Post on 06-Jul-2018
8/16/2019 Antologi Puisi Parepare Menulis
http://slidepdf.com/reader/full/antologi-puisi-parepare-menulis 1/123
8/16/2019 Antologi Puisi Parepare Menulis
http://slidepdf.com/reader/full/antologi-puisi-parepare-menulis 2/123
Penulis Antologi Puisi
Arianonaka
Ariyana Sawitri Ariyanti M. Said Arfan Arafah
Asti Pratiwi Ato’ Rachmat Saleh
Daisy Wu
Dirja Wiharja
Etika Maria
Fitri Ramadhani
Fadjriani Ramadhan
Hegel Avicena
Ibrah La Iman
Ilo. Id
Nurul Fadhilah M .Nur Rahmah Safarina Hamzah
Relia Minerva
Muh Ridha Salam
Syahrani Said
R Wima Ariesta Natakoesoemah
8/16/2019 Antologi Puisi Parepare Menulis
http://slidepdf.com/reader/full/antologi-puisi-parepare-menulis 3/123
8/16/2019 Antologi Puisi Parepare Menulis
http://slidepdf.com/reader/full/antologi-puisi-parepare-menulis 4/123
Belajar Memecah Kenangan Arianonaka
Aku tak pernah mengenali diriku sendiri
Yang aku tahu hanya tunduk dan patuh pada angin, kemanapun ia
membawa ragaku pergi
Melewati petak-petak sawah dan sungai setengah mengering
Melewati genangan air yang dipeluk mesra rintik-rintik
Pada akhirnya aku tak akan tahu siapa diriku
Mengepul, bergulung dan termakan udara sunyi, hanya sebatas ituTanpa tahu dari siapa aku lahir dan pada siapa aku mencinta
Termasuk merajut harapan bersamamu
Aku punya impian, sepersekian jam bisa duduk di sampingmu
menyaksikan pucatnya rembulan
Saling menatap, membagi tawa lalu diam dan kaku karena malu
Aku ingin sekali merasakan itu,
walau aku tak tahu bagaimana caranya Atau, maukah kau mengajariku?
Hingga di detik-detik hilangnya aku
Setidaknya kita punya kenangan
yang bisa dilipat menyerupai pesawat kertas
Lalu kita terbangkan bersama, membiarkan kenangan pecah di udara
Satu per satu terpisah-pisah hingga kita saling melupa
Bilik Imajinasi, 12 Februari 2015
8/16/2019 Antologi Puisi Parepare Menulis
http://slidepdf.com/reader/full/antologi-puisi-parepare-menulis 5/123
Cemburu Arianonaka
Kusangka mawar akan terus tumbuh dengan cantiknya
Cih! Ini hanya bunga yang mengundang seribu tanda tanya
Tentang aku yang terlukai oleh durinya
Darah mengalir, tanda tanya pun semakin bergulir
Pada kelopak mawar kuletakkan kekaguman
Pada durinya kutancapkan harapan
Namun ia menguliti perasaan
Dari suka cita menjadi duka cita
Ketika aku sedang cemburu,
aku bagai ilalang yang mendamba setetes hujan
Hati dikuliti oleh prasangka-prasangka amukan
Dan lisanmu berbisa, racuni kepercayaan
Hingga aku lupa cara memaafkanmu, rupawan
Ketika aku sedang cemburu,
aku bagai lautan yang ditinggalkan ombak
Sendiri mengarungi perasaan yang seolah tertancap tombak
Lalu menenggelamkan segala yang mendatangkan onak
Cemburu ini kian berkecamuk, enggan berdamai walau sejenak
Bilik Imajinasi, 13 Februari 2015
8/16/2019 Antologi Puisi Parepare Menulis
http://slidepdf.com/reader/full/antologi-puisi-parepare-menulis 6/123
Lagu Hati Untuk Nabi Saya Arianonaka
Saya menghapus teja yang menghambur di angkasa, untuk lukiskan
gelisah-gelisah sebab tiada telacakmu yang dapat diikuti.
Saya bungkam mulut gerimis yang berlagu sendu, untuk lantunkan
syahadat rindu sebab hati kemarau dirajam risau.
Saya padamkan cahaya matahari yang menggerayangi tubuh bumi,
sebab hanya kilau akhlakmu hijaukan hati kami.
Saya sembunyikan pelangi di balik awan-awan, untuk ukir namamudi langit yang menaungi jelata tak tahu arah.
Yaa Nabi Salam Alaika… Ya Rosul Salam Alaika…
Yaa Habib Salam Alaika… Sholawatulloh Alaikaa..
Lelagu ini untukmu, Baginda, yang saya lantunkan dalam setiap asa
yang membumbung ke angkasa.
Lelagu ini kekata hati yang saya resapi
dari sabda-sabdamu yang indah.Saya menangis dalam tilawah, sebab merindu merdu suaramu
Bilik Imajinasi, 15 Juli 2014
8/16/2019 Antologi Puisi Parepare Menulis
http://slidepdf.com/reader/full/antologi-puisi-parepare-menulis 7/123
Pagi Di Parepare Arianonaka
Lihat! Beberapa menit lagi obor ‘kan terbit dari timur
Cahayanya sedikit-sedikit bersembulan dari balik dedaunan
Aku tak sabar lagi menanti terang
agar bisa melihat wajahmu sepenuhnya
Lalu kita sama-sama berlarian
di Lapangan Andi Makkasau yang hijau
Lihat!
Obor pertama kita hari ini sedang tersenyum
Sinarnya terang menyapu gedung, pohon, dan juga wajahmu
Juga membuat peluhku berkelap-kelip
dan tetesnya meresap pada tanah
Aku harap itu ‘kan menumbuhkan cinta
Mari kita sejenak duduk selonjoran di pinggir Mattirotasi
Melihat ombak-ombak kecil yang baru belajar menari
Sambil saling menyuap bubur ayam dan kacang kenariLalu kembali mengernyitkan mata
berusaha melihat terang obor kita pagi ini
Hangat sekali, kan, Daeng?
Pagi ini kita tak harus kemana-mana, di sini saja
Bersamaku dan obor yang selalu kita damba setiap pagi
Jika kelak kau ke Jawa atau SumateraIngatlah satu hal tentang Parepare
Bahwa obor di sini sama hangatnya dengan di tempat lain
Parepare, 29 Desember 2014
8/16/2019 Antologi Puisi Parepare Menulis
http://slidepdf.com/reader/full/antologi-puisi-parepare-menulis 8/123
Perihal Kasih Sayang Arianonaka
Suatu sore di Pantai Mattirotasi ,
aku teringat pada wanita dengan wajah teduh berparas cantik
walau tanpa disentuh hiasan
sebab, kasih sayang yang berdebar di dadanya
telah menumbuhkan sekuntum bunga hiasan berwujud senyuman
Dalam catatan Tuhan,
dia ditakdirkan untuk menjadi ibuku
Namanya wangi, sewangi tumis pare yang pahitnya menggetarkan lidah
Namun membuatku menagih sepiring lagi hingga sirna gelisah
Aku berangan duduk bersamanya pada lengkungan bulan sabit
melihat ayah sedang mencari-cari kami di bawah
atau melihat pohon di halaman kami tumbuh subur
Konon katanya, pohon itu ditanam oleh ibu dan ayah atas nama cinta
Seperti merawat seorang anak perempuan yang beranjak remaja
Aku tak tahu banyak teori tentang kasih sayang
sebab aku tak pernah mengenyam materi itu di bangku kuliah
tapi ayah dan ibu mempraktekkannya di rumah
pada saat pakaianku tak cocok warnanya
pada saat makananku tak sesuai selera
Aku ingin sekali mengintip
bagaimana Tuhan mencatat setiap takdir manusia
melihatNya mengutus dua malaikat menjelma orangtuamenanggalkan sayapnya menjadi sepasang tangan
yang senantiasa mengeringkan sungai di pipiku
membelai lembut rambutku, memoles gincu di bibirku
dan merangkul tubuhku
hingga mendengar aliran sungai surga di dadanya
Tuhan, aku ingin bertanya perihal kasih sayang
Berapa harga sebuah kasih sayang?
Parepare, 28 Januari 2015
8/16/2019 Antologi Puisi Parepare Menulis
http://slidepdf.com/reader/full/antologi-puisi-parepare-menulis 9/123
Tak Lagi Sama
Ajari Aku Bertayammum
Dialah Adam
Harapan Kosong
Dusta yang Indah
Ariyana Sawitri lahir di Teppo,
28 Februari 1992. Alamat rumah di Jl. Jend. Ahmad Yani KM.6, Kota Parepare.HP. 852 4222 5802
8/16/2019 Antologi Puisi Parepare Menulis
http://slidepdf.com/reader/full/antologi-puisi-parepare-menulis 10/123
Tak Lagi Sama Ariyana Sawitri
Ketika malam tak lagi memancarkan sinarnya
Ketika siang tak lagi menerangi dunia
Ketika tanah tak lagi berlumpur
Ketika langit tak lagi mendung
Akankah kita masih saling menatap
Akankah kita masih saling menyapa
Akankah kita masih saling tersenyum
Akankah kita masih saling tertawa
Riuh kota yang tak berarti apa-apa
Alunan lagu terasa datar
Makanan mewah terasa hambar
Tidurpun terasa di atas bantalan balok
Kini semua tak lagi sama
Hati ini menyimpan seribu rahasiaMulut manisku berkata dirimu
Namun hati kecilku memikirkan dirinya
Hatiku tak lagi sama
Virus anjing telah mengggerogoti otakku
Merasuki setiap urat syarafku
Mengaliri setiap tetes darahku
Seekor anjing pun lebih pintar dariku
Mereka tidak lupa jalan menuju rumahnya
Tapi saya lupa dengan asalku
Lupa dengan siapa aku melangkah
Bulukumba, 21 Desember 2014
8/16/2019 Antologi Puisi Parepare Menulis
http://slidepdf.com/reader/full/antologi-puisi-parepare-menulis 11/123
Ajari Aku Bertayammum Ariyana Sawitri
Khilafku...
Dosaku...
Adalah satu paket tak terpisahkan
Siang hari ku sibuk mengolok-olok sesamaku
Malam hari ku sibuk dengan permainanku
Hingga tak sedikitpun waktuku tersisa
Untuk mengingatNya
Masihkah ada celah di surgaMu?
Masih pantaskah aku mengharap ridhoMu?
Diriku yang berkawan dosa
Diriku yang hina dan rentah
Sepenggal tubuhku kaku
Ku terbaring lemah di atas tikar usang ini
Ku rasakan hidup bagai benaluKu bernafas tapi tak hidup
Sebelum ajalku tiba
Izinkan aku memelukNya
Ajari aku bertayammum
Bulukumba, 21 Desember 2014
8/16/2019 Antologi Puisi Parepare Menulis
http://slidepdf.com/reader/full/antologi-puisi-parepare-menulis 12/123
Dialah Adam Ariyana Sawitri
Terdengar sahutan ayam jantan
Panggilan alam kian menggema
Nalurinya terbangun dari kegelapan
Bersegera menyongsong cakrawala
Aku datang wahai matahari
Akan ku taklukkan bara apimu
Tak peduli kau meledekku dengan sinarmu
Kaki ini tetap tegak mengikutimu
Siapakah dia?
Dialah adam masa kini
Siapakah dia?
Dialah tombak kehidupan kami
Dan ku haramkan kaki ini melangkah
Bila tanganku tak menggenggam rupiahDan tak peduli tubuhku mengeluarkan mata air
Telah ku jihadkan hidupku untuk mereka
Adakah ia seribu tahun lagi?
Tentu tidak
Adakah aku dalam dirinya?
Kurasa tidak
Beribu riuh air mata luka yang engkau terima
Hingga waktumu akan tiba
Dan masih saja engkau bertaruh untuk kami
Kami tak pantas untukmu Adam
Namun,
Aku masih menyimpan darahmu
Parepare, 28 Agustus 2014
8/16/2019 Antologi Puisi Parepare Menulis
http://slidepdf.com/reader/full/antologi-puisi-parepare-menulis 13/123
Harapan Kosong Ariyana Sawitri
Nafasku sesak mengingat wajahnya
Batinku pedih mengenang senyumnya
Otakku lumpuh memikirkan rayuannya
Lidahku keluh menyebut namanya
Amarah dan dengki meliputi jiwaku
Air mata terurai membalut pipiku
Namun kerinduan akan dirinya kian memuncak
Oh.. Tuhan
Perasaan apakah ini?
