Post on 08-Jun-2019
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
ANALISIS TINGKAT KEPATUHAN WAJIB PAJAK TERHADAP
PENERIMAAN PEMBAYARAN POKOK PAJAK BUMI DAN BANGUNAN
PADA KPP PRATAMA SURAKARTA TAHUN 2009-2011
TUGAS AKHIR
Disusun untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Persyaratan
Guna Memperoleh Gelar Ahli Madya Jurusan Diploma Perpajakan
Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta
Disusun Oleh:
Rendhi Rendratmoko F3409054
PROGRAM STUDI DIPLOMA III PERPAJAKAN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2013
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING
Tugas Akhir dengan judul:
ANALISIS TINGKAT KEPATUHAN WAJIB PAJAK TERHADAP
PENERIMAAN PEMBAYARAN POKOK PAJAK BUMI DAN
BANGUNAN PADA KPP PRATAMA SURAKARTA TAHUN 2009-2011
Telah disetujui dan diterima oleh Dosen Pembimbing Fakultas Ekonomi Universitas
Sebelas Maret Surakarta.
Surakarta,.....................................2013
Disetujui dan diterima oleh
Dosen pembimbing,
Christiyaningsih Budiwati, SE., M.si., Ak. NIP. 197511032000122001
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
HALAMAN PENGESAHAN
Telah disetujui dan diterima baik oleh tim penguji Tugas Akhir Fakultas
Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta guna melengkapi tugas-tugas dan
memenuhi persyaratan memperoleh Gelar Ahli Madya Jurusan Perpajakan
Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Surakarta,.....................................2013
Tim Penguji:
1. Penguji
Drs. Hanung Triatmoko, M.Si., Ak (……………….) NIP. 196610281992031001
2. Pembimbing
Christiyaningsih Budiwati, SE., M.Si., Ak (………………..) NIP. 197511032000122001
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
HALAMAN PERSEMBAHAN
Karya ini kupersembahkan untuk :
Orang Tuaku, Bapak Sutarno dan Ibu Sri Rejeki,
Kedua adiku tersayang Alvine dan Sheril,
Penyemangatku Canting,
Keluarga Besar Bapak Rochani Adi Wibowo dan Ibu Jarti
Wastuti,
Semua Pembimbingku selama ini terima kasih atas bimbinganya,
Teman- teman terbaikku satu perjuangan yang telah merepotkan
dan mewarnai hidupku,
Almamater UNS
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
HALAMAN MOTTO
“Sukses itu ketika kamu tidak menunda-nunda untuk melakukan sesuatu”
(Penulis)
“ Sesuatu itu ada masanya”
(Penulis)
“Ketergesaan dalam setiap usaha membawa kegagalan”
(Herodotus )
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Warahmatullah Wabarakatuh,
Alhamdulillahi rabbil ‘aalamin, segala puji syukur penulis panjatkan atas
kehadirat Allah SWT yang telah menganugerahkan rahmat dan hidayah-Nya,
sehingga penelitian tugas akhir ini dapat selesai dengan judul “ANALISI
TINGKAT KEPATUHAN WAJIB PAJAK TERHADAP PENERIMAAN
PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK
PRATAMA SURAKARTA TAHUN 2009-2011”. Tugas Akhir ini sebagai salah
satu syarat untuk mencapai Gelar Ahli Madya Jurusan Perpajakan Fakultas
Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Penelitian dan penyusunan ini dapat diselesaikan oleh penulis dengan
bantuan dari berbagai pihak, karena itu penulis ingin mengucapkan terima kasih
kepada:
1. Allah Swt yang sudah memberi nikmat begitu besarnya, sehat, rejeki sampai
saat ini sampai bisa lulus kuliah.
2. Rektor Universitas Sebelas Maret Surakarta Prof. Dr. Ravik Karsidi, MS.
3. Bapak Prof. Dr. Wisnu Untoro, MS. selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Sebelas Maret Surakarta.
4. Drs. Hanung Triatmoko, M.Si., Ak. selaku Ketua Jurusan Perpajakan
Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.
5. Ibu Christiyaningsih Budiwati, SE., M.Si., Ak. selaku pembimbing tugas
akhir yang telah meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk membimbing
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
penulis. Terima kasih atas kesempatan yang telah diberikan untuk berdiskusi
tentang banyak hal.
6. Ibu Sri Murni, SE., M.Si., Ak. selaku pembimbing akademik yang senatiasa
memberikan nasehat membangun serta pengarahan yang sangat bermanfaat.
7. Bapak dan Ibu Dosen serta segenap staff dan karyawan Fakultas Ekonomi
Universitas Sebelas Maret Surakarta.
8. Bapakku Sutarno, yang telah memberi dukungan selama ini, doanya, dan bisa
ngerti masalah anak kuliahan.
9. Ibuku Sri Rejeki, yang sudah ngasih doa dan dukungan yang besar terhadap
kuliah selama ini, dan mengingatkan agar cepat lulus dan jadi orang sukses.
10. Kedua adikku Alvine dan Sheril, yang sudah menghibur dan mengangu
selama ini.
11. Canting, penyemangat di masa depanku kelak.
12. Pakde Rochani dan Bude Tutik yang selama ini memberikan doa dan uang
saku selama kuliah ini.
13. Mbak Novika dan Mbak Nora makasih banget buat dukungannya selama ini
dalam apapun.
14. Temen-temen seperjuangan kuliah Perpajakan 2009 yang telah saling
membantu selama ini.
15. Geng kepompong Anggita, Wahyu, Sinta, dan Novita sukses buat kita semua.
16. Teman-teman bermain Ikhsan, Fajar, Bella, Wijey, Hafid, Taufik, Pinto, dan
Pincuk makasih selama ini.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
17. Juventus klub sepakbola favorit yang telah menginspirasi semangat pantang
menyerah terhadap diri ini semoga bisa meraih Scudetto dan Liga Champions.
Penulis menyadari bahwa tugas akhir ini masih jauh dari kesempurnaan.
Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan demi
penyempurnaan tugas akhir ini.
Wassalamu ‘alaikum Warahmatullah Wabarakatuh.
Surakarta, .....................................2012
Penulis
Rendhi Rendratmoko
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ............................................................................................ i
ABSTRAK .......................................................................................................... ii
HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................................. iii
HALAMAN PENGESAHAN.............................................................................. iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................................ v
HALAMAN MOTTO ............................................................................................. vi
KATA PENGANTAR ........................................................................................ vii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... x
DAFTAR TABEL ............................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR .................................................................................... ... xiii
BAB
I PENDAHULUAN
A. Gambaran Umum KPP Pratama Surakarta ............................................. 1
B. Latar Belakang Masalah ...................................................................... 22
C. Rumusan Masalah ............................................................................... 25
D. Tujuan Penelitian ................................................................................. 25
E. Manfaat Penelitian ............................................................................... 25
F. Tekhnik Analisi Data ........................................................................... 26
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
II ANALISI DATA DAN PEMBAHASAN
A. Tinjauan Pustaka .................................................................................. 28
B. Analisis Data dan Pembahasan ............................................................. 42
III TEMUAN
A. Kelebihan .............................................................................................. 53
B. Kelemahan …………………………………………………………. 54
IV PENUTUP
A. Simpulan ................................................................................................ 55
B. Rekomendasi ........................................................................................ 56
DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………… 57
DAFTAR LAMPIRAN ………………………………………………………. 58
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ABSTRAK
ANALISIS TINGKAT KEPATUHAN WAJIB PAJAK TERHADAP PENERIMAAN PEMBAYARAN POKOK PAJAK BUMI DAN
BANGUNAN PADA KPP PRATAMA SURAKARTA TAHUN 2009-2011
Rendhi Rendratmoko F3409054
Pajak merupakan sumber terbesar dari pendapatan nasional untuk pembangunan negara. Salah satunya adalah Pajak Bumi Dan Bangunan (PBB). PBB adalah penerimaan pajak pusat yang sebagian besar hasilnya diserahkan kepada pemerintah daerah. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk analisis tingkat kepatuhan wajib pajak terhadap pembayaran PBB di Kantor Pajak Pratama Surakarta selama tahun 2009 sampai 2011. Berdasarkan penelitian, tingkat kepatuhan wajib pajak terhadap pembayaran PBB di Kantor Pajak Pratama Surakarta selama tahun 2009 sampai 2011 termasuk dalam kriteria wajib pajak patuh, karena mencapai standar penilaian kepatuhan dari sebagian besar antara 60% -80%. Penulis memberikan rekomendasi kepada Pratama Pajak Kantor Surakarta meningkatkan pendapatan PBB harus menciptakan hubungan yang baik antara wajib pajak dan pejabat pajak untuk pengumpulan pajak yang lebih baik, banyak fasilitas seperti pembayaran online PBB harus lebih efektif dan mengembangkan lagi seluruh daerah pedesaan.
Kata Kunci : Kepatuhan, Wajib Pajak, PBB
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ABSTRACT
ANALYSIS OF ADHERENCE LEVEL OF TAXPAYERS TOWARD PBB PRIMARY PAYMENT AT KPP PRATAMA SURAKARTA DURING 2009-
2011
Rendhi Rendratmoko F3409054
Taxes are the largest source of national income for the country's development. One of them is Pajak Bumi dan Bangunan (PBB). PBB is the central tax revenue that most of the results are turned over to local government. The aim of this research is to analysis adherence level of taxpayers toward PBB payment at Pratama Taxation Office Surakarta during 2009 until 2011. Based on research, level of adherence taxpayers toward PBB payment at Pratama Taxation Office Surakarta during 2009 until 2011 included in assessable criteria obedient, because achieving standards adherence assessment of a large percentage of between 60%-80%. The author gives a recommendation to Pratama Taxation Office Surakarta improve PBB revenue should create a good relationship between taxpayers and tax officials for better taxes collection, many facilities like PBB payment online must be more effective and develop again throughout rural area. Keyword : Adherence, TaxPayers, PBB
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 1
BAB I
PENDAHULUAN
A. GAMBARAN UMUM
1. Sejarah Berdirinya Kantor Pelayanan Pajak Pratama Surakarta
Kantor Pelayanan Pajak Pratama Surakarta telah ada sejak lama
dengan berbagai istilah. Sebelum tahun 1966, Kantor Pelayanan Pajak
Pratama Surakarta berstatus sebagai Kantor Dinas Luar Tingkat 1
Surakarta dibawah wewenang wilayah kerja dari Kantor Inspeksi
Keuangan Yogyakarta.
