Post on 03-Mar-2019
BAB 3
ANALISA DAN PERANCANGAN
3.1. Analisa Sistem Berjalan
3.1.1. Sejarah Perusahaan
Gambar 3.1. Logo Perusahaan PT Dynaplast, Tbk.
PT Dynaplast, Tbk adalah perusahaan yang bergerak di bidang produksi
botol plastik untuk memenuhi kebutuhan industri – industri lain seperti industri
makanan dan minuman, kimia, farmasi, oli, dsb.
PT. Dynaplast,Tbk. pertama kali didirikan pada tahun 1959 dengan nama
PT. National Electric Wire, Ltd oleh Bapak Soebekti Hambali. Pada tahun 1979
barulah berubah menjadi nama yang dipakai sekarang yaitu PT. Dynaplast,Tbk.
Kemudian pada tahun 1991, PT Dynaplast, Tbk melakukan kerja sama dengan
Sumitomo Coorp. (perusahaan Jepang) untuk mendirikan PT. Summitplast
Interbenua, dan pada tahun 1997 melakukan kerja sama dengan Cubic Co. Ltd
untuk mendirikan PT Dynaplast Cubic Indonesia.
56
Pada tahun 1995, PT Dynaplast, Tbk menjadi perusahaan plastic molding
pertama di Indonesia yang memperoleh standard ISO 9002, dan kemudian pada
tahun 2001, menjadi perusahaan plastic molding pertama yang memperoleh
standar ISO 9000-2000.
Sampai saat ini PT Dynaplast, Tbk mempunyai 7 tempat produksi yaitu :
• Dynaplast 1 di Semanan.
• Dynaplast 2 di Jatake.
• Dynaplast 3 di Cikarang.
• Dynaplast 4 di Cibitung.
• Dynaplast 5 di Cileungsi.
• Dynaplast 6 di Cikarang.
• Mold Center di Bumi Serpong Damai, Tangerang.
3.1.2. Analisa Masalah yang Dihadapi Perusahaan
Operator Mesin Ukur Koordinat melakukan pengukuran dan pemindaian
(scanning) dengan teknik yang tidak benar. Kesalahan – kesalahan tersebut
antara lain :
- Melakukan pemindaian (scanning) bentuk bola dan silinder dengan cara
mengambil titik secara random pada permukaan benda tersebut, kemudian
dari sampel tersebut diambil keputusan “terima“ jika sebagian besar titik
tersebut terpenuhi ke persamaan benda.
Hal ini tentu saja tidak benar mengingat pengambilan titik secara random
pada sebuah objek ukur tidak bisa dianggap mewakili objek ukur tersebut.
57
- Pengambilan vector arah sensor yang tidak benar, tidak didukung dengan
pengolahan data yang benar. Jika diambil vector arah sensor yang tegak lurus
bidang ukur, sering hal tersebut tidak ada acuan yang jelas mengenai
ketegaklurusannya, hal ini disebabkan rotasi probe yang hanya mampu
berotasi paling kecil sebesar 7,5o.
- Kesimpulan yang diperoleh belum maksimal.
Hal – hal tersebut bagi operator mesin bukanlah suatu masalah besar di
dalam industri mesin, tetapi secara matematis dapat dikatakan salah.
3.1.3. Usulan Pemecahan Masalah
Dalam Skripsi ini dirancang suatu program yang dapat menghasilkan
output berupa kesimpulan diterima atau tidaknya suatu objek ukur berbentuk
bola atau silinder, jika dilakukan pengambilan data secara benar dengan mesin
sensor jenis MUK ( Mesin Ukur Koordinat ).
Dengan menggunakan program ini, diharapkan dapat membantu pihak
perusahaan dalam mengambil keputusan diterima tidaknya suatu objek ukur
berbentuk bola atau silinder setelah dilakukan proses pemindaian (scanning).
3.2. Analisa Pengambilan Data dan Pengolahan Data
Pengambilan data dilakukan dengan vektor arah sensor [0,0,-1], dan register
sensor berada pada pusat bola sensor atau data yang dibaca oleh mesin adalah
data titik pada pusat bola sensor.
58
3.2.1. Perancangan Teknik Pengambilan Data Pada Silinder
Untuk objek ukur berupa silinder, silinder diletakkan pada bidang XOY,
dengan pusat koordinat terletak pada selimut silinder. Tinggi silinder sejajar
dengan sumbu x, dan sumbu z menembus silinder melalui pusat berkas lingkaran
silinder.
