Post on 15-Oct-2021
3
BAB 2
LANDASAN PERANCANGAN
2.1 Tinjauan Umum
Proyek desain yang akan dibuat adalah merancang ulang identitas visual
Rumah Gembira.
2.1.1 Sumber Data
Data dan informasi yang digunakan untuk mendukung proyek tugas akhir
ini diperoleh dari beberapa sumber, antara lain:
1. Ibu Lyne Soerjani selaku ketua umum Rumah Gembira.
2. Ibu Ribka Hawila selaku tim divisi Rumah Gembira.
3. Data Literatur, pencarian data melalui media elektronik, kategori :
• Hal-hal yang disukai anak-anak.
• Dasar pandangan mengenai anak-anak.
2.1.2 Pengertian Sekolah Minggu
Pada awalnya Sekolah Minggu adalah tempat sederhana untuk mengajar
anak-anak miskin membaca dan menulis agar mereka dapat mengerti isi Alkitab
dibawah penanganan Robert Raikes, Tise (2012). Selain itu, mereka juga
menghafal ayat dan lagu-lagu rohani yang dinyanyikan setiap minggunya.
Ternyata konsep ini diterima baik dan meluas di banyak gereja di seluruh dunia.
Karena dikatakan Sekolah Minggu, maka sama seperti sebuah sekolah, Sekolah
Minggu pun juga memiliki murid, guru, dan bahan pengajaran.
Dengan kata lain, Sekolah Minggu adalah sebuah wadah untuk seorang
anak belajar dan mendapatkan pembinaan mengenai ajaran Kristiani. Pada
Sekolah Minggu, anak-anak diajarkan iman Kristiani melalui cerita-cerita yang
ada di dalam Alkitab mulai dari Perjanjian Lama hingga Perjanjian Baru. Tak
lupa juga diselingi dengan beberapa permainan sesuai dengan cerita yang
diajarkan agar anak-anak tidak merasa bosan.
4
2.1.3 Pengertian Guru Sekolah Minggu
Guru Sekolah Minggu adalah peranan yang sangat penting di dalam
Sekolah Minggu karena merupakan perpanjangan tangan dalam pembinaan
terhadap anak-anak. Mereka harus memperhatikan kehidupan pribadi mereka
dengan Tuhan YME dan hubungannya terhadap orang tua anak-anak yang
mereka ajar. Mereka juga harus memberikan perhatian dan waktu yang cukup
dan pemikiran yang serius dalam mengajar, membina, dan mendidik anak-anak.
Adapun tugas-tugas Guru Sekolah Minggu, seperti berikut :
• Mengajar.
• Memberikan teladan.
• Mendoakan.
• Menggembalakan.
2.1.4 Profil Rumah Gembira
Rumah Gembira pada awalnya mengabdikan dirinya untuk menyusun
Krugem, bahan sekolah minggu berupa buku jilid yang disusun menyerupai
buku pelajaran sekolah, untuk usia 5 hingga 12 tahun, dari TK A sampai kelas
XI, yang akan dijual secara umum. Seiring dengan berjalannya waktu, Rumah
Gembira dimulai dengan sebuah wacana :
• Kenapa ada paksaan orangtua untuk anak-anak ke Sekolah Minggu?
• Kenapa anak-anak tidak senang ke Sekolah Minggu?
• Sekolah Minggu harusnya menjadi wadah yang menyenangkan untuk
anak-anak.
Maka terbentuklah Rumah Gembira dengan satu harapan, setiap anak-anak
yang datang dapat bergembira, bahkan memikirkannya pun sudah merasa
gembira. Sehingga hari Minggu menjadi hari yang ditunggu-tunggu anak-anak
karena mereka senang ke Rumah Gembira. Kalau anak-anak gembira, mereka
bisa belajar dengan baik, sehingga mereka benar-benar mengenal Tuhan dan
Alkitab juga menjadi pribadi yang bermartabat dan berkarakter unggul. Setelah
berjuang selama beberapa tahun, akhirnya terbitlah bahan sekolah minggu yang
sudah disusun sebelum munculnya Rumah Gembira yaitu, Krugem.
5
Gambar 1 : Logo Rumah Gembira.
Sumber : Rumah Gembira.
• Visi
Menjadi garam dunia dan mengajak lebih banyak anak menjadi garam
dunia sesuai dengan Matius 5:13 "Kamu adalah garam dunia".
