Post on 29-Nov-2020
5
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Penguasaan Kosakata
Pada dasarnya dalam menulis seseorang membutuhkan kosakata untuk
menuangkan rangkaian kata yang akan disusun menjadi kalimat. Penguasaan
dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2007: 622 ) berasal darikata “kuasa”
yang artinya kemampuan atau kesanggupan (untuk berbuat sesuatu); kekuatan
(selain kekuatan badan / benda).
Menurut Carter dalam Suleman (2013) states: Vocabulary is the total
number of words in a language. It also a collection of words a person knows
and used in speaking and writing (Kosakata atau perbendaharaan kata adalah
jumlah seluruh kata dalam suatu bangsa; juga kemampuan kata-kata yang
diketahui dan digunakan seseorang dalam berbicara dan menulis). Keraf
(2004: 80) kosakata seseorang adalah keseluruhan kata yang berada dalam
ingatan seseorang, yang segera akan menimbulkan reaksi bila didengar atau
dibaca. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2007: 617) kosakata adalah
perbendaharaan kata.
Menurut beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa
penguasaan kosakata adalah kemampuan atau kesanggupan seseorang dalam
mengingat seluruh jumlah kata yang diketahuinya dan kemudian disimpan
dalam memorinya.
5 Pengaruh Penguasaan Kosakata..., Irviani Helma Tama, FKIP UMP 2014
6
B. Minat Membaca
1. Minat
Manusia di dalam kehidupannya seringkali mengalami, memiliki
ketertarikan atau rasa suka terhadap sesuatu. Menurut Kamus Besar
Bahasa Indonesia (2007: ) minat berarti kecenderungan hati yang tinggi
terhadap sesuatu, gairah, keinginan. Slameto (2010: 57) minat adalah
kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa
kegiatan. Kegiatan yang diminati seseorang, diperhatikan terus-menerus
yang disertai dengan rasa senang. Djamarah (2008: 166) minat adalah
kecenderungan yang menetap untuk memperhatikan dan mengenang
beberapa aktivitas. Seseorang yang berminat terhadap suatu aktivitas akan
memperhatikan aktivitas itu secara konsisten dengan rasa senang. Dengan
kata lain, minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa keterikatan pada
suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh.
Menurut Syah (2010: 133) secara sederhana, minat (interest)
berarti kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang
besar terhadap sesuatu. Reber dalam Syah (2010: 133) minat tidak
termasuk istilah populer dalam psikologi karena kebergantungannya yang
banyak pada faktor-faktor internal lainnya seperti: pemusatan perhatian,
keingintahuan, motivasi, dan kebutuhan. Sardiman (2012: 76) minat
diartikan sebagai suatu kondisi yang terjadi apabila seseorang melihat ciri-
ciri atau arti sementara situasi yang dihubungkan dengan keinginan-
keinginan atau kebutuhan-kebutuhannya sendiri. Bernard dalam Sardiman
Pengaruh Penguasaan Kosakata..., Irviani Helma Tama, FKIP UMP 2014
7
(2012: 76) minat timbul tidak secara tiba-tiba/ spontan, melainkan timbul
akibat dari partisipasi, pengalaman, kebiasaan pada waktu belajar atau
bekerja.
Menurut Djamarah (2008: 167) ada beberapa macam cara yang
dapat guru lakukan untuk membangkitkan minat anak didik sebagai
berikut: (a) membandingkan adanya suatu kebutuhan pada diri anak didik,
sehingga dia rela belajar tanpa paksaan. (b) menghubungkan bahan
pelajaran yang diberikan dengan persoalan pengalaman yang dimiliki anak
didik, sehingga anak didik mudah menerima bahan pelajaran. (c)
memberikan kesempatan kepada anak didik untuk mendapatkan hasil
belajar yang baik dengan cara menyediakan lingkungan belajar yang
kreatif dan kondusif. (d) menggunakan berbagai macam bentuk dan teknik
mengajar dalam konteks perbedaan individual anak didik.
Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa
minat adalah suatu kecenderungan, rasa suka, keinginan atau ketertarikan
yang tinggi dan muncul dalam diri seseorang terhadap sesuatu.
