BAB 2 TEORETISASI PASAR DAN PERDAGANGANrepository.radenfatah.ac.id/6595/2/BAB II.pdf · 2020. 3....

60
BAB 2 TEORETISASI PASAR DAN PERDAGANGAN A. Pasar Defenisi Pasar, Fungsi dan Ekuilibrium Terdapat beberapa defenisi pasar dari beberapa ahli ekonomi yang termuat dalam tulisannya, adalah sebagai berikut : Istilah pasar pada awalnya diperuntukkan bagi suatu tempat di mana barang-barang diperdagangkan. Pasar Senen di Jakarta atau Pasar Mercu Buana di Medan merupakan contoh modern tentang pasar di zaman ini dan kebanyakan kota memiliki pasar-pasar semacam itu. Para ahli ekonomi membedakan dengan dua jenis pasar yang utama yaitu pasar produk dimana dilakukan penjualan output barang dan jasa, dan pasar faktor produksi dimana jasa faktor produksi dijual (Lipsey dkk, 1991. hal. 48). Menurut Salvatore (1990 : 2), pasar adalah tempat atau keadaan di mana para penjual dan pembeli, menjual dan membeli barang dan jasa. Dalam buku lain menyebutkan pasar adalah tempat pertemuan kekuatan permintaan dan penawaran seingga terjadi transaksi jual-beli. Pasar sehat, berarti konsumen dan produsen sehat, masyarakat dan juga pemerintah pun sehat sejahtera (Sjarkowi & Sufri, 2004. hal. 196). Ilmu ekonomi menguraikan bahwa pengertian pasar lebih luas daripada hanya sekedar tempat pertemuan antara penjual dan pembeli untuk mengadakan transaksi jual beli barang. Pasar mencakup keseluruhan permintaan dan penawaran, seluruh kontak antara penjual dan pembeli untuk mempertukarkan barang dan jasa. Penjual dan pembeli tidak perlu bertemu muka, dapat juga melalui surat atau telepon, melalui iklan di surat kabar atau bantuan perantara, asal saja keinginan pihak yang satu dapat diketahui oleh pihak yang lain (Gilarso. 1994). Sedangkan pemasaran sendiri 21

Transcript of BAB 2 TEORETISASI PASAR DAN PERDAGANGANrepository.radenfatah.ac.id/6595/2/BAB II.pdf · 2020. 3....

  • BAB 2

    TEORETISASI PASAR DAN PERDAGANGAN

    A. Pasar

    Defenisi Pasar, Fungsi dan Ekuilibrium

    Terdapat beberapa defenisi pasar dari beberapa ahli ekonomi yang termuat dalam

    tulisannya, adalah sebagai berikut :

    Istilah pasar pada awalnya diperuntukkan bagi suatu tempat di mana barang-barang

    diperdagangkan. Pasar Senen di Jakarta atau Pasar Mercu Buana di Medan merupakan

    contoh modern tentang pasar di zaman ini dan kebanyakan kota memiliki pasar-pasar

    semacam itu. Para ahli ekonomi membedakan dengan dua jenis pasar yang utama yaitu

    pasar produk dimana dilakukan penjualan output barang dan jasa, dan pasar faktor

    produksi dimana jasa faktor produksi dijual (Lipsey dkk, 1991. hal. 48).

    Menurut Salvatore (1990 : 2), pasar adalah tempat atau keadaan di mana para

    penjual dan pembeli, menjual dan membeli barang dan jasa. Dalam buku lain

    menyebutkan pasar adalah tempat pertemuan kekuatan permintaan dan penawaran

    seingga terjadi transaksi jual-beli. Pasar sehat, berarti konsumen dan produsen sehat,

    masyarakat dan juga pemerintah pun sehat sejahtera (Sjarkowi & Sufri, 2004. hal. 196).

    Ilmu ekonomi menguraikan bahwa pengertian pasar lebih luas daripada hanya

    sekedar tempat pertemuan antara penjual dan pembeli untuk mengadakan transaksi jual

    beli barang. Pasar mencakup keseluruhan permintaan dan penawaran, seluruh kontak

    antara penjual dan pembeli untuk mempertukarkan barang dan jasa. Penjual dan

    pembeli tidak perlu bertemu muka, dapat juga melalui surat atau telepon, melalui iklan

    di surat kabar atau bantuan perantara, asal saja keinginan pihak yang satu dapat

    diketahui oleh pihak yang lain (Gilarso. 1994). Sedangkan pemasaran sendiri

    21

  • merupakan perencanaan dan pelaksanaan konsep, memberi harga, melakukan promosi

    dan mendistribusikan ide, barang dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang

    memenuhi tujuan individu dan organisasi. Potensi pertukaran terjadi bila paling sedikit

    ada dua pihak yang masing-masing memilihi konsep yang bernilai potensial bagi pihak

    lainnya. Jika kedua belah pihak dapat berkomunikasi dan menyampaikan produk dan

    jasa yang diinginkan, pertukaran pun akan terjadi (McDaniel & Gates. 2001).

    Hasil akhir dari transaksi yang terjadi di pasar ditentukan oleh tiga hal yaitu

    persaingan pembeli dan penjual, persaingan pembeli dan pembeli, persaingan penjual

    dan penjual. Ketiga bentuk persaingan ini secara bersama-sama menentukan hasil akhir

    dari proses transaksi yang terjadi di pasar (Baye. 2000).

    Fungsi menunjukkan hubungan antara dua atau lebih variable. Fungsi

    menunjukkan bagimana nilai dari suatu variable (variable tidak bebas) yang tergantung

    pada dan dapat diketahui melalui penetapan nilai dari satu atau lebih variable lain

    (bebas). Contoh fungsi permintaan pasar untuk suatu komoditi menyatakan hubungan

    antara jumlah komoditi yang diminta per periode waktu dan harga komoditi itu

    (sementara segala sesuatu yang lain dianggap konstan). Melalui substitusi berbagai

    harga hipotesis (variable bebas) ke dalam fungsi permintaan maka akan diperoleh

    jumlah yang sesuai dari komoditi yang diminta per periode waktu (variable tidak bebas)

    (Salvatore, 1990. hal. 2).

    Ekuilibrium mengacu kepada kondisi pasar yang sekali dicapai, cenderung untuk

    bertahan. Ekuilibrium dihasilkan dari kekuatan-kekuatan pasar yang seimbang. Contoh

    ekuilibrium pasar untuk suatu komoditi terjadi apabila kekuatan permintaan dan

    penawaran pasar untuk komoditi itu seimbang. Harga dan jumlah tertentu di mana

    ekuilibrium ini terjadi cenderung bertahan dalam jangka panjang dan ditunjukkan

    sebagai harga dan jumlah komoditi ekuilibrium (Salvatore, 1990. hal. 2).

    22

  • Mekanisme Pasar

    Mekanisme pasar adalah mekanisme yang mengatur berlangsungnya kegiatan

    ekonomi melalui pasar (pasar bukan berarti pasar fisik seperti pasar Tanah Abang, pasar

    Kliwon dan sebagainya, tetapi pasar dalam artian pertemuan antara pembeli barang dan

    jasa dengan penjual barang dan jasa tersebut). Di pasar inilah para pelaku ekonomi

    bertemu untuk melakukan transaksi dan interaksi dalam kerangka perwujudan usaha

    mereka untuk mencapai tujuan mereka masing-masing, yaitu memperoleh kepuasan

    yang sebesar mungkin dari para penjual. Bagi para pembeli, khususnya para rumah

    tangga individu, usaha untuk memperoleh barang dan jasa dimaksudkan untuk

    memenuhi kebutuhan hidup mereka. Tetapi kebutuhan hidup pada dasarnya tidak

    terbatas, sehingga keinginan membeli barang dan jasa tentu saja juga terbatas. Dalam

    hal inilah maka rumah tangga individu harus mengambil keputusan untuk

    mengalokasikan dana yang tersedia guna membeli barang dan jasa yang mampu

    memberikan kepadanya kepuasan yang optimal. Jadi di samping keinginan masih ada

    unsure kemampuan yang harus diperhatikan rumah tangga individu dalam usahanya

    memperoleh kepuasan optimal tersebut. Demikian pula denagn rumah tangga

    perusahaan maupun koperasi. Apapun yang menjadi tujuannya, keinginan itu selalu

    dibatasi oleh kemampuannya untuk memuaskan keinginan tersebut. Kalau tujuanya

    memperoleh laba yang sebesar-besarnya dari proses produksi dan hasil penjualan

    produksinya, maka kendala yang membatasi adalah tersedianya sumber daya yang

    cukup untuk memenuhi keinginan tersebut.

    Rumah tangga individu dan rumah tangga perusahaan pada umumnya berjumlah

    banyak. Untuk memperoleh barang yang diinginkan tentu saja mereka harus bersaing,

    sebab tidak semuau keinginan dapat dipenuhi oleh keterbatasan ketersediaan barang dan

    jasa di pasar. Persaingan untuk memperoleh barang dan jasa yang diinginkan tidak

    dapat dilakukan dengan adu kekerasan secara fisik. Karena itu perlu ada pengaturan

    23

  • tentang alokasi perolehan barang dan jasa tersebut. Dalam sistem perekonomian pasar

    pengaturan dilakukan oleh sistem harga di pasar.

    Sistem harga di pasar dengan demikian berfungsi seperti tangan yang mengatur

    segala kegiatan ekonomi tetapi yang tidak kelihatan, jadi berbeda denga system

    pengaturan melalui undang-undang, peraturan pemerintah, surat keputusan dan

    sebagainya. Karena itu system harga itu (mengikuti Adam Smtih) disebut sebagai

    tangan gaib. Seperti pada system perencanaan pusat yang murni, maka system

    mekanisme pasar bukanlah merupakan anarki, namun sulit dimengerti kalau ada Negara

    yang pemerintahnya melepaskan sama sekali kendali perekonomian negaranya pada

    sebuah mekanisme yang tidak dapat dikontrolnya. Karena itu di Negara manapun

    campur tangan pemerintah dalam bidang ekonomi selalu ada, walaupun derajat yang

    tidak sama besarnya.

    Dalam pemikiran Adam Smith, kegiatan masing-masing satuan ekonomi dalam

    usahanya untuk memperoleh apa yang terbaik baginya justru akan menimbulkan suatu

    mekanisme yang dapat berjalan secara teratur. Karena itu campur tangan pemerintah

    untuk ikut mengatur jalannya roda perekonomian haruslah dibuat seminimal mungkin

    agar tidak mengganggu bekerjanya si tangan gaib. Menurut Smith campur tangan

    pemerintah hanyalah dalam tugas :

    a. mempertahankan Negara terhadap serangan dari luar.

    b. Melaksanakan tata hukum dan peradilan di dalam negeri.

    c. Membangun dan melaksanakan berbagai pekerjaan umum dan pihak swasta

    karena keuntungan yang diharapkan dari usaha dari usaha itu tidak memadai

    walaupun faedah bagi masyarakat seluruhnya adalah sangat besar (Tim Penulis,

    1994. Hal. 23).

    Tetapi kenyataannya usaha masing-masing satua ekonomi untuk memperoleh apa

    yang terbaik baginya justru menimbulkan hal yang kurang menguntungkan bagi

    24

  • masyarakan keseluruhannya. Persaingan yang menjadi sendi dasar utama bagi

    berhasilnya mekanisme pasar ternyata tidak dapat berjalan sepenuhnya. Banyak barang

    dan jasa yang dihasilkan tidak dapat dinikmati oleh banyak orang, sedangkan pemilihan

    barang dan jasa yang akan dihasilkan pun kerapkali tidak sesuai dengan keinginan

    sebagian besar masyarakat. Barang yang diperlukan banyak orang untuk memenuhi

    keperluan hidup sehari-hari kerapkali tidak dihasilkan dalam jumlah yang tidak esensial

    seperti rokok, minuman keras, jasa bar, disco dan lain sebagainya tersedia dalam jumlah

    berlebihan. Hal itu menyebabkan alokasi sumberdaya yang langka tidak dilaksanakan

    sesuai dengan keinginan rakyat banyak yang tidak mempunyai daya beli yang cukup,

    tetapi lebih mengarah pada pemenuhan keinginan sebagian kecil orang yang berduit.

