Post on 03-Mar-2019
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Ketentuan Menulis
a. Pengertian Menulis
Tarigan (1986) menyatakan bahwa menulis dapat diartikan
sebagai kegiatan menuangkan ide/gagasan dengan menggunakan bahasa
tulis sebagai media penyampai. Menurut Heaton (dalam Slamet, 2008)
menulis merupakan keterampilan yang sukar dan kompleks. Menulis
dapat dianggap sebagai suatu proses maupun suatu hasil. Menulis
merupakan kegiatan yang dilakukan oleh seseorang untuk menghasilkan
sebuah tulisan. Semi (2007) dalam bukunya mengungkapkan pengertian
menulis adalah suatu proses kreatif memindahkan gagasan ke dalam
lambang-lambang tulisan. Nurgiantoro (1988) menyatakan bahwa
menulis adalah aktivitas aktif produktif, yaitu aktivitas menghasilkan
bahasa.
Menulis merupakan salah satu kemampuan berbahasa. Dalam
pembagian kemampuan berbahasa, menulis selalu diletakkan paling
akhir setelah kemampuan menyimak, berbicara, dan membaca.
Meskipun selalu ditulis paling akhir, bukan berarti menulis merupakan
kemampuan yang tidak penting. dalam menulis semua unsur
Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Siti Aisiyah, FKIP UMP 2013
keterampilan berbahasa harus dikonsentrasikan secara penuh agar
mendapat hasil yang benar-benar baik.
b. Jenis Menulis
Secara garis besar ada 3 jenis menulis, yaitu sebagai berikut :
1) Fiksi
Tulisan yang berangkat dari khayalan atau imajinasi. Dalam
jenis menulis ini penulis bebas berimajinasi. Nama tokoh, peristiwa
dan tempat kejadian merupakan hasil imajinasi penulis. Walaupun
demikian, tetap ada kemungkinan terjadi persamaan antara imajinasi
penulis dengan kenyataan yang pernah terjadi di suatu tempat.
Termasuk jenis menulis fiksi ini adalah cerita pendek (cerpen),
cerita bersambung (cerbung), novelet, novela, novel dan puisi.
2) Non Fiksi
Tulisan yang berdasarkan informasi, data, dan fakta yang
benar-benar terjadi. Data dan fakta itu harus dipaparkan dengan
benar tanpa rekayasa atau ditambahi imajinasi penulis. Termasuk
dalam jenis menulis ini adalah berita, artikel, opini, tajuk, rencana,
resensi, reportase, biografi, otobiografi dan karya tulis ilmiah.
Penulis harus dapat mempertanggungjawabkan hal yang
dipaparkannya dalam tulisan jenis nonfiksi ini.
3) Faksi
Faksi ini memadukan dua jenis menulis fiksi dan nonfiksi,
membuat cerita fiksi berdasarkan kisah nyata, membuat fakta
Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Siti Aisiyah, FKIP UMP 2013
menjadi sebuah karya fiksi. Dalam bentuk faksi ini, penulis
diperbolehkan menambah “bumbu-bumbu penyedap” agar cerita
semakin enak dibaca.
2. Kemampuan Menulis Karangan
Mengarang pada hakekatnya adalah mengungkapkan atau
menyampaikan gagasan dengan bahasa tulis. Di lihat dari keluasan dan
keterinciannya, gagasan dalam karangan memiliki jenjang (hierarki)
dan secara berjenjang pula gagasan itu dapat diungkapkan dalam dan
dengan berbagai unsur bahasa. Berdasarkan uraian di atas, dapat di
kemukakan bahwa kemampuan mengarang adalah kemampuan untuk
menuangkan gagasannya dalam dan dengan karangan.
a. Penyusunan Karangan
Penyusunan karangan adalah tahap kegiatan yang harus
diperhatikan dalam rangka mewujudkan karangan. Dalam penyusunan
karangan itu ada 2 kemampuan yang perlu diperhatikan oleh pengarang
yaitu kemampuan menyusun draf karangan yang utuh serta kemampuan
penyutingan (editing) karangan. Dua kemampuan itulah yang menjadi
fokus dalam penyusunan karangan.
b. Penulisan Draf Karangan
Penulisan draf karangan merupakan aktivitas yang di mulai
dengan menata butir-butir gagasan secara hierarkis dan sistematis.
