Post on 17-Jul-2020
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Era sekarang dimana teknologi begitu cepat mengalami
perkembangan, perlu di siapkan suatu strategi untuk menghadapinya,
terutama di era industri. Ketika perubahan pola baru membawa dampak
terciptanya jabatan, ketrampilan kerja baru dan menghilangkan beberapa
jabatan. Peran manusia yang sebagian dapat terganti menyebabkan banyak
sektor pekerjaan yang akan berkurang dan menuntut untuk seorang anak
mempunyai progres yang lebih dari standar rata-rata yang telah di berikan
oleh pemerintah agardapat bersaing dengan orang-orang yang berprogres
lebih tinggi dengan ketrampilan dan kreativitas yang tinggi pula. Era
industri akan berpengaruh dan merubah banyak hal oleh karena itu
meningkatkan kemampuan dan ketrampilan sumber daya manusia di
Indonesia melalui pendidikan dengan melahirkan operator dan analisis
bidang manajemen pendidikan untuk mendorong potensi kreatifitas dan
ketrampilan seorang siswa.
Menurut Syamsuar dalam jurnalnya, Mutu pendidikan Indonesia
harus terus ditingkatkan sejalan dengan perkembangan era globalisasi. Hasil
studi Program for Internationa Student Assessment (PISA) pada tahun 2011,
yaitu studi yang memfokuskan pada literasi bacaan, matematika, dan IPA,
menunjukkan peringkat Indonesia baru bisa menduduki 10 besar terbawah
2
dari 65 negara, sedangkan pada tahun 2015 Indonesia berada pada urutan 69
dari 75 negara di dunia. Hasil studi Trends in International Mathematics and
Science Study (TIMSS) tahun 2011 menunjukkan siswa Indonesia berada
pada ranking amat rendah dalam kemampuan (1) memahami informasi yang
komplek, (2) teori, analisis dan penyelesaian masalah, (3) pemakaian alat,
prosedur dan penyelesaian masalah dan (4) melakukan investigasi
(Syamsuar,2018:4).
Hasil studi di atas menunjukkan perlu ada perubahan orientasi yang
terjadi saat ini. Rendahnya mutu pendidikan menyebabkan banyak berbagai
argumen mengenai kesesuaian standar kurikulum yang telah di buat oleh
pemerintah.Di samping itu, perlu adanya pembagian tugas yang jelas,
proporsional, dan profesional seperti siapa mengerjakan apa. Jangan satu
orang memegang dan mengarap berbagai pekerjaan yang sering juga tidak
sesuai dengan bidangnya. Hal ini yang terkadang menyebabkan ketidak
sesuaian pembelajaran antara teori dan praktik.
Tantangan di era industri ini berkaitan dengan dengan akselerasi
teknologi dan sains, tren politik, kekuatan ekonomi, tren sosial budaya
modern, perubahan peta pengetahuan, dan era post-modern yang menuntut
berbagai perubahan pendidikan. Menghadapi tantangan tersebut, pendidikan
harus memperluas orientasi pada standar kompetensi pendidikan, agar
perubahan dapat direalisasikan. Sistem pendidikan jangan hanya berbasis
pada input dan proses yang dipandang kurang dinamis, kurang efisien, dan
3
mengarah pada stragnasi pedagogik. Jika ingin melakukan perubahan sedikit
saja maka biayanya sangat mahal dan teknisnya sangat rumit, mulai dari
komponen input dan proses, dari hulu sampai hilir, mulai dokumen
kurikulum, pelatihan guru sampai lembar kerja peserta didik yang harus di
ubah. Hal tersebut mengakibatkan sistem pendidikan cenderung tidak efisien
dan sulit beradaptasi dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi,
seni, dan kebutuhan masyarakat.
Implementasi kurikulum di berbagai sekolah dilakukan secara
bertahapsesuai masing-masing. Bagisekolah yang belum siap menerapkan
kurikulum 2013 Revisi pada tahun ajaran 2017/2018, dapat
mempersiapkannya sekitar tiga tahun ajarannya. Dengan demikian, tahun
ajaran 2020/2021 semua sekolah pada berbagai jalur, jenis, dan jenjang
pendidikan baik negeri maupun swasta telah melaksanakannya. Sekolah
menengah pertama dan sekolah menengah atas pada berbagai jalur, jenis,
dan jenjang pendidikan baik negeri maupun swastasemestinya sudah
menerapkan kurikulum 2013 Revisi (Mulyasa,2018:2-3).
Penyempurnaan kurikulum perlu dilakukan secara terus-menerus dan
berkesinambungan (continuous quality improvement) untuk memperoleh
hasil optimal, terutama berkaitan dengan penerapan serta penjabaran Standar
Isi (SI) dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL). Meskipun demikian,
perubahan kurikulum tersebut tidak harus dilakukan secara makro, tetapi
bisa dalam tatanan mikro, yakni pada tatanan pelaksanaan kurikulum
4
tersebut di sekolah-sekolah, bahkan dalam tatanan kelas dan pembelajaran
yang dilakukan oleh guru. Dengan demikian, dalam implementasi Kuikulum
2013 Revisi, mengubah mindset guru merupakan tuntutan baru yang harus
dilakukan untuk menghasilkan pendidikan yang bermutu (Mulyasa, 2018:3).
Guru sangat berperan da menentukan berhasil atau tidaknya
implementasi kurikulum di sekolah, sesuai dengan standar yang telah
ditetapkan. Oleh karena itu, guru beserta tenaga kependidikan lainnya,
terutama kepala sekolah dan pengawas harus memahami Standar Isi dan
Standar kompetensi lulusan yang telah di susun oleh BSNP, serta
menjadikan acuan dalam mengembangkan kurikulum yang sesuai dengan
karakeristik dan kebutuhan sekolah (Mulyasa, 2018:3).
Penataan dan perubahan kurikulum dilakukan agar sistem
pendidikan nasional dapat mengikuti perkembangan zaman now, serta
relevan dan kompetitif. Penataan dan perubahan kurikulum dilakukan
sejalan dengan Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 35 dan
36yang menekankan perlunya peningkatan Standar Nasional Pendidikan
sebagai acuan kurikulum secara berencana dan berkala.Dalam
implemmentasinya, Kurikulum 2013 Revisi menuntut untuk guru
mengembangkan pembelajaran dengan mengintegrasikan empat hal penting,
yaituPenguatan Pendidikan Karakter (PPK), Literasi, Ketrampilan Abad ke-
21 (4C), dan Higher Order Thingking Skill (HOTS) yangmemerlukan
kreativitas guru dan peramunya (Mulyasa,2018:4).
5
Integritas keterampilan abad ke 21 yang mencakup 4C
(Communication, Collaboration, Critical Thinking and Problem Solving,
dan creativity and innovation), merupakan bentuk antisipasi kurikulum
terhadap perkembangan teknologidan penerapannya di masyarakat. Inilah
sesungguhnya yangingin diwujudkandalam kuriklum 2013 Revisi, bukan
sekedar transfer ilmu pengetahuan atau materi, tetapi pembentukan
kompetensi abad ke-21. Beberapa pakar menjelaskan pentingnya
penguasaan kompetensi abad ke-21 sebagai sarana meraih kesuksesan
khususnya di era globalisasi, era disrupsi, era akhir zaman, bahkan era
kesemprawutan global. Era ini ditandai dengan percepatan ilmu
pengetahuan, teknologi, dan seni, khusunya teknologi informasi yang
perkembangannya merambah dengan pesat pada berbagai bidang kehidupan.
Integrasi ketrampilan abad ke-21 dalam pembelajaran di sekolah sangat
penting, karena kemampuan 4C merupakan jenis softskill yang pada
implementasi keseharian jauh lebih bermanfaat daripada sekedar
penguasaan hardskill. Pembeajaran yang menekankan pada ketrampilan
abad ke-21 juga menekankan tentang pentingnya pengembangan kanan
peserta didik. Oleh karena itu, guru-guru dituntut untukmengubah mindset
dari pengembangan otak kiri ke otak pengembangan kanan yang berbasis
kreativitas (Mulyasa,2018:4).
Pembelajaran zaman sekarang tidakmungkin lagi menggunakan
model, pendekatan, strategi, metode, dan teknikyang berpusat kepada guru,
6
tetapi harusmengaktifkan peserta didik dalam pembelajaran (active
learning) yang berpusat pada peserta didik. Khusus untuk PPKmerupakan
program yang rencananya akan disesuaikan dengan program 8 (delapan) jam
sehari atau 5 (lima) hari dari belajar dan 2 (dua) hari merupakan pendidikan
keluarga. Dengan demikian, Kurikulum 2013 Revisi lebih memberi tekanan
pada pembentukan karakter dan kompetensi peserta didik, terutama untuk
mempersiapkan lulusan yang produktif, kreatif, inovatif, dan berkarakter.
Kurikulum 2013 harus disikapi secara positif dengan mengkaji dan
memahami pengembangan, penjabaran, dan penerapannya di sekolah. Lebih
dari itu perubahan kurikulum harus diantisipasi dan dipahami oleh berbagai
pihak, karena kurikulum sebagai rancangan pembelajaran memiliki
kedudukan yang sangat strategis. Oleh karena itu saya membuat judul
“Deskripsi Pembelajaran Hidroponik antara Teori dan Praktik di SMP
N 9 Salatiga Tahun Pelajaran 2019”.
B. Fokus Penelitian
Penelitian ini terfokus untuk mengetahui deskripsi pembelajaran
hidroponik dan ada atau tidaknya potensi kreativitas siswa di SMP N 9
Salatiga dengan memaparkan keselarasan teori dan praktik pada pembelajaran
tema hidroponik. Khususnya di kelas VII G dan IX I baik di dalam kelas
maupun diluar kelas untuk menghadapi era industri.
7
C. Tujuan Penelitian
Tujuan yang hendak dicapai pada penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui deskripsi sistem pembelajaran yang ada di SMP N 9
Salatiga dalam tema hidroponik untuk menghadapi era industri.
2. Untuk mengetahui potensi hidroponik untuk menghadapi era industri
diSMP N 9 Salatiga.
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian diharapkan dapat digunakan baik yang bersifat teoritis
maupun praktis, antara lain adalah :
1. Teoritis
Menambah wawasan dan ilmu pengetahuan bagi guru tentang potensi
dan kesiapan siswa dalam temahidroponik untuk menghadapi era industri
diSMP N 9 Salatiga.
2. Praktis
a. Sebagai bahan pertimbangan solusi untuk meningkatkan daya kreativitas
siswa untuk menghadapi era industri di SMP N 9 Salatiga.
b. Dapat di jadikan masukan dalam pengaplikasian tema hidroponik untuk
menambah pemahamkan siswa mengenai tema hidroponik di SMP N 9
Salatiga.
8
E. Penegasan Istilah
Istilah-istilah yang perlu didefinisikan secara operasional dalam potensi
tema pembelajaran hidroponik dalam menghadapi era industri diSMP N 9
Salatiga tahun pelajaran 2019 antara lain:
1. Hidroponik
Hidroponik adalah lahan budidaya pertanian tanpa menggunakan
media tanah, sehingga hidroponik merupakan aktivitas pertanian yang
dijalankan dengan menggunakan airsebagai medium untuk menggantikan
tanah. Sehingga sistem bercocok tanam secara hidroponik dapat
memanfaatkan yang sempit. Pertanian degan menggunakan sistem hidroponik
memang tidak memerlukan lahan yang luas dalam pelaksanaannya, tetapi
dalam bisnis pertanian hidroponik hanya layak di pertimbangkan mengingat
dapat dilakukan di pekarangan rumah, atap rumah maupun lahan lainnya (Ida,
2014:1).
F. Sismatika Penulisan
Penulis dalam membahas skripsi ini, mengklarifikasikan skripsi ini menjadi
tiga bagian, masing-masing bagian akan peneliti rinci sebagai berikut :
1. Bagian awal
Bagian awal yang terdiri dari halaman sampul luar, lembar berlogo
IAIN, halaman sampul dalam, halaman persetujuan pembimbing, halaman
pengesahan kelulusan, halaman peryataan keaslian penelitian, halaman motto
9
dan persembahan, kata pengantar, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar, daftar
lampiran, abstrak.
2. Bagian Inti
Bab I : Pendahuluan
Bab ini diuraikan deskripsi tentang pengantar pokok permasalahan yang
mencakup: latar belakang masalah, fokus penelitian, tujuan penelitian,
manfaat penelitian baik secara teoritis maupun praktis, penegasan istilah,
sistematika penulisan.
Bab II : Kajian Pustaka
Bab ini menguraikan tentang landasan teori(telaah teori terhadap pokok
permasalahan/ variabel penelitian) dan juga kajian pustaka (Kajian penelitian
terdahulu)
Bab III : Metode Penelitian
Bab ini menjelaskan mengenai jenis penelitian, lokasi dan waktu penelitian,
sumber data, prosedur pengumpulan data, Analisis data, pengecekan
keabsahan data.
Bab IV :Paparan data dan Analisis data.
Bab V : Penutup berupa impulan dan saran.
3. Bagian Akhir
Bagian ini terdiri dari daftar pustaka, lampiran dan daftar riwayat hidup.
10
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Hakikat Pendidikan dan Pembelajaran
Menurut Syamsuar (2018:16-17) Pendidikan ada beberapa
pengertian diantaranya pendidikan merupakan sarana untuk
menyiapkan generasi masa kini dan sekaligus masa depan. Hal ini
berarti bahwa proses pendidikan yangdilakukan pada saat ini bukan
semata-mata untuk hari ini, melainkan untk masa depan. Dan
pendidikan juga merupakan sarana untk memperkuat jati diri
bangsadalam proses industrialisasi, dan mendorong terjadinya
perubahan masyarakat Indonesia dalam memasuki era globalisasi.
Sedangkan Menurut Dimyati (2006:2) belajar adalah suatu
kegiatan yang dilakukan baik secara sengaja maupun tidak sengaja oleh
individu yang ditandai dengan adanya perubahan dalam hal
pengetahuan, pemahaman, keterampilan, dan nilai sikap pada diri
individu tersebut.
Pembelajaran adalah suatu kegiatan yangdilakukan secarasadar
dan sengaja. Oleh karena itu pembelajaran pasti mempunyai tujuan.
Tujuan pembelajaran adalah membantu para siswa agar memperoleh
berbagai pengalaman(Darsono, 2000:24).
11
Pendidikan pembelajaran revisi kurikulum 2013 dilakukan
sesuai dengan perubahan dan penataan Standar Nasional Pendidikan
(SNP), terutama berkaitan dengan empat standar, yakni standar
kompetensi, standar lulusan, standar isi, standar proses, dan standar
penilaian pendidikan. Perubahan tersebut dilakukan berdasarkan hasil
analisis dari berbagai kebutuhan pesertadidik, baik kebutuhan untuk
hidup (bekerja) maupun untuk mengembangkan diri sesuai dengan
pendidikan seumur hidup.
Oleh karena itu, pengembangan kurikulum dilakukandengan
menempuhdan mencakup dua langkah berikt.pertama, merumuskan visi
dan misi pendidikan nasional berdasarkan Pancasila danUUD’45.
Kedua, menjabarkan kompetensi –kompetensi inti berdasarkan visi-
misi. Kompetensi-kompetensi inti merumuskan untuk mengakomodasi
kebutuhan berbagai pihak dalam berbagai dimensi masyarakat, baik
kebutuhan sekarang maupun masa depan tanpa melupakan kebutuhan
masalalu yang tidak terealisasikan.
