Post on 27-Jun-2019
ANALISIS PRODUKSI PROGRAM TAMAN HATI DI MEDIA NUSANTARA CITRA TELEVISI (MNC TV)
Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Ilmu Sosial Islam (S.Sos.I)
Oleh:
LENA ULFIANA 107051001609
JURUSAN KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
1432H/2011 M
ANALISIS PRODUKSI PROGRAM TAMAN HATI DI MEDIA NUSANTARA CITRA TELEVISI (MNC TV)
Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Ilmu Sosial Islam (S.Sos.I)
Oleh:
LENA ULFIANA 107051001609
Pembimbing
Dr. Suhaimi, M.Si NIP. 19670906 199403 1 002
JURUSAN KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
1432H/2011 M
i
ABSTRAK
Lena Ulfiana
NIM: 107051001609
“Produksi Program Taman Hati Di Media Nusantara Citra Televisi (MNC TV)”
MNC TV merupakan stasiun televisi yang awal mulanya bernama TPI, namun dikarenakan pemindahan kepemilikan maka nama TPI diganti menjadi MNC TV dengan kepanjangan Media Nusantara Citra Televisi. Program Taman Hati merupakan program keagamaan yang dikemas berbeda dari program keagamaan lainnya di MNC TV. Program Taman Hati menampilkan format-format yang inovatif dalam hal berdakwah dan penyajian program. Gaya santai yang dibawakan oleh host dan narasumber menjadi nilai tambah pada program Taman Hati sehingga pesan dan informasi yang disampaikan narasumber dapat diterima dengan baik oleh pemirsanya.
Dari latarbelakang tersebut, penulis ingin mengetahui bagaimana proses produksi pada Program Taman Hati di MNC TV ditinjau dari pra produksi, produksi dan pasca produksi serta desain program Taman Hati?
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah penulis ingin mengetahui pra produksi, produksi dan pasca produksi. Serta desain program hingga evalusi dari program Taman Hati.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan format deskriptif yaitu cara melaporkan data dengan menerangkan, memberi gambaran, dan mengklasifikasikan serta menginterpretasikan data yang terkumpul dan selanjutnya disimpulkan atas permasalahan yang berkaitan dengan program yang diteliti. Teknik yang digunakan dalam mengumpulkan data yaitu dengan melakukan observasi, wawancara, dan dokumentasi pada program Taman Hati yang berlokasi di MNC TV.
Dari penelitian ini penulis menyimpulkan bahwa dalam tahapan-tahapan produksinya program ini dimulai dengan mendesain program yaitu, pencarian ide, sasaran program, tujuan program, dan garis-garis besar isi program. Kemudian pra produksi yang merupakan persiapan sebelum pelaksanaan produksi, pelaksanaan produksi dan pasca produksi dan yang terakhir adalah evaluasi. Dengan hadirnya Program Taman Hati diharapkan bisa menjadi tontonan sekaligus tuntunan bagi masyarakat khususnya umat muslim atas permasalahan-permasalahan yang ada di masyarakat.
ii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirrabil’alamiin, puji syukur penulis panjatkan kepada Allah
SWT yang telah memberikan kekuatan iman dan Islam, taufiq, hidayah serta
inayah-Nya, sehingga dengan karunia-Nyalah penulis dapat menyelesaikan skripsi
ini. Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan keharibaan Nabi Muhammad
SAW, yang telah membawa umatnya dari zaman kedzaliman menuju zaman
kebenaran Allah yang sesungguhnya.
Alhamdulillah dengan usaha maksimal dan tekad yang bulat serta dorongan
yang kuat dari orang tua tercinta, akhirnya penulisan skiripsi ini berjalan dengan
baik dan lancar. Semua ini takkan tercapai tanpa adanya usaha, perjuangan,
dorongan, dari semua pihak dan do’a serta tawakkal kepada sang pencipta.
Merupakan sebuah kebahagiaan serta anugerah yang terindah yang dirasakan oleh
penulis setelah pada akhirnya skripsi ini terselesaikan juga.
Semua impian dan cita-cita penulis dapat terwujud karena adanya
dukungan dari beberapa pihak yang dengan senang hati telah memberikan
bantuan, bimbingan dan motivasi. Maka pada kesempatan kali ini, penulis sangat
perlu untuk menghaturkan dan mengucapkan rasa terima kasih sedalam-dalamnya
kepada semua pihak yang terkait. Rasa terima kasih yang sangat penulis haturkan
kepada:
1. Untuk Ayahanda H. Helmi Muchtar, S.H dan Ibunda Hj. Eva Nilawati
tercinta yang kasih dan sayangnya tidak pernah berkurang kepada Penulis
dan ingin melihat anaknya menjadi sarjana, terima kasih atas dukungan
kepercayaan, dan pengorbanannya selama ini. Semoga engkau tetap
iii
berada dalam ridha Allah SWT dan dipanjangkan umurnya untuk selalu
taat beribadah kepada-Nya.
2. Dr. Arif Subhan, MA, selaku Dekan, Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi beserta para Pembantu Dekan I Drs. Wahidin Saputra,
MA.Ag, Pembantu Dekan II Drs.H.Mahmud Jalal, MA, dan Pembantu
Dekan III Drs. Study Rizal LK, MA.
3. Drs. Jumroni, M.Si, Ketua Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam dan
Umi Musyarrofah, MA, Sekretaris Jurusan Komunikasi dan Penyiaran
Islam yang selalu bersedia membantu penulis dan memberikan informasi
serta waktu untuk penulis berkonsultasi.
4. Dr. Suhaimi, M.Si, selaku dosen pembimbing yang telah banyak
meluangkan waktunya dan memberikan bimbingan dan arahannya kepada
penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
5. Dosen-dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang telah
banyak membantu penulis dengan ilmu-ilmunya. Semoga ilmu yang
penulis dapat bisa bermanfaat.
6. Bapak dan Ibu dosen serta seluruh staf di Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi yang telah menyampaikan ilmu pengetahuan dan berbagai
masukan yang berharga kepada penulis selama masa perkuliahan sampai
terselesaikannya skripsi ini..
7. MNC TV dan Bapak Syafrizal selaku Produser acara Taman Hati
Narasumber MNC TV Ustazah Qurrota A’yunin, dan para kru Taman Hati
yang telah memberikan data dan kontribusinya dalam rangka penyelesaian
skrispi ini.
iv
8. Sahabat-sahabat seperjuangan ku, Fakhrunnisa, Anggi Ria, Rachmi
Ardhila, Nadia Nurfitria, Abi Sakti yang selalu menolong saat penulis
berada dalam kesulitan, semoga persahabatan kita tidak hanya di bawah
atap kampus ini. Dan semua teman-teman yang tidak bisa disebutkan satu
persatu, terima kasih semua!!!
9. Sahabat-sahabat ku ”My Flaras”, Arini, Siska, Ami, Finda, Rezky yang
selalu mendukung dan memberikan semangat kepada penulis. Sukses
untuk kalian semua. Semoga Tuhan membalas kebaikan kalian.
10. Keluarga besar mahasiswa KPI D angkatan 2007 yang sudah kompak dan
memiliki rasa kekeluargaan antar sesama dalam menjalani perkuliahan.
11. Teman-teman KKN kelompok 31 angkatan 2007
Akhirnya penulis hanya dapat mengucapkan puji syukur syukur dan terima
kasih untuk kesekian kalinya serta mohon maaf yang sebesar-besarnya
atas segala kekhilafan dan kealfaan peneliti. Semoga Allah SWT yang
Maha Pengasih dan Maha Penyayang memberikan imbalan dan balasan
yang berlipat ganda kepada semua pihak yang telah membantu penulis
dalam menyelesaikan skripsi ini. Kiranya sekeping mutiara yang terpatri
dalam skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua. Amin
Jakarta, 23 September 2011
Lena Ulfiana
v
DAFTAR ISI
ABSTRAKS ....................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ....................................................................................... ii
DAFTAR ISI...................................................................................................... v
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah.......................................................... 1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah...................................... 3
1. Identifikasi Masalah .......................................................... 3
2. Pembatasan Masalah ......................................................... 3
3. Perumusan Masalah .......................................................... 3
C. Tujuan Penelitian .................................................................... 4
D. Manfaat Penelitian .................................................................. 4
1. Manfaat Akademis ............................................................ 4
2. Manfaat Praktis ................................................................. 4
E. Metode Penelitian.................................................................... 5
1. Pendekatan Penelitian ....................................................... 5
2. Subjek Penelitian............................................................... 5
3. Objek Penelitian ................................................................ 6
4. Teknik Pengumpulan Data................................................ 6
5. Analisis Data ..................................................................... 8
F. Tinjauan Kepustakaan............................................................. 8
G. Sistemmatika Penulisan .......................................................... 10
vi
BAB II : KAJIAN TEORI
A. Produksi Program Televisi...................................................... 12
B. Program Siaran Televisi.......................................................... 29
C. Media Televisi......................................................................... 36
BAB III : TINJAUAN UMUM MEDIA NUSANTARA CITRA
TELEVISI (MNC TV)
A. Sejarah berdirinya MNC TV................................................... 45
B. Visi dan Misi MNC TV .......................................................... 50
C. Struktur Perusahaan PT MNC TV .......................................... 51
D. Gambaran Program Taman Hati ............................................. 52
BAB IV : ANALISIS DATA PENELITIAN
Mekanisme Produksi Taman Hati........................................... 56
1. Pra Produksi ...................................................................... 61
2. Pelaksanaan Produksi........................................................ 64
3. Pasca Produksi .................................................................. 75
A. Evaluasi Program Taman Hati ................................................ 75
BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ............................................................................. 77
B. Saran-Saran ............................................................................. 79
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 81
LAMPIRAN-LAMPIRAN
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
MNC TV merupakan stasiun televisi yang awal mulanya bernama TPI,
namun dikarenakan pemindahan kepemilikan maka nama TPI diganti menjadi
MNC TV dengan kepanjangan Media Nusantara Citra Televisi. Asal mula
Program dakwah di MNC TV yaitu program Kuliah Subuh semenjak MNC
TV bertambah jam tayang dari Pukul 05.00, dan program acara Kuliah Subuh
tersebut sebagai acara pembuka distasiun tersebut.
Pengklasifikasian program-program dalam kategori religi seperti,
Taman Hati, Nikmatnya Sedekah, Bengkel Hati bahwa MNC TV
membuktikan keseriusannya dalam menerapkan strategi dakwah dengan
menampilkan format-format yang inovatif dalam hal berdakwah dan penyajian
program. MNC TV menyajikan acara kuliah subuh Taman Hati yang hadir di
MNC TV setiap Kamis dan Jumat pukul 04.30-06.00 WIB dengan konsep
dakwah berbentuk tabligh outdoor. Selama satu setengah jam, Ustadzah
Qurrota A’yunin yang akan memberikan taushiah tentang permasalahan
sehari-hari dengan bahasa yang ringan, santai sehingga mudah dicerna oleh
masyarakat. Acara yang dipandu oleh Daiah Lulu ini juga dimeriahkan dengan
penampilan musik Marawis atau Qasidah dan dihadiri oleh sekitar 300 orang
jamaah.
2
Program yang memiliki banyak kelebihan ini tentu memiliki kinerja
yang baik sebagai kru produksi dalam menyajikan yang terbaik untuk
khalayak. Perlu adanya pengaturan yang maksimal dalam proses produksinya,
terutama dalam merencanakan sebuah produksi (pra produksi) untuk
menjalankan sebuah acara yang ditayangkan setiap pagi pada hari kamis dan
jumat secara live pada program kuliah subuh ’Taman Hati”.
Sesuai dengan ciri khas sistem komunikasi massa Islam, bahwa media
massa merupakan alat (media dakwah) menyebarkan atau menyampaikan
informasi kepada pendengar, pemirsa atau pembaca tentang perintah dan
larangan Allah Swt (Al-Qur’an dan Hadits Nabi). Oleh karena itu, media
massa, khususnya televisi kini menjadi media yang strategis untuk
menyebarluaskan pesan-pesan dakwah. Karena di zaman modern sekarang ini
masyarakat lebih sering belajar hidup dari televisi, sehingga televisi menjadi
agama baru bagi mereka. Begitulah menurut Jalaluddin Rahmad.
Dalam masalah ini A. Muis mengatakan:“Pada dasarnya agama
sebagai kaidah dan sebagai perilaku adalah pesan (informasi) kepada warga
masyarakat agar berperilaku sesuai dengan perintah dan larangan Allah Swt.
Hal itu berarti bahwa semua proses komunikasi Islam harus terikat pada
norma-norma agama Islam.”1
Bagaimana sebuah industri televisi merencanakan program siarannya
agar kebijakan yang menjadi dasar pegangannya dapat dicapai secara
maksimal. Maka, perlu adanya survei ilmiah yang dapat menggambarkan
1 A. Muis, “Komunikasi Islam,” (Bandung : PT. Remaja Rosda Karya, 2001), Cet. Ke-1, h. 5.
3
konsep produksi televisi, khususnya produksi penyiaran kuliah subuh yang
dikemas dalam konsep dakwah berbentuk tabligh outdoor.
Oleh karena itu, peneliti akan menggunakan program Taman Hati
sebagai objek penelitian. Dengan berbagai kelebihan dan perbedaannya dalam
menyampaikan ceramah, penelitian ini menggambarkan konsep perencanaan
produksi, produksi, sampai pasca produksi. Berdasarkan latar belakang diatas,
maka peneliti tertarik untuk mengangkat topik dengan judul: Analisis Produksi
Program Taman Hati di Media Nusantara Citra Televisi (MNC TV).
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
1. Identifikasi Masalah
Dalam penelitian ini, peneliti mengidentifikasi masalah penelitian
tentang upaya media televisi dalam proses produksi pada program Taman
Hati di MNC TV.
2. Pembatasan Masalah
Skripsi ini tidak meneliti communicator, tidak meneliti
communicant, tidak meneliti khalayak. Tetapi skripsi ini membatasi
masalah hanya pada produksi program Taman Hati di MNC TV.
3. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka peneliti
merumuskan permasalahan sebagai berikut:
1. Bagaimana desain Program Taman Hati di MNC TV?
2. Bagaimana proses produksi pada Program Taman Hati di MNC TV
ditinjau dari pra produksi, produksi dan pasca produksi?
4
3. Bagaimana evaluasi Program Taman Hati di MNC TV?
C. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan masalah penelitian tersebut, maka tujuan dari penelitian
ini, yaitu:
1. Mengetahui desain program Taman Hati.
2. Mengetahui produksi program kuliah subuh Taman Hati dari pra produksi,
produksi dan pasca produksi.
3. Mengetahui evalusi produksi program Taman Hati.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Akademis
Secara akademis, Penelitian ini akan memberikan manfaat bagi
pengembangan pengetahuan ilmiah di bidang produksi televisi. Khususnya
produksi televisi pada program Taman Hati di MNC TV.
2. Manfaat Praktis
Secara praktis, Penelitian ini akan bermanfaat pada dua hal:
a. Menemukan dan menginformasikan mengenai proses dibuatnya atau
diputuskannya pada saat konsep perencanaan produksi, produksi, dan
pasca produksi yang dirancang oleh dewan redaksi MNC TV dalam
program kuliah subuh Taman Hati.
b. Memberikan masukan dan evaluasi kepada pihak redaksi program Taman
Hati di MNC TV dan berbagai pihak yang membutuhkan.
5
E. Metode Penelitian
1. Pendekatan Penelitian
Metode penelitian merupakan seperangkat cara yang sistemik,
logis dan rasional yang digunakan oleh peneliti ketika merencanakan,
mengumpulkan, menganalisis dan meyajikan data untuk menarik
kesimpulan.2 Sementara perspektif penelitian dalam hal ini adalah cara
pandang peneliti dalam memberikan data atau informasi yang hendak
disajikan.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan format
deskriptif yaitu cara melaporkan data dengan menerangkan, memberi
gambaran, dan mengklasifikasikan serta menginterpretasikan data yang
terkumpul dan selanjutnya disimpulkan.
Secara praktek dengan menggambarkan suatu kondisi di mana
terdapat proses perencanaan produksi, produksi dan pasca produksi
Program Taman Hati. Oleh karena itu dibutuhkan kerja observasi yang
akan mengetahui kejadian-kejadian di lapangan untuk dideskripsikan.
2. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah Sumber Daya Manusia yang berkaitan
langsung atas keberlangsungan program kuliah subuh Taman Hati, dalam
hal ini adalah tim produksi/ crew, seperti; produser, asisten produser,
program director, floor director, hingga kamera person.
2 Hamidi, Metode Penelitian dan Teori Komunikasi, (Malang: UPT. Penerbitan
Universitas Muhammadiyah Malang, 2007) cet ke 2, h. 122-124.
6
3. Objek Penelitian
Adapun objek penelitian ini adalah program Taman Hati karena
program ini merupakan program baru yang di kemas sangat menarik
sehingga cepat dalam mencapai target retting.
4. Teknik Pengumpulan Data
a. Observasi
Observasi yaitu informasi atau data yang dikumpulkan dalam
penelitian.3 Observasi dapat juga berarti pengamatan yang merupakan
kegiatan keseharian manusia dengan menggunakan pancaindara mata,
mulut, dan kulit. Oleh karena itu, observasi adalah metode
pengumpulan data yang digunakan untuk menghimpun data penelitian
melalui pengamatan dan pengindraan.4 Pengamatan langsung
mengenai objek yang diteliti dalam program acara Taman Hati dengan
observasi langsung ke MNC TV, turut langsung dalam acara kuliah
subuh Taman Hati di MNC TV baik pada saat pra produksi, produksi,
hingga pasca produksi. Observasi juga dilakukan ke HRD untuk
menambah referensi mengenai data company profile MNC TV,
komposisi kepemilikan, struktur organisasi, serta data-data lain yang
mendukung dalam penyelesaian penelitian ini. Untuk menambah
referensi data mengenai program acara Taman Hati. Dan juga
dilakukan pengamatan yang bersifat tidak langsung yaitu dengan
3 Masri Singarimbun, Metodologi Penelitian Survey, (Editor: Sofian Effendi), Jakarta: h.
192. 4 Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif : Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik, dan
Ilmu sosial, (Jakarta: Kencana, 2008), cet. 2. h. 115.
