Artikel karya-ilmiah

Post on 09-Aug-2015

35 views 3 download

Transcript of Artikel karya-ilmiah

ABSTRAK

Penelitian ini bertolak dari pernyataan diatas. Sebagai implementasi maka

dilakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Permasalahan dalam penelitian ini

adalah “Bagaimana penerapan pendekatan problem solving dapat meningkatkan

aktivitas dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPS di kelas IV SD” sedangkan

tujuannya adalah untuk meningkatkan minat, aktivitas dan hasil belajar siswa dalam

pembelajaran IPS di Sekolah Dasar.

Metode penelitian yang dikembangkan dengan menggunakan PTK, adapun teknik

pengumpulan data penelitian dilakukan dengan menggunakan pedoman observasi,

catatan lapangan, lembar wawancara, lembar evaluasi (LKS). Data yang diperoleh

dianalisis dan direfleksi dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif. Prosedur

penelitian dilakukan sebanyak 3 siklus yang didalamnya dilakukan tindakan

pembelajaran.

Problem solving bukanlah suatu hal yang asing karena memecahkan suatu masalah

adalah suatu aktivitas dasar bagi manusia. Pendidikanpun pada hakekatnya adalah suatu

proses terus menerus yang ada pada manusia untuk menanggulangi masalah-masalah

dalam hidupnya. Oleh karena itu peserta didik sebagai salah satu komponen dalam

pendidikan harus selalu dilatih dan dibiasakan berfikir mandiri untuk memecahkan

masalah.

Kesimpulan dari penelitian ini adalah pendekatan problem solving ternyata

mampu membangkitkan aktivitas, kreatifitas serta semangat siswa dalam belajar

IPS. Siswa menjadi terbiasa berpikir kritis dalam menganalisis sebuah permasalahan,

membiasakan diri menghadapi dan memecahkan masalah serta dapat

mengembangkan rasa percaya diri. Selain itu prestasi belajar siswa mengalami

peningkatan yang cukup signifikan. Hal ini terlihat dari hasil nilai evaluasi pada

setiap siklusnya. Nilai rata-rata siswa pada siklus I memperoleh nilai 7,72, siklus II

rata-rata nilai siswa 8,09 dan pada siklus III rata- rata nilai siswa 8,31. Hal ini

menunjukkan bahwa pemahaman siswa cukup merata dengan tingkat pencapaian

yang tergolong cukup berhasil.

Rekomendasi dari penelitian ini adalah guru hendaknya mengembangkan

metode problem solving dalam rangka meningkatkan aktivitas dan hasil belajar

siswa serta membiasakan siswa sejak dini dalam memecahkan masalah.

Kata Kunci : Problem solving, metode,aktifitas,pendekatan,rekomendasi

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang

Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 berfungsi mengembangkan

kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bansa yang bermartabat

dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan

potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada

Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri,

dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Untk

mengemban fungsi tersebut pemerintah menyelenggarakan suatu sistem

pendidikan nasional sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang Nomor 20

Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Pendidikan nasional harus mampu menjamin pemerataan kesempatan

pendidikan, peningkatan mutu dan relevansi serta efisiensi manajemen

pendidikan. Pemerataan kesempatan pendidikan diwujudkan dalam program

wajib belajar 9 tahun. Peningkatan mutu pendidikan diarahkan untuk

meningkatkan kualitas manusia Indonesia seutuhnya melalui olahhati, olahpikir,

olahrasa dan olahraga agar memiliki daya saing dlam menghadapi tantangan

global. Peningkatan relevansi pendidikan dimaksudkan untuk menghasilkan

lulusan yang sesuai dengan tuntutan kebutuhan berbasis potensi sumber daya alam

Indonesia. Peningkatan efisensi manajemen pendidikan dilakukan melalui

penerapan manajemen berbasis sekolah dan pembaharuan pengelolaan pendidikan

secara terencana, terarah, dan berkesinambungan.

Pembelajaran IPS yang dilaksanakan di SD khusus kelas IV selama ini

masih berlangsung secara tradisional, yaitu meletakkan guru sebagai pusat belajar

siswa (teacher centered). Guru lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran

sebagai pemberi pengetahuan bagi sisw

sehingga siswa kurang memahami konsep IPS yang dipelajarinya akibatnya

tingkat berpikir dan hasil belajar siswa rendah.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang siswa tersebut di atas, maka permasalahan

dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana penerapan pendekatan problem solving dalam pembelajaran tentang

Mata Pencaharian Penduduk?

2. Bagaimana respon siswa terhadap penerapan pendekatan problem solving

dalam pembelajaran tentang Mata Pencaharian Penduduk?

