Post on 30-Aug-2021
7
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Penelitian Terdahulu
(ARIFIN, 2017) yang berjudul “Pengaruh Jumlah Kredit Yang
Diambil Terhadap Peningkatan Omzet Penjualan Pedagang Kecil Di Ksp
Putra Waringin Anom Indah Kecamatan Asembagus Kabupaten Situbondo
Tahun 2016” tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk
mengetahui adanya pengaruh yang signifikan dari jumlah kredit yang
diambil terhadap omzet penjualan pedagang kecil Kecamatan Asembagus
Kabupaten Situbondo tahun 2016. hasil dalam penelitian ini menunjukkan
bahwa ada pengaruh yang signifikan dari jumlah kredit yang diambil
terhadap omzet penjualan pedagang kecil di Kecamatan Asembagus
Kabupaten Situbondo tahun 2016. Dibuktikan oleh perhitungan efektifitas
garis regresi, yang menunjukkan bahwa Besarnya persentase pengaruh
jumlah kredit yang diambil terhadap omzet penjualan pedagang kecil
Kecamatan Asembagus Kabupaten Situbondo Tahun 2016 adalah sebesar
71,65%.
(Herlinawati & Arumanix, 2017) yang berjudul “ANALISIS
PENDAPATAN UMKM SEBELUM DAN SESUDAH MENERIMA
KREDIT TUNAS USAHA RAKYAT” Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui dan menganalisis data yang berkaitan dengan pemberian kredit
Tunas Usaha Rakyat (TUR) dari Bank BTPN Syariah di Kecamatan
Ciwidey Kabupaten Bandung. Hasil dalam penelitian ini menyatakan
8
terdapat perbedaan yang signifikan antara pendapatan pelaku usaha mikro
sebelum dan sesudah menerima kredit, kredit bagi usaha mikro memberikan
dampak positif terhadap peningkatan pendapatan UMKM sebagai salah satu
motor penggerak ekonomi, sehingga memerlukan perhatian khusus agar
dapat tumbuh dan berkembang diantara pelaku ekonomi lainnya.
(Putra & Saskara, 2013) yang berjudul “Efektivitas Dan Dampak
Program Bantuan Kredit Usaha Rakyat (Kur) Terhadap Pendapatan Dan
Kesempatan Kerja Usaha Mikro Kecil Dan Menengah Di Kota Denpasar”
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat Efektivitas KUR
terhadap Pendapatan dan Kesempatan Kerja UMKM di Kota Denpasar dan,
untuk mengetahui Dampak KUR terhadap Peningkatan Pendapatan dan
Kesempatan Kerja UMKM di Kota Denpasar. Hasil dalam penelitian ini
menunjukan hasil bahwa penggunaan program bantuan Kredit Usaha
Rakyat pada UMKM dirasakan cukup efektif dan berpengaruh positif
terhadap peningkatan pendapatan dan kesempatan kerja.
(Rizkia, 2018) yang berjudul “Analisis Perkembangan Usaha Mikro
Kecil Dan Menengah (Umkm) Sebelum Dan Sesudah Memperoleh
Pembiayaan Dari Bank Umum Syariah” Penelitian ini bertujuan untuk
melihat perbedaan keadaan UMKM sebelum dan sesudah memperoleh
pembiayaan dari bank syariah yang dilihat dari indikator modal usaha dan
omzet penjualan. Objek penelitian ini yaitu pelaku UMKM di sekitar pasar
Tebet Barat yang memperoleh pembiayaan dari bank syariah sebanyak 12
usaha. Hasil dalam penelitian ini menyatakan bahwa pembiayaan dikatakan
9
efektif untuk meningkatkan variabel modal usaha dan omzet penjualan,
variabel indikator modal usaha dan omzet penjualan usaha sebelum dan
sesudah memperoleh pembiayaan dari bank syariah terdapat perbedaan
yang signifikan.
(Huang & Rivard, 2019) yang berjudul “CANADA SMALL
BUSINESS FINANCING PROGRAM: ECONOMIC IMPACT
ANALYSIS” menyatakan bahwa program pembiayaan memberikan
pengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi usaha kecil dan menengah.
