliti Variabel Metode Hasil penelitianpernah melakukan
transaksi.
Instrumen yang
digunakan yaitu uji
validitas, uji
reliabilitas, uji asumsi
klasik, uji T, uji F
2 Chadafi(2016)
Variabel terikat :
Keputusan
pembelian
Variabel Bebas :
Harga, Celebrity
Endorser,
Kepercayaan,
Alat analisi: Regresi
linear berganda.
Populasi: Seluruh
mahasiswi Fakultas
Ekonomi dan Bisnis
Universitas
Malikussaleh
angkatan 2012 hingga
2015 yang seluruhnya
berjumlah 2037.
Sampel penelitian ini
menggunakan
prosedur probability
sampling dengan
besarnya jumlah
sampel yang diambil
sebanyak 150 orang.
Dari beberapa
variabel bebas
yang diteliti
menunjukan
bahwa variabel
harga,
kepercayaan dan
psikologi
berpengaruh
terhadap
keputusan
pembelian.
Sedangan variabel
celebrity
endeorser tidak
berpengaruh
terhadap
keputusan
pembelian.
12
Tabel 2.1 Lanjutan
No Peneliti Variabel Metode Hasil penelitianInstrumen yang
digunakan uji
validitas, uji
reliabilitas, uji
asumsi klasik, uji
T, Uji F.
3 Hari Adi
(2014)
Variabel terikat :
Keputusan
pembelian
Variabel Bebas :
Persepsi Resiko,
Kepercayaan,
Kemudahan,
Kualitas Informasi.
Alat analisis:
Regresi linear
berganda.
Populasi dari
penelitian ini
adalah masyarakat
Purwekerto yang
sudah pernah
melakukan
pembelian online
melalui Facebook,
sedangkan dalam
menentukan
sampel penelitian
ini menggunakan
cluster sampling
dengan
menggunakan
kecamatan sebagai
cluster. Karena
populasi tidak
Dari beberapa
variabel bebas
yang diteliti
menunjukan
bahwa variabel
kepercayaan,
kemudahan dan
kualitas informasi
berpengaruh
terhadap
keputusan
pembelian.
Sedangan variabel
persepsi resiko
berpengaruh
negatif terhadap
keputusan
pembelian.
13
Tabel 2.1 Lanjutan
No Peneliti Variabel Metode Hasil penelitiandiketahui maka
penentuan ukuran
sampel
menggunakan
model interval
dengan kesalahan
yang mungkin
terjadi 0,10 maka
sampel minimum
dapat dihitung
sebanyak 97 orang.
Instrumen yang
digunakan uji
validitas, uji
reliabilitas, uji
asumsi klasik, uji
T, uji F.
4 Wahyuningt
yas dan
Widiastuti
(2015)
Variabel terikat :
Keputusan
pembelian
Variabel Bebas :
persepsi resiko,
kemudahan,
persepsi manfaat.
Alat analisis:
Regresi linear
berganda.
Populasi:
mahasiswa STIE
Widya Wiwaha
yang berjumlah
850 orang.
Sedangkan sampel
Dari beberapa
variabel bebas
yang diteliti
(persepsi resiko,
kemudahan,
persepsi manfaat).
Menunjukan
bahwa variabel
persepsi resiko,
kemudahan dan
14
Tabel 2.1 Lanjutan
No Peneliti Variabel Metode Hasil penelitianyang diambil
sebanyak 100
orang dengan
menggunakan
rumus slovin.
Sampel di dalam
penelitian ini terdiri
dari sejumlah
mahasiswa
,karyawan dan
dosen STIE Widya
Wiwaha.
Instrumen yang
digunakan uji
validitas, uji
reliabilitas, Uji
asumsi klasik (Uji
normalitas, Uji
multikolinearitas,
Uji
heterokedasitas),
Uji F, Uji T.
persepsi manfaat
berpengaruh
terhadap
keputusan
pembelian.