7
menonton acara Taman Hati di MNC TV setiap seminggu dua kali
yaitu pada hari Kamis dan Jumat pukul 04.30-06.00 WIB.
b. Wawancara
Wawancara adalah teknik penelitian yang paling sosiologis
sifatnya. Karena bentuknya berasal dari interaksi verbal antara peneliti
dan responden.5 Wawancara ini merupakan wawancara tatap muka
antara peneliti dengan responden atau narasumber yang mempunyai
hubungan dengan penelitian ini, dengan teknik wawancara mendalam.
Dalam teknik ini penulis mewawancarai ke setiap orang yang
berperan dalam produksi. Isi wawancara adalah pada gambaran umum
acara ”Taman Hati” ditinjau dari desain program, produksi program
hingga evaluasi program. Diantaranya kepada produser Taman Hati.
penulis skenario, ide kreatif dan narasumber acara taman hati tersebut
yaitu Ustadzah Qurrota A’ yunin.guna memperoleh data mengenai
format acara Taman Hati di MNC TV.
c. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan pengumpulan data yang berupa:
dokumen, foto-foto, literatur buku-buku, rundown, naskah ceramah,
catatan-catatan serta bahan informasi lainnya yang berhubungan
dengan masalah penelitian sebagai penunjang penelitian
5 Sanafiah Faisal, Format-format Penelitian Sosial, Dasar-dasar dan Aplikasi (Jakarta:
Rajawali Pers, 1995), cet.3, h. 39.
8
5. Analisis Data
Analisa data menurut Patton, adalah proses mengatur uraian data,
mengorganisasikannya ke dalam suatu pola, kategori, dan satu uraian
dasar.6 Data yang terkumpul melalui wawancara mendalam dan dokumen-
dokumen diklasifikasikan kedalam kategori-kategori tertentu.7
Analisis data penelitian ini adalah analisis deskriptif, yaitu cara
melaporkan data dengan menerangkan, memberi gambaran, dan
mengklasifikasikan serta menginterpretasikan data yang terkumpul dan
selanjutnya disimpulkan.
F. Tinjauan Kepustakaan
Penelitian Terdahulu
Penelitian yang telah dilakukan oleh beberapa peneliti sebelumnya,
pertama yaitu tentang ”Produksi Program Apa Kabar Indonesia di TV ONE”
oleh Maulana Irham mahasiswa Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI)
Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah. Dalam penelitian
yang dilakukannya terdapat beberapa batasan masalah yang menjadi prioritas
dalam penelitiannya yaitu tentang perencanaan produksi televisi pada program
Apa Kabar Indonesia di TV ONE.
Selain itu terdapat juga penelitian sebelumnya yang berhubungan
dengan skripsi peneliti, yang kedua yaitu penelitian yang berjudul ”Analisis
Produksi Program Jejak Islam di TV ONE” Penelitian ini dilakukan oleh
6 Lexy J. Moeleng, Metode Penelitian Kualitatif (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1993), cet. 10, h. 103.
7 Rachmat Kriyanto, Teknik Praktis Riset Komunikasi (Jakarta: Kencana, 2007), h. 193.
9
Muhammad Zuhdi Kurniawan mahasiswa Komunikasi dan Penyiaran Islam
(KPI) Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah.
Penelitiannya peneliti meneliti tentang bagaimana produksi program jejak
islam dari pembuatan skenario sampai menjadi sebuah tayangan televisi/
tontonan yang menarik. Peneliti meneliti melalui tiga tahapan yaitu pra
produksi, pasca yang dapat dipisahkan satu dengan yang lainnya hingga acara
tersebut disiarakan.
Adapun penelitian yang ketiga yaitu berjudul ”Produksi Program
Forum Kerukunan Umat Beragama di TVRI” penelitian ini dilakukan oleh
Anne Chrisnasari Syahman mahasiswa Komunikasi dan Penyiaran Islam
(KPI) Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah.
Dalam penelitiannya peneliti meneliti tentang forum kerukunan umat
beragama dari pra produksi sampai pasca produksi.
Dari ketiga penelitian diatas terdapat kaitan dengan penelitian yang
dibuat dalam skripsi ini, yaitu berkaitan dengan program televisi yang
digambarkan dari aspek produksinya. Mulai kebijakan redaksional yang dibuat
hingga implementasinya dalam produksi. Namun, kesamaan itu tentunya
hanya bersifat umum dalam penelitian. Karena terdapat perbedaan yang sangat
penting mengenai objek penelitian yaitu program kuliah subuh Taman Hati di
MNC TV. Dan target yang dicapai berkaitan antara ketiga penelitian diatas
penelitian pada skripsi ini yaitu Produksi Program Taman Hati secara fokus.
Yang menjadikan penelitian ini memiliki nilai keaslian yang tidak memiliki
kesamaan secara dasar dengan penelitian sebelumnya.
10
G. Sistemmatika Penulisan
Untuk mengetahui gambaran yang jelas tentang hal-hal yang baru
diuraikan dalam penelitian ini, maka peneliti membagi sistematik penyusunan
ke dalam lima bab:
BAB I, PENDAHULUAN.
Dalam bab ini peneliti mencoba menawarkan pembahasan dalam beberapa sub
bab yang terdiri dari: Latar Belakang Masalah, Identifikasi Masalah,
Pembatasan dan Perumusan Masalah, Tujuan Penelitian dan Manfaat
Penelitian, Metode Penelitian, Tinjauan Pustaka dan Sistematika Penulisan.
Tahapan ini peneliti mencoba memperkenalkan secara singkat konteks dan
permasalahan yang akan peneliti angkat sebagai cerminan atas skripsi ini.
Untuk memenuhi kebutuhan cakupan global tersebut, peneliti telah
menyiapkan standar rancangan dalam penyusunan skripsi ini. Sehingga dapat
lebih mudah dalam menjelaskan secara menyeluruh tentang permasalahan
yang menjadi pokok bahasan dalam bab-bab selanjutnya.
BAB II, KAJIAN TEORI.
Pada bab ini peneliti melakukan penjelasan dan ulasan mengenai peran televisi
sebagai variabel pertama. Pada bab ini peneliti menguraikan pembahasan yang
mencakup beberapa sub bab, diantaranya: Media Televisi, Program Siaran
Televisi, dan Produksi Program Televisi.
11
BAB III, GAMBARAN UMUM.
Pada bab ini meliputi: Sejarah Berdirinya MNC TV, Visi dan Misi MNC TV,
Struktur Perusahaan PT MNC TV, dan Gambaran Umum Program Taman
Hati.
BAB IV, ANALISIS DATA PENELITIAN.
Pada bab ini peneliti merumuskan hasil penelitan dan analisis data sebagaian
dari karya ilmiah ini peneliti menawarkan penjelasan yang relevan antara studi
lapangan dan pustaka yang berpusat pada produksi program televisi. Rumusan
ini diharap dapat menjadi sumbangsih terhadap perkembangan teori
komunikasi.
Agar pembahasan pada bab ini lebih sistematis peneliti membagi dalam
beberapa sub bab yaitu: Produksi Program Taman Hati.dan evaluasi program
Taman Hati
BAB V, KESIMPULAN dan SARAN.
Dalam bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran.
12
BAB II
KAJIAN TEORI
Dalam kajian teori ini terdapat beberapa teori-teori yang mendukung untuk
penelitian baik dari variable judul yang disebutkan ataupun tidak. Diantaranya
yaitu penjelasan mengenai media televisi, program siaran televisi, dan produksi
program televisi.
A. Produksi Program Televisi
Sebelum produksi televisi dilaksanakan, maka diperlukan sebuah
desain/ perencanaan program televisi. Adapun desain program televisi yang
dimaksud adalah sebagai berikut:1
1. Ide/ gagasan
Tahap ini dimulai ketika seorang produser menemukan ide atau
gagasan, membuat riset dan penulisan naskah atau meminta penulis naskah
untuk mengembangkan gagasan menjadi naskah sebuah riset. Gagasan isi
dapat disebut sebagai asal mula lahirnya sebuah program. Dengan ide atau
gagasan inilah yang kemudian diwujudkan melalui tahap berikutnya, yaitu
tahap produksi.2
1 P.C.S Sutisno, Pedoman Praktis Penulisan Skenario Televisi dan Video, (Jakarta: PT
Grasindo, 1993), Cet. Ke-1 hal 44. 2Morisan, Media Penyiaran “Strategi Mengelola Radio dan Televisi”, (Jakarta: Ramdina
Prakarsa 2005), hal 266.
13
2. Sasaran program
Setelah muncul ide, dalam hati mungkin terbesit gagasan yang
semakin jelas tentang konsumen. Untuk mengefektifkan penyampaian
pesan perlu menganalisis sasaran program termasuk latar belakang.
3. Tujuan program
Dalam tujuan program ini, akan dirumuskan tujuan umum.
Berdasarkan tujuan umum ini, kemudian akan dirumuskan tujuan khusus.
Langkah untuk merumuskan tujuan umum dan khusus dapat digunakan
sebagai bimbingan dan arahan dalam mengarang. Jadi, sebagai acuan kerja
kreatif yang bermakna, rumusan tujuan yang jelas dapat langsung menuju
sasaran kreasi dalam masyarakat luas, dengan kata lain, tujuan komunikasi
sudah mencapai sasaran.
4. Garis-garis isi program
Setelah jelas sasaran program dan ide pesan yang akan
dikomunikasikan maka ditetapkan garis-garis besar isi program,
sebelumnya harus mengumpulkan bahan-bahan baik dengan membaca
buku atau dengan melakukan wawancara.
5. Treatment
Merupakan sebuah perlakuan tentang hal-hal yang harus
dikembangkan dari sinopsis. Dari sebuah treatment orang bisa
membayangkan apa saja yang akan terlihat di layar. Dengan kata lain,
treatment adalah sebuah uraian mengenai segala urutan kejadian yang akan
tampak dilayar televisi. Uraian tersebut bersifat naratif tanpa
menggunakan istilah teknis seperti seseorang menceritakan kembali
pertunjukan yang baru saja dinikmati.
14
Merencanakan sebuah produksi program TV, seorang produser
profesional akan dihadapkan pada lima hal sekaligus yang memerlukan
pemikiran mendalam seperti materi produksi, sarana produksi (equipment),
biaya produksi (financial), organisasi pelaksana produksi dan tahapan
pelaksanaan produksi.3
Berpikir tentang produksi televisi bagi seorang produser profesional
berarti mengembangkan gagasan bagaimana materi produksi itu dapat menjadi
suatu sajian yang bernilai, yang memiliki makna. Produksi yang bernilai atau
berbobot hanya dapat diciptakan oleh seorang produser yang memiliki visi.
Namun apakah visi itu tumbuh dari suatu acuan mendalam yang bermuara
pada orientasi, ideologi, religi dan pemikiran-pemikiran kritis atas sarana yang
dipakai untuk menampilakan materi produksi. Atau visi itu sekedar mengikuti
arus yang sedang mengalir. Yang kedua meski itu pun boleh disebut visi,
namun tidak memiliki landasan yang kuat hanya sekedar ikut-ikutan atau
mengikuti arus boleh disebut tanpa visi.
Bertolak dari dorongan kreativitas, seorang produser yang menghadapi
materi produksi akan membuat seleksi. Dalam seleksi ini intelektualitas dan
spiritualitias secara kritis menentukan materi mana yang diperlukan dan mana
yang tidak. Kemudian akan lahir ide atau gagasan. Dilengkapi dengan materi
atau bahan lain yang menunjang ide ini, akan tercipta naskah untuk produksi.
Naskah inilah bahan dasar yang perlu dipikirkan oleh seorang produser ketika
ia akan mulai berproduksi.
3 Fred Wibowo, Dasar-Dasar Produksi Program Televisi, (Jakarta: Grasindo, 1997), hal
7.
15
Hasil produksi yang memiliki visi akan tampak sikapnya. Sikap inilah
kekhasan dan keunikan dari produksi itu. Produksi yang tidak memiliki kekhasan
dan keunikan berarti produksi kodian, tidak manarik dan biasa-biasa saja. Tidak
memukau dan mempesona.
1. Materi produksi
Bagi seorang produser, materi produksi dapat berupa apa saja.
Kejadian, pengalaman, hasil karya, benda, binatang, dan manusia merupakan
bahan yang dapat diolah menjadi produksi yang bermutu. Seorang produser
profesional dengan cepat mengetahui apakah materi siaran atau bahan yang
ada dihadapannya akan menjadi materi produksi yang baik atau tidak. Seorang
produser ketika ia berhadapan dengan suatu karya cipta, seperti musik, lagu
atau lukisan, gagasannya akan bergerak. Bahan yang berada dihadapannya
akan merangsang kepekaan kreatifnya. Kemudian dengan segera ia melihat
apakah musik, lagu atau lukisan itu dapat dicipta menjadi suatu program
musik atau program bunga rampai (feature) yang menarik.
Kepekaan kreatif dalam melihat materi produksi ini, dimungkinkan
oleh pengalaman, pendidikan dan sikap kritis. Selain itu, visi akan banyak
menentukan kesanggupannya menjadikan materi produksi itu berkualitas. Visi
sangat menentukan pilihan materi produksi. Seorang produser yang tidak
memiliki visi akan memilih materi sembarangan saja. Namun, seorang
produser yang bervisi akan memilih materi produksi sangat selektif dan kritis.
Ia sungguh-sungguh memilih materi yang bermutu dan bernilai sebab hanya
materi yang bagus yang dapat diolah menjadi suatu produksi yang berbobot.
16
Dari hasil riset materi produksi muncul gagasan atau ide yang
kemudian akan diubah menjadi tema untuk program dokumenter atau sinetron
(film TV). Mungkin juga gagasan itu langsung mejadi konsep program, seperti
gebyar dan gelar musik, tari atau program hiburan yang lain. Tema ataupun
konsep-konsep program kemudian diwujudkan menjadi traetment. Treatment
adalah langkah pelaksanaan perwujudan gagasan menjadi program. Oleh
karena itu treatment untuk setiap format program berbeda-beda.4
Dari treatment akan diciptakan naskah (script) atau langsung
dilaksanakan produksi program. Bobot atau muatan sebuah program
sebetulnya sudah tampak ketika gagasan diwujudkan menjadi treatment. Dari
sinilah penyempurnaan konsep program dapat dilaksanakan sehingga
menghasilkan naskah atau program yang baik.
2. Sarana Produksi
Sarana produksi yang menjadi sarana penunjang terwujudnya ide
menjadi konkret yaitu hasil produksi. Tentu saja diperlukan kualitas alat
standar yang mampu menghasilkan gambar dan suara secara bagus. Kepastian
adanya peralatan itu mendorong kelancaran seluruh persiapan produksi.
Produser menunjuk seseorang yang diserahi tanggung jawab tersedianya
seluruh peralatan yang diperlukan. Untuk itu, sebuah daftar lengkap
(equipment list) dari seluruh peralatan yang dibutuhkan harus dibuat.
Ada tiga unit pokok peralatan yang diperlukan sebagai alat produksi,
yaitu unit peralatan perekam gambar, unit peralatan perekam suara dan unit
4 Fred Wibowo, Dasar-Dasar Produksi Program Televisi, (Jakarta: Grasindo, 1997), hal
9.
17
peralatan pencahayaan. Sebaiknya setiap unit memiliki daftar peralatan
(equipment list) sendiri-sendiri. Daftar itu setiap kali dapat dipakai untuk
mengecek kelengkapan peralatan. Daftar itu dipakai untuk meneliti kembali
ketika produksi selesai dan peralatan harus dikembalikan lagi dengan lengkap.
Kualitas standar dari ketiga unit peralatan ini menjadi pertimbangan utama
seorang produser ketika dia mulai perencanaan produksinya. Selebihnya
berfungsi sebagai peralatan penunjang produksi. Seperti alat transportasi untuk
produksi luar studio dan unit studio dengan dekorasi untuk produksi dalam
studio.
Pertimbangan penggunaan peralatan dan jumlahnya bergantung pada
program yang akan diproduksi. Produksi musik life show memerlukan jumlah
peralatan berlipat untuk setiap unit dibandingkan dengan produksi Elektronik
News Gathering (ENG) untuk liputan berita yang sering kali hanya
menggunakan satu kamera, satu mike dan satu lampu. Didalam perencanaan
daftar peralatan (equipment list) berikut ini sangat perlu dibuat untuk
mengetahui jumlah dan macam-macam peralatan yang dipakai, kemudian
berpengaruh pada penentuan jumlah kerabat kerja (crew) dan perencanaan
anggaran produksi.
3. Biaya Produksi
Tidak terlalu sederhana merencanakan biaya untuk suatu produksi.
Dalam hal ini, seorang produser dapat memikirkan sampai sejauh mana
produksi itu kiranya akan memperoleh dukungan finansial dari suatu pusat
produksi atau stasiun televisi. Oleh karena itu, perencanaan budget atau biaya
18
produksi dapat didasarkan pada dua kemungkinan yaitu financial oriented dan
quality oriented.
a. Financial Oriented
Perencanaan biaya produksi yang didasarkan pada kemungkinan keuangan
yang ada.
b. Quality Oriented
Perencanaan biaya produksi yang didasarkan atas tuntutan kualitas hasil
produksi yang maksimal.
Membuat perencanaan anggaran produksi seolah-olah mengharuskan
mata dan pikiran kita melihat hal-hal tersembunyi atau yang sekiranya tidak
ketahuan dan yang mungkin memerlukan biaya. Estimasi biaya yang tertera
dalam rencana anggaran, paling tidak dapat membuat batasan-batasan yang
baik ketika pelaksanaan produksi dan mencegah pemborosan. Bagaimana pun
tak ada produksi yang ingin menderita kerugian dan menjadi macet karena
kekeliruan dalam melaksanakan rencana anggaran atau membuat estimasi
biaya.
4. Organisasi Pelaksana Produksi
Suatu produksi program TV melibatkan banyak orang, misalnya para
artis, crew, dan fungsionaris lembaga penyelenggara, polisi, aparat setempat
dimana lokasi shooting dilaksanakan dan pejabat yang bersangkut paut dengan
masalah perizinan. Supaya pelaksanaan shooting dapat berjalan dengan lancar,
produsr harus memikirkan juga penyusunan organisasi pelaksana produksi
yang serapi-rapinya. Suatu organisasi pelaksana produksi yang tidak disusun
secara rapi akan mengahambat jalannya produksi, berarti kerugian waktu dan
19
uang. Dalam hal ini produser dapat dibantu oleh asisten produser atau sering
disebut produser pelaksana atau production manager. Ia mendampingi
sutradara dalam mengendalikan organisasi.