Pada tahun 1966, karena semakin banyaknya jumlah Wajib Pajak
dan jumlah penerimaan pajak, Kantor Dinas Surakarta ditingkatkan
menjadi Kantor Inspeksi Keuangan Surakarta yang membawahi
diantaranya Kantor Dinas Luar Tingkat 1 Klaten. Pada akhir tahun 1966,
semua istilah Kantor Inspeksi Pajak Surakarta A berdasarkan Keputusan
Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 94/ Keputusan Menteri
Keuangan Nomor 01 Tahun 1994 tanggal 29 Maret 1994 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Direktorat Jenderal Pajak, dengan wilayah kerja
meliputi, Kotamadya Surakarta, Kabupaten Karanganyar, Kabupaten
Boyolali, Kabupaten Sragen, serta Kantor Penyuluhan Pajak Sragen yang
berkedudukan di Sragen.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
Sehubungan dengan reorganisasi di lingkungan Direktorat Jenderal
Pajak, Kantor Pelayanan Pajak Surakarta telah berubah menjadi Kantor
Pelayanan Pajak Pratama Surakarta. Kantor Pelayanan Pajak Pratama
Surakarta yang terletak di Jalan K.H. Agus Salim No.1 Surakarta dibentuk
berdasarkan keputusan Direktur Jenderal Pajak Keputusan Nomor
141/Pj/2007 yang ditetapkan tanggal 3 Oktober 2007 tentang Penerapan
Organisasi, Tata Kerja, dan Saat Mulai Beroperasinya Kantor Wilayah
Direktorat Jenderal Pajak Jawa Tengah II dan Kantor Pelayanan,
Penyuluhan dan Konsultasi Perpajakan di lingkungan Kantor Wilayah
Direktorat Jenderal Pajak Jawa Tengah I, Kantor Wilayah Direktorat
Jenderal Pajak Jawa Tengah II, Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak
Daerah Istimewa Yogyakarta. Kantor Pelayanan Pajak Pratama Surakarta
mulai beroperasi tanggal 30 Oktober 2007.
Pembentukan Kantor Pelayanan Pajak Pratama, merupakan bagian
dari program reformasi birokrasi perpajakan yang sifatnya komprehensif
dan telah berjalan sejak tahun 2002 ditandai dengan terbentuknya Kantor
Wilayah dan Kantor Pelayanan Pajak Wajib Pajak Besar. Pembentukan
Kantor Pelayanan Pajak Pratama lanjutan dilandasi oleh terbitnya Surat
Edaran Nomor 19/Pj/2007 tanggal 13 April 2007 tentang Persiapan
Penerapan Sistem Administrasi Perpajakan Modern pada Kantor Wilayah
Direktorat Jendral Pajak.
Pembentukan Kantor Pelayanan Pajak Pratama di seluruh wilayah
Indonesia dilakukan pada tahun 2007-2008. Perubahan yang dilakukan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
meliputi struktur organisasi, proses bisnis, teknologi informasi dan
komunikasi, sarana dan prasarana serta manajemen sumber daya manusia.
Perbaikan dalam struktur Direktorat Jenderal Pajak terifleksi pada karakter
kantor modern antara lain adanya Account Representative untuk pelayanan
kepada Wajib Pajak, Penerapan Kode Etik Pegawai yang diawasi oleh
Komite Kode Etik Pegawai, dan Sistem penggajian yang lebih baik.
Kantor Pelayanan Pajak Pratama merupakan penggabungan tiga
jenis unit kantor yang berbeda, yakni gabungan dari Kantor Pelayanan
Pajak, Kantor Pelayanan Bumi dan Bangunan, Kantor Pemeriksaan dan
Penyidikan Pajak dengan masing-masing seksi kedalam seksi-seksi yang
baru sebagai berikut:
a. Seksi Pengawasan dan Konsultasi
Secara umum memberikan pelayanan kepada Wajib Pajak yang
berupa bimbingan atau penyuluhan. Selain itu ada tugas pengawasan
yang berupa kepatuhan pembayaran dan pelaporan, juga melakukan
penggalian potensi berdasar hasil pengawasan dan bimbingan.
Berdasarkan wilayah di Kota Surakarta, maka Seksi Pengawasan dan
Konsultasi di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Surakarta dibagi
menjadi 4 (empat):
1) Pengawasan dan Konsultasi I untuk wilayah Kecamatan
Laweyan.
2) Pengawasan dan Konsultasi II untuk wilayah Kecamatan Jebres.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
3) Pengawasan dan Konsultasi III untuk wilayah Kecamatan
Serengan dan Pasar kliwon.
4) Pengawasan dan Konsultasi IV untuk wilayah Kecamatan
Banjarsari.
b. Seksi Pengolahan Data dan Informasi (PDI)
Melakukan pengumpulan, pencarian dan pengolahan data,
pengamatan potensi perpajakan, penyajian informasi perpajakan
perekaman dokumen perpajakan, penyajian informasi perpajakan,
perekaman dokumen perpajakan, pelayanan dukungan teknis
komputer, pemantauan aplikasi e-SPT dan e-filling serta penyiapan
laporan kerja.
c. Seksi Pelayanan
Melakukan penetapan dan penerbitan produk hukum
perpajakan, pengadministrasian dokumen dan berkas perpajakan,
penerimaan dan pengolahan Surat Pemberitahuan, serta penerimaan
surat lainnya, penyuluhan perpajakan, pelaksanaan registrasi Wajib
Pajak, serta melakukan kerja sama perpajakan.
d. Seksi Ekstensifikasi Perpajakan
Merupakan peralihan dari Seksi Pendataan dan Penilaian pada
Kantor Pelayanan Pajak Bumi dan Bangunan, serta menindaklanjuti
data yang belum memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak untuk
dihimbau agar segera memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
e. Seksi Pemeriksaan
Melakukan penyusunan rencana pemeriksaan, pengawasan
pelaksanaan aturan pemeriksaaan, penerbitan dan penyaluran Surat
Perintah Pelaksana Pajak, serta administrasi pemeriksaan pajak
lainnya.
f. Seksi Penagihan
Melakukan urusan penatausahaan piutang pajak, penundaan dan
angsuran tunggakan pajak, penagihan aktif, usulan penghapusan
piutang pajak, serta penyimpanan dokumen-dokumen penagihan.
g. Sub Bagian Umum
Melaksanakan urusan kepegawaian, keuangan, tata usaha dan
rumah tangga.
2. Lokasi Instansi
Kantor Pelayanan Pajak Pratama Surakarta berlokasi di Jalan K.H
Agus Salim No.1 Surakarta 57147. Telepon (0271) 717522/ 718400/
720821. Faksimile (0271) 728436.
3. Tugas Pokok Kantor Pelayanan Pajak Pratama Surakarta
Melaksanakan pelayanan, pengawasan administratif, dan
pemeriksaan sederhana terhadap Wajib Pajak dalam bidang Pajak
Penghasilan, Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang
Mewah dan Pajak Tidak Langsung Lainnya dalam wewenangnya
berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
4. Fungsi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Surakarta
a. Pengumpulan dan pengolahan data, penyajian informasi perpajakan,
pengamatan potensi perpajakan, ekstensifikasi Wajib Pajak.
b. Penelitian dan penatausahaan Surat Pemberitahuan Tahunan/ Masa
serta berkas Wajib Pajak.
c. Pengawasan pembayaran masa Pajak Penghasilan, Pajak
Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Meewah dan
Pajak Langsung lainnya.
d. Penatausahaan piutang pajak, penerimaan, penagihan, penyelesaian
keberatan, penatausahaan banding, dan penyelesaian restitusi Pajak
Penghasilan, Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas
Barang Mewah, dan Pajak Langsung lainnya.
e. Pemeriksaan sederhana dan penerapan sanksi perpajakan.
f. Penerbitan Surat Ketetapan Pajak.
g. Pembetulan Surat Ketetapan Pajak.
h. Pengurangan sanksi.
i. Penyuluhan dan konsultasi pajak.
j. Pelaksanaan administrasi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Surakarta.
5. Visi dan Misi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Surakarta
a. Visi
Dalam menjalankan tugas-tugasnya Kantor Pelayanan Pajak
Pratama Surakarta mengacu pada visi Direktorat Jenderal Pajak yaitu
“Menjadi institusi pemerintah yang menyelenggarakan sistem
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
administrasi perpajakan modern yang efektif, efisien, dan dipercaya
masyarakat dengan integritas dan profesionalisme yang tinggi”.
b. Misi
Kantor Pelayanan Pajak Pratama Surakarta memiliki visi yaitu
“Menghimpun penerimaan pajak negara berdasarkan Undang-
Undang Perpajakan yang mampu mewujudkan kemandirian
pembiayaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara melalui
sistem administrasi perpajakan yang efektif dan efisien”.
c. Nilai
Kantor Pelayanan Pajak Pratama Surakata memiliki nilai yaitu
“Profesionalisme Integritas Teamwork Inovasi”.
6. Tujuan
Tujuan yang akan dicapai oleh Kantor Pelayanan Pajak Pratama
Surakarta adalah mengoptimalkan serta memaksimalkan potensi
penerimaan pajak di Kota Surakarta.
7. Peran Kantor Pelayanan Pajak Pratama Surakarta
a. Meningkatkan dan mengamankan pendapatan negara dari sektor
pajak, serta non pajak sesuai dengan peraturan perundang-undangan
yang berlaku sebagai upaya mengurangi ketergantungan terhadap
pinjaman luar negeri, guna membiayai tugas pemerintah dan
melaksanakan pembangunan nasional.
b. Ikut serta dalam pembangunan dunia usaha dan industri dalam negeri
dengan jalan memberikan fasilitas kebijakan fiskal, seperti
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
memberikan kemudahan dalam pengolahan bahan baku impor untuk
memproduksi barang ekspor serta pencegahan dan pemberantasan
penyelundupan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
8.
STR
UK
TU
R O
RG
AN
ISA
SI
G
amba
r I.1
St
rukt
ur O
rgan
isas
i KPP
Pra
tam
a Su
raka
rta
Kepa
la K
anto
r
Kelo
mpo
k Fu
ngsio
nal
Pela
ksan
a
Kepa
la S
eksi
Pe
laya
nan
Kepa
la S
ubba
g U
mum
Pela
ksan
a
Kepa
la S
eksi
PD
I
Pela
ksan
a
Kepa
la S
eksi
Ek
sten
sifik
asi
Pela
ksan
a
Kepa
la S
eksi
Pe
mer
iksa
an
Pela
ksan
a AR
Kepa
la S
eksi
W
asko
n I
Pela
ksan
a
Kepa
la S
eksi
W
asko
n II
Pela
ksan
a
AR
Kepa
la S
eksi
W
asko
n III
Pela
ksan
a
AR
Kepa
la S
eksi
W
asko
n IV
Pela
ksan
a
AR
Juru
Sita
Kepa
la S
eksi
Pe
nagi
han
Pela
ksan
a
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
C. DESKRIPSI JABATAN
Tabel I.1 Jabatan dan Jumlah Karyawan KPP Pratama Surakarta
No Bagian Jabatan Jumlah
1 KPP Pratama Kepala Kantor 1 Pelaksana 1
2 Sub Bagian Umum Kepala SubBag 1 Bendaharawan 1 Pelaksana 7
3 Seksi Pengolahan Data dan Informasi
Kepala Seksi 1 Pelaksana 6 Operator Console 3
4 Seksi Pelayanan Kepala Seksi 1 Pelaksana 14
5 Seksi Pemeriksaan Kepala Seksi 1 Pelaksana 1
6 Seksi Penagihan Pelaksana 2 Juru Sita 2
7 Seksi Pengawasan dan Konsultasi I
Kepala Seksi 1 Account Representative 7
8 Seksi Pengawasan dan Konsultasi II
Kepala Seksi 1 Pelaksana 1 Account Representative 6
9 Seksi Pengawasan dan Konsultasi III
Kepala Seksi 1 Pelaksana 1 Account Representative 8
10 Seksi Pengawasan dan Konsultasi IV
Kepala Seksi 1 Pelaksana 1 Account Representative 7
11 Seksi Ekstensifikasi Kepala Seksi 1 Pelaksana 3
Pemeriksa Pajak Madya 1 Pemeriksa Pajak Muda 3 Pemeriksa Pajak Pelaksana Lanjutan 5 Pemeriksa Pajak Pertama 5 Pemeriksa Pajak Pelaksana 3 Penilai PBB Penyelia 1 Penilai PBB Pelaksana 1
Jumlah 100
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
Berdasarkan standar Prosedur Operasi Direktur Jenderal Pajak
Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP-14/Pj/2008 tentang Fungsi
dan Tugas Pokok dari Seksi di Kantor Pelayanan Pajak Pratama adalah
sebagai berikut:
1. Sub Bagian Umum
a) Menerima dokumen, memproses dan penatausahaan dokumen
masuk di Subbag Umum serta penyampaian dokumen di Kantor
Pelayanan Pajak.
