Post on 02-Feb-2020
ANALISIS VARIASI LEKSIKAL BAHASA MELAYU SUB
DIALEK KECAMATAN PULAU TIGA KABUPATEN
NATUNA
PROVINSI KEPULAUAN RIAU
ARTIKEL E-JOURNAL
diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar
Sarjana Pendidikan (S.Pd.)
Oleh
ISTIQOMAH
NIM 130388201050
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (FKIP)
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
TANJUNGPINANG
2017
ABSTRAK
Istiqomah.2017. Analisis Variasi Leksikal Bahasa Melayu Sub Diealek
Kecamatan Pulau Tiga Kabupaten Natuna Provinsi Kepulauan Riau.Skripsi.
Tanjungpinang: Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Maritim Raja Ali Haji.
Pembimbing I: Drs. Suhardi, M.Pd., Pembimbing II: Wahyu Indrayatti, M.Pd.
Kata kunci: Bentuk, Variasi Leksikal Bahasa Melayu
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bentuk variasi leksikal Bahasa
Melayu Sub Dialek Kecamatan Pulau Tiga Kabupaten Natuna Provinsi
Kepulauan Riau.Objek dalam penelitian ini adalah tuturan masyarakat Desa
Serantas dan Desa Sabang Mawang. Informan dalam penelitian ini adalah
masyarakat Desa Serantas dan Desa Sabang Mawang yang berumur 25 hingga
65 tahun yang berjumlah 6 orang. Adapun metode yang digunakan peneliti
dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif dengan teknik cakap
semuka, pencatatan dan perekaman. Dari hasil penelitian ini dapat
disimpulkan bahawa variasi leksikal Bahasa Melayu Sub Dialek Kecamatan
Pulau Tiga Kabupaten Natuna Provinsi Kepulauan Riau terdapat 10
perubahan bentuk yang terdiri dari perubahan bentuk vokall [o] menjadi [ɛ],
perubahan konsonan [t] menjadi [d], perubahan konsonan [k] menjadi [g],
perubahan konsonan [c] menjadi [j], perubahan konsonan [p] menjadi [b] dan
penambahan vokal [u] ditengah dan di akhir kata, penambahan vokal [i] di
tengah kata, penghilangan konsonan [t], penghilanagn konsonan [s] di awal
kata, dan penghilangan konsonan [p] [ǝ] di awal kata.
ABSTRACT
Istiqomah. 2017. An analysis Lexical Variation of Malay language Sub dialects
of Pulau Tiga District Natuna Islands of Riau Islands Province. Thesis.
Tanjungpinang: Department of Indonesia Language and Literature Education.
Faculty of Teacher Training and Education. University of Maritime Raja Ali Haji.
Supervisor I: Drs. Suhardi, M. Pd, Supervisor II: Wahyu Indrayatti, M. Pd.
Keyword: Forms, Lexical Variation of Malay Language
The purpose of this research is to know the form of lexical variation of Malay
language Sub dialects of Pulau Tiga District Natuna islands of Riau Islands
Province. The object in this research is people conversation of the village Serantas
and the Sabang Mawang aged 25 to 65 years that add up to 6 people. As for the
methods that researchers use in this research is qualitative descriptive methods,
with interview technique, recording field and recording. From the results of this
research it can be concluded that the lexical variation of Malay language Sub
dialects of Pulau Tiga District Natuna islands of Riau Islands Province there are
10 changes form consisting of changes to the shape of the vocal [o] become [ɛ],
change the shape of the consonant [t] becomes [d], change the shape of the
consonant [k] become [g], a change in the form of consonant [c] becomes [j],
change the shape of the consonant [p] became [b], and the addition of vocal [u] in
the middle of a Word , removal of consonant [t] at the beginning of words,
removal of consonant [s] at the beginning of the word, as well as the
disappearance of consonants and vowels [p] [ɘ] at the beginning of the word.
1. PENDAHULUAN
Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang digunakan oleh anggota
suatu masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi, dan mengidentifikasikan
diri. Hal tersebut yang menjadi alasan bahasa merupakan alat komunikasi
yang sangat penting.Sudah banyak yang mengetahui bahwa Negara Indonesia
merupakan Negara yang memiliki banyak bahasa.
Dalam wilayah NKRI, bahasa Indonesia sampai saat ini masih terus
berkembang. Perkembangan bahasa yang terdapat di Indonesia ini didukung
oleh adanya bahasa daerah yang digunakan berbagai suku bangsa di
Indonesia.Salah satu rumpun bahasa daerah yang mendukung perkembangan
bahasa Indonesia adalah rumpun bahasa Melayu.Bahasa Melayu Riau
merupakan bahasa ibu sekaligus bahasa kebanggaan di setiap daerah di bagian
Riau.Dialek bahasa Melayu yang dipakai oleh masyarakat Kepri sangat
beragam, karena setiap daerah di Kepri memiliki dialek yang berbeda dengan
daerah lainnya, contoh: dialek daerah Letung berbeda dengan daerah
Karimun, daerah Bintan berbeda dengan daerah Lingga. Tetapi Letung,
Bintan, Karimun dan Natuna menggunakan bahasa Melayu, hanya saja yang
membedakannya adalah dialek mereka.
