Post on 08-Apr-2016
description
BAB IPENGERTIAN BAHAN KOMPOSIT
1. DefinisiKata komposit dalam pengertian bahan komposit berarti terdiri dari dua atau lebih
bahan yang berbeda yang digabung atau dicampur secara makroskopis (sifat-sifat unsur
pembentuknya terlihat jelas). Ini berbeda dengan paduan atau Alloy, yang penggabungan
unsur unsurnya dilakukan secara mikroskopis. Justru keunggulan bahan komposit di sini
adalah penggabungan sifat-sifat unggul masing-masing unsure pembentuknaya tersebut.
Pada umumnya bahan komposit terdiri dari dua unsur, yaitu serat (fiber) dan bahan
pengikat serat-serat tersebut disebut matriks1. Unsur utama bahan komposit adalah serat.
Serat inilah yang terutama menentukan karakteristik bahan komposit, seperti kakakuan,
kekuatan serta sifat-sifat mekanik yang lain. Seratlah yang menahan sebagian besar
gaya-gaya yang bekerja pada bahan komposit, sedangkan matriks bertugas melindungi
daan mengikat serat-serat agar dapat bekerja dengan baik. Karena itu untuk bahan serat
digunakan bahan yang kuat dan getas, seperti; Karbon, Kaca dan Boron. Sedangkan
bahan matriks dipilih bahan-bahan yang lunak seperti Plastik, dan logam-logam lunak
seperti Alluminium, Tembaga dsb-nya.
Dari definisi diatas akan terlihat bahwa sebagian besar struktur-struktur alami yang
terdapat di ala mini dapat dikategorikan sebagai bahan komposit. Daun misalnya. Daun
ini terdiri dari serat-serat daun yang dibungkus dengan matrik Lychin. Karena itu struktur
daun merupakan struktur yang kaku, meskipun masih tetap ringan. Daun padi, meskipun
mempunyai kelangsingan (aspect ratio) yang tinggi, relatif kaku, sehingga lendutannya
relatif kecil. Daun padi dan batang bambu merupakan salah satu contoh bahan komposit
satu arah (Unidirectional Composites).
Hal tersebut tampaknya disadari pula oleh bangsa-bangsa kuno yang mendiami
lembah Mesopotamia dan Mesir dizaman dulu. Mereka menggunakan serat-serat jerami
yang digunakan sebagai penguat dinding-dinding tanah liat rumah mereka. Demikian pula
penggunaan bahan komposit pada perkakas perang bangsa-bangsa tersebut. Karena itu
konsep bahan komposit bukan konsep yang sama sekali baru, meskipun penggunaan
bahan ini baru meluas pada dua dekade terakhir ini.
2. Klasifikasi1
Bahan komposit dapat diklasifikasikan ke dalam beberapa jenis, tergantung pada
geometri dan jenis seratnya. Hal ini dapat dimengerti, karena serat merupakan unsur
utama dalam bahan komposit tersebut. Sifat-sifat mekanik bahan komposit, seperti
kekakuan, keliatan dan ketahanan tergantung dari geometri dan sifat-sifat seratnya.
Seperti terlihat dalam diagram di bawah ini :
Diagram 1.1. Klasifikasi bahan komposit yang umum dipakai
a. Bahan Komposit Partikel. Bahan komposit yang bahan penguatnya
terdiri dari partikel-partikel (particulate composite). Partikel secara devenisi adalah
bukan serat, karena tidak mempunyai ukuran panjang. Ukuran penguat
menentukan kemampuan bahan komposit dalam menahan gaya-gaya luar.
Semakin panjang ukuran serat, semakin efisien pula menahan gaya dalam arah
serat. Serat yang panjang tersebut juga menghilangkan kemungkinan tersadinya
2
retak panjang batas pertemuan antara serat dan matriks. Karenanya, bahan
komposit serat panjang sangat kuat dan lebih liat (tough).
Bahan komposit partikel pada umumnya lebih lemah dan keliatannya (fracture
toughness) lebih rendah dibandingkan bahan komposit serat panjang. Tetapi dari
segi lain bahan ini lebih unggul, seperti ketahanan terhadap aus.