Kedua hal tersebut tampaknya belum sepenuhnya dapat
diakomodasikan dalam pengembangan kurikulum saat ini sehingga
menimbulkan berbagai kesalah fahaman bahkan gagal faham di
lapangan. Oleh arena itu, terdapat beberapa yang perlu di pahami dalam
kaitannya dengan kurikulum 2013 revisi yaitu:
12
a. Visi, Misi dan Tujuan
Visi pendidikan nasional adalah mewujudkan sistem
pendidikan sebagai pranata sosial yangkuat dan berwibawa, untuk
memperdayakan semua warga Indonesia agar berkembang menjadi
manusia yang berkualitas sehingga mampu dan proaktif menjawab
tantangan zaman yang selalu berubah.
Misi pendidikan nasional adalah sebagai berikut.
1. Mengupayakan perluasan dan pemerataan kesempatan
memperoleh pendidikan yang berkualitas bagi seluruh rakyat
Indonesia.
2. Meningkatkan daya saing di tingkat nasional, regional, dan
internasional.
3. Meningkatkan relevansi pendidikan dengan kebutuhan
masyarakat dan tantangan global.
4. Membantu dan memfasilitasi pengembangan potensi anak
bangsa secara utuhsejak usia dini sampai akhir hayat, dalam
rangka mewujudkan masyarakat belajar.
5. Meningkatkan esiapan masukan dan proses pendidikan
untuk mengoptimalkan pembentkan kepribadian yang
bermoral.
6. Meningkatkan keprofesionalan dan akuntabilitas lembaga
pendidikan sebagai pusat pembudayaan ilmu pengetahuan,
13
keterampilan, pengalaman, sikap, dan nilai berdasarkan
standar yangbersifat nasional dan global.
7. Mendorong peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan
pendidikan berdasarkan prinsip otonomidan konteks
NegaraKesatuan Republik Indonesia.
b. Tujuan Pendidikan Nasional
Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20
Tahun 2003 tentang Sisdiknas, Bab II Pasal 3 dikemukakan bahwa
“pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradapan bangsayangbermartabatdalam
rangka mencerdasar kehidupan bangsa, bertujuan berkembangnya
potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang
demokratis, serta bertanggung jawab.
Peraturan MenteriPendidikan dan Kebudayaan No.20
Tahun 2016 tentang Standar Kompetensi LulusanPendidikan Dasar
dan Menengah merupakan acuan utama pengembangan standar isi,
standar proses, standar penilaian pendidikan, standar pendidikan
dan tenaga pendidikan, standar sarana dan prasarana, standar
pengelolaan, dan standarpembiayaan. Dengan diberlakukannya
Peraturan Menteri ini maka Peraturan Nomor 54 Tahun 2013
14
Tentang Standar Kompetensi Lulusan untuk satuan Pendidikan
Dasar dan menengah, dicabutdan di nyatakan tidak berlaku. Dalam
lampiran peraturan tersebut dikemukakan tentang pengertian dan
ruang lingkup standar kompetensi lulusan sebagai berikut.
Standarkompetensilulusan adalah kualifikasi kemampan
lulusan yang mencakup sikap, ketrampilan. Standarkompetensi
lulusan terdiri atas kriteria kualifikasi kemampuan pesertadidik
yang diharapkan dapat dicapai, setelah menyelesaikan masa
belajarnya di satuan pendidikan padajenjang pendidikan dasardan
menengah.
Secara operasional standar kompetensi lulusan dapat
dijadikan sebagi pedoman untuk Standarkompetensi lulusan
padasatuan pendidikan menengah umum bertujuan untuk
meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia,
sertaketrampilan untuk hidupmandiri dan mengikuti pendidikan
lebih lanjut.
Standar Kompetensi lulusan untuk
SMP/MTs/SMPLB/Paket B pada dimensi sikap,
keterampilan, dan pengetahuan adalah sebagai berikut
(Permendikbud, Nomor 20Tahun 2016).
1. Dimensi sikap untuk SMP/MTs/SMPLB/Paket B memiliki
perilaku yang mencerminkan sikap: 1)Beriman dan bertakwa
15
kepada Tuhan YME, 2) berkarakter, jujur, dan peduli
3)bertanggung jawab, 4)pembelajaran sejati sepanjang hayat,
dan 5) sehat jasmani dan rohani sesuai dengan perkembangan
anak di lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat, dan
lingkungan alam sekitar, bangsa, negara, dan kawasan regional.
2. Dimensi Pengetahuan untuk SMP/MTs/SMPLB/Paket B adalah
memiliki pengetahuan faktual,konseptual, proedural, dan
metakognitif pada tingkat teknis dan speifik sederhana
berkenaan dengan : ilmu pengetahuan, teknologi, seni dan
budaya. Mampu mengaitkan pengetahuan tersebutdalam konteks
diri sendiri, keluarga, sekolah, masyarakatdan lingkungan alam
sekitar, bangsa, negara, dan kawasan regional.
3. Dimensi Keterampilan SMP/MTs/SMPLB/Paket B adalah
memiliki keterampilan berpikir dan bertindak: 1)Kreatif, 2)
produktif, 3) kritis, 4) mandiri 5) kolaborstif dan 6) komunikatif
melali pendekatan ilmiah sesuai dengan dipelajari di satuan
pendidikan dan sumber lain secara mandiri.
Menurut Endang Rini Sukamti (2010:53)kreativitas adalah
kemampan untuk menciptakan sesuatu yangbaru atau suatu kombinasi
baru berdasarkan unsur-unsur yang telah ada sebelumnya menjadi
sesuatu yang bermakna atau bermanfaat.
16
Beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa belajar,
pembelajar dan krativitas itu adalah sesuatu hal yang
berkesinambungan, antara satu dengan yang lain untuk mendapatkan
sesuatu pembelajaran ketrampilan yang bermakna dan bermanfaat.
2. Teknologi Hidroponik
a. Pengertian Hidroponik
Menurut Wulansari dikutip dalam skripsi Magfiroh
mengungkapkanhidroponik adalah salah satu teknologi budidaya
tanaman dalam lingkungan yang terkendali. Budidaya tanaman
secara hidroponik dilakukan tanpa menggunakan tanah, pemberian
nutrisi yang terkendali, serta dapat dilakukan dengan media tanam
ataupun tanpa media tanam (Magfiroh,2017:15).
Hidroponik menurut Suryani (2015:37) merupakan metode
bercocok tanam tanpa tanah. Bukan hanya dengan air sebagai media
pertumbuhannya, seperti makna leksikal dari kata hidro yang berarti
air, tapi juga dapat menggunakan media-media tanam selain tanah
seperti kerikil, pasir, cocopeat, hidrogrel, pecahan batu karang atau
bata, potongan kayu rockwool.
Hidroponik menurut Magfiroh (2017:16)dalam skripsi minat
bercocok tanam siswa dengan menggunakan teknologi hidroponik
menyatakan bahwa hidroponik adalah sebuah teknologi menanam
tanaman dalam larutan hara dengan atau tanpa menggunakan media
17
tanam tiruan seperti pasir, kerikil, rockwool, dan gambut sebagai
pendukung mekanik.
Hidroponik adalah pengerjaan atau pengelolaan air yang
digunakan sebagai media tumbuh tanaman dan tempat akar tanaman
mengambil unsur hara yang diperlukan. Umumnya media tanam
yang digunakan bersifat poros, seperti pasir, arang sekam, batu
apung, kerikil, rockwool(Lingga,2003:1).
Penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa hidroponik
adalah suatu cara menanam tanpa menggunakan tanah, sebagai
media tanamnya dapat menggunakan air atau media perantara
lainnya seperti rockwool, kerikil, arang sekam, pasir, cocopeat.
b. Jenis-jenis Hidroponik
Adapun jenis-jenis Hidroponik yaitu :
1)Nutrien Film Technique (NFT)
Disebut Nutrien Film Technique (NFT) karena pada sistem
hidroponik ini, pemberian nutrisi tanaman dilakukan dengan
mengalirkan selapis larutan nutrisi setinggi kira-kira 3 mm pada
perakaran tanaman. Peralatan yang dibutuhkan dalam pembuatan
sistem ini adalah talang air, styrofoam, rockwool, pompa air,
slang, pipa PVC, dan bak air (Hendra dan Andoko, 2014:8).
18
Kelebihan hidroponik NFT adalah mudah mengendalikan
perakaran tanaman kebutuhan tanaman akan air dapat terpenuhi
dengan cukup keseragaman nutrisi dan tingkat konsentrasi larutan
nutrisi yang dibutuhkan oleh tanaman juga dapat disesuaikan
dengan umur dan jenis tanaman, serta tanaman dapat diusahakan
beberapa kali dengan periode yang pendek. Sementara itu,
kekurangannya adalah dibutuhkan biaya yang relatif besar untuk
proses pembuatannya dan dalam proses perlakuannya juga sangat
bergantung pada aliran listrik (Hendra dan Andoko, 2014:8).
doc.internet
Gambar 2.1 Hidroponik NFT
Sumber:http://www.homehydrosystems.com/hydroponic
systems/nft_systems.html.Diakses pada tanggal 10 Maret 2019
pukul 12:09WIB.
19
2) Wick System
Wick hidroponik atau sistem sumbu adalah metode hidroponik
paling sederhana karena hanya memanfaatkan prinsip kapilaritas
air. Larutan nutrisi dari bak penampungan menuju perakaran
tanaman pada posisi di atas dengan perantara sumbu, mirip cara
kerja kompor minyak (Hendra dan Andoko, 2014:9).
Peralatan yang dibutuhkan untuk hidroponik sistem
sumbu adalah rockwool sumbu dan wadah penampungan larutan
nutrisi. Sumbu dalam sistem ini biasanya menggunakan bahan-
bahan yang mudah menyerap air seperti kain flanel. Kelebihan
hidroponik sistem sumbu adalah mudah merakitnya sehingga
cocok bagi pemula. Kekurangannya adalah nutrisi dan oksigen
cepat mengendap karena air tidak bergerak sehingga tanaman
tidak dapat pasokan oksigen dan nutrisi yang dibutuhkan dalam
jumlah cukup (Hendra dan Andoko, 2014:9).
20
doc.internet
Gambar 2.2 Hidroponik Wick System
Sumber:https://www.pinterest.com/pin/176695985352659475/.Dia
kses pada tanggal 10 Maret 2019 pukul 12:18WIB
3) Floating System
Floating system atau rakit apung dikenal juga dengan
istilah raftsystem atau water culture system. Prinsip sistem
hidroponik ini adalah tanaman ditanam dalam keadaan diapungkan
tepat diatas larutan nutrisi, biasanya dengan bantuan styrofoam
sebagai penopangnya. Posisi tanaman diatur sedemikian rupa
sehingga perakaran menyentuh larutan nutrisi. Karena akar
terendam larutan nutrisi, akar tanaman yang dibudidayakan dengan
sistem ini rentan mengalami pembusukan. Karena itu untuk
menambah oksigen yang terlarut biasanya dialirkan udara ke dalam
larutan tersebut menggunakan aerator (Hendra dan Andoko,
2014:10).
21
Peralatan yangdigunakandalam hidroponik rakit apung adalah
styrofoam, rockwool, ember atau bak penampung larutan nutrisi.
Kelebihan hidroponik rakit apung adalah tanaman mendapat
pasokan air dan nutrisi secara terus-menerus. Mempermudah
perawatan karena tanaman tidak perlu di semprot (Hendra dan
Andoko, 2014:11).
doc.internet
Gambar 2.3 Hidroponik Floating System
Sumber:http://aquaponicsdesignpdf.blogspot.com/2017/02/hydro
ponic-raft-system.html.Diakses pada tanggal 10 Maret 2019 pukul
12:31WIB
4) Ebb and Flow
Ebb and Flow biasa juga disebut hidroponik sistem
pasang surut. Sistem larutan nutrisi ini diberikan dengan cara
menggenangi atau merendam wilayah perakaran untuk beberapa
waktu tertentu. Setelah itu, larutan nutrisi dialirkan kembali ke
bak penampungan. Prinsip kerja dari sistem ini adalah larutan
22
nutrisi dialirkan ke dalam wadah atau bak penanaman berisi pot
yang telah diisi media tanam. Pompa dihubungkan dengan
pengatur waktu atau timer sehingga lama dan periode
penggenangan dapat diatur sesuai kebutuhan tanaman. Pada dasar
bak dipasang sipon yang berfungsi mengalirkan kembali larutan
nutrisi ke bak penampung secara otomatis (Hendra dan Andoko,
2014:11).
doc.internet
Gambar 2.4 Hidroponik Ebbdan Flow
Sumber:https://civitas.uns.ac.id/azissaputro/2019/01/09/mudahn
ya-menanam-cabe-hidroponik/.Diakses pada tanggal 10 Maret
2019 pukul 12:40WIB
5) Drip Irrigation
Drip Irrrigation atau fertigasi sering juga disebut dengan
irigasi tetes. Hidroponik ini menggunakan prinsip irigasi tetes
untuk mengalirkan larutan nutrisi ke wilayah perakaran tanaman
melalui slang irigasi menggunakan dripper yang sudah diatur dalam
23
selang waktu tertentu sehingga nutrisi yangdialirkan bisa optimal
dan memenuhi kebutuhan tanaman. Metode ini mengadopsi
teknologi irigasi tetes yang mula pertama diperkenalkan di Israil
lalu menyebar hampir keseluruh penjuru dunia. Pada awalnya
teknologi ini sangat cocok diterapkan pada kondisi lahan kering
berpasir, air yang sangat terbatas iklim yang kering, dan komoditas
yang diusahakan mempunyai nilai ekonomi yang tinggi. Dalam
drip irrigation, larutan nutrisi tidak dialirkan kembali ke bak
penampung sehingga pengaturan waktu dan frekuensi penyiraman
sangat diperlukan dan perlu dilakukan secara cermat agar
pemberian nutrisi dapat efisien tanpa ada nutrisi yang terbuang
(Hendra dan Andoko, 2014:12).
Hidroponik dripirrigation atau irigasi tetes larutan nutrisi
diberikan dengancara meneteskan pada wilayah perakaran
tanaman. Komponen utama irigasi tetes adalah pipa paralon dengan
dua ukuran yang berbeda. Paralon berdiameter lebih besar
digunakan sebagai pipa utama, sementara yang lebih kecil
digunakan sebagai pipa tetes. Pipa utama berfungsi sebagai
pembagi air ke setiap pipa tetes. Pipa tetes diberi lubang-lubang
untuk meneteskan air ke setiap tanaman sesuai dengan jarak antar-
tanaman.untuk mengalirkan air dari sumbernya diperlukan pompa
air yang dilengkapi dengan kran dan saringan air ke pipa utama.
24
Tidak lupa juga pipa konektor untuk sambungan (Hendra dan
Andoko, 2014:12).
Kelebihan sistem irigasi tetes adalah larutan nutrisi yang
diberikan mendekati keseimbangan dengan kebutuhan tanaman,
serta meminimalisasi larutan yang terbuang. Selain itu, kontuinitas
pemberian air di sekitar daerah perakaran menyebabkan
kelembapan pada daerah perakaran menjadi tinggi, sehingga stres
pada tanaman yang biasanya terjadi akibat kekurangan air dapat
diminimalisasi. Namun kekuranganny, jika media
tanamnyamemadat, jumlah oksigen menjadi berkurang. Solusi dari
kekurangan ini adalah menggunakan media tanam yang tepat,
seperti arang sekam murni yang dicampur serbuk sabut kelapa.