Secara khusus, pinjaman meningkatkan pertumbuhan pendapatan, laba, dan
lapangan kerja.
(Aulianida et al., 2019) yang berjudul “PENGARUH
PEMBIAYAAN TERHADAP PENDAPATAN USAHA MIKRO KECIL
MENENGAH (UMKM).” Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
Pengaruh Pembiayaan terhadap Pendapatan Usaha Mikro Kecil Mikro Kecil
Menengah (UMKM) dan untuk mengetahui Bagaimana Pandangan
Ekonomi Islam terhadap Pembiayaan Usaha Mikro Kecil Menengah
(UMKM). Hasil dalam penelitian ini menyatakan yaitu menunjukan bahwa
pembiyaan tidak berpengaruh signifikan terhadap pendapatan Usaha Mikro
Kecil Menengah (UMKM). Pandangan ekonomi islam terhadap
pembiayaan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) dengan
membolehkannya rahn yakni bersumber pada Al-quran dan Hadist.
(Inayah et al., 2014) yang berjudul “Pengaruh Kredit Modal Kerja
Terhadap Pendapatan Bersih Usaha Kecil dan Menengah (UKM) Sektor
10
Formal” Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) rata-rata jumlah
kredit modal kerja yang diterima oleh pelaku usaha kecil dan menengah, (2)
jenis usaha pelaku usaha kecil dan menengah penerima kredit modal kerja,
(3) rata-rata pendapatan bersih pelaku usaha kecil dan menengah, dan (4)
pengaruh dari kredit modal kerja terhadap pendapatan bersih usaha kecil
dan menengah dan besar pengaruhnya. Penelitian ini menggunakan desain
penelitian kausal. Hasil dalam penelitian ini menunjukan (1) rata-rata
jumlah kredit modal kerja yang diterima oleh pelaku usaha kecil sebesar Rp
48.457.447,00, dan menengah sebesar Rp 171.666.667,00, (2) jenis usaha
pelaku usaha kecil adalah jasa ritel dan hiburan; dan menengah adalah jasa
ritel, (3) rata-rata pendapatan bersih bagi pelaku usaha kecil sebesar Rp
45.328.802,00 dan menengah sebesar Rp 163.399.599,00 per bulan untuk
tahun 2012, dan (4) kredit modal kerja berpengaruh positif dan signifikan
terhadap pendapatan bersih dan besar pengaruhnya sebesar 82,4%.
(Khoirun Nisak, 2013) yang berjudul “Pengaruh Pinjaman Modal
Terhadap Pendapatan Usaha Mikro Kecil Dan Menengah Di Kota
Mojokerto” Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi Pengaruh
Pinjaman Modal Terhadap Pendapatan UMKM Di Kota Mojokerto.
Penelitian ini menggunakan data primer untuk mengetahui sebarapa besar
pinjaman modal dan pendapatan sebelum dan sesudah menggunakan
pinjaman modal. Sedangkan data sekunder digunkan untuk memperjelas
pelaksanaan program pinjman modal. Dengan mengunakan analisis regresi
sederhana, hasil penelitian mennjukan bahwa pengaruh pinjaman modal
11
terhadap pendapatan pengusaha UMKM yang mendapatkan pinjaman
sangat signifikan. Hal ini dapat dibuktikan dari hasil analisis bahwa
pengaruh pinjaman modal terhadap pendapatan UMKM mencapai thitung
sebesar 82,1%.
B. Teori dan Tinjauan Pustaka
1. Kredit
Kredit adalah suatu pemberian pinjaman beruapa uang atau barang
dari satu pihak ke pihak lain yang akan dikembalikan lagi pada waktu
tertentu sesuai perjanjian dengan kriteria pinajman, berupa bunga. Dengan
kata lain, uang atau barang yang diterima sekarang akan dikembalikan pada
masa yang akan datang. Adapun pihak-pihak yang terkait dalam kredit ada
dua macam, yaitu pihak pemberi kredit (kreditur) dan pihak penerima
kredit (debitur).(Lyming Huang, n.d.)
