Post on 29-Apr-2019
6
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Sistem Informasi Akuntansi
Menurut McLeod (2001,p.4), “sistem Informasi Akuntansi bertugas untuk
mengumpulkan data yang menjelaskan kegiatan perusahaan, mengubah data
tersebut menjadi informasi serta menyediakan informasi bagi pemakai didalam
maupun diluar perusahaan.”
Menurut Bodnar dan Hopwood (2000,p6) seperti yang diterjemahkan
Jusuf,A.A.,“sistem informasi akuntansi adalah sebagai sistem berbasis komputer
yang dirancang untuk mengubah data akuntansi menjadi informasi, tetapi istilah
sistem informasi akuntansi diperluas mencakup siklus–siklus pemprosesan
transaksi, penggunaan teknologi informasi, dan pengembangan sistem informasi”
Maka dapat disimpulkan bahwa sistem informasi akuntansi adalah suatu
sistem berbasis komputer yang menggunakan sumber daya fisik dan komponen
lain untuk mengumpulkan dan mengubah data yang menjelaskan kegiatan
perusahaan menjadi informasi yang berguna bagi pihak intern maupun ekstern.
7
2.1.1 Tujuan Sistem Informasi Akuntansi
Menurut Gondodiyoto dan Hendarti (2006, p109), tujuan dan
kegunaan Sistem Informasi Akuntansi adalah :
a. Untuk melakukan pencatatan transaksi dengan biaya seminimal
mungkin dan menyediakan informasi bagi pihak intern untuk
pengelolaan kegiatan usaha serta para pihak yang terkait.
b. Untuk memperbaiki informasi yang dihasilkan oleh sistem yang sudah
ada, baik mengenai mutu, ketepatan, penyajian maupun struktur
informasinya.
c. Untuk menerapkan sistem pengendalian intern memperbaiki kinerja dan
tingkat keandalan informasi akutansi dan untuk menyediakan catatan
lengkap mengenai pertanggungjawaban.
d. Menjaga / meningkatkan perlindungan kekayaan perusahaan.
Menurut Jones dan Rama (2003, p520), tujuan dan kegunaan sistem
informasi akutansi ada lima yaitu :
a. Menghasilkan Laporan Eksternal
Sistem informasi akuntansi mampu menghasilkan laporan-laporan
khusus untuk memuaskan kebutuhan informasi yang dibutuhkan oleh
pihak eksternal perusahaan.
b. Mendukung Aktivitas yang Rutin
Mampu mendukung manajer dalam menangani aktivitas-aktivitas
operasi yang bersifat rutin selama siklus operasi perusahaan.
8
c. Mendukung Keputusan
Informasi juga dibutuhkan untuk keputusan yang bersifat non-rutin
pada semua yang terdapat pada organisasi atau perusahaan.
d. Perencanaan dan Pengawasan
Sebuah sistem informasi sangat dibutuhkan untuk kegiatan perencanaan
dan pengawasan. Informasi mengenai anggaran dan biaya-biaya standar
disimpan dalam sistem informasi dan laporan digunakan untuk
membandingkan antara anggaran yang ditetapkan dengan jumlah yang
sebenarnya
e. Pengimplementasian Pengendalian Intern
Pengendalian intern meliputi kebijakan, prosedur dan sistem informasi
yang digunakan untuk melindungi asset perusahaan dari kehilangan
atau penggelapan dan untuk menjaga keakuratan data keuangan. Hal
tersebut dapat berhasil dengan membangun suatu sistem informasi
akuntansi yang terkomputerisasi.
2.1.2 Siklus Transaksi Sistem Informasi Akuntansi
Menurut Boockholdt (1999, p520), siklus transaksi akuntansi dibagi
menjadi empat bagian, yaitu :
a. Financial Cycle
Siklus keuangan yang terdiri dari transaksi akuntansi yang mencatat
akuisisi modal dari pemilik dan kreditur, yang penggunanya untuk
memperoleh asset produktif yang dilaporkan kepada pemilik dan
kreditur.
9
b. Expenditure Cycle
Siklus pengeluaran terdiri dari transaksi yang terjadi untuk memperoleh
bahan baku dan barang overhead yang digunakan dalam proses
konversi.
c. Conversion Cycle
Siklus konversi terdiri dari transaksi yang terjadi pada saat bahan baku
dan barang overhead dikonversi menjadi barang yang dapat dijual.
d. Revenue Cycle
Siklus pendapatan termasuk dalam transaksi akuntansi yang mencatat
pendapatan dari hasil keluaran yang dihasilkan dalam proses konversi.