    Semua keadaan itu adalah akibat adanya distribusi pendapatan yang tidak merata.

    Distribusi pendapatan yang tidak merata menimbulkan pola konsumsi dan pola produksi

    yang efisien dilihat dari segi alokasi sumberdaya, tetapi dilihat dari segi masyarakat

    tidak selalu demikian, karena pola itu tidak benar-benar mencerminkan kebutuhan dan

    keinginan masyarakat banyak. Disamping ini persaingan yang diharapkan mampu

    mengalokasikan barang dan sumberdaya secara efisien sering kali tidak mampu berbuat

    demikian karena (a) kurang tepatnya perhitungan yang menyangkut faedah dan ongkos

    produksi dan konsumsi – faktor eksternalitas – (b) kurang memperhitungkan kebutuhan

    social, mobilitas sumberdaya yang terbatas dan memerlukan waktu serta

    ketidakmampuan mekanisme pasar untuk tetap mempertahankan kondisi kesempatan

    kerja penuh bagi sumberdaya yang dipakai, dan (c) kerjasama perusahaan dalam

    menetapkan harga dan kuantitas barang yang dijual dipasar. Untuk mengatasi hal itulah

    campur tangan pemerintah menjadi semakin dalam dan luas, sehingga mekanisme pasar

    yang ada pada waktu sekarang bukan lagi meknaisme pasar yang murni sebagaimana

    diinginkan oleh Adam Smith, bahkan di banyak Negara mekanisme pasar berfungsi

    bersama dengan mekanisme perencanaan untuk mengarahkan jalannya roda

    25

  • perekonomian agar lebih sesuai dengan keinginan bersama seluruh masyarakat Negara

    tersebut (Tim Penulis, 1994. hal 23-24).

    Kemajuan yang telah dicapai berbagai perekonomian, terutama perekonomian

    Negara-negara maju, membuktikan bahwa pada umumnya mekanisme pasar adalah

    system yang cukup efisien di dalam mengalokasikan factor-faktor produksi dan

    mengembangkan perekonomian, tetapi dalam keadaan tertentu ia menimbulkan

    beberapa akibat buruk sehingga diperlukan campur tangan pemerintah untuk

    memperbaikinya (Sukirno, 2002. hal. 43).

    Mekanisme pasar dapat mengalokasikan factor-faktor produksi dengan cukup

    efisien dan dapat mendorong perkembangan ekonomi disebabkan karena ia memiliki

    beberapa kebaikan yang dijelaskan di bawah ini :

    1. Pasar dapat memberikan informasi yang lebih tepat.

    Para pengusaha melakukan kegiatan memproduksinya untuk mencari untung. Maka

    salah satu pertimbangan yang harus mereka pikirkan sebelum menjalankan usahanya

    adalah menentukan jenis barang-barang yang dihasilkan secara menguntungkan. Pasar

    dapat memberikan informasi yang sangat berguna dalam hal ini, yaitu dengan

    memberikan keterangan tentang harga barang sampai dimana besarnya permintaan

    kepada berbagai barang.

    2. Pasar memberi perangsang untuk mengembangkan kegiatan usaha.

    Keadaan dalam pasar terus menerus mengalami perubahan. Pertambahan

    pendapatan, kemajuan teknologi dan pertambahan pendapatan akan mengembangkan

    permintaan. Ini akan memberikan dorongan kepada penguasaha untuk menambah

    produksi dan meningkatkan kegiatan ekonomi.

    3. Pasar memberi perangsang untuk memperoleh keahlian modern.

    Pasar yang semakin meluas berarti lebih banyak barang harus diproduksi. Untuk

    mempercepat pertambahan produksi, teknologi yang lebih modern harus digunakan dan

    26

  • kemahiran teknik dan manajemen yang modern diperlukan. Kebutuhan ini akan

    menjadi perangsang untuk memperoleh keahlian dan cara memproduksi secara modern.

    4. Pasar mengalahkan penggunaan barang dan factor produski secara efisien.

    Harga suatu barang ditentukan oleh permintaan dan kelangkaan. Makin besar

    permintaan makin tinggi harganya, dan makin langka penawarannya akan semakin

    tinggi harganya. Akibat dari harga yang diatur secara permintaan dan kelangkaan ini

    maka masyarakat akan lebih hati-hati dalam menggunakan berbagai jenis barang yang

    tersedia. Keadaan yang sama juga berlaku dalam menggunakan factor-faktor produksi.

    Artinya, harga factor-faktor produksi yang berbeda, yang penentuannya di dasarkan

    kepada permintaan dan tersedianya factor-faktor tersebut akan menyebabkan para

    pengusaha berusaha untuk menggunakan secara yang paling efisien.

    5. Pasar memberikan kebebasan yang tinggi kepada masyarakat untuk melakukan

    kegiatan ekonomi.

    Tidak seorang pun di dalam pasar mendapat suatu tekanan di dalam menjalankan

    kegiatannya. Ia bebas untuk membeli berbagau macam barang yang diinginkannya dan

    begitu pula ia mempunyai kebebasab untuk menjual factor produksi yang dimilikinya

    kepada pengusaha/perusahaan yang menurut pendapatannya akan memberikan

    pembayaran yang paling menguntungkan. Para pengusaha kebebasan penuh untuk

    memilih jenis barang yang akan diproduksinya dan jenis-jenis factor produksi yang

    akan diguankan untuk menghasilkan barang-barang tersebut.

    Menurut Milton Friedman dalam bukunya “Free to choose”, sistem mekanisme

    pasar terdapat beberapa kelemahan :

    1. Kebebasan yang tidak terbatas menindas golongan-golongan tertentu.

    Kebebasan dalam melakukan kegiatan ekonomi yang tidak ada batasnya dapat

    merugikan golongan yang lemah dan kaum minoritas. Persaingan yang sangat bebas

    menyebabkan golongan yang kuat kedudukannya menjadi bertambah kuat lagi.

    27

  • Misalnya, pengusaha besar mematikan usaha kecil. Golongan mayoritas dalam

    ekonomi menindas golongan minoritas, seperti penindasan kaum Aborigines oleh orang

    kulit putih di Australia.

    2. Kegiatan ekonomi sangat tidak stabil keadaannya.

    Mekanisme pasar yang bebas menyababkan pererkonomian selalu mengalami

    kegiatan naik turun yang tidak teratur. Pada saat tertentu ia mengalami kemakmuran

    sangat tinggi tetapi pada masa berikutnya ia mengalami kemerosotan yang sangat serius.

    Kegoncangan yang seperti itu sangat merugikan masyarakat. Para pengusaha dapat

    memperoleh untung yang sangat banyak secara mendadak dan di satu saat mengalamai

    kehancuran pada saat berikutnya. Inflasi dapat tiba-tiba muncul dan pengangguran yang

    sangat buruk muncul pada masa berikutnya. Di berbagai Negara yang mengalami

    kegoncangan seperti ini, seperti kebijakan pemerintah seperti kebijakan ekspor impor, di

    bidang keuangan, perpajakan dan perbelanjaan pemerintah.

    3. Sistem pasar dapat menimbulkan monopoli.

    Tidak selalu mekanisme pasar itu merupakan suatu system pasar persaingan

    sempurna di mana harga dan jumlah barang yang di perjualbelikan ditentukan oleh

    permintaan pembli dan penawaran penjual yang banyak jumlahnya. Dalam

    perekonomian yang sudah sangat modern seperti Amerika, Jepang dan perekonomian

    Negara-negara Eropa Barat satu atau beberapa perusahaan raksasa dapat menguasai

    pasar. Mereka mempunyai kekuasaaan yang sangat besar di pasar dalam menentukan

    harga dan menentukan jenis dan jumlah barang yang ditawarkan. Mereka Selalu

    membatasi produksi pada tingkat di mana mereka akan memperoleh keuntungan yang

    maksimum.

    4. Mekanisme pasar tidak dapat menyediakan beberapa jenis barang secara efisien.

    Masyarakat, secara bersama-sama memerlukan beberapa jasa-jasa tertentu seperti

    jalan raya untuk mempertinggi efisiensi lalu lintas, angkatan bersenjata dan polisi untuk

    28

  • keamanan dan ketertiban, dan rumah-rumah sakit umum untuk penyediaan jasa

    kesehatan yang murah. Jasa-jasa seperti itu tidak dapat disedikan dalam mekanisme

    pasar secara efisien. Untuk dapat jasa-jasa itu dengan baik diperlukan campur tangan

    pemerintah.

    5. Kegiatan konsumen dan produsen dapat menimbulkan eksternalitas yang merugikan.

    Yang dimaksudkan dengan eksternalitas adalah akibat sampingan (buruk atau baik)

    yang ditimbulkan oleh kegiatan mengkonsumsi atau memproduksi. Eksternalitas yang

    buruk memberikan gambaran tentang perbedaan di antara keuntungan pribadi dan

    keuntungan sosial. Seorang industrialis menggunakan mesin yang mengotori

    lingkungan, berbuat demikian karena mesin itu memproduksi barangnya secara efisien.

    Berarti ia memaksimumkan keuntungan pribadinya. Tetapi keuntungan social adalah

    karena pencemaran udara yang timbul sangat merugikan masyarakat (Sukirno, 2002.

    hal. 46).

    B. Struktur Pasar

    a. Pasar Persaingan Sempurna

    Pasar persaingan sempurna merupakan bentuk struktur pasar yang paling ideal

    karena dianggap sistem pasar ini adalah struktur pasar yang akan menjamin

    terwujudnya kegiatan memproduksi barang atau jasa yang tinggi (optimal) efisiensinya.

    Dalam analisis ekonomi sering dimisalkan bahwa perekonomian merupakan pasar

    persaingan sempurna. Akan tetapi dalam prakteknya tidaklah mudah untuk menentukan

    jenis industri yang struktur pasarnya digolongkan kepada pasar persaingan sempurna

    yang murni yaitu cirri-cirinya sepenuhnya bersamaan dengan dalam teori. Yang ada

    adalah yang mendekati ciri-cirinya yaitu struktur pasar dari berbagai kegiatan disektor

    pertanian (Sukirno. 2002. hal. 227).

    29

  • Pasar disebut bersaing sempurna jika (1) terdapat sejumlah besar penjual dan

    pembeli komoditi, sedemikian rupa sehingga tindakan dari seorang individu tidak dapat

    mempengaruhi harga komoditi tersebut, (2) produk dari seluruh perusahaan di dalam

    pasar adalah homogen, (3) terdapat mobilitas sumberdaya yang sempurna, dan (4)

    konsumen, pemilik produksi dan perusahaan di dalam pasar mempunyai pengetahuan

    yang sempurna mengenai harga-harga dan biaya-biaya yang sekarang dan yang akan

    datang (Salvatore, 1990. hal. 225).

    Ciri Pasar Persaingan Sempurna

    Pasar persaingan sempurna dapat didefinisikan sebagai struktur pasar atau industri

    di mana terdapat banyak penjual dan pembeli dan setiap penjual maupun pembeli tidak

    dapat mempengaruhi keadaan pasar. Adapun ciri-cirinya adalah sebagai berikut :

    1. Perusahaan adalah pengambil harga

    Pengambil harga atau price taker berate suatu perusahaan yang ada dalam pasar

    tidak dapat menentukan atau mengubah harga pasar. Apa pun tindakan perusahaan

    dalam pasar, ia tidak akan menimbulkan perubahan ke atas harga pasar yang berlaku.

    Harga barang di pasar ditentukan oleh interaksi di antara keseluruhan produsen dan

    keseluruhan pembeli. Seorang produsen adalah terlalu kecil peranannya di dalam pasar

    sehingga tidak dapat mempengaruhi penentuan harga atau tingkat produksi di pasar.