B. Teori dan Kajian Pustaka
1. Teori S-O-R
Teori S-O-R atau yang dikenal teori S-R merupakan teori psikologi yang
menjelaskan perilaku konsumen dalam melakukan pembelian. Teori S-O-R adalah
15
teori yang terdiri dari stimulus-organism-respon. Disebut Teori S-O-R atau teori
S-R karena teori ini memiliki dasar pandangan bahwa perilaku seseorang berawal
dari stimulus (rangsangan, aksi) yang akan menimbulkan respons (reaksi, gerak
balas) (Effendi, 2016). Secara implisit teori ini berfokus pada penyebab terjadinya
perubahan sikap yang terjadi dan tergantung pada kualitas rangsangan yang
diberikan kepada organism. Proses perubahan sikap tersebut menggambarkan
adanya proses belajar pada individu yang terdiri dari stimulus yang diberikan pada
organisme yang dapat ditolak maupun diterima. Adapun terdapat tiga faktor
penting yang dapat menunjang proses belajar organisme, yaitu perhatian,
pemahaman, dan penerimaan.
Sumber : Herri D. J Maulana (2009)Gambar 2.2Teori S-O-R
Proses pemberian stimulus dapat dapat diterima ataupun dapat ditolah oleh
organisme. Apabila stimulus ditolak atau tidak diterima berarti stimulus yang
diberikan tidak efektif mempengaruhi perhatian individu dan dapat berhenti.
Namun apabila stimulus diterima berarti terdapat perhatian dari individu. Apabila
stimulus tersebut telah mendapat perhatian dari individu maka stimulus tersebut
dapat dilanjutkan ke proses selanjutnya yaitu reaksi yang diberikan sebagai
tanggapan dari stimulus. Dalam teori ini stimulus akan berjalan dengan baik
apabila terdapat dukungan fasilitas serta dorongan dari lingkungan.
stimulusOrganisme
Perhatian
Pemahamaan penerimaan
Reaksi/respon(kesedian untuk
bertindak/perubahaan sikap
16
2. Keputusan Pembelian
Menurut Kotler (2002), keputusan pembelian adalah sebuah tindakan dari
konsumen untuk mau atau tidaknya membeli suatu produk. Sedangkan menurut
Schiffman dan Kanuk (2000) keputusan pembelian adalah the selection of an
option two or alternative choice. Dapat diartikan, keputusan pembelian adalah
suatu keputusan yang dimiliki seseorang dimana dia memilih salah satu dari
beberapa alternatif yang ada. Sebelum konsumen memutuskan untuk membeli,
biasanya konsumen melalui beberapa tahapan terlebih dahulu yaitu: (1)
pengenalan masalah, (2) pencarian informasi, (3) evaluasi alternatif, (4) keputusan
pembelian, (5) perilaku pascapembelian.
1) Pengenalan masalah
Pembeli mengenali masalah atau kebutuhan. Tahap ini sedikit dipengaruhi
banyaknya pengetahuan konsumen terhadap barang yang ingin dibeli.
Dimensi dasar dari pengenalan kebutuhan melibatkan informasi yang
berkenaan dengan keputusan tentang dimana produk tersebut harus dibeli,
kapan pembelian harus terjadi.
2) Pencarian informasi
Tahap proses keputusan pembeli dimana konsumen mulai tertarik untuk
mencari lebih banyak informasi yang dibutuhkan. Pada tahap ini seorang
yang tertarik terhadap suatu produk akan mencari informasi secara luas
terhadap produk tersebut. Jika dorongan konsumen terlalu kuat dan produk
yang memuaskan dalam jangkauan, konsumen akan memutuskan untuk
membeli. Namun jika tidak, konsumen akan menyimpan kebutuhannya
17
dalam ingatan atau melakukan pencarian informasi yang berkaitan dengan
kebutuhannya.
3) Evaluasi berbagai alternatif
Tahap keputusan pembelian dimana seseorang menggunakan informasi
untuk mengevaluasi alternatif produk dalam satu susunan pilihan.
4) Keputusan pembelian
Tahap dimana seseorang benar-benar melakukan pembelian terhadap suatu
produk.