3. Bagaimana peningkatan hasil belajar siswa dengan menerapkan pendekatan

problem solving dalam pembelajaran Mata Pencaharian Penduduk?

4. Apakah dengan problem solving dapat meningkatkan keterampilan berpikir

kreatif siswa?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah :

a. Untuk mengetahui penerapan pendekatan problem solving dalam

pembelajaran tentang Mata Pencaharian Penduduk.

b. Untuk mengetahui respon siswa terhadap penerapan pendekatan problem

solving dalam pembelajaran tentang Mata Pencaharian Penduduk.

c. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa dengan menerapkan

pendekatan problem solving dalam pembelajaran Mata Pencaharian Penduduk.

2. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat kepada berbagai

pihak diantaranya :

a. Siswa-siswi kelas IV SD dapat menumbuhkan minat dan motivasi untuk

mempelajari IPS serta memupuk kreatifitas dan penuh inisiatif dalam

mempelajari IPS.

b. Guru-guru yang mengajar di SD Kelas IV dapat menerapkan pendekatan

problem solving agar pembelajaran IPS dapat dipahami oleh siswa.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

1. Strategi Pembelajaran

Strategi pembelajaran merupakan keputusan guru tentang upaya-upaya untuk

mencapai tujuan pembelajaran dan cara-cara memprosesnya dengan terencana dan

bertujuan. Di dalamnya tercakup upaya guru untuk mengatur penggunaan

keterampilan-keterampilan mengajar.

Banyak sekali variasi yang dapat dipergunakan oleh guru. Berdasarkan pada

tingkah laku murid, Sudjana & Rivai Ahmad. (1991:36) membedakan 4 kelompok

strategi pembelajaran, yaitu :

1) Strategi untuk mendorong penguasaan isi dan keterampilan pengajaran,

misalnya : latihan dan praktek, ceramah, pameran dan demontrasi.

2) Strategi untuk mendorong berpikir produktif, misalnya : belajar penemuan

dan belajar kreatif.

3) Strategi untuk menyusun kegiatan-kegiatan, antara lain prosedur

membuka dan menutup pelajaran, pembentukan unit kerja untuk

kegiatan-kegiatan kelompok.

4) Strategi untuk mendorong murid belajar sendiri atau belajar mandiri,

misalnya : pengajaran individual, diskusi kelompok, tugas dan resitasi.

Keputusan tentang strategi pembelajaran yang akan dipilih, tergantung

pada tujuan pembelajaran khusus (TPK), karakteristik murid, dan jenis gaya

mengajar yang paling cocok bagi guru yang bersangkutan

2. Pendekatan Pembelajaran

Kegiatan belajar dalam proses belajar mengajar sebenarnya bukan masalah

baru dalam dunia pendidikan, setidak-tidaknya sebagai konsep walau

masih belum sepenuhnya terwujud dalam pelaksanaan kegiatan belajar

mengajar.

Pendekatan adalah cara umum dalam melihat dan bersikap terhadap suatu

masalah kearah pemecahannya atau sudut pandang yang digunakan orang

dalam memecahkan suatu masalah. Semua pendekatan mempunyai kelebihan dan

kekurangannya disarankan bervariasi / kombinasi berbagai pendekatan. Menurut

Bruner (Dalam Sudjana, 1990:140) berpendapat pembelajaran dapat

dianggap sebagai (a) hakekat seseorang sebagai pengenal, (b) hakekat dari

pengetahuan dan (c) hakekat dari proses mendapatkan pengetahuan.

Sebagai mahluk yang paling mulia diantara mahluk-mahluk lain memiliki

dua kekuatan yakni akal pikirannya dan kemampuan berbahasa. Dengan dua

kemampuan tersebut maka manusia dapat mengembangkan kemampuan yang ada

padanya. Dorongan dan hasrat ingin mengenal dan mengetahui dunia dan

lingkungan alamnya menyebabkan manusia mempunyai kebudayaan-

kebudayaan dalam bentuk konsepsi, gagasan, pengetahuan maupun karya-

karyanya. Kemampuan yang ada dalam dirinya mendorongnya untuk

mengekspresikan apa yang telah dimilikinya. Sebagai seorang guru, kemampuan

untuk merancang sekaligus menerapkan pembelajaran dalam proses belajar

mengajar sekaligus menerapkan pembelajaran dalam proses belajar mengajar

dengan menggunakan berbagai pendekatan sangat penting untuk dikuasai.