Mencintainya adalah siksaan
Membencinya adalah bunuh diri
Aku telah menciptakan malapetaka
Jatuh hati pada orang yang tak seharusnya ku cintai
Ku harus berperang melawan hatiku sendiriHingga rasa itu telah kosong
Parepare, 14 Februari 2015
8/16/2019 Antologi Puisi Parepare Menulis
http://slidepdf.com/reader/full/antologi-puisi-parepare-menulis 14/123
Dusta yang Indah Ariyana Sawitri
Aku akan hidup seribu tahun lagi
Aku telah menemukan jati diriku
Semua karena cinta baru ku
Cinta yang akan mengembalikan ronaku
Dunia telah mengirimkanku malaikat yang nyata
Takkan ku sia-siakan sisa waktu ku
Aku bahagia dalam dekapannya
Aku bagai terlahir dari rahim yang baru
Aku adalah pendusta yang hebat
Bisa tertawa di atas dunia keji ini
Ku temukan keindahan dunia pada dirinya
Ku tak peduli lagi dengan mereka yang pernah menikamku
Parepare, 15 Februari 2015
8/16/2019 Antologi Puisi Parepare Menulis
http://slidepdf.com/reader/full/antologi-puisi-parepare-menulis 15/123
Aku dan Kamu Sajak Tentang Rindu
Ketika Februari Datang Menyapa
Kesetiaan Rasa
Iriku pada Kisah Sang Langit
Ariyanti M. Said , lebih kerap
di sapa Ririi, seorang mahasiswi keguruantingkat akhir yang tengah menyelesaikanpendidikan di UNM. Lahir di Amparita,18 Juni 1992. Daydreamer yang sukamenulis, paling suka baca novel, dan punyamimpi untuk tinggal di Praha meskipun saat
ini masih menikmati bermukim di Parepare.FB: Ariyanti M. Said, IG: @ririraya Email:ariyantimsaid@gmail.com,
8/16/2019 Antologi Puisi Parepare Menulis
http://slidepdf.com/reader/full/antologi-puisi-parepare-menulis 16/123
Aku dan Kamu Ariyanti M. Said
Derai rintik hujan menemani anganku mengembara
Menjadi pengiring langkahku menyusuri kenangan tentangmu
Mengingatkanku betapa aku merindukanmu
Kenangan demi kenangan kuurai dalam lamunan
Berharap tiap imaji yang terbentuk menemani sepi sendiriku
Mengikis kerinduan yang membuncah akanmu
Puzzle demi puzzle kususun apik
Berharap di ujung senja yang terbentuk adalah wajahmu
Tersenyum penuh cinta
Menatap satu arah
Diriku
Ya, ini aku
Menanti kamu dalam lamunan
Meski kutahu yang kunanti hanya mimpi
Meski kutahu kau takkan pernah datang
8/16/2019 Antologi Puisi Parepare Menulis
http://slidepdf.com/reader/full/antologi-puisi-parepare-menulis 17/123
Sajak Tentang Rindu Ariyanti M. Said
Kutitip tanya pada sang malam Adakah kita memandang langit yang samaMenatap mesra pada kerlip bintang serupa
Ataukah terpesona pada pendar cahaya bulan yang menggila
Kutitip sajak pada sang malamTentang cinta yang merinduTentang rindu yang menggilaTentang kegilaan atas rasaTentangku dan kamu
Kerlip bintang menjadi ganti atas kilau mata yang tak lagi bisa kutatap mesraDesau angin menjadi ganti atas raga yang tak lagi bisa kurabaDingin malam seolah menahbiskan kesenduan hati yang menggila
Aku merinduSajak ini tentang rinduTentang rindu yang senduMenggebu atas kamuKamu yang kurindu
Maka kutitip sajak ini pada sang malam Agar angin mengantarkannya pada sang pecintaMembuat ia mengerti bahwa rindu adalah bagian rasa yang takterpisahSang pecinta yang kini bertahta atas hati yang lainPemilik rasa serupa untuk raga yang berbeda
Kutitip sajak ini pada sang bintangBerharap kerlipnya menyiratkan kenangan yang pernah terukirdalam waktu dan ruang
Agar sang pecinta tak pernah lupa dan selalu terkenang
Kutitip sajak ini pada sang bulan yang merona Agar pesonanya mengantar rasa pada yang dinyanaMengingatkan sang pecinta ini bukan kisah durjana
Aku merinduSajak ini tentang rinduTentang rindu yang senduMenggebu atas kamu
Kamu yang kurindu
8/16/2019 Antologi Puisi Parepare Menulis
http://slidepdf.com/reader/full/antologi-puisi-parepare-menulis 18/123
Ketika Februari Datang Menyapa Ariyanti M. Said
Ketika Februari datang menyapa,
Mengingatkanku akan bayang semu dirimu
Yang setiap saat terpatri lekat dibenakku
Ketika Februari datang menyapa,
Menghadirkan kenangan masa lalu
Mengingatkanku akan rasa yang masih tertambat di dermaga hatimu
Ketika Februari datang menyapa,
Membuatku mengakui rindu yang membuncah untukmu
Bersama bayang semumu yang terukir tajam di palung hati
Ketika Februari datang menyapa,
Saat yang lain bercumbu dalam kemesraan rasa
Aku masih di sini setia menantimu Kembali
8/16/2019 Antologi Puisi Parepare Menulis
http://slidepdf.com/reader/full/antologi-puisi-parepare-menulis 19/123
Kesetiaan Rasa Ariyanti M. Said
Aku terlena olehmu, Bayangmu jadi candu bagiku,Untukku kaulah hidup dan matiku,
Klise memang.
Dalam diam aku menata rasa ini untukmuLelap dunia membuatku mampu menguntai rasaKegelapan membantuku merajut cinta
Kau rasa, Kau kasih, Kau sayang, Kau cinta
Kau… Aku… Selamanya terukir di hatiTerendap disetiap sudut imaji
Meski bagimu aku hanya setitik“ pungguk merindukan bulan”, itu kata mereka.
Walau hatimu tak pernah tulus menyambut rasakuSemua kuterima
Demi rasa yang kusemai di awal musimDemi kasih yang kupupuk dengan ketulusan dan keikhlasanDemi cinta yang akan kutuai di ujung pelangi
Demi kamu,Masa depan terindah yang selalu mewarnai mimpikuTerendap dalam asa yang membuncah tak terkendali
Walau tak pernah terapresiasi
Hatiku tersenyumMasa menuntunku ke ambang kedewasaanMengenalkan ketulusan yang lalu mengajariku tentang menekan ego
Untuk selalu bersikap terbukaMenerimamu sebagai sosok tercinta tanpa cela
Walau kadang merana, sosokmu akan diterima hati apa adanya Just the way you are, istilahnya
Seburuk apapun lakumuSelegam apapun kulitmu
Atau sebusuk apapun hatimuRasa ini akan menerimamu apa adanya
Andaipun suatu saat kau kembali melepehkuRasa ini akan selalu mencari celah untuk kembali
8/16/2019 Antologi Puisi Parepare Menulis
http://slidepdf.com/reader/full/antologi-puisi-parepare-menulis 20/123
Iriku pada Kisah Sang Langit Ariyanti M. Said
Matahari mengulum senyumMenawarkan sinarnya di tengah awan yang bergelayut manjaBerharap sang hujan tak mengurai rintikMembawa bahagia bagi yang dicinta
Angin berhembus merduMelantunkan melodi mesra bagi sang pujanggaMerangkai nada dalam jalinan harmoni mempesonaMelahirkan romantisme bagi sang pecintadi tengah temaramnya suasana
Awanpun berarak menjauhSeakan paham pada pertanda yang tergambarMemberi ruang bagi sang surya untuk bercumbuMenikmati hari bersama alunan melodi angin
yang kian melodramatis
Ketika senja datang dan sang bulan bersiap pada orbitnya
Mentari pamit dan meninggalkan tahtanyaSemburat jingga diujung hariMenjadi awal sinar digelapnya langit malam
Di sini aku berdiriMenikmati perputaran hariMemandang iri pada cumbu mesra sang mentari pada sang anginMenatap sendu pada kebesaran hati sang awanTerlarut dalam kisah cinta penuh intrik
Aku berdiriSendiri… Menatap sinar rembulan di atas sanaTakjub akan gemerlap sinar sang rembulandi tengah suramnya malamMenanti kisah yang akan terjadi selanjutnya.
8/16/2019 Antologi Puisi Parepare Menulis
http://slidepdf.com/reader/full/antologi-puisi-parepare-menulis 21/123
Pernyataan Rindu
Sebelum Kau Kenal
Entah Siapa
Cinta Pelepas Identitas
Cinta Akan Pena
Arfan Arafah, pria bernama Arfan
Putra lahir dan besar di Kab. Sidrap,semenjak antologi puisi ini ditulis umur 23tahun. Nama pena Arfan Arafah, temukansaya di facebook dengan akun Arfan Putradan di twitter @jangkaret
8/16/2019 Antologi Puisi Parepare Menulis
http://slidepdf.com/reader/full/antologi-puisi-parepare-menulis 22/123
Pernyataan Rindu Arfan Arafah
Besar rinduku padamu pemilik hatiku
Berbulan sudah ombak kerinduanku
Tak surut menepi pasir
Kering bagai gurun gersang
Malam, menjadi waktu ku berkeluh kesah
Memeluk erat angan jiwamu yg buram
Inginku memberontak menembus sangkar Apa daya sayap dan paruhku patah
Engkau ketenangan jiwaku
Penyembuh atom atom kerinduanku
Datanglah secepat kuda
Dan pulanglah selambat kura-kura tua
8/16/2019 Antologi Puisi Parepare Menulis
http://slidepdf.com/reader/full/antologi-puisi-parepare-menulis 23/123
Sebelum Kau Kenal Arfan Arafah
Aku tak sepanas api
Tapi aku bisa menghangatkan
Warnaku bukan emas
Namun aku bisa dipuja
Setiap kali mereka merasa terhangatkan
Aku berubah jadi dingin
Mencekam, membekuDan tiba-tiba pecah
Setiap kali mereka merasa terpuja
Aku hilang entah kemana
Tak berbekas, tak berjejak
Dan tiba-tiba hening
Jangan sebut aku cintaJika mengharap lebih dariku
Karena jika aku terus berpura-pura
Kamu akan hanyut dalam permainanku
8/16/2019 Antologi Puisi Parepare Menulis
http://slidepdf.com/reader/full/antologi-puisi-parepare-menulis 24/123
Entah Siapa Arfan Arafah
Cinta,
Bagaimana harus kulukis cinta buatmu ?
Aku tak mampu merangkai bait terindah
Tuk melukis cinta dihatiku
Buat sang bidadariku
Aku ragu, seperti berada dipersimpangan
Aku kehilangan kompas Aku telah kehilangan arah
Tapi taukah kau bidadariku
Aku tak getir, aku tak takut
Kau tau kenapa !!!
Karena cintamu yang kelak akan menuntunku
Hingga tujuan akhirku
Meski saat ini kau tak tau membedakan
Antara citna dan nafsu duniawi belaka
Tapi suatu saat nanti kekuatan cintaku
Akan menuntunmu pada kebenaran cinta
8/16/2019 Antologi Puisi Parepare Menulis
http://slidepdf.com/reader/full/antologi-puisi-parepare-menulis 25/123
Cinta Pelepas Identitas Arfan Arafah
Cinta itu penuh muslihatSeringkali menggelisahkan dan membabi butaBetul kata pujanggaCinta itu godaan maha dahsyat
Kala cinta itu telah menghasutMeski kau anak raja
Yg lebih memilih mengabdi pada cintaDari keyakinan akan adatnya
Tak ada jalan lainKecuali melepaskan diri dari identitasnyaJika cinta untuk dipilihMaka adatnya untuk disetiai.
8/16/2019 Antologi Puisi Parepare Menulis
http://slidepdf.com/reader/full/antologi-puisi-parepare-menulis 26/123
Cinta Akan Pena Arfan Arafah
Sudihkah kau
jika kunyatakan kau sbgai cintaku
Stelah kudiamkan kau
Bersama kebisuanku
Kutahu kau rindu menari-nari
Diatas kertas kertas itu
Ku tahu kau menantikanku
Berteman erat bersama nyanyianku
Penaku...
Apa kau masih menyimpan semburat kisahku
Kisah saat kita tergenggam bersama
Menggoreskan masa lalu denganmu
Namun tak mampu menatap masa depan
8/16/2019 Antologi Puisi Parepare Menulis
http://slidepdf.com/reader/full/antologi-puisi-parepare-menulis 27/123
Sajak Dini Hari.
R. i. n. d. ..
Rindu Bapak.. Ganteng
Sepotong Surga di Neraka
Mata Pisau dan Cintanya
Asti Pratiwi dengan nama sapaan :
Asti , Tiwi , Tiwol. Lahir 15 September 1994Twitter: @tiwol _“bukan perindu yang baik,hanya penikmat kopi”.
8/16/2019 Antologi Puisi Parepare Menulis
http://slidepdf.com/reader/full/antologi-puisi-parepare-menulis 28/123
Sajak Dini Hari. Asti Pratiwi
lalu mimpimu mulai memanjakan ,menghanyutkanmu pada pertemuan tak terduga .
tetap seperti itu sayangku
karna aku menjadi cantik di mimpi mu .
tanpa kupusingi gaun apa yg harus kupakai untuk bertemu
denganmu .
sementara aku ,
masih senang memegangmu erat , begitu eratnya sampai rinduku tak dapat kuingat .
begitu eratnya sampai denyut jantungmu begitu nyata .
aku senang menggenggam mu dalam doa .
dalam segala harap .
dalam segala rindu .
sajak dini hari..tak sedingin sifatmu .
tak sehangat aroma kopi mu .
8/16/2019 Antologi Puisi Parepare Menulis
http://slidepdf.com/reader/full/antologi-puisi-parepare-menulis 29/123
R. i. n. d. .. Asti Pratiwi
hujan , kacamata, kopi.
aku ingin berlari mengejar mimpi saat dia menyerang sepi.
hujan, kacamata, kopi.
maaf aku sering mengeluh,
berkeluh karna aku tak berdaya melawan rindu.
hujan, kacamata, kopi.
rinduku hadir seiring kau pergi bersajak bayang.
Terimakasih sayang … Hujan kembali membawa kenang yang menguap.
pada tiap rintiknya kutemui kamu.
sejuk bagai sajak kemarin.
namun lusuh,
seperti aku pada fikiranmu.
Kacamata tak pernah mampu mendekatkan kita ..
karna lensaku tak pernah dirancang untuk mendekatkan yang ingin menjauh.
seperti kamu pada kita ,
atau pada sikapmu ke dia…
8/16/2019 Antologi Puisi Parepare Menulis
http://slidepdf.com/reader/full/antologi-puisi-parepare-menulis 30/123
8/16/2019 Antologi Puisi Parepare Menulis
http://slidepdf.com/reader/full/antologi-puisi-parepare-menulis 31/123
Sepotong Surga di Neraka Asti Pratiwi
Cinta selalu membawaku pulang ,Dari segala penat dan segala keluh kesah yang doyan diisi ulang.
Aku pulang pada surga yang dipanjar Tuhan ,Meski Amalanku tak seputih gadis-gadis kota.
Saat Dunia menjadi munafik ,Hanya ini tempat terjujur di Bumi .Senyum Bapak, Peluk Mama, dan tawa renyah Nidia.
Adalah bukti Firdaus yang tak pernah Dusta.
Terimakasih ya Tuhan Ku ..
