Post on 10-Jan-2020
Profil Kesehatan Kota Bandung Tahun 2011
BAB I
PENDAHULUAN
Peran Sistem Informasi Kesehatan sangat penting dalam pelaksanaan
pembangunan kesehatan. Pembangunan kesehatan akan berhasil dengan
baik apabila didukung oleh tersedianya data dan informasi yang akurat dan
disajikan secara cepat dan tepat waktu. Atau dengan kata lain, pencapaian
pembangunan kesehatan memerlukan dukungan informasi yang dapat
diandalkan untuk mendukung proses pengambilan keputusan di semua
tingkatan administrasi pelayanan kesehatan.
Salah satu bentuk output Sistem Informasi Kesehatan berupa
penyajian data dan informasi yang menggambarkan hasil Pembangunan
Bidang Kesehatan di Kota Bandung yang dikemas dalam bentuk Profil
Kesehatan Kota Bandung yang dibuat satu tahun sekali.
Profil Kesehatan merupakan gambaran kondisi kesehatan
masyarakat Kota Bandung yang tercermin dari indikator-indikator
pembangungan kesehatan. Indikator-indikator ini dipakai sebagai alat untuk
mengukur hasil pembangunan sektor kesehatan dalam mencapai visi
“Bandung Kota Sehat yang Mandiri“. Visi tersebut memiliki makna suatu
kondisi di mana masyarakat Bandung menyadari, mau dan mampu untuk
mengenali, mencegah dan mengatasi permasalahan kesehatan yang
dihadapi, sehingga dapat bebas dari gangguan kesehatan, baik yang
disebabkan karena penyakit maupun lingkungan dan perilaku yang
mendukung untuk hidup sehat.
Profil Kesehatan Kota Bandung Tahun 2011 juga menggambarkan
kinerja institusi kesehatan maupun koordinasi dan kerjasama antar sektor
terkait yang mempunyai peran penting dalam pencapaian Visi Bandung
Kota Sehat yang Mandiri.
Profil Kesehatan Kota Bandung Tahun 2011
Profil Kesehatan Kota Bandung ini dapat dipergunakan dan
dimanfaatkan secara optimal oleh segenap pengguna data dan informasi
kesehaan sebagai bahan perencanaan, pelaksanaan dan sebagai alat
melakukan evaluasi program-program kesehatan.
Untuk mempermudah pembaca dalam memahami profil ini maka kami
sajikan dengan sistematika berikut ini :
Bab I : Pendahuluan
Bab ini berisi tentang latar belakang, maksud dan tujuan
Pembuatan Profil Kesehatan Kota Bandung Tahun 2011
serta sistematika penyajiannya.
Bab II : Gambaran Umum Kota Bandung
Bab ini menyajikan tentang gambaran umum Kota Bandung,
uraian tentang letak geografi, kependudukan, ekonomi dan
pendidikan serta informasi umum lainnya. Pada bab ini juga
diulas faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kesehatan
dan faktor berhubungan dengan kesehatan secara umum di
Kota Bandung.
Bab III : Situasi Derajat Kesehatan Kota Bandung Pada bab ini diuraikan tentang Derajat Kesehatan Kota
Bandung yang digambarkan melalui indikator mengenai
angka kematian, angka kesakitan , dan angka status gizi
masyarakat Kota Bandung.
Bab IV : Situasi Upaya Kesehatan di Kota Bandung Bab ini menguraikan tentang pencapaian hasil pelayanan
kesehatan dasar, pelayanan kesehatan rujukan dan
penunjang, pemberantasan penyakit menular, pembinaan
kesehatan lingkungan dan sanitasi dasar, perbaikan gizi
masyarakat, pelayanan kefarmasian dan alat kesehatan,
Profil Kesehatan Kota Bandung Tahun 2011
pelayanan kesehatan dalam situasi bencana. Upaya
pelayanan kesehatan lainnya yang diselenggarakan di Kota
Bandung.
Bab V : Situasi Sumber Daya Kesehatan
Bab ini menguraikan tentang sarana kesehatan,tenaga
kesehatan, pembiayaan kesehatan dan sumber daya
kesehatan lainnya yang ada di Kota Bandung.
Bab VI : Kesimpulan
Bab ini menyajikan tentang hal-hal penting yang perlu
ditindaklanjuti serta keberhasilan-keberhasilan yang perlu
dicatat serta mengemukakan hal-hal yang dianggap masih
kurang dalam upaya pencapaian Visi Bandung Kota Sehat
yang Mandiri.
Profil Kesehatan Kota Bandung Tahun 2011
BAB II
GAMBARAN UMUM KOTA BANDUNG
A. GEOGRAFI
Kota Bandung merupakan Ibu kota Propinsi Jawa Barat yang terletak
diantara 107 36” Bujur Timur, 6 - 55’ Lintang Selatan. Ketinggian tanah
791 m di atas permukaan laut, titik terendah + 675 m berada di sebelah
selatan dengan permukaan relatif datar dan titik tertinggi + 1,050 m berada di
sebelah utara dengan kontur yang berbukit-bukit.
Iklim Kota Bandung dipengaruhi oleh iklim pegunungan yang sejuk
tetapi beberapa tahun belakangan mengalami peningkatan suhu yang
disebabkan polusi dan pemanasan global.
Luas wilayah Kota Bandung 176,56 Km2 yang terdiri dari dataran
(145,52 Km²), perbukitan (0,82 km²), pesawahan (21,56 Km²), dan sebanyak
8.791,35 Ha (52,55%) digunakan untuk daerah perumahan/pemukiman.
Kota Bandung dipimpin oleh Walikota dibantu oleh Wakil Walikota
dan Sekretaris Daerah yang membawahi 3 Asisten Sekretaris Daerah,
dengan 11 Kepala Bagian, 11 Kepala Dinas, 6 Kepala Badan dan 2 Kepala
Kantor, 1 Inspektorat serta 3 Rumah Sakit Daerah. Wilayah pemerintahan
terbagi dalam 30 kecamatan, 151 kelurahan yang terdiri dari 1.558 RW
(rukun warga), dan 9.678 RT (rukun tetangga).
Secara administratif Kota Bandung berbatasan dengan daerah
kabupaten/kota lainnya yaitu :
1. Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Bandung dan Bandung
Barat.
2. Sebelah Barat berbatasan dengan Kota Cimahi dan Kabupaten
Bandung Barat.
3. Sebelah Timur dan Selatan berbatasan dengan Kabupaten Bandung
dan
4. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Bandung
Profil Kesehatan Kota Bandung Tahun 2011
Dalam pelaksanaan Pembangunan Kesehatan diperlukan kerjasama
dengan ketiga Kabupaten Kota diatas karena masalah-masalah kesehatan
tidak mengenal batas wilayah kerja.
Kota Bandung sebagai kota besar juga memiliki 6 fungsi kota yaitu
sebagai :
o Pusat Pemerintahan Jawa Barat
o Kota Ekonomi dan Perdagangan
o Kota Pendidikan
o Kota Budaya dan Wisata
o Kota Industri
o Etalase Jawa Barat
Sebagai kota besar tidak terlepas dari berbagai permasalahan akibat
urbanisasi, yang membentuk budaya masyarakat yang heterogen sehingga
pemerintah Kota Bandung perlu mengadakan penataan kota secara cermat
dan akurat.
GAMBAR II.1 PETA KOTA BANDUNG
Profil Kesehatan Kota Bandung Tahun 2011
B. KEPENDUDUKAN / DEMOGRAFI 1. Pertumbuhan Penduduk
Kota Bandung memiliki Jumlah penduduk sebanyak 2.421.146 jiwa
dengan komposisi penduduk laki-laki sebanyak 1.226.954 jiwa (50,67%)
dan penduduk perempuan sebanyak 1.194.192 jiwa (49,33%). Laju
pertumbuhan penduduk di tahun 2011 dibandingkan tahun 2010 sebesar
1,10%. Grafik dibawah ini menunjukkan pertumbuhan penduduk Kota
Bandung selama 5 tahun terakhir.
GRAFIK II.1 PERKEMBANGAN JUMLAH PENDUDUK DI KOTA BANDUNG
TAHUN 2007 – 2011
Sumber : BPS Kota Bandung Tahun 2011
Grafik di atas menunjukkan penambahan jumlah penduduk dari tahun
2010 sebesar 30.705 orang. Pertambahan jumlah penduduk di Kota
Bandung dapat disebabkan oleh migrasi yang berarti pertambahan penduduk
ke Kota Bandung (urbanisasi) lebih besar dari penduduk yang keluar dari
Kota Bandung.
2.100.000
2.150.000
2.200.000
2.250.000
2.300.000
2.350.000
2.400.000
2.450.000
2007 2008 2009 2010 2011
2.232.848
2.329.928
2.414.7042.390.441
2.421.146
jml Pendududk
Profil Kesehatan Kota Bandung Tahun 2011
Cibiru
Cicendo
Cidadap
Gedebage
Coblong
Regol
Andir
Buahbatu
Rancasari
Sukasari
Arcamanik
Sukajadi
Lengkong
Antapani
Ujungberung
CinamboBandung Kulon
Babakan Ciparay
Panyileukan
Mandalajati
KiaracondongBatununggal
Bandung Kidul
Bojongloa Kidul
Cibeunying Kaler
Cibeunying Kidul
Sumurbandung
Astanaanyar
Bandung Wetan
Bojongloa Kaler
KEPADATAN PENDUDUK PER KECAMATAN DI KOTA BANDUNG
TAHUN 2011
N
PEMERINTAH KOTA BANDUNG DINKES KOTA BANDUNG
TAHUN 2011
Kepadatan Penduduk (orang/KM2)
3.626 - 10.20010.201 - 15.50015.501 - 25.00025.001 - 39.200
1 0 1 2 Kilometer
Selain itu juga pertambahan penduduk dikarenakan oleh fertilitas yang cukup
tinggi (pertumbuhan penduduk alami). Program untuk mengurangi tingkat
kepadatan penduduk adalah dengan program transmigrasi ke daerah luar
Jawa dan program Keluarga Berencana.
GAMBAR II.2 PETA KEPADATAN PENDUDUK DI KOTA BANDUNG
TAHUN 2011
Sumber : Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun 2011
Bila dilihat dari komposisi penduduk masyarakat Kota Bandung secara
umum, penduduk laki – laki lebih banyak dari pada perempuan, sebanyak
50,67% dan perempuan sebanyak 49,33 %.
Komposisi penduduk menurut golongan umur dapat dilihat pada grafik
berikut ini
Profil Kesehatan Kota Bandung Tahun 2011
GRAFIK II.2 PENDUDUK MENURUT GOLONGAN UMUR DAN JENIS
KELAMIN DI KOTA BANDUNG TAHUN 2011
Sumber : BPS Kota Bandung, Tahun 2011
Grafik diatas menunjukkan bahwa jumlah penduduk terbanyak di
Kota Bandung berada pada usia 20 – 29 tahun yaitu sebesar 20,68 % .
Komposisi penduduk Kota Bandung menurut kelompok umur menunjukkan
bahwa penduduk berusia muda yaitu 0–14 tahun 25,06 %, usia produktif
15–64 tahun sebesar 70,73 % dan usia tua ≥65 tahun sebesar 4,21 %.
Pengelompokan penduduk berdasarkan umur berguna bagi intervensi
program kesehatan yang akan dilakukan. Seperti kelompok umur balita dan
usia lanjut merupakan sasaran program kesehatan, karena kelompok
tersebut merupakan kelompok rentan terhadap resiko penyakit-penyakit
tertentu yang memerlukan penanganan kesehatan khusus.
Profil Kesehatan Kota Bandung Tahun 2011
2. Persebaran Penduduk dan Kepadatan Penduduk
Persebaran penduduk di Kota Bandung terbanyak terdapat di
Kecamatan Babakan Ciparay (144.987 jiwa) disusul oleh Kecamatan
Bandung Kulon (140.422 jiwa) dan jumlah kecamatan dengan penduduk
yang paling sedikit adalah Kecamatan Cinambo (23.987 jiwa) .
Jumlah penduduk di Kota Bandung 2.421.146 jiwa maka rata-rata
kepadatan penduduk di Kota Bandung yaitu 14.471 jiwa/Km². Kecamatan
terpadat di Kota Bandung adalah di Kecamatan Bojongloa Kaler yaitu
39.182 jiwa / km² serta Kecamatan Gede Bage merupakan kecamatan yang
terkecil kepadatan penduduknya yaitu 3.626 jiwa /Km². Hal ini menandakan
bahwa kepadatan penduduk di Kota Bandung tidak merata masih bertumpuk
pada daerah-daerah industri kecil / industri besar.
C. PENDUDUK MISKIN
Jumlah penduduk miskin dan hampir miskin di Kota Bandung, yang
bersumber dari kepemilikan Jamkesmas dan Jamkesda (Bawaku Sehat) di
Tahun 2011 adalah berjumlah 669.300 jiwa. Jumlah ini sebesar 27,64 % dari
jumlah penduduk Kota Bandung. Sedangkan jumlah warga miskin Kota
Bandung bersumber dari data BPS bersama dengan TNP2K (Tim Nasional
Program Penanggulangan Kemiskinan) yang menggunakan data unifikasi
garis kemiskinan hingga 40% berjumlah 505.435 jiwa.
Kemiskinan secara tidak langsung sangat berpengaruh terhadap
kesehatan, terutama berkaitan dengan asupan nilai gizi makanan,
lingkungan tempat tinggal serta biaya pengobatan bila menderita sakit dan
hal lain. Untuk itu, data kemiskinan dalam pembangunan kesehatan sangat
diperlukan sebagai bahan untuk menentukan kebijakan–kebijakan promosi
maupun jaminan kesehatan.
D. KEADAAN EKONOMI
Salah satu indikasi keberhasilan pembangunan yang ada adalah
melalui indikator pertumbuhan ekonomi, walaupun pertumbuhan ekonomi
Profil Kesehatan Kota Bandung Tahun 2011
bukanlah tujuan akhir dari pembangunan. Tujuan utama yang ingin dicapai
adalah kesejahteraan rakyat seluas-luasnya. Kondisi perekonomian
masyarakat Kota Bandung dapat terlihat dari Indikator Laju Pertumbuhan
Ekonomi (LPE) yang setiap tahun mengalami kenaikan yang signifikan. Hal
ini dapat dilihat dari grafik berikut ini.
GRAFIK II. 3 LAJU PERTUMBUHAN EKONOMI KOTA BANDUNG
TAHUN 2007 - 2011
Sumber : BPS Kota Bandung Tahun 2011
Grafik di atas menunjukkan bahwa LPE Kota Bandung meningkat dari
8,46 % pada Tahun 2010 menjadi 8,58 % pada Tahun 2011. Dengan
kenaikan 0,12 % hal ini disebabkan adanya peningkatan beberapa faktor
indikator makro yang sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi.
Capaian Indeks Daya Beli Kota Bandung Tahun 2011 adalah sebesar 65,98
naik dari Tahun 2010 65,66. Indeks Daya Beli merupakan alat ukur untuk
mengetahui standar kehidupan yang layak.
Profil Kesehatan Kota Bandung Tahun 2011
E. KEADAAN PENDIDIKAN
Manusia yang berkualitas, bermutu serta mampu bersaing dalam
menghadapi jaman merupakan hasil dari proses pendidikan baik pendidikan
formal maupun informal yang berkualitas. Penduduk yang bermutu akan
mampu berpartisipasi dalam berbagai kegiatan pembangunan termasuk
pembangunan kesehatan sehingga dapat secara mandiri meraih kehidupan
yang sehat. Tingkat pendidikan formal penduduk yang diselesaikan dapat
dijadikan dasar perencanaan program kesehatan.
GRAFIK II.4 PERSENTASE PENDUDUK BERUSIA 10 TAHUN KEATAS DIRINCI MENURUT TINGKAT PENDIDIKAN YANG DITAMATKAN DI KOTA
BANDUNG TAHUN 2011
Sumber : BPS Kota Bandung Tahun 2011
Grafik diatas menunjukkan jumlah penduduk dengan pendidikan
terbanyak yang ditamatkan pada tingkat Sekolah Menengah Atas (SLTA)
sebesar 35,26%, Akademi/Diploma sebesar 5,35%, S1/S2 sebesar 9,62%.
Hal ini menunjukkan bahwa kualitas sumber daya manusia di Kota Bandung
cukup memadai.
Profil Kesehatan Kota Bandung Tahun 2011
Walaupun masih ditemukan penduduk yang tamat SD sebesar
22,50% serta yang belum/tidak tamat SD sebesar 7,00% yang secara tidak
langsung dapat menjadi ancaman bagi pembangunan kesehatan di Kota
Bandung.
Capaian rata-rata Lama Sekolah di Kota Bandung Tahun 2010
berdasarlan LKPJ Kota Bandung adalah 10,68 tahun sedangkan di Tahun
2011 sebesar 10,70. Perkembangan Rata-Rata Lama Sekolah di Kota
Bandung dalam lima tahun terakhir dapat dilihat dari grafik di bawah ini.
GRAFIK II.5
PERKEMBANGAN RATA-RATA LAMA SEKOLAH DI KOTA BANDUNG (DALAM TAHUN)
TAHUN 2007 – 2011
Sumber : BPS Kota Bandung Tahun 2011
Dari grafik di atas dapat diartikan bahwa rata-rata warga Kota Bandung usia
7–18 tahun telah dapat menyelesaikan pendidikan hingga kelas 2 SMA.
Situasi pendidikan di suatu wilayah juga dapat digambarkan melalui
persentase angka melek huruf. Berikut grafik Angka Melek Huruf di Kota
Bandung dalam lima tahun terakhir .
Profil Kesehatan Kota Bandung Tahun 2011
GRAFIK II.6 PERKEMBANGAN PERSENTASE ANGKA MELEK HURUF
DI KOTA BANDUNG TAHUN 2007 – 2011
Sumber : BPS Kota Bandung Tahun 2011
Grafik di atas memperlihatkan indikator Angka Melek Huruf (AMH),
yang menggambarkan tingkat penduduk di atas 10 tahun yang dapat
membaca. AMH Kota Bandung di Tahun 2010 sebesar 99,54 % sedangkan
di Tahun 2011 sebesar 99,55%.
F. PEMBANGUNAN MANUSIA
Indeks pembangunan manusia (IPM) adalah indikator untuk mengukur
kualitas manusia di wilayah setempat. Indikator ini adalah indikator komposit
yang kompleks yang mengikutsertakan banyak indikator dari berbagai bidang
strategis, seperti kesehatan, pendidikan, dan ekonomi. BPS menghitung
indikator ini setiap tahunnya untuk mengukur kualitas manusia di wilayah
setempat tersebut sekaligus mengukur evaluasi kinerja pemerintah. Berikut
grafik IPM di Kota Bandung dalam lima tahun terakhir .
Profil Kesehatan Kota Bandung Tahun 2011
GRAFIK II.7 PERKEMBANGAN INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM)
DI KOTA BANDUNG TAHUN 2007 – 2011
Sumber : BPS Kota Bandung Tahun 2011
IPM Kota Bandung Tahun 2011 sebesar 79,15. Melalui IPM ini dapat
menjadi indikasi bahwa kesejahteran masyarakat Kota Bandung dari waktu
ke waktu mengalami peningkatan.
Indeks Kesehatan mengukur tingkat kesehatan manusia secara umum
di suatu wilayah tertentu. Indeks Kesehatan juga merupakan indikator
komposit yang kompleks yang perhitungannya memperhitungkan banyak
indikator lain dalam bidang kesehatan. Indeks Kesehatan Kota Bandung
Tahun 2011 sebesar 81,32 poin sedangkan di Tahun 2010 mencapai 81,22.
Di bawah ini grafik yang menggambarkan perkembangan Indeks Kesehatan
di Kota Bandung dalam lima tahun terakhir.
Profil Kesehatan Kota Bandung Tahun 2011
GRAFIK II.8 PERKEMBANGAN INDEKS KESEHATAN DI KOTA BANDUNG
TAHUN 2007 – 2011
Sumber BPS Kota Bandung Tahun 2011
Grafik di atas memperlihatkan bahwa Indeks Kesehatan di Kota Bandung
dari tahun ke tahun mengalami peningkatan dalam 5 tahun terakhir.
Capaian Angka Harapan Hidup (AHH) Kota Bandung di Tahun 2011
sebesar 73,79 tahun. Angka ini naik sebesar 0,06 tahun bila dibandingkan
dengan tahun lalu. Definisi AHH sendiri adalah perkiraan rata-rata lamanya
hidup sejak 0 tahun yang akan capai oleh sekelompok penduduk.
Peningkatan AHH adalah hasil komulatif dari berbagai kegiatan baik yang
bersifat preventif, promotif, maupun kuratif di berbagai tingkatan pelayanan
kesehatan. Di bawah ini grafik yang menggambarkan perkembangan Angka
Harapan Hidup Kesehatan di Kota Bandung dalam lima tahun terakhir.
Profil Kesehatan Kota Bandung Tahun 2011
GRAFIK II.9
PERKEMBANGAN ANGKA HARAPAN HIDUP DI KOTA BANDUNG (DALAM TAHUN)
TAHUN 2007 – 2011
Sumber : BPS Kota Bandung Tahun 2011 Grafik di atas memperlihatkan bahwa Umur Harapan Hidup di Kota Bandung
meningkat tahun demi tahun meningkat dalam lima tahun terakhir. Capaian
Angka Harapan Hidup (AHH) Kota Bandung di Tahun 2011 sebesar 73,79
tahun. Ini berarti bayi penduduk Kota Bandung yang dilahirkan di Tahun
2011 akan memiliki kemungkinan hidup hingga usia 73,79 tahun.
Profil Kesehatan Kota Bandung Tahun 2011
BAB III
SITUASI DERAJAT KESEHATAN
A. ANGKA KEMATIAN
Angka kematian di suatu wilayah merupakan indikator vital
dalam mengukur tingkat kesehatan di masyarakat, diluar kejadian
khusus misalnya bencana alam dan rawan keamanan. Berbagai
penyebab kematian adalah langsung maupun tak langsung yang juga
terdapat interaksi berbagai faktor yang mempengaruhi tingkat
kematian di masyarakat.
Faktor tersebut antara lain adalah tingkat sosial ekonomi,
kualitas lingkungan hidup, layanan kesehatan, dan lain-lain. Pada
umumnya pola kematian diklasifikasikan ke dalam kematian bayi,
kematian balita, dan kematian ibu. Pemaparan mengenai pola
kematian berdasarkan sumber data di fasilitas kesehatan dijabarkan
sebagai berikut :
1. Angka Kematian Bayi
Angka kematian bayi (AKB) atau lebih dikenal dengan infant
mortality rate (IMR). Angka kematian bayi merupakan salah satu
indikator sangat sensitif untuk mengetahui gambaran tingkat
permasalahan kesehatan masyarakat. Faktor yang berkaitan
dengan penyebab kematian bayi antara lain terutama tingkat
pelayanan antenatal, status gizi ibu hamil, tingkat keberhasilan
program KIA & KB, kondisi lingkungan, dan sosial Ekonomi.
Jumlah kematian bayi yang terlaporkan di Kota Bandung pada
Tahun 2011 sejumlah 235 bayi dan lahir mati sebanyak 116 bayi.
Melalui pelacakan dan autopsi verbal oleh petugas puskesmas,
penyebab kematian tertinggi Tahun 2011 untuk neonatus adalah
Asfiksia 68 kasus, BBLR 35 kasus, sepsis 2 kasus. Sedangkan
untuk penyebab kematian bayi adalah Diare 13 kasus, Pneumonia
Profil Kesehatan Kota Bandung Tahun 2011
4 kasus, Kelainan Saraf 2 kasus, dan kelainan saluran cerna 1
kasus. Grafik perkembangan jumlah kematian bayi di Kota
Bandung dalam 5 tahun terakhir dapat di lihat di bawah ini.
GRAFIK III.1
JUMLAH KEMATIAN BAYI DI KOTA BANDUNG TAHUN 2007 – 2011
Sumber : Seksi Pelayanan Kesehatan Dasar Dinkes Kota Bandung Tahun 2011
Bila dibandingkan dengan tahun lalu, jumlah kematian bayi
mengalami kenaikan kasus sebanyak 34 orang dan lahir mati
mengalami penurunan sebesar 133 kasus kematian dari tahun lalu.