Untuk itu, sebuah organisasi produksi memerlukan pembagian tugas
yang sangat rinci dengan tanggung jawab yang jelas. Daftar anggota kerabat
kerja dengan tugas masing-masing diperlukan untuk mengontrol seluruh
pekerjaan sehingga kalau ada hambatan segera diketahui dimana dan siapa
yang bertanggung jawab.
5. Tahap Pelaksanaan Produksi
Suatu program TV yang melibatkan banyak peralatan, orang dan
dengan sendirinya biaya yang besar, selain memerlukan suatu organisasi yang
rapi juga perlu suatu tahap pelaksanaan produksi yang jelas dan efisien. Setiap
tahap harus jelas produksi kemajuannya dibandingkan dengan tahap
sebelumnya. Tahapan produksi terdiri dari tiga bagian di televisi yang lazim
disebut Standart Operasion Procedure (SOP), sebagai berikut:
a. Pra-produksi (Perencanaan dan persiapan)
Tahap ini sangat penting sebab jika tahap ini dilaksanakan dengan rinci
dan baik, sebagian pekerjaan dari produksi yang direncanakan sudah beres.
Tahap pra-produksi meliputi tiga bagian, sebagai berikut:
1) Penemuan ide
Tahap ini dimulai ketika produser menemukan ide atau gagasan,
membuat riset dan menuliskan naskah atau meminta penulis naskah
mengembangkan gagasan menjadi naskah sesudah riset.
20
2) Perencanaan
Tahap ini meliputi penetapan jangka waktu kerja, penyempurnaan
naskah, pemilihan narasumber, lokasi dan crew. Selain estimasi biaya,
penyediaan biaya dan rencana alokasi merupakan bagian dari
perencanaan yang perlu dibuat secara hati-hati dan teliti.
3) Persiapan
Tahap ini meliputi pemberesan samua kontrak, perizinan, dan surat
menyurat. Latihan para kru dan pembuat setting, meneliti dan
melengkapi peralatan yang diperlukan. Semua persiapan ini paling
baik diselesaikan jangka waktu kerja yang sudah ditetapkan.5
Perencanaan adalah fungsi manajeman yang paling pokok dan
sangat luas meliputi perkiraan dan perhitungan mengenai kegiatan yang
akan dilaksanakan pada waktu yang akan datang mengikuti suatu urutan
tertentu. Perencanaan merupakan salah satu sarana manajemen untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan karena itu setiap tingkat manajemen
dalam organisasi sangat membutuhkan aktivitas perencanaan. Tujuan
perencanaan harus tegas, jelas dan mudah dimengerti.6 Seringkali
perencanaan harus mengalami perubahan, oleh karena itu perencanaan
harus besifat luwes dan terbuka untuk dapat diubah bila diperlukan. Sifat
luwes ini mengakibatkan pelaksanaan kegiatannya harus dimonitor dan
dikendalikan terus menerus yang disesuaikan dengan kondisi yang ada
namun perencanaan harus tetap pada tujuan yang ditetapkan.
5 Fred Wibowo, Dasar-Dasar Produksi Program Televisi, (Jakarta: Grasindo, 1997), hal 20.
6 Richard B. Chase dan Nicholas J. Aquilano, Production and Operations Management, edisi ketiga, Richard D, (Homewood, Illinois: Irwin, Inc, 1981), hal 4-5.
21
Dalam perencanaan produksi setiap tim produksi selalu
menginginkan agar diperoleh perencanaan produksi yang baik. Maka
sebuah perusahaan atau tim haruslah memperhatikan teknik berproduksi
yang baru, akibat aotomatisasi dan sistem pengendalian yang maju,
kemampuan para pesaingnya untuk menyediakan fasilitas yang baru.7 Pada
dasarnya merencanakan proses produksi bukanlah hal yang mudah karena
banyaknya faktor yang mempengaruhinya. Terlebih produksi tersebut
berbentuk program acara televisi yang aspek kelayakannya langsung
dilihat dan dinilai oleh masyarakat luas.
Faktor-faktor yang banyak mempengaruhi dari manajemen
perencanaan ini terbagi menjadi dua yaitu faktor internal dan eksternal.
Untuk faktor internal relatif mudah karena penguasaan masih dapat
dikordinasikan dengan sebuah team work atau kru dibalik layar yang
dikuasai oleh Pimpinan Redaksi, namun faktor eksternal tidak demikian.
Karena itu perencanaan harus dibuat ketat namun tidak kaku, artinya dapat
diubah bila diperlukan dan kemungkinan perubahan ini juga harus
diperhitungkan agar tidak menimbulkan kesulitan. Perencanaan yang baik
hanya akan diperoleh dengan didasarkan kepada informasi yang baik dan
pengukuran keberhasilan didasarkan kepada standar yang ditetapkan.
Seperti ketika sebuah produksi acara televisi yang penayangannya
dilakukan live, harus diperlukan beberapa improvisasi yang profesional,
contoh produksi program Taman Hati, Nikmatnya Sedekah dan lain-lain.
7 H.A. Harding, Manajemen Produksi, (Jakarta: Balai Aksara, 1984), hal 18.
22
Adapun terdapat penjabaran lain dari perencanaan produksi yaitu
merupakan upaya terpadu di tingkat atasan perusahaan, dan bukan untuk
mengimplementasikan program ditingkat studio. Perencanaan produksi
terutama dilakukan untuk tingkat corporate/ perusahaan, per divisi (Profit
Centre)8. Jadi, konsep di lapangan yang bertugas untuk menjalankan
perencanaan ini ialah ketika sebuah team melakukannya dalam suasana pra
produksi atau ketika rapat redaksi. Sebuah rapat yang memulai aktivitas
produksi acara untuk mengagendakan sebuah perencanaan sampai pada
keputusan yang harus diimplementasikan pada saat acara berlangsung.
Baik berisi pada konten acara yang dibawakan maupun teknis pendukung
untuk mensukseskan acara tersebut.
Pada saat rapat redaksi inilah penetuan perencanaan dijalankan,
bahkan terdapat beberapa langkah untuk membuat keputusan, seperti
konsultasi antara rekan sejawat dan redaktur atau pimpinan produksi,
penjelasan permasalahan, memerhatikan substansi berita yang akan
dibawakan dalam lingkaran pedoman dan kode etik, diukur tujuan
jurnalistiknya, mengenali ”stakeholder”, orang yang mungkin terkena
dampak keputusan itu terutama pemirsa/ masyarakat luas, dipilih beberapa
alternatif, waktunya merencanakan untuk mengambil keputusan,
penjelasan keputusan tersebut di dukung dengan pemahaman dalam
aplikasinya.
8 Eiji Ogawa, Manajemen Produksi Modern, (Jakarta: Lembaga Penerbit FEUI, 1984),
hal 109.
23
Maka dari beberapa langkah yang dijelaskan dapat melahirkan
sebuah perencanaan yang kualitasnya dapat dipertanggung jawabkan oleh
beberapa pihak, dari mulai Pimpinan Redaksi sampai pada kru teknis di
lapangan. Selain itu juga setiap keputusan yang diambil dapat dijalankan
sesuai dengan pemahaman dan Job Description masing-masing. Adapun
dijelaskan dari referensi lain yang menyatakan mengenai proses
pembuatan keputusan dalam operasi-operasi sebagai suatu urutan langkah-
langkah diantaranya: perumusan masalah, pengembangan alternatif-
alternatif, evaluasi alternatif-alternatif, pemilihian, implementasi dan
evaluasi hasi-hasil.9
b. Produksi
Sesudah perencanaan dan persiapan selesai betul, pelaksanaan
produksi dimulai. Sutradara bekerja sama dengan para artis, crew mencoba
mewujudkan apa yang direncanakan dalam kertas dan tulisan (shooting
script) menjadi: gambar, susunan gambar yang dapat bercerita.
Dalam pelaksanaan produksi ini sutradara menentukan jenis shoot
yang akan diambil dalam adegan (scene). Berikut ini adalah beberapa
posisi kamera (camera position), yang apabila terangkaikan akan menjadi
suatu cerita yang hidup:
1) Shoot jauh (long shoot)
Suatu pengambilan objek oleh kamera dari jarak jauhnya yang cukup
untuk mengambil pemandangan yang lengkap dari suatu adegan.
9 T. Hani Handoko, Dasar-Dasar Manajemen Produksi dan Operasi, (Yogyakarta:
BPFE-YOGYAKARTA, 2000), hal 21.
24
2) Shoot dekat (close shoot)
Suatu pengambilan objek dari bahu ke atas. Close shoot dalam naskah
kamera disingkat CS.
3) Shoot agak dekat (medium shoot)
Suatu pengambilan objek oleh kamera dari dada ke atas. Dalam naskah
kamera istilah itu disingkat MSC.
4) Shoot sewajah (close-up)
Suatu pengambilan objek untuk menghasilkan gambar wajah
seseorang sebatas dagu ke atas. Istilah ini disingkat CJ.
5) Shoot terdekat (big close-up)
Pengambilan sebuah objek secara khusus oleh kamera untuk
menampilkan salah satu bagian dari tubuh manusia atau sudut benda
tertentu sehingga tampak amat sangat jelas. Big close-up yang lazim
disingkat BCU, kadang-kadang disebut juga Extra close-up dan
Extreme close-up. Dengan big close-up dapat ditampilkan mata,
hidung, bibir, dan lain-lain scara khusus untuk memberikan kesan
tertentu kepada pemirsa.
6) Shoot sedang (medium shoot)
Suatu pengambilan objek oleh kamera sebatas pinggang keatas. Dan
naskah kamera, objek tersebut disingkat MS.
7) Shoot agak jauh (medium long shoot)
Suatu pengambilan oleh kamera sebatas lutut ke atas. Shoot yang
sering kali disingkat MLS ini dinamakan juga shoot lutut (knee shoot).
25
8) Shoot dua (two shoot)
Pengambilan objek oleh kamera yang menampilkan dua orang sebatas
dada ke atas.
9) Shoot kelompok (group shoot)
Pengambilan objek oleh kamera yang menampilkan sejumlah orang
sebatas dada ke atas.
10) Shoot udara (aerial shoot)
Pengambilan objek oleh kamera dari udara untuk menghasilkan suatu
pemandangan yang mengesankan.
11) Shoot lebar (wide shoot)
Pengambilan suatu objek yang tidak teralu jauh, suatu pengambilan
gambar oleh kamerayang melingkupi area yang luas.
12) Shoot amat jauh (very long shoot)
Suatu pengambilan objek oleh kamera yang melingkupi area yang
amat luas dimana terdapat suatu objek.
Semua shoot yang dibuat dicatat oleh bagian pencatat shoot dengan
mencatat time code pada saat mulai pegambilan, isi shoot dan time code
pada akhirnya pengambilan adegan. Kode waktu (time code) adalah nomor
pada pita. Nomor itu beputar pada saat kamera dihidupkan dan dalam
gambar. Catatan kode waktu ini nanti akan berguna pada proses editing.
Biasanya gambar hasil shooting dikontrol setiap malam si akhir
shooting hari itu untuk melihat apakah hasil pengambilan gambar sungguh
baik. Apabila tidak maka adegan itu perlu diulang pengambilan
26
gambarnya. Sesudah semua adegan dalam naskah selesai diambil maka
hasil gambar asli (oridinal material foot age) dibuat catatannya (logging)
untuk kemudian masuk dalam proses post production, yaitu editing.
c. Pasca-Produksi
Pasca-produksi memiliki tiga langkah utama, yaitu editing offline,
editing online, dan mixing. Dalam hal ini, terdapat dua macam editing,
yaitu: pertama, yang disebut editing dengan teknik analog atau linier.
Kedua editing dengan teknik digital atau non linier dengan computer.
1) Editing offline dengan teknik analog
Setelah shooting selesai, script boy/girl membuat logging, yaitu
mencatat kembali semua hasil shooting berdasarkan catatan shooting
dan gambar. Kemudian berdasarkan catatan itu sutradara akan
membuat editing kasar yang disebut editing offline (dengan copy video
VHS supaya murah) sesuai dengan gagasan yang ada dalam synopsis
dan treatment. Materi hasil shooting langsung dipilih dan disambung-
sambung dalam pita VHS. Sesudah editing kasar ini jadi, hasilnya
dilihat dengan seksama dalam screening. Apabila masih perlu
ditambah atau diedit lagi, pekerjaan ini dapat langsung dikerjakan
sampai hasilnya memuaskan. Sesudah hasil editing offline ini dirasa
pas dan memuaskan barulah dibuat editing script. Naskah editing ini
sudah dilengkapi dengan uraian untuk narasi dan bagian bagian yang
perlu diisi dengan ilustrasi music. Naskah editing ini formatnya sama
dengan scenario.
27
2) Editing online dengan teknik analog
Berdsarkan naskah editing, editor mengedit hasil shooting asli.
Sambungan-sambungan setiap shoot dan adegan (scene) dibuat tepat
berdasarkan catatan time-code dalam naskah editing. Demikian pula
sound asli dimasukkan dengan level seimbang dan sempurna. Setelah
editing online ini siap, proses berlanjut dengan mixing.
3) Mixing (pencampuran gambar dengan suara)
Narasi yang sudah direkam dan ilustrasi music yang juga sudah
direkam, dimasukkan ke dalam pita hasil editing online sesuai dengan
petunjuk atau ketentuan yang tertulis dalam naskah editing.
Keseimbangan antara sound effect, suara asli, suara narasi, dan music
harus dibuat sedemikian rupa sehingga tidak saling mengganggu dan
terdengar jelas.
4) Editing offline dengan teknik digital atau non-linier
Editing non-linier atau editing digital adalah editing yang
menggunakan computer dengan peralatan khusus untuk editing. Alat
editing tersebut bermacam-macam nama, jenis, dan fasilitasinya,
misalnya: Pinacle - Matrox – Canupus, dll. Tahapan pertama yang
harus dilakukan adalah memasukkan seluruh hasil shoot (gambar)
yang dalam catatan atau gambar logging memperoleh OK, ke dalam
hardisk. Proses ini disebut capturing atau digitizing, yaitu mengubah
hasil gambar dalam pita menjadi file, yang ketika diperlakukan dapat
dipanggil untuk disusun berdasarkan urutan yang diinginkan sutradara.
28
Sesudah tersusun baik baru diurutkan kemudian dipersatukan agar
shoot-shoot yang sudah disambung dapat dilihat secara utuh, proses ini
disebut render. Setelah render dapat dilakukan screening. Apabila
dalam screening masih perlu dikoreksi, maka koreksi dapat dikerjakan
dengan menambah, mengurangi, atau menyisipi shoot yang diperlukan.
5) Editing online dengan teknik digital
Editing online dengan teknik digital sebenarnya tinggal
penyemprunaan hasil editing offline dalam computer, sekaligus mixing
dengan music ilustrasi atau efek gambar (misalnya perlu animasi atau
wipe efek) dan suara (sound effect atau narasi) yang harus dimasukkan.
Sesudah semua sempurna, hasil online ini kemudian dimasukkan
kembali dari file menjadi gambar pada pita Betacam SP atau pita
dengan kualitas broadcast standart. Setelah program dimasukkan pita,
boleh dikatakkan pekerjaan selesai dan kelanjutannya adalah bagian
dari pekerjaan di stasiun televisi.
Kelima langkah utama pasca produksi tersebut merupakan hal yang
sangat penting bagi seoarang produser, penulis naskah, dan sutradara.
Karena, hal tersebut dapat menghasilkan sebuah tayangan yang menarik
dan enak ditonton.
29
B. Program Siaran Televisi
Dalam Kamus Besar Indonesia, terbitan departemen pendidikan dan
kebudayaan (1988), program adalah acara. Maksudnya, program adalah
seperti pertunjukan siaran, pagelaran dan sebagainya.10 Program adalah acara
atau rancangan yang akan disiarkan di televisi.
Menurut P.C.S. Sutisno dalam bukunya Pedoman Praktis Penulisan
Skenario Televisi dan Video, mendefinisikan program televisi ialah bahan
yang telah disusun dalam suatu format sajian dengan unsur video yang
ditunjang unsur audio yang secara teknis memenuhi persyaratan layak siar
serta telah memenuhi standar estetika dan artistik yang berlaku.11
Ada lima yang harus diperhatikan dalam menyiapkan program siaran
televisi, yakni:
1. Pola Siaran. Sebelum penata program menyusun acara siaran, terlebih
dahulu harus menyiapkan pola siaran. Programmer akan mengumpulkan
terlebih dahulu referensi-referensi yang diperlukan: kebijakan siaran dari
pemimpin stasiun televisi, persoalan sosial budaya yang berkembang di
tengah masyarakat, jangkauan siaran, hasil jejak pendapat penonton,
pemasok-pemasok program, dan tentunya analisis bahan siaran yang
mengacu pada kebijaksanaan umum siaran televisi.
2. Arahan pola siaran. Untuk memolakan suatu acara siaran dibutuhkan
wawasan arahan penyiaran program. Dari arahan itu, diharapkan akan
memperkuat posisi perusahaan atau instansi pertelevisian bersangkutan.
10 Depdikbub, Kamus Besar Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1998), cet ke 1, hal 702. 11 P.C.S. Sutisno, Pedoman Praktis Penulisan Scenario Televisi dan Video, (Jakarta: PT.
Grasindo, 1993), cet ke 1 hal 9.
30
Ada empat pedoman arahan penyiaran televisi, yaitu:
a. Penyiaran pertelevisian diharapakan dapat menggalang dan
menyalurkan pendapat umum yang konstruktif dalam kehidupan
masyarakat, berbangsa dan bernegara.
b. Dapat meningkatkan keimanan, ketakwaan, dan kecerdasan kehidupan
bangsa.
c. Mengembangkan dan melestarikan nilai-nilai budaya bangsa.
d. Dapat menangkal pengaruh buruk terhadap tata nilai perkehidupan
bangsa Indonesia yang beraneka ragam.
3. Perubahan pola acara. Pola acara siaran dapat diubah sesuai keadaan.
Karena, perubahan acara yang sering dilakukan dapat mengurangi simpati
penonton. Penonton bisa menilai bahwa stasiun bersangkutan tidak
profesional, dan bisa berakibat penonton meninggalkan saluran stasiun
tersebut untuk berpindah ke saluran lain. Ada dua alasan mengapa ada
perubahan pola acara? Pertama, penempatan susunan acara harian dan
mingguan ternyata tidak tepat. Dengan kata lain, ada kesalahan dalam
menganalisi strategi sasaran yang ingin dicapai, yaitu tepat waktu
penyiaran dan tepat diperhatikan penonton. Kedua, ada acara-acata
tertentu yang berbenturan antara stasiun satu dengan stasiun lainnya.