2.2 Object Oriented Analysis and Design
2.2.1 Object
Berdasarkan Mathiassen et al. ( 2000, p.4 ) pengertian object adalah
suatu entitas yang memiliki identity, state and behavior. Menurut Lau (
2001, p.1 ) object merupakan abstraksi baik untuk hal-hal konseptual
maupun fisik. Object memiliki keadaan dan identitas yang melekat. Object
mencapai tingkah laku tertentu melalui suatu kumpulan operasi yang
didefinisikan diawal, yang mana dapat masuk atau merubah keadaannya.
10
2.2.2 System Definition
Menurut Mathiassen et al. ( 2000, p.24 ), “ System definition ” adalah
merupakan suatu gambaran secara umum dari sistem yang berjalan dalam
perusahaan tersebut. Dan yang kita bahas dalam tugas akhir ini adalah
sistem penggajian.
2.2.3 Pengertian Object Oriented Analysis and Design
Mathiassen et al. ( 2000, p.9 ) menyatakan bahwa Object Oriented
Analysis and Design merupakan suatu metode yang berguna untuk
mengembangkan sistem yang mempunyai model problem domain dinamis
seperti sebuah elemen kunci dan kemudian mencari pemecahan masalah
yang logical yang berbasiskan objek.
2.2.4 Pengertian Object Oriented Analysis
Berdasarkan Mathiassen et al. ( 2000, p.8 ) mengemukan bahwa
Object Oriented Analysis merupakan perpaduan antara fungsi dan orientasi
data yang meliputi sebuah analisis dari entitas state untuk merubah hasil
dari event di application domain yang lebih berfokus pada object, state dan
behavioral pattern yang dideskripsikan secara logis Object Oriented
Analysis dibagi menjadi 3, yaitu :
11
2.2.4.1 Sistem Choice
Yaitu sebuah proyek perkembangan yang bermula dari
sekumpulan ide-ide tentang sistem yang diinginkan, analisis awal
atau urutan-urutan keputusan yang sudah dibuat menjadi langkah
pertama untuk mendapatkan sistem yang diinginkan. Meneliti
kembali dan menimbang-nimbang adalah pekerjaan utama
dalam pengembangan sistem. Menurut pada Mathiassen et al. (
2000, p.25 ) rich picture adalah sebuah gambaran informal yang
digunakan oleh pengembang sistem untuk menyatakan
pemahaman mereka terhadap situasi dari sistem sedang berjalan.
Rich picture dapat digunakan sebagai alat yang berguna untuk
memfasilitasi komunikasi yang baik antara pengguna dalam
sistem.
Rich picture difokuskan pada aspek-aspek penting dari
sistem tersebut, yang ditentukan sendiri oleh pengembang sistem
dengan mengunjungi perusahaan untuk melihat bagaimana
perusahaan tersebut beroperasi, berbicara, dengan banyak orang
untuk mengetahui apa yang harus terjadi dan mungkin melakukan
beberapa wawancara formal.
12
Kriteria FACTOR terdiri dari 6 elemen yaitu :
a. Functionality : fungsi dari suatu sistem yang mendukung
fokus application domain.
b. Application domain : bagian dari organisasi yang
mengadministrasi, memonitor atau mengontrol problem
domain.
c. Condition : dalam kondisi seperti apa sistem akan dibangun
dan digunakan.
d. Technology : teknologi yang digunakan untuk menghasilkan
sistem dan dengan teknologi seperti apa sistem akan belajar.
e. Objects : objek utama dalam problem domain.
f. Responsibility : tanggung jawab keseluruhan sistem yang
berhubungan dengan konteks.
2.2.4.2 Problem Domain Analysis
Menurut Mathiassen et al. ( 2000, p.45 ), problem domain
adalah bagian dari konteks yang diatur, dimonitor atau
dikendalikan oleh sistem. Tujuan dari problem domain analisis
adalah untuk mengidentifiksikan dan membuat model dari
problem domain. Tujuan dari aktivitas ini adalah membangun
sebuah model yang dapat digunakan untuk merancang dan
mengimplementasikan sebuah sistem yang dapat memproses,
berkomunikasi dan menyajikan informasi mengenai problem
domain . Hasil dari problem domain analisis adalah membuat
13
class diagram. Analisis problem domain memfokuskan pada
informasi apa yang harus ditangani oleh sistem dan menghasilkan
sebuah model yang merupakan gambaran-gambaran dari kelas-
kelas, object-object, struktur dan perilaku ( behavior yang ada
dalam problem domain )
2.2.4.2.1 Class
Istilah class digunakan untuk menggambarkan
kumpulan objek-objek. Menurut Mathiassen et al. (
2000, p.53), class adalah gambaran atau definisi dari
kumpulan objek yang mempunyai structure, behavior
pattern, dan atribut yang bersamaan. Menurut Bennet
et al. ( 2002, p.591) class adalah deskripsi dari
kumpulan objek yang secara logis serupa sehubungan
dengan behavior dan struktur datanya.