b) Mengajukan pengujian kesehatan pegawai, pengurusan gaji,
pengajuan uang makan Pegawai Negeri Sipil, pemberhentian
gaji. Tugas lainnya yaitu melaksanakan pelantikan, sumpah dan
serah terima jabatan, serta pengambilan sumpah Pegawai Negeri
Sipil.
c) Membuat kartu tanda pengenal pemeriksa, menerbitkan ijin
melanjutkan pendidikan di luar kedinasan, mengajukan usul
peserta pendidikan di luar negeri.
d) Laporan perkawinan pertama pegawai, pengajuan usul
permohonan pensiun janda/ duda, pengajuan usul permohonan
berhenti bekerja sebagai Pegawai Negeri Sipil atas permintaan
sendiri, pengajuan usul pengangkatan bendahara.
e) Menyusun laporan bulanan konversi energi, laporan berkala,
laporan tahunan, laporan atau daftar realisasi anggaran, laporan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
Sistem Akuntansi Kuasa Pengguna Anggaran tingkat satuan
kerja atau Unit Akuntansi Kuasa Pengguna Anggaran.
f) Permohonan uang duka meninggal, permohonan kartu tanda
asuransi, dan Taspen mekanisme pembayaran anggaran belanja
(pembayaran melalui uang persediaan).
g) Permintaan dan pembayaran uang lembur pegawai.
h) Melakukan pembayaran tagihan melalui mekanisme langsung
kepada rekanan.
i) Melaksanakan penutupan buku kas umum, penerimaan
inventaris dari rekanan/ pihak lain, pelaksana penghapusan
barang milik Negara dengan lelang pada unit Kantor Pelayanan
Pajak.
j) Pemusnahan dokumen, serta penyusunan ajak tanggapan/ tindak
lanjut terhadap Surat Hasil Pemeriksaan atau Laporan Hasil
Pemeriksaan dari Itjen Departemen Keuangan/ Barang Kena
Pajak/ Unit Fungsional Pemeriksa lainnya.
2. Seksi Pengolahan Data dan Informasi
a) Pembentukan dan pengolahan bank data.
b) Memproses dan penatausahaan dokumen masuk serta alat
keterangan Seksi Pengolahan Data dan Informasi.
c) Menyusun rencana penerimaan pajak berdasarkan potensi pajak,
perkembangan ekonomi dan keuangan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
d) Membuat laporan penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan atau
Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan, serta
menyelesaikan pembagian hasilnya.
e) Membuat dan menyampaikan Surat Perhitungan ke Kantor
Pelayanan Pajak lainnya.
f) Meminjamkan berkas data atau alat keterangan kepada seksi
terkait.
g) Penatausahaan penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan non
elektronik.
3. Seksi Pelayanan
a) Penatausahaan surat/ dokumen masuk, dokumen Wajib Pajak,
laporan Wajib Pajak pada tempat tata cara pendaftaran Wajib
Pajak, penghapusan Nomor Pokok Wajib Pajak, perubahan
identitas Wajib Pajak, serta pemberitahuan penggunaan norma
penghitungan.
b) Menyelesaikan permohonan pengukuhan Pengusaha Kena Pajak
dan pencabutan Pengusaha Kena Pajak.
c) Menyelesaikan pemindahan Wajib Pajak dan Pengusaha Kena
Pajak di Kantor Pelayanan Pajak lama.
d) Menyelesaikan pemindahan Wajib Pajak dan Pengusaha Kena
Pajak di Kantor Pelayanan Pajak baru.
e) Menerima dan mengolah Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak
Penghasilan dan Surat Pemberitahuan Masa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
f) Menyelesaikan permohonan perpanjangan waktu penyampaian
Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan, cetak salinan
dan pembetulan Surat Pemberitahuan Pajak Tahunan atau Surat
Ketetapan Pajak atau Surat Tagihan Pajak.
g) Menerbitkan Surat Teguran penyampaian Surat Pemberitahuan
Masa dan Tahunan, serta Surat Ketetapan Pajak.
h) Meneliti hasil keluaran berupa Surat Pemberitahuan Pajak
Tahunan/ Surat Tagihan Pajak/ Daftar Himpunan Ketetapan
Pajak/ Daftar Hasil Rekaman.
i) Meminjamkan atau mengirimkan berkas.
j) Melaksanakan pemenuhan permintaan konfirmasi dan
klarifikasi.
k) Menyelesaikan permohonan dan pembukuan dalam Bahasa
Inggris dan Mata Uang Dolar Amerika Serikat.
l) Melayani permintaan penetapan sebagai daerah terpencil.
m) Menyampaikan permintaan revaluasi aktiva tetap dari Wajib
Pajak ke Kantor Wilayah.
n) Menerbitkan Surat Perintah Membayar Kelebihan Pajak untuk
perwakilan Negara Asing dan badan-badan Internasional serta
pejabat atau tenaga ahli.
4. Seksi Penagihan
a) Memproses dan penatausahaan dokumen masuk di Seksi
Penagihan, Surat Ketetapan Pajak, Surat Keputusan Pembetulan/
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
Keberatan/ Putusan Banding/ Pengurangan/ Pembatalan
Ketetapan Pajak dan Surat Keputusan Pengurangan atau
Penghapusan Sanksi Administrasi pada Seksi Penagihan.
b) Menjawab konfirmasi dan tunggakan pajak Wajib Pajak.
c) Menyelesaikan permohonan penundaan pembayaran pajak dan
usulan pemeriksaan dalam rangka penagihan pajak.
d) Penaguhan pajak seketika dan sekaligus.
e) Menghapus piutang pajak.
f) Menerbitkan Surat Teguran Pajak bunga penagihan, Surat
Teguran Penagihan, Surat Paksa, Surat Perintah Melaksanakan
Penyitaan, dan Surat Keputusan Pencabutan Sita.
g) Pemindahan berkas dari Kantor Pelayanan Pajak ke Kantor
Pelayanan Pajak lainnya.
h) Membuat usulan pencegahan dan penyanderaan terhadap Wajib
Pajak tertentu.
i) Melaksanakan lelang dan menyelesaikan permohonan
pembatalan lelang.
j) Membuat laporan Seksi Penagihan ke Kantor Wilayah.
k) Menyelesaikan permohonan mengangsur pembayaran pajak.
5. Seksi Pemeriksaan
a) Penatausahaan laporan pemeriksaan Pajak dan Nota
Perhitungan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
b) Menyelesaikan Surat Pemberitahuan tahunan Pajak Penghasilan
lebih bayar, permohonan pengembalian kelebihan pembayaran
Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang
Mewah selain Wajib Pajak Patuh.
c) Memproses dan penatausahaan dokumen masuk di Seksi
Pemeriksaan.
d) Menyelesaikan usulan pemeriksaan dan pemeriksaan bukti
permulaan.
e) Melaksanakan pemeriksaan kantor dan lapangan.
6. Seksi Ekstensifikasi Perpajakan
a) Memproses dan penatausahaan dokumen masuk di Seksi
Ekstensifikasi.
b) Pendaftaran Obyek Pajak baru baik dengan penelitian kantor
maupun lapangan.
c) Menerbitkan Surat Himbauan untuk ber-Nomor Pokok Wajib
Pajak, dan daftar nominatif untuk usulan Surat Perintah
Pemeriksaan Pajak Pemeriksaan Sederhana Lapangan
Ekstensifikasi.
d) Mencari data dari pihak ketiga dalam pembentukan/
pemutakhiran bank data perpajakan, serta data potensi
perpajakan dalam monografi fiskal.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
e) Melaksanakan penilaian individu obyek Pajak Bumi dan
Bangunan dan memelihara data obyek dan subyek Pajak Bumi
dan Bangunan.
f) Menyelesaikan permohonan penundaan pengembalian Surat
Pemberitahuan Obyek Pajak, dan mutasi sebagian ataupun
seluruh obyek dan subyek Pajak Bumi dan Bangunan.
7. Seksi Pengawasan dan Konsultasi
a) Memproses dan penatausahaan dokumen masuk di Seksi
Pengawasan dan Konsultasi, serta menyusun estimasi
penerimaan pajak per-Wajib Pajak.
b) Menerbitkan Surat Perintah Membayar Kelebihan Pajak, Surat
Perintah Membayar Imbalan Bunga, Surat Tagihan Pajak, Surat
Ketetapan Pajak Kurang Bayar/ Surat Ketetapan Pajak Kurang
Bayar Tambahan/ Surat Tagihan Bea Perolehan Hak atas Tanah
dan Banguan, Surat Ketetapan Pajak Pajak Bumi dan Bangunan,
teguran pengembalian Surat Pemberitahuan Obyek Pajak, Surat
Himbauan Pembetulan Surat Pemberitahuan, serta menerbitkan
penggantian Surat Perintah Membayar Kelebihan Pembayaran
Pajak atau Surat Perintah Membayar Imbalan Bunga karena
lewat waktu atau kadaluwarsa, rusak atau salah baik yang telah
didistribusikan maupun yang belum didistribusikan.
c) Menyelesaikan permohonan penggunaan nilai buku dalam
penggabungan, pengambilalihan, atau pemekaran usaha.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
d) Menyelesaikan permohonan keberatan, pembetulan ketetapan,
pengurangan atau penghapusan sanksi Administrasi Pajak
Penghasilan, Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas
Barang Mewah di Kantor Pelayanan Pajak.
e) Menyelesaikan permohonan pengurangan atau pembatalan
ketetapan pajak yang tidak benar baik Pajak Penghasilan, Pajak
Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah.
f) Menyelesaikan permohonan pengurangan/ penghapusan sanksi
administrasi Pajak Bumi dan Bangunan, perubahan metode
pembukuan.
