Post on 12-Aug-2015
description
BAB II
RUANG LINGKUP STUDI
2.1 Lingkup Rencana Usaha dan/atau Kegiatan yang akan Ditelaah
Pembangunan Hotel Rainbow ini diprakarsai oleh investor domestik yang telah lama
berkecimpung dibidang perhotelan dimana pemrakarsa telah terjun didunia perhotelan
lebih dari 10 tahun. Pembangunan Hotel Rainbow dibangun dikawasan yang dekat
dengan beberapa taman wisata yang terkenal di kota Batu, oleh sebab itu pemrakarsa
melihat prospek ke depan dari posisi lahan yang memungkinkan untuk dibangunnya
Hotel Rainbow ini. Dengan dibangunnya Hotel Rainbow ini tidak menutup kemungkinan
timbulnya kesenjangan sosial atau pro dan kontra di daerah sekitar hotel oleh sebab itu
pihak pemrakarsa merencanakan beberapa tahap yakni tahap prakonstruksi, tahap
konstruksi dan tahap pasca kontruksi.
2.1.1 Rencana Usaha dan/atau Kegiatan yang Diperkirakan Menimbulkan Dampak
Rencana pembangunan Hotel Rainbow ini akan didesign minimalis modern
yang mana dibuat seminimalis mungkin dan senatural mungkin sehingga tidak
terlalu berdampak ke lingkungan disekitarnya. Letak geografis dari lahan yang
akan dibangun hotel ini terletak di jalan Sultan Agung tepatnya di desa sisir kota
Batu Jawa Timur. Lokasi lahan berdekatan dengan salah satu stadion yang
bernama Stadion Glora Brantas, tepatnya sebelah timur dari stadion. Luas area
lahan yang akan digunakan kurang lebih 2 ha. Pembangunan hotel ini akan
dibangun dengan 3 lantai dengan model minimalis dan tidak menimbulkan efek
global warming yang terlalu besar. Adapun dibawah ini merupakan table
perhitungan koefisien dasar bangunan (KDB) dan koefisien lantai bangunan (KLB)
dari Hotel Rainbow :
Tabel 2.1 perhitungan KDB dan KLB
No RENCANA KDB & KLB RENCANA
1 Luas Daerah Perencanaan ± 2 ha
2 Luas Lantai Dasar Bangunan 1600 m2
3 Luas Seluruh Lantai Bangunan 4800 m2
4 Koefisien Dasar Bangunan (KDB) 95 %
5 Koefisien Lantai Bangunan (KLB) 500 %
6 Tinggi Bangunan 3 lantai
2.1.1.1 Sistem limbah padat
Pada system limbah padat akan di buat suatu bak penampung dimana
dibedakan antara sampah yang organik dan sampah anorganik. Pemisahan
berdasarkan jenis sampah ini agar sampah dapat dikonversikan menjadi
bermanfaat seperti, untuk limbah organik dapat dikonversikan sebagai pupuk
yang dapat digunakan kembali sebagai pupuk pada tanaman yang ada pad
ataman hotel. Sedangkan untuk limbah anorganik karena limbah anorganik ini
susai terurai jadi akan dikumpulkan terlebih dahulu kemudian disetorkan pada
pengepul-pengepul barang anorganik untuk dikirim ke pabrik daur ulang
sampah anorganik.
2.1.1.2 Sistem limbah Cair
Limbah cair dari hotel biasanya berupa limbah rumah tangga yang
berasal dari toilet, tempat cuci piring, laundry dan lain sebagainya. Biasanya
kandungan sabun dalam limbah rumah tangga sangat banyak sehingga
membuat air tersebut memiliki tingkat kesadahan yang tinggi oleh sebab itu
pembuatan saluran limbah cair ini dibuat atau dirancang sedemikian hingga
agar dapat mengurangi tingkat kesadahan dengan alternative memberi
saringan pada muara dari pipa-pipa tersebut dimana saringan akan dilengkapi
dengan bahan yang dapat menetralkan pH air sehingga pH air yang keluar ke
sungai netral dan tidak mencemari sungai. Untuk saringan ini dapat dicontrol
tiap enam bulan sekali untuk mengetahui fungsi kelayakan dari penyaring ini.
Untuk muara dari system limbah cair ini dibuat bermuara pada saluran yang
mengarah ke sungai jadi air tidak mungkin tergenang.
2.1.1.3 Sistem Drainase
Dibuat dengan metode tertutup dimana sistem drainasenya tidak
langsung terbuka atau di pendam saluran drainase ini dirancang dapat
menampung aliran air hjan hingga 300 liter/ha/detik dimana system drainase
ini disambungkan langsung dengan saluran air yang bermuara pada sungai
sehingga mengurangi genangan yang ditimbulkan dari air hujan. Dibuat pula
saluran menuju ke taman jadi untuk penampung air hujan diberi pipa-pipa
yang disalurkan ke taman jadi air hujan dapat dimanfaatkan secara efisien.
2.1.1.4 Jadwal kegiatan Proyek
Pembangunan ini mulai dilakukan pada akhir tahun 2013 dan
diperkirakan selesai pada tahun 2015. Langkah awal yang dilakukan oleh
pemrakarsa yakni merencanakan beberapa tahap kegiatan proyek dimana
dibagi menjadi tiga tahap yakni tahap prakonstruksi,konstruksi dan tahap
pasca konstruksi.
2.1.2 Komponen Usaha dan/atau Kegiatan yang Ditelaah dan Diperkirakan
Menimbulkan Dampak
2.1.2.1 Tahap Prakonstruksi
Sebelum dilakukannya konstruksi pihak pemrakarsa wajib membuat
surat izin untuk pembangunan hotel diwilayah tersebut yang mana ditujukan
kepada pemerintah kota Batu. Surat izin ini berfungsi untuk memberitahukan
kepada instalasi pemerintahan kota batu hingga tingkat aparatur pemerintahan
pada lokasi tersebut seperti kecamata, kelurahan, RW dan RT. Setelah
mendapatkan persetujuan dari pemerintah baru dilakukan peninjauan
lokasi ,batas wilayah dari lokasi yang akan dibangun kemudian menganalisa
aspek apa saja yang perlu diperhatikan. Adapun aspek yang perlu diperhatikan
adalah :
Aspek Sosial
Dilakukan pendekatan personal terhadap warga dengan cara
memberikan sosialisasi atau pengarahan mengenai profil proyek yang
akan dibangun. Pemberian kuisioner ini bertujuan untuk mengetahui
pro dan kontra warga dari pembangunan proyek ini maka dapat
dilakukan dengan membagikan kuisioner pada warga mengenai
tanggapan didirikannya proyek di area sekitar pemukiman warga.
