Post on 29-Jun-2015
1
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kimia (dari bahasa Farsi dan bahasa Indo-Eropah kimia "seni
transformasi" "alkimia") adalah ilmu yang mempelajari
mengenai komposisi dan sifat zat atau materi dari skala atom
hingga molekul serta perubahan atau transformasi serta
interaksi mereka untuk membentuk materi yang ditemukan
sehari-hari. Kimia juga mempelajari pemahaman sifat dan
interaksi atom individu dengan tujuan untuk menerapkan
pengetahuan tersebut pada tingkat makroskopik. Menurut
kimia modern, sifat fisik materi umumnya ditentukan oleh
struktur pada tingkat atom yang pada gilirannya ditentukan
oleh gaya antaratom.
Kimia sering disebut sebagai "ilmu pusat" karena
menghubungkan berbagai ilmu lain, seperti fisika, ilmu bahan,
nanoteknologi, biologi, farmasi, kedokteran, bioinformatika,
dan geologi [1]. Koneksi ini timbul melalui berbagai subdisiplin
yang memanfaatkan konsep-konsep dari berbagai disiplin
ilmu. Sebagai contoh, kimia fisik melibatkan penerapan
prinsip-prinsip fisika terhadap materi pada tingkat atom dan
molekul.
2
1
BAB 2
PEMBAHASAN
A. Kimia
Kimia berhubungan dengan interaksi materi yang dapat melibatkan
dua zat atau antara materi dan energi, terutama dalam
hubungannya dengan hukum pertama termodinamika. Kimia
tradisional melibatkan interaksi antara zat kimia dalam reaksi kimia,
yang mengubah satu atau lebih zat menjadi satu atau lebih zat lain.
Kadang reaksi ini digerakkan oleh pertimbangan entalpi, seperti
ketika dua zat berentalpi tinggi seperti hidrogen dan oksigen
elemental bereaksi membentuk air, zat dengan entalpi lebih rendah.
Reaksi kimia dapat difasilitasi dengan suatu katalis, yang umumnya
merupakan zat kimia lain yang terlibat dalam media reaksi tapi
tidak dikonsumsi (contohnya adalah asam sulfat yang
mengkatalisasi elektrolisis air) atau fenomena immaterial (seperti
radiasi elektromagnet dalam reaksi fotokimia). Kimia tradisional
juga menangani analisis zat kimia, baik di dalam maupun di luar
suatu reaksi, seperti dalam spektroskopi.
Semua materi normal terdiri dari atom atau komponen-komponen
subatom yang membentuk atom; proton, elektron, dan neutron.
Atom dapat dikombinasikan untuk menghasilkan bentuk materi
yang lebih kompleks seperti ion, molekul, atau kristal. Struktur
dunia yang kita jalani sehari-hari dan sifat materi yang berinteraksi
dengan kita ditentukan oleh sifat zat-zat kimia dan interaksi antar
mereka. Baja lebih keras dari besi karena atom-atomnya terikat
dalam struktur kristal yang lebih kaku. Kayu terbakar atau
mengalami oksidasi cepat karena ia dapat bereaksi secara spontan
dengan oksigen pada suatu reaksi kimia jika berada di atas suatu
suhu tertentu.
Zat cenderung diklasifikasikan berdasarkan energi, fase, atau
komposisi kimianya. Materi dapat digolongkan dalam 4 fase, urutan
dari yang memiliki energi paling rendah adalah padat, cair, gas, dan
3
2
plasma. Dari keempat jenis fase ini, fase plasma hanya dapat
ditemui di luar angkasa yang berupa bintang, karena kebutuhan
energinya yang teramat besar. Zat padat memiliki struktur tetap
pada suhu kamar yang dapat melawan gravitasi atau gaya lemah
lain yang mencoba merubahnya. Zat cair memiliki ikatan yang
terbatas, tanpa struktur, dan akan mengalir bersama gravitasi. Gas
tidak memiliki ikatan dan bertindak sebagai partikel bebas.