Sistem ini biasanya digunakan pada tanaman sayuran buah seperti
tomat, paprika, cabai, dan terong atau yang memiliki ukuran yang
tinggi dan cukup lebat (Hendra dan Andoko, 2014:14).
doc.internet
25
Gambar 2.5 Hidroponik Drip Irrigation
Sumber:http://petanitop.blogspot.com/2016/02/irigasi-sederhana-
dengan-botol-bekas.html.Diakses pada tanggal 12 Maret 2019
pukul 6:57 WIB
6) Aeroponik
Aeroponik dapat diartikan sebagai bercocok tanamdi udara,
karena akar tanaman yang dibudidayakan diposisikan menggantung
di udara dan larutan nutrisi diberikan dengancara disemprotkan
atau pengabutan. Untuk menyemprotkan ini biasanya digunakan
pompa bertekanan tinggi agar butiran yang dihasilkan sangat halus
atau dalam bentuk kabut. Penyemprotan dilakukan secara berkala
dengan durasi tertentu menggunakan pengatur waktu. Larutan
nutrisi yang telah disemprotkan akan masuk menuju bak
penampungan untuk disemprotkan kembali (Hendra dan Andoko,
2014:14).
Aeroponik menggunakan peralatan styrofoam, pompa,
nozel, pipa PVC, dan bak penampang. Kelebihan aeroponik ini
adalah tanaman mendapat pasoka air, oksigen, dan nutrisi secara
berkala dalam jumlah yang mencukupi. Kelebihan lain,
penggunaan larutan nutrisi dalam aeroponik lebih hemat karena
diberikan dengan cara pengambutan dan tanaman lebih mudah
menyerap karena nutrisi berukuran molekul kecil. Sementara itu,
26
kekurangannya adalah biaya untuk instalasi aeroponik terbilang
cukup mahal dan sangat tergantung pada listrik. (Hendra dan
Andoko 2014:15).
doc.internet
Gambar 2.6 Hidroponik Aeroponik
Sumber:http://majalahasri.com/untung-rugi-teknik- aeroponik-
dalam-hidroponik/.Diakses pada tanggal 12 Maret 2019 pukul 6:57
WIB
c. Media Tanam Teknologi Hidroponik
Media tanam hidroponik lebih difungsikan sebagai
penyangga tanaman agar tidak roboh. Selain itu juga mampu
menjaga kelembapan, menyimpan air, dan bersifat kapiler (Suryani,
2015:56-61). Adapun jenis media tanam yangcocok untuk sistem
hidroponik sebagai berikut:
1) Rockwool
27
Salah satu media tanam yangseringdigunakan oleh
parapetani hidroponik adalah rockwool. Sebagai media tanam,
rockwool memiliki kelebihan dibandingkan dengan media lainnya
terutama dalam hal komposisi air dan udara yang dapat disimpan
oleh media tanam ini.
Rockwool dibuat dari batuan yang merupakan kombinasi
batuan basalt, batu kapur, dan batu bara. Rockwool terbuat dari
bebatuan yang biasanya mengandung mineral alkali dan alkali
tanah dalam jumlah besar. Rockwool dapat digunakan sebagai
media tanam dari fase penyemaian sampai fase produksi.
doc.internet
Gambar 2.7 Rockwool
Sumber:https://www.baubay.de/facade-thermal-insulation-rockwool-
frontrock-35-mineralwool-for-external-walls.html. Diaksespada
tanggal 10 Maret 2019 pukul 11:22 WIB
2) Spons
28
Spons yang umum dimanfaatkan sebagai tempat menempelkan
rangkaian bunga, ternyata dapat digunakan untuk media
hidroponik. Hasilnya lebih bagus.
doc.internet
Gambar 2.8 Spons
Sumber:http://www.infoagribisnis.com/2017/06/media-tanam-
hidroponik-sederhana/. Diakses pada tanggal 10 Maret 2019 pukul
11:40 WIB
3) Batu Apung
Media tanam hidroponik dari bahan porous salah satunya
adalah batu apung. Batu apung merupakan batuan vulkanik yang
mengandung oksida 𝑆𝑖𝑂2, 𝐴𝑙2𝑂3, 𝑁𝑎2𝑂, 𝐾2𝑂, 𝑀𝑔𝑂, 𝐶𝑎𝑂,
𝑇𝑖𝑂2, 𝑆𝑂3, dan Cl. Kandungan hara yang tinggi pada batu apung
menjadinya media tanam hidroponik yang baik bagi tanaman hias.
Batu apung jugamemiliki kemampuan mengikat air
yangrelatif rendah sehingga mudah basah dan cepat kering jika
penyiraman tidak dilakukan secara rutin.
29
doc.internet
Gambar 2.9 Batu Apung
Sumber:http://www.batualamserpong.com/2013/08/batu-
apung.html.Diakses pada tanggal 10 Maret 2019 pukul 11:37 WIB
4) Sabut kelapa (Cocopeat)
Cocopeat digunakan sebagai media tanam karena selain murah
juga mudah didapatkan. Cocopeat memerlukan proses sterilisasi yang
lebih lama dan lebih susah dibandingkan dengan media lain. Cocopeat
mengandung zat tanin yang membahayakan tanaman. Cocopeat mudah
busuk sehingga penampilannya kurang menarik.
doc.internet
Gambar 2.10 Sabut kelapa (Cocopeat)
Sumber:
30
https://www.tokopedia.com/tirtatisna/cocopeat-serbuk-sabut-kelapa-
media-tanam-hidroponik-by-tirtatisna.Diakses pada tanggal 10 Maret
2019 pukul 11:45 WIB
5) LECA/Hidroton
LECA merupakan agregat tanah liat yangdibuat menjadi pelet.
Pelet tanah liat dipanaskan hingga 2000 derajat sehingga mengeras
dengan pori-pori kecil di dalamnya. Pori-pori ini berfungsi sebagai
penyimpan larutan nutrisi sekaligus tempat sirkulasi udara. LECA
sangat stabil dengan pH netral dan tidak memengaruhi pH larutan
nutrisi. LECA merupakan media pengeringan cepat yangtidak
menampung air yangberlebihan.
doc.internet
Gambar 2.11 LECA/Hidroton
Sumber:http://www.bebeja.com/instalasi-hidroponik-1-hydroton/.Diakses
pada tanggal 10 Maret 2019 pukul 11:49 WIB
6) Arang sekam
31
Arang sekam mengandung NO, 32% , PO 15 % , KO 31 %, Ca
0,95%, dan Fe 180 ppm, Mn 80 ppm , Zn 14, 1 ppm dan PH6,8.
Karakteristik lain dari arangsekam adalah ringan (berat jenis 0,2 kg/l).
Sirkulasi udara tinggi, Kapasitas menahan air tinggi, sehingga dapat
mengabsorbsi sinar matahari dengan efektif. Arangsekam mempunyai sifat
yang mudah mengalir air, tidak mudah mengumpul, harganya relatif
murah, bahannya mudah didapat, ringan, steril dan mempunyai porositas
yang baik.
Media arangsekam merupakan media tanam yang praktis
digunakan karena tidak perlu disterilisasi, hal ini disebabkan mikroba
patogen telah mati selama prosespembakaran. Selain itu, arangsekam
jugamemiliki kandungan karbon (C) yangtinggi sehingga membat media
tanam ini menjadi gembur.
Beberapa penelitian diketahui juga bahwa kemampuan
arangsekam sebagai absorban yang bisa menekan jumlah mikroba patogen
dan logam berbahaya dalam pembuatan kompos. Sehingga kompos
yangdihasilkan bebas dari penyakit dan zat kimia berbahaya.
Arangsekam jika di tanah bekerja dengan cara memperbaiki
struktur fisik, kimia dan biologi tanah. Arangsekam dapat meingkatkan
porositas tanah sehingga tanah menjadi gembur sekaligus juga
meningkatkan kemampuan tanah menyerap air.
Kelebihan menggunakan media arangsekam sebagai media tanam yaitu:
32
a) Bersifat poros atau mudah membuang air yang berlebihan.
b) Gembur dan dapat menyimpan air yang cukup untuk pertumbuhan
tanaman.
c) Tidak mengandunggaram laut atau kadar salinitas rendah.
d) Bersifatnetral hingga alkalis yakni pada pH 6-7.
e) Tidak mengandungorganisme penyebabkan hama dan penyakit.
f) Mengandungbahan kapur atau kaya unsur kalium.
g) Harganya relatif murah.
h) Bahanya mudah didapat, ringan, dan sudah steril.
doc.internet
Gambar 2.12 Arang Sekam
Sumber:https://www.tokopedia.com/hydroponic/arang-sekam-media-
tanam-hidroponik.Diakses pada tanggal 10 Maret 2019 pukul 11:53
WIB
7) Zeolit
Pertama kalinya, zeolite diperkenalkan pada tahun 1976 oleh
seorang ahli mineralogi Swedia A.F., Cronsted. Zeolit merupakan
33
mineral kristal silika alumina terhidrasi yang mengandungkation-kation
alkali atau alkali tanah dalam kerangka tiga dimensinya. Ion-ion logam
tersebut dapat diganti oleh ion-ion lain tanpa merusak struktur zeolit
dan dapat menyerap molekul –molekul air secara reversibel.
Zeolit memiliki sifat kimia yang pentingyaitu penyerap
yangselektif. Zeolite dapat digunakan sebagai penukar ion dan
mempunyai aktivitas katalisis yang tinggi. Sifat
tersebutlahyangberperan ketika zeolite digunakan sebagai media tanam
hidroponik.
Penggunaan zeolit sebagai media hidroponik
sangatbermanfaatdan memiliki keunggulan dibandingkan
menggunakan jenis media yanglain. Keunggulan tersebut tersebut
antara lain:
a) Mampu menyerap air dalam jumlah cukup tinggi sehingga praktis
untuk perawatan dan penyiraman tanaman.
b) Unsur-unsur komponen penyubur tanah dapat disimpan pada
struktur zeolit sehinggadapat dikeluarkan untuk memenuhi
kebutuhan tanaman yang sesuai dengan keperluan dandapat bersifat
sebagai slow releasing agent.
c) Dapat menjadi indikator jumlah air yang tersimpan didalamnya
karena warnanya yangputih jika kering dan akan berubah kehijauan
jika terkena air.
34
d) Mengatur keseimbangan pH secaraotomatis, mengingat sifat
keasaman dari zeolit yang unik.
e) Tidak mudah hancur dan tidak mudah menggumpal sehingga dapat
membantu pertumbuhan jaringan akar tanaman.
doc.internet
Gambar 2.13 Zeolit
Sumber:https://indonesian.alibaba.com/product-detail/cement-additive-
catalyst-zeolite-clinoptilolite-60382647125.html.diakses pada tanggal
10 Maret 2019 pukul 11:57 WIB
d. Keuntungan Teknologi Hidroponik
MenurutAnggraeni (2018:14-15) Bertanam dengan hidroponik
mempunyai banyak kelebihan daripada bertanam secara konvensional,
sehingga bertanam hidroponik banyak dilirik banyak orang. Adapun
beberapa keuntungan bertanam hidroponik sebagai berikut:
35
1) Perawatan lebih praktis dan terbebas oleh gangguan hama.
2) Pemakaian larutan nutrisi lebih hemat.
3) Tanaman yang sudah mati mudah diganti dengan tanaman baru.
4) Tidak membutuhkan banyak tenaga untuk perawatannya.
5) Tanaman dapat tumbuh lebih cepat dan bersih.
6) Hasil produksinya lebih tinggi.
7) Beberapa jenis tanaman dapat dibudidayakan di luar musim.
8) Dapat dilakukan dilahan sempit.
e. Jenis Tanaman Hidroponik
Menurut Hendra dan Andoko (2014:16-22) secara umum
tanaman yang biasa dihidroponikkan merupakan jenis sayuran bernilai
ekonomi tinggi, tanaman hias dan dan tanaman buah semusim.
Adapun beberapa jenis tanaman yang direkomendasikan untuk
ditanam secara hidroponik adalah selada, pakcoy, sawi, kangkung,
kailan, paprika, tomat, mentimun, melon dan semangka.
Menurut Suryani (2015:165) Tanaman paprika, tomat dan
mentimun dapat menjadi pilihan sayuran buah yang dapat
dihidroponikkan. Karena ketiganya merupakan komonditi penting
yang dapat dibudidayakan di bawah naugan (Protected culvation).
Untuk mengoptimalkan hasil tanaman paprika, tomat dan mentimun,
keseimbangan pertumbuhan vegetatif (daun dan batang) dan generatif
(bunga dan buah) harus diperhatikan.
36
B. Kajian Pustaka
Kajian pustaka dalam hal ini berupa hasil penelitian yang
berkaitan dengan tema pembelajaran hidroponik serta kreativitas dan
ketrampilan siswa. Untuk melihat perbedaan, prosesnya berikut ini
penulis akan menerangkan berbagai kajian pustaka penelitian yang
berhubungan dengan penelitian ini, dan berguna untuk membantu
penulis dalam menyusun penelitian ini adalah sebagai berikut:
Skripsi yang disusun oleh Lailatul Magfiroh pada tahun
2017, merupakan Mahasiswa Jurusan pendidikan biologi, Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Walisongo dengan judul
Minat Bercocok Tanam Siswa Dengan Menggunakan Teknologi
Hidroponik (Studi Kasus Kelas X dan XI MA Manahijul Huda Ngagel
Dukuh Seti Pati Tahun Pelajaran 2016/2017) penelitian ini memaparkan
tentang minat siswa untuk bercocok tanam dengan menggunakan
hidroponik dengan nilai angket yang mengalami peningkatan sebesar
6,03% dari 79,17 menjadi 85,2 dengan katagori baik, wawancara dan
dokumentasi yangmemperoleh hasil yang sama.
Penelitian Dr. Muhali,S.Pd, M.Pd. (2018) dalam
Seminar Nasional Lembaga Penelitian dan Pendidikan (LPP) Mandala
dengan judul Arah Pengembangan Pendidikan Masa Kini Menurut
Perspektif Revolusi Industri 4.0. Pada penelitian ini pembelajaran
berorientasi pada siswa sangat dianjurkan untuk membentuk pembelajar
37
mandiri, oleh karena ituketerampilan-keterampilan berpikir tingkat
tinggi seperti berfikirkritis, berfikirkreatif, problem solving, serta
metakognisi sangat urgen untuk dipelajarkan sebagai bekaluntuk
menghadapi revolusi industri.
38
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Menurut Ali dan Ansori (2008, 93) di kutip dalam skripsi Magfiroh
Penelitian kualitatif merupakan suatu pendekatan dalam melakukan
penelitian yangberorientasi pada fenomena atau gejala yang bersifat alami.
Penelitian kualitatif ini bersifat deskriptif, dalam arti hanya bersifat
mendeskripsikan makna data atau fenomena yangdapat ditangkap oleh
pelaku penelitiandengan menunjukkan bukti-buktinya (Magfiroh,2017:38)
Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Menurut H. B. Sutopo,
penelitian deskriptif kualitatif dilakukan dengancara pengumpulan
databerupa kata-kata, atau gambar yang memiliki arti lebih daripada
sekedar angka atau frekuensi (Sutopo, 2002:35). Peneliti memilih jenis
penelitian deskriptif kualitatif karena peneliti dapat meneliti latar belakang
fenomena.