8/16/2019 Antologi Puisi Parepare Menulis
http://slidepdf.com/reader/full/antologi-puisi-parepare-menulis 32/123
Mata Pisau dan Cintanya Asti Pratiwi
Jadi apa yang paling sedih dari mata pisau
yang mencintai leher putih jenjangmu wahai puan ?
ia ingin seprti sabun yang tiap cumbunya adalah harum,
ia ingin seprti air yang menghapus peluh lelah mu ,
ia ingin seperti kasurmu ,
Dan bagi siapa luka sayat ini diperuntukkan ?
Diiris tajam asmara, dirajam rindu…
mestinya luka-luka dititip di buih sabun saja.
Sayang ia hanya mata pisau,
rajin di asah agar sayatan-sayatannya mengiris,
sakit, membekas, sakit.
bagai ingatan membekas manis.
puan, ia hanya mata pisau.
8/16/2019 Antologi Puisi Parepare Menulis
http://slidepdf.com/reader/full/antologi-puisi-parepare-menulis 33/123
Sajak Coto
Sajak Jomblo
Kugenapkan Asaku dalam Enampuluh Kata
Jangan Diam
di atas bilah bambu
Ato’ Rachmat Saleh, lahir di
Ujung Pandang pada awal penghujung 1986.(dulu) menjadi tukang marah-marah diKomunitas Orang Baru Belajar (KOBAR)Makassar dan menggagas gerakan donasi:Gerakan Cibu-Cibu di Parepare SulawesiSelatan. Sejak 2009, ia jatuh cinta berulang
kali pada seorang perempuan yang kini jadiibu dari Kenzie Ksatria Revolusi, anaknya.
8/16/2019 Antologi Puisi Parepare Menulis
http://slidepdf.com/reader/full/antologi-puisi-parepare-menulis 34/123
Sajak Coto Ato’ Rachmat Saleh
daeng, coto satu!
jantung; hati; dan lidah...
jeruknya banyak biar kecut;
lomboknya tambah biar pedas.
daeng, bungkuskan juga untuk Puang!
(jantung; hati; dan lidah...)
siapa tahu,Dia mau mengembalikan rusuk kiri atasku.
Kantin, 080109
8/16/2019 Antologi Puisi Parepare Menulis
http://slidepdf.com/reader/full/antologi-puisi-parepare-menulis 35/123
Sajak Jomblo Ato’ Rachmat Saleh
Berulang kali kukunjungi langit,
bertanya pada kawah-kawah rembulan;
bertanya pada bintang-bintang;
“siapakah?”
Berulang kali kukunjungi langit,
menuliskan namamu,
tanpa huruf dan tinta;
melukiskan wajahmu, tanpa mata, hidung, bibir, rambut, dan telinga;“siapakah?”
Kutanyakan lagi;
kutuliskan lagi;
kulukiskan lagi; tapi
“siapakah?”
Pada pendarpendar sinar matahari dan rembulan,aku masih setia menitipkan gelisah padamu;
pada sela jari waktu,
aku slalu setia menyelipkan rindu padamu;
pada hembusan angin,
aku tetap setia membisikkan cinta padamu;
... pada pemilik nama dan wajah itu. Tapi
“siapakah?”
RedViolet, 300109
8/16/2019 Antologi Puisi Parepare Menulis
http://slidepdf.com/reader/full/antologi-puisi-parepare-menulis 36/123
Kugenapkan Asaku dalam Enampuluh Kata Ato’ Rachmat Saleh
ajari aku menghitung waktu, karena setiap detik yang kulewatkan;
selalu berlalu dalam usahaku untuk tetap terapung
di cekungan lesung pipimu.
ajari aku menghitung waktu,
seperti menit-menit yang selalu kupakai;
untuk menunggu berbagai stimulus bekerja padamu,
hingga tergambar lekuk senyummu itu.
ajari aku menghitung waktu, agar dapat kucipta jeda di antara
pergantiannya; untuk lebih bijak dalam mendamaikan
peperangan rasa dengan logika.
Kantin, 27 April 2009
8/16/2019 Antologi Puisi Parepare Menulis
http://slidepdf.com/reader/full/antologi-puisi-parepare-menulis 37/123
Jangan Diam Ato’ Rachmat Saleh
Segenap pilihan ada di telunjukmu, bukan untuk dirapatkan pada bibirmutunjuk saja; tapi jangan diam!
Aku takkan menyebutmu misteri,sebab kaulah rahasia danaku tak hak menyingkapnya; kau saja!
Kau boleh menggeleng
; pun teriak: “Tidak!” jika tak,tapi jangan diam!
Atau mungkin mengangguk; mungkin menaikkan ibujari kananmu; pun menelponku, atau sekedar SMS‘tuk menyebut: “Iya...” jika memang, maka jangan diam...
Segenap jawaban terpatridi jantungmu; di hatimu; di lidahmu; maka ungkapkanlah!
Paling tidak itu bisa memenangkanku; danatau paling tidak,aku bisa menenangkanmu di rusuk kiriku...
redviolet, 20 Nov. 2008
8/16/2019 Antologi Puisi Parepare Menulis
http://slidepdf.com/reader/full/antologi-puisi-parepare-menulis 38/123
di atas bilah bambu Ato’ Rachmat Saleh
di atas bilah bambu,kita bercerita mengumpulkan pecahan-pecahan masa lampau;ketika setahun yang lalu,kita selalu bertatap tapi tak pernah bercakap.
di atas bilah bambu,kita berbaring mendamaikan perasaan yang membara;saat matamu terantuk mataku,seolah kita baru pertama jatuh cinta.
di atas bilah bambu,kita berpelukan berurai air mata;
jika saja esok tibadan lelaki itu menculikmu dari rengkuhanku
1 september *09
8/16/2019 Antologi Puisi Parepare Menulis
http://slidepdf.com/reader/full/antologi-puisi-parepare-menulis 39/123
Dalam Diam, Bukan Sekadar
Pada Sepotong Senyum Langit yang Menguning
di Ufuk Barat Sana
Sekelebat Ingin
Bukan Lewat Kata
Pada Sebatang Ketapang
Daisy Wu telah menerbitkan sebuah
novel teenlit berjudul Devilsitter . Facebook :Daisy Wu (Hyuraiza Ken), Twitter:@Hy_Daisy, Email :Hy_Daisy13@yahoo.com, blog:itabawanni.blogspot.com
8/16/2019 Antologi Puisi Parepare Menulis
http://slidepdf.com/reader/full/antologi-puisi-parepare-menulis 40/123
Dalam Diam, Bukan SekadarDaisy Wu
Dalam diam aku memujamu
Melalui dua bola matamu
Kulirik ada keberanian terpancar
Untuk menantang segala rintang kehidupan
: aku tertawan
Dalam sepinya hiruk-pikuk keramaian
Aku sembunyi memerhatikan di kejauhan
Sesosok kekar memesona nan berkilau
: dirimu
Dalam hening kuresapi rindu seorang diri
Terasa begitu mencekam dan menjerat jiwa
Ketika wujudmu jauh dari jangkauku, digoda sibuknya aktivitasmu
Namun aku memilih bertahan
: tetap menantimu
Dalam hati kusimpan hasratku
Dalam-dalam, dalam diam
Tanpa kekata, tanpa bicara; bungkam
Hingga waktu tak lagi ada, rasaku ‘kan tetap ada
Sebab tulusnya, sungguh, bukan sekadar….
Ruangku sendiri, 2014
8/16/2019 Antologi Puisi Parepare Menulis
http://slidepdf.com/reader/full/antologi-puisi-parepare-menulis 41/123
Pada Sepotong Senyum Langit yang Menguningdi Ufuk Barat SanaDaisy Wu
Pada sepotong senyum langit yang menguning di ufuk barat sana
kubisikkan segala rasa dan gundah yang tak terkatakan oleh
alat ucap, pun embun yang mengintip di pelupuk mata
: hening
Pada sepotong senyum langit yang menguning di ufuk barat sana
tertampung segala rindu dan mimpi
serta harapan yang entah layak atau tidak untuk dikabulkan
Pada sepotong senyum langit yang menguning di ufuk barat sana
Renggut kembali salamku yang diambilpaksa angin
sembunyikan dalam awan yang beringsut manja di sekitarmu
lalu antarkan segera padanya
pada dia yang harus bertanggung jawab
untuk bibit rindu yang tersemai mimpi
dan subur dipupuki harapan
: pada-Nya
Ruangku sendiri, 2014
8/16/2019 Antologi Puisi Parepare Menulis
http://slidepdf.com/reader/full/antologi-puisi-parepare-menulis 42/123
Sekelebat InginDaisy Wu
Bersembunyi dari tirai hujan
Namun gigilnya menemukanku
Tersudut di kelabunya wajah langit
Menahan segenap ingin
‘Ku sembunyi dari kenyataan
Tapi rindu menemukanku
Ia berkacak pinggang di ambang hati
Menuntut sebuah pertemuan, denganmu
Terhela napas panjang nan berat
Tak kuasa mengakui ketaklukanku pada pasrah
Segumpal kekata tertahan di pangkal kerongkongan
Tertelan kembali; bungkam
Ya, pinta itu nihil
Sebab ragamu berada di entah, bersama entahDan aku pun entah; peduli atau tidak lagi….
Ruangku sendiri, 2014
8/16/2019 Antologi Puisi Parepare Menulis
http://slidepdf.com/reader/full/antologi-puisi-parepare-menulis 43/123
Bukan Lewat KataDaisy Wu
Ada banyak kisah yang ingin kuceritakanTentang awan yang berarak menuju entahTentang senja yang begitu pasrah tumbang di kaki langit Tentangpurnama yang belajar purnamaTentang ilalang yang menari diiringi sepoi-sepoisang bayuJuga tentang pohon mangga yang tak kunjung berbuah di depanrumah
Ada banyak tawa yang mau kupamerkanKarena badut yang terpeleset dan bola-bolanya berhamburKarena Daisy di depan rumah sudah mekarKarena bianglala berhasil mengudarakan akuKarena sendalku yang lain sebelahJuga teringat saat ada tai burung mendarat di kepalamu
Ada banyak kenangan yang hendak kubagikanPada hujan yang gerimis Pada awan yang menipis
Pada pelangi yang tergaris Pada luka yang meringisJuga padamu, Tuan!
Namun, semua menguap begitu mataku menangkap wujudmuMereka berakhir di ujung matakuTepat di butiran pertama yang meliuk di wajahkuDisusul ujung-ujung bibir yang terangkat menyambut embun itu....
Ruangku sendiri, 294'15
8/16/2019 Antologi Puisi Parepare Menulis
http://slidepdf.com/reader/full/antologi-puisi-parepare-menulis 44/123
Pada Sebatang KetapangDaisy Wu
Ada kenangan kuselipkan pada biji-biji ketapang Kemudian kutanam
dalam-dalam dalam ingatan Kupupuki kesabaran Rajin pula
kusirami air mata kerinduan
Hingga tumbuhlah sebatang ketapang kenangan
Ada namamu tertulis di tiap-tiap lembar daunnya
Ada senyummu terukir di tiap gurat seratnya
Ada candamu di tiap gemulai rantingnya
Ada kamu di tiap bagian dari ketapang itu
Sengaja kutanam kenangan tentang kamu di sebatang ketapang
Bukan pada akasia, bukan mahoni, bukan pula trembesi Hanya pada
ketapang
Ya, hanya pada sebatang ketapang
Sebab dialah saksi jumpa kita, dulu Sebelum tangan-tangan usil
menyulapnya jadi gedung beton berlantai tiga
Hei, masihkah kau mengingatku?
Hutan Jompi'E, 194'15
8/16/2019 Antologi Puisi Parepare Menulis
http://slidepdf.com/reader/full/antologi-puisi-parepare-menulis 45/123
Kata Pengantar Tuhan
Puang
Aku Bukan Puisimu
Mengaji Ikhlas
Beri Aku
Dirja Wiharja, adalah roh yang
lebih dikenal dengan nama JaahilMurokkab,
8/16/2019 Antologi Puisi Parepare Menulis
http://slidepdf.com/reader/full/antologi-puisi-parepare-menulis 46/123
Kata Pengantar TuhanJaahil Murokkab
Aku terjebak oleh sebab-akibat
Diringkus daging dan lemak
Sepi bukan kosong
Diam maha bergerak
Tiada benar-benar ada
Ada kafan di selaput mata
Tiba-tiba saja
Kucing tardji mencakarku,
Rendra menderas didadaku
Burung-burung attar serak diatas ubun
Taring izrail lapar meminta darah
Keindahan nun membakar nafsuku
Mistik rumi mengetuk-ngetuk dari dalam
Ada apa ini?
Aku lelah menjilat mangkuk bekas Gibran
Sedang sarung ini semakin melilit perut
Sejarah disusun oleh kawanan topeng
Akhirnya aku patahkan hati pada dunia
Aku percaya Tuhan karena kata
Tanpa kata, Tuhan tak pernah ada
Aku bertemu Tuhan dalam kata
Yang bersembunyi dalam mantra
Lalu aku patahkan kata pada Tuhan
Karena ternyata,
Kata
hanya pengantar
8/16/2019 Antologi Puisi Parepare Menulis
http://slidepdf.com/reader/full/antologi-puisi-parepare-menulis 47/123
PuangJaahil Murokkab
Puang,
apalagi yang kutuang disini
Bagiku Engkau bukan saja energi
tapi induk dari segala kesadaran kami
Pusat inspirasi medan magnet kosmik hati
yang selalu bergerak, bekerja terus
Hingga selalu mengusik tidur nyenyakku
Bangun dan bangkitkan aku, selalu
takkan aku sia-siakan puncak semesta ini Akan kuhirup selama ia dikandung badan
Puang,
terima kasih kenapa-karena
Tadinya saya hanya barang mati
Tadinya dunia saya kecil
Tadinya kekuatanku bahkan nihil
Tapi dengan ini aku bisa terbang,melayang
Kini kemana-mana sesuka hati
Melampaui diri
menembus kini
melewati nanti
bermeditasi di dasar laut mati
Melintasi kobaran api
berenang diamukan tsunamiDengan ini
aku jadikan tiada menjadi ada
Yang mustahil ku sulap jadi nyata
aku bebas sebebas-bebasnya aku
Dengan Puang, aku takkan terluka
8/16/2019 Antologi Puisi Parepare Menulis
http://slidepdf.com/reader/full/antologi-puisi-parepare-menulis 48/123
8/16/2019 Antologi Puisi Parepare Menulis
http://slidepdf.com/reader/full/antologi-puisi-parepare-menulis 49/123
Mengaji IkhlasJaahil Murokkab
Ayat-ayat-Mu menghancurkan tempat tidurku,
merobohkan kesombongan
yang berkamar dalam jiwaku,
iluminasi yang menempel
melekat tak terlacak oleh rasa,
ruh-ruh kehidupan itu sebenarnya sederhana,
cukup ambil keputusan wahid
dan pantang menyesalinya, lalu
hiruplah embun kebebasandi dalam pagar keyakinanmu,
Suatu saat kita semua akan berteriak, bahwa
yang kita sebut-sebut benar itu ternyata,
adalah salah yang belum ketemu ujung pangkalnya, kecuali
qul huwa Allahu ahad sampai akhir ayat, karena
ialah tidak ada alibi yang bisa meledakkannya, maka
lampu aladin takkan sanggup melawannya, sebabangkasa raya,
bumi dan seisinya bersujud kepada-Nya. . .
