Post on 02-Mar-2019
Dinas Sosial Kabupaten Bandung
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2012 1
BAB I PENDAHULUAN
1. UMUM
Dinas Sosial Kabupaten Bandung selanjutnya disebut DINSOS, ditetapkan
berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Bandung Nomor 16 Tahun 2011
Tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Daerah Kabupaten Bandung Nomor 20
Tahun 2007 Tentang Pembentukan Organisasi Dinas Daerah Kabupaten Bandung.
Sebagai salah satu Organisasi Perangkat Daerah; Dinas Sosial mempunyai tugas
pokok merumuskan kebijakan teknis dan melaksanakan kegiatan teknis operasional
di bidang pelayanan Kesejahteraan sosal yang meliputi rehabilitasi social,
pemberdayaan social dan perlindungan social serta melaksanakan ketatausahaan
Dinas. Fungsi yang diemban adalah :
1. Perumusan Kebijakan Teknis sesuai dengan lingkungan tugasnya ;
2. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum sesuai dengan
lingkup tugasnya;
3. Pembinaan dan pelaksanaan tugas sesuai dengan lingkup tugasnya;
4. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh bupati sesuai dengan tugas dan
fungsi;
Adapun Susunan Organisasi Dinas Sosial berdasarakan Perda tersebut
diatas adalah sebagai berikut :
1. Kepala Dinas
2. Sekretariat
Sekretariat mempunyai tugas pokok memimpin, mengkoordinasikan dan
mengendalikan tugas – tugas dibidang pengelolaan pelayanan kesekertariatan
yang meliputi pengkoordinasiaan penyusunan program, pengelolaan umum dan
kepegawaian serta pengelolaan keuangan. Susunan organisasi Sekretariat
terdiri dari:
a. Sub bagian penyusunan program
Sub bagian penyusunan program mempunyai tugas merencanakan,
melaksanakan, mengevaluasi dan melaporkan pelaksanaan tugas pelayanan
dan pengkoordinasian penyusunan rencana dan program dinas.
Dinas Sosial Kabupaten Bandung
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2012 2
b. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian
Sub bagian umum dan kepegawaian mempunyai tugas merencanakan,
melaksanakan, mengevaluasi dan melaporkan pelaksanaan tugas pelayanan
dan pengkoordinasian penyusunan rencana dan program dinas
c. Sub Bagian Keuangan.
Sub bagian keuangan mempunyai tugas merencanakan, melaksanakan,
mengevaluasi dan melaporkan pelaksanaan tugas pengelolaan administrasi
dan pertanggung jawaban pengelolaan keuangan Dinas.
3. Bidang Rehabilitasi Sosial
Bidang Rehabilitasi Sosial mepunyai tugas pokok memimpin, mengkoordinasi
dan mengendalikan tugas – tugas di bidang upaya rehabilitasi sosial yang
meliputi kesejahteraan sosial anak, rehabilitasi orang dengan kecacatan dan
lanjut usia serta rehabilitasi tuna social, dengan susunan organisasi sebabgai
berikut :
a. Seksi kesejahteraan sosial anak
Seksi kesejahteraan sosial anak mempunyai tugas merencanakan,
melaksanakan, mengevaluasi dan melaporkan pelaksanaan tugas pelayanan
dan pengembangan kesejahteraan sosial anak
b. Seksi rehabilitasi orang dengan kecacatan dan lanjut usia
Seksi rehabilitasi orang dengan kecacatan dan lanjut usia mempunyai tugas
merencanakan, melaksanakan, mengevaluasi dan melaporkan pelaksanaan
tugas pelayanan dan pengembangan rehabilitasi orang dengan kecacatan
dan lanjut usia terlantar
c. Seksi rehabilitasi tuna sosial
Seksi rehabilitasi tuna sosial mempunyai tugas merencanakan,
melaksanakan, mengevaluasi dan melaporkan pelaksanaan tugas pelayanan
dan pengembangan rehabilitasi tuna sosial yang meliputi tuna susila,
gelandangan, pengemis, bekas warga binaan pemasyarakatan, bekas
korban penyalahgunaan napza dan korban trafiking.
Dinas Sosial Kabupaten Bandung
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2012 3
4. Bidang Pemberdayaan Sosial
Bidang Pemberdayaan Sosial mempunyai tugas pokok mengendalikan tugas –
tugas di bidang pemberdayaan sosial yang meliputi Pemberdayaan Keluarga
Miskin, Pengumpulan dan Pengelolaan Sumber Dana Bantuan Sosial serta
Pemberdayaan Kelembagaan Sosial. Dengan organisasi sebagai berikut :
a. Seksi pemberdayaan sosial keluarga miskin yang mempunyai tugas
merencanakan, melaksanakan, mengevaluasi dan melaporkan pelaksanaan
tugas pelayanan dan pengembangan pemberdayaan sosial keluarga miskin
b. Seksi pengumpulan dan pengelolaan sumber dana bantuan sosial yang
mempunyai tugas merencanakan, melaksanakan, mengevaluasi dan
melaporkan pelaksanaan tugas peningkatan pengawasan pengumuman dan
pengelolaan sumber dana bantuan sosial bagi korban bencana alam dan
sosial.
c. Seksi pemberdayaan kelembagaan sosial yang mempuyai tugas
merencanakan, melaksanakan, mengevaluasi dan melaporkan pelaksanaan
tugas peningkatan dan pengembangan karang taruna, pekerja sosial
masyarakat, organisasi sosial dan tenaga kesejahteraan sosial kecamatan.
5. Bidang Perlindungan Sosial
Bidang Perlindungan Sosial mempunyai tugas pokok memimpin,
mengkoordinasi dan mengendalikan tugas – tugas di bidang pengembangan
dan perlindngan sosial yang meliputi perlindungan sosial keluarga rentan,
perlindungan sosial korban bencana alam dan sosial serta perlindungan sosial
kepahlawanan dan keperihatinan, dengan susunan organisasi sebagai berikut :
a. Seksi perlindungan sosial keluarga rentan yang mempunyai tugas
merencanakan, melaksanakan, mengevaluasi dan melaporkan pelaksanaan
tugas pengembangan dan perlindungan sosial kelaurga rentan yang meliputi
KDRT, pekerja migrant terlantar dan keluarga bermasalah sosial psikologis
Dinas Sosial Kabupaten Bandung
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2012 4
b. Seksi perlindungan sosial korban bencana alam dan sosial yang mempunyai
tugas merencanakan, melaksanakan, mengevaluasi dan melaporkan
pelaksanakan tugas dan perlindunagn sosial korban bencana alam dan
sosial.
c. Seksi perlindungan sosial kepahlawanan dan keperintisan yang mempunyai
tugas merencanakan, melaksanakan, mengevaluasi dan melaporkan
pelaksanaan tugas peningkatan penyantunan dan perlindungan sosial
kepahlawanan dan keperintisan
6. UPTD Loka Bina Karya Penyandang Cacat
UPTD Loka Bina Karya Penyandang Cacat mempunyai Tugas Pokok
memimpin, merencanakan, melaksanakan, mengevaluasi dan melaporkan
pengelolaan sebagai fungsi dinas di bidang peningkatan dan pengembangan
keterampilan penyandang cacat.