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi dari penelitian ini adalah SMP N 9 Salatiga yang terletak di
wilayah Kota Salatiga untuk melihat kondisi dan sistem pembelajaran agar
mendapatkan data sebagai bahan. Penelitian ini dilaksanakan hampir
selama satu bulan mulai tanggal 9 Maret 2019.
39
C. Sumber Data
Menurut Lofland dan Lofland (1990:32) yang di kutip dari buku
Moleong menyatakan bahwa sumber data utama dalam penelitian kualitatif
ialah kata-kata dan tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti
dokumen dan lain-lain (Moleong, 2005:157)
1. Sumber data utama
Sumber data dalam penelitian ini adalah data dari keadaan
lingkungan sekolah dan informasi dari guru pengampu mata pelajaran
IPA terpadu.
2. Sumber data tambahan
Adapun sumber data tambahan yang peneliti dapatkan yang
dapat menunjang penelitian yaitu berupa foto kondisi lingkungan SMP
N 9 Salatigasaat ini, informasi dari penambahan wawancara dengan
guru teknologi informasi (TIK) di SMP N 9 Salatiga dan buku teks
yang digunakan sebagai dasar teori serta beberapa sumber dari jurnal,
buku teks yang digunakan sebagai teori serta beberapa artikel dari
internet.
D. Prosedur Pengumpulan Data
Prosedur pengumpulan data kualitatifmerupakan serangkaian langkah-
langkah yang dilalui peneliti dalam memperoleh data kualitatif yang
dibutuhkan.
40
Adapun metode pengumpulan data yangdilakukan pada penelitian ini
dapat di lihatdari tabel berikut :
Tabel 3.1 Metode Pengumpulan data
No Jenis Data Metode pengumpulan
data
Keterangan
1 Aktivitas siswa
selama kegiatan
pembelajaran
Behavioral checklist Dilakukan saat
proses
penelitian
berlangsung.
2 Tanggapan
terhadap tema
pembelajaran
hidroponik
Wawancara (guru),
Angket respon (siswa)
Dilakukan saat
istirahat dan
setelah
pembelajaran
berlangsung.
Metode yang digunakan peneliti dalam pengumpulan data penelitian
adalah sebagai berikut:
1. Pengamatan/Observasi (Observation)
Observasi dapat diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan
yang tampak terhadap objek penelitian. Pengamatan dan pencatatan
dilakukan di tempat berlangsungnya peristiwa sehingga observasi
bersama dengan objek yang akan diteliti atau dapat disebut dengan
observasi langsung tanpa perantara media lainnya (Margono,2010).
Dengan metode observasi peneliti akan mendapatkan
gambaran tentang perilakudan respon siswa terhadap pelaksanaan
pelatihan hidroponik. Metode observasi yang digunakan adalah
behavioral checklist atau biasa disebut checklist.
41
Metode behavioral checklist merupakan metode yang dalam
observasi yang mampu memberikan keterangan mengenai muncul
tidaknya perilaku yang diobservasi dengan memberikan tanda cek (√)
jika perilaku yangdiobservasi muncul (Hermansyah,2011:13).
Perhitungan hasil observasi ini dengan menjumlahkan setiap
item perilaku siswa yang teramati menggunakan kategori yangsudah
ditentukan.
Tabel 3.2
Kategori Penilaian Observasi
Interval Kategori
1 – 5 Tidak Baik
6 – 10 Cukup
11 – 15 Baik
Tabel 3.3
Susunan Agenda Observasi
Tanggal Agenda
Kamis, 21 Maret 2019 Observasi mengamati perilaku
siswa saat penelitian berlangsung
a. Wawancara pembicaraan informal
Menurut Patton dalam buku moleong, wawancara pembicaraan
informal merupakan wawancara dengan pertanyaan yang diajukan
sangat bergantung pada pewawancara itu sendiri. Hubungan
42
pewawancara dengan terwawancara adalah dalam suasana biasa,
wajar, sedangkan pertanyaan dan jawabannya berjalan seperti
pembicaraan biasa dalam kehidupan sehari-hari saja. Sewaktu
pembicaraan berjalan, terwawancara malah barangkali tidak
mengetahui atau tidak menyadari bahwa ia sedang diwawancarai
(Moleong, 2012:330).
Penelitian ini, peneliti mewawancarai responden atau
terwawancara dalam suasana biasa dan wajar, sebagiannya lagi
wawancara dilakukan secara berurutan sesuai kerangka dan garis
besar pokok-pokok yang dirumuskan. Keseluruhan responden yang
peneliti wawancarai yada satu orang yaitu guru IPA di SMP N 9
Salatiga.
b. Pendekatan menggunakan petunjuk umum wawancara
Peneliti merasa data wawancara sebelumnya masih kurang,
maka peneliti kembali mewawancarai guru pelajaran IPA terpadu
yangsekaligus guru ketrampilan, Siswa kelas VII G Siswa kelas IX I
secara biasa dan wajar walaupun sebagian wawancara dilakukan
secara terburu-buru pada kelas IX I karena waktu bertumpu dengan
sholat zhuhur berjama’ah. Peneliti mewawancarai dengan pertanyaan
yang lebih terstruktur dan dipersiapkan sebelumnya. Selain itu,
peneliti juga mewawancarai salah seorang guru Teknologi Infomasi
43
dan Komunikasiuntuk mendapatkan data mendalam mengenai
pandangan guru tersebut mengenai teknologi diera sekarang.
Wawancara menggunakan petunjuk umum wawancara ini
mengharuskan peneliti atau pewawancara membuat kerangka dan
garis besar pokok-pokok yang dirumuskan tapi tidak perlu ditanyakan
secara berurutan. Demikian pula penggunaan dan pemilihan kata-kata
untuk wawancara dalam hal tertentu tidak perlu dilakukan sebelumnya
(Moleong, 2004:131).
c. Pengumpulan Dokumen
Menurut Guba dan Lincoln mendefinisikan dokumen dan
record dengan pengertian yang berbeda. Record adalah setiap
pernyataan tertulis yang disusun oleh seseorang atau lembaga untuk
keperluan pengujian suatu peristiwa atau menyajikan akunting.
Sedangkan dokumen merupakan setiap bahan tertulis maupun film,
lain dari record, yang tidak dipersiapkan karena adanya permintaan
seorang penyidik. Dokumen sudah lama digunakan dalam penelitian
sebagai sumber data karena dalam banyak hal dokumen sebagai
sumber data dimanfaatkan untuk menguji, menafsirkan, bahkan untuk
meramalkan (Moleong, 2004:216).
Penelitian ini menggunakan dokumen danrecord dalam bentuk
buku teks maupun paper penelitian sebelumnya sebagai sumber data
karena bersifat alamiah, sesuai dengan konteks, lahir dan berada
44
dalam konteks. Selain itu dokumen dan recordmerupakan sumber
yang stabil, kaya dan mendorong.
E. Analisis Data dan Pembahasan
Analisis data adalah proses penyusunan data secara sistematis
yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan yang lain,
agarmudah dipahami dan dapat diinformasikan kepada oranglain.
Analisis data ini dilakukan dengan menjabarkan data, melakukaan
sintesa, menyusun kedalam pola, mengkoordinasikan data, memilih data
yang pentinguntuk dibuat kesimpulan dan disebarkan kepada orang lain
(Sugiyono,2015).
Untuk mengetahui ada atau tidaknya potensi ketrampilan dan
kreativitas siswa di SMP N 9 Salatiga dengan memaparkan keselarasan
teori dan praktik pada pembelajaran tema hidroponik. Khususnya di kelas
VII G dan IX I baik di dalam kelas maupun diluar kelas untuk
menghadapi era industri agar terciptakan kesiapan lulusan yang
berketrampilan tinggi. Peneliti menggunakan analisis deskriptif dalam
analisis data.
MenurutMiles dan Huberman dikutip dalam buku Ali dan Ansori,
data kualitatif bersifat membumi, kaya akan deskripsi dan mampu
menjelaskan tentang proses. Agar data dapat memberi makna maka
dalam analisis yang dilakukan ditempuh dengan langkah-langkahsebagai
berikut:
45
1) Data Reduction (Reduksi Data)
Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal
yangpokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema,
polanya dan membuang yang tidak diperlukan (Sugiyono, 2015).
Data hasil observasi, angket, wawancara dan dokumentasi
dirangkum dan dipilih bagian yang terpenting dan mewakili jawaban
hasil penelitian.
2) Data Display (Penyajian data)
Penyajian data adalah langkah mengorganisasi data dalam
suatu tatanan informasi yang padat tau kaya makna, sehingga akan
mudah dibuat kesimpulan (Ali dan Ansori, 2014).
Data yang mudah terkumpul dan dianalisis selanjutnya data
dikategorikan yang menjadi penyebab ada atau tidaknya potensi
ketrampilan dan kreativitas siswa di SMP N 9 Salatiga dengan
memaparkan keselarasan teori dan praktik pada pembelajaran tema
hidroponik. Khususnya di kelas VII G dan IX I baik di dalam kelas
maupun diluar kelas untuk menghadapi era industri agar
menciptakan kesiapan lulusan yang berketrampilan tinggi
berdasarkan reduksi data yang telah dilakukan.
Penyajian data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks
yangbersifat deskriptif (Sugiyono,2015). Data hasil observasi,
angket, wawancara dan dokumentasi yang sudah terangkum
46
dianalisis dengan analisis deskriptif untuk menemukan faktor ada
atau tidaknya potensi ketrampilan dan kreativitas siswa di SMP N 9
Salatiga dengan memaparkan keselarasan teori dan praktik pada
pembelajaran tema hidroponik.
3) Kesimpulan dan Varifikasi
Langkahterakhirsetelah reduksi data dan penyajian data dan
penyajian data adalah kesimpulandan verifikasi terhadap kesimpulan
yang dibuat. Kesimpulan yang dibuat merupakan jawaban terhadap
masalah dalam penelitian. Sedangkan verifikasi adalah upaya untuk
membuktikan kembali benaratau tidaknya kesimpulan yang dibuat
(Ali dan Ansori, 2014).
Data yang sudah dianalisis, kemudian disimpulkan untuk
menjawab permasalahan yang dibuat, kemudian di check ulang
untuk membuktikan kebenaran dari kesimpulan hasil peelitian secara
keseluruhan.
F. Pengecekan Keabsahan Data
Pengecekan keabsahan data, teknik yang digunakan adalah teknik
triangulasi. Dalam teknik pengumpulan data, triangulasi diartikan sebagai
teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai
teknik pengumpulan data dan sumber data yang ada (Sugiyono,2015).
Data dari beberapa metode penelitian yang digunakan dalam
penelitian ini dikumpulkan dan digabungkan menjadi satu dengan
47
mengaitkan sumber-sumber data yang ada. Sehingga data yang di dapat
dari teknik pengumpulan data menggunkan beberapa metode dengan data
yang sudah ada saling berhubungan dan menghasilkan data yang valid.
G. Tahap-tahap Penelitian
Pendekatan kualitatif menekankan pada makna, penalaran, definisi
suatu situasitertentu (dalam konteks tertentu), lebih banyak meneliti hal-
hal yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari. Pendekatan
kualitatif, lebih lanjut mementingkan pada proses dibandingkan dengan
hasil akhir; oleh karena itu urut-urutan kegiatan dapat berubah-ubah
tergantung pada kondisi dan banyaknya gejala-gejala yang ditemukan.
Tujuan utama penelitian yang menggunakan pendekatan kualitatif ialah
mengembangkan pengertian, konsep-konsep, yang pada akhirnya menjadi
teori, tahap ini dikenal sebagai grounded theory research (Sarwono,
2003:103).
Pada penelitian ini peneliti melakukan tahap-tahap penelitian
dengan agenda sebagai berikut :
Tabel 3.1Susunan Agenda Penelitian
Tanggal Agenda
8 Maret 2019 Pemasukkan surat izin
penelitian
9 Maret 2019 Pra Riset dan wawancara
11 Maret 2019 Wawancara tambahan dan
pembagian angket
12-20 Maret 2019 Analisis data wawancara dan
angket
21 Maret 2019 Observasi praktik hidroponik
48
22-30 Maret 2019 Analisis data dari observasi
praktik hidroponik
1 April 2019 Penyusunan susunan skripsi
49
BAB IV
PAPARAN DAN ANALISIS DATA
A. Paparan data
Penelitian ini menggunakan data-data dengan berbagai metode, antara lain
metode observasi, angket, wawancara dan dokumentasi. Namun, sebelum
dilakukan penelitian untuk mengetahui ada atau tidaknya potensi ketrampilan
dan kreativitas siswa di SMP N 9 Salatiga dengan memaparkan keselarasan teori
dan praktik pada pembelajaran tema hidroponik. Khususnya di kelas VII G dan
IX I baik di dalam kelas maupun diluar kelas untuk menghadapi era industri agar
tencipta kesiapan lulusan yang berketrampilan tinggi.
1. Hasil Penelitian
Peneliti telah melakukan penelitian awal tentang hidroponik dengan
melihat kondisi lingkungan di dalam kelas ataupun di luar kelas. Hasil
penelitian dari melihat kondisi lingkungan sekolah adalah adanya tanaman
hidroponik di lingkungan luar kelas dan di dalam kelas dengan jenis
hidroponik Wick System.
Wick hidroponik atau sistem sumbu adalah metode hidroponik paling
sederhana karena hanya memanfaatkan prinsip kapilaritas air. Larutan nutrisi
dari bak penampungan menuju perakaran tanaman pada posisi di atas dengan
perantara sumbu, mirip cara kerja kompor minyak (Hendra dan Andoko,
2014:9).
50
Gambar 4.1 Lingkungan SMP N 9 Salatiga (Doc. Pribadi)
Peneliti menemukan tanaman hidroponik di lingkungan luar kelas
dengan media arang sekam.Arang sekam jika di tanah bekerja dengan cara
memperbaiki struktur fisika, kimia dan biologi tanah. Arang sekam dapat
meingkatkan porositas tanah sehingga tanah menjadi gembur sekaligus juga
meningkatkan kemampuan tanah menyerap air (Suryani,2015:58).
51
Gambar 4.2 Hidroponik dilingkungan dalam kelas (Doc. Pribadi)
Sedangkan, tanaman hidroponik didalam kelas menggunakan media
batu apung. Batu apung merupakan batuan vulkanik yang mengandung
oksida 𝑆𝑖𝑂2, 𝐴𝑙2𝑂3, 𝑁𝑎2𝑂, 𝐾2𝑂, 𝑀𝑔𝑂, 𝐶𝑎𝑂, 𝑇𝑖𝑂2, 𝑆𝑂3, dan Cl.
Kandungan hara yang tinggi pada batu apung menjadinya media tanam
hidroponik yang baik bagi tanaman hias. Batu apung juga memiliki
kemampuan mengikat air yang relatif rendah sehingga mudah basah dan
cepat kering jika penyiraman tidak dilakukan secara rutin (Suryani,2015:60).
