Post on 03-Feb-2021
BAB 2
TEORETISASI PASAR DAN PERDAGANGAN
A. Pasar
Defenisi Pasar, Fungsi dan Ekuilibrium
Terdapat beberapa defenisi pasar dari beberapa ahli ekonomi yang termuat dalam
tulisannya, adalah sebagai berikut :
Istilah pasar pada awalnya diperuntukkan bagi suatu tempat di mana barang-barang
diperdagangkan. Pasar Senen di Jakarta atau Pasar Mercu Buana di Medan merupakan
contoh modern tentang pasar di zaman ini dan kebanyakan kota memiliki pasar-pasar
semacam itu. Para ahli ekonomi membedakan dengan dua jenis pasar yang utama yaitu
pasar produk dimana dilakukan penjualan output barang dan jasa, dan pasar faktor
produksi dimana jasa faktor produksi dijual (Lipsey dkk, 1991. hal. 48).
Menurut Salvatore (1990 : 2), pasar adalah tempat atau keadaan di mana para
penjual dan pembeli, menjual dan membeli barang dan jasa. Dalam buku lain
menyebutkan pasar adalah tempat pertemuan kekuatan permintaan dan penawaran
seingga terjadi transaksi jual-beli. Pasar sehat, berarti konsumen dan produsen sehat,
masyarakat dan juga pemerintah pun sehat sejahtera (Sjarkowi & Sufri, 2004. hal. 196).
Ilmu ekonomi menguraikan bahwa pengertian pasar lebih luas daripada hanya
sekedar tempat pertemuan antara penjual dan pembeli untuk mengadakan transaksi jual
beli barang. Pasar mencakup keseluruhan permintaan dan penawaran, seluruh kontak
antara penjual dan pembeli untuk mempertukarkan barang dan jasa. Penjual dan
pembeli tidak perlu bertemu muka, dapat juga melalui surat atau telepon, melalui iklan
di surat kabar atau bantuan perantara, asal saja keinginan pihak yang satu dapat
diketahui oleh pihak yang lain (Gilarso. 1994). Sedangkan pemasaran sendiri
21
merupakan perencanaan dan pelaksanaan konsep, memberi harga, melakukan promosi
dan mendistribusikan ide, barang dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang
memenuhi tujuan individu dan organisasi. Potensi pertukaran terjadi bila paling sedikit
ada dua pihak yang masing-masing memilihi konsep yang bernilai potensial bagi pihak
lainnya. Jika kedua belah pihak dapat berkomunikasi dan menyampaikan produk dan
jasa yang diinginkan, pertukaran pun akan terjadi (McDaniel & Gates. 2001).
Hasil akhir dari transaksi yang terjadi di pasar ditentukan oleh tiga hal yaitu
persaingan pembeli dan penjual, persaingan pembeli dan pembeli, persaingan penjual
dan penjual. Ketiga bentuk persaingan ini secara bersama-sama menentukan hasil akhir
dari proses transaksi yang terjadi di pasar (Baye. 2000).
Fungsi menunjukkan hubungan antara dua atau lebih variable. Fungsi
menunjukkan bagimana nilai dari suatu variable (variable tidak bebas) yang tergantung
pada dan dapat diketahui melalui penetapan nilai dari satu atau lebih variable lain
(bebas). Contoh fungsi permintaan pasar untuk suatu komoditi menyatakan hubungan
antara jumlah komoditi yang diminta per periode waktu dan harga komoditi itu
(sementara segala sesuatu yang lain dianggap konstan). Melalui substitusi berbagai
harga hipotesis (variable bebas) ke dalam fungsi permintaan maka akan diperoleh
jumlah yang sesuai dari komoditi yang diminta per periode waktu (variable tidak bebas)
(Salvatore, 1990. hal. 2).
Ekuilibrium mengacu kepada kondisi pasar yang sekali dicapai, cenderung untuk
bertahan. Ekuilibrium dihasilkan dari kekuatan-kekuatan pasar yang seimbang. Contoh
ekuilibrium pasar untuk suatu komoditi terjadi apabila kekuatan permintaan dan
penawaran pasar untuk komoditi itu seimbang. Harga dan jumlah tertentu di mana
ekuilibrium ini terjadi cenderung bertahan dalam jangka panjang dan ditunjukkan
sebagai harga dan jumlah komoditi ekuilibrium (Salvatore, 1990. hal. 2).
22
Mekanisme Pasar
Mekanisme pasar adalah mekanisme yang mengatur berlangsungnya kegiatan
ekonomi melalui pasar (pasar bukan berarti pasar fisik seperti pasar Tanah Abang, pasar
Kliwon dan sebagainya, tetapi pasar dalam artian pertemuan antara pembeli barang dan
jasa dengan penjual barang dan jasa tersebut). Di pasar inilah para pelaku ekonomi
bertemu untuk melakukan transaksi dan interaksi dalam kerangka perwujudan usaha
mereka untuk mencapai tujuan mereka masing-masing, yaitu memperoleh kepuasan
yang sebesar mungkin dari para penjual. Bagi para pembeli, khususnya para rumah
tangga individu, usaha untuk memperoleh barang dan jasa dimaksudkan untuk
memenuhi kebutuhan hidup mereka. Tetapi kebutuhan hidup pada dasarnya tidak
terbatas, sehingga keinginan membeli barang dan jasa tentu saja juga terbatas. Dalam
hal inilah maka rumah tangga individu harus mengambil keputusan untuk
mengalokasikan dana yang tersedia guna membeli barang dan jasa yang mampu
memberikan kepadanya kepuasan yang optimal. Jadi di samping keinginan masih ada
unsure kemampuan yang harus diperhatikan rumah tangga individu dalam usahanya
memperoleh kepuasan optimal tersebut. Demikian pula denagn rumah tangga
perusahaan maupun koperasi. Apapun yang menjadi tujuannya, keinginan itu selalu
dibatasi oleh kemampuannya untuk memuaskan keinginan tersebut. Kalau tujuanya
memperoleh laba yang sebesar-besarnya dari proses produksi dan hasil penjualan
produksinya, maka kendala yang membatasi adalah tersedianya sumber daya yang
cukup untuk memenuhi keinginan tersebut.
Rumah tangga individu dan rumah tangga perusahaan pada umumnya berjumlah
banyak. Untuk memperoleh barang yang diinginkan tentu saja mereka harus bersaing,
sebab tidak semuau keinginan dapat dipenuhi oleh keterbatasan ketersediaan barang dan
jasa di pasar. Persaingan untuk memperoleh barang dan jasa yang diinginkan tidak
dapat dilakukan dengan adu kekerasan secara fisik. Karena itu perlu ada pengaturan
23
tentang alokasi perolehan barang dan jasa tersebut. Dalam sistem perekonomian pasar
pengaturan dilakukan oleh sistem harga di pasar.
Sistem harga di pasar dengan demikian berfungsi seperti tangan yang mengatur
segala kegiatan ekonomi tetapi yang tidak kelihatan, jadi berbeda denga system
pengaturan melalui undang-undang, peraturan pemerintah, surat keputusan dan
sebagainya. Karena itu system harga itu (mengikuti Adam Smtih) disebut sebagai
tangan gaib. Seperti pada system perencanaan pusat yang murni, maka system
mekanisme pasar bukanlah merupakan anarki, namun sulit dimengerti kalau ada Negara
yang pemerintahnya melepaskan sama sekali kendali perekonomian negaranya pada
sebuah mekanisme yang tidak dapat dikontrolnya. Karena itu di Negara manapun
campur tangan pemerintah dalam bidang ekonomi selalu ada, walaupun derajat yang
tidak sama besarnya.
Dalam pemikiran Adam Smith, kegiatan masing-masing satuan ekonomi dalam
usahanya untuk memperoleh apa yang terbaik baginya justru akan menimbulkan suatu
mekanisme yang dapat berjalan secara teratur. Karena itu campur tangan pemerintah
untuk ikut mengatur jalannya roda perekonomian haruslah dibuat seminimal mungkin
agar tidak mengganggu bekerjanya si tangan gaib. Menurut Smith campur tangan
pemerintah hanyalah dalam tugas :
a. mempertahankan Negara terhadap serangan dari luar.
b. Melaksanakan tata hukum dan peradilan di dalam negeri.
c. Membangun dan melaksanakan berbagai pekerjaan umum dan pihak swasta
karena keuntungan yang diharapkan dari usaha dari usaha itu tidak memadai
walaupun faedah bagi masyarakat seluruhnya adalah sangat besar (Tim Penulis,
1994. Hal. 23).
Tetapi kenyataannya usaha masing-masing satua ekonomi untuk memperoleh apa
yang terbaik baginya justru menimbulkan hal yang kurang menguntungkan bagi
24
masyarakan keseluruhannya. Persaingan yang menjadi sendi dasar utama bagi
berhasilnya mekanisme pasar ternyata tidak dapat berjalan sepenuhnya. Banyak barang
dan jasa yang dihasilkan tidak dapat dinikmati oleh banyak orang, sedangkan pemilihan
barang dan jasa yang akan dihasilkan pun kerapkali tidak sesuai dengan keinginan
sebagian besar masyarakat. Barang yang diperlukan banyak orang untuk memenuhi
keperluan hidup sehari-hari kerapkali tidak dihasilkan dalam jumlah yang tidak esensial
seperti rokok, minuman keras, jasa bar, disco dan lain sebagainya tersedia dalam jumlah
berlebihan. Hal itu menyebabkan alokasi sumberdaya yang langka tidak dilaksanakan
sesuai dengan keinginan rakyat banyak yang tidak mempunyai daya beli yang cukup,
tetapi lebih mengarah pada pemenuhan keinginan sebagian kecil orang yang berduit.
Semua keadaan itu adalah akibat adanya distribusi pendapatan yang tidak merata.
Distribusi pendapatan yang tidak merata menimbulkan pola konsumsi dan pola produksi
yang efisien dilihat dari segi alokasi sumberdaya, tetapi dilihat dari segi masyarakat
tidak selalu demikian, karena pola itu tidak benar-benar mencerminkan kebutuhan dan
keinginan masyarakat banyak. Disamping ini persaingan yang diharapkan mampu
mengalokasikan barang dan sumberdaya secara efisien sering kali tidak mampu berbuat
demikian karena (a) kurang tepatnya perhitungan yang menyangkut faedah dan ongkos
produksi dan konsumsi – faktor eksternalitas – (b) kurang memperhitungkan kebutuhan
social, mobilitas sumberdaya yang terbatas dan memerlukan waktu serta
ketidakmampuan mekanisme pasar untuk tetap mempertahankan kondisi kesempatan
kerja penuh bagi sumberdaya yang dipakai, dan (c) kerjasama perusahaan dalam
menetapkan harga dan kuantitas barang yang dijual dipasar. Untuk mengatasi hal itulah
campur tangan pemerintah menjadi semakin dalam dan luas, sehingga mekanisme pasar
yang ada pada waktu sekarang bukan lagi meknaisme pasar yang murni sebagaimana
diinginkan oleh Adam Smith, bahkan di banyak Negara mekanisme pasar berfungsi
bersama dengan mekanisme perencanaan untuk mengarahkan jalannya roda
25
perekonomian agar lebih sesuai dengan keinginan bersama seluruh masyarakat Negara
tersebut (Tim Penulis, 1994. hal 23-24).