8/16/2019 Antologi Puisi Parepare Menulis
http://slidepdf.com/reader/full/antologi-puisi-parepare-menulis 50/123
Beri AkuJaahil Murokkab
Berikan aku ruang,
Untuk mengenalmu..
Hanya untuk mengenalmu..
Berikan Aku waktu,
Untuk mengenalmu..
Hanya untuk mengenalmu..
Tidak Untuk mencintaimu..
Apalagi untuk memilikimu...
Sebab mencintai tanpa memilikimu..
Adalah kegilaan yang tak ada penyembuhnya..
Adalah sakit yang mencincang pikiran..
Adalah peluru yang tembus di kepala..
Adalah belati yang tertancap di dada...
Adalah mayat hidup yang berjalan..
Sekali lagi,
Beri aku walau sedetik
Hanya untuk mengenalmu..
Tidak Untuk mencintaimu..
Apalagi untuk memilikimu...
8/16/2019 Antologi Puisi Parepare Menulis
http://slidepdf.com/reader/full/antologi-puisi-parepare-menulis 51/123
Purnama Cinta
Getar Dawai CintaCaraku Merinduimu Berpulangnya Mawar Pesan Hujan
Etika Maria, penulis adalah
seorang guru matematika yang saat inimasih berteduh di rumah orang tua diBarru, perbatasan Parepare. Menyukaipuisi dan baru belajar menulis. Penulislebih suka dikenal dengan nama Etika
Maria, punya makna tersendiri baginya.Lebih lengkapnya, bisa hubungi akun fbnya di Etika Maria.
8/16/2019 Antologi Puisi Parepare Menulis
http://slidepdf.com/reader/full/antologi-puisi-parepare-menulis 52/123
Purnama Cinta
Etika Maria
Di purnama esok,
Aku ingin engkau ada disini,
Merajut peradaban yang telah membelantara,
Di balik semak belukar kebiadaban zionis,
Antara jeruji para teroris kebajikan,
Hingga purnama berubah sabit,
Yang dengannya kita menenung
Larik-larik mimpi dengan cinta sebenar,
Mengurai semua benang kusut dihati para biadabis,
Mengintai hari indah tanpa perang,
Melahirkan bidadari dan pejuang-pejuang surge,
Dan saat bulan tak lahi muncul,
Bumi telah terang oleh cinta
8/16/2019 Antologi Puisi Parepare Menulis
http://slidepdf.com/reader/full/antologi-puisi-parepare-menulis 53/123
Getar Dawai CintaEtika Maria
Matamu mengisyaratkan kata
Ketika kulihat butiran itu menetes
Seketika frekuensi hatiku menjadi lain
Gelombang nada dari dawai cintamu terdengar pilu
Algoritma jiwaku kacau dalam sekejap
Lalu kau bertanya apa yang kau rasakan?
Ketahuilah…
Bahwa setiap untaian kalimat dan tanyamuMenggetarkan jendela jiwa
Lewat garpu tala yang kau ketuk
Dan hujan pun kian deras
8/16/2019 Antologi Puisi Parepare Menulis
http://slidepdf.com/reader/full/antologi-puisi-parepare-menulis 54/123
Caraku MerinduimuEtika Maria
Rindu ini tak punya bahasa
Hingga tak bisa kukirim via sms, email,
Inbox ataupun surat bahkan status
Kebodohanku selalu mengira kau tak bisa membacanya
Sementara ini hanya pecahan kalimat yang mesti dituliskan
Yang setiap kali kutulis dan kubaca
Aku selalu ingin menghapusnya
Karena itu bukan rindu yang ku maksudKadang juga aku malu,
Orang-orang membaca kerinduanku
Lalu aku menghapusnya lagi
Tapi kerinduan yang bukan rindu ini
Harus menjadi bukti tentang caraku merinduimu
8/16/2019 Antologi Puisi Parepare Menulis
http://slidepdf.com/reader/full/antologi-puisi-parepare-menulis 55/123
8/16/2019 Antologi Puisi Parepare Menulis
http://slidepdf.com/reader/full/antologi-puisi-parepare-menulis 56/123
Pesan HujanEtika Maria
Telah aku titipkan setetes pesan pada hujan
Bacalah ketika ketukan-ketukannya menyapa pundakmu
Atau dengarkan saja
Angin akan membacakannya untukmu
Aku tak akan menyapa lagi
Dengan menghambur debar rasa
Karena tafsir kalimat seolah tak bertepi
Menghilang ditelan keindahan makna-maknaLenyap terusir teriakan air
Hujan itulah, pesanku…
8/16/2019 Antologi Puisi Parepare Menulis
http://slidepdf.com/reader/full/antologi-puisi-parepare-menulis 57/123
Kata-Katamu Bukanlah Cinta
Seperti Salju
Cintaku Bukanlah Racikan
Harapan tak Sampai
Seorang Gadis
Fitri Ramadhani , nama pena
Afira, akun fb fietrhystres@yahoo.co.id. Menulis adalah salah satu cara menyiarkankebaikan, hal yang masih teringat adalah jikakita banyak membaca maka kita bisamengenal dunia, jika kita banyak menulis
maka kita akan dikenal dunia. Menulismerupakan penyadaran.
8/16/2019 Antologi Puisi Parepare Menulis
http://slidepdf.com/reader/full/antologi-puisi-parepare-menulis 58/123
Kata-Katamu Bukanlah Cinta Afira
Malam yang indah
Namun hati terasa hampa
Kulangkahkan kaki dengan anggun
Sapaan mulai menyapa
Hai gadis
Wajahmu bagaikan matahari
Matamu membuat duniaku terhenti
Kuterpesona
Kuterjatuh pada pandaganmu
Maukah engkau menjadi yang terakhir dihatiku
Kata cinta yang kau ucapkan
Tiada kepercayaan lagi
Bagaikan kedustaan yang tidak kau mengerti
Cintamu kau obral
Bagaikan permainan
Ingin kubicara pada dunia
Mengapa
Lidahmu kau jadikan pedang cinta
Berapa banyak lagi gadis
Kau pupuskan kesetiannya
Hanya karena kata-kata
Kau atas namakan cinta
Rayuan tiada harapan
Yang kau utarakan.
8/16/2019 Antologi Puisi Parepare Menulis
http://slidepdf.com/reader/full/antologi-puisi-parepare-menulis 59/123
Seperti Salju Afira
Aku mendekat
Aku merayu
Aku terpesona
Aku bahagia
Melihatmu bagaikan putri salju
Wajah yang anggun
Akhlak yang mulia
Tutur kata yang baik
Hati seputih salju
Meski langit runtuh
Meski bintang berjatuhan
Meski lautan diluapkan
Meski daratan digoncangkan
Hatiku takkan berpaling
Karena dinda
Seperti salju
Mendinginkan hati
Menenangkan pikiran
Bersamamu
Surga dunia kumiliki.
8/16/2019 Antologi Puisi Parepare Menulis
http://slidepdf.com/reader/full/antologi-puisi-parepare-menulis 60/123
Cintaku Bukanlah Racikan Afira
Pukulan yang kau berikan
Cercaan yang kuterima
Kesakitan yang kurasakan
Tidaklah memadamkan api cintaku
Cinta tulus
Maski mutiara bening sering terjatuh
Namun cinta tak mengenal penghinaan
Hati tetap tegar
Bagaikan merpatih putihTerbang melayang
Mengelilingi Samudra
Tak mengenal rintangan
Cinta ini suci
Tak senodahpun tinta hitam
Tak secuilpun rekayasa
Tak sebongkah kebohongan
Karena cintakuBukanlah racikan.
8/16/2019 Antologi Puisi Parepare Menulis
http://slidepdf.com/reader/full/antologi-puisi-parepare-menulis 61/123
Harapan tak Sampai Afira
Bunga mekar di malam hari
Senyumnya mengguyur perasaan
Pandangan bahagia melihatnya
Siapa gerangan
Hati ini melayang
Jantung ini berdebar
Wajah ini tersipu malu
Matanya membuatku hilang kesadaran
Inikah cinta Wajahnya bagaikan bulan
Menerangi hati yang hampa
Kugantung angan-anganku padanya
Cinta menjadi alasan bahagia
Cinta pula menjadi alasan bersedih
Namun
Ketika kesdihan mengintai
Tak kunjung untaian cinta terlafadzkanHaapan tak sampai
Bayangan cinta terhenti
Dalam hening malam.
8/16/2019 Antologi Puisi Parepare Menulis
http://slidepdf.com/reader/full/antologi-puisi-parepare-menulis 62/123
Seorang Gadis Afira
Bayaganmu selalu hadir dalam mimpiku
Seorang gadis
Pernah, menjadi bagian hidupku
Pernah, menghiasi hari-hariku dengan warna
Setiap pagi disuguhkan semangat hidup
Dikala kesedihan melanda
Senyumku tak pudar karena dia
Hari-hari yang kulalui bersamanya
Meski hanya sekejapTapi dia abadi di hati
Kini, arti cinta kumengerti
Seorang gadis
Yang masih terlukis
Di hati dan pikiranku
Seorang gadis
Yang menggores serpihan hatiku
Kata-katanyaMembuatku tak berarah dan bertujuan
Seorang gadis
Yang ku rindukan
Yang ku sayang
Yang ku cinta
Namun dia berpaling
Kini bahagiaku
Terhenti bersamanya.
8/16/2019 Antologi Puisi Parepare Menulis
http://slidepdf.com/reader/full/antologi-puisi-parepare-menulis 63/123
Ku Temui Kau Panggil Aku Cinta
Di Mariso, Kau Pinang Aku dengan Syahadat Pergilah Cinta Kepada Suamiku
Fadjriani Ramadhan, nama
pena Fani Yo, lahir di Parepare, SulawesiSelatan. Sekarang ini tercatat sebagai Gurudi SMPN 8 Parepare, pengurus PGRI tingkatkota dan bergabung dalam komunitasParepare Menulis. Menyukai Keheningan,persahabatan, cinta dan keromantisan.
Karya-karya yang dipublikasikan di mediaberupa opini Woman What's Wrong With You(2007), The Emancipation (2 009),Valentine’sDay (2009), Rapuhnya Nasionalisme (2009),The bullying (2009). Sering menulis puisiyang sifatnya hanya koleksi pribadi dandipublikasikan pada event-event baca puisi.Judul teater yang pernah dipentaskanbersifat visualisasi puisi yakni Adam dan
Hawa, serta Diary Bangku Tua. Telahmemenangkan event lomba Majalah DindingReformasi sebagai juara I(1998), OpiniPlesetan sebagai juara I(1999), dan lombabaca puisi karya BJ.Habibie berjudul PuisiUntuk Ainun sebagai Juara II(2015) . Memilikiemail floveyf3@gmail.com ataufadjrianiramadhan@yahoo.com. Nama
facebook Fadjriani Ramadhan.
8/16/2019 Antologi Puisi Parepare Menulis
http://slidepdf.com/reader/full/antologi-puisi-parepare-menulis 64/123
Ku Temui KauFadjriani Ramadhan
Adalah senja ketika mentari menggeliat sendu
Burung-burung malam menjemput kisah
Terbangkan raga menuju hadirmu
Bersama angin menguak birahi kerinduan
Kutemui kau di tengah keheningan malam
Ketika kesunyian mendesiskan cinta terpenggal masa
Tiada kata merangkai rasa dalam kegamangan
Antara ada dan tiada
Kutemui kau dalam pekik kegalauan
Ada tirani memasung hasrat yang bergelora
Menyimpan tanya kemana hati meski berlabuh?
Berdiriku dalam persimpangan
Berpaling tanpa jawaban
Adalah pagi ketika embun mewarnai daun
Burung-burung malam meninggalkan kisah
Terbangkan raga menuju takdirnya
Tiada lukisan indah seperti harap yang terajut
Parepare, 15 April 2015
8/16/2019 Antologi Puisi Parepare Menulis
http://slidepdf.com/reader/full/antologi-puisi-parepare-menulis 65/123
Panggil Aku CintaFadjriani Ramadhan
Terbang terbanglah bersamaku
Di antara riak air dan nyayian embun
Menari dalam kelopak-kelopak bunga ros
Bersemi dan bersemedi dalam takjub
Aku kan mengetuk sunyimu
Membiarkanmu terjaga tanpa nyenyak
Selalu dan selalu meremas kerinduanmuPada perhelatan simponi hatimu
Melayang
Melayanglah bersamaku
Di antara rimbun dedaunan hijau
Menjamah sosok hati dalam kebeningan hasrat
Untuk menyatu dalam indahnya rasa
Tapi maafkan aku
Terkadang ku tiba-tiba menghunus pedangku
Diantara rindumu yang membuncah
Membiarkanmu meringis
Menangis dalam harap yang tak menjelma
Panggil aku CINTA
Parepare, 19 April 2015
8/16/2019 Antologi Puisi Parepare Menulis
http://slidepdf.com/reader/full/antologi-puisi-parepare-menulis 66/123
Di Mariso, Kau Pinang Aku dengan SyahadatFadjriani Ramadhan
Mariso Kota bercinta,
merajut netra dalam kemayu pandang.