Angka kematian bayi adalah kemungkinan kematian bayi
dalam 1.000 kelahiran hidup di suatu wilayah dalam periode
tertentu. BPS berwenang menghitung dan mengeluarkan angka ini
dalam periode tertentu melalui survey-survey bersama dengan
Angka Kematian Ibu (AKI). Angka Kematian Bayi di Kota Bandung
berdasarkan sumber BPS Jabar terakhir yang ada di Tahun 2008
sebesar 34,46 / 1.000 kelahiran hidup.
2. Angka Kematian Balita
Angka Kematian Balita (AKABA) adalah jumlah kematian anak
umur 12-59 bulan per 1.000 kelahiran hidup pada periode waktu
Profil Kesehatan Kota Bandung Tahun 2011
tertentu. AKABA dapat menggambarkan tingkat permasalahan
kesehatan serta faktor lain yang mempengaruhi terhadap
kesehatan anak balita seperti gizi, sanitasi lingkungan, tingkat
pelayanan KIA / Posyandu, penyakit infeksi, dan kecelakaan.
Kematian balita di Kota Bandung pada Tahun 2011 menurut
laporan bersumber fasilitas kesehatan sejumlah 5 anak, adapun
penyebab kematian terbanyaknya adalah karena penyakit ISPA
sebanyak 1 kasus, Diare 1 kasus, 1 kasus DBD dan lain – lain.
Grafik berikut ini menunjukan jumlah kematian balita di Kota
Bandung selama 5 tahun terakhir. AKABA di Kota Bandung
berdasarkan sumber BPS Propinsi Jabar terakhir yang ada di
Tahun 2008 sebesar 8,8 / 1.000 kelahiran hidup.
GRAFIK III.2
JUMLAH KEMATIAN BALITA DI KOTA BANDUNG TAHUN 2007– 2011
Sumber : Seksi Pelayanan Kesehatan Dasar Dinas Kesehatan Kota Bandung
Tahun 2011
Jumlah kematian balita disini yang dimaksud adalah jumlah
kematian seorang anak balita usia 12-59 bulan yang ditemukan di
Kota Bandung di Tahun 2011. Bila dibandingkan dengan angka
tahun lalu terdapat adanya penurunan sebesar 15 kasus kematian.
Profil Kesehatan Kota Bandung Tahun 2011
3. Angka Kematian Ibu
Kematian ibu yang dimaksud adalah kematian seorang wanita
yang dikarenakan oleh kehamilan, persalinan, dan masa nifasnya.
Angka kematian Ibu mencerminkan resiko yang dihadapi ibu
selama kehamilan dan melahirkan yang dipengaruhi oleh :
a. Keadaan sosial ekonomi dan kesehatan yang kurang baik
menjelang kehamilan.
b. Kejadian berbagai komplikasi pada kehamilan dan kelahiran.
c. Tingkat tersedianya dan penggunaan fasilitas pelayanan
kesehatan termasuk pelayanan perinatal dan obstetri.
Grafik berikut ini menunjukan jumlah kematian balita di Kota
Bandung selama 5 tahun terakhir.
GRAFIK III.3
JUMLAH KEMATIAN IBU DI KOTA BANDUNG TAHUN 2007 – 2011
Sumber : Seksi Pelayanan Kesehatan Dasar Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun 2011
Kejadian kematian ibu di Kota Bandung pada Tahun 2011
yang terlaporkan melalui fasilitas kesehatan dan telah dilakukan
autopsi verbal sebanyak 20 kasus. Penyebab kematian ibu
terbanyak adalah Perdarahan 4 kasus, Hipertensi dalam kehamilan
5 kasus, Emboli air ketuban 1 kasus dan lain lain 9 kasus.
Profil Kesehatan Kota Bandung Tahun 2011
Angka Kematian Ibu (AKI), seperti halnya AKB, dihitung dan
dikeluarkan oleh BPS selaku lembaga yang berwenang melalui
survey-survey. Angka Kematian Ibu di Kota Bandung berdasarkan
sumber BPS Kota Bandung dan UNPA terakhir yang ada di Tahun
2004 sebesar 164,70 / 100.000 kelahiran hidup. Angka ini dihitung
menggunakan pola/metoda kematian dari hasil Susenas, yaitu asumsi
kematian ibu terhadap kematian wanita dewasa untuk daerah Jabar
sebesar 8,70%.
B. ANGKA KESAKITAN
Data kesakitan di Kota Bandung didapat dari laporan rumah
sakit sebagai sarana kesehatan rujukan dan laporan puskesmas
sebagai sarana kesehatan dasar. Berdasarkan laporan yang masuk
dari puskesmas yang ada di Kota Bandung pada Tahun 2011 didapat
20 penyakit terbanyak sebagai berikut :
TABEL III.1 20 PENYAKIT TERBANYAK DI PUSKESMAS
KOTA BANDUNG TAHUN 2011
NO JENIS PENYAKIT %
1. Penyakit infeksi saluran pernafasan akut tidak
spesifik 14,26
2. Hipertensi primer (esensial) 12,10 3. Nasofaringitis Akuta (Common Cold) 11,95 4. Myalgia 6,34 5. Diare dan Gastroenteritis 4,16 6. Penyakit Pulpa dan Jaringan Perpikal 3,90 7. Gastroduodenitis tidak spesifik 3,33 8. Tukak Lambung 2,99 9. Gangguan lain pada kulit dan jaringan subkutan
yang tidak terklasifikasi 2,75
10. Faringitis Akuta 2,73
11. Gejala dan tanda umum lainnya 2,51
Profil Kesehatan Kota Bandung Tahun 2011
NO JENIS PENYAKIT %
12. Dermatitis lain tidak spesifik 2,25
13. Karies Gigi 2,00
14. Demam yang tak diketahui sebabnya 1.93
15. Gangguan Gigi dan Jaringan Penunjang Lainnya 1,71
16. Penyakit Gusi, Jaringan Periodental dan Tulang
Alveolar 1,52
17. Konjungtivitis 1,42
18. Asma 1,28
19. Tonsillitis Akuta 1,12
20. Diabetes Melitus Tidak Spesifik 1,05
21. Penyakit Lain-lain 18,68 Sumber : Seksi Data dan Informasi Kesehatan dari rekapitulasi SP3 Tahun 2011
Dibandingkan Tahun 2010, Penyakit infeksi saluran
pernafasan akut tidak spesifik masih tetap menjadi penyakit
terbesar rawat jalan di puskesmas di Kota Bandung, sedangkan
Hipertensi primer dan Nasofaringitis Akuta (Common Cold)
bertukar urutan satu dengan lainnya di Tahun 2011.
Selain data penyakit seperti diatas dapat disampaikan juga data
penyakit menular yang diamati sebagai berikut :
C. PENYAKIT MENULAR YANG DIAMATI
1. Penyakit Acute Flaccid Paralysis ( AFP )
Cakupan penemuan penderita penyakit Non Polio Acute
Flacid Paralysis (AFP) pada penduduk 100.000 di bawah 15 tahun
adalah indikator Standar Pelayanan Mnimal (SPM) yang
diamanatkan dalam Kepmenkes RI No. 828/MENKES/SK/IX
Tahun 2008 untuk diperhatikan pencapaiannya. Adapun
perkembangan cakupan penemuan penderita penyakit AFP dalam
5 Tahun Terakhir di Kota Bandung dapat dilihat dari grafik di
bawah ini.
Profil Kesehatan Kota Bandung Tahun 2011
GRAFIK III.4
JUMLAH TEMUAN KASUS ACUTE FLACCID PARALYSE ( AFP ) DI KOTA BANDUNG TAHUN 2007-2011
Sumber : Seksi Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun 2011
Penemuan kasus AFP dilaksanakan melalui monitoring ke rumah
sakit, klinik, dokter swasta maupun di puskesmas yang ada di
Kota Bandung dengan mengamati secara cermat berbagai gejala
penyakit yang termasuk AFP.
Pada tahun 2011 di Kota Bandung telah ditemukan AFP
sebanyak 14 kasus pada anak < 15 tahun, kasus ini ditemukan di
Kecamatan Sukajadi, Andir, Cidadap, Coblong, Bandung Wetan,
Sumur Bandung, Cibenying Kaler, Kiara Condong, Bandung
Kulon, Mandalajati, Arcamanik, dan Buah Batu. Bila dihitung
angka kesakitannya yaitu jumlah kasus AFP pada anak usia < 15
tahun dibandingkan dengan jumlah penduduk pada usia <15
tahun terdapat 2,31 per 100.000 penduduk, sedangkan target
SPM Nasional yang ada adalah ≥2 / 100.000 penduduk dibawah
15 tahun. Untuk pencapaian target SPM Kota Bandung Tahun
2011 adalah 100% terhadap kasus yang dilaporkan dengan yang
ditangani. Sebanyak 14 kasus tersebut diatas telah terlaporkan
dan ditangani (100%).
Profil Kesehatan Kota Bandung Tahun 2011
2. Penyakit Tuberculosis
Bersadarkan laporan dari puskesmas yang ada di Kota
Bandung pada tahun 2011 ditemukan penderita Tuberculosis
secara klinis dan laboratoris sebanyak 2.482 kasus. Bila
dibandingkan dengan tahun lalu, penemuan kasus Tuberculosis
sebesar 2.506 kasus, sehingga berarti terjadi penurunan
penemuan kasus sebesar 124 kasus.
Penderita Tuberculosis dengan TB BTA (+) sebanyak 1.137
bila dibandingkan dengan tahun lalu terdapat peningkatan yaitu
69 kasus. Penderita TB BTA (+) sebanyak 1.137 penderita
tersebut yang 1.075 (94,54 %) diantaranya telah diobati.
Penderita TB BTA (+) pada Tahun 2010 yang mendapatkan
pengobatan dan dinyatakan sembuh sebanyak 821 kasus atau
76,37%. Sedangkan persentase kesembuhan Tahun 2010 lalu
sebesar 82,59%.
3. Penyakit Pneumonia pada Balita
Penyakit Pnemonia yang diperkirakan diderita oleh balita
adalah 10 % dari jumlah populasi balita yang ada di suatu
wilayah. Di Kota Bandung di Tahun 2011 terdapat populasi
balita sebesar 209.008 maka perkiraan balita dengan pneumonia
sebesar 10%-nya menjadi 20.909 balita. Namun kasus yang
ditemukan dan ditangani sebesar 21.190 kasus. Oleh karenanya,
kasus balita dengan Peneumonia yang ditemukan di Kota
Bandung melebihi dari perkiraan sebelumnya.
Dari jumlah tersebut, bila melihat dari wilayahnya, kasus
Pneumonia pada balita terbesar berturut-turut terdapat di
Kecamatan Coblong, Batununggal, Regol, dan Lengkong. Bila
dibandingkan dengan tahun sebelumnya, terdapat peningkatan
sebesar kasus dari 13.914 pada Tahun 2010 menjadi 21.190 pada
Tahun 2011 atau sebesar 7.126 kasus.
Profil Kesehatan Kota Bandung Tahun 2011
Target SPM untuk penanganan penyakit Pneumonia yang
ditangani adalah 100,00% oleh karenanya Cakupan Pneumonia
pada balita di Tahun 2011 dapat mencapai target.
4. Penyakit HIV/AIDS
Penyakit HIV/AIDS merupakan salah satu penyakit menular
yang diakibatkan dari perilaku seks yang tidak sehat dan
penggunan alat suntik narkoba bersama.
Pada tahun 2011 di Kota Bandung terdapat kasus baru
HIV/AIDS sebanyak 442 kasus dan terjadi peningkatan dari
Tahun 2010 yaitu 370 kasus. Kasus HIV/AIDS dari tahun ketahun
terus meningkat hal ini dapat dilihat pada grafik berikut ini.
GRAFIK III.5 PERKEMBANGAN JUMLAH PENDERITA HIV/AIDS
DI KOTA BANDUNG TAHUN 2007 - 2011
Sumber : Seksi Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit
Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun 2011
Untuk mengantisipasi penyebaran penyakit HIV/AIDS melalui
donor darah, pada tahun 2011 PMI Kota Bandung telah
melakukan upaya dengan salah satunya adalah melakukan
skrining pada para pendonor darah. Terdapat 100.392 darah
Profil Kesehatan Kota Bandung Tahun 2011
orang pendonor di Tahun 2011 di Kota Bandung. Persentase
angka tersebut sebesar 98,47% dari jumlah pendonor darah yaitu
sebanyak 98.885 darah orang pendonor dilakukan skrining Uji
Saring Anti-HIV. Dari hasil skrining tersebut ditemukan positif
HIV/AIDS 441 sampel orang pendonor (0,45 %). Mengingat
masih terdapat 1,53% pendonor yang tidak terskrining HIV/AIDS,
maka diharapkan kepada masyarakat Kota Bandung untuk lebih
berhati-hati bila memerlukan tranfusi darah.
Patofisiologi HIV/AIDS sering mengakibatkan kematian bagi
para pengidapnya. Perkembangan jumlah penderita HIV/AIDS
meninggal di Kota Bandung Tahun 2007 hingga Tahun 2011
dapat diamati dari grafik berikut ini.
GRAFIK III.6 PERKEMBANGAN JUMLAH
PENDERITA HIV/AIDS MENINGGAL DI KOTA BANDUNG TAHUN 2007 – 2011
Sumber : Seksi Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun 2011
Kematian HIV/AIDS Tahun 2011 meningkat bila
dibandingkan dengan Tahun 2011 yaitu 37 kasus kematian,
sedangkan di Tahun 2010 terjadi kematian akibat HIV/AIDS
sebanyak 14 kasus.
Profil Kesehatan Kota Bandung Tahun 2011
Propinsi Jawa Barat menempati urutan pertama
perkembangan jumlah penderita HIV/AIDS di Indonesia,
sedangkan Kota Bandung memberikan jumlah terbesar penderita
HIV/AIDS di Jawa Barat. Sejak Tahun 2010 telah terjadi
pergesaran status pengidap HIV/AIDS dari penasun (pengguna
narkoba suntikan) ke heteroseksual. Kondisi saat in juga terjadi
fenomena peningkatan penderita HIV/AIDS yang signifikan di
kalangan ibu rumah tangga.
5. Penyakit Infeksi Menular Seksual
Kota Bandung merupakan kota besar yang berpenduduk
sangat heterogen yang juga merupakan kota jasa dan kota wisata
sehingga menjadi objek kunjungan penduduk dari penjuru
Indonesia yang berdampak pada kehidupan sosial warganya.
Oleh karenanya, Kota Bandung tidak lepas dari permasalahn
penyebaran penyakit infeksi menular seksual. Perkembangan
penyakit infeksi menular seksual di Kota Bandung Tahun 2007
hingga Tahun 2011 dapat diamati dari grafik berikut ini. GRAFIK III.7
PERKEMBANGAN PENYAKIT INFEKSI MENULAR SEKSUAL DI KOTA BANDUNG TAHUN 2008 – 2011
Sumber : Seksi Pencegahan dan pemberantasan Penyakit
Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun 2011
Profil Kesehatan Kota Bandung Tahun 2011
Infeksi menular seksual di Kota Bandung pada Tahun 2011
terdapat 1.278 kasus dan semuanya telah ditangani. Meski
demikian, bila dibandingkan dengan tahun lalu, terjadi
peningkatan jumlah kasus dari 1.115 kasus.
6. Penyakit Diare
Penyakit Diare dapat mengakibatkan tubuh kehilangan
cairan tubuh (dehidrasi), dan apabila tidak ditangani dengan benar
akan mengakibatkan kematian. Penyakit ini bisa menyerang siapa
saja dan sangat dipengaruhi oleh perilaku hidup dan lingkungan
yang tak sehat terutama pada bayi dan balita. Perkembangan
penyakit Diare pada Balita di Kota Bandung Tahun 2009 hingga
Tahun 2011 dapat diamati dari grafik berikut ini.
GRAFIK III.8 PERKEMBANGAN PENYAKIT DIARE PADA BALITA
DI KOTA BANDUNG TAHUN 2009 – 2011
Sumber : Seksi Pencegahan dan pemberantasan Penyakit
Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun 2011
Di Kota Bandung pada Tahun 2011 terlaporkan 77.829
kasus Diare. Kasus Diare, bila dilihat wilayahnya, terbanyak
terdapat di Kecamatan Astanaanyar, Mandalajati, dan Regol.
Akan tetapi, bila dilihat dari perkiraan kasus, yaitu persentase
Profil Kesehatan Kota Bandung Tahun 2011
dengan perbandingan terhadap penduduk dikalikan dengan angka
kesakitan nasional Diare (43/1000 penduduk) didapat berturut-
turut wilayah Kecamatan Bandung Wetan (204%), Astanaanyar
(197%), dan Mandalajati (177%). Sedangkan jumlah kasus Diare
pada balita Tahun 2011 sebesar 39.295 kasus meningkat 5.868
kasus dari tahun sebelumnya sebesar 33.427 kasus.
7. Penyakit Kusta
Kasus penyakit Kusta di Kota Bandung pada Tahun 2011,
jenis MB atau Multi Basiler, berjumlah 4 kasus, yang terdiri dari 1
kasus penderita dibawah 14 tahun dan 3 kasus penderita
penderita 15 tahun keatas. Bila dibandingkan dengan Tahun
2010, jumlah kasus baru Penyakit Kusta di Kota Bandung terjadi
penurunan sebanyak 4 kasus. Pemerintah Kota Bandung terus
memperhatikan adanya kasus pindahan Penderita Kusta yang
sedang melanjutkan pengobatan dari kabupaten/kota sehingga
tidak menularkan penyakitnya kepada masyarakat Kota
Bandung.
Penderita Kusta yang ada di Kota Bandung terdapat di
Kecamatan Sukasari, Andir, Coblong, Arcamanik, Ujungberung,
dan Cibeunying Kaler.
Dari jumlah penderita kusta tersebut semuanya sedang
dalam pengobatan, bahkan penderita kasus Kusta MB (Multi
Basiler) di Tahun 2009 sebanyak 7 kasus di Kota Bandung telah
sembuh (RFT MB) 100%.
New Case Detection Rate Kusta atau kasus baru Kusta, bila
dibandingkan dengan 100.000 penduduk didapat angka 0,17.
Profil Kesehatan Kota Bandung Tahun 2011
8. Penyakit Menular yang Dapat Dicegah dengan Imunisasi
(PD3I)
Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi adalah
penyakit Diptheri, Pertusis, Tetanus ,Tetanus Neonatorum,
Campak, Polio, Hepatitis B. Penyakit menular yang dapat dicegah
dengan imunisasi yang muncul di Kota Bandung pada Tahun 2011
adalah penyakit Campak dengan 668 kasus dan 3 kasus Diptheri.
Sedangkan penyakit menular yang dapat dicegah dengan
imunisasi lainnya tidak terjadi di Kota Bandung. Perkembangan
penyakit Campak pada Balita di Kota Bandung Tahun 2008
hingga Tahun 2011 dapat diamati dari grafik berikut ini.
GRAFIK III.9 PERKEMBANGAN PENYAKIT CAMPAK
DI KOTA BANDUNG TAHUN 2008 – 2011
Sumber : Seksi Pencegahan dan pemberantasan Penyakit
Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun 2011
Penyakit Campak meningkat cukup mencolok di kota
Bandung dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Di
Tahun 2010 terjadi 374 kasus Penyakit Campak, sedangkan di
Tahun 2011 terjadi 668 kasus Campak (klinis). Kasus Penyakit
Profil Kesehatan Kota Bandung Tahun 2011
Campak (klinis) sepanjang Tahun 2011 hanya tidak ditemukan
dua kecamatan di Kota Bandung, yaitu Kecamatan Buah Batu dan
Bandung Wetan.
9. Penyakit Demam Berdarah Dengue ( DBD)
Cara penanggulangan penyakit Demam berdarah yang
paling efektif sejak dulu adalah dengan memberantas sarang
nyamuk (PSN) melalui 3M Plus (mengubur, menguras, menutup,
dan mencegah gigitan nyamuk serta memelihara tanaman/ikan
pemakan jentik).
Hal ini agar selalu disosialisasikan dan digalakkan di tengah-
tengah masyarakat untuk menekan jumlah kasus Demam
Berdarah Dengue yang meningkat di Kota Bandung. Jumlah
kasus DBD di Kota Bandung Tahun 2010 sebanyak 3.435 kasus,
sedangkan di Tahun 2011 di temukan 3.901 kasus dengan jumlah
penderita meninggal 11 orang. Perkembangan penyakit Demam
Berdarah Dengue di Kota Bandung Tahun 2007 hingga Tahun
2011 dapat diamati dari grafik berikut ini.
GRAFIK III.10 PERKEMBANGAN PENYAKIT DEMAM BERDARAH DENGUE
DI KOTA BANDUNG TAHUN 2007 – 2011
Sumber : Seksi Pencegahan dan pemberantasan Penyakit Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun 2011
Profil Kesehatan Kota Bandung Tahun 2011
Cibiru
Cicendo
Cidadap
Gedebage
Coblong
Regol
Andir
Buahbatu
Rancasari
Sukasari
Arcamanik
Sukajadi
Lengkong
Antapani
Ujungberung
CinamboBandung Kulon
Babakan Ciparay
Panyileukan
Mandalajati
KiaracondongBatununggal
Bandung Kidul
Bojongloa Kidul
Cibeunying Kaler
Cibeunying Kidul
Sumurbandung
Astanaanyar
Bandung Wetan
Bojongloa Kaler
JUMLAH PENDERITA DBD
PER KECAMATAN DI KOTA BANDUNG
TAHUN 2011
N
PEMERINTAH KOTA BANDUNG DINKES KOTA BANDUNG
TAHUN 2011
1 0 1 2 Kilometer
27 - 100101 - 200201 - 300301 - 400
DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD)
Kasus Penyakit Demam Berdarah Dengue paling banyak
terjadi di Kecamatan Buah Batu sebesar 396 kasus. Sedangkan
untuk jumlah kasus paling sedikit berada di Kecamatan Gedebage
sebesar 57 kasus. Dari sebanyak 3.901 kasus DBD selama Tahun
2011 di Kota Bandung semuanya telah ditangani sehingga angka
pencapaian penderita ditanganinya mencapai 100 %. Ini berarti
target pencapaian SPM Tahun 2011 untuk penderita DBD yang
ditangani telah terpenuhi yaitu 100%.
GAMBAR III.1 JUMLAH PENDERITA DEMAM BERDARAH DENGUE DI KOTA BANDUNG
TAHUN 2011
Sumber : Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun 2011
10. Penyakit Malaria
Penyakit Malaria di Kota Bandung pada Tahun 2011
ditemukan 15 kasus baru, meskipun demikian penderitia penyakit
Profil Kesehatan Kota Bandung Tahun 2011
Malaria tersebut dari luar wilyah Kota Bandung, karena di wilayah
Kota Bandung tidak terdapat vektor penular penyakit Malaria.
11. Penyakit Filariasis
Total kasus filariasis yang ada di Kota Bandung adalah 11
kasus, terdiri dari 8 kasus warga luar Kota Bandung, dan 3 kasus
menimpa warga Kota Bandung. Kasus baru Filariasis pada tahun
2011 berjumlah 1 penderta . Sepuluh dari penderita Filariasis tersebut
telah dilakukan survey darah jari dengan hasil negatif.
D. STATUS GIZI
Masalah gizi yang umum ditemui di Indonesia adalah
Kekurangan Energi Protein (KEP), Gangguan Akibat Kurang Yodium
(GAKY), Anaemi Gizi, dan kekurangan Vitamin A. Permasalahan Gizi
banyak terjadi pada kelompok rawan, seperti ibu hamil, ibu menyusui,
bayi, balita , anak usia sekolah, wanita usia subur (WUS) dan
masyarakat dengan golongan ekonomi rendah.
Kondisi status gizi di Kota Bandung dapat dilihat dari uraian
berikut ini:
1. Berat Badan Bayi Lahir Rendah (BBLR)
Semua ibu hamil mengharapkan bayi lahir sehat dengan
berat badan normal, karena bila bayi lahir dengan berat badan
rendah akan beresiko dalam pertumbuhan dan perkembangan
bayi selanjutnya. Perkembangan jumlah bayi dengan berat badan
lahir rendah di Kota Bandung Tahun 2008 hingga Tahun 2011
dapat diamati dari grafik berikut ini.