g) Menyelesaikan permohonan Surat Keterangan Bebas Pajak
Penghasilan pasal 21, Surat Keterangan Bebas Pajak
Penghasilan pasal 22 Bendaharawan, Surat Keterangan Bebas
Pemungut Pajak Penghasilan pasal 22 impor, Surat Keterangan
Bebas Pemungut Pajak Penghasilan pasal 22 atas impor untuk
Wajib Pajak yang penghasilannya semata-mata dikenakan Pajak
Penghasilan Final, Surat Keterangan Bebas Pajak Penghasilan
pasal 22 atas impor emas batangan untuk diekspor perhiasan
emas, Surat Keterangan Bebas Pemotong Pajak Penghasilan
pasal 23, Surat Keterangan Bebas Pemotong Pajak Penghasilan
atas bunga deposito, tabungan, serta diskonto Sertifikat Bank
Indonesia yang diterima atau diperoleh dana pensiun yang
pendiriannya telah disahkan oleh Menteri Keuangan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
h) Menyelesaikan Surat Permohonan Keterangan Bebas Pajak
Penghasilan atas pengalihan hak tanah dan bangunan bagi Wajib
Pajak real estate, Surat Keterangan Bebas Pajak Pertambahan
Nilai atas penyerahan Barang Kena Pajak Tertentu Wajib Pajak
perwakilan negara asing atau badan internasional serta pejabat
atau tenaga ahlinya, Surat Keterangan Bebas Pajak Penjualan
atas Barang Mewah atas pembelian kendaraan angkutan, Surat
Keterangan Bebas Fiskal Luar Negeri, Surat Keterangan Bebas
Pajak Penjualan atas Barang Mewah atas penyerahan kendaraan
bermotor.
i) Melayani permintaan perubahan tahun buku pertama, pemusatan
Pajak Pertambahan Nilai, permohonan Surat Keterangan Fiskal
Wajib Pajak Non Bursa.
j) Menyelesaikan pemberian ijin pembubuhan tanda bea materai
lunas baik dengan mesin teraan materai, teknologi pencetakan,
maupun dengan sistem komputerisasi.
k) Menyelesaikan permohonan penambahan deposito baik dengan
mesin teraan materai, teknologi pencetakan, maupun dengan
sistem komputerisasi.
l) Menyelesaikan permohonan pengalihan saldo bea materai baik
dari mesin teraan materai ke teknologi percetakan, dari
teknologi percetakan ke mesin teraan, dari teknologi percetakan
ke sistem komputerisasi, dari sistem komputerisasi ke mesin
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
teraan, maupun dari sistem komputerisasi ke teknologi
percetakan.
m) Menyelesaikan permohonan pengurangan angsuran Pajak
Penghasilan Pasal 25, pengembalian pendahuluan Pajak
Penghasilan untuk Wajib Pajak patuh, perubahan metode
penilaian persediaan, pengembalian pendahuluan Pajak
Pertambahan Nilai untuk Wajib Pajak Kriteria tertentu khusus
Wajib Pajak patuh, kelebihan pembayaran Bea Perolehan Hak
atas Tanah dan Bangunan terutang, kompensasi
(pemindahbukuan) Pajak Bumi dan Bangunan/ Bea Perolehan
Hak atas Bumi dan Bangunan, keberatan atas penunjukan
sebagai Wajib Pajak, pembetulan Surat Tagihan Bea Perolehan
Hak atas Tanah dan Bangunan/ Surat Ketetapan Pajak Kurang
Bayar/ Surat Ketetapan Pajak Bea Perolehan Hak atas Tanah
dan Bangunan Kurang Bayar Tambahan secara jabatan
pembatalan Surat Pemberitahuan Pajak Terutang/ Surat
Keterangan Bebas/ Surat Tagihan pajak, pengurangan/
penghapusan sanksi administrasi dan pengurangan/ pembatalan
Surat Ketetapan Pajak Bea Perolehan Hak atas Tanah dan
Bangunan Kurang Bayar/ Surat Ketetapan Pajak Bea Perolehan
Hak atas Tanah dan Bangunan Kurang Bayar Tambahan/ Surat
Tagihan Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan di Kantor
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
Pelayanan Pajak dan pengembalian kelebihan pembayaran pajak
yang seharusnya tidak terutang.
n) Menetapkan angsuran Pajak Penghasilan pasal 25 Wajib Pajak
Bank, sewa guna usaha dengan hak opsi, Badan Usaha Milik
Negara, dan Badan Usaha Milik Daerah serta menetapkan Wajib
Pajak patuh.
o) Membuat Surat Pemberitahuan perubahan besarnya angsuran
Pajak Penghasilan pasal 25 (dinamisasi), Surat Perintah
Membayar Kelebihan Pajak, atau Surat Perintah Membayar
Imbalan Bunga yang hilang.
p) Memberikan bimbingan kepada Wajib Pajak, menjawab surat
yang berkaitan dengan konsultasi teknis perpajakan bagi Wajib
Pajak, menentukan kembali tanggal jatuh tempo pembayaran
Pajak Bumi dan Bangunan, pemutakhiran profil Wajib Pajak,
mengusulkan Pengusaha Kena Pajak fiktif.
q) Melaksanakan putusan gugatan atau banding, ekualisasi,
penelitian, dan analisis kepatuhan material Wajib Pajak.
r) Penatausahaan Surat Keputusan pembetulan, pengurangan atau
penghapusan sanksi administrasi, serta Surat Keputusan
Keberatan atau banding atau pengurangan atau pembetulan
Surat Ketetapan Pajak di Seksi Pengawasan dan Konsultasi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
B. Latar Belakang
Pajak merupakan suatu fenomena yang menarik dalm kehidupan
masyarakat dan negara. Saat ini pajak bukan lagi merupakan sesuatu yang
paling asing bagi masyarakat Indonesia. Sebagian kalangan telah menempatkan
pajak sebagai salah satu kewajiban dalam bernegara, yaitu merupakan sarana
untuk ikut berpartisipasi dalam membantu pelaksanaan tugas bernegara yang
ditangani oleh pemerintah.
Pajak diartikan sebagai pungutan yang dilakukan oleh suatu negara kepada
warga negaranya berdasarkan Undang-Undang dimana atas pungutan tersebut
negara tidak memberikan kontraprestasi secara langsung kepada si pembayar
pajak. Pada umumnya negara yang memiliki administrasi pemerintahan
modern seperti Indonesia mengandalkan penerimaan pajak sebagai penopang
APBN-nya. Oleh pemerintah, pajak digunakan untuk membiayai pelayanan
publik dan pembangunan seperti jalan, jembatan, dan fasilitas umum lainnya
sampai belanja pembelian alat pertahanan negara. Hasil dari pemanfaatan dari
penerimaan pajak dapat dinikmati oleh semua rakyat.
Disamping fungsi bugdeter ( fungsi penerimaan ) diatas, pajak juga
melaksanakan fungsi redistribusi pendapatan dari masyarakat yang mempunyai
kemampuan ekonomi yang lebih tinggi kepada masyarakat yang mempunyai
kemampuan ekonomi yang lebih tinggi kepada masyarakat yang
kemampuannya lebih rendah. Oleh karena itu tingkat kepatuhan Wajib Pajak
dalam melaksanakan kewajiban perpajakannya secara baik dan benar
merupakan syarat mutlak untuk tercapainya fungsi redristibusi pendapatan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
Pajak Bumi dan Bangunan adalah pajak negara yang dikenakan terhadap
bumi dan bangunan berdasarkan Undang Undang Nomor 12 Tahun 1985
tentang Pajak Bumi dan Bangunan sebagaimana telah diubah dengan Undang
Undang Nomor 12 Tahun 1994. Pajak Bumi dan Bangunan adalah pajak yang
bersifat kebendaan dalam arti besarnya pajak terutang ditentukan oleh
keberadaan obyek yaitu bumi/tanah dan atau bangunan. Keadaan subjek pajak
tidak ikut menentukan besarnya pajak yang harus dibayar.
Sesuai pasal 18 ayat 1 Undang Undang Nomor 12 Tahun 1994 tentang
Pajak Bumi dan Bangunan, hasil penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan
merupakan penerimaan negara yang dibagi antara Pemerintah Pusat dan
Pemerintah Daerah dengan imbangan pembagian sekurang-kurangnya 90%
(sembilan puluh persen) untuk Pemerintah Daerah tingkat II dan Pemerintah
Daerah Tingkat I sebagai pendapatan daerah yang bersangkutan, sedangkan
sisanya 10% (sepuluh persen) merupakan bagian Pemerintah Pusat. Dengan
memperhatikan pembagian tersebut terlihat bahwa hasil penerimaan Pajak
Bumi dan Bangunan diarahkan untuk kepentingan masyarakat di Daerah
Tingkat II.
Pengelolaan Pajak Bumi dan Bangunan diserahkan kepada Direktorat
Jenderal Pajak dengan unit operasionalnya adalah Kantor Pelayanan Pajak.
Dalam pemungutan Pajak Bumi dan Bangunan digunakan sistem Official
Assesment System. Dalam sistem ini jumlah pajak yang terutang oleh Wajib
Pajak dihitung dan diterapkan oleh aparat pemungut pajak atau fiskus. Dalam
hal ini Wajib Pajak bersifat pasif, sedangkan fiskus bersifat aktif.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
Dalam kenyataannya masih banyak Wajib Pajak yang belum melakukan
kewajiban perpajakannya. Terkait dengan persoalan tersebut, diperlukan
kesadaran bagi Wajib Pajak dalam memenuhi kewajiban perpajakannya.
Dalam rangka penerimaan dan pengamanan pajak perlu dilakukan peningkatan
kepatuhan Wajib Pajak baik secara aktif maupun persuasif. Namun apabila
upaya-upaya tersebut tidak mampu berjalan dengan baik diperlukan suatu
tindakan tegas dari fiskus dalam pemungutan pajak ini.
Tingkat kepatuhan Wajib Pajak ini tentunya juga berpengaruh pada
penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan pada Kantor Pelayanan Pajak terkait.
Diperlukan suatu analisis mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat
kepatuhan Wajib Pajak terhadap penerimaan pembayaran Pajak Bumi dan
Bangunan, oleh karena itu penulis memilih judul “ ANALISIS TINGKAT
KEPATUHAN WAJIB PAJAK TERHADAP PENERIMAAN
PEMBAYARAN POKOK PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PADA KPP
PRATAMA SURAKARTA TAHUN 2009-2011”.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
C. Rumusan Masalah
1. Bagaimana tingkat kepatuhan Wajib Pajak terhadap penerimaan
pembayaran pokok Pajak Bumi dan Bangunan di Kantor Pelayanan Pajak
Pratama Surakarta untuk tahun 2009-2011?
2. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi tingkat kepatuhan Wajib Pajak
dalam penerimaan pembayaran pokok Pajak Bumi dan Bangunan di
Kantor Pelayanan Pajak Pratama Surakarta untuk tahun 2009-2011?
D. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui tingkat kepatuhan Wajib Pajak terhadap penerimaan
pembayaran pokok Pajak Bumi dan Bangunan di Kantor Pelayanan Pajak
Pratama Surakarta untuk tahun 2009-2011.
2. Untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi tingkat
kepatuhan Wajib Pajak dalam penerimaan pembayaran pokok Pajak Bumi
dan Bangunan di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Surakarta tahun 2009-
2011.
E. Manfaat Penelitian
1. Bagi Penulis
Dapat memberikan/menambah memperdalam pengetahuan tentang
pajak, khususnya pada Pajak Bumi dan Bangunan serta
mengimplementasikan ilmu yang diperoleh penulis dan perkuliahan dan
magang kedalam dunia nyat melaui karya ilmiah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
2. Bagi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Surakarta
Dapat digunankan sebagai salah satu sumber informasi dan bahan
masukan dalam peningkatan kinerja melayani masyarakat dalam hal
pemungutan pajak.
3. Bagi Pihak Lain
Dapat menjadikan referensi dalam penelitian selanjutnya mengenai
Pajak Bumi dan Bangunan di Surakarta.
F. Tehknik Analisis Data
1. Obyek Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Kantor Pelayanan Pajak Pratama
Surakarta. Hal yang ingin dikaji yaitu mengenai tingkat kepatuhan Wajib
Pajak terhadap penerimaan pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan di
Surakarta.
2. Jenis dan Sumber Data
a. Jenis Data
Jenis data yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah :
1) Data Kualitatif yaitu data yang dinyatakan dalam bentuk kata,kalimat
dan gambar. Untuk penelitian ini menggunakan data dari
pertimbangan narasumber yang memiliki pengetahuan dan
pengalaman di bidang pajak khususnya di bidang Pajak Bumi dan
Bangunan.
2) Data Kuantitatif yaitu data yang dinyatakan dalam bentuk angka atau
data kuantitatif yang diangkakan. Untuk penelitian ini menggunakan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
data tentang pokok dan tunggakan Pajak Bumi dan Bangunan beserta
pelunasannya untuk tahun 2009-2011 di Surakarta.
b. Sumber Data
1) Data Primer yaitu data yang diperoleh langsung dari obyek yang
diteliti mengenai data-data yang berhubungan langsung dengan
peneliti. Untuk penelitian ini menggunakan data dari pertimbangan
narasumber yang memiliki pengetahuan dan pengalaman di bidang
pajak khususnya Pajak Bumi dan Bangunan.
2) Data Sekunder yaitu data yang diperoleh secara tidak langsung
dengan mempelajari buku-buku, makalah, Undang-Undang
Perpajakan yang berlaku.
c. Metode Analisis Data
1) Metode Kepustakaan
Penulis mempelajari dan mengumpulkan data dengan
menggunakan buku-buku yang berkaitan dengan penelitian ini.
2) Metode Pemeriksaan Dokumen
Penulis mengumpulkan dokumen-dokumen yang sudah diolah
maupun yang belum diolah, sepanjang relevan dengan bahasan
penulis baik dari dokumentasi pihak Kantor Pelayanan Pajak
Pratama Surakarta maupun pihak lain yang relevan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 28
BAB II
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian Pajak
a. Pengertian Pajak
Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh
orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-
Undang dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan
digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran
rakyat (Sumarsan, 2010:4). Pajak adalah iuran kepada negara (yang
dapat dipaksakan) yang terutang oleh yang wajib membayarnya
menurut peraturan-peraturan, dengan tidak mendapat prestasi kembali
yang langsung dapat ditunjuk dan gunanya adalah untuk membiayai
pengeluaran-pengeluaran umum berhubungan dengan tugas negara
yang menyelenggarakan pemerintah (Waluyo, 2010:2).
b. Fungsi Pajak (Mardiasmo, 2009:1)
Pajak merupakan sumber pendapatan negara terbesar bagi
pembangunan, oleh karena itu pajak mempunyai beberapa fungsi.
1) Fungsi Penerimaan (budgeter)
Pajak berfungsi sebagai sumber dana yang diperuntukkan bagi
pembiayaan negara dan pengeluaran pembangunan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
2) Fungsi Mengatur
Pajak berfungsi sebagai alat mengatur atau melaksanakan
kebijakan dibidang ekonomi, sosial maupun politik dengan maksud
mencapai tujuan-tujuan tertentu.
c. Asas Pemungutan Pajak
Asas-asas pemungutan pajak yang dikemukakan oleh (Waluyo,
2005:13) adalah sebagai berikut:
1) Asas Equality (asas kesinambungan atau asas keadilan)
Pemungutan pajak harus bersifat adil dan merata, yaitu pajak yang
dikenakan kepada Wajib Pajak harus sebanding dengan
kemampuan membayar pajak serta sesuai dengan manfaat yang
diterima.
2) Asas Certaintly (asas kepastian hukum)
Penetapan pajak tidak ditentukan sewenang-wenang tetapi harus
berdasarkan Undang-Undang, sehingga bagi yang melanggar akan
dikenakan sanksi hukum.
3) Asas Convenience of Payment (asas pemungutan pajak tepat
waktu)
Pajak hendaknya dipungut pada saat yang paling baik bagi wajib
pajak, yaitu saat sedekat-dekatnya dengat saat diterimanya
penghasilan atau keuntungan yang dikenakan pajak.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
4) Asas Economy (asas efisien atau asas ekonomis)
Pemungutan pajak hendaknya dilakukan sehemat/ seefisien
mungkin, jangan sampai terjadi biaya pemungutan pajak lebih
besar dari penerimaan pajak.
d. Sistem Pemungutan Pajak (Mardiasmo, 2009:7)
Sistem pemungutan pajak di Indonesia menurut menggunakan tiga
sistem pemungutan, antara lain:
1) Self Assesment Sistem
Dalam sistem ini, pemungut pajak memberi kepercayaan dan
tanggung jawab kepada wajib pajak untuk menghitung,
memperhitungkan, membayar dan melaporkan sendiri besarnya
pajak yang harus dibayar melalui Surat Pemberitahuan Bulanan
atau Tahunan. Petugas pajak hanya bertugas untuk meneliti
kelengkapan Surat Pemberitahuan, meneliti kebenaran perhitungan
dan penulisan.
2) Official Assesment Sistem
Dalam sistem ini, fiskus yang berperan aktif dalam menghitung
dan menetapkan besarnya pajak terutang melalui Surat
Pemberitahuan Pajak Terutang.
3) Withholding Sistem
Dalam sistem ini, pajak dihitung, ditetapkan, dipotong, disetor, dan
dilaporkan oleh pihak ketiga ke Kantor Pelayanan Pajak Pratama
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
tempat wajib pajak terdaftar. Hal ini wajib dilakukan oleh
bendaharawan, pimpinan perusahaan/ pemberi kerja.
e. Pengelompokan Jenis Pajak (Mardiasmo, 2009:5)
1. Menurut golongannya
a) Pajak Langsung adalah pajak yang bebannya harus dipikul
sendiri oleh wajib pajak dan tidak dapat dilimpahkan kepada
orang lain serta dikenakan pada waktu yang berulang-ulang
pada waktu tertentu.
Contoh : Pajak Penghasilan, PBB.
b) Pajak Tidak Langsung adalah pajak yang bebannya dapat
dilimpahkan kepada orang lain dan hanya dikenakan pada hal
atau peristiwa tertentu saja.
Contoh : Pajak Pertambahan Nilai.
2. Menurut lembaga pemungutnya
a) Pajak Pusat adalah pajak yang dipungut oleh pemerintah
pusat dan digunakan untuk membiayai rumah tangga negara.
Contoh : Pajak Penghasilan, Pajak Pertambahan Nilai dan
Pajak Penjualan atas Barang Mewah, Pajak Bumi dan
Bangunan, dan Bea Materai.
b) Pajak Daerah adalah pajak yang dipungut oleh Pemerintah
Daerah dan digunakan untuk membiayai rumah tangga
daerah.
Contoh : Pajak Reklame, Pajak Hiburan dan Pajak Restoran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
3. Menurut sifatnya
a) Pajak Subyektif adalah pajak yang berdasarkan pada
subyeknya (orang), yaitu memperhatikan keadaan Wajib
Pajak.
Contohnya : Pajak Penghasilan
b) Pajak Obyektif adalah pajak yang berdasarkan pada
obyeknya, tanpa memperhatikan keadaan dari Wajib Pajak
Contohnya : Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan
atas Barang Mewah
2. Pajak Bumi dan Bangunan
a. Pengertian Pajak Bumi dan Bangunan
Menurut Suandy (2002:64), yang dimaksud Pajak Bumi dan
Bangunan adalah pajak yang bersifat kebendaan dan besarnya pajak
terutang ditentukan oleh keadaan ojek atau bumi, tanah atau
bangunan. Keadaan subyek (siapa yang membayar) tidak ikut
menentukan besar pajak.
Menurut Suharno (2003:32), yang dimaksud Pajak Bumi dan
Bangunan adalah penerimaan pajak pusat yang sebagian besar
hasilnya diserahkan kepada daerah. Dalam Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah (APBD), penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan
tersebut dimasukan dalam kelompok penerimaan bagi hasil pajak.
Dari pengertian tentang Pajak Bumi dan Bangunan diatas maka
dapat disimpulkan bahwa Pajak Bumi dan Bangunan adalah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
penerimaan negara yang berasal dari rakyat atas kebendaan obyek
atau bumi, tanah dan atau bangunan yang sebagian besar hasilnya
diserahkan kepada daerah masing-masing unruk meningkatkan
pendapatan daerah tersebut.
b. Dasar Hukum Pajak Bumi dan Bangunan
Landasan Hukum Pajak Bumi dan Bangunan adalah Undang-
Undang Nomor 12 Tahun 1985 sebagaimana telah diubah dengan
Undang-Undang nomor 12 Tahun 1994 tentang PBB, dalam
pelaksanaanya PBB juga diatur dengan Peraturan Pemerintah serta
Keputusan Menteri Keuangan adalah sebagai berikut :
1) Peraturan Pemerintah No. 46 tahun 1985 Presentase Nilai Jual
Kena Pajak untuk Pajak Bumi dan Bangunan.
2) Keputusan Menteri Keuangan No. 1002/ KMK 04/ 1985 tentang
Tata Cara Pendaftaran Obyek PBB.