5) Perilaku pasca pembelian
Tahap pengambilan keputusan dimana seseorang akan melakukan
tindakan lanjutan setelah membeli berdasarkan kepuasaan. Menurut Kotler
dan Amstorng (2004: 228) yang menentukan puas atau tidak puasnya
konsumen berdasarkn hubungan antara harapan konsumen dan kinerja
produk yang dirasakan.
Tahap keputusan pembelian dapat digambarkan sebagai berikut:
Sumber : Kotler & Amstrong (2009)
Gambar 2.2 Proses Keputusan Pembelian
Berdasarkan definisi di atas disimpulkan bahwa keputusan pembelian
adalah tindakan yang dilakukan konsumen untuk melakukan pembelian sebuah
produk. Oleh karena itu, pengambilan keputusan pembelian konsumen merupakan
Perilaku pasca pembelian
Keputusan pembelian
Evaluasi alternatif
Pencarrian informasi
Pengenalanan masalah
18
suatu proses pemilihan salah satu dari beberapa alternatif penyelesaian masalah
dengan tindak lanjut yang nyata. Setelah itu konsumen dapat melakukan evaluasi
pilihan dan kemudian dapat menentukan sikap yang akan diambil selanjutnya.
Menurut Effendi (2016) dalam keputusan pembelian ada faktor psikologis yang
terjadi di dalam di seseorang atau konsumen yang dapat mempengaruhi pembelian
suatu produk atau jasa. Faktor psikologis tersebut yaitu:
1. Motivasi Konsumen
Motivasi merupakan suatu dorongan yang muncul dalam diri
individu yang memaksanya untuk bertindak karena kebutuhannya tidak
terpenuhi. Motivasi akan muncul dalam diri konsumen dikarenakan
konsumen merasakan ketidaknyamanan antara seharusnya yang
dirasakan dan sesungguhnya dirasakan. Dorongan tersebut dapat timbul
pada diri konsumen secara sadar maupun tidak sadar untuk melakukan
tujuan tertentu dan dengan waktu tertentu diantaranya kebutuhan biologis
seperti lapar, haus dll. Serta kebutuhan bersifat psikologis seperti
pengakuan,penghargaan dll.
2. Persepsi Konsumen
Persepsi konsumen adalah proses seseorang untuk memilih,
mengorganisasikan, dan menginteprtasikan rangsangan-rangsangan yang
diterima menjadi suatu gambaran yang berarti.
3. Sikap dan Keyakinan Konsumen
Sikap merupakan kecenderungan yang dipelajari, hal ini berarti
bahwa sikap berkaitan dengan perilaku pembelian yang terbentuk dari
19
hasil pengalaman langsung mengenai produk, informasi secara lisan yang
diperoleh dari orang lain, maupun internet. sedangkan keyakinan adalah
pemikiran diskriptif yang dimiliki seseorang mengenai sesuati. melalui
tindakan dan pembelajaran, orang mendapat sikap dan keyakinan yang
akan mempengaruhi perilakuk pembelian.
4. Daya Ingat
Daya Ingat adalah kemampuan individu untuk menyimpan,
mempertahankan, dan mengingat informasi dan pengalaman. Ingatan
disimpan didalam otak. Hubungan daya ingat dengan keputusan
pembelian merupakan penyimpulan dari gambaran konsumen terhadap
suatu produk yang berasal dari ingatan setelah melihat, memerhatikan
dan memahami stimulus.
5. Pembelajaran konsumen
Pembelajaran adalah suatu proses yang dilakukan oleh individu
untuk perubahan sebagai hasil dari pengalaman serta interaksinnya
dengan lingkungan. Hubungan yang terjadi adalah dengan adanya proses
pembelajaran yang dilakukan seseorang setelah melakukan pembelian
dengan melihat apakah produk memiliki kegunaan dan akan dijadikan
alternatif dalam pembelian selanjutnya.