Adalah desember ketika cinta menggelitik manja
merasuk sukma dalam hening tanpa kekata.
Sakarosa cinta, cumbu hatiku pada hatimu.
Sekilas saja ros memerah terkulai layu,
Kuanyam denting dalam pengasingan.
Merindumu dalam guguran daun
tak ada celah buatku memanggil namamu, pun kau sayang.
Pagi adalah senja , senja adalah gulita,
Kau si Burung gereja bertengger di atas mesjid
Menjadi tirani bagi penyaksi cinta
Mimpi terkubur dalam harapan yang entah
Mariso Kota bercinta….saksi sujudku akan do’a yang tetiba
Air mata ….mata air …air mata mata cinta…
Air mata kehilangannya…namun
Asyahadu anla Ilaahaillah…wa assyahadu anna Muhamanadar
Rasulullah
Kau pinang aku dengan syahadat…..
Makassar, Januari 2000
8/16/2019 Antologi Puisi Parepare Menulis
http://slidepdf.com/reader/full/antologi-puisi-parepare-menulis 67/123
Pergilah CintaFadjriani Ramadhan
Masih saja kau berdiri di situ
Bertelanjang dada membiarkan peluhmu menetes perlahan
Di kaki bukit di tengah cemara yang menua
Menatap tanpa cahaya dengan senyum yang mengilalang
Bukankah kau telah meninggalkan aku disini
Di hamparan air kolam yang melumut bisu
Bukankah telah kau kabarkan kematianmu
Hingga kau renggut separuh nafasku
Masih saja kau berdiri di situ
Menatap tepi kolam di atas bongkahan batu yang retak menghitam
Melambaikan tanganmu di antara kabut, di antara kupu-kupu yang
ketakutan
Pergilah…karena telah kutitip cintaku pada batu nisan yang telah
kutetesi dengan air mata
Karena aku tak ingin lagi menyapamu
Suatu hari di Jompie, Parepare, 2 Mei 2015
8/16/2019 Antologi Puisi Parepare Menulis
http://slidepdf.com/reader/full/antologi-puisi-parepare-menulis 68/123
Kepada SuamikuFadjriani Ramadhan
Hari ini…
Adakah nyanyian merdu melebihi nyanyian hati?
Adakah bahagia yang bertasbih melebihi bahagiaku tentang
hadirmu?
Suamiku
Kini ku tak muda lagi, pun kau sayang
Mungkin tak pernah lagi kau membaca sepucuk surat tentang
kerinduankuTak pernah lagi berlari di bawa rinai hujan sambil bergenggaman
tangan
Entah…keriput di kulit ini yang membuatnya senyap
Tapi suamiku
Detak jantung ini terus berlari riang dikeabadiannya
Bersama hati mendendangkan cinta yang terpenjara untukmu
Meski lukisannya tak lagi secerah warna pelangiNamun namamu tetap terpahat pada bingkainya
Suamiku sayang
Jika bunga yang kupersembahkan, durinya menusukmu
Maka kutancapkan durinya di hatiku agar kau paham
Aku tak ingin melukaimu…
Parepare, 26 Mei 2015
8/16/2019 Antologi Puisi Parepare Menulis
http://slidepdf.com/reader/full/antologi-puisi-parepare-menulis 69/123
Hati Tak Bertuan
Benih
Nafas
Semilir
Malu tanpa Mahabbah
Hegel Avicena, nama KTP
adalah Hendra Ahmad namun lebih dikenaldengan sebutan hegel avicena, lahir di
Parepare, 17 Oktober 1987, beralamat diSuppa Kab. Pinrang Sulawesi Selatan,Pendidikan akhir adalah S1 PendidikanMatematika Universitas MuhammadiyahParepare.
8/16/2019 Antologi Puisi Parepare Menulis
http://slidepdf.com/reader/full/antologi-puisi-parepare-menulis 70/123
Hati Tak Bertuan Hegel Avicena
Sekujur tubuh berpakaian luka
Disayat dengan perpisahan
Teriris bersama ketakmungkinan
Tersiksa kesendirian
Mati oleh tangis sedih
yang berbuah tetesan air mata
Mata menyaksikan meretakkan hati
Pedih tak berperi
wahai kau sang penakluk hati
Kau kaburkan setiap nafas
Tapi
masih ada bahagia di atas rindu
wahai sang pembunuh hati
kau menang dalam kejauhan
Namun
Cinta masih melimpah mengisi retak
Cinta sesak mendesak di tiap jarak
Meski hati tak bertuan
8/16/2019 Antologi Puisi Parepare Menulis
http://slidepdf.com/reader/full/antologi-puisi-parepare-menulis 71/123
BenihHegel Avicena
Ada yang berkata
benih itu ada dalam sekali tanam
Ada juga berbisik
Benih itu tumbuh ditanah yang dalam
Ada pula dengan lantang
Benih itu subur selalu disiram
Ada jua dengan tenangnya berujar
Benih itu adalah muasal Cinta
Sekali pandang ia tertanam
Tumbuh oleh ucap yang mendalam
Subur sebab kasih sayang tumpah tersiram
Ia ada dalam doa
Semoga ia adalah benih
8/16/2019 Antologi Puisi Parepare Menulis
http://slidepdf.com/reader/full/antologi-puisi-parepare-menulis 72/123
NafasHegel Avicena
Nafas dalam cerita itu
Sekali hirup dua insan hidup
Nafas dalam dongeng yang disana
Sesak oleh jarak, retak jantung berdetak
Nafas dalam cerita ini
Ia adalah sepasang nyawa
Cinta ada di tiap helanya
Kembali ia bernafas
Muasal benih cinta selembut kafas
8/16/2019 Antologi Puisi Parepare Menulis
http://slidepdf.com/reader/full/antologi-puisi-parepare-menulis 73/123
SemilirHegel Avicena
Sepoi-sepoi bertiup
Menyejukkan malam yang redup
Lembutnya angin tak mau kalah
berhembus gagah tanpa lengah
Ya… ia beriringan tak mau sendiri
Membawa hela dan detak agar sehati
Hela nafas menyatu seakan tersihir
Bersamaan hadir dalam semilir
Cinta terselip bersamanya
Yang kuberi nama semilir cinta
8/16/2019 Antologi Puisi Parepare Menulis
http://slidepdf.com/reader/full/antologi-puisi-parepare-menulis 74/123
Malu tanpa Mahabbah Hegel Avicena
Dalam heningku Wahai Sang Mahabbah
Tidakkah Engkau iri
aku cenderung memandang materi
Tidak…
aku yakin Engkau Suci
Lebih dari yang selalu pakai peci
Olehnya itu…
aku berpalingMencoba keluar dari diriku
Memandang tubuh, wajah, pikirku
kulihat cinta yang melekat
tapi bukan untuk diri-MU
Ah… aku malu
Tak jua kutemukan Cinta
Untuk dia… yang memikirkan manusia di penghujung nafasnya
Ah… aku malu
Rinduku pada Mahabbah
Sempurna Cinta untuk-Mu
8/16/2019 Antologi Puisi Parepare Menulis
http://slidepdf.com/reader/full/antologi-puisi-parepare-menulis 75/123
Aku Cinta Parepare
Cinta Cenninrara
Berita Cinta
Cinta Tong Sampah
Semangatlah Cinta
Ibrah La Iman, nama pena dari
Muhammad Ibrahim Leman, lahir di Lajoa,Soppeng, ber KTP Parepare motivasi
awalnya menulis adalah karenaketidaksengajaan terpilih menjadi utusansekolah dan bisa juara tingkat kelurahanpada mata pelajaran bahasa indonesia saatduduk di bangku SD, lebih senangmengenakan sarung, terbawah dari waktumondok di Pesantren IMMIM PutraMakassar. Saat ini ia terlibat dalamperjuangan usaha bersama sang istri tercinta
Nur Fadillah Nurchalis untuk memenuhisebuah impian, ditahun 2014 menulis sebuahbuku yang berjudul The Spirit of Parepare,ayo kenalan ki’, bisa ki’ follow@sumange’naparepare dan add fb kursusbahasa inggris parepare, serta jangan lupasubscribe channel youtube Pare Tv Cappo’.
8/16/2019 Antologi Puisi Parepare Menulis
http://slidepdf.com/reader/full/antologi-puisi-parepare-menulis 76/123
Aku Cinta ParepareIbrah La Iman
Hujan akan terus ada bersama
bukan berarti mereka datang untuk meraja
Terik akan terus ada bersama
Bukan berarti mereka datang untuk menyiksa
Sentuhan impian para pejuang akan terus abadi
Gejolak rasa perjuangan mereka kini ada pada generasi
Kota ini adalah tanah air leluhur phinisi
Kapal penuh cinta dengan hidup serasi
Parepare riwayatmu kini
Kota yang akan terus menjadi belahan jiwa kami
Betapa pun keadaanmu kami akan ada disini
Kelembutan rasamu akan menjadi energi
Bila dirimu mencari tubuh manusia
Di setiap sudut kota manapun bisa
Namun bila dirimu mencari hati manusia
Maka engkau telah menemukannya di kota cinta
Kota Parepare
Aku Cinta Parepare
8/16/2019 Antologi Puisi Parepare Menulis
http://slidepdf.com/reader/full/antologi-puisi-parepare-menulis 77/123
Cinta CenninraraIbrah La Iman
Tangkai-tangkai bintang jatuh menyentuh bumi
Komat-kamit mantra tak berhenti mengelabui
Cinta-cinta ditolak cenninrara syahdu berdawai
Sabda-sabda yang terus diyakini menembus nurani
Orang-orang percaya cinta bisa dengan 40 hari puasa.
Orang-orang percaya cinta bisa dengan bersemedi dalam gua
Orang-orang percaya cinta bisa dengan menaburi permata dupa
Orang-orang percaya cinta bisa dengan cenninrara
Kata-kata sastra mati disini
Rayuan-rayuan pujangga hanyut disini
Titah-titah raja bisu disini
Putusan-putusan pemerintah putus disini
Cenninrara jadi cinta tanpa pengampunan
Cenninrara jadi cinta tanpa pengakuanCenninrara jadi cinta tanpa perasaan
Cenninrara jadi cinta tanpa pasangan
8/16/2019 Antologi Puisi Parepare Menulis
http://slidepdf.com/reader/full/antologi-puisi-parepare-menulis 78/123
Berita CintaIbrah La Iman
Puisi ini tentang berita
Berita yang sendu penuh derita
Derita kaki tangan para durhaka
Durhaka hidup menunggu sangkakala
Sangkakala konon hari ini akan diterka
Diterka berada tak jauh dari jiwa
Jiwa penuh dengan cerita
Cerita akan rasa dalam cinta
Cinta….
Cinta kami datang dari lembaran-lembaran surga
Surga yang berasal dari lipatan-lipatan selaksa
Selaksa tanah ibu bahagia
Bahagia mengandung cinta
Cinta….
Cinta anaknya yang bukan Dewata
Dewata sempurna yang berkuasa
Berkuasa menjaga segalanya
Segalanya termasuk dalam cinta
Cinta…
Cinta ini kini menjadi berita
berita hati penuh rasa
Rasa yang menjelma pusaka
Pusaka diantara hati kita
8/16/2019 Antologi Puisi Parepare Menulis
http://slidepdf.com/reader/full/antologi-puisi-parepare-menulis 79/123
Cinta Tong SampahIbrah La Iman
Ada tong sampah di pinggiran gedung mengaduh
Tong sampah nyaring bunyinya bila beraduh deruh
Sehelai kain putih terdampar terbawa gemuruh
Sehelai kain putih penuh hasrat menatap tong sampah
Seakan bertanya tentang bau busuk kehidupan tong sampah
Penuh sampah setiap hari kering dan basah
Menyengat sisa kehidupan manusia terpencil yang berdesah
Terasa nyawa sesak serba salah
Warna putih kain itu berhenti berkilau dekat dengan tong sampah
Perasaannya sendu karena warnanya berubah
Tak lagi putih berkilau dan bersih
Tapi semakin gelap, bau dan perlahan menjadi sampah
Serasa ada yang hilang saat kain putih bersama tong sampah
Banyak petakan-petakan hidupnya berganti lebih indahSederhana tenang walau berselimut sampah
Bahagia itu bisa saja menjadi seperti tong sampah
8/16/2019 Antologi Puisi Parepare Menulis
http://slidepdf.com/reader/full/antologi-puisi-parepare-menulis 80/123
Semangatlah CintaIbrah La Iman
Ada petuah yang terjadi di atas sadar duniaKeyakinan manusia tidak berada dalam frekuensi yang samaBegitu juga dengan semangat hidup manusiaPenuh dengan tanda tanyaPertanyaan itu hanya diri sendiridan pencipta yang mampu menjawabnya
Namun bila semangatmu sedang terpurukdan jatuh di bawah garis batas sadarmu
Ingatlah bahwa segala sesuatutidak akan tercapai tanpa perjuanganmuSalah seorang sosok manusia yang hidup penuh belantara senduadalah Thomas Alva Edison sang penemu
Hidup dengan kekurangan memang menyedihkan.Rasanya kita tidak sesempurna orang laindan karenanya sekian banyak penderitaan.Demikian pula dengan kegagalan.Mimpi indah yang kita buat, ketika ia menemui kegagalan,
terasa memalukan, menyindir, dan terus menerus merusak kelenjarkesadaran.
Kenyataannya,keberhasilan erat kaitannya dengan kembali bangkit setelah jatuhdari setiap keadaan.Keberhasilan tidak berarti nol persen kekurangan.Bukan juga berarti nol persen kegagalan.Keberhasilan yang instan tidak akan mencerdaskan.Justru keberhasilan yang dibayar dengan berbagai kesulitan
dan kegagalanlah yang paling indah dan luar biasa untuk kehidupan.