Gambar 3.2. Peletakkan Posisi Silinder Terhadap Pusat Koordinat.
Kemudian dilakukan pengambilan data dimulai dari berkas lingkaran
pada keliling lingkaran alas. Pada berkas lingkaran ini diambil titik yang dimulai
pada posisi 0o sampai dengan posisi 180o sebanyak n buah titik. Langkah
selanjutnya adalah melakukan pergerakan sebesar k sepanjang sumbu x,
kemudian pada posisi ini dilakukan hal yang sama seperti sebelumnya. Hal ini
dilakukan terus berulang – ulang sampai pada berkas lingkaran atap.
59
Mengingat keterbatasan alat sensor untuk menjangkau bagian bawah
silinder, untuk melakukan pengambilan data pada berkas lingkaran posisi 180o
sampai dengan posisi 360o dilakukan dengan cara membalik posisi silinder
sebesar 180o sehingga daerah tersebut dapat dijangkau dengan mesin sensor.
3.2.2. Perancangan Teknik Pengambilan Data Pada Bola
Untuk objek ukur berupa bola, bola diletakkan pada bidang XOY dengan
pusat koordinat terletak pada selimut bola. Sumbu z dibuat menembus bola
melalui pusat bola.
Gambar 3.3. Peletakkan Posisi Bola Terhadap Pusat Koordinat
Kemudian dilakukan pengambilan data dimulai dari titik pada berkas
lingkaran besar horizontal, bergerak sesuai dengan keliling lingkaran besar
horizontal sebanyak n buah titik. Satu proses tersebut dilakukan berulang – ulang
sebanyak k kali dengan pergerakan sesuai dengan keliling lingkaran besar
vertikal yang dimulai pada posisi 0o sampai dengan posisi 180o.
60
Proses tersebut hanya dapat dilakukan pada posisi 0o sampai dengan
posisi 180o mengingat keterbatasan alat sensor untuk menjangkau bagian bawah
silinder (posisi 180o sampai dengan posisi 360o). Untuk pengambilan data pada
posisi 180o sampai dengan posisi 360o , dilakukan dengan cara membalik posisi
bola sebesar 180o sehingga daerah tersebut dapat dijangkau dengan mesin sensor.
3.2.3. Proses Pengolahan Data
Proses pengolahan data dilakukan dengan memperhitungkan jari – jari
bola sensor dan pengambilan vektor arah sensor [0,0,-1].
Keterbatasan rotasi probe pada mesin sensor, dengan rotasi minimal
sebesar 7,5o mengakibatkan tidak bisa dilakukannya pengambilan data dengan
vektor arah sensor selalu tegak lurus permukaan, mengingat permukaan yang
dijadikan sebagai objek ukur adalah permukaan dengan kurva lingkaran.
Oleh karena itu, pengambilan vektor arah sensor dibuat tetap sebesar