6. Kepribadian konsumen
Kepribadian merupakan latar belakang yang ada pada diri setiap
individu. Dengan kepribadian mewujudkan perilaku manusia yang
membedakan manusia yang satu dengan yang lainya. Kepribadian juga
20
dapat menggambarkan segmentasi dari setiap konsumen sehingga
Hubungan yang terjadi dengan keputusan pembelian adalah dengan
kepribadian yang berbeda dapat memberikan gambaran kepada pemasar
untuk mengetahui kebutuhan konsumen.
Katawetaraks dan Wang (2008), Uddin et al (2014) didalam penelitiannya
terdapat beberapa indikator yang di dalam penelitian ini digunakan sebagai alat
ukur keputusan pembelian, yaitu
1. Kecepatan dalam memutuskan
Menunjukan bahwa seseoarang atau konsumen bersedia memutuskan
pembelian dengan waktu yang cepat tanpa berpikir panjang, jika barang
yang dibutuhkan telah ditemukan.
2. Ketepatan dalam memutuskan
Menunjukan seseorang atau konsumen ketika mengambil keputusan
pembelian merasa benar dengan yang dilakukannya setelah adanya
berbagai pertimbangan.
3. Yakin dalam memutuskan
Yakin dalam memutuskan merupakan adanya rasa percaya dari dalam
diri seseorang atau konsumen bahwa produk atau jasa yang dibeli
sesuai dengan yang dibutuhkan.
4. Kemantapan dalam memutuskan.
Kemantapan dalam memutuskan menunjukan bahwa konsumen tidak
ada keraguan dalam mengambil keputusan ketika melakukan
pembelian.
21
1. Kepercayaan
Kepercayaan merupakan salah satu faktor penting ketika seseorang
melakukan transaksi pembelian secara online. Menurut Mowen (2002)
kepercayaan adalah semua pengetahuan yang dimiliki konsumen dan kesuluruhan
kesimpulan yang dibuat terhadap objek, atribut dan manfaatnya. Objek dapat
berupa online shop, penjual, perusahaan. Atribut adalah segala sesuatu yang
dimiliki maupun yang diberikan oleh objek. Sedangkan manfaat atau benefit yang
diteriman dari atribut kepada konsumen. Menurut Dunn (2004) kepercayaan
adalah karakteristik yang tidak terlihat ketika melakukan aktivitas membeli
produk, dimana pelanggan memiliki keyakinan bahwa apa yang dijanjikan akan
ditepati oleh pihak penjual. Terdapat berbagai jenis pembentukan kepercayaan
diantara objek, atribut, manfaat. Yaitu:
1. Kepercayaan atribut-objek
Pengetahuan tentang objek yang memiliki atribut yang disebut
kepercayaan atribut objek. kepercayaan atribut objek menggambarkan
adanya hubungan atribut dengan objek yaitu online shop, penjual
maupun perusahaan.
2. Kepercayaan atribut-manfaat
Kepercayaan atribut manfaat adalah persepsi dari setiap konsumen
terhadap atribut dapat menghasilkan benefit maupun manfaat tertentu.
Seseoarang akan membeli atau mencari suatu produk dan jasa apabila
atribut yang dibeli dapat menyelesaikan maupun memenuhi kebutuhan
yang dirasa konsumen.
22
3. Kepercayaan objek-manfaat
Kepercayaan objek manfaat merupakan persepsi konsumen tentang
pengetahuannya terhadap objek yaitu online shop, penjual, maupun
perusahaan.
4. Kecenderungan alami untuk percaya
Kecenderungan alami untuk percaya adalah adanya kesedian dari
individu untuk bergantung pada pihak lain (K.Jones,2008).
Kecenderungan alami untuk percaya dapat dipengaruhi oleh beberapa
faktor informasi dari setiap pelanggan serta pengalaman yang terjadi
ketika melakukan pembelian.
Saat berbelanja melalui media sosial maupun platform e-commerce yang
menjadi pertimbangan bagi setiap pembeli adalah kepercayaan yang dimiliki
terhadap online shop atau penjualnya. Kepercayaan konsumen akan timbul dilihat
dari seberapa populernya akun online shop (Mujiyana & Ellisa, 2013). Dengan
kata lain semakin populernya suatu akun online shop maka meningkat pula
kepercayaan bagi calon pembeli. Kepercayaan juga dapat mempengaruhi dengan
transaksi yang terjadi antara pembeli dan penjual.