2. Membaca
a. Pengertian membaca
Membaca merupakan aktivitas yang tidak dapat ditinggalkan
oleh semua siswa karena membaca merupakan salah satu keterampilan
berbahasa. Menurut Resmini dan Hartati (2006: 107) membaca
merupakan sebuah proses memahami simbol-simbol verbal yang berupa
Pengaruh Penguasaan Kosakata..., Irviani Helma Tama, FKIP UMP 2014
8
tulisan yang bermakna. Membaca pada hakikatnya merupakan sebuah
interaksi antara persepsi terhadap simbol grafis yang terwujud dalam
bahasa dengan kemampuan bahasa dan kemampuan tentang
kemampuan pembaca. Hari dan Sipay dalam Resmini dan Hartati
(2006: 107) mengemukakan pendapatnya bahwa membaca merupakan
proses memperoleh makna dari cetakan. Kegiatan membaca bukan
sekedar aktivitas yang bersifat pasif dan reseptif saja, melainkan
menghendaki pembaca untukaktif berpikir. Gibbons dalam Resmini dan
Hartati (2006: 107) mengartikan membaca sebagai proses interaksi
yang menyangkut sebuah interaksi antara teks dengan pembaca.
Pembaca yang telah lancar pada umumnya meramalkan apa yang
dibacanya dan kemudian menguatkan atau menolak ramalannya itu
berdasarkan apa yang terdapat dalam bacaan. Peramalan itu
berdasarkan tiga katagori sistem, yaitu aspek semantis, sintatis dan
grafologis.
Hodgson dalam Tarigan (2008: 7) membaca adalah suatu proses
yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh
pesan, yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata/
bahasa tulis. Resmini dkk (tt: 93) mengemukakan bahwapada
hakikatnya, aktivitas membaca terdiri dari dua bagian, yaitu membaca
sebagai proses dan membaca sebagai produk. Membaca sebagai proses
mengacu pada aktivitas fisik dan mental. Sedangkan membaca sebagai
produk mengacu pada konsekuensi dari aktivitas yang dilakukan pada
Pengaruh Penguasaan Kosakata..., Irviani Helma Tama, FKIP UMP 2014
9
saat membaca. Tampubolon (1987: 5) membaca adalah satu dari empat
kemampuan bahasa pokok, dan merupakan satu bagian atau komponen
dari komunikasi tulisan.
Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa
membaca adalah salah satu dari keempat kemampuan bahasa pokok,
membaca merupakan suatu proses memahami dan memperoleh makna
dari simbol-simbol yang berupa tulisan.
b. Tujuan Membaca
Tujuan utama dalam membaca adalah untuk mencari serta
memperoleh informasi, mencakup isi, memahami makna bacaan.
Makna, arti (meaning) erat sekali berhubungan dengan maksud tujuan,
atau intensif kita dalam membaca. Menurut Anderson dalam tarigan
(2008: 9) tujuan membaca adalah sebagai berikut:
Membaca untuk menemukan atau mengetahui penemuan-penemuan
yang telah dilakukan oleh tokoh; apa-apa yang telah dibuat oleh
tokoh; apa yang telah terjadi pada tokoh khusus, atau untuk
memecahan masalah-masalah yang dibuat oleh tokoh. Membaca
seperti ini disebut membaca untuk memperoleh perincian-perincian
atau fakta-fakta (reading for details or facts).
Membaca untuk mengetahui mengapa hal itu merupakan topik yang
baik dan menarik, masalah yang terdapat dalam cerita, apa-apa yang
dipelajari atau yang dialami tokoh, merangkumkan hal-hal yang
dilakukan oleh tokoh untuk mencapai tujuannya. Membaca seperti
Pengaruh Penguasaan Kosakata..., Irviani Helma Tama, FKIP UMP 2014
10
ini disebut membaca untuk memperoleh ide-ide utama (reading for
main ideas).
Membaca untuk menemukan atau mengetahui apa yang terjadi pada
setiap bagian cerita, apa yang terjadi mula-mula pertama, kedua,
ketiga/ seterusnya-setiap tahap dibuat untuk memecahkan suatu
masalah, adegan-adegan dan kejadian-kejadian buat dramatisasi. Ini
disebut membaca untuk mengetahui urutan atau susunan, organisasi
cerita (reading for sequence organization).
