Post on 16-Oct-2021
ANJING DALAM PERSPEKTIF HADIS
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Ushuluddin (S.Ud)
Oleh:
Rapita
NIM. 11210449
JURUSAN TAFSIR HADIS
FAKULTAS USHULUDDIN
INSTITUT ILMU AL-QUR`AN (IIQ)
JAKARTA
1436 H/2015 M
ANJING DALAM PERSPEKTIF HADIS
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Ushuluddin (S.Ud)
Oleh:
Rapita
NIM. 11210449
Pembimbing:
Dr. H. Ahmad Fudhaili, M.Ag
JURUSAN TAFSIR HADIS
FAKULTAS USHULUDDIN
INSTITUT ILMU AL-QUR’AN (IIQ)
JAKARTA
1436 H/2015 M
ii
LEMBAR PENGESAHAN
Skripsi dengan judul “Anjing dalam Perspektif Hadis” oleh
Rapita dengan NIM 11210449 telah diujikan pada sidang
Munaqasyah Fakultas Ushuluddin Institut Ilmu Al-Qur`an (IIQ)
Jakarta pada tanggal 17 Juni 2015.
Jakarta, 17 Juni 2015
Dekan Fakultas Ushuluddin
Institut Ilmu Al-Qur’an (IIQ) Jakarta,
Dra. Hj. Maria Ulfah, MA
Sidang Munaqasyah
Ketua Sidang, Sekretaris Sidang,
Dra. Hj. Maria Ulfah, MA Dra. Ruqayah Tamami
Penguji I Penguji II
Dr. H. M. Ulinnuha, Lc., MA Ali Mursyid, M.Ag
Pembimbing
Dr. H. Ahmad Fudhaili, M.Ag
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
مَنْ سَلَكَ طَرِيقًا يَلْتَمِسُ بِهِ عِلْمًا سَهَّلَ اللَهُ بِهِ طَرِيقًا
مِنْ طُرُقِ الْجَنَّةِ
“Barang siapa menempuh suatu jalan untuk menuntut ilmu maka Allah akan memudahkan baginya jalan
menuju surga” (HR. ad-Dârimi)
Rasa syukur yang tak terkira kepada Allah swt,
yang berkat hidayah, serta pertolongan-Nya akhirnya
skripsi ini dapat diselesaikan tepat waktu. Selebihnya,
skripsi ini akan penulis persembahkan untuk:
1. Mama dan Bapak tercinta, Nuraini dan H.
Hasanudin yang tak henti-hentinya memberikan
motivasi, dukungan serta doa, sehingga skripsi
ini dapat penulis selesaikan tepat waktu.
2. Zaki, saudara sepupu yang telah memberi
inspirasi kepada penulis untuk mengambil judul
skripsi ini.
3. Reza Irmansyah, yang telah banyak memberi
masukan kepada penulis dalam menyusun skripsi.
4. Sahabat-sahabat Ushuluddin, terutama kepada
Fathul Haromah, Siar Ni’mah, Tsalatsatun
v
Ni’mah, Nurfadhilah Syam, dan Elly Mastho’ah,
yang telah bersedia meminjamkan kitab-kitab
mereka yang berguna sebagai sumber rujukan
bagi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
Semoga segala bantuan serta doa yang telah
mereka berikan kepada penulis dibalas oleh Allah swt
dengan kebaikan dan imbalan yang sebesar-besarnya.
âmîn yâ rabb al-âlamîn.
i
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Skripsi dengan judul “Anjing dalam Perspektif Hadis” yang
disusun oleh Rapita dengan Nomor Induk Mahasiswa
11210449 telah diperiksa dan disetujui untuk diujikan ke
sidang munaqasyah.
Jakarta, 6 Juni 2015
Pembimbing
Dr. H. Ahmad Fudhaili, M.Ag
xvi
ABSTRAK
Rapita (NIM 11210449): “Anjing dalam Perspektif
Hadis”. Program Studi Tafsir Hadis Fakultas Ushuluddin
Institut Ilmu Al-Qur`an (IIQ) Jakarta 2015.
Anjing merupakan hewan fenomenal yang sering
didiskriminasi oleh mayoritas masyarakat muslim lantaran
kenajisannya. Sehingga anjing sering diperlakukan semena-
mena oleh masyarakat muslim. Berbeda dengan hewan lain,
perlakuan semacam ini tidak berlaku. Menurut mereka, hukum
keharaman ini hanya berlaku pada anjing lantaran air liur yang
terkandung dalam tubuhnya. Karena itu penelitian ini penting
dilakukan.
Adapun masalah yang diangkat dalam skripsi ini adalah:
pertama, tentang konteks kenajisan anjing. Kedua, tentang
letak proporsionalitas kedudukan anjing di antara hewan lain
bila dikaji melalui pendekatan hadis. Dalam penelitian ini,
penulis hendak menyatakan bahwa di dalam hadis-hadis yang
disabdakan oleh Rasulullah berkenaan dengan anjing, baik
ulama muhadditsîn ataupun ulama muhadzdzabîn memiliki
persepsi yang berbeda-beda dalam menanggapi najisnya
anjing.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa konteks
kenajisan anjing dan proporsioanalitas kedudukan hewan
tersebut di antara hewan lain melalui pendekatan hadis.
Untuk itu, dalam skripsi ini penulis menjawab
permasalahan yang ada dengan menggunakan penelitian
kepustakaan (library research), yaitu penelitian yang dilakukan
terhadap literatur yang berkaitan dengan penulisan skripsi ini,
yakni dengan cara mengumpulkan sejumlah hadis yang
berbicara tentang anjing di dalam kutub as-Sittah kemudian
menganalisa hadis-hadis tersebut dengan memaparkan
xvii
penjelasannya berdasarkan kitab-kitab syarah hadis, maupun
buku-buku pendukung yang relevan dengan objek penelitian.