• Misi
1. Mendidik anak-anak dalam iman Kristiani
2. Mengembangkan karakter anak-anak hingga berstandar unggul yang
dapat diandalkan dan terhormat juga sumber sukacita, kerukunan,
damai sejahtera, dan mengubah kutuk menjadi berkat.
3. Memotivasi anak-anak untuk dapat mengapai pendidikan setinggi
mungkin.
Adapun kegiatan-kegiatan pada Rumah Gembira, seperti berikut :
• Berdoa.
• Mengajarkan puji-pujian dengan menggunakan bahasa isyarat (American
Sign Language - ASL).
• Mendengarkan Firman Tuhan yang dibagi di dalam kelas-kelas sesuai
dengan Krugem.
• Aktivitas yang dapat berupa permainan kecil, pekerjaan tangan, puppet
show dan pameran kepada orang tua.
• Kegiatan di luar gedung Rumah Gembira, seperti :
1. Liburan Gembira yang rutin diadakan setiap liburan sekolah.
2. Mengunjungi panti asuhan atau panti jompo.
3. Study Tour ke museum-museum sejarah Indonesia.
6
Gambar 2,3 : Brosur dan Undangan Rumah Gembira.
Sumber : Rumah Gembira.
Gambar 4 : Website Rumah Gembira
Sumber : Rumah Gembira
2.1.4.1 Profile Krugem
Krugem adalah bahan pelajaran untuk mengajar anak-anak mengenal
Tuhan dan mempersiapkan mereka menjadi pecinta-pecinta Tuhan. Krugem
disusun oleh Rumah Gembira untuk kepentingan pelayanan anak di
lingkungan Gereja Sidang Jemaat Kristus. Istilah Krugem berarti Kru Rumah
Gembira atau bisa juga diartikan Keluarga Rumah Gembira.
7
Krugem terbagi menjadi 8 level usia dan masing-masing level terdiri 2
semester. Setiap semester terdiri 24 pelajaran. Pembagian Krugem sebagai
berikut :
• Pelopor untuk usia kurang dari 5-6 tahun.
1. Tahu bahwa segala sesuatu diciptakan Tuhan.
2. Sukacita dan bangga karena punya Tuhan Yesus yang hebat.
• Penyerbu untuk usia 7-8 tahun.
1. Mengenal keluarga-keluarga di Alkitab.
2. Mengenal gereja sebagai keluarga Allah.
3. Tahu bagaimana hidup bagi Tuhan.
4. Mengenal karya penebusan Tuhan Yesus dan penjagaan-Nya.
• Pejuang untuk usia 9-10 tahun.
1. Melihat teladan baik maupun buruk dalam Alkitab.
2. Memilih Tuhan.
3. Mengenal persona Tuhan Yesus yang indah.
• Satria untuk usia 11-12 tahun.
1. Menjadi orang muda yang terpuji.
2. Menerima keselamatan.
Isi dari Krugem di tiap materi pelajaran seperti berikut :
• Point-point penting
Berupa nas Alkitab, tahu (apa yang harus anak-anak ketahui), kesan
(pesan dari cerita), praktek (apa yang harus dilakukan anak-anak).
• Renungan
Berisi tentang pemahaman yang harus diketahui guru Rumah
Gembira sebelum membawakan cerita.
• Halo
Berisi aktivitas singkat yang dapat berupa permainan atau simulasi
percobaan.
• Cerita
Berisi isi cerita yang sesuai dengan ayat-ayat Alkitab tanpa
dikurangi ataupun ditambah.
• Kegiatan
8
Berupa aktivitas yang mempraktekkan isi dari cerita yang dibawakan.
• Hafal
Berisi ayat yang harus dihafal anak-anak Rumah Gembira.
• Respon
Simulasi dari cerita yang dibawakan.
Gambar 5 : Krugem Rumah Gembira
Sumber : Rumah Gembira
2.1.5 Hasil Interview
Rumah Gembira adalah tim divisi pelayanan anak-anak dibawah naungan
Gereja Sidang Jemaat Kristus. Dengan bekal “gembira” Rumah gembira ingin
menghadirkan keceriaan pada anak-anak di tiap minggunya. Fondasi yang
membuat Rumah Gembira kuat adalah Krugem, bahan pelajaran yang
dimilikinya. Karena Krugem lengkap mulai dari bahan persiapan guru sampai
aktivitas yang harus dilakukan. Juga Krugem dibuat berdasarkan fakta dan
kebenaran di dalam Alkitab yang membuat anak-anak mengetahui kebenaran-
kebenaran tersebut. Berbeda dengan partner Sekolah Minggu lain yang
umumnya menggunakan tokoh-tokoh buatan sendiri untuk menceritakan isi
Alkitab.