BAB III

METODE PENELITIAN

Penelitian yang dilakukan yaitu penelitian tindakan kelas yang difokuskan pada

situasi yang berlangsung di dalam kelas yang sering disebut dengan classroom action

research. Dalam penelitian tindakan kelas ini guru dapat meneliti sendiri terhadap

praktek pembelajaran yang dilakukan di kelas, guru juga dapat melakukan penelitian

terhadap siswa dilihat dari aspek interaksinya dalam proses pembelajaran, melalui

tindakan-tindakan yang direncanakan, dilaksanakan, dan dievaluasi agar guru

memperoleh umpan balik yang sistematis tentang apa yang telah dilakukannya dalam

proses belajar mengajar. Hal ini sesuai dengan pernyataan Suyanto dalam bukunya

Pedoman Pelaksanaan Penelitian Tindakan kelas (1997 : 6) bahwa karakteristik

penelitian tindakan kelas yaitu adanya tindakan-tindakan tertentu untuk memperbaiki

proses belajar mengajar di kelas.

Tujuan penelitian tindakan kelas adalah untuk meningkatkan dan

memperbaiki kegiatan belajar mengajar di sekolah. Penelitian tindakan kelas

dapat menjadi salah satu sarana untuk meningkatkan efisiensi pengelolaan

pendidikan karena dalam penelitian tindakan kelas selalu dicari alternatif baru

agar proses pembelajaran dapat terselenggara secara efektif dan efisien

Penelitian tindakan kelas dapat menjembatani kesenjangan antara teori dan

praktek pendidikan, sehingga dengan PTK guru dapat mengadaptasi teori yang ada

untuk kepentingan proses dan atau produk pembelajaran yang lebih efektif, optimal dan

fungsional.

Dengan demikian, jelaslah bahwa penelitian tindakan kelas ditujukan

untuk mengatasi kesulitan-kesulitan dalam praktek pendidikan di lapangan,

khususnya dalam suatu praktek pembelajaran yang dilaksanakan guru di suatu kelas

tertentu.

Desain Penelitian

Desain penelitian yang dilakukan oleh peneliti yaitu model siklus. Model siklus

yang digunakan yaitu model menurut Kemis dan Mc.Taggart (Suyanto dalam

bukunya Pedoman Pelaksanaan Penelitian Tindakan kelas, 1997 : 16) yaitu terdiri dari

empat komponen yaitu :

a. Rencana yaitu rencana tindakan apa yang akan dilakukan untuk memperbaiki,

meningkatkan atau perubahan perilaku dan sikap sebagai solusi.

b. Tindakan yaitu apa yang dilakukan oleh guru atau peneliti sebagai upaya perbaikan,

peningkatan atau perubahan yang diinginkan.

c. Observasi yaitu mengamati atas hasil atau dampak dari tindakan yang dilaksanakan

atau dikenakan terhadap siswa.

d. Refleksi yaitu peneliti mengkaji, melihat dan mempertimbangkan atas hasil atau

dampak dari tindakan dari pelbagai kriteria. Berdasarhan hasil refleksi ini, peneliti

bersama-sama guru dapat melakukan revisi perbaikan terhadap rencana awal.

Desain penelitian dapat dikemukakan dalam gambar sebagai berikut :

a. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Perencanaan tindakan yaitu menyusun rencana tindakan dan penelitian

tindakan yang akan dilaksanakan dalam pembelajaran IPS untuk mencapai tujuan

penelitian. Perencanaan tersebut yaitu dengan membuat rencana pembelajaran yang

menggunakan pendekatan problem solving sebaik mungkin dan dapat dilaksanakan

secara efektif dalam berbagai situasi lapangan. Pada tahap ini juga peneliti

mempersiapkan beberapa instrumen penelitian yaitu LKS, lembar observasi, lembar

wawancara, dan catatan lapangan dan tes hasil belajar yang digunakan selama

melaksanakan tindakan.

b. Tahap Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan tindakan dilakukan berdasarkan rencana tindakan yang telah

dibuat. Pelaksanaan tindakan ini dilakukan oleh guru sendiri sebagai peneliti, tetapi

dalam proses observasi guru dibantu oleh teman sejawat dengan menggunakan

beberapa alat instrument penelitian yaitu LKS, lembar observasi, lembar wawancara,

dan catatan lapangan serta tes hasil belajar siswa.

Pelaksanaan penelitian ini didasarkan pada kenyataan bahwa siswa kelas IV

sebelumnya kurang dapat memahami dalam penguasaan materi kependudukan.