Kemajuan yang telah dicapai berbagai perekonomian, terutama perekonomian
Negara-negara maju, membuktikan bahwa pada umumnya mekanisme pasar adalah
system yang cukup efisien di dalam mengalokasikan factor-faktor produksi dan
mengembangkan perekonomian, tetapi dalam keadaan tertentu ia menimbulkan
beberapa akibat buruk sehingga diperlukan campur tangan pemerintah untuk
memperbaikinya (Sukirno, 2002. hal. 43).
Mekanisme pasar dapat mengalokasikan factor-faktor produksi dengan cukup
efisien dan dapat mendorong perkembangan ekonomi disebabkan karena ia memiliki
beberapa kebaikan yang dijelaskan di bawah ini :
1. Pasar dapat memberikan informasi yang lebih tepat.
Para pengusaha melakukan kegiatan memproduksinya untuk mencari untung. Maka
salah satu pertimbangan yang harus mereka pikirkan sebelum menjalankan usahanya
adalah menentukan jenis barang-barang yang dihasilkan secara menguntungkan. Pasar
dapat memberikan informasi yang sangat berguna dalam hal ini, yaitu dengan
memberikan keterangan tentang harga barang sampai dimana besarnya permintaan
kepada berbagai barang.
2. Pasar memberi perangsang untuk mengembangkan kegiatan usaha.
Keadaan dalam pasar terus menerus mengalami perubahan. Pertambahan
pendapatan, kemajuan teknologi dan pertambahan pendapatan akan mengembangkan
permintaan. Ini akan memberikan dorongan kepada penguasaha untuk menambah
produksi dan meningkatkan kegiatan ekonomi.
3. Pasar memberi perangsang untuk memperoleh keahlian modern.
Pasar yang semakin meluas berarti lebih banyak barang harus diproduksi. Untuk
mempercepat pertambahan produksi, teknologi yang lebih modern harus digunakan dan
26
kemahiran teknik dan manajemen yang modern diperlukan. Kebutuhan ini akan
menjadi perangsang untuk memperoleh keahlian dan cara memproduksi secara modern.
4. Pasar mengalahkan penggunaan barang dan factor produski secara efisien.
Harga suatu barang ditentukan oleh permintaan dan kelangkaan. Makin besar
permintaan makin tinggi harganya, dan makin langka penawarannya akan semakin
tinggi harganya. Akibat dari harga yang diatur secara permintaan dan kelangkaan ini
maka masyarakat akan lebih hati-hati dalam menggunakan berbagai jenis barang yang
tersedia. Keadaan yang sama juga berlaku dalam menggunakan factor-faktor produksi.
Artinya, harga factor-faktor produksi yang berbeda, yang penentuannya di dasarkan
kepada permintaan dan tersedianya factor-faktor tersebut akan menyebabkan para
pengusaha berusaha untuk menggunakan secara yang paling efisien.
5. Pasar memberikan kebebasan yang tinggi kepada masyarakat untuk melakukan
kegiatan ekonomi.
Tidak seorang pun di dalam pasar mendapat suatu tekanan di dalam menjalankan
kegiatannya. Ia bebas untuk membeli berbagau macam barang yang diinginkannya dan
begitu pula ia mempunyai kebebasab untuk menjual factor produksi yang dimilikinya
kepada pengusaha/perusahaan yang menurut pendapatannya akan memberikan
pembayaran yang paling menguntungkan. Para pengusaha kebebasan penuh untuk
memilih jenis barang yang akan diproduksinya dan jenis-jenis factor produksi yang
akan diguankan untuk menghasilkan barang-barang tersebut.
Menurut Milton Friedman dalam bukunya “Free to choose”, sistem mekanisme
pasar terdapat beberapa kelemahan :
1. Kebebasan yang tidak terbatas menindas golongan-golongan tertentu.
Kebebasan dalam melakukan kegiatan ekonomi yang tidak ada batasnya dapat
merugikan golongan yang lemah dan kaum minoritas. Persaingan yang sangat bebas
menyebabkan golongan yang kuat kedudukannya menjadi bertambah kuat lagi.
27
Misalnya, pengusaha besar mematikan usaha kecil. Golongan mayoritas dalam
ekonomi menindas golongan minoritas, seperti penindasan kaum Aborigines oleh orang
kulit putih di Australia.
2. Kegiatan ekonomi sangat tidak stabil keadaannya.
Mekanisme pasar yang bebas menyababkan pererkonomian selalu mengalami
kegiatan naik turun yang tidak teratur. Pada saat tertentu ia mengalami kemakmuran
sangat tinggi tetapi pada masa berikutnya ia mengalami kemerosotan yang sangat serius.
Kegoncangan yang seperti itu sangat merugikan masyarakat. Para pengusaha dapat
memperoleh untung yang sangat banyak secara mendadak dan di satu saat mengalamai
kehancuran pada saat berikutnya. Inflasi dapat tiba-tiba muncul dan pengangguran yang
sangat buruk muncul pada masa berikutnya. Di berbagai Negara yang mengalami
kegoncangan seperti ini, seperti kebijakan pemerintah seperti kebijakan ekspor impor, di
bidang keuangan, perpajakan dan perbelanjaan pemerintah.
3. Sistem pasar dapat menimbulkan monopoli.
Tidak selalu mekanisme pasar itu merupakan suatu system pasar persaingan
sempurna di mana harga dan jumlah barang yang di perjualbelikan ditentukan oleh
permintaan pembli dan penawaran penjual yang banyak jumlahnya. Dalam
perekonomian yang sudah sangat modern seperti Amerika, Jepang dan perekonomian
Negara-negara Eropa Barat satu atau beberapa perusahaan raksasa dapat menguasai
pasar. Mereka mempunyai kekuasaaan yang sangat besar di pasar dalam menentukan
harga dan menentukan jenis dan jumlah barang yang ditawarkan. Mereka Selalu
membatasi produksi pada tingkat di mana mereka akan memperoleh keuntungan yang
maksimum.
4. Mekanisme pasar tidak dapat menyediakan beberapa jenis barang secara efisien.
Masyarakat, secara bersama-sama memerlukan beberapa jasa-jasa tertentu seperti
jalan raya untuk mempertinggi efisiensi lalu lintas, angkatan bersenjata dan polisi untuk
28
keamanan dan ketertiban, dan rumah-rumah sakit umum untuk penyediaan jasa
kesehatan yang murah. Jasa-jasa seperti itu tidak dapat disedikan dalam mekanisme
pasar secara efisien. Untuk dapat jasa-jasa itu dengan baik diperlukan campur tangan
pemerintah.
5. Kegiatan konsumen dan produsen dapat menimbulkan eksternalitas yang merugikan.
Yang dimaksudkan dengan eksternalitas adalah akibat sampingan (buruk atau baik)
yang ditimbulkan oleh kegiatan mengkonsumsi atau memproduksi. Eksternalitas yang
buruk memberikan gambaran tentang perbedaan di antara keuntungan pribadi dan
keuntungan sosial. Seorang industrialis menggunakan mesin yang mengotori
lingkungan, berbuat demikian karena mesin itu memproduksi barangnya secara efisien.
Berarti ia memaksimumkan keuntungan pribadinya. Tetapi keuntungan social adalah
karena pencemaran udara yang timbul sangat merugikan masyarakat (Sukirno, 2002.
hal. 46).
B. Struktur Pasar
a. Pasar Persaingan Sempurna
Pasar persaingan sempurna merupakan bentuk struktur pasar yang paling ideal
karena dianggap sistem pasar ini adalah struktur pasar yang akan menjamin
terwujudnya kegiatan memproduksi barang atau jasa yang tinggi (optimal) efisiensinya.
Dalam analisis ekonomi sering dimisalkan bahwa perekonomian merupakan pasar
persaingan sempurna. Akan tetapi dalam prakteknya tidaklah mudah untuk menentukan
jenis industri yang struktur pasarnya digolongkan kepada pasar persaingan sempurna
yang murni yaitu cirri-cirinya sepenuhnya bersamaan dengan dalam teori. Yang ada
adalah yang mendekati ciri-cirinya yaitu struktur pasar dari berbagai kegiatan disektor
pertanian (Sukirno. 2002. hal. 227).
29
Pasar disebut bersaing sempurna jika (1) terdapat sejumlah besar penjual dan
pembeli komoditi, sedemikian rupa sehingga tindakan dari seorang individu tidak dapat
mempengaruhi harga komoditi tersebut, (2) produk dari seluruh perusahaan di dalam
pasar adalah homogen, (3) terdapat mobilitas sumberdaya yang sempurna, dan (4)
konsumen, pemilik produksi dan perusahaan di dalam pasar mempunyai pengetahuan
yang sempurna mengenai harga-harga dan biaya-biaya yang sekarang dan yang akan
datang (Salvatore, 1990. hal. 225).
Ciri Pasar Persaingan Sempurna
Pasar persaingan sempurna dapat didefinisikan sebagai struktur pasar atau industri
di mana terdapat banyak penjual dan pembeli dan setiap penjual maupun pembeli tidak
dapat mempengaruhi keadaan pasar. Adapun ciri-cirinya adalah sebagai berikut :
1. Perusahaan adalah pengambil harga
Pengambil harga atau price taker berate suatu perusahaan yang ada dalam pasar
tidak dapat menentukan atau mengubah harga pasar. Apa pun tindakan perusahaan
dalam pasar, ia tidak akan menimbulkan perubahan ke atas harga pasar yang berlaku.
Harga barang di pasar ditentukan oleh interaksi di antara keseluruhan produsen dan
keseluruhan pembeli. Seorang produsen adalah terlalu kecil peranannya di dalam pasar
sehingga tidak dapat mempengaruhi penentuan harga atau tingkat produksi di pasar.
Peranannya yang sangat kecil tersebut disebabkan karena jumlah produksi yang
diciptakan seorang produsen merupakan sebagian kecil saja dari keseluruhan jumlah
barang yang dihasilkan dan diperjualbelikan (Sukirno, 2002. hal. 228).
Hal ini berkaitan dengan terdapatnya sejumlah besar dan penjual dan pembeli
komoditi di dalam persaingan sempurna, setiap penjual atau pembeli terlalu kecil (atau
berperilaku seakan-akan ia terlalu kecil) dalam hubungannya dengan pasar untuk dapat
mempengaruhi harga komoditi melalui tindakan-tindakannya. Hal ini berarti bahwa
30
perubahan output perusahaan tertentu tidak akan mempengaruhi harga pasar komoditi
tersebut secara berarti. Demikian pula, setiap pembeli komoditi adalah terlampau kecil
untuk dapat memperoleh sesuatu seperti potongan kunatitas dan syarat-syarat kredit
khusu dari penjual (Salvatore, 1990. hal. 235).
2. Setiap Perusahaan Mudah ke Luar atau Masuk
Sekiranya perusahaan mengalami kerugian dan ingin meninggalkan industri
tersebut, langkah ini dapat dengan mudah dilakukan. Sebaliknya apabila ada
perusahaan yang ingin melakukan kegiatan di industri tersebut, produsen tersebut dapat
dengan mudah melakukan kegiatan yang diinginkannya tersebut. Sama sekali tidak
terdapat hambatan-hambatan, baik secara legal atau dalam bentuk lain – secara
keuangan atau secara kemampuan teknologi misalnya – kepada perusahaan-perusahaan
untuk memasuki atau meninggalkan bidang usaha tersebut (Sukirno, 2002. hal. 228).