    Peranannya yang sangat kecil tersebut disebabkan karena jumlah produksi yang

    diciptakan seorang produsen merupakan sebagian kecil saja dari keseluruhan jumlah

    barang yang dihasilkan dan diperjualbelikan (Sukirno, 2002. hal. 228).

    Hal ini berkaitan dengan terdapatnya sejumlah besar dan penjual dan pembeli

    komoditi di dalam persaingan sempurna, setiap penjual atau pembeli terlalu kecil (atau

    berperilaku seakan-akan ia terlalu kecil) dalam hubungannya dengan pasar untuk dapat

    mempengaruhi harga komoditi melalui tindakan-tindakannya. Hal ini berarti bahwa

    30

  • perubahan output perusahaan tertentu tidak akan mempengaruhi harga pasar komoditi

    tersebut secara berarti. Demikian pula, setiap pembeli komoditi adalah terlampau kecil

    untuk dapat memperoleh sesuatu seperti potongan kunatitas dan syarat-syarat kredit

    khusu dari penjual (Salvatore, 1990. hal. 235).

    2. Setiap Perusahaan Mudah ke Luar atau Masuk

    Sekiranya perusahaan mengalami kerugian dan ingin meninggalkan industri

    tersebut, langkah ini dapat dengan mudah dilakukan. Sebaliknya apabila ada

    perusahaan yang ingin melakukan kegiatan di industri tersebut, produsen tersebut dapat

    dengan mudah melakukan kegiatan yang diinginkannya tersebut. Sama sekali tidak

    terdapat hambatan-hambatan, baik secara legal atau dalam bentuk lain – secara

    keuangan atau secara kemampuan teknologi misalnya – kepada perusahaan-perusahaan

    untuk memasuki atau meninggalkan bidang usaha tersebut (Sukirno, 2002. hal. 228).

    3. Menghasilkan Barang Serupa

    Barang yang dihasilkan berbagai perusahaan tidak mudah untuk dibeda-bedakan.

    Barang yang dihasilkan sangat sama atau serupa. Tidak terdapat perbedaan yang nyata

    di antara barang yang dihasilkan suatu perusahaan dengan produksi perusahaan lainnya.

    Barang seperti ini dinamakan dengan istilah barang identical atau homogenous. Karena

    barang-barang tesrebut adalah sangat serupa para pembeli tidak dapat membedakan

    yang mana yang dihasilkan seorang produsen A atau B atau produsen lainnya. Barang

    yang dihasilkan produsen-produsen merupakan pengganti sempurna kepada barang

    yang dihasilkan produsen-produsen lain. Sebagai akibat dari sifat ini, tidak gunanya

    perusahaan-perusahaan untuk melakukan persaingan yang berbentuk persaingan bukan

    harga atau nonprice competion yaitu persaingan dengan misalnya melakukan iklan dan

    promosi penjualan. Cara ini tidak efektif untuk menaikkan penjualan karena pembeli

    31

  • mengetahui bahwa barang-barang yang dihasilkan berbagai produsen dalam industri

    tersebut tidak ada bedanya sama sekali (Sukirno, 2002. hal. 228).

    4. Terdapat Banyak Perusahaan di Pasar

    Sifat inilah yang menyebabkan perusahaan tidak mempunyai kekuasaan untuk

    mengubah harga. Sifat ini meliputi dua aspek yaitu jumlah perusahaan sangat banyak

    dan masing-masing perusahaan adalah relatif kecil kalu dibandingkan dengan

    keseluruhan jumlah perusahaan di dalam pasar. Sebagai akibatnya produksi setiap

    perusahaan adalah sangat sedikit kalau dibandingkan dengan seluruh jumlah produksi

    dalam industri tersebut. Sifat ini menyebabkan apa pun yang dilakukan perusahaan,

    seperti menaikkan atau menurunkan produksi, sedikitpun tidak mempengaruhi tingkat

    harga yang berlaku dalam pasar/ industri tersebut (Sukirno, 2002. hal. 229). Dan

    karenanya terdapat sikap indeferen terhadap perusahaan tertentu yaitu tempat ia

    membeli barang sejak awal. Hal ini berkaitan tidak hanya dengan cirri-ciri fisik

    komoditi itu tetapi juga lingkungan (seperti penjual yang menyenangkan, lokasi

    penjualan, pelayanan yang baik dan sebagainya) dimana pembelian tersebut dilakukan

    (Salvatore, 1990. hal. 236).

    5. Pembeli mempunyai Pengetahuan Sempurna Mengenai Pasar.

    Dalam pasar persaingan sempurna juga dimisalkan bahwa jumlah pembeli adalah

    sangat banyak. Namun demikian dimisalkan pula bahwa masing-masing pembeli

    tersebut mempunyai pengetahuan yang sempurna mengenai keadaan pasar, yaitu

    mengetahui tingkat harga yang berlaku dan perubahan-perubahan harga tersebut.

    Akibatnya para produsen tidak dapat menjual barangnya dengan harga yang lebih tinggi

    dari yang berlaku di pasaran (Sukirno, 2002. hal 229). Selain itu juga perbedaan harga

    dapat cepat terhapuskan dan harga tunggal akan berlaku di seluruh pasar untuk barang

    itu. Sumber daya dijual kepada penawar tertinggi. Dengan pengetahuan yang sempurna

    32

  • mengenai harga-harga dan biaya sekarang di kemudian hari, para produsen mengetahui

    dengan tepat berapa yang harus diproduksi (Salvatore, 1990. hal. 236).

    Kebaikan dan Keburukan Persaingan Sempurna

    Keadaan pasar yang bersifat persaingan sempurna banyak digunakan sebagai

    pemisalan di dalam analisis ekonomi. Kebanyakan analisis ekonomi menganggap

    bahwa persaingan sempurna adalaha struktur pasar yang lebih ideal dari jenis-jenis

    pasar lainnya. Ini disebabkan oleh beberapa kebaikan dari pasar persaingan sempurna.

    Namun demikian ia juga mempunyai beberapa keburukan (Sukirno, 2002. hal. 257).

    Kebaikan Pasar Persaingan Sempurna

    Keadaan pasar yang bersifat persaingan sempurna banyak digunakan sebagai

    pemisalan di dalam analisis ekonomi. Kebanyakan analisis ekonomi menganggap

    bahwa persaingan sempurna adalah struktur pasar yang lebih ideal dari jenis-jenis pasar

    lainnya. Ini disebabkan oleh beberapa kebaikan dari pasar persaingan sempurna.

    Namun demikian ia juga mempunyai beberapa keburukan.

    Persaingan sempurna menghindari wujudnyay konsentrasi kekuasaan di segolongan

    kecil masyarakat. Pada umumnya seorang berkeyakinan bahwa konsentrasi yang

    semacam itu akan membatasi kebebasan seseorang dalam melakukan kegiatannya dan

    memilih barang yang dikonsumsikannya menjadi lebih terbatas (Sukirno, 2002. hal.

    257).

    33

  • Persaingan Sempurna Memaksimumkan Efisiensi

    Sumber-sumber daya digunakan secara efisien apabila:

    Seluruh sumber-sumber daya yang tersedia sepenuhnya digunakan.

    Corak penggunaannya adalah sedemikian rupa sehingga tidak terdapat corak

    penggunaan yang lain yang akan dapat menambah kemakmuran masyarakat

    (dengan kata lain penggunaannya yang sekarang telah memaksimumkan

    kesejahteraan masyarakat).

    Untuk melihat apakah sumber-sumber daya digunakan secara efisien atau tidak,

    perlulah diteliti dua pengertian efisiensi yaitu efisiensi produktif dan efisiensi alokatif.

    1. Efisiensi Produktif

    Untuk mencapai efisiensi produktif harus dipenuhi dua syarat. Yang pertama, harus

    setiap tingkat produksi, biaya yang dikeluarkan adalah paling minimum. Untuk

    menghasilkan suatu tingkat produksi berbagai corak gabungan faktor-faktor produksi

    dapat digunakan. Gabungan yang paling efisien adalah gabungan yang paling sedikit

    menggunakan biaya. Syarat ini harus dipenuhi pada setiap tingkat produksi. Syarat

    kedua yaitu industri secara keseluruhan harus memproduksikan barang pada biaya rata-

    rata yang paling rendah, yaitu pada waktu kurva AC mencapai titik paling rendah.

    Apabila suatu industri mencapai keadaan tersebut maka tingkat produksinya dikatakan

    mencapai tingkat efisiensi produksi yang optimal dan biaya produksinya merupakan

    biaya produksi yang paling minimal.

    2. Efisiensi Alokatif

    Untuk melihat apakah efisiensi alakatif dicapai atau tidak, perlulah dilihat apakah

    alokasi sumber-sumber daya ke berbagai kegiatan ekonomi/ produksi telah mencapai

    tingkat yang maksimum atau belum. Alokasi sumber-sumber mencapai efisieni yang

    maksimum apabila dipenuhi syarat berikut, yaitu harga setiap barang sama dengan biaya

    marginal untuk memproduksikan barang tersebut. Berarti untuk setiap kegiatan

    34

  • ekonomi, produksi harus terus dilakukan sehingga tercapai keadaan dimana harga =

    biaya marginal. Dengan cara ini produksi berbagai macam barang dalam perekonomian

    akan memaksimumkan kesejahteraan masyarakat (Sukirno, 2002. hal. 257-258).

    Kebebasan Bertindak dan Memilih

    Di dalam pasar yang bebas tidak seorang pun mempunyai kekuasaan dalam

    menentukan harga, jumlah produksi dan jenis-jenis barang yang diproduksikan. Begitu

    pula dalam menentukan bagaimana factor-faktor produksi digunakan di dalam

    masyarakat, efisiensilah yang menjadi faktor yang menentukan pengalokasiannya.

    Tidak seorang pun mempunyai kekuasaan untuk menentukan corak pengalokasiannya.

    Selanjutnya dengan adanya kebebasan untuk memproduksikan berbagai jenis barang

    maka masyarakat dapat mempunyai pilihan yang lebih banyak terhadap barang-barang

    dan jasa-jasa yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhannya. Dan masyarakat

    mempunyai kebebasan yang penuh ke atas corak pilihan yang akan dibuatnya dalam

    menggunakan faktor-faktor produksi yang mereka miliki (Sukirno, 2002. hal. 259).

    Beberapa Kritik Terhadap Persaingan Sempurna

    Di samping menekankan kebaikan-kebaikannya, ahli ekonomi juga mennyadari

    bahwa persaingan sempurna mempunyai beberapa kelemahan/ keburukan. Beberapa

    kelemahannya yang penting adalah :

    1. Persaingan Sempurna Tidak Mendorong Inovasi

    Dalam pasar persaingan sempurna teknologi dapat dicontoh dengan mudah oleh

    perusahaan lain. Sebagai akibatnya suatu perusahaan tidak dapat memperoleh

    keuntungan yang kekal dari mengembangkan teknologi dan teknik memproduksi yang

    baru tersebut. Oleh sebab itulah keuntungan dalam jangka panjang hanyalah berupa

    keuntungan normal, karena walaupun pada mulanya suatu perusahaan dapat menaikkan

    35

  • efisiensi dan menurunkan biaya, perusahaan-perusahaan lain dalam waktu yang singkat

    juga dapat berbuat demikian. Ketidakekalan keuntungan dari mengembangkan

    teknologi ini menyebabkan perusahaan-perusahaan tidak terdorong untuk melakukan

    perkembangan teknologi dan inovasi.