Classes bertujuan untuk memilih elemen-elemen dari
suatu problem domain. Classes dibagi menjadi tiga
bagian, yaitu :
a. Nama class, setiap class harus mempunyai nama
untuk dibedakan dari suatu class yang lain.
b. Attribute, merupakan kepemilikian deskriptif dari
class atau event. Setiap class boleh memiliki
beberapa attribute atau sebagian saja.
14
c. Operation, merupakan proses kepemilikan yang
spesifik di dalam class dan diaktifkan melalui class
object. Kegiatan class akan menghasilkan suatu
event table. Dimensi horizontal dari event table
menggambarkan class yang akan dipilih,
sedangkan dimensi vertikal menggambarkan event
yang terpilih, tanda cek digunakan untuk
mengidentifikasikan objek dari kelas yang
berhubungan dengan event tertentu.
2.2.4.2.2 Structure
Menurut Mathiassen et al. ( 2000, p.69 ),
structure merupakan kegiatan kedua dalam problem
domain. Tujuan dari structure adalah untuk mencari
hubungan struktural antara kelas-kelas dan objek-objek
dalam problem domain. Hasil dari kegiatan structure
adalah membuat class diagram.
Menurut Mathiassen et al. ( 2000, p. 73-77 ), tipe
dari Object Oriented Structure terdiri dari dua bagian,
yaitu :
15
a. Class structure, mengekspresikan hubungan
konseptual yang statis antar class. Class structure
dibagi menjadi dua bagian yang meliputi :
1) Generalization
2) cluster
b. Object Structure menggambarkan hubungan yang
dinamik dan konkret antara objek-objek dalam
problem domain. Hubungan ini berubah secara
dinamis tanpa mempengaruhi perubahan pada class
description. Object structures terdiri dari dua
bagian, yaitu :
1) Aggregation
2) Association
2.2.4.2.3 Behavior
Menurut Mathiassen et al.( 2000, p.90 ), kegiatan
ketiga adalah kegiatan behavior yang bertujuan untuk
memodelkan apa yang terjadi dalam sistem problem
domain sepanjang waktu. Behavior bertujuan untuk
membuat model yang dinamis dari problem domain.
Hasil dari kegiatan behavior adalah membuat
statechart diagram. Mengacu pada pendapat
Mathiassen et al. ( 2000, p.93 ), ada tiga jenis notasi
dalam behavioral pattern, yaitu:
16
a. sequence : sekumpulan event muncul satu per satu.
b. selection : terjadi pemilihan satu event dari
sekumpulan event yang muncul.
c. Iteration : sebuah event muncul sebanyak nol atau
beberapa kali.
2.2.4.2.4 Application Domain Analysis
Menurut Mathiassen et al. ( 2000, p.117 ),
application domain adalah organisasi yang mengatur,
memonitor, atau mengendalikan problem domain.
Analisis application domain memiliki tiga kegiatan,
yaitu :
a. Usage
Menurut Mathiassen et al. ( 2000, p.118 ),
kegiatan usage merupakan kegiatan pertama
dalam application domain analysis yang bertujuan
untuk menentukan bagaimana aktor-aktor yang
merupakan pengguna atau sistem lain berinteraksi
dengan sistem yang dituju. Interaksi antara aktor
dengan sistem tersebut dinyatakan dalam use case.
Hasil dari usage adalah deskripsi lengkap dari
semua use case dan actor yang ada, yang
digambarkan dalam actor table dan use case
diagram. Use case diagram adalah diagram yang
17
menggambarkan fungsi dari sebuah sistem dan
berbagai macam pengguna yang akan berinteraksi
dengan sistem. Untuk mengidentifikasi actor
adalah dengan menentukan bagian dan tugas dari
bagian apa saja yang berhubungan atau terlibat
langsung dengan konteks sistem yang dituju.
Masing-masing actor memiliki peranan yang
berbeda. Actor yang digambarkan dalam actor
specification yang memiliki tiga bagian, yaitu
tujuan, karakteristik dan contoh.
b. Function
Menurut Mathiassen et al. ( 2000, p.138 )
kegiatan function memfokuskan pada bagaimana
cara sebuah sistem dapat membantu aktor dalam
melaksanakan pekerjaan mereka. Function
memiliki 4 tipe yang berbeda, yaitu :
1) Update, function ini disebabkan oleh
perubahan event problem domain sehingga
menghasilkan perubahan dalam state.
2) Signal, function ini disebabkan oleh perubahan
keadaan atau state dari model yang dapat
menghasilkan reaksi pada konteks. Reaksi ini
dapat berupa tampilan bagi aktor dalam
18
application domain, atau intervensi langsung
dalam problem domain.