2. Hasil Observasi
Metode observasi dilakukan untuk mengamati perilaku siswa selama
penelitian berlangsung. Metode observasi yang digunakan adalah observasi
behavioral checlist, observasi ini dilakukan dengan memberi tanda chicklist
52
(√) terhadap perilaku siswa yang muncul pada tiap indikator yang telah
ditentukan. Data hasil observasi pada penelitian memperoleh hasil sebagai
berikut:
Tabel 4.1
Perhitungan Hasil Penilaian Observasi
Nama Responden Kode
Responden
Jumlah
Point
Checklist
Kategori
Muhammad yusuf alhamdhani A1 11 Baik
Mohammad aria aftah zahni A2 12 Baik
Dimas raditya nakata A3 13 Baik
Dimas rafi A5 14 Baik
Aisah septiana B1 10 Cukup
Mohamad irfandi B2 11 Baik
Galang adytia pratama B3 14 Baik
Okta setiawan B4 13 Baik
Rifan virgiafan B5 11 Baik
April lina cahya priyanti C1 14 Baik
Putra ramadhan waskito djati C2 12 Baik
Alridlo luthfi ferdinan C3 12 Baik
Chelsea lintang erlangga C4 - -
Rhenanda pasyariefka putri C5 11 Baik
Regina prameswari D1 13 Baik
Desvia sanita D2 11 Baik
Shifa ayu aprilia putri D3 11 Baik
Uswatun chasanah D4 - -
Nadya cahya marchelia D5 12 Baik
53
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa penelitian observasi
memperoleh nilai rata-rata sebesar 13,6. Namun, ada 2 responden termasuk
dalam kategori cukup.
Tabel 4.2
Indikator Minat dan Potensi Bercocok Tanam Hidroponik
Musthofa satria ramadhani E1 13 Baik
Muhammad firman ardyansah E2 12 Baik
Firda amalia riyani E3 14 Baik
Annisa putri E4 13 Baik
Hapsari hamukti sido safitri E5 10 Cukup
Ahmad tarkibal fikri F1 11 Baik
Giota milano pratama F2 13 Baik
Ela dwi saputri F3 11 Baik
Lutfia febrianisa F4 14 Baik
Angela dima claudine F5 13 Baik
Jumlah 27 337 Baik
Rata-Rata - 22,4 Baik
No Aspek Perilaku Poin rata-
rata
1 Senang bercocok tanam
hidroponik
19,5
2 Menarik perhatian
bercocok tanam
hidroponik
21,4
3 Kesadaran bercocok
tanam
24,3
4 Kemauan bercocok tanam 26,3
Jumlah 22,4
54
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa indikator kuatnya minat
bercocok tanam siswa adalah kemauan bercocok tanam dan kesadaran
bercocok tanam hidroponik.
3. Hasil Wawancara
Pengambilan data dengan metode wawancara dilakukan dengan
memilihnarasumber yang sesuai dengan pertanyaan penelitian. Metode
wawancara ini yang menjadi narasumber adalah siswa kelas VII G, IX I, dan
Guru biologi. Total responden yangdiambil datanyaada 3 narasumber yang
terdiri dari 3 siswa kelas VII G, 3 Siswa kelas IX I, 1 Guru Biologi, dan 1.
Data wawancara guru dan siswa memperoleh data yang diringkas di bawah
ini:
Tabel 4.3
Hasil Ringkasan Wawancara Guru dan Siswa
No. Komponen Narasumber Kriteria
1. Kondisi kebun sekolah Guru dan Siswa Kurang
2. Pengalaman siswa dalam
penanaman hidroponik
Siswa Cukup Baik
3. Keterlibatan siswa dalam
pelaksanaan hidroponik
Guru dan Siswa Baik
4. Keterkaitan materi
pembelajaran hidroponik di
era industri
Guru Cukup baik
5. Respon siswa dengan adanya
hidroponik di sekolah
Siswa Baik
55
6. Keberlanjutan penanaman
hidroponik disekolah
Guru Baik
7. Adanya minat dan potensi
siswa dengan hidroponik
Guru dan Siswa Baik
Berdasarkan hasil ringkasan wawancara guru dan siswa pada tabel di
atas memperoleh hasil bahwa kondisi kebun sekolah dalam kategori kurang,
sedangkan pengalaman siswa dalam penanaman hidroponik dan keterkaitan
materi pembelajaran hidroponik di era industri dalam kategori cukup baik.
Dan untuk Keterlibatan siswa dalam pelaksanaan hidroponik, Respon siswa
dengan adanya hidroponik di sekolah, Keberlanjutan penanaman hidroponik
disekolah, Adanya minat dan potensi siswa dengan hidroponik dalam kategori
baik.
4. Hasil Dokumen
Data merupakan hal terpenting dalamsebuah penelitian, karena hasil
dari sebuah penelitian ditentukan oleh benardan tidaknya sebuah data
yangdiperoleh. Data yang baik dalam sebuah penelitian didapatkan dari
penggunaan instrumen yang baik dan tepat. Instrumen yang digunakan dalam
penelitian ini berupa wawancara dan lembar observasi behavioral checklist.
Data yang diperoleh, kemudian dianalisis secara kualitatif untuk hasil
wawancara, observasi maupundokmentasi dalam pelaksanaan penelitian.
B. Analisis Data
Dari hasil penelitian yang telah di lakukan, peneliti dapat memaparkan
beberapa deskripsi pembelajaran hidroponik antara teori dan praktik di SMP
56
N 9 Salatiga yang terfokus untuk mengetahui ada atau tidaknya potensi
ketrampilan dan kreativitas khususnya di kelas VII G dan IX I baik di dalam
kelas maupun diluar kelas untuk menghadapi era industri agar menciptakan
kesiapan lulusan yang berketrampilan tinggi, diantaranya :
1. Deskripsi pembelajaran materi hidroponik di SMP N 9 Salatiga dalam materi
Hidroponik untuk menghadapi era Industri.
a. Adanya dua kurikulum dalam satu sekolah, penyebabkan ketidak selarasan
dalam pembelajaran dan menyebabkan adanya materi yang berulang.
SMP N 9 salatiga menggunakan dua kurikulum sekaligus yaitu
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan(KTSP) dan Kurikulum 2013.
Kurikulum dengan KTSP di berlakukan untuk seluruh kelas VII dan kelas
VIII, sedangkan penggunaan kurikulum 2013 diperlakukan untuk seluruh
kelas IX. Hal tersebut sangat membingungkan namun di perkenankan oleh
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan karena pada dasarnya semua sama,
yaitu menuju pada Tujuan Pendidikan Nasional yang tertera dalam
Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Tahun 2003.
Implementasi kurikulum di berbagai sekolah dilakukan secara
bertahap sesuai dengan kesiapan masing-masing. Bagi sekolah yangbelum
siap menerapkan Kurikulum 2013 revisi pada tahun ajaran 2017/2018,
dapat mempersiapkannya sekitar tiga tahun ajaran. Dengan demikian,
tahun ajaran 2020/2021 semua sekolah pada berbagai jalur, jenis, dan
57
jenjang pendidikan baik negeri maupun swasta telah melaksanakannya
(Mulyasa,2018:16).
Penyempurnaan kurikulum perlu dilakukan secara terus-menerus
dan berkesinambungan (continuous quality improvement) untuk
memperoleh hasil yang optimal, terutamaterkait dengan penerapan serta
penjabaran Standar Isi (SI) dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL).
Meskipun demikian, perubahan krikulum tersebut tidak harus dilakukan
secara makro, tetapi bisa dalam tatanan mikro, yakni pada tatanan
pelaksanaan kurikulum tersebut di sekolah-sekolah, bahkan dalam tatanan
kelas dan pembelajaran yang dilakukan oleh para guru(Mulyasa,2018:36).
Adanya perbedaan kurikulum pada tingkat kelas di SMP N 9
Salatiga menyebabkan ketidak selarasan pada materi dan adanya tumpang
tindih pada materi yang berulang. Salah satunya yaitumengenai materi
hidroponik. Terdapat dua kali pembelajaran hidroponik yaitu dikelas VII
dan kelas IX.Pembelajaran hidroponik di kelas VII diterapkan pada mata
pelajaran ketrampilan yang dikolaborasikan dengan pemanfaatan sampah,
sedangkan pembelajaran hidroponik di kelas IX diterapkan pada mata
pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA).
SMP N 9 Salatiga terdapat dua kali pembelajaran hidroponik yang
sama namun ada beberapa perbedaan pembelajaran hidroponik di kelas
VII dan kelas IX. Pada kelas VII dilakukan praktik langsung dalam
pembelajaran hidroponik yang dikolaborasikan dengan pemanfaatan
58
sampah, sedangkan pada kelas IX hanya diberikan teori tentang
hidroponik lebih mendalam tanpa praktik karena materi praktik hidroponik
sudah di dapatkan siswa di kelas VII pada mata pelajaran ketrampilan.
Penjelasan tersebut dapat di simpulkan bahwa pembelajaran
dengan kurikulum yang berbeda. Guru mampu untuk meningkatkan
ketrampilan yang dibutuhkan di era revolusi industri. Khususnya
ketrampilan untuk memicu kreatifitas siswa melalui praktik hidroponik
yang dipadukan dengan pemanfaatan sampah secara sederhana. Perpaduan
secara sederhana dilakukan siswa berpotensi untuk meningkatkan daya
kreatifitas siswa dengan penanaman hidroponik siswa secara mandiri dan
lebih komplek. Hal tersebut dapat menjadi salah satu bekal seorang siswa
menghadapi era revolusi industri mendatang.
b. Adanya ketidaksiapan guru dalam pembelajaran praktik hidroponik terlihat
dari keluarnya guru di tengah-tengah pelajaran praktik hidroponik
Pelaksanaan praktik hidroponik terjadi pada siswa kelas VIIyaitu
kelas VII G yangdilakukan pada hari kamis, 21 Maret 2019 pukul 10.00
WIB. Peneliti sampai di SMP N 9 Salatiga pukul 09.30 WIB.
Ketika Guru memasuki ruangan pukul 10.00 WIB, tepat ketika bel
sekolah menjadi tanda pergantian jam sudah berbunyi. Siswa diberi
pengertian dan langkah-langkah untuk melakukan praktikum. Kemudian
sebagian siswa diberi waktu untuk mempersipkan media yang digunakan.
59
Sembari siswa mempersiapkan media tanam hidroponik, guru keluar kelas
untu membeli tanaman hidroponik.
Selang 10 menitguru kembali memasuki untuk melakukan
praktikum. Awalnya siswa dibagikan bibit tanaman sawi yang telah dibeli
oleh guru dengan perhitungan setiap satu bibit untuk 2 orang siswa.
Setelah terbagi, guru menakar nutrisi sesuai takaran dalam petunjuk yang
ada di botol nutrisi tersebut. Kemudian satu persatu setiap kelompok yang
sudah mempersiapkan media hidroponik di perkenankan guru untuk maju
agar mendapatkan nutrisi sesuai takaran yang diberikan guru secara
bergantian.
Semua siswa terbagi nutrisi hidroponik setelah itu, guru meminta
siswa untuk membuka buku ketrampilannya dan memaparkan dari segi
ketrampilan dalam pemanfaatan penanaman hidroponik. Kemudian
memanggil setiap kelompok untuk mengumpulkan hasil praktik yang telah
dilakukan sembari guru mengabsen setiap siswa yang datang. Kemudian
setelah semua kelompok mengumplkan, guru memberikan pesan kepada
siswa agar merawat tanaman hidroponik dan agar siswa itu bisa
menjagatanaman hidroponikitu dari gangguan hewan dan manusia.
Pembelajaran praktikum hidroponik di kelas VII G dapat dikatakan
guru kurang dalam persiapan penanaman hidroponik. Ditandai dengan
adanya guru yang keluar kelas ditengah pembelajaran praktikum
hidroponik untuk membeli bibit tanaman sawi.
60
Guru sangat berperan da menentukan berhasil atau tidaknya
implementasi kurikulum di sekolah, sesuai dengan standar yang telah
ditetapkan. Oleh karena itu, guru beserta tenaga kependidikan lainnya,
terutama kepala sekolah dan pengawas harus memahami Standar Isi dan
Standar kompetensi lulusan yang telah di susun oleh BSNP, serta
menjadikan acuan dalam mengembangkan kurikulum yang sesuai dengan
karakeristik dan kebutuhan sekolah (Mulyasa, 2018:3).
Pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa ketidaksiapan guru
dalam melakukan praktik hidroponik ini tak membuat semangat siswa-
siswa kelas VII G luntur. Di tandai dengan siswa begitu antusias
melakukan praktik hidroponik. Terlihat dari kesiapan siswa sebelum guru
memasuki ruangan dengan menyiapkan botol bekas sebagai media tanam
hidroponik.
c. Adanya kemauan siswa dalam pembelajaran hidroponik, di tandai dengan
adanya minat dan aktifnya siswa dalam bercocok tanam dengan
hidroponik.
Menurut Mulyasa (2018:27) menyatakan bahwa pembelajaran
HOTS diperlukan terutama untuk merangsang daya pikir tingkat tinggi,
dan membangkitkan hormon gembira. Hal ini dapat dilakukan guru dengan
menciptakan Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan.
Banyak materi pembelajaran yang diajarkan di SMP N 9 Salatiga,
salah satunya adalah materi hidroponik. Hidroponik merupakan salah satu
61
materi pembelajaran yang menyenangkan dan baik karena mampu
mengembangkan potensi siswa secara optimal pada zamannya dan
pembelajaran hidroponik mampu mengembangkan kemampuan berfikir
siswa tingkat paling sederhana hingga tingkat tinggi (Higher Order
Thingking skill / HOTS). Dengan melalui pembelajaran kreatif, salah
satunya dengan praktik hidroponik mampu melatih kemampuan berfikir
tingkat tinggi yang diharapkan dapat menghasilkan lulusan mandiri,
produktif, inovatif, kreatif, dan berkarakter (berakhlak karimah), melalui
pembentukan pengetahuan, ketrampilan, serta sikap secara utuh dan
terpadu. Salah satu bukti pembelajaran hidroponik mampu
mengembangkan potensi siswa secara optimal pada zaman era industri ini
antara lain :
Tabel 4.1 Grafik Observasi
05
1015202530
Rata-rata Minat dan Potensi
Bercocok Tanam Hidroponik
VII G
Rata-rata MinatBercocok TanamHidroponik VII G
62
Grafik pada gambar menunjukkan peningkatan pada setiap
Indikator minat bercocock tanam hidroponik kelas VII G. Mulai dari rasa
senang siswa dalam bercocok tanam hidroponik dengan nilai rata-rata
19,5, ketertarikan bercocok tanam hidroponik dengan nilai rata-rata 21,4,
kesadaran bercocok tanam hidroponik dengan nilai rata-rata 24,3 dan
kemauan bercocok tanam hidroponik dengan nilai rata-rata 26,3. Potensi
materi hidroponik pada era revolusi indutri di sekolah SMP N 9 Salatiga
terlihat dari semakin meningkatnya grafik observasi di atas pada kemauan
bercocok tanam hidroponik.
Menurut Rusadi dalam skripsi Magfiroh (2017:15) menyatakan bahwa
perhatian adalah banyak atau sedikitnya suatu kesadaran yang menyertai
sesuatu aktivitas yang dilakukan. Aktivitas yang disertai dengan
perhatian intensif akan lebih sukses dan prestasinya pun akan lebih
tinggi. Timbulnya minat dari diri seseorang dapat pula diawali dari
adanya kesadaran bahwa suatu objek itu mempunyai manfaat bagi
dirinya. Kesadaran itu mutlak harus ada, dengan kesadaran itu pula
seseorang akan mengenal objek yang dirasa ada daya tarik baginya.