    Di samping oleh alasan yang disebutkan di atas, segolongan ahli ekonomi juga

    berpendapat kemajuan teknologi adalah terbatas di pasar persaingan sempurna karena

    perusahaan-perusahaan yang kecil ukurannya tidak akan mampu untuk membuat

    penyelidikan untuk mengembangkan teknologi yang lebih baik. Penyelidikan seperti itu

    sering sekali sangat mahal biayanya dan tidak dapat dipikul oleh perusahaan yang

    ukurannya. Sebagai contoh, kegiatan pertanian tradisional pada umumnya

    menggunakan teknologi yang tidak berkembang sama sekali. Dan usaha untuk

    memodernkannya selalu dilakukan melalui penyelidikan dan pengembangan teknologi

    oleh pemerintah. Para petani tidak mempunyai kemampuan untuk melakukannya

    (Sukirno, 2002. hal. 259-260)

    2. Persaingan Sempurna Adakalnya Menimbulkan Biaya Sosial

    Di dalam menilai efisiensi perusahaan yang diperhatikan adalah cara perusahaan

    itu menggunakan sumber-sumber daya. Ditinjau dari sudut pandangan perusahaan,

    penggunaannya mungkin sangat efisien. Akan tetapi, ditinjau dari sudut kepentingan

    masyarakat, adakalanya merugikan. Sebagai contoh, kegiatan yang efisien tersebut

    mungkin mneimbulkan pengotoran lingkungan yang serius, maka biaya social dari

    kegiatan tersebut sangat tinggi (Sukirno, 2002. hal. 260).

    3. Membatasi Pilihan Konsumen

    Karena barang yang dihasilkan perusahaan-perusahaan adalah 100 persen sama,

    konsumen mempunyai pilihan yang terbatas untuk menentukan barang yang akan

    dikonsumsikannya. Dalam pasar persaingan monopolistis dan oligopoli suatu jenis

    36

  • barang tertentu diproduksikan secara berbeda-beda coraknya oleh berbagai perusahaan.

    Maka terdapat lebih banyak variasi dan pilihan kepada konsumen. Pilihan yang lebih

    banyak variasi dan pilihan kepada konsumen. Pilihan yang lebih menyebabkan

    kepuasan yang mereka peroleh adalah lebih komplit dari apabila jenis barang yang

    tersedia adalah serupa (Sukirno, 2002. hal. 260).

    4. Biaya Produksi Dalam Persaingan Sempurna Mungkin Lebih Tinggi

    Di dalam mengatakan biaya produksi dalam pasar persaingan sempurna adalah

    paling minimum, tersirat (yang tidak dinyatakan) pemisahan bahwa biaya produksi yang

    tidak berbeda. Pemisalan ini tidak selalu benar. Perusahaan-perusahaan dalam bentuk

    pasar lainnya (seperti misalnya pasar monopoli) mungkin dapat mengurangi biaya

    produksi sebagai akibat menikmati skala ekonomi, perkembangan teknologi dan inovasi

    (Sukirno, 2002. hal. 260-261).

    5. Distribusi Pendapatan Tidak Selalu Merata

    Suatu corak distribusi pendapatan tertentu menimbulkan suatu pola permintaan

    tertentu dalam masyarakat. Pola permintaan tersebut akan menentukan bentuk

    pengalokasian sumber-sumber daya (dalam perekonomian pasar, permintaan

    menentukan corak penggunaan sumber-sumber daya). Ini berarti distribusi pendapatan

    menentukan bagaimana bentuk dari penggunaan sumber-sumber daya yang efisien.

    Kalau distribusi pendapatan tidak merata maka penggunaan sumber-sumber daya (yang

    dialokasikan secara efisien) akan lebih banyak digunakan untuk kepentingan golongan

    kaya. Sebagai contoh, dalam masyarakat diperlukan banyak rumah murah. Tetapi

    kalau mekanisme pasar menunjukkan bahwa rumah mewah mudah dijual maka para

    pengusaha akan menghasilakan rumah mewah. Dengan memperhatikan keadaan

    permintaan dalam pasar, maka efisiensi dalam penggunaan sumber-sumber daya

    37

  • mencapai maksimum tetapi ia tidak memaksimumkan kepentingan seluruh masyarakat

    (Sukirno, 2002. hal. 261).

    b. Pasar Monopoli

    Struktur pasar yang sangat bertentangan cirri-cirinya dengan persaingan sempurna

    adalah pasar monopoli. Monopoli adalah suatu bentuk pasar di mana hanya terdapat

    satu perusahaan saja. Dan perusahaan ini menghasilkan barang yang tidak mempunyai

    barang pengganti yang sangat dekat. Biasanya keuntungan yang dinikmati oleh

    perusahaan monopoli adalah keuntungan melebihi normal dan ini diperoleh karena

    terdapat hambatan yang sangat tangguh kepada perusahaan-perusahaan lain untuk

    memasuki industri tersebut (Sukirno, 2002. hal. 265).

    Menurut Salvtore (1990. Hal. 254), monopoli adalah bentuk organisasi pasar di

    mana terdapat perusahaan tunggal yang menjual komoditi yang tidak mempunyai

    substitusi yang sempurna. Jadi perusahaan itu sekaligus merupakan industri dan

    mengadapi kurva permintaan industri yang memiliki kemiringan negative untuk

    komoditi itu. Akibatnya, jika monopolis itu hendak menjual lebih banyak komoditi ia

    harus menurunkan harganya.

    Ciri-ciri pasar monopoli sangat berbeda dengan pasar persaingan sempurna. Uraian

    berikut menerangkan ciri-ciri monopoli :

    1. Pasar Monopoli Adalah Industri Satu Perusahaan

    Sifat ini sudah secara jelas dilihat dari definisi monopoli di atas, yaitu hanya ada

    satu saja perusahaan dalalm industri tersebut. Dengan demikian barang atau jasa yang

    dihasilkannya tidak dapat dibeli dari tempat lain. Para pembeli tidak mempunyai

    pilihan lain, kalau mereka menginginkan barang tersebut maka mereka harus membeli

    dari perusahaaan monopoli tersebut. Syarat-syarat penjualan sepenuhnya ditentukan

    38

  • oleh monopoli itu, dan para pembeli tidak dapat berbuat suatu apa pun di dalam

    menentukan syarat jual beli.

    2. Tidak Mempunyai Barang Pengganti Yang Mirip

    Barang yang dihasilkan perusahaan monopoli dapat digantikan oleh barang lain

    yang ada dalam pasar. Barang tersebut merupakan satu-satunya jenis barang yang

    seperti itu dan tidak terdapat barang mirip (close subsitite) yang dapat menggantikan

    barang tersebut. Aliran listrik adalah contoh dari barang yang tidak mempunyai barang

    pengganti yang mirip. Yang ada hanyalah barang pengganti yang sangat berbeda

    sifatnya, yaitu lampu minyak. Lampu minyak tidak dapat menggatikan listrik karena, ia

    tidak dapat digunakan untuk menghidupkan televise atau memanaskan setrika dll.

    3. Tidak Terdapat Kemungkinan Untuk Masuk Ke Dalam Industri

    Sifat ini merupakan sebab utama yang menimbulkan perusahaan yang mempunyai

    kekuasaan monopoli. Tanpa sifat ini pasar monopoli tidak akan wujud, karena tanpa

    adanya halangan tersebut pada akhirnya akan terdapat beberapa perusahaan perusahaan

    di dalam industri. Keuntungan perusahaan monopoli tidak akan menyebabkan

    perusahaan-perusahaan lain memasuki industri tersebut. Adanya hambatan kemasukan

    yang sangat tangguh menghindarkan berlakunya keadaan yang seperti itu. Ada

    beberapa bentuk hambatan masuk ke dalam pasar monopoli. Ada yang bersifat legal,

    yaitu dibatasi oleh undang-undang. Ada yang bersifat teknologi, yaitu teknologi yang

    digunakan sangat canggih dan tidak mudah dicontoh. Dan ada pula yang bersifat

    keuangan, yaitu modal yang diperlukan sangat besar.

    4. Dapat Mempungaruhi Penentuan Harga

    Oleh karena perusahaan monopoli merupakan satu-satunya penjual di dalam pasar,

    maka penentuan harga dapat dikuasainya. Oleh sebab itu perusahaan monopoli

    dipandang sebagai penentu atau price setter. Dengan mengadakan pengendalian ke atas

    39

  • produksi dan jumlah barang yang ditawarkan perusahaan monopoli dapat menentukan

    harga pada tingkat yang dikehendaki.

    5. Promosi Iklan Kurang Diperlukan

    Oleh karena perusahaan monopoli adalah satu-satunya perusahaan di dalam

    industri, ia tidak perlu mempromosikan barangnya dengan menggunakan iklan.

    Pembeli yang memerlukan barang yang diproduksikannya terpaksa membeli dari

    perusahaan tersebut. Walau bagaimanapun perusahaan monopoli sering membuat

    iklan. Iklan tersebut bukanlah untuk bertujuan menarik pembeli tetapi untuk

    memelihara hubungan baik dengan masyarakat (Sukirno, 2002. hal. 267).

    Faktor-Faktor yang Menimbulkan Monopoli

    Terdapat tiga faktor yang dapat menyebabkan wujudnya pasar (perusahaan)

    monopoli. Ketiga faktor tersebut adalah :

    1. Memiliki Sumber Daya yang Unik

    Salah satu sumber penting dari adanya monopoli adalah pemilikan suatu sumber

    daya yang unik (istimewa) yang tidak dimiliki oleh orang atau perusahaan lain. Satu

    contoh yang jelas dalam hal ini adalah “suara emas” dari seorang penyayi terkenal atau

    kemampuan bermain yang sangat luar biasa oleh pemain sepak bola. Hanya merekalah

    yang mempunayai kepandaian tersebut dan harus dibayar lebih malah dari biasa apabila

    masyarakat ingin menikmatinya.

    Di dalam suatu perekonomian, monopoli juga dapat berlaku apabila sesuatu

    perusahaan menguasai seluruh atau sebagian besar bahan mentah yang tersedia. Di

    masa ini contoh dari perusahaan yang masih mempunyai sifat seperti ini adalah

    perusahaan permata De Beers Company di Afrika Selatan. Hampir semua

    pertambangan permata yang ada di dunia ini dimiliki oleh perusahaan seperti itu. Pada

    permulaan abad yang lalu perusahaan Standard Oil Company di Amerika Serikat

    40

  • menguasai hampir seluruh sumber minyak yang ada di Negara tersebut. Sampai

    sebelum Perang Dunia Kedua perusahaan Aluminium Company of America juga

    mempunyai kekuasaan monopoli. Pada waktu itu hampir semua cadangan bauxite,

    yaitu bahan mentah yang digunakan untuk menghasilkan aluminium, dimiliki oleh

    perusahaan itu. Oleh sebab itu Alumunium Company of America dapat menghasilkan

    barangnya tanpa ada persaingan. Perusahaan air minum di sesuatu kota adalah satu

    contoh lain dari kekuasaan monopoli yang memiliki sumber daya yang unik (Sukirno,

    2002. hal. 267 – 268).

    2. Dapat Menikmati Skala Ekonomi

    Di dalam abad ini perkembangan teknologi sangat pesat sekali, diberbagai kegiatan

    ekonomi tingkat teknologi adalah sedemikian modernnya sehingga produksi yang

    efisien hanya dapat dilakukan apabila jumlah produksinya sangat besar dan meliputi

    hampir seluruh produksi yang diperlukan di dalam pasar. Keadaan seperti ini berarti

    suatu perusahaan baru mneikmati skala ekonomi yang maksimum apabila tingkat

    produksinya adalah sangat besar jumlahnya. Pada waktu perusahana mencapai keadaan

    di mana biaya produksi mencapai minimum, jumlah produksi adalah hampir menyamai

    jumlah permintaan yang wujud di pasar. Dengan demikian, sebagai akibat dari skala

    ekonomi yang demikian sifatnya, perusahaan dapat menurunkan harga barangnya

    apabila produksi semakin tinggi. Pada tingkat produksi yang sangat tinggi, harga

    adalah sedemikian rendahnya sehingga perusahaan-perusahaan baru tidak akan sanggup

    bersaing dengan perusahaan yang terlebih dahulu berkembang. Keadaan ini

    mewujudkan pasar monopoli.