Profil Kesehatan Kota Bandung Tahun 2011
GRAFIK III.11
JUMLAH BAYI DENGAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH DI KOTA BANDUNG TAHUN 2008 - 2011
Sumber : Seksi Pelayanan Kesehatan dasar Dinkes Kota Bandung Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun 2011
Bayi dengan berat badan lahir rendah di Kota Bandung pada
Tahun 2011 mencapai 666 bayi. Di Tahun 2011 terdapat 43.366
kelahiran dengan bayi lahir ditimbang sebanyak 41.866 bayi. Bila
dibandingkan dengan bayi lahir ditimbang, maka besar BBLR
adalah 3,19%. Terdapat kenaikan yang cukup mencolok
dibandingkan tahun lalu, yaitu sebesar 371 kasus bayi lahir
rendah. Hal ini merupakan penurunan yang berarti karena dengan
tingginya kasus BBLR menunjukkan rendahnya kualitas status
kesehatan ibu hamil yang dapat disebabkan oleh antara lain jarak
kelahiran yang terlalu rapat, asupan gizi yang tak cukup, hingga
pelayanan kesehatan kehamilan yang kurang memadai.
2. Balita Gizi Kurang
Kondisi status gizi kurang balita merupakan masalah gizi
yang harus segera diatasi, karena apa bila tak tertangani lebih
lama, maka akan jatuh pada kondisi rentan sakit dan penurunan
status gizi menjadi gizi buruk yang penanggulangan dan recovery-
nya lebih sulit.
Profil Kesehatan Kota Bandung Tahun 2011
Berdasarkan hasil Laporan Kegiatan Bulan Penimbangan
Balita di Tahun 2011, terdapat balita gizi kurang sebanyak 4.863
balita dari jumlah balita yang ditimbang sebanyak 131.337 balita
atau sebesar 3,69%. Bila melihat data tahun lalu, persentase
balita dengan status gizi kurang menurun 5,00 % dari 8,69 %
pada tahun 2010. Perkembangan jumlah balita gizi kurang di Kota
Bandung Tahun 2007 hingga Tahun 2011 dapat diamati dari grafik
berikut ini.
GRAFIK III.12
PERKEMBANGAN JUMLAH BALITA GIZI KURANG DI KOTA BANDUNG TAHUN 2007 - 2011
Sumber : Seksi Pelayanan kesehatan Dasar Dinas Kesehatan Kota
Bandung Tahun 2011
3. Balita Gizi Buruk
Masalah gizi buruk merupakan kelanjutan dari masalah gizi
kurang yang tak terangani. Gizi buruk perlu mendapat perawatan
yang sesuai dengan tatalaksana penanganan gizi buruk agar
mendapatkan hasil yang optimal. Data status balita gizi buruk
diperoleh dari hasil Bulan Penimbangan Balita (BPB) yang rutin
dilakukan 2 kali dalam setahun yaitu bulan Pebruari dan Agustus
bersaman dengan Bulan Vitamin A.
Profil Kesehatan Kota Bandung Tahun 2011
Persentase gizi buruk di Kota Bandung pada Tahun 2011
meningkat dibandingkan dengan tahun lalu yaitu 0,43 % pada
menjadi 0,49 % pada Tahun 2011 dengan jumlah 650 balita.
Jumlah balita gizi buruk terbanyak terdapat di Kecamatan Kiara
Condong dengan 192 kasus balita gizi buruk. Dari sebanyak 650
kasus gizi buruk yang ada di Tahun 2011 di Kota Bandung
semuanya telah mendapat perawatan, sehingga target SPM di
Tahun 2011 mengenai Gizi Buruk Mendapatkan Perawatan
sebesar 100,00 % pada Tahun 2011 telah dapat dicapai.
Perkembangan jumlah balita gizi buruk di Kota Bandung Tahun
2007 hingga Tahun 2011 dapat diamati dari grafik berikut ini.
GRAFIK III.13
PERKEMBANGAN JUMLAH GIZI BURUK DI KOTA BANDUNG TAHUN 2007 - 2011
Sumber : Seksi Pelayanan Kesehatan Dasar Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun 2011
Peran orang tua sangat dominan dalam menghadapi
permasalahan gizi buruk, terutama peningkatan pengetahuan
mengenai kesehatan dan tumbuh kembang balita. Selain itu para
Profil Kesehatan Kota Bandung Tahun 2011
kader, tokoh masyarakat, aparat pemerintah, dan petugas
kesehatan juga merupakan pihak yang berperan dalam
penanggulangan gizi buruk melalui penyuluhan kesehatan dan
program pemberian makanan tambahan.
Profil Kesehatan Kota Bandung Tahun 2011
BAB IV
SITUASI UPAYA KESEHATAN
A. PELAYANAN KESEHATAN 1. Pelayanan Kesehatan Ibu Hamil
a. Pemeriksaan Kesehatan Ibu Hamil K1
Salah satu upaya untuk memperkecil resiko kematian ibu
adalah dengan memeriksakan kehamilan ke tenaga kesehatan.
Jumlah Ibu hamil di Kota Bandung tahun 2011 adalah 50.651
orang dan 50.547 diantaranya (94,92%) telah melakukan
pemeriksaan yang ke I kehamilannya dalam trimester pertama.
Pencapaian ini bila di bandingkan dengan tahun 2010
mengalami penurunan sebesar 5,08 %.
GRAFIK IV.1
PERKEMBANGAN CAKUPAN KUNJUNGAN IBU HAMIL K1 DI KOTA BANDUNG TAHUN 2007 – 2011
Sumber : Seksi Pelayanan Kesehatan Dasar Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun 2011
0
20
40
60
80
100
2007 2008 2009 2010 2011
84,7278,96
91,77100,00
94,92
%K1
Profil Kesehatan Kota Bandung Tahun 2011
Cibiru
Cicendo
Cidadap
Gedebage
Coblong
Regol
Andir
Buahbatu
Rancasari
Sukasari
Arcamanik
Sukajadi
Lengkong
Antapani
Ujungberung
CinamboBandung Kulon
Babakan Ciparay
Panyileukan
Mandalajati
KiaracondongBatununggal
Bandung Kidul
Bojongloa Kidul
Cibeunying Kaler
Cibeunying Kidul
Sumurbandung
Astanaanyar
Bandung Wetan
Bojongloa Kaler
CAKUPAN K4PER KECAMATAN DI KOTA BANDUNG
TAHUN 2011
N
PEMERINTAH KOTA BANDUNG DINKES KOTA BANDUNG
TAHUN 2011
CAKUPAN K4 (%)59.00 - 90.9991.00- 100.00
0 1 21 Kilometer
b. Pemeriksaan Kesehatan Ibu Hamil K4
Pemeriksaan minimal kehamilan yang dianjurkan oleh
tenaga kesehatan seorang ibu hamil adalah 4 kali selama
kehamilan. Dengan demikian diharapkan kesehatan ibu dan bayi
yang ada di dalam kandungannya dapat terus terpantau. Pada
Tahun 2011, ibu hamil yang mendapat pelayanan pemeriksaan
kehamilan sesuai standar yang ke 4 kali (K4) sebanyak 53.138
orang atau 98,78%.
GAMBAR IV.1 PETA CAKUPAN K4 DI KOTA BANDUNG TAHUN 2011
Sumber : Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun 2011
Bila dibandingkan dengan tahun lalu, maka pencapaian
tersebut mengalami penurunan sebesar 0,88% meski demikian
pencapaian ini telah melampaui dari target SPM bidang kesehatan
Tahun 2011 sebesar 91,00%.
Profil Kesehatan Kota Bandung Tahun 2011
Berikut adalah grafik perkembangan cakupan kunjungan ibu hamil
K4 di Kota Bandung Tahun 2007 hingga Tahun 2011.
GRAFIK IV.2 PERKEMBANGAN CAKUPAN KUNJUNGAN IBU HAMIL K4
DI KOTA BANDUNG TAHUN 2007 – 2011
Sumber : Seksi Pelayanan Kesehatan Dasar Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun 2011
c. Imunisasi TT Ibu Hamil
Unrtuk mendapat kekebalan yang sempurna atau
kekebalan seumur hidup, Imunisasi Tetanus Toxoid dilaksanakan
sebanyak lima dosis dengan interval tertentu yang dimulai saat
atau sebelum kehamilan.
Pada Tahun 2011 di Kota Bandung Ibu hamil yang
mendapat imunisasi TT 1 sebanyak 86,65 % dan TT 2 sebanyak
84,62 %. Untuk pelayanan TT 3 telah diberikan pada 151 orang
wanita, TT 4 sebanyak 125 orang wanita serta TT 5 sebanyak
501 orang wanita.
Dengan demikian masyarakat /wanita di Kota Bandung saat
ini yang mempunyai kekebalan dengan status TT2+ tentang
tetanus toxoid seperti terlihat pada tabel berikut ini.
20
40
60
80
100
2007 2008 2009 2010 2011
89,33
69,14
90,60
99,66 98,78
%K4
Profil Kesehatan Kota Bandung Tahun 2011
TABEL IV .1 JUMLAH WANITA USIA SUBUR/IBU HAMIL DENGAN STATUS
IMUNISASI TT2+
DI KOTA BANDUNG TAHUN 2011
NO JENIS IMUNISASI TT JUMLAH
1. T T 2 42.862
2. T T 3 151
3. T T 4 125
4. T T 5 501 Sumber : Seksi Pelayanan Kesehatan Dasar dan Seksi Pencegahan dan
Penenggulangan Penyakit Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun 2011
d. Persentase Ibu Hamil yang Mendapatkan Tablet Fe
Kasus anaemia pada ibu hamil sering terjadi, hal ini dapat
ditanggulangi dengan pemberian tablet besi (Fe) dalam 3
trimester selama kehamilan (Fe1 s/d Fe3). Fe diberikan sebanyak
90 tablet selama satu periode kehamilan.
Di Kota Bandung pada tahun 2011 terdapat ibu hamil dan
dari jumlah tersebut telah diberikan tablet Fe 1 kepada 43.201 ibu
hamil atau sebesar 85,29%-nya. Pemberian tablet Fe3 kepada
ibu hamil tahun 2011 sejumlah 49.289 ibu hamil atau 97,31%-nya.
Dari pengertiannya, Cakupan Ibu Hamil Mendapat Fe1
adalah cakupan ibu hamil yang mendapat 30 tablet Fe selama
periode trimester pertama kehamilannya di suatu wilayah kerja
pada kurun waktu tertentu. Sedangkan untuk pengetian Fe3
adalah cakupan ibu hamil yang mendapat 90 tablet Fe hingga
periode trimester ke III di suatu wilayah kerja pada kurun waktu
tertentu. Oleh karenanya, berdasarkan pengertian diatas maka
cakupan Fe3 tidak dapat lebih besar dari cakupan Fe1.
Pencatatan dan pelaporan di puskesmas baru sebatas
catatan yang bersifat rekapitulasi belum bersifat pencatatan
Profil Kesehatan Kota Bandung Tahun 2011
Berdasarkan perjalanan individu/bumil. Selain itu juga kesamaan
sumber pelaporan antara Petugas Gizi dan Bidan sebagai
pemberi pelayanan KIA perlu terus dikordinasikan agar
mendapatkan kualitas informasi yang baik. Petugas kesehatan di
fasilitas kesehatan juga harus memahami definisi operasional
variabel pelaporan sehingga berdampak pada keseragaman dan
kualitas informasi yang baik.
TABEL IV.2
PERSENTASE IBU HAMIL YANG MENDAPAT TABLET FE DI KOTA BANDUNG TAHUN 2011
No URAIAN JUMLAH %
1. Jml Ibu Hamil 50.651
2. Jml Ibu Hamil yg dapat Fe I 43.201 85,29
3. Jml Ibu hamil yg dapat Fe 3 49.289 97,31 Sumber : Seksi Pelayanan Kesehatan Dasar Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun 2011
e. Komplikasi Kebidanan yang Ditangani
Yang dimaksud dengan komplikasi kebidanan adalah
kesakitan pada ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas yang dapat
mengancam ibu dan / atau bayi .
Penanganan komplikasi kebidanan di Kota Bandung pada
Tahun 2011 sebanyak 10.060 dari 50.651 ibu hamil yang ada
atau sebesar 19,86%. Jumlah sasaran ibu hamil dengan
komplikasi di Tahun 2011 sebesar 10.130 ibu. Besaran cakupan
Penanganan Komplikasi Kebidanan terhadap sasaran ibu hamil
yang mengalami komplikasi tersebut sebesar 99,31%. Dengan
demikian dari data tersebut masih terdapat ibu hamil dengan
komplikasi yang belum tertangani di Kota Bandung. Meski
demikian, Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan
mengalami peningkatan dari tahun lalu yang berkisar hanya
Profil Kesehatan Kota Bandung Tahun 2011
41,91% dan juga telah memenuhi target SPM 2011 sebesar
74,00%. Berikut adalah grafik cakupan komplikasi kebidanan yang
ditangani di Kota Bandung Tahun 2011.
GRAFIK IV.3 CAKUPAN KOMPLIKASI KEBIDANAN YANG DITANGANI
DI KOTA BANDUNG TAHUN 2011
Sumber : Seksi Pelayanan Kesehatan Dasar Dinas kesehatan Kota Bandung Tahun 2011
f. Pertolongan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan
Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan menjadi
salah satu indikator yang erat kaitannya dengan indikator
kematian ibu dan bayi, oleh karena itu semua ibu bersalin
diharapkan mendapat pertolongan dari tenaga kesehatan yang
mempunyai kompetensi kebidanan. Di Kota Bandung pada tahun
2011, dari sebanyak 48.348 ibu yang melahirkan, terdapat 45.771
ibu melahirkan (94,67%) yang ditolong oleh tenaga kesehatan.
Dengan demikain dari angka tersebut masih terdapat 2.577 ibu
melahirkan (5,33%) yang mendapat pertolongan persalinan ke
dukun beranak dan lain – lain. Kondisi ini mengalami penurunan
dibandingkan tahun lalu yang ber ada di angka 95,58%. Meskipun
demikian angka tersebut telah memenuhi amanah SPM di Tahun
2011 yaitu sebesar 87,00%.
90,57
9,43
Ditangani Belum tertangani
Profil Kesehatan Kota Bandung Tahun 2011
Cibiru
Cicendo
Cidadap
Gedebage
Coblong
Regol
Andir
Buahbatu
Rancasari
Sukasari
Arcamanik
Sukajadi
Lengkong
Antapani
Ujungberung
CinamboBandung Kulon
Babakan Ciparay
Panyileukan
Mandalajati
KiaracondongBatununggal
Bandung Kidul
Bojongloa Kidul
Cibeunying Kaler
Cibeunying Kidul
Sumurbandung
Astanaanyar
Bandung Wetan
Bojongloa Kaler
CAKUPAN LINAKESPER KECAMATAN DI KOTA BANDUNG
TAHUN 2011
N
PEMERINTAH KOTA BANDUNG DINKES KOTA BANDUNG
TAHUN 2011
1 0 1 2 Kilometer
Cakupan Linakes (%)41.00 - 86.9987.00 - 100.00
GRAFIK IV.4 PERTOLONGAN PERSALINAN OLEH TENAGA KESEHATAN
DI KOTA BANDUNG TAHUN 2011
Sumber : Seksi Pelayanan Kesehatan Dasar Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun 2011
GAMBAR IV.2 PETA CAKUPAN LINAKES DI KOTA BANDUNG TAHUN 2011
Sumber : Dinas Kesehatan Kota Bandung ahun 2011
94,67
5,33
nakes lain-lain
Profil Kesehatan Kota Bandung Tahun 2011
g. Pelayanan Nifas
Nifas adalah periode mulai 6 jam sampai dengan 42 hari
setelah melahirkan, dimana pada masa tersebut perlu minimal
mendapat 3 kali pengawasan / pelayanan dari petugas
kesehatan, yaitu pada 6 jam - 3 hari dan pada minggu ke-2 dan
minggu ke-4. Cakupan pelayanan kesehatan pada ibu nifas di
Tahun 2011 sebesaar 82,61%. Besaran tersebut ada di atas
target SPM Tahun 2011 yaitu sebesar 70,00%.
Pemberian Vitamin A merupakan salah satu pelayanan
kesehatan pada ibu Nifas. Di Kota Bandung pada tahun 2011
kepada ibu nifas telah diberikan vitamin A sebanyak 48.348 orang
atau 76,05 %. Pemberian Vitamin A kepada ibu nifas ini
mengalami penurunan dibandingkan tahun lalu yang mencapai
angka 88,09%.
2. Pelayanan Keluarga Berencana a. Peserta Keluarga Berencana Baru
Cakupan Peserta KB baru adalah untuk mengetahui
partisipasi masyarakat dalam program Keluarga Berencana.
Peserta KB baru di Kota Bandung pada Tahun 2011 tercatat
54.369 orang atau 14,21%. Bila dibandingkan dengan tahun lalu
terjadi penurunan dari 14,37 % pada Tahun 2010.
Kecamatan Coblong merupakan kecamatan dengan
cakupan peserta KB baru terkecil pada Tahun 2011, yaitu sebesar
4,12 % sedangkan Kecamatan Bandung Wetan merupakan
kecamatan dengan capaian peserta KB baru terbesar.
b. Peserta Keluarga Berencana Aktif
Persentase Peserta KB Aktif merupakan salah satu indikator
untuk melihat tingkat pemanfaatan alat kontrasepsi dari pasangan
usia subur.
Profil Kesehatan Kota Bandung Tahun 2011
Jumlah pasangan usia subur yang ada di Kota Bandung
pada tahun 2011 terdapat 382.627 pasangan dan yang aktif
memakai KB dengan berbagai jenis kontrasepsi sebanyak
310.548 orang atau 81,16%. Data tersebut bila diandingkan
dengan tahun lalu terdapat penurunan sebesar 2,63%. Angka ini
juga belum mencapai target SPM yang ditetapkan sebesar
93,00%. Kecamatan dengan cakupan KB Aktif terkecil ada di
Kecamatan Gedebage dengan capaian sebesar 66,03%.
c. Peserta KB Baru Menurut Jenis Kontrasepsi
Minat peserta KB baru di Kota Bandung pada Tahun 2011
dalam memilih jenis kontrasepsi terbanyak pada jenis kontrasepsi
suntik sebesar 57,92% dan terkecil pada jenis kontrasepsi MOW
(metode operasi wanita) sebesar 0,03% dan MOP (metode
operasi pria) 1,91%. Hal ini dapat dilihat bahwa keikutsertaan ber-
KB mantap pada pria maupun wanita masih sangat kecil di Kota
Bandung. GRAFIK IV.5
PESERTA KB BARU MENURUT JENIS KONTASEPSI DI KOTA BANDUNG TAHUN 2011
Sumber : Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana (BPP-KB) Kota
Bandung Tahun 2011
0
10
20
30
40
50
60
20,32
0,03 1,91 1,36
57,92
14,36
4,10
IUD
MOP
MOW
IMPLAN
Profil Kesehatan Kota Bandung Tahun 2011
d. Peserta KB Aktif Menurut Jenis Kontrasepsi
Partisipasi masyarakat dalam keikutsertaan ber-KB di Kota
Bandung pada Tahun 2011 banyak memakai jenis kontrasepsi
hormonal yaitu suntik sebesar 45,80 % dan jenis kontrasepsi
yang jarang dipakai, diluar MOP dan MOW adalah Implant
sebesar 1,57%, kondom sebesar 1,09 % hal ini dapat dilihat
bahwa keikutsertaan ber-KB pada pria masih sangat kecil di
Kota Bandung.
3. Pelayanan Kesehatan Bayi a. Kunjungan Neonatus
Neonatus merupakan awal dari kehidupan seorang manusia.
Untuk itu, perlu perhatian khusus terutama dalam kesehatannya.
Pelayanan kesehatan pada neonatal dasar meliputi ASI Ekslusif,
pencegahan infeksi berupa perawatan mata, tali pusat pemberian
vitamin K, pemberian imunisasi hepatitis B1 dan manajemen
terpadu pada bayi muda. Pelayanan ini diberikan sesuai standar
sedikitnya tiga kali yaitu pada umur 6-24 jam setelah lahir, pada 3
– 7 hari, dan pada <28 hari yang dilakukan di fasilitas kesehatan
maupun kunjungan rumah oleh tenaga kesehatan.
Kunjungan Neonatus pertama kali (KN1) yang ada di Kota
Bandung pada Tahun 2011 sebesar 93,01%, sedangkan untuk
Kunjungan Neonatus lengkap (ketiga kali / KN3) sebesar 92,71%.
b. Neonatus dengan Komplikasi yang Ditangani
Neonatus dengan komplikasi adalah neonatus dengan
penyakit dan kelainan yang dapat menyebabkan kesakitan,
kecacatan dan kematian. Jumlah sasaran Neonatus yang
berkomplikasi di Kota Bandung pada Tahun 2011 sebanyak
6.907 bayi dan 6.256 bayi (90,58%) diantaranya telah ditangani.
Profil Kesehatan Kota Bandung Tahun 2011
c. Kunjungan Bayi
Setiap bayi berumur 29 hari – 11 bulan diharapkan
memperoleh pelayanan kesehatan minimal 4 kali, yaitu 1 kali pada
umur 29 hari – 3 bulan,1 kali pada umur 3 – 6 bulan, 1 kali pada
umur 6-9 bulan, dan 1 kali pada umur 9 -11 bulan, yang meliputi
pelayanan imunisasi dasar, stimulasi intervensi dini tumbuh
kembang bayi dan penyuluhan perawatan kesehatan bayi.
Pada Tahun 2011 di Kota Bandung terdapat 46.046 bayi
dan 43.718 bayi atau 94,94% diantaranya telah mendapat
pelayanan kesehatan. Hal ini terdapat kenaikan dari tahun lalu
yang berada di angka 81,31%. Bila melihat angka tersebut, berarti
masih ada bayi di Kota Bandung yang belum mendapat
pemeriksaan pelayanan kesehatan sebanyak 5,06 %.
GRAFIK IV.6
PERKEMBANGAN KUNJUNGAN BAYI DI KOTA BANDUNG TAHUN 2007-2011
Sumber : Seksi Pelayanan Kesehatan Dasar Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun 2011
d. Imunisasi Bayi
Imunisasi adalah upaya untuk meningkatkan/membentuk
sistem kekebalan tubuh dari beberapa jenis penyakit menular.
Program imunisasi dinilai sangat efektif untuk menurunkan angka
kesakitan dan kematian bayi akibat penyakit-penyakit yang dapat
0
20
40
60
80
100
2007 2008 2009 2010 2011
85,55
54,52
75,0281,31
94,94
Kunjungan Bayi
Profil Kesehatan Kota Bandung Tahun 2011
dicegah olah imunisasi. Berikut adalah grafik perbandingan
persentase cakupan imunisasi bayi di Kota Bandung Tahun 2010
dan Tahun 2011. GRAFIK IV.7
PERSENTASE CAKUPAN IMUNISASI BAYI DI KOTA BANDUNG TAHUN 2010 - 2011
Sumber : Seksi Pencegahan dan Penaggulangan Penyakit Dinas Kesehatan Kota
Bandung Tahun 2011 Cakupan imunisasi bayi di Kota Bandung di Tahun 2011 menurun
dibandingkan Tahun 2010 di semua jenis pemberian imunisasi
seperti tampak pada grafik di atas.