3. Menghasilkan Barang Serupa
Barang yang dihasilkan berbagai perusahaan tidak mudah untuk dibeda-bedakan.
Barang yang dihasilkan sangat sama atau serupa. Tidak terdapat perbedaan yang nyata
di antara barang yang dihasilkan suatu perusahaan dengan produksi perusahaan lainnya.
Barang seperti ini dinamakan dengan istilah barang identical atau homogenous. Karena
barang-barang tesrebut adalah sangat serupa para pembeli tidak dapat membedakan
yang mana yang dihasilkan seorang produsen A atau B atau produsen lainnya. Barang
yang dihasilkan produsen-produsen merupakan pengganti sempurna kepada barang
yang dihasilkan produsen-produsen lain. Sebagai akibat dari sifat ini, tidak gunanya
perusahaan-perusahaan untuk melakukan persaingan yang berbentuk persaingan bukan
harga atau nonprice competion yaitu persaingan dengan misalnya melakukan iklan dan
promosi penjualan. Cara ini tidak efektif untuk menaikkan penjualan karena pembeli
31
mengetahui bahwa barang-barang yang dihasilkan berbagai produsen dalam industri
tersebut tidak ada bedanya sama sekali (Sukirno, 2002. hal. 228).
4. Terdapat Banyak Perusahaan di Pasar
Sifat inilah yang menyebabkan perusahaan tidak mempunyai kekuasaan untuk
mengubah harga. Sifat ini meliputi dua aspek yaitu jumlah perusahaan sangat banyak
dan masing-masing perusahaan adalah relatif kecil kalu dibandingkan dengan
keseluruhan jumlah perusahaan di dalam pasar. Sebagai akibatnya produksi setiap
perusahaan adalah sangat sedikit kalau dibandingkan dengan seluruh jumlah produksi
dalam industri tersebut. Sifat ini menyebabkan apa pun yang dilakukan perusahaan,
seperti menaikkan atau menurunkan produksi, sedikitpun tidak mempengaruhi tingkat
harga yang berlaku dalam pasar/ industri tersebut (Sukirno, 2002. hal. 229). Dan
karenanya terdapat sikap indeferen terhadap perusahaan tertentu yaitu tempat ia
membeli barang sejak awal. Hal ini berkaitan tidak hanya dengan cirri-ciri fisik
komoditi itu tetapi juga lingkungan (seperti penjual yang menyenangkan, lokasi
penjualan, pelayanan yang baik dan sebagainya) dimana pembelian tersebut dilakukan
(Salvatore, 1990. hal. 236).
5. Pembeli mempunyai Pengetahuan Sempurna Mengenai Pasar.
Dalam pasar persaingan sempurna juga dimisalkan bahwa jumlah pembeli adalah
sangat banyak. Namun demikian dimisalkan pula bahwa masing-masing pembeli
tersebut mempunyai pengetahuan yang sempurna mengenai keadaan pasar, yaitu
mengetahui tingkat harga yang berlaku dan perubahan-perubahan harga tersebut.
Akibatnya para produsen tidak dapat menjual barangnya dengan harga yang lebih tinggi
dari yang berlaku di pasaran (Sukirno, 2002. hal 229). Selain itu juga perbedaan harga
dapat cepat terhapuskan dan harga tunggal akan berlaku di seluruh pasar untuk barang
itu. Sumber daya dijual kepada penawar tertinggi. Dengan pengetahuan yang sempurna
32
mengenai harga-harga dan biaya sekarang di kemudian hari, para produsen mengetahui
dengan tepat berapa yang harus diproduksi (Salvatore, 1990. hal. 236).
Kebaikan dan Keburukan Persaingan Sempurna
Keadaan pasar yang bersifat persaingan sempurna banyak digunakan sebagai
pemisalan di dalam analisis ekonomi. Kebanyakan analisis ekonomi menganggap
bahwa persaingan sempurna adalaha struktur pasar yang lebih ideal dari jenis-jenis
pasar lainnya. Ini disebabkan oleh beberapa kebaikan dari pasar persaingan sempurna.
Namun demikian ia juga mempunyai beberapa keburukan (Sukirno, 2002. hal. 257).
Kebaikan Pasar Persaingan Sempurna
Keadaan pasar yang bersifat persaingan sempurna banyak digunakan sebagai
pemisalan di dalam analisis ekonomi. Kebanyakan analisis ekonomi menganggap
bahwa persaingan sempurna adalah struktur pasar yang lebih ideal dari jenis-jenis pasar
lainnya. Ini disebabkan oleh beberapa kebaikan dari pasar persaingan sempurna.
Namun demikian ia juga mempunyai beberapa keburukan.
Persaingan sempurna menghindari wujudnyay konsentrasi kekuasaan di segolongan
kecil masyarakat. Pada umumnya seorang berkeyakinan bahwa konsentrasi yang
semacam itu akan membatasi kebebasan seseorang dalam melakukan kegiatannya dan
memilih barang yang dikonsumsikannya menjadi lebih terbatas (Sukirno, 2002. hal.
257).
33
Persaingan Sempurna Memaksimumkan Efisiensi
Sumber-sumber daya digunakan secara efisien apabila:
Seluruh sumber-sumber daya yang tersedia sepenuhnya digunakan.
Corak penggunaannya adalah sedemikian rupa sehingga tidak terdapat corak
penggunaan yang lain yang akan dapat menambah kemakmuran masyarakat
(dengan kata lain penggunaannya yang sekarang telah memaksimumkan
kesejahteraan masyarakat).
Untuk melihat apakah sumber-sumber daya digunakan secara efisien atau tidak,
perlulah diteliti dua pengertian efisiensi yaitu efisiensi produktif dan efisiensi alokatif.
1. Efisiensi Produktif
Untuk mencapai efisiensi produktif harus dipenuhi dua syarat. Yang pertama, harus
setiap tingkat produksi, biaya yang dikeluarkan adalah paling minimum. Untuk
menghasilkan suatu tingkat produksi berbagai corak gabungan faktor-faktor produksi
dapat digunakan. Gabungan yang paling efisien adalah gabungan yang paling sedikit
menggunakan biaya. Syarat ini harus dipenuhi pada setiap tingkat produksi. Syarat
kedua yaitu industri secara keseluruhan harus memproduksikan barang pada biaya rata-
rata yang paling rendah, yaitu pada waktu kurva AC mencapai titik paling rendah.
Apabila suatu industri mencapai keadaan tersebut maka tingkat produksinya dikatakan
mencapai tingkat efisiensi produksi yang optimal dan biaya produksinya merupakan
biaya produksi yang paling minimal.
2. Efisiensi Alokatif
Untuk melihat apakah efisiensi alakatif dicapai atau tidak, perlulah dilihat apakah
alokasi sumber-sumber daya ke berbagai kegiatan ekonomi/ produksi telah mencapai
tingkat yang maksimum atau belum. Alokasi sumber-sumber mencapai efisieni yang
maksimum apabila dipenuhi syarat berikut, yaitu harga setiap barang sama dengan biaya
marginal untuk memproduksikan barang tersebut. Berarti untuk setiap kegiatan
34
ekonomi, produksi harus terus dilakukan sehingga tercapai keadaan dimana harga =
biaya marginal. Dengan cara ini produksi berbagai macam barang dalam perekonomian
akan memaksimumkan kesejahteraan masyarakat (Sukirno, 2002. hal. 257-258).
Kebebasan Bertindak dan Memilih
Di dalam pasar yang bebas tidak seorang pun mempunyai kekuasaan dalam
menentukan harga, jumlah produksi dan jenis-jenis barang yang diproduksikan. Begitu
pula dalam menentukan bagaimana factor-faktor produksi digunakan di dalam
masyarakat, efisiensilah yang menjadi faktor yang menentukan pengalokasiannya.
Tidak seorang pun mempunyai kekuasaan untuk menentukan corak pengalokasiannya.
Selanjutnya dengan adanya kebebasan untuk memproduksikan berbagai jenis barang
maka masyarakat dapat mempunyai pilihan yang lebih banyak terhadap barang-barang
dan jasa-jasa yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhannya. Dan masyarakat
mempunyai kebebasan yang penuh ke atas corak pilihan yang akan dibuatnya dalam
menggunakan faktor-faktor produksi yang mereka miliki (Sukirno, 2002. hal. 259).
Beberapa Kritik Terhadap Persaingan Sempurna
Di samping menekankan kebaikan-kebaikannya, ahli ekonomi juga mennyadari
bahwa persaingan sempurna mempunyai beberapa kelemahan/ keburukan. Beberapa
kelemahannya yang penting adalah :
1. Persaingan Sempurna Tidak Mendorong Inovasi
Dalam pasar persaingan sempurna teknologi dapat dicontoh dengan mudah oleh
perusahaan lain. Sebagai akibatnya suatu perusahaan tidak dapat memperoleh
keuntungan yang kekal dari mengembangkan teknologi dan teknik memproduksi yang
baru tersebut. Oleh sebab itulah keuntungan dalam jangka panjang hanyalah berupa
keuntungan normal, karena walaupun pada mulanya suatu perusahaan dapat menaikkan
35
efisiensi dan menurunkan biaya, perusahaan-perusahaan lain dalam waktu yang singkat
juga dapat berbuat demikian. Ketidakekalan keuntungan dari mengembangkan
teknologi ini menyebabkan perusahaan-perusahaan tidak terdorong untuk melakukan
perkembangan teknologi dan inovasi.
Di samping oleh alasan yang disebutkan di atas, segolongan ahli ekonomi juga
berpendapat kemajuan teknologi adalah terbatas di pasar persaingan sempurna karena
perusahaan-perusahaan yang kecil ukurannya tidak akan mampu untuk membuat
penyelidikan untuk mengembangkan teknologi yang lebih baik. Penyelidikan seperti itu
sering sekali sangat mahal biayanya dan tidak dapat dipikul oleh perusahaan yang
ukurannya. Sebagai contoh, kegiatan pertanian tradisional pada umumnya
menggunakan teknologi yang tidak berkembang sama sekali. Dan usaha untuk
memodernkannya selalu dilakukan melalui penyelidikan dan pengembangan teknologi
oleh pemerintah. Para petani tidak mempunyai kemampuan untuk melakukannya
(Sukirno, 2002. hal. 259-260)
2. Persaingan Sempurna Adakalnya Menimbulkan Biaya Sosial
Di dalam menilai efisiensi perusahaan yang diperhatikan adalah cara perusahaan
itu menggunakan sumber-sumber daya. Ditinjau dari sudut pandangan perusahaan,
penggunaannya mungkin sangat efisien. Akan tetapi, ditinjau dari sudut kepentingan
masyarakat, adakalanya merugikan. Sebagai contoh, kegiatan yang efisien tersebut
mungkin mneimbulkan pengotoran lingkungan yang serius, maka biaya social dari
kegiatan tersebut sangat tinggi (Sukirno, 2002. hal. 260).
3. Membatasi Pilihan Konsumen
Karena barang yang dihasilkan perusahaan-perusahaan adalah 100 persen sama,
konsumen mempunyai pilihan yang terbatas untuk menentukan barang yang akan
dikonsumsikannya. Dalam pasar persaingan monopolistis dan oligopoli suatu jenis
36
barang tertentu diproduksikan secara berbeda-beda coraknya oleh berbagai perusahaan.