[0,0,-1], yaitu searah dengan sumbu z-. Hal ini tentu saja berakibat pergeseran
pada data yang terbaca oleh mesin sensor. Maka dilakukanlah pengolahan data
output mesin sensor sebagai berikut :
61
• Pengolahan Data Pada Objek Ukur Silinder
Gambar 3.4. Posisi Bola Sensor Terhadap Penampang Silinder
Sensor bergerak dengan vektor [0,0,-1], pada saat bola sensor menyentuh
silinder di titik D, data output dari mesin sensor adalah titik B
Misal koordinat titik B adalah (xB,yB,zB) , maka koordinat titik D( xD,yD,zD )
dapat kita peroleh dengan cara sebagai berikut :
Δ ADE sebanding dengan Δ ABC dengan faktor skala k sehingga :
BCkDEACkAEABkAD
⋅=⋅=⋅=
Nilai k dapat dihitung melalui :
ADkABAB rk
AB
=
−⇔ =
62
Dimana :
2 2
2 2( )2B B
AB AC BC
dAB y z
= +
⇔ = + −
Jadi :
2 2
2 2
( )2
( )2
B B
B B
dy z rk
dy z
+ − −=
+ −
Karena Δ ADE sebanding dengan Δ ABC, maka :
B
BB
BB
ydzy
rdzyAE
ACkAE
⋅
⎟⎠⎞
⎜⎝⎛ −+
−⎟⎠⎞
⎜⎝⎛ −+
=⇔
⋅=
22
22
2
2
dan
⎟⎠⎞
⎜⎝⎛ −⋅
⎟⎠⎞
⎜⎝⎛ −+
−⎟⎠⎞
⎜⎝⎛ −+
=⇔
⋅=
2
2
22
2
22
dzdzy
rdzyDE
BCkDE
B
BB
BB
63
Dengan perhitungan di atas, koordinat titik D(xD,yD,zD) adalah :
⎟⎠⎞
⎜⎝⎛ −⋅
⎟⎠⎞
⎜⎝⎛ −+
−⎟⎠⎞
⎜⎝⎛ −+
+=
⋅
⎟⎠⎞
⎜⎝⎛ −+
−⎟⎠⎞
⎜⎝⎛ −+
=
=
2
2
22
2
2
22
22
22
22
dzdzy
rdzydz
ydzy
rdzyy
xx
B
BB
BB
D
B
BB
BB
D
BD
Jadi dengan data output dari mesin sensor berupa titik (x,y,z ) , jari – jari bola
sensor r, diameter ideal bola d dan vector pengambilan data [ 0,0,-1] dapat
disimpulkan bahwa data aktual yang ditarget oleh sensor adalah :
- Koordinat titik aktual =
⎟⎟⎟⎟⎟⎟
⎠
⎞
⎜⎜⎜⎜⎜⎜
⎝
⎛
⎟⎠⎞
⎜⎝⎛ −⋅
⎟⎠⎞
⎜⎝⎛ −+
−⎟⎠⎞
⎜⎝⎛ −+
+⋅
⎟⎠⎞
⎜⎝⎛ −+
−⎟⎠⎞
⎜⎝⎛ −+
2
2
22
,
2
2,
22
22
22
22
dzdzy
rdzydy
dzy
rdzyx
- Diameter aktual =
2
22
22
2
22
22
2
2
2
2
22
⎟⎟⎟⎟⎟⎟
⎠
⎞
⎜⎜⎜⎜⎜⎜
⎝
⎛
⎟⎠⎞
⎜⎝⎛ −⋅
⎟⎠⎞
⎜⎝⎛ −+
−⎟⎠⎞
⎜⎝⎛ −+
+
⎟⎟⎟⎟⎟⎟
⎠
⎞
⎜⎜⎜⎜⎜⎜
⎝
⎛
⋅
⎟⎠⎞
⎜⎝⎛ −+
−⎟⎠⎞
⎜⎝⎛ −+
+dz
dzy
rdzyy
dzy
rdzyd
Diameter aktual inilah yang akan dibandingkan dengan diameter ideal berkas
lingkaran pada silinder dengan batas toleransi yang telah ditentukan.
64
• Pengolahan Data Pada Objek Ukur Bola
Gambar 3.5. Posisi Bola Sensor Terhadap Bola
Sensor bergerak dengan vektor [ 0,0,-1], pada saat bola sensor menyentuh
bola di titik D, data output dari mesin sensor adalah titik B
Misal koordinat titik B adalah (xB,yB,zB) , maka koordinat titik D( xD,yD,zD )
dapat kita peroleh dengan cara sebagai berikut :
