Post on 23-Jul-2015
BBAABB IIII GGAAMMBBAARRAANN UUMMUUMM
2.1 Kondisi Administrasi
2.1.1 Jabaran
Sekarang ini secara administratif, Kabupaten Sijunjung mempunyai
batasan wilayah sebelah Utara dengan Kabupaten Tanah Datar dan
Kabupaten 50 Kota, sebelah Selatan dengan Kabupaten Dharmasraya,
sebelah Barat dengan Kabupaten Solok, Kabupaten Solok Selatan dan
Kota Sawahlunto, serta sebelah Timur dengan Kabupaten Kuantan
Singingi, Provinsi Riau. Hal ini menunjukkan bahwa letak daerah
Kabupaten Sijunjung cukup strategis, apalagi daerah ini juga dilewati
oleh jalan lintas tengah sumatera dan memilki akses menuju daerah
Provinsi Riau yang cukup pesat perkembangannya saat ini.
Posisi astronomis Kabupaten Sijunjung berada pada 0o 18’ 43” Lintang
Selatan (LS) sampai dengan 1o 41’ 46” Lintang Selatan (LS) dan dari
100o 37’ 40” Bujur Timur (BT) sampai dengan 101o 30’ 52” Bujur
Timur (BT). Daerah ini tidak memiliki laut dan garis pantai karena
berada di punggung Bukit Barisan
2.1.2 Tabel
Tabel 2.1
PEMBAGIAN KECAMATAN DI KABUPATEN SIJUNJUNG TAHUN 2010
NO KECAMATAN
LUAS
WILAYAH PERSENTASE JUMLAH JUMLAH JUMLAH
(Ha) THD LUAS KAB PENDUDUK NAGARI JORONG
1 KAMANG BARU 83,780 28.35 41,375 11 51
2
TANJUNG
GADANG 45,979 16.17 22,868 7 35
3 SIJUNJUNG 74,800 17.97 41,030 9 53
4 LUBUK TAROK 18,760 6.14 14,125 6 24
5 IV NAGARI 9,630 3.99 14,065 5 14
6 KUPITAN 8,201 2.23 12,540 3+1 9+1
7 KOTO VII 14,390 4.34 32,851 5 29
8 SUMPUR KUDUS 57,540 20.81 22,969 8 39
JUMLAH 313,080 100 201,823 54+1 254+1
Sumber: Kabupaten Sijunjung Dalam Angka Tahun, 2010 dan Hasil Hitung Cepat Sensus Penduduk oleh BPS
Ket: 3+1 adalah 3 nagari dan 1 desa
Grafik 2.1
Luas Wilayah perKecamatan
KAMANG BARU TANJUNG GADANG SIJUNJUNG
LUBUK TAROK IV NAGARI KUPITAN
KOTO VII SUMPUR KUDUS
2.1.3 Peta
Gambar 2.1. Peta Administrasi Kabupaten Sijunjung
Sumber RTRW Kab Sijunjung
2.2 Kondisi Demografis
2.2.1 Jabaran
Berdasarkan data penduduk hasil Sensus Penduduk 2010, selama sepuluh tahun
terakhir terdapat kecenderungan peningkatan jumlah penduduk Kabupaten
Sijunjung, hal ini dapat dilihat selisih antara jumlah penduduk tahun 2010 dan
2011 sebanyak 35.021 Jiwa atau mengalami rata-rata pertumbuhan sebesar 1,9%.
Kecamatan yang mengalami pertumbuhan penduduk cukup besar yaitu
Kecamatan IV Nagari dan Kamang Baru dengan rata-rata pertumbuhan 2.99 dan
2,93 .% dan terendah yaitu Kecamatan Lubuk Tarok yang mengalami
pertumbuhan penduduk hanya 1,13%. Penyebaran penduduk di masing-masing
kecamatan belum merata, jumlah penduduk tertinggi berada di Kecamatan
Kamang Baru yang merupakan pusat aktivitas ekonomi dengan jumlah 41.375
jiwa sedangkan jumlah penduduk terkecil yaitu Kecamatan Kupitan dengan
jumlah penduduk 12.540 jiwa.
Pola perkembangan pertumbuhan penduduk adalah linier, akan tetapi diperkirakan
faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi perkembangan ekonomi secara regional
(berkembangnya lapangan kerja baru) akan menimbulkan perkembangan penduduk yang
relatif tinggi. Berdasarkan asumsi ini, maka proyeksi perkembangan penduduk di masa
yang akan datang dihitung dengan metode bunga berganda. Namun demikian jumlah
penduduk yang lebih proyeksi jumlah penduduk sebenarnya mendekati angka
sebenarnya adalah rata-rata dari hasil perhitungan metoda linier (pesimistis) dan bunga
berganda (optimistik).
Berdasarkan data jumlah penduduk di Kabupaten Sijunjung, kepadatan penduduk
bruto terbesar terdapat di Kecamatan Koto VII (228,29 Jiwa/Km2) kemudian
Kecamatan Kupitan yaitu 152,91 Jiwa/Km2. Sedangkan untuk kepadatan terendah
terdapat di Kecamatan Sumpur Kudus yaitu 39,92 jiwa/Km2. Sedangkan
kepadatan netto/kepadatan lingkungan pemukiman terbesar terdapat di Kecamatan
Kamang Baru (118,046 jiwa/Ha) dan terkecil terdapat di Kecamatan Sijunjung
(27,75 jiwa/Ha).
2.2.2 Tabel TABEL 2.3
KEPADATAN PENDUDUK KABUPATEN SIJUNJUNG TAHUN 2010
No KECAMATAN
Luas Wilayah
(Ha)
Luas
Pemukiman
(ha)
Jumlah
Penduduk
Kepadatan
Bruto
(Jiwa/Ha)
Kepadatan
Netto
(Jiwa/Ha)
1 Kamang Baru 83,780 350.50 41,375 0.49 118.05
2 Tanjung Gadang 45,979 544.50 22,868 0.49 41.99
3 Sijunjung 74,800 1,478.50 41,030 0.54 27.75
4 Lubuk Tarok 18,760 399.00 14,125 0.75 35.40
5 Kupitan 9,630 380.25 14,065 1.46 36.99
6 IV Nagari 8,201 399.00 12,540 1.53 31.43
7 Koto VII 14,390 567.50 32,851 2.28 57.89
8 Sumpur Kudus 57,540 782.50 22,969 0.39 29.35
Jumlah 2010 313,080 4,901.75 201,823 0.64 41.17
Sumber: Hasil Analisis, 2010
2.2.3 Peta
Gambar 2.2. Peta Administrasi Kabupaten Sijunjung
2.3 Kondisi Geografis
2.3.1 Jabaran
Wilayah daerah Kabupaten Sijunjung berada di punggung Bukit Barisan.
Daerah ini memiliki ketinggian yang cukup bervariasi yakni mulai dari
118 meter hingga 1.335 meter di atas permukaan laut (d.p.l.) dengan
topografi berbukit dan bergelombang. Wilayah perbukitan lebih banyak
di sebelah Utara dan dataran rendah lebih banyak terdapat di bagian
Selatan. Daerah paling tinggi berada di Kecamatan Sumpur Kudus
dengan ketinggian mulai dari 225 m hingga 1.335 m di atas permukaan
laut (d.p.l.) dan daerah paling rendah berada di Kecamatan Sijunjung
dengan ketinggian mulai dari 118 m hingga 934 m di atas permukaan laut
(d.p.l.). Lahan efektif yang memiliki kemiringan kurang dari 45o
digunakan untuk budi daya kurang dari 50 persen dan lebih banyak
merupakan lahan-lahan marginal di sela-sela perbukitan dan tersebar
dengan luasan yang terbatas
Luas wilayah Kabupaten Sijunjung telah mengalami tiga kali perubahan
sejak terbentuk pada tanggal 18 Februari 1949 melalui Surat Keputusan
Gubernur Militer Sumatra Barat No.: SK/9/GN/IST dan diperkuat oleh
UU No.12 Tahun 1956. Perubahan pertama terjadi ketika Kota
Sawahlunto berubah status menjadi Daerah Tingkat II dengan sebutan
Kotamadya Sawahlunto melalui UU No. 18 Tahun 1965. Perubahan
kedua terjadi ketika adanya kesepakatan perluasan wilayah Kotamadya
Sawahlunto pada tahun 1990 melalui Peraturan Pemerintah No.44 Tahun
1990 dimana seluruh wilayah Kecamatan Talawi yang pada awalnya
termasuk wilayah Kabupaten Sijunjung, diserahkan dan dijadikan
wilayah Kotamadya Sawahlunto. Perubahan terakhir terjadi ketika
dilakukannya pembentukan Kabupaten Dharmasraya melalui UU No. 38
Tahun 2003 dimana wilayahnya merupakan 49 persen dari wilayah
Kabupaten Sawahlunto/Sijunjung sehingga luas wilayahnya sekarang
menjadi 3.130,80 Km2. Luas tersebut setara dengan 7,40% dari luas
wilayah Provinsi Sumatera Barat dan merupakan kabupaten nomor dua
terkecil di Provinsi Sumatra Barat.