3) Keputusan Menteri Keuangan No. 523/ KMK 04/ 1998 tentang
Penentuan Klasifikasi dan Besarnya Nilai Jual Obyek Pajak sebagai
Dasar Pengenaan Pajak Bumi dan Bangunan.
c. Dasar Pemungutan Pajak Bumi dan Bangunan
Menurut Suharno (2003:33), kaitannya dengan Pajak Bumi dan
Bangunan ada empat asas utama yang harus diperhatikan, yaitu :
1) Sederhana, dengan pengertian mudah dimengerti dan dapat
dilaksanakan;
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
2) Adil, dalam arti keadilan vertikal maupun horizontal dalam
pengenaan Pajak Bumi dan Bangunan yang disesuaikan dengan
kemampuan wajib pajak;
3) Mempunyai kepastian hukum, dengan pengertian bahwa pengenaan
Pajak Bumi dan Bangunan diatur dengan Undang-Undang dan
peraturan atau ketentuan pemerintah sehingga mempunyai
kekuatan dan hukum;
4) Gotong-royong, dimana semua masyarakat baik berkemampuan
rendah maupun tinggi ikut berpatisipasi dan bertanggung jawab
mendukung pelaksanaan Undang-Undang tentang Pajak Bumi dan
Bangunan serta ketentuan peraturan perUndang-Undangan.
d. Subyek Pajak Bumi dan Bangunan (Mardiasmo, 2009:312)
Subyek PBB adalah orang pribadi atau badan yang secara nyata
mempunyai suatu hak atas bumi, dan atau memperoleh manfaat atas
bumi, dan atau memiliki, menguasai dan atau memperoleh manfaat
atas bangunan yang meliputi antara lain pemilik, penghuni,
pengontrak, penggarap, pemakai dan penyewa.
e. Obyek Pajak Bumi dan Bangunan (Mardiasmo, 2009:313)
Obyek pajak adalah semua yang bersangkutan dengan bumi dan
bangunan yang dapat menimbulkan keuntungan dan atau memperoleh
manfaat kepada pemilik obyek pajak.
f. Dasar Pengenaan dan Cara Menghitung Pajak Terutang
Dasar pengenaan Pajak Bumi dan Bangunan adalah Nilai Jual
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
Obyek Pajak (NJOP) yang dihitung dari harga rata-rata yang
diperoleh dari transakasi jual beli yang yang terjadi secara wajar, dan
bilamana tidak terdapat transaksi jual beli, maka NJOP ditentukan
melalui perbandingan harga dengan obyek pajak lain yang sejenis,
atau nilai perolehan baru,atau NJOP pengganti. NJOP ditetapkan tiap
3 (tiga) tahun oleh Menteri Keuangan, kecuali untuk daerah tertentu
ditetapkan setiap tahun sesuai perkembangan daerahnya. Dasar
penghitungan pajak adalah Nilai Jual Kena Pajak (NJKP) yang
ditetapkan serendah-rendahnya 20% (dua puluh persen) dan setinggi-
tingginya 100%(seratus persen) dari NJOP (Mardiasmo, 2009:317).
Besarnya presentase Nilai Jual Kena Pajak ditetapkan dengan
Peraturan Pemerintah nomor 46 Tahun 2000 tanggal 26 Juni 2000
yang diberlakukan mulai tahun pajak 2001 yaitu: (Mardiasmo,
2009:318)
1) Sebesar 40% (empat puluh persen) dari NJOP untuk:
a) Obyek Pajak Perkebunan
b) Obyek Pajak Kehutanan
c) Obyek pajak lainnya,yang Wajib Pajaknya perorangan
dengan Nilai Jual Obyek Pajak atas Pajak Bumi dan
Bangunan sama atau lebih besar dari Rp. 1.000.000.000,00
(satu milyar rupiah).
2) Sebesar 20% (dua puluh persen) dari Nilai Jual Obyek Pajak
untuk :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
a) Obyek Pajak Pertambangan
b) Obyek Pajak Lainnya yang Nilai Jual Obyek Pajaknya
kurang dari Rp. 1.000.000.000,00 (satu milyar rupiah).
Besarnya pajak terutang dihitung dengan cara mengalikan
tarif pajak dengan Nilai Jual Obyek Pajak. Tarif pajak yang
dikenakan atas Obyek Pajak sebesar 0,5% (nol koma lima persen).
Berikut formulasi untuk menghitung Pajak Bumi dan
Bangunan adalah sebagai berikut:
Besarnya Nilai Jual Obyek Pajak Tidak Kena Pajak
ditetapkan untuk masing-masing Kabupaten / Kota dengan besar
setinggi-tingginya Rp 12.000.000,00 (dua belas juta rupiah) untuk
tiap Wajib Pajak. Apabila seorang Wajib Pajak mempunyai
beberapa Obyek Pajak maka yang diberikan Nilai Jual Obyek
Pajak Tidak Kena Pajak hanya salah satu Obyek Pajak yang
nilainya paling tinggi, sedangkan Obyek Pajak lain tetap
dikenakan secara penuh tanpa dikurangi Nilai Jual Obyek Pajak
Tidak Kena Pajak.
g. Tahun Pajak, Saat, dan Tempat yang Menentukan Pajak Terutang
Tahun Pajak adalah jangka waktu 1 (satu) tahun takwim (1
Januari sampai dengan 31 Desember). Saat yang menentukan pajak
PBB = Tarif Pajak X NJKP
= 0,5 X {(Presentase NJKP X ( NJOP – NJOPTKP)}
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
yang terutang adalah menurut keadaan obyek pajak pada tanggal 1
Januari.
Tempat Pajak yang terutang :
a) Untuk daerah Jakarta, di wilayah Daerah Khusus Ibukota
Jakarta.
b) Untuk daerah lainnya, di wilayah Kabupaten Daerah Tingkat
II atau Kotamadya Daerah Tingkat II, yang meliputi letak
Obyek Pajak.(Mardiasmo, 2009:318)
3. Pemungutan Pajak Bumi dan Bangunan Menurut Undang-Undang
Pemungutan Pajak Bumi dan Bangunan Menurut Undang-Undang
nomor 12 tahun 1985 sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang
nomor 12 tahun 1994.
a. Pendaftaran Surat Pemberitahuan Obyek Pajak,Surat Pemberitahuan
Pajak Terutang, Surat Ketetapan Pajak.
Dalam rangka pendataan, subyek pajak wajib mendaftarkan obyek
pajaknya dengan mengisi Surat Pemberitahuan Obyek Pajak (SPOP).
Surat Pemberitahuan Obyek Pajak yang harus diisi dengan jelas, benar,
lengkap, dan tepat waktu serta ditandatangani dan disampaikan kepada
Direktorat Jenderal Pajak, selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari
setelah tanggal diterimanya Surat Pemberitahuan Obyek Pajak.
Surat Pemberitahuan Pajak Terutang (SPPT) diterbitkan atas dasar
Surat Pemberitahuan Obyek Pajak untuk membantu Wajib Pajak, Surat
Pemberitahuan Pajak Terutang dapat diterbitkan berdasarkan data
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
Obyek Pajak yang telah ada pada Direktorat Jenderal Pajak.
b. Tata Cara Pembayaran dan Penagihan
Pajak yang terutang berdasarkan Surat Pemberitahuan Pajak
Terutang yang harus dilunasi selambat-lambatnya 6 (enam) bulan
sekjak tanggal diterimanya Surat Pemberitahuan Pajak Terutang oleh
Wajib Pajak.
Pajak terutang yang pada saat jatuh tempo pembayaran tidak
dibayar atau kurang bayar, dikarenakan denda administrasi sebesar 2%
(dua persen) perbulan, yang dihitung dari saat jatuh tempo sampai hari
pembayaran untuk jangka waktu paling lama 24 (dua puluh empat)
bulan.
Denda administrasi tersebut ditambah dengan utang pajak yang
belum atau kurang bayar ditagih dengan Surat Tagihan Pajak yang
harus dilunasi selambat-lambatnya 1 (satu) bulan sejak tanggal
diterimanya Surat Tagihan Pajak oleh Wajib Pajak. Apabila dalam 7
(tujuh) hari utang pajak tersebut belum dibayar, maka Direktur
Jenderal Pajak mengeluarkan Surat Teguran. Direktur Jenderal Pajak
akan mengeluarkan Surat Paksa apabila dalam 21 (dua puluh satu) hari
Wajib Pajak belum melunasi pajak terutang dari Surat Teguran
diterbitkan.
Surat perintah melakukan penyitaan akan diterbitkan 2 (dua) kali
24 (dua puluh empat) jam dihitung dari Surat Paksa diterbitkan. Surat
permintaan jadwal dan waktu pelanggan ke Kantor Lelang Negara
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
diterbitkan paling cepat 10 (sepuluh) hari dari Surat Perintah melakukan
penyitaan. Pajak yang terutang dapat dibayar di bank, kantor pos, giro,
dan tempat lain yang ditunjuk oleh Menteri Keuangan.
4. Wajib Pajak Patuh (www.pajak.go.id)
a. Definisi dari Wajib Pajak Patuh.
Wajib Pajak Patuh adalah Wajib Pajak yang ditetapkan oleh
Direktur Jenderal Pajak sebagai Wajib Pajak yang memenuhi kriteria
tertentu yang Dapat Diberikan Pengembalian Pendahuluan Kelebihan
Pembayaran Pajak.
b. Syarat-Syarat Wajib Pajak Patuh adalah sebagai berikut:
1) Tepat waktu dalam menyampaikan Surat Pemberitahuan Tahunnan
dalam 2 (dua) tahun terakhir;
2) Dalam tahun terakhir penyampaian SPT Masa yang terlambat tidak
lebih dari 3 (tiga) masa pajak untuk setiap jenis pajak dan tidak
berturut-turut;
3) Tidak mempunyai tunggakan pajak untuk semua jenis pajak,
kecuali telah memperoleh izin untuk mengangsur atau menunda
pembayaran pajak;
4) Tidak pernah dijatuhi hukuman karena melakukan tindak pidana di
bidang perpajakan dalam jangka waktu 10 (sepuluh) tahun terakhir;
5) Dalam hal laporan Keuangan diaudit oleh akuntan publik atau
Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan harus dengan
pendapat wajar tanpa pengecualian atau dengan pendapat wajar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
dengan pengecualian sepanjang pengecualian tersebut tidak
mempengaruhi laba rugi fiskal.
c. Tata cara untuk mendapatkan status Wajib Pajak patuh adalah sebagai
berikut:
1) Ditetapkan oleh KPP dimana Wajib Pajak terdaftar;
2) Wajib Pajak mengajukan sendiri untuk ditetapkan sebagai Wajib
Pajak Patuh, surat permohonan diajukan paling lambat 3 (tiga)
bulan sebelum tahun buku berakhir ke KPP tempat Wajib Pajak
terdaftar.
d. Keuntungan menjadi Wajib Pajak Patuh adalah Wajib Pajak berhak
mendapatkan pengembalian pendahuluan kelebihan pajak untuk PPh
paling lambat 3 (tiga) bulan dan untuk PPN paling lambat 1 (satu) bulan
sejak permohonan diterima.
e. Masa berlaku untuk penetapan Wajib Pajak Patuh adalah 2 (dua) tahun.
f. Kriteria pencabutan Wajib Patuh adalah sebagai berikut:
1) Terhadap Wajib Pajak tersebut dilakukan tindak penyidikan untuk
pidana di bidang perpajakan;
2) Wajib Pajak terlambat menyampaikan SPT Masa lebih dari 3 (tiga)
masa pajak untuk semua jenis pajak;
3) Dalam hal Wajib Pajak terlambat menyampaikan SPT Masa tidak
lebih 3 (tiga) masa pajak, terdapat penyampaian SPT Masa yang
lewat dari batas waktu penyampaian SPT Masa masa pajak
berikutnya;
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
4) Wajib Pajak terlambat menyampaikan SPT Masa untuk 2 (dua)
masa pajak atau lebih berturut-turut untuk semua jenis pajak.