Δ ADE sebanding dengan Δ ABC dengan faktor skala k sehingga :
BCkDEACkAEABkAD
⋅=⋅=⋅=
65
Nilai k dapat dihitung melalui :
ADkABAB rk
AB
=
−⇔ =
Dimana :
2 2AB AC BC= + , dengan 2 2B BAC x y= +
2 2 2( )2B B BdAB x y z⇔ = + + −
Jadi :
2 2 2
2 2 2
( )2
( )2
B B B
B B B
dx y z rk
dx y z
+ + − −=
+ + −
Karena Δ ADE sebanding dengan Δ ABC, maka :
22
222
222
2
2BB
BBB
BBB
yxdzyx
rdzyxAE
ACkAE
+⋅
⎟⎠⎞
⎜⎝⎛ −++
−⎟⎠⎞
⎜⎝⎛ −++
=⇔
⋅=
dan
⎟⎠⎞
⎜⎝⎛ −⋅
⎟⎠⎞
⎜⎝⎛ −++
−⎟⎠⎞
⎜⎝⎛ −++
=⇔
⋅=
2
2
22
22
222
dzdzyx
rdzyxDE
BCkDE
B
BBB
BBB
AE dapat dproyeksikan ke sumbu x yang menghasilkan :
66
B
BBB
BBB
x xdzyx
rdzyxAE ⋅
⎟⎠⎞
⎜⎝⎛ −++
−⎟⎠⎞
⎜⎝⎛ −++
=2
22
222
2
2
dan diproyeksikan ke sumbu y yang menghasilkan :
B
BBB
BBB
y ydzyx
rdzyxAE ⋅
⎟⎠⎞
⎜⎝⎛ −++
−⎟⎠⎞
⎜⎝⎛ −++
=2
22
222
2
2
Dengan perhitungan di atas, maka koordinat titik D(xD,yD,zD) adalah :
⎟⎠⎞
⎜⎝⎛ −⋅
⎟⎠⎞
⎜⎝⎛ −++
−⎟⎠⎞
⎜⎝⎛ −++
+=
⋅
⎟⎠⎞
⎜⎝⎛ −++
−⎟⎠⎞
⎜⎝⎛ −++
=
⋅
⎟⎠⎞
⎜⎝⎛ −++
−⎟⎠⎞
⎜⎝⎛ −++
=
2
2
22
2
2
2
2
222
222
222
222
222
222
dzdzyx
rdzyxdz
ydzyx
rdzyxy
xdzyx
rdzyxx
B
BBB
BBB
D
B
BBB
BBB
D
B
BBB
BBB
D
Jadi dengan data output dari mesin sensor berupa titik (x,y,z ) , jari – jari bola
sensor r, diameter ideal bola d dan vector pengambilan data [ 0,0,-1] dapat
disimpulkan bahwa data aktual yang ditarget oleh sensor adalah :
- Koordinat titik aktual =
⎟⎟⎟⎟⎟⎟
⎠
⎞
⎜⎜⎜⎜⎜⎜
⎝
⎛
⎟⎠⎞
⎜⎝⎛ −⋅
⎟⎠⎞
⎜⎝⎛ −++
−⎟⎠⎞
⎜⎝⎛ −++
+⋅
⎟⎠⎞
⎜⎝⎛ −++
−⎟⎠⎞
⎜⎝⎛ −++
⋅
⎟⎠⎞
⎜⎝⎛ −++
−⎟⎠⎞
⎜⎝⎛ −++
2
2
22
,
2
2,
2
22
22
222
222
222
222
222
dzdzyx
rdzyxdy
dzyx
rdzyxx
dzyx
rdzyx
67
- Diameter aktual =
2
222
222
2
222
222
2
222
222
2
2
2
2
2
2
22
⎟⎟⎟⎟⎟⎟
⎠
⎞
⎜⎜⎜⎜⎜⎜
⎝
⎛
⎟⎠⎞
⎜⎝⎛ −⋅
⎟⎠⎞
⎜⎝⎛ −++
−⎟⎠⎞
⎜⎝⎛ −++
+
⎟⎟⎟⎟⎟⎟
⎠
⎞
⎜⎜⎜⎜⎜⎜
⎝
⎛
⋅
⎟⎠⎞
⎜⎝⎛ −++
−⎟⎠⎞
⎜⎝⎛ −++
+
⎟⎟⎟⎟⎟⎟
⎠
⎞
⎜⎜⎜⎜⎜⎜
⎝
⎛
⋅
⎟⎠⎞
⎜⎝⎛ −++
−⎟⎠⎞
⎜⎝⎛ −++
+dz
dzyx
rdzyxy
dzyx
rdzyxx
dzyx
rdzyxd
Diameter aktual inilah yang akan dibandingkan dengan diameter ideal bola
dengan batas toleransi yang telah ditentukan, dimana besarnya selisih
diameter aktual dengan diameter ideal bola harus lebih kecil atau sama
dengan besarnya toleransi yang telah dietntukan. Jika ada satu titik yang
tidak memenuhi syarat tersebut maka objek ukur tidak lulus.
3.3. Perancangan Program
3.3.1. Gambaran Umum Perancangan Program
Program dimulai dari input berupa diameter ideal objek ukur, dan data
titik - titik hasil mesin sensor dengan teknik pengambilan data yang telah
ditetapkan.