Maka terdapat lebih banyak variasi dan pilihan kepada konsumen. Pilihan yang lebih
banyak variasi dan pilihan kepada konsumen. Pilihan yang lebih menyebabkan
kepuasan yang mereka peroleh adalah lebih komplit dari apabila jenis barang yang
tersedia adalah serupa (Sukirno, 2002. hal. 260).
4. Biaya Produksi Dalam Persaingan Sempurna Mungkin Lebih Tinggi
Di dalam mengatakan biaya produksi dalam pasar persaingan sempurna adalah
paling minimum, tersirat (yang tidak dinyatakan) pemisahan bahwa biaya produksi yang
tidak berbeda. Pemisalan ini tidak selalu benar. Perusahaan-perusahaan dalam bentuk
pasar lainnya (seperti misalnya pasar monopoli) mungkin dapat mengurangi biaya
produksi sebagai akibat menikmati skala ekonomi, perkembangan teknologi dan inovasi
(Sukirno, 2002. hal. 260-261).
5. Distribusi Pendapatan Tidak Selalu Merata
Suatu corak distribusi pendapatan tertentu menimbulkan suatu pola permintaan
tertentu dalam masyarakat. Pola permintaan tersebut akan menentukan bentuk
pengalokasian sumber-sumber daya (dalam perekonomian pasar, permintaan
menentukan corak penggunaan sumber-sumber daya). Ini berarti distribusi pendapatan
menentukan bagaimana bentuk dari penggunaan sumber-sumber daya yang efisien.
Kalau distribusi pendapatan tidak merata maka penggunaan sumber-sumber daya (yang
dialokasikan secara efisien) akan lebih banyak digunakan untuk kepentingan golongan
kaya. Sebagai contoh, dalam masyarakat diperlukan banyak rumah murah. Tetapi
kalau mekanisme pasar menunjukkan bahwa rumah mewah mudah dijual maka para
pengusaha akan menghasilakan rumah mewah. Dengan memperhatikan keadaan
permintaan dalam pasar, maka efisiensi dalam penggunaan sumber-sumber daya
37
mencapai maksimum tetapi ia tidak memaksimumkan kepentingan seluruh masyarakat
(Sukirno, 2002. hal. 261).
b. Pasar Monopoli
Struktur pasar yang sangat bertentangan cirri-cirinya dengan persaingan sempurna
adalah pasar monopoli. Monopoli adalah suatu bentuk pasar di mana hanya terdapat
satu perusahaan saja. Dan perusahaan ini menghasilkan barang yang tidak mempunyai
barang pengganti yang sangat dekat. Biasanya keuntungan yang dinikmati oleh
perusahaan monopoli adalah keuntungan melebihi normal dan ini diperoleh karena
terdapat hambatan yang sangat tangguh kepada perusahaan-perusahaan lain untuk
memasuki industri tersebut (Sukirno, 2002. hal. 265).
Menurut Salvtore (1990. Hal. 254), monopoli adalah bentuk organisasi pasar di
mana terdapat perusahaan tunggal yang menjual komoditi yang tidak mempunyai
substitusi yang sempurna. Jadi perusahaan itu sekaligus merupakan industri dan
mengadapi kurva permintaan industri yang memiliki kemiringan negative untuk
komoditi itu. Akibatnya, jika monopolis itu hendak menjual lebih banyak komoditi ia
harus menurunkan harganya.
Ciri-ciri pasar monopoli sangat berbeda dengan pasar persaingan sempurna. Uraian
berikut menerangkan ciri-ciri monopoli :
1. Pasar Monopoli Adalah Industri Satu Perusahaan
Sifat ini sudah secara jelas dilihat dari definisi monopoli di atas, yaitu hanya ada
satu saja perusahaan dalalm industri tersebut. Dengan demikian barang atau jasa yang
dihasilkannya tidak dapat dibeli dari tempat lain. Para pembeli tidak mempunyai
pilihan lain, kalau mereka menginginkan barang tersebut maka mereka harus membeli
dari perusahaaan monopoli tersebut. Syarat-syarat penjualan sepenuhnya ditentukan
38
oleh monopoli itu, dan para pembeli tidak dapat berbuat suatu apa pun di dalam
menentukan syarat jual beli.
2. Tidak Mempunyai Barang Pengganti Yang Mirip
Barang yang dihasilkan perusahaan monopoli dapat digantikan oleh barang lain
yang ada dalam pasar. Barang tersebut merupakan satu-satunya jenis barang yang
seperti itu dan tidak terdapat barang mirip (close subsitite) yang dapat menggantikan
barang tersebut. Aliran listrik adalah contoh dari barang yang tidak mempunyai barang
pengganti yang mirip. Yang ada hanyalah barang pengganti yang sangat berbeda
sifatnya, yaitu lampu minyak. Lampu minyak tidak dapat menggatikan listrik karena, ia
tidak dapat digunakan untuk menghidupkan televise atau memanaskan setrika dll.
3. Tidak Terdapat Kemungkinan Untuk Masuk Ke Dalam Industri
Sifat ini merupakan sebab utama yang menimbulkan perusahaan yang mempunyai
kekuasaan monopoli. Tanpa sifat ini pasar monopoli tidak akan wujud, karena tanpa
adanya halangan tersebut pada akhirnya akan terdapat beberapa perusahaan perusahaan
di dalam industri. Keuntungan perusahaan monopoli tidak akan menyebabkan
perusahaan-perusahaan lain memasuki industri tersebut. Adanya hambatan kemasukan
yang sangat tangguh menghindarkan berlakunya keadaan yang seperti itu. Ada
beberapa bentuk hambatan masuk ke dalam pasar monopoli. Ada yang bersifat legal,
yaitu dibatasi oleh undang-undang. Ada yang bersifat teknologi, yaitu teknologi yang
digunakan sangat canggih dan tidak mudah dicontoh. Dan ada pula yang bersifat
keuangan, yaitu modal yang diperlukan sangat besar.
4. Dapat Mempungaruhi Penentuan Harga
Oleh karena perusahaan monopoli merupakan satu-satunya penjual di dalam pasar,
maka penentuan harga dapat dikuasainya. Oleh sebab itu perusahaan monopoli
dipandang sebagai penentu atau price setter. Dengan mengadakan pengendalian ke atas
39
produksi dan jumlah barang yang ditawarkan perusahaan monopoli dapat menentukan
harga pada tingkat yang dikehendaki.
5. Promosi Iklan Kurang Diperlukan
Oleh karena perusahaan monopoli adalah satu-satunya perusahaan di dalam
industri, ia tidak perlu mempromosikan barangnya dengan menggunakan iklan.
Pembeli yang memerlukan barang yang diproduksikannya terpaksa membeli dari
perusahaan tersebut. Walau bagaimanapun perusahaan monopoli sering membuat
iklan. Iklan tersebut bukanlah untuk bertujuan menarik pembeli tetapi untuk
memelihara hubungan baik dengan masyarakat (Sukirno, 2002. hal. 267).
Faktor-Faktor yang Menimbulkan Monopoli
Terdapat tiga faktor yang dapat menyebabkan wujudnya pasar (perusahaan)
monopoli. Ketiga faktor tersebut adalah :
1. Memiliki Sumber Daya yang Unik
Salah satu sumber penting dari adanya monopoli adalah pemilikan suatu sumber
daya yang unik (istimewa) yang tidak dimiliki oleh orang atau perusahaan lain. Satu
contoh yang jelas dalam hal ini adalah “suara emas” dari seorang penyayi terkenal atau
kemampuan bermain yang sangat luar biasa oleh pemain sepak bola. Hanya merekalah
yang mempunayai kepandaian tersebut dan harus dibayar lebih malah dari biasa apabila
masyarakat ingin menikmatinya.
Di dalam suatu perekonomian, monopoli juga dapat berlaku apabila sesuatu
perusahaan menguasai seluruh atau sebagian besar bahan mentah yang tersedia. Di
masa ini contoh dari perusahaan yang masih mempunyai sifat seperti ini adalah
perusahaan permata De Beers Company di Afrika Selatan. Hampir semua
pertambangan permata yang ada di dunia ini dimiliki oleh perusahaan seperti itu. Pada
permulaan abad yang lalu perusahaan Standard Oil Company di Amerika Serikat
40
menguasai hampir seluruh sumber minyak yang ada di Negara tersebut. Sampai
sebelum Perang Dunia Kedua perusahaan Aluminium Company of America juga
mempunyai kekuasaan monopoli. Pada waktu itu hampir semua cadangan bauxite,
yaitu bahan mentah yang digunakan untuk menghasilkan aluminium, dimiliki oleh
perusahaan itu. Oleh sebab itu Alumunium Company of America dapat menghasilkan
barangnya tanpa ada persaingan. Perusahaan air minum di sesuatu kota adalah satu
contoh lain dari kekuasaan monopoli yang memiliki sumber daya yang unik (Sukirno,
2002. hal. 267 – 268).
2. Dapat Menikmati Skala Ekonomi
Di dalam abad ini perkembangan teknologi sangat pesat sekali, diberbagai kegiatan
ekonomi tingkat teknologi adalah sedemikian modernnya sehingga produksi yang
efisien hanya dapat dilakukan apabila jumlah produksinya sangat besar dan meliputi
hampir seluruh produksi yang diperlukan di dalam pasar. Keadaan seperti ini berarti
suatu perusahaan baru mneikmati skala ekonomi yang maksimum apabila tingkat
produksinya adalah sangat besar jumlahnya. Pada waktu perusahana mencapai keadaan
di mana biaya produksi mencapai minimum, jumlah produksi adalah hampir menyamai
jumlah permintaan yang wujud di pasar. Dengan demikian, sebagai akibat dari skala
ekonomi yang demikian sifatnya, perusahaan dapat menurunkan harga barangnya
apabila produksi semakin tinggi. Pada tingkat produksi yang sangat tinggi, harga
adalah sedemikian rendahnya sehingga perusahaan-perusahaan baru tidak akan sanggup
bersaing dengan perusahaan yang terlebih dahulu berkembang. Keadaan ini
mewujudkan pasar monopoli.
Suatu industri yang skala ekonominya mempunyai sifat seperti yang diterangkan di
atas adalah perusahaan yang dikatakan merupakan monopoli alamiah atau natural
monopoli. Monopoli alamiah pada umumnya dijumpai dalam perusahaan jasa umum
(utility) seperti perusahaan listrik, perusahaan air minum, perusahaan telepon dan
41
perusahaan jasa angkutan kereta api. Dibeberapa jenis industri lain skala ekonomi tidak
mewujudkan monopoli, tetapi satu atau beberapa perusahaan memproduksikan barang
yang hampir sama jumlahnya dengan yang ditawarkan di pasar. Perusahaan baja,
pertambangan minyak dan idustri pembuat modil adalah contoh-contoh dari industri
semacam itu (Sukirno, 2002. hal. 268).
3. Kekuasaan Monopoli yang Diperoleh Melalui Peraturan Pemerintah
Di dalam undang-undang pemerintah yang mengatur kegiatan perusahaan-
perusahaan terdapat beberapa peraturan yang akan mewujudkan kekuasaan monopli.
Peraturan-peraturan yang seperti itu adalah : 1) peraturan paten dan hak cipta (copy
right) dan 2) hak usaha eksklusif (exclusive franchise) yang diberikan kepada
perusahaan jasa umum.