Sub bagian tata usaha yang mempunyai tugas pokok menyusun dan
melaksanakan pengelolaan ketatausahaan UPTD di bidang peningkatan dan
pengembangan keterampilan loka bina karya penyandang cacat.
7. UPTD Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PM KS)
UPTD Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) mempunyai tugas
pokok memimpin, merencanakan, melaksanakan, mengevaluasi dan
melaporkan pengelolaan sebagai fungsi dinas di bidang fasilitas dan
peningkatan keterampilan penyandang masalah kesejahteraan sosial.
Dan membawahi sub bagian tata usaha yang mempunyai tugas pokok
menyusun dan melaksnakan pengelolaan ketatausahaan UPTD di bidang
fasilitas dan peningkatan keterampilan penyandang masalah kesejahteraan
sosial.
8. UPTD Potensi dan Sumber Kesejahteraan Sosial (PS KS)
UPTD Potensi dan Sumber Kesejahteraan Sosial (PSKS) mempunyai tugas
pokok memimpin, merencanakan, melaksanakan, mengevaluasi dan
melaporkan pengelolaan sebagai fungsi dinas di bidang peningkatan keahlian
dan keterampilan potensi dan sumber kesejahteraan sosial.
Dinas Sosial Kabupaten Bandung
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2012 5
Dan membawahi sub bagian tata usaha yang mempunyai tugas pokok
menyusun dan melaksanakan pengelolaan ketatausahaan UPTD di bidang
peningkatan keahlian dan keterampilan potensi dan sumber kesejahteraan
sosial.
2. KONDISI ORGANISASI
Sebagai organisasi baru yang merupakan pemisahan dari Kependudukan dan
Catatan Sipil, Beberapa peraturan perundangan yang melandasi tugas dan fungsi
antara lain adalah :
1. Undang – undang RI. Nomor 11 Tahun 2009 Tentang Kesejahteran Sosial 2. Undang – undang RI Nomor 4 Tahun 1974, Tentang kesejahteran Anak 3. Undang – undang RI Nomor 42 Tahun 1981, Tentang Kesejahteran Keluarga
Miskin/ Fakir Miskin 4. Undang – undang RI Nomor 22 Tahun 1997, Tentang Narkoba 5. Undang – undang RI nomor 36 Tahun 1998, tentang Koordinasi Penanganan
Penyandang Cacat 6. Undang – undang RI Nomor 13 Tahun 1998, Tentang Kesejahteraan Lanjut
Usia/ Jompo. 7. Undang – undang RI Nomor 43 Tahun 1998 Tentang Upaya Peningkatan
Kesejahteraan Sosial Penyandang Cacat 8. Undang – Undang No 15 Tahun 2004 Tentang Perbendaharaan Keuangan
Negara 9. Undang – Undang No 25 Tahun 2004 Tentang Sistem Perancangan
Pembangunan Nasional 10. Undang – Undang No 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintah Derah 11. Undang – Undang No 33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan Keuangan
Antara Pemerintah Pusat Dan Pemerintah Daerah 12. Perturan Pemerintah Republik Indonesia No 20 Tahun 2004 Tentang
Rencana Kerja Pemerintah Pusat Dan Pemerintah Daerah 13. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No 21 Tahun 2004 Tentang
Penyusunan Rencana Kerja Dan Anggaran Kementerian Negara/ Lembaga 14. Surat Edaran Menteri Dalma Negri No 050/2020/Sj, Tanggal 11 Agustus
2005 Tentang Petunjuk Penyusnan Dokumen RPJMD Daerah Dan RPJM Daerah
15. Perturan Daerah Kabupaten Bandung No 6 Tahun 2004 Tentang Transparansi Dan Partisipasi Dalam Penyelenggaraan Pemerinyah Di Kabupaten Bandung
16. Pertaturan Daerah Kabupaten Bandung No 8 Tahun 2005 Tentang Tata Cara Penyusunan Perencanaan Pembangunan Daerah
Dinas Sosial Kabupaten Bandung
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2012 6
17. Peraturan Bupati Bandung No 5 Tahun 2008 Tentang Rincian Tugas Pokok Fungsi Dan Tata Cara Kerja Dinas Daerah di Lingkungan Pemerintah Kabupaten
3. PERAN DINAS SOSIAL
Dari beberapa pendapat ahli di bidang kesejahteraan sosial dapat
disimpulkan bahwa fungsi Kesejahteraan Sosial meliputi pencegahan, rehabilitasi,
pemberdayaan, perlindungan social, pemberian bantuan dan jaminan kesejahteraan
social. Terkait dengan itu pelayanan Kesejahteraan Sosial yang diberikan kepada
PMKS diharapkan dapat meningkatkan fungsi sosialnya, yang pada gilirannya dapat
menyediakan aksesibilitas terhadap pelayanan sosial dasar, guna mencapai taraf
kesejahteraan sosial yang setinggi-tingginya.
Kebijakan Sosial yang digariskan berdasarkan fungsi kesejahteraan sosial
sedemikian itu menjadi sistem sinergik dari sub sistem pembangunan sosial dan
pembangunan ekonomis diupayakan dapat mambantu tercapainya tatanan
organisasi pada tingkatan Nasional yang mengharmonisasikan kebijakan
ekonominya dan Sosial di dalam komitmen yang komperhensif untuk pembangunan
yang berkelanjutan dan berpusat pada masyarakat (people-centered). Selain itu,
kebijakan Sosial diharapkan dapat mengadopsi kebijakan ekonomi makro yang
mendorong penciptaan lapangan kerja dan pencapaian hasil – hasil pembangunan
ekonomi berbasis masyarakat. Lebih dari itu, kebijakan Sosial juga memastikan
bahwa program – program Sosial bersifat produktif melalui pembagian bentuk
investasi yang diarahkan pada pengembangan partisipasi masyarakat dalam
ekonomi. Dengan kata lain, program – program Sosial hendaknya terkait dengan
proses pembangunan.
Fungsi Kesejahteraan sosial sebagaimana tersebut diatas diadopsi sebagai
bidang program penyelanggaraan Kesejahteraan Sosial yang ditetapkan dalam
Undang – undang nomor 11 tahun 2009, bahwa penyelenggaran Kesejahteraan
Sosial meliputi
a. Rehabilitasi Sosial
b. Jaminan Sosial
Dinas Sosial Kabupaten Bandung
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2012 7
c. Pemberdayaan Sosial
d. Perlindungan Sosial
1. Rehabiltasi Sosial
Rehabilitasi Sosial dimaksud memulihkan dan mengembangkan
kemampuan seseorang yang mendalami disfungsi Sosial agar dapat
melaksanakan fungsi Sosialnya secara wajar. Rehabiltasi Sosial
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Undang – undang No 11 tahun 2009
dapat dilaksanakan secara persuasif, koersif, baik dalam keluarga,
masyarakat maupun panti Sosial.