Natuna adalah salah satu kabupaten yang terletak di Provinsi
Kepulauan Riau, Indonesia yang memiliki 27 desa dan 16
kecamatan.Sebagian penduduk yang tinggal di Natuna, mayoritasnya bersuku
melayu.
Satu diantara daerah Natuna yang menggunakan bahasa Melayu
adalah Kecamatan Pulau Tiga.Seperti masyarakat daerah lainnya Kecamatan
Pulau Tiga juga menggunakan bahasa Melayu. Bahasa Melayu yang
digunakan oleh warga Kecamatan Pulau Tiga, fungsinya masih sama dengan
bahasa daerah lainya yaitu sebagai alat untuk berkomunikasi.Kecamatan
Pulau Tiga terdiri dari beberapa daerah dan setiap daerah memiliki dialeknya
sendiri.Pemakaian bahasa di setiap daerah yang ada di Kecamatan Pulau Tiga
memiliki persamaan dan perbedaan yang signifikan.Perbedaan tersebut
berhubungan dengan struktur bunyi (fonologis), pembentukan kata
(morfologi) dan makna dasar kata (semantik). Perbedaan yang paling terlihat
pada dialek Kecamatan Pulau Tiga terlihat jelas pada penggunaan kosakata
dan perbedaan cara pengucapan (aksen) yang di sebut variasi bunyi bahasa
sehingga terjadi perubahan bentuk dialek setiap daerah. Hal ini dapat di lihat
pada contoh kata [beduon] dan [bodↄn] yang sama-sama memiliki arti
badan.Secara fonologi, perbedaan kedua kata tersebut terletak pada fonem
vokal [ↄ], [u] dan [e].
2. METODE PENELITIAN
Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan menggunakan metode
deskriptif.Metode penelitian kualitatif sebagaimana dijelaskan oleh Muleong
(2014:6) “ penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk
memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian,
misalnya prilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dll. Secara holistik dan dengan
cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus
yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah.
3. Hasil Penelitian Dan Pembahasan
Berdasarkan hasil pengamatan yang peneliti lakukan dapat di peroleh
bentuk-bentuk variasi leksikal yang terjadi dalam Bahasa Melayu Sub Dialek
Kecamatan Pulau Tiga Kabupaten Natuna Provinsi Kepulauan Riau.
1. [Ancↄ] ~ [Anj
ↄu]
Kata [ancↄ] merupakan tuturan masyarakat Desa Serantas sedangkan
kata [anjↄu] merupakan tuturan masyarakat Desa Sabang Mawang.Perubahan
bunyi bahasa yang di temukan dalam dialek Desa Serantas dan Desa Sabang
Mawang terletak pada bunyi [c] [j] [u].
Arti dalam Bahasa
Indonesia
Bentuk Variasi Leksikal Bahasa Melayu Sub Dialek
Kecamatan Pulau Tiga Kabupaten Natuna Provinsi
Kepulauan Riau
Dialek Desa Serantas Dialek Desa Sabang
Mawang
1 Hancur [Anco] [Anjↄ]
2 Nanti [Ante?] [Ande?]
3 Mengajak [Ajo?] [Ajuo?]
4 Angka [Aηk
ǝ] [A
ηg
ǝ]
5 Bantal [Bↄntal] [Bendal]
6 Sangat [Bodↄ?] [B
ɛd
ɛ?]
7 Badan [Bodↄn] B
ɛdu
ↄn
8 Bahaya [Bohyǝ] [B
ɛhy
ǝu]
Jika dilihat dari variasi leksikalnya, terjadi perubahan kosanan [c]
menjad [j] ditengah kata dan penambahan vokal [u] di akhir kata sehingga
mengalami perubahan bentuk dari [Ancↄ] menjadi[Anj
ↄu]yang sama-sama
memiliki arti “hancur”.
2. [Antɛ?] ~ [And
ɛ?]
Kata[Antɛ?] merupakan tuturan masyarakat Desa Serantas sedangkan
[Andɛ?] merupakan tuturan masyarakat Desa Sabang Mawang.Perubahan
bunyi bahasa yang di temukan dalam dialek Desa Serantas dan Desa Sabang
Mawang terletak pada bunyi konsonan [t] dan [d].
Jika dilihat dari variasi leksikalnya, terjadi perubahan konsonan [t]
menjadi[d] di tengah kata sehingga mengalami perubahan bentuk dari [antɛ?]
menjadi [andɛ?] yang sama-sama memiliki arti “nanti”.
3. [Ajo?]~ [Ajuo?]
Kata [Ajo?]merupakan tuturan masyarakat Desa Serantas sedangkan
[Ajuo?]merupakan tuturan masyarakat Desa Sabang Mawang.Perubahan
bunyi bahasa yang di temukan dalam dialek Desa Serantas dan Desa Sabang
Mawang terletak pada bunyi [o] dan [u].