Seseorang dapat dikatakan mempunyai minat terhadap sesuatu apabila
seseorang mempunyai kecenderungan untuk mencapai tujuan yang
diinginkan atau mempunyai kemauan untuk mewujudkan tujuan-tujuan
yang dikehendaki.
63
2. Mengetahui potensi hidroponik untuk menghadapi eraIndustri diSMP N 9
Salatiga.
a. Kesiapan siswa di tandai adanya ide siswa untuk memberi ikan-ikan di
dalam botol dan selalu mengecek tiap hari pada tanaman hidroponik
yang terpajang di lingkungan kelas sedangkan untuk guru kurang dalam
persiapannya terlihat dari pembelajaran teknologi dan informasi yang
hanya mempelajari tentang jendela google.
Kesiapan menghadapi tantangan pendidikan era industri adalah
segera meningkatkan kemampan dan ketrampilan sumberdaya manusia
Indonesia melalui pendidikan (Syamsuar dan Reflianto, 2018:4).
SMP N 9 Salatiga merupakan suatu lembaga pendidikan yang
membudayakan dan memberdayakan siswa terus menerus sepanjang
hayat, dalam proses tersebut ada seorang pendidik yang memberi
teladan dan membangun kemauan, serta membangun potensi dan
kreativitas siswa. Pendidikan yang membentuk manusia seutuhnya
dengan memiliki karakter personal, yang mampu memahami
psikososial dan lingkungan kulturalnya. Serta adanya suatu pandangan
terhadap keberadaan siswa yang terintegrasi dengan sosiokulturalnya
dan pada saat gilirannya akan menumbuhkan individu sebagai pribadi
dan anggota masyarakat mandiri dengan pemanfaatan botol bekas untuk
dipergunakan sebagai metode hidroponik. Sejalan dengan proses
pertahapan aktualisasi intelektual, emosional, dan spiritual siswa di
64
dalam memahami sesuatu. Berawal dari tahapan sederhana dan bersifat
eksternal, sampai ketahapan yang paling rumit dan bersifat internal,
yang berkenaan dengan pemahaman dirinya dan lingkungan
kulturalnya.
Kreativitas guru Ilmu pengetahuan Alam (IPA) sekaligus guru
ketrampilan di sekolah SMP N 9 Salatiga. Praktik penanaman yang
dikolaborasikan dengan pemanfaatan sampah. Hal tersebut adalah
sesuatu ide yang luar biasa, menerapkan pembeajaran HOTS pada
hidroponik tersebut dapat merangsang daya fikir tingkat tinggi siswa
dan membangkitkan hormon gembira. Ditandai dengan tumbuhnya
keaktifan, kreatifitasan serta rasa senangnya siswa dalam praktik
hidroponik yang dikolaborasikan dengan pemanfaatan botol sampah.
b. Sarana Prasarana di sekolah yang kurang memadai di tandai dengan
ketidak adanya kebun biologi di sekolah SMP N 9 Salatiga, namun hal
tersebut malah meningkatkan daya kreativitas guru dengan adanya
kolaborasi praktik pembelajaran hidroponik dengan pembelajaran
ketrampilan.
Sarana prasarana memang hal yang dibutuhkan untuk
mendukung pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), begitupun
pembelajaran hidroponik yang tentunya membutuhkan pembelajaran
hidroponik guna untuk menyimpan hasil praktik hidroponik yang
dilakukan. Namun, di SMP N 9 salatiga belum mempunyai kebun
65
biologi untuk menyimpan tanaman hidroponik akhirnya tanaman hasil
hidroponik di tempatkan pada kelas-kelas. Selain sebagai tempat untuk
menumbuh kembangkan hidroponik juga sebagai tanaman hias
diruangan kelas yang cukup dengan paparan sinar matahari.
Pemaparan dari guru biologimengenai faktor penyebab
ketiadaan kebun biologi di SMP N 9 Salatiga adalah sempitnya sekolah
tersebut dan susahnyaa mencari sudut sekolah yang pas untuk
digunakan sebagai kebun biologi dengan paparan sinar matahari
cukup.Akan tetapi keterbatasan belum adanya kebun biologi di SMP N
9 salatiga membuat guru biologi tersebut mempergunkan lingkungan
kelas untuk menyimpan dan membudayakan hasil praktik hidroponik.
Selain itu tanaman hidroponik juga meningkatkan daya kreatifitas siswa
dengan memberi ikan-ikan pada botol-botol yang dipajangdi kelas IX
G. Hal tersebut selain memperindah ruang kelas juga dapat mengasah
daya analisa ketrampilan berfikir siswa setiap waktu. Menganalisis
kapan pergantian air bersih, pemberian paparan matahari untuk
tumbuhan, dan pemberian nutrisi setiap waktunya.
Menurut Wasis dalam jurnal Syamsuar Instrumen penilaian
ketrampilan berfikir tingkat tinggi memilki karakteristik : (1) berada
pada taksonomi proses berfikir menganalisis, mengevalusi, dan
mengreasi/mencipta dan berada pada dimensi pengetahuan konseptual,
prosedural dan metakognitif, (2) bersifat divergen, memungkinkan
66
munculnya beberapa alternatif respons atau jawaban (3) tidak hanya
mengukur kompetensi pengetahuan, tetapi juga ketrampilan, dan sikap,
serta (4) menggunakan stimulus berupa konteks kehidupan nyata atau
fenomena yang dekat dengan kehidupan siswa. Selain itu
PISA(Programme for International Student Assessment) dan
TIMSS(Trends in Mathematics and Science Study) menuntut
keterampilan berfikir tingkat tinggi dengan persentase lebih besar
dibandingkan soal UN (Ujian Nasional) (Syamsuar dan Reflianto,
2018:7).
Kesiapan menghadapi tantangan pendidikan era industri adalah
segera meningkatkan kemampan dan ketrampilan sumberdaya manusia
Indonesia melalui pendidikan(Syamsuar dan Reflianto, 2018:1).
67
Gambar 4.3 Hidroponik di kelas XI I SMP N 9
Salatiga. (Doc.pribadi)
68
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dengan
penggunakan metode deskriptif kualitatif. Peneliti menemukan beberapa
faktormengenai deskripsi pembelajaran hidroponik antara teori dan praktik
di SMP N 9 Salatiga, peneliti menemukan 2 point yaitu deskripsi
pembelajaran hidroponik yang ada di SMP N 9 Salatiga dan potensi
hidroponik untuk menghadapi era industri di SMP N 9 Salatiga.
Pertama, mengenai deskripsi pembelajaran hidroponik yang ada di
SMP N 9 Salatiga. Peneliti menemukan beberapa hal di antaranya (1)
Adanya dua kurikulum dalam satu sekolah, menyebabkan ketidak selarasan
dalam pembelajaran dan menyebabkan adanya materi yang berulang. (2)
Adanya ketidaksiapan guru dalam pembelajaran praktik hidroponik terlihat
dari keluarnya guru di tengah-tengah pelajaran praktik hidroponik (3)
Adanya kemauan siswa dalam pembelajaran hidroponik, di tandai dengan
adanya minat dan aktifnya siswa dalam bercocok tanam dengan hidroponik.
Kedua, potensi hidroponik untuk menghadapi era industri di SMP N
9 Salatiga. Peneliti menemukan beberapa hal yaitu (1) Kesiapan siswa di
tandai adanya ide siswa untuk memberi ikan-ikan di dalam botol dan selalu
mengecek setiap harinya pada tanaman hidroponik yang terpajang di
69
lingkungan kelas sedangkan untuk guru kurang dalam persiapannya terlihat
dari pembelajaran teknologi dan informasi yang hanya mempelajari tentang
jendela google (2) Sarana Prasarana di sekolah yang kurang memadai di
tandai dengan ketidak adanya kebun biologi di sekolah SMP N 9 Salatiga,
namun hal tersebut malah meningkatkan daya kreativitas guru dengan
adanya kolaborasi praktik pembelajaran hidroponik dengan pembelajaran
ketrampilan.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan hasil penelitian yang telah dijelaskan
sebelumnya, maka peneliti mengemukakan saran sebagai rekomendasi
penelitian yakni:
Seorang pendidik hendaknya memberikan ruang fasilitas untuk
meningkatkan daya kreatifitas siswa. Agar potensi siswa yang
tersembunyi dalam dirinya dapat tersalurkan dengan baik. Berupa potensi
ide, gagasan, pikiran, tenaga, serta kreatifitas yang salah satunya tercakup
dalam materi hidroponik di SMP N 9 Salatiga. Adanya ketentuan bahwa
pembudidayaan tanaman hidroponik di sekeliling sekolah adalah berupa
potensi yang bisa diidentifikasi serta dimanfaatkan dalam bentuk
partisipasi nyata untuk meningkatkan daya kualitas, kreativitas dan
inovatif siswa. Pada masa yang akan datang hal tersebut dapat
menunjang pendidikan dengan manajemen yang baik.
70
DAFTAR PUSTAKA
Anggraeni, Susi.2018.Kiat Sukses Bertanam Hidroponik untuk Pemula.
Yogyakarta: Trans Idea Publishing.
Burhan,Bungin.2011Analisis data Penelitian Kualitatif (cetakan ke
7).Jakarta:Raja Grafindo Persada.
Darsono, dkk. 2000. Belajar dan Pembelajaran. Semarang. CV. IKIP
Semarang Press.
Dimyati dan Mudjiono.2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT Rineka
Cipta.
Failasuf.2015.Perancangan Fasilitas Budidaya tanaman hidroponik dengan
pendekatan Bioklimatik.Seminar Nasional Sains dan Teknologi
Terapan III. Institut Adhi Tama Surabaya.ISBN 978-602-98569-1-0.
Hendra, Handoko. 2014. Bertanam Sayuran Hidroponik Ala Paktani
Hydrofarm. Jakarta Selatan: PT Agromedia Pustaka.
Ida, dkk.2014. Pemanfaatan lahan dengan menggunakan siswa hidroponik.
Jurnal Universitas Tulungagung Bonorowo Vol. 1 No. 2.
Jonathan, Sarwono.2018. Metode Penelitian Kualitatif. Yogyakarta:PT.
Graha Ilmu.
Lingga, Pinus. 2003.Hidroponik Bercocok Tanam TanpaTanah.Jakarta :
Penebar Swadaya.
Magfiroh, laila.2017. Minat Bercocok Tanam Siswa Dengan Menggunakan
Teknologi Hidroponik (Studi Kasus Kelas X dan XI MA Manahijul
Huda Ngagel Dukuh Seti Pati Tahun Pelajaran 2016/2017). Skripsi
tidak diterbitkan. Semarang:UIN Walisongo.
Moleong, Lexy J.2018.Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : Remaja
Rosdakarya.
Muhali.2018.Arah pengembangan pendidikan masa kini menurut perspektif
revolusi industri 4.0.Seminar Nasional Lembaga Penelitian dan
Pendidikan (LPP) Mandala. P-ISSN 2623-0291E-ISSN 2623-2774.
Mulyasa. 2018. Implementasi kurikulum 2013 Revisi. Jakarta: Bumi Aksara.
Rizkika, Kiki. 2015. Hidroponik Tanpa Atap. Jakarta. PT Trubus Swadaya.
R. Tjandrawinata, Raymond.2016.Industri 4.0: revolusi Industri abad ini
dan pengaruhnya pada bidangkesehatan dan bioteknologi: Paper
Dexa Media Group. Dexa Laboratories of BiomolecularSciences
(DLBS).
Savitri, Astrid. 2019. Revolusi Indstri 4.0 Mengubah Tantangan Menjadi
Peluang di Era Disrupsi 4.0.Yogyakarta:Penerbit Genesis.
71
Septianingrum, Anisa. 2017. Revolusi Industri Sebabdan Akibatnya.
Yogyakarta: Penerbit Sociality.
Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-Faktor yang mempengaruhinya. Jakarta:
Rineka Cipta.
Sukamti, Endang Rini. Pengembangan Motorik. Yogyakarta:UNY.
Supriadi, Dedi. 2001. Kreativitas,Kebudayaan dan Perkembangan IPTEK.
Bandung:Alfabeta.
Suryani,Reno. 2015.Hidroponik Budi Daya Tanaman Tanpa Tanah.
Yogyakarta : Arcitra.
Sutopo. 2002. Pengantar Penelitian Kualitatif. Surakarta: Universitas
Sebelas Maret Press.
Arafat, Y. (2015). Penyiraman Tanaman Hidroponik Otomatis Mengunakan
Tenaga Surya Berbasis Mikrokontroler (Doctoral dissertation,
Politeknik Negeri Sriwijaya).
Syamsuar, S., & Reflianto, R. (2018). Pendidikan Dan Tantangan
Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi Di Era Revolusi Industri
4.0. e-Tech: Jurnal Ilmiah Teknologi Pendidikan, 2(2).
72
LAMPIRAN
73
Lampiran 1
DAFTAR PENGELOLA JENJANG
SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 9 SALATIGA
TAHUN PELAJARAN 2019
Ketua Komite : DRS. Lutfi Hidayah, M.Pd
Kepala Sekolah : Ngadiman, M.Or.
Wakasel Bidang Kurikulum : Sudarmono, S.pd.
Wakasel Bidang Kesiswaan : Siti Musyarofah, S.Pd
Wakasel Bidang Sarpras : Sudarmono, S.Pd.
Wakasel Bidang Humas & Kerjasama : Zamroni Cholid, SS.,M.Pd
Guru Bimbingan Konseling : Faumingsih, S.Pd
Kepala Laboratorium IPA : Sukumin, S.Pd
Kepala Perpustakaan : Dra. Wahyu Puji Astuti
Koordinasi Pengembangan Sekolah : Wali kelas
74
Lampiran 2
VISI DAN MISI SEKOLAH
Visi dari sekolah SMPN 9 Salatiga adalah unggul dalam prestasi, luhur
dalam budi, profesional dalam karya, taqwa meraih cita-cita dengan indikator
antara lain
1. Terwujudnya peningkatan pengembangan kurikulum.
2. Terwujudnya peningkatan sumber daya pendidik dan pendidikan.
3. Terwujudnya penata sarana prasarana sekolah kondusif dan asri.
4. Terwujudnya proses pembelajaran yang efektif, efisien, dinamis, dan
inovatif.
5. Terwujudnya keseimbangan prestasi iptek dan imtaq.
6. Terwujudnya pribadi yang santun, berbudi luhur dan cinta tanah air.
7. Terwujudnya peningkatan kualitas kelulusan dalam bidang akademik.
8. Terwujudnya prestasi program keorganisasian, kepemimpinan, dan
pengkaderan.
9. Terlaksananya pengembangan implementasi pembelajaran MIPA dalam
bahasa Inggris.
10. Terwujudnya pembiasaan penggunaan bahasa inggris sesuai akidah.
Sedangkan misi dari sekolah SMP N 9 salatiga antara lain:
1. Melaksanakan pengembangan kurkulum
c. Melaksanakan pengembangan kurikulum tingkat satuan pendidikan.
d. Melaksaakan pengembangan pemetaan kompetensi dasar semua mata
pelajaran.
e. Melaksanakan pengembangan silabus
f. Melaksanakan pengembangan rencana pelaksanaan pembelajaran.
g. Melaksanakan pengembangan sistem penilaian.