Dari penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa, secara
kontekstual, hadis-hadis yang berbicara tentang kenajisan
anjing menyatakan bahwa yang menjadikan anjing itu najis
adalah jilatannya (air liurnya). Namun kalangan ulama
madzhab memiliki pandangan yang berbeda-beda dalam
menyikapi hal tersebut. Ulama madzhab Maliki mengatakan
bahwa semua jenis anjing yang hidup adalah suci baik
badannya, bulunya, maupun air liurnya Ulama mazhab Hanafi
berpendapat, bahwa yang najis pada anjing itu hanyalah air
liurnya saja, selain dari itu dihukumi suci. kalangan madzhab
Hambali memiliki pendapat yang sama seperti mazhab Syafi’i
yang menyatakan bahwa anjing itu seluruhnya najis, baik itu
air liur, kotoran, keringat, dan semua yang terdapat padanya.
Namun para ulama ini memiliki argumentasi masing-masing
untuk menguatkan pendapat mereka. Adapun letak
proporsionalitas kedudukan anjing di antara hewan lain yakni
berdasarkan pada kegunaannya. Di mana tatkala ia dapat
memberikan lebih banyak manfaat daripada mudharat bagi
manusia maka mayoritas ulama memperkenankan
memeliharanya, namun tatkala ia dipelihara hanya untuk
kesenangan semata ataupun hanya sekedar berbangga diri maka
mayoritas ulama mengharamkannya.
viii
PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN
Transliterasi Arab-Latin yang digunakan dalam skripsi ini
berpedoman kepada buku “Pedoman Penulisan Skripsi, Tesis
dan Disertasi” yang diterbitkan oleh Institut Ilmu Al-Qur`an
(IIQ) Jakarta (Edisi Revisi), Cetakan Kedua, Mei tahun 2011
1. Konsonan
ARAB LATIN ARAB LATIN
th ط a أ
zh ظ b ة
„ ع t ث
gh غ ts ث
f ف j ج
q ق h ح
k ك kh خ
l ل d د
m و dz ذ
n ن r ز
w و z ش
h ي s س
` ء sy ش
y ي sh ص
dh ض
ix
2. Vokal
Vokal Tunggal Vokal Panjang Vokal
Rangkap
Fathah : a أ : â ْي... : ai
Kasrah : i ي : î ْو... : au
Dhammah : u و : û
3. Kata Sandang
a. Kata sandang yang diikuti alif lam (ال) qamariyah
ditransliterasikan sesuai dengan bunyinya. Contoh:
Al-Baqarah : انبقسة
Al-Madînah : انمديىت
b. Kata sandang yang diikuti alif lam (ال) syamsiyah
ditransliterasikan sesuai dengan aturan yang digariskan
di depan dan sesuai dengan bunyinya. Contoh:
ar-Rajul : انسجم
asy-Syams : انشمس
يدة س as-Sayyidah : ال
ad-Dârimî : اندازمي
x
c. Syaddah (Tasydîd)
Syaddah (Tasydîd) dalam sistem aksara Arab digunakan
lambang ()ّ, sedangkan untuk alih aksara ini
dilambangkan dengan huruf, yaitu dengan cara
menggandakan huruf yang bertanda tasydîd. Aturan ini
berlaku secara umum, baik tasydîd yang berada di
tengah kata, di akhir kata ataupun yang terletak setelah
kata sandang yang diikuti oleh huruf-huruf syamsiyah.
Contoh:
Âmannâ billîhi : امىب ببلله
Inna al-ladzîna : ان انريه
Âmana as-Sufahâ`u : أمه انسفهبء
wa ar-Rukka‟i : و انسكع
d. Ta Marbûthah (ة)
Ta Marbûthah (ة) apabila berdiri sendiri, waqaf atau
diikuti oleh kata sifat (na’at), maka huruf tersebut
dialihaksarakan menjadi huruf “h”. contoh:
al-Af‟idah : الأفئدة
الإسلاميت جامعة al-Jâmi‟ah al-Islâmiyyah : ال
xi
Sedangkan ta marbûthah (ة) yang diikuti atau
disambungkan (di-washalkan) dengan kata benda (ism),
maka dialihaksarakan menjadi huruf “t”. Contoh:
Âmilatun Nâshibah : عبمهت وبصبت
al-Âyat al-Kubrâ : الأيت انكبسى
iii
PERNYATAAN PENULIS
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Rapita
NIM : 11210449
Tempat/Tanggal Lahir : Sungai Pinyuh, 11 Oktober 1993
Menyatakan bahwa skripsi dengan judul “Anjing dalam
Perspektif Hadis” adalah benar-benar asli karya saya kecuali
kutipan-kutipan yang sudah disebutkan. Kesalahan dan
kekurangan dalam karya ini sepenuhnya menjadi
tanggungjawab saya.
