Post on 07-Oct-2015
description
ANATOMI dan FISIOLOGI KULITSubdep. Penyakit Kulit dan Kelamin
Kulit organ vital
Cermin kesehatan Luas 1,5 m2 15% berat badan Kompleks WarnaElastis, longgarSensitifTebal - tipis
Anatomi kulit secara histopatologi Epidermis ( kutikel ) Dermis ( true skin / korium ) Subkutis ( hipodermis )
Garis dermis dengan subkutis tidak jelas
I. EPIDERMIS Terdiri atas : Stratum korneum Stratum lusidum Stratum granulosum Stratum spinosum Stratum basalis
Terdapat berbagai sel :KeratinositMelanositSel LangerhansSel DendritSel Merchel
II. DERMIS Terdiri atas lapisan elastik dan fibrosa padat dengan elemen seluler dan folikel rambut
Dibagi menjadi :Pars papilarePars retikulare
SUBKUTIS
Terdiri atas jaringan ikat kendor dan sel-sel lemak
Tebal/ tipis tergantung lokasi
Vaskularisasi :Plexus superfisialisPlexus profunda
PENAMPANG KULIT
ADNEKSA KULIT
Kelenjar-kelenjar kulit
Terdapat di dermis Terdiri atas :1. Kelenjar keringat ( glandula sudorifera ) Meliputi : a. Kelenjar ekrin b. Kelenjar apokrin2. Kelenjar palit ( glandula sebasea )
Kuku Merupakan terminal lapisan tanduk
C. Rambut Tipe : rambut lanugo rambut terminal rambut velus Pertumbuhan :Fase anagenFase katagenFase telogen
FAAL KULIT
Fungsi :ProteksiAbsorbsiEkskresiPersepsiPengaturan suhu tubuhPembentukan pigmenKeratinisasiPembentukan vitamin D
MIKROBIOLOGI KULIT
lemak protein proses keratinisasi, substansi nitrogen hasil kelenjar-kelenjar kulit mineral Nutrisi bagi pertumbuhan organisme
Kulit tidak steril
Flora normal kulit
1.Flora residen
memperbanyak diri pada permukaan kulithampir selalu secara teratur terdapat pada kebanyakan individu normalnon patogendapat mempertahankan diri dari kompetisi dengan mikroorganisme laintidak mudah dihapus dari permukaan kulit
Tersering : Micrococcaceae (Staphylococcus epidermidis, Micrococcus ), diphtheroids ( Propionibacte- rium acnes )
2. Flora transien
berbagai organisme nonpatogen / patogen tidak secara teratur didapatkan pd permukaan kulittidak dapat mempertahankan diri secara tetap pd kulit normalmudah dihilangkan dgn menggosok / desinfeksi kulit kecuali pada kulit sakit Misal : Streptococcus spp, basil gram - , bacillus sppJumlah meningkat bila suhu atau kelembaban meningkat
PROSEDUR DIAGNOSIS
I. ANAMNESA Perjalanan penyakit yang mengarah ke diagnosis Spt : keluhan utama, lama, pencetus, lokasi
II. PEMERIKSAAN KLINIS Lesi yang tampak bentuk ruam kulitEfloresensi kulitUkuranBentukPenyebaran
EfloresensiKelainan kulit yang dapat dilihat dengan mata telanjang (secara obyektif)Ada 2 macam :Primer kelainan kulit yang terjadi pada permulaan penyakit
Sekunder kelainan kulit yang terjadi selama perjalanan penyakit / pengaruh lingkungan
PRIMERSEKUNDER
- Makula- Skuama- Papula- Erosi- Nodula - Ekskoriasi- Vesikula- Krusta- Bula- Sikatrik- Urtika- Ulkus- Pustula
Makula
Papula
Nodula
Vesikel / bula
Pustula
Skuama
Erosi Ulkus
Krusta
Sikatrik
III. PEMERIKSAAN LABORATORIUM A. Mikroskopis 1. Sediaan langsung Misal : pemeriksaan fluor albus trikomonas 2. Pewarnaan KOH dari kerokan kulit Misal : jamur kulit/ rambut : KOH 20% (1-2 tetes) kuku : KOH 10% tunggu 15-20 Tampak hifa / spora
3. Pewarnaan gram Misal : pemeriksaan discharge uretra Neisseriae gonorrhoea
4. Pewarnaan Ziehl Nielson Misal : Morbus Hansen
B. Kultur Jamur : Media Agar Dekstrosa-Sabouraud
C. Biopsi / Histopatologi Biopsi dengan eksisi / punch, fiksasi formalin 10%
D. Test kulit 1. Scratch test / Prick test ( di lengan bawah ) Prinsip : digores / ditusuk, luka diberi alergen Reaksi + bila timbul urtika 2. Patch test ( di punggung) Prinsip : ditempel bahan alergen, dibaca setelah 2x24 jam Reaksi + bila terdapat eritema/vesikel
.....terima kasih.......