Menurut Chadafi (2016) suatu transaksi online akan tercapai apabila kedua
belah pihak saling mempercayai. Konsumen yang percaya terhadap online atau
penjual akan bersedia untuk menerima kekurangan pada online shop sesuai
ekpektasi positif mereka mengenai perilaku online shop di masa mendatang
(Kimery dan McCord, 2002). Penelitian yang dilakukan oleh Pudjiharjo dan
23
wijaya (2015), Munandar Chadafi (2016) dan Hari adi (2014) menunjukan hasil
bahwa kepercayaan berpengaruh terhadap keputusan pembelian.
Penelitian yang dilakukan Inas Rafidah (2015) dan Geffen (2000) terdapat
beberapa indikator yang digunakan sebagai alat ukur kepercayaan, yaitu 1) jujur
ketika mengelola, 2) informasi dapat dipercaya, 3) familiarty, 4) reputasi baik.
1. Kemudahan
Kemudahan didefinisikan adalah tingkat dimana seseorang menyakini
bahwa penggunaan teknologi informasi (TI) merupakan hal yang mudah dan tidak
memerlukan usaha berlebih bagi pemakainya (Davis, 1989). Sedangkan, menurut
Jogiyanto (2007) kemudahan adalah sejauh mana seseorang percaya bahwa
penggunaan bebas dari usaha keras. Apabila dianalogikan kedalam online shop,
kemudahan adalah pengetahuan yang dimiliki seseorang ketika melakukan
pembelian melalui online shop tidak mengalami kesulitan.
Kemudahan menurut Kim et al. (2003) berkaitan dengan kemudahan
navigasi, kemudahan ketika melakukan pencarian produk serta informasi dan
kemudahan memahami konten yang tersedia. Konsumen akan cenderung
melanjutkan transaksi online jika proses pencarian barang, pemesanan dan
kegiatan lainya dirasa sederhana dan mudah dimengerti (Sin et al, 2013).
Sehingga apabila media sosial digunakan sebagai media aktivitas belanja online
dianggap sulit dioperasikan dan membutuhkan waktu untuk belajar terlebih
dahulu maka kebanyakan calon pembeli mungkin merasa kurang nyaman dan
mengurungkan niat untuk melakukan pembelian.
24
Penelitian yang dilakukan oleh Pudjiharjo dan Wijaya (2015) menunjukan
hasil variabel kemudahan berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian.
Davis (1989) mengukur kemudahan dengan enam indikator yaitu ease of learn,
controllable, clear and understanddable, flexible, ease to use, ease to became.
Sedangkan menurut Suhir, Suyadi dan Riyadi (2014) didalam penelitiannya
kemudahan diukur dengan lima indikator yaitu 1) mudahnya berinteraksi, 2)
mudah bertransaksi, 3) mudah ketika memperoleh produk, 4) mudah dipelajari,
dan mudah digunakan.
2. Kualitas Informasi
Kualitas Informasi sangat dibutuhkan oleh calon pembeli ketika
melakukan transaksi melalui online shop. Menurut Gao dan Zhang (2012) kualitas
informasi adalah keunggulan informasi yang tersedia dan berisi informasi tentang
produk maupun jasa yang akan membantu seseorang dalam proses mengambil
keputusan. Sedangkan menurut O’briens dan Maraks (2014) kualitas informasi
adalah tingkat dimana informasi memiliki beberapa karakteristik seperti isi,
bentuk, dan waktu yang dapat memberikan nilai dari pengguna informasi.
Suatu informasi dapat dikatakan bernilai apabila informasi yang diberikan
memiliki manfaat (Mowen & Minor, 2002). Dengan demikian calon pembeli akan
memperhatikan kualitas informasi yang diberikan penjual sebelum melakukan
pembelian (Kim et al., 2013).