Aspek ekonomi
Menganalisis kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh warga, seperti
halnya menganalisa mata pencaharian dari warga. Pada aspek ini
pemrakarsa akan dapat memperkirakan apakah pembangunan hotel ini
dapat memberikan lapangan pekerjaan bagi warga sekitar atau tidak.
Dapat pula sebagai referensi untuk pemrakarsa bahwa pembuatan hotel
ini tidak merugikan matapencaharian warga sekitar proyek
Aspek budaya
Merupakan aspek dimana pemrakarsa mengetahui kebiasaan dari
warga sekitar atau kebudayaan yang diterapkan dalam ruang lingkup
daerah sekitar hotel, sehingga jika dikemudian hari pemrakarsa akan
membangun sebuah fasilitas-fasilitas hotel seperti cafe, mini bar,
karaoke dan lain sebagainya pemrakarsa dapat membangun fasilitas
yang tidak mengganggu adat istiadat dari wilayah tersebut
Setelah meninjau dari aspek aspek tersebut dan mendapatkan persetujuan
dari warga dan pemerintah baru kemudian dilanjutkan pada tahapan
berikutnya.
2.1.2.2 Tahap Konstruksi
Pada tahap ini proses pembuatan gedung dilakukan dimana ada tiga
tahapan yang harus dilakukan yakni :
Pemagaran Proyek
Pada tahap ini langkah awal yang dilakukan yakni membuat pagar
proyek dan membuat base camp untuk pekerja proyek yang
dilengkapi dengan penyediaan air bersih, MCK, fasilitas penerangan
yang baik dan alat komunikasi.
Mobilitas Tenaga Kerja
Untuk mobilitas tenaga kerja tentunya pada proses pembuatan
proyek ini membutuhkan banyak pekerja dalam konstruksi agar
pembangunan gedung dapat berlangsung cepat oleh sebab dibutuhkan
tenaga kerja yang mahir dalam bidangnya. Dalam hal ini pemrakarsa
dapat membuka peluang lapangan kerja terhadap warga sekitar lokasi
konstruksi yang memiliki keahlian dibidang tertentu tersebut sehingga
dengan adanya proyek ini warga tetap mendapatkan keuntungan
dengan cara menjadi pekerja kasar yang ahli dibidang tertentu alam
konstruksi bangunan.
Mobilitas Peralatan
Kegiatan ini berupa pengadaan alat besar dan kendaraan yang di
perlukan selama kegiatan konstruksi seperti concrete pump, tower
crane, excavator , dump truck , alat pemancangan, generator , mesin
las, lift barang dan lain sebagainya.
2.1.2.3 Tahap pasca konstruksi
Setelah melalui proses konstruksi, hotel sudah berdiri maka pemrakarsa
menyusun infrastruktur staf hotel untuk proses pemeliharaan hotel dengan
adanya infrastruktur hotel ini proses pemeliharaan akan lebih mudah dan
terstruktur oleh sebab itu pemrakarsa dapat melakukan perekrutan pegawai.
Proses perekrutan ini dapat pula dilakukan dari warga sekitar hotel sebagai
staf, sehingga secara tidak langsung menyediakan lapangan pekerjaan
terhadap warga sekitar Hotel Rainbow ini.
2.2. Lingkup Rona Lingkungan Hidup Awal
2.2.1. Data Rona Lingkungan Hidup yang Terkena Dampak
Pembangunan Hotel Rainbow di kawasan desa sisir, Batu ini akan
mempengaruhi keadaan lingkungan disekitarnya. Pengaruh yang ditimbulkan
dari pembangunan hotel ini terhadap lingkungan cukup signifikan, karena
dengan adanya pembangunan tersebut dapat menyebabkan perubahan keadaan
dan fungsi alam yang sudah ada sebelumnya. Untuk dapat mengatasi dan
menangani dampak yang akan ditimbulkan dari pembangunan Hotel Rainbow
ini, maka diperlukan data – data rona lingkungan hidup yang dimungkinkan
terkena dampak dari pembangunan Hotel Rainbow. Data-data tersebut diambil
bersamaan dengan berlangsungnya tahapan konstruksi pembangunan Hotel
Rainbow,Batu. Data – data rona lingkungan yang dikaji terbagi menjadi
beberapa komponen, yaitu :
2.2.1.1 Komponen Fisik Kimia
Iklim
Tipe iklim berdasarkan Schmids Ferguson terdapat 6 tipe, yaitu :
A = Tipe sangat basah
B = Tipe basah
C = Tipe Cukup basah
D = Tipe Sedang
E = Tipe Kering
F = Tipe Sangat Kering
Berdasarkan hasil kajian daerah tempat pembangunan Hotel Rainbow,
dapat diketahui bahwa tipe iklim di daerah pembangunan Hotel
Rainbow, Desa sisir kecamatan Batu dan sekitarnya termasuk dalam
iklim tipe B yaitu iklim basah.
Suhu dan Kelembaban
Berdasarkan data yang diperoleh dari Badan Meteorologi dan
Geofisika kota Batu, dapat diketahui bahwa suhu minimum pada kota
Batu adalah (18,0 - 20,10) 0C dan suhu maksimum di daerah kota Batu
adalah sekitar (26,2 - 27,30) 0C dengan kelembaban udara sekitar (77 –
86) % disertai kecepatan angin rata-rata 6,06 km/jam.
Curah Hujan
Berdasarkan data sekunder yang diperoleh dari Bappeda Kota Batu
menunujukkan bahwa curah hujan didaerah kota Batu rata-rata 227,75
mm/bulan, dengan jumlah hari hujan sebanyak 171 hari . Jumlah hari
hujan paling kecil terljadi pada bulan Juli dan paling besar pada bulan
Januari.