Rehabilitasi Sosial sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diberikan
dalam bentuk:
a. Motivasi dan diagnosis psikososial b. Perawatan dan pengasuhan c. Pelatih vokasional dan pembinaan kewirausahaan d. Bimbingan mental spiritual e. Bimbingan fisik f. Bimbingan Sosial dan konseling psikoSosial g. Pelayanan aksesibilitas h. Bantuan dan asistensi Sosial i. Bimbingan Sosialisasi j. Bimbingan lanjut dan/atau k. Rujukan
2. Jaminan Sosial
a. Menjamin fakir miskin, anak yatim piatu terlantar, lanjut usia
terlantar, penyandang cacat fisik, cacat mental, cacat fisik dan
mental, eks penderita penyakit kronis yang mengalami masalah
ketidakmampuan Sosial-ekonomi agar kebutuhan dasarnya
terpenuhi.
b. Menghargai pejuang, perintis kemerdekaan, dan keluarga
pahlawan atas jasa – jasanya.
3. Pemberdayaan Sosial
Undang – undang nomor 11 tahun 2009 mengemukakan bahwa
pemberdayaan Sosial dimaksud untuk :
Dinas Sosial Kabupaten Bandung
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2012 8
a. Memberdayakan seseorang, keluarga, kelompok, dan masyarakat yang
mengalami masalah Kesejahteraan Sosial agar mampu memenuhi
kebutuhannya secara mandiri.
b. Meningkatkan peran serta dalam lembaga dan/ atau perseorangan
sebagai potensi dan sumber daya dalam penyelenggaraan Kesejahteraan
Sosial.
4. Perlindungan Sosial
UU No 11 tahun 2009 mengemukakan bahwa perlindungan Sosial
dimaksud untuk mencegah dan menangani resiko dari guncangan dan
kerentanan Sosial seseorang, keluarga, kelompok, dan/ atau masyarakat
agar kelangsungan Sosial sebagaimana dimaksud dilaksanakan melalui:
bantuan Sosial; advokasi Sosial; dan bantuan hukum. Bantuan Sosial
dimaksudkan agar seseorang, keluarga, kelompok, dan masyarakat yang
mengalami guncangan dan kerentanan Sosial dapat tetap hidup secara wajar.
Bantuan Sosial bersifat sementara dan berkelanjutan dalam bentuk:
a. Bantuan langsung
b. Penyediaan aksesibilitas dan
c. Pengaturan kelembagaan
Advokasi Sosial dimaksud untuk melindungi dan membela seseorang,
keluarga, kelompok, dan masyarakat yang dilanggar haknya. Advokasi Sosial
dapat diberikan dalam bentuk penyadaran hak dan kewajiban, pembelaan,
dan pemenuhan hak. Bantuan hukum diselenggarakan untuk mewakili
kepentingan warga Negara yang menghadapi masalah hukum dalam
pembelaan atas hak, baik di dalam maupun di luar pengadilan, serta
memberikan konsultasi hukum.
Dinas Sosial Kabupaten Bandung
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2012 9
BAB II RENCANA STRATEGIS DAN PENETAPAN KINERJA
1. RENCANA STRATEGIS 2012 – 2014
Dinas Sosial Kabupaten Bandung merupakan Dinas tekhnik Daerah sebagai
unsur penunjang pemerintah Daerah dalam penanganan masalah Sosial.
Ruang Lingkup Strategis Pembangunan Kesejahteraan Soisal Kabupaten
Bandung tidak terlepas dari Undang-Undang No. 11 Tahun 2009 Tentang
Kesejahtraan Sosial menjadi pedoman dalam Pelaksanaan Pembangunan
Kesejahteraan Sosial. Lingkungan Strategis Dinas Sosial sebagai suatu instansi
yang mempunyai kewenangan untuk menanggulangi permasalahan Kesejahteraan
Sosial. Sasarannya adalah individu, keluarga, organisasi dan komunikasi yang
memerlukan pelayanan sosial dikarenakan mereka mempunyai hambatan, masalah
dan gangguan sehingga mereka tidak dapat melaksanakan fungsi sosial secara
wajar, yaitu menangani masalah dan menjalankan peran sesuai dengan statusnya.
Isu strategis masih tingginya penduduk miskin, berdampak langsung pada
penurunan daya beli, keterbatasan mengakses pelayanan Kesejahteraan dan
pendidikan, yang kesemuanya memberikan kontirbusi terhadap peningkatan indek
pembangunan manusia (IPM). Rendahnya daya beli masyarakat menyebabkan
jumlah penyandang masalah Kesejahteraan Sosial semakin meningkat. Penyandang
masalah Kesejahteraan soisial (PMKS) adalah komunitas keluarga miskin, hampir
miskin, dan fakir miskin, seperti
1. Anak balita terlantar
2. Anak terlantar
3. Anak nakal
4. Anak jalanan
wanita rawan Sosial ekonomi, korban tindakan kekerasan, lanjut usia terlantar,
penyandang cacat, tuna susila, pengemis, gelandangan, bekas warga binaan
lembaga kemasyarakatan (BWBLK), korban penyalah gunaan NAPZA, kelurga
fakir miskin, kelurga berumah tidak layak huni, kelurga bermasalah Sosial,
psikologi, korban bencana alam, korban bencana Sosial atau pengungsi, pekerja
Dinas Sosial Kabupaten Bandung
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2012 10
migrant terlantar, orang dengan bencana Sosial atau pengungsi, pekerja migran
terlantar, orang dengan HIV/ AIDS (ODHA), keluarga rentan. Hal ini memerlukan
pelayanan yang terpadu dan berkesinambungan. Dinas Sosial sebagai instansi
pemerintahan bertanggung jawab dalam menyelenggarakan pelayanan
kesejahteraan sosial, yang dalam pelaksanaannya mengggunakan partisipasi
masyarakat dengan menggali Potensi Sumber Kesejahteraan Sosial (PSKS)
meliputi potensi yang ada pada diri manusia, alam dan institusi Sosial yang dapat
digunakan untuk menunjang usaha Kesejahteraan Sosial.
Visi dan Misi
Dinas Sosial sebagai salah satu pelaku pembangunan kesejahteraan sosial
harus dengan seksama memperhatikan dasar-dasar pembangunan Kesejahteraan
sosial sebagaimana tercantum dalam rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah (RPJMD) Kabupaten Bandung Tahun 2012-2015.
Berbagai isu global, nasional dan wilayah, perlu dipertimbangkan dalam
menyelesaikan isu yang bersifat lokal, dan berimplikasi pada kesejahteraan sosial
masyarakat. Isu-isu kesejahteraan sosial Kabupaten Bandung antara lain,
kemiskinan; keterlantaran; kecacatan; kebencanaan dan ketunasosialan.