Membaca untuk menemukan serta mengetahui mengapa para tokoh
merasakan seperti cara mereka itu, apa yang hendak diperlihatkan
oleh pengarang kepada para pembaca, mengapa para tokoh berubah,
kualitas-kualitas yang dimiliki para tokoh yang membuat mereka
berhasil atau gagal. Ini disebut membaca untuk menyimpulkan,
membaca inferensi (reading for inference).
Membaca untuk menemukanserta mengetahui apa-apa yang tidak
biasa, tidak wajar mengenai seorang tokoh, apa yang lucu dalam
cerita, atau apakah cerita itu benar atau tidak benar. Ini disebut
membaca untuk mengelompokkan, membaca untuk
mengklasifikasikan (reading to classify).
Membaca untuk menemukan apakah tokoh berhasil atau hidup
dengan ukuran-ukuran tertentu, apakah kita ingin berbuat seperti
yang diperbuat oleh tokoh, atau bekerja seperti cara tokoh bekerja
Pengaruh Penguasaan Kosakata..., Irviani Helma Tama, FKIP UMP 2014
11
dalam cerita itu. Ini disebut membaca menilai, membaca
mengevaluasi (reading to evaluate).
Membaca untuk menemukan bagaimana caranya tokoh berubah,
bagaimana hidupnya berbeda dari kehidupan yang kita kenal,
bagaimana dua cerita mempunyai kesamaan, dan bagaimanana tokoh
menyerupai pembaca. Ini disebut membaca untuk
memperbandingkan atau mempertentangkan (reading to compare or
contrast).
Berdasarkan pendapat-pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa minat
membaca adalah ketertarikan atau kesenangan seseorang untuk memahami
dan menemukan makna dari sebuat tulisan.
C. Kemampuan Menulis Karangan Narasi
a. Kemampuan
Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2007: 742),
kemampuan berasal dari kata “mampu” yang berarti kuasa (sanggup
melakukan sesuatu) dapat, berada, kaya. Kemampuan berarti
kesanggupan, kecakapan, atau kekuatan yang dimiliki seseorang untuk
melakukan sesuatu. Chaplin dalam Suleman (2013), “ability
(kemampuan, kecakapan, ketangkasan, bakat, kesanggupan) merupakan
tenaga (daya kekuatan) untuk melakukan suatu perbuatan”. Robbins
(2008: 57) kemampuan (ability) berarti kapasitas seorang individu untuk
melakukan beragam tugas dalam suatu pekerjaan. Kemampuan adalah
Pengaruh Penguasaan Kosakata..., Irviani Helma Tama, FKIP UMP 2014
12
sebuah penilaian terkini atas apa yang dapat dilakukan seseorang.
Kemampuan keseluruhan seorang individu pada dasarnya terdiri atas dua
kelompok faktor: intelektual dan fisik.
Menurut beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa
kemampuan adalah suatu usaha atau kesanggupan seseorang untuk
melakukan sesuatu yang akan dilakukan.
b. Menulis
Menulis merupakan kegiatan yang hampir tidak dapat
ditinggalkan oleh peserta didik, karena dalam belajar seringkali peserta
didik terlibat dengan aktivitas menulis. Menurut Gie (2002: 3) menulis
arti pertamanya semula ialah membuat huruf, angka, nama, dan sesuatu
tanda kebahasaan apa pun dengan sesuatu alat tulis pada suatu halaman
tertentu. Kini dalam pengertiannya yang luas menulis merupakan kata
sepadan yang mempunyai arti sama seperti mengarang. Nurjamal &
Sumirat (2010: 4) menulis merupakan keterampilan berbahasa aktif.