Sementara itu, plasma hanya terdiri dari ion-ion yang bergerak
bebas; pasokan energi yang berlebih mencegah ion-ion ini bersatu
menjadi partikel unsur. Satu cara untuk membedakan ketiga fase
pertama adalah dengan volume dan bentuknya: kasarnya, zat padat
memeliki volume dan bentuk yang tetap, zat cair memiliki volume
tetap tapi tanpa bentuk yang tetap, sedangkan gas tidak memiliki
baik volume ataupun bentuk yang tetap.
Air (H2O) berbentuk cairan dalam suhu kamar karena molekul-
molekulnya terikat oleh gaya antarmolekul yang disebut ikatan
Hidrogen. Di sisi lain, hidrogen sulfida (H2S) berbentuk gas pada
suhu kamar dan tekanan standar, karena molekul-molekulnya
terikat dengan interaksi dwikutub (dipole) yang lebih lemah. Ikatan
hidrogen pada air memiliki cukup energi untuk mempertahankan
molekul air untuk tidak terpisah satu sama lain, tapi tidak untuk
mengalir, yang menjadikannya berwujud cairan dalam suhu antara
0 °C sampai 100 °C pada permukaan laut. Menurunkan suhu atau
energi lebih lanjut mengizinkan organisasi bentuk yang lebih erat,
menghasilkan suatu zat padat, dan melepaskan energi. Peningkatan
energi akan mencairkan es walaupun suhu tidak akan berubah
sampai semua es cair. Peningkatan suhu air pada gilirannya akan
menyebabkannya mendidih (lihat panas penguapan) sewaktu
terdapat cukup energi untuk mengatasi gaya tarik antarmolekul dan
selanjutnya memungkinkan molekul untuk bergerak menjauhi satu
sama lain.
Ilmuwan yang mempelajari kimia sering disebut kimiawan. Sebagian
besar kimiawan melakukan spesialisasi dalam satu atau lebih
4
3
subdisiplin. Kimia yang diajarkan pada sekolah menengah sering
disebut "kimia umum" dan ditujukan sebagai pengantar terhadap
banyak konsep-konsep dasar dan untuk memberikan pelajar alat
untuk melanjutkan ke subjek lanjutannya. Banyak konsep yang
dipresentasikan pada tingkat ini sering dianggap tak lengkap dan
tidak akurat secara teknis. Walaupun demikian, hal tersebut
merupakan alat yang luar biasa. Kimiawan secara reguler
menggunakan alat dan penjelasan yang sederhana dan elegan ini
dalam karya mereka, karena terbukti mampu secara akurat
membuat model reaktivitas kimia yang sangat bervariasi.
Ilmu kimia secara sejarah merupakan pengembangan baru, tapi
ilmu ini berakar pada alkimia yang telah dipraktikkan selama
berabad-abad di seluruh dunia.
B. Sejarah
Robert Boyle, perintis kimia modern
dengan menggunakan eksperimen
terkontrol, sebagai kontras dari metode
alkimia terdahulu.
Akar ilmu kimia dapat dilacak hingga
fenomena pembakaran. Api merupakan
kekuatan mistik yang mengubah suatu zat
menjadi zat lain dan karenanya merupakan
perhatian utama umat manusia. Adalah api yang menuntun
manusia pada penemuan besi dan gelas. Setelah emas ditemukan
dan menjadi logam berharga, banyak orang yang tertarik
menemukan metode yang dapat merubah zat lain menjadi emas.
Hal ini menciptakan suatu protosains yang disebut Alkimia. Alkimia
dipraktikkan oleh banyak kebudayaan sepanjang sejarah dan sering
mengandung campuran filsafat, mistisisme, dan protosains.
Alkimiawan menemukan banyak proses kimia yang menuntun pada
pengembangan kimia modern. Seiring berjalannya sejarah,
5
4
alkimiawan-alkimiawan terkemuka (terutama Abu Musa Jabir bin
Hayyan dan Paracelsus) mengembangkan alkimia menjauh dari
filsafat dan mistisisme dan mengembangkan pendekatan yang lebih
sistematik dan ilmiah. Alkimiawan pertama yang dianggap
menerapkan metode ilmiah terhadap alkimia dan membedakan
kimia dan alkimia adalah Robert Boyle (1627–1691). Walaupun
demikian, kimia seperti yang kita ketahui sekarang diciptakan oleh
Antoine Lavoisier dengan hukum kekekalan massanya pada tahun
1783. Penemuan unsur kimia memiliki sejarah yang panjang yang
mencapai puncaknya dengan diciptakannya tabel periodik unsur
kimia oleh Dmitri Mendeleyev pada tahun 1869.