Adapun Menurut Hasibuan (2011:87) kredit adalah semua jenis
pinjaman yang harus dibayar kembali bersama bunganya oleh peminjam
sesuai perjanjian yang telah disepakati.(ARIFIN, 2017)
Menurut Antonio, Pembiayaan berasal dari kata credera yang artinya
kepercayaan. Pembiayaan merupakan pemberian fasilitas penyediaan dana
untuk memenuhi kebutuhan pihak‐pihak yang merupakan deficit unit
(pihak yang membutuhkan dana)
Menurut jopie jusuf (2014) Pengertian Kredit adalah kemampuan
untuk melaksanakan suatu pembelian atau mengadakan suatu pinjaman
dengan suatu janji, pembayaran akan dilaksanakan pada jangka waktu yang
12
telah disepakati. Adapun pengertian kredit yang lain adalah penyediaan
uang/tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu berdasarkan
persetujuan/kesepakatan pinjam meminjam antara pihak bank dengan
pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melaksanakan dengan
jumlah bunga sebagai imbalan. Dalam praktek sehari-hari pinjaman kredit
dinyatakan dalam bentuk perjanjian tertulis baik dibawah tangan maupun
secara materil. Dan sebagai jaminan pengaman, pihak peminjam akan
memenuhi kewajiban dan menyerahkan jaminan baik bersifat kebendaan
maupun bukan kebendaan.
Menurut Kasmir (2016) Pembiayaan atau kredit adalah penyediaan
uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan
persetujuan atau kesepakatan antara bank dengan pihak lain yang
mewajibkan pihak yang dibiayai untuk mengembalikan uang atau tagihan
tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan atau bagi hasil.
(SHINTA PUTRI UTAMI, 2019)
Menurut Thamrin (2012) “istilah kredit berasal dari Bahasa yunani
disebut “credere” yang artinya kepercayaan. Maksudnya apabila seseorang
memperoleh kredit, berarti mereka memperoleh kepercayaan. Sementara
itu si pemberi kredit berarti memberikan kepercayaan kepada seseorang
bahwa uang yang akan dipinjamkan akan kembali. Menurut(Lidiawati et
al., n.d.)
2. Kredit Pembiayaan Ultra Mikro
13
Pembiayaan Ultra Mikro (UMi) merupakan program tahap lanjutan
dari program bantuan sosial menjadi kemandirian usaha yang menyasar
usaha mikro yang berada di lapisan terbawah, yang belum bisa difasilitasi
perbankan melalui program Kredit Usaha Rakyat (KUR). UMi memberikan
fasilitas pembiayaan maksimal Rp10 juta per nasabah dan disalurkan oleh
Lembaga Keuangan Bukan Bank (LKBB), salah satunya adalah
PT.Permodalan Nasional Madani.(Kemenkeu.go.id, n.d.)
Adapun Perbedaan Kredit Ultra Mikro (UMi) Dengan Kredit Usaha
Rakyat (KUR) Sebagai Berikut:
Tabel 2 1 1Perbedaan Kredit Ultra Mikro (UMi) Dengan Kredit Usaha
Rakyat (KUR)
Kredit Ultra Mikro Kredit Usaha Rakyat
Lembaga Penyalur Lembaga Keuangan
Bukan Bank (LKBB)
Perbankan dan lembaga
keuangan
Palofon Maksimal 10 juta sd. Rp25 juta (Mikro)
Rp25juta s.d. Rp500 juta
(ritel)
Penerima
Pelaku Usaha Ultra
mikro
Usaha Mikro dan Kecil
Tenor Pinjaman
Tenor Fleksibel(dapat
<1 Tahun)
Jangka Panjang (>1
tahun)
Agunan
Untuk pembiayaan
kelompok tidak ada
agunan
Usaha Kecil diperlukan
agunan sebagaimana
ketentuan Perbankan
Pendampingan dan
Pelatihan
Wajib
Tidak wajib
Konsep Dukungan
Pemerintah
Dana Bergulir
Subsidi bunga
Prosedur Pinjaman
Mekanisme LKBB
Mekanisme perbankan
Sumber :kemenkeu.go.id
14
Berdasarkan peraturan menteri keuangan Nomor 95/PMK.05/2018
tentang Pembiayaan ultra mikro, pemerintah menetapkan Badan Layanan
umum pusat investasi pemerintah (BLU PIP) sebagai koordinator
Pembiayaan UMi yang bertugas menghimpun dan menyalurkan dana.