Jakarta, 6 Juni 2015
Rapita
xii
DAFTAR ISI
PERSETUJUAN PEMBIMBIN................................................. i
LEMBAR PENGESAHAN ........................................................ ii
PERNYATAAN PENULIS ........................................................ iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN.............................................. iv
KATA PENGANTAR ................................................................. vi
PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN ...................... viii
DAFTAR ISI ................................................................................ xii
ABSTRAK ................................................................................... xvi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .......................................... 1
B. Identifikasi Masalah ................................................. 5
C. Pembatasan dan Perumusan Masalah ...................... 5
D. Tujuan Penelitian ..................................................... 6
E. Manfaat Penelitian ................................................... 6
F. Tinjauan Pustaka ...................................................... 7
G. Metodologi Penelitian .............................................. 10
H. Sistematika Penulisan .............................................. 13
xiii
BAB II LANDASAN TEORI
A. Pengertian Anjing dan Sejarah
Asal Muasalnya ....................................................... 17
B. Kegunaan Anjing Bagi Kehidupan
Manusia .................................................................... 20
C. Anjing Ditinjau dari Kacamata Kesehatan .............. 22
1. Rabies .................................................................. 23
2. Penyakit Kulit ..................................................... 24
3. Leptospirosis ....................................................... 25
D. Anjing dalam Pandangan Al-Qur`an ....................... 26
BAB III TINJAUAN UMUM HADIS-HADIS YANG
BERBICARA TENTANG ANJING
1. Hadis Tentang Keharusan Membasuh
Bejana yang Telah Dijilat Anjing ........................ 33
a. Redaksi Hadis................................................. 33
b. Syarah Hadis .................................................. 39
2. Hadis Tentang Diampunkan Dosa
Seseorang Karena Menolong Seekor
Anjing ................................................................... 43
a. Redaksi Hadis................................................. 43
b. Syarah Hadis .................................................. 45
xiv
3. Hadis Tentang Hasil Penjualan Anjing ................ 46
a. Redaksi Hadis................................................. 46
b. Syarah Hadis .................................................. 48
4. Hadis Tentang Berburu dengan
Menggunakan Anjing ........................................... 50
a. Redaksi Hadis................................................. 50
b. Syarah Hadis .................................................. 54
5. Hadis Tentang Memelihara Anjing ...................... 56
a. Redaksi Hadis................................................. 56
b. Syarah Hadis .................................................. 59
6. Hadis Tentang Malaikat Tidak Akan
Masuk ke Rumah yang di Dalamnya
Terdapat Anjing ................................................... 62
a. Redaksi Hadis................................................. 62
b. Syarah Hadis .................................................. 68
7. Hadis Tentang Membunuh Anjing ....................... 69
a. Redaksi Hadis................................................. 69
b. Syarah Hadis .................................................. 73
BAB IV ANALISIS HADIS-HADIS YANG
BERBICARA TENTANG ANJING
A. Hukum Kenajisan Anjing ..................................... 77
xv
1. Tentang Jilatan Anjing dan Cara
Membasuhnya ................................................ 77
2. Analisis Kenajisan Anjing dari Sisi
Saintis ............................................................. 91
B. Proporsionalitas Kedudukan Anjing di
antara Hewan Lain ............................................... 93
1. Dari Sisi Jilatannya ........................................ 93
2. Dari Sisi Hukum Memperdagangkannya ....... 99
3. Dari Sisi Pemeliharaannya ............................. 106
4. Dari Sisi Hukum Membunuhnya ................... 119
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan .......................................................... 131
B. Saran..................................................................... 133
DAFTAR PUSTAKA .................................................................. 135
vi
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah swt., Tuhan semesta alam. Shalawat
dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi
Muhammad saw., keluarga, para sahabatnya, dan seluruh
pengikutnya hingga akhir zaman.
Selanjutnya, penulis menyampaikan terimakasih kepada
semua pihak yang telah membantu hingga penyusunan skripsi
ini bisa terselesaikan. Secara khusus penulis menyampaikan
terimakasih sedalam-dalamnya kepada:
1. Prof. Dr. Hj. Huzaemah T. Yanggo, MA., selaku Rektor
IIQ Jakarta
2. Dr. K.H. Ahsin Sakho Muhammad, MA., selaku
mantan Rektor IIQ Jakarta
3. Dra. Hj. Maria Ulfah, MA., selaku Dekan Fakultas
Ushuluddin IIQ Jakarta.
4. Bapak Dr. H. Ahmad Fudhaili, M.Ag., selaku dosen
pembimbing dalam penyusunan skripsi ini. Terimakasih
telah dengan sabar, dan ikhlas meluangkan waktu untuk
vii
memberikan bimbingan, dan saran-saran yang sangat
berharga kepada penulis selama menyusun skripsi.
5. Para dosen dan dan seluruh staf Fakultas Ushuluddin
yang telah mendedikasikan ilmunya kepada penulis
selama masa perkuliahan.
6. Teman-teman seperjuangan Ushuluddin angkatan 2011.
Harapan penulis semoga skripsi ini dapat memberikan
manfaat bagi pembaca dan semoga Allah swt. membalas semua
kebaikan pihak-pihak yang telah turut serta membantu dalam
penyelesaian skripsi ini. âmîn yâ rabb al-‘âlamîn
Jakarta, 6 Juni 2015
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Hadis ialah semua perkataan, perbuatan, dan taqrîr Nabi
saw. yang berkaitan dengan hukum syara’.1 Dalam agama
Islam, hadis memiliki peranan yang sangat penting, karena ia
menempati urutan kedua setelah Al-Qur`an sebagai sumber
hukum Islam.2 Bagaimanapun juga untuk memperoleh
pemahaman keagamaan yang sempurna, diperlukan adanya
petunjuk yang tidak hanya dari Al-Qur‟an saja, sebab, Al-
Qur‟an merupakan petunjuk yang universal. Oleh karena itu
dibutuhkan hadis sebagai penjelas dari makna yang terkandung
di dalamnya.
“Dan Kami turunkan kepadamu Al Qur'an, agar kamu
menerangkan kepada umat manusia apa yang telah diturunkan
kepada mereka dan supaya mereka memikirkan.”3 (QS. An-
Nahl [16]: 44)
1 Mudasir, Ilmu Hadis, (Bandung: Pustaka Setia, 2010), Cet. V, h. 15
2 Ahmad Fudhaili, Perempuan di Lembaran Suci, (Jakarta: Kementrian
Agama Republik Indonesia, 2012), Cet. I, h. 1 3 Kementrian Agama RI, Al-Qur`an dan Terjemahan, (Jakarta: Pustaka
Alfatih, 2009), Juz ke-14, h. 272
2
Dalam segala aspek, umat Islam tidak bisa berlepas diri
dari hukum. Termasuk di antaranya, mereka tidak bisa
mengabaikan hadis-hadis Rasulullah. Begitu banyak aspek
yang termuat dalam hadis, seperti misalnya hubungan interaksi
antar sesama makhluk, mulai dari manusia dengan sesama
manusia, hingga hubungan interaksi antara manusia terhadap
hewan. Rasulullah telah menjelaskan semua dalam sabda-
sabdanya. Namun masih banyak umat Islam yang mengira
beretika hanya patut diberlakukan kepada sesama manusia saja,
sedangkan pada makhluk selainnya hal itu tidak dibutuhkan.