Semua kelurahan yang ada di Kota Bandung (151
kelurahan) telah mencapai 100,00 % Kelurahan UCI (Universal
Child Immunization). Hal ini dapat dilihat dari Cakupan Imunisasi
setiap kelurahan telah melebihi 80,00 % dan bila dibandingkan
dengan dari Standar Pelayanan Minimal (SPM) Program
Imunisasi Bayi Kelurahan UCI di Kota Bandung telah mencapai
target.
e. ASI Ekslusif
Air susu ibu merupakan anugrah dan karunia dari Allah SWT
yang tidak terhingga baik untuk ibu maupun untuk bayi. ASI
mengandung segala zat gizi yang diperlukan oleh bayi dan
antibodi yang dapat memperkuat daya tahan tubuh sang bayi dari
40,0050,0060,0070,0080,0090,00
100,00
95,6692,39
93,88
73,3595,24
97,94 96,86 96,38
80,2197,02
TAHUN 2011TAHUN 2010
Profil Kesehatan Kota Bandung Tahun 2011
serangan penyakit. Belum lagi dalam permberian ASI dari seorang
ibu kepada bayinya terjalin kasih sayang dan komunikasi yang
erat, yang mana nilai-nilai tersebut tidak dimiliki oleh susu formula
apapun. Sehingga, oleh karenanya, pemberian ASI dari seorang
ibu harus diberikan secara optimal kepada bayinya. ASI Eksklusif
adalah pemberian hanya air susu ibu saja kepada bayinya di usia
0 – 6 bulan.
Bayi yang mendapat ASI eksklusif di Kota Bandung pada
tahun 2011 sebanyak 4.889 orang (21,23%) dari 23.024 bayi yang
ada. Hal ini menunjukkan untuk perlu lebih memasyarakatkan lagi
pemberian ASI Eksklusif melalui penyuluhan–penyuluhan di
berbagai media dan dalam berbagai kesempatan.
4. Pelayanan Kesehatan Anak Balita
Pelayanan kesehatan anak balita dilaksanakan melalui
pemantauan pertumbuhan dan perkembangan anak dengan
memberikan pelayanan Stimulasi Deteksi Intervensi Dini Tumbuh
Kembang minimal 8 kali dalam setahun.
Jumlah anak balita di Kota Bandung pada tahun 2011
sebanyak 209.088 orang dan telah diberikan pelayanan
kesehatan melalui deteksi dini tumbuh kembang sebanyak
185.382 orang atau 91,30%. Besaran tersebut ada di atas target
SPM Tahun 2011 yaitu sebesar 70,00%.
Pemberian Vitamin A pada setiap anak balita (termasuk bayi
usia 6-11 bulan) rutin diberikan 2 kali dalam setahun yaitu pada
bulan Pebruari dan Agustus bersamaan dengan bulan
penimbangan balita.
Di Kota Bandung terdapat balita sebanyak 213.738 anak,
dari jumlah tersebut yang telah diberi Vitamin A 2 kali sebanyak
163.441 anak atau 80,49%. Pemberian vitamin A 2 kali pada
balita bila dibandingkan dengan tahun 2010 terdapat penurunan
sebesar 4,28%.
Profil Kesehatan Kota Bandung Tahun 2011
5. Pelayanan Gizi
a. Makanan Pendamping ASI / PMT-Pemulihan
Di Kota Bandung pada tahun 2011 terdapat 675 anak usia
6-59 bulan dari keluarga miskin dengan status gizi kurang yang
telah diberikan Pemberian Makanan Tambahan-Pemulihan.
Pemberian Makanan Tambahan-Pemulihan kepada keluarga
miskin dapat membantu orang tua balita dalam mepertahankan
status gizi dan proses tumbuh-kembang anak balitanya. Selain itu
kontak kader / tenaga kesehatan kepada orang tua dari keluarga
miskin dalam pemberian MP-ASI dapat dimanfaatkan untuk
menaympaikan penyuluhan / konsultasi kesehatan dalam rangka
meningkatkan pengetahuan kesehatan.
b. Anak Balita dengan Status Bawah Garis Merah (BGM)
Balita dengan status Bawah Garis Merah (BGM) adalah
balita yang berat badannya ketika ditimbang berada di bawah
garis merah pada kartu menuju sehat.
Di Kota Bandung pada Tahun 2011 terdapat 173 anak
(0,13%) yang berat badannya dibawah garis merah. Jumlah anak
dengan berat badan di bawah garis merah Tahun 2010 yaitu
sebanyak 567 anak (0,30%). Dengan demikian maka bila
dibandingkan dengan data Tahun 2011 terjadi penurunan jumlah
balita dengan status BGM.
Perlu ditindaklanjuti dengan penelusuran penyebab kondisi
BGM balita apakah karena faktor ekonomi atau karena rendahnya
tingkat pengetahuan akan masalah kesehatan. Oleh karenanya,
meningkatkan promosi kesehatan di setiap tempat dan dalam
berbagai kesempatan, termasuk di penimbangan posyandu,
merupakan peran utama tenaga kesehatan khususnya petugas
pelaksana gizi. Berikut adalah grafik persentase balita dengan
berat di bawah garis merah (BGM) di Kota Bandung Tahun 2011.
Profil Kesehatan Kota Bandung Tahun 2011
GRAFIK IV.8 PERSENTASE BALITA DENGAN
BERAT BADAN DI BAWAH GARIS MERAH (BGM)
DI KOTA BANDUNG TAHUN 2007 – 2011
Sumber : Seksi Pelayanan Kesehatan Dasar Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun 2011
c. Balita Ditimbang Berat Badannya
Untuk mengetahui pertumbuhan balita dilakukan
pemantauan berat badan setiap bulan, kegiatan ini bisa dilakukan
di posyandu maupun di fasilitas kesehatan baik oleh tenaga
kesehatan maupun oleh kader posyandu di wilayahnya.
Jumlah balita yang ada di Kota Bandung pada Tahun 2011
sebanyak 209.088 orang dan yang ditimbang baik di posyandu
maupun sarana pelayanan kesehatan lain sebanyak 131.779
orang atau 63,03%. Dari hasil penimbangan tersebut terdapat
balita dengan berat badan naik sebanyak 76.027 orang atau
57,69%, balita dengan gizi buruk sebanyak 650 orang atau
0,49%. Berikut adalah grafik perkembangan pemantauan
pertumbuhan balita di Kota Bandung Tahun 2007 hingga Tahun
2011.
8,75
1,41 0,960,30 0,13
0
2
4
6
8
10
2007 2008 2009 2010 2011
%BGM
Profil Kesehatan Kota Bandung Tahun 2011
GRAFIK IV.9
PERKEMBANGAN PEMANTAUAN PERTUMBUHAN BALITA DI KOTA BANDUNG TAHUN 2007 – 2011
Sumber : Seksi Pelayanan Kesehatan Dasar Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun 2011
Hasil pemantauan pertumbuhan balita mengalami penurunan
yang cukup berarti. Untuk indikator balita yang ditimbang berat
badannya (D/S) yang ditujukan untuk melihat partisipasi
masyarakat, mengalami penurunan dari 93,00 % di Tahun 2010
menjadi 63,03% di Tahun 2011.
Wilayah rawan gizi adalah wilayah di mana persentase
jumlah balita dengan status gizi kurang dan sangat kurang
(BB/TB) lebih dari 10,00% dari keseluruhan jumlah balita
diwilayah tersebut.
0,00
20,00
40,00
60,00
80,00
100,00
2007 2008 2009 2010 2011Ditimbang 75,80 93,47 78,77 93,00 63,03
Naik Berat Badan 50,63 72,74 58,47 53,22 57,69
BGM 8,75 1,41 0,96 0,30 0,13
Gizi Buruk 0,73 0,73 0,74 0,43 0,49
75,80
93,47
78,77
93,00
63,03
50,63
72,74
58,4753,22 57,69
8,751,41 0,96 0,30 0,130,73
0,73 0,74 0,43 0,49
Profil Kesehatan Kota Bandung Tahun 2011
Berikut adalah gambar wilayah rawan gizi di Kota Bandung Tahun
2011.
GAMBAR IV.3 PETA WILAYAH RAWAN GIZI DI KOTA BANDUNG
TAHUN 2011
Sumber : Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun 2011
d. Balita Gizi Buruk Mendapat Perawatan
Status gizi buruk balita adalah kondisi gizi balita menurut berat
badan dan tinggi badan (BB/TB) berdasarkan standar WHO (2005)
dengan Z – score < - 3 SD (standar deviasi) dan atau dengan
tanda-tanda klinis (Marasmus, Kwashiorkor, dan Marasmus
Kwashiorkor).
Jumlah balita dengan gizi buruk di Kota Bandung pada Tahun
2011 sebanyak 650 anak dan dari jumlah tersebut semuanya telah
mendapat perawatan sesuai tatalaksana gizi buruk. Besaran
Cibiru
Cicendo
Cidadap
Gedebage
Coblong
Regol
Andir
Buahbatu
Rancasari
Sukasari
Arcamanik
Sukajadi
Lengkong
Antapani
Ujungberung
CinamboBandung Kulon
Babakan Ciparay
Panyileukan
Mandalajati
KiaracondongBatununggal
Bandung Kidul
Bojongloa Kidul
Cibeunying Kaler
Cibeunying Kidul
Sumurbandung
Astanaanyar
Bandung Wetan
Bojongloa Kaler
WILAYAH RAWAN GIZIPER KECAMATAN DI KOTA BANDUNG
TAHUN 2011
N
PEMERINTAH KOTA BANDUNG DINKES KOTA BANDUNG
TAHUN 2011
WILAYAH RAWAN GIZI
Tidak Rawan GiziRawan Gizi
1 0 1 2 Kilometer
Profil Kesehatan Kota Bandung Tahun 2011
tersebut telah memenuhi target SPM Tahun 2011 yaitu sebesar
100,00%.
Bila dibandingkan dengan tahun lalu, kondisi gizi buruk balita
di Kota Bandung mengalami penurunan dari 589 anak (0,43 %)
pada Tahun 2010.
6. Pelayanan Penjaringan Kesehatan Siswa SD dan Setingkat
Penjaringan kesehatan siswa SD dan setingkat dilakukan
melalui pemeriksaan kesehatan umum, kesehatan gigi, dan mulut
terhadap murid kelas I SD dan setingkat oleh tenaga kesehatan
bersama guru dan dokter kecil.
Jumlah murid kelas 1 SD atau setingkat yang ada di Kota
Bandung pada tahun 2011 terdapat 48.490 murid, dari jumlah
tersebut dilakukan penjaringan pelayanan kesehatan melalui
pemeriksaan kesehatan umum dan kesehatan gigi mulut kepada
48.490 murid atau 100,00 % dari jumlah murid yang ada. Bila
melihat dari data tersebut semua murid kelas 1 SD atau setingkat
dapat diketahui kondisi kesehatan umumnya untuk mempersiapkan
diri melangkah masuk dalam lingkungan sekolah dasar.
Cakupan pelayanan kesehatan siswa SD dan setingkat di
Kota Bandung Tahun 2011 mencapai 167.654 siswa (71,15%) dari
235.630 siswa yang ada.
7. Pelayanan Kesehatan Usia lanjut
Seiring meningkatnya Umur Harapan Hidup masyarakat Kota
Bandung setiap tahunnya, maka hal ini juga mengakibatkan
bertambahnya jumlah usia lanjut di Kota Bandung dengan
berbagai permasalahanya. Pembangunan kesehatan
mengharapkan meningkatnya umur harapan hidup dibarengi
dengan para usia lanjut yang mandiri dan sehat.
Berbagai upaya telah dilakukan untuk menjadikan para usia
lanjut yang sehat dan mandiri salah satunya dengan dibentuknya
Profil Kesehatan Kota Bandung Tahun 2011
pos pembinaan terpadu (Posbindu) di tingkat RW. Berbagai
kegiatan dilaksanakan di Posbindu antara lain pemeriksaan
kesehatan, olah raga bersama, rekreasi, penyuluhan, pengajian
dan saling tukar pengalaman antar usila.
Di Kota Bandung pada Tahun 2011 terdapat posbindu
sebanyak 750 kelompok dengan jumlah usila (60 tahun+)
sebanyak 150.939 orang, dari jumlah tersebut 49.384 dilayani
kesehatan atau sebanyak 32,72 %. Dari data tersebut bila
dibandingkan dengan tahun lalu terdapat penurunan dari 33,02 %
pada Tahun 2011.
TABEL IV.3
CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN USIA LANJUT DI KOTA BANDUNG TAHUN 2011
NO KELOMPOK USILA JUMLAH DIPERIKSA %
1. Pra Usila ( 45 – 59 Th ) 418.694 93.681 22,37
2. Usila ( > 60 Th ) 150.939 49.384 32,72
3. Pra Usila dan Usila 569.633 143.065 25,12 Sumber : Seksi Kesehatan Khusus Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun 2011
8. Gawat Darurat
Yang dimaksud gawat darurat level 1 adalah tempat
pelayanan gawat darurat yang memiliki dokter umum berada ditempat
24 jam dengan kualifikasi general emergency life support dan atau
advance life support, advance cardiac life support serta memiliki alat
transportasi dan komunikasi.
Di Kota Bandung fasilitas kesehatan yang mempunyai
kelengkapan gawat darurat seperti itu terdapat di 5 puskesmas
perawatan dan 27 rumah sakit dari 30 rumah sakit (90%).
Profil Kesehatan Kota Bandung Tahun 2011
Dago
Cisaranten Kidul
IsolaCiumbuleuit
Derwati
Cigadung
Sekejati
Cijaura
Margasari
Cisurupan
Ledeng
Palasari
Sukapura
Sukamiskin
Mengger
Kopo
Sarijadi
Citarum
Jatisari
Merdeka
Pasir Biru
Turangga
SukarajaPasteur
Cijagra
Sukagalih
Cihapit
Jatihandap
Cisaranten Kulon
Pasirwangi
Hegarmanah
Pakemitan
Batununggal
Gegerkalong
Babakan
Cijerah
Cimencrang
Sukarasa
Ancol
Husein Sastranegara
Kebonlega
Pasirjati
Mek armulyaCipadung
Arjuna
Manjahlega
SekeloaCipedes
Pasanggrahan
Pasirluyu Cipamokolan
Sukahaji
Margasuk a
Antapani Tengah
Wates
Cikutra
Braga
PajajaranCempaka
Pasirkaliki
Gumuruh
Kujangsari
Cipadung Kidul
Gempolsari
Babakan Ciparay
Mek arjaya
Antapani Kidul
Mek arwangi
Ciateul
Babakansari
Ciroyom
Babakan Penghulu
Cicaheum
Cibuntu
Cirangrang
Cigending
Sukaasih
Tamansari
Lebakgede
Sindanglaya
Caringin
KarangpamulangPasirlayung
Malabar
Pasirendah
Binong
Kacapiring
Sukapada
Cipaganti
Rancabolang
NeglasariSukaluyu
Kebonwaru
Sukawarna
Lingkar Selatan
Cigondewah Kaler
Lebaksiliwangi
Jamika
Rancamumpang
Situ Saeur
Garuda
Cipadung Kulon
Cigereleng
Maleber
Margahayu Utara
Maleer
CibaduyutCiseureuh
Kebonjeruk
Cibadak
Sadangserang
Antapani Wetan
Padasuka
Cisaranten Endah
PamoyananCicadas
Cihaurgeulis
Sukamaju
Cipadung Wetan
Pasirimpun
Babakan Ciamis
Pungkur
Kebonpisang
Sukabungah
Pelindung Hewan
BalonggedeSamoja
Cibangkong
Antapani KulonCisaranten Binaharapan
DunguscariangBabakan Surabaya
WarungmuncangCikawao
Karasak
Burangrang
Paledang
Cigondewah Kidul
Cibaduyut Wetan
Kebonk angkung
Cisaranten Wetan
KaranganyarPanjunan
Nyengseret
Cigondewah Rahayu
Cibaduyut Kidul
Kebonjayant i
WILAYAH KELURAHANYANG TERKENA
DI KOTA BANDUNGTAHUN 2011
N
PEMERINTAH KOTA BANDUNG DINKES KOTA BANDUNG
TAHUN 2011
Jenis KLB DifteriCampakAvian Inf luenza (H5N1)LeptospirosisFilariasisKeracunan MakananHepatitis A
1 0 1 2 Kilometer
Warung Muncang
9. Potensi Kejadian Luar Biasa (KLB)
a. Potensi Kasus dan Wilayah KLB
Potensi Kejadian luar biasa yang terjadi di Kota Bandung
Tahun 2011 terdiri dari kejadian penyakit Difteri, Campak, Avian
Influenza (H5N1), Leptospirosis, Filariasis, Keracunan Makanan, dan
Hepatitis A. Tahun 2010 terjadi 6 kasus KLB sedangkan Tahun 2011
terjadi 7 kasus. Berikut di bawah ini gambar peta wilayah kelurahan
berpotensi KLB di Kota Bandung Tahun 2011
GAMBAR IV. 4 PETA WILAYAH KELURAHAN BERPOTENSI KLB
DI KOTA BANDUNG TAHUN 2011
Sumber : Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun 2011
Adapun luasan kecamatan yang mengalami potensi KLB
adalah Kecamatan Cicendo, Cidadap, Kiaracondong, Regol,
Bojongloa Kaler, Babakan Ciparay, Antapani, Mandalajati, Arcamanik,
Ujungberung , Rancasari, dan Bandung Kulon, atau 40,00 % dari
Profil Kesehatan Kota Bandung Tahun 2011
kecamatan yang ada. Sedangkan untuk luasan kelurahan yang
mengalami potensi KLB terdapat 17 kelurahan.
Tim Gerak Cepat Dinas Kesehatan Kota Bandung, yang
bertugas menangani kejadian luar biasa setiap saat, telah
menangani/mengadakan penyelidikan epidemiologi KLB tersebut,
sehingga kejadian luar biasa yang terjadi dapat ditangani kurang dari
24 jam. Dalam SPM ditargetkan semua kelurahan yang mengalami
KLB dapat dilakukan penyelidikan epidemiologi kurang dari 24 jam.
Oleh karenanya pencapaian SPM untuk indikator ini sebesar 100%
telah dapat dicapai.
Dari data di atas penyebaran kejadian luar biasa Tahun 2011
lebih luas dibandingkan dengan tahun lalu yang mencakup 36,6%
wilayah kecamatan di Kota Bandung.
b. Jumlah Penderita
Jumlah penderita penyakit berpotensi KLB Tahun 2011 di Kota
Bandung sebanyak 550 orang, yang terdiri dari 3 penderita Difteri,
119 pendertia Campak diagnosa klinis, 4 penderta Avian Influenza
(H5N1), 4 penderita Leptospirosis, 3 Penderita Filariasis, 44
penderita keracunan makanan, 373 penderita Hepatitis A.
Terdapat 1 kematian akibat kasus Avian Influenza dgn CFR
25,00%. Dari semua kasus tersebut, dengan kesiapsiagaan Tim
Gerak Cepat Dinas Kesehatan Kota Bandung kejadian luar biasa
tersebut tidak meluas lebih lanjut.
10. Pelayanan Kesehatan Gigi
a. Ratio Tambal Cabut / Gigi Tetap
Pelayanan dasar kesehatan gigi di puskesmas dilakukan
untuk melihara gigi tetap dengan dilakukan upaya untuk
menambal / tumpatan gigi bagi gigi tetap yang karies dan masih
bisa dipertahankan dipuskesmas, serta pencabutan bagi gigi
Profil Kesehatan Kota Bandung Tahun 2011
tetap yang sudah tidak dapat berfungsi lagi.
Pada tahun 2011 di Puskesmas Kota Bandung telah
dilakukan tumpatan/penambalan gigi tetap sebanyak 17.109 gigi
dan pencabutan gigi tetap sebanyak 16.556 gigi dengan ratio
tambal /cabut 1,03. Dengan capaian tersebut maka tumpatan gigi
tetap terhadap pencabutan gigi tetap sudah baik karena rasio
tambalan gigi tetap terhadap pencabutan gigi tetap yang ideal
adalah ≥1. TABEL IV.4
PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT DI PUSKESMAS KOTA BANDUNG DI KOTA BANDUNG TAHUN 2011
NO URAIAN JUMLAH
1. Tumpatan Gigi tetap 17.109
2. Pencabutan Gigi tetap 16.556
3. Jumlah 33.665
4. Ratio Tambal/ cabut 1,03 Sumber : Seksi Kesehatan Khusus Dinas Kesehatan Kota Bandung dan Rumah Sakit Khusus Gigi dan Mulut Kota Bandung Tahun 2011
b. Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut pada Anak SD dan setingkat
Pelayanan kesehatan gigi juga dilakukan kepada anak SD
dan setingkat melalui kegiatan Usaha Kesehatan Gigi Sekolah
yang meliputi penyuluhan dan pemeriksaan gigi. Jumlah siswa
yang tercatat sebanyak 268.015 siswa dan yang diperiksa
kesehatan giginya sebanyak 70.658 siswa atau hanya 26,36%.
Dari hasil pemeriksaan tersebut terdapat 18.394 siswa perlu
mendapat perawatan, dan hanya 7.542 diantaranya mendapat
perawatan atau 41,00 %. Di bawah ini tampak tabel pelayanan
kesehatan gigi dan mulut padaanak SD dan setingkat di Kota
Bandung Tahun 2011.
Profil Kesehatan Kota Bandung Tahun 2011
TABEL IV.5 PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT PADA
ANAK SD DAN SETINGKAT
DI KOTA BANDUNG TAHUN 2011
NO URAIAN JUMLAH %
1. Jumlah Murid SD dan setingkat 268.015
2. Jumlah Murid yang diperiksa 70.658 26,36
3. Jumlah Murid yang perlu perawatan 18.394
4. Jumlah Murid yang mendapat
perawatan
7.542 41,00
Sumber : Seksi Kesehatan Khusus Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun 2011
Bila dibandingkan dengan tahun lalu terdapat peningkatan
jumlah siswa yang mendapat perawatan dari 17,06% menjadi
26,36% pada Tahun 2011. Meskipun demikian, persentase
cakupan siswa yang mendapat perawatan gigi dan mulut terhadap
siswa yang perlu perawatan masih kecil yaitu 41,00%.
11. Kegiatan Penyuluhan Kesehatan
Penyuluhan kesehatan dilakukan oleh tenaga kesehatan
baik di dalam gedung puskesmas maupun diluar gedung
Puskesmas. Penyuluhan kelompok adalah penyuluhan yang
dilakukan kepada sekelompok orang minmal 5 orang peserta.
Sedangkan penyuluhan massa adalah penyuluhan yang
dilaksanakan secara massa dengan menggunakan media
elektronik dan cetak yang berlangsung hanya 1 arah. Dalam
periode Tahun 2011, terdapat 13.859 kali penyuluhan kelompok
dengan berbagai materi kesehatan dan berbagai sasaran. Dinas
Kesehatan Kota Bandung sebagai kantor pengkordinasi kegiatan
kerja di puskesmas melakukan 6 penyuluhan kelompok dan 38
penyuluhan massa. Tercatat 521 kali penyuluhan yang dilakukan
oleh 9 rumah sakit di Kota Bandung.
Profil Kesehatan Kota Bandung Tahun 2011
B. AKSES DAN MUTU PELAYANAN KESEHATAN
1. Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Prabayar
Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Prabayar adalah suatu
cara penyelenggaraan pemeliharaan kesehatan yang paripurna
berdasarkan azas usaha bersama dan kekeluargaan,
berkesinambungan dengan mutu yang terjamin dan biaya yang
terkendali. Grafik di bawah ini menjelaskan mengenai jaminan
kesehatan prabayar di Kota Bandung Tahun 2011. GRAFIK IV.10
JAMINAN KESEHATAN PRA BAYAR DI KOTA BANDUNG TAHUN 2011
Sumbe : Seksi Data dan Informas Kesehatan Tim Jamkesmas Dinas Kesehatan
Kota Bandung Tahun 2011
Jenis Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Pra Bayar di Kota
Bandung jenisnya antara lain ASKES, Jamsostek, Dana Sehat,
Jamkesmas, Bawaku Sehat, dan asuransi kesehatan lain. Namun
data yang ada menyatakan bahwa penduduk Kota Bandung yang
mempunyai jaminan kesehatan dari ASKES sebanyak 244.622
jiwa, yang mendapat jaminan kesehatan dari kartu Jamkeskas
sebanyak 346.230 jiwa, dan jaminan kesehatan daerah (Bawaku
Sehat) sebanyak 323.070 jiwa. Jaminan pemeliharaan kesehatan
prabayar dari penyedia layanan asuransi kesehatan lain selain di
244.622
346.230323.070
0
50.000
100.000
150.000
200.000
250.000
300.000
350.000
400.000
ASKES JAMKESMAS BAWAKU SEHAT
JAMINAN KESEHATAN PRABAYAR
Profil Kesehatan Kota Bandung Tahun 2011
Cibiru
Cicendo
Cidadap
Gedebage
Coblong
Regol
Andir
Buahbatu
Rancasari
Sukasari
Arcamanik
Sukajadi
Lengkong
Antapani
Ujungberung
CinamboBandung Kulon
Babakan Ciparay
Panyileukan
Mandalajati
KiaracondongBatununggal
Bandung Kidul
Bojongloa Kidul
Cibeunying Kaler
Cibeunying Kidul
Sumurbandung
Astanaanyar
Bandung Wetan
Bojongloa Kaler
N
PEMERINTAH KOTA BANDUNG DINKES KOTA BANDUNG
TAHUN 2011
1 0 1 2 Kilometer
JUMLAH PESERTA JAMKESMASDAN BAWAKU SEHAT
DI KECAMATANDI KOTA BANDUNG
TAHUN 2011
Jumlah Peserta Jamkesmas dan Bawaku Sehat
4.824 - 10.08410.085 - 18.70718.708 - 33.14433.145 - 53.414
atas, yang merunut pesertanya berdasarkan pada domisili/status
warga Kota Bandung, belum dapat diperoleh datanya. Hal
tersebut dikarenakan keterbatasan sistem informasi yang tidak
mendukung ketersediaan data hingga ke domisili/warga Kota
Bandung.