Penulisan draf karangan, sebagaimana di nyatakan oelh Brown (1978),
merupakan salah satu kegiatan setelah persiapannya di lakukan. Untuk
Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Siti Aisiyah, FKIP UMP 2013
melihat langkah penulisan draf karangan rangkaian langkah kegiatan
yang disebut Brown adalah sebagai berikut :
1) Membaca semua kartu catatan
2) Mempertimbangkan semua materi yang sudah dipersiapkan
3) Memperhatikan kerangka tulisan
4) Mengelompokan bahan-bahan dan catatan-catatan bahan tulisan
berdasarkan topik
5) Menuliskan draf kasar tulisan.
c. Syarat Penyusunan Rancangan Karangan
Kerangkan karangan (outline) adalah kerangku tulis yang
menggambarkan bagian-bagian atau butir-butir isi karangan dalam
tatanan sistematis. Dalam kerangka karangan itu menggambarkan :
1) Sub topik
2) Urutan sub topik
3) Hubungan antar sub topik dalam kerangka.
d. Menentukan Topik Karangan
Topik adalah persoalan atau permasalahan yang menjiwai
seluruh karangan. Topik merupakan inti persoalan yang menjiwai isi
karangan, yang mempertautkan seluruh bagian atau ide karangan
menjadi satu keutuhan. Tanpa topik yang jelas, maka isi karangan pun
akan kabur fokusnya.
Istilah topik dapat diberi batasan atau pengertian sebagai hal
pokok yang dibicarakan. Adapun topik karangan atau topik tulisan dapat
Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Siti Aisiyah, FKIP UMP 2013
diartikan sebagai hal pokok yang dituliskan atau diungkapkan dalam
karangan.
Topik karangan berbeda dengan tema karangan. Tema karangan
adalah gagasan dasar yang mendasari sebuah karangan. Dengan
demikian, tema menjadi gagasan dasar tempat beradanya topik. Dalam
penulisan karangan, tema merupakan gagasan dasar yang menjadi
tumpuan topik karangan.
Beberapa pertimbangan yang perlu diperhatikan dalam
menentukan topik karangan yaitu :
1) Kemanfaatan
Karangan di tulis untuk pembaca. Karena itu manfaat yang
diharapkan akan diperoleh pembaca layak dipertimbangkan,
pertimbangan tersebut berarti juga menjadi pertimbangan dalam
memilih topik.
2) Kemenarikan
Kemanfaatan suatu topik merupakan salah satu daya tarik suatu
topik karena orang akan tertarik terhadap suatu tulisan, karena adanya
manfaat yang diperolehnya. Disamping itu suatu topik akan menarik
perhatian orang jika yang dipilih adalah topik yang terlaris sesuai
dengan perkembangan situasi dan zaman.
3) Fisibilitas
Fisibilitas mempunyai istilah kelayakan dapat dikerjakan.
Sebuah topik karangan anda pilih karena pertimbangan bahwa topik itu
Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Siti Aisiyah, FKIP UMP 2013
dapat anda kerjakan menjadi karangan. Fisibilitas di tentukan oleh
kemampuan.
e. Penentuan Tujuan Penulisan
Dengan dan melalui karangannya, tentu ada tujuan yang ingin
dicapai oleh seorang pengarang. Tujuan itu bermacam-macam, seperti
menjadikan pembaca ikut berpikir dan bernalar, membuat pembaca tahu
tentang hal yang di beritakan menjadikan pembaca beropini, menjadikan
pembaca mengerti, dan membuat pembaca terpesuasi oleh isi karangan
atau membuat pembaca senang dan menghayati nilai-nilai kebenaran,
keagamaan, pendidikan, sosial, moral, kemanusiaan, etika dan estetika.
Tujuan-tujuan tersebut merupakan tujuan umum penulis yang ditentukan
oleh jenis karangan.
3. Strategi Pembelajaran
a. Pengertian Strategi
Strategi mempunyai kaitan erat dengan teknik, metode,
pendekatan dan kurikulum (Yohanes, 1997 Istilah tersebut sering
dipakai dalam pengertian tumpang tindih, bahkan banyak yang
menganggap istilah-istilah tersebut sama. Teknik adalah rencana
kegiatan untuk mencapai tujuan (bersifat instruksional). Teknik
merupakan dasar strategi. Metode adalah rencana menyeluruh tentang
materi atau bahan pembelajaran dan prosedur penyajiannya. Pendekatan
adalah seperangkat asumsi teoritis mengenai pembelajaran bahasa.
Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Siti Aisiyah, FKIP UMP 2013
Kurikulum merupakan bahan ajar untuk mencapai tujuan pada jenjang
tertentu pada waktu tertentu.
Menurut J.R David dalam Gulo (2005), strategi belajar mengajar
memiliki makna a plan method of series of activities, designed to
achieve a particular educational goal. Menurut pengertian ini strategi
belajar mengajar meliputi rencana metode dan perangkat kegiatan yang
direncanakan untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu.
b. Jenis Strategi
1) Strategi pembelajaran berdasarkan proses pengolah pesan
Strategi pembelajaran dapat dikelompokan kedalam dua jenis,
yaitu strategi pembelajaran deduktif dan strategi pembelajaran induktif ;
a) Strategi Pembelajaran Deduktif
Pesan atau materi pelajaran di olah mulai dari yang umum,
generalisasi atau rumusan konsep, atau rumusan aturan, dilanjutkan
ke hal khusus, yaitu penjelasan bagian-bagiannya atau atribut-
atributnya (ciri-cirinya) dengan menggunakan berbagai ilustrasi atau
contoh. Strategi pembelajaran deduktif antara lain dapat digunakan
pada pembelajaran mengenai konsep.
b) Strategi Pembelajaran Induktif
Pesan atau materi pelajaran di olah mulai dari yang khusus,
bagian atau atribut menuju yang umum yaitu generalisasi atau
rumusan konsep atau aturan.
Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Siti Aisiyah, FKIP UMP 2013
2) Strategi pembelajaran berdasarkan pihak pengolah pesan
Atas dasar pihak pengolah pesan, strategi pembelajaran dapat
dibedakan menjadi 2 yaitu :
a) Strategi Pembelajaran Ekspositori
Strategi pembelajaran ini pengolah pesan atau materi pelajaran
adalah guru. Dalam strategi pembelajaran ini guru mencari materi
yang akan di ajarkan dari berbagai sumber, kemudian guru
mengolahnya serta membuat rangkuman atau mungkin membuat
bagan
b) Strategi Pembelajaran Heuristik
Pada strategi ini yang mencari dan mengolah pesan (materi
pelajaran) ialah siswa. Guru berperan sebagai fasilitator dan
pembimbing siswa, jadi siswa lebih aktif.
3) Strategi pembelajaran berdasarkan pengaturan guru
Strategi pembelajaran guru dikenal 2 jenis yaitu strategi
pembelajaran perorangan atau beregu (team teaching). Strategi
pembelajaran perorangan, sudah biasa dilakukan yaitu seorang guru
mengajar sejumlah siswa, sementara itu yang dimaksud dengan
strategi pembelajaran beregu adalah pembelajaran yang
dilaksanakan oleh 2 orang guru atau lebih untuk sejumlah siswa.
Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Siti Aisiyah, FKIP UMP 2013
c. Strategi Konstruktif
Strategi Konstruktif pertama dikembangkan oleh Piaget,
menurutnya (dalam Dahar 1989) pengetahuan dibangun dalam pikiran
anak melalui asimilasi dan akomodasi. Asimilasi adalah penyerapan
informasi baru dalam pikiran sedangkan akomodasi adalah menyusun
kembali struktur pikiran akarena adanya informasi baru , sehingga
informasi tersebut mempunyai tempat. Hudoyo (1998) menyatakan
bahwa belajar merupakan proses aktif untuk mengembangkan skema
sehingga pengetahuan terkait bagaikan jaring laba-laba dan bukan
sekedar tersusun secara hirarkis.
Strategi kontruktivisme ini menekankan peran proses mental
internal serta kerangka kognitif yang ada di dalam pikiran siswa ketika
proses pembelajaran berlangsung. Sehingga pada saat pembelajaran
siswa diharapkan membangun pengetahuan sendiri dan memberi makna
melalui proses belajar guru sebagai fasilitator.
