Post on 02-Jan-2016
description
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian
Dewasa ini tumor ovarium menjadi perhatian khusus karena merupakan salah
satu tumor yang banyak diderita oleh wanita. Tumor ovarium adalah neoplasma yang
berasal dari jaringan ovarium. Tumor ovarium dapat bersifat jinak, berpotensi ganas
(borderline),dan ganas sedangkan berdasarkan konsistensinya bisa bersifat solid atau
kistik.1,2
Tumor ovarium kistik adalah suatu neoplasma/benjolan akibat pertumbuhan
abnormal sel-sel ovarium yang memberikan gambar kistik. Tumor ovarium kistik ada
yang berasal dari stroma epitel permukaan (surface epithelial-stromal tumors) dan
germ cell tumors. Tumor jinak, borderline dan tumor ganas pada surface epithelial-
stromal terdiri dari tumor serosum, tumor musinosum, tumor endometrioid, dan
tumor sel jernih (clear cell tumor). Tumor yang berasal dari srtroma epitel permukaan
ini merupakan dapat terjadi sebanyak 60% dari semua tumor ovarium.3 Dari seluruh
kasus tumor ovarium kistik yang berasal dari stroma epitel permukaan angka kejadian
terbanyak adalah tumor serosum sebanyak 40% dengan 60% bersifat jinak, dan 10%
bersifat ganas dan borderline. Tumor serosum biasanya diderita pada wanita di usia
40-50 tahun, dan bilateral dalam 15-20% kasus. Kasus yang terbanyak berikutnya
pada tumor ovarium kistik adalah tumor musinosum. Tumor musinosum dapat
1
2
mencapai sekitar 10-15% dari seluruh surface epithelial-stromal tumors. Tumor ini
biasanya muncul di usia 30-50 tahun, dan dapat berukuran sampai 30 cm. Penelitian
di University Kentucky Medis Center pasien dengan kistadenoma ovarium yang
dirawat di dari tahun 1966-1990 yang diteliti, lima puluh empat kasus berupa tumor
ganas serosum (kistadenokarsinoma serosum) dan 42 kasus berupa tumor
musinosum.4 Di Indonesia sendiri tumor serosum dan tumor musinosum adalah tumor
yang paling banyak di temukan. Hariadi (1970) menemukan frekuensi sebesar 27%
untuk kistadenoma musinosum dan 19,7% untuk tumor serosum, Gunawan (1977)
menemukan 29,9% untuk musinosum dan 20,3% untuk musinosum, Sapardan (1970)
di Jakarta menemukan untuk masing-masing kejadian kistadenoma musinosum dan
serosum sebesar 37,2% dan 15%, dan Djaswadi sendiri menemukan sebanyak 15,1%
tumor musinosum dan 36,1% tumor serosum di Yogyakarta.5,6 Tumor musinosum dan
serosum dapat berukuran sangat besar hingga 20cm, bahkan kistadenokarsinoma
musinosum berdiameter terbesar 50 cm.7
Tumor jinak ovarium paling sering ditemukan pada usia dewasa muda sampai
dewasa pertengahan antara 20-45 tahun, sedangkan tumor ganas ovarium sering
ditemukan pada usia dewasa pertengahan sampai dewasa tua antara usia 45- 65
tahun.8 Tumor ovarium kistik dapat terjadi pada setiap tahap usia mulai dari usia dini
sampai usia lanjut. Tumor ovarium kistik terbanyak pada usia <18 tahun biasanya
bertupa teratoma kistik, usia dewasa muda banyak ditemukan tumor ovarium kistik
yang jinak (kistadenoma), dan untuk tumor ovarium kistik yang bersifat ganas
(kistadenokarsinoma) ditemukan banyak pada usia lebih dari 60 tahun.9
3
Pada tumor ovarium jinak permukaan tumor cenderung licin, unilateral, mudah
digerakkan, dan tanpa pelengketan. Sedangkan tumor ganas permukaannya tidak
licin, bilateral, gerakan terbatas, dan disertai perlengketan. Lokasi yang ditemukan
untuk tiap tingkat keparahan tumor beragam. Untuk tumor serosum lokasi bilateral
ditemukan pada keadaan tumor ganas sebanyak 65%, untuk musinosum lokasi
bilateral ditemukan pada tumor yang berpotensi ganas (borderline) sebesar 10%,
tumor ganas endometrioid dan tumor ganas sel jernih sebesar 40%.8, 10
Sampai sekarang belum ada cara deteksi dini yang sederhana, prosedur standar
masih dengan menggunakan ultrasonografi dan Ca marker. Ca Marker atau penanda
tumor ini mengindikasi perubahan biologik yang memberikan sinyal adanya
malignansi/keganasan dalam organism induk (host). Ca 125 merupakan penanda
tumor yang paling banyak digunakan untuk kanker ovarium. Tetapi penggunaan
ultrasonografi dan Ca marker ini masih memiliki kendala tersendiri pada hasil
interpretasi. Pada pemeriksaan ultrasonografi karakteristik antara keganasan dan
tumor jinak ovarium adalah sama. Tingginya angka false positive yaitu 27% terutama
disebabkan adanya tumpang tindih gambaran ultrasonografi tumor jinak (seperti kista
endometriosis, kistadenoma musinosum ataupun serosum) dengan tumor ovarium
ganas. Pada pemeriksaan dengan menggunakan Ca 125. Peningkatan kadar Ca 125
juga ditemukan pada keganasan lainnya (seperti kanker pankreas, kanker payudara,
dan paru-paru) juga pada kasus fibroid, kehamilan, menstruasi, endometriosis, dan
penyakit hati.8,11,12
4
Di Indonesia, khususnya di RSHS Bandung, sampai saat ini masih jarang
penelitian dan kepustakaan mengenai tumor ovarium kistik. Oleh karna itu, maka
peneliti tertarik untuk meneliti tentang karakteristik tumor ovarium kistik berdasarkan
usia, lokasi, ukuran dan diagnosis histopatologi di Rumah Sakit Dr. Hasan Sadikin
Bandung.
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan hal-hal yang telah diuraikan di atas, maka kami mengidentifikasi
masalah pada penelitian kali ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana karakteristik tumor ovarium kistik dilihat dari usia, ukuran, dan lokasi
di Bagian Patologi Anatomi RSHS bandung periode 2009-2011?
2. Bagaimana diagnosis histopatologi dari tumor ovarium kistik yang diperiksa di
Bagian Patologi Anatomi RSHS?
3. Bagaimana karakteristik usia, lokasi, dan ukuran tumor ovarium kistik
dihubungkan dengan diagnosis histopatologis di Rumah Sakit Hasan Sadikin
Bandung?
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian
1.3.1 Maksud Penelitian
Maksud dari penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran karakteristik
tumor ovarium kistik di bagian Patologi Anatomi RSHS bandung.
5
1.3.2 Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik tumor ovarium kistik
berdasarkan diagnosis histopatologi, usia, lokasi, dan ukuran di Bagian Patologi
Anatomi RSHS Bandung.
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Manfaat untuk Ilmu Pengetahuan
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai gambaran untuk
kemungkinan dalam menegakkan diagnosis sebelum diadakannya
pemeriksaan lebih lanjut.
1.4.2 Manfaat untuk Pelayanan Kesehatan Masyarakat
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menunjukkan angka kejadian
terjadinya tumor ovarium kistik dilihat usia, lokasi dan ukuran yang terbanyak
ditemukan pada saat pemeriksaan.
1.4.3 Manfaat untuk Pengembangan Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai data pembanding dan
pelengkap angka kejadian tumor ovarium kistik untuk penelitian selanjutnya.