Semua itu hanyalah sebagian dari hal kecil yang kita harus terima didunia.Sebuah harga dari sebuah takdir baru milik kita.Sebuah harga yang perlu kita bayar untuk mimpi besar yang kitatengah tuju bersama.
Tidak perlu takut mengerimis.Tidak perlu pesimis.
Majulah dengan semangat dan hati yang optimis.
8/16/2019 Antologi Puisi Parepare Menulis
http://slidepdf.com/reader/full/antologi-puisi-parepare-menulis 81/123
Lentera
Jika Aku Kamu CintaTentang Cinta Menjadi Bijak Harmoni Cinta
Ilo. Id nama pena dari Ilham Mustamin,
lahir hari kamis Desember 1988. Suka kopi,buku, dan lapar. Biasanya pake sandal jikake mesjid.
8/16/2019 Antologi Puisi Parepare Menulis
http://slidepdf.com/reader/full/antologi-puisi-parepare-menulis 82/123
LenteraIlo Id
Bacalah,
Aku Pengasih Tak Terlihat
Aku Pemerhati Tak Tergugat
Aku Perindu Tak Bertepi
Aku Pemuja Rahasia Seorang Bidadari
Memilih Bungkam Pada Realita
Pada Cinta Tak Berpelita
Kini Hati Meridukan Sentuhan
Adakah Lentera Senantiasa Menerang
Menjaga Qalbu Untuk Hubungan Terlarang?
8/16/2019 Antologi Puisi Parepare Menulis
http://slidepdf.com/reader/full/antologi-puisi-parepare-menulis 83/123
Jika Aku Kamu CintaIlo Id
Jika Aku Kamu Cinta
Berhenti Membual
Tak Perlu Menyusun Kata Mutiara
Seperti Dewan Paripurna Berdasi Mewah
Berkumandang Nyaring Tak Tentu Arah
Jika Aku Kamu Cinta
Berhenti Membungkam
Tak Perlu Meresah Ketidakpastian
Seperti Menerkah Mendung
Apakah Akan Turun Hujan ?
Jika Aku Kamu Cinta
Berhenti Merendah
Tak Perlu Merisau Kasta
Seperti Cerita Fiksi Buya Hamka
Menyuap Kasih Oleh Harta Dan Dara
Jika Aku Kamu Cinta
Cukupkan Keadilanmu Memimpin
Cukupkan Keberanianmu Meminang
Cukupkan Kekuatanmu Menafkahi
Cukupkan Keimananmu Menuntun
Melawan Gelombang Tarian Kehidupan
8/16/2019 Antologi Puisi Parepare Menulis
http://slidepdf.com/reader/full/antologi-puisi-parepare-menulis 84/123
Tentang CintaIlo Id
Sungguh, Aku Tak Tahu Bahasa Cinta
Mengapa Manusia Menggantung Cita
Lewat Ungkapan Cinta Sederhana
Menguatkan Mimpi Di Kehidupan Nyata
Sungguh, Aku Tak Tahu Menikmati Cinta
Bagaimana Peraduan Rasa Pada Satu Jiwa
Muara Kepuasan Hasrat Dan Nafsu Manusia
Terbingkai Balutan Kasih Dan Sayang Sesama
Sungguh, Aku Tak Tahu Tujuan Cinta
Kemana Labuhan Akhir Dari Manusia
Bekal Menghadapi Malaikat Berbicara
Ketika Pulang Menghadap Rahmatullah
Sungguh, Yang Kutahu Arti Cinta
Ketika Sujud Berlinang Air Mata
Pengakuan ke-Esa-an Kepada Pencipta
Termaktub Keikhlasan Dalam Doa
8/16/2019 Antologi Puisi Parepare Menulis
http://slidepdf.com/reader/full/antologi-puisi-parepare-menulis 85/123
Menjadi BijakIlo Id
Langit Malam Memerah Suram
Menyulam Mimpi Kian Buram
Kamu Cantik Yang Tenggelam
Merintih Menahan Sakit Tertikam
Sangat Dalam Meski Bukan Pedang Tajam
Melainkan Tertusuk Khianat Cinta Yang Haram
Menangis, Karena Itulah Sebaik Pilihan
Menangis, Karena Itulah Sebaik Penyesalan
Menangis, Karena Itulah Sebaik Renungan
Menangislah, Hanya Itu Yang Kau Bisa Untuk Tenang
Walau Berbalut Perih Dendam Bukan Solusi
Meski Berbayang Sedih Membenci Takkan Mengakhiri
Hanya Kepedihan Takkan Membuat Kamu Mati
Berhenti Meratapi Dewasalah Untuk Menghadapi
Cinta Itu Damai Yang Hakiki
Senantiasa Saling Mengisi Hati
Berjanji Bersama Meneguhkan Kata Hati
Belajarlah Dari Risalah Nabi
Itulah Cinta Halal Yang Islami
8/16/2019 Antologi Puisi Parepare Menulis
http://slidepdf.com/reader/full/antologi-puisi-parepare-menulis 86/123
Harmoni CintaIlo Id
Aku Mencintaimu Lewat Kata
Meski Sangat Sederhana
Hanya Inilah Yang Kupunya
Rangkaian Kata Penuh Makna
Berbalut Rasa Bertahta Logika
Berwujud Fakta Dalam Buku Karya
Walau Mungkin Tak Terbaca
Kepuasan Dan Curahan Hati Yang Utama
Untuk Sebuah Cita Tak Ada Putus Asa
Kupercaya Hanya Walau Satu Kata
Manusia Bisa Beribadah Dan Menggila
Karena Titisan Pena Di Cipta
Oleh Maha Cinta Untuk Mengenal Dia
Dia Pemilik Dunia Seluruh Alam Semesta
Apapun Karya Tercipta Oleh Manusia
Niat Beribadahlah Yang Mendapat Anugerah
8/16/2019 Antologi Puisi Parepare Menulis
http://slidepdf.com/reader/full/antologi-puisi-parepare-menulis 87/123
SeruniCintaku Ditelan MalamC Kenangan Kunantikan Cinta
Nurul Fadhilah M . Sejak bumi
berusaha menjaga sinar sang mentari disitulah terdengar tangisan awal dari seoranganak yang dilahirkan tepat pada hari Ahad, dikecamatan Cempa 7 November 1993,sebutlah dia dengan nama Nurul FadhilahMustari, akrab disapa dengan namasedrhananya Dila. Sangat menyukai duniakepenulisan. Dila sekarang masih terusmengasah tintanya dan mencari mata airilmu di salah satu perguruan tinggi di KotaParepare. Untuk menjalin silaturahmi, dapatdihubungi melalui fb: nurul fadhilah mustari,emai: nurulfadhilah778@gmail.com
8/16/2019 Antologi Puisi Parepare Menulis
http://slidepdf.com/reader/full/antologi-puisi-parepare-menulis 88/123
SeruniNurul Fadhilah M
Gerincing berbunyi melingkar indah di kakimu
Menari berselendang indah
Tersenyum gemulai bergaya kemayu
Duhai dik seruni pesonamu adalah bak mutiara alam
Seruni ……….
Terdiam aku melirikmu
Melirik- lirik dengan malu
Tapi tenang seruni ruapanya tak melihatku
Duhai dik seruni
Senyummu bagai delima merah
Kakimupun semakin menjinjit
Menari dan menari di bawah pohon jati milik ayahku
Bunga- bunga pagi itu mekar
Merah jingga, serasa pelangi ada dihadapanku Ikut menari dan
tersenyum gemulai Sungguh rasa ini hanya untukmu seorang
Dik …… seruni
Duhai Seruni si gadis muda
Aku merindu sosokmu seruni 2 tahun silam
8/16/2019 Antologi Puisi Parepare Menulis
http://slidepdf.com/reader/full/antologi-puisi-parepare-menulis 89/123
Cintaku Ditelan MalamNurul Fadhilah M
Ini kali ku cemas, menyisir jejak kelam
Ini kali kuberjalan sendiri dan bertemu kebohongan
Ini kali aku menyaksikan
Ombak dan air dilautan menghilang ditelan malam cintaku….
Diriku rasanya terasingkan oleh malam
Rasa itu tenggelam dan menjauh
Berlari hingga ke seberang pulau
Tiada lagi cerita
Hilanglah cinta ditelan malam
Gerimis pun mempercepat kelam
Pada malam yang berwajah muram
Malam pun semakin gelap
Hingga akhirnya aku menyerah
Rasanya pengap
Namun telah ku bebaskan dia pergi
mendayung hingga ke pulau seberang
8/16/2019 Antologi Puisi Parepare Menulis
http://slidepdf.com/reader/full/antologi-puisi-parepare-menulis 90/123
CNurul Fadhilah M
Berani kubersajak
Menguntai dan menyulam di atas selebaran suci
Berani kubersajak
Menguntai dan merajut mesra bersama pemikiran sederhana
dari seorang wanita
Aku adalah wanita
Merajut dan menyulam
Bersama sajak yang ingin selalu bercengkrama di atas selebaran tipis
Hingga rajutan itu kurasakan ternyata ini adalah sulaman Cinta
Rasa seorang wanita ini telah menjadi raja
Terasa rasa itu hidup di setiap sela- sela jemari ini
Yang ingin kugenggam namun belum halal
Rasaku malu, malu akan rasa dari seorang wanita
Duhai Cinta
Tersulamlah engkau bersama sarung sutera di hadapanku
Kurajut bunga- bunga merah jingga yang serasi
dengan sutera putih ini
Duhai Cinta
Cintaku akan kurajut dan kusulam
dengan kesabaran di atas sutera putih
8/16/2019 Antologi Puisi Parepare Menulis
http://slidepdf.com/reader/full/antologi-puisi-parepare-menulis 91/123
KenanganNurul Fadhilah M
Kita bersua dahulu
Bertemu dalam kisah indah
Bertemu dalam bahagia
Bertemu dalam satu cinta
Rasanya indah, bahagia, mengusik kerisauan
Namun itu adalah kisah kemarin
Rasanya pahit, sepi, mengundang kerisauan
Inilah kita sekarang
Senja pun berlabu di sore itu
Menampakkan gelapnya yang membuatku merinding
Kisah itu benar- benar pergi
Hingga tak lagi bisa aku menceritakannya
Kini aku membisu
Terpaku takut pada kisah kita
Tak ingin mengungkit lagi karena sejatinya kita sudah beda
Akupun harus percaya
Pada masa yang telah membuat kisah kita seperti ini
8/16/2019 Antologi Puisi Parepare Menulis
http://slidepdf.com/reader/full/antologi-puisi-parepare-menulis 92/123
Kunantikan CintaNurul Fadhilah M
Sepi bercerita berwajah cemasMananti seolah rasa mencekikPada rasa cemas menanti hingga sampai di puncakMemeluk rasa yang mendesak
Ini rasa…… Di penghabisan terus menantiMemberatkan pundak hatiku pun semakin cemasPada penantian cinta
Duhai cintaMenepilah menyapaHilangkan sepi disepertiga malamkuKini ku damaiMemandang wajah hitam bermekar bunga melatiTernyata penantian ini tidaklah sia- siaCinta datang pada penantian yang panjang
8/16/2019 Antologi Puisi Parepare Menulis
http://slidepdf.com/reader/full/antologi-puisi-parepare-menulis 93/123
Bisikan Cinta Lukisan PenyempurnaCinta itu Anugerah Menuai Cinta
Nur Rahmah SafarinaHamzah, kelahiran Rappang 21 Juli
1995. Putri pertama pasangan
Drs. Hamzah M. Si-Dra. Hj. Masjuni Nusu,Mahasiswa Fakultas Pertanian, Peternakandan Perikanan Universitas MuhammadiyahParepare.
8/16/2019 Antologi Puisi Parepare Menulis
http://slidepdf.com/reader/full/antologi-puisi-parepare-menulis 94/123
Bisikan CintaNur Rahmah Safarina Hamzah
Dibalik sebuah kegelapan
Ada sebuah cahaya kan meredup
Ingin ku jaga namun perlahan tiada
Entah sudah sejauh mana
Aku mesti berjalan mencarimu
Entah dirimu masih ada untukku
Irama tak semerdu dahulu
Meski kaku,
Meski sakit,
Namun biarkan aku menantimu
8/16/2019 Antologi Puisi Parepare Menulis
http://slidepdf.com/reader/full/antologi-puisi-parepare-menulis 95/123
LukisanNur Rahmah Safarina Hamzah
Mencintai dirimu dalam ketidaktahuaan
Mencari dirimu dalam barisan kegelapan
Seuntai senyum penuh dalam kerinduan
Walau besi besi bersuara
Untuk memberi batasan bertemu
Namun, kasihmu selalu menemaniku
Melintasi jalan setapak tak bersuara
Mendaki reruntuhan tanah kering
Kelak kutemukan dirimu dalam lukisan
Kan ku jaga dengan segenap jiwa raga
Sehingga tak kan pudar, selamanya
Karena lukisan itu berada dalam relung hatiku
8/16/2019 Antologi Puisi Parepare Menulis
http://slidepdf.com/reader/full/antologi-puisi-parepare-menulis 96/123
PenyempurnaNur Rahmah Safarina Hamzah
Engkau ada
Engkau ada ketika matahari terbit
Matahari terbenam serta
Bulan menampakkan sinar terangnya
Engkau selalu mencoba melintasi langitNya
Mengetuk pintu surgaNya
Kini keadaan membuatmu pasrah
Rinai hujan membasahi jalanmu
Memudarkan khayalan tuk berbuat dosa
Engkau menggapai penderitaan
Terobos nestapa menuju tujuan
Cinta dari semua makhlukNya
Tak akan membeku
Tak akan menghilang
Dan akan selalu memberi arti
8/16/2019 Antologi Puisi Parepare Menulis
http://slidepdf.com/reader/full/antologi-puisi-parepare-menulis 97/123
Cinta itu AnugerahNur Rahmah Safarina Hamzah
Menghayut waktu mendekap rindu
Kamu bersandung dalam satu waktu
Meruntuhkan asumsi yang lalu
Dirimu menjajah hasrat jiwaku
Aku tak lagi seperti toples kosong
Pernah terisi lalu terbuang
Delusi cinta, namun hanya seberkas yang tulus
Keluar dari jangkauan rasionalisasi
Pada dirinya ku melihat 2 belahan bumi
Memancar bersama nan menyatu dalam melodi
Terdengar riang melebur alunan berima
Aku berbagi cerita
Tertawa lepas menyekap air mata
Tak ingin senja hanya terlalui
Namanya telah terpahat
Aku tak lagi membungkam
Tak takut lagi pada bayangan
Mimpiku tak lagi sekedar fantasi
Telah ku rengkuh dirinya tak lagi hanya dalam imajinasi
8/16/2019 Antologi Puisi Parepare Menulis
http://slidepdf.com/reader/full/antologi-puisi-parepare-menulis 98/123
Menuai CintaNur Rahmah Safarina Hamzah
Kamu Matahari
Menghangat Kasih Di Pagi Hari
Memupuk Sejuta Rindu
Menghias Setumpuk Mimpi
Kamu Matahari
Menderang Menuju Senja
Menyambut Mesra Sang Petang
Membiaskan Jutaan Warna
Mengetuk Jendela Pujaan Hati
Selamat Datang Cinta
Tetaplah Terang Di Nadiku
Tetaplah Tenang Di Sukmaku
Tetaplah Tentram Di Kalbuku
8/16/2019 Antologi Puisi Parepare Menulis
http://slidepdf.com/reader/full/antologi-puisi-parepare-menulis 99/123
Doa Sang Perawan Manusia Setengah Ilalang Kekasih Diujung Langit Surat Cinta Untuk Rembulan Kala Tuhan Berkata Tidak
Relia Minerva, nama pena dari
Resqie Awwaliah Parenrengi. Lahir diPangkajenne 14 Oktober 1991.Menyelesaikan studi S1 pada tahun 2014 diUniversitas Muhammadiyah Parepare,program pendidikan matematika. PendidikanSMA ditamatkan pada tahun 2010 di SMA N2 Mamuju Kab. Mamuju, SMP diselesaikan diSMP N 3 Liliriaja Kab. Soppeng pada tahun2007 dan selama 6 tahun menempuhpendidikan di SDN 285 Sompe kabupatenWajo.