Adapun menurut Kantor Pelayanan Pajak Pratama Surakarta kriteria untuk
menentukan standar tingkat kepatuhan bagi Wajib Pajak dalam
penerimaan pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan adalah sebagai
berikut:
Tabel II.1 Standar Penilaian Kepatuhan di Kantor Pelayanan Pajak Pratama
Surakarta
Besarnya Persentase Keterangan
0 sampai dengan 20 Sangat tidak patuh
20 sampai dengan 40 Tidak patuh
40 sampai dengan 60 Cukup patuh
60 sampai dengan 80 Patuh
80 sampai dengan 100 Sangat Patuh
Sumber : KPP Pratama Surakarta
Rumus untuk menghitung tingkat kepatuhan Wajib Pajak terhadap
penerimaan pembayaran Pokok Pajak Bumi dan Bangunan adalah sebagai
berikut:
Tingkat kepatuhan PBB =
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
B. Analisis Data dan Pembahasan
1. Tingkat kepatuhan Wajib Pajak terhadap penerimaan pembayaran
pokok Pajak Bumi dan Bangunan di Kantor Pelayanan Pajak (KPP)
Pratama Surakarta tahun 2009-2011.
Surakarta dibagi menjadi 5 kecamatan yaitu Kecamatan
Banjarsari, Kecamatan Jebres, Kecamatan Pasar Kliwon, Kecamatan
Serengan, dan Kecamatan Laweyan. Penerimaan Pajak Bumi dan
Bangunan di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Surakarta untuk tahun
2009 dan 2010 tergolong tinggi bila dibandingkan dengan tahun 2011
karena masih banyak pokok maupun tunggakan Pajak Bumi dan
Bangunan yang belum dilunasi.
Tingkat kepatuhan Wajib Pajak terhadap penerimaan
pembayaran pokok Pajak Bumi dan Bangunan di Kantor Pelayanan
Pajak Pratama Surakarta tahun 2009 terendah pada Kecamatan
Banjarsari yaitu sebesar 53,64% (cukup patuh). Pelunasan pokok
Pajak Bumi dan Bangunan Kecamatan Banjarsari sebesar Rp
5.185.434.265,00, sedangkan pokok Pajak Bumi dan Bangunan yaitu
sebesar Rp 9.666.444.676,00. Tingkat kepatuhan Wajib Pajak
terhadap pembayaran pokok Pajak Bumi dan Bangunan di Kantor
Pelayanan Pajak Pratama Surakarta untuk tahun 2009 tertinggi pada
Kecamatan Serengan yaitu sebesar 93,20% (sangat patuh). Pelunasan
pokok Pajak Bumi dan Bangunan Kecamatan Serengan sebesar Rp
3.456.956.176,00, sedangkan untuk pokok Pajak Bumi dan Bangunan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
yaitu sebesar Rp 3.709.087.576,00. Walaupun pokok pajak pada
Kecamatan Serengan yang terendah dari kecamatan lainnya, tetapi
tingkat kepatuhannya yang tertinggi dari yang lainnya. Jadi rata-rata
tingkat kepatuhan Wajib Pajak terhadap penerimaan pembayaran
pokok Pajak Bumi dan Bangunan tahun 2009 adalah sebesar 72,71%
(patuh).
Berikut ini adalah tabel pelunasan pokok Pajak Bumi dan
Bangunan di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Surakarta tahun 2009:
Tabel II.2. Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak terhadap Penerimaan Pembayaran Pokok Pajak
Bumi dan Bangunan di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Surakarta Tahun 2009
Nama Kecamatan
Pokok Pajak
Pelunasan Pokok Pajak
Tunggakan Pajak
Tingkat Kepatuhan
1 2 3 4 (3/2 x 100%)
Banjarsari 9.666.444.676
5.185.434.265
4.481.010.411
53,64% (cukup patuh)
Jebres 6.359.025.021 3.827.490.027 2.531.534.949 60,19% (patuh)
Pasar Kliwon
4.070.868.878 3.456.810.435 614.058.443 84,92% (sangatpatuh)
Serengan 3.709.087.576 3.456.956.176 252.131.400 93,20% (sangatpatuh)
Laweyan 10.157.012.679 8.765.853.162 1.391.159.517 86,30% (sangat patuh)
Total 33.962.438.830 24.692.544.117 9.269.894.720 72,71% (patuh)
Sumber : Diolah dari Seksi PDI dan Seksi Penagihan pada KPP Pratama
Surakarta
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
Tingkat kepatuhan Wajib Pajak terhadap penerimaan
pembayaran pokok Pajak Bumi dan Bangunan di Kantor Pelayanan
Pajak Pratama Surakarta untuk tahun 2010 yang terendah pada
Kecamatan Banjarsari yaitu sebesar 55,78% (cukup patuh). Pelunasan
pokok Pajak Bumi dan Bangunan Kecamatan Banjarsari hanya
sebesar Rp 6.070.638.212,00, sedangkan pokok Pajak Bumi dan
Bangunan yaitu sebesar Rp 10.882.979.998,00. Tingkat kepatuhan
Wajib Pajak terhadap pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan di
Kantor Pelayanan Pajak Pratama Surakarta Tahun 2010 tertinggi
sama dengan tahun sebelumnya yaitu pada Kecamatan Serengan yaitu
sebesar 92,64% (sangat patuh). Pelunasan pokok Pajak Bumi dan
Bangunan Kecamatan Serengan sebesar Rp 3.822.839.969,00,
sedangkan pokok Pajak Bumi dan Bangunan yaitu sebesar Rp
4.126.697.510,00. Jadi rata-rata tingkat kepatuhan Wajib Pajak
terhadap penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan tahun 2010 adalah
sebesar 70,63% (patuh).
Berikut ini adalah tabel pelunasan pokok Pajak Bumi dan
Bangunan di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Surakarta tahun 2010:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
Tabel II.3. Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak terhadap Penerimaan Pembayaran Pokok Pajak
Bumi dan Bangunan di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Surakarta Tahun 2010
Nama Kecamatan
Pokok Pajak
Pelunasan Pokok Pajak
Tunggakan Pajak
Tingkat Kepatuhan
1 2 3 4 (3/2 x 100%) Banjarsari 10.882.979.998 6.070.638.212 4.812.341.786 55,78%
(cukup patuh) Jebres 6.975.241.064 4.616.956.484 2.358.284.580 66,19%
(patuh) Pasar Kliwon 4.378.390.959 3.957.391.272 420.999.687 90,38%
(sangat patuh) Serengan 4.126.697.510 3.822.839.969 303.857.541 92,64%
(sangat patuh) Laweyan 10.968.817.636 7.914.782.545 3.054.035.091 72,16%
(patuh) Total 37.332.127.167 26.382.608.482 10.949.518.685 70,67%
(patuh) Sumber : Diolah dari Seksi PDI dan Seksi Penagihan pada KPP Pratama
Surakarta
Tingkat kepatuhan Wajib Pajak terhadap penerimaan
pembayaran pokok Pajak Bumi dan Bangunan di Kantor Pelayanan
Pajak Pratama Surakarta untuk tahun 2011 yang terendah pada
Kecamatan Jebres yaitu sebesar 68,77% (patuh). Pelunasan pokok
Pajak Bumi dan Bangunan Kecamatan Jebres hanya sebesar Rp
7.058.195.731,00, sedangkan pokok Pajak Bumi dan Bangunan yaitu
sebesar Rp 10.264.016.423,00. Tingkat kepatuhan Wajib Pajak
terhadap pembayaran pokok Pajak Bumi dab Bangunan di Kantor
Pelayanan Pajak Pratama Surakarta untuk tahun 2011 tertinggi pada
Kecamatan Pasar Kliwon yaitu sebesar 88,03% (sangat patuh).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
Pelunasan pokok Pajak Bumi dan Bangunan sebesar Rp
5.587.324.017,00, sedangkan pokok Pajak Bumi dan Bangunan
sebesar Rp 6.346.698.291,00. Jadi rata-rata tingkat kepatuhan Wajib
Pajak terhadap penerimaan pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan
untuk Tahun 2011 yaitu sebesar 75,20% (patuh).
Berikut ini adalah tabel pelunasan pokok Pajak Bumi dan
Bangunan di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Surakarta tahun 2011:
Tabel II.4. Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak terhadap Penerimaan Pembayaran Pokok Pajak
Bumi dan Bangunan di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Surakarta Tahun 2011
Nama Kecamatan
Pokok Pajak
Pelunasan Pokok Pajak
Tunggakan Pajak
Tingkat Kepatuhan
1 2 3 4 (3/2 x 100%) Banjarsari 14.709.323.570 10.215.437.305 4.493.886.265 69,45%
(cukup patuh) Jebres 10.264.016.423 7.058.195.731 3.205.820.692 68,77%
(cukup patuh) Pasar Kliwon 6.346.698.291 5.587.324.017 759.374.274 88,03%
(sangat patuh) Serengan 5.855.332.553 4.905.825.670 949.506.883 83,78%
(sangat patuh) Laweyan 16.304.877.332 12.454.200.710 3.850.676.622 76,38%
(patuh) Total 53,480,248,169 40.220.983.433 13.259.264.736 75,20%
(patuh) Sumber : Diolah dari Seksi PDI dan Seksi Penagihan pada KPP Pratama
Surakarta
Pelunasan pokok Pajak Bumi dan Bangunan di Kantor Pelayanan
Pajak Pratama Surakarta untuk tahun 2009 sebesar
24.692.544.117.00,00, pelunasan ini meningkat di tahun 2010 sebesar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
Rp 26.382.608.482,00, dan kemudian pelunasan ini makin meningkat
lagi di tahun 2011 sebesar Rp 40.220.983.433,00.
Berikut ini adalah diagram batang pelunasan pokok Pajak Bumi
dan Bangunan di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Surakarta untuk
tahun 2009-2011:
Gambar II.I. Pelunasan Pokok Pajak Bumi dan Bangunan di KPP Pratama Surakarta
Tahun 2009-2011
24.692.544.11726.382.608.482
40.220.983.443
Rp-
Rp5,000,000,000.00
Rp10,000,000,000.00
Rp15,000,000,000.00
Rp20,000,000,000.00
Rp25,000,000,000.00
Rp30,000,000,000.00
Rp35,000,000,000.00
Rp40,000,000,000.00
Rp45,000,000,000.00
2009 2010 2011
Penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan di Kantor Pelayanan
Pajak Pratama Surakarta untuk tahun 2009 dan 2010 tergolong rendah
bila dibandingkan tahun 2011 karena masih banyaknya pokok
maupun tunggakan Pajak Bumi dan Bangunan yang belum dilunasi,
sedangkan penerimaan pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan di
Kantor Pelayanan Pajak Pratama Surakarta untuk tahun 2011
meningkat dari tahun-tahun sebelumnya.