Acara yang satu dinilai lebih unggul daripada yang lain pada waktu yang
sama. Akibat benturan ini acara bisa dihentikan penyiarannya, lalu diganti
dengan judul acara lain untuk “bertanding” melawan acara di stasiun
lainnya.
31
4. Sistem penempatan program siaran. Yang dimaksud dengan sistem
penempatan program siaran, masing-masing adalah:
a. Program tahunan, perencanaan program tahunan berpijak pada tahun
berlakunya manajeman stasiun televisi bersangkutan.
b. Program pekanan atau mingguan adalah susunan program siaran dalam
setiap minggunya.
c. Program harian. Penyusunan program harian didasarkan pada berapa
banyak siaran yang tersedia. Ketersediaan bahan ini berupa bahan
siaran jadi, bisa pula bahan siaran yang harus diproduksi terlebih
dahulu.12
Untuk mengetahui ketiga hal itu seorang penyaji harus sering
mengadakan riset penonton. Seorang produser, pengarang naskah, atau
presenter program TV terus menerus mengadakan riset penonton betapa pun
riset itu sifatnya sederhana dan sangat probadi. Selalu ada hal baru yang
menjadi perhatian penonton. Penonton televisi sering kali mengalami
perubahan-perubahan. Jadi, produser atau presenter yang ingin acaranya selalu
diikuti oleh penonton harus terus menerus berusaha mengetahui minat
penonton.
Setiap program televisi punya sasaran yang jelas dan tujuan yang akan
dicapai. Ada lima parameter yang harus diperhitungkan dalam penyusunan
program siaran televisi, yaitu:
1. Landasan filosofis yang mendasari tujuan semua program.
12 RM Soenarto, Program Televisi dari Penyusunan Samapai Pengaruh Siaran, (Jakarta:
IKJ Press, 2007), cet. Ke 1, hal 5-15.
32
2. Strategi penyusunan program sebagai pola umum tujuan program.
3. Sasaran program.
4. Pola produksi yang menyangkut garis besar isi program.
5. Karakter institusi dan manajemen sumber program untuk mencapai usaha
yang optimum.
Salah satu program televisi adalah program mimbar televisi. Program
uraian (the talk), vox-pop, interview (wawancara) baik didalam studio maupun
diluar studio dan diskusi di televisi disebut Program Mimbar Televisi (The
Talk Show Program).13 Program ini tampil dalam bentuk sajian yang
mengetengahkan pembicaraan seseorang atau lebih mengenai sesuatu yang
menarik atau sedang hangat dibicarakan masyarakat. Apabila pembicaraan
dilakukan oleh satu orang, program itu dinamakan program uraian pendek (the
talk program). Wawancara dilakukan oleh dua orang dan diskusi oleh lebih
dari dua orang. Semua itu disebut program talk show atau the talk show
program.
Program uraian pendek (the talk program) yaitu ketika penonton
menyaksikan acara televisi, pada saat itu muncul seorang presenter (penyaji)
menceritakan sesuatu yang menarik. Presenter itu muncul di tengah suatu
program future, diantara sajian musik, dan diawal suatu acara sebagai
pembukaan atau dalam suatu acara cerita menarik yang disajikan secara
khusus. Penonton ini sedang menyaksikan the talk program. Uraian yang
disajikan oleh seorang presenter didalam acara televisi biasanya sangat
13 Fred Wibowo, Dasar-Dasar Produksi Program Televisi, (Jakarta: Grasindo, 1997), hal
37.
33
pendek. Menceritakan sesuatu kepada penonton televisi tanpa ilustrasi gambar
yang berganti-ganti terasa sangat membosankan. Membahas sesuatu kejadian
secara panjang lebar di televisi tanpa ilustrasi gambar, sangat riskan apabila
pokok bahasan itu bukan sesuatu yang sungguh menarik. Program kuliah
subuh juga termasuk program mimbar televisi.
Dalam situasi sehari-hari, misalnya seorang sahabat besedia
mendengarkan cerita temannya selama lima atau sepuluh menit, meskipun
cerita itu tidak menarik, bahkan sangat membosankan demi sopan santun.
Dalam hal ini, penonton TV tak harus bersopan santun kepada presenter di
layar TV. Mereka memiliki kemungkinan untuk menonton program lain yang
lebih menarik di saluran stasiun TV lain. Mereka bebas memilih acara. Oleh
sebab itu, acara mimbar di televisi apabila tidak sangat menarik baik
penyajiannya maupun materi bahasannya, hanya berarti memberi dorongan
kepada penonton untuk memindahkan saluran ke stasiun lain.
Untuk itu, penyajian suatu program uraian di TV harus memperhatikan
beberapa hal sekaligus. Pertama permasalahan yang diuraikan sedang sangat
menjadi bahan pembicaraan umum. Kedua, persoalan itu sangat penting dan
penonton membutuhkan penjelasan itu. Ketiga, uraian itu dapat membuat
gembira penonton, baik karena pembawaan penyaji yang menyenangkan
maupun karena materi sajian yang memang lucu dan membuat gembira.
“Sekilas Info”, “Renungan Bulan Puasa”, “Kuliah Subuh”, adalah contoh
program uraian (the talk program).
34
Format acara dakwah di TV memiliki beberapa jenis14, diantaranya:
1. Monolog
Seorang ulama membawakan satu topik dan menjabarkannya
berdasarkan pandangan agama. Cara ini bila tidak dibawakan dengan
menarik, maka tidak akan disukai oleh penonton. Dalam kondisi tertentu
masih ditampilkan, misalnya untuk ulama di luar kota, karena peralatan
syuting yang dibawa terbatas.
2. Dialog
Dakwah seperti ini belum lama dikembangkan, yaitu sejak TV
swasta mulai mengudara. Dialog dipandu oleh pembawa acara, kemudian
ada satu orang atau lebih ulama atau narasumber, bintang tamu dan peserta
diskusi. Dakwah dengan format ini umumnya digemari pemirsa karena ada
interaksi antar pengisi acara, sehingga terasa acara menjadi hidup. Dialog
ini juga dilaksanakan dalam siaran langsung (live).
Bentuk dialog yang lain adalah MOS (man on the street),
gabungan antara dialog di studio dengan komentar orang-orang yang
ditemui di jalanan atau berbagai tempat.
3. Film Cerita
Dakwah dapat juga dikemas dalam bentuk film cerita, dengan
berbagai isinya, baik drama, sejarah maupun sinetron yang akhir-akhir ini
makin mempopulerkan Indonesia. Film dakwah Islam diharapkan tidak
hanya berkutat pada tataran religius formalitas belaka, tetapi berani
14 Purnomo, “Dakwah Kontemporer,” hal. 100-101
35
menyentuh permasalahan yang sedang terjadi di masyarakat (baik masalah
agama dan sosial). Sebagaimana yang dikatakan oleh Abdurrahaman
Wahid:
“…film-film dakwah di masa datang hanya akan menjadi tontonan yang berharga kalau mampu mengembangkan keberanian untuk melepaskan diri dari bentuk penyampaian formalitas belaka, disamping mampu membebaskan diri dari pelemparan dan penanganan masalah secara sesisi belaka. Kebebasan “bentuk penggarapan masalah” dan keragaman “penyajian masalah” adalah keharusan mutlak, kalau kita merasa ikut terlibat dengan masa depan film sebagai medium dakwah agama Islam…” 15
4. Liputan Perjalanan
Liputan perjalanan ke tempat-tempat yang bernilai sejarah Islam,
umumnya cukup menarik. Peninggalan kuno pada zaman kejayaan Islam
yang ada di Spanyol, Maroko, Mesir, dan sebagainya, merupakan
informasi sejarah Islam yang banyak digemari pemirsa.
5. Siaran Langsung Shalat Tarawih
Yang dimaksud di sini adalah siaran langsung shalat tarawih di
Masjidil Haram selama bulan Ramadhan, yang disiarkan oleh TV Saudi
Arabia ke 50 negara. Negara-negara yang berminat menyiarkan di
wilayahnya bisa meminta untuk memperolehnya secara cuma-cuma.
6. Kuis Berhadiah
Format dakwah Islam yang lain adalah diselenggarakannya acara
siaran langsung talk show pada bulan Ramadhan, dengan menyertakan
acara tebakan berhadiah (kuiz). Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan
15 Wahid Abdurrahman, ”Pergulatan Negara, Agama, dan Kebudayaan,” (Depok: DESANTARA, 2001), Cet. Ke-2, hal. 195.
36
adalah seputar pengetahuan agama Islam. Acara seperti cukup banyak
menarik perhatian pemirsa.
Metode atau format acara di TV, ditentukan oleh berbagai macam hal,
yaitu:
1. Alokasi biaya untuk acara dakwah
2. Prasarana (peralatan, studio) yang dimiliki
3. SDM pengelola acara dakwah
4. Daya jangkau stasiun
C. Media Televisi
Televisi merupakan perkembangan medium berikutnya setelah radio
yang diketemukan dengan karakternya yang spesifik yaitu audio visual.
Peletak dasar utama teknologi pertelevisian tersebut adalah Paul Nipkow dari
Jerman yang dilakukannya pada tahun 1884. Ia menemukan sebuah alat yang
kemudian disebut sebagai Jantra Nipkow atau Nipkow Sheibe. Penemuannya
tersebut melahirkan electrische teleskop atau televisi elektris.16 Televisi
merupakan hasil produk teknologi tinggi (hi-tech) yang menyampaikan isi
pesan dalam bentuk audiovisual gerak. Isi pesan audiovisual gerak memiliki
kekuatan sangat tinggi untuk mempengaruhi mental, pola pikir, dan tindak
individu.17
16 Deddy Iskandar Muda, Jurnalistik Televisi, (Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 2008),
cet ke-3 hal 4 17 Akurifai Baskin, Jurnalistik Televisi, (Bandung : Simbiosa Rekatama Media, 2006), cet
ke-1 hal 16
37
Perkembangan teknologi pertelevisisan saat ini sudah sedemikian pesat
sehingga dampak siarannya menyebabkan seolah-olah tidak ada lagi batas
antara satu negara dengan negara lainnya, terlebih setelah digunakannya satelit
untuk memancarkan signal televisi. Inilah yang disebut sebagai globalisasi di
bidang informasi. Di negara-negara Eropa, Amerika, dan negara-negara maju
lainnya, puluhan saluran televisi tersedia dan dapat dipilih sekehendak hati.
Mereka bersaing untuk menyajikan acara-acaranya yang terbaik agar dapat
ditonton oleh masyarakat. Semuanya tentu dilandasi dengan perhitungan
kualitas acara dan sebuah bisnis media. Selain itu, di negara Indonesia di era
informasi ini banyak stasiun televisi swasta yang semakin hari semakin
berkembang sekaligus dapat menarik perhatian masyarakat untuk menonton
program televisi tersebut. Perkembangan yang terjadi di stasiun swasta ini
didasari pada beberapa regulasi yang dilontarkan pemerintah, dengan beberapa
alasan yang dirumuskan sebagai berikut: 18
1. Adanya keperluan saluran televisi yang lebih banyak untuk memenuhi
keinginan khalayak penonton televisi di Indonesia yang jumlahnya makin
lama makin besar dan kehidupan ekonominya makin lama semakin baik.
2. Adanya ancaman transnational television melalui parabola. Tidak mudah
untuk mengetahui jumlah parabola di Indonesia, namun sejak Indonesia
menganut open sky police pada tahun 1987 jumlah antene parabola
bertambah dengan amat pesat. Dalam sebuah seminar tentang satelit
18 Akurifai Baskin, Jurnalistik Televisi, (Bandung : Simbiosa Rekatama Media, 2006), cet
ke-1 hal 31-32.
38
international di Hongkong pada tahun 1991, seorang pakar memperkirakan
di Indonesia terdapat paling tidak 300.000 antene parabola.
3. Timbulnya bisnis penyewaan video yang telah berkembang menjadi
penyewaan video keliling dari rumah ke rumah. Acapkali usaha ini tidak
bisa dikontrol, baik kualitas maupun isi programnya. Pada saat yang
bersamaan ditemukan pemancar-pemancar televisi ilegal yang menyiarkan
materi acara seks video rental. Gejala ini diartikan sebagai terdapat
keperluan yang mendesak akan program acara televisi alternatif di luar
TVRI untuk acara-acara yang bersifat hiburan maupun informasi.
4. Adanya desakan yang kuat kepada pemerintah dari sektor bisnis akan
perlunya media promosi produk barang dan jasa. Melalui saluran televisi
swasta. Bersamaan dengan berkembangnya industri, sektor swasta
memerlukan media promosi yang lebih banyak untuk menjadi mediator
antara sektor produsen dan konsumen.
Atas dasar pertimbangan tersebut, perkembangan pertelevisian di
Indonesia mengalami perkembangan yang sangat pesat setelah pada tahun
1989 pemerintah Indonesia secara resmi melakukan terobosan dengan
memberi izin pendidikan stasiun yang bersifat komersial yang ditandai dengan
berdirinya stasiun televisi swasta pertama yaitu RCTI yang secara resmi
beroperasi pada tahun 1990 kemudian disusul oleh stasiun televisi swasta
lainnya SCTV, TPI yang mengudara tahun 1991, ANTV mulai tahun 1993,
INDOSIAR 1995, awal tahun 2000- an Metro TV, Trans TV, TV 7, Lativi dan
TV Global.
39
Dari beberapa perkembangan tersebut membuktikan media televisi
sebagai media yang sangat efektif untuk menyampaikan pesan kepada
khalayak. Dan terbukti masyarakat sangat terpengaruh dengan hadirnya
program-program yang diberikan televisi untuk ditonton. Seperti acara
hiburan, politik, budaya, dan lain sebagainya.
Pada umumnya isi program siaran televisi meliputi acara yang akan
diterangkan, dengan tentunya penggunaan berbagai nama berbeda sesuai
dengan stasiun televisi masing-masing.19
1. News Reporting (laporan berita) adalah sebuah program yang khusus
menyajikan berita kepada khalayak.
2. Talkshow adalah acara bincang-bincang yang melibatkan host (pembawa
acara) dan satu atau lebih narasumber. Bisa dengan penonton di studio
atau tidak tergantung sifat acaranya. Tema yang diangkat bervariasi bisa
berupa politik, budaya, human interest, musik dan lain-lain.
3. Dokumenter yaitu program yang menjelaskan hasil-hasil dokumentasi baik
dari rekam jejak sebuah peristiwa ataupun sebuah film yang memiliki
pesan untuk disampaikan.
4. Vox-pop suara masyarakat, program ini merupakan yang mengetengahkan
serangkaian pendapat umum mengenai suatu masalah yang sedang dibahas
dalam program kepada penonton bermacam-macam pendapat dari
berbagai orang atau grup, sehingga dapat dikonfrontir dengan pendapatnya
sendiri. Dengan mengetahui pendapat itu penonton diajak untuk berpikir
19 Deddy Iskandar Muda, Jurnalistik Televisi Menjadi Reporter Profesional, (Bandung :
PT. Remaja Rosdakarya, 2008), cet ke-3 hal 9.
40
dan mempertimbangkan atau memilih pendapat mana yang sesuai dengan
pendapatnya.
5. Rular program yaitu sebuah program yang menyiarkan tentang acara-acara
pedesaan.
6. Advertaising yaitu program yang menyiarakan promo sebuah produk
untuk menarik perhatian calon konsumen.
7. Education/ instructional yaitu program yang menyiarakan berkaitan
dengan pengetahuan, baik formal maupun tidak formal.
8. Art dan culture yaitu sebuah program yang menyiarkan tentang budaya-
budaya nusantara.
9. Musik yaitu program yang menyajikan musik bagi penontonnya dengan
kemasan yang berbeda-beda.
10. Sinetron/ drama yaitu sebuah program televisi yang isinya cerita
kehidupan yang diperankan oleh aktris/ aktor yang terlibat didalamnya.
11. Tv movies yaitu sebuah program film baik dalam negeri maupun luar
negri.
12. Kuis yaitu program berhadiah yang dapat diikuti oleh siapa saja dengan
kemasan yang sangat beragam.
13. Komedi yaitu program televisi yang tujuannya untuk menghibur dengan
kelucuan/ lawakan yang diperankan oleh para pelawak dengan kemasan
yang berbeda-beda.
Berbagai jenis siaran tersebut bukanlah sesuatu yang mutlak harus ada
semuanya. Acara-acara tersebut sangat bergantung dari kepentingan masing-
masing stasiun penyiaran televisi yang bersangkutan. Pada umumnya memang
41
sebagian besar dari contoh jenis program diatas tersebut acara-acara yang
disiarkan oleh stasiun penyiaran televisi.
Adapun fungsi TV sama dengan fungsi media massa lainnya (surat
kabar dan Radio), yakni memberi informasi, mendidik, menghibur, dan
membujuk. Fungsi Televisi di antaranya yaitu sebagai berikut
1. Proses penyerapan informasi
Tayangan televisi dapat dijadikan sumber belajar. Masyarakat dapat
memilih dan menilai informasi apa yang tepat dan cocok bagi dirinya.
2. Sumber sosialisasi
Televisi bisa jadi suatu “Symbolic environment”, karena Televisi memiliki
pengaruh kuat sebagai sumber sosialisasi.
3. Pembentuk citra
Kemampuan Televisi dapat menampilkan gambar dengan jelas dan
berulang-ulang baik berupa budaya, nilai gaya, dan norma tertentu
sehingga dapat membentuk citra bagi penontonnya.
Pers adalah sarana yang menyiarkan produk jurnalistik. Fungsi pers
berarti fungsi jurnalistik. Pada zaman modern sekarang ini, jurnalistik tidak
hanya mengelola berita, tetapi juga aspek-aspek lain untuk isi surat kabar.
Karena itu, fungsinya bukan lagi hanya sekedar menyiarkan informasi (to
inform).