2.3.2 Tabel
Tabel 2.3
Kondisi Geografis Umum Kabupaten Sijunjung
No
Uraian Keterangan
(1) (2) (3)
1. Letak Geografis 0o 18' 43'' LS - 1o 41' 46'' LS
Geographical Location 101o 30' 52'' BT - 100o 37' 40'' BT
2. Batas-batas Daerah / Borders
- Sebelah Utara / North Kabupaten Tanah Datar
- Sebelah Selatan / South Kabupaten Dharmasraya
- Sebelah Barat / West Kab. Solok dan Kota Sawahlunto
- Sebelah Timur / East Kab. Kuantan Sengingi, Prop Riau
3. Ketinggian dari Permukaan Laut 118 m - 1.335 m
Altitude
4. Luas Daerah / Area 3.130,80 Km2 atau 313.080 Ha
5. Rata-rata Hari Hujan / Rain Days 12.60 Hari/bulan
6. Rata-Rata Curah Hujan 242.67 mm/bulan
Rain Falls Average
7. Suhu / Temperature 21 - 33 C
9. Panjang Sungai 578 Km
Rivers Length
10. Panjang Jalan Negara 105.91 Km
State Roads
11. Panjang Jalan Propinsi 50.20 Km
Province Roads
12. Panjang Jalan Kabupaten 1023.80 Km
Regency Roads
Sumber : BPS Kabupaten Sijunjung
Source : BPS of Sijunjung
2.3.3 Peta
Gambar 2.3. Peta Administrasi Kabupaten Sijunjung
2.4 Topografi
2.4.1 Jabaran
Topografi wilayah Kabupaten Sijunjung memiliki ciri yang berbukit-
bukit, terletak pada ketinggian antara 100 sampai 1.250 m di atas
permukaan laut. Secara umum, luasan terbesar Kabupaten Sijunjung
berada pada:
1. ketinggian <100 mdpl hanya seluas 2.691 Ha (0,85%) terdapat di
Kecamatan Kamang Baru, IV Nagari, Koto VII, dan Sijunjung.
2. ketinggian 100-200 meter dari permukaan laut dengan perkiraan
79.257 Ha (25,31%) tersebar pada seluruh kecamatan dengan luasan
terbesar berada pada Kecamatan Kamang Baru dan yang terkecil
berada di Kecamatan Tanjung Gadang.
3. ketinggian 200-300 mdpl seluas 65.163 Ha( 20,9%) tersebar pada
seluruh kecamatan dengan luasan terbesar berada pada Kecamatan
Kamang Baru dan yang terkecil berada di Kecamatan Koto VII
4. ketinggian 300-400 mdpl seluas 53.700 (17,10%) tersebar pada seluruh
kecamatan dengan luasan terbesar berada pada Kecamatan Sumpur
Kudus dan yang terkecil berada pada Kecamatan Koto VII
5. ketinggian 400-500 mdpl seluas 43.553 (13,91%) tersebar pada seluruh
Kecamatan dengan luasan terbesar berada pada Kecamatan Sumpur
Kudus dan yang terkecil berada pada Kecamtan Koto VII
6. ketinggian 500-600 mdpl seluas 27.482 Ha (8,77%) tersebar pada
seluruh Kecamatan dengan luasan terbesar berada pada Kecamatan
Sumpur Kudus dan yang terkecil berada pada Kecamtan Koto VII
7. ketinggian 600-700 mdpl seluas 18.016 Ha (5,75 %) tersebar pada
seluruh wilayah kecamatan kecuali di Kecamatan Kupitan
8. ketinggian 700-800 mdpl seluas 10.285 Ha (3,29%) hanya tersebar di
Kecamatan Kamang Baru, Sumpur Kudus, Tanjung Gadang, Lubuk
Tarok, dan Sijunjung
9. ketinggian >800 mdpl seluas 12.914 Ha (4,12%) hanya tersebar di
Kecamatan Kamang Baru, Sumpur Kudus, Tanjung Gadang, Lubuk
Tarok, dan Sijunjung. Ketinggian 1.250 mdpl hanya berada pada
Kecamatan Sumpur Kudus.
2.4.2 Tabel
Tabel 2.4
Ketinggian Ibu Kota Kecamatan dari Permukaan Laut
Ketinggian/Altitude
Kecamatan/Sub District
Terendah Tertinggi
(Meter) (Meter)
(1) (2) (3)
1 Kamang Baru 134 870
2 Tanjung Gadang 136 924
3 Sijunjung 118 934
4 Lubuk Tarok 127 828
5 IV Nagari 123 638
6 K u p i t a n 124 580
7 Koto VII 120 635
8 Sumpur Kudus 225 1,335
Sumber : Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Sijunjung
Source : National Land Agency Region Office of Sijunjung
2.4.3 Peta
Gambar 2.4. Peta Topografi Kabupaten Sijunjung
Sumber RTRW Kab Sijunjung
BUKU PUTIH SIJUNJUNG
11
2.5 Kondisi Geohidrologi
2.5.1 Jabaran
Kondisi iklim Kabupaten Sijunjung termasuk pada daerah tropis dengan suhu
rata-rata 21° - 33° C dengan curah hujan rata-rata 2.451 mm/tahun.
Keadaan iklim ini menurut Oldeman (Climatology Map Of West Sumatera) adalah
termasuk type B2, dengan bulan kering 3–4 bulan. Kondisi ini
menyebabkan sulitnya masyarakat tani melakukan pertanaman padi sawah 2
kali setahun (IP 200%) pada lahan sawah tadah hujan. Sementara, kondisi
hidrologi di Kabupaten Sijunjung sangat bervariasi antara satu tempat dengan
tempat yang lain. Beberapa faktor penyebabnya antara lain adalah perbedaan
iklim, topografi dan struktur geologi. Keadaan hidrologi tersebut dapat dibedakan
menjadi:
1. Air Permukaan
a. Air yang mengalir, yaitu yang mengalir di Batang Ombilin, Batang
Sukam, Batang Sumpur, Batang Kuantan, Batang Palangki, dan
lainnya.
b. Air yang menggenang di telaga/bendungan hampir terdapat di seluruh
wilayah kecamatanan.
2. Air Tanah, yaitu jebakan air yang menurut letaknya dapat dibedakan
menjadi:
a. Confined Aquifer, merupakan air tanah tertekan yang berada di antara
dua lapisan kedap air, pada umumnya merupakan air tanah dalam
bersifat lebih stabil.
b. Uncofined Aquifer, merupakan air tanah tidak tertekan yang berada pada
zone jenuh air, merupakan air tanah dangkal dan sangat tergantung pada
musim, sehingga air tanah jenis ini relatif stabil.
Air tanah tersebut, apabila keluar akan membentuk mata air. Untuk Kabupaten
Sijunjung terdapat beberapa mata air yang tersebar di setiap kecamatan.
BUKU PUTIH SIJUNJUNG
12
Air Permukaan
Air permukaan adalah air yang muncul atau mengalir di permukaan seperti
mata air, danau, sungai dan rawa. Potensi air permukaan dipengaruhi oleh
kondisi topografi, jenis batuan dan material penyusun tanah, penggunaan
lahan, curah hujan dan aktifitas manusia. Potensi air permukaan sebagian
besar berasal dari berbagai mata air yang banyak terdapat di kawasan ini
mengalir malalui sungai-sungai kecil di sekitar perbukitan dengan pola aliran
berbentuk radial serta berbentuk dendritik untuk cabang-cabang sungai besar.
Curah hujan yang cukup tinggi sepanjang tahun memungkinkan kondisi
sungai untuk mengalir sepanjang tahun di Kabupaten Sijunjung, namun
kondisi ini dapat berubah jika terjadi kerusakan pada Daerah Aliran Sungai
(DAS) akibat aktivitas manusia seperti penebangan hutan.
Ada beberapa manfaat keberadaan sungai yang secara langsung dapat
digunakan oleh penduduk di Kabupaten Sijunjung yaitu selain untuk
pertanian (pengairan) juga dimanfaatkan penduduk untuk kepentingan mandi,
cuci kakus (MCK).
Air Tanah
Air tanah terdiri dari air tanah dangkal dan air tanah dalam. Air tanah dangkal
adalah air tanah yang umumnya digunakan oleh masyarakat sebagai sumber
air bersih berupa sumur-sumur gali. Potensi air tanah dapat diketahui dari
kedalaman sumur gali masyarakat dan sifat fisik tanah/batuan dalam
kaitannya sebagai pembawa air. Di Kabupaten Sijunjung sebagian kecil
masyarakat masih menggunakan sumur gali sebagai cadangan persedian air
bersih pada saat air PDAM mengalami gangguan. Kawasan masyarakat yang
mengunakan sumur gali sebagai sumber air bersih tersebar di Kabupaten
Sijunjung khususnya daerah perkotaan.