Menulis merupakan kemampuan puncak seseorang untuk dikatakan
terampil berbahasa. Menulis merupakan keterampilanyang sangat
kompleks. Menulis tulisan juga merupakan media untuk melestarikan dan
menyebarluaskan ilmu pengetahuan. Nurjamal & Sumirat (2010: 68)
menulis merupakan sebuah proses kreatif menuangkan gagasan dalam
bentuk bahasa tulis untuk tujuan, misalnya memberi tahu, meyakinkan,
menghibur. Menurut Hastuti dkk dalam Nurjamal & Sumirat (2009: 71)
Pengaruh Penguasaan Kosakata..., Irviani Helma Tama, FKIP UMP 2014
13
menyatakan bahwa keterampilan menulis merupakan suatu kegiatan yang
mempunyai hubungan dengan proses berpikir dan keterampilan ekspresi
dalam bentuk tertulis.
Menurut Akhadiah dkk (1988: 2) menulis berarti
mengorganisasikan gagasan secara sistematik serta mengungkapkannya
secara tersurat. Dengan demikian, kita dapat menjelaskan
permasalahannya yang semula masih samar bagi diri kita sendiri.
Akhadiah dkk (1988) menulis merupakan proses bernalar. Untuk menulis
suatu topikkita harus berpikir, menghubung-hubungkan berbagai fakta,
membandingkan dansebagainya. Resmini dkk (tt: 102) menulis dapat
dianggap sebagai proses ataupun suatu hasil. Menulis merupakan
kegiatan yang dilakukan seseorang untuk menghasilkan sebuah tulisan.
Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa
menulis adalah suatu kegiatan atau proses yang dilakukan seseorang
untuk menuangkan gagasan atau ide melalui angka atau huruf menjadi
sebuah tulisan.
c. Karangan Narasi
Karangan narasi merupakan salah satu bentuk karangan yang
diajarkan pada siswa dalam pembelajaran Bahasa Indonesia. Menurut
Resmini dkk (tt: 125) istilah narasi berasal dari bahasa Inggris naration
(cerita) dan narrative (yang menceritakan). Karangan yang disebut narasi
menyajikan serangkaian peristiwa menurut urutan kejadian atau
Pengaruh Penguasaan Kosakata..., Irviani Helma Tama, FKIP UMP 2014
14
kronologis atau dengan maksud memberi arti kepada seluruh atau
serentetan kejadian, sehingga pembaca dapat memetik hikmah dari cerita
itu. Keraf (2007: 136) narasi dapat dibatasi sebagai suatu bentuk wacana
yang sasaran utamanya adalah tindak-tanduk yang dijalin dan
dirangkaikan menjadi sebuah peristiwa yang terjadi dalam suatu kesatuan
waktu. Atau dapat juga dirumuskan dengan cara lain: narasi adalah suatu
bentuk wacana yang berusaha menggambarkan dengan sejelas-jelasnya
kepada pembaca suatu peristiwa yang telah terjadi.
Menurut Resmini dkk (tt: 125) tujuan menulis narasi secara
fundamental ada dua, yaitu: (1) hendak memberikan informasi atau
wawasan dan memperluas pengetahuan pembaca; dan (2) memberikan
pengalaman estetis kepada pembaca. Tujuan pertama disebut narasi
informasional atau cerita ekspositoris, sasaran utamanya adalah rasio,
yaitu berupa perluasan pengetahuan pada pembaca setelah membaca
karangan tersebut. Sedangkan pengalaman estetis menghasilkan jenis
narasi yang disebut artistik atau sugestif, sasaran utamanya berusaha
memberikan makna atas peristiwa atau kejadian sebagai suatu
pengalaman. Sebagaisebuah karangan, narasi dikembangkan dengan
memperhatikan prinsip-prinsip dasar narasi sebagai tumpuan berpikir
bagi terbentuknya karangan narasi. Prinsip-prinsip tersebut antara lain:
alur, (plot), penokohan, latar, titik pandang, pemilihan detail peristiwa.
Dapat disimpulkan bahwa karangan narasi adalah karangan yang
menyajikan atau menceritakan serentetan peristiwa atau kejadian yang
Pengaruh Penguasaan Kosakata..., Irviani Helma Tama, FKIP UMP 2014
15
terjadi dalam suatu kesatuan waktu yang dimaksudkan agar pembaca
dapat mengambil hikmah dari cerita tersebut.