2. Pelayanan Kesehatan Masyarakat Miskin
Pelayanan Kesehatan Masyarakat Miskin merupakan
tanggung jawab pemerintah baik Pemerintah Pusat, Pemerintah
Daerah Propinsi maupun Pemerintah Daerah Kabupaten / Kota.
Gambar peta di bawah ini menjelaskan jumlah peserta
Jamkesmas dan Bawaku Sehat di Kota Bandung Tahun 2011.
GAMBAR IV. 5 PETA JUMLAH PESERTA JAMKESMAS DAN BAWAKU SEHAT DI KECAMATAN
DI KOTA BANDUNG TAHUN 2011
Sumber : Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun 2011
Profil Kesehatan Kota Bandung Tahun 2011
Pelayanan kesehatan yang diberikan kepada masyarakat
miskin di Kota Bandung pada Tahun 2011 berupa pelayanan
kesehatan rawat jalan dan rawat inap di sarana kesehatan
pemerintah maupun swasta.
Pembiayaan pelayanan masyarakat miskin yang ada di Kota
Bandung bersumber dari Pemerintah Pusat berupa Jamkesmas,
Pemerintah Propinsi Jawa Barat berupa Bantuan Gubernur, dan
Pemerintah Kota Bandung berupa Program Bawaku Sehat.
Pelayanan kesehatan rawat jalan bagi masyarakat miskin di
Kota Bandung di berikan di Puskesmas, rumah sakit baik
pemerintah maupun rumah sakit swasta yang telah melakukan
kerjasama dengan Dinas Kesehatan Kota Bandung dalam pelayanan kesehatan masyarakat miskin.
Adapun jumlah kunjungan masyarakat miskin untuk
mendapat pelayanan rawat jalan di puskesmas pada Tahun 2011
sebanyak 275.090 kunjungan, dan rawat jalan di rumah sakit
sebanyak 43.343 kunjungan.
3. Kunjungan Rawat Jalan dan Rawat Inap di sarana Pelayanan Kesehatan
Masyarakat yang berkunjung untuk mendapatkan
pelayanan kesehatan baik di puskesmas maupun di rumah sakit
terdiri dari kunjungan rawat jalan dan rawat inap.
Pada Tahun 2011 Kunjungan rawat jalan ke 73
puskesmas yang ada di Kota Bandung sebanyak 1.913.231 kunjungan, dengan rata rata perhari satu puskesmas melayani 87
kunjungan. Kunjungan rawat inap di 5 puskesmas perawatan
dengan tempat tidur (DTP) yang ada di Kota Bandung sebanyak
1.627 kunjungan.
Berdasarkan data yang ada, 27 rumah sakit dari 30 rumah
Profil Kesehatan Kota Bandung Tahun 2011
sakit di Kota Bandung, terdapat 2.241.031 orang yang
mendapatkan pelayanan rawat jalan ke rumah sakit, terbanyak
datang ke Rumah Sakit Hasan Sadikin dan yang paling sedikit
datang ke Rumah Sakit Ibu Anak Tedja. Dilihat dari masyarakat
yang meminta pelayanan rawat inap terdapat 199.534 orang,
terbanyak dirawat di RS Hasan sadikin dan paling sedikit di rawat
di RSK Ginjal Ainun Habibie.
4. Kunjungan Gangguan Jiwa di Sarana Pelayanan Kesehatan
Kota Bandung merupakan kota besar yang juga
menghadapi permasalahan yang sama seperti permasalahan
kota besar lainnya, seperti banyaknya masyarakat yang
mengalami permasalahan hidup diantaranya tingginya harga-
harga barang kebutuhan pokok, menurunnya daya beli
masyarakat, hilangannya mata pencaharian, kebutuhan hidup
yang semakin meningkat, tingginya biaya pendidikan, tingginya
tingkat kualitas dan kuantitas kriminalitas, menurunnya hasil
pertanian akibat kekurangan lahan serta hubungan disharmonis
antar personal, menjadi pemicu meningkatnya penyakit-penyakit
kejiwaan baik skala ringan sampai dengan berat.
Dari laporan rumah sakit yang masuk, kunjungan rawat
jalan yang mengalami gangguan jiwa sebanyak 10.783
kunjungan. Namun demikian kunjungan rawat jalan gangguan jiwa
tersebut belum tentu semuanya berasal dari masyarakat Kota
Bandung.
Penderita gangguan jiwa bukan saja ditemukan di Rumah
Sakit namun ada juga penderita gangguan jiwa yang datang ke
puskesmas, terutama yang skala ringan. Laporan bulanan
penyakit bersumber puskesmas yang ada di Kota Bandung pada
Tahun 2011 ditemukan kunjungan kasus baru sebanyak 10.456
kasus yang terdiri Psikosis 620 kunjungan, Neurosa 3.555
Profil Kesehatan Kota Bandung Tahun 2011
kunjungan, penyalahgunaan obat napza 178 kunjungan, Retardasi
Mental 102 kunjungan, Epilepsi 738 kunjungan, gangguan jiwa
lainnya 2.702 kunjungan. Jumlah kunjungan kasus baru penderita
jiwa tahun sebelumnya sebesar 4.928 kunjungan.
Dari data tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa Kota
Bandung sudah harus memprioritaskan upaya peningkatan
pelayanan kesehatan jiwa kepada masyarakat baik di
puskesmas maupun di fasilitas pelayanan kesehatan lainnya.
5. Angka Kematian Pasien di Rumah Sakit
Kematian pasien di rumah sakit dapat dibedakan dari
kematian pasien kurang dari 48 jam setelah masuk rumah sakit
dan lebih dari 48 jam setelah masuk rumah sakit.
Dari laporan rumah sakit yang ada, jumlah pasien yang
meninggal lebih dari 48 jam setelah masuk rumah sakit sebanyak
2.759 kasus. Jumlah terbanyak terjadi di RSU Dr Hasan sadikin
yaitu sebanyak 916 kasus. Total kematian pasien yang terjadi di
Rumah Sakit di Kota Bandung sebanyak 4.579 kasus kematian
dengan kematian pasien terbesar ada di RSU Dr. Hasan Sadikin
sebanyak 1.123 kasus kematian.
6. Indikator kinerja Pelayanan di Rumah Sakit
Indikator Kinerja Rumah Sakit dapat dilihat dari persentase
pemakaian tempat tidur (Bed Occupancy Rate), rata-rata pasien
dirawat (Length of Stay), interval penggunaan tempat tidur (Turn
Over Interval), frekuensi penggunaan tempat tidur (Bed Turn
Over), jumlah kematian di rumah sakit (Gross Death Rate), dan
angka kematian neto (Net Death Rate).
Jumlah rumah sakit di Kota Bandung pada Tahun 2011
terdapat 30 rumah sakit yang terdiri dari rumah sakit umum 17
buah, rumah sakit khusus 11 buah, dan rumah rakit bersalin 2
Profil Kesehatan Kota Bandung Tahun 2011
buah. Berdasarkan kepemilikan, rumah sakit di Kota Bandung
dapat dirinci sebagai berikut, kepemilikan pemerintah pusat
maupun daerah terdapat 6 buah, rumah sakit milik TNI 3 buah, 1
rumah sakit milik universitas, dan rumah sakit swasta 20 buah.
Dari 30 rumah sakit yang ada di Kota Bandung, data yang
tersedia hanya ada dari 27 rumah sakit. Indikator kinerja rumah
sakit dapat dilihat pada tabel berikut ini.
TABEL IV.6
INDIKATOR KINERJA RUMAH SAKIT DI KOTA BANDUNG TAHUN 2011
NO INDIKATOR KINERJA RUMAH SAKIT
DI KOTA BANDUNG GDR NDR BOR LOS TOI
KOTA BANDUNG 24,00 15,00 60,00 3,89 2,29
Sumber : Seksi Kesehatan Rujukan Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun 2011
C. PERILAKU HIDUP MASYARAKAT
Perilaku hidup masyarakat sangat berpengaruh
terhadap terwujudnya derajat kesehatan masyarakat. Untuk
mengetahui sejauh mana perilaku hidup masyarakat untuk
menunjang kesehatan dapat dipakai parameter tentang PHBS
(Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat) di tatanan rumah tangga,
institusi, tempat-tempat umum dan lain-lain.
Rumah tangga yang ber-PHBS adalah seluruh anggotanya
berperilaku hidup bersih dan sehat, yang meliputi 10 indikator
yaitu pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan, bayi diberi
ASI Ekslkusif, balita ditimbang setiap bulan, menggunakan air
bersih, mencuci tangan menggunakan air bersih dan sabun,
menggunakan jamban sehat, memberantas jentik nyamuk di
rumah sekali seminggu, makan sayur dan buah setiap hari,
melakukan aktifitas fisik setiap hari, dan tidak merokok di dalam
rumah.
Profil Kesehatan Kota Bandung Tahun 2011
Cibiru
Cicendo
Cidadap
Gedebage
Coblong
Regol
Andir
Buahbatu
Rancasari
Sukasari
Arcamanik
Sukajadi
Lengkong
Antapani
Ujungberung
CinamboBandung Kulon
Babakan Ciparay
Panyileukan
Mandalajati
KiaracondongBatununggal
Bandung Kidul
Bojongloa Kidul
Cibeunying Kaler
Cibeunying Kidul
Sumurbandung
Astanaanyar
Bandung Wetan
Bojongloa Kaler
PERSENTASE PHBS PER KECAMATAN DI KOTA BANDUNG
TAHUN 2011
N
PEMERINTAH KOTA BANDUNG DINKES KOTA BANDUNG
TAHUN 2011
1 0 1 2 Kilometer
PHBS (%)26.00 - 48.2248.23 - 100.00
Gambar peta di bawah ini menjelaskan mengenai cakupan
persentase rumah tangga ber-PHBS di Kecamatan di Kota
Bandung Tahun 2011.
GAMBAR IV.6 PETA CAKUPAN PHBS DI KOTA BANDUNG TAHUN 2011
Sumber : Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun 2011
Pemantauan PHBS dilaksanakan oleh petugas
puskesmas bekerja sama dengan Dasa Wisma dan Tim
Penggerak PKK di tingkat kelurahan dan kecamatan. Berikut di
bawah ini grafik yang menjelaskan mengenai persentase rumah
tangga ber-PHBS di Kota Bandung Tahun 2011.
Profil Kesehatan Kota Bandung Tahun 2011
GRAFIK IV.11 JUMLAH RUMAH TANGGA BER PHBS
DI KOTA BANDUNG PADA TAHUN 2011
Sumber : Seksi Promosi Kesehatan Dinas Kesehatan kota Bandung Tahun 2011
Pada Tahun 2011 Di Kota Bandung telah dilakukan
pemantauan sebanyak 415.757 rumah tangga, dari jumlah rumah
tangga tersebut didapat 272.886 rumah tangga telah
melaksanakan PHBS atau 65,64%. Hasil akhir tersebut
manggambarkan juga besarnya rumah tangga yang masih
merokok dalam rumah/bangunan. Bila dibandingkan dengan
tahun lalu, jumlah rumah tangga ber-PHBS juga berada di posisi
65,64 %.
Peningkatan perilaku hidup bersih dan sehat dapat melalui
penyuluhan yang melibatkan tokoh masyarakat dan peran serta
kader. Pemanfaatkan berbagai media maupun muatan kurikulum
dalam pendidikan di sekolah mengenai pengetahuan kesehatan
dan kebersihan kepada masyarakat di usia sedini mungkin juga
dapat merubah positif perilaku hidup dan bersih dan sehat di
masyarakat. Berikut ini grafik yang menjelaskan mengenai
persentase rumah tangga ber-PHBS di Kecamatan di Kota
Bandung Tahun 2011.
65,64
34,36
RUMAH TANGGA BER PHBS RUMAH TANGGA BELUM BER PHBS
Profil Kesehatan Kota Bandung Tahun 2011
GRAFIK IV.12 PERSENTASE PHBS DI KECAMATAN
DI KOTA BANDUNG PADA TAHUN 2011
Sumber : Seksi Promosi Kesehatan Dinas Kesehatan kota Bandung Tahun 2011
D. KEADAAN LINGKUNGAN
Keadaan lingkungan sangat berpengaruh pada kondisi
derajat kesehatan masyarakat. Masyarakat yang hidup dalam
kualitas lingkungan yang baik dan bersih dapat hidup dengan
sehat. Untuk melihat kondisi kesehatan lingkungan di Kota
Bandung dapat dikelompokan sebagai berikut :
1. Rumah Sehat
Petugas sanitarian puskesmas secara rutin langsung
melihat dan mendata rumah sehat melalui kegiatan kunjungan
diluar gedung. Adapun dari hasil pendataan pada Tahun 2011,
terdapat 421.231 rumah yang ada di Kota Bandung, dari jumlah
tersebut telah diperiksa sebanyak 339.226 rumah atau sebesar
80,53%.
26,47 32,30 33,78
40,00 42,15 47,56 47,69 48,40
53,40 54,28 55,06 55,33 56,10 56,16
62,26 62,46 62,85 63,58 65,95 67,12
70,83 74,77 75,38 76,38
80,41 80,51 82,48 82,98
89,42
95,72
0,00
10,00 20,00
30,00
40,00 50,00
60,00
70,00 80,00
90,00
100,00
Batu
nung
gal
Andi
rBo
jong
loa
Kidu
lAs
tana
anya
rLe
ngko
ngSu
kasa
riBa
baka
n Ci
para
yM
anda
laja
tiKi
arac
ondo
ngCi
cend
oU
jung
beru
ngCi
dada
pSu
mur
band
ung
Cibi
ruCi
beun
ying
Kid
ulBa
ndun
g Ki
dul
Band
ung
Wet
anAr
cam
anik
Cina
mbo
Anta
pani
Cobl
ong
Rego
lBu
ahba
tuBo
jong
loa
Kale
rBa
ndun
g Ku
lon
Cibe
unyi
ng K
aler
Pany
ileuk
anG
edeb
age
Ranc
asar
iSu
kaja
di
PERSENTASE PHBS (%)
Profil Kesehatan Kota Bandung Tahun 2011
Dari hasil pemeriksaan didapat rumah yang dikategorikan
sehat sebanyak 236.115 rumah atau 69,30 %. Jumlah Rumah
Sehat Tahun 2011 bila dibandingkan dengan tahun lalu
mengalami peningkatan sebesar 0,30%. persentase rumah
sehat paling sedikit terdapat di Kecamatan Kiaracondong
(persentase rumah sehat hanya 42,55%).
Berikut ini grafik yang menjelaskan mengenai persentase
rumah sehat di Kota Bandung Tahun 2011.
GRAFIK IV.13
PERSENTASE RUMAH SEHAT DI KOTA BANDUNG TAHUN 2011
Sumber : Seksi Kesehatan Lingkungan Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun 2011
Masih rendahnya jumlah rumah sehat di Kota Bandung
disebabkan berbagai faktor seperti kepadatan penduduk,
banyaknya kantong daerah kumuh, dan angka migrasi/mobilitas
yang tinggi. Adapun kriteria untuk pemantauan kualitas
lingkungan rumah sehat, lingkup penilaian rumah dilakukan
terhadap :
1. Higiene fisik rumah yang meliputi; langit-langit, dinding,
lantai, jendela, ventilasi, sarana pembuangan asap dapur,
dan pencahayaan.
69,30
30,70
Persen Rumah Sehat Persen Rumah Tak Sehat
Profil Kesehatan Kota Bandung Tahun 2011
2. Kondisi sarana sanitasi rumah yang meliputi; sarana air
bersih, sarana pembuangan kotoran, sarana pembuangan
air limbah, dan sarana pembuangan sampah
3. Perilaku penghuni rumah yang mendukung terhadap kondisi
rumah sehat yang meliputi; membuka jendela,
membersihkan rumah dan halaman, membuang tinja bayi
dan balita ke jamban, membuang sampah pada tempatnya.
2. Rumah/bangunan yang Diperiksa Jentik Nyamuk Aedes
Aegypti
Dalam melakukan upaya pemberantasan sarang Nyamuk
Demam Berdarah, diawali dengan kegiatan salah satunya
adalah pemeriksaan jentik Nyamuk Demam Berdarah di
rumah/bangunan untuk memantau tempat–tempat yang
menjadi sasaran kegiatan PSN.
Di Kota Bandung, pada tahun 2011, petugas kesehatan
bersama kader kesehatan telah memeriksa jentik nyamuk pada
93.346 bangunan / rumah. Kegiatan pemeriksaan bangunan
bebas jentik nyamuk demam berdarah menemukan sebanyak
87.166 bangunan/rumah yang bebas Jentik (93,38%).
Namun bila dilihat dari data tersebut masih ada 6,62%
lagi bangunan/rumah yang tidak bebas jentik Aedes Aegypti
yang berpotensi menularkan penyakit demam berdarah di Kota
Bandung. Untuk itu perlu adanya gerakan masyarakat yang
terus menerus menjadi budaya dalam kegiatan pemberantasan
sarang nyamuk di semua tempat kegiatan masyarakat,
sehingga dapat menekan angka kejadian kasus demam
berdarah di Kota Bandung.
3. Penggunaan Air Bersih
Air bersih merupakan kebutuhan mutlak bagi manusia
Profil Kesehatan Kota Bandung Tahun 2011
yang harus dipenuhi dan tidak bisa diganti dengan yang lain. Air
bersih bisa didapat dari ledeng, sumur pompa tangan, sumur gali,
penampungan air hujan, air kemasan dan lainnya.
Dari 527.520 keluarga, 63,52% dari keluarga tersebut
telah diperiksa mengenai penggunaan air bersihnya. Dari keluarga
yang diperiksa akses air bersihnya, sebesar 76,52 % telah
mengakses air bersih dari berbagai sumber. Jenis akses air bersih
terbanyak yang diakses oleh keluarga yang ada di Kota Bandung
adalah dari ledeng yaitu sebanyak 34,81% dan paling sedikit jenis
akses air bersih keluarga adalah sarana air bersih lainnya
sebanyak 10,41%. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dari tabel
berikut ini.
4. Sarana Sanitasi Dasar
Untuk menjaga kesehatan anggota keluarga, maka
keluarga mengupayakan agar memiliki sarana sanitasi dasar
seperti jamban, tempat sampah, saluran pembuangan air limbah.
Di Kota Bandung pada tahun 2011 terdapat 527.520
keluarga, dari jumlah tersebut keluarga yang telah diperiksa
kepemilikan sarana sanitasi dasarnya sebanyak 307.215 keluarga
(54,39%).
Dari hasil pemeriksaan tersebut terdapat keluarga memiliki
jamban 72,97%, memiliki tempat sampah 70,30%, dan 72,93%
keluarga memiliki saluran pembuangan air limbah. Dari jumlah
tersebut, kategori sehat terhadap keluarga yang memiliki jamban
hanya 70,99%, kategori sehat terhadap keluarga dengan tempat
sampah sebesar 71,92%, dan saluran pembuangan air limbah
yang sehat sebesar 64,02%.
Masih rendahnya kondisi jamban yang memenuhi syarat
dikarenakan masih banyak jamban dengan kondisi fisiknya bagus
akan tetapi limbah domestiknya dibuang ke sungai begitu saja
Profil Kesehatan Kota Bandung Tahun 2011
tanpa melalui saluran atau penampungan pembuangan yang
seharusnya.
Hal tersebut sudah seharusnya menjadi perhatian sehubungan
dengan masalah pembuangan limbah menjadi satu indikator
dalam Millenium Development Goal’s (MDG’s), juga menjadi
indikator penting dalam RPJMN bidang kesehatan melalui
program Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM). Point
pertama dalam STBM adalah ODF (open defection free) atau
bebas dari BAB sembarangan. Gerakan Cikapundung Bersih di
tingkat kota sebagai upaya yang sungguh-sungguh dari
Pemerintah Kota Bandung untuk membersihkan sungai-sungai di
Kota Bandung dari bahan pencemar termasuk limbah domestik.
Berikut ini tabel yang menjelaskan mengenai keluaraga dengan
kepemilikan sarana sanitasi dasar di Kota Bandung Tahun 2011.
TABEL IV.7
KELUARGA DENGAN KEPEMILIKAN SARANA SANITASI DASAR DI KOTA BANDUNG TAHUN 2011
NO JENIS SARANA JUMLAH KK YANG
MEMILIKI
JUMLAH KK YANG
DIPERIKSA
JUMLAH YANG SEHAT
1. Jamban 384.745 (72,93%) 303.800 215.676 (70,99%)
2. Tempat sampah 370.849 (70,30%) 287.891 207.057(71,92%)
3. Saluran Pembuangan
Air Limbah 384.745 (72,93%) 292.125 187.024(64,02%)
Sumber : Seksi Kesehatan Lingkungan Dinas Kesehatan kota Bandung Tahun 2011
Kota Bandung mempunyai system pembuangan air kotor
yang dikelola bagian air kotor PDAM dan menampung limbah
domestik dari rumah tangga, tetapi cakupannya masih rendah.
Profil Kesehatan Kota Bandung Tahun 2011
Selebihnya limbah domestik dibuang ke septik tank atau cubluk di
tiap rumah bahkan sebagian besar lagi keluarga membuangnya
ke sungai. Bila melihat dari kewilayahan, Kecamatan Bojong Loa
Kidul Ciparay memiliki persentase keluarga yang mempunyai
jamban paling sedikit (52,78%), Kecamatan Sumur Bandung
mempunyai persentase paling sedikit keluarga dengan tempat
sampah (47,11%), dan Kecamatan Bojongloa Kidul mempunyai
persentase paling sedikit (52,63%) terhadap keluarga dengan
saluran pembuangan air limbah.
5. Tempat-tempat Umum dan Pengelolaan Makanan (TUPM) Sehat
Tempat–tempat umum dan pengelolaan makanan seperti
hotel, restoran, rumah makan, pasar dan lainnya perlu diawasi
dan dibina tentang kesehatannya secara terus menerus oleh
tenaga kesehatan, hal ini disebabkan karena tempat– tempat
umum dan pengelola makanan berpeluang menjadi sumber
tempat tersebarnya wabah penyakit. Di Kota Bandung pada
Tahun 2011 terdata 13.862 TUPM dan 10.546 diantaranya telah
diperiksa (76,08%). Dari hasil pemeriksaan terdapat 8.615 TUPM
yang tergolong sehat (81,69%). Berikut ini tabel yang menjelaskan
mengenai persentase tempat-tempat umum di Kota Bandung
Tahun 2011.