Untuk itulah peneliti melaksanakan penelitian tindakan kelas dalam rangka

memperbaiki pembelajaran sebagaimana yang dikemukakan oleh Suyanto

(Kasbolah dalam buku penelitian tindakan kelas 1998:32) bahwa tujuan penelitian

tindakan kelas yaitu meningngkatkan dan/atau memperbaiki praktik pembelajaran di

sekolah.

Pelaksanaan penelitian ini terdiri dari tiga siklus, setiap siklus disajikan dalam

satu tindakan dengan urutan sajian materi tentang kependudukan, dan latihan soal yang

menekankan pada aktivitas siswa, pemahaman konsep, dan hasil belajar.

c. Tahap Observasi

Kegiatan penelitian tindakan kelas ini yaitu menggunakan observasi

langsung. Observasi merupakan kegiatan mengamati atas hasil atau dampak dari

tindakan atau

dikenakan terhadap siswa. Kegiatan observasi ini dilakukan dengan sengaja untuk

menghasilkan adanya peningkatan dalam praktik pendidikan dan pengajaran dalam

kondisi kelas tertentu.

Dalam kegiatan observasi ini peneliti menggunakan tekhnik pengamatan

partisipatif artinya pengamatan dilakukan oleh orang yang terlibat secara

aktif dalam proses pelaksanaan tindakan. Dalam hal ini yaitu dilakukan oleh guru

dan didampingi oleh observer. Tekhnik pengamatan partisipatif ini dengan

menggunakan lembar observasi dan catatan lapangan.

d.Tahap Refleksi

Tahap refleksi merupakan kegiatan analisis-sintesis, interpretasi, dan eksplanasi

atau penjelasan terhadap semua informasi yang diperoleh dari pelaksanaan tindakan.

Refleksi ini merupakan bagian yang amat penting, sebab pada tahapan ini data yang

telah terkumpul dalam kegiatan observasi harus secepatnya dianalisis, diinterpretasikan

atau diberi makna sehingga dapat mengetahui sejauhmana hasil yang diperoleh dari

tindakan pembelajaran yang kita laksanakan, apakah materi bisa dilanjutkan atau perlu

diadakan perbaikan.

Dalam tahap refleksi ini, peneliti mengadakan diskusi dengan observer tentang

hasil tindakan pada akhir tindakan. Diskusi ini dilaksanakan berdasarkan hasil

pencatatan observasi langsung secara cermat terhadap pelaksanaan tindakan, hasilnya

kemudian direfleksi. Apabila hasil refleksi yang diperoleh disepakati, selanjutnya hasil

refleksi tersebut dijadikan acuan untuk pembelajaran pada tindakan selanjutnya.

Subjek Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SDN 2 Saruni Kabupaten

Pandeglang. Yang menjadi subjek penelitian yaitu siswa kelas IV yang berjumlah 22

orang, 10 siswa laki- laki dan 12 siswa perempuan.

Pemilihan sekolah tempat penelitian ditetapkan dengan pertimbangan

sebagai berikut :

1. Lokasi sekolah adalah tempat bekerja peneliti, yaitu sebagai guru kelas yang

mengajar di kelas IV. Hal ini untuk mempermudah peneliti dalam mengumpulkan

data yang dikumpulkan.

2. Masih banyak permasalahan yang dihadapi peneliti dalam pelaksanaan

pembelajaran

IPS khususnya materi kependudukan di Indonesia.

Instrumen Penelitian

Untuk memperoleh data yang benar, diperlukan instrumen yang tepat sehingga

masalah yang diteliti akan terefleksi dengan baik. Instrument penelitian yang

digunakan untuk mengumpulkan data, antara lain :

a. Observasi

Menurut Kasbolah dalam bukunya penelitian tindakan kelas (1999:94),

observasi adalah semua kegiatan yang ditujukan untuk mengenali, merekam, dan

mendokumentasikan setiap indikator dari proses dan hasil yang dicapai

(perubahan yang terjadi) baik yang ditimbulkan oleh tindakan terencana maupun

akibat sampingannya.

Fungsi dari observasi adalah untuk mengetahui kesesuaian pelaksanaan

tindakan dengan rencana tindakan yang disusun sebelumnya dan untuk mengetahui

seberapa jauh pelaksanaan tindakan yang sedang berlangsung dapat diharapkan akan

menghasilkan perubahan yang diinginkan.