D. Kerangka Pikir
Deskripsi teori diatas menghasilkan kerangka berpikir dari variabel-
variabel yang akan diteliti dalam penelitian ini. Penguasaan kosakata
merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kemampuan menulis
karangan narasi peserta didik. Peserta didik yang memiliki penguasaan
kosakata yang banyak akan dapat menulis karangan narasi tanpa kesulitan
mencari kata-kata yang akan digunakan.Hal ini sesuai dengan apa yang
dinyatakan oleh Carter dalam Suleman (2013) states: Vocabulary is the total
number of words in a language. It also a collection of words a person knows
and used in speaking and writing (Kosakata atau perbendaharaan kata adalah
jumlah seluruh kata dalam suatu bangsa; juga kemampuan kata-kata yang
diketahui dan digunakan seseorang dalam berbicara dan menulis).Relevan
dengan pernyataan di atas menurut Keraf (2004: 87) kosakata yang kaya raya
akan memungkinkan penulis atau pembicara lebih bebas memilih-milih kata
yang dianggapnya paling tepat mewakili pemikirannya. Jadi peserta didik
yang memiliki kosakata atau perbendaharaan kata yang banyak diharapkan
dapat menulis karangan narasi dengan baik.
Minat membacajuga merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi
kemampuan peserta didik dalam menulis karangan narasi. Peserta didik yang
tidak memiliki minat membaca wawasan atau pengetahuannya akan sempit,
Pengaruh Penguasaan Kosakata..., Irviani Helma Tama, FKIP UMP 2014
16
karenanya itu dapat berpengaruh terhadap kemampuan menulis karangan
narasi.Hal ini sesuai dengan apa yang dinyatakan oleh Lasa dalam Mulyani
(2013: 2) menyatakan bahwa kualitas dankuantitas bacaan seseorang akan
mempengaruhi proses penuangan ide. Semakin mutu dan banyak literatur
yang dibaca semakin meningkat kualitas tulisan. Jadi dapat disimpulkan
bahwa membaca merupakan keterampilan yang sangat penting dan berkaitan
dengan keterampilan menulis. Peserta didik yang memiliki minat baca yang
tinggi diharapkan akan mempunyai wawasan dan pengetahuan yang luas
sehingga dapat membantu dalam menulis karangan narasi dengan baik.
Skema gambar rumusan diatas adalah sebagai berikut:
Gambar 2.1. Kerangka Pikir
E. Penelitian yang Relevan
Penelitian oleh Joko Sukoyo (2013) tentang “Hubungan Penguasaan
kosakata dan minat membaca dengan kemampuan menulis eksposisi”
menunjukkan bahwa ada hubungan yang positif antara penguasaan kosakata
dan minat membaca dengan kemampuan menulis eksposisi. Penelitian oleh
Rezki Lusanti (2013) tentang “Hubungan Minat Baca dengan Kemampuan
Menulis Karangan Narasi” menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang
Penguasaan Kosakata (X₁)
Minat Membaca (X₂)
Kemampuan menulis
Karangan Narasi (Y)
Pengaruh Penguasaan Kosakata..., Irviani Helma Tama, FKIP UMP 2014
17
signifikan antara minat baca dengan kemampuan menulis karangan narasi .
Penelitian diatas relevan untuk penelitian ini karena variabel yang sama yaitu
variabel penguasaan kosakata, minat membacadan kemampuan
menuliskarangan narasi. Namun dalam penelitian ini variabel bebas yang
diukur yaitu variabel penguasaan kosakata dan minat membaca yang
dipasangkan dengan variabel kemampuan menulis karangan narasi.
F. Pengajuan Hipotesis
Berdasarkan landasan teori dan kerangka berfikir diatas, maka
rumusan hipotesis penelitian ini sebagai berikut:
1. Ada pengaruh penguasaan kosakata terhadap kemampuan menulis
karangan narasipeserta didik kelas IV SD N 2 Bobotsari.
2. Ada pengaruh minat membaca terhadap kemampuan menulis karangan
narasipeserta didik kelas IV SD N 2 Bobotsari.
3. Ada pengaruh penguasaan kosakata dan minat membaca terhadap
kemampuan menulis karangan narasipeserta didik kelas IV SD N 2
Bobotsari.
Pengaruh Penguasaan Kosakata..., Irviani Helma Tama, FKIP UMP 2014