Dengan mempertimbangkan isu yang ada serta kecenderungan
pembangunan kesos, maka ditetapkan visi Dinas Sosial, guna memenuhi kebutuhan
material, spiritual dan sosial bagi warga Kabupaten Bandung yang kurang
beruntung. Adapun Visi Dinas Sosial adalah sebagai berikut :
“ Terwujudnya Peningkatan Kualitas Pelayanan
Kesejahteraan Sosial Masyarakat Kabupaten Bandung
Terwujudnya visi, merupakan tantangan yang harus dihadapi oleh segenap
personil Dinas Sosial. Sebagai bentuk nyata dari visi tersebut, maka ditetapkanlah
misi yang menggambarkan hal yang seharusnya terlaksana.
Dengan memperhatikan isi dan pencapaian Visi Dinas Sosial, maka dikemukakan 5
Misi Dinas Sosial.
Dinas Sosial Kabupaten Bandung
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2012 11
MISI
Tujuan Strategis
Dalam rangka mencapai visi dan misi seperti yang dikemukakan terdahulu,
maka visi dan misi tersebut harus dirumuskan ke dalam bentuk yang lebih terarah
dan operasional berupa perumusan tujuan strategis (strategic goals) organisasi.
Tujuan strategis merupakan penjabaran atau implementasi dari pernyataan
misi yang akan dicapai atau dihasilkan dalam jangka waktu 1 (satu) sampai 5 (lima)
tahun. Dengan diformulasikannya tujuan strategis ini maka Dinas Sosial dapat
secara tepat mengetahui apa yang harus dilaksanakan oleh organisasi dalam
memenuhi visi misinya untuk kurun waktu satu sampai lima tahun ke depan dengan
mempertimbangkan sumber daya dan kemampuan yang dimiliki. Lebih dari itu,
perumusan tujuan strategis ini juga akan memungkinkan Dinas Sosial untuk
mengukur sejauh mana visi misi organisasi telah dicapai mengingat tujuan strategis
dirumuskan berdasarkan visi misi organisasi.
Penyelenggaraan Kesejahteraan Sosial ditujukan kepada perseorangan,
kelompok, keluarga, komunitas, dan masyarakat penyandang masalah
kesejahteraan sosial. Pelaksana penyelenggaraan kesejahteraan sosial seperti
dimaksud di atas ditujukan kepada ;
1. Meningkatkan upaya perlindungan, rehabilitas dan pemberdayaan sosial
bagi Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial.
2. Mningkatkan partisipasi masyarakat dan kemitraan dunia usaha dalam
penyelenggaraan Kesejahteraan Sosial.
3. Melestarikan nilai-nilai kepahlawanan, keperintisan, dan kesetiakawanan
sosial.
4. Meningkatkan upaya pengurangan resiko bencana.
5. Meningkatkan mutu, keterjangkauan dan profesionalitas pelayanan sosial
bagi penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial.
Dinas Sosial Kabupaten Bandung
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2012 12
(1) Anak yang mengalami kesejahteraan sosial, yang meliputi ; anak belita terlantar,
anak terlantar, anak nakal, anak jalanan, anak yang berkonflik dengan hukum,
anak korban bencana alam dan sosial, serta anak yang mengalami perlakuan
salah ;
(2) Keluarga penyandang masalah kesejahteraan sosial yang meliputi ; keluarga
fakir miskin, keluarga berumah tidak layak huni; keluarga bermasalah sosial
psikologis, keluarga rentan; keluarga yang menggelandang dan mengemis;
serta keluarga pekerja migran bermasalah;
(3) Korban bencana alam dan sosial;
(4) Masalah gender dan wanita penyandang masalah kesejahteraan sosial, yang
meliputi ; wanita tuna susila,wanita korban kekerasan dalam rumah tangga, dan
wanita rawan sosial ekonomi;
(5) Komunitas adat terpencil;
(6) Penyandang disabilitas;
(7) Lanjut usia terlantar;
(8) Korban penyalahgunaan NAPZA;
(9) Orang dengan HIV/AIDS;
(10) Masalah sosial yang dihadapi klien dirumah sakit; dan
(11) Masalah kesejahteraan sosial yang dihadapi masyarakat.
Penyelenggaraan Kesejahteraan Sosial dilaksanakan di dalam lembaga
kesejahteraan sosial maupun di luar lembaga kesejahteraan sosial.
Penyelenggaraan kesejahteraan sosial di dalam lembaga kesejahteraan sosial.
Penyelenggaraan kesejahteraan sosial yang di luar lembaga kesejahteraan sosial
merupakan aktivitas penyelenggaraan kesejahteraan sosial yang dilakukan di
masyarakat.
Lembaga Kesejahteraan Sosial merupakan organisasi sosial atau
perkumpulan sosial yang melaksanakan penyelenggaraan kesejahteraan sosial
yang dibentuk oleh masyarakat, baik yang berbadan hukum maupun yang tidak
berbadan hukum. Setiap Lembaga Kesejahteraan Sosial harus melaksanakan
penyelenggaraan Kesejahteraan Sosial.
Dinas Sosial Kabupaten Bandung
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2012 13
Sarana dan Prasarana yang digunakan dalam penyelenggaraan sosial
meliputi; (1)Panti Sosial; (2)Pusat Rehabilitas Sosial; (2)Pusat Pendidikan dan
Pelatihan; (3)Pusat Kesejahteraan Sosial; (4) Rumah singgah; (5)Rumah
Perlindungan Sosial; (6)Loka Bina Karya.
Rehabilitas Sosial ditujukan untuk memulihkan dan mengembangkan
kemampuan penyandang masalah kesejahteraan sosial agar dapat melaksanakan
fungsi sosialnya secara wajar. Rehabilitas Sosial dapat dilaksanakan secara
persuasif, motivatif, koersif, baik secara perorangan, kelompok, keluarga, komunitas,
masyarakat maupun panti sosial. Rehabilitas Sosial dapat diberikan dalam bentuk;
(1) Motivasi dan Diagnosis Kewirausahaan;
(2) Bimbingan Sosial Spiritual;
(3) Bimbingan fisik;
(4) Bimbingan Sosial;
(5) Bimbingan Resosialisasi;
(6 ) Bimbingan lanjut; dan/atau
(7) Rujukan.