Partikel-patikel ini digunakan umumnya sebagai pengisi dan penguat bahan
komposit bermatriks keramik (ceramic matrix composites). Pada jenis ini anehnya
keramik digunakan sebagai matriks. Disebut aneh, karena biasanya bahan matriks
adalah bahan yang lunak, sedangkan keramik adalah bahan yang keras dan getas,
mudah retak dan pecah. Di sinilah fungsi partikel tersebut berada. Dengan
mekanisme penguatan tertentu, partikel ini berguna untuk mencegah perambatan
retak yang terjadi, yang dengan demikian akan menaikan keliatannya. Bahan
keramik komposit ini digunakan pada daerah-daerah bersuhu tinggi, misalnya untuk
pelindung pesawat ruang angkasa ketika memasuki atmosfir bumi.
Partikel-partikel dari bahan logam yang keras seperti tungsten, cromium dan
molybdenum juga biasa dicampur dalam logam lunak seperti aluminium, tembaga
atau perak yang berfungsi sebagai matriks, dam membentuk bahan komposit logam
(metal matrix composites). Bahan komposit yang terjadi bersifat tahan aus dan
suhu tinggi. Pada mumnya bahan komposit metal ini adalah jenis bahan komposit
partikel.
Bahan komposit metal dan keramik banyak digunakan untuk perkakas potong
berkecepatan tinggi (high speed cutting tools), pipa proteksi termokopel dan piranti-
piranti lain yang membutuhkan suhu tinggi dan tahan aus (abrasi).
b. Bahan Komposit Serat. Bahan komposit serat adalah jenis bahan komposit
yang umum dikenal, paling banyak dipakai dan dibicarakan. Karena itu pengertian
bahan komposit dalam tulisan ini berarti bahan komposit serat.
Bahan komposit serat sangat efisien dalam menerima beban, karena tugas tersebut
dilimpahkan ke serat. Karena itu bahan komposit sangat kuat dan kaku bila
dibebani searah serat, sebaliknya sangat lemah bila dibebani dalam arah tegak lurus
serat. Gambar dibawah ini merepresentasikan mekanisme pengalihan gaya atau
tegangan dari serat kearah sekitarnya. Gaya yang mengenai serat akan akan
didistribusikan ke sekitarnya melalui tegangan geser, karena itu ada dua hal yang
membuat serat dapat menahan gaya dengan efektif, yaitu bila : Pertama perekatan
(bonding) antara serat dan matriks (disebut juga interfacial bonding) sangat baik dan
kuat, sehingga serat tidak mudah lepas dari matriks (debonding).
3
Kedua adalah kelangsingan (aspect ratio), yaitu perbandingan antara panjang dan
diameter serat harus cukup besar. Hal ini disyaratkan agar tegangan geser yang
terjadipada permukaan antara serat dan matriks kecil. Biasanya disyaratkan agar
kelangsingan lebih besar dibanding 100, agar dapat melaksanakan tugasnya
dengan baik.
1,5
Gmbar 1.1. Mekanisme pengalihan tegangan normal dan tegangan geser dari
serat ke matriks bila serat putus
Tugas utama matriks adalah mengikat serat bersama-sama. Hal ini dapat
dimengerti karena sekumpulan serat tampa matriks tidak dapat menahan gaya
dalam arah tekan dan transversal. Matriks juga berguna untuk meneruskan gaya
dari satu serat ke serat lainnya, dengan menggunakan mekanisme tegangan geser,
seperti terlihat dalam gambar 1.1 serta melindungi serat dari pengaruh lingkungan
yang merusak. Karena itu bahan matriks biasanya dipilih dari bahan yang liat dan
lunak, agar mampu meneruskan tegangan geser. Sebagai pengecualian adalah
bahan komposit keramik dan karbon-karbon. Mekanisme penguatan kedua jenis
bahan komposit tersebut berbeda dengan bahan komposit lainya seperti telah
diterangkan di depan.
4
1) Bahan serat. Serat biasanya terdiri dari bahan yang kuat, kaku dan
getas. Hal ini terjadi karena seratlah yang terutama menahan gaya luar,
sehingga serat haruslah kaku dan kuat.
Kekuatan serat terletak pada ukurannya yang sangat kecil, kadang-kadang
dalam ukuran micron. Ukuran yang kecil tersebut menghilangkan cacat-
cacat dan ketidaksempurnaan kristal yang biasa terdapat pada bahan
berbentuk padatan besar. Sehingga serat menyerupai kristal tunggal yang
tanpa cacat, dengan demikian kekuatannya sangat besar. Sebagai contoh
adalah gelas padatan akan patah pada beban beberapa ribu psi saja, tetapi
serat gelas mempunyai kekuatan hingga 400.000 700.000psi ; bahkan
dalam skala laboratorium dapat mencapai 1.000.000 psi.