42
Memang banyak para ahli di bidang komunikasi yang memberikan
penjabaran tentang fungsi media, tetapi di sini Penulis mengutip fungsi media
menurut Onong Uchajana yang menjabarkan fungsi media sebagai berikut:20
1. Menyiarkan Informasi (to inform)
Menyiarkan informasi adalah fungsi media massa yang pertama dan
utama. Khalayak pembaca berlangganan atau membeli surat kabar karena
memerlukan informasi mengenai berbagai hal di bumi ini: mengenai peristiwa
yang terjadi di masyarakat dan dunia, menunjukkan hubungan kekuasaan, dan
memudahkan inovasi, adaptasi, dan kemajuan.
Di Eropa informasi biasanya dijelaskan pada abad ke-17 dan ke-18
sebagai kecerdasan, pendidikan sebagai pelajaran, dan hiburan sebagai
rekreasi, penumbuh waktu atau kesenangan.21 Dalam wacana komunikasi
politik, informasi merupakan gradasi komunikasi yang berarti penyampaian
fakta kepada komunikan.
2. Mendidik (to educate)
Fungsi kedua dari media massa ialah mendidik. Sebagai sarana
pendidikan massa (mass education), surat kabar memuat tulisan-tulisan atau
tayangan yang mengandung pengetahuan, sehingga khalayak pembaca
bertambah pengetahuannya. Fungsi mendidik ini bisa secara implisit dalam
bentuk berita, dapat juga secara eksplisit dalam bentuk artikel atau tajuk
rencana.
20 Effendy, “Ilmu, Teori, dan Filsafat Komunikasi,” hal. 93-94.
21 Asa Briggs dan Peter Burke, “SEJARAH SOSIAL MEDIA; Dari Gutenberg Sampai Internet,” (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2006), Cet. Ke-I, hal. 230.
43
Pada fungsi ini diharapkan media dapat memberikan kontribusi dalam
mencerdaskan masyarakat. Saat ini sedang ramai program media literacy atau
program melek media yang dilakukan oleh negara-negara yang sudah maju
dan beberapa negara berkembang. Hal ini bertujuan untuk mencegah
terjadinya akulturasi negatif melalui media massa.
3. Menghibur (to entertaint)
Hal-hal yang bersifat hiburan sering dimuat media massa untuk
mengimbangi berita-berita berat (hard news) dan artikel-artikel yang berbobot.
Televisi biasa menayangkan film-film kartoon dan film-film yang bersifat
heroik serta acara-acara yang sifatnya tidak membutuhkan konsentrasi dalam
menikmati acara tersebut. Menurut Wright, pada fungsi ini media sebagai alat
menyediakan hiburan, pengalihan perhatian, dan sarana rekreasi serta alat
untuk meredakan ketegangan sosial.
Sedangkan menurut McQuail fungsi menghibur pada media sebagai:
melepaskan diri atau terpisah dari permasalahan, bersantai, mendapatkan
kenikmatan jiwa dan estetis, mengisi waktu, dan lainnya.22
Televisi sebagai hiburan secara emplisit juga merupakan ancaman bagi
pemirsa yang menontonnya. Karena banyak sekali tayangan-tayangan media
yang secara etika dan moral sangat bertentangan dengan kultur di Indonesia.
Hal ini sebagaimana pernah disinggung Drs. Redi Panuju dalam bukunya
”Komunikasi Organisasi.”23
22 Denis McQuail,“Teori Komunikasi Massa : Suatu Pengantar,” (Jakarta: Erlangga, 2005), Cet. Ke-2, hal. 72.
23 Redi Panuju, ”Komunikasi Organisasi,” (Yokyakarta: Pustaka Pelajar, 2001), Cet. Pertama, hal. 131-132.
44
Maksud pembuatan isi yang mengandung hiburan, semata-mata untuk
melemaskan ketegangan pikiran setelah para pembaca dihidangkan berita dan
artikel yang berat dan menguras pikiran.
4. Mempengaruhi (to influence)
Fungsinya yang keempat yakni, mempengaruhi. Yang
menyebabkan media massa memegang peranan penting dalam kehidupan
masyarakat. Fungsi mempengaruhi dari media massa secara implisit
terdapat pada berita, sedang secara eksplisit terdapat pada tajuk rencana,
artikel, dan opini yang dapat mengkonstruk pikiran masyarakat lewat
permainan bahasa dan tayangan di TV. Fungsi mempengaruhi untuk
bidang perniagaan terdapat pada iklan-iklan yang dipesan oleh
perusahaan-perusahaan.
Memang media massa merupakan alat yang paling efektif untuk
menyebarkan pengaruh. Dalam ranah politik misalnya, seringkali para elit
politik menyebarkan jargon-jargon dan memperkenalkan calon mereka
kepada masyarakat saat melaksanakan pesta demokrasi (pemilu). Mereka
melakuan sublimated message dan mempengaruhi masyarakat agar mereka
mau memilih kandidat calon dari pihak mereka.
Dari fungsi-fungsi tersebut, maka banyak sekali program-program
yang mewarnai acara media, khususnya TV. Mungkin para pemirsa yang
menonton bisa bingung karena selain banyaknya program acara yang
ditawarkan televisi, ditambah lagi dengan banyaknya stasiun TV yang ada.
45
BAB III
TINJAUAN UMUM MEDIA NUSANTARA CITRA TELEVISI (MNC TV)
A. Gambaran Umum MNC TV; Sejarah dan Perkembangannya
Pada tanggal 23 Januari 1991 TPI lahir dengan sebuah idealisme besar,
yakni memberikan pemerataan pendidikan diseluruh Tanah Air. Untuk itu,
pada awalnya TPI menyajikan tayangan pendidikan formal dengan menjamin
kerja sama dengan TVRI/Deppen dan Pustekom/Debdikbud. Dengan paket
pendidikan formal yang ditayangkan dua kali sehari, yakni setiap pagi dan
siang, TPI berharap dapat membantu memeratakan program pendidikan
sekolah di berbagai wilayah Tanah Air, sampai pelosok-pelosok terpencil
yang selama ini belum terjangkau pendidikan formal.
Pada tahun 1997 adanya perubahan peraturan pemerintah, yang
memberikan izin bagi kehadiran tv Swasta komersial Nasional, diikuti dengan
lahirnya stasiun televisi swasta lain, seperti : RCTI, SCTV, Indosiar dan lain
sebagainya. Keadaan ini sejalan dengan biaya operasional yang semakin
meningkat, menjadi beban bagi TPI jika tetap membawa misi pendidikan yang
sama sekali tidak mengandalkan subsidi dari pemerintah. Untuk dapat tetap
bertahan, para profesional pun direkrut untuk menangani manajemen TPI.
Sejalan dengan itu, diputuskan bahwa TPI tak lagi merupakan tv pendidikan,
melainkan televisi keluarga, yang bersifat komersial sebagaimana tv swasta
lainnya. Bersamaan dengan itu TPI juga merangkul mitra strategis, yakni
Indosat dan Channel 7. Dan pada waktu yang bersamaan, TPI menghentikan
kerjasama dengan TVRI. Sejak saat itu, secara bertahap TPI membangun
46
sampai dengan saat ini, jumlahnya mencapai 15 transmisi diberbagai wilayah.
Perkembangan TPI mulai dirasakan pihak, namun tak sebesar yang
direncanakan. Hal ini disebabkan adanya krisis moneter yang menimpa negeri
ini. Di samping itu, dengan dipertahankannya logo lama, membuat pemirsa
masih tetap mengidentikan TPI dengan misi pendidikan, yang membuat ruang
gerak TPI menjadi terbatas.1
Pada tanggal 23 Januari 2002, TPI tetap memasuki usia yang ke-11,
inilah momentum yang tepat untuk memulai sebuah proses perubahan, yaitu
TPI sebelas tahun wajah baru dan semangat baru. Di tengah era kompetisi
stasiun televisi yang semakin ketat, management TPI memandang perlu untuk
melakukan berbagai langkah yang strategis. Hal ini dilakukan agar pemirsa
loyal TPI tidak pindah ke TV lain, sekaligus memperluas cakupan wilayah
pemirsa TPI itu sendiri. Dengan kata lain, TPI mempertegas positioning dalam
dunia broadcast, yakni mempertahankan segmen pemirsa dari kelas ekonomi
sosial BCD, bersamaan dengan itu juga mencoba memperluas segmen pemirsa
dari kelas ekonomi sosial AB. Tentunya dengan kejelasan ini, TPI dapat
melancarkan strategi marketing yang terarah. Dari segi tampilan layar dan
program secara keseluruhan, TPI berusaha menawarkan konsep “One Stop
Entertaining”, yang dapat membuat pemirsa bertahan pada Cannel TPI, tanpa
harus berpindah kesaluran lain, karena semua yang ditawarkan TPI dari jam
ke-jam, menarik untuk disimak. Program yang ditawarkan adalah hiburan
yang bernilai tambah, dengan kemasan baru yang lebih luas.
1 Company Profile PT. Cipta TPI, h.12-13.
47
Adapun nama “TPI” dipertahankan untuk tetap menjaga “brand
image” yang selama ini telah tertanam dikepala pemirsa. Tanpa harus
mengidentikan “P” dengan pendidikan. Perubahan lain juga menyangkut
sistem management internal guna meningkatkan kinerja, kreatifitas dan
kemampuan profesional karyawan sehingga TPI dapat memberikan service
atau pelayanan yang lebih baik kepada para mitra usaha, termasuk kepada para
pemasang iklan dan terutama juga tentunya kepada para pemirsa. Dari segi
teknologi siaran, TPI saat ini didukung oleh 15 transmisi, yaitu : Jakarta,
Bandung, Garut, Cirebon, Semarang, Surabaya, Madiun, Banda Aceh, Medan,
Batam, Makasar, Palu, Yogyakarta, Denpasar, dan lampung. Dan dalam waktu
yang dekat akan menambah transmisi di daerah-daerah lain. TPI berupaya
menjadi televisi yang paling berkembang di Indonesia, atau tv yang paling
mengerti selera dan memenuhi minat masyarakat Indonesia. Proporsi
perbandingan tayang lokal dan manca negara pada saat ini masih
dipertahankan sebanyak 65-35%. Untuk kemudian secara bertahap
ditingkatkan menjadi 70-30% sesuai dengan undang-undang. Pada
kesempatan ini pula, TPI akan memperkuat komitmen untuk mengedepankan
produk lokal, karena sejak awal berdiri, TPI dikenal karena keunggulan
lokalnya yang unik, memiliki kedekatan dengan budaya lokal serta
bersentuhan langsung dengan kebutuhan dan selera sebagian masyarakat
Indonesia.
TPI mempunyai Landasan dan falsafah. Landasan yang dianut TPI
adalah mengembangkan dan memanfaatkan sumber dan kemajuan teknologi
untuk memperluas dan meningkatkan pelayanan pendidikan. Tujuan penyiaran
TPI itu sendiri adalah mencerdaskan kehidupan bangsa Indonesia, yaitu
48
manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Esa, memiliki budi
pekerti yang luhur dan memiliki keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani,
kepribadian yang mantap dan mandiri serta bertanggung jawab
kemasyarakatan dan kebangsaan. TPI diselenggarakan sebagai salah satu
bentuk peran serta masyarakat, yang didorong oleh semangat untuk memacu
kreatifitas dan kemampuan bangsa. Kemudian TPI sendiri telah mengadakan
kerjasama dengan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Pemerintah
Daerah, dalam usahanya memajukan dan meningkatkan kemajuan Bangsa ini
dengan membangkitkan pesawat Televisi kepada sekolah-sekolah diberbagai
daerah mencakup 27 Propinsi.
TPI mempunyai Motto yang diemban. Televisi Pendidikan Indonesia
mengandung makna tersendiri, yaitu melalui TPI di samping untuk turut
“Mencerdaskan Kehidupan Bangsa” juga TPI merupakan katagori sarana
hiburan yang tepat dan aman bagi keluarga.2
Pada tanggal 26 Desember 1990, awal mengudaranya Televisi
Pendidikan Indonesia dengan siaran percobaan. Kemudian pada tanggal 23
Januari 1991 TPI mengudara secara resmi dengan pola 4 jam dalam sehari,
tepatnya (pukul 06.00-10.00 WIB) dan pada saat itulah dijadikannya hari yang
sangat fundamental, karena pada tanggal 23 Januari 1991 itu dijadikan hari
yang secara resmi ditetapkan sebagai hari lahirnya Televisi Pendidikan
indonesia. Kemudian pembenahan dilakukan tahap demi tahap dan pada
waktu yang lebih singkat, pada tanggal 8 Juni 1991 jam penayangan TPI
ditambah menjadi 6,5 jam yaitu pada pukul 5.30 s/d 13.30 WIB dan sore
2 Company Profile, Ibid, h.5.
49
pukul 16.00-2100 WIB, bukan hanya itu sektor-sektor yang lain pun semakin
ditingkatkan dan pembenahan-pembenahan terus dilakukan di sana-sini, dan
penayangan pun semakin ditambah dan ini terbukti setelah beberapa kali
dilakukan penyesuaian, kemudian TPI sendiri melakukan penambahan jam
tayang, mulai pukul 05.30- 13.30 dan sore sampai dengan pukul 23.30 Non
stop.
TPI menyelenggarakan siaran Televisi Pendidikan Indonesia atas dasar
perjanjian kerja sama antara yayasan televisi Republik Indonesia dengan PT.
Cipta Televisi Pendidikan Indonesia, dan mengenai palaksanaan Televisi
Pendidikan Indonesia, penayangannya dimulai pada setiap harinya jam 5.30
s/d 13.30 WIB. Dengan menggunakan channel VHF. Siaran dilaksanakan
secara nasional dan penyelenggaraan jaringan siaran (net work) TPI berpusat
di Jakarta yang mempunyai tujuan :
• Siaran Televisi berfungsi untuk memperkuat ikatan kesatuan bangsa.
• Menyatukan pola pikiran seluruh bangsa Indonesia kepada tujuan nasional.
Kemudian pada tahun 1994, jam siar TPI untuk penayangan siarannya
ditetapkan 18 jam sehari, termasuk pada hari libur di luar hari Minggu dan
sebagai suatu jaringan televisi nasional TPI pun mampu mencapai 118 juta
pemirsa yang secara potensial memperoleh rating terbesar hampir 70%
penduduk Indonesia, yang terbesar seluas 12.500.000 km2.3
Namun pada tanggal 20 Oktober 2010 TPI resmi diganti menjadi MNC
TV dengan tag-line atau slogan “Selalu di Hati”. Logo dan merek perseroan
3 Company Profile, Ibid, h.11.
50
MNC TV ini diharapkan dapat memperluas pangsa pasar dan pemirsa dari
stasiun ini. Bersamaan dengan kehadiran MNC TV, publik dapat menyaksikan
peningkatan kualitas dan keragaman tayangan, sebagai hasil dari komitmen
untuk memperbaiki kerja dan budaya perseroan.
MNC TV sejak awal juga telah membuktikan diri sebagai stasiun
televisi yang paling jeli dalam menangkap selera dan kebutuhan masyarakat
Indonesia, stasiun televisi yang benar - benar menampilkan citra Indonesia,
dan mengedepankan tayangan - tayangan sopan dan bisa dinikmati seluruh
keluarga. Program-program yang sangat Indonesia inilah yang mampu
mengantarkan MNC TV sebagai stasiun televisi papan atas Indonesia. MNC
TV sendiri senantiasa mengasah diri sebagai partner yang memberikan
layanan terbaik bagi seluruh mitra usaha. Dengan dukungan SDM profesional,
MNC TV siap menjadi televisi terdepan yang dapat diandalkan.
B. Visi dan Misi MNC TV
Media Nusantara Citra Televisi sebagai salah satu stasiun televisi
mempunyai visi serta misi :
Visi : Menjadi pilihan Utama Pemirsa Indonesia
Misi : Menyajikan Tayangan Bercita Rasa Indonesia yang Menghibur dan
Inspiratif
Slogan : Selalu di Hati
51
C. Struktur Perusahaan PT MNC Tv
D. Gambaran Umum Program-Program MNC Tv
Sumber: data dari HRD MNC TV
Program acara yang ada di stasiun MNC TV pada umumnya hampir
seragam dengan tayangan program di stasiun lainnya. Namun dalam
penyajiannya, stasiun MNC TV memiliki sasaran penonton menengah kebawah,
maka program yang ditayangkan stasiun MNC TV kebanyakan menayangkan
acara hiburan. Untuk melihat lebih jelas, program acara yang ada di stasiun MNC
TV peniliti cantumkan gambaran komposisi dari acara-acara yang ada, yaitu;
52
Tabel 1
Komposisi Program Acara di MNC TV
Komposisi
Program
Slot Slot % Jumlah Judul
Program
Waktu
(jam)
Jam %
In House
Liputan
Production House
Canned
Sport
Jumlah Siaran Per-
Minggu
39
24
61
57
8
189
20.63%
12.70%
32.28%
30.16%
4.23%
100%
6
13
7
20
7
53
25.50
16.00
39.00
56.50
12.50
149.50
17.06%
10.70%
26.09%
37.79%
8.36%
100%
Sumber: data dari HRD MNC TV
D. Gambaran Program Taman Hati
MNC TV tidak hanya menghadirkan program-program hiburan saja,
MNC TV juga menghadirkan program religi sebagai baktinya kepada
masyarakat Indonesia. Berawal dari beberapa program religi yang gagal yang
di produksi oleh MNC TV. Program religi yang dimulai dengan program
Tafsir yang berjalan kurang lebih selama 6 bulan tetapi kemudian program
tersebut gagal karena tidak mencapai target retting. Kemudian program
tersebut diganti namanya dengan Tabir Mimpi yang berjalan selama 4 bulan
tetapi hasilnya sama tidak memenuhi target.
53
Setelah dua kali gagal dalam program religi, maka diperbaharuilah
orang-orangnya, narasumber dan host (pembawa acara) diganti. Dengan
diproduksi program religi baru yang diberi nama Curhat Sama Teteh ketika itu
dibawakan oleh hostnya Rina Gunawan dan narasumbernya Ibu Handayani.
Program Curhat Sama Teteh ini berjalan hanya 6 bulan. Dengan beberapa
program gagal yang diproduksi oleh MNC TV tidak membuat MNC TV
menyerah untuk memproduksi program religi yang lebih baik lagi. Dari
program-program yang gagal tersebut maka munculah sebuah ide untuk
memproduksi program religi kuliah subuh dengan tema Tabligh Outdoor.