3) Read, function ini disebabkan oleh kebutuhan
informasi dalam pekerjaan actor dan
mengakibatkan sistem menampilkan bagian
yang berhubungan dengan informasi model.
4) Compute, function ini disebabkan oleh
kebutuhan informasi dalam pekerjaan actor dan
berisi perhitungan yang melibatkan informasi
yang disediakan oleh actor atau model, hasil
dari function ini adalah tampilan dari hasil
komputasi.
c. Interface
Menurut Mathiassen, interface adalah
fasilitas yang membuat model sistem dan function
tersedia bagi actor.
Tujuan dari aktivitas ini adalah menentukan antar
muka ( interface ) dari sistem yang sedang
dikembangkan. Interface digunakan oleh actor
untuk berinteraksi dengan sistem. Deskripsi dari
user interface dapat menggunakan navigation
diagram dimana menyediakan gambaran
keseluruhan dari elemen user interface dan transisi
di antaranya ( Mathiassen, 2000, p.159 ).
19
2.2.5 Pengertian Object Oriented Design
Menurut Mulyadi ( 2001, p.51 ) perancangan sistem adalah proses
penterjemahan kebutuhan pemakaian informasi ke dalam alternatif
rancangan sistem yang diajukan kepada pemakai informasi untuk
dipertimbangkan. Menurut Boockholdt ( 1999, p.172 ) Perancangan sistem
adalah proses pengembangan spesifikasi untuk tujuan sebuah sistem yang
baru dari rekomendasi selama proses pembuatan analisa sistem.
Perancangan sistem adalah sebuah proses yang dimulai dengan sekumpulan
tujuan, mengidentifikasi metode-metode umum dalam mencapai tujuan-
tujuan tersebut, dan secara berangsur-angsur membuat metode-metode
tersebut lebih spesifik dan lebih konkrit.
Tujuan utamanya :
1. Untuk memenuhi kebutuhan kepada pemakai sistem.
2. Untuk memberikan gambaran yang jelas dan rancang bangun yang
lengkap kepada pemprograman komputer dan ahli-ahli teknik lainnya
yang terlibat.
2.2.6 Pengertian Usecase
Menurut Dittman, Bentley, dan Whitten ( 2004, p.272 ) Usecase
adalah urutan langkah-langkah yang terkait secara behaviour baik secara
otomatis dan manual untuk tujuan melengkapi suatu tugas bisnis tunggal.
Usecase menjelaskan fungsi sistem dari perspektif eksternal user dan
20
dengan cara dan terminologi yang mereka pahami. Usecase dipicu oleh
eksternal user yang disebut actor.
Menurut Mathiassen ( 2000, p.120 ) Usecase adalah pola interaksi
diantara sistem dan actor di dalam aplikasi domain. Usecase adalah
abstraksi dari interaksi dengan target sistem. Usecase dapat diinisiasi oleh
actor atau target sistem.
2.2.7 Pengertian Actor
Menurut Dittman, Bentley, dan Whitten ( 2004, p.273 ) actor adalah
sesuatu yang dibutuhkan untuk berinteraksi dengan sistem untuk pertukaran
informasi. Actor bisa berupa organisasi sistem informasi lain, pelanggan,
user dan departement.
Menurut Mathiassen ( 2000, p.119 ) actor adalah abstraksi dari user
atau sistem lain yang berinteraksi dengan target sistem.
2.2.8 Pengertian Event
Menurut Jones Rama ( 2003, p.84 ) event adalah aktifitas yang terjadi
pada suatu waktu tertentu.
2.2.9 Pengertian Workflow Table
Menurut Jones Rama ( 2003, p.84 ) workflow table adalah table dua
kolom yang mengidentifikasi actor dan peristiwa dalam suatu proses.
21
2.2.10 Pengertian Internal Agent
Menurut Jones Rama ( 2003, p.39 ) internal agent adalah orang atau
unit organisasi yang bertanggung jawab atas berbagai event dalam suatu
proses bisnis.
2.2.11 Pengertian UML ( Unified Modeling Language )
Menurut Jones Rama ( 2003, p. 68 ) UML adalah bahasa yang
digunakan untuk menspesifikasi, memvisualisasi, membangun dan
mendokumentasikan sebuah system informasi. UML activity diagram
terdiri dari :
a. Diagram Overview
Adalah diagram aktifitas UML yang merepresentasikan gambaran
tingkat tinggi dari proses bisnis dengan mendokumentasikan event
kunci, urutan dari event-event dan arus informasi diantara event.
b. Diagram Detail
Adalah diagram aktifitas UML yang merepresentasikan aktifitas dengan
lebih detail dan berhubungan dengan satu atau dua event yang
ditunjukkan pada diagram overview.