Pembiayaan UMi disalurkan oleh Pusat Investasi Pemerintah(PIP) melalui
Lembaga Keuangan Bukan Bank (LKBB) yang terdiri atas PT. Pegadaian
Persero, PT.Permodalan Nasional Madani (PNM), dan PT.Bahana Artha
Ventura (BAV). Masing-masing penyalur tersebut memiliki berbagai skema
penyaluran yang diterapkan tanpa mensyaratkan jaminan, memberiakses
kepada pengusaha ultra mikro untuk mendapatkan pinjaman. (Hia et al.,
2021)
Pemodalan Nasional Madani (Persero) atau PNM memiliki jenis
pembiayaan yaitu Mekar. Mekar Membina Ekonomi Keluarga Sejahtera
(Mekar) merupakan layanan pinjaman modal bagi perempuan prasejahtera
yang akan membuka UMKM. Produk layanan yang diluncurkan pada 2015
ini telah dilengkapi dengan penyertaan pendampingan usaha. Selain itu,
pelayanan nasabah Mekar dilakukan secara berkelompok. Kini, Mekar
tersebar dalam 1.252 kantor layanan, dengan cakupan wilayah lebih dari
3.000 kecamatan di Indonesia.
3. Usaha Mikro
Menurut Departemen Perindustrian dan Perdagangan definisi usaha
mikro ialah industri perdagangan yang mempunyai tenaga kerja satu sampai
empat orang. Menurut Bank Dunia usaha mikro adalah usaha gabungan
15
(partnership) atau usaha keluarga dengan tenaga kerja kurang dari 10 orang,
termasuk di dalamnya usaha yang hanya dikerjakan oleh satu orang yang
sekaligus bertindak sebagai pemilik. Usaha mikro sering dikategorikan
sebagai usaha tingkat survival atau usaha untuk mempertahankan hidup
yang kebutuhan keuangannya dipenuhi oleh tabungan dan pinjaman
berskala kecil. Industri mikro di Indonesia secara umum beroperasi pada
level rumahan dengan teknologi rendah dan tenaga kerja yang
berpendapatan dan berkemampuan rendah (ARINDA, 2014).
Adapun kriteria usaha mikro menurut UU RI No.20 Tahun 2008
pasal Pasal 6. Didasarkan terhadap dua hal yaitu besarnya kekayaan atau
jumlah hasil penjualan. Kriteria tersebut sifatnya tidak statis, artinya pada
nilai nominalnya dapat diubah sesuai dengan perkembangan perekonomian
yang diatur dalam Peraturan Presiden.(Wilantara & Indrawan, 2016)
Kriteria Usaha Mikro adalah sebagai berikut:
a. memiliki kekayaan bersih paling banyak
Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) tidak
termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau
b. Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp 300
juta.
Ciri – ciri usaha mikro adalah sebagai berikut(Marcellina, 2012) :
1. Jenis barang usahanya tidak tetap dapat berganti pada periode
tertentu
16
2. Tempat usahanya tidak selalu menetap, dapat berubah sewaktu-
waktu.
3. Belum melaksanakan administrasi keuangan yang sederhana dan
tidak memisahkan antara keuangan keluarga dengan keuangan
usaha, sumber daya manusia (pengusaha) belum memiliki jiwa
enterpreuner yang memadai.
4. Tingkat pendidikan rata-rata relatif rendah.
5. Pada umumnya belum akses ke perbankan, namun sebagian dari
mereka sudah akses ke lembaga keuangan non bank.