Tingkat kepatuhan Wajib Pajak Bumi dan Bangunan pada tahun
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
2009-2011 di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Surakarta mengalami
peningkatan. Dari tahun 2009 sebesar 72,71 (patuh) menurun di tahun
2010 sebesar 70,67% (patuh) dan mengalami peningkatan di tahun
2011 sebesar 75,20% (patuh).
Berikut ini adalah diagram batang tingkat kepatuhan Wajib
Pajak terhadap penerimaan pelunasan pokok Wajib Pajak Bumi dan
Bangunan di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Surakarta untuk tahun
2009-2011:
Gambar II.2. Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak terhadap Penerimaan Pelunasan pokok Pajak
Bumi dan Bangunan di KPP Pratama Surakarta tahun 2009-2011
72.71%
70,67%
75,20%
68.00%
69.00%
70.00%
71.00%
72.00%
73.00%
74.00%
75.00%
76.00%
2009 2010 2011
Persentase tingkat kepatuhan Wajib Pajak terhadap penerimaan
pembayaran pokok Pajak Bumi dan Bangunan di Kantor Pelayanan
Pajak Pratama Surakarta pada tahun 2009 sebesar 72,71% (patuh),
tahun 2010 sebesar 70,67% (patuh), dan tahun 2011 sebesar 75,20%
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
(patuh). Besarnya presentase tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa
tingkat kepatuhan Wajib Pajak terhadap penerimaan pelunasan pokok
Pajak Bumi dan Bangunan di Kantor Pelayanan Pajak Pratama di
tahun 2009-2011 tergolong dalam kriteria Wajib Pajak patuh karena
mencapai standar penilaian kepatuhan yang besar persentasenya
antara 60%-80%.
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kepatuhan Wajib Pajak dalam
penerimaan pembayaran pokok Pajak Bumi dan Bangunan di Kantor
Pelayanan Pajak(KPP) untuk tahun 2009-2011.
Adapun menurut Kantor Pelayanan Pajak Pratama Surakarta
faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan Wajib Pajak dalam
penerimaan pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan sehingga dapat
mencapai target adalah sebagai berikut.
a. Adanya pelayanan yang baik kepada Wajib Pajak dalam membayar
Pajak Bumi dan Bangunan.
Pajak pada dasarnya digunakan untuk membiayai pembangunan negara,
sudah sepantasnya Wajib Pajak harus diberikan pelayanan sebaik
mungkin dalam memenuhi kewajiban perpajakannya. Pelayanan yang
baik akan menaikkan tingkat kepatuhan Wajib Pajak akan berdampak
terhadap peningkatan penerimaan pajak.
Tolak ukur pelayanan kepada Wajib Pajak didasarkan atas hak-hak
dasar Wajib Pajak yang terdiri dari :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
1) Hak untuk mendapatkan informasi, bantuan, dan didengar
keluhannya.
2) Hak untuk mengajukan banding.
3) Hak untuk mendapatkan kepastian hoku
4) Hak atas kerahasiaan
b. Adanya sosialisasi dari pemerintah yang mempermudah masyarakat
dalam membayar pajak.
Sosialisasi ini dibedakan menjadi tiga macam, yaitu:
1) Sosialisasi dari Pemerintah Kota Surakarta.
Pemerintah Kota mengadakan kegiatan daerah dan instansi,
misalnya Pekan Raya, Promosi, Pameran, dan sebagainya.
2) Sosialisasi dari Kantor Pelayanan Pajak (KPP).
Sosialisasi ini dilakukan dalam bentuk pengarahan secara langsung
kepada masyarakat melalui pendekatan ke masing-masing
kecamatan, desa, sampai RT/RW untuk memberikan pemahaman
kepada masyarakat terkait pentingnya pajak.
3) Pekan Panutan yang diadakan rutin setiap 1 (satu) bulan sebelum
jatuh tempo. Pemerintah tidak hanya menganjurkan masyarakat
untuk membayar pajak tetapi disini pemerintah juga memberi
contoh dalam memenuhi kewajiban perpajakannya.
c. Adanya fasilitas dari pemerintah yang mempermudah masyarakat dalam
membayar pajak.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
Pemerintah memberikan fasilitas kepada masyarakat berupa sistem
pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan secara online yang bisa
dibayarkan melalui Anjungan Tunai Mandiri (ATM), misalnya pada Bank
Rakyat Indonesia (BRI).
d. Adanya insentif dari Pemerintah Pusat.
Insentif bagi Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota yang capaian realisasi
penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan 100% (3,5% dibagi menurut
proporsi capaian penerimaan). Pembagian insentif per kecamatan
diserahkan kepada Pemerintah Daerah.
e. Adanya aturan dari Pemerintah Kota Surakarta yang mengharuskan pemilik
tanah dan bangunan melunasi Pajak Bumi dan Bangunan sampai 10
(sepuluh) tahun kebelakang jika akan melakukan transaksi jual-beli tahun
2012.
f. Adanya Pembagian hadiah.
Dalam upaya peningkatan kepatuhan Wajib Pajak dalam membayar pajak,
maka pemerintah memberikan hadiah berupa sepeda motor dan alat-alat
elektronik. Semua Wajib Pajak yang telah melunasi kewajiban
perpajakannya sebelum tanggal jatuh tempo, akan diundi untuk menentukan
pemenang yang akan mendapatkan hadiah tersebut.
g. Adanya kesadaran Wajib Pajak membayar pajak.
Keadaan Wajib Pajak mengetahui atau mengerti perihal pajak, penilaian
positif masyarakat Wajib Pajak terhadap pelaksanaan fungsi negara oleh
pemerintah akan menggerakan masyarakat untuk memenuhi kewajibannya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 52
BAB III
TEMUAN
A. Kelebihan
1. Pelunasan pokok Pajak Bumi dan Bangunan tahun 2009-2011 di
Kantor Pelayanan Pajak Pratama Surakarta mengalami peningkatan.
Terlihat dari meningkatnya tingkat kepatuhan Wajib Pajak dari tahun
ke tahun, yaitu pada tahun 2009 sebesar 72,71% mengalami
penurunan menjadi 70,67% pada tahun 2010, kemudian meningkat di
tahun 2011 sebesar 75,20. Tingkat kepatuhan Wajib Pajak pada tahun
2010 walaupun mengalami penurunan sebesar 2,04%, tapi tidak
banyak berpengaruh terhadap pelunasan pokok Pajak Bumi dan
Bangunan. Karena setiap tahunnya pokok Pajak Bumi dan Bangunan
meningkat.
2. Kantor Pelayanan Pajak Pratama Surakarta telah melakukan
koordinasi dengan instansi-instansi yang terkait seperti bank,
kecamatan, kelurahan, serta RT/RW dalam rangka meningkatkan
penerimaaan Pajak Bumi dan Bangunan.
3. Adanya upaya yang dilakukan oleh Kantor Pelayanan Pajak Pratama
Surakarta dalam rangka menumbuhkan kesadaran Wajib Pajak dalam
pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan. Dengan meningkatnya
kesadaran Wajib Pajak, maka akan meningkatkan penerimaan Pajak
Bumi dan Bangunan. Seperti adanya fasilitas dari pemerintah yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
mempermudah Wajib Pajak dalam membayar pajak. Pemerintah
memberi fasilitas berupa sistem pembayaran Pajak Bumi dan
Bangunan secara online.
B. Kelemahan
1. Penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan di Kantor Pelayanan Pajak
Pratama Surakarta untuk tahun 2009 dan 2010 tergolong lebih rendah
bila dibandingkan dengan tahun 2011 karena masih banyak pokok
maupun tunggakan Pajak Bumi dan Bangunan yang belum dilunasi.
2. Wajib Pajak merasa enggan membayar pajak, karena pajak dinilai
suatu paksaan bukan merupakan suatu kewajiban.
3. Aparat pemungut pajak kesulitan dalam melakukan pengawasan
terhadap objek pajak karena objek pajak dapat berubah sewaktu-
waktu baik disebabkan karena pengalihan obyek pajak kepada orang
lain ataupun pembangunan yang tidak diketahui dalam waktu yang
singkat.
4. Kurangnya petugas ke lapangan yang terjun langsung ke masyarakat
untuk memungut pajak sehingga mempengaruhi penerimaan Pajak
Bumi dan Bangunan di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Surakarta.
.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 54
BAB IV
PENUTUP
A. Simpulan
1. Tingkat kepatuhan Wajib Pajak terhadap penerimaan pembayaran
pokok Pajak di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Surakarta tahun 2009-
2011 tergolong dalam kriteria Wajib Pajak patuh karena mencapai
standar penilaian kepatuhan yang besar presentasenya antara 60%-
80%.
2. Besar target penerimaan pembayaran pokok PBB yang ditetapkan
sudah didasarkan pada potensi yang ada, meskipun tidak sesuai dengan
potensi yang sesungguhnya.
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kepatuhan Wajib Pajak
dalam pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan yaitu adanya pelayanan
yang baik kepada Wajib Pajak dalam membayar Pajak Bumi dan
Bangunan, adanya fasilitas pembayaran secara online dari pemerintah
yang mempermudah masyarakat dalam membayar pajak, adanya
aturan dari pemerintah dari Pemerintah Kota Surakarta yang
mengharuskan pemilik tanah dan bangunan melunasi Pajak Bumi dan
Bangunan sampai 10 (sepuluh) tahun ke belakang jika akan melakukan
transaksi jual-beli di tahun 2012, adanya pembagian hadiah. serta
adanya kesadaran dari Wajib Pajak membayar kewajiban pajaknya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
B. Rekomendasi
Berdasarkan temuan yang diperoleh dari obyek penelitian, penulis
mengemukakan saran-saran sebagai berikut :
1. Diharapkan adanya hubungan kerja sama yang baik antara Wajib Pajak
dengan petugas pajak sehingga proses pemungutan pajak dapat
berjalan dengan baik dan lancar.
2. Kegiatan pendataan sangat diperlukan baik untuk kegiatan
pembentukan maupun pemeliharaan basis data SISMIOP. Hal ini
sangat penting dilakukan untuk menjaga keakurasian basis data yang
digunakan untuk melayani Wajib Pajak sehingga ketetapan PBB
berdasarkan pada keadaan yang sebenarnya.
3. Pemerintah telah menyediakan fasilitas berupa sistem pembayaran
Pajak Bumi dan Bangunan secara online untuk mempermudah
masyarakat dalam membayar pajak namun harus lebih diefektifkan dan
dikembangkan lagi.
4. Dalam rangka penerimaan dan pengamanan pajak perlu dilakukan
peningkatan kepatuhan Wajib Pajak baik secara aktif maupun secara
persuasif. Namun apabila upaya-upaya tersebut tidak mampu berjalan
secara optimal diperlukan suatu tindakan tegas dari fiskus dalam
pemungutan pajak ini.