Rupanya kegembiraan yang ingin disalurkan pada anak-anak pun
tersampaikan dengan baik melalui acara dan aktivitas dari Krugem. Namun,
identitas Rumah Gembira sendiri pun masih kurang diperhatikan. Terbukti dari
peraturan yang seharusnya dijalankan oleh guru maupun cabang-cabang Rumah
Gembira, terbengkalai dan pengajaran juga karakter guru Rumah Gembira yang
masih sangat jauh dari kata gembira. Ibu Lyne mengaku sedih melihat banyak
9
cabang Rumah Gembira yang kondisinya sangat tidak menggembirakan. Bahkan
karakter gurunya pun perlu diberi tanda tanya besar.
Hal-hal demikian yang dapat merusak identitas Rumah Gembira dimata
anak-anak juga orang tua mereka. Karakter “cheerful” dan “helpful” seakan
luntur dari Rumah Gembira karena kurangnya perhatian pada identitas Rumah
Gembira baik secara verbal maupun visual. Budaya-budaya yang ditanamkan
dari awal pembentukan Rumah Gembira kini mulai berguguran satu persatu.
Apabila tidak diselesaikan, maka lambat laun Rumah Gembira hanya menjadi
kenangan dan hanya menjadi sebuah tempat yang tidak memberikan rasa
gembira pada anak-anak yang datang.
Padahal, anak-anak yang umumnya menyukai banyak aktivitas pun dapat
menghindar dari Rumah Gembira apabila identitas dan karakter Rumah Gembira
hilang dari pandangan mereka. Namun, apabila Rumah Gembira kembali
memperbaharui, memperkuat, dan menyegarkan identitas mereka baik secara
prilaku dan visual, Rumah Gembira akan menjadi tempat yang ditunggu-tunggu
seperti harapan sebermula terbentuknya Rumah Gembira. Kehilangan identitas,
dapat membuat Rumah Gembira seperti kehilangan arah, karena mereka tidak
tahu siapa diri mereka sendiri dan tidak tahu mereka harus melangkah ke arah
yang mana.
Pembaharuan identitas Rumah Gembira sangat diperlukan untuk
memperkuat ciri khas atau karakter Rumah Gembira sehingga apabila anak-anak
melihat Rumah Gembira, mereka bisa melihat juga merasakan karakter, nilai,
dan budaya dari Rumah Gembira.
2.1.6 Target Komunikasi
A. Demografis
Profesi : Anak-anak
Umur : 5-12 tahun
SES : A-C
Gender : Laki-laki dan perempuan
10
B. Geografis
Berdomisili di DKI Jakarta dan sekitarnya.
C. Psikografi
• Aktif
• Suka dengan aktifitas
• Ceria
2.1.7 Partner
Gambar 6 : Logo Kega Warrior
Sumber : Kega Warrior
KEGA Warrior adalah salah satu Sekolah Minggu dibawah naungan
Abbalove Ministries. KEGA terbentuk dari seorang bernama Bill Wilson
(Pepak, 2011) yang memiliki hati terhadap anak-anak. Anak-anak yang ia layani
bukan berasal dari anak-anak yang memiliki keluarga yang baik, yang bisa
menjadi teladan. Namun, anak-anak yang memiliki latar belakang yang hancur
karena narkoba dan sex bebas. Didirikan pada tahun 2006, KEGA merupakan
singkatan dari Ksatria Kerajaan Surga. KEGA membagi pengajaran dalam 3
kelas yaitu, kelas bayi, kelas kecil, dan kelas besar. KEGA juga memiliki
website dengan nama kegawarrior.org yang menyediakan bahan pengajaran,
materi lagu, aktifitas, dan video kurikulum untuk dapat membantu anak-anak
dapat bertumbuh secara rohani.
• Visi
Menjadikan anak sebagai subyek (pelaku) dalam rencana Tuhan untuk
memulihkan keluarga, gereja, bangsa, serta generasinya.
11
• Misi
Menjadi Gereja anak yang mengembangkan kepemimpinan anak sejak
masa mudanya bagi Kerajaaan Allah.