Kualitas informasi yang disediakan dapat menentukan apakah suatu informasi
berguna atau tidak bagi konsumen. Menurut Flanagin dan Metzger (2014)
25
semakin berkualitas informasi yang disediakan oleh online shop maka semakin
meningkan minat untuk membeli produk serta apabila informasi yang dirasa
konsumen berkualitas maka dapat menjaga kredibilitas bagi akun online shop di
benak konsumen. sehingga dengan adanya informasi yang berkualitas maka dapat
mempengaruhi konsumen dalam memutuskan pembelian secara online.
Menurut Park dan Kim (2003) informasi yang dibutuhkan konsumen
sebaiknya bersifat up to date, membantu pembeli online dalam membuat
keputusan, konsisten dan mudah dipahami. Sedangkan menurut Sutabri (2013)
kualitas informasi baik harus bersifat akurat, up to date dan informasi yang
disediakan relevan.
C. Hubungan antar Variabel
1. Kepercayaan berpengaruh terhadap keputusan pembelian
Menurut Mowen (2002) kepercayaan adalah semua pengetahuan yang
dimiliki konsumen dan kesuluruhan kesimpulan yang dibuat terhadap objek,
atribut dan manfaatnya. saat berbelanja melalui media sosial kepercayan
merupakan faktor pertama bagi konsumen, hal tersebut dikarenakan setiap calon
pembeli tidak dapat bertemu secara langsung dengan penjual maupun tidak dapat
menyentuh barang yang dijual ditengah maraknya kasuh penipuan yang sering
terjadi sehingga konsumen menaruh kepercayaan kepada online shop.
Hubungan antara kepercayaan dan keputusan pembelian yaitu, kepercayaan
dapat memberikan pengaruh signifikan terhadap konsumen dalam keputusan
pembelian. Di mana dengan dengan kepercayaan yang besar dan baik dari
26
pengguna internet maupun media sosial terhadap akun online shop maka
konsumen tidak ragu dalam mengambil keputusan dalam melakukan pembelian.
2. Kemudahan berpengaruh terhadap keputusan pembelian
Kemudahan didefinisikan adalah tingkat dimana seseorang menyakini
bahwa penggunaan teknologi informasi (TI) merupakan hal yang mudah dan tidak
memerlukan usaha berlebih bagi pemakainya (Davis, 1989). Sedangkan, menurut
Jogiyanto (2007) kemudahan adalah sejauh mana seseorang percaya bahwa
penggunaan bebas dari usaha keras.
Konsumen akan cenderung melanjutkan transaksi pembelian apabila media
yang digunakan cenderung mudah dioperasikan mudah ketika proses pencarian
barang, pemesanan dan kegiatan lainya dirasa namun sebaliknya apabila media
media aktivitas belanja online dianggap sulit dioperasikan dan membutuhkan
waktu untuk belajar terlebih dahulu maka kebanyakan calon pembeli
mengurungkan niat untuk melanjutkan transaksis online. Sehingga kemudahan
sangat berpengaruh terhadap keputusan pembelian.
3. Kualitas informasi berpengaruh terhadap keputusan pembelian
Menurut Gao dan Zhang (2012) kualitas informasi adalah keunggulan
informasi yang tersedia dan berisi informasi tentang produk maupun jasa yang
akan membantu seseorang dalam proses mengambil keputusan. Kualitas informasi
yang berkualitas sangat dibutuhkan bagi calon pembeli dikarenakan calon pembeli
hanya dapat melihat dan membaca informasi yang diberikan oleh online shop
27
sehingga informasi yang dibutuhkan harus memiliki manfaat dan mudah dipahami
maka semakin baiknya informasi yang diberikan dapat membantu konsumen
dalam membuat keputusan pembelian.
D. Kerangka Pikir
1. Kepercayaan
Hubungan antara variabel kepercayaan dengan keputusan pembelian di
dalam penelitian ini didukung oleh penelitian terdahulu yang dilakukan oleh
Pudjiharjo dan Wijaya (2015), Prabowo (2014), Adi (2014). Menyatakan bahwa
kepercayaan berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian. Hal ini menjadi
dasar untuk menetapkan H1.