2. Melaksanakan pengembangan pendidik dan tenaga pendidik
a. Melaksanakan pengembangan kompetensi TU dan tenaga pendidikan
lainnya.
b. Melaksanakan pengembangan kompetensi dasar.
c. Melaksanakan pengembangan kompetensi TU dan tenaga
kependidikan lainnya.
d. Melaksanakan monitoring dan evaluasi kepada guru, TU, dan tenaga
kependidikan lainnya.
75
3. Menciptakan suasana yang kondusif untuk mengefektifkan seluruh
kegiatan sekolah
a. Mengadakan media pembelajaran.
b. Mengadakan sarana prasarana pendidikan.menata lingkungan
belajarsehingga terciptanya lingkungan belajaryangkondusif.
4. Melaksanakan pengembangan proses pembelajaran dan bimbingan secara
efektif untuk mengoptimalkan potensi yang dimiliki siswa.
a. Melaksanakan pengembangan media dan metode pembelajaran.
5. Menumbuhkembangkan penghayatan dan pengalaman terhadap agama
yang dianut untuk membentuk budi pekerti yang baik.
a. Melaksanakan program jum’at taqwa sesuai agama yang dianut.
6. Membudayakan santun dalam bicara dan sikap serta menghargai sesama
dan cinta tanah air.
a. Memiasakan siswamengucapkan salam kepada guru dan teman.
b. Melaksanakan upacara bendera hari senin dan hari besar lainnya.
c. Melaksanakan kegiatan PASKIBRA dan Pramuka.
7. Melaksanakan pengembangan dan peningkatan standar ketuntasan dan
standar kelulusan.
a. Melaksanakan evaluasi dan pengembangan kriteria ketuntasan dan
kelulusan.
b. Menyiapkan siswa melalui bimbingan prestasi akademis dan non
akademis.
c. Mengikuti kegiatan lomba prestasi akademis dan non akademis
8. Mengembangakan bakat siswa melalui bimbingan keorganisasian,
kepemimpinan dan pengkaderan.
a. Melaksanakan bimbingan keorganisasian melalui kegiatan Pramuka,
PMR/UKS, PKS, Latihan Dasar Kepemimpinan.
b. Mengikuti kegiatan lomba prestaasi dalam kegiatan pramuka,
PMR/UKS, PKS.
9. Melaksanakan program perkembangan / implementasi pembelajaran MIPA
dalam bahasa Inggris di kelas unggulan.
a. Meningkatkan profesionalisme dan kompetensi guru MIPA dan
Bahasa Inggris.
b. Mengadakan dan mengembangkan fasilitas pembelajaran.
10. Melaksanakan pembiasaan percakapan bahasa Inggris bagi siswa dan
guru pada hari sabtu.
76
Lampiran 3
LOOK BOOK
No Tanggal Kegiatan Keterangan
1
2
Jum’at, 8 Maret
2019. Jam
10.00 WIB
Sabtu, 9 Maret
2019. Jam
09.30 WIB
Pemasukan surat izin
Penelitian dibidang
kurikulum sekolah.
Peminjaman lokasi sekolah
dan wawancara terhadap
bapak guru mapel biologi
mengenai potensi
hidroponik.
Penyerahan surat izin dari kampus IAIN
Salatiga mengenai perizinan observasi
potensi hidroponik untuk menghadapi era
revolusi industri di SMP N 9 Salatiga.
Awalnya saya bertemu dengan bapak dari
waka kurikulum dan disuruh untuk
menunggu bapak yangakan membimbing
dan mengarahkan saya untuk penelitian di
SMP N 9 Salatiga. Lalu setelah
dipertemukan saya berbincang dan
mewawancarai beliau secara tidak sadar
beliau terbuka akan informasi yang saya
butuhkan. Beliau adalah pak kelik selaku
guru pengampu mata pelajaran IPA
sekaligus Ketrampilan. Setelah
mewawancarai saya di ajak untuk
berkeliling sekolah dan melihat keadaan
sekolah. Setealh berkeliling saya melihat
hidroponik dengan media sekam dan
media air. Lainnya tumbuhan banyak
terdapat di pajang di depan lorong kelas
berupa tanaman hias dengan media tanah.
Pada pengisisan angket terjadi sekitar jam
77
3
4
Senin, 11 Maret
2019. Jam
10.00 WIB
Kamis, 21
Maret 2019.
Jam 09.30 WIB
Pengisian angket,
wawancara terhadap siswa
kelas IX i dan kelas VIII G
dan penambahan wawancara
dengan guru IPA yang
sebelumnya sudah
diwawancarai tanpa sengaja
pada hari sabtu tanggal 9
Maret 2019 diruang guru
dan mewawancarai sedikit
guru TIK untuk penmbahan
data.
Observasi mengenai
pelaksanaan praktik
hidroponik dikelas VII G
SMP N 9 Salatiga sekitar 2
jam untuk praktik.
10.15 menit di kelas IX I setelah itu
berlanjut ketika pengisian angket tersebut
peneliti melihat banyak berbagai
hidroponik yang di pajang di dinding
begitu pula pada pengisian angket kelas
VII G yang kelasnya berada diatas IX G.
Ketika peneliti memasuki kelas VII untuk
pengisian angket ternyata diruang itu
sedang berlangsugmata pelajaran Bahasa
Inggris dan beberapa menit, peneliti
dimohon untuk menunggu proses itu
peneliti berbincang dengan guru IPA dan
mewawancarai setelah itu peneliti masuk
kedalam kelas VII G untuk membagikan
angket yang di isi oleh siswa.
Pelaksanaan praktikum mengenai
hidroponik di SMP N 9 Salatiga di mulai
sejak jam 10.00 WIB guru memaparkan
perallatan apa saja yang dibutuhkan lalu
guru keluar untuk membeli tanaman dan
murid menyiapkan hidroponik yang telah
dibawa untuk dipergunakan praktik di
dalamkelas VII G. Awalnya, guru meminta
untuk siswa membersihkan akar, tempat
atau aqua yang akan digunakan dan
membut kreasi potongan botol seunik
mungkin seabagi tempat hidroponik. pada
78
sesi pemberian nutrisi dibagikan guru
langsung, sesuai takaran yang ada. Guru
pengampu begitu tegasdengan murid yang
tidak mengikuti peraturan seperti
melakukan kegaduhan sehingga praktik
bisa terlaksana dengan lancar. Setelah
praktik siswa diajak untuk membuka buku
ketrampilannyadan mendalami teori
tentang daur ulang dan pemanfaatan
sampah kembali. Lalu guru mengabsen
satu persatu siswa yang hadir untuk
mengumpulkan tugas yang telah di berikan
kepada siswa tentang hasil praktik
hidroponik tersebut. Ketika praktik, guru
membagi siswa menjadi beberapa
kelompok, dimana setiap kelompok terdiri
dari 2 orang. Praktik dilakkan pada saat
tumbuhan sudah 2 bulan. Saat itu sebelum
matapelajaran ini berakhir, guru memberi
pesan untuk menjaga tumbuhan
agarterhindar dari gangguan manusia dan
lainnya. Guru pun menyarankan
kepadasiswa untuk menaruh tumbuhan
hidroponik agar terpapar sinar matahari.
79
Lampiran 4
DAFTAR NAMA RESPONDEN OBSERVASI PRAKTIK HIDROPONIK
Nama Responden Kode
Responden Kelas
Muhammad yusuf alhamdhani A1 VII G
Mohammad aria aftah zahni A2 VII G
Dimas raditya nakata A3 VII G
Dimas rafi A5 VII G
Aisah septiana B1 VII G
Mohamad irfandi B2 VII G
Galang adytia pratama B3 VII G
Okta setiawan B4 VII G
Rifan virgiafan B5 VII G
April lina cahya priyanti C1 VII G
Putra ramadhan waskito djati C2 VII G
Alridlo luthfi ferdinan C3 VII G
Chelsea lintang erlangga C4 VII G
Rhenanda pasyariefka putri C5 VII G
Regina prameswari D1 VII G
Desvia sanita D2 VII G
Shifa ayu aprilia putri D3 VII G
Uswatun chasanah D4 VII G
Nadya cahya marchelia D5 VII G
Musthofa satria ramadhani E1 VII G
Muhammad firman ardyansah E2 VII G
Firda amalia riyani E3 VII G
Annisa putri E4 VII G
80
Hapsari hamukti sido safitri E5 VII G
Ahmad tarkibal fikri F1 VII G
Giota milano pratama F2 VII G
Ela dwi saputri F3 VII G
Lutfia febrianisa F4 VII G
Angela dima claudine F5 VII G
81
Lampiran 5
DAFTAR NAMA RESPONDEN ANGKET HIDROPONIK
Nama Responden Kelas
Ahmad tarkibal fikri VII G
Aisah septiana VII G
Alridlo luthfi ferdinan VII G
Angela dima claudine VII G
Annisa putri VII G
April lina cahya priyanti VII G
Chelsea lintang erlangga VII G
Desvia sanita VII G
Dimas raditya nakata VII G
Dimas rafi VII G
Ela dwi saputri VII G
Firda amalia riyani VII G
Galang adytia pratama VII G
Giota milano pratama VII G
Hapsari hamukti sido safitri VII G
Lutfia febrianisa VII G
Mohamad irfandi VII G
Mohammad aria aftah zahni VII G
Muhammad firman ardyansah VII G
Muhammad yusuf alhamdhani VII G
Musthofa satria ramadhani VII G
Nadya cahya marchelia VII G
Okta setiawan VII G
Purwadani khoirul insan VII G
82
Putra ramadhan waskito djati VII G
Regina prameswari VII G
Rhenanda pasyariefka putri VII G
Rifan virgiafan VII G
Shifa ayu aprilia putri VII G
Uswatun chasanah VII G
Alifia erly amanda putri IX I
Andik septioko IX I
Anggita vinolia cahya putri IX I
Annisa martha wulandari IX I
Arfan alif syahputro IX I
Bagas restu saputra IX I
Citra dewi safitri IX I
Dhiya atha khairunnisa IX I
Dzeus devandru lazuardi IX I
Erni larasati IX I
Gilang adi kurniawan IX I
Ireyna fatihah windra apsari IX I
Laila fitriannisa IX I
Lailil asna arifah IX I
Muhammad wildan mustofa IX I
Muhammad yusuf faris robab IX I
Nadhif faiq rizqillah IX I
Nadya sekar arum IX I
Norma amelina ramadhani IX I
Noviana fitriani IX I
Nurul khoirunisa IX I
Putri wulan sari IX I
83
Rizal nikola wibawa saputra IX I
Sabrina ghaitsa asfahani IX I
Siwi nurvitasari IX I
Syamsul ma'arif IX I
Wening nur hidayah IX I
Yohana tri handayani IX I
84
Lampiran 6
PEDOMAN WAWANCARA GURU
No Komponen Sub Komponen Nomor Item
1. Kondisi kebun
sekolah
h. Keberadaan kebun sekolah 1
i. Fungsi kebun sekolah 2
2. Keterlibatan siswa
dalam pelaksanaan
hidroponik
a. Pelaksanaan hidroponik 3
b. Tujuan pelaksanaan
hidroponik
4
c. Siswa yang ikut
berpartisipasi
5
d. Media yang digunakan
sebagai hidroponik
6
e. Proses penyemaian 7
f. Larutan nutrisi yang
digunakan
8
3. Keterkaitan materi
pembelajaran
hidroponik dengan
revolusi industri
a. Keefektifan pembelajaran
tentang hidroponik
9
b. Tanggapan guru mengenai
pengkolaborasian
penanaman hidroponik
dengan teknologi
10
c. Potensi adanya
pengembangan hidroponik di
ranah pemasaran / penjualan
11, 12 dan 15
4. Keberlanjutan
mengenai penanaman
hidroponik
a. Harapan bapak guru dengan
adanya hidroponik
13
5. Adanya minat siswa
untuk bercocok tanam
dengan hidroponik
a. Minat siswa dalam materi
hidroponik
14
85
Lampiran 7
PEDOMAN WAWANCARA SISWA
No. Komponen Sub Komponen Nomor Item
1. Kondisi kebun
sekolah
a. Terbentuknya kebun
sekolah
1
b. Fungsi kebun sekolah 2
2. Pengalaman
siswa bercocok
tanam
a. Perasaan siswa bercocok
tanam
b. Tanaman yang disukai
3 dan 4
3. Keterlibatan
siswa dalam
pelaksanaan
hidroponik
a. Pengalaman bertanam
secara hidroponik
5, 6, 7 dan 8
b. Larutan nutrisi yang
digunakan dalam
hidroponik
12
c. Pemeliharaan tanaman
hidroponik
13 dan14
4. Respon siswa
dengan adanya
hidroponik di
sekolah
a. Pembelajaran tentang
hidroponik
9 dan 17
b. Tanggapan siswa mengenai
keterlibatannya dalam
penanaman hidroponik
19
c. Tanggapan siswa mengenai
pembelajaran hidroponik
11
5. Adanya
minatdan potensi
siswauntuk
bercocok dengan
hidroponik
a. Minat dan potensi siswa
dalam bercocok tanam
10, 15, 16, 18
dan 20
86
Lampiran 8
KISI – KISI LEMBAR OBSERVASI SISWA
Variabel Sub
Variabel Indikator
Sumber
Referensi Nomor Item
Minat dan
Potensi
bercocok
tanam
Perasaan
senang siswa
dalam
bercocok
tanam
a. Semangat
dalam
melakukan
penyemaian
tanaman.
b. Senang
mengikuti
kegiatan
hidroponik.
c. Ikut serta
pembuatan
media
hidroponik.
d. Merasa senang
mempersiap
kan bahan
media
hidroponik.
Suryani,
2015.
1,2,3,4.
Menarik
perhatian
siswa untuk
bercocok
tanam
a. Memperhatika
n ukuran
pembuatan
larutan nutrisi
sesuai prosedur
b. Meperhatikan
kebersihan
media
hidroponik
c. Mengamati
proses
pertumbuhan
tanaman
d. Mengamati
kondisi lahan
untuk bercocok
tanam
e. Mengamati
Hendra dan
Andoko,
2014;
Suryani,
2015.
5,6,7,8,9.
87
prosedur
bercocok
tanam yang
baik terutama
bercocok
tanam secara
hidroponik.
Kesadaran
siswa dalam
bercocok
tanam
a. Usaha untuk
memelihara
tanaman
hidroponik
b. Kesadaran
memilih bibit
persemaian
yang baik
c. Kesadaran
untuk
bercocok
tanam
Hedra dan
Andoko,
2014;
10, 11, 12.
Kemauan
dalam
bercocok
tanam
a. Membantu
memindah bibit
tanaman ke
media tanam
hidroponik
b. Mengetahui alat
dan bahan
bercocok
hidroponik
c. Kemauan untuk
belajar
bercocok tanam
Hendra dan
Andoko,
2014;
Suryani,
2015.
13,14,15.
Lampiran 10
88
INSTRUMEN LEMBAR OBSERVASI SISWA
Nama :
Kelas :
Petunjuk :
1. Isilah identitas siswa pada kolom yang telah disediakan !
2. Bacalah petunjuk dan pernyataan terlebih dahulu sebelum melakukan
pengisian!
3. Berilah tanda check (√) pada kolom di bawah berdasarkan aspek perilaku yang
dilakukan siswa !
No. Aspek Perilaku Check (√)
1. Siswa semangat dalam melakukan penyemaian
tanaman.
2. Siswa terlihat senang mengikuti kegiatan
hidroponik
3. Siswa ikut serta dalam pembuatan media
hidroponik.