1. Peraturan patent dan hak cipta
Perkembangan ekonomi yang peast terutama ditimbulkan oleh perkembangan
teknologi. Untuk mengembangkan teknologi kadang-kadang diperlukan waktu
bertahun-tahun dan biaya yang sangat besar. Oleh sebab itu kegiatan dan
pengeluaran untuk mengembangkan teknologi tidak akan dilakukan perusahaan
apabila hasil jerih payah mereka dengan mudah saja dicontoh atau dijiplak oleh
perusahaan lain. Apabila tidak ada perturan yang melarang penjiplakan, tidak
untungnya bagi perusahaan untuk menciptakan barang-barang yang lebih baik
mutunya, karena dalam waktu yang singkat perusahaan lain akan menirunya.
Sebagai akibat dari keadaan seperti ini kemajuan teknologi akan terhambat dan ini
selanjutnya melambatkan jalannya pertumbuhan ekonomi. Agar usaha
mengembangkan teknologi dengan tujuan untuk menciptakan barang baru akan
membri keuntungan kepada perusahaan, haruslah pemerintah melarang dan
42
menghukum kegiatan menjiplak tersebut. Langkah seperti ini dilakukan dengan
memberikan hak paten kepada perusahaan yang mengembangkan barang baru.
Hak cipta atau copy right adalah hak paten juga, yaitu ia merupakan suatu jaminan
hokum untuk menghindari penjiplakan. Tetapi hak cipta adalah khusus diberikan
kepada penulis dan composer/penggubah lagu. Dengan adanya hak cipta tersebut
hanya penulis atau penggubah lagu saja yang mempunyai hak ke atas penerbitan
buku yang ditulis dan lagu yang digubah (Sukirno, 2002. hal. 268-269).
2. Hak Usaha Ekslusif
Apabila skala ekonomi hanya diperoleh perusahaan setelah perusahaan itu mencapai
tingkat produksi yang sangat tinggi, kepentingan masyarakat banyak akan
dimaksimumkan apabila perusahaan diberi kesempatan untuk menikmati skala
ekonomi itu dan pada waktu yang sama diharuskan menjual produksinya dengan
harga yang rendah. Untuk menciptakan keadaan seperti itu secara serentak
pemerintah harus menjalankan dua langkah yaitu : 1) memberikan hak monopoli
kepada suatu perusahaan dalam suatu kegaiatan tertentu dan 2) menentukan
harga/tarif yang rendah ke atas barang/jasa yang diproduksikan. Contoh perusahaan
seperti ini adalah perusahaan air minum, penerbangan dan angkutan kereta api.
Tanpa adanya hak eksklusif untuk berusaha sebagai perusahaan monopoli akan
timbul halangan untuk menikmati skala ekonomi secara maksimum. Sebagai
akibatnya setiap perusahaan akan menetapkan harga/ tarif yang tinggi ke atas
barang/jasa yang dihasilkannya. Keadaan sesperti ini menimbulkan kerugian
kepada masyarakat, karena mereka harus membayar produksi perusahaan itu dengan
harga yang tinggi. Hak eksklusif yang menjamin adanya perusahaan tunggal dalam
pasar belum menjamin bahwa harga ditetapkan pada tingkat yang rendah.
Walaupun perusahaan tersebut dapat mengecap skala ekonomi dengan sepenuhnya,
yang menyebabkan biaya produksi berada pada tingkat yang sangat rendah, belum
43
tentu perusahaan akan menjual hasil produksinya pada harga yang rendah. Untuk
menghindari agar perusahaan tidak mengambil tindakan yang seperti itu pemerintah,
di samping memberikan hak monopoli, akan menetapkan harga/tarif penjual dari
barang/jasa yang disediakan perusahaan tersebut. Dengan cara ini dapatlah
kepentingan para konsumen dilindungi, yaitu para konsumen dapat membeli barang
yang dihasilkan perusahaan monopoli pada tingkat harga yang relatif rendah
(Sukirno, 2002. hal. 269-270).
Menurut Salvatore (1990. hal. 263) ada beberapa hal yang menyebabkan timbulnya
monopoli. Perusahaan bisa menguasai seluruh penawaran bahan baku yang diperlukan
untuk memproduksi komoditi itu. Misalnya, hingga perang dunia II, Aloca memiliki
atau menguasai hamper setiap sumber bauksit (bahan baku yang penting untuk
memproduksi alumunium) di AS dan dengan demikian mempunyai monopoli penuh
atau produksi alumunium di Amerika Serikat. Perusahaan bisa memiliki paten yang
menghalangi perusahaan lain untuk memproduksi komoditi yang sama. Misalnya,
ketika kertas kaca pertama kali diperkenankan, Dupont mempunyai kekuasaan
monopoli untuk produksinya berdasarkan atas hak paten. Monopoli bisa ditetapkan
melalui hak monopoli pemerintah. Dalam hal ini, perusahaan itu ditetapkan sebagai
produsen dan penyalur tunggal barang atau jasa tetapi tunduk pada pengendalian
pemerintah dalam aspek-aspek tertentu dari operasinya. Di beberapa industri increasing
return tu scale bisa dijalankan pada berbagai rentang output yang cukup besar guna
hanya membiarkan satu perusahaan untuk memproduksi output ekuilibrium industri.
Industri ini disebut “monopolistis alamiah” dan biasa terdapat dalam bidang
kepentingan umum dan transportasi. Apa yang biasanya dilakukan pemerintah dalam
kasus ini adalah menginzinkan monopolis itu beroperasi tetapi harus tunduk pada
pengendalian pemerintah misalnya, taruf listrik di kota New York ditetapksn agar Con
44
Edison hanya mendapat “tingkat hasil yang normal” (misalnya 10 sampai 15%) atas
investasinya.
Syarat-Syarat Diskriminasi Harga
Tidak semua perusahaan monopoli dapat melakukan diskrimisai harga. Hanya
dalam keadaan-keadaan tertentu disrkriminasi dapat dijalankan dengan sukses.
Dibawah ini dijelaskan beberapa keadaan yang memungkinkan perusahaan monopoli
melakukan diskriminasi harga.
1. Barang tidak dapat dipindahkan dari satu pasar ke pasar yang lain
Kalau terdapat kemungkinan barang dapat dibawa dari pasar yang lebih murah ke
pasar yang lebih mahal, maka kebijakan diskriminasi harga tidak akan efektif. Barang
dari pasar yang lebih murah akan dijual lagi di pasar yang lebih mahal dan perusahaan
tidak dapat menjaul lagi barang yang disediakan untuk pasar tersebut.
2. Sifat barang ata jasa itu memungkinkan dilakukan diskriminasi harga
Barang-barang atau jasa-jasa tertenu dapat dengan mudah dijual dengan harga yang
berbeda. Barang seperti itu biasanya berbentuk jasa perseorangan sperti jasa seorang
dokter, ahli hokum, piñata rambut dan kemampuan langganan untuk membayar orang
kaya dikenakan tarif yang tinggi, sebaliknya orang miskin diberi diskon.
3. Sifat permintaan dan elastisitas permintaan di masing-masing pasar haruslah sangat
berbeda.
Kalau permintaan dan elastisitas permintaan adalah sangat bersamaan di kedua
pasar tersebut, keuntungan tidak akan diperoleh dari kebijakan tersebut. Biasanya
diskriminasi harga dijalankan apabila elastisitas permintaan di masing-masing pasar
sangat berbeda. Apabila permintaan tidak elastis, harga akan ditetapkan pada tingkat
yang relative tinggi, sedangkan di pasar yang permintaannya lebih elastis, harga
45
ditetapkan pada tingkat yang rendah. Dengan cara ini penjualan dapat diperbanyak dan
keuntungan dimaksimumkan.
4. Kebijakan diskriminasi harga tidak memerlukan biaya yang
Adakalanya melaksanakan kebajikan diskriminas harus mengeluarkan biaya.
Apabila kebijakan tersebut dilakukan di dua daerah yang berbeda, maka biaya untuk
mengangkut barang harus dikeluarkan. Dan sekiranya dilakukan di daerah yang sama,
biaya yang dikeluarkan mungkin dalam bentuk iklan. Apabila biaya yang dikeluarkan
adalah melebihi pertambahan keuntungannya yang diperoleh dari diskriminasi harga,
tidak ada manfaatnya untuk menjalankan kebijakan tersebut.
5. Produsen dapat mengeksploiter beberapa sikap tidak rasional konsumen.
Ini misalnya dilakukan dengan menjual barang yang sama tetapi dengan
pembungkusan, merk/cap dan kampanye iklan yang berbeda. Dengan cara ini produsen
dapat menjual barang yang dikatakannya bermutu tinggi kepada konsumen kaya dan
sisanya kepada golongan masyarakat lainnya. Cara yang lain adalah menjual barang
yang sama, tetapi dengan harga berbeda pada daerah pertokoan yang berbeda. Di
daerah pertokoan orang kaya harganya lebih dimahalkan daripada di daerah pertokoan
orang miskin (Sukirno, 2002. hal. 284 – 285).
Menurut Salvatore (1990. hal. 277 – 281), terdapat tiga tingkat harga dalam
diskriminasi yaitu :
1. Dalam diskriminasi harga tingkat pertama, monopolis berperilaku seolah-olah
setiap unit komoditi dijual secara terpisah kepada para konsumen dan
mengenakan harga tertinggi yang dapat dicapai untuk setiap unit komoditi.
2. Diskriminasi harga tingkat kedua, monopolis menetapkan harga per unit yang
seragam untuk kuantitas komoditi tertentu, harga per unit yang lebih rendah
untuk partai tambahan komoditi itu dan seterusnya.
46
3. Diskriminasi harga tingkat ketiga terjadi apabila monopolis menentukan harga-
harga yang berbeda untuk komoditi yang sama di dalam pasar yang berbeda.
Salah satu kondisi yang diperlukan adalah bahwa harus terdapat dua atau lebih
pasar yang dapat dipisahkan dan dapat dijaga terpisah. Jika pasar tidak terpisah,
sebagian orang akan membeli barang itu pasar yang harganya lebih tinggi
hingga harga-harga barang di kedua pasar itu menjadi sama. Dengan demikian,
mereka melawan usaha-usaha monopolis untuk menetapkan harga-harga yang
berbeda di pasar yang berbeda.
Contoh-Contoh Kebijakan Diskriminasi Harga
Kebijakan diskriminasi harga oleh perusahaan monopoli pemerintah.
Perusahaan listrik Negara misalnya menggunakan tariff yang berbeda untuk
listrik yang dipakai rumah tangga dan yang dipakaii perusahaan.
Kebijakan diskriminasi harga oleh jasa-jasa professional. Dokter spesialis,
dokter umum, ahli hokum dan guru kursus privat adalah beberapa golongan
professional yang sering menjalankan diskriminasu harga dari jasa yang mereka
berikan. Mereka biasanya mempunyai tariff yang fleksibel. Kepada orang yang
relative tak mapu mereka mengenakan tariff yang rendah, sedangkan kepada
orang kaya tarifnya ditinggikan.
Kebijakan diskriminasi harga di pasar internasional.
Dalam aspek ini perusahaan membedakan di antara harga yang dijual di dalam
negeri dengan harga untuk penjualan ke luar negeri. Harga penjualan ke luar
negeri pada umumnya lebih rendah karena di pasaran internasional terdapat
banyak saingan dan untuk mempertinggi kemampuannya untuk bersaing,
perusahaan perlu menekan harga hingga ke tingkat yang serendah mungkin
(Sukirno, 2002. hal. 285).