Profil Kesehatan Kota Bandung Tahun 2011
TABEL IV.8 PERSENTASE TEMPAT – TEMPAT UMUM DAN PENGOLAHAN
MAKANAN (TUPM) SEHAT
DI KOTA BANDUNG TAHUN 2011
NO JENIS SARANA JUMLAH
YANG ADA
JUMLAH YANG
DIPERIKSA
JUMLAH SEHAT
% SEHAT
1 Hotel 246 231 217 83,94%
2 Restoran/ Rumah makan 753 633 535 84,52%
3 Pasar 77 66 56 84,85%
4 TUPM Lain 12.786 12.245 7.807 63,76%
Jumlah 13.862 10.546 8.615 81,69% Sumber : Seksi Kesehatan Lingkungan Dinas Kesehatan kota Bandung Tahun 2011
6. Institusi Dibina Kesehatan Lingkungan
Berbagai institusi yang ada, mulai dari sarana kesehatan,
sarana pendidikan, sarana ibadah, perkantoran, dan sarana lain,
merupakan tugas dari petugas kesehatan lingkungan untuk
membina kesehatan lingkungan dalam instistusi tersebut.
Pembinaan dilakukan melalui penyuluhan–penyuluhan dan
pemeriksaan terhadap kebersihan, sarana air bersih, sirkulasi
udara, pencahayaan jamban, dan lain – lain.
Di Kota Bandung pada tahun 2011 terdapat 5.819 institusi
dan yang telah mendapat pembinaan dari petugas kesehatan
lingkungan puskesmas sebanyak 5.222 institusi atau 89,74%.
Kegiatan pembinaan ini bila dibandingkan dengan tahun lalu
terdapat kenaikan sebesar 2,54 %. Hal ini meningkat seiring
dengan meningkatnya perkembangan dunia usaha pariwisata di
Kota Bandung yang cukup pesat.
Salah satu indikator pembinaan adalah penerbitan serifikat
laik sehat hotel, restoran, dan jasaboga. Akan tetapi, tempat
umum pengelola makanan (TUPM) lainnya berbentuk makanan
Profil Kesehatan Kota Bandung Tahun 2011
jajanan kaki lima, warung makan, toko makanan belum terbina
dan terawasi sepenuhnya. Kegiatan pembinaan/inpeksi sanitasi
tempat pengelola makanan (TPM) belum berjalan dengan
optimal, hambatan yang ditemui antara lain : sanitarian di
puskesmas kesulitan dalam melaksanakan pengawasan terhadap
TPM jenis jajanan yang tak bersentra atau pedagang makanan
kaki lima, karena jarak dan rute edar pedagang jenis ini sangat
tinggi dan tak menentu, sehingga menyulitkan dalam
melaksanakan pengawasan. Berikut ini tabel yang menjelaskan
mengenai persentase institusi dibina kesehatan lingkungannya di
Kota Bandung Tahun 2011.
TABEL IV.9 PERSENTASE INSTITUSI DIBINA KESEHATAN LINGKUNGANNYA
DI KOTA BANDUNG TAHUN 2011
NO JENIS SARANA JUMLAH YANG ADA
JUMLAH YANG
DIBINA %
1. Sarana Kesehatan
(Puskesmas dan Rumah Sakit
di Kota Bandung)
103 103 100,00
2. Sarana Pendidikan 1.644 1.428 86,86
3. Sarana Ibadah 2.988 2.803 93,81
4. Sarana Perkantoran 1.013 820 80,95
5. Sarana lain 71 68 96,77
Jumlah 5.819 5.222 89,74 Sumber : Seksi Kesehatan Lingkungan Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun 2011
Profil Kesehatan Kota Bandung Tahun 2011
BAB V
SITUASI SUMBERDAYA KESEHATAN A. SARANA KESEHATAN
1. Ketersediaan Obat Menurut Jenis Obat
Obat-obatan merupakan salah satu sarana untuk memberikan
pelayanan kesehatan kepada masyarakat terutama pada proses
kuratif.
Ketersediaan obat di Dinas kesehatan Kota Bandung pada
tahun 2011 dapat dibagi menurut golongan sebagai berikut:
- Obat
- Bahan obat
- Alat kesehatan habis pakai
Kebutuhan obat pada Tahun 2011 di Dinas kesehatan Kota
Bandung membutuhkan 189 jenis, dari jumlah tersebut dapat
terpenuhi sesuai dengan kebutuhan.
2. Jumlah Sarana Pelayanan Kesehatan Menurut
Kepemilikan/Pengelola Fasilitas Pelayanan Kesehatan di Kota Bandung banyak sekali
baik dilihat dari jumlah, jenis, maupun kepemilikannya.
Jenis sarana pelayanan kesehatan yang ada di Kota Bandung
terdiri dari rumah sakit sebanyak 30 rumah sakit, puskesmas 73
buah, praktek dokter umum perorangan 2.803 orang, balai
pengobatan/ klinik 267 buah, laboratorium klinik 56 buah, apotik
599 buah dan toko obat 127 buah.
Kepemilikan rumah sakit tersebut terdiri dari 3 rumah sakit
milik Pemerintah Pusat, 3 rumah sakit milik Pemerintah Kota
Profil Kesehatan Kota Bandung Tahun 2011
PETA SEBARAN PUSKESMAS DI KECAMATAN
DI KOTA BANDUNGTAHUN 2011
N
PEMERINTAH KOTA BANDUNG DINKES KOTA BANDUNG
TAHUN 2011
1 0 1 2 Kilometer
Ñ
Ñ
Ñ
ÑÑ
Ñ
Ñ
Ñ
Ñ
Ñ
ÑÑ
Ñ
Ñ
Ñ
Ñ
Ñ
Ñ
Ñ
Ñ
Ñ
Ñ
Ñ
Ñ
Ñ
Ñ
Ñ
Ñ
Ñ
Ñ
Ñ
ÑÑ
Ñ
Ñ
ÑÑ
Ñ
Ñ
Ñ
Ñ
Ñ
Ñ
Ñ
Ñ
Ñ
Ñ
Ñ
Ñ
ÑÑ
ÑÑ
Ñ
Ñ
Ñ
ÑÑ
Ñ
Ñ
Ñ
Ñ
Ñ
Ñ
Ñ
ÑÑ
Ñ
ÑÑÑ
Ñ
Ñ
Ñ
DAGO
CIPAKULEDENG
GEMURUH
SEKELOA
MENGGER
JAJAWAY
DARW ATI
CIJERAH
BABATAN
UPT KOPO SEKEJATI
PAMULANG
SARIJADI
SUKAHAJI
CIPADUNG
RUSUNAWASUKAPAKIR
UPT SALAM
UPT PUTER
SUKAWARNA
SURYALAYA
PASIRLUYU
GIRIMANDE
PASAWAHAN
LIOGENTENG
MOH RAMDAN
UPT GARUDA
CIBOLERANG
UPT CIBIRU
TAMAN SARI
BALAI KOTA
AHMAD YANI
CIGONDEWAH UPT CITARIP
PANYILEUKAN
UPT CIBUNTU
PASIRLAYUNG
UPT CINAMBO
CILENGKRANG
KARANG SETRA
UPT SUKAJADI
UPT PASUNDAN
UPT PAGARSIH
CIJAGR A BARUUPT CARINGIN
UPT PADASUKA
UPT SUKARASA
CIKUTRA LAMA
UPT TAMBLONG
CIJAGRA LAMA
CEMPAKA ARUM
UPT NEGLASARI
ANTAPANI LAMA UPT ARCAMANIK
UPT PANGHEGAR
MANDALA MEKAR
UPT KU JANGSARI
UPT IBRAHIM AJI
UPT SINDANGJAYA
UPT CIUMBULEUIT
UPT TALAGABODAS
PELINDUNG HEWAN
UPT CIPAMOKALAN
BABAKAN SURABAYA
UPT PASIR KALIKI
UPT BABAKAN SARI
UPT RIUNG BANDUNG
UPT LAB KESEHATAN
UPT GRIYA ANTAPANI
UPT MARGAHAYU RAYA
UPT UJUNG BERUNG INDAHCIBIRU
CIDADAP
GEDEBAGE
CICENDO
BUAHBATU
REGOL
COBLONG
ANDIR
SUKASARI
ARCAMANIK
RANCASARI
SUKAJADI
CINAMBO
ANTAPANI
LENGKONGBANDUNG KULON
UJUNG BERUNG
MANDALAJATI
BABAKAN CIPARAY
PANYILEUKANKIARACONDONG
BANDUNG KIDUL
BATUNUNGGAL
BOJONGLOA KIDUL
CIBEUNYING KALER
CIBEUNYING KIDUL
SUMUR BANDUNG
BANDUNG WETAN
ASTANA ANYAR
BOJONGLOA KALER
Ñ UPT Puskesmas dan Puskesmas
Kecamatan
Bandung, 3 rumah sakit milik TNI/POLRI, 1 rumah sakit khusus gigi
milik institusi pendidikan, 20 rumah sakit milik swasta.
Dari data tersebut, sarana pelayanan kesehatan di Kota
Bandung berdasarkan dari kepemilikannya banyak di miliki oleh
swasta dan perorangan.
GAMBAR V.1 PETA SEBARAN UPT PUSKESMAS DAN PUSKESMAS
DI KOTA BANDUNG TAHUN 2011
Sumber : Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun 2011
3. Sarana Pelayanan kesehatan dengan Kemampuan Labkes dan
Memiliki 4 Spesialis Dasar
Laboratorium Kesehatan merupakan sarana penunjang untuk
menegakkan diagnosa seorang pasien. Fasilitas pelayanan
kesehatan dengan kemampuan laboratorium kesehatan di Kota
Profil Kesehatan Kota Bandung Tahun 2011
Bandung pada tahun 2011 terdapat di 28 rumah sakit, yang terdiri
17 rumah sakit umum dan 11 rumah sakit khusus.
Sarana pelayanan kesehatan dengan kemampuan 4 spesialis
dasar yaitu pelayanan spesialis bedah, pelayanan spesialis
penyakit dalam, pelayanan spesialis anak dan pelayanan spesialis
kandungan dan kebidanan. Kota Bandung mempunyai 17 rumah
sakit umum yang melayani 4 spesialis dasar dari 30 Rumah sakit
yang ada di Kota Bandung (56,66%).
.
4. Posyandu Menurut Strata
Posyandu merupakan salah satu wahana yang dapat
memberikan pelayanan kesehatan serta menjadi salah satu tempat
untuk mengetahui pertumbuhan dan perkembangan anak melalui
peran serta masyarakat. Posyandu berdasarkan perkembangannya
dibagi dalam beberapa strata yang terdiri dari pratama, madya,
purnama, dan mandiri.
Posyandu yang ada di Kota Bandung pada tahun 2011
berjumlah 1.945 buah yang terdiri dari Pratama sebanyak 52 buah
atau 2,67 %, Madya 1.331 buah (68,43%), Purnama 512 buah
(26,32 %), Mandiri 50 buah ( 2,57 % ).
Bila melihat dari data tersebut di Kota Bandung masih terdapat
posyandu pratama yang perlu ditingkatkan kegiatannya serta perlu
mengembangakan strata posyandu madya ke mandiri.
Kondisi ini disebabkan masih kurangnya masyarakat yang
mengikuti dana sehat, sebagai salah satu persyaratan untuk
meningkatkan strata posyandu menjadi posayandu strata madiri.
Upaya yang harus dilakukan salah satunya adalah dengan
mengadakan advokasi kepada pemangku kewilayahan agar dapat
mengumpulkan dana dari masyarakat (digabung dengan iuran
Profil Kesehatan Kota Bandung Tahun 2011
bulanan RT), sehingga dana tersebut dapat diolah menjadi dana
sehat.
GRAFIK V.1
POSYANDU MENURUT STRATA DI KOTA BANDUNG TAHUN 2011
Sumber : Seksi Promkes Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun 2011
5. Upaya Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat (UKBM)
Upaya kesehatan bersumber daya masyarakat adalah salah
satu upaya peningkatan derajat kesehatan yang dilakukan oleh
masyarakat, dari masyarakat, untuk masyarakat berupa posyandu,
pos obat desa, pos kesehatan pesantren, Saka Bhakti Husada,
usaha kesehatan kerja, dana sehat, kelurahan/RW Siaga dan
lain – lain. Jumlah Posyandu di Kota Bandung pada tahun 2011
sebanyak 1.945 buah.
Jumlah kelurahan di Kota bandung sebanyak 151 kelurahan
dan semuanya telah menjadi kelurahan Siaga semenjak tahun
2007, semenjak diluncurkan Program Desa Siaga berdasarkan
2,67
68,43
26,32
2,57
PRATAMA MADYA PURNAMA MANDIRI
Profil Kesehatan Kota Bandung Tahun 2011
Kepmenkes No. 564 tahun 2006. Kelurahan Siaga berdasarkan
Kepmenkes tersebut adalah kelurahan yang sudah memiliki :
1. Forum masyarakat kelurahan
2. Sarana yankesdas dan rujukannya
3. UKBM
4. Upaya menciptakan terwujudnya lingkungan sehat
5. Sistem pengamatan penyakit dan factor risiko berbasis
masyarakat
6. Sistem kesiapsiagaan penaggulangan kegawat-daruratan dan
bencana berbasis masyarakat
7. Upaya menciptakan dan terwujudnya PHBS
8. Upaya menciptakan dan terwujudnya kadarzi
Dengan 8 indikator diatas, Kelurahan Siaga di Kota Bandung
dapat mencapai strata Madya dengan 123 kelurahan, Utama 12
kelurahan, dan Siaga Pratama 16 kelurahan.
Kategori kelurahan aktif di kelurahan siaga adalah apabila
memiliki sistem kesiapsiagaan penagulangan kegawatdaruratan dan
bencana berbasis masyarakat dalam bentuk Tagana (Taruna Siaga
Bencana).
Sedangkan berdasarkan Kepmenkes 828 tahun 2008 dan
Kepmenkes 1529 tahun 2010 yang disebut Kelurahan Siaga Aktif
adalah yang sudah memenuhi 8 kriteria sebagai berikut :
1. Forum Desa / kelurahan
2. KPM/Kader Kesehatan
3. Kemudahanan akses pelayanan kesehatan dasar
4. Posyandu dan UKBM lainnya aktif
5. Dukungan dana kegiatan kesehatan di desa : pemerintah
desa, masyarakat, dan dunia usaha
6. Peran serta masyarakat dan organisasi kemasyarakatan
7. Peraturan kepala desa atau peraturan bupati/walikota
8. Pembinaan PHBS rumah rtangga dan tatanan lain
Profil Kesehatan Kota Bandung Tahun 2011
Bila merujuk pada 2 Kepmenkes tersebut diatas, kondisi
Keluahan Siaga di Kota Bandung belum ada yang memenuhi kriteria
no.5 untuk menjadi Kelurahan Siga Aktif Mandiri. Pada awalnya
pembagian strata pada Kelurahan Siaga adalah Pratama, Madya, dan
Utama. Akan tetapi, berdasarkan 2 Kepmenkes terakhir pembagian
strata seperti strata Posyandu : Pratama, Madya, Purnama, dan
Mandiri. Upaya yang harus dilakukan untuk mewujudkan Kelurahan
Siaga Aktif Mandiri adalah melakukan advokasi kepada pemimpin
daerah untuk memberi dukungan dana kegiatan kesehatan di kelurahan
pemerintah desa, masyarakat, dan dunia usaha.
B. TENAGA KESEHATAN
Tenaga Kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri
dalam bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan dan / atau
keterampilan melalui pendidikan di bidang kesehatan yang untuk jenis
tertentu memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan.
Tenaga kesehatan di Kota Bandung tersebar di berbagai sarana
pelayanan kesehatan baik milik pemerintah maupun swasta.
Dibawah ini disajikan tabel tenaga kesehatan yang ada di Kota
Bandung pada tahun 2011 menurut jenis tenaga kesehatan yang
bersumber dari 73 UPT Puskesmas, puskesmas jejaring, 20 Rumah sakit
(dari 30 rumah sakit), UPT Labkes, UPT Yankesmob, dan Dinas
Kesehatan Kota Bandung sebagai berikut :
Profil Kesehatan Kota Bandung Tahun 2011
TABEL V.1 JUMLAH TENAGA KESEHATAN
DI KOTA BANDUNG TAHUN 2011
NO JENIS TENAGA JUMLAH 1 Tenaga Medis (dr. Umum, dr. spesialis, dr.
gigi) 1.119
2 Tenaga Keperawatan (Perawat , Bidan) 5.107 3 Tenaga Kefarmasian 558 4 Tenaga Gizi 205 5 Tenaga Kesehatan masyarakat dan
Sanitasi 103
6 Tenaga Keteknisan Medis 410 7 Fisioterapis 99
Sumber : Seksi Data dan Informasi Kesehatan dan Seksi Pelayanan Kesehatan Rujukan Dinkes Kota Bandung Tahun 2011
1. Jumlah Dan Ratio Tenaga Medis (Dokter Umum, Dokter Spesialis, Dokter Gigi) di Sarana Kesehatan
Jumlah Dokter Umum, Dokter Spesialis dan Dokter Gigi yang
ada di Kota Bandung pada tahun 2011 sebanyak 1.119 orang, bila
dibandingkan dengan jumlah penduduk yang ada didapat ratio
46,22/100.000 penduduk yang berarti 100.000 penduduk dilayani oleh
46,22 orang tenaga medis. Bila dibandingkan dengan indikator
Indonesia Sehat 2010 ratio ini sudah mencapai target yaitu
40/100.000 penduduk. Jumlah dan ratio tenaga medis dapat dilihat dari
tabel berikut ini.
Profil Kesehatan Kota Bandung Tahun 2011
TABEL V.2 JUMLAH DAN RATIO TENAGA MEDIS
DI KOTA BANDUNG TAHUN 2011
NO UNIT KERJA JUMLAH 1 Dinas Kesehatan Kota Bandung 13 2 UPT Puskesmas dan Jejaring 155 3 Rumah Sakit (20 RS) 946 4 UPT Mobilitas Kesehatan 2 5 UPT Labkes 3 Total 1.119 Ratio per 100.000 Penduduki 46,22
Sumber : Seksi Data dan Informasi Kesehatan dan Seksi Pelayanan Kesehatan Rujukan Dinkes Kota Bandung Tahun 2011
Jika dirinci per tenaga medis, dari fasilitas kesehatan di atas
dan Dinas Kesehatan, maka dapat diketahui bahwa Ratio Dokter
Umum di Kota Bandung berkisar 16,56/100.000 penduduk, yang
berarti dalam 100.000 penduduk dilayani oleh 16 orang dokter. Ratio
Dokter Spesialis di Kota Bandung pada tahun 2011 terdapat 22,96/
100.000 penduduk yang berarti terdapat 22 orang Dokter Spesialis
dalam 100.000 penduduk Kota Bandung. Begitu juga ratio Dokter Gigi
di Kota Bandung sebesar 6,69/100.000 penduduk.
TABEL V.3 RATIO TENAGA DR UMUM, DR SPESIALIS, DAN DR GIGI
DI KOTA BANDUNG TAHUN 2011
NO UNIT KERJA JML DR UMUM
JML DR SPESIALIS
JML DR GIGI
1 Dinas Kesehatan Kota Bandung
11 0 2
2 UPT Puskesmas dan jejaring
95 3 57
3 UPT Mobilitas Kesehatan
2 0 0
4 UPT Labkes 1 2 0 5 Rumah Sakit (20 RS) 401 551 103 Total 401 556 162 Ratio per 100.000
Penduduki 22,96 16,56 6,69 Sumber : Seksi Data dan Informasi Kesehatan dan Seksi Pelayanan Kesehata Rujukan Dinkes Kota Bandung Tahun 2011
Profil Kesehatan Kota Bandung Tahun 2011
2. Jumlah dan Ratio Tenaga Keperawatan (Bidan dan Perawat)
Sarana Kesehatan Tenaga keperawatan adalah perawat dan bidan. Jumlah
perawat yang ada di fasilitas kesehatan di Kota Bandung dan Dinas
Kesehaan pada Tahun 2011 terdapat 4.433 orang dan jumlah bidan
sebanyak 674 orang.
Bila dibandingkan dengan jumlah penduduk terdapat ratio
perawat sebesar 183,10/100.000 penduduk, yang berarti dalam
100.000 penduduk Kota Bandung terdapat oleh 183 orang perawat.
Sedangkan ratio tenaga Bidan 27,84/100.000 penduduk yang
berarti dalam 100.000 penduduk di Kota Bandung terdapat 27
bidan. Jika dibandingkan dengan ratio bidan dari target Indonesia
Sehat 2010, angka tersebut masih belum mencapai target yaitu
100/100.000 penduduk.
TABEL V.4
JUMLAH DAN RATIO TENAGA KEPERAWATAN DI KOTA BANDUNG TAHUN 2011
NO UNIT KERJA JML
PERAWAT JML
BIDAN 1 Dinas Kesehatan Kota
Bandung 12 3
2 UPT Puskesmas dan jejaring 284 193 3 UPT Mobilitas Kesehatan 0 0 4 UPT Labkes 0 0 5 Rumah Sakit 4.137 478 Total 4.433 674
Ratio per 100.000 Penduduki 183,10 27,84 Sumber : Seksi Data dan Informasi Kesehatan dan Seksi Pelayanan Kesehatan Rujukan Dinkes Kota Bandung Tahun 2011
Profil Kesehatan Kota Bandung Tahun 2011
3. Jumlah dan Ratio Tenaga Kefarmasian di Sarana Kesehatan
Tenaga kefarmasian disini terdiri dari Apoteker, Sarjana
Farmasi, DIII Farmasi dan Asisten Apoteker dan lain-lain.
Jumlah tenaga kefarmasian yang ada di Kota Bandung pada Tahun
2011 terdapat 558 orang yang dalam hal ini yang tercatat di institusi
kesehatan Dinas Kesehatan, UPT Puskesmas dan jejaring, UPT
Labkes, UPT Mobilitas Kesehatan, dan 20 Rumah Sakit di Kota
Bandung. Jumlah tersebut jika dibandingkan dengan jumlah
penduduk, maka terdapat 23,05 orang tenaga kefarmasian dalam
100.000 penduduk Kota Bandung atau 23,05/100.000 penduduk.
Bila melihat tenaga kefarmasian yang ada di puskesmas di
Kota Bandung masih dirasakan kurang mengingat dari 73
puskesmas yang ada tenaga kefarmasian hanya 40 Puskesmas.
TABEL V.5 JUMLAH DAN RATIO TENAGA KEFARMASIAN
DI KOTA BANDUNG TAHUN 2011
NO UNIT KERJA JUMLAH 1 Dinas Kesehatan Kota Bandung 12 2 UPT Puskesmas dan jejaring 40 4 UPT Mobilitas Kesehatan 0 5 UPT Labkes 0 6 Rumah Sakit 506 Total Ratio per 100.000 Penduduki 23,05/100.000
Sumber : Seksi Data dan Informasi Kesehatan dan Seksi Pelayanan Kesehatan Rujukan Dinkes Kota Bandung Tahun 2011
4. Jumlah dan Ratio Tenaga Gizi di Sarana Kesehatan
Tenaga gizi yang dimaksud disini adalah sarjana gizi, DIV
Gizi, DIII dan DI gizi. Di Kota Bandung pada Tahun 2011 terdapat
205 tenaga gizi yang tersebar di berbagai institusi. Jika tenaga gizi
dibandingkan dengan jumlah penduduk, maka ratio didapat 8
Profil Kesehatan Kota Bandung Tahun 2011
orang tenaga gizi yang ada dalam 100.000 penduduk atau
8,47/100.000 penduduk.
TABEL V.6 RATIO DAN JUMLAH TENAGA GIZI DI KOTA BANDUNG TAHUN 2011
NO UNIT KERJA JUMLAH 1 Dinas Kesehatan Kota Bandung 3 2 UPT Puskesmas dan jejaring 65 3 UPT Mobilitas Kesehatan 0 4 UPT Labkes 0 5 Rumah Sakit 137 Total 205 Ratio per 100.000 Penduduki 8,47
Sumber : Seksi Data dan Informasi Kesehatan dan Seksi Pelayanan Kesehatan Rujukan Dinkes Kota Bandung Tahun 2011
5. Jumlah dan Ratio Tenaga Kesehatan Masyarakat dan Sanitasi di Sarana Kesehatan
Pada Tahun 2011, di Kota Bandung tenaga kesehatan
masyarakat yang terdiri dari tenaga sanitasi lIngkungan dan
tenaga kesehatan masyarakat hanya berjumlah 74 orang.
Rincian tenaga kesehatan masyarakat di Kota Bandung Tahun
2011 dapat diamati melalui tabel berikut ini.