Dari segi penggunaan lahan saat ini, secara umum penggunaan lahan di
Kabupaten Sijunjung di dominasi oleh Lahan Pertanian dan perkebunan dengan
luas kurang lebih 47% dari luas keseluruhan Kabupaten Sijunjung.
BUKU PUTIH SIJUNJUNG
13
2.5.2 Tabel TABEL 2.5
LUAS PENGGUNAAN LAHAN DI KABUPATEN SIJUNJUNG TAHUN 2010
KECAMATAN
GUNA LAHAN
TOTAL
Hutan
Kebun
Campuran Perkebunan Pemukiman Industri sawah Semak
Per.
Darat Tambang
Tanah
Terbuka
Tanah
Kering
Lainnya
IV NAGARI 1.982,50
1.680
3.033
380.25
-
591
1.437
2.5 - 10 513.75 12,529
KAMANG BARU 48.872
2.942
19.506
350,5
12
920
4.559 2
350
142.5 6.124 88,593
KOTO VII
761.50
2.993
2.455
567,5
-
2.480
365
2.5
250 5 4.520.5 13,608
KUPITAN 431
578
2.500
399
2
652
1.504
1.5 4
21 2.108.5 6,966
LUBUK TAROK 2.751
316
8.650
399
-
1.264
1.607 2 -
13 3.758 19,233
SIJUNJUNG
39.425,25
1.085
19.807
1.478,5
-
3.358
3.609
3.25
3
245 5.786 56,388
SUMPUR KUDUS
34.046,50
1.899
12.000
782,5
-
1.555
3.590
2.5 -
433 3.231.5 65,112
TANJUNG GADANG 31.495
609
4.740
544,5
5
708
2.475
2.5 -
16 5.384 50,651
JUMLAH
159.764,75
12.102
72.681
4.901,75
19
11.528 19.146
18.75
607
885.5 31.426.25 313,080
Sumber : BPS, Kabupaten Sijunjung Dalam Angka 2010
2.5.3 Peta
Gambar 2.5. Peta Geohidrologi Kabupaten Sijunjung
2.2 Sosial Masyarakat
BUKU PUTIH SIJUNJUNG
14
2.6 Kondisi Sosial Masyarakat
2.6.1 Jabaran
Pada tahun 2010 jumlah penduduk Sijunjung tercatat sebanyak 210.823
jiwa dengan jumlah KK sebanyak 48.816 KK. Rasio antara penduduk
laki-laki dengan perempuan di Kabupaten Sijunjung adalah 0,99
berbanding 1, hal ini berarti bahwa jumlah penduduk laki-laki lebih
sedikit dibandingkan dengan jumlah penduduk perempuan.
Sebagian besar masyarakat Kabupaten Sijunjung berusaha pada lapangan
usaha pertanian terutama tanaman pangan dan perkebunan, jasa-jasa,
perdagangan, hotel dan restoran. Tahun 2010 penduduk yang berumur 15
tahun ke atas yang bekerja pada sektor lapangan usaha perkebunan
berjumlah 30.967 orang kemudian diikuti tanaman pangan sebanyak
13.801 orang. Sedangkan jumlah penduduk usia 15 tahun ke atas yang
bekerja pada sektor lapangan usaha jasa-jasa berjumlah 11.581 orang dan
yang bekerja pada sektor lapangan usaha perdagangan, hotel dan restoran
berjumlah 11.684 orang.
Permasalahan lain yang muncul dalam masalah kependudukan adalah
masalah pengangguran. Dari tahun 2005 - 2009 terlihat bahwa terdapat
kecenderungan yang meningkat pada penduduk yang tergolong angkatan
kerja yang mencari pekerjaan, sedangkan jumlah penduduk yang bekerja
cenderung turun dari tahun 2005-2009. Pada periode yang sama justru
terjadi kenaikan penduduk yang bukan angkatan kerja. Walaupun jumlah
penduduk yang bersekolah terus meningkat, namun angka ini lebih di
dominasi oleh penduduk yang memiliki kegiatan lainnya dibandingkan
dengan penduduk yang bersekolah.
Setiap tahun jumlah penduduk kabupaten Sijunjung selalu mengalami
peningkatan. Pertumbuhan rata-rata penduduk Kabupaten Sijunjung
tahun 2005-2010 adalah 1,91% per tahun. Tingginya angka pertumbuhan
penduduk ini tidak serta-merta diikuti oleh signifikannya kenaikan
PDRB. Jumlah angkatan kerja dan bukan angkatan kerja Kabupaten
Sijunjung Tahun 2006 – 2009, dapat dilihat dalam tabel berikut :
BUKU PUTIH SIJUNJUNG
15
2.6.2 Tabel
Tabel. 2.6
Jumlah Angkatan Kerja dan Bukan Angkatan Kerja Tahun 2007 – 2010 (orang)
Jenis 2007 2008 2009 2010
A. Angkatan Kerja 83.791 82.990 90.206 88.725
- Bekerja 75.271 74.523 85.686 85.057
- Mencari Pekerjaan 8.520 8.467 4.520 3.668
B. Bukan Angkatan Kerja 49.835 48.774 42.364 45.029
- Sekolah 11.713 11.530 9.684 10.729
- Lainnya 38.122 37.244 32.622 34.300
Jumlah 133.626 131.764 132.552 133.754
Sumber : BPS, Kabupaten Sijunjung Dalam Angka 2010
2.7 Kondisi Kesehatan
2.7.1 Jabaran
Perkembangan pembangunan bidang kesehatan bertujuan untuk
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, mengurangi angka kematian
bayi, dan ibu melahirkan, meningkatkan angka harapan hidup, serta
meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Untuk mewujudkan hal
tersebut pemerintah kabupaten dijunjung telah melakukan berbagai
macam program berupa : (1) Program nagari siaga (2) meningkatkan
sarana dan prasarana kesehatan di Nagari (Poskesri); serta (3)
meningkatkan SDM tenaga medis maupun non medis, namun demikian
beberapa permasalahan ternyata belum dapat teratasi secara optimal hal
ini terlihat dari cenderung meningkatnya angka kematian bayi,
meningkatnya balita gizi buruk, serta meningkatnya jumlah kematian
bayi. Di samping itu angka harapan hidup juga masih rendah dan berada
di bawah daerah kabupaten lainnya di Sumatra Barat.
Kondisi ini terjadi disebabkan oleh beberapa faktor antara lain, masih
kurangnya pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan, masih
rendahnya perilaku bersih masyarakat, masih kurangnya mutu pelayanan,
BUKU PUTIH SIJUNJUNG
16
masih terbatasnya sarana dan prasarana untuk meningkatkan kualitas
pelayanan, serta masih kurangnya jaminan pelayanan kesehatan.
Untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan terhadap masyarakat
dibutuhkan sarana dan prasarana pelayanan yang memadai sampai ke
tingkat nagari. Dewasa ini jangkauan dan mutu pelayanan kesehatan
untuk masyarakat di Kab. Sijunjung masih relatif terbatas. Secara ideal
untuk memberikan pelayanan prima di bidang kesehatan maka
dibutuhkan setiap jorong memiliki poskesri, tetapi kondisi sekarang
menunjukkan bahwa baru 79 jorong dari 257 jorong yang memiliki
Poskesri (30%).
Ketersediaan tenaga dokter baik dokter umum, dokter keluarga dan
dokter spesialis saat ini dirasakan masih sangat kurang. Kondisi ini cukup
memprihatinkan mengingat rasio ketersediaan dokter di Kabupaten
Sijunjung masih jauh dari target Indonesia Sehat 2010 yang dicanangkan
oleh Pemerintah. Gambar berikut ini memperlihatkan jumlah
ketersediaan dokter di Kabupaten Sijunjung selama tahun 2005 sampai
dengan tahun 2009.
BUKU PUTIH SIJUNJUNG
17
2.7.2 Tabel
Tabel 2.7 Banyaknya Tenaga Kesehatan
di Kabupaten Sijunjung menurut Puskesmas
Puskesmas
Dokter Dokter Dokter Bidan Perawat Ahli Kes.
Umum Gigi Spesialis
Masy.