Masih banyak umat Islam yang mengabaikan pesan Rasulullah
untuk berlaku baik terhadap hewan. Termasuk di antaranya
pesan untuk berlaku adil terhadap anjing. Di antara perlakuan
yang tak wajar ditujukan oleh umat Islam salah satu di
antaranya yaitu peristiwa yang dialami oleh Reza Irmansyah,
salah seorang muslim berkewarganegaraan Indonesia, yang
menulis di dalam blog-nya bahwa ketika ia masih duduk di
bangku SMU, ada seekor anjing yang tersesat masuk ke
pemukiman warga dan disiram oleh seorang warga sambil
mengumpat “Binatang najis!”4 peristiwa lainnya yang penulis
alami sendiri sekitar dua tahun yang lalu di daerah Sungai
4 http://moslemdogloverrezairmansyah.blogspot.com, diakses pada
tanggal 11-11-2014
3
Pinyuh kabupaten Pontianak, Kalimantan Barat, yakni
ditabraknya seekor anjing oleh pengguna sepeda motor yang
merupakan seorang pria berbusana taqwa dan berkopiah
(busana yang dikenakannya menunjukkan kejelasan
identitasnya sebagai seorang muslim). anjing yang telah
ditabrak itu seketika jatuh dan tak sanggup bergerak sementara
pria yang menabraknya hanya mengalami luka kecil di bagian
betisnya. Walaupun demikian, pria itu tidak menolong anjing
tersebut. Ia pergi begitu saja meninggalkan anjing tersebut di
tengah jalan. Ini sangat berbeda bila peristiwa kecelakaan
tersebut terjadi pada seekor kucing. Beberapa tahun yang lalu
masih di daerah yang sama, pernah pula penulis saksikan
secara nyata bagaimana seorang muslim begitu ketakutan bila
menabrak seekor kucing, ia akan dengan segera menolong
kucing tersebut.
Dari pengalaman penulis dan pemaparan Reza Irmansyah
di atas, penulis melihat agaknya anjing merupakan hewan yang
memiliki porsi kedudukan yang tidak setara dengan hewan-
hewan lainnya. Padahal menurut Quraish Shihab, anjing
merupakan hewan dengan kemampuan lebih tinggi dibanding
hewan-hewan lainnya bahkan bila dibandingkan dengan
manusia sekalipun. Ia merupakan hewan yang memiliki
4
pendengaran dan penciuman lebih tajam daripada manusia. Ia
juga merupakan hewan yang mudah dididik dan dilatih.5
Perlakuan diskriminasi yang ditujukan oleh orang-orang
muslim di atas dikarenakan menurut mereka anjing merupakan
hewan yang memiliki kadar hukum kenajisan yang tak
sebanding dengan hewan lain. Sehingga ia tak berhak
dimuliakan bahkan ditolong dalam keadaan darurat sekalipun.
Meski demikian, adakah sisi lain dari anjing ini memiliki
keistimewaan? tatkala ia berguna untuk hal-hal sosial, seperti
misalnya menjadi penjaga rumah, membantu polisi dalam
melacak tindak kejahatan, atau mungkin untuk berburu, apakah
ia akan tetap dinilai buruk dan berlaku hukum keharaman
atasnya?
Sebagaimana halnya anjing yang didiskriminasi, apakah
kucing dan hewan-hewan lainnya juga seutuhnya harus
dimuliakan secara berlebihan? Benarkah pada mereka tidak
berlaku hukum keharaman seperti halnya anjing?
Hadis-hadis tentang anjing telah dikemukakan oleh
Rasulullah sejak ribuan tahun yang lalu. Betapa banyak
masyarakat muslim yang mengaji, namun begitu minimnya
dari mereka yang mau mengkaji.
5 M. Quraish Shihab, Dia di Mana-mana, (Jakarta: Lentera Hati,
2005), Cet. II, h. 254-255
5
Dari sinilah, penulis tertarik untuk membahas dan
mengupas semua pemahaman yang beredar di masyarakat
awam terhadap anjing dengan berorientasi pada hadis-hadis
Rasulullah saw. dengan skripsi yang berjudul “Anjing dalam
Perspektif Hadis.”
B. Identifikasi Masalah
Berangkat dari kerangka dan latar belakang masalah, maka
muncul beberapa permasalahan yang menjadi acuan
pembahasan yakni sebagai berikut:
1. Adanya pendapat yang menyatakan anjing itu najis dan
tidak patut dimuliakan oleh umat muslim.
2. Adanya pendapat yang menyatakan kucing lebih mulia
daripada anjing.
3. Adanya perlakuan yang mendiskriminasi anjing di
antara hewan-hewan lainnya oleh masyarakat muslim
saat ini.
C. Pembatasan dan Perumusan Masalah
Mengingat bahwa pembahasan tentang “Anjing dalam
Perspektif Hadis” akan sangat luas cakupannya, maka penulis
membatasi pembahasan hanya berkisar pada:
6
1. Kenajisan Anjing.
2. Posisi anjing di antara hewan-hewan lainnya
berdasarkan pada perspektif hadis.
Sehingga permasalahan yang akan dikaji dalam tulisan ini
adalah rumusan sebagai berikut:
1. Bagaimana konteks tentang kenajisan anjing ini dalam
kajian hadis?
2. Bagaimana memposisikan anjing secara proposional di
antara hewan-hewan lainnya menurut perspektif hadis?
D. Tujuan Penelitian
Dalam penulisan skripsi ini memiliki beberapa tujuan di
antaranya:
1. Untuk mengetahui bagaimana konteks tentang
kenajisan anjing dalam kajian Hadis.
2. untuk mengetahui bagaimana seharusnya masyarakat
muslim memperlakukan anjing secara proporsional
sesuai dengan hadis-hadis yang dikemukakan oleh
Rasulullah saw.
E. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penulisan skripsi ini adalah:
1. Manfaat untuk masyarakat :
7
a. Dengan mengetahui definisi dan segala aspek yang
berkaitan dengan anjing baik itu melalui hadis-hadis
maupun ayat Al-Qur`an, semoga masyarakat umum
khususnya masyarakat muslim dapat memposisikan
anjing pada posisi yang proporsional sesuai dengan
kegunaannya sebagaimana yang dikemukan dalam
hadis.
b. Dengan mengetahui adanya hadis-hadis yang
berbicara tentang anjing, semoga tidak ada lagi
masyarakat muslim yang memberikan perlakuan
diskriminatif di antara anjing dengan hewan-hewan
lainnya.
2. Manfaat untuk penulis sendiri, yakni dengan
mengetahui begitu banyak hadis-hadis yang berbicara
tentang anjing, penulis berupaya untuk tidak sekedar
ber-taqlid buta, sebagaimana kebanyakan masyarakat
awam yang ketika mendengar sesuatu berkenaan
dengan syari‟at hanya berdasarkan pada “katanya”
semata, tanpa mengetahui sumber asli redaksinya.
F. Tinjauan Pustaka
Dalam penelitian tentang “Anjing dalam Perspektif Hadis”
ini terdapat beberapa skripsi dengan judul dan pembahasan
8
yang berkaitan dengan skripsi yang akan penulis teliti. Adapun
beberapa skripsi tersebut di antaranya adalah:
Pertama, skripsi yang ditulis oleh Choiratun Nafi‟ah,
tahun 2004 dengan judul “Hadis-Hadis tentang Terputusnya
Salat karena Melintasnya Anjing, Keledai dan Wanita.”
Jurusan Tafsir Hadis, Fakultas Ushuluddin, Universitas Islam
Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta. Skripsi ini
membahas tentang esensi shalat yang terkandung dalam hadis
“terputusnya salat karena melintasnya anjing, keledai dan
wanita” bila dikaji dari sisi matan hadis. Choiratun dalam
skripsinya mencoba mengungkap makna kontekstual hadis
yang dinilai shahih oleh ulama jarah wa ta’dil dari sisi sanad,
namun di sisi matan terdapat kerancuan dalam pemahaman
maknanya. 6
Antara skripsi yang ditulis oleh Choiratun dengan
skripsi yang penulis kaji terdapat kesamaan tema yakni secara
garis besar dalam kajiannya juga melibatkan anjing, namun
dalam pemaparannya, Choiratun lebih memfokuskan bahasan
pada permasalahan “shalat” bukan pada anjingnya. Sedangkan
pada skripsi yang penulis kaji, penulis memfokuskan
6 Lihat karya Choiratun Nafi‟ah, “Hadis-Hadis Tentang Terputusnya
Salat Karena Melintasnya Anjing, Keledai Dan Wanita.” Skripsi, Tafsir
Hadis, Ushuluddin, Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga
Yogyakarta, 2004. Tidak diterbitkan
9
pembahasan justru pada permasalahan seputar anjing yang
terdapat dalam hadis.
Kedua, skripsi yang ditulis oleh Nani Fitriani, tahun 2006
dengan judul “Etika terhadap Binatang Menurut Rasulullah
dalam Kitab Bukhâri dan Muslim.” Jurusan Tafsir Hadis,
Fakultas Ushuluddin dan Filsafat, Universitas Islam Negeri
(UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. Skripsi ini membahas
hadis-hadis yang berbicara tentang etika terhadap binatang
secara global. Dalam skripsinya, Nani menyebutkan berbagai
jenis hewan yang tertulis di kitab Shahih al-Bukhâri dan
Muslim, dan hanya seputar etika yang terkait dengan hewan
tersebut.7 Antara skripsi yang ditulis oleh Nani dengan skripsi
yang akan penulis kaji memiliki kesamaan tema, yakni sama-
sama membahas hadis tentang binatang. Namun, dalam kajian
ini, penulis memfokuskan pembahasan hanya pada hadis-hadis
yang berbicara tentang anjing secara spesifik, yang temanya
tidak hanya terfokus pada etika, namun juga pada kenajisan
anjing, dan proposionalitas kedudukan hewan tersebut di antara
hewan lainnya.
7 Lihat karya Nani Fitriani, ”Etika terhadap Binatang Menurut
Rasulullah Dalam Kitab Bukhari dan Muslim”, Skripsi, Tafsir Hadis,
Ushuluddin dan Filsafat, Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif
Hidayatullah Jakarta, 2006. Tidak diterbitkan
10
Ketiga, skripsi yang ditulis oleh Khairul Umam, tahun
2014 dengan judul “Flora dan Fauna dalam Perspektif Hadis.”
Jurusan Tafsir Hadis, Fakultas Ushuluddin, Universitas Islam
Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. Di dalam skripsi ini
Khairul Umam membahas hadis-hadis tentang flora dan fauna
yang mencangkup hadis-hadis tentang habbat as-Sauda`,
Kurma, Zaitun, Lalat, dan Kambing.8 Antara skripsi yang
dibahas oleh Khairul Umam dengan skripsi yang penulis bahas
memiliki kesamaan tema yakni membahas hadis-hadis tentang
fauna (hewan), namun dalam kajian objek yang berbeda. objek
fauna yang dibahas oleh khairul umam adalah seputar lalat dan
kambing, sementara objek fauna yang akan penulis bahas di
dalam skripsi ini adalah seputar anjing.
G. Metodologi Penelitian
1. Jenis Penelitian
Skripsi ini menggunakan metode penelitian kualitatif
yang perolehan datanya melalui penelitian kepustakaan
(library research), yaitu suatu rangkaian kegiatan
pengumpulan data pustaka, dengan membaca dan
8 Lihat karya Khairul Umam, “Flora dan Fauna Dalam Perspektif
Hadis”, Skripsi, Tafsir Hadis, Ushuluddin, Universitas Islam Negeri (UIN)
Syarif Hidayatullah Jakarta, 2014. Tidak diterbitkan
11
mencatat serta mengolah bahan penelitian.9 Yakni
penulis akan melakukan penyelidikan terhadap kitab-
kitab hadis maupun buku-buku bacaan yang berkaitan
dengan pembahasan dalam skripsi ini yakni seputar
anjing, yang kemudian dari bacaan tersebut penulis
mengklarifikasi materi dan menuangkannya dalam
bentuk tulisan.