Gambar 7 : Website Kega Warrior
Sumber : Kega Warrior
Adapun kegiatan-kegiatan pada KEGA Warrior, seperti berikut :
• Aktivitas yang berupa permainan atau sulap.
• Karaoke lagu puji-pujian anak-anak.
• Film-film inspirasi.
• Renungan harian anak.
• KEGA box berupa video dari guru KEGA Warrior.
2.1.8 Analisa S.W.O.T Perusahaan
1. Strength
• Memiliki bahan pengajaran sendiri, yaitu Krugem.
• Memiliki 38 cabang sehingga memudahkan dan memperkuat brand
Rumah Gembira.
• Memperhatikan kualitas anak-anak sesuai dengan standart Alkitab
bukan standart manusia.
12
• Karakter care menonjol dengan bahasa isyarat (ASL) yang diajarkan
RG pada anak-anak.
2. Weakness
• Tidak memiliki Buku Standart Manual sehingga membuat Rumah
Gembira tidak terlihat gembira (secara eksterior dan interior).
• Karakter helpful atau care yang tidak terlihat pada identitas visual.
• Misi RG yang terbilang umum, membuat RG kurang menonjol
dibanding Sekolah Minggu lain.
• Aplikasi logo yang sudah terealisasikan pada : Krugem, portfolio
book, seragam, goodie bag, brosur, undangan, komik, youtube,
facebook, dan website, namun tetap tidak memperkuat brand.
• Karakter atau sikap guru RG yang jauh dari gembira.
• Fasilitas RG yang kurang memadai.
• Kurangnya media promosi RG.
• Mengijinkan Krugem (bahan pengajaran) yang menjadi kekuatan
RG, diperjualbelikan pada partner Sekolah Minggu lain.
3. Opportunities
• Dengan aktivitas dalam Krugem yang menjadi kekuatan RG untuk
menggembirakan anak-anak, RG dapat terus diminati anak-anak.
• Dengan standart kebenaran Alkitab, RG dapat menjadi pedoman
yang kuat bagi anak-anak maupun bagi para partner Sekolah
Minggu.
4. Threats
• Kemajuan teknologi yang akan membuat anak-anak lebih memilih
bermain gadget di rumah dibanding datang ke Rumah Gembira.
• Krugem yang di-perjualbelikan pada partner Sekolah Minggu, dapat
menjadi boomerang apabila partner Sekolah Minggu lain dapat
membawakannya dengan lebih baik.
• Perkembangan jaman akan membuat anak-anak lebih tertarik dengan
Sekolah Minggu yang lebih kekinian.
13
2.2 Tinjauan Khusus
Berdasarkan data literatur yang diperoleh dari buku-buku referensi maupun
media online (internet, blog, dan lainnya) maka terkumpullah beberapa teori yang
akan digunakan dalam proyek tugas akhir ini.
2.2.1 Teori Branding
Menurut Buku Alina Wheeler (2003, 4) brand adalah janji, ide besar, dan
harapan yang ada di tiap pikiran konsumen tentang sebuah produk, pelayanan
dan perusahaan. Alina Wheler (2013, 6) juga mengatakan, bahwa sebuah brand
menjadi ideal efektif bila :
• Dapat mencerminkan visi dan misi perusahaan.
• Memiliki arti, tegas, dan mudah dikenali.
• Memiliki perbedaan dan unik dibanding yang lain.
• Identitas mampu bertahan dalam waktu yang lama.
• Memberikan image yang jelas dan konsisten dari sebuah perusahaan.
Branding yang baik dapat diukur dengan dapat atau tidaknya perusahaan
mendorong ikatan emosi dengan target pasar. “Jika Anda bisa merasakan emosi
mereka, brand itu akan hidup, dan akan diingat.”, Carbone (2005).
Brand Identity merupakan ekspresi visual dan verbal dari sebuah brand.
Identitas membantu, mendukung, mengekspresikan, mengkomunikasikan,
menganalisa serta memberi visual pada brand. Identitas mampu membentuk
persepsi sebuah perusahaan dan membedakannya dari competitor. Brand
Identity yang kuat membantu membangun ekuitas brand melalui peningkatan
pemahaman, kesadaran dan loyalitas konsumen yang dapat membantu
kesuksesan perusahaan.