MNC TV kemudian mentransformasikan acara Kuliah Subuh ke sebuah acara
yang baru dengan nama Taman Hati.4
Taman Hati hadir setiap seminggu dua kali yaitu hari Kamis dan Jumat
pada pukul 04.30-06.00 WIB selama dengan konsep dakwah berbentuk tabligh
outdoor. Selama satu setengah jam, Ustadzah Qurrota A’yunin yang akan
memberikan taushiah tentang permasalahan sehari-hari dengan bahasa yang
ringan, santai sehingga mudah dicerna oleh masyarakat. Acara yang dipandu
oleh Daiah Lulu ini juga dimeriahkan dengan penampilan musik Marawis atau
Qasidah dan dihadiri oleh sekitar 300 orang jamaah.
Taman Hati memiliki sasaran semua umur tetapi sasaran utamanya
adalah orang dewasa atau umur berkisar 25 tahun – 50 tahun. Karena dari segi
penyampaiannya dengan gaya yang ringan dan santai serta diselingi candaan
narasumber dan hostnya. Juga seringkali narasumber Taman Hati yaitu
Ustadzah Qurrota A’yunin yang biasa dipanggil Umi menyenandungkan lagu-
4 Wawancara dengan Produser Program Taman Hati Bpk. Syafrizal pada 29 April 2011 di studio 4 MNC TV, Jakarta Timur.
54
lagu disela-sela Taushiahnya. Program ini tidak hanya disukai oleh kalangan
orang tua atau dewasa saja, akan tetapi program ini juga digemari oleh remaja
dimana saat ini sangat sulit merangkul kalangan remaja pada tayangan yang
berbau keagamaan.
Hal yang menarik dan membedakan Taman Hati dengan program
keagamaan lainnya yaitu konsepnya yang berbentuk Tabligh Outdoor dengan
settingan lokasi di taman sesuai dengan nama programnya Taman Hati. Biar
suasana tidak terlalu formil maka Taman lah dipilih untuk lokasi Program
Taman Hati. Selain itu Taman Hati juga menerima curhatan masalah dari
penonton lewat telepon, fax, maupun email. Untuk menampung berbagai
masalah yang tidak sempat ditayangkan.
56
BAB IV
ANALISIS PROGRAM TAMAN HATI DI MNC TV
A. Mekanisme Produksi Taman Hati
Berhasil atau tidaknya sebuah program televisi adalah ditentukan
dengan desain/ konsep program itu sendiri. Tidak mudah untuk menarik
perhatian khalayak untuk menyaksikan sebuah program keagamaan, hal ini
disebabkan karena image yang melekat di masyarakat bahwa program
keagamaan atau program religi seperti kuliah subuh, ceramah, taushiah dan
sebagainya yang berunsurkan agama tidak menarik dan dinilai membosankan.
Maka dari itu dalam mendesain program Taman Hati tidak melalui
proses yang rumit. Dengan desain yang sederhana, Program Taman Hati
tampil berbeda dari program keagamaan lainnya. Di bawah ini merupakan
tahapan-tahapan yang dilalui oleh tim-tim yang bekerja dalam mendesain
Program Taman Hati:
1. Ide/ gagasan
Berawal dari sebuah ide/ gagasan, Program Taman Hati
diproduksi. Sebelumnya programming meminta diproduksinya sebuah
program religi kuliah subuh untuk menggantikan program religi yang
sudah ada sebelumnya di MNC TV tetapi tidak mencapai target retting.1
Kemudian produser dan tim lainnya berkumpul untuk merumuskan konsep
1 Wawancara dengan Produser Program Taman Hati Bpk. Syafrizal pada 29 April 2011,
di studio 4 MNC TV, Jakarta Timur.
57
dan membicarakan program apa yang akan menggantikan program religi
yang pernah ada dan gagal.
Melihat tayangan program-program keagamaan yang ada baik di
stasiun televisi yang sama maupun pada stasiun televisi lain, tim kreatif
yang berada di bawah departeman produksi mencoba menampilkan sebuah
program keagamaan yang berbeda dari program lainnya. Nama Taman
Hati tercetus dari sebuah taman dimana biasanya kaum wanita sangat
menyukai taman karena keindahannya.
Judul Taman Hati dipilih dengan harapan agar program ini dapat
dengan mudah diterima di masyarakat, dan agar lebih mudah
menghafalkan nama tersebut. Setelah itu tersusunlah sebuah konsep oleh
tim kreatif yang berada di bawah departeman produksi mengenai program
religi kuliah subuh ini.2
2. Sasaran Program
Target Program Taman Hati adalah umat Islam baik pria maupun
wanita kisaran usia antara 25 tahun – 50 tahun. Akan tetapi target utama
Program Taman Hati adalah ibu-ibu muslimah dan remaja muslimah.3
Program ini juga dikhususkan bagi umat muslim yang mau belajar tentang
agama Islam. Dengan bahasa yang santai dan ringan agar pemirsa yang
menyaksikan tidak merasa bosan dan dapat dengan mudah dimengerti.
2 Wawancara dengan Produser Program Taman Hati Bpk. Syafrizal pada 29 April 2011,
di studio 4 MNC TV, Jakarta Timur. 3 Wawancara dengan Produser Program Taman Hati Bpk. Syafrizal pada 29 April 2011,
di studio 4 MNC TV, Jakarta Timur.
58
Target ini di pilih berdasarkan data yang diperoleh pada observasi yang
dilakukan sebelumnya.
Dalam wawancara Bpk. Syafrizal menyatakan bahwa: “Program
Taman Hati ini disajikan untuk semua golongan dan usia. Tetapi sasaran
utamanya ada, yaitu ibu-ibu dan remaja muslimah yang berusia 25 tahun –
50 tahun. Program ini disajikan bagi siapa saja yang berminat untuk
belajar lebih dalam tentang agama Islam, namun dengan bahasa yang
santai dan ringan yang dibawakan oleh Umi Atun”.4
3. Tujuan Program
Setiap program televisi yang tayang pasti memiliki tujuan, tujuan
ini adalah yang mendasari lahirnya program tersebut. Untuk itu dalam bab
ini peneliti akan menguraikan tujuan dari terbentuknya Program Taman
Hati. Program Taman Hati di tayangkan di MNC TV dengan tujuan
utamanya adalah menghadirkan program religi di tengah masyarakat
dengan harapan selain dapat dengan mudah diterima dengan baik oleh
masyarakat juga diharapkan bisa menjadi suatu tontonan sekaligus
tuntunan agar masyarakat bisa lebih bertakwa kepada Allah.
Program Taman Hati ini juga berusaha memberikan jawaban atas
permasalahan-permasalahan keseharian yang ada di masyarakat,
khususnya yang berkaitan dengan keagamaan. Selain itu, program Taman
Hati juga memberikan pengetahuan serta informasi mengenai
kemasyarakatan, sosial, fiqih wanita, remaja, serta perkawinan.
4 Wawancara dengan Produser Program Taman Hati Bpk. Syafrizal pada 29 April 2011,
di studio 4 MNC TV, Jakarta Timur.
59
Dengan mengutamakan keunggulan dalam hal kualitas materi serta
penyajian program hiburan dan informasi, program Taman Hati tidak
terlalu lama membutuhkan waktu untuk diterima di hati masyarakat.
Karena masyarakat senang dengan penyajian materi yang dibawakan Umi
Atun dengan penuh canda namun tetap berada pada tujuan kaidahnya
4. Garis-garis Besar Isi Program.
Garis-garis materi yang akan menjadi isi Program Taman Hati
adalah berisi informasi mengenai jawaban atas masalah-masalah
keseharian. Program Taman Hati tayang seminggu dua kali pada hari
Kamis dan Jumat pukul 04.30-06.00 WIB. Taman Hati lahir dengan
konsep dakwah berbentuk tabligh outdoor dan format pengambilan
gambar secara Live. Tidak hanya itu saja dalam pelaksanaan produksinya
program ini sesekali diselingi dengan candaan narasumber dan hostnya
dengan tujuan agar suasana yang dihadirkan dalam Program Taman Hati
ini lebih santai, tidak kaku dan monoton sebagaimana program-program
religi yang sudah ada. Sehingga baik audiens yang ada di studio maupun
pemirsa yang menyaksikan di rumah tidak cepat bosan. Meskipun
demikian, program ini tetap berada pada tujuan kaidahnya.
Program Taman Hati ini dipandu oleh host daiah Lulu. Lulu ini
adalah mantan da’iah yang pernah mengikuti kontes daiah yang diadakan
oleh MNC TV. Maka dari itu dia diambil sebagai presenter Taman Hati.
Daiah Lulu pun sering mengeluarkan candaan dan pantun dalam
membawakan acara agar audiens yang ada di studio dan pemirsa yang ada
60
di rumah tidak merasa bosan. Slogan Taman Hati seperti ”mau taushiah?
Kan ada Umi, mau berbagi cerita? Kan ada umi, mau solusi? Kan ada
Umi” sering Lulu keluarkan untuk menambah suasana makin hidup.
Selain itu Taman Hati juga menghadirkan narasumber yang
bernama Ustadzah Qurrota A’yunin yang akrab dipanggil Umi di Taman
Hati. Tema-tema yang ditampilkan ini diangkat dari permasalahan sehari-
hari yang terjadi di masyarakat atau sesuatu masalah yang sedang menjadi
pembicaraan publik.
Pelaksanaan produksi Program Taman Hati dilakukan di luar
studio, dengan settingan lokasi di taman, yang didalamnya juga terdapat
audiens yaitu ibu-ibu Majlis Ta’lim. Audiens ini bisa berinteraktif dengan
memberi pertanyaan seputar permasalahan yang sedang dialami dan akan
dijawab dengan narasumber yaitu Umi Atun.
Durasi tayang secara keseluruhan adalah 90 menit termasuk jeda
iklan. Dan body program Taman Hati adalah 68 menit. MNC TV ingin
memberikan kontribusinya pada pemirsa di seluruh Indonesia berupa
Program keagamaan yang dapat memberikan manfaat sekaligus hiburan
kepada masyarakat Indonesia khususnya umat muslim.
Tabel 2
Program Taman Hati Di MNC TV
Mata Acara Taman Hati
Format Tabligh Outdoor
Program Nasional
Waktu Siaran Kamis dan Jumat
61
04.30 – 06.00
Durasi 90 menit
Sasaran Umat muslim khususnya ibu-ibu
Usia 25 tahun – 50 tahun
Format Program Kuliah Subuh
Tujuan menghadirkan program religi di tengah
masyarakat dengan harapan selain dapat
dengan mudah diterima dengan baik oleh
masyarakat juga diharapkan bisa menjadi
suatu tontonan sekaligus tuntunan agar
masyarakat bisa lebih bertakwa kepada Allah.
Format Gambar Live (langsung)
Sumber: data dari tim kreatif Program Taman Hati
Untuk membuat satu paket program televisi harus melalui beberapa
proses, yaitu pra produksi, pelaksanaan produksi, dan pasca produksi. Begitu
juga dengan Program Taman Hati sebelum menjadi satu program siap tayang
juga melalui proses tersebut. Dibawah ini merupakan gambaran mengenai
proses yang di lalui oleh Program Taman Hati:
1. Pra Produksi Program Taman Hati
Sebelum tahapan pra produksi Program Taman Hati ini dilaksanakan,
sebelumnya diperlukan sebuah perencanaan yang matang, salah satunya
adalah penuangan ide. Dari ide yang sudah terkonsep dengan matang tersebut
kemudian ditransformasikan kedalam sebuah naskah. Naskah ini merupakan
petunjuk dalam pelaksanaan produksi nantinya. Adapun yang menjadi
penunjang dari keberhasilan program Taman Hati yaitu dari penulisan naskah
yang berkualitas.
62
Tahap pra produksi Program Taman Hati pengembangan dari desain
program yang sebelumnya sudah tersusun. Adapun yang termasuk dalam
kegiatan pra produksi Program Taman Hati antara lain:
a. Production Meeting, dalam pra produksi Program Taman Hati selalu
dilakukan rapat. Dalam Production Meeting ini beberapa divisi berkumpul
dari produser, tim kreatif, art director, cameramen, waredrobe/costume,
untuk membahas perisapan-persiapan sebelum produksi dilaksanakan, agar
kekurangan dalam produksi sebelumnya bisa diperbaiki.
b. Membuat Script/ Scenario, script yang dipergunakan untuk keperluan
shooting pada program Taman Hati dibuat oleh tim kreatif. Masalah tema
yang disajikan diambil dari permasalah sehari-hari atau bisa diambil dari
pertanyaan-pertanyaan yang diterima melalui email yang masuk ke redaksi
Taman Hati.
Taushiah yang diberikan berasal dari narasumber, hanya saja temanya di
tentukan oleh tim kreatif. Script ini menjadi panduan bagi talent,
khususnya pembawa acara, karena dalam script ini terdapat susunan acara
dari awal hingga akhir.
c. Rundown, menurut Naratama rundown berisikan sebuah perencanaan,
gambar, suara dan durasi waktu. Semuanya dikemas dalam urutan yang
disesuaikan dengan nomor adegan dan keterangan dari setiap adegan yang
dibutuhkan.5
Dalam produksi Program Taman Hati juga terdapat rundown. Keseluruhan
durasi yang tercatat dalam rundown adalah 90 menit yang berisikan
5 Naratama, Menjadi Sutradara Televisi, (Jakarta: PT. Grasindo, 2006), Cet ke 3, hal 98.
63
susunan materi, talent, audio, video, durasi template keterangan.
Gambaran mengenai rundown pada Program Taman Hati dapat dilihat di
lampiran.
d. Setting panggung, dalam pelaksanaan program Taman Hati akan
dilakukan di luar studio karena konsep yang dibuat berbentuk Tabligh
Outdoor. Maka dari itu sebelum proses produksi berlangsung perlu di tata
terlebih dahulu panggung yang akan digunakan. Biasanya tim art director
Taman Hati sudah siap membangun settingan panggung dari hari Rabu
pagi. Jadi pada malam kamis jam 09.00/10.00 WIB mereka sudah mulai
mendekorasi panggung. Panggung yang dipergunakan adalah bersifat
bongkar pasang, jadi setiap pelaksanaan produksi akan berlangsung, maka
art director dan setbuilder bekerja sama untuk mengeset panggung, agar
ketika shooting akan dimulai panggung sudah siap digunakan dan sesuai
dengan konsep yang telah disusun.
Panggung disesuaikan dengan lokasi yang ada, dengan konsep tata
panggung yang berlatarbelakangkan taman dan terdapat gazebo-gazebo
yang diset sedemikian indah, para audiens disusun dengan bentuk setengah
lingkaran mengelilingi narasumber dan host. Dengan penataan taman yang
indah dan asri. Taman diperindah dengan properti-properti yang
menunjang, ditambah lagi dengan penataan cahaya agar taman terlihat
lebih indah.
e. Blocking camera, sambil menunggu penataan panggung/taman yang
berlatarkan taman selesai, maka kru yang bertugas sebagai cameramen
64
juga mempersiapkan peralatannya dengan melakukan blocking camera.
Hal ini diperuntukkan agar tata letak frame pada kamera sesuai dengan
konsep yang telah disusun. Dalam program Taman Hati menggunakan
konsep multicam, dengan menggunakan empat kamera yang terdiri dari
satu kamera master, dua kamera cover, dan jimmy jib sebagai kamera
movement. Kamera-kamera ini terhubung langsung ke switcher, karena
switcherlah yang nantinya akan mengendalikan empat kamera tersebut.
2. Pelaksanaan Produksi Program Taman Hati
Pelaksanaan proses produksi Program Taman Hati di lakukan di luar
studio, tepatnya di halaman gedung MNC TV. Dalam menjalankan proses
produksi Program Taman Hati, proses pengambilan gambar menggunakan
format acara live (langsung). Dengan menggunakan format live dalam
pengambilan gambar pada Program Taman Hati, kesalahan yang terjadi ketika
shooting berlangsung, baik yang berasal dari talent (host dan narasumber)
maupun dari audiens tidak dapat dilakukan pengambilan gambar ulang. Oleh
karena itu pada pra produksi sebaik mungkin disiapkan oleh tim Taman Hati
agar pada saat produksi tidak terjadi lagi kesalahan-kesalahan baik dari kru
Taman Hati maupun dari host dan narasumber, terlebih host dan narasumber
sebisa mungkin tidak melakukan kesalahan pada saat produksi berlangsung.
Dan menjelang beberapa menit menuju produksi FD (Floor Director) Taman
Hati mbak Uli selalu membreefing jamaah yang ada di Taman Hati untuk
menghindari kesalahan yang akan terjadi ketika produksi berlangsung.
Beberapa hal yang menjadi perhatian tim produksi Program Taman
Hati dalam pelaksanaan produksi, yaitu:
65
a. Materi Produksi
Dalam menentukan sebuah materi produksi, pada dasarnya
produser melihat materi yang akan disajikan di dalam bentuk naskah yang
sekiranya bisa menarik khalayak/penonton (masyarakat).
Dalam produksi Program Taman Hati, materi produksi ini dibuat
sebaik mungkin, dengan konsep yang berbeda dari program keagamaan
lainnya. Hal ini diperuntukkan agar yang disampaikan bisa diterima oleh
khalayak dan diharapkan mampu menjadi tontonan sekaligus tuntunan
bagi khalayak masyarakat.
Program Taman Hati berawal dari sebuah ide yang kemudian
dirancang dalam bentuk rundown dan naskah, setelah itu derealisasikan ke
dalam bentuk audio visual.
b. Sarana dan Prasarana
Sarana produksi yang menjadi penunjang terwujudnya sebuah ide
agar menjadi sebuah program yang siap untuk ditayangkan, tentu saja
perlu diperhatikan kualitas alat sesuai dengan standar broadcast yang
mampu menghasilkan gambar dan suara secara bagus.
Terjaminnya kualitas peralatan ini menjadi faktor penunjang lancarnya
proses produksi. Adapun sarana pendukung yang digunakan dalam
pelaksanaan produksi Program Taman Hati adalah:6
1) Kamera, merupakan alat yang digunakan untuk pengambilan gambar.
Dalam Program Taman Hati menggunakan empat kamera (multicam).
6 Wawancara dengan Produser Program Taman Hati Bpk. Syafrizal pada 29 April 2011,
di studio 4 MNC TV, Jakarta Timur.
66
Dari keempat kamera yang dipergunakan saat produksi Taman Hati
berlangsung semuanya terhubung dengan switcher.
