Post on 25-Dec-2015
description
Analisis Rasio KeuanganPosted 28 October 2009
Filed under: Akuntansi |
40 Votes
Analisis laporan keuangan memerlukan ukuran yang biasa disebut dengan istilah rasio.
Rasio memiliki pengertian alat yang dinyatakan dalam arithmetical termsyang dapat
digunakan untuk menjelaskan hubungan dua macam data fincancial. Terdapat banyak
rasio analisis yang dapat dibuat menurut kebutuhan penganalisa, namun secara umum
dalam beberapa literatur dibagi menjadi 4 kelompok, yaitu :
1. RASIO LIKUIDITAS
Rasio likuiditas untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban
financial jangka pendek. Rasio likuiditas dapat dihitung berdasarkan informasi modal
kerja pos-pos aktiva lancar dan hutang lancar. Beberapa jenis rasio likuiditas dan rumus
perhitungannya dapat dilihat sebagai berikut :
Current Ratio
Current ratio digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar
kewajiban yang harus segera dipenuhi dengan aktiva lancar yang dimilikinya. Rumus
untuk menghitung current rasio adalah sebagai berikut :
Current Ratio = Aktiva Lancar / Kewajiban Lancar
Cash Ratio atau Ratio of Immediate Solvency
Cash Ratio digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar
kewajiban yang harus segera dipenuhi dengan aktiva lancar yang lebih liquid (liquid
assets). Rumusannya adalah sebagai berikut :
Cash Ratio = (Kas + Efek )/Kewajiban Lancar
Quick Ratio atau Acid Test Ratio
Quick Ratio digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar
kewajiban yang harus segera dipenuhi dengan aktiva lancar yang lebih liquid (liquid
assets), rumus quick ratio adalah sebagai berikut :
Quick Ratio = (Kas + Efek + Piutang)/Kewajiban Lancar
Working Capital to Total Assets Ratio
Working Capital to Total Assets Ratio dipergunakan untuk mengukur likuiditas dari total
aktiva dan posisi modal kerja (netto). Rumusnya sebagai berikut :
Working Capital Ratio = (Aktiva Lancar – Kewajiban Lancar)/Jumlah Aktiva
2. RASIO LEVERAGE
Rasio Leverage (Rasio Hutang), rasio ini digunakan untuk untuk “>mengukur seberapa
jauh aktiva perusahaan dibiayai dengan hutang atau dibiayai oleh pihak luar. Data yang
dipergunakan untuk analisis leverage adalah Neraca dan Laporan Laba Rugi. Rasio
Leverage diantaranya adalah :
Total Debt to Equity Ratio
Ratio ini digunakan untuk mengukur bagian modal sendiri yang dijadikan jaminan untuk
keseluruhan kewajiban atau hutang. Rumus untuk menghitungnya adalah sebagai
berikut :
TD Equity = (Hut. Lancar + Hut. Jangka Panjang)/Jumlah Modal Sendiri
Total Debt To Total Capital Assets
Ratio ini digunakan untuk mengukur bagian aktiva yang digunakan untuk menjamin
keseluruhan kewajiban atau hutang. Rumusnya sebagai berikut :
TD Capital Assets = (Aktiva Lancar + Hutang Jangka Panjang) / Jml Aktiva
Long Term Debt to Equity Ratio
Ratio ini digunakan untuk mengukur bagian dari modal sendiri yang dijadikan jaminan
untuk hutang jangka panjang. Rumusnya adalah sebagai berikut :
LTD Equity Ratio = Hutang Jangka Panjang / Modal Sendiri
Tangible Assets Debt Coverage
Rasio ini digunakan untuk mengukur besar aktiva tetap tangible yang digunakan untuk
menjamin hutang jangka panjang, rumusnya adalah sebagai berikut :
TAD Coverage =( Jml Aktiva + Tangible + Hutang Lancar)/Hutang Jangka Panjang
Times Interest Earned Ratio
Rasio ini digunakan untuk mengukur besar jaminan keuntungan yang digunakan untuk
membayar bunga hutang jangka panjang. Rumusnya adalah sebagai berikut :
Times Interest Earned Ratio = EBIT /Bunga Hutang Jangka Panjang
3. RASIO AKTIVITAS
Rasio Efetivitas digunakan untuk mengukur seberapa efektif perusahaan menggunakan
sumberdaya yang dimiliki. Rasio Aktivitas diantaranya adalah :
Total Assets Turnover
Total Assets Turnover digunakan untuk mengukur kemampuan dana yang tertanam
dalam keseluruhan aktiva yang berputar pada suatu periode atau kemampuan modal