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
Sungai Langsek 4 1 - 13 11 2
Kamang
5 2 - 19 12 1
Air Amo
3 2 - 15 9 2
Tanjung Gadang 3 1 - 22 17 1
Sijunjung
3 2 - 28 23 -
Gambok
4 1 - 22 21 1
Lubuk Tarok 2 1 - 17 9 2
Muaro Bodi 3 1 - 17 15 1
Padang Sibusuk 4 2 - 16 17 2
Tanjung Ampalu 5 1 - 27 11 3
Kumanis
3 1 - 16 11 1
Sumpur Kudus 3 2 - 13 9 1
Jumlah/Total 2010 42 17 - 225 165 17
2009 25 8 - 145 158 13
2008 16 12 - 139 90 17
2007 15 4 - 40 93 20
2006 22 6 - 31 90 4
Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Sijunjung
2.8 Visi dan Misi Pemerintah Kabupaten Sijunjung
Visi Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Sijunjung
tahun 2011-2015 mengacu kepada :
1. Visi dan misi Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kab.
Sijunjung tahun 2005-2025 (Perda no. 4 tahun 2009);
2. Visi dan misi Bupati dan Wakil Bupati terpilih periode 2010-2015;
3. Masukan dari stakeholders Kabupaten Sijunjung baik yang berada di daerah
maupun di perantauan.
BUKU PUTIH SIJUNJUNG
18
2.8.1 Visi
Sesuai dengan kondisi riil dan objektif Kabupaten Sijunjung saat ini dan
mempertimbangan acuan diatas, maka dirumuskan visi pembangunan
Kabupaten Sijunjung tahun 2011-2015 sebagai berikut :
dengan penjelasan visi sebagai berikut :
Nagari Madani : adalah suatu nagari yang masyarakanya memiliki
peradaban sosial budaya yang tinggi, akhlak mulia,
kreatif, memiliki semangat, jiwa
kewirausahaan,keterampilan, berdisiplin dan bertanggung
jawab serta menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi
dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat
sesuai dengan potensi nagari.
Berkualitas : terwujudnya sumber daya manusia nagari yang
berkualitas melalui program pendidikan yang berbasiskan
agama, berakhlak mulia, jujur dan peduli sesama manusia
serta memiliki jiwa kewirausahaan dan semangat
partisipasi dalam kehidupan masyarakat dan didukung
oleh taraf kesehatan yang lebih baik.
Sejahtera : terwujudnya peningkatan kesejahterahan masyarakat
nagari melalui penguatan sistem ekonomi yang
berbasiskan kepada ekonomi kerakyatan dan potensi
ekonomi nagari serta didukung peningkatan kuantitas
dan kualitas infrastruktur dan prasarana dasar yang
berwawasan lingkungan.
BUKU PUTIH SIJUNJUNG
19
Merata : terwujudnya pemerataan pembangunan nagari dalam
segala bidang, namun tetap mempertimbangkan azaz-
azaz keadilan sesuai dengan kebutuhan daerah guna
mengurangi disparitas antar nagari.
2.8.2 Misi
Dalam mewujudkan visi pembangunan daerah ditempuh melalui 8
(delapan) misi pembangunan daerah sebagai berikut :
1. Mewujudkan penataan dan penguatan ekonomi masyarakat
adalah tercapainya peningkatan pertumbuhan ekonomi dan
pemerataan pendapatan serta penurunan angka pengangguran dan
kemiskinan, hal tersebut dapat dilakukan melalui beberapa langkah
sebagai berikut :
a. Pengembangan produk unggulan.
b. Penataan kepemilikan lahan.
c. Peningkatan dan industrialisasi sektor pertanian.
d. Pengembangan UKM dan sektor informal
2. Meningkatkan Kecerdasan, Keterampilan dan Kesehatan serta
IMTAQ SDM Anak Nagari adalah tercapainya pemerataan dan
peningkatan kualitas pendidikan, keterampilan, serta semangat
kewirausahaan, untuk mewujudkan sumber daya manusia yang
cerdas sehat, beriman, dan berkualitas tinggi sehingga tercapai
masyarakat yang maju dan sejahtera. Peningkatan SDM yang
berkualitas tersebut akan dapat diwujudkan melalui beberapa
langkah sebagai berikut:
a. Pemerataan dan peningkatan kualitas pendidikan, kehidupan dan
martabat manusia
b. Peningkatan cakupan layanan kesehatan, sosial masyarakat
c. Peningkatan keterampilan masyarakat
d. Peningkatan keimanan dan ketakwaan
BUKU PUTIH SIJUNJUNG
20
3. Meningkatkan Kualitas dan Kuantitas Infrastruktur serta
Prasarana Dasar Nagari adalah tercapainya pembangunan yang
berkelanjutan yang berwawasan lingkungan. Untuk mewujudkan hal
tersebut maka beberapa langkah yang dapat dilakukan adalah
sebagai berikut:
a. Peningkatan kualitas dan kuantitas sarana jalan dan jembatan
b. Pengembangan dan peningkatan jalan lingkar nagari
c. Peningkatan cakupan air bersih
d. Peningkatan cakupan listrik pedesaan dan sarana komunikasi
4. Pemanfaatan SDA untuk kesejahteraan rakyat dan masyarakat
Sijunjung adalah mengelola sumber daya pertambangan dengan
tetap memperhatikan kelestarian dan ekosistim lingkungan, sehingga
dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Hal tersebut dapat
dilakukan melalui beberapa langkah sebagai berikut hal tersebut
dapat dilakukan melalui beberapa langkah sebagai berikut
a. Penataan dan optimalisasi pertambangan.
b. Pengelolaan lingkungan hidup.
5. Mengentaskan Kemiskinan dan Ketertinggalan adalah menjadi
misi yang cukup penting dan mendasar karena masih relatif
tingginya angka kemiskinan, disamping itu Kab. Sijunjung
merupakan salah satu daerah kabupaten tertinggal di daerah Provinsi
Sumatra Barat. Untuk mewujudkan misi tersebut beberapa strategi
dan langkah yang dapat dilakukan adalah:
a. Perluasan lapangan kerja.
b. Peningkatan produktivitas masyarakat.
c. Pembangunan perkebunan masyarakat.
d. Peningkatan keterampilan masyarakat.
6. Mewujudkan Pemerintahan yang Bersih, Adil, Peduli dan
Berwibawa merupakan persyaratan yang tidak kalah pentingnya
untuk dapat mendorong proses pembangunan daerah secara cepat,
adil dan merata. Dengan demikian tata pemerintahan diharapkan
terlaksana secara adil dan demokratis, taat hukum, tertib dan
memiliki disiplin yang tinggi serta bebas dari Korupsi, Kolusi dan
BUKU PUTIH SIJUNJUNG
21
Nepotime (KKN). Karena itu diharapkan akan dapat diwujudkan
pola pemerintahan daerah yang efektif, efisien, bersih dan
berwibawa serta didukung oleh partisipasi aktif masyarakat secara
keseluruhan. Untuk mewujudkan misi tersebut beberapa strategi dan
langkah yang dapat dilakukan adalah:
a. Penyelenggaraan sistem pemerintahan yang adil.
b. Peningkatan kapasitas dan kompetensi aparatur.
c. Pemberantasan korupsi.
d. Peningkatan ketertiban dan kedisiplinan aparatur.
7. Mewujudkan Partisipasi dan Pemberdayaan Masyarakat dalam
Pembangunan merupakan misi yang cukup strategis karena gerakan
pembangunan di tingkat nagari selama ini sangat didukung oleh
partisipasi masyarakat yang cukup tinggi. Untuk itu, lima tahun
mendatang partisipasi dan pemberdayaan masyarakat di tingkat
nagari makin dioptimalkan untuk menggerakkan roda pembangunan.
Adapun langkah dan strategi yang dapat dilakukan adalah:
a. Peningkatan program bantuan dana komitmen.
b. Pelaksanaan program Block Grant.
8. Revitalisasi Adat dan Seni Budaya Anak Nagari adalah misi yang
strategis karena adat dan seni budaya anak nagari merupakan potensi
dan aset yang sangat berharga di dalam kemajuan pembangunan
Kab. Sijunjung. Untuk itu, pada periode lima tahun mendatang
revitalisasi adat dan seni budaya anak nagari perlu diperhatikan
secara optimal, adapun langkah dan strategi yang dapat dilakukan
adalah:
a. Penguatan dan pelestarian nilai budaya masyarakat.
b. Peningkatan kelembagaan adat dan seni budaya lokal.
BUKU PUTIH SIJUNJUNG
22
2.9 Institusi dan Organisasi Pemda
2.9.1 Jabaran
Dalam menjalankan roda pemerintahan Bupati dan Wakil Bupati
Sijunjung dibantu oleh perangkat daerah, yang terdiri Sekretariat Daerah,
Lembaga Teknis Daerah (Lemtekda) dan Kecamatan. Di samping itu,
Bupati juga dibantu oleh 3 Staf Ahli yang membidangi SDM dan
kemasyarakatan, Ekonomi Pembangunan dan Keuangan, Hukum Politik
& Pemerintahan. Pada Sekretariat Daerah terdapat 3 asisten yang terdiri
dari: Asisten I membidangi masalah pemerintahan, politik dan
keamanan; Asisten II membidangi masalah ekonomi dan pembangunan;
dan asisten III membidangi masalah administrasi dan kesejahteraan
rakyat. Ketiga asisten tersebut akan mengkoordinasi 8 bagian yang ada di
dalam kesekretariatannya.