2.3 Sistem Informasi Akuntansi Penggajian
2.3.1 Pengertian Gaji
Menurut Niswonger, Warren dan Fess yang diterjemahkan oleh Sirait
dan Gunawan (2002,p.446) “Gaji biasanya digunakan untuk pembayaran
22
atas jasa manajerial, administrative dan jasa-jasa yang sama. Tarif gaji
biasanya diekspresikan dalam periode bulan atau tahunan.”
Menurut Soemarso (2003,p.307) “Gaji adalah imbalan kepada
pegawai yang diberi tugas-tugas administrative dari pimpinan yang
jumlahnya, biasanya, tetap secara bulanan atau tahunan.”
Maka dapat disimpulkan gaji adalah suatu imbalan uang diberikan
kepada karyawan yang telah melaksanakan tugas dan kewajibannya kepada
perusahaan yang akan dibayarkan secara periodik baik bulanan ataupun
tahunan.
2.3.2 Tujuan Sistem Informasi Akutansi Penggajian
Menurut Wilkinson et al. (2000), Tujuan dari Sistem Informasi
Akuntansi Penggajian adalah :
a. Untuk meyakinkan bahwa status, tarif gaji, dan potongan atas gaji
karyawan telah diotorisasi.
b. Untuk membayar jasa aktual dari karyawan dengan tepat.
c. Untuk mencatat, mendistribusikan dan melaporkan biaya yang
berhubungan dengan karyawan dengan tepat dan akurat.
1.3.3 Fungsi Yang Terkait
Wilkinson et al. (2000, p.110) mengemukakan bahwa fungsi-fungsi
yang terkait dalam human resource management cycle adalah sebagai
berikut :
23
a. Fungsi Personalia
Bagian ini memiliki tujuan utama untuk perencanaan,
pengendalian, dan pengkoordinasian karyawan dalam sebuah
organisasi. Fungsi personalia ini berada dibawah naungan wakil
presiden bagian personalia. Manajer yang melapor padanya adalah
mereka yang bertanggung jawab pada kepegawaian dan perencanaan
personalia, keamanan dan keuntungan, hubungan industri,
pengembangan pegawai dan administrasi sumber daya manusia. Unit
kepegawaian dan perencanaan personalia berhubungan dengan
perekrutan dan pengetesan karyawan yang berpotensi, memperkerjakan
karyawan yang terpilih, memastikan promosi yang berkualitas dan
prosedur pemecatan serta menentukan kebutuhan pegawai dimasa yang
akan datang. Safety and benefit unit bertanggungjawab untuk keamanan
dan kesehatan pegawai, seperti menyediakan iklim kerja yang
mendukung. Industrial relations unit bertanggungjawab untuk
berhubungan dengan serikat buruh dan organisasi buruh lainnya.
Employee development unit bertanggungjawab dalam perencanaan
kompensansi, asuransi dan program lainnya. Dengan demikian, unit
administrasi sumber daya manusia memiliki hubungan yang paling
dekat dengan kegiatan penggajian.
24
b. Fungsi Finansial/ Akuntansi :
1) Timekeeping
Fungsi ini bertanggung jawab untuk melakukan pengendalian waktu
dan daftar kehadiran karyawan yang dibayar per-jam.
2) Payroll
Fungsi ini bertanggung jawab untuk menyiapkan pembayaran,
mengurus data penggajian dan melengkapi laporan yang diperlukan.
3) Account Payable
Dalam konteks jasa kepegawaian, menyetujui disbursement
voucher yang berhubungan dengan jasa karyawan.
4) Cash Disbursements
Bagian ini bersama dengan kasir, menandatangani dan
mendistribusikan cek pembayaran.
5) Cost Distribution.
Bagian ini mengurus data yang menggambarkan perincian biaya
produk.
6) General Ledger
Bagian ini mengurus pengendalian keseluruhan akun asset, equity,
expense dan income.
Sebagai catatan, bagian time keeping dan cost distribution pada
umumnya terdapat pada perusahaan manufaktur.
25
1.3.4 Dokumen yang Digunakan
Menurut Mulyadi (2001), dokumen yang digunakan dalam sistem
akuntansi penggajian adalah :
a. Dokumen pendukung perubahan gaji
Dokumen–dokumen ini umumnya dikeluarkan oleh fungsi kepegawaian
berupa surat-surat yang bersangkutan dengan karyawan, misalnya: surat
keputusan pengangkatan karyawan baru, kenaikan pangkat, perubahan tarif
gaji, penurunan pangkat, pemberhentian sementara dari pekerjaan
(skorsing), pemindahan, dan lain sebagainya. Tembusan dokumen-
dokumen ini dikirimkan ke fungsi pembuat daftar gaji untuk kepentingan
pembuatan daftar gaji.
b. Kartu jam hadir
Dokumen ini digunakan oleh fungsi pencatatan waktu untuk mencatat jam
hadir setiap karyawan di perusahaan.
c. Kartu jam kerja
Dokumen ini biasanya digunakan untuk mencatat waktu yang dikonsumsi
oleh tenaga kerja langsung pabrik guna mengerjakan pesanan tertentu.