Hal yang sama juga terjadi bila serat dibuat dari bahan polymer. Dengan
jalan mengatur arah molekul-molekulnya, akan didapat serat dengan
kekuatan yang besar. Ini terjadi pada serat Aramid (sebagai contoh Kevlar)
dan karbon.
Tabel 1.1 menunjukan data-data kekuatan dan kekakuan serat dibanding
bahan padatan. Di sini terlihat serat lebih unggul disbanding bahan
konvensional logam. Dari jenis-jenis serat tersebut, serat Boron, Kaca,
Karbon dan Aramid banyak digunakan di dunia industri, terutama di industri
penerbangan dan angkasa luar. Dari ke empat serat tersebut, serat Karbon
paling banyak digunakan di kalangan industri penerbangan.
Tabel 1.1. Perbandingan kekuatan dan kekakuan bahan serat dan bahan
padatan
Bahan Modulus tarik
(E,Gpa)
Kekuatan tarik
(u, Gpa)
Masa jenis (,
g/cm3)
Modulus
spesifik (E/)
Kekuatan spesifik
(u/)
Serat
E-Glass
S-glasss
Grafit (HM)
Grafit (HS)
Boron
Silica
72,4
85,5
390,0
240,0
385,0
72,4
3,5
4,6
2,1
2,5
2,8
5,8
2,54
2,48
1,90
1,90
2,63
2,19
28,5
34,5
205,0
126,0
146,0
33,0
1,38
1,85
1,1
1,3
1,1
2,65
5
Tungsten
Beryllium
Aramid
414,0
240,0
130,0
4,2
1,3
2,8
19,30
1,83
1,50
21,o
131,0
87,0
0,22
0,71
1,87
Bahan Konvensional
Baja
Aluminium
Gelas
Padat
Tungsten
Beryllium
210,0
70,0
70,0
350,0
300,0
0,34
2,1
0,14
0,62
0,7
2,1
1,1
4,1
0,7
7,8
2,7
2,5
19,30
1,83
26,9
25,9
28,0
18,1
164,0
0,043
0,27
0,052
0,23
0,28
0,84
0,057
0,21
0,38
Tabel 1.2 jenis-jenis serat Karbon yang ada di pasaran
PabrikNama
DagangBahan Dasar
u
MpaE
Gpa
g/cm3
Britol
Carborundum
Coutaulds,Ltd
Graet Lakes
Corporation
Hercules
Hitco
Kureha
Hyfil
GSGY2
GSGY2
CELION Y-
70
3000
6000
Grafit
Fortafil 3T
4T
5T
CG-3
CG-5
Magnamite
AS
HMS
HTS
PAN*
Rayon
Rayon
PAN
PAN
PAN
PAN
PAN
PAN
PAN
PAN
PAN
Rayon
Pitch
-
966
966
2070
2864
2919
-
1380
2415
2760
-
-
2760
3150
-
-
1104
-
27,6
27,6
607
235
228
-
138
235
331
-
-
221
345
-
-
45
-
1,5
1,5
1,96
1,75
1,75
-
1,70
1,70
1,80
-
-
-
-
-
-
1,61
6
Morgan,Ltd
Stackpole
Toray
Union Carbide
Hitco-C
KCF-100
KCF-200
Modmor I
Modmor II
Modmor III
Panex
30/A Tow
¼ CF 30
Tow
30R Roving
30Y/800D
30Y300D
Torayca
Thornel 25
Thornel 40
Thornel 50
Thornel 75
Thornel
300
Thornel
400
Pan-50
VSA-11
Pitch
PAN
PAN
PAN
PAN
PAN
PAN
PAN
PAN
PAN
Rayon
Rayon
Rayon
Rayon
PAN
PAN
PAN
Mesophase
Pitch
1104
2415
2485
2415
2760
2243
1553
1553
1553
2484
1242
1725
2175
2622
2484
2760
2139
1208
47
386
276
221
221
207
262
262
262
221
186
276
393
545
221
235
393
380
1,62
1,99
2,74
-
1,74
1,73
1,75
2,75
1,75
1,76
1,42
1,56
1,67
1,82
1,76
1,76
-
2,00
* Poly Acrylo Nitride
Ada lagi jenis serat yang terdapat di pasaran, yaitu serat pendek (biasa
disebut Chopped Fibre). Serat pendek ini biasa sibuat dari serat kaca dan
digunakan untuk komponen-komponen yang tidak menerima gaya besar,
karena kekuatan dan kekakuannya lebih rendah dibandingkan serat panjang.