2.2.2 Teori Logo
Menurut David E.Carter, yang dikutip oleh Kurniawan (2008) sebuah logo
adalah identitas suatu perusahaan dalam bentuk visual yang diaplikasikan dalam
berbagai saran fasilitas dan kegiatan perusahaan sebagai bentuk komunikasi
14
visual. Identitas suatu perusahaan merupakan cerminan dari visi, misi suatu
perusahaan yang divisualisasikan.
Kevin Budelmann (2012, 7) mengatakan bahwa logo adalah representasi
grafis dari sebuah brand. Jadi, logo adalah sebuah sebuah gambar yang mewakili
persepsi di benak individu yang mengalami atau berada dalam suatu organisasi.
Menurut Leslie Cabarga (2004, 37), logo itu harus bisa membuat orang
tertarik dan merasa bahwa itu adalah tepat diri mereka, hingga mereka mau
menggunakan produk tersebut. Leslie juga mengingatkan untuk tidak hanya
mengikuti logo yang sudah ada sebelumnya, namun juga harus memberikan
sentuhan kreatif lain yang membuat ia berbeda dengan logo sebelumnya.
Menurut Per Mollerup (1999, 108), logo memiliki banyak jenis. Beberapa
diantaranya yaitu, non figurative marks dan proper name. Non figurative marks
menunjukkan secara langsung mengenai objek. Mereka itu simbol yang
menghubungkan antara objek dengan nilai-nilai yang dimiliki. Sedangkan
proper name pada sebuah logo digunakan sebagai suatu tanggung jawab.
Karena nama pada logo menunjukkan prinsip-prinsip pada brand, mulai dari
pendiri, pemilik, relasi dan sebagainya.
2.2.3 Teori Supergrafis
Supergrafis yang juga merupakan key visual tidak harus langsung
merupakan bagian dari logo dan dalam kondisi tertentu, supergrafis sangat
efektif untuk memperkuat logo. Supergrafis juga berfungsi untuk meningkatkan
pengenalan masyarakat terhadap sebuah brand.
Aspek yang perlu diperhatikan dalam supergrafis, sebagai berikut :
• Harus mudah dan cepat dipahami.
• Harus unik dan jelas.
• Harus dapat digunakan di semua media.
• Harus merepresentasikan perasaan target komunikasi.
15
2.2.4 Teori Warna
Menurut Ellen Booth Church (2003, 5), anak-anak dapat terhipnotis oleh
warna karena paling mudah terlihat. Warna adalah satu sarana pertama untuk
anak-anak preschool membedakan apa yang dilihatnya. Warna dapat digunakan
untuk mengdefinisikan dan mengatur dunianya.
Karakteristik dari warna sebagai berikut :
• Merah memiliki karakter membangkitkan energi, agresif, hangat,
komunikatif, optimis, antusias, dan bersemangat.
• Orange memiliki karakter sosialisasi, percaya diri, membangkitkan
semangat, vitalitas, dan kreativitas.
• Kuning melambangkan kecerahan, membangkitkan energi,
komunikatif, merangsang kemampuan berpikir, cerdas, dan memberi
kesan semangat untuk maju dan toleransi tinggi.
• Biru memberi kesan perasaan yang mendalam. Memberikan perasaan
tenang, dingin, melahirkan kesejukkan, kenyamaan, dan perlindungan.
Biru juga memberikan kelembutan, bijaksana, pengasih dan penyayang.
• Hijau melambangkan elastisitas keinginan, meredakan stress, nyaman,
kealamian, memberikan rasa aman, dan perlindungan.
• Coklat merupakan warna yang netral, natural, hangat, membumi dan
stabil.
• Putih memiliki karakter kesucian, kemurnian, kepolosan, ketentraman,
kenyamanan, dan memudahkan refleksi.
• Ungu memberi kesan spiritual, mistis, anggun, sensual, feminism, dan
antik.
• Abu-abu memberi kesan serius, menciptakan keheningan, dan kesan
luas. Terkesan kaku, dingin, dan tidak komunikatif.
• Hitam memiliki sifat megah, elegan, dramatis, dan misterius.
Sedangkan menurut Hideaki Chijiwa (1987) warna dibagi sesuai
karakteristiknya dalam klasifikasi sebagai berikut :
• Warna Hangat (merah, kuning, coklat, jingga)
dalam lingkaran warna berada dari merah sampai kuning.
16
• Warna Sejuk
dalam lingkaran warna berada dari hijau ke ungu melalui biru.
• Warna Tegas (biru, merah, kuning, putih, hitam)
• Warna Tua Gelap (coklat tua, biru tua, dan sebagainya)
warna-warna tua yang mendekati warna hitam.