6. Umumnya tidak mempunyai izin usaha atau prasyaratan legalitas
lainnya termasuk Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP).
4. Modal
Pengertian modal usaha menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
“modal usaha adalah uang yang dipakai sebagai pokok (induk) untuk
berdagang, melepas uang, dan sebagainya; harta benda (uang, barang, dan
sebagainya) yang dapat dipergunakan untuk menghasilkan sesuatu yang
menambah kekayaan”. Modal dalam pengertian ini dapat diinterpretasikan
sebagai sejumlah uang yang digunakan dalam menjalankan kegiatan-
kegiatan bisnis. (Putri et al., 2014)
Indikator Modal Usaha :
a) Struktur permodalan : modal sendiri dan modal pinjaman
b) Pemanfaatan modal tambahan
17
c) Hambatan dalam mengakses modal eksternal
d) Keadaan usaha setelah menambahkan modal
Menurut Alam S. Modal adalah segala sumber daya hasil produksi
yang tahan lama, yang dapat digunakan sebagai input produktif dalam
proses produksi berikutnya.(Elsa Habibah, 2017)
Menurut Sukirno (2009), modal dapat diartikan sebagai pengeluaran
untuk membeli barang-barang modal dan perlengkapan produksi untuk
menambah kemampuan memproduksi barang-barang dan jasa-jasa yang
tersedia dalam perekonomian. Modal juga dapat diartikan pengeluaran
sektor perusahaan untuk membeli/memperoleh barang-barang modal yang
baru yang lebih modern atau untuk menggantikan barang-barang modal
lama yang sudah tidak digunakan lagi atau yang sudah usang.(Sarwanti,
2017)
Modal merupakan salah satu sumber daya pendukung produksi.
Modal ialah sejumlah uang yang digunakan dalam menjalankan kegiatan-
kegiatan bisnis. Modal sangat dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan
opersional dalam usaha. Modal tidak hanya berupa uang, namun dapat
berupa aset dan keahlian. Uang sebagai modal bukanlah segalanya dalam
usaha, walapun memang sangat diperlukan. Modal harus dikelola secara
optimal, agar bisnis yang dijalankan dapat berjalan dengan lancar (Satia,
2017)
Adapun Macam-Macam Modal sebagai berikut(Manado et al., 2018):
1. Modal Sendiri
18
Menurut Mardiyatmo (2008) mengatakan bahwa modal sendiri
adalah modal yang diperleh dari pemilik usaha itu sendiri. Modal
sendiri terdiri dari tabungan, sumbangan, hibah, saudara, dan lain
sebagainya.
2. Modal Asing (Pinjaman)
Modal asing atau modal pinjaman adalah modal yang biasanya
diperoleh dari pihak luar perusahaan dan biasanya diperoleh dari
pinjaman. Keuntungan modal pinjaman adalah jumlahnya yang
tidak terbatas, artinya tersedia dalam jumlah banyak. Di samping
itu, dengan menggunakan modal pinjaman biasanya timbul
motivasi dari pihak manajemen untuk mengerjakan usaha dengan
sungguh-sungguh (Kasmir, 2007:91).
3. Modal Patungan
Selain modal sendiri atau pinjaman, juga bisa mengg unakan modal
usaha dengan cara berbagai kepemilikan usaha dengan orang lain.
Caranya dengan menggabungkan antara modal sendiri dengan
modal satu orang teman atau beberapa orang (yang berperan sebagai
mitra usaha)
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa modal usaha
adalah harta yang dimiliki untuk digunakan dalam menjalankan kegiata
usaha dengan tujuan memperoleh laba yang optimal sehingga diharapkan
dapat meningkatkan kesejahteraan para pelaku usaha.