yang diinvesasikan untuk menghasilkan “revenue”. Rumusnya sebagai berikut :
Total Assets Turnover = Penjualan Bersih/Total Aktiva
Receivable Turnover
Receivable Turnover digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam
mengelola dana yang tertanam dalam piutang yang berputar pada suatu periode
tertentu. Rumusnya sebagai berikut :
Receivable Turnover = Penjualan Kredit / Piutang Rata-rata
Average Collection Period
Average Collection Period digunakan untuk mengukur periode rata-rata yang diperlukan
untuk mengumpulkan piutang (dalam satuan hari). Jika menghasilkan angka yang
semakin kecil menunjukan hasil yang semakin baik. Rumusnya adalah sebagai berikut :
Average Collection Period = (Piutang Rata-rata x 360)/Penjualan Kredit
Inventory Turnover
Inventory Turnover digunakan untuk mengukur kemampuan dana yang tertanam dalam
persediaan yang berputar pada suatu periode tertentu, atau likuiditas dari persediaan
dan tendensi adanya “overstock”. Rumusnya sebagai berikut :
Inventory Turnover = Harga Pokok Penjualan / Persediaan Rata-rata
Average Day’s Inventory
Average Day’s Inventory digunakan untuk mengukur periode (hari) rata-rata persediaan
barang dagangan berada di gudang perusahaan. Rumusnya sebagai berikut :
Average Day’s Inventory = (Persediaan Rata-rata x 360 )/Harga Pokok Penjualan
Working Capital Turnover
Working Capital Turnover digunakan untuk mengukur kemampuan modal kerja (netto)
yang berputar pada suatu periode siklus kas (cash cycle) yang terdapat diperusahaan,
dihitung dengan rumus berikut :
Working Capital Turnover = Penjualan Bersih / (Aktiva Lancar – Kewajiban Lancar)
4. RASIO PROFITABILITAS
Rasio Profitabilitas atau Rasio Keuntungan mengukur seberapa besar kemampuan
perusahaan memperoleh laba dalam hubungan dengan penjualan, aktiva maupun laba
dan modal sendiri. Rasio Profitabilitas atau disebut juga dengan istilah Rentabilitas
diantaranya adalah :
Gross Profit Margin
Gross Profit Margin digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan mendapatkan
laba bruto per rupiah penjualan, dihitung dengan rumus berikut :
Gross Profit Margin = (Penjualan Bersih – HPP) / Penjualan Bersih
Operating Income Ratio atau Operating Profit Margin
Dipergunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba operasi
sebelum bunga dan pajak yang dihasilkan oleh setiap rupiah penjualan. Rumusnya
adalah sebagai berikut :
OIR = (Penjualan Bersih – HPP – Biaya2)/Penjualan Bersih
Operating Ratio
Operating Ratio digunakan untuk mengukur biaya operasi per rupiah penjualan, semakin
kecil angka rasio menunjukan kinerja yang semakin baik. Rumusnya sebagai berikut :
Operating Ratio = (HPP + By Adm.Penjualan & Umum)/Penjualan Bersih
Net Profit Margin atau Sales Margin
Net Profit Margin atau Sales Margin digunakan untuk mengukur keuntungan netto atau
laba bersih per rupiah penjualan. Semakin besar angka yang dihasilkan, menunjukan
kinerja yang semakin baik, rumusnya sebagai berikut :
Net Profit Margin = Laba Bersih Setelah Pajak (EAT)/Penjualan Bersih
Earning Power Of Total Investment
Digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen perusahaan dalam mengelola
modal perusahaan yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva untuk menghasilkan
keuntungan bagi semua investor (pemegang obligasi + saham). Rumusnya sebagai
berikut :
Earning Power Of Total Investment = EBIT / Jumlah Aktiva
Net Earning Power Ratio atau Rate Of Return On Investment (ROI)
ROI digunakan untuk mengukur kemampuan modal yang diinvestasikan dalam
keseluruhan aktiva untuk menghasilkan keuntungan bersih. Rumusnya sbb :
ROI = Laba Bersih Setelah Pajak / Jumlah Aktiva
Rate Of Return for Owners atau Rate of Return on Net Worth
Digunakan untuk mengukur kemampuan modal sendiri dalam menghasilkan keuntungan
bagi pemegang saham preferen dan saham biasa. Rumusnya adalah :
Rate of Return For Owners = Laba Bersih Setelah Pajak / Jumlah Modal Sendiri