Dokumen ini diisi oleh mandor pabrik dan diserahkan ke fungsi pembuat
daftar gaji untuk kemudian dibandingkan dengan kartu jam hadir, sebelum
digunakan untuk distribusi biaya gaji langsung kepada setiap jenis produk
atau pesanan.
26
d. Daftar gaji
Dokumen ini berisi jumlah gaji setiap karyawan, dikurangi potongan-
potongan berupa PPh Pasal 21, utang karyawan, iuran untuk organisasi
karyawan dan lain sebagainya.
e. Rekap daftar gaji
Dokumen ini merupakan ringkasan gaji per departemen, yang dibuat
berdasarkan daftar gaji. Dalam perusahaan yang produksinya berdasarkan
pesanan.
f. Surat pernyataan gaji.
Dokumen ini dibuat oleh fungsi pembuat daftar gaji bersamaan dengan
pembuatan daftar gaji atau dalam kegiatan yang terpisah dari pembuatan
daftar gaji. Dokumen ini dibuat sebagai catatan bagi setiap karyawan
mengenai rincian gaji yang diterima setiap karyawan beserta berbagai
potongan yang menjadi beban setiap karyawan.
1.3.5 Jaringan Prosedur yang Membentuk Sistem
Menurut Mulyadi (2001), Jaringan prosedur yang membentuk sistem
penggajian adalah:
a. Prosedur pencatatan waktu hadir.
b. Prosedur pembuatan daftar gaji.
c. Prosedur pembuatan biaya gaji.
d. Prosedur pembayaran gaji.
27
1) Prosedur Pencatatan Waktu Hadir
Prosedur ini bertujuan untuk mencatat waktu hadir karyawan.
Pencatatan waktu hadir ini dilaksanakan oleh fungsi pencatat waktu
dengan menggunakan daftar hadir pada pintu masuk kantor administrasi
atau pabrik. Pencatatan waktu hadir dapat menggunakan daftar hadir
biasa dimana karyawan harus menandatanganinya setiap hadir dan
pulang dari perusahaan, atau dapat menggunakan kartu hadir yang diisi
secara otomatis dengan menggunakan mesin pencatat waktu.
Pencatatan waktu hadir ini diselenggarakan untuk menentukan gaji
karyawan. Bagi karyawan yang digaji bulanan, daftar hadir digunakan
untuk menentukan apakah karyawan dapat memperoleh gaji penuh atau
harus dipotong akibat ketidakhadiran mereka. Daftar hadir ini juga
menentukan apakah karyawan akan menerima gaji saja atau adanya
tambahan tunjangan lembur.
2) Prosedur Pembuatan Daftar Gaji
Dalam prosedur ini, fungsi pembuat daftar gaji membuat daftar gaji
karyawan. Data yang dipakai sebagai dasar pembuatan daftar gaji
adalah surat-surat keputusan mengenai pengangkatan karyawan,
kenaikan pangkat, pemberhentian karyawan, penurunan pangkat, daftar
gaji sebelumnya dan daftar hadir.
3) Prosedur Distribusi Biaya Gaji
Dalam prosedur distribusi biaya gaji, biaya tenaga kerja didistribusikan
kepada departemen-departemen yang menikmati manfaat tenaga kerja.
28
Distribusi biaya tenaga kerja ini dimaksudkan untuk pengendalian biaya
dan perhitungan harga pokok produk.
4) Prosedur Pembayaran Gaji
Prosedur pembayaran gaji melibatkan fungsi akutansi dan fungsi
keuangan. Fungsi akutansi membuat perintah pengeluaran kas kepada
fungsi keuangan untuk menulisakan cek guna pembayaran gaji
kemudian membagikan cek gaji tersebut kepada karyawan.
2.4 Pajak Penghasilan
2.4.1 Pajak penghasilan Umum
Undang-undang No. 7 Tahun 1984 tentang Pajak Penghasilan (PPh)
berlaku sejak 1 Januari 1984. undang-undang ini telah beberapa kali
mengalami perubahan dan terakhir kali diubah dengan undang-undang No.
17 Tahun 2000. undang-undang Pajak Penghasilan (PPh) mengatur pajak
atas penghasilan (laba) yang diterima atau diperoleh orang pribadi maupun
badan. Undang-undang PPh mengatur subjek pajak, objek pajak, serta
menghitung dan cara melunasi pajak yang terutang. Undang-undang PPh
juga lebih memberikan fasilitas kemudahan dan keringanan bagi wajib
pajak dalam melaksanakan kewajiban perpajakan. Undang-undang PPh
menganut asa materiil, artinya penentuan mengenai pajak yang terutang
tidak tergantung kepada surat ketetapan pajak.