Penghargaan Nobel dalam Kimia yang diciptakan pada tahun 1901
memberikan gambaran bagus mengenai penemuan kimia selama
100 tahun terakhir. Pada bagian awal abad ke-20, sifat subatomik
atom diungkapkan dan ilmu mekanika kuantum mulai menjelaskan
sifat fisik ikatan kimia. Pada pertengahan abad ke-20, kimia telah
berkembang sampai dapat memahami dan memprediksi aspek-
aspek biologi yang melebar ke bidang biokimia.
Industri kimia mewakili suatu aktivitas ekonomi yang penting. Pada
tahun 2004, produsen bahan kimia 50 teratas global memiliki
penjualan mencapai 587 bilyun dolar AS dengan margin keuntungan
8,1% dan pengeluaran riset dan pengembangan 2,1% dari total
penjualan [2].
C. Konsep dasar
6
5
a. Tatanama
Tatanama kimia merujuk pada sistem penamaan senyawa
kimia. Telah dibuat sistem penamaan spesies kimia yang
terdefinisi dengan baik. Senyawa organik diberi nama
menurut sistem tatanama organik. Senyawa anorganik
dinamai menurut sistem tatanama anorganik.
b. Atom
Atom adalah suatu kumpulan materi yang terdiri atas inti
yang bermuatan positif, yang biasanya mengandung proton
dan neutron, dan beberapa elektron di sekitarnya yang
mengimbangi muatan positif inti. Atom juga merupakan
satuan terkecil yang dapat diuraikan dari suatu unsur dan
masih mempertahankan sifatnya, terbentuk dari inti yang
rapat dan bermuatan positif dikelilingi oleh suatu sistem
elektron.
7
6
c. Unsur
Bijih uranium
Unsur adalah sekelompok
atom yang memiliki jumlah
proton yang sama pada
intinya. Jumlah ini disebut
sebagai nomor atom unsur. Sebagai contoh, semua atom
yang memiliki 6 proton pada intinya adalah atom dari unsur
kimia karbon, dan semua atom yang memiliki 92 proton pada
intinya adalah atom unsur uranium.
Tampilan unsur-unsur yang paling pas adalah dalam tabel
periodik, yang mengelompokkan unsur-unsur berdasarkan
kemiripan sifat kimianya. Daftar unsur berdasarkan nama,
lambang, dan nomor atom juga tersedia.
d. Ion
Ion atau spesies bermuatan, atau suatu atom atau molekul
yang kehilangan atau mendapatkan satu atau lebih elektron.
Kation bermuatan positif (misalnya kation natrium Na+) dan
anion bermuatan negatif (misalnya klorida Cl−) dapat
membentuk garam netral (misalnya natrium klorida, NaCl).
Contoh ion poliatom yang tidak terpecah sewaktu reaksi
asam-basa adalah hidroksida (OH−) dan fosfat (PO43−).
e. Senyawa
Senyawa merupakan suatu zat yang dibentuk oleh dua atau
lebih unsur dengan perbandingan tetap yang menentukan
susunannya. sebagai contoh, air merupakan senyawa yang
mengandung hidrogen dan oksigen dengan perbandingan dua
terhadap satu. Senyawa dibentuk dan diuraikan oleh reaksi
kimia.