    Suatu industri yang skala ekonominya mempunyai sifat seperti yang diterangkan di

    atas adalah perusahaan yang dikatakan merupakan monopoli alamiah atau natural

    monopoli. Monopoli alamiah pada umumnya dijumpai dalam perusahaan jasa umum

    (utility) seperti perusahaan listrik, perusahaan air minum, perusahaan telepon dan

    41

  • perusahaan jasa angkutan kereta api. Dibeberapa jenis industri lain skala ekonomi tidak

    mewujudkan monopoli, tetapi satu atau beberapa perusahaan memproduksikan barang

    yang hampir sama jumlahnya dengan yang ditawarkan di pasar. Perusahaan baja,

    pertambangan minyak dan idustri pembuat modil adalah contoh-contoh dari industri

    semacam itu (Sukirno, 2002. hal. 268).

    3. Kekuasaan Monopoli yang Diperoleh Melalui Peraturan Pemerintah

    Di dalam undang-undang pemerintah yang mengatur kegiatan perusahaan-

    perusahaan terdapat beberapa peraturan yang akan mewujudkan kekuasaan monopli.

    Peraturan-peraturan yang seperti itu adalah : 1) peraturan paten dan hak cipta (copy

    right) dan 2) hak usaha eksklusif (exclusive franchise) yang diberikan kepada

    perusahaan jasa umum.

    1. Peraturan patent dan hak cipta

    Perkembangan ekonomi yang peast terutama ditimbulkan oleh perkembangan

    teknologi. Untuk mengembangkan teknologi kadang-kadang diperlukan waktu

    bertahun-tahun dan biaya yang sangat besar. Oleh sebab itu kegiatan dan

    pengeluaran untuk mengembangkan teknologi tidak akan dilakukan perusahaan

    apabila hasil jerih payah mereka dengan mudah saja dicontoh atau dijiplak oleh

    perusahaan lain. Apabila tidak ada perturan yang melarang penjiplakan, tidak

    untungnya bagi perusahaan untuk menciptakan barang-barang yang lebih baik

    mutunya, karena dalam waktu yang singkat perusahaan lain akan menirunya.

    Sebagai akibat dari keadaan seperti ini kemajuan teknologi akan terhambat dan ini

    selanjutnya melambatkan jalannya pertumbuhan ekonomi. Agar usaha

    mengembangkan teknologi dengan tujuan untuk menciptakan barang baru akan

    membri keuntungan kepada perusahaan, haruslah pemerintah melarang dan

    42

  • menghukum kegiatan menjiplak tersebut. Langkah seperti ini dilakukan dengan

    memberikan hak paten kepada perusahaan yang mengembangkan barang baru.

    Hak cipta atau copy right adalah hak paten juga, yaitu ia merupakan suatu jaminan

    hokum untuk menghindari penjiplakan. Tetapi hak cipta adalah khusus diberikan

    kepada penulis dan composer/penggubah lagu. Dengan adanya hak cipta tersebut

    hanya penulis atau penggubah lagu saja yang mempunyai hak ke atas penerbitan

    buku yang ditulis dan lagu yang digubah (Sukirno, 2002. hal. 268-269).

    2. Hak Usaha Ekslusif

    Apabila skala ekonomi hanya diperoleh perusahaan setelah perusahaan itu mencapai

    tingkat produksi yang sangat tinggi, kepentingan masyarakat banyak akan

    dimaksimumkan apabila perusahaan diberi kesempatan untuk menikmati skala

    ekonomi itu dan pada waktu yang sama diharuskan menjual produksinya dengan

    harga yang rendah. Untuk menciptakan keadaan seperti itu secara serentak

    pemerintah harus menjalankan dua langkah yaitu : 1) memberikan hak monopoli

    kepada suatu perusahaan dalam suatu kegaiatan tertentu dan 2) menentukan

    harga/tarif yang rendah ke atas barang/jasa yang diproduksikan. Contoh perusahaan

    seperti ini adalah perusahaan air minum, penerbangan dan angkutan kereta api.

    Tanpa adanya hak eksklusif untuk berusaha sebagai perusahaan monopoli akan

    timbul halangan untuk menikmati skala ekonomi secara maksimum. Sebagai

    akibatnya setiap perusahaan akan menetapkan harga/ tarif yang tinggi ke atas

    barang/jasa yang dihasilkannya. Keadaan sesperti ini menimbulkan kerugian

    kepada masyarakat, karena mereka harus membayar produksi perusahaan itu dengan

    harga yang tinggi. Hak eksklusif yang menjamin adanya perusahaan tunggal dalam

    pasar belum menjamin bahwa harga ditetapkan pada tingkat yang rendah.

    Walaupun perusahaan tersebut dapat mengecap skala ekonomi dengan sepenuhnya,

    yang menyebabkan biaya produksi berada pada tingkat yang sangat rendah, belum

    43

  • tentu perusahaan akan menjual hasil produksinya pada harga yang rendah. Untuk

    menghindari agar perusahaan tidak mengambil tindakan yang seperti itu pemerintah,

    di samping memberikan hak monopoli, akan menetapkan harga/tarif penjual dari

    barang/jasa yang disediakan perusahaan tersebut. Dengan cara ini dapatlah

    kepentingan para konsumen dilindungi, yaitu para konsumen dapat membeli barang

    yang dihasilkan perusahaan monopoli pada tingkat harga yang relatif rendah

    (Sukirno, 2002. hal. 269-270).

    Menurut Salvatore (1990. hal. 263) ada beberapa hal yang menyebabkan timbulnya

    monopoli. Perusahaan bisa menguasai seluruh penawaran bahan baku yang diperlukan

    untuk memproduksi komoditi itu. Misalnya, hingga perang dunia II, Aloca memiliki

    atau menguasai hamper setiap sumber bauksit (bahan baku yang penting untuk

    memproduksi alumunium) di AS dan dengan demikian mempunyai monopoli penuh

    atau produksi alumunium di Amerika Serikat. Perusahaan bisa memiliki paten yang

    menghalangi perusahaan lain untuk memproduksi komoditi yang sama. Misalnya,

    ketika kertas kaca pertama kali diperkenankan, Dupont mempunyai kekuasaan

    monopoli untuk produksinya berdasarkan atas hak paten. Monopoli bisa ditetapkan

    melalui hak monopoli pemerintah. Dalam hal ini, perusahaan itu ditetapkan sebagai

    produsen dan penyalur tunggal barang atau jasa tetapi tunduk pada pengendalian

    pemerintah dalam aspek-aspek tertentu dari operasinya. Di beberapa industri increasing

    return tu scale bisa dijalankan pada berbagai rentang output yang cukup besar guna

    hanya membiarkan satu perusahaan untuk memproduksi output ekuilibrium industri.

    Industri ini disebut “monopolistis alamiah” dan biasa terdapat dalam bidang

    kepentingan umum dan transportasi. Apa yang biasanya dilakukan pemerintah dalam

    kasus ini adalah menginzinkan monopolis itu beroperasi tetapi harus tunduk pada

    pengendalian pemerintah misalnya, taruf listrik di kota New York ditetapksn agar Con

    44

  • Edison hanya mendapat “tingkat hasil yang normal” (misalnya 10 sampai 15%) atas

    investasinya.

    Syarat-Syarat Diskriminasi Harga

    Tidak semua perusahaan monopoli dapat melakukan diskrimisai harga. Hanya

    dalam keadaan-keadaan tertentu disrkriminasi dapat dijalankan dengan sukses.

    Dibawah ini dijelaskan beberapa keadaan yang memungkinkan perusahaan monopoli

    melakukan diskriminasi harga.

    1. Barang tidak dapat dipindahkan dari satu pasar ke pasar yang lain

    Kalau terdapat kemungkinan barang dapat dibawa dari pasar yang lebih murah ke

    pasar yang lebih mahal, maka kebijakan diskriminasi harga tidak akan efektif. Barang

    dari pasar yang lebih murah akan dijual lagi di pasar yang lebih mahal dan perusahaan

    tidak dapat menjaul lagi barang yang disediakan untuk pasar tersebut.

    2. Sifat barang ata jasa itu memungkinkan dilakukan diskriminasi harga

    Barang-barang atau jasa-jasa tertenu dapat dengan mudah dijual dengan harga yang

    berbeda. Barang seperti itu biasanya berbentuk jasa perseorangan sperti jasa seorang

    dokter, ahli hokum, piñata rambut dan kemampuan langganan untuk membayar orang

    kaya dikenakan tarif yang tinggi, sebaliknya orang miskin diberi diskon.

    3. Sifat permintaan dan elastisitas permintaan di masing-masing pasar haruslah sangat

    berbeda.

    Kalau permintaan dan elastisitas permintaan adalah sangat bersamaan di kedua

    pasar tersebut, keuntungan tidak akan diperoleh dari kebijakan tersebut. Biasanya

    diskriminasi harga dijalankan apabila elastisitas permintaan di masing-masing pasar

    sangat berbeda. Apabila permintaan tidak elastis, harga akan ditetapkan pada tingkat

    yang relative tinggi, sedangkan di pasar yang permintaannya lebih elastis, harga

    45

  • ditetapkan pada tingkat yang rendah. Dengan cara ini penjualan dapat diperbanyak dan

    keuntungan dimaksimumkan.

    4. Kebijakan diskriminasi harga tidak memerlukan biaya yang

    Adakalanya melaksanakan kebajikan diskriminas harus mengeluarkan biaya.

    Apabila kebijakan tersebut dilakukan di dua daerah yang berbeda, maka biaya untuk

    mengangkut barang harus dikeluarkan. Dan sekiranya dilakukan di daerah yang sama,

    biaya yang dikeluarkan mungkin dalam bentuk iklan. Apabila biaya yang dikeluarkan

    adalah melebihi pertambahan keuntungannya yang diperoleh dari diskriminasi harga,

    tidak ada manfaatnya untuk menjalankan kebijakan tersebut.

    5. Produsen dapat mengeksploiter beberapa sikap tidak rasional konsumen.

    Ini misalnya dilakukan dengan menjual barang yang sama tetapi dengan

    pembungkusan, merk/cap dan kampanye iklan yang berbeda. Dengan cara ini produsen

    dapat menjual barang yang dikatakannya bermutu tinggi kepada konsumen kaya dan

    sisanya kepada golongan masyarakat lainnya. Cara yang lain adalah menjual barang

    yang sama, tetapi dengan harga berbeda pada daerah pertokoan yang berbeda. Di

    daerah pertokoan orang kaya harganya lebih dimahalkan daripada di daerah pertokoan

    orang miskin (Sukirno, 2002. hal. 284 – 285).

    Menurut Salvatore (1990. hal. 277 – 281), terdapat tiga tingkat harga dalam

    diskriminasi yaitu :

    1. Dalam diskriminasi harga tingkat pertama, monopolis berperilaku seolah-olah

    setiap unit komoditi dijual secara terpisah kepada para konsumen dan

    mengenakan harga tertinggi yang dapat dicapai untuk setiap unit komoditi.

    2. Diskriminasi harga tingkat kedua, monopolis menetapkan harga per unit yang

    seragam untuk kuantitas komoditi tertentu, harga per unit yang lebih rendah

    untuk partai tambahan komoditi itu dan seterusnya.

    46

  • 3. Diskriminasi harga tingkat ketiga terjadi apabila monopolis menentukan harga-

    harga yang berbeda untuk komoditi yang sama di dalam pasar yang berbeda.

    Salah satu kondisi yang diperlukan adalah bahwa harus terdapat dua atau lebih

    pasar yang dapat dipisahkan dan dapat dijaga terpisah. Jika pasar tidak terpisah,

    sebagian orang akan membeli barang itu pasar yang harganya lebih tinggi

    hingga harga-harga barang di kedua pasar itu menjadi sama. Dengan demikian,

    mereka melawan usaha-usaha monopolis untuk menetapkan harga-harga yang

    berbeda di pasar yang berbeda.

    Contoh-Contoh Kebijakan Diskriminasi Harga

    Kebijakan diskriminasi harga oleh perusahaan monopoli pemerintah.

    Perusahaan listrik Negara misalnya menggunakan tariff yang berbeda untuk

    listrik yang dipakai rumah tangga dan yang dipakaii perusahaan.