19
5. Omset Penjualan
Arti kata omset adalah jumlah, sedangkan arti penjualan adalah
kegiatan menjual barang dengan tujuan mencari laba/pendapatan. Jadi arti
dari omset penjualan adalah jumlah penghasilan/laba yang dihasilkan dari
menjual barang/jasa. (Kristanto et al., 2017)
Omset penjualan adalah jumlah uang hasil penjualan barang
(dagangan) tertentu selama suatu masa jual. Omset/omzet adalah nilai
transaksi yang terjadi dalam hitungan waktu tertentu, misalnya harian,
mingguan, bulanan, tahunan. Omset bukan nilai keuntungan, juga bukan
nilai kerugian. Nilai omset yang besar dengan nilai keuntungan yang kecil
atau terjadi kerugian adalah bukti ketidak efisienan manajemen dan
sebaliknya.(RAIS, 2020)
Tjiptono berpendapat bahwa Omzet merupakan hasil dari penjualan
yang telah dilakukan oleh perusahaan sebelumnya, kemudian menghasilkan
uang sehingga perusahaan akan mendapatkan laba dari setiap penjualan
barang per unitnya.(RYYANI, 2017)
6. Keuntungan
Menurut Arifin Sitio dan Tamba, dalam (Putu & Lisna, 2009) teori
laba, tingkat keuntungan pada setiap perusahaan biasanya berbeda pada
setiap jenis industri, baik perusahaan yang bergerak di bidang tekstil, baja,
farmasi, komputer, alat perkantoran, dan lain-lain. Terdapat beberapa teori
yang menerangkan perbedaan ini sebagai berikut :
20
a) Teori Laba Menanggung Resiko (Risk-Bearing Theory of
Profit).
Menurut teori ini, keuntungan ekonomi diatas normal akan
diperoleh perusahaan dengan resiko di atas rata-rata.
b) Teori Laba Friksional (Frictional Theory of Profit).
Teori ini menekankan bahwa keuntungan meningkat sebagai
suatu hasil dari friksi keseimbangan jangka panjang (long run
equilibrium)
c) Teori Laba Monopoli (Monopoly Theory of Profit).
Teori ini mengatakan bahwa beberapa perusahaan dengan
kekuatan monopoli dapat membatasi output dan menetapkan
harga yang lebih tinggi daripada bila perusahaan beroperasi
dalam kondisi persaingan sempurna. Dengan demikian
perusahaan menikmati keuntungan. Kekuatan monopoli ini
dapat diperoleh melalui :
Penguasaan penuh atas supply bahan baku tertentu
Skala ekonomi
Kepemilikan hak paten, atau
Pembatasan daerah Pemerintah
d) Teori Laba Inovasi (Innovation Theory of Profit).
Menurut teori ini, laba diperoleh karena keberhasilan perusahaan
dalam melakukan inovasi.
21
e) Teori Laba Efisiensi Manajerial (Managerial Efficiency Theory
of Profit).
Teori ini menekankan bahwa perusahaan yang dikelola secara
efisien akan memperoleh laba diatas rata-rata laba normal
Keuntungan diperoleh dari hasil mengurangkan berbagai biaya yang
dikeluarkan dari hasil penjualan yang diperoleh (π=TR-TC). Perubahan
keuntungan pedagang kecil (usaha ultra mikro) adalah keuntungan yang
diperoleh dari usaha yang dijalankan. Pengertian disini adalah keuntungan
yang diperoleh setelah mendapatkan modal usaha atau kredit. Selisih antara
bagi hasil setiap harinya dalam tiap bulan, satu tahun merupakan
keuntungan atau laba kotor yang diperoleh para pedagang kecil.
Keuntungan bersih yang akhirnya diterima adalah setelah laba kotor
dikurangi dengan biaya yang dikeluarkan untuk membayar biaya operasi,
seperti upah tenaga kerja buruh, upah transportasi dan lain-lain.(Murwanti
& Sholahuddin, 2007)
7. Hubungan Antar Variabel
a) Hubungan Kredit Terhadap Modal usaha
Modal Usaha menurut Surdaryono dalam buku Pengantar
Manajemen Teori dan kasus dalam (Monika et al., 2019).
Menyatakan untuk dapat menjalankan usaha kita membutuhkan
modal awal yang nilainya bervariasi tergantung jenis usaha yang
dijalankan serta besar kecilnya usaha tersebut saat akan dimulai.