Urusan yang lebih teknis dilaksanakan oleh 13 dinas yaitu dari Dinas
Pendidikan, Kesehatan, Pekerjaan Umum, Pertanian Tanaman Pangan &
Perkebunan, Dinas Peternakan dan Perikanan, Kehutanan, Koperindag,
Sosnakertrans, Pertamben, Parsenibudpora, Perhubungan dan Inforkom,
Kependudukan dan Catatan Sipil, serta Pengelolaan Keuangan Daerah.
Selanjutnya ada lembaga teknis daerah seperti Bappeda, BKD, Badan
Pelaksana Penyuluh Pertanian, Perikanan, Kehutanan & KP, BPMPN,
Inspektorat Daerah, Kantor Kesbangpol dan Linmas, Satpol PP, LHPM
& PT, Pemberdayaan Perempuan & KB, Perpustakaan, Arsip dan
Dokumen dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah.
Sebagai perpanjangan tangan Bupati terdapat 8 kecamatan yang dipimpin
oleh seorang camat, sehingga diharapkan dalam beberapa urusan yang
telah diarahkan kewenangnya tidak harus langsung berurusan ke Kantor
Bupati. Selanjutnya anggota dewan dalam mengurus administrasi dan
kelancaran tugas dibantu oleh sekretariat DPRD, yang dikepalai oleh
Sekretaris Dewan.
35
BUKU PUTIH SIJUNJUNG
23
SOTK yang baik harus didukung SDM yang berkualitas, sehingga tujuan
yang diinginkan dapat dicapai dengan optimal. Pada bulan April 2010
terdapat 5.016 PNS yang terdiri dari 2.089 laki-laki dan 2.927
perempuan. Dilihat dari golongan, jumlah pegawai bergolongan III,
lebih dominan, yaitu 2.580 orang atau 51,44 persen sementara untuk
golongan I hanya 113 orang saja. Dari segi pendidikan, pegawai
menyebar pada hampir semua jenjang. Untuk tamatan SLTA sebanyak
1.114 orang, untuk Diploma ada 1.860 orang. Selanjutnya S1 sebanyak
1.731 orang, S2 baru ada 84 orang.
Dari SOTK di atas jabatan yang terisi adalah 23 pejabat eselon II, 123
Eselon III, 402 pejabat eselon IV dan 36 pejabat eselon V.
Gerak langkah pembangunan yang direncanakan dan dilaksanakan oleh
Pemerintah Kabupaten Sijunjung didukung dan dipantau pelaksanaannya
oleh anggota DPRD yang berjumlah 25 orang, laki-laki sebanyak 23
orang serta wanita sebanyak 2 orang. Mereka terbagi dalam 5 Fraksi dan
1 Pimpinan dewan yaitu Fraksi Bulan Bintang Amanat Reformasi, Fraksi
Partai Persatuan Pembangunan Plus Pelopor, Fraksi Golkar, Fraksi
Demokrat, Fraksi Keadilan Sejahtera, Pimpinan Dewan.
Dengan dasar Keputusan Bupati Sijunjung Nomor. 188.45/61/KPTS-
BPT2008 Tanggal 22 Januari 2008 serta dengan beberapa aturan
perubahan Perda No 1 dan 2 Tahun 2009 telah terbentuk dan ditetapkan
54 Nagari dengan satu Desanya yang tersebar di seluruh kecamatan.
Disamping itu berdasarkan peraturan Bupati No. 30 – 35 Tahun 2010
pada tahun 2010 dilakukan pemekaran nagari sebanyak 6 nagari, yang
pada saat ini masih berstatus Nagari persiapan. Mengingat masih besar
dan luasnya Nagari, dan masalah yang semakin komplek, maka
dihidupkan pemerintahan jorong, sampai tahun 2010 telah ditetapkan
sebanyak 254 jorong + 1 Desa dan ditambah sebanyak 9 jorong seiring
bertambahnya nagari pemekaran
BUKU PUTIH SIJUNJUNG
24
2.9.2 Tabel
Tabel 2.9
Struktur Organisasi Pemda Kabupaten Sijunjung
No Unit Kerja
1 2
1 SEKRETARIAT DAERAH
2 SEKRETARIAT DPRD
3 SEKRETARIAT KPU
4 DINAS PENDIDIKAN
5 DINAS KESEHATAN
6 DINAS PEKERJAAN UMUM
7 DINAS TANAMAN PANGAN DAN PERKEBUNAN
8 DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN
9 DINAS KEHUTANAN
10 DINAS KOPERASI, PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN
11 DINAS SOSIAL, TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI
12 DINAS PERTAMBANGAN DAN ENERGI
13 DINAS PARSENIBUDPORA
14 DINAS PERHUBUNGAN, INFORMASI DAN KOMUNIKASI
15 DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL
16 DINAS PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH
17 BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
18 BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
19 INSPEKTORAT DAERAH
20 BADAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN PEMERINTAHAN
NAGARI
21 BADAN PELAKSANA PENYULUH PERTANIAN, PERIKANAN,
KEHUTANAN DAN KETAHANAN PANGAN
22 BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH
23 KANTOR KESBANG, LINMAS DAN POLITIK
BUKU PUTIH SIJUNJUNG
25
24 KANTOR SATUAN POLISI PAMONG PRAJA
25 KANTOR PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN KB
26 KANTOR PERPUSTAKAAN, KEARSIPAN DAN DOKUMENTASI
27 KANTOR LINGKUNGAN HIDUP, PENANAMAN MODAL DAN PT
28 KECAMATAN KUPITAN
29 KECAMATAN IV NAGARI
30 KECAMATAN SUMPUR KUDUS
31 KECAMATAN KOTO VII
32 KECAMATAN SIJUNJUNG
33 KECAMATAN LUBUK TAROK
34 KECAMATAN TANJUNG GADANG
35 KECAMATAN KAMANG BARU
Jumlh /Total = 35 SKPD
Sumber : BKD Kabupaten Sijunjung
2.10 Tinjauan Tata Ruang Kabupaten dan Kebijakan RTRW
2.10.1 Jabaran
Tujuan penataan ruang wilayah kabupaten merupakan arahan perwujudan
ruang wilayah kabupaten yang ingin dicapai pada masa yang akan
datang. Tujuan penataan ruang wilayah kabupaten memiliki fungsi :
- sebagai dasar untuk menformulasikan kebijakan dan strategi
penataan ruang wilayah kabupaten;
- memberikan arah bagi penyusunan indikasi program utama dalam
RTRW Kabupaten;
- sebagai dasar dalam penetapan arahan pengendalian pemanfaatan
ruang wilayah kabupaten.
Tujuan penataan ruang wilayah kabupaten dirumuskan berdasarkan :
a. visi dan misi pembangunan wilayah kabupaten;
b. karakteristik wilayah kabupaten;
c. isu strategis; dan
d. kondisi objektif yang diinginkan.
BUKU PUTIH SIJUNJUNG
26
Tujuan penataan ruang wilayah kabupaten dirumuskan dengan kriteria:
- tidak bertentangan dengan tujuan penataan ruang wilayah provinsi
dan nasional;
- jelas dan dapat tercapai sesuai jangka waktu perencanaan; dan
- tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan.
Tujuan Umum Penataan Ruang; sesuai dengan amanah UU Penataan
Ruang No. 26 Tahun 2007 tujuan penataan ruang adalah :
- Aman; masyarakat dapat menjalankan aktivitas kehidupannya
dengan terlindungi dari berbagai ancaman
- Nyaman; memberi kesempatan yang luas bagi masyarakat untuk
mengartikulasikan nilai-nilai sosial budaya dan fungsinya sebagai
manusia dalam suasana yang tenang dan damai
- Produktif; proses produksi dan distribusi berjalan secara efisien
sehingga mampu memberikan nilai tambah ekonomi untuk
kesejahteraan masyarakat sekaligus meningkatkan daya saing.
- Berkelanjutan; kualitas lingkungan fisik dapat dipertahankan
bahkan dapat ditingkatkan, tidak hanya untuk kepentingan generasi
saat ini, namun juga generasi yang akan datang.
Visi dan Misi Pembangunan; Visi Kabupaten Sijunjung adalah
“Terwujudnya Masyarakat Kabupaten Sijunjung yang Madani”.
Masyarakat madani diartikan sebagai masyarakat yang bertakwa,
sejahtera, mandiri, cinta tanah air, menjunjung tinggi supremasi hukum
dan hak azasi manusia, sadar lingkungan, menguasai ilmu pengetahuan
dan teknologi. Dalam mewujudkan visi pembangunan daerah ditempuh
melalui 8 (delapan) misi pembangunan daerah sebagai berikut:
1. Mewujudkan masyarakat Sijunjung yang sejahtera, berkualitas,
berakhlak mulia dan religius adalah meningkatkan kualitas
kehidupan dan kesejahteraan masyarakat; pemantapan kehidupan
beragama untuk membentuk manusia yang bertakwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa sekaligus menguasai ilmu pengetahuan dan
BUKU PUTIH SIJUNJUNG
27
teknologi, memelihara kerukunan antar warga ditengah keberagaman
(suku, budaya, maupun agama), serta tetap menjaga nilai-nilai adat,
budaya, dan kearifan lokal sesuai dengan falsafah Adat Basandi
Syarak, Syarak Basandi Kitabullah.