Karena program ini menerima input dari output mesin sensor, maka input
program terdiri dari 6 parameter yaitu : x pembacaan sensor, y pembacaan
sensor, z pembacaan sensor, vektor satuan arah x, vektor satuan arah y, dan
vektor satuan arah z. Dengan vektor yang telah ditentukan sebelumnya yaitu
[0,0,-1] maka format input yang sah diterima oleh program adalah : x,y,z,0,0,-1
Mengingat data – data output mesin sensor tersebut telah mengalami
pergeseran akibat pengambilan vektor arah sensor yang tidak tegak lurus dengan
bidang ukur, maka setelah program menerima input dilakukan pengolahan data
68
input tersebut terlebih dahulu untuk menentukan data yang seharusnya dibaca
oleh mesin sensor.
Setelah dilakukan pengolahan data, maka akan diperoleh diameter hasil
pengolahan data dari mesin sensor. Diameter ini dibandingkan dengan diameter
ideal objek ukur, jika terdapat perbedaan melebihi toleransi yang ditentukan
maka terdapat suatu keadaan dimana dimensi objek ukur melebihi batas toleransi
yang telah ditentukan.
Output dari program ini adalah jumlah titik yang diolah, jumlah titik yang
ditolak, kesimpulan akhir apakah objek ukur diterima atau ditolak, dan simulasi
posisi titik yang ditolak atau posisi titik yang melebihi batas toleransi.
3.3.2. Rancangan Layar
Program aplikasi ini memakai 3 buah form, yaitu :
1. Form Utama
2. Form Simulasi
3. Form About
69
3.3.2.1. Rancangan Layar Form Utama
Gambar 3.6. Rancangan Layar Form Utama.
Form utama ini berisi input yang diperlukan untuk menjalankan program
dan output program setelah melalui beberapa proses pengolahan.
70
Input program yaitu :
• Input jari – jari bola sensor .
Input jari – jari bola sensor berupa angka dalam satuan millimeter.
Contoh input jari – jari bola sensor : 0.5.
• Input tipe barang yang akan diuji.
Input tipe barang yang akan diuji dilakukan dengan memilih barang
yang akan diuji apakah silinder atau bola.
• Input kualitas barang yang akan diuji.
Input kualitas barang yang akan diuji dilakukan dengan memilih
kualitas yang diinginkan berdasarkan standar batas toleransi ISO.
• Input data – data barang yang akan diuji.
Input data – data barang yang akan diuji dilakukan dengan melakukan
loading file data – data barang yang akan diuji. File tersebut adalah
file output dari mesin sensor. Format file input harus mengikuti aturan
berikut ini supaya dapat dibaca oleh program :
- Ekstensi file harus .in.
- Baris pertama pada file adalah panjang diameter ideal barang
yang akan diuji dalam satuan millimeter.
- Baris kedua dan seterusnya pada file adalah data – data titik
yang dibaca oleh mesin sensor dan vektor arah sensor yang
telah ditentukan yaitu [0,0,-1]. Format data tersebut adalah : x
y z 0 0 -1 , dimana x y z adalah koordinat kartesius
pembacaan mesin sensor.
71
- Contoh format data inputan program :
Nama file : Bola.in
Isi file : 5 0 5 0 0 -1
0 0 10 0 0 -1
-3.1 0 9 0 0 -1
Output program ini yaitu :
• Output Hasil Test.
Output Hasil Test menampilkan kesimpulan akhir apakah barang
yang diuji diterima atau ditolak berdasarkan batas toleransi yang telah
ditentukan.
• Output Keterangan.
Output Keterangan menampilkan keterangan – keterangan sebagai
berikut :
- Diameter ideal barang yang diuji.
- Besarnya toleransi yang diijinkan berdasarkan standar ISO.
- Jumlah data (titik) yang dimasukkan.
- Jumlah data (titik) yang gagal atau melewati batas toleransi.
72
3.3.2.2. Rancangan Layar Form Simulasi
Gambar 3.7. Rancangan Layar Form Simulasi.
Form Simulasi ini berisi simulasi barang yang akan diuji dengan dimensi
yang ideal dan data titik – titik yang melebihi batas toleransi yang telah
ditentukan. Simulasi ini bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai
posisi – posisi titik yang ditolak oleh program karena melebihi batas toleransi.