Pemberdayaan Sosial ditujukan untuk memperdayakan seseorang, kelompok,
keluarga, komunitas, dan masyarakat yang mengalami masalah kesejahteraan
sosial agar mampu memenuhi kebutuhannya secara mandiri. Dalam pemberdayaan
sosial dilakukan kegiatan pekerjaan sosial untuk meningkatkan peran serta lembaga
dan/atau perseorangan sebagai potensi dan sumber daya alam penyelenggaraan
kesejahteraan sosial. Pemberdayaan sosial dilakukan melalui; Peningkatan
kemauan dan kemampuan; Penggalian potensi sumber daya; Penggalian nilai-nilai
dasar; dan pemberian akses; dan/atau pemberian bantuan usaha. Pemberdayaan
sosial dalam penyelenggaraan kesejahteraan sosial dilakukan dalam bentuk;
(1)Diagnosis dan pemberian motivasi; (2)Pelatihan Keterampilan; (3)Pendampingan;
(4)Pemberian stimulan modal, peralatan usaha dan tempat usaha; (5)Peningkatan
akses pemasaran hasil usaha; (6)Supervisi dan Advokasi Sosial; (7)Penguatan
Keserasian Sosial; (8)Penataan Lingkungan Sosial; dan (9)Bimbingan Lanjut.
Dinas Sosial Kabupaten Bandung
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2012 14
Pengembangan masyarakat ditujukan untuk meningkatkan kehidupan seluruh
komunitas dan masyarakat melalui partisipasi aktif dan atas prakarsa sendiri.
Perlindungan sosial merupakan intervensi pekerjaan sosial yang ditujukan
untuk mencegah dan menangani resiko akibat guncangan dan kerentanan sosial
seseorang, keluarga, kelompok, komuniti, dan/atau masyarakat agar kelangsungan
hidupnya dapat dipenuhi sesuai dengan kebutuhan dasar minimal. Perlindungan
sosial dapat dilaksanakan melalui pemberian bantuan sosial, advokasi sosial;
dan/atau bantuan hukum.
Bantuan dimaksudkan agar seseorang, keluarga, kelompok, komunitas,
dan/atau masyarakat yang mengalami guncangan dan kerentanan sosial dapat
mengatasi masalahnya sendiri sehingga mereka hidup secara wajar. Bantuan sosial
dapat bersifat sementara dan/atau berkelanjutan dalam bentuk pemberian bantuan
langsung, penyediaan aksebilitas, dan/atau penguatan dalam memecahkan masalah
sosialnya.
Advokasi sosial dimaksudkan untuk melindungi dan membela seseorang,
keluarga, kelompok, komunitas, dan/atau masyarakat yang dilanggar haknya.
Advokasi sosial dapat diberikan dalam bentuk penyadaran hak dan kewajiban,
pembelaan, dan pemenuhan hak.
Bantuan hukum diselenggarakan untuk mewakili kepentingan seseorang,
keluarga, kelompok, komunitas, dan/atau masyarakat yang menghadapi masalah
hukum dalam pembelaan atas hak, baik didalam maupun diluar pengadilan, bantuan
hukum dapat diberikan dalam bentuk pembelaan dan konsultasi hukum.
Adapun tujuan strategis dari Dinas Sosial adalah sebagai berikut:
1. Mewujudkan masyarakat yang berdaya.
2. Meningkatkan pelayanan rehabilitasi sosial bagi masyarakat.
3. Meningkatkan pelayanan perlindungan sosial.
4. Mewujudkan pelestarian kepahlawanan, keperintisan dan kesetiakawanan
sosial.
5. Mewujudkan peningkatan kapasitas aparatur dan kelembagaan dinas
sosial.
Dinas Sosial Kabupaten Bandung
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2012 15
Indikator Kinerja Tujuan dan Target Jangka Menengah
Untuk mengukur sejauh mana Dinas Sosial telah mencapai tujuan strategis
yang telah ditetapkan, pada masing-masing tujuan strategis ditetapkan indikator
kinerja dan target kinerja yang harus dicapai pada akhir tahun ke lima (2015).
Indikator kinerja masing-masing tujuan tersebut merupakan Indikator Kinerja Dinas
Sosial . Indikator Kinerja berikut target yang ingin dicapai di tahun 2015 dapat
dijelaskan sebagai berikut:
No. Tujuan Indikator Kinerja Target 2015 1. Mewujudkan
masyarakat yang berdaya
Rata-rata PMKS yang ditangani mampu memenuhi kebutuhan dasarnya
800 orang
Persentase dunia usaha / kelompok masyarakat / perorangan yang melaksanakan program UKS
2275 orang
2. Meningkatkan pelayanan rehabilitasi sosial bagi masyarakat
Rata-rata PMKS yang ditangani mampu melaksanakan fungsi sosial
2460 orang PMKS
Rata-rata PMKS dengan penyandang disabilitas yang ditangani berfungsi secara fisik Rata-rata persentase PMKS yang ditangani mampu mengurus diri sendiri Rata-rata persentase PMKS yang ditangani mampu menjalani kesejahteraan sosial
3. Meningkatkan pelayanan perlindungan sosial
Rata-rata Persentase PMKS yang di tangani mampu menghadapi situasi kritis
525 orang
Jumlah dan kualitas bantuan langsung berkelanjutan
33 janda PKRI
4. Mewujudkan pelestarian nilai-nilai kepahlawanan, keperintisan dan kesetiakawanan sosial
Jumlah generasi muda yang memahami nilai-nilai kepahlawanann dan kesetiakawanan sosial
300 orang
5. Mewujudkan peningkatan kapasitas aparatur dan kelembagaan Dinas Sosial
Meningkatnya kinerja Dinas Sosial 5 Regulasi
Dinas Sosial Kabupaten Bandung
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2012 16
Sasaran Strategis dan Indikator Kinerja Sasaran
Sasaran strategis Dinas Sosial merupakan penjabaran dari tujuan yang telah
ditetapkan secara lebih spesifik dan terukur, yang menggambarkan sesuatu yang
akan dihasilkan dalam kurun waktu 5 (lima) tahun dan dialokasikan dalam 5 (lima)
periode secara tahunan melalui serangkaian program dan kegiatan yang akan
dijabarkan lebih lanjut dalam suatu Rencana Kinerja (Performance Plan). Penetapan
sasaran strategis ini diperlukan untuk memberikan fokus pada penyusunan program,
kegiatan, dan alokasi sumber daya organisasi dalam kegiatan atau operasional
organisasi tiap-tiap tahun dalam kurun waktu 5 (lima) tahun.
Sasaran strategis Dinas Sosial yang ditetapkan sepenuhnya mendukung
pencapaian tujuan strategis yang terkait. Dengan demikian, apabila seluruh sasaran
yang ditetapkan telah dicapai diharapkan bahwa tujuan strategis terkait juga telah
dapat dicapai.