2. Mewujudkan masyarakat Sijunjung yang sehat, cerdas, kreatif,
produktif dan inovatif adalah mengedepankan pembangunan
sumber daya manusia yang berkualitas, berdaya saing dan menguasai
ilmu pengetahuan dan teknologi melalui peningkatan kualitas
pendidikan dan kesehatan; penumbuhan dan pengembangan daya
kreatif dan inovasi produktif yang berkelanjutan.
3. Mewujudkan perekonomian Sijunjung yang lebih tangguh,
merata dan berkeadilan, stabil dan berkelanjutan berbasis
agribisnis dan agroindustri adalah memperkuat ketahanan
ekonomi daerah berbasis keunggulan potensi riil daerah dengan
membangun sektor pertanian dan industri pengolahan hasil pertanian
yang tangguh berbasis ilmu pengetahuan dan teknologi;
mengedepankan penurunan kesenjangan ekonomi antarwilayah,
antarsektor, antarpelaku, dan antargolongan pendapatan;
memantapkan kelembagaan yang menjamin ketahanan, kemandirian
dan keberlanjutan pembangunan ekonomi daerah; dan membangun
infrastruktur yang maju menjangkau setiap wilayah pembangunan
ekonomi.
4. Mewujudkan pembangunan Sijunjung yang berwawasan
lingkungan dan lestari adalah mengelola sumber daya alam dan
lingkungan dengan tetap menjaga kelestarian fungsi dan
keseimbangan ekosistem sesuai dengan daya dukung dan daya
tampungnya bagi kenyamanan sistem kehidupan masa kini dan
mendatang; memanfaatkan sumber daya alam secara
berkesinambungan berbasis ilmu pengetahuan dan teknologi yang
ramah lingkungan; meningkatkan pengelolaan sumber daya alam
dan lingkungan hidup untuk mendukung perbaikan kualitas dan
keberlanjutan kehidupan.
BUKU PUTIH SIJUNJUNG
28
5. Mewujudkan kehidupan masyarakat Sijunjung yang demokratis
dan menjunjung tinggi hukum adalah memperkuat peran serta
masyarakat dalam pembangunan, memantapkan kehidupan
demokrasi, menjamin kebebasan berpendapat dan
mengkomunikasikan kepentingan masyarakat, meningkatkan budaya
taat hukum, menegakkan hukum secara adil, konsekwen, dan tidak
diskriminatif.
6. Mewujudkan sinergi harmonis dunia usaha, masyarakat dan
pemerintah menuju Sijunjung yang madani adalah memantapkan
kerjasama yang efektif dan saling mendukung antara dunia usaha,
masyarakat dan pemerintah; mendorong keterlibatan aktif dunia
usaha dan masyarakat dalam mencapai kemajuan dan kemandirian.
7. Mewujudkan pembangunan yang adil, merata dan antisipatif
terhadap perkembangan perekonomian global adalah mengurangi
kesenjangan sosial secara menyeluruh melalui peningkatan
pembangunan pada daerah tertinggal, menanggulangi kemiskinan
dan pengangguran, memberikan kemudahan kepada masyarakat
miskin untuk mendapatkan layanan publik, dan mengembangkan
daerah perbatasan yang potensial.
8. Mewujudkan pembangunan sarana dan prasarana yang memadai
adalah menyelenggarakan perumahan yang sehat dan layak huni;
meningkatkan ketersediaan sumber daya air bagi kebutuhan rumah
tangga dan pertanian; membangun dan memperkuat jaringan sarana
dan prasarana perhubungan yang andal dan terintegrasi satu sama
lainnya terutama pada daerah terpencil dan terisolir; pemenuhan
kebutuhan energi listrik bagi masyarakat secara efisien dan merata;
memperluas jaringan informasi dan telekomunikasi. Misi
pembangunan yang tertuang pada RPJPD Kabupaten Sijunjung yang
dapat dijadikan dasar penataan ruang adalah :
1. Pengembangan ekonomi wilayah melalui;
a. Pembangunan keunggulan perwilayahan komoditas
pertanian, melalui pengembangan kawasan usaha agro
terpadu
BUKU PUTIH SIJUNJUNG
29
b. Revitalisasi pertanian, perikanan, dan kehutanan, serta
program ketahanan pangan.
c. Pengembangan komoditas unggulan daerah melalui
pengembangan karet, sawit, manggis dan kakao.
d. Pengembangan potensi sumberdaya alam sebagai objek–
objek wisata dalam satu kesatuan sistem pengelolaan yang
terpadu.
e. Peningkatan pengelolaan dan pengembangan, serta
pembinaan dan pengawasan bidang pertambangan dan energi.
f. Pengembangan energi panas bumi/matahari sebagai
pembangkit listrik energi alternatif.
g. Pengembangan industri kerajinan dan produk unggulan
daerah, untuk membangun daya saing daerah melalui
pendekatan kompetensi inti daerah.
2. Pengembangan sistem mitigasi bencana alam melalui :
a. Peningkatan pengelolaan penanggulangan bencana alam.
b. Pemetaan kawasan rawan bencana alam secara detil di
seluruh wilayah Kabupaten Sijunjung.
c. Penyusunan sistem penanganan bencana alam secara terpadu.
d. Penambahan materi kurikulum sekolah
mengenai pengenalan dan penanggulangan bencana alam,
sebagai muatan lokal.
e. Pemantapan satuan koordinasi pelaksana penanggulangan
bencana alam.
3. Peningkatan kualitas penataan ruang & pembangunan
infrastruktur wilayah melalui :
a. Peningkatan kualitas dan kuantitas perencanaan bidang
penataan ruang serta sistem pengendalian penataan ruang.
b. Pembangunan dan peningkatan prasarana dan sarana
pelayanan kesehatan dan pendidikan yang murah dan
berkualitas
c. Pengembangan kualitas dan kuantitas prasarana wilayah yang
bidang bina marga, cipta karya dan pengairan
BUKU PUTIH SIJUNJUNG
30
d. Perencanaan dan pengembangan ibukota kabupaten untuk
menunjang peningkatan kenyamanan layanan kepada
masyarakat.
4. Penggalangan kerjasama pembangunan melalui :
a. Mewujudkan jalinan kemitraan pembangunan tripartid antar
pemerintah – akademisi – pebisnis (akademisi –businessman
–government / ABG) dalam rangka mengembangkan
perekonomian dan pertumbuhan wilayah.
b. Mengembangkan kerjasama (aliansi) dengan berbagai pihak,
seperti lembaga keuangan, lembaga penelitian dan
pengembangan, termasuk dengan pemerintah kabupaten
perbatasan, Pemerintah Provinsi Sumatera Barat, dan
Pemerintah Pusat.
5. Pemantapan profesionalisme aparatur pemerintah Kabupaten
Sijunjung, pemantapan fungsi kelembagaan daerah,
pemberdayaan lembaga adat, serta peningkatan keamanan,
kedamaian, dan penegakan hukum.
Kebijakan penataan ruang wilayah kabupaten merupakan arah tindakan
yang harus ditetapkan untuk mencapai tujuan penataan ruang wilayah
kabupaten. Kebijakan penataan ruang wilayah kabupaten berfungsi
sebagai:
1. sebagai dasar untuk memformulasikan strategi penataan ruang
wilayah kabupaten;
2. sebagai dasar untuk merumuskan struktur dan pola ruang wilayah
kabupaten;
3. memberikan arah bagi penyusunan indikasi program utama dalam
RTRW kabupaten;
4. sebagai dasar dalam penetapan arahan pengendalian pemanfaatan
ruang wilayah kabupaten.
Strategi penataan ruang wilayah kabupaten merupakan penjabaran
kebijakan penataan ruang wilayah kabupaten ke dalam langkah-langkah
operasional untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Strategi penataan ruang wilayah kabupaten berfungsi :
BUKU PUTIH SIJUNJUNG
31
1. Sebagai dasar untuk penyusunan rencana struktur ruang, rencana pola
ruang, dan penetapan kawasan strategis kabupaten;
2. Memberikan arah bagi penyusunan indikasi program utama dalam
RTRW kabupaten; dan
3. Sebagai dasar dalam penetapan arahan pengendalian pemanfaatan
ruang wilayah kabupaten.