8
7
f. Molekul
Molekul adalah bagian terkecil dan tidak terpecah dari suatu
senyawa kimia murni yang masih mempertahankan sifat kimia
dan fisik yang unik. Suatu molekul terdiri dari dua atau lebih
atom yang terikat satu sama lain.
g. Zat kimia
Suatu 'zat kimia' dapat berupa suatu unsur, senyawa, atau
campuran senyawa-senyawa, unsur-unsur, atau senyawa dan
unsur. Sebagian besar materi yang kita temukan dalam
kehidupan sehari-hari merupakan suatu bentuk campuran,
misalnya air, aloy, biomassa, dll.
h. Ikatan kimia
Orbital atom dan orbital
molekul elektron
Ikatan kimia
merupakan gaya yang
menahan
berkumpulnya atom-
atom dalam molekul atau kristal. Pada banyak senyawa
sederhana, teori ikatan valensi dan konsep bilangan oksidasi
dapat digunakan untuk menduga struktur molekular dan
susunannya. Serupa dengan ini, teori-teori dari fisika klasik
dapat digunakan untuk menduga banyak dari struktur ionik.
Pada senyawa yang lebih kompleks/rumit, seperti kompleks
logam, teori ikatan valensi tidak dapat digunakan karena
membutuhken pemahaman yang lebih dalam dengan basis
mekanika kuantum.
9
8
i. Wujud zat
Fase adalah kumpulan keadaan sebuah sistem fisik
makroskopis yang relatif serbasama baik itu komposisi
kimianya maupun sifat-sifat fisikanya (misalnya masa jenis,
struktur kristal, indeks refraksi, dan lain sebagainya). Contoh
keadaan fase yang kita kenal adalah padatan, cair, dan gas.
Keadaan fase yang lain yang misalnya plasma, kondensasi
Bose-Einstein, dan kondensasi Fermion. Keadaan fase dari
material magnetik adalah paramagnetik, feromagnetik dan
diamagnetik.
j. Reaksi kimia
Reaksi kimia antara hidrogen klorida dan amonia membentuk
senyawa baru amonium klorida Reaksi kimia adalah
transformasi/perubahan dalam struktur molekul. Reaksi ini
bisa menghasilkan penggabungan molekul membentuk
molekul yang lebih besar, pembelahan molekul menjadi dua
atau lebih molekul yang lebih kecil, atau penataulangan atom-
atom dalam molekul. Reaksi kimia selalu melibatkan
terbentuk atau terputusnya ikatan kimia.
D. Unsur kimia
Tabel periodik unsur kimia
10
9
Unsur kimia, atau hanya disebut unsur, adalah zat kimia yang
tak dapat dibagi lagi menjadi zat yang lebih kecil, atau tak
dapat diubah menjadi zat kimia lain dengan menggunakan
metode kimia biasa. Partikel terkecil dari unsur adalah atom.
Sebuah atom terdiri atas inti atom (nukleus) dan dikelilingi
oleh elektron. Inti atom terdiri atas sejumlah proton dan
neutron. Hingga saat ini diketahui terdapat kurang lebih 117
unsur di dunia.
E. Etimologi Nama Unsur-Unsur Kimia
Hidrogen, H (Yunani: hydor = air; genes = pembentuk}
Helium, He (Yunani: helios = matahari)
Litium , Li (Yunani: lithos = batu)
Berilium, Be (Latin: beryl = manis)
Boron, B (Arab: buraq = jernih)
Karbon, C (Latin: carbo = batubara)
Nitrogen, N (Yunani: nitron = basa; genes = pembentuk)
Oksigen, O (Yunani: oxys = asam; genes = pembentuk)
Fluor, F (Latin: fluere = mengalir)
Neon, Ne (Yunani: neos = baru)
Natrium, Na (Latin: natri = basa)
Magnesium, Mg (Magnesia, daerah di Yunani)
Aluminium, Al (Latin: alum = pahit)