Struktur Tanah
Secara umum, jenis-jenis tanah pada daerah Batu adalah:
1. Andosol
2. Kambisol
3. Alluvial
4. Latosol
Lokasi Gedung Hotel Rainbow, Batu
Wilayah kota ini berada di ketinggian 680-1.200 meter dari
permukaan laut, secara geografis terletak pada posisi antara 7044', 55,11’
sampai dengan 8026',35,45’ Lintang Selatan dan 122017',10,90’ sampai
dengan 122057',00,00’ Bujur Timur. Batas Kota Batu adalah sebagai
berikut : Sebelah Utara = Kecamatan Prigen Kabupaten Mojokerto,
Sebelah Selatan = Kecamatan Dau dan Kecamatan Wagir Kabupaten
Malang, Sebelah Timur = Kecamatan Karang Ploso dan Kecamatan Dau
Kabupaten Malang dan sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan
Pujon Kabupaten Malang. Adapun dibawah ini merupakan table
presentase lokasi sumber air terhadap kondisi lahan yakni :
Tabel 2.3. Persentase Lokasi Sumber Air Tehadap Kondisi Lahan
Kondisi Lahan Jumlah Sumber Air Persentase (%)
Baik 4 3.70
Normal 32 29.63
Kritis 57 52.78
Sangat Kritis 15 13.89
Sumber: Hasil Analisa Konservasi Sumber Air Berbasis Partisipasi
Masyarakat di Kota Batu Jawa Timur
2.2.1.2 Komponen Biologis
Biota Darat
Data primer komponen biota darat pada lokasi proyek dapat dilihat
pada tabel berikut :
Tabel 2.4. Data Hasil Pengamatan Vegetasi Darat di Tapak Proyek
No. Nama Lokal Nama Ilmiah Family
1. Ketela Ipomoea batatas Poir. Convolvulaceae
2. Rumput Penisetum purpureum Graminae
3. Singkong manihot utilissima Euphorbiaceae
4. Putri Malu Mimosa pudica Fabaceae
5. Ilalang Imperata cylindrica Poaceae
6. Kumis kucing Orthosiphon aristatus Lamiaceae
Sumber : Flora (Steenis, 1998)
Data primer komponen biota darat fauna di lokasi proyek dapat
dilihat pada tabel berikut :
Tabel 2.5. Data Hasil Pengamatan Hewan darat di Tapak Proyek
No. Nama Lokal Nama Ilmiah Family
1. Cacing tanah Lumbricus terrestris Megascilicidae
2. Burung Gereja Sparrow Passeridae
3. Ayam Gallus gallus domesticus Phasianidae
4 Nyamuk Aedes Culicidae
5 Kumbang Hylobius abietis Dynastinae
6 Lalat Musca Domestica Muscidae
7 Kucing Felis silvestris catus Felidae
8 Capung subordo Zygoptera Odonata
9 Belalang Dissosteira Carolina Hierodula vitrea
Sumber : Burung – burung di Jawa dan sekitarnya (Mc.Kimmon et al,
1992)
Biota Air
Gambaran mengenai biota perairan yang ada di sekitar
pembangunan Hotel Rainbow ini ditujukan untuk memenuhi
keperluan isi Kerangka Acuan Analisis Dampak Lingkungan pada
pembangunan Hotel Rainbow, Batu. Biota air yang akan dikaji adalah
biota perairan yang berhubungan langsung maupun tidak langsung
dengan habitat yang ada di daerah pembangunan Hotel Rainbow, yang
mana biota air tesebut dapat dperkirakan akan terkena dampak dari
pembuangan sisa hasil kegiatan proyek pembangunan Hotel
Rainbow. Data hasil kajian dan pengumpulan data sekunder yang telah
dilakukan disekitar lokasi proyek dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 2.6. Jenis-jenis hewan yang terdapat diperairan wilayah studi
dan sekitarnya
No. Nama Indonesia/local Nama Ilmiah1 Berudu Caecilia2 Ikan cucut Eusphyra blochii3 Kepiting air tawar (yuyu) Parathelphusa convexa4 Katak Anura
2.2.1.3 Komponen Sosial, Ekonomi dan Budaya
Demografi
Lokasi pembangunan Hotel Rainbow di desa disisir secara
administratif terletak didaerah kecamatan Batu. Penduduk
Kecamatan Batu tercatat sebesar 84.421 jiwa. Komposisi penduduk
menurut jenis kelamin menunjukkan bahwa 49,80 % adalah
penduduk laki-laki dan 50,20 % adalah penduduk
perempuan. Pembagian jumlah penduduk pada Kecamatan Batu
disetiap desa bisa dilihat pada diagram pie 2.7 berikut:
2.7 Diagram Pembagian Jumlah Penduduk Kecamatan Batu
Adapun grafik 2.8 dibawah ini merupakan grafik jumlah
penduduk berdasarkan jenis kelamin :
Grafik 2.8 Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin :
Dari grafik diatas tampak Kelurahan Sisir memiliki komposisi
kepadatan penduduk yang paling padat dengan jumlah penduduk
17.657 jiwa atau 21 % dari total penduduk Kecamatan Batu.
Ekonomi
Penggolongan penduduk Kecamatan Batu menurut kelompok
mata pencahariannya dapat dilihat pada grafik 2.9 berikut ini :
Grafik 2.9 persentase Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis
Pekerjaan
Grafik pada gambar diatas. menggambarkan persentase jumlah
penduduk sesuai jenis pekerjaannya. Tampak pada grafik tersebut
masyarakat Kecamatan Batu yang belum bekerja/tidak bekerja
menduduki persentase paling atas yaitu 25.09%, pelajar/mahasiswa
sebesar 18.48%, dibawahnya adalah Petani sebesar 12.52%, dan
yang paling kecil adalah Dokter sebesar 0.03% atau 22 orang.
Berikut merupakan grafik 2.10 merupakan diagram yang
menunjukan data Tingkat Pendidikan Warga Kecamatan Batu:
Grafik 2.10 Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Grafik diatas memperlihatkan bahwa sebagian besar
masyarakat Kecamatan Batu kebanyakan berpendidikan mulai dari
Sekolah Dasar sampai Sekolah Lanjutan Tingkat Atas.