Observasi bila dilihat dari segi pelaksanaannya dibagi menjadi dua yaitu

observasi non-partisipatif dan observasi partisipatif. Dalam pelaksanaan penelitian ini,

peneliti menggunakan observasi partisipatif yaitu jenis observasi yang pengamatnya

terlibat pada sebagian atau seluruh kegiatan yang diamati.

b. Wawancara

Menurut Molleong dalam buku Metodologi Penelitian Kualitatif (1996:180)

wawancara adalah bentuk komunikasi antara dua orang, melibatkan seseorang yang

ingin memperoleh informasi dari seseorang lainnya dengan mengajukan pertanyaan-

pertanyaan, berdasarkan tujuan tertentu. Wawancara digunakan untuk menggali dan

mengumpulkan data yang hanya dapat diungkapkan secara lisan dan tepat

dengan kata-kata seperti ide, pendapat, pemikiran, wawasan dari orang yang

diamati.

c. Catatan Lapangan

Menurut Suyanto (1997:7), catatan lapangan sangat cocok digunakan

untuk mencatat data kualitatif, kasus istimewa, atau untuk melukiskan suatu proses.

Catatan lapangan merupakan catatan teknis tentang apa yang didengar, dilihat,

dialami dan dipikirkan dalam rangka pengumpulan data dan refleksi terhadap data

dalam penelitian kualitatif.

d. Lembar Kerja Siswa

Lembar kerja siswa ini berisi tentang beberapa kegiatan siswa yang berupa

tugas, latihan atau permasalahan yang harus dipecahkan oleh setiap kelompok

tentang konsep yang akan dipelajari. LKS ini bertujuan untuk melihat hasil kerja siswa

secara berkelompok untuk mengaplikasaikan konsep-konsep yang telah dikuasainya.

BAB IV

KESIMPULAN

Berdasarkan atas keseluruhan analisis beserta pembahasan hasil penelitian yang telah

diuraikan sebelumnya. Peneliti mencoba merumuskan kesimpulan sebagai berikut :

1. Pembelajaran IPS dalam topik sumber daya alam tentang pertanian dengan

menggunakan pendekatan problem solving yaitu dengan memahami

masalah, merencanakan pemecahan masalah, menyelesaikan serta memeriksa

kembali ternyata mampu membangkitkan antusias, aktivitas, kreatifitas serta

semangat siswa dalam belajar IPS. Hal itu memberikan sebuah

rangsangan untuk berpikir kritis dan menganalisis terhadap sebuah

permasalahan. Selain itu juga dapat meningkatkan pemahaman materi

pelajaran, menggali pengetahuan baru dengan sendirinya, membantu

mentransfer pengetahuan siswa ke dalam masalah yang terjadi dunia nyata,

mengembangkan rasa tanggung jawab, membiasakan diri menghadapi dan

memecahkan masalah serta dapat mengembangkan rasa percaya diri.

2. Penerapan problem solving dalam pembelajaran IPS khususnya dalam materi

tentang sumber daya alam tentang pertanian mendapatkan kesan dan respon

yang cukup baik. Hal ini terlihat dari antusias dan

semangatnya dalam mengikuti setiap tahap pembelajaran model problem

solving. Dalam sesi tanya jawab dan diskusi kelompok siswa cukup aktif dan

merata baik itu dari siswa yang pintar, sedang maupun kurang. Hasil positif

lainnya adalah siswa menjadi terlatih dalam menemukan suatu masalah, berfikir

kreatif dalam segala situasi atas inisiatifnya sendiri sehingga belajar lebih

bermakna.

Saran

Setelah melaksanakan penelitian tindakan kelas, serta berdasarkan hasil

observasi dan analisis kekurangan dan kelebihan pelaksanaan pembelajaran IPS di

SD, dan untuk perbaikan-perbaikan serta meningkatkan kualitas hasil

pembelajaran IPS, peneliti menyarankan :

Guru hendaknya membekali dirinya dengan berbagai keterampilan baik itu

keterampilan mengelola kelas, keterampilan membuka pelajaran, keterampilan

menggunakan berbagai macam metode dan keterampilan di dalam

memberdayakan alat peraga. Dan Guru hendaknya tidak terpaku hanya

kepada metode ceramah saja dalam pembelajaran IPS, walaupun praktis

namun metode ceramah kurang menggali aktivitas dan kreatifitas siswa.

DAFTAR PUSTAKA

Chepy. (1986) Strategi Ilmu Pengetahuan Sosial. Surabaya : Karya Anda

Depdiknas (2002). Kurikulum Berbasi Kompetensi. Jakarta.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (1995/1996). Metodik Khusus

Pengajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di Sekolah Dasar, Jakarta :

Depdikbud.

Departemen Pendidikan Nasional. (2006). Kurikulum 2006. Jakarta: Media

Makmur Maju Mandiri.

Herry Sukirman. (2003). Dasar-dasar Didaktik dan Penerapannya

dalam

Pembelajaran. Bandung : Departemen Pendidikan Nasional.