22
Modal merupakan sekumpulan uang atau barang yang digunakan
sebagai dasar untuk melaksanakan suatu pekerjaan.
Dalam bahasa Inggris modal disebut dengan capital, yaitu
barang yang dihasilkan oleh alam atau manusia untuk membantu
memproduksi barang lainnya yang dibutuhkan manusia dengan
tujuan untuk memperoleh keuntungan modal merupakan hal yang
sangat vital dalam sebuah bisnis atau perusahaan. Tanpa modal
bisnis tidak dapat berjalan sebagaimana mestinya, mulai dari bisnis
yang besar maupun bisnis yang kecil pun membutuhkan modal
untuk menjalankan bisnisnya. Seperti yang telah dikemukakan oleh
Kasmir, 2015 dalam (ARIFIN, 2017) “Setiap menjalankan aktivitas
perusahaan membutuhkan sejumlah dana, baik dana yang berasal
dari pinjaman maupun modal”. Modal pinjman yang dimaksud
dalam penelitian ini adalah kredit dari PT.PNM Mekaar kepada
nasabah ultra mikro di Kecmatan Batu.
Umumnya pedagang kecil yang memiliki modal yang realtif
kecil cenderung melakukan kredit kepada beberapa pihak. Pihak
yang dimaksud dalam penelitian ini adalah PT.PNM Mekaar,
dengan memeperoleh Kredit pembiayaan dari PT.PNM Mekaar,
diharapkan dapat meningkatkan modal usaha, sebagai akibat dari
pemberian kredit PT.PNM Mekaar kepada nasabah usaha ultra
mikro yang ada di Kecamatan Batu Kota Batu.
23
b) Hubungan Kredit Terhadap Peningkatan omzet
Dalam praktiknya, setiap usaha tentu saja akan
menghasilkan omzet usaha sebagai tolak ukur besaran penjualan
yang berhasil dicapai. Chaniago (1998) dalam (Satia, 2017)
memberikan pendapat tentang omzet adalah keseluruhan jumlah
pendapatan yang didapat dari hasil penjulan suatu barang/jasa dalam
kurun waktu tertentu. Swastha (1993) memberikan pengertian omzet
penjualan adalah akumulasi dari kegiatan penjualan suatu produk
barang barang dan jasa yang dihitung secara keseluruhan selama
kurun waktu tertentu secara terus menerus atau dalam satu proses
akuntansi. Dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa Omzet
penjualan adalah keseluruhan jumlah penjualan barang/jasa dalam
kurun waktu tertentu, yang dihitung berdasarkan jumlah uang yang
diperoleh.
Peningkatan omzet penjualan bagi suatu usaha sangat
penting untuk mengukur keberhasilan pedagang kecil dalam
mengatasi persaingan pasar. Karena itu, tujuan dari suatu usaha ialah
mempertahankan dan meningkatkan omzet penjualannya. Omzet
penjualan yang meningkat dapat mempertahankan kestabilan suatu
usaha dalam menjalankannya. Namun dalam meningkatkan omzet
penjualan juga dibutuhkan modal yang relatif cukup besar. Hal ini
saperti yang dikatakan (Swastha dan Irawan, 2005:64) dalam
(ARIFIN, 2017) bahwa dalam praktek kegiatan penjualan itu
24
dipengaruhi oleh beberapa faktor salah satu faktor tersebut adalah
modal. Tanpa adanya dukungan modal yang kuat pengusaha
cenderung kalah dalam mengatasi persaingan pasar yang semakin
ketat. Modal diperoleh dari modal sendiri dan modal pinjaman, besar
kecilnya kredit yang diambil memiliki pengaruh terhadap jumlah
barang yang dijual. Seperti yang telah dikemukan oleh Riyanto,
2013 jumlah kredit sebagai tambahan modal merupakan unsur
terpenting dalam meningkatkan usaha bagi setiap perusahaan.