Silikon, Si (Latin: silex = batu api)
Fosfor, P (Yunani: phosphoros = pembawa cahaya)
Belerang, S (Latin: sulphur = belerang)
Klor, Cl (Yunani: chloros = hijau)
Argon, Ar (Yunani: argos = malas)
Kalium, K (Arab: qali = abu)
Kalsium, Ca (Latin: calx = kapur)
Skandium, Sc (Skandinavia)
11
10
Titanium, Ti (Yunani: titan = besar tubuh, raksasa)
Vanadium, V (Vanadis, dewi cinta Skandinavia)
Krom, Cr (Yunani: chroma = warna)
Mangan, Mn (Latin: magnes = bermagnet)
Besi, Fe (Latin: ferrum = besi)
Kobal, Co (Jerman: kobold = ruh jahat)
Nikel, Ni (Jerman: kupfernickel = tembaga palsu)
Tembaga, Cu (Yunani: Kypros = Siprus)
Seng, Zn (Jerman: zink = seng)
Galium, Ga (Latin: Gallia = Perancis)
Germanium, Ge (Latin: Germania = Jerman)
Arsen, As (Arab: az-zirnikh = kuning emas)
Selenium, Se (Yunani: selene = bulan)
Brom, Br (Yunani: bromos = pesing)
Kripton, Kr (Yunani: kryptos = tersembunyi)
Rubidium, Rb (Latin: rubidus = merah)
Strontium, Sr (Strontian, daerah di Skotlandia)
Itrium, Y (Ytterby, daerah di Swedia)
Zirkonium, Zr (Arab: zarqun = kemilau)
Niobium, Nb (Niobe, dewi Yunani)
Molibdenium, Mo (Yunani: molybdos = timbal)
Teknesium, Tc (Yunani: technetos = buatan)
Rutenium, Ru (Latin: Ruthenia = Rusia)
Rodium, Rh (Yunani: rhodos = merah jambu)
Paladium, Pd (Asteroid Pallas)
Perak, Ag (Latin: argentum = perak)
Kadmium, Cd (Kadmos, raja Thebe di Yunani)
Indium, In (Latin: indicum = nila)
Timah, Sn (Latin: stannum = timah)
Antimon, Sb (Yunani: stibi = cincin)
Telurium, Te (Latin: tellus = tanah)
Iodium, I (Yunani: iodes = ungu)
Xenon, Xe (Yunani: xenos = asing)
Sesium, Cs (Latin: caesius = biru)
Barium, Ba (Yunani: baros = berat)
12
11
Lantanum, La (Yunani: lanthanein = tercecer)
Serium, Ce (Asteroid Ceres)
Praseodimium, Pr (Yunani: praseos = hijau tua; dymos =
kembar)
Neodimium, Nd (Yunani: neos = baru; dymos = kembar)
Prometium, Pm (Prometheos, tokoh mitos Yunani)
Samarium, Sm (Kolonel Samarski, ahli tambang Rusia)
Eropium, Eu (Benua Eropa)
Gadolinium, Gd (Johan Gadolin, 1760-1852, orang Finlandia)
Terbium, Tb (Ytterby, daerah di Swedia)
Disprosium, Dy (Yunani: dysprositos = sukar didapat)
Holmium, Ho (Latin: Holmia = Stockholm)
Erbium, Er (Ytterby, daerah di Swedia)
Tulium, Tm (Yunani: Thule = Swedia)
Iterbium, Yb (Ytterby, daerah di Swedia)
Lutetium, Lu (Latin: Lutetia = Paris)
Hafnium, Hf (Latin: Hafnia = Kopenhagen)
Tantalum, Ta (Tantalus, dewa Yunani)
Wolfram, W (Jerman: wolfram = batu berat)
Renium, Re (Latin: Rhenus = Sungai Rhine)
Osmium, Os (Yunani: osme = bau)
Iridium, Ir (Latin: iris = pelangi)
Platina, Pt (Spanyol: platina = perak kecil)
Emas, Au (Latin: aurora = fajar)
Raksa, Hg (Yunani: hydrargyre = air perak)
Talium, Tl (Yunani: thallos = hijau muda)
Timbal, Pb (Latin: plumbum = timbal)
Bismut, Bi (Arab: bismuth = cerah)
Polonium, Po (Latin: Polonia = Polandia)
Astatin, At (Yunani: astatos = tidak tetap)
Radon, Rn (Latin: radius = sinar)
Fransium, Fr (Perancis)
Radium, Ra (Latin: radius = sinar)
Aktinium, Ac (Yunani: aktis = sinar)
Torium, Th (Thor, dewa Skandinavia)
13
12