2. Sumber Data
Adapun sumber data dalam penelitian ini adalah hadis-
hadis yang berbicara tentang anjing dalam kitab-kitab
kutub as-Sittah sebagai rujukan primer. Dan sejumlah
buku-buku yang masih ada kaitannya dengan objek
penelitian seperti kitab-kitab syarah hadis, terutama
kitab Fath al-Bârî karya Ibn Hâjar al-„Asqalânî, dan
bahan-bahan rujukan lain yang relevan dengan objek
kajian yang dibahas sebagai rujukan sekunder.
3. Metode Analisa
Adapun metode analisa yang penulis gunakan dalam
penelitian ini adalah metode deskriptif-analitis.
Deskriptif yaitu metode yang digunakan untuk
pemecahan masalah yang diteliti dengan cara
9 Mestika Zed, Metode Penelitian Kepustakaan, (Jakarta: Yayasan
Obor Indonesia, 2004), h. 3
12
menguraikan secara teratur keadaan objek penelitian.10
Analitis ialah metode yang digunakan untuk memeriksa
data-data yang ada secara konsepsional sesuai dengan
permasalahan yang diteliti untuk kemudian diklasifikasi
dan diperoleh kejelasan data yang sesungguhnya.11
Maka berdasarkan pada metode tersebut, dalam
menyelesaikan penelitian ini, penulis akan
mengumpulkan sejumlah hadis yang berbicara tentang
anjing, kemudian menganalisa hadis-hadis tersebut
dengan memaparkan penjelasannya berdasarkan kitab-
kitab syarah, maupun buku-buku pendukung yang
relevan dengan kajian yang dibahas agar kemudian
dapat diambil kesimpulannya.
4. Teknik Penulisan
Adapun teknik penulisan skripsi ini penulis mengacu
pada buku Pedoman Penulisan Skripsi, Tesis, dan
Disertasi Institut Ilmu Al-Qur’an yang diterbitkan oleh
IIQ Press tahun 2011.
10
Hadari Nawawi dan Mimi Martini, Penelitian Terapan,
(Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 1994), Cet. I, h. 73 11
Louis O. Kattsoff, Pengantar Filsafat, Terj. Suyono Sumargono,
(Yogyakarta: Tiara Wacana, 1998), Cet. III, h. 18
13
H. Sistematika Penulisan
Untuk mendapatkan gambaran yang menyeluruh tentang
apa yang diuraikan dalam skripsi ini, dan agar pembahasan
skripsi ini lebih terarah dan sistematis, maka pembahasan
dibagi menjadi lima bab. Pada bab pertama berisi Pendahuluan
yang menjelaskan tentang latar belakang masalah, identifikasi
masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan
penelitian, manfaat penelitian, tinjauan pustaka, metodologi
penelitian, dan sistematika penulisan.
Selanjutnya pada bab kedua, penulis menjelaskan tentang
anjing yang mencangkup pengertian anjing baik secara
etimologi maupun terminologi, sejarah keberadaan anjing dan
kedekatannya dengan manusia, kegunaan anjing bagi
kehidupan manusia, anjing bila ditinjau dari kacamata
kesehatan yang mencangkup penjelasan tentang jenis-jenis
penyakit yang menyerang anjing dan dapat menular kepada
manusia, serta, anjing bila ditinjau dari pandangan Al-Qur`an
yang berisikan tentang ayat-ayat yang memuji maupun
mencela anjing dalam Al-Qur`an yang akan penulis kaji
melalui penafsiran beberapa ulama mufassir di dalam kitab-
kitab tafsir Ibn Katsir, tafsir al-Qurthubi, dan tafsir Al-Misbah.
Karena penulisan ini terfokus pada hadis-hadis yang
berbicara tentang anjing, maka pada pembahasan bab ketiga,
14
penulis memaparkan tentang hadis-hadis yang memerintahkan
untuk membasuh bejana yang dijilat anjing, hadis tentang
diampunkan dosa seseorang karena menolong seekor anjing,
hadis tentang hasil penjualan anjing, hadis tentang berburu
dengan menggunakan anjing, hadis tentang memelihara anjing,
hadis tentang malaikat tidak akan masuk ke dalam rumah yang
di dalamnya terdapat anjing, dan hadis tentang membunuh
anjing secara umum, yang ditinjau dari sisi redaksi hadis dan
syarh (penjelasan) dari hadis tersebut berdasarkan pada kitab
syarah Fath al-Bâri, maupun kitab-kitab syarah lainnya yang
relevan dengan pembahasan hadis-hadis di atas.
Adapun bab keempat merupakan bab inti di mana pada
bab ini akan dikemukakan tentang analisis terhadap hadis-hadis
yang menyebutkan tentang kenajisan anjing, yang mana dalam
sub babnya penulis membahas antara lain mengenai jilatan
anjing dan air liurnya, serta analisis kenajisan anjing bila
dikorelasikan dengan penelitian saintis. Kemudian selanjutnya
adalah analisis hadis-hadis yang berbicara tentang
proporsionalitas kedudukan anjing di antara hewan lain, di
mana dalam sub babnya penulis membahas antara lain
mengenai proporsionalitas kedudukan anjing dengan hewan
lain bila dikaji dari sisi jilatannya, dari sisi hukum
15
memperdagangkannya, dari sisi pemeliharaannya, dan dari sisi
hukum membunuhnya.
Dan bab kelima adalah rangkaian penutup dari seluruh
pembahasan, serta saran guna melengkapi pembahasan di atas
yang sangat terbatas.