• Warna Muda/Terang
warna -warna yang mendekati putih.
• Warna Tenggelam
semua warna yang memiliki campuran warna abu-abu.
Menurut Bride M.Whelan (1994), komunikasi dan pengertian verbal tanpa
perlu menggunakan tulisan dapat dikomunikasikan melalui warna. Warna juga
dapat menarik respon emosional karena dapat mempengaruhi secara psikologis
dalam menciptakan dan mempengaruhi suasana hati. Warna juga merupakan
sebuah media untuk menarik perhatian dan membantu merealisasikan imajinasi
atau bayangan.
2.2.5 Teori Tipografi
Dalam dunia desain komunikasi visual tipografi dikatakan sebagai ‘visual
language’, yang berarti bahasa yang dapat dilihat. Tipografi adalah salah satu
unsur terpenting dalam desain karena dapat menterjemahkan kata-kata yang
terucap ke halaman yang dapat dibaca. Selain itu tipografi juga berperan untuk
mengkomunikasikan ide atau informasi dari halaman tersebut ke pengamat.
Hampir semua hal yang berhubungan dengan desain komunikasi visual
mempunyai unsur tipografi di dalamnya. Kurangnya perhatian pada tipografi
dapat mempengaruhi desain yang indah menjadi kurang atau tidak komunikatif.
Untuk membuat desain yang indah dan berkomunikasi, tipografi tidak
dapat dipisahkan dari elemen desain. Dalam membuat perencanaan suatu karya
desain, keberadaan elemen tipografi sudah harus selalu diperhitungkan karena
dapat mempengaruhi susunan hirarki dan keseimbangan karya desain tersebut.
17
Menurut Alexander Lawson yang dikutip oleh Bartho B.S (2011)
klasifikasi huruf berdasarkan sejarah dan bentuk huruf, seperti berikut :
• Black Letter / Old English / Fraktur
Desain karakter tipo ini berdasarkan huruf dari tulisan tangan yang
popular pada masanya yaitu abad pertengahan di Jerman dan Irlandia.
Ciri dari huruf ini memiliki sirip/kaki/serif yang berbentuk lancip pada
ujungnya. Kesan yang diberikan huruf ini adalah klasik, gelap, berat
dan hitam. Contoh: Old English, Goudy Text, Beckett.
• Humanist / Venetian
Merupakan gaya huruf di Italia yang mempunyai ruang kosong cukup
banyak, hingga tulisan tampak lebih terang dan ringan. Selain itu huruf
Humanist memiliki goresan lembut dan natural. Ciri lainnya, iya
memiliki serif patah, agak melengkung dan terkadang tidak rata. Kesan
yang diberikan huruf ini adalah terang, ringan dan manusiawi. Contoh :
Centaur, ITC Berkeley, Goudy Old Style.
• Old Style / Old Face / Garalde
Karakter dari huruf ini lebih lancip, lebih kontras dan berkesan lebih
ringan, juga menjauhi bentuk-bentuk ukiran. Contoh : Caslon,
Garamond, Palatino.
• Transitional / Reales
Terbentuk berdasarkan perhitungan secara ilmiah dan prinsip-prinsip
matematika dan semakin menjauhi sifat ukiran. Kelompok huruf ini
disebut transitional karena berada diantara Old Style dan Modern. Ciri
huruf ini memiliki serif yang tajam dan lurus. Contoh : Baskerville,
Times New Roman, Century.
• Modern / Didone
Muncul pada akhir abad 17 yang menuju era Modern Age. Ciri dari
huruf ini memiliki serif yang patah dan hamper menghilangkan sifat
ukiran. Contoh : Bodoni, ITC Fenice, Linotype Didot.
• Slab Serif / Egyptian.
Pada awalnya tipe huruf ini dipakai untuk Dispay Text untuk menarik
perhatian pembaca poster iklan atau flier. Ciri huruf ini berkesan berat
18
dan horizontal, mirip dengan gaya seni dan arsitektur Mesir kuno, dan
memili serif yang patah. Contoh : Candida, Clarendon, Lubalin Graph.
• Sans Serif
Huruf ini dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu :
- Grotesque (sans serif yang muncul sebelum abad 20).
- Geometric (bentuk geometris mendekati bentuk-bentuk dasar).
- Humanist (berkesan lebih natural dibanding 2 jenis lain).