Protaktinium, Pa (Yunani: pertama menjadi aktinium)
Uranium, U (Planet Uranus)
Neptunium, Np (Planet Neptunus)
Plutonium, Pu (Planet Pluto)
Amerisium, Am (Benua Amerika)
Kurium, Cm (Marie Sklodowska Curie, 1867-1934)
Berkelium, Bk (Berkeley di Amerika Serikat)
Kalifornium, Cf (California di Amerika Serikat)
Einsteinium, Es (Albert Einstein, 1879-1955)
Fermium, Fm (Enrico Fermi, 1901-1954)
Mendelevium, Md (Dmitri Ivanovich Mendeleyef, 1834-1907)
Nobelium, No (Alfred Bernhard Nobel, 1833-1896)
Lawrensium, Lr (Ernest Orlando Lawrence, 1901-1958)
Ruterfordium, Rf (Ernest Rutherford, 1871-1937)
Dubnium, Db (Dubna di Rusia)
Seaborgium, Sg (Glenn Theodore Seaborg, 1912-1999)
Bohrium, Bh (Niels Henry David Bohr, 1885-1962)
Hassium, Hs (Hasse di Jerman)
Meitnerium, Mt (Lise Meitner, 1878-1968)
Darmstadtium, Ds (Darmstadt di Jerman)
F. Gambaran umum
Hal yang membedakan unsur satu dengan lainnya adalah "jumlah
proton" dan jumah elektron suatu unsur atau ikatan dalam inti atom
tersebut. Misalnya, seluruh atom karbon memiliki proton sebanyak 6
buah, sedangkan atom oksigen memiliki proton sebanyak 8 buah.
Jumlah proton pada sebuah atom dikenal dengan istilah nomor atom
(dilambangkan dengan Z).
Namun demikian, atom-atom pada unsur yang sama tersebut dapat
memiliki jumlah netron yang berbeda; hal ini dikenal dengan
sebutan isotop. Massa atom sebuah unsur (dilambangkan dengan
"A") adalah massa rata-rata atom suatu unsur pada alam. Karena
massa elektron sangatlah kecil, dan massa neutron hampir sama
dengan massa proton, maka massa atom biasanya dinyatakan
14
13
dengan jumlah proton dan neutron pada inti atom, pada isotop yang
memiliki kelimpahan terbanyak di alam. Ukuran massa atom adalah
satuan massa atom (smu). Beberapa isotop bersifat radioaktif, dan
mengalami penguraian (peluruhan) terhadap radiasi partikel alfa
atau beta.
Unsur paling ringan adalah hidrogen dan helium. Hidrogen
dipercaya sebagai unsur yang ada pertama kali di jagad raya
setelah terjadinya Big Bang. Seluruh unsur-unsur berat secara alami
terbentuk (baik secara alami ataupun buatan) melalui berbagai
metode nukleosintesis. Hingga tahun 2005, dikenal 118 unsur yang
diketahui, 93 unsur diantaranya terdapat di alam, dan 23 unsur
merupakan unsur buatan. Unsur buatan pertama kali diduga adalah
teknetium pada tahun 1937. Seluruh unsur buatan merupakan
radioaktif dengan waktu paruh yang pendek, sehingga atom-atom
tersebut yang terbentuk secara alami sepertinya telah terurai.
Daftar unsur dapat dinyatakan berdasarkan nama, simbol, atau
nomor atom. Dalam tabel periodik, disajikan pula pengelompokan
unsur-unsur yang memiliki sifat-sifat kimia yang sama.
a) Tata nama
Penamaan unsur telah jauh sebelum adanya teori atom suatu
zat, meski pada waktu itu belum diketahui mana yang
merupakan unsur, dan mana yang merupakan senyawa.
Ketika teori atom berkembang, nama-nama unsur yang telah
digunakan pada masa lampau tetap dipakai. Misalnya, unsur
"cuprum" dalam Bahasa Inggris dikenal dengan copper, dan
dalam Bahasa Indonesia dikenal dengan istilah tembaga.