131
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan keterangan dari seluruh hadis-hadis yang
penulis teliti, serta menyikapi semua persepsi masyarakat Islam
tentang anjing, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa
anjing mendapat pandangan yang berbeda oleh ulama madzhab
mengenai hukum kenajisannya. Secara kontekstual, hadis-hadis
yang berbicara tentang kenajisan anjing menyatakan bahwa
yang menjadikan anjing itu najis adalah jilatannya (air liurnya).
Sebagaimana mayoritas ulama muhadditsin berpendapat yang
menjadikan anjing itu najis adalah dalil yang memerintahkan
untuk membasuh bejana yang telah dijilat olehnya:
Dari Abu Hurairah dia berkata, "Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam bersabda: "Sucinya bejana kalian apabila ia
dijilat oleh anjing adalah dengan mencucinya tujuh kali, yang
pertama dengan tanah." (HR.Muslim)
132
Di mana berdasarkan pada hadis ini, timbullah berbagai
persepsi yang berbeda dari ulama empat madzhab dalam
mentoleri kenajisan anjing. Ulama madzhab Maliki
berpendapat bahwa semua jenis anjing yang hidup adalah suci
baik badannya, bulunya, maupun air liurnya. Ulama mazhab
Hanafi berpendapat, bahwa yang najis pada anjing itu hanyalah
mulut, air liur, dan kotorannya saja. Selain dari itu dihukumi
suci. kalangan madzhab Hambali memiliki pendapat yang sama
seperti mazhab Syafi’i yang menyatakan bahwa anjing itu
seluruhnya najis, baik itu air liur, kotoran, keringat, dan semua
yang terdapat padanya. Namun para ulama ini memiliki
argumentasi masing-masing untuk menguatkan pendapat
mereka. Meski sebagian madzhab menghukumi anjing itu
najis, namun mereka memberikan pengecualian pada anjing
yang dapat diambil manfaatnya seperti anjing pemburu,
penjaga ternak, maupun tanaman. Pendapat ini didukung pula
dengan dalil Al-Qur`an (Q.S. Al-Maidah [5]: 4) yang
menyatakan kebolehan menggunakan anjing yang terlatih
untuk berburu binatang.
Adapun letak proporsionalitas anjing di antara hewan lain
adalah pada kegunaannya. Tatkala anjing dapat terlatih dan
memberikan banyak manfaat untuk manusia, maka mayoritas
ulama memberikan keringanan untuk memeliharanya.
133
Sedangkan pada hewan lainnya, tatkala ia dipelihara hanya
untuk hobi atau untuk berbangga diri, maka mayoritas ulama
mengharamkannya. baik anjing maupun hewan lainnya, selama
mereka tidak menimbulkan mudharat atau mengancam
kehidupan manusia, maka haram memperlakukannya secara
semena-mena, apalagi sampai membunuhnya.
B. Saran
Hadis-hadis yang dikutip oleh penulis hanya beberapa
hadis dari sekian banyak hadis-hadis Rasulullah saw. yang
berbicara tentang anjing. Kemungkinan masih ada hadis-hadis
lain yang berbicara tentang anjing yang belum teridentifikasi
oleh penulis. Dengan demikian, pembahasan skripsi ini
diupayakan agar menjadi pemacu untuk terus dilakukannya
pengkajian terhadap hadis-hadis Rasulullah saw. lainnya yang
berkenaan dengan anjing.
135
DAFTAR PUSTAKA
al-Albani, Muhammad Nashiruddin. Shahih Sunan Abu Daud,
terj. Tajuddin Arief, dkk, Jakrta: Pustaka Azzam, 2006
, Shahih Sunan Ibn Majah, terj. Iqbal dan Mukhlis
BM, Cet. II, Jakarta: Pustaka Azzam, 2007
al-Asqalâniy, Ibn Hajar. Fath al-Bâri, Kairo: Dâr al-Hadîts,
2004
al-Asqalani, Ibn Hajar. Fathul Baari, terj. Amiruddin, Cet.
VIII, Jakarta: Pustaka Azzam, 2014
al-Asy‟ats, Abî Dâwud Sulaiman. Sunan Abî Dâwud, Kairo:
Dâr al-Hadîts, 1999
al-Azhim, Abu ath-Thayib Muhammad Syamsul Haq. „Aun al-
Ma‟bud Syarh Sunan Abî Dâwud, Terj. Asmuni, Cet. I,
Jakarta: Pustaka Azzam, 2008
al-Baghawi, Abu Muhammad bin Husain bin Mas‟ud Al-
Farra‟. Syarh As-Sunnah, terj. Syukur dan Ali
Murtadho, ditahqiq oleh Shidqi Muhammad Jamil, Cet
I, Jakarta: Pustaka Azzam, 2013
al-Bassam, Abdullah bin Muhammad. Syarah Bulughul
Maram, terj. Thahirin Suparta, dkk, Cet. I, Jakarta:
Pustaka Azzam, 2006
136
al-Bukhârî, Abû „Abdillâh Muhammad bin Ismâ‟îl. Shahih al-
Bukhârî, Kairo: al-Maktabah al-Taufiqiyyah, 2012
ad-Dâruquthnî, Alî bin „Umar. Sunan ad-Dâruquthnî, terj.