Strategi penataan ruang wilayah kabupaten dirumuskan berdasarkan :
1. Kebijakan penataan ruang wilayah kabupaten;
2. Kapasitas sumber daya wilayah kabupaten dalam melaksanakan
kebijakan penataan ruangnya; dan
3. Ketentuan peraturan perundang-undangan.
Strategi penataan ruang wilayah kabupaten dirumuskan dengan kriteria:
1. Memiliki kaitan logis dengan kebijakan penataan ruang;
2. Tidak bertentangan dengan tujuan, kebijakan, dan strategi penataan
ruang wilayah nasional, dan provinsi;
3. Jelas, realistis, dan dapat diimplementasikan dalam jangka waktu
perencanaan pada wilayah kabupaten bersangkutan secara efisien dan
efektif;
4. Harus dapat dijabarkan secara spasial dalam rencana struktur dan
rencana pola ruang wilayah kabupaten; dan
5. Tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan.
Secara garis besar rencana sistem perkotaan wilayah Kabupaten Sijunjung
dirumuskan berdasarkan beberapa pertimbangan yaitu:
1. Tujuan dasar penataan ruang adalah agar tercipta sistem ruang yang
aman, nyaman, produktif dan berkelanjutan. Bila dijabarkan lebih
lanjut pengertian produktif dan bekerlanjutan dalam konteks struktur
ruang dimaknai sebagai suatu sistem dan hubungan fungsional antar
pusat perkotaan yang efektif, efisien, mendorong peningkatan potensi
masing-masing pusat (kawasan) secara berkelanjutan dengan tetap
menjaga keseimbangan alam.
2. Kondisi objektif hirarki pusat-pusat permukiman eksisting Kabupaten
Sijunjung tahun 2009, kebijakan penataan ruang nasional dan provinsi
BUKU PUTIH SIJUNJUNG
32
yang menempatkan Kota Muaro Sijunjung sebagai PKL. Hirarki pusat-
pusat pertumbuhan saat ini adalah sebagai berikut :
a. Tanjung Ampalu
b. Kamang
c. Sijunjung
d. Lubuk Tarok
e. Palangki
f. Kumanis
g. Padang Sibusuk
h. Sumpur Kudus
i. Tanjung Bonai Aur
j. Aie Amo
k. Sungai Lansek
l. Sungai Tambang
m. Muaro Bodi
n. Koto Tanjung
o. Koto Padang Laweh
p. Pamuatan
q. Pulasan
r. Buluh Kasok
3. Salah satu peranan rencana penataan ruang adalah untuk menciptakan
keseimbangan pembangunan antar wilayah (kecamatan) dan sekaligus
mengantisipasi pertumbuhan pembangunan yang terkonsentrasi pada
pusat kota (ibukota kabupaten) atau pada kawasan tertentu saja. Hal ini
juga berkenaan dengan penciptaan sistem pusat-pusat kota yang
berjenjang sehingga terbangun suatu system perkotaan yang efektif dan
efisien. Oleh karena itu, terdapat pusat-pusat permukiman yang perlu
didorong pertumbuhannya dan ada pula yang hanya cukup dikendalikan
sesuai potensinya, bahkan mungkin dibatasi. Untuk sistem pusat
perkotaan Kabupaten Sijunjung, pusat-pusat yang perlu didorong
ataupun dikendalikan pertumbuhannya adalah :
a. Tanah Badantuang; adalah daerah hinterland Kota Muaro Sijunjung
yang berada pada pinggiran jalan Lintas Tengah Sumatera.
BUKU PUTIH SIJUNJUNG
33
Dibangunnya sebuah RSUD Sijunjung pada saat ini diyakini akan
mengalami pertumbuhan yang cukup pesat namun kawasan
perkotaan wiliayah kecamatan ini adalah Sijunjung dan Muaro
Sijunjung. Secara keruangan Tanah Badantuang sudah menjadi satu
kesatuan kawasan perkotaan dengan Muaro Sijunjung, oleh karena
itu dalam rencana pusat-pusat permukiman Tanah Badantuang
tidak perlu dimunculkan sebagai pusat pelayanan tersendiri namun
perkembangannya perlu didorong dan diarahkan dengan baik.
b. Kandang Baru; dalam sistem pusat-pusat perkotaan eksisting
wilayah ini berada pada hirarki yang rendah, namun mengingat
letaknya yang sentris dan strategis, maka untuk menciptakan
tingkat pelayanan yang optimal wilayah yang terletak antara Muaro
ke Kandang Baru diarahkan sebagai kawasan perkantoran dan
perumahan/pemukiman penduduk.
c. Palangki dan Muaro Bodi: merupakan dua daerah pertumbuhan
ekonomi yang cukup baik. Dua daerah ini merupakan hinterland
Kota Muaro Sijunjung yang perlu ditata perkembangannya agar
mampu menjadi pendukung bagi perkembangan Kota Muaro
Sijunjung. Pada kedua wilayah ini dapat dikembangkan pusat-pusat
perdagangan berupa pasar lokal/modern, rumah toko, dan lainnya.
d. Sungai Tambang: daerah ini bukanlah merupakan ibukota
kecamatan namun mengalami perkembangan dan pertumbuhan
kota yang cepat. Letaknya yang strategis dan perkembangan
ekonomi masyarakat yang cukup baik disekitarnya menyebabkan
orang dari daerah lain mulai tertarik untuk datang berusaha dan
menetap di daerah tersebut. Untuk itu diperlukan antisipasi dalam
perencanaan penataan ruangnya secara lebih rinci/detil agar kota ini
berkembang secara terarah dan teratur.
4. Untuk mendukung kebijakan dan komitmen Pemerintah Kabupaten
Sijunjung sebagai kabupaten yang menghasilkan gas karbon, maka
perkembangannnya dikendalikan sedemikian rupa sehingga mampu
mendukung fungsi dan kelestarian hutan lindung dan suaka alam
wisata.
BUKU PUTIH SIJUNJUNG
34
5. Pembangunan jaringan jalan juga dibatasi sedemikian rupa tanpa
mengurangi aksesibilitas antar pusat-pusat permukiman demi menjaga
kualitas dan kelestarian hutan lindung dan hutan suaka alam wisata.
6. Untuk mendukung kegiatan pariwisata, mitigasi bencana, mobilisasi
hasil produksi pertanian, perkebunan dan kehutanan serta komoditas
unggulan lainnya perlu dilakukan percepatan pembangunan prasarana
pasar agropolitan.
2.10.2 Tabel TABEL 2.10
KRITERIA FUNGSI KOTA KABUPATEN
NO FUNGSI KOTA KRETERIA
1.
Pusat Kegiatan Lokal (PKL)
Berfungsi atau berpotensi sebagai pusat kegiatan industri dan jasa
yang melayani skala kabupaten/kota atau beberapa
kecamatan;dan/atau
Kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai simpul
transportasi yang melayani skala kabupaten/kota atau beberapa
kecamatan
Diusulkan oleh pemerintah kabupaten/kota
2.
Pusat Kegiatan Wilayah Promosi
(PKLp)
Kawasan perkotaan yang berpotensi sebagai simpul Pusat Kegiatan
Lokal Promosi (PKLpKawasan perkotaan yang sebagai pusat kegiatan
industri dan jasa yang melayani skala propinsi atau beberapa
kabupaten/ kota
Kawasan perkotaan yang berpotensi sebagai simpul transportasi yang
melayani skala propinsi atau beberapa kabupaten/kota
Dipromosikan oleh pemerintah propinsi
3. Pusat Pelayanan Kawasan (PPK)
Berfungsi atau berpotensi sebagai pusat kegiatan industri dan jasa
yang melayani skala kecamatan atau beberapa desa;dan/atau
Kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai simpul
transportasi yang melayani skala kecamatan atau beberapa
desa;dan/atau
Diusulkan oleh pemerintah kabupaten/kota
4. Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL)
Berfungsi atau berpotensi sebagai pusat kegiatan industri dan jasa
yang melayani skala nagari atau untuk beberapa nagari ; dan/atau
Diusulkan oleh pemerintah kecamatan
Sumber : PP 26 Tahun 2008 dan Hasil Analisa Tahun 2010
BUKU PUTIH SIJUNJUNG
35
TABEL 2.11
RENCANA SISTEM PERKOTAAN TAHUN 2031
PKL PKLp PPK PPL
Muaro Sijunjung Tanjung Ampalu
Sungai Tambang
Sijunjung
Lubuk Tarok
Tanjung Gadang
Padang Sibusuk
Kumanis
Palangki
Kamang
Pematang Panjang
Aie Angek
Aie Amo
Sungai Lansek
Muaro Bodi
Sumpur Kudus
Tanjung Bonai Aur
Koto Tanjung
Koto Padang Laweh
Buluh Kasok
Pulasan
Pamuatan
Sumber : Hasil Analisa, 2010.
Keterangan :
PKL : Ditetapkan atas usulan sesuai potensi dan arah kebijakan Provinsi Sumatera Barat.