Ciri dari Sans Serif adalah tidak memiliki serif. Contoh : Helvetica,
Futura, Gill Sans.
• Script & Cursive
Huruf ini bentuknya didesain menyerupai tulisan tangan. Namun, Script
memiliki huruf-huruf kecilnya yang saling menyambung sedangkan
Cursive tidak. Ciri huruf ini tidak memiliki serif tetapi seringkali
digantikan dengan tambahan pada bagian ujung huruf yang bersifat
dekoratif. Contoh : Brush Script, Bickham Script, Pepita.
• Display / Decorative
Jenis huruf Display sangat dibutuhkan dunia periklanan untuk menarik
perhatian audience. Prioritas jenis huruf ini bukan kemudahan dalam
mengenali atau membedakan masing-masing huruf namun keindahan.
Cirinya adalah memiliki serif yang sangat bervariasi dan bersifat
dekoratif. Contoh : Rosewood, Doodle, Dot 28.
2.2.6 Teori Perkembangan Anak
Menurut Adi W. Gunawan (2011, 35), ada 4 tipe kepribadian manusia,
yaitu:
• Koleris
Sangat dikenal sebagai orang yang keras, tegas, dan sangat menuntut.
Memiliki keyakinan yang kuat dan pantang menyerah juga merupakan
tipe dari koleris. Jiwa pemimpin yang dimilikinya, membuat ia
menonjol dalam suata kelompok.
• Sanguin
Dikenal ramah dan suka berbicara. Sifat suka berbicara inilah yang
membuat ia dapat kenal dan dekat dengan orang baru yang dikenalnya.
19
Bahkan dari pembicaraannya, ia dapat mempengaruhi orang lain untuk
percaya pada setiap ucapannya. Namun, sanguine tipe yang juga mudah
dipengaruhi situasi dan orang lain.
• Phlegmatis
Adalah tipe yang paling menyenangkan untuk dijadikan kawan. Ia
sangat manis, tidak mendesak, dan tidak suka memerintah. Ia menyukai
keramaian asalkan tidak berpusat pada dirinya, sedikit pemalu, namun
ia mempunyai aturan yang baik dalam pergaulan.
• Melankolis
Tipe yang serius dan tertutup, namun cerdas dan sangat kritis dalam
berpikir. Ia sangat berhati-hati dan penuh perhitungan. Ia dapat melihat
sesuatu yang tidak dapat dilihat tipe lain karena ketelitiannya dan
ketajamanannya yang luar biasa.
Menurut Sugiyanto (1991), ada beberapa perkembangan yang dialami
anak-anak, yaitu:
• Perkembangan fisik
Mencakup perkembangan biologis seperti, perkembangan otak, otot,
dan tulang. Anak-anak usia 6-7 tahun berada dalam periode peralihan
dari pertumbuhan cepat masa anak-anak awal ke suatu fase
perkembangan yang lebih lambat. Usia 9 tahun tinggi dan berat badan
anak laki-laki dan perempuan relatif sama. Anak perempuan relatif
lebih pendek dan lebih langsing dari anak laki-laki. Pada usia 10 tahun
baik laki-laki maupun perempuan, tinggi dan berat badannya bertambah
kurang lebih 3,5kg. Setelah usia tersebut, 11-12 tahun, anak-anak
perempuan berkembang lebih cepat disbanding anak laki-laki.
• Perkembangan kognitif
Mencakup perubahan dalam perkembangan pola pikir, yaitu :
- Sensorimotorik (0-2 tahun), bayi lahir dengan sejumlah refleks
bawaan mendorong mengeksplorasi dunianya.
- Praoprasional (2-7 tahun), anak belajar menggunakan dan
merepresentasikan objek dengan gambaran dan kata-kata.Tahap
20
pemikirannya lebih simbolis tetapi tidak melibatkan pemikiran
oprasional dan lebih bersifat egosentris dan intuitif ketimbang logis.
- Oprasional kongkrit (7-11 tahun), penggunaan logika yang memadai.
Pada tahap ini telah memahami operasi logis dengan bantuan benda
kongkrit.
- Oprasional formal (12-15 tahun), anak-anak mampu berpikir secara
abstrak, menalar secara logis, dan menarik kesimpulan dari informasi
yang tersedia.