Amir Hamzah Fachrudin, dkk, Cet. I, Jakarta: Pustaka
Azzam, 2007
Fitriani, Nani. “Etika Terhadap Binatang Menurut Rasulullah
Dalam Kitab Bukhari dan Muslim,” Skripsi, Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2006, Tidak
diterbitkan
Fudhaili, Ahmad. Perempuan di Lembaran Suci, Cet. I, Jakarta:
Kementrian Agama Republik Indonesia, 2012
Hamid, Farida. Kamus Ilmiah Populer Lengkap, Surabaya:
Apollo, t.th
Harun, Salman, dkk, (ed.), Ensiklopedi Al-Quran Kajian
Kosakata Dan Tafsirnya, Jakarta: Yayasan Bimantara,
1997
„Itr, Nuruddin, „Ulumul Hadis, Cet. II, Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2012
al-Jâhizh, Kitab al-Hayawân, Beirut: dar al-Jil, t.th
Katsîr, Ibn. Tafsîr Al-Qur`an Al-„Azhîm, Kairo: Dâr al-Hadîts,
2002
Kementrian Agama RI, Al-Qur`an dan Terjemahan, Jakarta:
Pustaka Alfatih, 2009
137
Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur‟an Badan Litbang dan
Diklat Kemenag RI, Hewan Dalam Perspektif Al-
Qur‟an dan Sains, Cet. I, Jakarta: Lajnah Pentashihan
Mushaf Al-Qur`an, 2012
Mudasir. Ilmu Hadis, Cet. V, Bandung: Pustaka Setia, 2010
Munawwir, Ahmad Warson. al-Munawwir Kamus Arab-
Indonesia, Cet. XIV Surabaya: Pustaka Progressif, 1997
Muslim bin Hajjaj. Shahih Muslim bi Syarh an-Nawawî, Cet.
IV, Kairo: Dâr al-Hadîts, 2001
Nafi‟ah, Choiratun. “Hadis-Hadis Tentang Terputusnya Salat
Karena Melintasnya Anjing, Keledai Dan Wanita.”
Skripsi, Tafsir Hadis, Ushuluddin, Universitas Islam
Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2004. Tidak
diterbitkan
an-Nasâ`î, Ahmad bin Syu‟aib Abdurrahman. Sunan an-
Nasâ`î, Kairo: Dâr al-Hadîts, 1999
Nawawi, Hadari dan Mimi Martini. Penelitian Terapan, Cet. I,
Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 1994
an-Nawawi, Imam. Syarah Shahih Muslim, terj. Amir Hamzah,
Cet. I, Jakarta: Pustaka Azzam, 2011
, al-Majmu‟ (Syarah al-Muhadzdzab), terj. Umar
Mujtahid dan Abdul Somad, Cet. I, Jakarta: Pustaka
Azzam, 2010
138
Katsoff, Louis O. Pengantar Filsafat, Terj. Suyono
Sumargono, Yogyakarta: Tiara Wacana, 1992
Qardhawi, Yusuf. al-Halal wa al-Haram fi al-Islam, Terj.
Wahid Ahmadi, dkk, Surakarta: Era Intermedia, 2007
al-Qazrînî, Abî „Abdillâh Muhammad bin Yazîd. Sunan Ibn
Mâjah, Kairo: Dâr al-Hadîts, 2010
al-Qurthubi. Tafsir al-Qurthubi, terj. Asmuni, Cet. I, Jakarta:
Pustaka Azzam, 2008
Qutaibah, Ibnu. Ensiklopedia Hadis, terj. Tim Bania, Vol. I,
Jakarta: Bania Publishing, 2010
. Ta`wil Hadis-hadis yang Dinilai Kontradiktif,
ditahqiq dan dita‟liq oleh Muhammad Abdurrahim. terj. Team
Foksa, Cet. I, Jakarta: Pustaka Azzam, 2008
Rahman, Fatchur. Ikhtisar Mushthalahul hadits, Cet. I,
Bandung: al-Ma‟arif, 1974
Sahabuddin (ed.). Ensiklopedia Al-Qur`an Kajian Kosakata,
Cet. I, Jakarta: Lentera Hati, 2007
Santoso, Bobby dan N.S. Budiana. Anjing, Cet. I, Jakarta:
Agriflo, 2015
Shihab, M. Quraish. Tafsir al-Misbah, Cet. I, Jakarta: Lentera
Hati, 2009
139
. M. Quraish Shihab Menjawab 1001 Soal Keislaman
yang Patut Anda Ketahui, Cet. XI, Jakarta: Lentera
Hati, 2008
. al-Lubab, Cet. I, Tangerang: Lentera Hati, 2012
. Dia di Mana-mana, Cet. II, Jakarta: Lentera Hati, 2005
Sugono, Dendi (ed.). Kamus Besar Bahasa Indonesia, Cet. I
Edisi IV, Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2008
asy-Syâfi‟i, Imam. al-Umm, ditahqiq dan ditakhrij oleh Rif‟at
Fauzi dan Abdul Muththalib, Cet. I, Jakarta: Pustaka
Azzam, 2014
asy-Syaukani. Ringkasan Nailul Authar, terj. Amir Hamzah
Fachruddin dan Asep Saefullah, Cet. II, Jakarta:
Pustaka Azzam, 2011
Thalbah, Hisyam. Ensiklopedia Mukjizat Al-Qur`an dan Hadis,
terj. Syarif Hade Masyah, Cet I, Bekasi: Sapta Sentosa,
2008
at-Tirmidzî, Abû „Îsa Muhammad bin „Isâ. Sunan at-Tirmidzî,
Kairo: Dâr al-Hadîts, 2005
Umam, Khairul. “Flora dan Fauna Dalam Perspektif Hadis”,
Skripsi, Jurusan Tafsir Hadis, Fakultas Ushuluddin,
Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah
Jakarta,2014. Tidak diterbitkan (t.d)
140
Wheindrata HS. Buku Pintar Kesehatan Anjing Ras,
Yogyakarta: Lily Publisher, 2012
Yunus, Mahmud. Kamus Arab-Indonesia, Jakarta: Hidakarya
Agung, tth
Yuslem, Nawir. Ulumul Hadis, Cet. I, ttp: PT. Mutiara Sumber
Widya, 2001
Zed, Mestika. Metode Penelitian Kepustakaan, Jakarta:
Yayasan Obor Indonesia, 2004
Zuhaili, Wahbah. Fiqih Islam wa Adillatuhu, terj. Abdul
Hayyie al-Kattani, dkk, Cet. I, Jakarta: Gema Insani,
2010
. Fiqih Imam Syafi‟i, terj. Muhammad Afifi, dkk, Cet. I,
Jakarta: Almahira, 2010
WEBSITE
http://moslemdogloverrezairmansyah.blogspot.com
http://www.alkhoirot.net/2012/05/najis.html#6