Sosial
Penduduk di wilayah telaah studi yang ditinjau dari berbagai
macam aspek, yakni latar belakang asal daerah penduduk bersifat
heterogen (berasal dari luar daerah Batu). Aspek budaya
masyarakat di lokasi studi yang menonjol adalah dominasi
masyarakat agraris (petani) . Pranata sosial atau lembaga
masyarakat pada hakekatnya merupakan kumpulan norma -
norma sosial sebagai upaya manusia untuk memenuhi berbagai
kebutuhan hidup dan menjaga keutuhan masyarakat yang
bersangkutan. Beberapa lembaga sosial yang berkembang di
wilayah studi berupa keluarga, lembaga ekonomi (sistem upah, jual
beli, sewa, gadai, koperasi, dan lain-lain), lembaga pemerintahan
desa, lembaga pendidikan, lembaga keagamaan, dan lembaga
lainnya.
2.2.2. Komponen Lingkungan yang Diperkirakan Akan Terkena Dampak
Untuk mengetahui komponen lingkungan yang mempunyai probabilitas
terkena dampak dari proyek, maka perlu dilakukan kajian terhadap kondisi lingkungan
awal sebelum adanya rencana usaha dan/atau kegiatan. Komponen lingkungan yang
akan dikaji meliputi :
2.2.2.1 Komponen Fisika-Kimia
I. Iklim
Kondisi iklim yang ditelaah dikaitkan untuk menunjang kajian tentang
perubahan kualitas udara dan tingkat kebising, antara lain:
Curah hujan dan jumlah hari hujan
Arah dan kecepatan angin
Kualitas udara dan kebisingan
II. Hidrologi
Kajian komponen hidrologi yang terdapat di wilayah studi yang
mungkin terpengaruh oleh rencana kegiatan antara lain mencakup:
Pola air permukaan
Kualitas air
Kondisi pemakaian atau pemanfaatan air oleh penduduk disekitarnya
Peningkatan Aliran Air Permukaan
III. Fisiografi
Komponen fisiografi yang ditelaah, dikaitkan untuk menunjang kajian
tentang kemungkinan gangguan aliran permukaan, antara lain mencakup:
Struktur geologi dan stabilitas tanah
Topografi lahan
IV. Ruang, Lahan dan Tanah
Kajian terhadap komponen ruang, lahan dan tanah yang mana dikaitkan
dengan kemungkinan perubahan peruntukan lahan dan perubahan tata
ruang diwilayah studi, antara lain mencakup:
Tata guna lahan dan sumber daya lainnya
Rencana pengmbangan wilayah, rencana tata ruang, tata guna tanah
diwilayah studi.
2.2.2.2 Komponen Biologi
I. Flora
Penurunan Jumlah Flora di sekitar daerah pembangunan Hotel Rainbow,
Batu.
Hilangnya spesies Flora tertentu akibat adanya pembangunan Hotel
Rainbow, Batu.
II. Fauna
Penurunan Jumlah Fauna di sekitar daerah pembangunan Hotel Rainbow,
Batu.
Hilangnya spesies fauna tertentu akibat adanya pembangunan Hotel
Rainbow, Batu.
2.2.2.3 Komponen Sosial Ekonomi dan Sosial Budaya
Komponen sosial, ekonomi dan budaya yang akan dikaji adalah
komponen lingungan yang mempunyai relevansi yang kuat dengan dampak
penting yang timbul, antara lain:
I. Demografi
Komponen demografi yang ditelaah, antara lain mencakup:
Struktur kependudukan, mata pencaharian
Tingkat kepadatan dan persebaran penduduk
Angkatan kerja produktif
Tingkat kelahiran dan kematian
Pola pertumbuhan penduduk
II. Ekonomi
Komponen ekonomi yang ditelaah, antara lain mencakup:
Kondisi sosial ekonomi masyarakat diwilayah studi, terutama pemilik
lahan yang dibebaskan, kesempatan kerja dan berusaha.
Peningkatan Pendapatan Asli Daerah
Peningkatan Kesejahteraan Khususnya Masyarakat Sekitar
Jumlah angkatan kerja
Kemacetan Lalu Lintas
Tuntutan Ganti Rugi
III. Budaya
Komponen social budaya yang ditelaah, antara lain mencakup:
Kondisi social budaya masyarakat diwilayah studi, antar alain pola
hidup, pranata sosial, nilai budaya, adat istiadat dan kepercayaan.
Sikap dan presesi masyarakat terhadap rencana kegiatan
Tingkat pendidikan dan pola hidup atau agama yang dianut
IV. Komponen Kesehatan Masyarakat
Komponen kesehatan masyarakat yang ditelaah mencakup:
Kondisi sanitasi lingkungan
Potensi penyakit di wilayah studi
Fasilitas kesehatan, serta tenaga para medis
2.3 Isu-Isu Pokok
2.3.1. Dampak Primer dan Sekunder
I. Tahap Pra Konstruksi
Komponen kegiatan pada tahap Pra Konstruksi yang diperkirakan akan
menimbulkan perubahan mendasar terhadap lingkungan, antara lain:
a. Survey Awal dan Sosialisasi
Meliputi penentuan lokasi tapak proyek, inventarisasi lahan,
bangunan dan sarana lainnya yang akan dibebaskan, status pemilikan
dan pematokan lokasi.
Dampak Primer yang ditimbulkan adalah:
Adanya keresahan masyarakat yang disebabkan timbulnya
persepsi negatif dari masyarakat, akibat dari perbedaan pendapat
antar masyarakat mengenai adanya rencana usaha dan/atau kegiatan
pembangunan Hotel Rainbow, Batu.
Dampak Sekunder yang ditimbulkan adalah:
Adanya gangguan kamtibmas yang disebabkan karena
munculnya keresahan masyarakat akibat adanya perbedaan
pendapat antar masyarakat mengenai adanya kemungkinan kegiatan
pembangunan Hotel Rainbow, Batu.
b. Pengadaan Tanah dan Perijinan
Meliputi penyuluhan, penentuan jenis/nilai ganti rugi/ kompensasi,
serta pemberian ganti rugi atas tanah/ lahan, bangunan serta sarana lain
yang dibebaskan.