2) CCU (Camera Control Unit), merupakan alat yang dipergunakan
untuk mengontrol beberapa kamera. Yang bisa dikontrol atau
digantikan fungsinya melalui alat ini diantaranya adalah pengaturan
pencahayaan (brightness contrast), temperatur warna (color
temperature), kecepatan (shutter speed), white balance, serta warna
hue (red, green, blue). Jumlah CCU yang digunakan sama persis
dengan jumlah kamera yang digunakan karena masing-masing kamera
dikontrol oleh satu CCU.
3) Switcher, merupakan perangkat teknis untuk memindahkan dan
memilih gambar dari berbagai stock shoot maupun input kamera.
4) Audio Mixer, merupakan alat pengatur suara agar suara yang
dihasilkan tidak mengalami gangguan.
5) Monitor, berfungsi untuk melihat tampilan visual yang dihasilkan dari
kamera. Banyaknya monitor yang digunakan tentu saja tergantung dari
berapa kamera yang digunakan. Ada monitor dari berbagai source
kamera, monitor preview, serta monitor hasil akhir.
6) VTR (Video Tape Recorder), merupakan alat yang digunakan untuk
merekam hasil shooting.
7) Lighting, merupakan alat yang digunakan untuk pencahayaan dalam
proses shooting.
67
8) Character Generator, merupakan alat yang digunakan untuk membuat
serta menampilkan title, sub tittle, serta grafik yang digunakan dalam
produksi Program Taman Hati.
Selain sarana yang digunakan sebagai penunjang, prasarana juga
merupakan bagian penting dalam produksi Program Taman Hati. Adapun
prasarana tersebut adalah:
1) Studio, meskipun pelaksanaan produksi program taman hati dilakukan
di luar studio tetapi pada saat produksi memerlukan alat-alat yang ada
di studio.
2) Production Control Room, dalam ruangan ini beberapa alat
dikendalikan, seperti switcher, audio mixer, CCU dan Character
Generator.
3) Dimmer, merupakan ruangan yang dipergunakan untuk mengatur naik
turunnya intensitas cahaya.
4) Property, merupakan berbagai aksesoris yang dipergunakan dalam
produksi program taman hati untuk penataan artistik. Adapun property
yang digunakan dalam produksi taman hati banyak sekali. Aksesoris-
aksesoris ini sangat menunjang dalam produksi program taman hati,
Karena dengan aksesoris ini penampilan panggung yang dipergunakan
akan terlihat indah dan sempurna.
68
Tabel 3
Property Dalam Produksi Taman Hati
NO PROPERTI FUNGSI/KEGUNAAN
1 Stage/panggung Stage/panggung ini dipergunakan untuk
host dan narasumber. Panggung ini
berbentuk gazebo-gazebo di taman dan
dengan audiens mengelilingi panggung
setengah lingkaran.
2 Sofa Sofa yang diperlukan untuk keperluan
produksi sebanyak dua buah dan
dipergunakan sebagai tempat duduk
host dan narasumber
3 Karpet Karpet ini dipergunakan untuk diatas
gazebo dan untuk tempat duduk para
audiens yang terlibat dalam produksi
Program Taman Hati.
4 Tanaman Beberapa tanaman hias menjadi
pemanis pada produksi Taman Hati.
Tanaman-tanaman ini diletakan
dibeberapa sudut panggung.
5 Pilar Sejumlah pilar dipergunakan sebagai
penguat latarbelakang panggung yang
akan disetting menyerupai gazebo.
69
6 Gazebo Karena konsep yang dipergunakan
adalah sebuah taman, maka dalam
produksi Taman Hati diperlukan
bangunan panggung yang terdiri dari
dua gazebo. Satu untuk host dan
narasumber dan satu lagi untuk
penampilan marawais.
Sumber: data dari HRD MNC TV
5) Waredrobe/costum, untuk memperindah setiap penampilan talent di
program Taman Hati,
c. Organisasi Pelaksanaan Produksi
Pelaksanaan produksi merupakan satuan kerja yang akan
menangani proses produksi secara bersama-sama (kolektif) sampai hasil
yang ditayangkan. Meskipun mereka bertugas dibidang yang berbeda,
tetapi semuanya memiliki tujuan yang sama, yaitu menghasilkan produksi
yang ditayangkan sesuai dengan rencana yang telah direncanakan.
Untuk menghasilkan produksi acara yang berkualitas baik,
memerlukan pengorganisasian sumber daya manusia yang bekerja secara
sistematis. Untuk memudahkan pekerjaan di lapangan, dilakukan
pembagian tugas dan bertanggung jawab masing-masing.
Jalannya produksi program Taman Hati ini tidak lepas dari
kerjasama sebuah tim yang solid. Oleh karena itu perlu adanya pembagian
70
tugas yang tercatat sebagai struktur organisasi. Berikut ini merupakan
struktur organisasi pelaksana program Taman Hati, yaitu:
1) Eksekutif Produser, adalah penanggung jawab terhadap produksi
suatu program, dalam hal ini adalah program Taman Hati.
2) Produser, adalah seorang pimpinan produksi yang bertanggung jawab
kepada seluruh kegiatan pengkoordinasian pelaksanaan pra produksi,
produksi dan pasca produksi.
3) Asisten Produser, adalah orang yang membantu produser dalam
menjalankan tugasnya secara teknis.
4) Penulis Naskah/kreatif, orang yang menuangkan ide-idenya dalam
suatu bentuk tulisan (naskah).
5) Sutradara adalah seorang pemimpin ketika sedang berada di lapangan
berhak mengembangkan suatu ide untuk kemudian diaplikasikan.
6) Script Write/pencatat adegan, orang yang membantu dan mendampingi
tim penyutradaraan (sutradara, asisten sutradara).
7) Talent, seorang yang menjadi pemain/pemeran yang telah disesuaikan
peran yang akan dilakukan sesuai script dan telah mengikuti tahap
seleksi/casting.
8) Administrasi/Unit Manager, mengkoordinasikan semua fasilitas
produksi dan penyiaran serta menyusun dan mempertanggung
jawabkan administrasi dan keuangan.
9) Unit Produksi, mengatur kebutuhan logistic pengisi acara dan kru
produksi serta membantu kelancaran proses produksi.
71
10) Program Director, mengarahkan dan merencanakan untuk
pengambilan gambar dan pergerakan kamera dalam bentuk recording
plan.
11) Cameraman, adalah seorang yang bertugas mengoperasikan kamera,
crane, dolly, pedestal, steady dan melaksanakan perintah director
dalam proses pengambilan gambar.
12) Lightingman, mengoperasikan penataan cahaya, merencanakan
pemakaian lampu, menentukan jenis dan tipe lampu, dan mengatur
pencahayaan.
13) Character Generator Operation, mempersiapkan dan mengoperasikan
peralatan computer. Character generator mengerjakan credit tittle dan
subtitle, serta menampilkan gambar grafis hasil rancangan grafik
desiner.
14) Switcher, bertugas menyiapkan video mixer untuk mengatur dan
memadukan gambar sesuai dengan permintaan director.
15) VTR (Video Tape Recorder), mengoperasikan peralatan rekam audio
visual dan melakukan pengisian time code.
16) Art director, merencanakan fasilitas artistic seperti dekorasi, property,
grafik, tata rias, dan busana serta menyusun anggaran biaya.
17) Property, menyediakan seluruh kebutuhan property/ perlengkapan
yang mendukung suatu acara.
72
18) Technical director, menentukan kelayakan teknis produksi, memeriksa
kesiapan peralatan, sistem dan instalasi produksi serta mengawasi
pengoperasian produksi.
19) Wardrobe/costume, membuat design dan menyediakan kostum sesuai
kebutuhan produksi acara.
20) Make up, membuat design dan melaksanakan tata rias terhadap pengisi
acara sesuai dengan tuntutan persyaratan teknis dan artistik. Make up
yang mensponsori acara Taman Hati dari produk kecantikan Inez.
21) Sound mixer/ audioman, mengoperasikan audio, balancing atau
pengaturan dan menjaga kualitas suara, menentukan audio yang
digunakan, memasang mic atau wireless dan peralatan pendukung
lainnya.
22) Setbuilder, mengerjakan dan mempersiapkan tata ruang artistik/ studio
selama proses produksi berjalan.
Meskipun mereka bekerja pada bidang tugas yang berbeda, tetapi
semuanya hanya memiliki satu tujuan yaitu menghasilkan program taman
hati yang nantinya akan digunakan sesuai dengan rencana yang telah
ditetapkan.
d. Set Up and Rehearsal
Set Up merupakan persiapan yang bersifat teknis yang dilakukan
oleh tim inti bersama anggota kerabat kerja lainnya. Tugasnya
mempersiapkan peralatan dari mulai set control sampai peralatan studio,
merencanakan denah setting lampu dan tata suara, membangun dekorasi di
73
studio, dan mempersiapkan peralatan yang sesuai dengan kebutuhan
shooting.
Rehearsal/ pelatihan sangat diperlukan bagi talent dan kru yang
bertugas, untuk mengetahui sejauh mana kesiapan produksinya. Dalam
pelaksanaan Program Taman Hati, set up dan rehearsal merupakan
persiapan akhir sebelum pelaksanaan produksi yang selalu dilakukan
minimal satu hari/ beberapa jam sebelum pelaksanaan shooting dimulai.
Mereka mengecek kembali keutuhan shooting ada yang kurang atau tidak,
baik secara teknis maupun non teknis, agar mencapai produksi seperti
yang diharapkan dan sesuai dengan tujuannya.
Terlebih lagi program Taman Hati disiarkan secara live (langsung)
jadi persiapan pada saat pra produksi harus sangat matang agar pada saat
produksi shooting berlangsung tidak terjadi kesalahan-kesalahan yang
dilakukan oleh talent, kru, teknis, maupun dari jamaah yang hadir
langsung di Taman Hati yang mengikuti proses produksi shooting.
e. Pelaksanaan Produksi
Pelaksanaan, pengambilan gambar (shooting) Program Taman Hati
dilakukan secara live (langsung). Selama pelaksanaan produksi Program
Taman Hati terbagi menjadi lima segmen dengan comersial break/ iklan.
Seperti yang tertera pada rundown Program Taman Hati.
Dalam rundown tersebut tergambar susunan Program Taman Hati
yang akan diproduksi. Pertama diawali dengan OBB, kemudian qasidah,
74
kemudian dilanjutkan dengan opening oleh host, kemudian bumper out
yang diiringi oleh qasidah.
Pada segmen kedua diawali dengan bumper in yang diringi dengan
VTR, kemudian dilanjutkan kepada host yang membacakan email Taman
Hati, lalu dilanjutkan kepada narasumber yang memberikan taushiah 1,
kemudian bumper out dengan music qasidah.
Pada segmen ketiga diawali dengan bumper in dengan VTR, lalu
dilanjutkan dengan host yang membacakan nomor telepon Taman Hati,
lalu dilanjutkan dengan taushiah 2 dari narasumber, kemudian interaktif
telepon antara host dan narasumber, kemudian interaktif jamaah antara
host dan narasumber, kemudian bumper out dengan diringi qasidah.
Pada segmen keempat diawali dengan bumper in VTR, kemudian
dilanjutkan dengan host, kemudian taushiah 3 dari narasumber, kemudian
interaktif jamaah antara host dan narasumber, kemudian bumper out
dengan qasidah.
Pada segemen kelima diawali dengan bumper in VTR, kemudian
dilanjutkan dengan tips doa dari host dan narasumber, kemudian
kesimpulan taushiah yang dibacakan oleh host, kemudian doa dan closing
oleh host dan narasumber, kemudian penampilan qasidah dan credit title.
Pada saat produksi narasumber berceramah tidak menggunakan
teks, narasumber hanya melihat strating point yang diberikan oleh tim
kreatif Taman Hati. Pertanyaan-pertanyaan para jamaah pun tidak
berdasarkan teks tetapi pertanyaan murni dari jamaah yang ingin bertanya,
agar terlihat lebih natural dan tidak kaku.
75
3. Pasca Produksi Program Taman Hati
Pasca produksi adalah keseluruhan dari kegiatan
peliputan/shooting, taping sampai materi itu dinyatakan selesai dan siap
ditayangkan atau diputar kembali. Kegiatan-kegiatan yang termasuk
kedalam pasca produksi antara lain editing, pengisian suara, subtitle,
ilustrasi, efek dan lain-lain.
Dalam produksi program taman hati proses editingnya langsung
karena berdasarkan format siarannya yang live (langsung). Oleh karena itu
pada pra produksi harus benar-benar matang dipersiapakan agar pada saat
pasca produksi dan editing gambar tidak terdapat kesalahan lagi. 7
B. Evaluasi Program Taman Hati
Evaluasi dilakukan setelah acara berlangsung, pertama produser akan
melakukan evaluasi kepada host dan narasumber untuk membahas kesalahan-
kesalahan apa yang mereka lakukan saat proses shooting. Kemudian
kekurangan apa saja yang ada pada mereka ketika membawakan acara.
Biasanya evaluasi ini dilakukan secara langsung dengan host dan narasumber
sebab mereka ini yang memimpin proses acara secara langsung ketika
berjalan.8
Untuk evaluasi bersama dengan kru Taman Hati dilakukan setelah
semua acara selesai, kru dikumpulkan dan membahas apa yang tidak sesuai
7 Wawancara dengan Produser Program Taman Hati Bpk. Syafrizal pada 29 April 2011,
di studio 4 MNC TV, Jakarta Timur. 8 Wawancara dengan Produser Program Taman Hati Bpk. Syafrizal pada 29 April 2011,
di studio 4 MNC TV, Jakarta Timur.
76
dengan perencanaan programnya. Evaluasi seperti ini berlangsung pada
episode-episode awal, tetapi pada episode-episode sekarang ini sudah tidak
pernah melakukan evaluasi karena secara teknis kru Taman Hati sudah tau
format-format dan sistem yang dijalani bersama.
Evaluasi yang sampai sekarang masih berlanjut hanya dengan host dan
narasumbernya, termasuk dengan tim 5 yaitu produser, program director,
kreatif, produser asistent, dan unit production. Biasanya evaluasi dengan tim 5
hanya dengan meeting kecil saja, biasanya di ruang kantor atau di kantin.
Awal-awal memang banyak yang dievaluasi tetapi sekarang semakin
minim yang mau dievaluasi. Karena semuanya sudah tau dengan format-
format dan sistem yang dijalani bersama.9
9 Wawancara dengan Produser Program Taman Hati Bpk. Syafrizal pada 29 April 2011,
di studio 4 MNC TV, Jakarta Timur.
77
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari berbagai penjelasan yang telah diuraikan pada bab sebelumnya,
berdasarkan pengertian dan fakta yang ada, penulis dapat mengambil
kesimpulan bahwa produksi Program Taman Hati mempunyai desain yang
pada umumnya sama seperti produksi program-program televisi lainnya.
Diawali dengan mendesain program Taman Hati hingga ke proses produksi
Taman Hati yang meliputi pra produksi, produksi dan pasca produksi serta
evaluasi program Taman Hati.
1. Program Taman Hati didesain dengan menjadi sebuah tayangan televisi/
program televisi dengan jenis program keagamaan. Program Taman Hati
memiliki konsep keagamaan dan dikemas dengan format tabligh outdoor,
memiliki tujuan memberikan informasi dan pesan keagamaan dalam
kehidupan sehari hari yang bersifat tidak menggurui sekaligus bisa
menjadi sebuah tontonan dan tuntunan bagi khalayak masyarakat. Dalam
mendesain program Taman Hati menggunakan tahapan-tahapan seperti
ide/gagasan, sasaran program, tujuan program dan garis-garis besar isi
program. Dengan gaya penyampaian yang ringan dan sesekali diselingi
dengan candaan host dan narasumbernya, program ini tampil beda dari
program program keagamaan pada umumnya.
78
2. Proses produksi Program Taman Hati, mencakup tiga tahapan yang harus
dilalui yaitu pra produksi, produksi dan pasca produksi. Tiga tahapan ini
merupakan sebuah kesatuan yang saling berkesinambungan dan tidak
dapat dipisah-pisahkan.
a) Dalam tahapan pra produksi pada Program Taman Hati, diawali
dengan production meeting, membuat script, rundown, setting
panggung, dan blocking kamera.
b) Dalam pelaksanaan produksi Program Taman Hati mencakup materi
produksi, sarana dan prasarana, organisasi pelaksanaan produksi
program Taman Hati, Set Up and Rehearsal, dan pelaksanaan
produksi.
c) Setelah semua pengerjaan/proses produksi dalam program ini selesai
maka akan memasuki proses selanjutnya yaitu pasca produksi. Dalam
produksi program Taman Hati proses editingnya langsung karena
berdasarkan format siarannya yang live (langsung). Oleh karena itu
pada pra produksi harus benar-benar matang dipersiapkan agar pada
saat pasca produksi dan editing gambar tidak terdapat kesalahan lagi.
3. Bila semua proses sudah di jalani dari pra produksi, pelaksanaan produksi
hingga pasa produksi maka perlu diadakannya evaluasi. Evaluasi pada
Program Taman Hati dilakukan setelah program ini selesai. Produser
pertama akan mengevaluasi host dan narasumbernya. Kemudian setelah itu
baru evaluasi bersama kru Taman Hati.
79
B. Saran-Saran
Secara keseluruhan dalam desain maupun pelaksanaan Program Taman
Hati sudah mencakup SOP/ Standar Operational Production. Namun setelah
melakukan penelitian dan observasi, hanya ada sedikit kekurangan yang
terdapat dalam pelaksanaan produksi Program Taman Hati.
Berdasarkan kesimpulan yang penulis uraikan pada point A maka
menyarankan beberapa hal sebagai berikut:
1) menyarankan agar material set artistik diperbaharui agar terlihat lebih
menarik dan fresh.
2) mempertimbangkan durasi yang telah ada agar ditambah, mengingat
informasi dan pesan yang akan disampaikan oleh narasumber bisa lebih
efektif dan diterima dengan baik oleh pemirsanya.
3) pemerintah lebih memperhatikan program-program yang ada di televisi,
khususnya pada program keagamaan ini. Pemerintah jangan hanya
memperhatikan program-program yang sifatnya komersil saja, akan tetapi
menyeleksi sebuah program televisi berdasarkan isi pesan yang akan
disampaikan kepada masyarakat.
4) masyarakat Indonesia agar lebih selektif dalam memilih sebuah program
televisi yang akan ditonton, karena saat ini banyak saluran televisi yang
menyajikan program yang mengandung budaya barat (pop culture).