    Kebijakan diskriminasi harga oleh jasa-jasa professional. Dokter spesialis,

    dokter umum, ahli hokum dan guru kursus privat adalah beberapa golongan

    professional yang sering menjalankan diskriminasu harga dari jasa yang mereka

    berikan. Mereka biasanya mempunyai tariff yang fleksibel. Kepada orang yang

    relative tak mapu mereka mengenakan tariff yang rendah, sedangkan kepada

    orang kaya tarifnya ditinggikan.

    Kebijakan diskriminasi harga di pasar internasional.

    Dalam aspek ini perusahaan membedakan di antara harga yang dijual di dalam

    negeri dengan harga untuk penjualan ke luar negeri. Harga penjualan ke luar

    negeri pada umumnya lebih rendah karena di pasaran internasional terdapat

    banyak saingan dan untuk mempertinggi kemampuannya untuk bersaing,

    perusahaan perlu menekan harga hingga ke tingkat yang serendah mungkin

    (Sukirno, 2002. hal. 285).

    47

  • Efisiensi Kegiatan Monopoli

    Dalam pasar persaingan sempurnan mengalokasikan sumber-sumber daya secara

    ideal, yaitu di dalam jangka panjang perusahaan dalam persaingan sempurna akan terus

    menambah produksinya sehingga terapai keadaan dimana harga = biaya marginal.

    Monopoli telah menghentikan kegiatan produksinya sebelum hal tersebut tercapai. Di

    samping itu di dalam jangka panjang, oleh karena tidak adanya persaingan, perusahaan

    monopoli masih dapat memperoleh keuntungan yang lebih besar dari keuntungan

    normal dan ia dicapai pada waktu harga masih lebih besar dari biaya marginal. Ini

    berarti penggunaan sumber-sumber daya adalah lebih tidak efisien dalam monopoli

    kalau dibandingkan dengan dalam persaingan sempurna. Penggunaan sumber-sumber

    daya yang tidak optimum ini menimbulkan dua akibat yang tidak menguntungkan, yaitu

    (1) produksi dan penawaran barang adalah relative sedikit dan ini meninggikan harga,

    dan (2) biaya produksi adalah lebih tinggi daripada biaya rata-rata yang optimum

    (Sukirno, 2002. hal. 289).

    Perbandingan Efisiensi Monopoli dan Persaingan Sempurna

    Perbandingan ini akan dilakukan dengan melihat dua keadaan yaitu : (i) apabila

    biaya produksinya sama, dan (ii) apabila biaya produksinya berbeda.

    1. Biaya produksi sama

    Perbandingan efesien di antara pasar persaingan sempurna dan monopoli dalam

    menggunakan sumber-sumber daya, ditunjukkan pada kurva. Dalam kurva ditunjukkan

    permintaan (DD) dan penawaran (SS) di dalam pasar persaingan sempurna. Dengan

    demikian harga adalah Ps dan jumlah barang yang diperjualbelikan di pasar adalah Qs.

    Telah diterangkan bahwa (i) kurva penawaran pasar persaingan sempurna adalaha

    gabungan kurva biaya marginal perusahaan-perusahaan, dengan demikian SS – ΣMC,MC,

    48

  • dan (ii) setiap perusahaan memperoleh keuntungan normal, berarti harga adalah sama

    dengan biaya produksi per unit yang paling minimum (Sukirno, 2002. hal. 289).

    Gambar 2.1 :Perbandingan Efisiensi Monopoli dan Persaingan Sempurna (Biaya Sama)

    P P

    D D S=σMC S=MCMC S=MCm

    Pm

    P1 AC Ps

    S D S D

    MR

    O Qs O Qm Qs

    (i) Persaingan Sempurna (ii) Monopoli

    Seterusnya misalnya seluruh perusahaan dalam persaingan sempurna bergabung

    dan menjadi menjadi satu perusahaan monopoli. Dalam gabungan ini dimisalkan juga

    bahwa biaya produksi tidak mengalami perubahan. Oleh sebab itu kurva SS sama

    dengan ΣMC,MC dari pasar persaingan sempurna sekarang berubah menjadi kurva biaya

    marginal perusahaan monopoli (SS=MCm). Perubahan ini ditunjukkan dalam kurva di

    atas. Gambar tersebut menunjukkan keadaan sebelum dan sesudah perusahaan

    monopoli diwujudkan. Harga dan jumlah barang yang diperjualbelikan sebelum

    perusahaan-perusahaan bergabung berturut-turut adalah Ps dan Qs.

    Sesudah perusahaan-perusahaan itu menjadi perusahaan monopoli harga tidak sama

    dengan hasil penjualan marginal. Dengan permintaan pasar seperti DD, hasil penjualan

    marginal adalah MR. Maka perusahaan monopoli akan memaksimumkan keuntungan

    49

  • apabila jumlah produksi adalah Qm. Pada tingkat produksi ini harga akan mencapai Pm

    (Sukirno, 2002. hal. 290).

    Berdasarkan perbandingan antara keadaan di pasar persaingan sempurna dan

    monopoli yang diterangkan dengan menggunakan kurva di atas dapat di ambil beberapa

    kesimpulan seperti yang dinyatakan di bawah ini :

    Persaingan sempurna menggunakan sumber-sumber daya dengan lebih efisien

    dari monopoli. Dalam monopoli Pm lebih besar dari MC sedangkan dalam

    persaingan sempurna Ps = MC.

    Harga dalam monopoli lebih tinggi dari harga dalam pasar persaingan sempurna.

    Jumlah produksi dalam persaingan sempurna lebih tinggi dari pada dalam

    monopoli.

    Biaya produksi per unit dalam monopoli adalah lebih tinggi dari dalam

    persaingan sempurna. Dalam persaingan sempurna perusahaan hanya

    memperoleh untung normal, berarti biaya produksi per unit sama dengan Ps.

    Karena dimisalkan kurva biaya produk untuk pasar persaingan sempurna adalah

    sama dengan kurva biaya monopoli, maka Ps adalah biaya rata-rata yang paling

    rendah dalam perusahaan monopoli. Biaya per unit sebesar itu akan

    dibelanjakan monopoli apabila produksi sebesar Qs. Tetapi monopoli

    memproduksikan Qm maka biaya produksinya per unit harus lebih tinggi dari Ps

    (Sukirno, 2002.. hal. 290).

    2. Biaya Produksi Berbeda.

    Kesimpulan-kesimpulan dalam analisis sebelum ini hanyalah benar apabila

    dianggap kurva biaya produksi di pasar persaingan sempurna adalah sama dengan di

    dalam monopoli. Sekiranya monopoli dapat menikmati skala ekonomi sehingga ke

    tingkat produksi yang sangat tinggi, kurva biaya rata-rata akan berbeda dari yang

    dimisalkan di atas. Besar kemungkinan ia berada di bawah kurva biaya rata-rata dari

    50

  • pasar persaingan sempurna. Walaupun produksi telah mencapai Qs biaya produksi rata-

    rata tetap akan menurun. Apabila kurva biaya produksi rata-rata mempunyai sifat

    seperti itu, kurva MC-nya akan terletak di sebelah kanan dari MC dalam pasar

    persaingan sempurna. Sebagai akibat dari keadaan seperti ini, perusahaan monopoli

    mungkin akan memproduksi lebih banyak dan harga juga lebih rendah dari dalam pasar

    persaingan sempurna (Sukirno, 2002. hal. 290-291).

    Monopoli dan Kesejahteraan Masyarakat

    Dalam monopoli terdapat kemungkinan berlakunya keadaan berikut : “harga akan

    lebih tinggi, jumlah produksi lebih rendah dan keuntungan lebih besar daripada di

    dalam pasar persaingan sempurna”. Berdasarkan kepada kemungkinan ini kebanyakan

    ahli ekonomi berpendapat bahwa monopoli menimbulkan akibat yang buruk ke atas

    kesejateraan masyarakat dan distribusi pendapat menjadi lebih tidak merata. Monopoli

    akan memperoleh keuntungan yang lebih dari normal dan ini akan dinikmati oleh

    pengusaha monopoli dan pemegang-pemegang sahamnya. Mereka pada umumnya

    terdiri dari penduduk yang berpendapat tinggi atau menengah. Para pekerja yang

    merupakan golongan yang relative miskin, tidak akan memperoleh sesuatu apa pun dari

    keuntungan monopoli yang lebih tinggi dari keuntungan normal tersebut.

    Tanpa ada hak eksklusif untuk berusaha sebagai perusahaan monopoli, akan wujud

    kemungkinan berlakunya keadaann di mana beberapa perusahaan baru pada akhirnya

    beroperasi dalam pasar. Dalam keadaan seperti itu pasaran telah berubah menjadi

    ologopoli. Ini menyebabkan setiap perusahaan tidak dapat mneikmati skala ekonomi

    secara maksimum. Maka setiap perusahaan akan menetapkan harga/tariff yang tinggi

    ke atas barang/jasa yang dihasilkannya. Keadaan seperti ini menimbulkan kerugian

    kepada masyarakat, karena mereka harus membayar dengan harga yang tinggi tersebut.

    51

  • Hak eksklusif yang menjamin adanya perusahaan tunggal dalam pasar belum

    menjamin bahwa harga ditetapkan pada tingkat yang rendah. Walapun perusahaan

    tersebut dapat mengecap skala ekonomi dengan sepenuhnya, yang menyebabkan biaya

    produksi berada pada tingkat yang rendah sekali, belum tentu perusahaan akan menjual

    hasil produksinya dengan harga yang rendah. Sadar bahwa ia mempunyai kekuasaan

    monopoli mungkin menyebabkan ia akan menetapkan harga yang tinggi juga. Untuk

    mengatasi masalah pemerintah, disamping memberikan hak monopoli, akan

    menetapkan harga/tariff penjualan dari barang/jasa yang disediakan perusahaan

    tersebut. Dengan cara ini dapatlah kepentingan para konsumen dilindungi yaitu para

    konsumen dapat membeli barang yang dihasilkan perusahaan monopoli pada tingkat

    harga yang relative rendah (Sukirno, 2002. hal. 291).

    c. Persaingan Monopolistis

    Pasar persaingan monopolistis pada dasarnya adalah pasar yang berada di antara

    dua jenis pasar yang ekstrem, yaitu persaingan sempurna dan monopoli. Oleh sebab itu

    sifat-sifatnya mengandung unsure-unsur sifat pasar monopoli dan unsure-unsur sifat

    pasar persaingan sempurna. Maka pasar persaingan monopolistis dapat didefinisikan

    sebagai suatu pasar di mana terdapat banyak produsen yang menghasilkan barang yang

    berbeda corak (differentiated product) (Sukirno, 2002. hal. 298).

    Menurut Salvatore (1990. hal. 283), persaingan monopolistic mengacu pada

    organisasi pasar dimana terdapat banyak perusahaan yang menjual komoditi yang

    hamper serupa tetapi tidak sama. Contohnya adalah banyaknya merk rokok yang

    tersedia (misalnya Malboro, Winston, Kent dan sebagainya). Contoh lain adalah

    banyaknya deterjen yang berbeda di pasar. Karena adanya diferensiasi produk ini,

    penjual dapat mengendalikan harganya dan dengan demikian menghadapi kurva

    permintaan memiliki kemiringan negative. Akan tetapi, adanya banyak substitusi yang

    52

  • serupa sangat membatasi kekuatan “monopoli” para penjual dan mengakibatkan kurva

    permintaan yang sangat elastis. Jika perusahaan tunggal dalam industri monopolistis

    menurunkan harga, ia akan bergerak ke bawah sepanjang kurva permintaannya yang

    sangat elastis dan menaikkan penjualannya dalam jumlah yang besar sekali. Akan

    tetapi, jika semua perusahaan dalam industri itu menurunkan harga-harga mereka secara

    serentak, maka tingkat penjualan dari setiap perusahaan akan lebih sedikit naiknya.