Ciri khas strategi konstruktif adalah keaktifan dan keterlibatan
siswa dalam proses upaya belajar sesuai dengan kemampuan,
pengetahuan awal dan gaya masing-masing dengan bantuan guru
sebagai fasilitator yang membantu siswa apabila siswa mengalami
kesulitan dalam upaya belajarnya. Melalui strategi konstruktif menulis
paragraf guru menyiapkan suatu model peragraf yang sesuai dengan
taraf kematangan siswa.
Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Siti Aisiyah, FKIP UMP 2013
4. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Bahasa Indonesia
Kelas IV Smester II
Standar Kompetensi
1. Mengungkapkan pikiran, perasaan dan informasi secara tulis dalam
bentuk percakapan, petunjuk cerita dan surat.
Kompetensi Dasar
1.1. Melengkapi bagian cerita yang hilang (rumpang) dengan
menggunakan kata/kalimat yang tepat sehingga menjadi cerita yang
padu.
Indikator
Menyusun paragraf acak, Melengkapi bagian cerita awal, tengah, atau
akhir cerita yang hilang sehingga cerita menjadi utuh dengan
menggunakan kata/kalimat yang tepat.
Materi: Menyusun Kalimat Acak Menjadi Paragraf
Cerita berikut masih acak susunan kalimatnya. Ayo susunlah kalimat-
kalimat acak tersebut menjadi paragraph yang padu! Tulis urutan
hurufnya dalam kotak yang tersedia!
1. a. Lima belas menit lagi kereta api itu akan berangkat.
b. Di situ terlihat kereta api yang akan membawa nenek Fatimah
c. Beberapa menit kemudian, mereka sampai di stasiun
d. Darman dan Doni mengikuti mereka
e. Pak Ari pun cepat-cepat mengantar nenek ke kereta api.
Susunan kalimat yang tepat …- … -…-…
Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Siti Aisiyah, FKIP UMP 2013
2. a. Mobil Pak Ari melaju perlahan menyusuri jalan tol
b. Mereka pergi naik mobil
c. Beliau melewati jalan bebas hambatan itu untuk menghindari
kemacetan
d. Hari Minggu pagi Pak Ari, Doni, dan Darman pergi mengantar
nenek Fatimah ke stasiun
Susunan kalimat yang tepat
3. a. Setelah menemukan tempat duduk untuk nenek, Pak Ari, Doni,
dan Darman menyalami nenek
b. Begitu masuk dalam gerbong kereta. Pak Ari mencari nomor
sesuai yang tertera di tiket.
c. Lalu, mereka keluar dari gerbong kereta
Susunan kalimat yang tepat
4. a. Kemudian diparkirnya mobilnya di belakang stasiun itu.
b. Di pintu parkir beliau menghentikan mobilnya sebentar
c. Tak lama kemudian, rombongan Pak Ari tiba di stasiun
d. Beliau mengambil tiket untuk parker
Susunan kalimat yang tepat
B. Kerangka Berpikir
Kondisi awal sebelum dilaksanakan penelitian tindakan kelas,
setelah diperoleh gambaran awal bahwa keterampilan siswa dalam
…- … -…-…
…- … -…-…
…- … -…-…
Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Siti Aisiyah, FKIP UMP 2013
menulis karangan masih rendah. Rendahnya kemampuan siswa dalam
pembelajaran diduga karena kurang jelasnya penanaman konsep,
penggunaan strategi dari guru dan metode pembelajaran yang belum
sesuai. Agar prestasi belajar meningkat, maka dilakukan tindakan oleh
guru dengan menerapkan strategi konstruktif
Berdasarkan penjelasan diatas maka dapat dibuat kerangka
berfikir penelitian pada pembelajaran bahasa indonesia melalui
penerapan strategi konstruktif sebagai berikut :
Masalah Tindakan Hasil
Gambar 2.1 Skema Kerangka Berfikir
C. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kerangka pemikiran diatas maka dirumuskan hipotesis
tindakan sebagai berikut : strategi konstruktif dan penggunaan media kartu
dapat meningkatkan kemampuan menulis pada siswa kelas IV SD
Muhammadiyah 5 Pekajangan Pekalongan.
Keterampilan siswa dalam menulis karangan masih rendah
Penerapan strategi konstruktif
Kemampuan menulis
karangan siswa
meningkat
Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Siti Aisiyah, FKIP UMP 2013