Tujuan 1: Mewujudkan Masyarakat yang Berdaya
Penjabaran dari tujuan ini secara lebih spesifik adalah sebagai berikut :
Sasaran Indikator Kinerja Utama
Pemberdayaan Fakir Miskin Jumlah Fakir Miskin yang ditangani
Pemberdayaan masyarakat dan tanggung jawab sosial dunia usaha
Jumlah kelompok masyarakat yang melaksanakan Kesejahteraan sosial
Tujuan 2: Meningkatkan Pelayanan Rehabilitasi Sosia l bagi Masyarakat
Penjabaran dari tujuan ini secara lebih spesifik adalah sebagai berikut:
Sasaran Indikator Kinerja Utama
Meningkatnya Rehabilitasi sosial dan vokasional bagi PMKS
Jumlah PMKS yang mendapatkan layanan rehabilitasi
Tujuan 3: Meningkatkan Pelayanan Perlindungan Sosia l
Dinas Sosial Kabupaten Bandung
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2012 17
Penjabaran dari tujuan ini secara lebih spesifik adalah sebagai berikut:
Sasaran Indikator Kinerja Utama
Terlaksananyanya pelayanan sosial dan psikososial
Jumlah PMKS yang memperoleh konseling / bantuan sosial / advokasi sosial
Jumlah dan kualitas bantuan langsung berkelanjutan
Tujuan 4: Mewujudkan Pelestarian Kepahlawanan, Kepe rintisan dan
Kesetiakawanan Sosial
Penjabaran dari tujuan ini secara lebih spesifik adalah sebagai berikut:
Sasaran Indikator Kinerja Utama
Mewujudkan pelestarian kepahlawanan, keperintisan dan kesetiakawanan sosial
Jumlah generasi muda yang memahami nilai-nilai kepahlawanan dan kesetiakawanan sosial
Tujuan 5: Mewujudkan Peningkatan Kapasitas Aparatur dan Kelembagaan
Dinas Sosial
Penjabaran dari tujuan ini secara lebih spesifik adalah sebagai berikut:
Sasaran Indikator Kinerja
Meningkatnya efektivitas pelaksanaan pekerjaan
Persentase kegiatan yang sesuai dengan rencana strategis
Meningkatnya pelayanan kesejahteraan sosial yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat
Jumlah regulasi di bidang pelayanan kesejahteraan sosial Persentase pegawai yang memiliki pengetahuan dan keterampilan pekerjaan sosial
Dinas Sosial Kabupaten Bandung
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2012 18
2. PENETAPAN KINERJA 2012
Penetapan kinerja tahun 2012 untuk Dinas Sosial adalah sebagai berikut :
Sasaran Strategis Indikator Kinerja Utama Target Anggaran (Rp)
Meningkatnya kesejahteraan sosial fakir miskin
Jumlah Fakir Miskin yang ditangani
250 orang 966.000.000
Meningkatnya partisipasi masyarakat dalam penyelenggaraan kesejahteraan sosial
Jumlah kelompok masyarakat yang melaksanakan Kesejahteraan sosial
546 orang 1.257.230.500
Meningkatnya Rehabilitasi sosial dan vokasional bagi PMKS
Jumlah PMKS yang mendapat layanan rehabilitasi sosial dan rehabilitasi vokasional
1022 orang 1.298.216.000
Terlaksananyanya pelayanan sosial dan psikososial
Jumlah korban bencana, korban tindak kekerasan dan pekerja migran yang bermasalah yang memperoleh konseling / bantuan sosial / advokasi sosial
390 orang 732.273.000
Jumlah dan kualitas bantuan langsung berkelanjutan
33 orang janda PKRI
110.000.000
Meningkatnya pelayanan kesejahteraan sosial yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat
Meningkatnya kinerja dinas Rancangan Perbup tentang SPM bidang sosial
141.705.000
Dinas Sosial Kabupaten Bandung
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2012 19
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
Dalam tahun anggaran 2012, Dinas Sosial telah menetapkan 9 (sembilan)
sasaran yang akan dicapai. Ke enam sasaran tersebut selanjutnya diukur dengan
mengaplikasikan 27 indikator kinerja. Realisasi pada akhir tahun menunjukkan
bahwa keseluruh sasaran yang ada dapat dicapai dengan baik,
1. Pengukuran Capaian Kinerja Tahun 2012
Pengukuran tingkat capaian kinerja Dinas sosial Tahun 2012 dilakukan
dengan cara membandingkan antara target dengan realisasi masing-masing
indikator kinerja sasaran. Rincian tingkat capaian kinerja masing-masing indikator
tersebut dapat diilustrasikan dalam tabel berikut
NO SASARAN INDIKATOR KINERJA UTAMA
URAIAN TARGET REALISASI
%
1. Meningkatnya kesejahteraan sosial fakir miskin
Jumlah Fakir Miskin yang ditangani
250 orang 280 orang 112
2. Meningkatnya partisipasi masyarakat dalam penyelenggaraan kesejahteraan sosial
Jumlah kelompok masyarakat yang melaksanakan Kesejahteraan sosial
546 orang 546 100
3. Meningkatnya mutu layanan Rehabilitasi sosial dan vokasional bagi PMKS
Jumlah PMKS yang mendapat layanan rehabilitasi sosial dan rehabilitasi vokasional
1022 orang 1153 112,8
Dinas Sosial Kabupaten Bandung
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2012 20
NO SASARAN INDIKATOR KINERJA UTAMA
URAIAN TARGET REALISAS
I %
4. Terlaksananyanya pelayanan sosial dan psikososial
Jumlah korban bencana, korban tindak kekerasan dan pekerja migran yang bermasalah yang memperoleh konseling / bantuan sosial / advokasi sosial
390 orang 410 105
Jumlah dan kualitas bantuan langsung berkelanjutan
33 orang janda PKRI
33 100
5. Terlaksananya pewarisan nilai-nilai kepahlawanan, keperintisan, dan kesetiakawanan sosial
Jumlah generasi muda yang memahami nilai-nilai kepahlawanan dan kesetiakawanan sosial
50 50 100
6. Meningkatnya pelayanan kesejahteraan sosial yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat
Jumlah regulasi di bidang pelayanan kesejahteraan sosial
Tersusunnya Regulasi
Terbitnya Peraturan Bupati tentang SPM bidang sosial
100
Terbitnya rancangan Peraturan Daerah tentang Penyelenggaraan Kesejahteraan Sosial
Dinas Sosial Kabupaten Bandung
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2012 21
2. Analisis Capaian Kinerja
Analisis dan evaluasi capaian kinerja tahun 2012 dari Dinas Sosial dapat
dijelaskan sebagai berikut :
Sasaran : Meningkatnya Kesejahteraan sosial Fakir Miskin
Indikator Target Realisasi %
capaian
Realisasi 2010 2011
Jumlah Fakir Miskin yang ditangani
250 orang 280 orang
112 100 org 60 org
Dari tabel tersebut diatas dapat diuraikan bahwa kondisi capaian kinerja dalam
kegiatan pemberdayaan keluarga fakir miskin yang di targetkan sebanyak 250 Keluarga
Fakir Miskin (KFM), dalam realisasi pelaksanaan yang ditangani sebanyak 280 KFM
sehingga persentase capaian target mencapai 112%; dengan demikian dapat dikatakan
bahwa capaian target kinerja pada tahun 2012 adalah sebesar 35% dari target kinerja
pada tahun 2015.