Contoh lain, dalam Bahasa Jerman "Wasserstoff" berarti
"hidrogen", dan "Sauerstoff" berarti "oksigen".
Nama resmi dari unsur kimia ditentukan oleh organisasi
IUPAC. Menurut IUPAC, nama unsur tidak diawali dengan huruf
kapital, kecuali berada di awal kalimat. Dalam paruh akhir
15
14
abad ke-20, banyak laboratorium mampu menciptakan unsur
baru yang memiliki tingkat peluruhan cukup tinggi untuk
dijual atau disimpan. Nama-nama unsur baru ini ditetapkan
pula oleh IUPAC, dan umumnya mengadopsi nama yang dipilih
oleh penemu unsur tersebut. Hal ini dapat menimbulkan
kontroversi grup riset mana yang asli menemukan unsur
tersebut, dan penundaan penamaan unsur dalam waktu yang
lama (lihat kontroversi penamaan unsur).
b) Lambang kimia
Sebelum kimia menjadi bidang ilmu, ahli alkemi telah
menentukan simbol-simbol baik untuk logam maupun
senyawa umum lainnya. Mereka menggunakan singkatan
dalam diagram atau prosedur; dan tanpa konsep mengenai
suatu atom bergabung untuk membentuk molekul. Dengan
perkembangan teori zat, John Dalton memperkenalkan simbol-
simbol yang lebih sederhana, didasarkan oleh lingkaran, yang
digunakan untuk menggambarkan molekul.
Sistem yang saat ini digunakan diperkenalkan oleh Berzelius.
Dalam sistem tipografi tersebut, simbol kimia yang digunakan
adalah singkatan dari nama Latin (karena waktu itu Bahasa
Latin merupakan bahasa sains); misalnya Fe adalah simbol
untuk unsur ferrum (besi), Cu adalah simbol untuk unsur
Cuprum (tembaga), Hg adalah simbol untuk unsur
hydrargyrum (raksa), dan sebagainya.
Simbol kimia digunakan secara internasional, meski nama-
nama unsur diterjemahkan antarbahasa. Huruf pertama
simbol kimia ditulis dalam huruf kapital, sedangkan huruf
selanjutnya (jika ada) ditulis dalam huruf kecil.
16
15
c) Simbol non-unsur
Non unsur, khususnya dalam kimia organik dan
organometalik, seringkali menggunakan simbol yang
terinspirasi oleh simbol-simbol unsur kimia. Berikut adalah
contohnya:
Cy - sikloheksil; Ph - fenil; Bz - benzoil; Bn - benzil; Cp -
Siklopentadiena; Pr - propil; Me - metil; Et - etil; Tf - triflat; Ts -
tosil; Hb - hemoglobin.
d) Kelimpahan
UnsurPpm (w/w)
Hidrogen 739,000Helium 240,000Oksigen 10,400Karbon 4,600Neon 1,340Besi 1,090Nitrogen 960Silikon 650Magnesium
580
Sulfur 440Kalium 210Nikel 100
G. Memahami Ilmu Kimia,
Untuk memahami ilmu kimia, maka perlu diketahui asal kata Kimia
(inggris: chemistry) yang berasal dari bahasa Mesir Keme yang
berarti bumi adalah ilmu yang mempelajari tentang komposisi,
stuktur, dan sifat materi, beserta segala perubahan yang menyertai
terjadinya reaksi kimia.
Jangkauan kimia tidak hanya mempelajari materi nonhayati tapi
juga materi hayati serta proses kimia yang terjadi dalam makhluk
hidup itu sendiri baik yang ada di bumi dan luar angkasa.
17
16
Ilmu kimia juga sering disebut sebagai Sentral Ilmu Pengetahuan.
Sebab, ia dipakai, diterapkan, dan dibutuhkan untuk mendukung
ilmu pengetahuan yang lain.
Banyak sekali bidang-bidang ilmu yang lain terikat dengan ilmu ini,
seperti bidang kedokteran, biologi, fisika, lingkungan, forensik,
astronomi, farmasi, ilmu bahan, komputer, dan sebagainya.