H1 : semakin tinggi tingkat kepercayaan, maka semakin berpengaruh terhadap
keputusan pembelian bagi konsumen melalui instagram.
2. Kemudahan
Hubungan antara variabel kemudahan dengan keputusan pembelian di
dalam penelitian ini didukung oleh penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Suhir
dan riyadi (2014), Wahyuningtyas dan Widiastuti (2015), Pudjiharjo dan Wijaya
(2015), Adi (2014). Menyatakan bahwa kemudahan berpengaruh positif terhadap
keputusan pembelian. Hal ini menjadi dasar untuk menetapkan H2.
H2 : semakin mudah tingkat kemudahan bagi konsumen, maka semakin
berpengaruh terhadap keputusan pembelian bagi konsumen melalui instagram.
3. Kualitas Informasi
28
Hubungan antara variabel kualitas informasi dengan keputusan pembelian
di dalam penelitian ini didukung oleh penelitian terdahulu yang dilakukan oleh
Pudjiharjo dan Wijaya (2015), Adi (2014). Menyatakan bahwa kualitas informasi
berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian. Hal ini menjadi dasar untuk
menetapkan H3.
H3 : Semakin baik kualitas informasi, maka semakin berpengaruh terhadap
keputusan pembelian bagi konsumen melalui instagram
Adapun berdasarkan penelitian-penelitian terdahulu kerangka penelitian
dalam penelitian ini sebagai berikut.
Gambar 2.4
Kerangka Pikir
Kerangka pikir ini dibuat guna memberikan gambaran mengenai pengaruh
kepercayaan, kemudahan, dan kualitas informasi terhadap keputusan pembelian
melalui media sosial instagram.
Dalam kerangka pikir yang ada pada gambar 2.4 menunjukan bahwa
kepercayaan berpengaruh terhadap keputusan pembelian melalui media sosial
instagram, dikarenakan apabila konsumen telah memiliki kepercayaan yang tinggi
Kepercayaan
Kemudahaan
Kualitas Informasi
Keputusan Pembelian melalui media sosial Instagram
29
terhadap akun online shop maka konsumen tidak ragu dalam mengambil
keputusan dalam melakukan pembelian. Hal ini juga didukung oleh penelitian
terdahulu yang dilakukan oleh Pudjiharjo dan Wijaya (2015), Prabowo (2014),
Adi (2014).
Pada gambar 2.4 menunjukan bahwa kemudahan berpengaruh terhadap
keputusan pembelian melalui media sosial instagram, dikarenakan konsumen akan
melakukan pembelian apabila media yang digunakan dianggap mudah. namun
sebaliknya apabila media media aktivitas belanja online dianggap sulit
dioperasikan dan membutuhkan waktu untuk belajar terlebih dahulu maka
kebanyakan calon pembeli mengurungkan niat untuk melanjutkan transaksis
online. Hal ini didukung oleh penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Suhir dan
riyadi (2014), Wahyuningtyas dan Widiastuti (2015), Pudjiharjo dan Wijaya
(2015), Adi (2014).
Pada gambar 2.4 menunjukan bahwa kualitas informasi berpengaruh
terhadap keputusan pembelian melalui media sosial instagram. Kualitas informasi
yang berkualitas sangat dibutuhkan bagi calon pembeli, dikarenakan informasi
yang baik dan relevan dapat membantu konsumen dalam mengambil keputusan
ketika melakukan pembelian melalui media sosial instagram. ini didukung oleh
penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Pudjiharjo dan Wijaya (2015), Adi
(2014).
30
E. Hipotesis
H1: semakin tinggi tingkat kepercayaan, maka semakin berpengaruh terhadap
keputusan pembelian bagi konsumen melalui instagram.
H2: semakin mudah tingkat kemudahan bagi konsumen, maka semakin
berpengaruh terhadap keputusan pembelian bagi konsumen melalui instagram.
H3: semakin baik kualitas informasi, maka semakin berpengaruh terhadap
keputusan pembelian bagi konsumen melalui instagram