47
Efisiensi Kegiatan Monopoli
Dalam pasar persaingan sempurnan mengalokasikan sumber-sumber daya secara
ideal, yaitu di dalam jangka panjang perusahaan dalam persaingan sempurna akan terus
menambah produksinya sehingga terapai keadaan dimana harga = biaya marginal.
Monopoli telah menghentikan kegiatan produksinya sebelum hal tersebut tercapai. Di
samping itu di dalam jangka panjang, oleh karena tidak adanya persaingan, perusahaan
monopoli masih dapat memperoleh keuntungan yang lebih besar dari keuntungan
normal dan ia dicapai pada waktu harga masih lebih besar dari biaya marginal. Ini
berarti penggunaan sumber-sumber daya adalah lebih tidak efisien dalam monopoli
kalau dibandingkan dengan dalam persaingan sempurna. Penggunaan sumber-sumber
daya yang tidak optimum ini menimbulkan dua akibat yang tidak menguntungkan, yaitu
(1) produksi dan penawaran barang adalah relative sedikit dan ini meninggikan harga,
dan (2) biaya produksi adalah lebih tinggi daripada biaya rata-rata yang optimum
(Sukirno, 2002. hal. 289).
Perbandingan Efisiensi Monopoli dan Persaingan Sempurna
Perbandingan ini akan dilakukan dengan melihat dua keadaan yaitu : (i) apabila
biaya produksinya sama, dan (ii) apabila biaya produksinya berbeda.
1. Biaya produksi sama
Perbandingan efesien di antara pasar persaingan sempurna dan monopoli dalam
menggunakan sumber-sumber daya, ditunjukkan pada kurva. Dalam kurva ditunjukkan
permintaan (DD) dan penawaran (SS) di dalam pasar persaingan sempurna. Dengan
demikian harga adalah Ps dan jumlah barang yang diperjualbelikan di pasar adalah Qs.
Telah diterangkan bahwa (i) kurva penawaran pasar persaingan sempurna adalaha
gabungan kurva biaya marginal perusahaan-perusahaan, dengan demikian SS – ΣMC,MC,
48
dan (ii) setiap perusahaan memperoleh keuntungan normal, berarti harga adalah sama
dengan biaya produksi per unit yang paling minimum (Sukirno, 2002. hal. 289).
Gambar 2.1 :Perbandingan Efisiensi Monopoli dan Persaingan Sempurna (Biaya Sama)
P P
D D S=σMC S=MCMC S=MCm
Pm
P1 AC Ps
S D S D
MR
O Qs O Qm Qs
(i) Persaingan Sempurna (ii) Monopoli
Seterusnya misalnya seluruh perusahaan dalam persaingan sempurna bergabung
dan menjadi menjadi satu perusahaan monopoli. Dalam gabungan ini dimisalkan juga
bahwa biaya produksi tidak mengalami perubahan. Oleh sebab itu kurva SS sama
dengan ΣMC,MC dari pasar persaingan sempurna sekarang berubah menjadi kurva biaya
marginal perusahaan monopoli (SS=MCm). Perubahan ini ditunjukkan dalam kurva di
atas. Gambar tersebut menunjukkan keadaan sebelum dan sesudah perusahaan
monopoli diwujudkan. Harga dan jumlah barang yang diperjualbelikan sebelum
perusahaan-perusahaan bergabung berturut-turut adalah Ps dan Qs.
Sesudah perusahaan-perusahaan itu menjadi perusahaan monopoli harga tidak sama
dengan hasil penjualan marginal. Dengan permintaan pasar seperti DD, hasil penjualan
marginal adalah MR. Maka perusahaan monopoli akan memaksimumkan keuntungan
49
apabila jumlah produksi adalah Qm. Pada tingkat produksi ini harga akan mencapai Pm
(Sukirno, 2002. hal. 290).
Berdasarkan perbandingan antara keadaan di pasar persaingan sempurna dan
monopoli yang diterangkan dengan menggunakan kurva di atas dapat di ambil beberapa
kesimpulan seperti yang dinyatakan di bawah ini :
Persaingan sempurna menggunakan sumber-sumber daya dengan lebih efisien
dari monopoli. Dalam monopoli Pm lebih besar dari MC sedangkan dalam
persaingan sempurna Ps = MC.
Harga dalam monopoli lebih tinggi dari harga dalam pasar persaingan sempurna.
Jumlah produksi dalam persaingan sempurna lebih tinggi dari pada dalam
monopoli.
Biaya produksi per unit dalam monopoli adalah lebih tinggi dari dalam
persaingan sempurna. Dalam persaingan sempurna perusahaan hanya
memperoleh untung normal, berarti biaya produksi per unit sama dengan Ps.
Karena dimisalkan kurva biaya produk untuk pasar persaingan sempurna adalah
sama dengan kurva biaya monopoli, maka Ps adalah biaya rata-rata yang paling
rendah dalam perusahaan monopoli. Biaya per unit sebesar itu akan
dibelanjakan monopoli apabila produksi sebesar Qs. Tetapi monopoli
memproduksikan Qm maka biaya produksinya per unit harus lebih tinggi dari Ps
(Sukirno, 2002.. hal. 290).
2. Biaya Produksi Berbeda.
Kesimpulan-kesimpulan dalam analisis sebelum ini hanyalah benar apabila
dianggap kurva biaya produksi di pasar persaingan sempurna adalah sama dengan di
dalam monopoli. Sekiranya monopoli dapat menikmati skala ekonomi sehingga ke
tingkat produksi yang sangat tinggi, kurva biaya rata-rata akan berbeda dari yang
dimisalkan di atas. Besar kemungkinan ia berada di bawah kurva biaya rata-rata dari
50
pasar persaingan sempurna. Walaupun produksi telah mencapai Qs biaya produksi rata-
rata tetap akan menurun. Apabila kurva biaya produksi rata-rata mempunyai sifat
seperti itu, kurva MC-nya akan terletak di sebelah kanan dari MC dalam pasar
persaingan sempurna. Sebagai akibat dari keadaan seperti ini, perusahaan monopoli
mungkin akan memproduksi lebih banyak dan harga juga lebih rendah dari dalam pasar
persaingan sempurna (Sukirno, 2002. hal. 290-291).
Monopoli dan Kesejahteraan Masyarakat
Dalam monopoli terdapat kemungkinan berlakunya keadaan berikut : “harga akan
lebih tinggi, jumlah produksi lebih rendah dan keuntungan lebih besar daripada di
dalam pasar persaingan sempurna”. Berdasarkan kepada kemungkinan ini kebanyakan
ahli ekonomi berpendapat bahwa monopoli menimbulkan akibat yang buruk ke atas
kesejateraan masyarakat dan distribusi pendapat menjadi lebih tidak merata. Monopoli
akan memperoleh keuntungan yang lebih dari normal dan ini akan dinikmati oleh
pengusaha monopoli dan pemegang-pemegang sahamnya. Mereka pada umumnya
terdiri dari penduduk yang berpendapat tinggi atau menengah. Para pekerja yang
merupakan golongan yang relative miskin, tidak akan memperoleh sesuatu apa pun dari
keuntungan monopoli yang lebih tinggi dari keuntungan normal tersebut.
Tanpa ada hak eksklusif untuk berusaha sebagai perusahaan monopoli, akan wujud
kemungkinan berlakunya keadaann di mana beberapa perusahaan baru pada akhirnya
beroperasi dalam pasar. Dalam keadaan seperti itu pasaran telah berubah menjadi
ologopoli. Ini menyebabkan setiap perusahaan tidak dapat mneikmati skala ekonomi
secara maksimum. Maka setiap perusahaan akan menetapkan harga/tariff yang tinggi
ke atas barang/jasa yang dihasilkannya. Keadaan seperti ini menimbulkan kerugian
kepada masyarakat, karena mereka harus membayar dengan harga yang tinggi tersebut.
51
Hak eksklusif yang menjamin adanya perusahaan tunggal dalam pasar belum
menjamin bahwa harga ditetapkan pada tingkat yang rendah. Walapun perusahaan
tersebut dapat mengecap skala ekonomi dengan sepenuhnya, yang menyebabkan biaya
produksi berada pada tingkat yang rendah sekali, belum tentu perusahaan akan menjual
hasil produksinya dengan harga yang rendah. Sadar bahwa ia mempunyai kekuasaan
monopoli mungkin menyebabkan ia akan menetapkan harga yang tinggi juga. Untuk
mengatasi masalah pemerintah, disamping memberikan hak monopoli, akan
menetapkan harga/tariff penjualan dari barang/jasa yang disediakan perusahaan
tersebut. Dengan cara ini dapatlah kepentingan para konsumen dilindungi yaitu para
konsumen dapat membeli barang yang dihasilkan perusahaan monopoli pada tingkat
harga yang relative rendah (Sukirno, 2002. hal. 291).
c. Persaingan Monopolistis
Pasar persaingan monopolistis pada dasarnya adalah pasar yang berada di antara
dua jenis pasar yang ekstrem, yaitu persaingan sempurna dan monopoli. Oleh sebab itu
sifat-sifatnya mengandung unsure-unsur sifat pasar monopoli dan unsure-unsur sifat
pasar persaingan sempurna. Maka pasar persaingan monopolistis dapat didefinisikan
sebagai suatu pasar di mana terdapat banyak produsen yang menghasilkan barang yang
berbeda corak (differentiated product) (Sukirno, 2002. hal. 298).
Menurut Salvatore (1990. hal. 283), persaingan monopolistic mengacu pada
organisasi pasar dimana terdapat banyak perusahaan yang menjual komoditi yang
hamper serupa tetapi tidak sama. Contohnya adalah banyaknya merk rokok yang
tersedia (misalnya Malboro, Winston, Kent dan sebagainya). Contoh lain adalah
banyaknya deterjen yang berbeda di pasar. Karena adanya diferensiasi produk ini,
penjual dapat mengendalikan harganya dan dengan demikian menghadapi kurva
permintaan memiliki kemiringan negative. Akan tetapi, adanya banyak substitusi yang
52
serupa sangat membatasi kekuatan “monopoli” para penjual dan mengakibatkan kurva
permintaan yang sangat elastis. Jika perusahaan tunggal dalam industri monopolistis
menurunkan harga, ia akan bergerak ke bawah sepanjang kurva permintaannya yang
sangat elastis dan menaikkan penjualannya dalam jumlah yang besar sekali. Akan
tetapi, jika semua perusahaan dalam industri itu menurunkan harga-harga mereka secara
serentak, maka tingkat penjualan dari setiap perusahaan akan lebih sedikit naiknya.
Ciri-Ciri Pasar Persaingan Monopolistis
1. Terdapat Banyak Penjual
Terdapat cukup banyak penjual dalam pasar persaingan monopolistis, namun
demikian ia tidaklah sebanyak seperti dalam pasar persaingan sempurna. Apabila di
dalam pasar sudah terdapat beberapa puluh perusahaan, maka pasar persaingan
monopolistis sudah mungkin wujud. Yang penting, tidak satupun dari perusahaan-
perusahaan tersebut ukuran/besarnya jauh melebihi dari perusahaan-perusahaan
lainnya. Perusahaan dalam pasar monopolistis mempunyai ukuran yang relative sama
besarnya. Keadaan ini menybabkan produksi suatu perusahaan relative sedikit kalau
dibandingkan dengan keseluruhan produksi dalam keseluruhan pasar (Sukirno, 2002.
hal. 298).