Dampak primer yang ditimbulkan adalah:
Adanya perubahan pemanfaatan lahan dikarenakan adanya
persepsi negatif dari masyarakat akibat dari perbedaan pendapat
antar masyarakat mengenai kegiatan pembangunan Hotel Rainbow,
Batu.
Dampak sekunder yang ditimbulkan adalah:
o Adanya peningkatan volume sampah akibat adanya
pembangunan
o Menyebabkan penurunan kualitas udara
o Adanya gangguan kesehatan masyarakat akibat dari penurunan
kualitas udara dan peningkatan volume sampah.
o Peningkatan air permukaan yang disebabkan oleh kegiatan
pembersihan dan pengurugan lahan proyek, sehingga
meningkatkan laju aliran air permukaan ke saluran drainase.
o Adanya Genangan air sekitar lokasi proyek akibat dari
peningkatan air permukaan disekitar proyek.
II. Tahap Konstruksi
Kegiatan pada tahap ini dibedakan atas tahap persiapan
konstruksi dan tahap pelaksanaan konstruksi.
a. Persiapan Konstruksi
Pada tahap persiapan konstruksi, komponen kegiatan yang
diperkirakan menimbulkan dampak primer dan dampak sekunder
terhadap lingkungan, meliputi:
1. Pengadaan dan pengoperasian base camp
2. Pembersihan dan pematangan lahan
Dampak primer yang ditimbulkan adalah:
Adanya keresahan masyarakat yang disebabkan timbulnya
persepsi negatif dari masyarakat, akibat dari perbedaan pendapat
antar masyarakat mengenai adanya rencana usaha dan/atau kegiatan
pembangunan Hotel Rainbow, Batu.
Dampak Sekunder yang ditimbulkan adalah:
Adanya gangguan kamtibmas yang disebabkan karena
munculnya keresahanmasyarakat akibat adanya perbedaan pendapat
antar masyarakat mengenai adanya kemungkinan kegiatan
pembangunan Hotel Rainbow, Batu.
b. Pelaksanaan Konstruksi
1. Pekerjaan tanah, yang meliputi galian dan timbunan
2. Pekerjaan Lapis perkerasan
3. Pembuatan bangunan pelengkap
4. Pengangkutan tanah dan material bangunan
5. Pemasangan tiang pancang
6. Pekerjaan bangunan bawah/ atas.
Dampak Primer yang ditimbulkan adalah:
o Adanya Kesempatan kerja yang terbuka luas, dikarenakan
proyek pembangunan sebisa mungkin menggunakan tenaga
lokal sebagai tenaga utama.
o Adanya kemacetan lalu-lintas dan kerusakan jalan akibat dari
peningkatan volume kendaraan dari mobilisasi peralatan alat-
alat berat untuk pembangunan proyek.
o Adanya Peningkatan kebisingan yang disebabkan oleh
pengadaan peralatan yang sebagian besar berupa alat-alat berat.
o Adanya Penurunan kualitas udara yang disebabkan oleh
peningkatan polusi akibat naiknya aktivitas transportasi
disekitar proyek.
Dampak Sekunder yang ditimbulkan adalah:
o Adanya Peningkatan pendapatan akibat dari adanya peningkatan
kesempatan kerja yang lebih luas.
o Adanya Gangguan kenyamanan lalu lintas yang disebabkan oleh
kemacetan lalu lintas disekitar proyek.
o Adanya gangguan kesehatan masyarakat yang disebabkan oleh
penurunan kualitas udara akibat dari kemacetan lalu lintas
disekitar proyek.
III. Tahap Pasca Konstruksi
Komponen kegiatan yang diperkirakan dapat menimbulkan
dampak primer dan dampak sekunder terhadap lingkungan, meliputi:
a. Mobilisasi Karyawan
Dampak Primer yang ditimbulkan adalah:
Adanya perubahan mata pencaharian penduduk sekitar, yakni
menjadi karyawan Hotel Rainbow, Batu.
Adanya keresahan masyarakat yang disebabkan oleh adanya
penduduk sekitar yang tidak dapat bekerja di Hotel Rainbow,
Batu.
Dampak Sekunder yang ditimbulkan adalah:
Adanya gangguan kamtibmas yang disebabkan karena
munculnya keresahan masyarakat akibat adanya perbedaan
pendapat antar masyarakat mengenai adanya kemungkinan
kegiatan pembangunan Hotel Rainbow, Batu.
Adanya Kesempatan kerja yang terbuka luas, dikarenakan
dikarenakan pengoperasian Hotel Rainbow ini membutuhkan
tenaga lokal sebagai tenaga utama.
b. Pengoperasian Hotel
Dampak Primer yang ditimbulkan adalah:
Adanya Kesempatan kerja yang terbuka luas, dikarenakan
pengoperasian Hotel Rainbow ini membutuhkan tenaga lokal
sebagai tenaga utama.
Adanya kemacetan lalu-lintas dan kerusakan jalan akibat dari
peningkatan volume kendaraan dari mobilisasi peralatan alat-
alat berat untuk pembangunan proyek.
Adanya Peningkatan kebisingan yang disebabkan oleh
pengadaan peralatan yang sebagian besar berupa alat-alat berat.
Adanya Penurunan kualitas udara yang disebabkan oleh
peningkatan polusi akibat naiknya aktivitas transportasi
disekitar proyek.
Adanya perubahan mata pencaharian penduduk sekitar, yakni
menjadi karyawan Hotel Rainbow, Batu.
Adanya keresahan masyarakat yang disebabkan oleh adanya
penduduk sekitar yang tidak dapat bekerja di Hotel Rainbow,
Batu.
Adanya peningkatan kegiatan perekonomian, yang disebabkan
oleh peningkatan aktifitas jual-beli.
Adanya peningkatan sampah akibat dari pembuangan limbah
padat dan limbah cair dari kegiatan operasional Hotel Rainbow,
Batu.