TABEL V.7 JUMLAH DAN RATIO TENAGA KESEHATAN MASYARAKAT
DI KOTA BANDUNG TAHUN 2011
NO UNIT KERJA JUMLAH 1 Dinas Kesehatan Kota Bandung 22 2 UPT Puskesmas dan jejaring 3 3 UPT Moobilitas Kesehatan 0 4 UPT Labkes 0 5 Rumah Sakit 49 Total 74 Ratio per 100.000 Penduduki 3,06
Sumber : Seksi Data dan Informasi Kesehatan dan Seksi Pelayanan Kesehatan Rujukan Dinkes Kota Bandung Tahun 2011
Profil Kesehatan Kota Bandung Tahun 2011
Bila dibandingkan dengan jumlah penduduk, terdapat 3 orang
tenaga kesehatan masyarakat dalam 100.000 penduduk atau
3,06/100.000 penduduk. Namun, jika dibandingkan dengan jumlah
puskesmas dan jumlah tenaga kesehatan masyarat, maka hanya
ada 3 puskesmas yang mempunyai tenaga kesehatan masyarakat
dari 73 puskesmas di Kota Bandung. Tenaga kesehatan
masyarakat yang ada masih terkonsentrasi di Dinas Kesehatan
Kota Bandung.
Pada Tahun 2011 terdapat 103 tenaga sanitasi
(kesehatan lingkungan) di Kota Bandung menurut fasilitas
kesehatannya yaitu Rumah Sakit, UPT Puskesmas dan
Puskesmas jejaring, UPT Labkes, dan UPT Mobilitas kesehatan.
TABEL V.8 JUMLAH DAN RATIO TENAGA SANITASI
DI KOTA BANDUNG TAHUN 2011
NO UNIT KERJA JUMLAH 1 Dinas Kesehatan Kota Bandung 5 2 UPT Puskesmas dan jejaring 61 4 UPT Mobiitas Kesahatan 0 5 UPT Labkes 0 6 Rumah Sakit 37 Total 103 Ratio per 100.000 Penduduki 4,25
Sumber : Seksi Data dan Informasi Kesehatan dan Seksi Pelayanan Kesehatan Rujukan Dinkes Kota Bandung Tahun 2011
Bila dibandingkan dengan jumlah penduduk, terdapat 4
orang tenaga sanitasi dalam 100.000 penduduk atau 4,25 /
100.000 penduduk.
Untuk mendapatkan data tenaga kesehatan dan
kegiatan lainnya dari fasilitas pelayanan kesehatan swasta dari
berbagai level, perlu adanya proses pembinaan dan standarisasi
pencatatan dan pelaporannya, bila di kalangan rumah sakit
dikenal dengan SIRS (Sistem Informasi Rumah Sakit). Rancangan
Profil Kesehatan Kota Bandung Tahun 2011
sebuah sistem informasi kesehatan yang terpadu dan menyeluruh
yang didukung oleh perwal SKKB menjadi kunci untuk
mendapatkan data dan informnasi kesehatan yang lengkap,valid,
dan tepat waktu.
C. PEMBIAYAAN KESEHATAN
Anggaran kesehatan di Kota Bandung berasal dari berbagai
sumber antara lain berasal dari Pemerintah Pusat (APBN), APBD
Propinsi, APBD Kota Bandung serta pinjaman/hibah luar negeri
yang berjumlah Rp. 3.312.196.925.814,00
Dari Jumlah Anggaran kesehatan dengan berbagai sumber
bila dihitung perkapita terdapat Rp.107.560,82,-/jiwa.
Anggaran kesehatan yang bersumber APBD Kota bila
dibandingkan dengan anggaran keseluruhan APBD Kota Bandung
hanya mencapai 7,86%. Berikut ini adalah tabel anggaran
kesehatan dengan berbagai sumber anggaran di Kota Bandung
Tahun 2011.
Profil Kesehatan Kota Bandung Tahun 2011
TABEL V.9 ANGGARAN KESEHATAN DENGAN BERBAGAI SUMBER
DI KOTA BANDUNG TAHUN 2011
NO SUMBER ANGGARAN JUMLAH A APBN 1. Dinas Kesehatan 19.467.340.000,00
2 Rumah Sakit Umum Daerah Kota
Bandung 5.591.765.000,00
3 Rumah Sakit Khusus Ibu Kota Bandung
1.931.439.245,00
4 Rumah Sakit Gigi dan Mulut - B APBD PROPINSI 1. Dinas Kesehatan
Bangub 5.345.090.000,00
2 Rumah Sakit Ujung Berung - 3 Rumah Sakit Ibu Anak Astana Anyar - 4 Rumah Sakit Gigi dan Mulut - C APBD KOTA 1. Dinas Kesehatan
Bawaku Sehat 110.589.157.464,00
59.682.000.000,00 2 Rumah Sakit Umum Daerah Kota
Bandung 23.006.760.094,00
3 Rumah Sakit Ibu Anak Astana Anyar 13.132.521.336,00
4 Rumah Sakit Gigi dan Mulut 8.428.313.639,00
D BLN 1. Dinas Kesehatan 1.246.054.927,00 2 Rumah Sakit Ujung Berung - 3 Rumah Sakit Ibu Anak Astana Anyar - 4 Rumah Sakit Gigi dan Mulut -
Sumber : RSUD Kota Bandung, RSKIA Kota Bandung, RSKGM Kota Bandung, Dan Seksi Evaluasi Program Kesehatan Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun 2011
Profil Kesehatan Kota Bandung Tahun 2011
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Pembangunan kesehatan merupakan bidang pembangunan strategis
pembentuk Indeks Pembangunan Manusia (IPM) yang juga kebutuhan
utama masyarakat sesuai dengan perkembangan pembangunan. Profil
Kesehatan Kota Bandung merupakan gambaran situasi kesehatan
masyarakat di Kota Bandung. Sejauh mana keberhasilan pembangunan
kesehatan Kota Bandung Tahun 2011 dan kaitannya dalam mewujudkan
Visi Pembangunan Kesehatan Kota Bandung yaitu “Bandung Kota Sehat
yang Mandiri” dapat diamati dari indikator pencapaian derajat kesehatan di
dalam Profil Kesehatan Kota Bandung bawah ini:
1. Indeks Kesehatan, Angka Harapan Hidup, dan Indeks
Pembangunan Manusia
Kualitas kesehatan masyarakat di wilayah tertentu dalam waktu
tertentu dapat diukur dengan menggunakan indikator komposit yaitu
Indeks Kesehatan, Angka Harapan Hidup, dan Indeks Pembangunan
Manusia. Tahun 2011 di Kota Bandung ketiga indikator tersebut
mengalami peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya. Indeks
Kesehatan di Tahun 2010 sebesar 81,22 di Tahun 2011 menjadi
81,32***. Angka Harapan Hidup di Tahun 2010 mencapai 73,73 tahun
menjadi 73,79*** tahun di Tahun 2011. Sedangkan Untuk Indeks
Pembangunan Manusia, di Tahun 2010 sebesar 78,99 menjadi
79,15*** di Tahun 2011.
2. Angka Kematian atau Mortalitas
Jumlah kematian bayi menurut data yang ada dalam Tahun
Profil Kesehatan Kota Bandung Tahun 2011
2011 di Kota Bandung menurun dibandingkan Tahun 2010. Tahun
2011 terjadi 235 kematian bayi, sedangkan di Tahun 2010 terjadi
kemaitan bayi sebanyak 227. Jumlah kematian ibu di Tahun 2011
menurun dibandingkan jumlah di tahun sebelumnya. Jumlah kematian
ibu di Tahun 20s 11 sebanyak 37 kasus kematian dan di Tahun 2010
adalah 37 kasus kematian. Adapun untuk kematian balita (12-59
bulan), di Tahun 2011 tercatat 5 kematian balita, sedangkan di Tahun
2010 tercatat 20 kasus kematian balita.
3. Angka Kesakitan atau Morbiditas
Dari gugus pelaporan penyakit dari puskesmas ke dinas
kesehatan, didapat Penyakit terbanyak yang diderita masyarakat
Kota Bandung Tahun 2011 masih berkisar pada penyakit infeksi
terutama Infeksi Saluran Napas Atas.
Beberapa situasi penyakit dalam Tahun 2011 perlu menjadi
perhatian mendalam. Infeksi Menular Seksual, Pneumonia pada balita
Diare pada balta, HIV/AIDS, dan Demam Berdarah Dengue adalah
penyakit-penyakit yang mengalami kenaikan jumlah kasus
dibandingkan dengan tahun yang telah lalu.
Penyakit–penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi,
terutama Campak yang jumlahnya meningkat apa bila dibandingkan
tahun lalu, dan Diptheri yang masih terjadi, perlu mendapat perhatian.
4. Status Gizi
Persentase gizi buruk di Tahun 2011 mengalami kenaikan
terhadap tahun sebelumnya, yaitu dari 0,43 % pada pada tahun 2010
menjadi 0,49 %. Begitu pula adanya kenaikan jumlah berat badan bayi
lahir rendah. Namun, meski demikian, terdapat penurunan jumlah
kecamatan di Kota Bandung yang termasuk rawan gizi terhadap
Tahun 2010, yaitu sebanyak 9 kecamatan menjadi 6 kecamatan.
Profil Kesehatan Kota Bandung Tahun 2011
5. Keadaan Lingkungan
Kondisi Kesehatan lingkungan di Kota Bandung Tahun 2011
dapat diwakili dari cakupan indikator rumah sehat, akses masyarakat
terhadap air bersih, kepemilikan jamban sehat oleh masyarakat,
kepemilikan keluarga terhadap tempat sampah sehat serta, SPAL
sehat di masyarakat, TUPM sehat di masyarakat, dan persentase
institusi yang dibina. Ada dua indikator kesling di atas yang
mengalami penurunan dibandingkan tahun lalu yaitu akses/keluarga
dengan sarana air bersih yang digunakan dan SPAL sehat. Akan
tetapi, persentase keluarga dengan saluran pembuangan air limbah
sehat (SPAL) menurun cukup besar bila dibandingkan dengan tahun
lalu yaitu 81,24% di Tahun 2010 menjadi 64,02% di Tahun 2011.
6. Perilaku Sehat Masyarakat
Perilaku sehat masyarakat di Kota Bandung Tahun 2011 dalam
tatanan Rumah Tangga (PHBS) yaitu sebesar 65,64 %. Cakupan ini
tidak mengalami perubahan dari tahun sebelumnya yang menandakan
kesadaran masyarakat akan perilaku hidup bersih dan sehat di Kota
Bandung juga tidak berubah. Padahal kunci pokok perubahan
kesehatan untuk menuju kepada Visi Pembangunan Kesehatan di
Kota Bandung, “Bandung Kota Sehat yang Mandiri”, adalah
kemandirian masyarakat dalam ber-PHBS.
7. Akses dan Mutu Pelayanan Kesehatan
Ketersediaan pelayanan kesehatan dasar di Kota Bandung,
berdasarkan jumlah fasilitas pelayanan kesehatannya, seperti Rumah
Sakit, Klinik Pratama (BP), Rumah Bersalin, dan lain-lain termasuk
fasilitas penunjang kesehatan sudah cukup. Fasilitas Pelayanan
kesehatan tersebut diatas merupakan kontribusi pihak swasta maupun
Profil Kesehatan Kota Bandung Tahun 2011
pemerintah. Masyarakat Kota Bandung lebih banyak memanfaatkan
sarana pelayanan kesehatan swasta. Akan tetapi, bila diamati dari
perbandingan jumlah puskesmas dengan jumlah penduduk belum
memadai.
B. SARAN
1. Dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat secara umum di
Kota Bandung sanga diperlukan peningkatan peran serta berbagai
sektor terkait baik pemerintah, swasta, maupun masyarakat. Terutama
dalam melakukan upaya-upaya yang strategis dalam memadukan
peran masing-masing sektor, dimulai dari perencanaan sampai
dengan penilaian hasil.
2. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat menjadi prioritas utama untuk
meningkatkan derajat kesehatan individu terutama di tatanan rumah
tangga di masyarakat, sekaligus untuk mewujudkan Visi
Pembangunan Kesehatan Kota Bandung yaitu “Bandung Kota Sehat
yang Mandiri”. Peningkatan perilaku hidup bersih dan sehat dapat
melalui penyuluhan yang melibatkan tokoh masyarakat dan peran
serta kader. Pemanfaatkan berbagai media maupun muatan kurikulum
dalam pendidikan di sekolah mengenai pengetahuan kesehatan dan
kebersihan kepada masyarakat di usia sedini mungkin juga dapat
merubah positif perilaku hidup dan bersih dan sehat di masyarakat.
3. Dalam meningkatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat,
perlu difokuskan pada mutu pelayanan, serta perlu pula adanya
sinergisitas peran oleh semua insan kesehatan dan fasilitas
pelayanan kesehatan yang ada di Kota Bandung.
4. Pencatatan dan pelaporan di berbagai instansi dan level kesehatan
agar selalu dibina dan distandarkan. Rancangan sebuah sistem
Profil Kesehatan Kota Bandung Tahun 2011
informasi kesehatan yang terpadu dan menyeluruh yang didukung
oleh perwal SKKB (Sistem Kesehatan Kota Bandung) menjadi kunci
untuk mendapatkan data dan informasi kesehatan yang lengkap,valid,
dan tepat waktu.
NO NAMA TABEL NO TABEL HALAMAN
1LUAS WILAYAH , JUMLAH DESA/KELURAHAN , JUMLAH PENDUDUK, JUMLAH RUMAH TANGGA DAN KEPADATAN PENDUDUK MENURUT KECAMATAN KOTA BANDUNG TAHUN 2011 TABEL 1 1
2JUMLAH PENDUDUK MENURUT JENIS KELAMIN, KELOMPOK UMUR, RATIO BEBAN TANGGUNGAN, RATIO JENIS KELAMIN DAN KECAMATAN KOTA BANDUNG TAHUN 2011 TABEL 2 2
3 JUMLAH PENDUDUK MENURUT JENIS KELAMIN DAN KELOMPOK UMUR KOTA BANDUNG TAHUN 2011 TABEL 3 3
4 PERSENTASE PENDUDUK BERUMUR 10 TAHUN KE ATAS YANG MELEK HURUF MENURUT JENIS KELAMIN DAN KECAMATAN KOTA BANDUNG TAHUN 2011 TABEL 4 4
5PERSENTASE PENDUDUK LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN BERUSIA 10 TAHUN KE ATAS MENURUT TINGKAT PENDIDIKAN TERTINGGI YANG DITAMATKAN DAN KECAMATAN KOTA BANDUNG TAHUN 2011 TABEL 5 5
6 JUMLAH KELAHIRAN KEMATIAN BAYI DAN BALITA MENURUT KECAMATAN KOTA BANDUNG TAHUN 2011 TABEL 6 6
7 JUMLAH KEMATIAN BAYI DAN BALITA MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KOTA BANDUNG TAHUN 2011 TABEL 7 7
8 JUMLAH KEMATIAN IBU MENURUT KELOMPOK UMUR KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KOTA BANDUNG TAHUN 2011 TABEL 8 8
9 JUMLAH KASUS AFP (NON POLIO) DAN AFP RATE (NON POLIO) MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS KOTA BANDUNG TAHUN 2011 TABEL 9 9
10 JUMLAH KASUS BARU TB PARU DAN KEMATIAN AKIBAT TB PARU MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KOTA BANDUNG TAHUN 2011 TABEL 10 10
11 JUMLAH KASUS DAN ANGKA PENEMUAN KASUS TB PARU BTA+ MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KOTA BANDUNG TAHUN 2011 TABEL 11 12
12 JUMLAH KASUS DAN KESEMBUHAN TB PARU BTA+ MENURUT PRESENTASE PENDERITA KUSTA SELESAI BEROBAT KOTA BANDUNG TAHUN 2011 TABEL 12 14
13 PENEMUAN KASUS PENEUMONIA BALITA MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KOTA BANDUNG TAHUN 2011 TABEL 13 15
14 JUMLAH KASUS BARU HIV, AIDS, DAN INFEKSI MENULAR SEKSUAL LAINNYA MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KOTA BANDUNG TAHUN 2011 TABEL 14 16
15 PERSENTASE DONOR DARAH DISKRINING TERHADAP HIV-AIDS MENURUT JENIS KELAMIN KOTA BANDUNG TAHUN 2011 TABEL 15 17
16 KASUS DIARE YANG DITANGANI MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KOTA BANDUNG TAHUN 2011 TABEL 16 18
17 JUMLAH KASUS BARU KUSTA MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KOTA BANDUNG TAHUN 2011 TABEL 17 19
18 KASUS BARU KUSTA 0-14 TAHUN DAN CACAT TINGKAT 2 MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KOTA BANDUNG TAHUN 2011 TABEL 18 20
19 JUMLAH KASUS DAN ANGKA PREVALENSI PENYAKIT KUSTA MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KOTA BANDUNG TAHUN 2011 TABEL 19 21
20 PERSENTASE PENDERITA KUSTA SELESAI BEROBAT MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KOTA BANDUNG TAHUN 2011 TABEL 20 22
21JUMLAH KASUS PENYAKIT YANG DAPAT DICEGAH DENGAN IMUNISASI (PD3I) MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KOTA BANDUNG TAHUN 2011 TABEL 21 23
22JUMLAH KASUS PENYAKIT YANG DAPAT DICEGAH DENGAN IMUNISASI (PD3I) MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KOTA BANDUNG TAHUN 2011 TABEL 22 24
23 JUMLAH KASUS DBD MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KOTA BANDUNG TAHUN 2011 TABEL 23 25
24 KESAKITAN DAN KEMATIAN AKIBAT MALARIA MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KOTA BANDUNG TAHUN 2011 TABEL 24 26
25 PENDERITA FILARIASIS DITANGANI MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KOTA BANDUNG TAHUN 2011 TABEL 25 27
26 BAYI BERAT BADAN LAHIR RENDAH MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KOTA BANDUNG TAHUN 2011 TABEL 26 28
27 STATUS GIZI BALITA MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS (BB/TB(PB)) KOTA BANDUNG TAHUN 2011 TABEL 27 29
28 STATUS GIZI BALITA MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS (BB/U) KOTA BANDUNG TAHUN 2011 TABEL 27A 30
29CAKUPAN KUNJUNGAN IBU HAMIL, PERSALINAN DITOLONG TENAGA KESEHATAN, DAN PELAYANAN KESEHATAN IBU NIFAS MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS KOTA BANDUNG TAHUN 2011 TABEL 28 31
30 PERSENTASE CAKUPAN IMUNISASI TT PADA IBU HAMIL MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS KOTA BANDUNG TAHUN 2011 TABEL 29 32
31 JUMLAH IBU HAMIL YANG MENDAPATKAN TABLET FE1 DAN FE3 MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS KOTA BANDUNG TAHUN 2011 TABEL 30 33
32JUMLAH DAN PERSENTASE IBU HAMIL DAN NEONATAL RISIKO TINGGI/KOMLIKASI DITANGANI MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KOTA BANDUNG TAHUN 2011 TABEL 31 34
DAFTAR DAN TABEL PROFIL KESEHATAN KOTA BANDUNG TAHUN 2011
NO NAMA TABEL NO TABEL HALAMAN
DAFTAR DAN TABEL PROFIL KESEHATAN KOTA BANDUNG TAHUN 2011
33CAKUPAN PEMBERIAN VITAMIN A PADA BAYI, ANAK BALITA, DAN IBU NIFAS MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KOTA BANDUNG TAHUN 2011 TABEL 32 35
34 PROPORSI PESERTA KB AKTIF MENURUT JENIS KONTRASEPSI, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KOTA BANDUNG TAHUN 2011 TABEL 33 36
35 PROPORSI PESERTA KB BARU MENURUT JENIS KONTRASEPSI, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KOTA BANDUNG TAHUN 2011 TABEL 34 37
36 JUMLAH PESERTA KB BARU DAN KB AKTIF MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS KOTA BANDUNG TAHUN 2011 TABEL 35 38
37 CAKUPAN KUNJUNGAN NEONATUS MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KOTA BANDUNG TAHUN 2011 TABEL 36 39
38 CAKUPAN KUNJUNGAN BAYI MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KOTA BANDUNG TAHUN 2011 TABEL 37 40
39 CAKUPAN DESA/KELURAHAN UCI MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS KOTA BANDUNG TAHUN 2011 TABEL 38 41
40 CAKUPAN IMUNISASI DPT, HB, DAN CAMPAK PADA BAYI MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KOTA BANDUNG TAHUN 2011 TABEL 39 42
41 CAKUPAN IMUNISASI BCG DAN POLIO PADA BAYI MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KOTA BANDUNG TAHUN 2011 TABEL 40 43
42 JUMLAH BAYI YANG DIBERI ASI EKSKLUSIF MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KOTA BANDUNG TAHUN 2011 TABEL 41 44
43PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI ANAK USIA 6-23 BULAN KELUARGA MISKIN MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KOTA BANDUNG TAHUN 2011 TABEL 42 45
44PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN PEMULIHAN ANAK USIA 6-59 BULAN KELUARGA MISKIN MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KOTA BANDUNG TAHUN 2012 TABEL 42A 46
45 CAKUPAN PELAYANAN ANAK BALITA MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KOTA BANDUNG TAHUN 2011 TABEL 43 47
46 JUMLAH BALITA DITIMBANG MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KOTA BANDUNG TAHUN 2011 TABEL 44 48
47 CAKUPAN BALITA GIZI BURUK YANG MENDAPAT PERAWATAN MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KOTA BANDUNG TAHUN 2011 TABEL 45 49
48 CAKUPAN PENJARINGAN KESEHATAN SISWA SD & SETINGKAT MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KOTA BANDUNG TAHUN 2011 TABEL 46 50
49 CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN SISWA SD DAN SETINGKAT MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KOTA BANDUNG TAHUN 2011 TABEL 47 51
50 CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN USIA LANJUT MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KOTA BANDUNG TAHUN 2011 TABEL 48 52
51 PERSENTASE SARANA KESEHATAN DENGAN KEMAMPUAN PELAYANAN GAWAT DARURAT (GADAR ) LEVEL I KOTA BANDUNG TAHUN 2011 TABEL 49 53
52 JUMLAH PENDERITA DAN KEMATIAN PADA KEJADIAN POTENSI KLB MENURUT JENIS KLB KOTA BANDUNG TAHUN 2011 TABEL 50 54
53 DESA/KELURAHAN TERKENA KLB YANG DITANGANI < 24 JAM MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS KOTA BANDUNG TAHUN 2011 TABEL 51 55
54 PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KOTA BANDUNG TAHUN 2011 TABEL 52 56
55PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT PADA ANAK SD DAN SETINGKAT MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KOTA BANDUNG TAHUN 2011 TABEL 53 58
56 JUMLAH KEGIATAN PENYULUHAN KESEHATAN KOTA BANDUNG TAHUN 2011 TABEL 54 59
57CAKUPAN JAMINAN PEMELIHARAAN KESEHATAN PRA BAYAR MENURUT JENIS JAMINAN, JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KOTA BANDUNG TAHUN 2011 TABEL 55 61
58CAKUPAN PELAYANAN RAWAT JALAN MASYARAKAT MISKIN (DAN HAMPIR MISKIN) MENURUT STRATA SARANA KESEHATAN, JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KOTA BANDUNG TAHUN 2011 TABEL 56 62
59 CAKUPAN PELAYANAN RAWAT INAP MASYARAKAT MISKIN (DAN HAMPIR MISKIN) MENURUT STRATA SARANA KOTA BANDUNG TAHUN 2011 TABEL 57 63
60 JUMLAH KUNJUNGAN RAWAT JALAN , RAWAT INAP, DAN KUNJUNGAN GANGGUAN JIWA DI SARANA PELAYANAN KOTA BANDUNG TAHUN 2011 TABEL 58 64
61 ANGKA KEMATIAN DI RUMAH SAKIT KOTA BANDUNG TAHUN 2011 TABEL 59 68
62 INDIKATOR KINERJA PELAYANAN DI RUMAH SAKIT KOTA BANDUNG TAHUN 2011 TABEL 60 69
63 PERSENTASE RUMAH TANGGA BERPERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS KOTA BANDUNG TAHUN 2011 TABEL 61 70
64 PERSENTASE RUMAH SEHAT MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS KOTA BANDUNG TAHUN 2011 TABEL 62 71
NO NAMA TABEL NO TABEL HALAMAN
DAFTAR DAN TABEL PROFIL KESEHATAN KOTA BANDUNG TAHUN 2011
65 PERSENTASE RUMAH/BANGUNAN BEBAS JENTIK NYAMUK AEDES MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS KOTA BANDUNG TAHUN 2011 TABEL 63 72
66 PERSENTASE KELUARGA MENURUT JENIS SARANA AIR BERSIH YANG DIGUNAKAN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KOTA BANDUNG TAHUN 2011 TABEL 64 73
67 PERSENTASE KELUARGA MENURUT SUMBER AIR MINUM YANG DIGUNAKAN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KOTA BANDUNG TAHUN 2011 TABEL 65 74
68 PERSENTASE KELUARGA DENGAN KEPEMILIKAN SARANA SANITASI DASAR MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS KOTA BANDUNG TAHUN 2011 TABEL 66 75
69 PERSENTASE TEMPAT UMUM DAN PENGELOLAAN MAKANAN (TUPM) SEHAT MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS KOTA BANDUNG TAHUN 2011 TABEL 67 76
70 PERSENTASE INSTITUSI DIBINA KESEHATAN LINGKUNGANNYA MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS KOTA BANDUNG TAHUN 2011 TABEL 68 77
71 KETERSEDIAAN OBAT MENURUT JENIS OBAT KOTA BANDUNG TAHUN 2011 TABEL 69 78
72 JUMLAH SARANA PELAYANAN KESEHATAN MENURUT KEPEMILIKAN KOTA BANDUNG TAHUN 2011 TABEL 70 87
73 SARANA PELAYANAN KESEHATAN DENGAN KEMAMPUAN LABKES DAN MEMILIKI 4 SPESIALIS DASAR KOTA BANDUNG TAHUN 2011 TABEL 71 88
74 JUMLAH POSYANDU MENURUT STRATA, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS DI KOTA BANDUNG TAHUN 2011 TABEL 72 89
75 UPAYA KESEHATAN BERSUMBERDAYA MASYARAKAT (UKBM) MENURUT KECAMATAN KOTA BANDUNG TAHUN 2011 TABEL 73 90
76 JUMLAH TENAGA MEDIS DI SARANA KESEHATAN KOTA BANDUNG TAHUN 2008 TABEL 74 91
77 JUMLAH TENAGA KEPERAWATAN DI SARANA KESEHATAN KOTA BANDUNG TAHUN 2011 TABEL 75 94
78 JUMLAH TENAGA KEFARMASIAN DAN GIZI DI SARANA KESEHATAN KOTA BANDUNG TAHUN 2011 TABEL 76 97
79 JUMLAH TENAGA KESEHATAN MASYARAKAT DAN SANITASI DI SARANA KESEHATAN KOTA BANDUNG TAHUN 2011 TABEL 77 100
80 JUMLAH TENAGA TEKNISI MEDIS DAN FISIOTERAPIS DI SARANA KESEHATAN KOTA BANDUNG TAHUN 2011 TABEL 78 103
81 ANGGARAN KESEHATAN KOTA BANDUNG TAHUN 2011 TABEL 79 106
82 POLA PENYAKIT PENDERTA RAWAT JALAN DI PUSKESMAS UMUR 0 - 28 HARI DAN 29 HARI - TAHUN KOTA BANDUNG TAHUN 2011 TABEL 80AB 107
83 POLA PENYAKIT PENDERTA RAWAT JALAN DI PUSKESMAS UMUR 1 - 4 TAHUN DAN 5 - 44 TAHUN KOTA BANDUNG TAHUN 2011 TABEL 80CD 108
84 POLA PENYAKIT PENDERTA RAWAT JALAN DI PUSKESMAS UMUR 45 - 69 TAHUN DAN UMUR > 70 TAHUN KOTA BANDUNG TAHUN 2011 TABEL 80EF 109
85 POLA PENYAKIT PENDERTA RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT UMUR 0 - 28 HARI DAN 29 HARI - 1 TAHUN KOTA BANDUNG TAHUN 2011 TABEL 81AB 110
86 POLA PENYAKIT PENDERTA RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT UMUR 1 - 4 TAHUN DAN 5 - 14 TAHUN KOTA BANDUNG TAHUN 2011 TABEL 81CD 111
87 POLA PENYAKIT PENDERTA RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT UMUR 15 - 24 TAHUN DAN 25 - 44 TAHUN KOTA BANDUNG TAHUN 2011 TABEL 81EF 112
88 POLA PENYAKIT PENDERTA RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT UMUR 45-64 TAHUN DAN >65 TAHUN KOTA BANDUNG TAHUN 2011 TABEL 81EF 113
89 POLA PENYAKIT PENDERTIAT RAWAT INAP DI PUSKESMAS UMUR 0 - 28 HARI DAN 29 HARI - 1 TAHUN KOTA BANDUNG TAHUN 2010 TABEL 82AB 114
90 POLA PENYAKIT PENDERTIAT RAWAT INAP DI PUSKESMAS UMUR1 - 4 TAHUN DAN 5 - 14 TAHUN KOTA BANDUNG TAHUN 2011 TABEL 82CD 115
91 POLA PENYAKIT PENDERTIAT RAWAT INAP DI PUSKESMAS UMUR 15 - 24 TAHUN DAN 25 - 44 TAHUN KOTA BANDUNG TAHUN 2011 TABEL 82EF 116
92 POLA PENYAKIT PENDERTIAT RAWAT INAP DI PUSKESMAS UMUR 45 - 64 TAHUN DAN >65 TAHUN KOTA BANDUNG TAHUN 2020 TABEL 82GH 117
Profil Kesehatan Kota Bandung Tahun 2011 i
KATA PENGANTAR
Buku Profil Kesehatan Kota Bandung merupakan salah satu output
dari Sistem Informasi Kesehatan Kota Bandung yang dapat digunakan
sebagai sajian data dan informasi dalam memantau dan mengevaluasi
indikator kesehatan yang menjadi tolak ukur bagi tercapainya Visi Kota
Bandung “Bandung Kota Sehat yang Mandiri”. Selain itu, Profil
Kesehatan Kota ini diharapkan dapat bermanfaat bagi Pemerintah Kota
sebagai masukan dalam proses penyusunan program pembangunan
kesehatan di Kota Bandung.