2. Barangnya Bersifat Berbeda Corak
Ciri ini merupakan sifat yang penting dalam membedakan antara pasar persaingan
monopolistis dan persaingan sempurna. Seperti telah diterangkan dalam pasar
persaingan sempurna produksi berbagai perusahaan adalah serupa. Oleh karenanya
sukar untuk membedakan yang mana pula produksi perusahaan lainnya. Produksi
dalam pasar persaingan monopolistis berbeda coraknya (differentiated product) dan
secara fisik mudah dibedakan di antara produksi sesuatu perusahaan dengan produksi
53
perusahaan lainnya. Di samping perbedaan dalam bentuk fisik barang tersebut terdapat
pula perbedaan-perbedaan dalam pembukuannya, perbedaan dalam bentuk “jasa
perusahaan setelah penjualan” (after sale service) dan perbedaan dalam cara membayar
barang yang dibeli. Sebagai akibat dari perbedaan-perbedaan ini barang yang
diproduksikan oleh perusahaan-perusahaan dalam pasar persaingan monopolistis
bukanlah barang yang bersifat pengganti sempurna (perfect substitute) kepada barang
yang diproduksikan perusahaan lain. Mereka hanya merupakan pengganti yang dekat
atau close substitute. Perbedaan dalam sifat barang yang dihasilkan inilah yang menjadi
sumber dari adanya kekuasaan monopoli, walaupun kecil, yang dimiliki oleh
perusahaan dalam pasar persaingan monopolistis (Sukirno, 2002. hal. 298).
3. Perusahaan Mempunyai Sedikit Kekuasaan Mempengaruhi Harga
Berbeda dengan perusahaan dalam pasar persaingan sempurna, yang tidak
mempunyai kekuasaan dalam mempengaruhi harga, perusahaan dalam pasar persaingan
monopolistis dapat mempengaruhi harga. Namun demikian pengaruhnya ini relative
kecil kalu dibandingkan dengan perusahaan oligopoly dan monopoli. Kekuasaan
mempengaruhi harga oleh perusahaan monopolistis bersumber dari sifat barang yang
dihasilkannya, yaitu yang bersifat berbeda corak atau differentiated product. Perbedaan
ini menyebabkan para pembeli bersifat memilih yaitu lebih menyukai barang dari
sesuatu perusahaan tertentu dan kurang menyukai barang yang dihasilkan perusahaan
lainnya. Maka apabila sesuatu perusahaan menaikkan harga barangnya, ia masih dapat
menarik pembeli walaupun jumlah pembelinya tidak sebanyak seperti sebelum kenaikan
harga. Sebaliknya, apabila perusahaan mneurunkan harga, tidaklah mudah untuk
menjual semua barang yang diproduksikannya. Banyak di antara konsumen di pasar
54
masih tetap membeli barang yang dihasilkan oleh perusahaan-perusahaan lain,
walaupun harganya sudah menjadi relative lebih mahal (Sukirno, 2002. hal. 299).
4. Masuk ke dalam Industri Relatif Mudah
Perusahaan yang akan masuk dan menjalankan usaha di dalam pasar persaingan
monopolistis tidak akan banyak mengalami kesukaran. Hambatan yang dihadapi
tidaklah seberat seperti di dalam oligopoly dan monopoli. Tetapi masuk ke dalam
industri tidak semudah seperti di pasar persaingan sempurna. Beberapa faktor yang
menyebabkan hal ini. Yang pertama ialah karena modal yang diperlukan adalah relative
besar kalau dibandingkan dengan mendirikan perusahaan dalam pasar persaingan
sempurna. Yang kedua ialah karena perusahaan itu harus menghasilkan barang yang
berbeda coraknya dengan yang sudah tersedia di pasar dan mempromosikan barang
tersebut untuk memperoleh langganan. Maka perusahaan baru pada yang sudah ada di
pasar dan harus dapat meyakinkan konsumen akan kebaikan mutu barang tersebut
(Sukirno, 2002. hal. 299).
Elemen yang bersifat persaingan berasal dari kenyataan bahwa dalam industri yang
bersaing secara monopolistis (sebagaimana halnya dalam industri yang bersaing secara
sempurna), terdapat begitu banyak perusahaan yang aktivitasnya masing-masing tidak
mempunyai pengaruh yang jelas terhadap perusahaan lain dalam industri itu.
Selanjutnya, perusahaan lain dapat memasuki atau mneinggalkan industri itu tanpa
banyak kesulitan dalam jangka panjang. Unsur monopoli terjadi karena para penjual
yang banyak dalam industri tersebut menjual produk dengan deferensiasi dan bukan
produk yang homogen (Salvatore, 1990. hal. 292-293).
5. Persaingan Mempromosikan Sangat Aktif
Harga bukanlah penentu utama dari besarnya pasar dari perusahaan-perusahaan
dalam pasar persaingan monopolistis. Sesuatu perusahaan mungkin menjual barangnya
55
dengan harga relative tinggi, tetapi masih dapat menarik banyak pelanggan. Sebaliknya
suatu perusahaan lain mungkin harga barangnya rendah, tetapi tidak banyak menarik
langganan. Keadaan seperti ini disebabkan oleh sifat barang yang mereka hasilkan,
yaitu barang yang bersifat berbeda corak. Ini menimbulkan daya tarik yang berbeda
kepada para pembeli. Maka untuk mempengaruhi citarasa pemebeli, para pengusaha
melakukan persaingan bukan harga (non price competition). Persaingan yang demikian
itu antara lain adalah dalam memperbaiki mutu dan desain barang, melakukan kegiatan
iklan yang terus-menerus, memberikan syarat penjualan yang menarik dan lain
sebagainya (Sukirno, 2002. hal. 299-300).
d. Pasar Persaingan Oligopoli
Menurut Sukirno (2002. hal. 316), pasar oligopoly hanya terdiri dari sekelompok
kecil perusahaan. Biasanya struktur dari industri dalam pasar oligopoly adalah terdapat
beberapa perusahaan raksasa yang menguasai sebagian besar pasar oligopoly –
katakanlah 70 sampai 80 persen dari seluruh produksi atau nilai penjualan – dan
disamping itu terdapat pula beberapa perusahaan kecil. Beberapa perusahaan golongan
yang pertama (yang menguasai pasar) sangat saling mempengaruhi satu sama lain,
karena keputusan dan tindakan oleh salah satunya sangat mempengaruhi perusahaan-
perusahaan lainnya. Sifat ini menyebabkan setiap perusahaan harus mengambil
keputusan yang berhati-hati di dalam mengubah teknik memproduksi dan sebagainya.
Sifat saling mempengaruhi (mutual interdependence) ini merupakan sifat yang khusus
dari perusahaan dalam pasar oligolpoli yang tidak didapati dalam bentuk pasar lainnya.
Dalam perekonomian yang sudah maju, pasar oligopoly banyak terdapat karena
teknologi sudah sangat modern. Teknologi modern mencapai efisiensi yang optimum
hanya sesudah jumlah produksi mencapai tingkat yang besar sekali. Keadaan ini
menimbulkan kecenderungan pengurangan jumlah perusahaan dalam industri.
56
Dalam bukunya Salvatore (1990. hal. 285) menyebutkan bahwa oligopoly adalah
organisasi pasar di mana terdapat beberapa penjual suatu komoditi. Oleh sebab itu,
tindakan setiap penjual akan mempengaruhi penjual lain.
Disamping sifat penting yang baru diterangkan ini, pasar oligopoly mempunyai
beberapa cirri khas lain. Ciri-ciri tersebut diterangkan dalam uraian berikut (Sukirno,
2002. hal. 316).
1. Menghasilkan Barang Standar Maupun Barang Berbeda Corak
Adakalanya perusahaan dalam pasar oligopoly menghasilkan barang standar
(standardized product). Industri dalam pasar oligopoly yang demikian sifatnya banyak
dijumpai dalam industri yang menghasilkan bahan mentah seperti produsen bensin,
industri baja dan alumunium dan industri bahan baku seperti industri semen dan bahan
bangunan. Di samping itu banyak pula pasar oligopoly yang terdiri dari perusahaan-
perusahaan yang menghasilkan barang berbeda corak (differentiated product). Barang
seperti itu pada umumnya adalah barang akhir. Contoh dari pasar oligopoly yang
menghasilkan barang akhir adalah industri mobil dan truk, industri rokok dan industri
sabun cuci dan sabun mandi (Sukirno, 2002. hal. 316).
2. Kekuasaan Menentukan Harga Adakalnya Lemah dan Adakalnya Sangat Tangguh
Dari kedua kemungkinan ini yang mana yang akan wujud tergantung kepada bentuk
kerjasama di antara perusahaan-perusahaan dalam pasar oligopoly. Tanpa ada
kerjasama, kekuasaan menentukan harga menjadi lebih terbatas. Apabila suatu
perusahaan menurunkan harga, dalam waktu yang singkat ia akan menarik banyak
pembeli. Perusahaan yang kehilangan pembeli akan melakukan tindakan balasan
dengan mengurangi harga yang lebih besra lagi sehingga akhirnya perusahaan dalam
pasar oligopoly bekerja sama dalam menentukan harga, maka harga dapat distabilkan
pada tingkat yang mereka kehendaki. Dalam hal ini kekuasaan mereka untuk
57
menetukan harga adalah sangat besar yaitu sama seperti dalam monopoli (Sukirno,
2002. hal. 317).
Dalam pasar oligopoly dikenal dengan kepemimpinan harga (price leadership)
yang merupakan bentuk kerja sama tidak sempurna di mana perusahaan-perusahaan
dalam industri oligopolistis secara diam-diam (yaitu, tanpa kesepatan resmi)
memutuskan untuk menetapkan harga yang sama dengan pemimpin harga untuk industri
tersebut. Pemimpin harga ini mungkin adalah perusahaan dengan struktur biaya rendah
atau barangkali perusahaan yang dominant atau terbesar dalam industri tersebut. Dalam
hal yang terakhir, perusahaan yang dominan menetapkan harga industri dan
memungkinkan perusahaan lain dalam industri untuk menjual sebanyak yang mereka
inginkan dengan harga tersebut dan kemudian perusahaan dominant tadi memasuki
pasar itu (Salvaore, 1990. hal. 289).
3. Pada umumnya perusahaan oligopoly perlu melakukan promosi.
Iklan secara tersu menerus sangat diperlukan oleh perusahaan oligopoly yang
menhasilkan barang yang berbeda corak. Pengeluaran untuk iklan biasanya besra sekali
untuk perusahaan-perusahaan yang seperti itu. Kegiatan promosi secara iklan yang
sangat aktif tersebut adalah untuk dua tujuan yaitu menarik pembeli baru dan
mempertahankan pembeli lama. Perusahaan oligopoly yang menghasilkan barang
standar membuat pengeluaran untuk iklan yang lebih sedikit. Iklan tersebut terutama
untuk memelihara hubungan baik dengan masyarakat (Sukirno, 2002. hal.. 317).