Jenis serat ini murah, dan banyak digunakan pada tangki-tangki air dan
lambung kapal kecil.
2) Matriks. Matriks pada umumnya terbuat dari bahan-bahan yang
lunak dan liat. Polimer (plastic) merupakan bahan umum yang biasa
digunakan, meskipun untuk penggunaan yang memerlukan ketahanan suhu
7
yang tinggi, beberapa logam dapat digunakan, seperti Aluminium, Magnesium
bahkan Titanium.
Tabel 1.3 menunjukan jenis-jenis yang biasa digunakan untuk bahan matriks.
Perkembangan akhir-akhir ini menunjukan bahan termoplastik semakin
banyak dipakai sebagai bahan matriks. PEEK (Poly Ether-Ether Keton), PEI
(Poly Ether Imide), PES (Poly Ether Suphone) bahkan nylon semakin banyak
digunakan sebagai bahan matriks. Bahan termoplastik ini mempunyai
beberapa keunggulan dibandingkan thermosetting, seperti misalnya tidak ada
umur kadaluarsa, lebih liat lebih tahan terhadap lingkungan dan tahan suhu
lebih tinggi.
Table 1.3 Beberapa jenis bahan matriks plastic yang digunakan beserta sifat-sifatnya
SifatPhenolikKelas 105
Polyester Kelas 105
EpoksiKelas 105
EpoksiKelas 130
Masa jenis
Kekuatan Tarik
,Psi
Regangan max,
%
Modulus,Psi x
105
Kekuatan tekan,
Psi
Kekuatan
Lentur,
Psi
Ketahanan
Impak,
Izod
Kekerasan,
Rockwell M
Koefesien
Ekspansi TermaloC x 106
Ketahanan
1,3 - 1,32
6.000-9.000
1,5 - 2,00
4,5
12.500 -
15.000
11.000 -
17.000
0,25 - 0,40
120
60 - 80
71
1,1 - 1,46
6.000 -
10.000
5
3,0 - 6,4
13.000 -
27.000
8.5000 -
17.000
0,2 - 0,04
115
80 - 100
121
1,11 - 1,23
12.000
5
4,5
16.000
18.800
0,5 - 1,7
100
60
149
120
1,15
12.000 -
15.000
1,5
6
15.000 -
15.470
0,19
112
60
177
8
Panas Kontinyu, oC
Suhu
Terdefleksi, oC
Penyerapan Air,
24 jam, %
Pengaruh Asam
Lemah
Pengaruh Asam
Kuat
Pengaruh Basa
Lemah
Pengaruh Basa
Kuat
Pengaruh
Organik Solvent
Pengeleman
Dengan Kaca,
Metal, Keramik
78 - 82
0,12 - 0,36
Sedikit
Terserang
Sedikit
Terurai
Terserang
Bagus
60 - 100
0,15 - 0,60
Sedikit
Terserang
Sedikit
Terurai
Terserang
Sedang
0,14
Tidak
Terserang
Tidak
Sangat
Sedikit
Tahan
Bagus
300
1,10
Tidak
Sedikit
Tidak
Sangat Sedikit
Tahan
bagus
3) Bahan Komposit. Gabungan antara serat dan matriks ini disebut
komposit. Bahan komposit menggabungkan keunggulan kekuatan dan
kekakuan serat dengan masa jenis matriks yang rendah. Hasilnya adalah
suatu bahan yang ringan tapi kuat dan kaku. Dengan kata lain bahan ini
mempunyai harga Specific modulus dan specific strength yang lebih besar
disbanding dengan bahan konvensional.
Tabel 1.4 memperlihatkan data-data bahan komposit tersebut dibanding
dengan bahan konvensional lainnya. Dari data specific modulus dan specific
strength-nya terlihat bahwa bahan komposit lebih unggul. Keunggulan inilah
yang dimanfaatkan oleh industri pesawat terbang dan industri antariksa
lainnya. Karena pada struktur-struktur yang dipakai di kedua jenis industri ini
diperlukan bahan-bahan yang ringan tetapi kuat dan kaku.