Sementara capaian kinerja pada tahun berjalan (dari tahun 2010 s/d 2011)
sebesar 20%. Dari hasil capaian target tersebut, maka tingkat capaian kinerja dalam
penanganan kimiskinan sampai dengan tahun 2012 sebesar 55%
Sasaran: Meningkatnya partisipasi masyarakat dalam penyelenggaraan kesejahteraan sosial
Indikator Target Realisasi %
capaian
Realisasi 2010 2011
Jumlah kelompok masyarakat yang melaksanakan Kesejahteraan sosial
546 orang
546 100 90 org 125 org
Dinas Sosial Kabupaten Bandung
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2012 22
Target program pada tahun 2012 pada sasaran ini adalah sebanyak 546 orang
yang akan berpartisifasi dalam penyelenggaraan kesejahteraan sosial; capaian target
terealisasi sebesar 100% atau 24% dari capaian target pada tahun 2015.
Adapun realisasi capaian target pada tahun berjalan sebesar 9,45% ; dengan
demikian rasio capaian target sampai dengan tahun 2012 sebesar 33,45% dari tingkat
capaian kinerja pada tahun 2015.
Sasaran : Meningkatnya mutu layanan Rehabilitasi sosial dan vokasional bagi PMKS
Indikator Target Realisasi %
capaian
Realisasi 2010 2011
Jumlah PMKS yang mendapat layanan rehabilitasi sosial dan rehabilitasi vokasional
1022 orang
1153 112,8 295 281
Target PMKS yang akan mendapat layanan pada tahun 2012 adalah sebanyak
1022 orang, adapun dalam pelaksanaanya realisasi target yang medapat layanan
rehabilitasi sebanyak 1153 PMKS, dengan demikian persentase capaian sebesar
112,8%, hal tersebut menunjukan bahwa dalam pelaksanaan pelayanan rehabilitasi ada
peningkatan sebesar 12,8%. Kenaikan target kinerja tersebut dikarenakan berdasarkan
hasil esessment lapangan ada kebutuhan mendesak yang perlu segera untuk di
rehabiltasi.
Persentase capaian realisasi pada program ini sebesar 65% dari target capaian
pada tahun 2015. Adapun persentase capaian target kinerja sampai dengan tahun
berjalan sebesar 32,8%.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa capaian persentase kinerja dalam
pemberian layanan rehabilitasi sosial dan rehabilitasi vokasional sampai dengan tahun
2012 sebesar 97,8% dari rencana capaian target tahun 2012.
Dinas Sosial Kabupaten Bandung
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2012 23
Sasaran : Terlaksananya pelayanan sosial dan psikososial
Indikator Target Realisasi % capaian
Realisasi 2010 2011
Jumlah korban bencana, korban tindak kekerasan dan pekerja migran yang bermasalah yang memperoleh konseling / bantuan sosial / advokasi sosial
390 orang 410 105 60 60
Jumlah dan kualitas bantuan langsung berkelanjutan
33 orang janda PKRI
33 100 33 33
Sasaran kegiatan ini pada prinsipnya adalah penurunan trauma (trauma hilling)
target kinerja adalah sebesar 390 orang yang terdiri dari korban bencana dan korban
tindak kekerasan. Pada realisasi kegiatan yang ditangani sebanyak 410 orang dengan
demikian persentase capaian sebesar 105%; atau sebesar 78% dari target capaian
pada tahun 2015.
Sementara capaian target pada tahun berjalan sebesar 22,85%. Dengan
demikian capaian kinerja sampai dengan tahun 2012 untuk indikator korban bencana,
korban tindak kekerasan dan pekerja migran yang bermasalah yang memperoleh
konseling / bantuan sosial / advokasi sosial 100,85%, kelebihan capaian target tersebut
dikarenakan jumlah korban bencana yang tidak dapat di prediksi dari tahun ke tahun
sehingga didalam penanganannya tidak dapat terpaku pada data yang ada
Dinas Sosial Kabupaten Bandung
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2012 24
Sasaran : Terlaksananya pewarisan nilai-nilai kepahlawanan, keperintisan, dan kesetiakawanan sosial
Indikator Target Realisasi % capaian
Realisasi 2010 2011
Jumlah generasi muda yang memahami nilai-nilai kepahlawanan dan kesetiakawanan sosial
50 50 100
Sasaran ini ditujukan pada generasi muda sebagai penerus bangsa, target
yang ditetapkan pada tahun 2012 sebanyak 50 orang dan pada pelaksanaanya
terealisasi 100%. Persentase capaian target pada tahun 2012 sebanyak 20%. Dari
target yang ditetapkan di tahun 2015
Sasaran : Meningkatnya efektivitas pelaksanaan pekerjaan
Indikator Target Realisasi % capaian
Realisasi 2010 2011
Persentase kegiatan yang sesuai dengan rencana strategis
9 program 9 program
100 9 9
Untuk sasaran ini seluruh program sudah merujuk pada dokumen perencanaan
dalam hal ini Renstra Dinas Sosial Tahun 2010 – 2015; beberapa hal yang menjadi
catatan dalam pencapaian indikator ini adalah target yang ditetapkan pada renstra
dalam pelaksanaanya lebih dari yang ditetapkan.
Dinas Sosial Kabupaten Bandung
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2012 25
Sasaran : Meningkatnya pelayanan kesejahteraan sosial yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat
Indikator Target Realisasi % capaian
Realisasi 2010 2011
Jumlah regulasi di bidang pelayanan kesejahteraan sosial
2 regulasi 2 regulasi
100 - -
Pada sasaran ini regulasi yang diterbitkan sebanyak 2 buah; yaitu Peraturan
Bupati tentang Standar Pelayanan Minimum bidang sosial serta Rancangan Peraturan
Daerah tentang Penyelenggaraan Kesejahteraan Sosial.
Diharapkan dengan terbitnya 2 regulasi tersebut akan memberikan pelayanan
yang optimal bagi masyarakat.