4. Siswa ikut berpartisipasi dalam mempersiapkan
bahan media hidroponik.
5. Siswa mempersiapkan ukuran pembuatan larutan
nutrisi sesuai prosedur.
6. Siswa memperhatikan kebersihan media
hidroponik.
7. Siswa mengamati proses pertumbuhan tanaman
hidroponik.
8. Siswa mengamati kondisilhan yangcocok untuk
bercocoktanaman hidroponik.
89
9. Siswamengamati proedur bercocok tanam yang
baik terutama bercocok tanam secara
hidroponik.
10. Siswa ikut berperan untuk memelihara tanaman
hidroponik.
11. Siswa memiliki kesadaran memiliki bibit
persemaian yang baik.
12. Siswa memiliki kesadaran untuk bercocok tanam
tanaman hidroponik.
13. Siswa ikut membantu memindahkan bibit
tanaman ke media tanam hidroponik.
14. Siswa mengetahui alat dan bahan bercocok
tanam secara hidroponik.
15. Siswa memiliki kemauan untuk belajar bercocok
tanam dengan sungguh-sungguh.
Observer
90
Lampiran 12
LEMBAR WAWANCARA GURU
PERTANYAAN
1. Apakah di sekolahan SMP N 9 Salatiga terdapat kebun sekolah ? Jika ada
sejak kapan terbentuk ?
2. Apakah kebun sekolah masih berfungsi dengan baik sampai sekarang ?
3. Apakah penanaman secara hidroponik sudah pernah dilaksanakan di
sekolahan sebelumnya?
4. Apakah tujuan diadakan penanaman secara hidroponik sebelumnya?
5. Siswa kelas berapakah yang ikut berpartisipasi dalam penanaman secara
hidoponik sebelumnya?
6. Media apakah yang pernah digunakan untuk penanaman secara hidroponik
sebelumnya?
7. Berdasarkan penanaman secara hidroponik sebelumnya, apakah siswa
melakukan penyemaian sebelum di pindah ke media hidroponik ?
8. Apakah jenis larutan nutrisi yang digunakan untuk tanaman hidroponik
sebelumnya ?
9. Apakah pembelajaran tentang penanaman secara hidroponik efektif di
aplikasikan ke siswa?
10. Apakah ada kemungkinan tentang penanaman hidroponik ini di
kolaborasikan dengan suatu teknologi sekarang?
11. Apakah ada kemungkinan pembelajaran tentang penanaman secara
hidroponik ini di kembangkan hingga ranah pemasaran / penjualan untuk
meningkatan kemampuan manajemen siswa ?
12. Bagaimana respon siswa dengan adanya penanaman secara hidroponik ?
13. Apakah harapan bapak / ibu guru dengan adanya penanaman secara
hidroponik disekolah ini ?
14. Bagaimana pendapat bapak / ibu guru mengenai adanya hidroponik ?
91
15. Apakah bapak / ibu guru berminat untuk mengembangkan penanaman
secara hidroponik dengan teknologi yang lebih canggih lagi pada waktu
mendatang?
92
Lampiran 13
LEMBAR WAWANCARA SISWA
PERTANYAAN
1. Apakah di sekolahan SMP N 9 Salatiga terdapat kebun sekolah ? Jika ada
sejak kapan terbentuk ?
2. Apakah kebun sekolah masih berfungsi dengan baik sampai sampai
sekarang ?
3. Apakah kamu suka menanam tanaman dirumah? Alasannya?
4. Jenis tanaman apa yang kamu sukai?
5. Apakah penanaman secara hidroponik sudah pernah dilakukan di
sekolahan sebelumnya ?
6. Apakah kamu suka dengan penanaman hidroponik?
7. Apakah kamu mempunyai keinginan untuk mengembangkan penanaman
hidroponik dirumah?
8. Apakah kamu pribadi pernah bertanam secara hidroponik sebelumnya ?
9. Menurut kamu, dapatkah kita menanam tanaman jika tidak terdapat lahan
tanah untuk menanam tanaman ?
10. Apakah setiap menanam tanaman harus dilakukan penyemaian bibit
tanaman terlebih dahulu ?
11. Menurut pendapatmu, pentingkah pembelajaran tentang penanaman secara
hidroponik ?
12. Bagaimana pendapatmu jika ada hidroponik di kolaborasikan dengan
teknologi yang ada sekarang?
13. Bolehkan ukuran larutan nutrisi yang digunakan sama dengan tanaman
yang lain ?
14. Apakah penyiraman tanaman setiap hari perlu dilakukan, sedangkan
tanaman sudah mendapatkan nutrisi dari cairan larutan nutrisi ?
15. Bolehkan media hidroponik terkena banyak cahaya matahari dan air hujan
? Bagaimana pendapatmu !
93
16. Jika kamu disuruh memilih bercocok tanam secara hidroponik atau
bercocok tanam dengan cara biasa menggunakan tanah ? Bagaimana
pendapatmu?
17. Apakah kamu aktif ikut serta dalam kegiatan praktik penanaman secara
hidroponik di sekolah ?
18. Manfaat apa yang diperoleh setelah kamu melakukan praktik penanaman
secara hidroponik?
19. Menurut pendapatmu, pembelajaran hidroponik yang paling kamu sukai
ketika praktik ataukah pembelajaran secara teori ?
20. Apakah ada keinginan dalam diri kamu untuk mengembangkan potensi
keahlian penanaman hidroponik?
94
Lampiran 14
HASIL WAWANCARA SISWA KELAS VII
1. Gak ada
2. –
3. Suka, karena kalo nanem itu gak harus di lahan yang luas jadi dilahan
yang sempit juga bisa nanem
4. Lidah buaya
5. Pernah
6. Suka, kan simpel Cuma butuhair sama aqua bekas aja
7. Ada
8. Pernah, sawi
9. Bisa
10. Gak harus
11. Penting dong karena hidroponik kan bersih yaa.. terus kalo tanah sihh
bersih bu, tapi lebih bersih hidroponik.
12. Bagus
13. Beda
14. Gak harus, gak papa
15. Tidak baik. Yaa.. kan kalo kena hujan terus bisa mati bu dan kalo banyak
kena matahari bisa kuning daunnya dan mati.
16. Gampang hidroponik
17. Aktif
18. Dapat pengetahuan, simple.
19. Praktik, dapat aplikatif gitu bu jadi langsung tau, kalo teori kan ngawang-
ngawang bu
20. Pengen tapi sekarang belum bu.
Narasumber : Ela Dwi Saputri
Kelas : VII G
95
Lampiran 15
HASIL WAWANCARA SISWA KELAS VII
1. Tidak ada
2. –
3. Gak terlalu
4. Terong, bayem
5. Pernah
6. Gak terlalu
7. Belum
8. Pernah
9. Bisa, bisa
10. Butuh
11. Penting
12. Bisa
13. Beda
14. Gak perlu
15. Gak boleh
16. Hidroponik, mudah dan lebih praktis
17. Aktif
18. Pelajaran
19. Langsung
20. Belum ada
Narasmber : Purwadani
Kelas : VII G
96
Lampiran 16
HASIL WAWANCARA SISWA KELAS VII
1. Tidak ada bu
2. –
3. Suka-suka
4. Bayem
5. Pernah kok bu
6. Suka
7. Udah ngembangin malahan dirumah bu
8. Pernah
9. Bisa
10. Gk harussih bu
11. Penting bu
12. Bagus dn inisiatif banget kalo kayak gitu
13. Beda-beda
14. Beberapa hari sekali di ganti
15. Kalo cahaya matahari iya harus bu
16. Hidroponik
17. Aktif
18. Pemanfaatan lahan sempit bisa diterapin sih bu
19. Ngasih tanamanya
20. Ada
Narasmber : Angela Dima C.
Kelas : VII G
97
Lampiran 17
HASIL WAWANCARA SISWA KELAS IX I
1. Gak ada bu tapi paling adanya tanaman-tanaman aja sihbu yang di
gantungdi lorong-lorong kelas, kayak gitu bu (menunjuk tanaman).
2. –
3. Iya, karena dapat menambah oksigen dan bagus di pandang.
4. Pucuk merah, lidah buaya
5. Ya pernah bu,pas kelas VII
6. Kurang tertarik
7. Belum adasih bu
8. Belum kalo di rumah tapi kalo di sekolah pernah bu
9. Bisa menggunakan tanaman vertikal dan hidroponik
10. Iya gak harus bu, soalnya saya memelihara tanaman hidroponik dikelas itu
juga gak melalui penyemaian hehe
11. Ya
12. Ya baik aja, tidak apa-apa
13. Bisa jadi bu
14. Iya perlu bu
15. Ya kalo matahari boleh tapi kalo hujan jangan, karena bisa mati
16. Suka sih bu tapi sya lebih suk bercocok tanam dengan tanah hehehe
17. Tidak terlalu
18. Mengunakan lahan sempit untuk bercocok tanam
19. Praktik sih bu
20. Bisa jadi.
Narasumber : Rizal Nicola
Kelas : IX I
98
Lampiran 18
HASIL WAWANCARA SISWA KELAS IX I
1. Yaa, adanya kaya itu bu (nunjuk tempat lorong-lorong depankelas yang
ada gantungan tanaman)
2. –
3. Ya memanfaatkanlahan yang kosong
4. Anggrek
5. Ya pernah
6. Agak lumayan sih bu
7. Belum ada bu
8. Tidak
9. Ya, dapat dong bu,nyatanya hidroponik yang dipajang dikelas tu bisa.
10. Iya ada yangada dan ada yang enggak sih bu
11. Iya penting
12. Tidak apa-apa, malah bagus ta bu
13. Iya perlu itu bu
14. Harus disiram sih bu, kalaupun udah di kasih nutrisi
15. Ya tidak apa-apa
16. Bercocok tanam dengan tanah
17. Tidak terlalu
18. Bisa memanfaatkan lahan bu
19. Teori bu hehe
20. Sedikit hehe
Narasumber : Alifia Erlie
Kelas : IX I
99
Lampiran 19
HASIL WAWANCARA SISWA KELAS IX I
1. Iya, mungkin kayak gitu bu (nunjuk lorong)
2. –
3. Suka karena rumah jadi lebih enak dilihat dan udara sejuk
4. Mangga
5. Sudah
6. Suka bu
7. Iya
8. Sudah
9. Bisa
10. Iya gak harus bu, kayaknya hehe
11. Iya
12. Tidak apa-apa sih bu, malah sebenernyamalah bagus kan
13. Iya boleh yang penting ada nutrisinya hehe
14. Iya perlu bu
15. Iya tidak apa-apa sih bu hehe
16. Bercocok tanam dengan tanah
17. Iya
18. Udaranya bisa sejuk terus pemandangan jadi lebih indah
19. Praktis, terus juga bisa lebih tau langsung caranya gimana
20. Iya ada keinginan.
Narasumber : M. wildan M
Kelas : IX I
100
Lampiran 20
HASIL WAWANCARA GURU
1. Tidak, disana ada grin house cuma pencahayaannya kurang jane meh tak
buat tapi kalo bangunan sana jadi mau tak mau tak buat cari yang ada sinar
matahari.
2. –
3. Sudah pernah mbak
4. a. Sementara ini untuk pemanfaatan barang bekas
b. anak-anak tau hidroponik
c. disini kan gak ada ranah jadi coba menanam walau gak ada tanah
5. VII dan IX
6. Air, batu, pupuk cair, katakan punya urea jadi dikasih dengan tarakan asal-
asal an.
7. Penyemaiannya beli setelah bibi berumur 2 minggu.
8. Tidak menggunakan nutrisi
9. Apliktif
10. Ada mungkin mabk, Cuma disini lagi proses penanaman yang baik dan
benar dan pemberian pupuk itu yang seperti apa? Butuh pupuk khusus
ataukah tidak dengan konsentrasi rendah atau tinggi soalnya kan sudah ada
media airnya.
11. Belum sampe sana mbk dan mungkin dikemas dan di jual di guru-guru sini
dan dulu pernah tapi pakai komposer atau pupuk kandang kalo udah jadi
dan dipastikan dan dijual gitu.
12. Kelihatannya yaa antusias sih mbk, wong banyak yang penasaran juga
kalo saya ngajarin itu.
13. Ya mungkin itu mbak, kalo bisa anak bisa tambah wawasannya dan
mengetahui hidroponik seperti apa dan kalau bisa hidroponik disini bisa
lebih berkembang lagi dengan harapan kebun biologinya ada dulu.
14. Bagus dan aplikatif kalo disini.
15. Ada sih mbak,tapi mungkin masih sebatas tadi dulu.
Narasumber : Kelik Pekik W., S.Pd.
Guru mapel : IPA dan Prakarya
101
Lampiran 23
HASIL PERHITUNGAN PENILAIAN OBSERVASI
KELAS IX I
Kode Responden Jumlah Point Checklist
RA01 0
RA02 27
RA03 27
RA04 24
RA05 11
RA06 27
RA07 25
RA08 21
RA09 23
RA10 24
RA11 23
RA12 26
RA13 26
RA14 27
RA15 26
Jumlah 337
Rata-rata 22,4
102
Lampiran 24
INDIKATOR MINAT DAN POTENSI
BERCOCOK TANAM HIDROPONIK
No Aspek Perilaku Poin rata-
rata
1 Senang bercocok tanam
hidroponik
19,5
2 Menarik perhatian
bercocok tanam
hidroponik
21,4
3 Kesadaran bercocok
tanam
24,3
4 Kemauan bercocok tanam 26,3
Jumlah 22,4
103
Lampiran 25
Surat Permohonan Izin Penelitian
104
Lampiran 26
Lembar Instrumen Observasi praaktik kelas VII G
105
Lampiran 29
Surat Form pengajuan Surat penunjukan pembimbing Skripsi
106
Lampiran 30
Surat pengajuan judul Skripsi
107
Lampiran 31
Surat Pembimbingan Skripsi
108
Lampiran 32
Surat Keterangan Penelitian
109
Lampiran 33
Lembar Lock Book Penelitian
110
111
112
Lampiran 34
Lembar Keterangan Kegiatan (SKK)
113
114
115
116
117
Lampiran 35
DENAH TEMPAT DUDUK KELAS VII G
A1. Yusuf B1. Aisah C1. April D1. Regina E1. Mustofa F1.
Tarkibal
A2. Arya B2. Irfandi C2. Putra D2. Desvia E2. Firman F2.
Milano
A3. D.Raditia B3. Galang C3. Ferdian D3. Sifa E3. Firda F3. Ela
A4. Puwadani B4. Okta C4. Chelsea D4. Uswatun E4. Anisa F4.
Lutfia
A5. D. Raffi B5.Rifan C5. Renaldo D5. Nadya E5. Hapsari F5.
Angel
Keterangan :
Pada saat 21 Maret 2019 yang tidak masuk sekolah Purwadani dan Irfandi.
118
Lampiran 36
Dokmentasi Penelitian
Gambar 1: Hidroponik di kelas IX I
Gambar 2 : Pengisian angket siswa kelas VII G
Gambar 3 : Hidroponik di kelas VII
119
Gambar 4 : Pengisian angket siswa kelas VII G
Gambar 5 : Praktik penanaman Hidroponik kelas VII G
120
Gambar 6 : Hasil Praktik Hidroponik kelas VII G
Ga Gambar 7 : Hidroponik di sekeliling sekolah
121
Gambar 8 : Gambar wawancara siswa
Gambar 9 : Gambar wawancara guru