Tabel 1.4 Sifat-sifat mekanik beberapa jenis bahan komposit
9
Sifat-Sifat
Jenis Serat
E-Glass
Kevlar-49Grafit
(Thronnel-300)
Fraksi Volume serat, %
Masa jenis
Kekuatan tarik, 0o Mpa
Modulus tarik, 0o Gpa
Kekuatan tarik, 90o Mpa
Modulus tarik, 90o Gpa
Kekuatan tekan, 0o Mpa
Modulus tekan, 0o Gpa
Kekuatan tekan, 90o Mpa
Modulus tekan, 90o Gpa
Kekuatan geser bidang, Mpa
Modulus geser bidang, Gpa
Nisbah Posson longituginal
Kekuatan geser antar lampis,
Mpa
Koefisien perpanjangan termal
longituginal, 10-6/oC
Koefisien perpanjangan termal
longituginal, 10-6/oC
46
1,80
1104
39
36
10
600
32
138
8
-
-
0,25
31
5,4
36
60 – 65
1,38
1310
83
39
5,6
186
73
138
5,6
60
2,1
0,34
69
-2,3 – 4,0
35
63
1,61
1725
159
42
10,9
1366
138
230
11
95
6,4
0,38
113
0,045
20,2
Bahan komposit mempunyai sifat-sifat berbeda dengan sebagian besar
material konvensional yang telah dikenal selama ini. Sebagian besar material
konvensional bersifat homogen dan isotropic. Bahan Homogen berarti sifat-
sifatnya sama disemua tempat; berarti sifat-sifat bahan bukan merupakan
funsi dari tempat atau posisi. Bahan isotropic berarti sifat-sifatnya sama
dalam segala arah; berarti sifat-sifat bahan bukan merupakan fungsi arah.
Sebaliknya bahan komposit bersifat tidak homogen dan non-isotropik
(orthotropic, atau an-isotropik). Benda tidak homogen berarti sifat-sifatnya
tidak sama disemua tempat; berarti merupakan fungsi dari arah dan posisi.
Benda anisotropic berarti sifat-sifatnya berubah dengan perubahan arah yang
berarti merupakan fungsi arah dan posisi. Karena sifatnya yang tidak
10
homogen tersebut, bahan komposit sering dipelajari dari dua sudut pandang
yang berbeda, yaitu secara mikromekanik dan makromekanik.
Mikromekanik adalah kajian bahan komposit dimana interaksi bahan-bahan
pembentuknya dipelajari dalam skala mikroskopik. Lingkup kajian ini
misalnya; mempelajari interaksi antara serat dan matriks, aliran dan
perpindahan tegangan dari serat dan matriks serta penentuan modulus
elastisitas bahan sebagai fungsi dari modulus elastisitas bahan-bahan
pembentuknya. Kajian makromekanik adalah kajian bahan komposit dimana
bahan dianggap homogen dan pengaruh bahan-bahan pembentuknya hanya
ditenggarai sebagai sifat yang tampak sebagai keseluruhan pada bahan
komposit. Di sini tidak diperhatikan lagi bahan pembentuknya secara sendiri-
sendiri.
Dalam buku ini, perhatian ditekankan pada kaji mikromekanik, karena
kajian inilah yang penting untuk analisis tegangan maupun perancangan
struksur komposit.
Salah satu keuntungan bahan komposit ini adalah kemungkinan bahan
komposit ini diarahkan dalam arah tertentu, artinya bahan tersebut dapat di
arahkan sehingga hanya kuat dalam arah tertentu dan lemah pada arah arah
yang tidak dikehendaki. Kemampuan ini jelas tidak dipunyai bahan isotropic,
yang per-definisi berarti mempunyai kekuatan yang sama dalam segala arah.
Pengetahuan tentang mikromekanik akan berperan besar dalam
mengarahkan bahan tersebut agar persyaratan structural yang dikehendaki
tercapai. Karena sifatnya anisotropik tersebut, beberapa hokum mekanika
seperti hukum Hooke harus diperluas agar berlaku untuk bahan ini. Karena
itu dalam Bab selanjutnya akan dibahan teori elastisitas bahan anisotropik.