Bentuk-Bentuk Hambatan Memasuki Oligopoli
Terdapat jumlah perusahaan yang terbatas di dalam pasar merupakan suatu bukti
nyata bahwa perusahaan-perusahaan baru adalah sangat sukar untuk masuk ke pasar
58
oligopoly. Faktor-faktor penting yang menyebabkan kesukaran memasuki pasar
oligopoly adalah :
a. Skala Ekonomi
Skala ekonomi yang dinikmati oleh perusahaan yang terdapat dalam pasar
oligopoly dapat menjadi penghambat yang sangat penting kepada perusahaan baru
untuk masuk ke dalam industri itu. Apabila suatu perusahaan oligopolies dapat
menikmati skala ekonomi sehingga k etingkat produksi yang besar sekali, ini berarti
makin banyak produksinya makin rendah baiya produksi per unit. Sekiranya
permintaan dalam pasar bertambah, perusahaan yang sudah ada dalam industri akna
mempunyai kesempatan yang lebih baik untuk memenuhi permintaan tersebut karena
mereka dapat menambah jumlah produksi dan pada waktu yang sama mengurangi biaya
produksi per unit. Maka makin besar jumlah penjualan perusahaan tersebut, semakin
efisien kegiatan memproduksinya. Ini akan mneyukarkan memasuki perusahaan baru,
karena pada mulanya luas pasaran barangnya hanyalah sebagian kecil daripada
perusahaan yang telah ada, dan oleh karena itu biaya produksi per unit adalah lebih
tinggi daripada dalam perusahaan yang lama (Sukirno, 2002. hal. 323).
b. Biaya Produksi yang Berbeda
Biaya per unit yang berbeda sebagai akibat dari tingkat produksi yang berbeda.
Disamping itu biaya produksi dapat pula berbeda pada tingkat produksi yang sama.
Biasanya pada setiap tingkat produksi, biaya produksi per unit yang harus dikeluarkan
perusahaan yang baru adalah lebih tinggi dari yang dikeluarkan perusahaan lama. Ini
berarti kurva AC (biaya total rata-rata) perusahaan baru adalah lebih tinggi daripada
kurva AC perusahaan yang lama. Oleh karenanya perusahaan baru tidak dapat menjual
barangnya semurah seperti perusahaan lama. Keadaan ini menghambat untuk
kemasukan perusahaan baru.
59
Terdapat banyak faktor yang menimbulkan kecenderungan perbedaan biaya
produksi tersebut. Yang penting adalah :
Perusahaan lama dapat menurunkan biaya produksi sebagai akibat pengetahuan
yang mendalam mengenai kegiatan memproduksi yang dikumpulkan dari
pengalaman masa lalu.
Para pekerjanya sudah lebih berpengalaman di dalam mengerjakan pekerjaan
mereka dan ini menaikkan produktivitas pekerja, yang selanjutnya
memungkinkan penurunan biaya produksi.
Perusahaan lama sudah lebih dikenal oleh bank dan para penyedia bahan mentah
dan oleh karenanya dapat memperoleh kredit yang lebih baik dan harga bahan
mentah yang lebih murah.
c. Keistimewaan Hasil Produksi
Keistimewaan yang dimiliki oleh barang yang diproduksikan oleh perusahaan lama
merupakan sumber lain yang dapat menghambat kemasukan perusahaan baru.
Keistimewaan ini dapat dibedakan dalam beberapa bentuk. Yang pertama ialah karena
barang tersebut sudah sangat terkenal (product recognized), dan masyarakat sudah
menaruh kepercayaan dan penghargaan yang tinggi ke atas barang tersebut. Tanpa
dapat menawarkan barang lain yang jauh lebih baik dari barang yang dikenal
masyarakat ini, perusahaan baru akan mengalami kesukaran untuk bersaing dengan baik
di pasaran.
Keistimewaan yang kedua adalah apabila barang tersebut sangat rumit (product
complexity) yaitu ia terdiri dari komponen-komponen yang banyak sekali sehingga
sukar membuat dan memperbaikinya. Barang seperti itu antara lain adalah mobil,
televise, peti es dan sebagainya. Sifat barang yang rumit tersebut menyebabkan tidak
semua pengusaha yang mempunyai modal dapat masuk ke dalam perusahaan tersebut.
60
Pengusaha tersebut harus juga mengetahui cara-caranya membuat barang itu yang
mutunya tidak kalah dengan barang-barang yang sudah ada di pasar.
Selanjutnya kesitimewaan lain yang mungkin dimiliki oleh perusahaan dalam pasar
oligopoly adalah ia memproduksikan berbagai barang yang sejenis. Kalau ia produsen
rokok, maka yang diproduksikannya terdiri dari berbagai bentuk dan jenis sehingga
dapat menyediakan berbagai bentuk dan jenis sehingga dapat menyediakan berbagai
produk seperti rokok berfilter dan cerutu yang diingini masyarakat yang cita rasanya
berbeda-beda. Perusahaan sabun mandi, sabun cuci, minuman ringan dalam botol dan
produsen mobil adalah beberapa contoh lain dari perusahaan-perusahaan yang sering
kali memproduksikan sesuatu barang dalam bentuk dan sifat, serta mutu yang sangat
berbeda. Dengan cara ini pasarannya meliputi golongan masyarakat yang lebih luas dan
sebagai akibatnya sukarlah untuk perusahaan baru memasuki pasar oligopoly (Sukirno,
2002. hal. 323-324).
D. Konsep Perdagangan Pasar Bebas
Teori Perdagangan Internasional (Luar Negeri)
International Business atau Perdagangan International dapat didefenisikan terdiri
dari kegiatan-kegiatan perniagaan dari suatu Negara asal (country of origin) yang
melintasi perbatasan menuju suatu Negara tujuan (country of destination) yang
dilakukan oleh perusahaan multinational corporation (MNC) untuk melakukan
perpindahan barang dan jasa, perpindahan modal, perpindahan tenaga kerja,
perpindahan teknologi (pabrik) dan perpindahan merk dagang (Waluya, 2003. hal. 3).
Robbock membahas “Perdagangan Internasional” dari sudut pandang manajemen dan
memerinci kegiatan-kegiatan perdagangan sebagai berikut :
61
a. Perdagangan internasional terjadi melalui perpindahan barang-barang,
perpindahan jasa-jasa dari suatu Negara ke Negara lain yang disebut transfer of
goods and services.
b. Perdagangan internasional juga melewati perpindahan modal yaitu
masuknya investasi asing dari luar negeri yang disebut transfer of capital.
c. Tenaga kerja juga merupakan objek dalam perdagangan internasional.
Pada kenyataannya, tenaga kerja tidak hanya pindah dari desa ke kota (dari rural ke
urban). Dalam perdagangan internasional transfer of labour mendorong masuknya
tenaga-tenaga ahli dan tenaga teknisi dari luar negeri. Pada kenyataannya, unskilled
labour dapat juga memperoleh pekerjaan di luar negeri. Tranfer of labour
memerlukan adanya pengawasannya terhadap pekerja baik dalam penetapan upah
(wage rate) maupun perlindungannya.
d. Perdagangan internasional dapat dilakukan melalui transfer of
technology yaitu dengan cara mendirikan pabrik-pabrik di negara-negara lain.
e. Keberhasilan dari suatu perdagangan internasional tergantung dari
transfer of data dan informasi terutama dalam penyampaian informasi terutama
dalam penyampaian informasi tentang kepastian tersedianya bahan baku dan pangsa
pasar (Robbock & Simmond, 1989).
1. Teori Praklasik Merkantlisme
Merkantilisme adalah suatu aliran / filsafat ekonomi yang tumbuh dan berkembang
dengan pesat pada abad XVI s.d. XVIII di Eropa Barat.
Ide pokok Merkantilisme adalah sebagai berikut :
a. Suatu Negara / Raja akan kaya / makmur dan kuat bila ekspor lebih besar dari
impor (X > M).
62
b. Surplus yang diperoleh dari selisih ( X – M ) atau ekspor neto yang positif
tersebut diselesaikan dengan pemasukan logam mulia (LM), terutama emas dan
perak dari luar negeri. Dengan demikian, semakin besar ekspor neto maka akan
semakin banyak LM yang dimiliki atau diperoleh dari luar negeri.
c. Pada waktu itu LM (emas maupun perak) digunakan sebagai alat pembayaran
(utang), sehingga Negara / raja yang memiliki LM yang banyak akan kaya /
makmur dan kuat.
d. LM yang banyak tersebut digunakan oleh raja untuk membiayai armada perang
guna memperluas perdagangan luar negeri dan penyebaran agama.
e. Penggunaan kekuatan armada perang untuk memperluas perdagangan luar
negeri ini diikuti dengan kolonisasi di Amerika Latin, Afrika dan Asia terutama
dari abad XVI s.d. XVIII (Hady, 2001. hal. 24)
Selanjutnya kelompok Merkantilisme berkembang menjadi kelompok
Merkantilisme Murni dan kelompok Bullionist.
a. Tokoh utama kelompok bullionist adalah Gerald Malynes lebih mengutamakan
pencapaian kemakmuran suatu Negara melalui pemilikan logam mulia.
Gagasan untuk menumpuk logam mulia mendorong pendapat bahwa menjual
barang ke Negara lain lebih memberikan keuntungan daripada membeli barang
dari Negara lain dan selalu mendorong digunakannya kebijaksanaan yang dapat
menghasilkan surplus ekspor, karena surplus ekspor dibayar dengan logam
mulia.
b. Salah satu pendukung merkantilisme murni antara lain Thomas Mun, yang
menganut system uang dan modal. Hal lain yang menonjol antara lain suku
bunga yang rendah dapat menguntungkan bagi pencari kredit.
63
Berdasarkan pandangan merkantilisme dan bullonist, setiap Negara wajib memiliki
suatu Neraca perdagangan yang surplus ekspor, karena setiap kelebihan ini akan dibayar
dengan logam mulia. Dengan cara mendorong ekspor dan membatasi impor.
a. Melarang ekspor logam mulia, memberi subsidi atas barang ekspor, melarang
ekspor bahan mentah dan harganya di dalam negeri agar tetap rendah, melarang
ekspor barang modal, melarang emigrasi tenaga-tenaga teknisi. Tujuan ini
adalah agar industri barang ekspor tidak saingi dengan tumbuhnya industri
barang-barang tersebut di luar negeri. Perdagangan ekspor dikembangkan
dengan menyediakan fasilitas pelabuhan bebas dan gudang-gudang serta
pengembalian bea masuk.
b. Pembatasan impor melalui penerapan tariff bea masuk, non tariff barie, atau
larangan impor terhadap barang yang dapat dihasilkan sendiri.
c. Untuk mempertahankan harga barang ekspor yang rendah, upah tenaga kerja
dibatasi sampai pada kebutuhan fisik minimum.
d. Kebijaksanaan lainnya adalah monopoli perdagangan melalui daerah-daerah
jajahan, melalui armada perdagangan yang kemudian menjadi alat ekspansi
untuk menaklukan dan menduduki daerah-daerah yang menjadi sumber logam
mulia.
Pandangan 1 sampai 3 merupakan kesatuan pendapat bahwa pemerintah harus
mengatur perdagangan luar negeri. Konsep-konsep dan usul-usul yang harus
dilaksanakan tidak selalu sama.
a. Thomas Mun direktur “The east India Company” di Inggris dan Colbert Perdana
Menteri Louis XIV di Prancis lebih menitikberatkan pada perkembangan
industri dalam negeri daripada perdagangan internasional. Aliran ini disebut
Colbertisme.
64
b. Von Homigh dari Jerman dan Becker dari Australia terbatas pada upaya para
pegawai keuangan untuk menumpuk logam mulia melalui kebijaksanaan fiscal.
Aliran ini disebut Cameralisme.
Konsep ini banyak kelemahannya te