• Perkembangan psikososial
Menurut J. Havighurst, seperti yang dikutip Sugiyanto (1991), setiap
perkembangan individu harus sejalan dengan perkembangan yang lain
seperti aspek psikis, moral, dan sosial. Menjelang masuk SD, anak pada
dasarnya egosentris yang berpusat pada diri sendiri. Pada usia 7-8
tahun, anak-anak mengalami masa dimana mereka mampu untuk
diberikan suatu tugas. Pada usia 9-10 tahun, mereka mulai menilai diri
mereka sendiri dan membandingkannya dengan orang lain. Pada tahap
ini, anak-anak bertumbuh lebih lanjut, mereka cenderung menggunakan
perbandingan social untuk mengevaluasi dan menilai kemampuan diri
mereka sendiri.
Menurut Maire Messenger Davies (2010, 136) memberitahu bahwa anak-
anak menyukai tokoh utama dalam setiap cerita. Khususnya cerita-cerita
dongeng yang tidak seperti pada kehidupan nyata, berupa makhluk tertentu,
binatang, atau mainan.
Sependapat dengan Maire, Adi W. Gunawan (2011, 94) menyatakan
bahwa anak-anak mempelajari visual dengan cara berimajinasi. Hingga tidak
heran mereka akan lebih menyukai benda-benda atau makhluk-makhluk diluar
akal sehat sebagai tokoh utama dibanding dengan tokoh manusia. Selain itu,
pendekatan melalui visual lebih digunakan dibanding pendekatan melalui kata
atau kalimat.
21
2.2.7 Teori Gestalt
Gestalt adalah sebuah teori psikologi yang menyatakan bahwa seseorang
akan cenderung mengelompokkan apa yang dilihat disekitarnya menjadi satu
kesatuan utuh berdasarkan pola,hubungan, dan kemiripan. Dalam dunia visual,
gestalt digunakan untuk menjelaskan bagaimana persepsi visual bisa terbentuk.
Prinsip-prinsip gestalt yang banyak diterapkan antara lain :
• Proximity
Objek-objek yang berdekatan posisinya akan dikelompokkan sebagai
satu kesatuan.
• Similarity
Objek-objek yang bentuk atau elemennya mirip akan dikelompokkan
menjadi satu kesatuan.
• Closure
Suatu objek akan dianggap utuh walaupun bentuknya tidak tertutup
sepenuhnya.
• Continuity
Objek akan dipersepsikan sebagai suatu kelompok karena adanya
kesinambungan pola.
• Figure Ground
Sebuah objek dapat dilihat dua objek dengan permainan foreground dan
background. Masing-masing dapat diidentifikasikan sebagai objek
tanpa harus membentuknya menjadi solid.
2.2.8 Teori Metafora
Menurut Oliver Classe (2000, 941) secara etimologis, terminologi
metafora dibentuk melalui perpaduan dua kata Yunani. Meta artinya diatas dan
pherein artinya mengalihkan atau memindahkan.Dalam bahasa Yunani modern,
kata metafora juga bermakna transfer. Dengan demikian, metafora adalah
pengalihan citra, makna, atau kualitas sebuah ungkapan kepada suatu ungkapan
lain. Pengalihan tersebut dilakukan dengan cara merujuk suatu konsep kepada
suatu konsep lain untuk mengisyaratkan kesamaan, analogi atau hubungan kedua
konsep tersebut.
22
Menurut Lakoff dan Johnson seperti yang dikutip Siti Aisah (2010),
metafora dibagi menjadi 3 jenis, yaitu :
• Metafora struktural
Sebuah konsep dibentuk secara metaforis dengan menggunakan konsep
yang lain. Metafora structural ini didasarkan pada dua ranah, yaitu
ranah sumber dan ranah sasaran. Metafora struktural berdasar pada
korelasi sistematis dalam pengalaman sehari-hari.
• Metafora orientasional
Berhubungan dengan orientasi ruang, seperti luar-dalam, naik turun,
depan belakang, dan lain-lain. Orientasi ruang ini muncul dari
kenyataan bahwa kita memiliki tubuh dan tubuh berfungsi dalam
lingkungan fisik. Metafora ini lebih didasarkan pada pengalaman fisik
manusia dalam mengatur orientasi arah dalam kehidupan sehari-hari.
• Metafora ontologis
Metafora yang melihat kejadian, aktifitas emosi, dan ide sebagai entitas
dan substansi. Metafora ontologis adalah metafora yang
mengkonseptualisasikan pikiran, pengalaman, dan proses, hal abstrak
lainnya ke sesuatu yang memiliki sifat fisik.