29
2.4.1.1 Objek Pajak
Menurut anonim tentang pajak penghasilan pasal 21 yang
dikutip dari alamat website www.pajak.co.id (2009) Yang
menjadi objek pajak adalah penghasilan. Penghasilan yaitu setiap
tambahan kemampuan ekonomis yang diterima atau diperoleh
Wajib pajak, baik yang berasal dari Indonesia maupun dari luar
Indonesia, yang dapat dipakai untuk konsumsi atau menambah
kekayaan wajib pajak yang bersangkutan, dengan nama dan
bentuk apapun.
2.4.1.2 Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP)
Besarnya penghasilan kena pajak dari seorang pegawai
dihitung berdasarkan penghasilan netto dikurangi dengan
penghasilan tidak kena pajak (PTKP). Berdasarkan peraturan
menteri keuangan Nomor 137/PMK03/2005 tanggal 30 desember
2005, pemerintah melakukan penyesuaian besarnya PTKP yang
diberlakukan sejak tahun pajak 2006 menjadi:
a. Rp 13.200.000,00 (tiga belas juta dua ratus ribu rupiah) untuk
diri Wajib Pajak Orang Pribadi.
b. Rp 1.200.000,00 (satu juta dua ratus ribu rupiah) tambahan
untuk Wajib Pajak yang kawin.
c. Rp 13.200.000,00 (tiga belas juta dua ratus ribu rupiah)
tambahan untuk seorang istri yang penghasilannya digabung
dengan penghasilan suami.
30
d. Rp 1.200.000,00 (satu juta dua ratus ribu rupiah) tambahan
untuk setiap anggota keluarga sedarah dan keluarga semenda
dalam garis keturunan lurus serta anak angkat yang menjadi
tanggungan sepenuhnya, paling banyak 3 (tiga) orang untuk
setiap keluarga.
2.4.1.3 Tarif Pajak
Sesuai dengan pasal 17 UU PPh, menyatakan besarnya
tarif pajak Penghasilan bagi Wajib Pajak orang pribadi dalam
negeri adalah sebagai berikut :
Tabel 2.1. Tarif pajak penghasilan orang pribadi
2.4.2 Pajak Penghasilan Pasal 21
Ketentuan pasal 21 undang-undang pajak penghasilan mengatur
tentang pembayaran pajak dalam tahun berjalan melalui pemotongan pajak
atas penghasilan yang diterima atau diperoleh oleh Wajib Pajak orang
pribadi dalam negeri sehubungan dengan pekerjaan, jasa, dan kegiatan.
Lapisan penghasilan kena pajak Tarif pajak
Sampai dengan Rp. 25.000.000,00 5 % (lima persen)
Diatas Rp. 25.000.000,00 s.d. Rp. 50.000.000,00 10 % (sepuluh persen)
Diatas Rp. 50.000.000,00 s.d. Rp. 100.000.000,00 15% (lima belas persen)
Diatas Rp. 100.000.000,00 s.d. Rp. 200.000.000,00 25% (dua puluh lima persen)
Diatas Rp. 200.000.000,00 35% (tiga puluh lima persen)
31
2.4.2.1 Wajib pajak PPh Pasal 21
Penerima penghasilan yang dipotong PPh pasal 21 adalah :
a. Pejabat Negara
b. Pegawai Negeri Sipil
c. Pegawai
d. Pegawai tetap
e. Pegawai dengan Status Wajib Pajak Luar Negeri
f. Pegawai Lepas
g. Penerima Pensiun
h. Penerima Honorarium
i. Penerima Upah
2.4.2.2 Objek Pajak PPh Pasal 21
Penghasilan yang dikenakan pemotongan PPh pasal 21 adalah:
a. Penghasilan yang diterima atau diperoleh secara teratur berupa
gaji, uang, pensiun bulanan, upah, honorarium, premium
bulanan, uang lembur, uang sokongan, uang tunggu, uang
ganti rugi, tunjangan istri, tunjangan anak, tunjangan pajak,
tunjangan kemahalan, tunjangan jabatan, tunjangan khusus,
tunjangan transport, tunjangan iuran pensiun, tunjangan
pendidikan anak, beasiswa, hadiah, premi asuransi yang
dibayar oleh pemberi kerja, dan penghasilan teratur lainnya
dengan nama apapun.