    Ciri-Ciri Pasar Persaingan Monopolistis

    1. Terdapat Banyak Penjual

    Terdapat cukup banyak penjual dalam pasar persaingan monopolistis, namun

    demikian ia tidaklah sebanyak seperti dalam pasar persaingan sempurna. Apabila di

    dalam pasar sudah terdapat beberapa puluh perusahaan, maka pasar persaingan

    monopolistis sudah mungkin wujud. Yang penting, tidak satupun dari perusahaan-

    perusahaan tersebut ukuran/besarnya jauh melebihi dari perusahaan-perusahaan

    lainnya. Perusahaan dalam pasar monopolistis mempunyai ukuran yang relative sama

    besarnya. Keadaan ini menybabkan produksi suatu perusahaan relative sedikit kalau

    dibandingkan dengan keseluruhan produksi dalam keseluruhan pasar (Sukirno, 2002.

    hal. 298).

    2. Barangnya Bersifat Berbeda Corak

    Ciri ini merupakan sifat yang penting dalam membedakan antara pasar persaingan

    monopolistis dan persaingan sempurna. Seperti telah diterangkan dalam pasar

    persaingan sempurna produksi berbagai perusahaan adalah serupa. Oleh karenanya

    sukar untuk membedakan yang mana pula produksi perusahaan lainnya. Produksi

    dalam pasar persaingan monopolistis berbeda coraknya (differentiated product) dan

    secara fisik mudah dibedakan di antara produksi sesuatu perusahaan dengan produksi

    53

  • perusahaan lainnya. Di samping perbedaan dalam bentuk fisik barang tersebut terdapat

    pula perbedaan-perbedaan dalam pembukuannya, perbedaan dalam bentuk “jasa

    perusahaan setelah penjualan” (after sale service) dan perbedaan dalam cara membayar

    barang yang dibeli. Sebagai akibat dari perbedaan-perbedaan ini barang yang

    diproduksikan oleh perusahaan-perusahaan dalam pasar persaingan monopolistis

    bukanlah barang yang bersifat pengganti sempurna (perfect substitute) kepada barang

    yang diproduksikan perusahaan lain. Mereka hanya merupakan pengganti yang dekat

    atau close substitute. Perbedaan dalam sifat barang yang dihasilkan inilah yang menjadi

    sumber dari adanya kekuasaan monopoli, walaupun kecil, yang dimiliki oleh

    perusahaan dalam pasar persaingan monopolistis (Sukirno, 2002. hal. 298).

    3. Perusahaan Mempunyai Sedikit Kekuasaan Mempengaruhi Harga

    Berbeda dengan perusahaan dalam pasar persaingan sempurna, yang tidak

    mempunyai kekuasaan dalam mempengaruhi harga, perusahaan dalam pasar persaingan

    monopolistis dapat mempengaruhi harga. Namun demikian pengaruhnya ini relative

    kecil kalu dibandingkan dengan perusahaan oligopoly dan monopoli. Kekuasaan

    mempengaruhi harga oleh perusahaan monopolistis bersumber dari sifat barang yang

    dihasilkannya, yaitu yang bersifat berbeda corak atau differentiated product. Perbedaan

    ini menyebabkan para pembeli bersifat memilih yaitu lebih menyukai barang dari

    sesuatu perusahaan tertentu dan kurang menyukai barang yang dihasilkan perusahaan

    lainnya. Maka apabila sesuatu perusahaan menaikkan harga barangnya, ia masih dapat

    menarik pembeli walaupun jumlah pembelinya tidak sebanyak seperti sebelum kenaikan

    harga. Sebaliknya, apabila perusahaan mneurunkan harga, tidaklah mudah untuk

    menjual semua barang yang diproduksikannya. Banyak di antara konsumen di pasar

    54

  • masih tetap membeli barang yang dihasilkan oleh perusahaan-perusahaan lain,

    walaupun harganya sudah menjadi relative lebih mahal (Sukirno, 2002. hal. 299).

    4. Masuk ke dalam Industri Relatif Mudah

    Perusahaan yang akan masuk dan menjalankan usaha di dalam pasar persaingan

    monopolistis tidak akan banyak mengalami kesukaran. Hambatan yang dihadapi

    tidaklah seberat seperti di dalam oligopoly dan monopoli. Tetapi masuk ke dalam

    industri tidak semudah seperti di pasar persaingan sempurna. Beberapa faktor yang

    menyebabkan hal ini. Yang pertama ialah karena modal yang diperlukan adalah relative

    besar kalau dibandingkan dengan mendirikan perusahaan dalam pasar persaingan

    sempurna. Yang kedua ialah karena perusahaan itu harus menghasilkan barang yang

    berbeda coraknya dengan yang sudah tersedia di pasar dan mempromosikan barang

    tersebut untuk memperoleh langganan. Maka perusahaan baru pada yang sudah ada di

    pasar dan harus dapat meyakinkan konsumen akan kebaikan mutu barang tersebut

    (Sukirno, 2002. hal. 299).

    Elemen yang bersifat persaingan berasal dari kenyataan bahwa dalam industri yang

    bersaing secara monopolistis (sebagaimana halnya dalam industri yang bersaing secara

    sempurna), terdapat begitu banyak perusahaan yang aktivitasnya masing-masing tidak

    mempunyai pengaruh yang jelas terhadap perusahaan lain dalam industri itu.

    Selanjutnya, perusahaan lain dapat memasuki atau mneinggalkan industri itu tanpa

    banyak kesulitan dalam jangka panjang. Unsur monopoli terjadi karena para penjual

    yang banyak dalam industri tersebut menjual produk dengan deferensiasi dan bukan

    produk yang homogen (Salvatore, 1990. hal. 292-293).

    5. Persaingan Mempromosikan Sangat Aktif

    Harga bukanlah penentu utama dari besarnya pasar dari perusahaan-perusahaan

    dalam pasar persaingan monopolistis. Sesuatu perusahaan mungkin menjual barangnya

    55

  • dengan harga relative tinggi, tetapi masih dapat menarik banyak pelanggan. Sebaliknya

    suatu perusahaan lain mungkin harga barangnya rendah, tetapi tidak banyak menarik

    langganan. Keadaan seperti ini disebabkan oleh sifat barang yang mereka hasilkan,

    yaitu barang yang bersifat berbeda corak. Ini menimbulkan daya tarik yang berbeda

    kepada para pembeli. Maka untuk mempengaruhi citarasa pemebeli, para pengusaha

    melakukan persaingan bukan harga (non price competition). Persaingan yang demikian

    itu antara lain adalah dalam memperbaiki mutu dan desain barang, melakukan kegiatan

    iklan yang terus-menerus, memberikan syarat penjualan yang menarik dan lain

    sebagainya (Sukirno, 2002. hal. 299-300).

    d. Pasar Persaingan Oligopoli

    Menurut Sukirno (2002. hal. 316), pasar oligopoly hanya terdiri dari sekelompok

    kecil perusahaan. Biasanya struktur dari industri dalam pasar oligopoly adalah terdapat

    beberapa perusahaan raksasa yang menguasai sebagian besar pasar oligopoly –

    katakanlah 70 sampai 80 persen dari seluruh produksi atau nilai penjualan – dan

    disamping itu terdapat pula beberapa perusahaan kecil. Beberapa perusahaan golongan

    yang pertama (yang menguasai pasar) sangat saling mempengaruhi satu sama lain,

    karena keputusan dan tindakan oleh salah satunya sangat mempengaruhi perusahaan-

    perusahaan lainnya. Sifat ini menyebabkan setiap perusahaan harus mengambil

    keputusan yang berhati-hati di dalam mengubah teknik memproduksi dan sebagainya.

    Sifat saling mempengaruhi (mutual interdependence) ini merupakan sifat yang khusus

    dari perusahaan dalam pasar oligolpoli yang tidak didapati dalam bentuk pasar lainnya.

    Dalam perekonomian yang sudah maju, pasar oligopoly banyak terdapat karena

    teknologi sudah sangat modern. Teknologi modern mencapai efisiensi yang optimum

    hanya sesudah jumlah produksi mencapai tingkat yang besar sekali. Keadaan ini

    menimbulkan kecenderungan pengurangan jumlah perusahaan dalam industri.

    56

  • Dalam bukunya Salvatore (1990. hal. 285) menyebutkan bahwa oligopoly adalah

    organisasi pasar di mana terdapat beberapa penjual suatu komoditi. Oleh sebab itu,

    tindakan setiap penjual akan mempengaruhi penjual lain.

    Disamping sifat penting yang baru diterangkan ini, pasar oligopoly mempunyai

    beberapa cirri khas lain. Ciri-ciri tersebut diterangkan dalam uraian berikut (Sukirno,

    2002. hal. 316).

    1. Menghasilkan Barang Standar Maupun Barang Berbeda Corak

    Adakalanya perusahaan dalam pasar oligopoly menghasilkan barang standar

    (standardized product). Industri dalam pasar oligopoly yang demikian sifatnya banyak

    dijumpai dalam industri yang menghasilkan bahan mentah seperti produsen bensin,

    industri baja dan alumunium dan industri bahan baku seperti industri semen dan bahan

    bangunan. Di samping itu banyak pula pasar oligopoly yang terdiri dari perusahaan-

    perusahaan yang menghasilkan barang berbeda corak (differentiated product). Barang

    seperti itu pada umumnya adalah barang akhir. Contoh dari pasar oligopoly yang

    menghasilkan barang akhir adalah industri mobil dan truk, industri rokok dan industri

    sabun cuci dan sabun mandi (Sukirno, 2002. hal. 316).

    2. Kekuasaan Menentukan Harga Adakalnya Lemah dan Adakalnya Sangat Tangguh

    Dari kedua kemungkinan ini yang mana yang akan wujud tergantung kepada bentuk

    kerjasama di antara perusahaan-perusahaan dalam pasar oligopoly. Tanpa ada

    kerjasama, kekuasaan menentukan harga menjadi lebih terbatas. Apabila suatu

    perusahaan menurunkan harga, dalam waktu yang singkat ia akan menarik banyak

    pembeli. Perusahaan yang kehilangan pembeli akan melakukan tindakan balasan

    dengan mengurangi harga yang lebih besra lagi sehingga akhirnya perusahaan dalam

    pasar oligopoly bekerja sama dalam menentukan harga, maka harga dapat distabilkan

    pada tingkat yang mereka kehendaki. Dalam hal ini kekuasaan mereka untuk

    57

  • menetukan harga adalah sangat besar yaitu sama seperti dalam monopoli (Sukirno,

    2002. hal. 317).

    Dalam pasar oligopoly dikenal dengan kepemimpinan harga (price leadership)

    yang merupakan bentuk kerja sama tidak sempurna di mana perusahaan-perusahaan

    dalam industri oligopolistis secara diam-diam (yaitu, tanpa kesepatan resmi)

    memutuskan untuk menetapkan harga yang sama dengan pemimpin harga untuk industri

    tersebut. Pemimpin harga ini mungkin adalah perusahaan dengan struktur biaya rendah

    atau barangkali perusahaan yang dominant atau terbesar dalam industri tersebut. Dalam

    hal yang terakhir, perusahaan yang dominan menetapkan harga industri dan

    memungkinkan perusahaan lain dalam industri untuk menjual sebanyak yang mereka

    inginkan dengan harga tersebut dan kemudian perusahaan dominant tadi memasuki

    pasar itu (Salvaore, 1990. hal. 289).

    3. Pada umumnya perusahaan oligopoly perlu melakukan promosi.

    Iklan secara tersu menerus sangat diperlukan oleh perusahaan oligopoly yang

    menhasilkan barang yang berbeda corak. Pengeluaran untuk iklan biasanya besra sekali

    untuk perusahaan-perusahaan yang seperti itu. Kegiatan promosi secara iklan yang

    sangat aktif tersebut adalah untuk dua tujuan yaitu menarik pembeli baru dan

    mempertahankan pembeli lama. Perusahaan oligopoly yang menghasilkan barang

    standar membuat pengeluaran untuk iklan yang lebih sedikit. Iklan tersebut terutama

    untuk memelihara hubungan baik dengan masyarakat (Sukirno, 2002. hal.. 317).