Dampak Sekunder yang ditimbulkan adalah:
Adanya gangguan kamtibmas yang disebabkan karena
munculnya keresahan masyarakat akibat adanya perbedaan
pendapat antar masyarakat mengenai adanya kemungkinan
kegiatan pembangunan Hotel Rainbow, Batu.
Adanya Kesempatan kerja yang terbuka luas, dikarenakan
proyek pembangunan sebisa mungkin menggunakan tenaga
lokal sebagai tenaga utama.
Adanya Gangguan kenyamanan lalu lintas yang disebabkan
oleh kemacetan lalu lintas disekitar proyek.
Adanya gangguan kesehatan masyarakat yang disebabkan oleh
penurunan kualitas udara akibat dari kemacetan lalu lintas
disekitar proyek.
Adanya peningkatan pendapatan asli daerah (PAD) yang
disebabkan oleh meningkatnya penerimaan pajak daerah.
Adanya penurunan estetika lingkungan yang disebabkan oleh
sistem pembuangan limbah padat yang menyebabkan
lingkungan sekitar bisa kotor.
c. Pemeliharaan dan Perawatan Gedung
Dampak Primer yang ditimbulkan adalah:
Adanya perubahan mata pencaharian penduduk, hal ini
disebabkan karena terbukanya lapangan pekerjaan untuk
pemeliharaan dan perawatan gedung Hotel Rainbow, Batu.
Adanya pemakaian air yang dipergunakan untuk pemeliharaan
dan perawatan gedung Hotel Rainbow, Batu.
Dampak Sekunder yang ditimbulkan adalah:
Adanya kesempatan kerja yang lebih luas akibat adanya
kegiatan pemeliharaan dan perawatan gedung Hotel
Rainbow,Batu.
Adanya gangguan distribusi air disekitar Hotel Rainbow, yang
diakibatkan oleh adanya pemakaian air untuk kegiatan
pemeliharaan dan perawatan gedung.
2.3.2. Dampak Potensial
Dampak potensial adalah gabungan dari dua dampak, yakni dampak primer
dengan dampak sekunder. Berikut daftar dampak-dampak potensial dari
pembangunan Hotel Rainbow, Batu Jawa Timur, baik pada tahap pra konstruksi,
konstruksi dan pasca konstruksi.
I. Tahap Pra Konstruksi
Pada tahap pra konstruksi, komponen kegiatan yang diperkirakan dapat
menimbulkan dampak besar dan penting terhadap lingkungan, meliputi:
a. Survey Awal dan Sosialisasi
Dampak Potensial yang ditimbulkan adalah:
Adanya keresahan masyarakat yang disebabkan timbulnya persepsi
negatif dari masyarakat, akibat dari perbedaan pendapat antar
masyarakat mengenai adanya rencana usaha dan/atau kegiatan
pembangunan Hotel Rainbow, Batu Jawa Timur
Adanya gangguan kamtibmas yang disebabkan karena munculnya
keresahan masyarakat akibat adanya perbedaan pendapat antar
masyarakat mengenai adanya kemungkinan kegiatan pembangunan
Hotel Rainbow, Batu Jawa Timur.
b. Pengadaan Tanah dan Perijinan
Dampak Potensial yang ditimbulkan adalah:
Adanya perubahan pemanfaatan lahan dikarenakan adanya persepsi
negatif dari masyarakat akibat dari perbedaan pendapat antar
masyarakat mengenai kegiatan pembangunan Hotel Rainbow, Batu
Jawa Timur.
c. Pembersihan dan Pengurugan Lahan
Dampak Potensial yang ditimbulkan adalah:
Adanya peningkatan volume sampah yang berasal dari sisa material
hasil pembersihan dan pengurugan lahan.
Peningkatan air permukaan yang diakibatkan dari pembersihan dan
pengurugan lahan sehingga meningkatkan laju aliran air permukaan
ke saluran drainase.
Genangan air sekitar lokasi akibat adanya peningkatan aliran air
permukaan pada tahap pembersihan dan pengurugan lahan.
Penurunan kualitas udara, akibat dari meningkatnya aktifitas
transportasi disekitar proyek yang menyebabkan polusi udara dan
adanya debu yang beterbangan karena kegiatan pengurugan lahan.
Adanya gangguan kesehatan masyarakat dikarenakan adanya
peningkatan volume sampah dan kualitas udara yang menurun.
II. Tahap Konstruksi
Pada tahap konstruksi, rencana usaha dan/atau kegiatan yang
diperkirakan menimbulkan
Dampak primer dan dampak sekunder terhadap lingkungan adalah sebagai
berikut :
a. Persiapan Konstruksi
1. Pengadaan dan pengoperasian base camp
2. Pembersihan dan pematangan lahan
Dampak Potensial yang ditimbulkan adalah:
Adanya keresahan masyarakat yang disebabkan timbulnya persepsi
negatif dari masyarakat, akibat dari perbedaan pendapat antar
masyarakat mengenai adanya rencana usaha dan/atau kegiatan
pembangunan Hotel Rainbow, Batu.
Adanya gangguan kamtibmas yang disebabkan karena munculnya
keresahan masyarakat akibat adanya perbedaan pendapat antar
masyarakat mengenai adanya kemungkinan kegiatan pembangunan
Hotel Rainbow, Batu.
b. Pelaksanaan Konstruksi
1. Pekerjaan tanah, yang meliputi galian dan timbunan
2. Pekerjaan Lapis perkerasan
3. Pembuatan bangunan pelengkap
4. Pengangkutan tanah dan material bangunan
5. Pemasangan tiang pancang
6. Pekerjaan bangunan bawah/ atas.
Dampak Potensial yang ditimbulkan adalah:
Adanya keresahan masyarakat dikarenakan munculnya persepsi negatif
dari masyarakat dikarenakan adanya perbedaan pendapat antar
masyarakat mengenai kegiatan pembangunan Rumah sakit Tambakrejo,
Bojonegoro Jawa Timur
Penambahan kesempatan kerja dikarenakan proyek pembangunan
sebisa mungkin menggunakan tenaga lokal sebagai tenaga utama.