8/16/2019 Antologi Puisi Parepare Menulis
http://slidepdf.com/reader/full/antologi-puisi-parepare-menulis 100/123
Doa Sang PerawanRelia Minerva
Tersadarku dalam lautan angan
Terombang ambing melawan arus kehidupan
Kala nyata menjadi khayal
Terhempasku, jatuh tersungkur
Rintih ku panjatkan dalam hening
Memohon dalam sadar dan mimpi
Satu purnama tenggelam bersama malam
Berganti cakrawala yang tak pudarDan aku terus disini menanti takdir
Kala Tuhan masih membisu
Ratap terus kusampaikan hingga batas sadar
Menjangkau langit tak bertuan
Merenda dalam keheningan
Kepada angin malam
Terbang bersama kehidupanTerangkat beriring telapak tangan
Merintih doa kepada sang pemilik hidup
Inilah doa sang perawan
Bersama bentangan malam
Tak surut kala nasib berganti
Inilah doa sang perawan
Tuhan...Cintakan aku padanya
Yang dapat mengantar cinta ini kepada-Mu
Tuhan...
Rindukan aku padanya
Yang masih bersembunyi dibawah takdir-Mu
Tuhan...
Aku titip salam cinta untuknya
Yang menunggu bersama mimpi-mimpi surga
8/16/2019 Antologi Puisi Parepare Menulis
http://slidepdf.com/reader/full/antologi-puisi-parepare-menulis 101/123
Manusia Setengah IlalangRelia Minerva
Gersang, terhempas dalam takdiku
Meninggalkan goresan halus diantara lekukan hati
Meratap pada malam yang tak bekesudahan
Menarik takdir dari masa lalu
Mendekat, semakin mendekat
Dan gelap itu teus memelukku erat
Sesak, namun jiwa tak mampu melepasnya
Harap terus ku bentangkanMemohon untuk angan itu
Memohon untuk sekat yang menghimpit
Dan duka ini menjeratku
Kugapai tangan-tangan iman
Membawaku larut pada rasa senyap
Aku hanyalah manusia setengah ilalang
Terombang ambing bersama angin
Tetapi aku adalah manusia setengah ilalangMembujuk nasib untuk membawaku kembali
Teriakku pada hening
Tafakur bersanding dengan masa lalu
Terkekang tak bergerak
Semakin membawaku pada harap yang kosong
Angkat aku bersama bentang malam
Tarik aku pada cahaya fajarBimbing aku bersama lentera kehidupan abadi
Merubah gugusan mimpi memjadi nyata
Sadarkan aku wahai Engkau Yang Pengasih
Ketuk hatiku untuk pintu yang baru
Hapus lukaku bersama mimpi tak berujung
Berikan waktu pada sang waktu
Hingga pelangi tak penah pudar
8/16/2019 Antologi Puisi Parepare Menulis
http://slidepdf.com/reader/full/antologi-puisi-parepare-menulis 102/123
Kekasih Diujung LangitRelia Minerva
Lupakah aku kepada Engkau disana
Kekasih diujung langit
Fana terus menggenggamku
Beradu bersama gemerlap khayal
Terus dan terus memelukku
Membawa jauh bersama cakrawala
Aku katakan tidak pada teriak-Mu
Enggan hatiku menoleh pada-MuKekasih diujung langit
Gontai, terus berlaju
Melupakan Engkau dengan semua kuasa-Mu
Melenggang tak berbalik
Padamu kekasih diujung langit
Kau tulis takdir diantara belah tangan
Tetapi hati beku tak mencairSurat cinta-Mu terabaikan
Tergeletak usang bersama debu kemarin
Berbalikku tak pernah
Mendongak berjalan bersama keangkuhan
Melupakan tangan-tangan insan
Buaian ego terus menjerat cintaku
Terkurung bersama mimpi dunia
Merindu pada cinta yang abadi
Kekasih diujung langit
Tarik hatiku bersama cahaya-Mu
Genggam jiwaku yang mulai kosong
Peluk ragaku yang mulai kaku
Lihat aku dalam sujud panjang ini
Rangkul aku pada cinta dan kasih-Mu
Jadikan aku kekasih-Mu diujung langit ketujuh
8/16/2019 Antologi Puisi Parepare Menulis
http://slidepdf.com/reader/full/antologi-puisi-parepare-menulis 103/123
Surat Cinta Untuk RembulanRelia Minerva
Kungkap kehidupan bersama tabir takdirBait-bait senja terpampang dalam hatiMelukis cinta yang tak berujung
Engkaulah tangan TuhanMalaikat nyata dalam hidupkuEngkaulah bidadari TuhanMatahari untuk duniakuBulan untuk gelap mimpiku
Untuk setiap detik yang terdengarUntuk setiap tarikan nafasNamaku terukir disanaDarahku mengalir bersama cintanya
Hamparan lirik cinta merajut kasihnyaMembalut hati yang terlukaBuaian cinta terindahMendendang syair-syair surgaLalu terlelap bersama masa depan
Silih malam bertukar fajarDoa cinta terus berlaguMengganti setiap lara dijiwa
Aku nyatakan ikrar cintaUntuk rembulan yang tak pernah hilang
Lalu...Ku tulis surat cinta pada rembulanBersama doa untuk angan kehidupan
Untukmu yang maha melihatKu titip surat cinta iniPadanya sang rembulan
Engkau yang maha mendengarkanKatakan padanya,Cinta ini, cinta surga yang tak berakhirHingga raga tak lagi berdayaHingga fajar tak lagi menyinsing
Karena diaTuhan dalam duniaku
8/16/2019 Antologi Puisi Parepare Menulis
http://slidepdf.com/reader/full/antologi-puisi-parepare-menulis 104/123
Kala Tuhan Berkata TidakRelia Minerva
Kubalut hati bersandar mimpiMenyapa kehampaan dalam gelapKusampaikan pada mentariPada fajar dan pada cakrawalaTuhan berkata tidak
Relung berontak tak berkesudahanMenuntut pada pelangi yang mulai pudarBersama kosong, larut merangkai asa
Sabda cinta mulai usangTerkubur kaku dalam dingin jagad rayaLalu Tuhan mengatakan tidak
Lara semakin laraDuka bertambah-tambahTerseok dalam ketidak pastian yang abadiBuih-buih rindu bernanah membusuk bersama takdirMelupakan nyata yang tak berujungDan Tuhan meneriakkan tidak
Sampai batas takdir menjaring mimpi Aku disini berkawan gelap nasibTerkubur bersama himpitan masa laluDialah lukisan kehidupanMengetuk hati yang mulai bekuMenjangkau nurani yang kelam
Ratap tak pernah habisMenggantung diujung langit
Bersama kenangan menanti dibalik kabut Wujudku terjulur kakuMencari Tuhan untuk cinta abadinya
Walaupun Dia berkata tidakMimpi itu tetap pastiTeukir bersama asaTertulis indah dalam genggaman takdirHingga Tuhan tak lagi bekata tidak
8/16/2019 Antologi Puisi Parepare Menulis
http://slidepdf.com/reader/full/antologi-puisi-parepare-menulis 105/123
Syukur
Tak Sampai Bintang Hatimu
Pemuja Rahasia Hujan Bulan Februari
Muh Ridha Salam, nama pena
bang ridho, lahir di Lambai, 10 Oktober 1990. Alamat di Jl. Toddopuli 10 no. 20. Fb: Ridho
Al Salam. Ketika menulis puisi cinta sayaseolah seperti pujangga, idola saya KahlilGibran, meskipun puisi hanya sampingandari rutinitas saya sebagai karyawan swastayang menyukai romantisme.
8/16/2019 Antologi Puisi Parepare Menulis
http://slidepdf.com/reader/full/antologi-puisi-parepare-menulis 106/123
SyukurRidho
Kicau burung di pagi hari
Seolah bernyanyi sebuah harapan baru
Ku buka jendela kamarku menatap indahnya pagi
Sejuk senang yang kurasakan
Kupejamkan mata sejenak menghirup udara pagi
Angin berhembus berderik
Saat fajar menegakkan cahayanya menusuk citraEmbun perlahan menghilang
Deretan gunung berbaris laksana tentara
Berselimut awan beralaskan zamrud
Tinggi menjulang mencakar langit
Pohon-pohon menari melambai mengikuti irama alam
Siang dan malam pesonamu tak pudarKau ciptakan alam ini sebagai penghias mata
Bukti keagunganmu
Membuat semua orang terpana memandangmu
Tak ada lagi kata yang mampu ku rangkai
Kecuali kata takjub dan syukur akan ciptaanmu
Yang begitu elok di pandang mata
Bak taman surgawi
Parepare, 15 Februari 2015
8/16/2019 Antologi Puisi Parepare Menulis
http://slidepdf.com/reader/full/antologi-puisi-parepare-menulis 107/123
Tak SampaiRidho
Ketika malam semakin larut suara binatang malam
Mulai terdengar dengan irama cinta menggetarkan hati
Lolongan anjing malam mencekam di jiwa
Ku tetap berjalan sendiri di sebuah jalan setapak membisu
Menyusuri keheningan malam
Berharap di ujung jalan ini ada secercah harapan
Harapan yang selama ini tak tersampaikan
Yang hanya memenuhi palung hati ini
Aku tetap berjalan penuh harapan
Meski jalan ini ku tau tak berujung
Namun semangat di dalam hati tak pernah surut
Meski semakin jauh kaki ini melangkah harapan tak kunjung tiba
Parepare, 15 Februari 2015
8/16/2019 Antologi Puisi Parepare Menulis
http://slidepdf.com/reader/full/antologi-puisi-parepare-menulis 108/123
Bintang HatimuRidho
Andai aku dapat menjadi bintang hatimu
Akan selalu kuterangi dirimu dengan cahaya indahku
Aku ingin jadi bintang hatimu
Yang selalu bersinar menemani malammu
Jika Aku adalah bintang hatimu
Aku akan selalu menemanimu dikalah hatimu gundah
Disaat hatimu kehilangn harapan Aku hadir memberimu sebuah harapan
Namun aku bukanlah bintang hatimu
Aku hanya tetesan jiwa dari jiwa yang ternoda
Yang berharap menjadi bintang hatimu
Di kalah senja berganti malam
Biarkan aku jadi bintang hatimuTenggelam dalam dinginnya malam
Terlupakan di kala senja tiba
Tapi aku akan selalu hadir di kala malam tiba
Biarkan aku jadi bintang hatimu
Berharap malam tak akan berganti senja
Agar aku selalu melihat senyum indahmu
Yang tak akan pudar hingga akhir waktu.
Parepare, 15 Februari 2015
8/16/2019 Antologi Puisi Parepare Menulis
http://slidepdf.com/reader/full/antologi-puisi-parepare-menulis 109/123
Pemuja RahasiaRidho
Aku yang hanya bisa menatapmu
Aku yang diam-diam mengagumimu
Aku yang terlalu takut menjauh
Aku yang ingin selalu di dekatmu
Bukan sekali dua kali aku memperhatikanmu
Setiap saat setiap waktu selalu mataku tertujuh padamu
Dalam hati terselip sebuah harapan
Untuk bersua dirimu wahai pujaan hati ini
Kamu hadir membawa warna baru
Senyummu, canda dan tawamu
Selalu membuat hati ini damai
Meski engkau tak tau akan besarnya rasa kekaguman ini
Dalam hati bertanya-tanya
Akankanh diriku tetap menjadi pengagum rahasiamu ?
Apakah ini cinta atau rasa kagum ?
Tapi satu hal yang pasti aku mengagumimu
Let time all of it
Hanya kata inilah yang mampu
Terucap ketika tak mampu ku sampaikan
Aku mengagumimu.