3. Penggunaan Bahan KompositPenemuan bahan komposit maju (Edvanced composite)) dianggap sebagai revolusi
penemuan teknik terbesar di dunia penerbangan setelah mesin jet. Hal ini membesarkan
hati, karena penemuan mesin jet telah merevolusi dunia penerbangan, dari pesawat
berbaling-baling berkecepatan rendah ke pesawat jet berkecepatan tinggi. Diharapkan
penemuan bahan komposit maju dapat pula menyumbangkan perkembangan yang besar
di dunia penerbangan.
11
Harapan ini tidak berlebihan. Komposit dapat dibuat sehingga mempunyai
kekuatan dan kekakuan yang sama dengan baja namun ringan hingga 70 %. Karbon
epoksi misalanya tiga kali lebih kuat dari alumium alloy, tetapi 60 % lebih ringan dan lagi
bahan komposit dapat diatur sehingga secara efisien memenuhi persyaratan kekuatan dan
kekakuan dan parameter-parameter lainpada berbagai arah yang diinginkan. Keunggulan
ini akan mendorong metode parancangan dan pembuatan pesawat dan wahana angkasa
lain yang sama sekali berbeda dengan metode-metode perancangan terdahulu yang
didasari pada bahan konvensional metal.
Dilihat dari perkembangannya terlihat bahwa dunia industri penerbangan sangat
hati-hati untuk langsung menerapkan bahan baru ini di dalam pesawat. Ini mengingat
pengalaman pahit yang dialami kalangan industri tersebut sekitar tahun 1950-an ketika
mereka dengan alasan yang sama tertarik dengan bahan titanium. Setelah kehilangan
berjuta-juta dolar untuk riset, pengembangan dan tooling, ternyata hanya sedikit bagian-
bagian pesawat yang dapat dibuat dengan titanium secara ekonomis. Pengalaman
berharga ini membuat mereka sangat hati-hati menanggapi kemunculan bahan komposit
ini. Hasilnya malah positif, karena orang mulai melihat bahan ini secara lebih proporsional,
dari segi positif dan negatifnya.
Lembaga-lembaga penelitian bermunculan disegala tingkatan, yang meneliti bahan ini dari
segi analisis, perancangan dan manufacturing, sehingga dapat gambaran yang lebih
lengkap tentang bahan ini. Dan tidak langsung menerapan seperti yang ditempuh titanium
dahulu.
Ada tiga tahap perkembangan penggunaan bahan komposit selama ini. Tahap
pertama orang mulai mencoba membuat beberapa komponen dengan bahan ini dengan
pandangan “Let’s see if we can build one”. Setelah tahap ini berhasil, tahap kedua yaitu
mengganti beberapa bagian yang sudah ada dengan bahan komposit. Tahap ini
berlangsung lama dan hasilnya adalah penggantian bagia fuselage dan horizontal
stabilitzer pesawat F-111 dengan Boron epoksi. Contoh lain adalah komponen pesawat F-
5 yang diganti dengan karbon epoksi. Tahap perkembangan ketiga adalah tahap
perancangan yang sebenarnya, yaitu pesawat sejak awal memang telah dirancang untuk
mempunyai bagian-bagian yang terbuat dari bahan komposit. Contoh tahap ini adalah
pesawat Grumman F-14 dan Mc Donnell Douglas F-15. Demikian juga komponen vertical
dan horizontal stabilitzer pesawat YF-16 buatan General Dynamic.
Tahap perkembangan terakhir yang diidam-idamkan banyak orang adalah
pembuatan pesawat yang semuanya terbuat dari bahan komposit, “all composites
airplane”. Tahap ini tercapai ketika Dick Rutan meluncurkan pesawat transport eksekutif
Beechcraft Starship I berpenumpang 8 – 11 orang. Penerbangan perdana pesawat ini
12
pada tahun 1983. Pesawat kecil ini merupakan terobosan baru di dunia penerbangan,
sehingga Dick Rutan mendapat gelar Doktor kehormatan dari universitas Delf, Belanda di
tahun 1990. Pesawat in telah membuktikan bahwa all composites air plane bukanlah
sekedar impian. Banyak orang percaya, perkembangan ini bersamaan dengan
perkembangan-perkembangan lain di bidang pengendalian dan stabilitas serta elektronika,
akan sekali lagi merevolusi dunia penerbangan di masa depan.
13