32
b. Penghasilan yang diterima atau diperoleh pegawai, penerima
pensiun atau mantan pegawai secara tidak teratur berupa jasa
produksi, tantiem, gratifikasi, tunjangan cuti, tunjangan hari
raya, tunjangan tahun baru, bonus, premi tahunan dan
penghasilan sejenis lainnya yang tidak tetap.
c. Upah harian, upah mingguan, upah satuan dan upah borongan.
d. Uang tembusan pensiun, uang tabungan hari tua atau
tunjangan hari tua (THT), Uang pesangon dan pembayaran
lain sejenis.
e. Honorarium, uang saku, hadiah atau penghargaan dengan
nama dan dalam bentuk apapun, komisi, bea siswa, dan
pembayaran lain sebagai imbalan sehubungan dengan
pekerjaan, jasa, dan kegiatan yang dilakukan Wajib Pajak
dalam negeri.
f. Gaji, gaji kehormatan, tunjangan-tunjangan lain yang terkait
dengan gaji yang diterima oleh Pejabat Negara dan PNS.
b. Uang pensiun dan tunjangan-tunjangan lain yang sifatnya
terkait dengan uang pensiun diterima oleh pensiunan termasuk
janda atau duda dan anak-anaknya.
c. Penerimaan dalam bentuk natura dan kenikmatan lainnya
dengan nama apapun yang diberikan oleh bukan Wajib Pajak.
33
2.4.2.3 Pemotongan Pajak PPh Pasal 21
a. Pemberi kerja terdiri dari orang pribadi dan badan, termasuk
bentuk usaha tetap, baik merupakan induk maupun cabang,
perwakilan atau unit, yang membayar gaji, upah honorarium,
tunjangan, dan pembayaran lain dengan nama apapun sebagai
imbalan sehubungan dengan pekerjaan atau jasa yang
dilakukan oleh pegawai atau bukan pegawai. Pemberi kerja
yang dimaksud termasuk juga badan dan organisasi
internasional yang tidak dikecualikan sebagai Pemotong Pajak
berdasarkan Keputusan menteri Keuangan.
b. Bendaharawan pemerintah yang membayarkan gaji, upah
honorarium, tunjangan, dan pembayaran lain dengan nama
apapun sebagai imbalan sehubungan dengan pekerjaan atau
jabatan, jasa, dan kegiatan. Termasuk bendaharawan
pemerintah adalah bendaharawan pada pemerintah pusat,
pemerintah daerah, instansi atau lembaga pemerintah,
lembaga-lembaga negara lainnya, dan Kedutaan Besar
Republik Indonesia di luar negeri.
c. Dana pensiun.
d. Perusahaan, badan, dan bentuk usaha tetap, yang membayar
honorarium atau pembayaran lain sebagai imbalan
sehubungan dengan kegiatan dan jasa, termasuk jasa tenaga
ahli dengan status wajib pajak dalam negeri yang melakukan
34
pekerjaan bebas dan bertindak untuk dan atas namanya
sendiri, bukan atas nama persekutuannya.
e. Perusahaan, badan, dan bentuk usaha tetap, yang membayar
honorarium atau pembayaran lain sebagai imbalan
sehubungan dengan kegiatan dan jasa yang dilakukan oleh
orang pribadi dengan status Wajib Pajak Luar Negeri.
f. Yayasan (termasuk yayasan yang bergerak dibidang
kesejahteraan, rumah sakit, pendidikan, kesenian, olahraga,
kebudayaan), lembaga kepanitiaan, asosiasi, perkumpulan,
dan organisasi dalam bentuk apapun dalam segala kegiatan
sebagai pembayar gaji, upah, honorarium, atau imbalan
dengan nama apapun sehubungan dengan pekerjaan, jasa, dan
kegiatan yang dilakukan oleh orang pribadi.
g. Perusahaan, badan, dan bentuk usaha tetap, yang
membayarkan honorarium atau imbalan lain kepada peserta
pendidikan, pelatihan, dan pemagangan.
h. Penyelenggara kegiatan (termasuk badan pemerintah,
organisasi termasuk organisasi internasional, perkumpulan,
orang pribadi serta lembaga lainnya yang menyelenggarakan
kegiatan ) yang membayar honorarium, hadiah atau
penghargaan dalam bentuk apapun kepada Wajib Pajak orang
pribadi dalam negeri berkenaan dengan suatu kegiatan.
35
2.4.2.4 Biaya Jabatan dan Biaya Pensiun
Biaya Jabatan adalah biaya untuk mendapatkan, menagih,
dan memelihara penghasilan yang besarnya 5% dari penghasilan
bruto, setinggi-tingginya Rp.1.296.000,00 setahun atau Rp.
108.000,00 sebulan.
Biaya pensiun adalah biaya untuk mendapatkan, menagih,
dan memelihara uang pensiun yang besarnya 5% dari penghasilan
bruto berupa uang pensiun setinggi-tingginya Rp.432.000,00
setahun atau Rp. 36.000,00 sebulan.