Adanya gangguan kamtibmas dikarenakan munculnya keresahan
masyarakat dikarenakan adanya perbedaan pendapat antar masyarakat
mengenai kegiatan pembangunan Rumah sakit Tambakrejo, Bojonegoro
Jawa Timur.
Peningkatan pendapatan dikarenakan adanya penambahan kesempatan
kerja pada saat mobilisasi tenaga kerja.
III. Tahap Pasca Konstruksi (Tahap Operasi)
Pada tahap Pasca Konstruksi, komponen kegiatan yang diperkirakan
menimbulkan
Dampak potensial terhadap lingkungan adalah sebagai berikut:
a.Mobilisasi Karyawan
Dampak Potensial yang ditimbulkan adalah:
Adanya perubahan mata pencaharian penduduk sekitar, yakni menjadi
karyawan Hotel Rainbow, Batu.
Adanya keresahan masyarakat yang disebabkan oleh adanya penduduk
sekitar yang tidak dapat bekerja di Hotel Rainbow, Batu.
Adanya gangguan kamtibmas yang disebabkan karena munculnya
keresahan masyarakat akibat adanya perbedaan pendapat antar
masyarakat mengenai adanya kemungkinan kegiatan pembangunan
Hotel Rainbow, Batu.
Adanya Kesempatan kerja yang terbuka luas, dikarenakan dikarenakan
pengoperasian Hotel Rainbow ini membutuhkan tenaga lokal sebagai
tenaga utama.
b. Pengoperasian Rumah sakit
Dampak Potensial yang ditimbulkan adalah:
Adanya Kesempatan kerja yang terbuka luas, dikarenakan
pengoperasian Hotel Rainbow ini membutuhkan tenaga lokal sebagai
tenaga utama.
Adanya kemacetan lalu-lintas dan kerusakan jalan akibat dari
peningkatan volume kendaraan dari mobilisasi peralatan alat-alat berat
untuk pembangunan proyek.
Adanya Peningkatan kebisingan yang disebabkan oleh pengadaan
peralatan yang sebagian besar berupa alat-alat berat.
Adanya Penurunan kualitas udara yang disebabkan oleh peningkatan
polusi akibat naiknya aktivitas transportasi disekitar proyek.
Adanya perubahan mata pencaharian penduduk sekitar, yakni menjadi
karyawan Hotel Rainbow, Batu.
Adanya keresahan masyarakat yang disebabkan oleh adanya penduduk
sekitar yang tidak dapat bekerja di Hotel Rainbow, Batu.
Adanya peningkatan kegiatan perekonomian, yang disebabkan oleh
peningkatan aktifitas jual-beli.
Adanya peningkatan sampah akibat dari pembuangan limbah padat dan
limbah cair dari kegiatan operasional Hotel Rainbow, Batu.
Adanya gangguan kamtibmas yang disebabkan karena munculnya
keresahan masyarakat akibat adanya perbedaan pendapat antar
masyarakat mengenai adanya kemungkinan kegiatan pembangunan
Hotel Rainbow, Batu.
Adanya Kesempatan kerja yang terbuka luas, dikarenakan proyek
pembangunan sebisa mungkin menggunakan tenaga lokal sebagai
tenaga utama.
Adanya Gangguan kenyamanan lalu lintas yang disebabkan oleh
kemacetan lalu lintas disekitar proyek.
Adanya gangguan kesehatan masyarakat yang disebabkan oleh
penurunan kualitas udara akibat dari kemacetan lalu lintas disekitar
proyek.
Adanya peningkatan pendapatan asli daerah (PAD) yang disebabkan
oleh meningkatnya penerimaan pajak daerah.
Adanya penurunan estetika lingkungan yang disebabkan oleh sistem
pembuangan limbah padat yang menyebabkan lingkungan sekitar bisa
kotor.
c. Pemeliharaan dan Perawatan Gedung
Dampak Potensial yang ditimbulkan adalah:
Adanya perubahan mata pencaharian penduduk, hal ini disebabkan
karena terbukanya lapangan pekerjaan untuk pemeliharaan dan
perawatan gedung Hotel Rainbow, Batu.
Adanya pemakaian air yang dipergunakan untuk pemeliharaan dan
perawatan gedung Hotel Rainbow, Batu.
Adanya kesempatan kerja yang lebih luas akibat adanya kegiatan
pemeliharaan dan perawatan gedung Hotel Rainbow,Batu.
Adanya gangguan distribusi air disekitar Hotel Rainbow, yang
diakibatkan oleh adanya pemakaian air untuk kegiatan pemeliharaan dan
perawatan gedung.
2.3.3 Pelingkupan Isu Pokok
Proses pelingkupan dalam ANDAL adalah salah satu proses awal penentuan
lingkup masalah dan pengidentifikasian dampak yang berhubungan dengan rencana
usaha dan/atau kegiatan. Gabungan dari dampak primer dan dampak sekunder yang
telah dijelaskan sebelumnya akan membentuk dampak potensial. Yang mana dampak
potensial tersebut dievaluasi kembali sehingga dihasilkan dampak penting hipotesis.
Dari dampak penting hipotesis tersebut maka dapat dilakukan pemusatan dan
penyususnan rangking. Dari hasil pemusatan dan peringkingan tersebut, maka dapat
diketahui isu pokok. Isu pokok pembangunan Hotel Rainbow, Desa Sisir Kecamatan
Batu, Kota Batu Jawa Timur dapat dikelompokkan dalam 2 dimensi peninjauan, yaitu:
Dimensi Komponen Lingkungan:
Komponen Fisika-Kimia, Komonen Biologi, Komponen Sosial
Ekonomi dan Sosial Budaya dan Kesehatan Masyarakat.
Dimensi Waktu:
Pra Konstruksi, Konstruksi, dan Tahap Pasca Konstruksi.