PKLp, PPK dan PPL: Ditetapkan atas usulan sesuai potensi dan arah Kebijakan Kabupaten Sijunjung
TABEL 2.12
RENCANA PENGEMBANGAN SISTIM TERMINAL
NO TIPE LOKASI TERMINAL ARAHAN
1 A Kiliran Jao (Kamang Baru) Optimalisasi
2 B Tanah Badantuang /Muaro Sijunjung Pembangunan
3 C Tanjung Ampalu (Kec.Koto VII) Pembangunan
Tanjung Gadang (Kec.Tanjung Gadang) Pembangunan
Padang Sibusuk (Kec.Kupitan) P embangunan
Kumanis(Kec. Sumpur Kudus) Pembangunan
Lubuk Tarok Pembangunan
Sumber : Dinas Perhubungan Kabupaten Sijunjung, dan Hasil Rencana 2010
BUKU PUTIH SIJUNJUNG
36
Tabel 2.13
SUMBER AIR DAN DEBIT AIR DI KABUPATEN SIJUNJUNG
NO NAGARI JORONG
SUMBER
JENIS NAMA DEBIT (1/DT)
1 Sungai Betung Koto S. Betung Air Permukaan Hulu Mudiak Batu 2
Pasar S.Betung Air Permukaan Tunggang 2
2 Kunpar Kunangan Air Permukaan Sungai Kalompaian 5
3 Sungai Lansek
Lubuk Tarantang Air Permukaan Batang Sai 10
Dusun Tinggi II Air Permukaan Batang Sangsong 40
Talang/Sungai A Air Permukaan Mudiak Karangan 25
4 Aie Amo
Maloro Air Permukaan Batang Sipisang 25
Banjar Tengah Air Permukaan Batang Tampuih 30
Lubuk Kapiek Air Permukaan Batang Takudo 10
Aie Amo I Air Permukaan Batang Pisang 2
Tanjung Kaliang Air Permukaan Mudiak Tumpang 40
5 Muaro Takung
Kiliran Jao Air Permukaan Batang pauh 3
Koto Lamo Air Permukaan Bayan 20
Dusun Tinggi Air Permukaan Mundam 4
6 Taratak baru
Lubuak Cupak Air Permukaan Sungai Dingin 5
Ranah Palam Air Permukaan Batang Malun 10
7 Langki Liambang Air Permukaan Sungai Sariak 4
8 Timbulun Koto Sinyamu Air Permukaan Batang Sureh Laweh 10
Tandikek Air Permukaan Batang Lurah Amparun 10
9 Tanjung Lolo Bukik Sabalah Air Permukaan Batang Lansek 3
Koto Tanjung Lolo Air Permukaan Mudiak Dareh 3
10 Pulasan
Ambacang Air Permukaan Sungai Kancai 3
Koto Pulasan Air Permukaan Sungai dingin 2
Sungai Kandi Air Permukaan Sungai Kandi 3
Pasa Pulasan Air Permukaan Batang Kati 10
Padang Laweh Air Permukaan Batang Dikek 5
11 Sibakur
Bancah Air Permukaan Batang Talu 3
Koto Sibakua Air Permukaan Sungai Durian 3
Lubuk Tolang Air Permukaan Mudiak Baliak 3
12 Tanjung Gadang
Kayu Gadih Air Permukaan Bukik Talang Andeh 3
Pandam Air Permukaan Mudiak Cupak 3
Sungai Napa Air Permukaan Sungai Kalambai 10
Mudiak Malieh Air Permukaan Mudiak Nilam 3
13 Lalan
Batang Lalan Air Permukaan Bukit Ambacang 2
Batu Ajuang Air Permukaan Pincuran Loso 2
Sikaladi Air Permukaan Karomie 5
14 Lubuk Tarok
Andopan Air Permukaan Tunggu Buto 3
Latang Air Permukaan Sepundung 4
Tigo Korong Air Permukaan Batang Posan 2
Silalak Kulik Air Permukaan Batang Karimo 150
15 Buluh Kasok
Koto Buluh Air Permukaan Kapau 4
Silongo Air Permukaan Mudiak Mulu 2
Taratak Air Permukaan Pinsuran dagang 5
Taratak Air Permukaan Sungai Nojo 2
BUKU PUTIH SIJUNJUNG
37
16 Palangki Tanhung Udani Air Permukaan Batang Malutu 3
17 Koto Tuo Rantau Jambu Air Permukaan batang Palangki 10
18 Koto Baru Simpang Ampek Air Permukaan Susuan 5
Pasar Koto Baru Air Permukaan Batang Suo 5
19 Mundam sakti Ranah Pasa Air Permukaan Sungai Joniah 5
Kampung Pinang Air Permukaan Batang Karomia 10
20 Padang Sibusuk Kepalo Koto Air Permukaan Batang Lasi 10
21 Kampung Baru Dusun Air Permukaan Singgolang 3
22 Batu Manjulur Barat Air Permukaan Batang Sitonam 10
Timur Air Permukaan Batang Sitonam 10
23 Limo Koto Bukit Bual Air Permukaan Sungai Pandan 5
24 Guguk Buluh Rotan Air Permukaan Titian Tareh 3
25 Unggan
taratak Aro Air Permukaan Bawah Bangau 5
Koto Unggan Air Permukaan Muaro Baling 5
Unggan Bukit Air Permukaan Sei Bungo 10
taratak Aro Air Permukaan Lurah Nan Panjang 5
26 Silantai
Sepakat Air Permukaan Sei Kalumpang 10
Ujuang Koto Air Permukaan Batang Kinkin 10
Koto ateh Air Permukaan Batang Saik 10
27 Sumpur Kudus
Pintu Rayo
Air Permukaan Batang Suami 15
Mata Air Lurah Kapeh 5
Air Permukaan Batang Karongan 15
Taratak Ujung Luhak Air Permukaan Batang Suami 15
Taratak tangah Air Permukaan Mudiak Daliah 10
Taratak Calau Air Permukaan Mudiak Manaih 10
Taratak Uncang Labuah Air Permukaan Batang Baru 10
Kampung Baru Air Permukaan Sungai Tolang 5
Tombang Mata Air Bukik Kijang 10
Mata Air Simonduang 10
28 Tanjung Bonai Aur Koto Tinggi Air Permukaan Batang Poliki 15
Benai Air Permukaan Batang Songki 10
29 Kumanis
Kumanis Mata Air Mudiak Parik 8
Tanjung Alam Mata Air Batang Kubang 10
Tanjung Raya Mata Air Bulakan 10
30 Manganti
Tapi Balai Air Permukaan Batang Manganti 10
Balai Lamo Air Permukaan Sungai Piplu 10
Taruko Air Permukaan Batang Bateh 15
31 Tamparungo
Sitongek Air Permukaan Mudiak Murai 5
Pangkahan Air Permukaan Batang Pangkahan 10
Simaru Air Permukaan Batu Peti 10
32 Sisawah
Simawik Air Permukaan Batang Pisang Kolek 10
Rumbai Air Permukaan Sungai Sikam 12
Koto Sisawah Air Permukaan Batang Mintato 10
Koto Baru Air Permukaan Sungai Silasi 10
33 Durian Gadang
Koto Mudiak Air Permukaan Batang Tango 2
Koto Ilie Air Permukaan Batang Tango 2
Pinang Air Permukaan Sungai Singgam 3
Tanggalo Air Permukaan Batang Duran 10
Air Permukaan Sungai Suyia 10
BUKU PUTIH SIJUNJUNG
38
Silukah Air Permukaan Batang Luka 3
34 Silokek Sangkiamo Air Permukaan Sungai Sangkiamo 10
Tanjung Medan Air Permukaan Batang Taye 3
35 Muaro Subarang Sukam Air Permukaan pincuran Tujuah 3
36 Sijunjung Batang Ranah Air Permukaan Sungai Tolang 5
Pudak Air Permukaan Batang Langgo 3
37 Kandang Baru Sungai abu Air Permukaan Sungai Gunung 15
38 Paru Paru Air Permukaan Batang Mangan 15
Bukik Buar Air Permukaan Sungai Bodi 8
39 Solok Ambah
Koto Ranah Air Permukaan Kariang-Kariang 5
Koto Mudiak Air Permukaan Mudiak Pincuran 1.5
Bukik Tujuah Takuang Air Permukaan Lubuak Lundak 10
40 Aie Angek Padang Doto Air Permukaan Sido Kociek 1.5
Aie Angek Air Permukaan Batang Ampak 20
Sumber: Dinas Pekerjaan Umum Kabuapten Sijunjung
BUKU PUTIH SIJUNJUNG
39
Gambar 2.6 Peta Rencana Sistem Perkotaan
BUKU PUTIH SIJUNJUNG
40
Gambar 2.7 Peta Rencana Sistem Prasarana Lingkungan
BUKU PUTIH SIJUNJUNG
41
Gambar 2.8 Peta Rencana Sistem Prasarana Lingkungan