3. Akuntabilitas Keuangan
Secara umum realisasi keuangan pada tahun 2012 adalah sebagai berikut :
No. Kegiatan dalam DIPA Pagu Anggaran Realisasi %
1. Peningkatan kemampuan (capacity building) petugas dan pendamping sosial pemberdayaan fakir miskin, KAT dan PMKS lainnya
406.000.000 382.898.950 94
2. Kegiatan pelatihan keterampilan berusaha bagi keluarga miskin
100.000.000 98.622.000 99
3. Fasilitas Manajemen bagi keluarga miskin
60.000.000 59.893.000 99,8
4. Pengadaan sarana dan prasarana pendukung usaha bagi keluarga miskin
383.000.000 376.684.000 98
Dinas Sosial Kabupaten Bandung
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2012 26
5. Pelatihan keterampilan bagi penyandang masalah kesos
240.000.000 238.772.300 99
6. Pengembangan kebijakan tentang akses sarana dan prasarana publik bagi penyandang masalah kesos
10.000.000 10.000.000 100
7. Pelayanan dan perlindungan sosial bagi korban eksploitas, perdagangan perempuan dan anak
127.360.000 127.126.250 99,8
8. Pelaksanaan KIE konseling dan kampanye sosial bagi PMKS
92.860.000 92.760.000 99,9
9. Peningkatan kualitas pelayanan, sarana dan prasarana rehabilitasi kesejahteraan sosial bagi PMKS
81.000.000 81.000.000 100
10. Penyusunan kebijakan pelayanan dan rehabilitasi bagi PMKS
388.705.000 382.280.800 98
11. Penanganan masalah-masalah strategis yang menyangkut tanggap cepat darurat dan kejadian luar biasa
246.060.000 245.589.300
12. Pelayanan dan jaminan sosial bagi Lansia
358.737.500 356.956.700 99.5
13. Pelayanan bagi korban bencana alam dan sosial
511.875.000 509.659.300 99,6
14. Pelatihan keterampilan dan praktek belajar kerja bagi anak terlantar
72.000.000 71.992.900 99.99
15. Peningkatan keterampilan tenaga pembimbing anak terlantar
45.000.000 45.000.000 100
16. Pelayanan sosial bagi anak terlantar melalui peuatan UEP
190.965.000 190.695.000 99.9
17. Pembangunan sarana dan prasarana perawatan para penyandang cacat dan trauma
277.950.000 269.105.000 96,8
Dinas Sosial Kabupaten Bandung
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2012 27
18. Pendidikan dan pelatihan bagi penyandang cacat dan eks trauma
80.000.000 78.238.000 97,8
19. Pemberdayaan para penyandang cacat dan eks trauma
96.810.000 92.230.000 95
20. Peningkatan keterampilan tenaga pelatih dan pendidik
102.600.000 93.215.000 91
21. Pemeliharaan panti PMKS 45.000.000 44.665.000 99
22. Workshop kuota 1 % penempatan tenaga kerja
57.141.000 56.441.000 98,8
23. Peningkatan keterampilan tenaga pelatih dan pendidik
81.000.000 78.575.000 97
24. Pelayanan sosial bagi peningkatan taraf hidup kesejahteraan sosial lanjut usia
173.227.500 172.552.500 99,6
25. Pemberdayaan eks penyandang penyakit sosial
45.000.000 44.700000 99
26. Bimbingan sosial dan latihan kerja bagi eks penyandang penyakit sosial
212.500.000 207.790.000 97,8
27. Peningkatan peran aktif masyarakat dan dunia usaha
40.500.000 39.635.000 98
28. Peningkatan kualitas SDM kesejahteraan sosial masyarakat
647.920.000 620.819.100 96
29. Pengembangan model kelembagaan perlindungan sosial
388.705.000 382.280.800 98
30. Peringatan hari pahlawan, pemeliharaan TMB,dan tugu perjuangan serta penyantunan janda PKRI
110.000.000 109.577.250 99,6
31. Sosialisasi UU no 11 tahun 2009
163.460.000 147.760.000 90,4
Dinas Sosial Kabupaten Bandung
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2012 28
32. Peningkatan organisasi pelaksanaan bidang kesejahteraan sosial
147.220.000 146.985.000 99,8
33. Pendidikan dan pelatihan bagi pengurus yayasan orsos
54.000.000 52.755.000 97,7
34. Updating data PMKS dan PSKS
162.580.500 161.730.500 99,48
35. Pelestarian Nilai-nilai kepahlawanan
145.000.000 143.578.000 99
JUMLAH
Dinas Sosial Kabupaten Bandung
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2012 29
BAB IV PENUTUP
1. Simpulan
Sepanjang tahun 2012 ini, beberapa keberhasilan telah dicapai oleh Dinas
Sosial Kabupaten Bandung. Beberapa keberhasilan yang dapat dicatat antara lain
adalah semakin meningkatnya capaian target kinerja dari rencana strategis yang
ditetapkan.
Faktor utama penentu berbagai keberhasilan yang sudah dicapai sepanjang
tahun 2012 ini adalah :
1. Dinas Sosial melalui Peraturan Daerah Kabupaten Bandung Nomor 16
Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Daerah Kabupaten
Bandung Nomor 20 Tahun 2007 tentang Pembentukan Organisasi Dinas
Daerah Kabupaten Bandung. Sebagai salah satu Organisasi Perangkat
Daerah menjadi dinas yang mandiri.
2. Dengan berdirinya dinas sosial secara mandiri maka alokasi anggaran
terfokus untuk pelayanan kesejahteraan sosial.
3. Dampak lain dari kemandirian tersebut adalah terbitnya rancangan
regulasi yang mendukung terhadap pencapaian dari pada tujuan dinas
sosial.
Beberapa permasalahan yang dihadapi dalam penanganan dan pelayanan
kesejahteraan sosial adalah jumlah personil yang kurang memadai; secara ideal tiap
seksi di dukung oleh 3 personil yang masing-masing menangani asessment, dan
intervensi klien baik secara casework, groupwork maupun comunity base serta
penanganan determinasi.
Dinas Sosial Kabupaten Bandung
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2012 30
2. Langkah Kedepan
Dalam upaya untuk meningkatkan kinerja Dinas Sosial pada tahun
mendatang, beberapa langkah strategis yang akan dilakukan antara lain adalah :
1) Menerbitkan regulasi bidang kesejahteraan sosial sebagai upaya untuk
meningkatkan profesionalisme pegawai baik di dalam pelayanan-pelayanan
pada masyarakat maupun dalam peningkatan SDM.
2) Lebih meningkatkan jumlah dan mutu layanan kesejahteraan sosial pada PMKS
sesuai dengan regulasi yang ada, dalam hal ini adalah Standar Pelayanan
Minimum Bidang Sosial.
3) Memperluas cakupan sosialisasi dan capasity building terhadap masyarakat /
kalangan dunia usaha untuk lebih meningkatkan partisipasi dalam
penyelenggaraan kesejahteraan sosial; sehingga percepatan penanganan
PMKS akan terlaksana, meskipun pendapat keterbatasan personil pada Dinas
Sosial. Namun tidak menjadi hambatan dalam pengentasan PMKS karena
terjadi kolaborasi dan sinergitas dalam bentuk keterlibatan masyarakat serta
kalangan dunia usaha.
Demikian Laporan Akuntabilitas ini disusun untuk digunakan sebagai alat
evaluasi yang terukur, jelas dan tranparan, mengenai kinerja organisasi Dinas Sosial
Kabupaten Bandung secara keseluruhan sebagai bahan pembuatan kebijakan dan
pelaksanaan tugas-tugas pemerintah yang lebih baik di waktu yang akan datang.
Soreang, Februari 2012
KEPALA DINAS SOSIAL KABUPATEN BANDUNG
Dra. Hj. Nina Setiana, M Si Pembina Tingkat I
Nip. 19651227 199102 2 002