Dalam bidang forensic, digunakan sebagai aplikasi test DNA, bidang
farmasi dipergunakan cara sintesis kimia organik, di bidang
kedokteran bisa menjelaskan proses metabolisme obat oleh enzim.
Dan, proses metabolisme makanan dapat dipelajari di cabang ilmu
kimia yaitu biokimia. Analisis komposisi bintang dan benda angkasa
yang lain sangat diperlukan oleh bidang astronomi.
RANGKUMAN
1. Ilmu Kimia ialah ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang materi meliputi susunan, struktur, sifat dan perubahan materi, serta energi yang menyertainya.
2. Materi adalah segala sesuatu yang menempati ruang dan mempunyai massa.
3. Perubahan yang terjadi pada materi yaitu perubahan fisika dan perubahan kimia.
4. Perubahan fisika yaitu perubahan yang tidak menghasilkan materi baru, yang berubah bentuk dan wujud materi, sedangkan perubahan kimia yaitu perubahan yang menghasilkan materi baru.
5. Materi dapat diklasifikasikan menjadi dua bagian yaitu zat tunggal dan campuran.
6. Zat tunggal dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu unsur dan senyawa.
7. Unsur zat yang tidak dapat diuraikan menjadi zat lain yang lebih sederhana.
8. Senyawa didefinisikan sebagai zat yang dibentuk dari berbagai jenis unsur yang saling terikat secara kimia dan memiliki komposisi yang tetap.
9. Di alam terdapat dua macam senyawa yaitu senyawa organik dan senyawa anorganik.
18
17
BAB 3
PENUTUP
A. Kesimpulan
Ilmu Kimia telah menghantarkan produk-produk baru yang
sangat bermanfaat untuk memenuhi kebutuhan hidup
manusia. Dalam kehidupan sehari-hari banyak produk yang
telah kita pergunakan seperti, sabun, deterjen, pasta gigi dan
kosmetik. Penggunaan polimer pengganti untuk kebutuhan
industri dan peralatan rumah tangga dari penggunaan bahan
baku logam telah beralih menjadi bahan baku plastik polivynil
clorida (PVC). Kebutuhan makanan juga menjadi bagian yang
banyak dikembangkan dari kemasan, makanan olahan sampai
dengan pengawetan.
Luasnya area ilmu kimia, sehingga keterkaitan antara satu
bidang ilmu dengan bidang ilmu lainnya menjadi sangat erat.
Peran ilmu kimia untuk membantu pengembangan ilmu
lainnya seperti pada bidang geologi, sifat-sifat kimia dari
berbagai material bumi dan teknik analisisnya telah
mempermudah geolog dalam mempelajari kandungan
material bumi; logam maupun minyak bumi.
19
18
Pada bidang pertanian, analis kimia mampu memberikan
informasi tentang kandungan tanah yang terkait dengan
kesuburan tanah, dengan data tersebut para petani dapat
menetapkan tumbuhan/tanaman yang tepat. Kekurangan zat-
zat yang dibutuhkan tanaman dapat dipenuhi dengan pupuk
buatan, demikian pula dengan serangan hama dan penyakit
dapat menggunakan pestisida dan Insektisida. Dalam bidang
kesehatan, ilmu kimia cukup memberikan kontribusi, dengan
diketemukannya jalur perombakan makanan seperti
karbohidrat, protein dan lipid. Hal ini mempermudah para ahli
bidang kesehatan untuk mendiagnosa berbagai penyakit.
Interaksi kimia dalam tubuh manusia dalam sistem
pencernaan, pernafasan, sirkulasi, ekskresi, gerak, reproduksi,
hormon dan sistem saraf, juga telah mengantarkan penemuan
dalam bidang farmasi khususnya penemuan obat-obatan
DAFTAR PUSTAKA
http://www.google.co.id/
http://id.wikipedia.org/wiki/Kimia
http://chemistry161.blogspot.com/2008/04/etimologi-
nama-unsur-unsur-kimia.html
http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia-
kesehatan/ruang-lingkup-ilmu-kimia/peran-ilmu-kimia-
dan-rangkuman/
http://www.anneahira.com/ilmu/ilmu-kimia.htm