Parepare, 15 Februari 2015
8/16/2019 Antologi Puisi Parepare Menulis
http://slidepdf.com/reader/full/antologi-puisi-parepare-menulis 110/123
Hujan Bulan FebruariRidho
Tak ada yang lebih tabah
Dari hujan bulan bulan Februari
Rintik rindunya selalu dinanti dan selalu hadir
Di kala hati merindukan purnama
Tak ada yg lebih mengerti
Dari hujan bulan Februari
Selalu menghapus jejak luka
Yang tertinggal karena keegoisan
Kehadiranmu selalu dirahasiakan
Engkau hadir membawa sejuta rindu
Rindu yang tak pernah tersampaikan
Kepada hati yang selalu kurindukan
Dinginnya malam ini dan gemuruh petir di langit februari
Sejenak menghapuskan rasa rindu di dalam jiwa
Namun hujan bulan Februari turun membasahi bumi
Membuat rasa rindu itu kembali hadir dalam hati sanubari
Hujan bulan februari kehadiranmu mengingatkanku
Akan kenangan tentang dirinya
Hujan bulan februari ku pinta darimu
Sampaikan salamku untuk seseorang yg selalu ku rindu.
Parepare, 15 Februari 2015
8/16/2019 Antologi Puisi Parepare Menulis
http://slidepdf.com/reader/full/antologi-puisi-parepare-menulis 111/123
Candu Melodi Tak Bernada Kisah Sang Pagi Dia Akan KembaliTanah Air Terkasih
Syahrani Said , diberi titipan roh
pada tanggal 26 mei 1992. Tempat yangakan menjadi tujuan saya akan pulangadalah rumahku yang beralamat di Jl.
Angsana E/64 Perumnas wekke e Parepare.Jika ditanya mengapa saya senang menulis,
jawabannya karena cita-cita saya yaitumelakukan hal-hal yang saya sukai, salahsatunya menulis. Senang melaukan hal-halbersifat sosial, tertarik pada sejarah dan
budaya. melanglang buana adalah favoritkudengan kamera sebagai senjata untukmengabadikan moment. Pesan saya“hiduplah bagai berada di sebuah sekolah,belajar bagai seorang murid mengajarlaksana seorang guru”
8/16/2019 Antologi Puisi Parepare Menulis
http://slidepdf.com/reader/full/antologi-puisi-parepare-menulis 112/123
CanduSyahrani Said
Ada mata seindah senja
Ada hati selembut kapas
Ada tutur semegah dunia
Itu kamu
Kucoba meraba apa ini hanya ilusi
Ataukah kenyataan kepalsuan rasa
Namun tetap saja senyummu merobohkan iman
Menggunung sudah kekagumanku padamu
Laksana berada di atas gunung
Puncaknya sedikit lagi kuraih
Kubalikkan badan menolak berada di puncak itu
Sebab puncak itu tak lagi member candu
Candu oleh rindu seuntai senyum mu
Candu saat hilang waras karena mu
8/16/2019 Antologi Puisi Parepare Menulis
http://slidepdf.com/reader/full/antologi-puisi-parepare-menulis 113/123
Melodi Tak BernadaSyahrani Said
ruang itu tanpa pintu, jendela pun tak ada.
tak begitu luas, sempit pun enggan.
kadang dindingnya berlukis permadani ,
sesaat kemudian gelap menyisakan tanya.
suatu hari ruang itu bagai bioskop penuh euforia
keesekon harinya sunyi sepi bak lorong rumahku.
untuk sesaat ruang itu bagai hari cerah,
kemudian detik berikutnya
berubah cuaca menjadi mendung seakan badai menghampiri.
dialah ruang bagai alunan
bersanding melodi nan indah dibalut nada yang menyiram lembut
kemudian bagai melodi tak bernada,
hampa tak ada suara, bahkan jika debu dapat berbisik
8/16/2019 Antologi Puisi Parepare Menulis
http://slidepdf.com/reader/full/antologi-puisi-parepare-menulis 114/123
Kisah Sang PagiSyahrani Said
Kutemui diriki diantara indahnya sisa mimpi
Menggelayut di langit-langit kamar
Kudengar samar sahutan ayam, kicauan burung
Menembus telinga mendamaikan hati
Sementara di garis timur cakrawala
Si tangguh mentari siap melintas mengusir kegelapan
Memeluk kedinginan dengan sedikit sinar kehangatan
Dialah pagi
Akan selalu menukar kepedihan hati
Dengan setangkai obor harapan
Untukku yang tersesat dalam gelap kekecewaan
Pagi adalah bentuk cinta sang pencipta bagi ciptaannya
Yang memberi malam terasa begitu panjang oleh sesak
Lalu menawarkan pagi berhiaskan embun, suci nan jernih
8/16/2019 Antologi Puisi Parepare Menulis
http://slidepdf.com/reader/full/antologi-puisi-parepare-menulis 115/123
Dia Akan KembaliSyahrani Said
deburan ombak menggullung air laut,
meliuk-liuk bagai pentas sebuah tarian alam
penuh suara benturan khas antar gulungan ombak
ku letakkan pandangan pada koridor garis cakrawala.
nampak dewa kehidupan dengan gagah
memantapkan diri melebur ke dalam ujung pandangan
dan senja itu kembali datang
senja telah beranjak tersisia semburat warna langit
aku tak beranjak mataku terkunci oleh indahnya lukisan langit
tergembok oleh sisa-sisa senja.
satu hal yang membuatku suka dengan kepergian.
kepergian senja tak pernah menyisakan dusta.
dia akan kembali.
8/16/2019 Antologi Puisi Parepare Menulis
http://slidepdf.com/reader/full/antologi-puisi-parepare-menulis 116/123
Tanah Air TerkasihSyahrani Said
Saya berpijak di atas tanah ini
Terjatuh pun di atas tanah ini
Berlari kecil menuju sebuah impian
Lintasanku tanah ini
Bahkan saat waktunya kembali
Raga ini akan menyatu dengan tanah ini
Mata air dari puncak sana, tanpa keraguan mengalir
Menghantam kokohnya batuan penghias sungai
Terjatuh terhempas pada dahsyatnya air terjun
Menopang hidup segala mahluk, bahkan bagi dia yang tak
meginginkan
Begitu murni penuh kesucian dan selalu merendah
Bersyukur atas tiap jengkal tanahku tempat berpijak
Bersyukur atas tiap tetes air memberiku kehidupan
Janjiku akan menjaga tiap genggam tanah airku terkasih.
Kelak menjadi gubuk terhangat anak cucuku.
8/16/2019 Antologi Puisi Parepare Menulis
http://slidepdf.com/reader/full/antologi-puisi-parepare-menulis 117/123
8/16/2019 Antologi Puisi Parepare Menulis
http://slidepdf.com/reader/full/antologi-puisi-parepare-menulis 118/123
AkuWima
Diam… Mendua pada parasnyaMemadu demi dustanyaPalsu dalam ceritaMengadu tiap deritaPadam..Kelana fana, telikung buntung ketika kemarau parau, kau sibukterpukau kilau danau..Malam..
DatangTerangMenantangMenghadangNamun gulita yang kau pandangTikam..Menghujam dalamIris, miris, gerimis, darah menguar amis, nadi terkuras habis, hatimenyapa tangis
Apa?Bagaimana?
Jikalau mana?Siapa?
Aku Ya, akuHilang dalam sembilu
Ya, akuBukan kau, bangsat
Bukan kau Aku!
8/16/2019 Antologi Puisi Parepare Menulis
http://slidepdf.com/reader/full/antologi-puisi-parepare-menulis 119/123
Sepenggal Kisah HujanWima
Sore hari... Waktu bergerak mundur menjemput malam sebagai penutuprangkaian denyut nadi yang berpacu deras di bawah tikaman terikmatahari siang. Aku adalah debu, yang terhempas dari utara keselatan untuk kemudian sunyi berdiam di pelataran rumah seorang
bocah sederhana yang sedang bermain tanah. Binar mata sang bocahmenyingkap sebuah isyarat penantian akan pulangnya sosok bapak
yang berjibaku melawan takdir sejak dimulainya hari waktu subuhmenyapa. Barangkali akan ada sebungkus kebahagiaan serupa
martabak spesial untuk sang bocah. Barangkali kelak akan tersuguhsebuah cerita penggoda gelak tawa di sela seruput kopi hitam dansejumput gorengan panas. Barangkali sebelum tersiar azan magrib,telah berkumandang pelukan hangat bertulis rindu dari seoranglelaki yang begitu cinta pada rumahnya...Dan sejuta barangkali-barangkali lainnya yang selalu pasti terjadimengiring datangnya senja...
Aku adalah awan, yang bergerak dari timur ke barat, mempercepathadirnya gelap untuk kemudian berhenti diam di atas atap tanah liat
kediaman seorang wanita sederhana yang menyungging senyumketika pandangnya bertemu pada buah hati yang gembira bermaintanah. Pada senyumnya terlintas rasa syukur akan bahagianya jalinankeluarga kecil sederhana yang hingga kini bergulir tanpa cela.Tak terbendung...Tak tertahan lagi...Setetes air meleleh terjun bebas menghantam tanah. Sungguhpuntelah beribu kali aku menjadi saksi tragedi, aku hanyalah sebongkahuap air lemah yang bergumpal di udara, yang tak kuasa menghujan
nestapa bilamana duka menghujam terlalu dalam.Detik berikutnya aku adalah hujan. Jatuh menyatu dengan debu.Deras. Kelam. Duka.Hujan kali ini menyampaikan kisah tentang bapak yang tak akanpulang...Selamanya...
8/16/2019 Antologi Puisi Parepare Menulis
http://slidepdf.com/reader/full/antologi-puisi-parepare-menulis 120/123
NafasWima
Dalam satu tarikan nafas.. Aku terlibat dalam kemelut hati dan otak yang sedari dini hari tak berhenti membabibuta meneriakkan definisi posibilitas dan memori..Dalam satu tarikan nafas..
Waktu bergerak mundur, jiwa meredup teratur, kemungkinan-kemungkinan tentang mimpi indah yang berangsur nyata terlelap
jauh-jauh dalam kubur..Dalam satu tarikan nafas..Siang berganti malam, kata beranjak dusta, walau itu berarti sang
kata harus rela membunuh makna nyata mereka sendiri, walau itu berarti sang surya harus tabah meringkuk tanpa daya di balik senja.Dalam satu tarikan nafas..
Aku kehilangan nyawa yang berpuluh tahun aku percaya untukmengisi dan menyisi angkuhnya mayat hidup yang kini tak berjiwa.Lalu...Dalam satu hembusan nafas..Keputusasaan yang membahana serta-merta hilang, bertukar posisidengan kepastian akan bahagianya masa depan, meyakinkanku
bahwa semua yang indah bisa mengganti mimpi buruk dengan begitucepat, bahwa hidup tak semestinya hancur oleh waktu.Kemudian..
Aku sadar..Bahwa suatu saat di depan sana, aku kembali harus menarik nafas..
8/16/2019 Antologi Puisi Parepare Menulis
http://slidepdf.com/reader/full/antologi-puisi-parepare-menulis 121/123
Seserpih Kata Untuk BulanWima
Lalu kukayuh perahu kecilku menantang posibilitas sains dan hukumgravitasi menuju ke-mahaindah-an hakiki yang dipersembahkanlangit malam ini. Imaji adalah dayungku, absolutisme pujian bintangterhadap angkasa adalah layarku, lalu manakala aku menyimpanmozaik debu emas fiksional yang terhampar di permukaan bulansebagai arus yang meniup maju perahuku, aku mulai menjemputmimpi. Perjalanan kecilku mengarungi gemintang yang berkedipmanja demi rasa terima kasih pada sang Satu terasa begitu sejukuntuk tidak dikunci rapat dalam kotak memori. Aku takluk pada
ganasnya tatapan sang Luna yang menghujam dalam ke palung jantung, mengarung relung-relung tak terjamah yang pada akhirnyamembuatku pasrah mengisahkan seluruh rahasia terkelamku untukkuserahkan seutuhnya pada rembulan. Dua, tiga, empat, terhitungcepat detik yang kulumat demi merengkuh abadinya kehangatan
yang kerap kau tawarkan bila aku mulai lelah mengayuh. Padaakhirnya, di penghujung detik perjalananku, aku hanya mampumenderma senyum dalam mata yang terpejam atas rasa yang begituhangat kau tancapkan pada dunia kecilku. Semesta mungil yang tak
pernah lupa kudekap dalam ranumnya malam setiap kali kaumemanggilku lagi untuk menjulang-tegakkan layar perahu kecilkudemi bisa menyapamu lagi dalam dekat, tanpa jarak, melupa realita,dan menyambung mimpi.Sungguhpun kau mengorbit pada angkuhnya tanah yang kupijak, inirahasiaku: Aku tak peduli. Karena perahu kecilku selalu siap berlayarkapanpun meninggalkan bumi sejenak untuk bisa mencurikesempatan mengitarimu, memuja sempurnamu, dan menjaditergila-gila akan candumu.
8/16/2019 Antologi Puisi Parepare Menulis
http://slidepdf.com/reader/full/antologi-puisi-parepare-menulis 122/123
Melankolis Batas SenjaWima
Hai senja :)Entah sudah yang ke-berapa, pun batinku bercengkrama padanestapa, kembali lagi kita saling sapa, lalu aku mau bilang apa? Kaliitu kau serbu aku hingga lupa, sejenak berlalu realita yang burukrupa, kau tatap tatapanku yang buta, bangunkanku menuju mimpitentang semesta. Pada detik yang berjalan terbata, aku berkata, ataskata-kata yang kian kau tata, ada mata-mata rasa tanpa makna yangnyata, namun ada pada tiadanya. Aku percaya, kau-lah senja yang
membaca arah cahaya, membentang kepastian dalam ragu yangmeraya, selalu penuh daya, tanpa tanya, menyeru qualia kian kaya,mengajakku beranjak sejenak melupa bahaya. Lalu aku tersimpuhentah untuk yang ke-berapa, entah demi sesiapa. Liukan memori itukerap menyala, tanpa cela, dan aku tersesat dalam kala.Hai senja :)Bila patut aku meminta, jangan pernah menghilang dalam gulita.Jika pantas aku bercerita, izinkan ku meminang derita, yang begitudalam kau kubur dalam dusta...
8/16/2019 Antologi Puisi Parepare Menulis
http://slidepdf.com/reader/full/antologi-puisi-parepare-menulis 123/123