Gambar barang dengan dimensi ideal disajikan sebagai pembanding posisi
titik – titik yang melewati batas toleransi tersebut.
73
3.3.2.3. Rancangan Layar Form About
Gambar 3.8. Rancangan Layar Form About
Form About ini berisi keterangan tentang program dan nama pembuat
program.
3.3.3. Perancangan State Transition Diagram
State Transition Diagram memberikan keterangan kepada sistem tentang
apa yang harus dikerjakan (action) dan kondisi (state) tertentu. Kondisi adalah
suatu event pada external environment yang dapat dideteksi oleh sistem misalnya
sinyal, interrupt atau data. Hal ini akan menyebabkan perubahan terhadap state
dari aktivitas x ke aktivitas y. Action adalah hal yang dilakukan oleh sistem bila
terjadi perubahan state atau data. Action akan menghasilkan output, message
display pada layar, menghasilkan kalkulasi dan lain – lain.
74
Gambar 3.9. State Transition Diagram Modul form_utama
Modul menu_bar
Exit
Klik Exit
Keluar dari program
About
Klik About
Tampil Form About
Akhir Program
Setting
Form About
Layar Aktif
Klik Setting
Panggil modul grafik
Klik Ok / Tutup Form About
Tampil Layar Aktif
Modul grafik
Selesai modul grafik
Tampil Layar Aktif
Gambar 3.10. State Transition Diagram Modul menu_bar
75
3.3.4. Perancangan Flowchart
Flowchart merupakan alat bantu pemrograman yang biasanya digunakan.
Flowchart membantu programmer dalam mengorganisasikan pemikiran mereka
dalam pemrograman, terutama bila dibutuhkan penalaran yang tajam dalam
logika prosedur suatu program.
Gambar 3.11. Flowchart program utama
76
Start
Inisialisasi nilai rata_d, toleransi, i
d<=3
d<=50
d<=6
d<=315
d<=80
d<=10
d<=250
d<=180
d<=120
d<=30
d<=400
d<=18
rata_d=d
rata_d=sqrt(3*6)
rata_d=sqrt(6*10)
rata_d=sqrt(10*18)
rata_d=sqrt(18*30)
rata_d=sqrt(30*50)
rata_d=sqrt(50*80)
rata_d=sqrt(80*120)
rata_d=sqrt(120*180)
rata_d=sqrt(180*250)
rata_d=sqrt(250*315)
rata_d=sqrt(315*400)
T
F
T
F
F
T
F
T
F
T
F
T
F
T
F
T
F
T
F
T
F
T
T
F
1 2
77
78
79
Gambar 3.12. Flowchart proses set toleransi
80
Start
Inisialisasi nilai jum_data,jum_gagal, lulus
EOF ? Input nilaix,y,z,vx,vy,vz dari file
RGTipe.ItemIndex=0
y=skala*yz=d/2+skala*(z-d/2)
d_aktual = d/2 + sqrt( y^2 +(z - d/2)^2 )
skala = (sqrt(y^2+(z - d/2)^2) - r) /sqrt(y^2+(z - d/2)^2)
abs(d_aktual-d) >toleransi
lulus = falsejum_gagal=jum_gagal+1
xx[jum_gagal-1]=xyy[jum_gagal-1]=yzz[jum_gagal-1]=z
jum_data=jum_data+1
RGTipe.ItemIndex=1
x=skala*xy=skala*y
z=d/2+skala*(z-d/2)
d_aktual = d/2 + sqrt( x^2+y^2 +(z - d/2)^2 )
skala = (sqrt(x^2+y^2+(z - d/2)^2) - r) /sqrt(x^2+y^2+(z - d/2)^2)
abs(d_aktual-d) >toleransi
lulus = falsejum_gagal=jum_gagal+1
xx[jum_gagal-1]=xyy[jum_gagal-1]=yzz[jum_gagal-1]=z
F
T
T
F
T
T
Finish
T
F
F
F
Gambar 3.13. Flowchart proses pengolahan data
81
Start
Buat SilinderRGTipe.ItemIndex=0
Buat BolaRGTipe.ItemIndex=1
Buat Label
Lulus ?
Buat Titik Gagal
For j = 0 tojum_gagal-1
End For j ?
Finish
T
F
F
T
F
F
T
T
Gambar 3.14. Flowchart prosess grafik