Jika dilihat dari variasi leksikalnya, terjadi penambahan vokal [u] di
tengah kata sehingga mengalami perubahan bentuk dari [ajo?] menjadi
[ajuo?] yang sama-sama memiliki arti “ajak/mengjak”.
4. [Aηkǝ] ~ [A
ηgǝ]
Kata [Aηkǝ] merupakan tuturan masyarakat Desa Serantas sedangkan
[Aηgǝ] merupakan tuturan masyarakat Desa Sabang Mawang.Perubahan bunyi
bahasa yang di temukan dalam dialek Desa Serantas dan Desa Sabang
Mawang terletak pada bunyi konsonan [k] dan [g].Bunyi [k] dan [g]
merupakan bunyi dorso-velar, perbedaan keduanya adalah [k] merupakan
bunyi keras tak bersuara sedangkan [g] merupakan bunyi keras bersuara.
Jika dilihat dari variasi leksikalnya, terjadi perubahan konsonan [k]
menjadi[g] di tengah kata sehingga mengalami perubahan bentuk dari[Aηkǝ]
menjadi [Aηgǝ] yang sama-sama memiliki arti “angka”.
5. [Bↄntal] ~ [B
ↄndal]
Kata[Bↄntal] merupakan tuturan masyarakat Desa Serantas
sedangkan[Bↄndal]merupakan tuturan masyarakat Desa Sabang
Mawang.Perubahan bunyi bahasa yang di temukan dalam dialek Desa
Serantas dan Desa Sabang Mawang terletak pada bunyi konsonan [t] dan
[d].Bunyi [t] dan [d] merupakan bunyi apiko-dental, perbedaan keduanya
adalah [t] merupakan bunyi keras tak bersuara sedangkan [d] merupakan
bunyi keras bersuara.
Jika dilihat dari variasi leksikalnya, terjadi perubahan konsonan[t]
menjadi[d] di tengah kata sehingga mengalami perubahan bentuk dari[Bↄntal]
menjadi [Bↄndal] yang sama-sama memiliki arti “bantal”.
6. [Bodↄ?] ~ [B
ɛdɛ?]
Kata[Bodↄ?] merupakan tuturan masyarakat Desa Serantas sedangkan
[Bɛdɛ?]merupakan tuturan masyarakat Desa Sabang Mawang.Perubahan
bunyi bahasa yang di temukan dalam dialek Desa Serantas dan Desa Sabang
Mawang terletak pada bunyi [o] dan [ɛ].
Jika dilihat dari variasi leksikalnya, terjadi perubahan vokal[o]
menjadi[ɛ] di tengahdan akhir kata sehingga mengalami perubahan bentuk
dari[Bodↄ?] menjadi[B
ɛdɛ?]yang sama-sama memiliki arti “sangat”.
Berdasarkan hasil pengumpulan datadari hasil penelitian yang
dilakukan dengan teknik cakap semuka, teknik rekam dan teknik catat peneliti
menemukan bentuk variasi leksikal (kata atau kosa kata) di dalam bahasa
Melayu Sub-Dialek Kecamatan Pulau Tiga Kabupaten Natuna Provinsi
Kepulauan Riau, khususnya di Desa Serantas dan Desa Sabang Mawang.
4. Simpulan Dan Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data serta pembahasan pada
BAB IV dan BAB V maka dapat disimpulkan bahwa terdapat beberapa
bentuk Variasi Leksikal Bahasa Melayu Sub Dialek Kecamatan Pulau Tiga
Kabupaten Natuna Provinsi Kepulauan Riau. Adapun bentuk variasi leksikal
yang terjadi dalam bahasa Melayu Sub Dialek Kecamatan Pulau Tiga
Kabupaten Natuna Provinsi Kepulauan Riau terdapat 10 perubahan
bentukyang terdiri dari perubahan bentuk vokal [o] menjadi [ɛ], perubahan
konsonan [t] menjadi [d], perubahan konsonan [k] menjadi [g], perubahan
konsonan [c] menjadi [j], perubahan konsonan [p] menjadi [b] dan
penambahan vokal [u] ditengah dan di akhir kata, penambahan vokal [i] di
tengah kata serta terjadi penghilangan konsonan [s] [ǝ] penghilangan
konsonan [t], penghilangan konsonan [p] dan vokal [ǝ].
Dari hasil penelitian, peneliti mempunyai beberapa saran untuk
penelitian bahasa dan sastra ke depannya, yaitu :
1. Peneliti mengharapkan adanya penelitian yang dapat meneruskan atau
mengkaji lebih luas mengenai penelitian ini dan penelitian ini dapat
dijadikan sebagai acuan dalam melakukan penelitian selanjutnya.
2. Pemerintah daerah diharapkan untuk selalu memberi dukungan kepada
peneliti yang ingin meneliti di Daerah Natuna agar bahasa Melayu yang
ada di Natuna dapat terus dipelajari, dikembangkan dan dipertahankan
supaya tidak hilang seiring perkembangan zaman.