Berbagai data dan informasi yang dimuat dalam buku ini adalah
gambaran kondisi kesehatan dan lingkungan masyarakat serta kegiatan dan
program kesehatan termasuk yang bersumber dari lintas sektor yang
berkaitan dengan bidang kesehatan yang di lakukan oleh pemerintah,
swasta, maupun yang bersumber daya masyarakat di Tahun 2011. Di
dalamnya juga memuat perbandingan variabel dan indikator kesehatan
tersebut terhadap amanah pencapaian SPM dan terhadap tahun-tahun
sebelumnya. Gambaran kesehatan dalam kewilayahan dan rinciannya di
Kota Bandung juga di tampilkan dalam profil ini melalui lampiran yang
terdapat dalam tabel profil kesehatan.
Buku ini disusun dengan format baru sesuai dari Petunjuk Teknis
Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Tahun 2011 dari Kemenkes RI. Format
tersebut, meski belum seluruhnya, menyajikan data kesehatan yang terpilah
menurut jenis kelamin. Dengan tersedianya data kesehatan yang responsif
gender, diharapkan pembaca dapat mengidentifikasi ada-tidaknya serta
besaran kesenjangan mengenai kondisi, kebutuhan, dan manfaat dalam
pembangunan bidang kesehatan.
Kami menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan Profil
Kesehatan Kota Bandung Tahun 2011 ini. Untuk itu kami sangat
mengharapkan masukan dan saran untuk perbaikan penyusunan Profil
Profil Kesehatan Kota Bandung Tahun 2011 ii
Kesehatan Kota Bandung tahun-tahun berikutnya sehingga penyusunan
profil yang akan datang akan lebih baik lagi.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penyusunan buku profil ini.
Harapan kami semoga buku Profil Kesehatan Kota Bandung ini dapat
bermanfaat bagi semua pihak.
Bandung, Juli 2012
KEPALA DINAS KESEHATAN KOTA BANDUNG
dr. Hj.Ahyani Raksanagara, M.Kes
Pembina Utama Muda NIP. 19620713198803 2 006
Profil Kesehatan Kota Bandung Tahun 2011 iii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ................................................................................... i
DAFTAR ISI ................................................................................................ iii
DAFTAR TABEL ......................................................................................... viii
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... x
DAFTAR GRAFIK ....................................................................................... xi
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................ 1
BAB II GAMBARAN UMUM KOTA BANDUNG A. Geografi ............................................................................. 4
B. Kependudukan / Demografi ............................................... 6
C. Penduduk Miskin .............................................................. 9
D. Keadaan Ekonomi ............................................................ 9
E. Keadaan Pendidikan ........................................................... 11
F. Pembangunan Manusia ………………………………………… 13
BAB III SITUASI DERAJAT KESEHATAN KOTA BANDUNG
A. ANGKA KEMATIAN
1. Angka Kematian Bayi ............................................ 17
2. Angka Kematian Balita .......................................... 18
3. Angka Kematian Ibu ............................................... 20
B. ANGKA KESAKITAN
C. PENYAKIT MENULAR YANG DIAMATI
1. Penyakit Acute Flaccid Paralysis (AFP) ........................ 22
2. Penyakit Tuberculosis .................................................. 24
Profil Kesehatan Kota Bandung Tahun 2011 iv
3. Penyakit Penumonia pada Balita ................................. 24
4. Penyakit HIV/AIDS ........................................................ 25
5. Penyakit Infeksi Menular Seksual ................................. 27
6. Penyakit Diare ............................................................... 28
7. Penyakit Kusta ............................................................ 29
8. Penyakit Menular yang Dapat Dicegah
dengan Imunisasi (PD3I) .............................................. 30
9. Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) ............... 31
10. Penyakit Malaria ......................................................... 32
11. Penyakit Filariasis ...................................................... 33
D. STATUS GIZI
1. Berat Bayi Lahir Rendah ............................................ 33
2. Balita Gizi Kurang ...................................................... 34
3. Balita Gizi Buruk ......................................................... 35
BAB IV SITUASI UPAYA KESEHATAN DI KOTA BANDUNG A. PELAYANAN KESEHATAN
1. Pelayanan Kesehatan Ibu Hamil
a. Pemeriksaan Kesehatan Ibu Hamil K1 ................... 38
b. Pemeriksaan Kesehatan Ibu Hamil K4 .................. 39
c. Imunisasi TT Ibu Hamil ........................................... 40
d. Persentase Ibu Hamil Dapat Fe ............................. 41
e. Komplikasi Kebidanan yang Ditangani .................. 42
f. Pertolongan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan ... 43
g. Pelayanan Nifas ..................................................... 45
2. Pelayanan Keluarga Berencana
a. Peserta Keluarga Berencana Baru ......................... 45
Profil Kesehatan Kota Bandung Tahun 2011 v
b. Peserta Keluarga Berencana Aktif ......................... 45
c. Peserrta KB Baru Menurut Jenis Kontrasepsi ....... 46
d. Peserta KB Aktif Menurut Jenis Kotrasepsi ........... 47
3. Pelayanan Kesehatan Bayi
a. Kunjungan Neonatus ............................................... 47
b. Neonatus dengan Komplikasi yang Ditandatangani 47
c. Kunjungan Bayi ........................................................ 48
d. Imunisasi Bayi .......................................................... 48
e. ASI Eksklusif ............................................................ 49
4. Pelayanan Kesehatan Anak Balita ................................. 50
5. Pelayanan Gizi ............................................................... 51
a. Makanan Pendamping ASI ...................................... 51
b. Anak Balita dengan Status Bawah Garis Merah (BGM) 51
c. Balita Ditimbang Berat Badannya …………………. 52
d. Balita Gizi Buruk Mendapat Perawatan ................... 54
6. Pelayanan Penjaringan Kesehatan Siswa SD
atau Setingkatnya .......................................................... 55
7. Pelayanan Kesehatan Usia Lanjut ................................ 55
8. Gawat Darurat ................................................................ 56
9. Potensi Kejadian Luar Biasa (KLB)
a. Potensi Kasus dan Wilayah KLB ............................ 57
b. Jumlah Penderita .................................................... 58
10. Pelayanan Kesehatan Gigi
a. Ratio Tambal Cabut / Gigi Tetap ............................. 58
b. Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut
pada Anak SD dan Setingkat .................................. 59
11. Kegiatan Penyuluhan Kesehatan ................................ 60
B. AKSES DAN MUTU PELAYANAN KESEHATAN
1. Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Prabayar ............. 61
Profil Kesehatan Kota Bandung Tahun 2011 vi
2. Pelayanan Kesehatan Masyarakat Miskin ……………… 62
3. Kunjungan Rawat Jalan, Rawat Inap di Sarana
Pelayanan Kesehatan ........................................................ 63
4. Kunjungan Gangguan Jiwa di Sarana
Pelayanan Kesehatan ........................................................ 64
5. Angka Kematian Pasen di Rumah Sakit ............................ 65
6. Indikator kinerja Pelayanan di Rumah Sakit ..................... 65
C. PERILAKU HIDUP MASYARAKAT ………………………… 66
D. KEADAAN LINGKUNGAN
1. Rumah Sehat .................................................................... 69
2. Rumah/bangunan yang Diperiksa Jentik Nyamuk
Aedes Aegypti ................................................................... 71
3. Penggunaan Air Bersih …................................................ 71
4. Sarana Sanitasi Dasar ...................................................... 72
5. Tempat-tempat umum dan Pengelolaan Makanan
(TUPM) Sehat ................................................................... 74
6. Institusi Dibina Kesehatan Lingkungan ............................ 75
BAB V SUMBERDAYA KESEHATAN DI KOTA BANDUNG A. SARANA KESEHATAN
1. Ketersediaan Obat Menurut Jenis Obat ........................... 77
2. Jumlah Sarana Pelayanan Kesehatan Menurut
Kepemilikan/Pengelola ..................................................... 77
3. Sarana Pelayanan kesehatan dengan Kemampuan
Labkes dan Memiliki 4 Spesialis Dasar ............................ 78
4. Posyandu Menurut Strata ................................................ 79
5. Upaya Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat (UKBM) 80
Profil Kesehatan Kota Bandung Tahun 2011 vii
B. TENAGA KESEHATAN
1. Jumlah Dan Ratio Tenaga Medis (Dokter Umum,
Dokter Spesialis, Dokter Gigi) di Sarana Kesehatan ..... 83
2. Jumlah dan Ratio Tenaga Keperawatan
(Bidan dan Perawat) Sarana Kesehatan ........................ 85
3. Jumlah dan Ratio Tenaga Kefarmasian di
Sarana Kesehatan ................................................. 86
4. Jumlah dan Ratio Tenaga Gizi di Sarana Kesehatan .. 86
5. Jumlah dan Ratio Tenaga Kesehatan Masyarakat
dan Sanitasi di Sarana Kesehatan .................................. 87
C. PEMBIAYAAN KESEHATAN …………………………………… 89
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN ........................................................................... 91
B. SARAN ...................................................................................... 94
Profil Kesehatan Kota Bandung Tahun 2011 viii
DAFTAR TABEL
Tabel III.1 Dua Puluh Penyakit Terbanyak di Puskesmas
di Kota Bandung Tahun 2011 ........................................... 21
Tabel IV.1 Jumlah Wanita Usia Subur/Ibu Hamil dengan Status
Imunisasi TT+ di Kota Bandung ......................................... 32
Tabel IV.2 Persentase Ibu hamil yang Mendapat Tablet Fe di
di Kota Bandung Tahun 2011 .......................................... 42 Tabel IV.3 Cakupan Pelayanan Kesehatan Usia Lanjut
Di Kota Bandung Tahun 2011 .......................................... 56 Tabel IV.4 Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut di Puskesmas
dan RSKGM di Kota Bandung Tahun 2011 ..................... 59 Tabel IV.5 Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut pada Anak SD
dan Setingkat di Kota Bandung Tahun 2011 ................. 60 Tabel IV.6 Indikator Kinerja Rumah Sakit di Kota Bandung
Tahun 2011 ..................................................................... 66 Tabel IV.7 Keluarga dengan Kepemilikan Sarana Sanitasi Dasar di Kota Bandung Tahun 2011 ......................................... 73 Tabel IV.8 Persentase Tempat-tempat Umum dan Pengolahan Makanan (TUPM) Sehat di Kota Bandung Tahun 2011 75
Tabel IV.9 Persentase Institusi Dibina Kesehatan Lingkungannya Di Kota Bandung Tahun 2011 ...................................... 76
Tabel V.1 Jumlah Tenaga Kesehatan di Kota Bandung Tahun 2011 83
Tabel V.2 Jumlah dan Ratio Tenaga Medis di Kota Bandung
Tahun 2011 ....................................................................... 84
Tabel V.3 Ratio Tenga Dokter Umum, Dokter Spesialis, dan Dokter
Gigi di Kota Bandung Tahun2011 ..................................... 84
Tabel V.4 Jumlah dan Ratio Tenaga Keperawatan di Kota Bandung
Profil Kesehatan Kota Bandung Tahun 2011 ix
Tahun 2011 ....................................................................... 85
Tabel V.5 Jumlah dan Ratio Tenaga Kefarmasian di Kota Bandung
Tahun 2011 ....................................................................... 86
Tabel V.6 Ratio dan Jumlah Tenaga Gizi di Kota Bandung
Tahun 2011 ....................................................................... 87
Tabel V.7 Jumlah dan Ratio Tenaga Kesehatan Masyarakat
Di Kota Bandung Tahun 2011 ........................................... 87
Tabel V.8 Jumlah dan Ratio Tenaga Sanitasi Masyarakat
Di Kota Bandung Tahun 2011 ........................................... 88
Tabel V.9 Anggaran Kesehatan dengan Berbagai Sumber
di Kota Bandung Tahun 2011 ............................................ 90
Profil Kesehatan Kota Bandung Tahun 2011 x
DAFTAR GAMBAR
Gambar II.1 Peta Kota Bandung .............................. 5
Gambar II.2 Peta Kepadatan Penduduk di Kota Bandung Tahun 2011 . 7
Gambar III.1 Peta Jumlah Penderita Demam Berdarah Dengue di
Kota Bandung Tahun 2011 ………………………………….. 32
Gambar IV.1 Peta Cakupan K4 di Kota Bandung Tahun 2011 …………. 39
Gambar IV.2 Peta Cakupan Linakes di Kota Bandung Tahun 2011 …… 44
Gambar IV.3 Peta Wilayah Rawan Gizi di Kota Bandung Tahun 2011 ... 54
Gambar IV.4 Peta Wilayah Kelurahan Berpotensi KLB di
Kota Bandung Tahun 2011 ………………………………….. 57
Gambar IV.5 Peta Jumlah Peserta Jamkesmas dan Bawaku Sehat di
Kecamatan di Kota Bandung Tahun 2011 ………………… 62
Gambar IV.6 Peta Cakupan PHBS di Kota Bandung Tahun 2011 ……... 67
Gambar V.1 Peta Sebaran UPT Puskesmas dan Puskesmas di
Kota Bandung Tahun 2011 ………………………………… 78
Profil Kesehatan Kota Bandung Tahun 2011 xi
DAFTAR GRAFIK
Grafik II.1 Perkembangan Jumlah Penduduk Kota Bandung Tahun
2007 – 2011 ....................................................................... 6
Grafik II.2 Penduduk Menurut Golongan Umur dan Jenis Kelamin di
Kota Bandung Tahun 2011 ................................................ 8
Grafik II.3 Laju Pertumbuhan Ekonomi Kota Bandung Tahun 2007
-2011 .................................................................................... 10
Grafik II.4 Persentase Penduduk Berusia 10 Tahun Keatas Dirinci
Menurut Tingkat Pendidikan Tertinggi Yang Ditamatkan di
Kota Bandung Tahun 2011 ................................................. 11
Grafik II.5 Perkembangan Rata-Rata Lama Sekolah di Kota Bandung
Tahun 2011 …………………………………………………... 12
Grafik II.6 Perkembangan Persentase Angka Melek Huruf di Kota
Bandung Tahun 2007 - 2011 ………………………………. 13
Grafik II.7 Perkembangan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di
Kota Bandung Tahun 2007 – 2011 …………………………. 14
Grafik II.8 Perkembangan Indeks Kesehatan di Kota Bandung
di Kota Bandung Tahun 2007 – 2011 ……………………… 15
Grafik II.9 Perkembangan Angka Harapan Hidup (AHH)
di Kota Bandung Tahun 2011 ………………………………. 16
Grafik III.1 Jumlah Kematian Bayi di Kota Bandung Tahun 2007 - 2011 18
Grafik III.2 Jumlah Kematian Balita di Kota Bandung Tahun 2007-2011 19
Grafik III.3 Jumlah Kematian Ibu di Kota Bandung Tahun 2007-2011 ... 20
Grafik III.4 Jumlah Temuan Kasus Acute Faccid Paralyse (AFP)
di Kota Bandung Tahun 2007 – 2011 .................................. 23
Grafik III.5 Perkembangan Jumlah Penderita HIV/AIDS
di Kota Bandung Tahun 2007 - 2011 .................................. 25
Grafik III.6 Perkembangan Jumlah Penderita HIV/AIDS Meninggal
di Kota Bandung Tahun 2007 - 2011 .................................. 26
Profil Kesehatan Kota Bandung Tahun 2011 xii
Grafik III.7 Perkembangan Penyakit Infeksi Menular Seksual di Kota
Bandung Tahun 2007-2011 ................................................. 27
Grafik III.8 Perkembangan Penyakit Diare pada Balita di
Kota BandungTahun 2007-2011 ......................................... 28
Grafik III.9 Perkembangan Penyakit Campak di Kota Bandung
Tahun 2007-2011 ............................................................... 30
Grafik III.10 Perkembangan Penyakit Demam Berdarah Dengue di Kota
Bandung Tahun 2007-2011 ................................................ 30
Grafik III.11 Jumlah Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah
di Kota Bandung Tahun 2008-2011 ................................... 34
Grafik III.12 Perkembangan Jumlah Balita Gizi Kurang
di Kota Bandung Tahun 2007-2011 .................................. 35
Grafik III.13 Perkembangan Jumlah Gizi Buruk
di Kota Bandung Tahun 2007-2011 ................................. 36
Grafik IV.1 Perkembangan Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K1
di Kota Bandung Tahun 2007-2011 ................................. 38
Grafik IV.2 Perkembangan Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K4
di Kota Bandung Tahun 2007-2011 ................................. 40
Grafik IV.3 Cakupan Komplikasi Kebidanan yang Ditangani
di Kota Bandung Tahun 2011 .......................................... 43
Grafik IV.4 Pertolongan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan
di Kota Bandung Tahun 2011 .......................................... 44
Grafik IV.5 Peserta KB Baru Menurut Jenis Kontrasepsi
di Kota Bandung Tahun 2011 ........................................... 46
Grafik IV.6 Perkembangan Kunjungan Bayi di Kota Bandung
Tahun 2007-2011 ............................................................. 48
Grafik IV.7 Persentase Cakupan Imunisasi Dasar pada Bayi d Kota
Bandung Tahun 2010 – 2011 ………………………………. 49
Grafik IV.8 Jumlah Balita Berat Badannya di bawah Garis Merah
di Kota Bandung Tahun 2007-2011 .................................. 52
Profil Kesehatan Kota Bandung Tahun 2011 xiii
Grafik IV.9 Perkembangan Pemantauan Pertumbuhan Balita
di Kota Bandung Tahun 2007-2011 .................................. 53
Grafik IV.10 Jaminan Kesehatan Prabayar di Kota Bandung
Tahun 2011 ....................................................................... 61
Grafik IV.11 Jumlah Rumah Tangga Ber-PHBS di Kota Bandung
Tahun 2011 ....................................................................... 58
Grafik IV.12 Persentase PHBS di Kecamatan di Kota Bandung
Tahun 2011 …………………………………………………… 69
Grafik IV.14 Persentase Rumah Sehat di Kota Bandung Tahun 2011 .. 70