Jumlah kredit yang diambil oleh pedagang kecil nasabah PT.PNM
Mekaar di Kecamatan Batu mereka gunakan untuk pembiayaan
kegiatan penjualan mereka. Jumlah kredit ini apabila digunakan
secara optimal maka dapat meningkatkan omzet penjualan usaha
ultra mikro yang menjadi nasabah PT.PNM Mekaar di Kecamatan
Batu.
Upaya pengambilan kredit pada PT.PNM Mekaar tersebut
diharapkan mampu meningkatkan omzet penjualan usaha ultra
mikro di Kecamatan Batu, Kota Batu seiring dengan bertambahnya
modal yang mereka miliki. Adanya kredit ini diharapkan mampu
memberikan motivasi terhadap pedagang kecil yang menjadi
nasabah PT.PNM Mekaar ini untuk terus mengembangkan
usahanya.
c) Hubungan Kredit Terhadap Peningkatan keutungan
25
Menurut Kasmir, pengaruh kredit terhadap pendapatan
adalah positif dalam arti bahwa kredit secara positif dapat
meningkatkan pendapatan, karena pemberian kredit dapat
menambah modal usaha. Setiap pembiayaan yang diberikan kepada
nasabah, khususnya nasabah usaha mikro memberikan pengaruh
yang positif bagi kelangsungan usaha mereka, karena dengan
bantuan tersebut mereka bisa mengembangkan usahanya dan dapat
memperoleh tambahan penghasilan bagi kelangsungan hidupnya.
(Novriyanti, 2018). Modal usaha yang dimaksud dalam penelitian
ini adalah kredit dari PT.PNM Mekaar.
Dari teori diatas dapat disimpulkan bahwa pembiayaan yang
disediakan oleh lembaga keuangan akan mempengaruhi hasil
penjualan yang akan didapatkan oleh seseorang yang melakukan
usaha. Besarnya jumlah pinjaman yang disalurkan akan menentukan
keuntungan yang diperoleh nasabah. Dengan keterbatasan modal
yang dihadapi pelaku usaha akan membatasi ruang geraknya dalam
meningkatkan pendapatan mereka, oleh karena itu adanya kredit
pembiayaan dari PT.PNM Mekaar adalah untuk membantu para
pelaku usaha ultra mikro yang kekurangan modal sehingga
mendapatkan tambahan modal usaha untuk mngembangakan usaha
yang mana diharapakan akan meningkatakan keuntungan. sebagai
akibat dari bertambahnya modal usaha nasabah usaha ultra mikro
yang ada di Kecamatan Batu Kota Batu.
26
C. Kerangka Penelitian
Kerangka penelitian merupakan suatu alur untuk berpikir dengan
menunjukan pemahaman pokok yang melandasi pemahaman lainnya.
Adapun kerangka penelitian yaitu :
Gambar 2. 1 Kerangka Pemikiran
Sumber : Data Di Olah 2021
D. Perumusan Hipotesis
Dalam penelitian ini ingin melihat apakah terdapat perbedaan keadaan
kinerja usaha Ultra Mikro sebelum dan sesudah memperoleh pembiayaan dari
PT.PNM Mekaar Berdasarkan tinjauan dan kajian terhadap penelitian terdahulu
yang relevan, maka hipotesis yang akan diujikan kebenarannya secara empiris
adalah kredit PT.PNM Mekaar Mekaar mampu meningkatkan kinerja usaha
nasabah ultra mikro, terdapat perbedaan peningkatan kinerja usaha ultra mikro
PT.PNM
MEKAAR
Pembiayaa
n Usaha
Ultra Mikro
Kinerja Usaha
Ultra Mikro
Sebelum
Modal Usaha
Omzet
Penjualan Keuntungan Usaha
Modal Usaha
Omzet
Penjualan Keuntungan Usaha
Kinerja Usaha
Ultra Mikro
Sesudah
27
sebelum dan sesudah memperoleh kredit kinerja usaha ultra mikro diliat dari
peningkatan modal usaha, omzet penjualan, dan keuntungan usaha ultra mikro.