    Bentuk-Bentuk Hambatan Memasuki Oligopoli

    Terdapat jumlah perusahaan yang terbatas di dalam pasar merupakan suatu bukti

    nyata bahwa perusahaan-perusahaan baru adalah sangat sukar untuk masuk ke pasar

    58

  • oligopoly. Faktor-faktor penting yang menyebabkan kesukaran memasuki pasar

    oligopoly adalah :

    a. Skala Ekonomi

    Skala ekonomi yang dinikmati oleh perusahaan yang terdapat dalam pasar

    oligopoly dapat menjadi penghambat yang sangat penting kepada perusahaan baru

    untuk masuk ke dalam industri itu. Apabila suatu perusahaan oligopolies dapat

    menikmati skala ekonomi sehingga k etingkat produksi yang besar sekali, ini berarti

    makin banyak produksinya makin rendah baiya produksi per unit. Sekiranya

    permintaan dalam pasar bertambah, perusahaan yang sudah ada dalam industri akna

    mempunyai kesempatan yang lebih baik untuk memenuhi permintaan tersebut karena

    mereka dapat menambah jumlah produksi dan pada waktu yang sama mengurangi biaya

    produksi per unit. Maka makin besar jumlah penjualan perusahaan tersebut, semakin

    efisien kegiatan memproduksinya. Ini akan mneyukarkan memasuki perusahaan baru,

    karena pada mulanya luas pasaran barangnya hanyalah sebagian kecil daripada

    perusahaan yang telah ada, dan oleh karena itu biaya produksi per unit adalah lebih

    tinggi daripada dalam perusahaan yang lama (Sukirno, 2002. hal. 323).

    b. Biaya Produksi yang Berbeda

    Biaya per unit yang berbeda sebagai akibat dari tingkat produksi yang berbeda.

    Disamping itu biaya produksi dapat pula berbeda pada tingkat produksi yang sama.

    Biasanya pada setiap tingkat produksi, biaya produksi per unit yang harus dikeluarkan

    perusahaan yang baru adalah lebih tinggi dari yang dikeluarkan perusahaan lama. Ini

    berarti kurva AC (biaya total rata-rata) perusahaan baru adalah lebih tinggi daripada

    kurva AC perusahaan yang lama. Oleh karenanya perusahaan baru tidak dapat menjual

    barangnya semurah seperti perusahaan lama. Keadaan ini menghambat untuk

    kemasukan perusahaan baru.

    59

  • Terdapat banyak faktor yang menimbulkan kecenderungan perbedaan biaya

    produksi tersebut. Yang penting adalah :

    Perusahaan lama dapat menurunkan biaya produksi sebagai akibat pengetahuan

    yang mendalam mengenai kegiatan memproduksi yang dikumpulkan dari

    pengalaman masa lalu.

    Para pekerjanya sudah lebih berpengalaman di dalam mengerjakan pekerjaan

    mereka dan ini menaikkan produktivitas pekerja, yang selanjutnya

    memungkinkan penurunan biaya produksi.

    Perusahaan lama sudah lebih dikenal oleh bank dan para penyedia bahan mentah

    dan oleh karenanya dapat memperoleh kredit yang lebih baik dan harga bahan

    mentah yang lebih murah.

    c. Keistimewaan Hasil Produksi

    Keistimewaan yang dimiliki oleh barang yang diproduksikan oleh perusahaan lama

    merupakan sumber lain yang dapat menghambat kemasukan perusahaan baru.

    Keistimewaan ini dapat dibedakan dalam beberapa bentuk. Yang pertama ialah karena

    barang tersebut sudah sangat terkenal (product recognized), dan masyarakat sudah

    menaruh kepercayaan dan penghargaan yang tinggi ke atas barang tersebut. Tanpa

    dapat menawarkan barang lain yang jauh lebih baik dari barang yang dikenal

    masyarakat ini, perusahaan baru akan mengalami kesukaran untuk bersaing dengan baik

    di pasaran.

    Keistimewaan yang kedua adalah apabila barang tersebut sangat rumit (product

    complexity) yaitu ia terdiri dari komponen-komponen yang banyak sekali sehingga

    sukar membuat dan memperbaikinya. Barang seperti itu antara lain adalah mobil,

    televise, peti es dan sebagainya. Sifat barang yang rumit tersebut menyebabkan tidak

    semua pengusaha yang mempunyai modal dapat masuk ke dalam perusahaan tersebut.

    60

  • Pengusaha tersebut harus juga mengetahui cara-caranya membuat barang itu yang

    mutunya tidak kalah dengan barang-barang yang sudah ada di pasar.

    Selanjutnya kesitimewaan lain yang mungkin dimiliki oleh perusahaan dalam pasar

    oligopoly adalah ia memproduksikan berbagai barang yang sejenis. Kalau ia produsen

    rokok, maka yang diproduksikannya terdiri dari berbagai bentuk dan jenis sehingga

    dapat menyediakan berbagai bentuk dan jenis sehingga dapat menyediakan berbagai

    produk seperti rokok berfilter dan cerutu yang diingini masyarakat yang cita rasanya

    berbeda-beda. Perusahaan sabun mandi, sabun cuci, minuman ringan dalam botol dan

    produsen mobil adalah beberapa contoh lain dari perusahaan-perusahaan yang sering

    kali memproduksikan sesuatu barang dalam bentuk dan sifat, serta mutu yang sangat

    berbeda. Dengan cara ini pasarannya meliputi golongan masyarakat yang lebih luas dan

    sebagai akibatnya sukarlah untuk perusahaan baru memasuki pasar oligopoly (Sukirno,

    2002. hal. 323-324).

    D. Konsep Perdagangan Pasar Bebas

    Teori Perdagangan Internasional (Luar Negeri)

    International Business atau Perdagangan International dapat didefenisikan terdiri

    dari kegiatan-kegiatan perniagaan dari suatu Negara asal (country of origin) yang

    melintasi perbatasan menuju suatu Negara tujuan (country of destination) yang

    dilakukan oleh perusahaan multinational corporation (MNC) untuk melakukan

    perpindahan barang dan jasa, perpindahan modal, perpindahan tenaga kerja,

    perpindahan teknologi (pabrik) dan perpindahan merk dagang (Waluya, 2003. hal. 3).

    Robbock membahas “Perdagangan Internasional” dari sudut pandang manajemen dan

    memerinci kegiatan-kegiatan perdagangan sebagai berikut :

    61

  • a. Perdagangan internasional terjadi melalui perpindahan barang-barang,

    perpindahan jasa-jasa dari suatu Negara ke Negara lain yang disebut transfer of

    goods and services.

    b. Perdagangan internasional juga melewati perpindahan modal yaitu

    masuknya investasi asing dari luar negeri yang disebut transfer of capital.

    c. Tenaga kerja juga merupakan objek dalam perdagangan internasional.

    Pada kenyataannya, tenaga kerja tidak hanya pindah dari desa ke kota (dari rural ke

    urban). Dalam perdagangan internasional transfer of labour mendorong masuknya

    tenaga-tenaga ahli dan tenaga teknisi dari luar negeri. Pada kenyataannya, unskilled

    labour dapat juga memperoleh pekerjaan di luar negeri. Tranfer of labour

    memerlukan adanya pengawasannya terhadap pekerja baik dalam penetapan upah

    (wage rate) maupun perlindungannya.

    d. Perdagangan internasional dapat dilakukan melalui transfer of

    technology yaitu dengan cara mendirikan pabrik-pabrik di negara-negara lain.

    e. Keberhasilan dari suatu perdagangan internasional tergantung dari

    transfer of data dan informasi terutama dalam penyampaian informasi terutama

    dalam penyampaian informasi tentang kepastian tersedianya bahan baku dan pangsa

    pasar (Robbock & Simmond, 1989).

    1. Teori Praklasik Merkantlisme

    Merkantilisme adalah suatu aliran / filsafat ekonomi yang tumbuh dan berkembang

    dengan pesat pada abad XVI s.d. XVIII di Eropa Barat.

    Ide pokok Merkantilisme adalah sebagai berikut :

    a. Suatu Negara / Raja akan kaya / makmur dan kuat bila ekspor lebih besar dari

    impor (X > M).

    62

  • b. Surplus yang diperoleh dari selisih ( X – M ) atau ekspor neto yang positif

    tersebut diselesaikan dengan pemasukan logam mulia (LM), terutama emas dan

    perak dari luar negeri. Dengan demikian, semakin besar ekspor neto maka akan

    semakin banyak LM yang dimiliki atau diperoleh dari luar negeri.

    c. Pada waktu itu LM (emas maupun perak) digunakan sebagai alat pembayaran

    (utang), sehingga Negara / raja yang memiliki LM yang banyak akan kaya /

    makmur dan kuat.

    d. LM yang banyak tersebut digunakan oleh raja untuk membiayai armada perang

    guna memperluas perdagangan luar negeri dan penyebaran agama.

    e. Penggunaan kekuatan armada perang untuk memperluas perdagangan luar

    negeri ini diikuti dengan kolonisasi di Amerika Latin, Afrika dan Asia terutama

    dari abad XVI s.d. XVIII (Hady, 2001. hal. 24)

    Selanjutnya kelompok Merkantilisme berkembang menjadi kelompok

    Merkantilisme Murni dan kelompok Bullionist.

    a. Tokoh utama kelompok bullionist adalah Gerald Malynes lebih mengutamakan

    pencapaian kemakmuran suatu Negara melalui pemilikan logam mulia.

    Gagasan untuk menumpuk logam mulia mendorong pendapat bahwa menjual

    barang ke Negara lain lebih memberikan keuntungan daripada membeli barang

    dari Negara lain dan selalu mendorong digunakannya kebijaksanaan yang dapat

    menghasilkan surplus ekspor, karena surplus ekspor dibayar dengan logam

    mulia.

    b. Salah satu pendukung merkantilisme murni antara lain Thomas Mun, yang

    menganut system uang dan modal. Hal lain yang menonjol antara lain suku

    bunga yang rendah dapat menguntungkan bagi pencari kredit.

    63

  • Berdasarkan pandangan merkantilisme dan bullonist, setiap Negara wajib memiliki

    suatu Neraca perdagangan yang surplus ekspor, karena setiap kelebihan ini akan dibayar

    dengan logam mulia. Dengan cara mendorong ekspor dan membatasi impor.

    a. Melarang ekspor logam mulia, memberi subsidi atas barang ekspor, melarang

    ekspor bahan mentah dan harganya di dalam negeri agar tetap rendah, melarang

    ekspor barang modal, melarang emigrasi tenaga-tenaga teknisi. Tujuan ini

    adalah agar industri barang ekspor tidak saingi dengan tumbuhnya industri

    barang-barang tersebut di luar negeri. Perdagangan ekspor dikembangkan

    dengan menyediakan fasilitas pelabuhan bebas dan gudang-gudang serta

    pengembalian bea masuk.

    b. Pembatasan impor melalui penerapan tariff bea masuk, non tariff barie, atau

    larangan impor terhadap barang yang dapat dihasilkan sendiri.

    c. Untuk mempertahankan harga barang ekspor yang rendah, upah tenaga kerja

    dibatasi sampai pada kebutuhan fisik minimum.

    d. Kebijaksanaan lainnya adalah monopoli perdagangan melalui daerah-daerah

    jajahan, melalui armada perdagangan yang kemudian menjadi alat ekspansi

    untuk menaklukan dan menduduki daerah-daerah yang menjadi sumber logam

    mulia.

    Pandangan 1 sampai 3 merupakan kesatuan pendapat bahwa pemerintah harus

    mengatur perdagangan luar negeri. Konsep-konsep dan usul-usul yang harus

    dilaksanakan tidak selalu sama.

    a. Thomas Mun direktur “The east India Company” di Inggris dan Colbert Perdana

    Menteri Louis XIV di Prancis lebih menitikberatkan pada perkembangan

    industri dalam negeri daripada perdagangan internasional. Aliran ini disebut

    Colbertisme.

    64

  • b. Von Homigh dari Jerman dan Becker dari Australia terbatas pada upaya para

    pegawai keuangan untuk menumpuk logam mulia melalui kebijaksanaan fiscal.

    Aliran ini disebut Cameralisme.

    Konsep ini banyak kelemahannya te