5) Untuk mata kuliah Produksi Televisi sebaiknya lebih banyak dalam
praktek langsung terjun ke lapangan. Tidak hanya memperdalam teori saja
tetapi juga memperdalam praktek. Karena dalam dunia kerja yang lebih
diutamakan adalah pengalaman.
80
DAFTAR PUSTAKA
Baskin, Askurifai, Jurnalistik Televisi, Bandung : Simbiosa Rekatama Media, 2006, cet ke-1.
Brigs, Assa dan Peter Burke, Sejarah Sosial Media; Dari Gutenberg Sampai Internet, Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2006, Cet. Ke-I.
Bungin, Burhan, Penelitian Kualitatif : Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik, dan Ilmu sosial, Jakarta: Kencana, 2008.
Chase, Richard B dan Nicholas J. Aquilano, Production and Operations Management, Homewood, Illinois: Irwin, Inc, 1981.
Depdikbub, Kamus Besar Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1998, cet ke 1.
Eiji Ogawa, Manajemen Produksi Modern, Jakarta: Lembaga Penerbit FEUI, 1984.
Faisal, Sanafiah, Format-format Penelitian Sosial, Dasar-dasar dan Aplikasi, Jakarta: Rajawali Pers, 199.
Iskandar Muda, Dedi, Jurnalistik Televisi, Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 2008, cet ke-3.
Kiryanto, Rachmat, Teknik Praktis Riset Komunikasi, Jakarta: Kencana, 2007
H.A. Harding, Manajemen Produksi, Jakarta: Balai Aksara, 1984.
Handoko, T. Hani, Dasar-Dasar Manajemen Produksi dan Operasi, Yogyakarta: BPFE-YOGYAKARTA, 2000.
McQuail, Dennis, Teori Komunikasi Massa : Suatu Pengantar, Jakarta: Erlangga, 2005, Cet. Ke-2.
Moeleng, Lexy J, Metode Penelitian Kualitatif, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1993, cet. 10.
Morisan, Media Penyiaran “Strategi Mengelola Radio dan Televisi”, Jakarta: Ramdina Prakarsa 2005.
Hamidi, Metode Penelitian dan Teori Komunikasi, Malang: UPT. Penerbitan Universitas Muhammadiyah, 2007.
Muis, A, “Komunikasi Islam,” Bandung : PT. Remaja Rosda Karya, 2001.
81
Rahmat, Jalaludin, Metode Penelitian Komunikasi, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2005.
___________________, Psikologi Komunikasi, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1996.
Redi Panuju, Komunikasi Organisasi, Yokyakarta: Pustaka Pelajar, 2001, Cet ke-1.
Singarimbun, Masri, Metodologi Penelitian Survey, Editor: Sofian Effendi.
Soenarto, RM, Program Televisi dari Penyusunan Samapai Pengaruh Siaran, Jakarta: IKJ Press, 2007, cet. Ke-1.
Sutisno, P.C.S, Pedoman Praktis Penulisan Scenario Televisi dan Video, Jakarta: PT. Grasindo, 1993), cet ke-1.
Wahid, Abdurrahman, ”Pergulatan Negara, Agama, dan Kebudayaan,” Depok: DESANTARA, 2001.
Wibowo, Fred, Dasar-Dasar Produksi Program Televisi, Jakarta: Grasindo, 1997.
Referensi Sekunder
Data CRD MNC TV yang diambil tanggal 29 April 2011
Data tema Taman Hati yang diambil tanggl 29 April 2011
Dokumen Rundown Taman Hati tanggal 14 Juli 2011 tentang tema Kendalikan Cinta Dengan Iman
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Lampiran BERITA ACARA WAWANCARA
Narasumber : Syafrizal Jabatan : Produser Hari/ Tanggal : Kamis/ 12 Juli 2011 Tempat : Studio 4 MNC TV 1. Apa latar belakang dihadirkannya program Taman Hati di MNC TV?
Jawaban : Taman Hati berawal dari beberapa program agama yang gagal yang
diproduksi oleh MNC TV. Yang dimulai dengan program Tafsir, program ini
berjalan kurang lebih selama 6 bulan. Kemudian gagal secara yang namanya
TV Retting dan tidak mencapai target. Kemudian diganti dengan namanya
Tabir Mimpi yang berjalan selama 4 bulan juga tidak memenuhi target TV
Retting. Lalu diganti lagi, diperbaharui orang-orangnya, diganti narasumber
dan hostnya. Kemudian dibuat program baru yang namanya curhat sama teteh.
Ketika itu dibawakan oleh Rina Gunawan dan Narasumbernya ibu
Handayani, kurang lebih berjalan selama 6 bulan pun itu juga tidak
mendapatkan hasil. Dan ketika itu saya sebagai Produser diminta untuk
merancang program baru lagi yang temanya Tabligh Outdoor. Kemudian
setelah saya persentasi di kantor MNC TV akhirnya program itu disepakat
dengan nama Taman Hati dengan narasumber ustazah Qurrota A’yunin dan
daiah Lulu sebagai hostnya. Lulu ini adalah mantan daiah yang pernah
mengikut kontes daiah di MNC TV dan dia masuk ke dalam lima besarnya.
Makanya diambilah dia sebagai host. Dalam perjalanannya ini taman hati pada
episode awal 1 dan 2 sudah terlihat ada sambutan hangat dari pemirsa. Dengan
rettingnya yang pada awalnya itu boleh dikatakan cukup minim tetapi pada
minggu kedua tampil yaitu episode 3 dan 4 yang mana diadakan seminggu dua
kali yaitu pada hari kamis dan jumat sudah mulai ada peningkatan terus
sehingga tidak memerlukan waktu yang lama Taman Hati sudah bisa menjadi
live in di acara pagi hari khusus untuk acara religi kuliah subuh di hari kamis
dan jumat.
2. Apa tujuan program Taman Hati?
Jawaban : Tujuan taman hati adalah pertama menyebarkan dakwah tapi
konsepnya menjadikan sebuah tontonan sekaligus menjadi tuntunan. Karena
pagi hari itu sangat sulit untuk meraih penonton kalau acaranya monoton.
Makanya dengan ketemu narasumber yang seperti umi atun yang memiliki
multytalenta dan bisa member hiburan-hiburan yang segar sekaligus mengaji.
Jadi keinginan pemirsa yang seperti itu yang ingin acara di pagi hari yang
segar dan penuh tawa sehingga untuk memulai dari pagi sampai sore dia akan
terhibur karena diawali perasaan yang senang.
3. Apa visi dan misi Taman Hati?
Jawaban : Visinya adalah kita lebih mengutamakan bagaimana menyebarkan
dakwah melalui media TV karena bagaimana pun media TV juga butuh
pemirsa yang sesuai target penonton pemirsanya. MNC TV mengolah
program religi di pagi hari hamper dalam satu minggu full, dimulai dari hari
minggu-senin dengan program bengkel hati narasumbernya adalah Ustad
Danu jam tayangnya yaitu 04.30-06.00 WIB dengan durasi satu setengah jam.
Kemudian di hari selasa dan rabu programnya Nikmat Sedekah dengan
narasumber Ustad Yusuf Manshur jam tayangnya dari pukul 04.30-06.00
WIB. Kemudian di hari kamis dan jumat di jam 04.30-06.00 WIB ada
program Taman Hati. Kemudian di hari sabtu ada program namanya Majlis
Ad-dzikro dengan narasumbernya Ustad Arifin Ilham. Jadi, MNC TV dalam
seminggu menampilkan program-program religi yang namanya siraman qalbu.
4. Bagaimana ide awal sehingga bisa dibentuk Taman Hati?
Jawaban : Berawal dari program yang dicoba gagal dan tidak memenuhi target
yang diinginkan sehingga selaku produser harus berpikir keras bagaimana
mencari sebuah ide-ide yang bisa disenangi oleh pemirsa. Jadi, kita harus
betul-betul cari tahu yaitu berdasarkan sebuah hasil-hasil survei.
5. Bagaimana dasar pemilihan judul/ materi Taman Hati?
Jawaban : Dasar pemilihan judul dan materi Taman Hati saya selalu melihat
situasional. Pertama apa perkembangan dari minggu ke minggu di wilayah
sekeliling kita, artinya di nusantara ini. Kemudian apa hal-hal terbaik yang
bisa kita berikan untuk perbaikan umat. Jadi saya selalu melihat tema itu di
Senin pagi jadi Sabtu-Minggu saya kumpulkan apa yang menjadi fokus/
strating pointnya. Kemudian di hari Senin saya dengan tim akan merumuskan
tema apa yang akan ditampilkan di Taman Hati. Kita juga membuat strating
point yaitu point-point yang akan dibahas oleh narasumber. Referensinya saya
biasa melihat televisi, membaca Koran, majalah untuk menyusun tema.
6. Bagaimana cara memilih narasumber untuk program Taman Hati?
Jawaban : Melalui informasi dari beberapa orang misalnya, disana ada da’i
lalu saya akan datang, akan shooting dan saya akan mempelajari sendiri
karakter orangnya. Lalu saya lihat apakah bisa menjadi narasumber. Jadi
prosesnya itu dengan audisi yang bersifat intern. Kemudian saya undang ke
MNC TV lalu saya wawancara dan dalam wawancara itulah saya melihat
talenta dia, saya juga menemukan hal-hal yang mengandung unsur entertaint
didirinya Ustadzah Qurota A’yunin.
7. Bagaimana hormat program Taman Hati?
Jawaban : Formatnya live kemudian konsepnya outdoor karena namanya
Taman Hati maka kita memberikan satu tontonan yang berada di taman.
Karena biasanya ibu-ibu suka dengan taman dan juga kalau di studio itu kita
jenuh terlalu formil, nah kita buatlah satu konsep di taman sehingga orang bisa
melihat sesuatu yang beda, sebab ini harus ada kreatifitas yang berani tampil
beda.
8. Bagaimana proses produksi Taman Hati?
Jawaban : Pada hari Senin mulai menyusun tema dengan tim, setelah tema
kemudian pada hari Selasa membuat waiting list bagi grup qasidah yang ingin
ke taman hati akan melaksanakan survei untuk grup qosidah yang akan tampil
nanti, kemudian saya lihat kalau memang belum maksimal berarti saya kasih
bimbingan. Kemudian nanti ada survei ulang kalau memang dia tidak bisa
berarti dia gagal. Ada juga grup itu yang sekali survei itu sudah bagus,
kemudian akan saya tetapkan grup itu akan tampil ditanggal sekian. Kemudian
di hari rabu saya aka mulai koordinasi dengan crew. Dan seluruh crew yang
akan terlibat menyampaikan informasi materi apa yang akan dibuat. Lalu nanti
tim kreatif saya akan menyampaikan resumenya.pada hari rabu itu juga saya
berkoordinasi dengan narasumber dan hostnya untuk membicarakan hal-hal
apa yang mereka belum mengerti tentang tema yang akan kita angkat.
Terkadang kita melalui telepon aja, kecuali pada awal-awal dulu saya ada
pertemuan langsung. Kemudian produksinya pada hari kamis jam dua dini
hari saya sudah hadir kelokasi untuk melihat kesiapan teman-teman crew
walaupun sebelumnya teman crew teknik itu juga sudah melaksanakan
persiapan seperti mereka melakukan booking alat, kemudian permintaan crew
untuk penggunaan studio. Walaupun di luar tetapi kita menggunakan alat-alat
studio. Pada hari rabu sore tim arsistik sudah siap untuk membangun set
panggung, jadi pada malamnya mereka membangun set, kemudian set itu
dibangun pada malam kamisnya mulai pada jam Sembilan/ jam sepuluh
malam mereka membangun setnya dengan mendekorasinya. Nah ini
perencanaan peroduksi untuk dihari rabunya.
Pada kamis pagi mereka hanya melengkapi masalah teknik yaitu
setting lampu, audio, dan karpet untuk jama’ahnya. Kemudian jam tiga dini
hari kita sudah mulai meeting jama’ah, jama’ah yang kita undang kita atur
duduknya. Setelah jama’ah semua selesai nanti kita break breafing jama’ahnya
apa yang mereka harus lakukan. Kemudian kita juga akan breafing bagaimana
jama’ah bertanya. Cuma pertanyaan ini kita tidak pernah membuat konsep,
jadi itu murni dari jama’ahnya. Supaya spontanitas dan acaranya lebih reality.
Kemudian jam setengah empat group qosidah harus masuk untuk melakukan
latihan. Nanti tentu akan diamati dan diperhatikan oleh crew supaya akan
lebih bagus hasilnya. Menjelang jam setengah lima kurang sepuluh menit
nanti ummi dan lulu ada kesempatan untuk membreafing jama’ah. Jam 04.25
biasanya semuanya itu sudah ready dan stand by untuk siaran langsungnya.
9. Bagaimana proses evaluasi Taman Hati?
Jawaban : Kita melakukan proses evaluasi setelah acara berlangsung. Pertama
saya akan melakukan evaluasi pada narasumber dan host, kesalahan-kesalahan
apa yang mereka lakukan dan kekurangan apa yang mereka lakukan. Itu saya
sampaikan secara langsung karena mereka itulah yang memimpin proses acara
Taman Hati secara langsung ketika berjalan. Makanya saya selalu
mengevaluasi setelah semua acara selesai. Kalau untuk kru biasanya saya
kumpulkan apa-apa yang tidak sesuai dengan perencanaan programnya. Itu
berlangsung pada episode-episode awal. Tetapi pada episode-episode sekarang
ini kita sudah jarang melakukan evaluasi karena secara teknis teman-teman
sudah tau bentuk-bentuk pola. Evaluasi yang sekarang masih sering berjalan
yaitu dengan narasumbernya dan host. Termasuk dengan tim 5 yaitu Produser,
Program Director, Kreatif, Production Asistent, Unit Production. Dan
biasanya hanya meeting kecil saja di ruang kantor atau di kantin sambil
sarapan. Awal-awal memang banyak tetapi sekarang semakin minim yang
mau dievaluasi. Karena semuanya sudah tahu dengan format-format dan
sistem yang kita jalani bersama.
10. Faktor apa saja yang mempengaruhi keberhasilan?
Jawaban : Pertama dari segi narasumber, yang kedua adalah host. Ini adalah
faktor utamanya. Selebihnya adalah factor pendukung seperti jama’ah dan
grup qasidah. Selain itu adalah kru yang bekerja untuk mencapai keberhasilan.
Yang paling penting adalah penonton sendiri apa mereka suka dengan acara
ini.
11. Dan apa saja faktor hambatannya?
Jawaban : Yaitu masalah cuaca untuk menentukan apakah shooting
dilaksanakan di out door atau di in door. Karena kita butuh untuk setting
arsistik maupun teknik itu kurang lebih butuh waktu H-3 jam dari acara. Maka
sekitar jam 2 saya menentukan apakan ini shooting di luar atau didalam. Itu
kendalanya karena kita tidak bisa memprediksi cuaca. Selain iti SDM yang
namanya bersifat temporary kadang kru yang terlalu capek kerjanya sehingga
dia tidak mood. Atau kadang-kadang mengantuk sehingga audionya agak
turun, atau kameramennya terlalu capek sehingg gambarnya agak goyang.
Kalau hambatan yang lain paling dari jamaah, kadang jamaah dari luar kota
yang sudah kita buat meetingnya sudah bagus tapi ternyata dia ada halangan
sehingga jamaahnya kurang sehingga kita harus pintar menutupinya.
12. Apa target yang dicapai oleh Taman Hati
Jawaban : Tentunya retting yang baik, retting yang baik tentunya ditentukan
oleh banyaknya penonton.
13. Siapa sasaran Taman Hati?
Jawaban : Taman Hati ini kan acara yang ditonton semua umur jadi tidak ada
sasarannya tetapi sebenarnya sasaran utamanya adalah ibu-ibu.
14. Apa harapan anda terhadap penonton setia Taman Hati?
Jawaban : Agar mereka tetap setia menonton Taman Hati supaya mereka tidak
pindah chanel, itu harapan saya selaku produser. Tetapi selain itu harapan saya
menjadikan Taman Hati sebagai suatu tontonan sekaligus tuntunan untuk agar
mereka bisa lebih bertaqwa kepada Allah SWT.
Lampiran
BERITA ACARA WAWANCARA
Narasumber : Ustadzah Qurrota A’yunin
Hari/ Tanggal : Kamis/ 12 Juli 2011
Tempat : Studio 4 MNC TV
1. Sejak kapan umi menjadi narasumber di Taman Hati?
Jawaban : Sudah satu tahun lebih tepatnya tanggal 18 Maret 2010
2. Bagaimana perasaan umi dapat berdakwah di Taman Hati?
Jawaban : Senang sekali, karena pertama umi berdakwah itu hobi. Yang kedua itu
memang tunututat seperti ayat Al-Qu’an yang artinya “Sampaikan walau Cuma satu
ayat”.
3. Sejak kapan umi berdakwah?
Jawaban : Umi berdakwah dari kecil kelas 1 SD karena memang secara genetik umi
ada keturunan berdakwah.
4. Bagaimana menurut umi dengan adanya program Taman Hati?
Jawaban : Bagus sekali, yang tadinya orang-orang ga tau umi jadi tau umi.
5. Menurut umi apakah dakwah di Taman Hati lebih efektif?
Jawaban : Lebih efektif, karena yang meninton bukan hanya dari kalangan dari ibu-
ibu saja. Biasanya kan dipengajian hanya ibu-ibu saja yang menyaksikan. Kalau ini
kan kalangan bapak-bapak maupun remaja juga menonton.
6. Bagaimana cara menentukan tema dalam program ini?
Jawaban : Biasanya ditentukan oleh produser dan nanti produser akan menelepon umi
untuk memberitahukan tema.
7. Adakah perasaan jenuh selama umi berdakwah?
Jawaban : Secara keseluruhan jenuh sih tidak, tetapi namanya manusiakan kadang
suka cape atau ga mood.
8. Bagaimana tanggapan umi berinteraksi dengan jamaah?
Jawaban : Dengan candaan dan kadang umi selingi dengan menyanyi, tetapi tidak
keluar dari kaidahnya, karena kalau terlalu serius nanti jamaahnya bosan.
9. Apa harapan umi kepada jamaah Taman Hati baik yang di studio atau yang
diluar studio?
Jawaban : Harapannya tetap setia menonton Taman Hati dan bisa menjadi lebih baik
setelah menyaksikan Taman Hati.