Isu-isu pokok pembangunan proyek Hotel rainbow, Batu Jawa Timur meliputi:
A. Tahap Pra Konstruksi
Pada tahap ini didapatkan isu pokok dampak, sebagai berikut:
1. Keresahan Masyarakat
2. Gangguan Kamtibmas
3. Penurunan kualitas udara
4. Perubahan pemanfaatan lahan
5. Peningkatan volume sampah
6. Peningkatan aliran air permukaan
7. Genangan air sekitar lokasi proyek
B. Tahap Konstruksi
Pada tahap ini didapatkan isu pokok dampak, sebagai berikut:
1. Keresahan Masyarakat
2. Gangguan Kamtibmas
3. Penambahan Kesempatan Kerja
4. Peningkatan Pendapatan
5. Kemacetan Lalu Lintas
6. Gangguan Kenyamanan Lalu Lintas
7. Kerusakan Jalan
8. Peningkatan Kebisingan
9. Peningkatan Volume Sampah
10. Penurunan Kualitas Udara
11. Kecelakaan Kerja
12. Gangguan Kesehatan Masyarakat
C. Tahap Pasca Konstruksi
Pada tahap ini didapatkan isu pokok dampak, sebagai berikut:
1. Keresahan masyarakat
2. Gangguan kamtibmas
3. Penambahan kesempatan kerja
4. Perubahan mata pencaharian
5. Peningkatan kegiatan perekonomian
6. Peningkatan peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD)
7. Peningkatan sampah
8. Kemacetan lalu-lintas
9. Kerusakan jalan
10. Gangguan kenyamanan lalu lintas
11. Peningkatan kebisingan
12. Penurunan kualitas udara
13. Gangguan kesehatan masyarakat
14. Genangan air sekitar lokasi
15. Gangguan distribusi air sekitar lokasi
16. Penurunan estetika lingkungan
2.4 Lingkup Wilayah Studi
Penetapan lingkup wilayah studi dimaksudkan untuk membatasai luas wilayah
studi ANDAL sesuai dengan hasil pelingkupan dampak besar dan penting, dan dengan
memperhatikan keterbatasan sumber daya, waktu, tenaga dan tanggapan dari masyarakat
yang berkepentingan. Batas wilayah studi Analisis Dampak Lingkungan Pembangunna
Hotel Rainbow ditentukan berdasarkan pertimbangan berbagai faktor, diantaranya yaitu:
luas daerah dampak yang terpengaruh oleh kegiatan proyek dan jenis dampak penting
yang mungkin timbul akibat dari proyek pembangunan Hotel Rainbow, Batu. Lingkup
wilayah studi ANDAL pembangunan Hotel Rainbow ini ditetapkan berdasarkan
pertimbangan batas-batas ruang sebagai berikut:
2.4.1 Batas Proyek
Batas proyek adalah ruang dimana suatu rencana kegiatan akan dilaksanakan,
baik pada tahap pra konstruksi, konstruksi dan saat operasi. Batas wilayah proyek
yang akan direncanakan pada pembangunan Hotel Rainbow di desa Sisir,
Kecamatan Batu, Kota Batu ini dengan luas proyek sekitar 2 Ha. Yang mana
2.4.2 Batas Ekologi
Batas ekologi adalah suatu ruang dimana proses alami yang diperkirakan akan
terkena atau mengalami perubahan mendasar akibat adanya proyek. Yang mana
perubahan tersebut dapat menimbulkan dampak bagi lingkungan, makhluk hidup,
pemukiman, jalan, maupun industri yang ada disekitarnya. Batas ekologi yang
dimaksud antara lain meliputi :
1. Daerah permukiman disekitar lokasi proyek (Sebelah utara, selatan, barat
dan timur), batas ini ditetapkan berdasarkan proses sebaran dampak
komponen fisik dan kimia, seperti : kebisingan, polusi, limbah yang
dihasilkan dll.
2. Daerah aliran air yang ada disekitar proyek diperkirakan akan terpengaruh
oleh kegiatan pembangunanan Hotel Rainbow Batu baik secara kualitatif
maupun kuantitatif.
2.4.3 Batas Sosial
Yang dimaksud dengan batas sosial adalah ruang disekitar rencana usaha
dan/atau kegiatan yang merupakan tempat berlangsungnya berbagai interaksi sosial
yang mengandung norma dan nilai tertentu yang sudah ada (termasuk sistem dan
struktur sosial), yang sudah sesuai dengan proses dinamika sosial suatu kelompok
masyarakat, yang diperkirakan akan mengalami perubahan mendasar akibat adanya
suatu rencana usaha dan/atau kegiatan. Batas sosial ditentukan berdasarkan
persebaran dampak yang timbul terhadap kehidupan sosial ekonomi dan sosial
budaya masyarakat disekitar rencana kegiatan, seperti terputusnya komunikasi dan
interaksi sosial masyarakat pada kawasan pemukiman yang terpotong oleh rencana
pembangunan Hotel Rainbow. Akibat adanya dampak lingkungan hidup yang
ditimbulkan oleh suatu rencana usaha dan/atau kegitan menyebar tidak merata,
maka batas social ditetapkan dengan membatasi batas-batas terluar dengan
memperhatikan hasil identifikasi komunitas masyarakat yang terdapat dalam batas
proyek, ekologis seta komunitas masyarakat yang berada diluar batas proyek
namun berpotensi terkena dampak yang mendasar dari rencana usaha dan/atau
kegiatan melalui penyerapan tenaga kerja, pembangunan fasilitas umum dan
fasilitas sosial.
2.4.4 Batas Administratif
Batas administratif adalah suatu ruang dimana masyarakat disekitar rencana
usaha dan/atau kegiatan pembangunan Hotel Rainbow, Batu dapat secara leluasa
melakukan kegiatan sosial ekonomi dan sosial budaya sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku. Untuk studi ANDAL ini, maka batas
administrasi yang digunakan dalam studi ini adalah Kecamatan Batu.
2.4.5 Batas Wilayah Studi
Batas wilayah studi adalah ruang yang merupakan kesatuan dari keempat batas
wilayah studi diatas, yang mana penentuan dari batas wilayah studi tersebut telah
disesuaikan dengan kemampuan pelaksana yang biasanya mempunyai kendala
terhadap sunber data, seperti: waktu, dana, metode telaah, tenaga dan teknik. Oleh
karena itu ruang lingkup wilayah studi mengacu pada rencana usaha dan/atau
kegiatan dan kemudian diperluas pada ruang ekosistem, ruang sosial dan ruang
administratif.